Para MUALAF
Halaman 4 dari 7 • Share
Halaman 4 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Para MUALAF
First topic message reminder :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
wah, sungguh luar biasa dan begitu banyak kisah2 orang muallaf yg mengagumkan...Mahas Suci Engkau Ya Allah...
Cahaya Islam- KOPRAL
-
Posts : 23
Kepercayaan : Islam
Location : rumah
Join date : 26.08.13
Reputation : 1
Re: Para MUALAF
yup, semoga bisa menginspirasi juga yang belum dapat hidayah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Sue Watson, Misionaris yang Kini Mendakwahkan Islam
”Apa yang terjadi padamu?” Pertanyaan itu kerap diterimanya ketika bertemu mantan teman-teman sekolah, teman dan pendeta ketika mengetahui dirinya telah memeluk Islam. Mereka heran dan tak habis pikir mengapa Sue Watson, seorang profesor, pendeta, dan misionaris, yang pantas disebut sebagai fundamentalis radikal, kini telah menjadi seorang Muslimah.
Tapi itulah jalan hidup. Hidayah menghampiri Watson, membuatnya menjadi tertarik pada Islam, dan akhirnya memeluk agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW ini. Semua itu bermula ketika ia baru saja lulus dari pendidikan pasca sarjana. Lima bulan setelah mendapatkan gelar Master of Divinity (Ketuhanan) dari sekolah seminari ternama, dia bertemu seorang wanita yang pernah bekerja di Arab Saudi dan telah memeluk Islam.
Jiwa misionarisnya muncul. Dia pun coba bertanya-tanya kepada wanita itu dengan maksud menjalankan misi kristennya. Kepada wanita itu, Watson bertanya tentang perlakuan Islam terhadap wanita. ”Saya terkejut dengan jawabannya. Jawaban itu bukan yang saya harapkan, jadi saya bertanya lagi tentang Tuhan (Allah SWT) dan Muhammad,” ujarnya. Namun wanita itu tidak mau menjawab pertanyaan tersebut. Wanita itu justru mengajak Watson untuk berkunjung ke Islamic Center karena di sana ada orang yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan lebih baik.
Selama delapan tahun, Watson kuliah di sekolah teologi. Sebagai seorang penganut Kristen yang taat, dia memandang Islam sebagai agama setan. Dalam setiap doanya, dia meminta kepada Yesus agar dilindungi dari roh-roh jahat. Namun setelah peristiwa di atas dan dia kemudian berdialog di Islamic Center tersebut, dia seperti mendapatkan pandangan lain tentang Islam. ”Saya cukup terkejut dengan pendekatan mereka (umat Islam), karena langsung dan lugas. Tidak ada intimidasi, pelecehan (terhadap agama lain), dan tak ada manipulasi psikologis,” kisahnya.
Bahkan, Watson menceritakan, ulama atau ustadz di Islamic Center itu menawarkan dirinya untuk mempelajari Alquran di rumahnya. ”Ini seperti studi tandingan untuk Alkitab. Saya tak percaya, mereka kemudian memberikan beberapa buku mengenai Islam dan mengatakan jika saya memiliki pertanyaan maka mereka akan bersedia menjawabnya di kantor,” katanya.
Malamnya, Watson langsung membaca semua buku itu. Itulah untuk kali pertama, dia membaca buku tentang Islam yang ditulis oleh seorang Muslim sendiri. Selama ini, dia hanya membaca buku-buku mengenai Islam yang ditulis oleh orang Kristen. Keesokan harinya, dia kembali menemui Ustadz itu untuk menanyakan beberapa hal mengenai Islam yang didapatnya dari membaca buku itu. Hal itu terus terulang setiap hari selama sepekan. Hingga tanpa terasa, dia telah membaca sebanyak 12 buku dalam tempo sepekan itu.
Dari situ, dia mulai memahami mengapa Muslim itu merupakan orang yang paling sulit di dunia ini untuk diajak memeluk Kristen. ”Mengapa? Karena tak ada lagi yang bisa ditawarkan kepada mereka (Muslim). Islam mengajarkan hubungan dengan Tuhan, pengampunan dosa, keselamatan, dan janji kehidupan yang kekal,” paparnya.
Selama menjalani proses dialog itu, secara alamiah, pertanyaan pertamanya terpusat kepada Allah, Tuhan-nya umat Islam. Siapakah Allah yang disembah kaum Muslim ini? Sebagai seorang Kristen, dia diajarkan bahwa Allah itu merupakan Tuhan palsu. Namun setelah membaca buku Islam dan berdialog, dia baru mengetahui bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Allah itu Esa. Tak ada Tuhan lain yang mendampingi Allah.
Lantas, pertanyaan penting tentang Muhammad. Siapa ini Muhammad? Dia baru mengetahui bahwa umat Muslim tidak berdoa kepada Muhammad, seperti orang Kristen berdoa kepada Yesus. Dia (Muhammad) juga bukan seorang perantara, sehingga dilarang berdoa kepadanya. Dia pun mengetahui bahwa umat Islam juga percaya pada Yesus sebagai seorang nabi seperti Muhammad. Menurutnya, banyak kesalahpahaman dari penganut Kristen tentang Islam.
Tanpa disadarinya, dia mulai mengakui kebenaran Islam. ”Tapi saya tidak beralih memeluk Islam pada waktu itu juga karena saya belum percaya sepenuhnya di dalam hati. Saya terus pergi ke gereja, membaca Alkitab, tapi di satu sisi juga belajar Islam di Islamic Center. ”Saya benar-benar meminta petunjuk Tuhan, karena tak mudah untuk pindah agama. Saya tak mau kehilangan keselamatan,” ucapnya.
Dua bulan setelah proses pengenalannya tentang Islam, Watson masih terus meminta kepada Tuhan agar diberikan petunjuk. Hingga akhirnya, suatu ketika, dia merasakan ada sesuatu yang jatuh meresap ke dalam dirinya. ”Saya lantas terduduk, dan itulah untuk kali pertama saya menyebut nama Allah SWT. Ada kedamaian yang dirasakan. Dan sejak itu, empat tahun lalu hingga sekarang, saya percaya bahka Engkaulah satu-satunya Tuhan dan hanya Engkau Tuhan yang sesungguhnya,” tuturnya.
Keputusannya memeluk Islam bukannya tanpa risiko. Setelah menjadi mualaf, Watson dipecat dari pekerjaan sebagai pengajar di dua Perguruan Tinggi Kolese, dikucilkan oleh mantan teman-temannya di sekolah Teologi dan sesama profesor teologi, dan tidak diakui lagi oleh keluarga suaminya. Pilihannya itu juga disikapi negatif oleh anak-anaknya yang sudah dewasa dan dicurigai oleh pemerintahnya sendiri.
”Tanpa adanya kekuatan iman, mungkin saya sudah tak sanggup menghadapi itu semua,” ujarnya. ”Saya sangat berterima kasih kepada Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai Muslim. Dan saya berharap hidup dan mati sebagai Muslim.”
Mantan misionaris yang kini telah bergantii nama menjadi Khadijah Watson itu, sekarang bekerja sebagai seorang guru untuk melayani kalangan perempuan di salah satu pusat dakwah di Jeddah, Arab Saudi
http://kisahmuallaf.wordpress.com/2012/06/01/sue-watson-misionaris-yang-kini-menyerahkan-hidupnya-untuk-islam/#more-1139
”Apa yang terjadi padamu?” Pertanyaan itu kerap diterimanya ketika bertemu mantan teman-teman sekolah, teman dan pendeta ketika mengetahui dirinya telah memeluk Islam. Mereka heran dan tak habis pikir mengapa Sue Watson, seorang profesor, pendeta, dan misionaris, yang pantas disebut sebagai fundamentalis radikal, kini telah menjadi seorang Muslimah.
Tapi itulah jalan hidup. Hidayah menghampiri Watson, membuatnya menjadi tertarik pada Islam, dan akhirnya memeluk agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW ini. Semua itu bermula ketika ia baru saja lulus dari pendidikan pasca sarjana. Lima bulan setelah mendapatkan gelar Master of Divinity (Ketuhanan) dari sekolah seminari ternama, dia bertemu seorang wanita yang pernah bekerja di Arab Saudi dan telah memeluk Islam.
Jiwa misionarisnya muncul. Dia pun coba bertanya-tanya kepada wanita itu dengan maksud menjalankan misi kristennya. Kepada wanita itu, Watson bertanya tentang perlakuan Islam terhadap wanita. ”Saya terkejut dengan jawabannya. Jawaban itu bukan yang saya harapkan, jadi saya bertanya lagi tentang Tuhan (Allah SWT) dan Muhammad,” ujarnya. Namun wanita itu tidak mau menjawab pertanyaan tersebut. Wanita itu justru mengajak Watson untuk berkunjung ke Islamic Center karena di sana ada orang yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan lebih baik.
Selama delapan tahun, Watson kuliah di sekolah teologi. Sebagai seorang penganut Kristen yang taat, dia memandang Islam sebagai agama setan. Dalam setiap doanya, dia meminta kepada Yesus agar dilindungi dari roh-roh jahat. Namun setelah peristiwa di atas dan dia kemudian berdialog di Islamic Center tersebut, dia seperti mendapatkan pandangan lain tentang Islam. ”Saya cukup terkejut dengan pendekatan mereka (umat Islam), karena langsung dan lugas. Tidak ada intimidasi, pelecehan (terhadap agama lain), dan tak ada manipulasi psikologis,” kisahnya.
Bahkan, Watson menceritakan, ulama atau ustadz di Islamic Center itu menawarkan dirinya untuk mempelajari Alquran di rumahnya. ”Ini seperti studi tandingan untuk Alkitab. Saya tak percaya, mereka kemudian memberikan beberapa buku mengenai Islam dan mengatakan jika saya memiliki pertanyaan maka mereka akan bersedia menjawabnya di kantor,” katanya.
Malamnya, Watson langsung membaca semua buku itu. Itulah untuk kali pertama, dia membaca buku tentang Islam yang ditulis oleh seorang Muslim sendiri. Selama ini, dia hanya membaca buku-buku mengenai Islam yang ditulis oleh orang Kristen. Keesokan harinya, dia kembali menemui Ustadz itu untuk menanyakan beberapa hal mengenai Islam yang didapatnya dari membaca buku itu. Hal itu terus terulang setiap hari selama sepekan. Hingga tanpa terasa, dia telah membaca sebanyak 12 buku dalam tempo sepekan itu.
Dari situ, dia mulai memahami mengapa Muslim itu merupakan orang yang paling sulit di dunia ini untuk diajak memeluk Kristen. ”Mengapa? Karena tak ada lagi yang bisa ditawarkan kepada mereka (Muslim). Islam mengajarkan hubungan dengan Tuhan, pengampunan dosa, keselamatan, dan janji kehidupan yang kekal,” paparnya.
Selama menjalani proses dialog itu, secara alamiah, pertanyaan pertamanya terpusat kepada Allah, Tuhan-nya umat Islam. Siapakah Allah yang disembah kaum Muslim ini? Sebagai seorang Kristen, dia diajarkan bahwa Allah itu merupakan Tuhan palsu. Namun setelah membaca buku Islam dan berdialog, dia baru mengetahui bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Allah itu Esa. Tak ada Tuhan lain yang mendampingi Allah.
Lantas, pertanyaan penting tentang Muhammad. Siapa ini Muhammad? Dia baru mengetahui bahwa umat Muslim tidak berdoa kepada Muhammad, seperti orang Kristen berdoa kepada Yesus. Dia (Muhammad) juga bukan seorang perantara, sehingga dilarang berdoa kepadanya. Dia pun mengetahui bahwa umat Islam juga percaya pada Yesus sebagai seorang nabi seperti Muhammad. Menurutnya, banyak kesalahpahaman dari penganut Kristen tentang Islam.
Tanpa disadarinya, dia mulai mengakui kebenaran Islam. ”Tapi saya tidak beralih memeluk Islam pada waktu itu juga karena saya belum percaya sepenuhnya di dalam hati. Saya terus pergi ke gereja, membaca Alkitab, tapi di satu sisi juga belajar Islam di Islamic Center. ”Saya benar-benar meminta petunjuk Tuhan, karena tak mudah untuk pindah agama. Saya tak mau kehilangan keselamatan,” ucapnya.
Dua bulan setelah proses pengenalannya tentang Islam, Watson masih terus meminta kepada Tuhan agar diberikan petunjuk. Hingga akhirnya, suatu ketika, dia merasakan ada sesuatu yang jatuh meresap ke dalam dirinya. ”Saya lantas terduduk, dan itulah untuk kali pertama saya menyebut nama Allah SWT. Ada kedamaian yang dirasakan. Dan sejak itu, empat tahun lalu hingga sekarang, saya percaya bahka Engkaulah satu-satunya Tuhan dan hanya Engkau Tuhan yang sesungguhnya,” tuturnya.
Keputusannya memeluk Islam bukannya tanpa risiko. Setelah menjadi mualaf, Watson dipecat dari pekerjaan sebagai pengajar di dua Perguruan Tinggi Kolese, dikucilkan oleh mantan teman-temannya di sekolah Teologi dan sesama profesor teologi, dan tidak diakui lagi oleh keluarga suaminya. Pilihannya itu juga disikapi negatif oleh anak-anaknya yang sudah dewasa dan dicurigai oleh pemerintahnya sendiri.
”Tanpa adanya kekuatan iman, mungkin saya sudah tak sanggup menghadapi itu semua,” ujarnya. ”Saya sangat berterima kasih kepada Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai Muslim. Dan saya berharap hidup dan mati sebagai Muslim.”
Mantan misionaris yang kini telah bergantii nama menjadi Khadijah Watson itu, sekarang bekerja sebagai seorang guru untuk melayani kalangan perempuan di salah satu pusat dakwah di Jeddah, Arab Saudi
http://kisahmuallaf.wordpress.com/2012/06/01/sue-watson-misionaris-yang-kini-menyerahkan-hidupnya-untuk-islam/#more-1139
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Inilah Ilmuwan yang "islamkan" 5 Mahasiswa sebelum menjadi Muslim
''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)
Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.
***
Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.
Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.
Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.
Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.
Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.
Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.
Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.
Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”
***
Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”
Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”
Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.
Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.
Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.
Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.
Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.
“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat.[REPUBLIKA]
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012/03/inilah-ilmuwan-yang-5-mahasiswa-sebelum.html
''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)
Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.
***
Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.
Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.
Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.
Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.
Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.
Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.
Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.
Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”
***
Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”
Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”
Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.
Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.
Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.
Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.
Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.
“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat.[REPUBLIKA]
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012/03/inilah-ilmuwan-yang-5-mahasiswa-sebelum.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
-Post Deleted-Mutiara wrote: Sue Watson, Misionaris yang Kini Mendakwahkan Islam
Lantas, pertanyaan penting tentang Muhammad. Siapa ini Muhammad? Dia baru mengetahui bahwa umat Muslim tidak berdoa kepada Muhammad, seperti orang Kristen berdoa kepada Yesus. Dia (Muhammad) juga bukan seorang perantara, sehingga dilarang berdoa kepadanya. Dia pun mengetahui bahwa umat Islam juga percaya pada Yesus sebagai seorang nabi seperti Muhammad. Menurutnya, banyak kesalahpahaman dari penganut Kristen tentang Islam.
"ISLAM ZONE"
By Admin
Guest- Tamu
Re: Para MUALAF
ya mungkin dari kecil dia memang tidak diajarkan atau tidak diberi tahu tentang Agama Islam, atau juga dia mengira, bahwa Muslim ini menyembah "utusan" juga sama seperti Kristen yg menyembah utusannya (Yesus), padahal bukan, makanya dia kaget.emban wrote:-Post Deleted-Mutiara wrote: Sue Watson, Misionaris yang Kini Mendakwahkan Islam
Lantas, pertanyaan penting tentang Muhammad. Siapa ini Muhammad? Dia baru mengetahui bahwa umat Muslim tidak berdoa kepada Muhammad, seperti orang Kristen berdoa kepada Yesus. Dia (Muhammad) juga bukan seorang perantara, sehingga dilarang berdoa kepadanya. Dia pun mengetahui bahwa umat Islam juga percaya pada Yesus sebagai seorang nabi seperti Muhammad. Menurutnya, banyak kesalahpahaman dari penganut Kristen tentang Islam.
"ISLAM ZONE"
By Admin
btw, ini kan Muslim Zone, selain Muslim gak boleh post disini
:
wildan99Islam- LETNAN DUA
-
Age : 25
Posts : 1430
Kepercayaan : Islam
Location : bogor
Join date : 20.03.13
Reputation : 58
Re: Para MUALAF
yup, selama ini banyak kafir yang memfitnah Islam sebagai agama buatan nabi Muhammad tuh,padahal Islam itu agama asli sudah sejak nabi Adam, nabi Muhammad hanya meluruskan kembali penyewengan ajaran Islam menjadi berbagai agama kafir dan pagan, supaya kembali kepada ajaran agama Islam yang murni.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Kisah Hidayah yang Datang Melalui Nikmatnya Gerakan Sujud
Beberapa hari yang lalu seorang teman FB menandai Akun Fb penulis dengan kisah temannya yang mendapatkan Hidayah melalui Sujud, dan berikut ini postingannya
Saya masuk islam saat itu kuliah semester 5 tahun 2003 disitu saya blm punya pacar mas dan blm pernah pacaran sama sekali..:) [:)]
saat itu saya hanya ingin berdoa kpd Tuhan dgn cara bersujud (masih katolik)..g tau knp bersujud itu buat sy makna nya begitu besar...berarti ada hubungan kedekatan kita dgn sesuatu yg menciptakan kita. itu aja..akhirnya sy sering baca buku di gramedia buku2 islam..di situlah sy tertarik islam mas..
kemudian saya beli buku tuntunan sholat tanpa ada org yg tau sy dikamar sendiri belajar sholat dgn pakai sarung dan jaket.krn blm punya mukena.
lama2 orang tua tahu ttg saya..saya menyampaikan hati saya..dan berhadapan dgn kk saya...berbagai cara kk sy berusaha dgn firman Tuhan menyodorkan ke saya..tp g mempan...di situ sy dinilai imannya lagi jatuh kmdn sy diajak ke gereja utk pengakuan dosa dihadapan romo..sy mengikutinya....sediihh bener kalau ingat saat itu..sy menjalani 2 agama dlam 1 thn..maksudnya islam blm sah...tp sy tertarti sholat...ke gereja dan sholat sy lakukan bersama selama 1 th.
saat kuliah sy awalnya masuk KMK ( komunitas mahasiswa katolik) ..sy dekati teman senior di organisasi islam dan sy curhat sm beliau..kmdn di sarankan utk syahadat di kampus pd saat shalat tarawih.dan diberikan kelancaran...tp sblmnya saya sungkem sma bpk ibu minta restu..krn ibu selalu nangis liat iman sy...ke gereja dan sholat..kmdn setelah 1 th bpk ibu mengijinkan saya islam dgn nasehat jgn islam KTP.kmdn ibu mendatangkan guru ngaji privat bt saya belajar iqro dll..
namun kk sy dimana kk ipar juga tanggapannya kurang bagus...namun bt sy g masalah yg pntg ortu sy...dan alhamdulilah jodoh sy islam juga..sy lepas dari keluarga dan berumah tangga memisahkan diri mengikuti tugas suami....jd hub.sm kk lebih baik setelah kita agak jauh.
dan alhamdulilah skrg sy bisa menentukan hidup saya..apalagi sy memutuskan berjilbab..kk tidak peduli krn sy udah pnya suami.sudah urusannya masing2.demikian mas..dan sy meski belajar islam dan mencari tahu hingga sekarang..dan dpt ilmu islam setelah masuk islam..o ya dulu waktu pindah harus di mesjid dan di saksikan min.2 org utk dpt sertifikat pindah agama islam...sy jalan sendiri krn g ada teman, saudara apalagi kekasih heheh..:) [:)] ..
alhamdulilah sy diberikan kemudahan Allah utk bersyahadat di mesjid A'syuhada yogya..
mohon doanya y mas...smg sy istiqomah dan anak keturunan sy mendpatkan cahaya islam...amin YRA.
wassalamualaikum wr.wb :) [:)]
Seperti yg dikisahkan seorang mualaf ke inboxku. tulisan itu sy copas sesuai aslinya. namanya aku rahasiakan.
QS.6:88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
semoga bermanfaat bg kita semua.
========
Terungkapnya Manfaat Sujud dalam Gerakan Shalat Bagi Kesehatan
Pada saat seseorang menjalankan shalat, terutama ketika melakukan sujud, ini adalah saat di mana seorang hamba mempunyai kedekatan yang luar biasa dengan Allah Swt. Kedekatan ini adalah kedekatan yang sangat personal; kedekatan antara orang mencintai dengan Dzat yang dicintainya. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika seseorang yang akan menghadapi peristiwa besar, dalam hal ini adalah proses persalinan, memanfaatkan ibadah shalat ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya.
Kepada siapa lagi kita menyembah jika tidak kepada-Nya; kepada siapa lagi kita memohon kalau tidak kepada-Nya. Dia-lah Allah Swt. Dzat Yang Maha Menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya, termasuk menciptakan manusia dan memberikan segala hal yang berkaitan dengan kehidupannya. Maka, ketika kita menjalankan shalat adalah saat yang paling tepat untuk memasrahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Pada akhir zaman ini, Allah SWT telah membuka rahasianya tentang manfaat semua perintahnya kepada manusia. Pada masa Rasulullah masih hidup semua sahabat selalu berkata kepada Rasul "Samina wa atona" SAYA DENGAR DAN SAYA PATUH, sehingga mereka benar-benar orang Shaleh.
Namun pada masa sekarang semua harus berdasarkan ilmiah, maka sebelum Allah datangkan kiamat, Allah tunjukkan kepada manusia manfaat besar dari semua perintahnya, salah satunya adalah Sujud dalam Shalat.
Di dalam otak manusia, terdapat urat saraf yang tidak di aliri oleh darah. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut sujud dalam shalat. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar waktu shalat yang diwajibkan oleh Islam.
Pada saat sujud, pembuluh darah nadi balik, dikunci di pangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh ke kepala. Posisi sujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah penyakit jantung koroner, juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa Mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
sujud yang tumaninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Berikut manfaat lain dari Sujud dalam Shalat:
memperbaiki posisi pinggang.
memperbaiki posisi bayi dalam rahim.
melegakan sakit hernia.
mengurangi sakit saat haid.
melegakan paru-paru daripada ketegangan.
mengurangi rasa sakit pada penderita apendiks atau limpa.
kedudukan sujud adalah paling baik untuk mengistirahatkan dan mengimbangkan bagian belakang tubuh.
meringankan bagian pelvis.
memberi dorongan supaya mudah tidur.
pergerakan otot lebih kuat dan elastis,secara otomatis memastikan kelancaran perjalanan.
bagi wanita, pergerakan otot itu menjadikan buah dadanya lebih baik,mudah berfungsi untuk menyusukan bayi dan terhindar daripada sakit buah dada.
mengurangi kegemukan.
pergerakan bagian otot memudahkan wanita bersalin, organ peranakan mudah kembali ke tempat asal serta terhindar sakit perut (convulsions) .
organ terpenting yaitu otak manusia menerima banyak darah dan oksigen.
Dari segi psikologi, sujud membuat kita merasa rendah diri dihadap Sang Maha Pencipta sekaligus mengikis sifat sombong, ria, takabur dan sebagainya, sehingga terhindar dari Stress.
Dari segi Kesehatan, Sujud yang lama akan menambah kekuatan aliran darah ke otak untuk mengobati pening kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan kecerdasan sekali gus menguatkan mentality seseorang.
Tentunya gerakan sujud dan rukuk yang sesuai dengan contoh nabi yang bisa membantu kesehatan kita, bukan gerakan yang asal-asalan, terburu-buru, atau tidak sempurna bentuk rukuk dan sujudnya. Itupun harus didukung juga dengan gerakan shalat lainnya, seperti duduk diantara dua sujud, takbir, dan yang lainnya
Semoga bermanfaat
Sumber :www.muslim-menjawab.com
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012_06_01_archive.html
Beberapa hari yang lalu seorang teman FB menandai Akun Fb penulis dengan kisah temannya yang mendapatkan Hidayah melalui Sujud, dan berikut ini postingannya
Saya masuk islam saat itu kuliah semester 5 tahun 2003 disitu saya blm punya pacar mas dan blm pernah pacaran sama sekali..:) [:)]
saat itu saya hanya ingin berdoa kpd Tuhan dgn cara bersujud (masih katolik)..g tau knp bersujud itu buat sy makna nya begitu besar...berarti ada hubungan kedekatan kita dgn sesuatu yg menciptakan kita. itu aja..akhirnya sy sering baca buku di gramedia buku2 islam..di situlah sy tertarik islam mas..
kemudian saya beli buku tuntunan sholat tanpa ada org yg tau sy dikamar sendiri belajar sholat dgn pakai sarung dan jaket.krn blm punya mukena.
lama2 orang tua tahu ttg saya..saya menyampaikan hati saya..dan berhadapan dgn kk saya...berbagai cara kk sy berusaha dgn firman Tuhan menyodorkan ke saya..tp g mempan...di situ sy dinilai imannya lagi jatuh kmdn sy diajak ke gereja utk pengakuan dosa dihadapan romo..sy mengikutinya....sediihh bener kalau ingat saat itu..sy menjalani 2 agama dlam 1 thn..maksudnya islam blm sah...tp sy tertarti sholat...ke gereja dan sholat sy lakukan bersama selama 1 th.
saat kuliah sy awalnya masuk KMK ( komunitas mahasiswa katolik) ..sy dekati teman senior di organisasi islam dan sy curhat sm beliau..kmdn di sarankan utk syahadat di kampus pd saat shalat tarawih.dan diberikan kelancaran...tp sblmnya saya sungkem sma bpk ibu minta restu..krn ibu selalu nangis liat iman sy...ke gereja dan sholat..kmdn setelah 1 th bpk ibu mengijinkan saya islam dgn nasehat jgn islam KTP.kmdn ibu mendatangkan guru ngaji privat bt saya belajar iqro dll..
namun kk sy dimana kk ipar juga tanggapannya kurang bagus...namun bt sy g masalah yg pntg ortu sy...dan alhamdulilah jodoh sy islam juga..sy lepas dari keluarga dan berumah tangga memisahkan diri mengikuti tugas suami....jd hub.sm kk lebih baik setelah kita agak jauh.
dan alhamdulilah skrg sy bisa menentukan hidup saya..apalagi sy memutuskan berjilbab..kk tidak peduli krn sy udah pnya suami.sudah urusannya masing2.demikian mas..dan sy meski belajar islam dan mencari tahu hingga sekarang..dan dpt ilmu islam setelah masuk islam..o ya dulu waktu pindah harus di mesjid dan di saksikan min.2 org utk dpt sertifikat pindah agama islam...sy jalan sendiri krn g ada teman, saudara apalagi kekasih heheh..:) [:)] ..
alhamdulilah sy diberikan kemudahan Allah utk bersyahadat di mesjid A'syuhada yogya..
mohon doanya y mas...smg sy istiqomah dan anak keturunan sy mendpatkan cahaya islam...amin YRA.
wassalamualaikum wr.wb :) [:)]
Seperti yg dikisahkan seorang mualaf ke inboxku. tulisan itu sy copas sesuai aslinya. namanya aku rahasiakan.
QS.6:88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
semoga bermanfaat bg kita semua.
========
Terungkapnya Manfaat Sujud dalam Gerakan Shalat Bagi Kesehatan
Pada saat seseorang menjalankan shalat, terutama ketika melakukan sujud, ini adalah saat di mana seorang hamba mempunyai kedekatan yang luar biasa dengan Allah Swt. Kedekatan ini adalah kedekatan yang sangat personal; kedekatan antara orang mencintai dengan Dzat yang dicintainya. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika seseorang yang akan menghadapi peristiwa besar, dalam hal ini adalah proses persalinan, memanfaatkan ibadah shalat ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya.
Kepada siapa lagi kita menyembah jika tidak kepada-Nya; kepada siapa lagi kita memohon kalau tidak kepada-Nya. Dia-lah Allah Swt. Dzat Yang Maha Menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya, termasuk menciptakan manusia dan memberikan segala hal yang berkaitan dengan kehidupannya. Maka, ketika kita menjalankan shalat adalah saat yang paling tepat untuk memasrahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Pada akhir zaman ini, Allah SWT telah membuka rahasianya tentang manfaat semua perintahnya kepada manusia. Pada masa Rasulullah masih hidup semua sahabat selalu berkata kepada Rasul "Samina wa atona" SAYA DENGAR DAN SAYA PATUH, sehingga mereka benar-benar orang Shaleh.
Namun pada masa sekarang semua harus berdasarkan ilmiah, maka sebelum Allah datangkan kiamat, Allah tunjukkan kepada manusia manfaat besar dari semua perintahnya, salah satunya adalah Sujud dalam Shalat.
Di dalam otak manusia, terdapat urat saraf yang tidak di aliri oleh darah. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut sujud dalam shalat. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar waktu shalat yang diwajibkan oleh Islam.
Pada saat sujud, pembuluh darah nadi balik, dikunci di pangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh ke kepala. Posisi sujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah penyakit jantung koroner, juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa Mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
sujud yang tumaninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Berikut manfaat lain dari Sujud dalam Shalat:
memperbaiki posisi pinggang.
memperbaiki posisi bayi dalam rahim.
melegakan sakit hernia.
mengurangi sakit saat haid.
melegakan paru-paru daripada ketegangan.
mengurangi rasa sakit pada penderita apendiks atau limpa.
kedudukan sujud adalah paling baik untuk mengistirahatkan dan mengimbangkan bagian belakang tubuh.
meringankan bagian pelvis.
memberi dorongan supaya mudah tidur.
pergerakan otot lebih kuat dan elastis,secara otomatis memastikan kelancaran perjalanan.
bagi wanita, pergerakan otot itu menjadikan buah dadanya lebih baik,mudah berfungsi untuk menyusukan bayi dan terhindar daripada sakit buah dada.
mengurangi kegemukan.
pergerakan bagian otot memudahkan wanita bersalin, organ peranakan mudah kembali ke tempat asal serta terhindar sakit perut (convulsions) .
organ terpenting yaitu otak manusia menerima banyak darah dan oksigen.
Dari segi psikologi, sujud membuat kita merasa rendah diri dihadap Sang Maha Pencipta sekaligus mengikis sifat sombong, ria, takabur dan sebagainya, sehingga terhindar dari Stress.
Dari segi Kesehatan, Sujud yang lama akan menambah kekuatan aliran darah ke otak untuk mengobati pening kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan kecerdasan sekali gus menguatkan mentality seseorang.
Tentunya gerakan sujud dan rukuk yang sesuai dengan contoh nabi yang bisa membantu kesehatan kita, bukan gerakan yang asal-asalan, terburu-buru, atau tidak sempurna bentuk rukuk dan sujudnya. Itupun harus didukung juga dengan gerakan shalat lainnya, seperti duduk diantara dua sujud, takbir, dan yang lainnya
Semoga bermanfaat
Sumber :www.muslim-menjawab.com
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012_06_01_archive.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Arnoud Van Doorn Rekan Geert Wilder Pembuat Film Fitna Akhirnya Masuk Islam
Cerita tentang Arnoud Van Doorn Masuk Islam memang sudah hampir dua bulan ini terjadi, yaitu tepatnya pada tanggal 27 Februari 2013 yang lalu. Secara mengejutkan ia membuat twett yang menyatakan ia memeluk Islam dan memulai kehidupan baru sebagai seorang Muslim.
Seuntai tweet mengguncang Belanda. anggota Dewan Kota Hague. Sosok politisi yang memiliki ibu kelahiran Surabaya itu, memposting tweet dua kalimat syahadat, dan pada 18 Maret lalu ia kembali posting di akun twitternya kalau tanggal tersebut ia merayakan milad pertamanya sebagai muslim
Pasalnya Arnoud adalah politisi dari Partai untuk Kebebasan (PVV) dan teman dekat (wakil) Geert Wilders pemimpin partai PVV, sosok kontroversial yang mengguncang Belanda, Eropa, Amerika dan Dunia Islam dengan film "Fitna" yang diproduksinya hingga ia digelari sebagai sang "Penghasut Kebencian".
Dalam akun Twitternya Arnoud menulis kalimat yang lazim diucapkan orang muslim dan orang yang akan masuk Islam, yaitu dua kalimat syahadat. Ia menulisnya dengan tulisan berbahasa Arab yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah".
Meski demikian setidaknya berita tentang masuknya Arnoud Van Doorn menjadi Islam telah membuat Negara Belanda geger. Pasalnya, Van Doorn yaitu rekan Geert Wilder dan juga bekas wakil ketua Partai Kebebasan (PVV). Seperti diketahui bahwa Geert Wilders dikenal luas sebagai politisi anti-Islam yang dulu sempat membuat heboh dengan membuat film fitna pada 2008. Sementara Partai PPV yang didirikannya juga dikenal sebagai partai politik berhaluan liberal yang menentang Islam.
Awalnya Dianggap Lelucon
Pada awalnya, semua orang yang melihatnya, menganggapnya sebagai lelucon. Namun, Arnoud yang saat ini menjadi penasehat Pemerintah Kota Den Haag kemudian secara pribadi mengonfirmasi pilihannya menjadi Muslim dalam surat resmi yang ditujukan pada walikota.
“Aku bisa memahami orang-orang yang skeptis dengan pilihanku, yang bagi sebagian orang tak diharapkan,” kata Arnoud pada Al Jazeera. “Ini adalah keputusan besar yang sama sekali tak bisa aku anggap enteng.”
Ia mengaku, rekan-rekan di lingkaran dalam partainya sudah lama mengetahui ia secara aktif meneliti Alquran, Hadis, Sunnah, dan tulisan tentang Islam lainnya. “Sudah hampir setahun lamanya. Aku juga sering berdiskusi dengan umat Muslim tentang agama mereka.”
Arnoud mengaku, kerap mendengar begitu banyak cerita negatif tentang Islam. “Tapi saya bukan orang yang mengikuti pendapat orang lain tanpa melakukan kajian sendiri.”
Kini, pria 46 tahun itu telah berpisah dengan partai yang dipimpin Wilders dan maju ke pemilihan anggota ke Dewan Kota Den Haag dari jalur independen.
Keputusan Arnoud menjadi Muslim mendapatkan reaksi beragam di Belanda. “Sejumlah orang menilai saya pengkhianat. Namun lainnya menganggapku telah membuat keputusan terbaik,” kata dia. “Pada umumnya reaksi yang saya dapatkan positif. Saya juga menerima banyak dukungan di Twitter.”
Ia juga menilai, pandangan negatif Barat terhadap agama Islam mayoritas didasarkan prasangka dan ketidaktahuan.
Apa sebenarnya yang menjadi alasan Arnoud Van Doorn masuk Islam serta bagaimana ia mendapatkan hidayah? Berikut ini adalah wawancara Al-Jazeera (Bagian I) dan Mehrnews (Bagian 2) dengan Arnoud van Doorn.
Bagian I
Apa yang akan anda sampaikan kepada mereka yang menyangsikan keislaman anda?
Saya dapat memahami kesangsian orang-orang, khususnya karena banyak dari mereka yang tak menyangka. Tapi orang-orang di lingkaran terdekat saya sudah tahu, bahwa saya memang sedang giat menelaah Al-Qur'an, Hadits, Sunnah, dan referensi-referensi lainnya selama hampir satu tahun hingga sekarang. Saya juga terlibat banyak sekali perbincangan dengan kalangan muslim membahas soal agama. Jadi ini merupakan suatu keputusan sangat besar yang tidak ujug-ujug saya ambil.
Bagaimana dulu anda bersentuhan dengan Islam?
Saya telah mendengar banyak sekali cerita-cerita jelek tentang Islam, namun saya bukanlah tipe pribadi yang ikut-ikutan opini orang lain tanpa melakukan penelaahan sendiri dan membangun opini saya sendiri. Karenanya, saya kemudian benar-benar mulai memperdalam pengetahuan tentang Islam, didorong oleh rasa ingin tahu. Kolega saya, Aboe Khoulani dari Dewan Kota Hague-lah yang membawa saya menjalin kontak lebih jauh dengan pihak masjid As-Soennah, yang kemudian membimbing saya. Di sana, saya disambut dengan baik dan hangat.
Kalau melihat ke belakang, apakah anda menyesal bergabung dengan PVV (Freedom Party)?
Saya yakin bahwa setiap pengalaman dalam hidup ini punya hikmahnya tersendiri. Bagaimanapun, dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, saya tentu tanpa ragu-ragu akan membuat pilihan berbeda.
Reaksi-reaksi seperti apakah yang anda terima menyusul keislaman anda?
Menurut sebagian orang, saya ini mereka sebut pengkhianat, tetapi bagi sebagian besar lainnya saya dipandang telah membuat keputusan yang baik. Secara umum reaksinya positif. Saya juga menerima sejumlah dukungan dari twitter. Bahagia rasanya ketika orang-orang yang tidak mengenal saya secara pribadi, tapi justru memahami keadaan saya dan mendukung pilihan keputusan saya.
Adakah hal lain yang hendak anda sampaikan?
Seperti juga orang kebanyakan, saya telah banyak berbuat kesalahan dalam hidup. Dari berbagai kesalahan ini, saya belajar banyak hal. Dan melalui keislaman saya ini, saya merasakan bahwa akhirnya saya menemukan jalan hidup saya.
Saya menyadari bahwa ini merupakan permulaan baru dan saya masih harus belajar lebih banyak lagi.
Sepertinya saya masih akan menghadapi banyak tantangan, termasuk dari lembaga-lembaga pemerintah tertentu. Saya yakin dan pasrah sepenuhnya, bahwa Allah akan mendukung dan membimbing saya melewati momen-momen ini.
Bagian 2
Kalau boleh, pertama-tama, kita berbincang sedikit seputar alasan anda menerima Islam. Apa yang telah terjadi sehingga anda memilih masuk Islam?
Saya telah mempelajari Al-Qur'an karena keingintahuan, mulanya sejak setahun lalu (setelah saya keluar dari PVV). Sebelum itu saya hanya mendengar cerita-cerita jelek tentang Islam. Semakin banyak saya membaca semakin yakin pulalah saya bahwa Islam sesungguhnya agama yang indah dan penuh kebijaksanaan. Saya telah mengalami pendidikan agama sebagai seorang Kristen, sehingga saya telah banyak menganut banyak nilai. Lebih mudah untuk beralih dari seorang Kristen menjadi Muslim daripada dari seorang "atheis", karena sebelumnya saya telah mengenal konsep-konsep kenabian, adanya malaikat, dan baku kedisplinan yang selalu ada dalam ajaran agama manapun.
Anda dulunya anggota partai yang dikenal anti-Islam, dan bahkan film yang menyerang nabi pun dibuat atas perintah partai. Itu bagaimana ya ketika kelihatannya partai seperti itu tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang Islam, mengapa mereka bersikap demikian terhadap Islam?
Saya tidak pernah jadi orang yang berhaluan "ekstrim kanan", PVV pun juga sebenarnya begitu. Tapi dulu memang, seperti kebanyakan orang, saya punya prasangka buruk mengenai Muslim. Misalnya anggapan bahwa semua orang Islam itu kaum fanatik, penindas perempuan, intoleran dan jahat terhadap masyarakat barat, serta senang kekerasan. Wilders sebagai seorang pribadi tergolong orang yang cukup ramah dan bersahabat. Beberapa pendapatnya seperti soal kritik terhadap Uni Eropa, sistem keuangan, dan krisis ekonomi, menurut saya ada benarnya. Tetapi saya sama sekali tidak sependapat dengan pandangan negatifnya terhadap Islam dan dunia Arab. Pandangannya itu menstigmatisasi seluruh Muslim. Menciptakan ketakutan dan pengkutub-kutuban (di masyarakat, seperti yang dilakukan Wilders-red) memang cara mudah untuk memobilisasi orang-orang, karena isu-isu itu bisa memicu nyali, prasangka, sekaligus membiaskan pandangan orang-orang itu.
Setelah beralih masuk Islam, bagaimana reaksi bekas teman sejawat anda di partai?
Saya tidak berkomunikasi dengan Geert Wilders sejak saya keluar drai PVV. Saya tidak tahu juga ya. Saya tidak mendapatkan tanggapan balik apapun. Sebab ketika meninggalkan PVV, itu intinya saya dianggap "tidak ada" lagi. Mantan rekan sejawat juga takut berkomunikasi dengan saya. Karena kalau mereka melakukannya, bakal tidak bagus untuk karir mereka di partai PVV.
Sekiranya anda mengajak seorang non-Muslim untuk masuk Islam, apakah hal paling terpenting yang akan anda ajukan?
Seperti sudah saya nyatakan tadi: pelajarilah Islam, enyahkan seluruh prasangka buruk, dan bakal terlihat bahwa sungguh Islam itu merupakan agama yang indah dan sangat murni, agama yang memiliki sejarah begitu agung serta standar-standar yang tinggi. Kami (muslim) saling peduli satu sama lain, baik dalam senang maupun susah. Islam agama yang memberikan ketenangan batin dan kearifan, serta memperdalam kehidupan spiritual. Hidup itu lebih dari sekadar uang dan materialisme ("faktor suskses" tipikal Barat). Dengan Islam, anda bakal menjadi seseorang yang lebih tangguh dan lebih baik.
Di Barat, Islam umumnya dituding sebagai agama yang menganjurkan terorisme, anti-HAM, dan menindas perempuan. Bagaimana tanggapan anda terhadap tudingan-tudingan semacam ini?
Lagi-lagi penyebabnya adalah prasangka buruk, karena kurangnya wawasan. Kalangan fanatik dapat dijumpai dalam agama manapun di dunia. Sayangnya, kaum fanatik yang cuma 1% itu dipertunjukkan di televisi dan media pemberitaan lainnya, sekaligus pengaruh mereka dibesar-besarkan. Sedangkan 99% muslim lainnya terus bekerja keras dan sanggup hidup damai. Jika semakin banyak orang mempelajari Islam yang sebenarnya, akan kian banyak pula yang melihat keindahan Islam.
Bagaimana pendapat anda tentang alasan-alasan di balik sejumlah upaya untuk mempromosikan ateisme di dunia, dan apa nasihat anda bagi mereka yang ragu-ragu antara iman dan kufur?
Saya hanya bisa mengira-ngira. Tokoh-tokoh berpengaruh dan politisi Barat itu tidak menyukai agama dalam bentuk apa pun. Jika makin sedikit orang yang mengimani agama, maka kian banyak orang yang menggantungkan dirinya kepada nilai-nilai lain seperti ekonomi, uang, konsumsi, dan kelimpahan materi. Kalangan industri di Barat menginginkan agar orang-orang banyak ini terus melakukan konsumsi, bukan menggali kekuatan dari dalam diri. "Belanja dan konsumsi" dipaksakan jadi standar kebahagiaan. Sedangkan orang beriman, penganut agama, lebih kuat dan tidak terlalu bergantung kepada hal-hal tadi. Para politisi maupun tokoh-tokoh lainnya, merasa tidak berkepentingan, dalam membantu orang menjadi lebih independen terhadap hal-hal tadi itu dan membangun pencerahan. Ini juga yang saya katakan bagi mereka yang ragu antara keimanan dan kekufuran.
Berniat membuat film internasional untuk mengkampanyekan Islam sebagai agama kasih
Arnoud van Doorn, mantan politisi Belanda yang anti-Islam, sekaligus eks anggota terkemuka partai sayap kanan yang dipimpin Geert Wilders, seperti dimuat Saudi Gazette, Selasa (23/4/2013), kini ia makin memantapkan langkahnya sebagai seorang Muslim dengan mengunjungi Masjid dan makam Nabi Muhammad di Madinah. Di sana, ia shalat dan memohon maaf karena menjadi bagian dari film yang menghujat Islam dan Rasulullah, “Fitna”.
Ia juga berniat membuat film internasional untuk mengkampanyekan Islam sebagai agama kasih. “Saya akan mencoba yang terbaik, untuk memperbaiki dampak buruk dari apa yang saya lakukan terhadap Islam dan Nabi melalui film “Fitna”, “kata dia. Di masa lalu, Arnoud di antara para petinggi Partai untuk Kebebasan PVV yang memproduksi film “Fitna”. Bulan lalu ia memutuskan untuk masuk Islam setelah mempelajari agama yang kerap ia hina, juga Rasulullah yang sebelumnya ia lecehkan.
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2013/04/arnoud-van-doorn-rekan-geert-wilder.html
Cerita tentang Arnoud Van Doorn Masuk Islam memang sudah hampir dua bulan ini terjadi, yaitu tepatnya pada tanggal 27 Februari 2013 yang lalu. Secara mengejutkan ia membuat twett yang menyatakan ia memeluk Islam dan memulai kehidupan baru sebagai seorang Muslim.
Seuntai tweet mengguncang Belanda. anggota Dewan Kota Hague. Sosok politisi yang memiliki ibu kelahiran Surabaya itu, memposting tweet dua kalimat syahadat, dan pada 18 Maret lalu ia kembali posting di akun twitternya kalau tanggal tersebut ia merayakan milad pertamanya sebagai muslim
Pasalnya Arnoud adalah politisi dari Partai untuk Kebebasan (PVV) dan teman dekat (wakil) Geert Wilders pemimpin partai PVV, sosok kontroversial yang mengguncang Belanda, Eropa, Amerika dan Dunia Islam dengan film "Fitna" yang diproduksinya hingga ia digelari sebagai sang "Penghasut Kebencian".
Dalam akun Twitternya Arnoud menulis kalimat yang lazim diucapkan orang muslim dan orang yang akan masuk Islam, yaitu dua kalimat syahadat. Ia menulisnya dengan tulisan berbahasa Arab yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah".
Meski demikian setidaknya berita tentang masuknya Arnoud Van Doorn menjadi Islam telah membuat Negara Belanda geger. Pasalnya, Van Doorn yaitu rekan Geert Wilder dan juga bekas wakil ketua Partai Kebebasan (PVV). Seperti diketahui bahwa Geert Wilders dikenal luas sebagai politisi anti-Islam yang dulu sempat membuat heboh dengan membuat film fitna pada 2008. Sementara Partai PPV yang didirikannya juga dikenal sebagai partai politik berhaluan liberal yang menentang Islam.
Awalnya Dianggap Lelucon
Pada awalnya, semua orang yang melihatnya, menganggapnya sebagai lelucon. Namun, Arnoud yang saat ini menjadi penasehat Pemerintah Kota Den Haag kemudian secara pribadi mengonfirmasi pilihannya menjadi Muslim dalam surat resmi yang ditujukan pada walikota.
“Aku bisa memahami orang-orang yang skeptis dengan pilihanku, yang bagi sebagian orang tak diharapkan,” kata Arnoud pada Al Jazeera. “Ini adalah keputusan besar yang sama sekali tak bisa aku anggap enteng.”
Ia mengaku, rekan-rekan di lingkaran dalam partainya sudah lama mengetahui ia secara aktif meneliti Alquran, Hadis, Sunnah, dan tulisan tentang Islam lainnya. “Sudah hampir setahun lamanya. Aku juga sering berdiskusi dengan umat Muslim tentang agama mereka.”
Arnoud mengaku, kerap mendengar begitu banyak cerita negatif tentang Islam. “Tapi saya bukan orang yang mengikuti pendapat orang lain tanpa melakukan kajian sendiri.”
Kini, pria 46 tahun itu telah berpisah dengan partai yang dipimpin Wilders dan maju ke pemilihan anggota ke Dewan Kota Den Haag dari jalur independen.
Keputusan Arnoud menjadi Muslim mendapatkan reaksi beragam di Belanda. “Sejumlah orang menilai saya pengkhianat. Namun lainnya menganggapku telah membuat keputusan terbaik,” kata dia. “Pada umumnya reaksi yang saya dapatkan positif. Saya juga menerima banyak dukungan di Twitter.”
Ia juga menilai, pandangan negatif Barat terhadap agama Islam mayoritas didasarkan prasangka dan ketidaktahuan.
Apa sebenarnya yang menjadi alasan Arnoud Van Doorn masuk Islam serta bagaimana ia mendapatkan hidayah? Berikut ini adalah wawancara Al-Jazeera (Bagian I) dan Mehrnews (Bagian 2) dengan Arnoud van Doorn.
Bagian I
Apa yang akan anda sampaikan kepada mereka yang menyangsikan keislaman anda?
Saya dapat memahami kesangsian orang-orang, khususnya karena banyak dari mereka yang tak menyangka. Tapi orang-orang di lingkaran terdekat saya sudah tahu, bahwa saya memang sedang giat menelaah Al-Qur'an, Hadits, Sunnah, dan referensi-referensi lainnya selama hampir satu tahun hingga sekarang. Saya juga terlibat banyak sekali perbincangan dengan kalangan muslim membahas soal agama. Jadi ini merupakan suatu keputusan sangat besar yang tidak ujug-ujug saya ambil.
Bagaimana dulu anda bersentuhan dengan Islam?
Saya telah mendengar banyak sekali cerita-cerita jelek tentang Islam, namun saya bukanlah tipe pribadi yang ikut-ikutan opini orang lain tanpa melakukan penelaahan sendiri dan membangun opini saya sendiri. Karenanya, saya kemudian benar-benar mulai memperdalam pengetahuan tentang Islam, didorong oleh rasa ingin tahu. Kolega saya, Aboe Khoulani dari Dewan Kota Hague-lah yang membawa saya menjalin kontak lebih jauh dengan pihak masjid As-Soennah, yang kemudian membimbing saya. Di sana, saya disambut dengan baik dan hangat.
Kalau melihat ke belakang, apakah anda menyesal bergabung dengan PVV (Freedom Party)?
Saya yakin bahwa setiap pengalaman dalam hidup ini punya hikmahnya tersendiri. Bagaimanapun, dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, saya tentu tanpa ragu-ragu akan membuat pilihan berbeda.
Reaksi-reaksi seperti apakah yang anda terima menyusul keislaman anda?
Menurut sebagian orang, saya ini mereka sebut pengkhianat, tetapi bagi sebagian besar lainnya saya dipandang telah membuat keputusan yang baik. Secara umum reaksinya positif. Saya juga menerima sejumlah dukungan dari twitter. Bahagia rasanya ketika orang-orang yang tidak mengenal saya secara pribadi, tapi justru memahami keadaan saya dan mendukung pilihan keputusan saya.
Adakah hal lain yang hendak anda sampaikan?
Seperti juga orang kebanyakan, saya telah banyak berbuat kesalahan dalam hidup. Dari berbagai kesalahan ini, saya belajar banyak hal. Dan melalui keislaman saya ini, saya merasakan bahwa akhirnya saya menemukan jalan hidup saya.
Saya menyadari bahwa ini merupakan permulaan baru dan saya masih harus belajar lebih banyak lagi.
Sepertinya saya masih akan menghadapi banyak tantangan, termasuk dari lembaga-lembaga pemerintah tertentu. Saya yakin dan pasrah sepenuhnya, bahwa Allah akan mendukung dan membimbing saya melewati momen-momen ini.
Bagian 2
Kalau boleh, pertama-tama, kita berbincang sedikit seputar alasan anda menerima Islam. Apa yang telah terjadi sehingga anda memilih masuk Islam?
Saya telah mempelajari Al-Qur'an karena keingintahuan, mulanya sejak setahun lalu (setelah saya keluar dari PVV). Sebelum itu saya hanya mendengar cerita-cerita jelek tentang Islam. Semakin banyak saya membaca semakin yakin pulalah saya bahwa Islam sesungguhnya agama yang indah dan penuh kebijaksanaan. Saya telah mengalami pendidikan agama sebagai seorang Kristen, sehingga saya telah banyak menganut banyak nilai. Lebih mudah untuk beralih dari seorang Kristen menjadi Muslim daripada dari seorang "atheis", karena sebelumnya saya telah mengenal konsep-konsep kenabian, adanya malaikat, dan baku kedisplinan yang selalu ada dalam ajaran agama manapun.
Anda dulunya anggota partai yang dikenal anti-Islam, dan bahkan film yang menyerang nabi pun dibuat atas perintah partai. Itu bagaimana ya ketika kelihatannya partai seperti itu tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang Islam, mengapa mereka bersikap demikian terhadap Islam?
Saya tidak pernah jadi orang yang berhaluan "ekstrim kanan", PVV pun juga sebenarnya begitu. Tapi dulu memang, seperti kebanyakan orang, saya punya prasangka buruk mengenai Muslim. Misalnya anggapan bahwa semua orang Islam itu kaum fanatik, penindas perempuan, intoleran dan jahat terhadap masyarakat barat, serta senang kekerasan. Wilders sebagai seorang pribadi tergolong orang yang cukup ramah dan bersahabat. Beberapa pendapatnya seperti soal kritik terhadap Uni Eropa, sistem keuangan, dan krisis ekonomi, menurut saya ada benarnya. Tetapi saya sama sekali tidak sependapat dengan pandangan negatifnya terhadap Islam dan dunia Arab. Pandangannya itu menstigmatisasi seluruh Muslim. Menciptakan ketakutan dan pengkutub-kutuban (di masyarakat, seperti yang dilakukan Wilders-red) memang cara mudah untuk memobilisasi orang-orang, karena isu-isu itu bisa memicu nyali, prasangka, sekaligus membiaskan pandangan orang-orang itu.
Setelah beralih masuk Islam, bagaimana reaksi bekas teman sejawat anda di partai?
Saya tidak berkomunikasi dengan Geert Wilders sejak saya keluar drai PVV. Saya tidak tahu juga ya. Saya tidak mendapatkan tanggapan balik apapun. Sebab ketika meninggalkan PVV, itu intinya saya dianggap "tidak ada" lagi. Mantan rekan sejawat juga takut berkomunikasi dengan saya. Karena kalau mereka melakukannya, bakal tidak bagus untuk karir mereka di partai PVV.
Sekiranya anda mengajak seorang non-Muslim untuk masuk Islam, apakah hal paling terpenting yang akan anda ajukan?
Seperti sudah saya nyatakan tadi: pelajarilah Islam, enyahkan seluruh prasangka buruk, dan bakal terlihat bahwa sungguh Islam itu merupakan agama yang indah dan sangat murni, agama yang memiliki sejarah begitu agung serta standar-standar yang tinggi. Kami (muslim) saling peduli satu sama lain, baik dalam senang maupun susah. Islam agama yang memberikan ketenangan batin dan kearifan, serta memperdalam kehidupan spiritual. Hidup itu lebih dari sekadar uang dan materialisme ("faktor suskses" tipikal Barat). Dengan Islam, anda bakal menjadi seseorang yang lebih tangguh dan lebih baik.
Di Barat, Islam umumnya dituding sebagai agama yang menganjurkan terorisme, anti-HAM, dan menindas perempuan. Bagaimana tanggapan anda terhadap tudingan-tudingan semacam ini?
Lagi-lagi penyebabnya adalah prasangka buruk, karena kurangnya wawasan. Kalangan fanatik dapat dijumpai dalam agama manapun di dunia. Sayangnya, kaum fanatik yang cuma 1% itu dipertunjukkan di televisi dan media pemberitaan lainnya, sekaligus pengaruh mereka dibesar-besarkan. Sedangkan 99% muslim lainnya terus bekerja keras dan sanggup hidup damai. Jika semakin banyak orang mempelajari Islam yang sebenarnya, akan kian banyak pula yang melihat keindahan Islam.
Bagaimana pendapat anda tentang alasan-alasan di balik sejumlah upaya untuk mempromosikan ateisme di dunia, dan apa nasihat anda bagi mereka yang ragu-ragu antara iman dan kufur?
Saya hanya bisa mengira-ngira. Tokoh-tokoh berpengaruh dan politisi Barat itu tidak menyukai agama dalam bentuk apa pun. Jika makin sedikit orang yang mengimani agama, maka kian banyak orang yang menggantungkan dirinya kepada nilai-nilai lain seperti ekonomi, uang, konsumsi, dan kelimpahan materi. Kalangan industri di Barat menginginkan agar orang-orang banyak ini terus melakukan konsumsi, bukan menggali kekuatan dari dalam diri. "Belanja dan konsumsi" dipaksakan jadi standar kebahagiaan. Sedangkan orang beriman, penganut agama, lebih kuat dan tidak terlalu bergantung kepada hal-hal tadi. Para politisi maupun tokoh-tokoh lainnya, merasa tidak berkepentingan, dalam membantu orang menjadi lebih independen terhadap hal-hal tadi itu dan membangun pencerahan. Ini juga yang saya katakan bagi mereka yang ragu antara keimanan dan kekufuran.
Berniat membuat film internasional untuk mengkampanyekan Islam sebagai agama kasih
Arnoud van Doorn, mantan politisi Belanda yang anti-Islam, sekaligus eks anggota terkemuka partai sayap kanan yang dipimpin Geert Wilders, seperti dimuat Saudi Gazette, Selasa (23/4/2013), kini ia makin memantapkan langkahnya sebagai seorang Muslim dengan mengunjungi Masjid dan makam Nabi Muhammad di Madinah. Di sana, ia shalat dan memohon maaf karena menjadi bagian dari film yang menghujat Islam dan Rasulullah, “Fitna”.
Ia juga berniat membuat film internasional untuk mengkampanyekan Islam sebagai agama kasih. “Saya akan mencoba yang terbaik, untuk memperbaiki dampak buruk dari apa yang saya lakukan terhadap Islam dan Nabi melalui film “Fitna”, “kata dia. Di masa lalu, Arnoud di antara para petinggi Partai untuk Kebebasan PVV yang memproduksi film “Fitna”. Bulan lalu ia memutuskan untuk masuk Islam setelah mempelajari agama yang kerap ia hina, juga Rasulullah yang sebelumnya ia lecehkan.
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2013/04/arnoud-van-doorn-rekan-geert-wilder.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
LIAM NEESON MEMPERTIMBANGKAN MASUK ISLAM
mungkin para non muslim langsung menghakimi bahwa ini hoax. tapi sumber terpercaya daily mail.com mengungkap yg sebenarnya:
He may have been named after the local priest in his Irish hometown but Liam Neeson could be leaving his Roman Catholic beliefs behind.
The 59-year-old actor is said to be considering converting to Islam following a working trip to Istanbul.
According to The Sun, Neeson admitted that Islamic prayer 'got into his spirit' while he was filming in Turkey.
'The call to prayer happens five times a day, and for the first week, it drives you crazy, and then it just gets into your spirit, and it's the most beautiful, beautiful thing,' he said.
'There are 4,000 mosques in the city. Some are just stunning, and it really makes me think about becoming a Muslim.'
Neeson was raised in Northern Ireland as a devout Roman Catholic due to his parents beliefs.
'The most beautiful thing': The actor learned a lot more about the religion after he spent time filming in Istanbul
However, the Taken star has recently spoken about his opinion towards religion.
'I was reared a Catholic, but I think every day we ask ourselves, not consciously, what are we doing on this planet? What's it all about?' he said.
'I'm constantly reading books on God or the absence of God and atheism.'
The actor was criticised in 2010 after claiming The Chronicles Of Narnia lion, Aslan, who he provided the voice for in the film, was not based on Christ as CS Lewis had claimed but in fact all spiritual leaders including Mohammed.
Neeson's latest film The Grey will be released in the UK this Friday.
sumber: http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-2091786/Liam-Neeson-considers-converting-Islam-following-trip-Istanbul.html
kita doakan saja dia masuk islam.. amin.
mungkin para non muslim langsung menghakimi bahwa ini hoax. tapi sumber terpercaya daily mail.com mengungkap yg sebenarnya:
He may have been named after the local priest in his Irish hometown but Liam Neeson could be leaving his Roman Catholic beliefs behind.
The 59-year-old actor is said to be considering converting to Islam following a working trip to Istanbul.
According to The Sun, Neeson admitted that Islamic prayer 'got into his spirit' while he was filming in Turkey.
'The call to prayer happens five times a day, and for the first week, it drives you crazy, and then it just gets into your spirit, and it's the most beautiful, beautiful thing,' he said.
'There are 4,000 mosques in the city. Some are just stunning, and it really makes me think about becoming a Muslim.'
Neeson was raised in Northern Ireland as a devout Roman Catholic due to his parents beliefs.
'The most beautiful thing': The actor learned a lot more about the religion after he spent time filming in Istanbul
However, the Taken star has recently spoken about his opinion towards religion.
'I was reared a Catholic, but I think every day we ask ourselves, not consciously, what are we doing on this planet? What's it all about?' he said.
'I'm constantly reading books on God or the absence of God and atheism.'
The actor was criticised in 2010 after claiming The Chronicles Of Narnia lion, Aslan, who he provided the voice for in the film, was not based on Christ as CS Lewis had claimed but in fact all spiritual leaders including Mohammed.
Neeson's latest film The Grey will be released in the UK this Friday.
sumber: http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-2091786/Liam-Neeson-considers-converting-Islam-following-trip-Istanbul.html
kita doakan saja dia masuk islam.. amin.
Insya Allah- SERSAN MAYOR
-
Posts : 267
Location : Bumi Allah SWT
Join date : 02.10.12
Reputation : 9
Re: Para MUALAF
Banyak sih artis LN yg mualaf, ada penyanyi, pemain film,dll.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Insyaallah ada muallaf di forum LI juga ya...
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: Para MUALAF
:) rahasia ilahi
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
tak ada gosip, itu kenyataan, supaya bisa diambil hikmahnya.
terbukti kafir tak tahu tentang ajaran Islam, ada yang mengira Islam agama buatan nabi Muhammad, ada yang mengira Allah cuma ada di Kabah SAJA, dll hingga pada awal sebelum kemualafaan pun mereka masih ada yang mengira seperti itu.
Nah, setelah mualaf tentu saja semua pemikiran salah itupun akhirnya musnah, mereka sudah mampu berpikir dengan benar.
terbukti kafir tak tahu tentang ajaran Islam, ada yang mengira Islam agama buatan nabi Muhammad, ada yang mengira Allah cuma ada di Kabah SAJA, dll hingga pada awal sebelum kemualafaan pun mereka masih ada yang mengira seperti itu.
Nah, setelah mualaf tentu saja semua pemikiran salah itupun akhirnya musnah, mereka sudah mampu berpikir dengan benar.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Mutiara wrote:tak ada gosip, itu kenyataan, supaya bisa diambil hikmahnya.
terbukti kafir tak tahu tentang ajaran Islam, ada yang mengira Islam agama buatan nabi Muhammad, ada yang mengira Allah cuma ada di Kabah SAJA, dll hingga pada awal sebelum kemualafaan pun mereka masih ada yang mengira seperti itu.
Nah, setelah mualaf tentu saja semua pemikiran salah itupun akhirnya musnah, mereka sudah mampu berpikir dengan benar.
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: Para MUALAF
Inilah Kisah Yusuf A Bonner, Calon Biarawan yang akhir memilih Islam
Bonner dilahirkan di Fulham, London, tanpa keyakinan dan pendidikan berbau agama. Meski tak mengenal agama, sejak kecil ia mengaku memiliki satu perasaan yang samar namun menggema di dadanya. "Bahwa ada Tuhan yang selalu melindungiku."
Perasaan itu membuatnya serius berpikir tentang agama dan spiritualitas saat mulai berusia 20 tahun. Berbagai filosofi yang dinilainya aneh sekaligus mengagumkan diamatinya hingga sepuluh tahun berikutnya.
"Namun kuakui, pada awalnya pemikiran itu sering teralihkan oleh hal-hal duniawi," katanya.
Hingga kemudian ketika Bonner semakin serius mengamati segala bentuk spiritualitas itu, ia mendalami banyak konsep seperti "Neo-Paganisme" (paham yang merepresentasikan keberadaan dan kekuatan Tuhan dengan materi fisik, misalnya berhala) dan gerakan yang menyertainya, hingga meditasi Budha. Pada masa tersebut, Bonner mencoba melihat ke masa lalu dan menyadari bahwa sejauh itu ia tertarik filosofi-filosofi pagan karena ia membenarkan segala hasrat duniawi dan juga egoisme.
"Aku tak membutuhkan terlalu banyak waktu untuk berada dalam paham dan filosifi itu, dan aku segera melanjutkan pencarianku menemukan kebenaran," kata Bonner, yang setelah itu memutuskan mempelajari agama lain. Ia berusia 30 tahun saat mulai mempelajari ajaran Buddha.
Selama beberapa tahun setelahnya, ia mencoba mempraktikkan meditasi Buddha di berbagai sekolah Buddha dan merasa terpanggil untuk kembali melanjutkan pencariannya.
"Aku sadar aku belum menemukan kebenaran waktu itu."
Satu waktu, Bonner mendatangi sebuah gereja. "Aku meminta Tuhan membimbingku."
Tak lama setelah kunjungan ke gereja itu, ia mendatangi gereja Katolik, ia akhirnya terlibat dalam aktivitas kebiaraan. Selama sepuluh tahun lamanya Bonner bekerja di sana dan juga menetap sesekali.
Selama itu, ia berbagi dengan para pendeta dan biarawan tentang doa. "Selama itu pula, aku mengalami keadaan iman yang naik-turun, padahal aku tengah berada dalam proses menjadi seorang biarawan saat itu."
Ternyata Allah punya rencana lain. Pada musim dingin tahun 2006, ia mengalami apa yang disebutnya keruntuhan iman. Ia tetap bekerja di biara meski tak lagi berdoa dan menghadiri kegiatan biara. Namun di balik itu, Bonner terus menerus meminta bimbingan dan pertolongan Tuhan.
"Aku kehilangan kepercayaanku pada ajaran gereja, tapi tetap menyimpan perasaan yang kumiliki sejak kecil, bahwa Allah selalu melindungiku," katanya.
Bonner kemudian melirik Islam dan mulai berbicara dengan beberapa Muslim secara online. "Termasuk dengan mereka yang baru memeluk Islam." Dari mereka, Bonner yang kala itu berusia 41 tahun mulai mempelajari Islam lewat buku-buku yang mereka kirimkan.
"Semoga Allah membalas perbuatan baik mereka itu," katanya.
Begitulah, Bonner mengenal dan mempelajari Islam tanpa bertemu seorang Muslim pun. Hanya dua bulan setelah itu, September 2007, ia pergi ke masjid terdekat dan mengucapkan syahadat.
"Alhamdulillah," ujarnya.
Setelah mengikrarkan kesaksiannya sebagai seorang Muslim, pria yang pernah menempuh studi di University of Kent, Canterbury, ini tetap bekerja di biara, dan tetap tinggal di sana sesekali. Hingga keadaan itu mulai dirasanya sulit.
"Aku membaca Alquran dengan satu mata yang terus mengamati pintu, kalau-kalau salah seorang biarawan melihatku," katanya.
"Aku juga sholat secara sembunyi-sembunyi, karena tentu mereka tidak bisa menerima keislamanku." Potongan ayat surah al-Hadid ayat 27 kemudian membuatnya sadar bahwa ia harus keluar dari biara.
Keputusan itu menjadi satu hal yang sulit diambil Bonner mengingat ia telah tinggal di sana selama sepuluh tahun. "Para pendeta dan biarawan di sana sudah seperti saudaraku," katanya. Namun ia yakin keputusan itu harus diambilnya. Ia juga berhenti bermain musik di pub yang cukup lama menjadi salah satu kegiatannya.
Semuanya tidak serta merta menjadi mudah sejak itu, dan Bonner justru mengalami sebaliknya. Perubahan drastis dalam hidupnya membuatnya labil. "Dalam bulan-bulan pertama, ada banyak sekali godaan untuk kembali ke kehidupan lamaku. Tapi setelah merasakan kebenaran, rasanya tidak ada alasan untuk kembali hidup dalam kebohongan, senyaman apapun kehidupan itu," katanya.
Bonner bersyukur, semua tak sesulit yang ditakutkannya, dan ia merasa Allah memberinya kekuatan untuk berjuang meninggalkan masa lalunya dan memulai kehidupan baru.
"Ada banyak tantangan sulit di sepanjang jalan yang kulalui, tapi ada banyak juga hal-hal menakjubkan," ujarnya seraya kembali ber-tahmid.
Dengan rahmat Allah, kata Bonner, ia akhirnya dapat bekerja di ladang dakwah, dengan bantuan sejumlah Muslim dari Islamic Education and Research Academy (iERA) yang didirikan oleh seorang mualaf Inggris, Yusuf Chambers. Melalui institusi tersebut, Bonner bisa membantu dan mendukung para mualaf, dan ia mengaku senang dengan itu.
"Allah subhanahu wa ta'ala telah memberkatiku dengan berbagai cara," katanya.
Permasalahan dan tantangan terus mengiringi kehidupan Bonner yang mengubah namanya menjadi Yusuf Abdullah Bonner. Terkadang, katanya, tantangan itu begitu membingungkannya.
"Tapi aku bisa mempertahankan sebuah pengetahuan dasar bahwa, Alhamdulillah, telah membimbingku pada Islam. Selebihnya adalah persoalan nomor dua," katanya.
"Perhatian dan kesibukanku sekarang adalah untuk mereka yang belum berislam, dan mereka yang baru mendapat hidayah untuk memeluk Islam," kata aktivis dakwah yang menikahi wanita Kroasia bernama Sakinah.
"Ada banyak kekuatan dan dorongan yang terus menggoda kita untuk menjauh dari kebenaran. Untuk itu kita harus 'berpegang erat kepada tali (agama) Allah, dan tidak saling bercerai-berai'," ujarnya sambil mengintisarikan sebagian ayat ke-103 surah Ali 'Imron.[Republika/youtube]
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012/02/inilah-kisah-yusuf-bonner-calon.html
Bonner dilahirkan di Fulham, London, tanpa keyakinan dan pendidikan berbau agama. Meski tak mengenal agama, sejak kecil ia mengaku memiliki satu perasaan yang samar namun menggema di dadanya. "Bahwa ada Tuhan yang selalu melindungiku."
Perasaan itu membuatnya serius berpikir tentang agama dan spiritualitas saat mulai berusia 20 tahun. Berbagai filosofi yang dinilainya aneh sekaligus mengagumkan diamatinya hingga sepuluh tahun berikutnya.
"Namun kuakui, pada awalnya pemikiran itu sering teralihkan oleh hal-hal duniawi," katanya.
Hingga kemudian ketika Bonner semakin serius mengamati segala bentuk spiritualitas itu, ia mendalami banyak konsep seperti "Neo-Paganisme" (paham yang merepresentasikan keberadaan dan kekuatan Tuhan dengan materi fisik, misalnya berhala) dan gerakan yang menyertainya, hingga meditasi Budha. Pada masa tersebut, Bonner mencoba melihat ke masa lalu dan menyadari bahwa sejauh itu ia tertarik filosofi-filosofi pagan karena ia membenarkan segala hasrat duniawi dan juga egoisme.
"Aku tak membutuhkan terlalu banyak waktu untuk berada dalam paham dan filosifi itu, dan aku segera melanjutkan pencarianku menemukan kebenaran," kata Bonner, yang setelah itu memutuskan mempelajari agama lain. Ia berusia 30 tahun saat mulai mempelajari ajaran Buddha.
Selama beberapa tahun setelahnya, ia mencoba mempraktikkan meditasi Buddha di berbagai sekolah Buddha dan merasa terpanggil untuk kembali melanjutkan pencariannya.
"Aku sadar aku belum menemukan kebenaran waktu itu."
Satu waktu, Bonner mendatangi sebuah gereja. "Aku meminta Tuhan membimbingku."
Tak lama setelah kunjungan ke gereja itu, ia mendatangi gereja Katolik, ia akhirnya terlibat dalam aktivitas kebiaraan. Selama sepuluh tahun lamanya Bonner bekerja di sana dan juga menetap sesekali.
Selama itu, ia berbagi dengan para pendeta dan biarawan tentang doa. "Selama itu pula, aku mengalami keadaan iman yang naik-turun, padahal aku tengah berada dalam proses menjadi seorang biarawan saat itu."
Ternyata Allah punya rencana lain. Pada musim dingin tahun 2006, ia mengalami apa yang disebutnya keruntuhan iman. Ia tetap bekerja di biara meski tak lagi berdoa dan menghadiri kegiatan biara. Namun di balik itu, Bonner terus menerus meminta bimbingan dan pertolongan Tuhan.
"Aku kehilangan kepercayaanku pada ajaran gereja, tapi tetap menyimpan perasaan yang kumiliki sejak kecil, bahwa Allah selalu melindungiku," katanya.
Bonner kemudian melirik Islam dan mulai berbicara dengan beberapa Muslim secara online. "Termasuk dengan mereka yang baru memeluk Islam." Dari mereka, Bonner yang kala itu berusia 41 tahun mulai mempelajari Islam lewat buku-buku yang mereka kirimkan.
"Semoga Allah membalas perbuatan baik mereka itu," katanya.
Begitulah, Bonner mengenal dan mempelajari Islam tanpa bertemu seorang Muslim pun. Hanya dua bulan setelah itu, September 2007, ia pergi ke masjid terdekat dan mengucapkan syahadat.
"Alhamdulillah," ujarnya.
Setelah mengikrarkan kesaksiannya sebagai seorang Muslim, pria yang pernah menempuh studi di University of Kent, Canterbury, ini tetap bekerja di biara, dan tetap tinggal di sana sesekali. Hingga keadaan itu mulai dirasanya sulit.
"Aku membaca Alquran dengan satu mata yang terus mengamati pintu, kalau-kalau salah seorang biarawan melihatku," katanya.
"Aku juga sholat secara sembunyi-sembunyi, karena tentu mereka tidak bisa menerima keislamanku." Potongan ayat surah al-Hadid ayat 27 kemudian membuatnya sadar bahwa ia harus keluar dari biara.
Keputusan itu menjadi satu hal yang sulit diambil Bonner mengingat ia telah tinggal di sana selama sepuluh tahun. "Para pendeta dan biarawan di sana sudah seperti saudaraku," katanya. Namun ia yakin keputusan itu harus diambilnya. Ia juga berhenti bermain musik di pub yang cukup lama menjadi salah satu kegiatannya.
Semuanya tidak serta merta menjadi mudah sejak itu, dan Bonner justru mengalami sebaliknya. Perubahan drastis dalam hidupnya membuatnya labil. "Dalam bulan-bulan pertama, ada banyak sekali godaan untuk kembali ke kehidupan lamaku. Tapi setelah merasakan kebenaran, rasanya tidak ada alasan untuk kembali hidup dalam kebohongan, senyaman apapun kehidupan itu," katanya.
Bonner bersyukur, semua tak sesulit yang ditakutkannya, dan ia merasa Allah memberinya kekuatan untuk berjuang meninggalkan masa lalunya dan memulai kehidupan baru.
"Ada banyak tantangan sulit di sepanjang jalan yang kulalui, tapi ada banyak juga hal-hal menakjubkan," ujarnya seraya kembali ber-tahmid.
Dengan rahmat Allah, kata Bonner, ia akhirnya dapat bekerja di ladang dakwah, dengan bantuan sejumlah Muslim dari Islamic Education and Research Academy (iERA) yang didirikan oleh seorang mualaf Inggris, Yusuf Chambers. Melalui institusi tersebut, Bonner bisa membantu dan mendukung para mualaf, dan ia mengaku senang dengan itu.
"Allah subhanahu wa ta'ala telah memberkatiku dengan berbagai cara," katanya.
Permasalahan dan tantangan terus mengiringi kehidupan Bonner yang mengubah namanya menjadi Yusuf Abdullah Bonner. Terkadang, katanya, tantangan itu begitu membingungkannya.
"Tapi aku bisa mempertahankan sebuah pengetahuan dasar bahwa, Alhamdulillah, telah membimbingku pada Islam. Selebihnya adalah persoalan nomor dua," katanya.
"Perhatian dan kesibukanku sekarang adalah untuk mereka yang belum berislam, dan mereka yang baru mendapat hidayah untuk memeluk Islam," kata aktivis dakwah yang menikahi wanita Kroasia bernama Sakinah.
"Ada banyak kekuatan dan dorongan yang terus menggoda kita untuk menjauh dari kebenaran. Untuk itu kita harus 'berpegang erat kepada tali (agama) Allah, dan tidak saling bercerai-berai'," ujarnya sambil mengintisarikan sebagian ayat ke-103 surah Ali 'Imron.[Republika/youtube]
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012/02/inilah-kisah-yusuf-bonner-calon.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Perjalanan Rohani Pembantu Pendeta Menjadi seorang Muslim
Saya tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk menyelamatkan seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun.
Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang Kristiani."
Jalan untuk meraih cita-citanya sebagai pendeta atau pemimpin misionaris terbuka lebar, namun jalan yang terbentang itu justru membawanya untuk mengenal Islam. Sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan melepaskan semua ambisinya, meski pada saat itu ia sudah menjadi pembantu pendeta.
Dia adalah Abdullah DeLancey, seorang warga Kanada yang menceritakan perjalanannya menjadi seorang Muslim. "Dulu, saya adalah penganut Kristen Protestan. Keluarga saya membesarkan saya dalam ajaran Gereja Pantekosta, hingga saya dewasa dan saya memilih menjadi seorang jamaah Gereja Baptist yang fundamental," kata DeLancey mengawali ceritanya.
Menurutnya, sebagai seorang Kristen yang taat, kala itu dia kerap terlibat dengan berbagai aktivitas gereja seperti memberikan khotbah pada sekolah minggu dan kegiatan-kegiatan lainnya. "Saya akhirnya terpilih sebagai pembantu pendeta. Saya benar-benar ingin mengabdi lebih banyak lagi pada Tuhan dan memutuskan untuk mengejar karir sampai menjadi seorang Pendeta," tutur DeLancey yang kini bekerja memberikan pelayanan pada para pasien di sebuah rumah sakit lokal.
Keinginannya, sebenarnya menjadi seorang pendeta atau menjadi seorang misionaris. Namun ia berpikir, jika menjadi seorang Pendeta maka akan memperkuat komitmen hidupnya dan keluarganya pada gereja secara penuh. DeLancey pun mendapatkan beasiswa untuk mengambil gelar sarjana di bidang agama.
"Sebelum mengikuti kuliah di Bible College, saya berpikir untuk lebih menelaah ajaran-ajaran Kristen dan saya mulai menanyakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan serius tentang ajaran agama saya. Saya mempertanyakan masalah Trinitas, mengapa Tuhan membutuhkan seorang anak dan mengapa Yesus harus dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia seperti yang disebutkan dalam Alkitab," ujar DeLancey.
Hal lainnya yang menjadi tanda tanya bagi DeLancey, bagaimana bisa orang-orang yang disebutkan dalam "Kitab Perjanjian Lama" bisa "selamat" dan masuk surga padahal Yesus belum lahir. "Saya dengan serius merenungkan semua ajaran Kristen, yang selama ini saya abaikan," sambung DeLancey.
Ia mengakui tidak mendapatkan jawaban yang masuk akal dan cukup beralasan atas semua pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar ajaran Kristen itu. "Lantas, untuk apa Tuhan memberikan kita akal yang luar biasa jika kemudian kita tidak boleh menggunakannya. Itulah yang perintahkan agama Kristen, agama Kristen meminta kita untuk tidak menggunakan akal ketika menyatakan bahwa Anda harus punya keyakinan. Sebuah keyakinan yang buta," kata DeLancey, mengenang pengalamannya di masa lalu.
Sejak itu, DeLancey sadar bahwa selama ini ia sudah menelan ajaran Kristen dengan secara buta dan tidak pernah mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya membuatnya bingung. "Saya sama sekali tidak pernah menyadarinya," ujar DeLancey.
"Saya tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun. Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang Kristiani."
"Saya meninggalkan gereja untuk selamanya dan istri saya mengikuti langkah saya, karena ia juga mengalami hal yang sama dalam menerima ajaran-ajaran Kristen. Inilah yang akan menjadi awal perjalanan spritual saya, ketika itu saya tanpa agama tapi tetap percaya pada Tuhan," papar DeLancey.
Hidayah Itupun Datang
DeLancey mengakui, saat-saat itu menjadi saat-saat yang sulit bagi dirinya dan keluarganya yang selama ini hanya tahu ajaran Kristen. Namun ia terus mencari kebenaran dan mulai mempelajari berbagai agama. DeLancey tetap menemui kejanggalan-kejanggalan dalam agama-agama yang dipelajarinya, sampai ia mendengar tentang agama Islam.
"Islam !!! Apalagi itu? Sepanjang yang saya ingat, saya tidak pernah mengenal seorang Muslim dan tidak pernah mendengar Islam, bahkan pembicaraan tentang Islam sebagai salah satu agama di tempat saya tinggal di Kanada kecuali cerita-cerita buruk tentang Islam. Ketika itu, saya sama sekali tidak mempertimbangkan Islam," tutur DeLancey.
Tapi kemudian, DeLancey mulai membaca-baca informasi tentang Islam dan mulai membaca isi Alquran. Isi Alquran itulah yang mengubah kehidupannya sehingga ia tertarik untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Beruntung, DeLancey menemukan sebuah masjid yang letaknya sekitar 100 mil dari kota tempat tinggalnya.
"Saya lalu membawa keluarga saya ke masjid ini. Dalam perjalanan, saya merasa gugup tapi juga dipenuhi semangat dan saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya akan diizinkan masuk ke masjid karena saya bukan seorang Arab atau Muslim," kisahnya.
Setelah sampai di masjid, saya pun merasa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia dan keluarganya disambut hangat oleh seorang Imam dan sejumlah Muslim di masjid itu. "Mereka sangat baik. Tidak seburuk berita-berita tentang Muslim," aku DeLancey.
Di masjid itu, DeLancey diberi buku yang ditulis oleh Ahmad Deedat dan ia diyakinkan bisa menjadi seorang Muslim. DeLancey membaca semua material-material tentang Islam dan sangat menghargai pemberian itu, karena di perpustakaan di tempatnya tinggal hanya ada empat buku tentang Islam.
"Setelah mempelajari buku-buku itu, saya sangat syok. Bagaimana bisa saya menjadi seorang Kristiani begitu lama dan tidak pernah mendengar ada kebenaran? Saya akhirnya meyakini Islam dan ingin masuk Islam," kisah DeLancey.
Ia kemudian mengontak komunitas Muslim di kotanya dan pada 24 Maret 2006 saya pergi ke masjid dan mengucapkan syahadah beberapa saat sebelum pelaksanaan salat Jumat, dengan disaksikan komunitas Muslim di kotanya.
"Saya mengucapkan La illaha ill Allah, Muhammadur Rasul Allah, tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Saya pun menjadi seorang Muslim. Hari itu adalah hari paling indah dalam hidup saya. Saya mencintai Islam dan merasakan kedamaian sekarang," tukas DeLancey mengingat kembali saat-saat ia menjadi seorang Mualaf.
DeLancey mengakui, ia dan keluarganya menghadapi masa-masa sulit setelah memutuskan memeluk Islam terutama dari teman-temannya yang Kristen dan dari kedua orangtuanya. Ia tidak diakui lagi sebagai anak dan teman-temannya yang Kristen tidak mau lagi bicara dengannya. DeLancey dijauhi bahkan ditertawai.
"Saya senang menjadi seorang Muslim, tak masalah jika teman-teman saya sesama orang Kanada memandang saya aneh karena memilih menjadi seorang Muslim. Karena saya sendiri yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan saya pada Allah setelah saya mati."
"Allah memberi saya kekuatan dan Allah yang Maha Besar menolong saya untuk melewati masa-masa sulit setelah saya masuk agama Islam. Saya punya banyak sekali saudara seiman sekarang," tandas DeLancey.
Setelah masuk Islam, DeLancey mengubah nama depannya dan jadilah namanya sekarang Abdullah DeLancey. menjadi orang pertama dan satu-satunya pembimbing rohani Islam yang dibolehkan bekerja di rumah sakit di kotanya. Ia juga mengelola sebuah situs Islam Muslimforlife.com yang dididirikannya.
"Saya seorang Muslim dan saya sangat bahagia menjadi seorang Muslim. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah swt," tukas DeLancey mengakhiri kisah perjalanannya dari seorang pembantu pastor menjadi seorang Muslim.
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2010/12/perjalanan-rohani-pembantu-pendeta.html?spref=tw
Saya tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk menyelamatkan seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun.
Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang Kristiani."
Jalan untuk meraih cita-citanya sebagai pendeta atau pemimpin misionaris terbuka lebar, namun jalan yang terbentang itu justru membawanya untuk mengenal Islam. Sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan melepaskan semua ambisinya, meski pada saat itu ia sudah menjadi pembantu pendeta.
Dia adalah Abdullah DeLancey, seorang warga Kanada yang menceritakan perjalanannya menjadi seorang Muslim. "Dulu, saya adalah penganut Kristen Protestan. Keluarga saya membesarkan saya dalam ajaran Gereja Pantekosta, hingga saya dewasa dan saya memilih menjadi seorang jamaah Gereja Baptist yang fundamental," kata DeLancey mengawali ceritanya.
Menurutnya, sebagai seorang Kristen yang taat, kala itu dia kerap terlibat dengan berbagai aktivitas gereja seperti memberikan khotbah pada sekolah minggu dan kegiatan-kegiatan lainnya. "Saya akhirnya terpilih sebagai pembantu pendeta. Saya benar-benar ingin mengabdi lebih banyak lagi pada Tuhan dan memutuskan untuk mengejar karir sampai menjadi seorang Pendeta," tutur DeLancey yang kini bekerja memberikan pelayanan pada para pasien di sebuah rumah sakit lokal.
Keinginannya, sebenarnya menjadi seorang pendeta atau menjadi seorang misionaris. Namun ia berpikir, jika menjadi seorang Pendeta maka akan memperkuat komitmen hidupnya dan keluarganya pada gereja secara penuh. DeLancey pun mendapatkan beasiswa untuk mengambil gelar sarjana di bidang agama.
"Sebelum mengikuti kuliah di Bible College, saya berpikir untuk lebih menelaah ajaran-ajaran Kristen dan saya mulai menanyakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan serius tentang ajaran agama saya. Saya mempertanyakan masalah Trinitas, mengapa Tuhan membutuhkan seorang anak dan mengapa Yesus harus dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia seperti yang disebutkan dalam Alkitab," ujar DeLancey.
Hal lainnya yang menjadi tanda tanya bagi DeLancey, bagaimana bisa orang-orang yang disebutkan dalam "Kitab Perjanjian Lama" bisa "selamat" dan masuk surga padahal Yesus belum lahir. "Saya dengan serius merenungkan semua ajaran Kristen, yang selama ini saya abaikan," sambung DeLancey.
Ia mengakui tidak mendapatkan jawaban yang masuk akal dan cukup beralasan atas semua pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar ajaran Kristen itu. "Lantas, untuk apa Tuhan memberikan kita akal yang luar biasa jika kemudian kita tidak boleh menggunakannya. Itulah yang perintahkan agama Kristen, agama Kristen meminta kita untuk tidak menggunakan akal ketika menyatakan bahwa Anda harus punya keyakinan. Sebuah keyakinan yang buta," kata DeLancey, mengenang pengalamannya di masa lalu.
Sejak itu, DeLancey sadar bahwa selama ini ia sudah menelan ajaran Kristen dengan secara buta dan tidak pernah mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya membuatnya bingung. "Saya sama sekali tidak pernah menyadarinya," ujar DeLancey.
"Saya tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun. Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang Kristiani."
"Saya meninggalkan gereja untuk selamanya dan istri saya mengikuti langkah saya, karena ia juga mengalami hal yang sama dalam menerima ajaran-ajaran Kristen. Inilah yang akan menjadi awal perjalanan spritual saya, ketika itu saya tanpa agama tapi tetap percaya pada Tuhan," papar DeLancey.
Hidayah Itupun Datang
DeLancey mengakui, saat-saat itu menjadi saat-saat yang sulit bagi dirinya dan keluarganya yang selama ini hanya tahu ajaran Kristen. Namun ia terus mencari kebenaran dan mulai mempelajari berbagai agama. DeLancey tetap menemui kejanggalan-kejanggalan dalam agama-agama yang dipelajarinya, sampai ia mendengar tentang agama Islam.
"Islam !!! Apalagi itu? Sepanjang yang saya ingat, saya tidak pernah mengenal seorang Muslim dan tidak pernah mendengar Islam, bahkan pembicaraan tentang Islam sebagai salah satu agama di tempat saya tinggal di Kanada kecuali cerita-cerita buruk tentang Islam. Ketika itu, saya sama sekali tidak mempertimbangkan Islam," tutur DeLancey.
Tapi kemudian, DeLancey mulai membaca-baca informasi tentang Islam dan mulai membaca isi Alquran. Isi Alquran itulah yang mengubah kehidupannya sehingga ia tertarik untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Beruntung, DeLancey menemukan sebuah masjid yang letaknya sekitar 100 mil dari kota tempat tinggalnya.
"Saya lalu membawa keluarga saya ke masjid ini. Dalam perjalanan, saya merasa gugup tapi juga dipenuhi semangat dan saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya akan diizinkan masuk ke masjid karena saya bukan seorang Arab atau Muslim," kisahnya.
Setelah sampai di masjid, saya pun merasa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia dan keluarganya disambut hangat oleh seorang Imam dan sejumlah Muslim di masjid itu. "Mereka sangat baik. Tidak seburuk berita-berita tentang Muslim," aku DeLancey.
Di masjid itu, DeLancey diberi buku yang ditulis oleh Ahmad Deedat dan ia diyakinkan bisa menjadi seorang Muslim. DeLancey membaca semua material-material tentang Islam dan sangat menghargai pemberian itu, karena di perpustakaan di tempatnya tinggal hanya ada empat buku tentang Islam.
"Setelah mempelajari buku-buku itu, saya sangat syok. Bagaimana bisa saya menjadi seorang Kristiani begitu lama dan tidak pernah mendengar ada kebenaran? Saya akhirnya meyakini Islam dan ingin masuk Islam," kisah DeLancey.
Ia kemudian mengontak komunitas Muslim di kotanya dan pada 24 Maret 2006 saya pergi ke masjid dan mengucapkan syahadah beberapa saat sebelum pelaksanaan salat Jumat, dengan disaksikan komunitas Muslim di kotanya.
"Saya mengucapkan La illaha ill Allah, Muhammadur Rasul Allah, tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Saya pun menjadi seorang Muslim. Hari itu adalah hari paling indah dalam hidup saya. Saya mencintai Islam dan merasakan kedamaian sekarang," tukas DeLancey mengingat kembali saat-saat ia menjadi seorang Mualaf.
DeLancey mengakui, ia dan keluarganya menghadapi masa-masa sulit setelah memutuskan memeluk Islam terutama dari teman-temannya yang Kristen dan dari kedua orangtuanya. Ia tidak diakui lagi sebagai anak dan teman-temannya yang Kristen tidak mau lagi bicara dengannya. DeLancey dijauhi bahkan ditertawai.
"Saya senang menjadi seorang Muslim, tak masalah jika teman-teman saya sesama orang Kanada memandang saya aneh karena memilih menjadi seorang Muslim. Karena saya sendiri yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan saya pada Allah setelah saya mati."
"Allah memberi saya kekuatan dan Allah yang Maha Besar menolong saya untuk melewati masa-masa sulit setelah saya masuk agama Islam. Saya punya banyak sekali saudara seiman sekarang," tandas DeLancey.
Setelah masuk Islam, DeLancey mengubah nama depannya dan jadilah namanya sekarang Abdullah DeLancey. menjadi orang pertama dan satu-satunya pembimbing rohani Islam yang dibolehkan bekerja di rumah sakit di kotanya. Ia juga mengelola sebuah situs Islam Muslimforlife.com yang dididirikannya.
"Saya seorang Muslim dan saya sangat bahagia menjadi seorang Muslim. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah swt," tukas DeLancey mengakhiri kisah perjalanannya dari seorang pembantu pastor menjadi seorang Muslim.
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2010/12/perjalanan-rohani-pembantu-pendeta.html?spref=tw
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
-Post Deleted-Mutiara wrote:tak ada gosip, itu kenyataan,
"ISLAM ZONE"
By Admin
Guest- Tamu
Re: Para MUALAF
Hush....ngegosip atau nggak jika kategorinya muslim zone harusnya anda sadar diri saja....atow jika mau mau buat sendiri kristen zone.....Atow anda merasa gak senang jika ada teman2 seukhuwah nyebrang ya...!!emban wrote:-Post Deleted-Mutiara wrote:tak ada gosip, itu kenyataan,
"ISLAM ZONE"
By Admin
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: Para MUALAF
KAfir salah lagi nieh.
Ini trit tentang Muslim menceritakan tentang SESAMA MUSLIM yang mualaf, untuk bisa mengambil hikmahnya.
Ini trit tentang Muslim menceritakan tentang SESAMA MUSLIM yang mualaf, untuk bisa mengambil hikmahnya.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Sabar mut.....yang begini sih anggap saja kerikil...thonk
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: Para MUALAF
Jamilah Kolocotronis : Bercita-cita menjadi pendeta malah masuk Islam
Jamilah Kolocotronis, melalui jalan berliku untuk sampai menjadi seorang Muslim. Uniknya, ia mendapatkan hidayah dari Allah swt mengikrarkan dua kalimat syahadat, justeru saat ia menempuh pendidikan demi mewujudukan cita-citanya menjadi seorang pendeta agama Kristen Lutheran yang dianutnya. Kisah Jamilah berawal pada tahun 1976. Meski kuliah di sebuah universitas negeri, ia masih memendam keinginan untuk menjadi pendeta. Jamilah lalu mendatangi seorang pastor di sebuah gereja Lutheran dan menyampaikan keinginannya untuk membantu apa saja di gereja. Pastor itu kemudian meminta Jamilah untuk mewakilinya di acara piknik untuk para mahasiswa baru dari negara lain. Dalam acara ini, untuk pertamakalinya Jamilah bertemu dengan seorang Muslim.
Muslim itu bernama Abdul Mun'im dari Thailand. "Ia punya senyum yang manis dan sangat sopan. Saat kami berbincang-bincang, ia seringkali menyebut kata Allah," kata Jamilah.
Jamilah mengaku agak aneh mendengar Mun'im menyebut nama Tuhan, karena sejak kecil ia diajarkan bahwa orang di luar penganut Kristen akan masuk neraka. Saat itu, Jamilah merasa bahwa Mun'im adalah golongan orang yang akan masuk neraka, meski Mun'im percaya pada Tuhan dan berperilaku baik. Jamilah bertekad untuk bisa mengkristenkan Mun'im.
Jamilah pun mengundang Mun'im datang ke gereja. Tapi betapa malu hatinya Jamilah ketika melihat Mun'im datang ke gereja dengan membawa al-Quran. Usai kebaktian, Jamilah dan Mun'im berbincang tentang Islam dan al-Quran. Selama ini, Jamilah hanya mendengar istilah "Muslim" dan memahaminya dengan hal-hal yang negatif. Kala itu, sejak era tahun 1960-an warga kulit putih di AS meyakini bahwa warga Muslim kulit hitam ingin menyingkirkan warga kulit putih.
Selama dua tahun, Jamilah tetap melakukan kontak dengan Mun'im. Lewat aktivitasnya di sebuah Klub International, Jamilah juga bertemu dengan beberapa Muslim lainnya. Jamilah tetap berusaha melakukan kegiatan misionarisnya untuk memurtadkan mereka dan masih punya keinginan kuat untuk menjadi pendeta meski waktu itu, di era tahun '70-an gereja-gereja belum bisa menerima perempuan di sekolah seminari.
Waktu terus berjalan, kebijakan pun berubah. Setelah menyelesaikan studinya di universitas, sebuah seminari Lutheran mau menerimanya sebagai siswa. Jamilah pun langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke Chicago untuk memulai pelatihan menjadi pendeta.
Tapi, cuma satu semester Jamilah merasakan semangat belajarnya di seminari itu. Jamilah sangat kecewa dengan kenyataan bahwa seminari itu tidak lebih sebagai tempat untuk bersosialisasi dimana pesta-pesta digelar dan minum-minuman keras sudah menjadi hal yang biasa. Jamilah makin kecewa ketika seorang profesor mengatakan bahwa para cendikiawan Kristen mengakui bahwa Alkitan bukan kitab suci yang sempurna, tapi sebagai pendeta mereka tidak boleh mengungkapkan hal itu pada para jamaah gereja. Ketika Jamilah bertanya mengapa, jawabannya tidak memuaskan dan ia diminta menerima saja keyakinan itu.
Jamilah akhirnya memutuskan meninggalkan seminari dan pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk lebih meluangkan waktu untuk mencari kebenaran. Di tengah pencariannya itu, Jamilah diterima kerja sebagai sekretaris di daerah pinggiran St. Louis tak jauh dari rumahnya.
Mencari Kesalahan al-Quran
Suatu hari Jamilah masuk ke sebuah toko buku dan menemukan al-Quran di toko buku itu. Jamilah tertarik untuk membelinya karena ia ingin mencari kelemahan dalam al-Quran. Jamilah berpikir, sebagai orang yang bergelar sarjana di bidang filosofi dan agama serta pernah mengenyam pendidikan di seminari, pastilah mudah baginya menemukan kelemahan-kelemahan al-Quran sehingga ia bisa mempengaruhi teman-teman Muslimnya bahwa mereka salah.
"Saya baca al-Quran dan mencari kesalahan serta ketidakkonsistenan dalam al-Quran. Tapi saya sama sekali tak menemukannya. Saya malah terkesan saat membaca Surat Al-An'am ayat 73. Untuk pertama kalinya saya ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam," ujar Jamilah.
Jamilah memutuskan untuk kembali ke universitasnya dulu dan mengambil gelar master di bidang filosofi dan agama. Pada saat yang sama, selain mengunjungi kebaktian di gereja, Jamilah juga datang ke masjid pada saat salat Jumat. Saat itu, Jamilah mengaku belum siap menjadi seorang Muslim. Masih banyak ganjalan pertanyaan memenuhi kepalanya.
Namun Jamilah tetap melanjutkan pencariannya tentang agama. Ia banyak mendapat penjelasan dari teman-temannya di universitas yang Muslim tentang berbagai keyakinan dalam Kristen yang selama ini ketahui. Selain mempelajari Islam, Jamilah juga mempelajari agama Budha. "Saya cuma ingin menemukan kebenaran," kata Jamilah.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Seiring berjalannya waktu, Jamilah merasakan kecenderungannya pada Islam pada musim panas 1980. Satu hal yang masih mengganggu pikirannya ketika itu adalah mengapa orang Islam harus berwudhu sebelum salat. Ia menganggap itu tidak logis karena manusia seharusnya bisa mengakses dirinya pada Tuhan kapan saja. Namun pertanyaan yang mengganggu itu akhirnya terjawab dan Jamilah bisa menerima jawabannya.
Akhirnya, malam itu Jamilah membulatkan tekadnya untuk menerima Islam sebagai agamanya. Ia pergi ke sebuah masjid kecil dekat universitas. Kala itu, malam ke-9 di bulan Ramadhan, Jamilah mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh sejumlah pengunjung masjid.
"Butuh beberapa hari untuk beradaptasi, tapi saya merasakan kedamaian. Saya sudah melakukan pencarian begitu lama dan sekarang saya merasa menemukan tempat yang damai," tukas Jamilah.
Setelah menjadi seorang Muslim, awalnya Jamilah menyembunyikan keislamannya dari teman-teman di kampus bahkan keluarganya. Menceritakan pada keluarganya bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim bukan persoalan gampang buat Jamilah. Begitupula ketika ia ingin mengenakan jilbab. Tapi jalan berliku dan berat itu berhasil dilaluinya. Kini, Jamilah sudah berjilbab, ia tidak jadi pendeta tapi sekarang ia menjadi kepala sekolah di Salam School, Milwaukee. Di tengah kesibukannya mengurus enam puteranya, Jamilah mengajar paruh waktu dan menulis novel bertema Muslim Amerika.
http://mualaf.com/index.php/muallaf-foreigner/item/693-cibercita-cita-menjadi-pendeta-malah-masuk-islam
Jamilah Kolocotronis, melalui jalan berliku untuk sampai menjadi seorang Muslim. Uniknya, ia mendapatkan hidayah dari Allah swt mengikrarkan dua kalimat syahadat, justeru saat ia menempuh pendidikan demi mewujudukan cita-citanya menjadi seorang pendeta agama Kristen Lutheran yang dianutnya. Kisah Jamilah berawal pada tahun 1976. Meski kuliah di sebuah universitas negeri, ia masih memendam keinginan untuk menjadi pendeta. Jamilah lalu mendatangi seorang pastor di sebuah gereja Lutheran dan menyampaikan keinginannya untuk membantu apa saja di gereja. Pastor itu kemudian meminta Jamilah untuk mewakilinya di acara piknik untuk para mahasiswa baru dari negara lain. Dalam acara ini, untuk pertamakalinya Jamilah bertemu dengan seorang Muslim.
Muslim itu bernama Abdul Mun'im dari Thailand. "Ia punya senyum yang manis dan sangat sopan. Saat kami berbincang-bincang, ia seringkali menyebut kata Allah," kata Jamilah.
Jamilah mengaku agak aneh mendengar Mun'im menyebut nama Tuhan, karena sejak kecil ia diajarkan bahwa orang di luar penganut Kristen akan masuk neraka. Saat itu, Jamilah merasa bahwa Mun'im adalah golongan orang yang akan masuk neraka, meski Mun'im percaya pada Tuhan dan berperilaku baik. Jamilah bertekad untuk bisa mengkristenkan Mun'im.
Jamilah pun mengundang Mun'im datang ke gereja. Tapi betapa malu hatinya Jamilah ketika melihat Mun'im datang ke gereja dengan membawa al-Quran. Usai kebaktian, Jamilah dan Mun'im berbincang tentang Islam dan al-Quran. Selama ini, Jamilah hanya mendengar istilah "Muslim" dan memahaminya dengan hal-hal yang negatif. Kala itu, sejak era tahun 1960-an warga kulit putih di AS meyakini bahwa warga Muslim kulit hitam ingin menyingkirkan warga kulit putih.
Selama dua tahun, Jamilah tetap melakukan kontak dengan Mun'im. Lewat aktivitasnya di sebuah Klub International, Jamilah juga bertemu dengan beberapa Muslim lainnya. Jamilah tetap berusaha melakukan kegiatan misionarisnya untuk memurtadkan mereka dan masih punya keinginan kuat untuk menjadi pendeta meski waktu itu, di era tahun '70-an gereja-gereja belum bisa menerima perempuan di sekolah seminari.
Waktu terus berjalan, kebijakan pun berubah. Setelah menyelesaikan studinya di universitas, sebuah seminari Lutheran mau menerimanya sebagai siswa. Jamilah pun langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke Chicago untuk memulai pelatihan menjadi pendeta.
Tapi, cuma satu semester Jamilah merasakan semangat belajarnya di seminari itu. Jamilah sangat kecewa dengan kenyataan bahwa seminari itu tidak lebih sebagai tempat untuk bersosialisasi dimana pesta-pesta digelar dan minum-minuman keras sudah menjadi hal yang biasa. Jamilah makin kecewa ketika seorang profesor mengatakan bahwa para cendikiawan Kristen mengakui bahwa Alkitan bukan kitab suci yang sempurna, tapi sebagai pendeta mereka tidak boleh mengungkapkan hal itu pada para jamaah gereja. Ketika Jamilah bertanya mengapa, jawabannya tidak memuaskan dan ia diminta menerima saja keyakinan itu.
Jamilah akhirnya memutuskan meninggalkan seminari dan pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk lebih meluangkan waktu untuk mencari kebenaran. Di tengah pencariannya itu, Jamilah diterima kerja sebagai sekretaris di daerah pinggiran St. Louis tak jauh dari rumahnya.
Mencari Kesalahan al-Quran
Suatu hari Jamilah masuk ke sebuah toko buku dan menemukan al-Quran di toko buku itu. Jamilah tertarik untuk membelinya karena ia ingin mencari kelemahan dalam al-Quran. Jamilah berpikir, sebagai orang yang bergelar sarjana di bidang filosofi dan agama serta pernah mengenyam pendidikan di seminari, pastilah mudah baginya menemukan kelemahan-kelemahan al-Quran sehingga ia bisa mempengaruhi teman-teman Muslimnya bahwa mereka salah.
"Saya baca al-Quran dan mencari kesalahan serta ketidakkonsistenan dalam al-Quran. Tapi saya sama sekali tak menemukannya. Saya malah terkesan saat membaca Surat Al-An'am ayat 73. Untuk pertama kalinya saya ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam," ujar Jamilah.
Jamilah memutuskan untuk kembali ke universitasnya dulu dan mengambil gelar master di bidang filosofi dan agama. Pada saat yang sama, selain mengunjungi kebaktian di gereja, Jamilah juga datang ke masjid pada saat salat Jumat. Saat itu, Jamilah mengaku belum siap menjadi seorang Muslim. Masih banyak ganjalan pertanyaan memenuhi kepalanya.
Namun Jamilah tetap melanjutkan pencariannya tentang agama. Ia banyak mendapat penjelasan dari teman-temannya di universitas yang Muslim tentang berbagai keyakinan dalam Kristen yang selama ini ketahui. Selain mempelajari Islam, Jamilah juga mempelajari agama Budha. "Saya cuma ingin menemukan kebenaran," kata Jamilah.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Seiring berjalannya waktu, Jamilah merasakan kecenderungannya pada Islam pada musim panas 1980. Satu hal yang masih mengganggu pikirannya ketika itu adalah mengapa orang Islam harus berwudhu sebelum salat. Ia menganggap itu tidak logis karena manusia seharusnya bisa mengakses dirinya pada Tuhan kapan saja. Namun pertanyaan yang mengganggu itu akhirnya terjawab dan Jamilah bisa menerima jawabannya.
Akhirnya, malam itu Jamilah membulatkan tekadnya untuk menerima Islam sebagai agamanya. Ia pergi ke sebuah masjid kecil dekat universitas. Kala itu, malam ke-9 di bulan Ramadhan, Jamilah mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh sejumlah pengunjung masjid.
"Butuh beberapa hari untuk beradaptasi, tapi saya merasakan kedamaian. Saya sudah melakukan pencarian begitu lama dan sekarang saya merasa menemukan tempat yang damai," tukas Jamilah.
Setelah menjadi seorang Muslim, awalnya Jamilah menyembunyikan keislamannya dari teman-teman di kampus bahkan keluarganya. Menceritakan pada keluarganya bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim bukan persoalan gampang buat Jamilah. Begitupula ketika ia ingin mengenakan jilbab. Tapi jalan berliku dan berat itu berhasil dilaluinya. Kini, Jamilah sudah berjilbab, ia tidak jadi pendeta tapi sekarang ia menjadi kepala sekolah di Salam School, Milwaukee. Di tengah kesibukannya mengurus enam puteranya, Jamilah mengajar paruh waktu dan menulis novel bertema Muslim Amerika.
http://mualaf.com/index.php/muallaf-foreigner/item/693-cibercita-cita-menjadi-pendeta-malah-masuk-islam
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Bagi Peter Scott, Kebencian itu Awal dari Hidayah
Ia marah dengan Islam. “Aku merasa agama dan para pengikutnya telah menyerbu negara saya, “ ujarnya, dan inilah kisahnya ... Rabu, 10 Pebruari, kota New York sedang dilanda badai salju. Sejak tengah malam lalu, salju turun tiada henti membuat jalanan menjadi sepi dan licin. Kebanyakan warga memilih tinggal di rumah, berbagai institusi ditutup sementara, termasuk sekolah-sekolah dan bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Aku sendiri cukup malas untuk meninggalkan rumah pagi. Tapi entah apa, rasanya aku tetap terpanggil untuk melangkahkan kaki menuju kantor PTRI, dan selanjutnya ke Islamic Center. Ternyata kantor PTRI juga pagi ini hanya dibuka hingga pukul 12 siang.
Islamic Cultural Center of New YorkAku segera menuju Islamic Cultural Center of New York dengan tujuan sekedar shalat dzuhur dan asar sekalian. Lazimnya, ketika ada badai salju atau hujan lebat, jama’ah meminta untuk menjama’ shalat. Setiba di Islamic Center aku segera menuju ruang shalat, selain untuk melihat apakah pemanas ruangan telah dinyalakan atau belum, juga untuk shalat sunnah.
Tiba-tiba saja Sekretaris memanggil, “Some one is waiting for you!”. “Let me do my sunnah and will be there!,” jawabku.
Setelah shalat sunnah, segera aku menuju ke ruang perkantoran Islamic Center. Di ruang tamu sudah ada seseorang yang relatif berumur, tapi nampak elegan dalam berpakaian. “Hi, good morning!,” sapaku. “Good morning!,” jawabnya dengan sangat sopan dan ramah. “Waiting for me?,” tanyaku sambil menjabat tangan. “Yes, and I am sorry to bother you at this early time,” katanya sambil tersenyum.
Aku mengajak pria berkulit putih tersebut ke ruangan kantor aku. Dengan berbasa-basi aku katakan “Wah mudah-mudahan Anda diberikan pahala atas perjuangan mengunjungi Islamic Center dalam suasana cuaca seperti ini,” kataku. “Oh not at all!. We used to this kind of weather,” jawabnya.
“So, what I can do for you this morning,” tanyaku memulai pembicaraan. Tanpa aku sadari orang tersebut masih berdiri di depan pintu. Barangkali dia tidak ingin lancang duduk tanpa dipersilahkan. Memang dia nampak sopan, tapi dari kata-katanya dapat dipahami bahwa dia cukup terdidik.
“Please do have your sit!,” kataku. “Thanks sir!,” jawabnya singkat.
Setelah duduk Aku ulangi lagi, pertanyaan sebelumnya “what I can do for you this morning?.” Sambil membalik posisi duduknya, dia melihat ke arahku dengan sedikit serius, tapi tetap dengan senyumnya. “I am here for….,’ seolah terhenti..”for some clarifications!,” jawabnya. Intinya, ia mengaku telah banyak membaca, mengamati dan belajar agama. "Harus jujur Aku tahu tentang hal itu banyak," jelasnya.
“That’s great!,” selaku. Dia mengaku, dari waktu ke waktu, pertanyaan tentang agamanya terus bertambah. Sementara perasaan terhadap Islam justru makin tumbuh.
Pria itu, merubah posisi duduknya dan bercerita. "Aku dulu sangat marah. Aku benar-benar membenci agama ini!, jelasnya. “Aku merasa agama dan para pengikutnya telah menyerbu negara saya, “ tambahnya dengan sangat serius. "Jadi, apa yang terjadi?, pancingku menyambung ceritanya.
Singkatnya, aku menuliskan beberapa catatan ceritanya, bagaimana kebenciannya kepada agama Islam menjadi awal ‘kehausan’ untuk mencari tahu. Suatu hari dia membeli makanan di pinggir jalan (Halal Food) di kota Manhattan. Sekedar untuk diketahui, mayoritas mereka yang jual makanan di pinggir jalan di kota New York adalah Muslim. Lalu menurutnya, di gerobak penjual makanan itu tertulis “Laa ilaaha illa Allah-Muhammad Rasul Allah” dalam bahasa Arab. Kebenciannya yang amat sangat kepada Islam, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mengata-ngatai penjual makanan itu dengan kalimat, “don’t turn people away from buying your food with that ….(bad word)’, katanya sinis!.
Tapi menurutnya lagi, sang penjual itu tidak menjawab dan hanya tersenyum, bahkan merespon dengan “Thank you for coming my friend!.”
Singkatnya, menurut dia lagi, sikap ramah si penjual makanan itu selalu teringat dalam pikirannya. Bahkan sikap itu menjadikannya merasa bersalah, tapi pantang untuk datang meminta maaf. Ketidak inginannya meminta maaf itu, katanya sekali lagi, karena kebenciannya kepada agama ini (Islam, red). "Itu benar-benar membuat saya marah kepada diri saya, namun di saat yang sama, saya benar-benar ingin tahu,” sambungnya.
“Awalnya, aku hanya googling beberapa informasi mengenai agama. Kemudian mendengarkan beberapa ceramah di Youtube (terutama ceramah Hamzah Yusuf), “ ujarnya. Setelah itu kemudian membeli beberapa buku karangan non Muslim, termasuk sejarah Rasul oleh Karen Amstrong, Syari’ah oleh John Esposito, dll.
"Semakin saya pelajari, semakin aku merasa menjadi curiga dan bingung,” akunya. “Tapi apakah Anda pernah berpikir sebelumnya, mengapa begitu?,” ujarku. “Saya tidak tahu, saya kira faktor media, katanya. Yang jelas, setiap kali dia melihat pemboman, pembunuhan, pengrusakan, dan bahkan beberapa aksi film, ada-ada saja Muslim yang terkait. "Saya benar-benar tidak tahu dan bingung, apa yang sedang dipraktikkan orang-orang Islam ini?."
Dia kembali berbicara panjang, seolah menyampaikan ceramah kepadaku tentang “jurang besar” antara ilmu tentang Islam yang dia pahami dan berbagai perangai yang dia lihat dari beberapa Muslim selama ini. Di satu sisi, dia kagum dengan sikap penjual makanan tadi. Tapi di satu sisi, dia marah dengan sikap beberapa orang Islam yang justru melakukan apa yang disebutnya sebagai “kejahatan atas nama Islam.” “Dan demikian, aku pada pihak mana? Apakah suatu hari nanti aku akan menjadi seorang Muslim?, tanyanya pada dirinya sendiri.
Setelah selesai, aku kemudian memulai mengambil kendali. “Pertama, saya ucapkan selamat!,” kataku singkat. Tapi justu nampak bingung dengan ucapanku itu.
Segera aku sambung ‘You have been a real American!’. Dia tersenyum tapi masih belum paham.
“Kemarahan Anda dapat dimengerti,” kataku. Pertama-tama, karena Anda tidak tahu dan akan mencari serta bertanya tetang itu. Kedua, faktor media dan obat untuk itu adalah memperjelas. Dan saya pikir Anda melakukan yang kedua, “ tambahku
Aku mengajaknya mendiskusikan berbagai hal. Mulai dari sejarah peperangan, terorisme, pembunuhan, pengrusakan, dari dulu hingga sekarang. Dan sebaliknya, bagaimana Islam telah memainkan peranan besar dalam membangun peradaban manusia.
“Sepanjang sejarah manusia, apa yang Anda lihat sekarang ini tidaklah terlalu mengejutkan dan hal baru. Berapa banyak nyawa telah diambil, properti dihancurkan dan rumah rusak?,” tanyaku. "Dan dari awal Nabi Muhammad mengajarkan agama ini pada abad ke-7 di Arabia, hingga hari ini, berapa banyak perang dan pembunuhan yang telah melibatkan Muslim sebagai pelaku?,” pancingku lagi.
Dia nampak hanya geleng-geleng kepala dengan contoh-contoh yang aku berikan. Dari Hitler, Stalin, Perang Dunia I dan II, Hiroshima dan Nagasaki , dst. Berapa diantara mereka yang terbunuh, dan siapa yang melakukan? Peperangan di Iraq, berapa yang terbunuh ketika jet-jet Amerika mendrop boms di perkampungan- perkampungan? Siapa mayoritas tentara Amerika?
Kemudian, pernahkan dilakukan studi secara dekat, untuk mengetahui apakah benar bahwa pemboman, pembunuhan, pengrusakan yang dilakukan oleh beberapa Muslim selama ini, walau atas nama Islam, memang dibenarkan oleh Islam? Dan benarkah bahwa memang motifnya karena memperjuangkan Islam dan Muslim, atau karena memang Islam dan Muslim adalah jembatan menuju kepada ‘interest’ tertentu?, ceritaku panjang lebar.
Tak terasa, waktu adzan dhuhur telah tiba. “Sorry, that is what we call adzan or the call to pray,” jelasku. Aku diam sejenak, dia juga nampak diam mendengarkan adzan dari Sheikh Farahat, muadzin yang baru diterima sebagai pegawai di Islamic Center. Suara tammatan Al-Azhar ini memang sangat indah.
Setelah adzan, aku kembali menyambung pembicaraan. Saat ini kita membicarakan berbagai ketidakadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia, dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Secara ekonomi hanya segelintir yang menikmati kue alam, secara politik ada pemaksaan sistemik kepada negara lain, dst.
“Dengan semua ini, dan tidak ada cara untuk mengatakan bahwa pembunuhan, terutama ketika kita sampai pada kehidupan dan warga sipil tak berdosa, adalah dibenarkan atas nama berjuang untuk keadilan,” lanjutku.
Tapi karena waktu sangat singkat, aku bertanya “Apa pendapatmu? Apakah ada hal yang membuat Anda berkeberatan?, " pancingku. Dia nampak diam, tapi tersenyum dan mencoba berbicara.
“You are right!,” katanya singkat. "Aku sudah tidak adil untuk diri saya sendiri! Asosiasi saya terhadap Islam dan perilaku sebagian kaum Muslim benar-benar tidak adil.”
“You got the point, sir!”, jawabku singkat. “Sekarang, saya meminta izin sesaat untuk shalat.” Tiba-tiba saja dia melihatku dengan sedikit serius. Kali ini tanpa senyum dan berkata “Apa yang harus aku lakukan untuk menjadi seorang Muslim?” tanyanya. “Are you serious?” tanyaku. “Yes!” , jawabnya singkat. “Follow me!”, ajakku.
Aku ajak dia ke ruang wudhu, mengajarinya berwudhu, lalu ke ruang shalat. Sambil menunggu waktu iqamah, aku menyampaikan kepadanya. "Apa yang akan saya lakukan adalah membawa Anda untuk menyatakan iman Anda yang baru dengan apa yang kita sebut syahadat. Dan itu adalah untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak untuk disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya,” jelasku seraya mengingatkan apa yang pernah dia lihat dahulu di gerobak penjual makanan itu.
Sebelum iqamah dimulai aku ajak, Peter Scott, begitu nama pria tersebut, ke depan jama’ah dan menuntunnya mengucapkan “Asy-hadu anlaa ilaaha illa Allah wa asy-hadu anna Muhammadan Rasul Allah,” seraya diikuti gema takbir sekitar 200-an jama’ah shalat Dhuhr hari ini.
“Peter, Anda seorang Muslim sekarang, seperti orang lain di sini hari ini. Tidak ada diantara Anda yang kurang. Sebenarnya, Anda lebih baik dari kami karena Anda dipilih untuk menjadi, bukan hanya dilahirkan ke dalamnya dan mengikutinya,” jelasku sambil meminta untuk mengikuti gerakan-gerakan shalat sebisanya, tapi dengan konsentrasi.
Allahu Akbar! Semoga Peter selalu dijaga dan dijadikan pejuang di jalanNya! [www.hidayatullah.com]
Syamsi Ali, Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York dan penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com
http://mualaf.com/index.php/muallaf-foreigner/item/756-kebencian-itu-awal-dari-hidayah
Ia marah dengan Islam. “Aku merasa agama dan para pengikutnya telah menyerbu negara saya, “ ujarnya, dan inilah kisahnya ... Rabu, 10 Pebruari, kota New York sedang dilanda badai salju. Sejak tengah malam lalu, salju turun tiada henti membuat jalanan menjadi sepi dan licin. Kebanyakan warga memilih tinggal di rumah, berbagai institusi ditutup sementara, termasuk sekolah-sekolah dan bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Aku sendiri cukup malas untuk meninggalkan rumah pagi. Tapi entah apa, rasanya aku tetap terpanggil untuk melangkahkan kaki menuju kantor PTRI, dan selanjutnya ke Islamic Center. Ternyata kantor PTRI juga pagi ini hanya dibuka hingga pukul 12 siang.
Islamic Cultural Center of New YorkAku segera menuju Islamic Cultural Center of New York dengan tujuan sekedar shalat dzuhur dan asar sekalian. Lazimnya, ketika ada badai salju atau hujan lebat, jama’ah meminta untuk menjama’ shalat. Setiba di Islamic Center aku segera menuju ruang shalat, selain untuk melihat apakah pemanas ruangan telah dinyalakan atau belum, juga untuk shalat sunnah.
Tiba-tiba saja Sekretaris memanggil, “Some one is waiting for you!”. “Let me do my sunnah and will be there!,” jawabku.
Setelah shalat sunnah, segera aku menuju ke ruang perkantoran Islamic Center. Di ruang tamu sudah ada seseorang yang relatif berumur, tapi nampak elegan dalam berpakaian. “Hi, good morning!,” sapaku. “Good morning!,” jawabnya dengan sangat sopan dan ramah. “Waiting for me?,” tanyaku sambil menjabat tangan. “Yes, and I am sorry to bother you at this early time,” katanya sambil tersenyum.
Aku mengajak pria berkulit putih tersebut ke ruangan kantor aku. Dengan berbasa-basi aku katakan “Wah mudah-mudahan Anda diberikan pahala atas perjuangan mengunjungi Islamic Center dalam suasana cuaca seperti ini,” kataku. “Oh not at all!. We used to this kind of weather,” jawabnya.
“So, what I can do for you this morning,” tanyaku memulai pembicaraan. Tanpa aku sadari orang tersebut masih berdiri di depan pintu. Barangkali dia tidak ingin lancang duduk tanpa dipersilahkan. Memang dia nampak sopan, tapi dari kata-katanya dapat dipahami bahwa dia cukup terdidik.
“Please do have your sit!,” kataku. “Thanks sir!,” jawabnya singkat.
Setelah duduk Aku ulangi lagi, pertanyaan sebelumnya “what I can do for you this morning?.” Sambil membalik posisi duduknya, dia melihat ke arahku dengan sedikit serius, tapi tetap dengan senyumnya. “I am here for….,’ seolah terhenti..”for some clarifications!,” jawabnya. Intinya, ia mengaku telah banyak membaca, mengamati dan belajar agama. "Harus jujur Aku tahu tentang hal itu banyak," jelasnya.
“That’s great!,” selaku. Dia mengaku, dari waktu ke waktu, pertanyaan tentang agamanya terus bertambah. Sementara perasaan terhadap Islam justru makin tumbuh.
Pria itu, merubah posisi duduknya dan bercerita. "Aku dulu sangat marah. Aku benar-benar membenci agama ini!, jelasnya. “Aku merasa agama dan para pengikutnya telah menyerbu negara saya, “ tambahnya dengan sangat serius. "Jadi, apa yang terjadi?, pancingku menyambung ceritanya.
Singkatnya, aku menuliskan beberapa catatan ceritanya, bagaimana kebenciannya kepada agama Islam menjadi awal ‘kehausan’ untuk mencari tahu. Suatu hari dia membeli makanan di pinggir jalan (Halal Food) di kota Manhattan. Sekedar untuk diketahui, mayoritas mereka yang jual makanan di pinggir jalan di kota New York adalah Muslim. Lalu menurutnya, di gerobak penjual makanan itu tertulis “Laa ilaaha illa Allah-Muhammad Rasul Allah” dalam bahasa Arab. Kebenciannya yang amat sangat kepada Islam, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mengata-ngatai penjual makanan itu dengan kalimat, “don’t turn people away from buying your food with that ….(bad word)’, katanya sinis!.
Tapi menurutnya lagi, sang penjual itu tidak menjawab dan hanya tersenyum, bahkan merespon dengan “Thank you for coming my friend!.”
Singkatnya, menurut dia lagi, sikap ramah si penjual makanan itu selalu teringat dalam pikirannya. Bahkan sikap itu menjadikannya merasa bersalah, tapi pantang untuk datang meminta maaf. Ketidak inginannya meminta maaf itu, katanya sekali lagi, karena kebenciannya kepada agama ini (Islam, red). "Itu benar-benar membuat saya marah kepada diri saya, namun di saat yang sama, saya benar-benar ingin tahu,” sambungnya.
“Awalnya, aku hanya googling beberapa informasi mengenai agama. Kemudian mendengarkan beberapa ceramah di Youtube (terutama ceramah Hamzah Yusuf), “ ujarnya. Setelah itu kemudian membeli beberapa buku karangan non Muslim, termasuk sejarah Rasul oleh Karen Amstrong, Syari’ah oleh John Esposito, dll.
"Semakin saya pelajari, semakin aku merasa menjadi curiga dan bingung,” akunya. “Tapi apakah Anda pernah berpikir sebelumnya, mengapa begitu?,” ujarku. “Saya tidak tahu, saya kira faktor media, katanya. Yang jelas, setiap kali dia melihat pemboman, pembunuhan, pengrusakan, dan bahkan beberapa aksi film, ada-ada saja Muslim yang terkait. "Saya benar-benar tidak tahu dan bingung, apa yang sedang dipraktikkan orang-orang Islam ini?."
Dia kembali berbicara panjang, seolah menyampaikan ceramah kepadaku tentang “jurang besar” antara ilmu tentang Islam yang dia pahami dan berbagai perangai yang dia lihat dari beberapa Muslim selama ini. Di satu sisi, dia kagum dengan sikap penjual makanan tadi. Tapi di satu sisi, dia marah dengan sikap beberapa orang Islam yang justru melakukan apa yang disebutnya sebagai “kejahatan atas nama Islam.” “Dan demikian, aku pada pihak mana? Apakah suatu hari nanti aku akan menjadi seorang Muslim?, tanyanya pada dirinya sendiri.
Setelah selesai, aku kemudian memulai mengambil kendali. “Pertama, saya ucapkan selamat!,” kataku singkat. Tapi justu nampak bingung dengan ucapanku itu.
Segera aku sambung ‘You have been a real American!’. Dia tersenyum tapi masih belum paham.
“Kemarahan Anda dapat dimengerti,” kataku. Pertama-tama, karena Anda tidak tahu dan akan mencari serta bertanya tetang itu. Kedua, faktor media dan obat untuk itu adalah memperjelas. Dan saya pikir Anda melakukan yang kedua, “ tambahku
Aku mengajaknya mendiskusikan berbagai hal. Mulai dari sejarah peperangan, terorisme, pembunuhan, pengrusakan, dari dulu hingga sekarang. Dan sebaliknya, bagaimana Islam telah memainkan peranan besar dalam membangun peradaban manusia.
“Sepanjang sejarah manusia, apa yang Anda lihat sekarang ini tidaklah terlalu mengejutkan dan hal baru. Berapa banyak nyawa telah diambil, properti dihancurkan dan rumah rusak?,” tanyaku. "Dan dari awal Nabi Muhammad mengajarkan agama ini pada abad ke-7 di Arabia, hingga hari ini, berapa banyak perang dan pembunuhan yang telah melibatkan Muslim sebagai pelaku?,” pancingku lagi.
Dia nampak hanya geleng-geleng kepala dengan contoh-contoh yang aku berikan. Dari Hitler, Stalin, Perang Dunia I dan II, Hiroshima dan Nagasaki , dst. Berapa diantara mereka yang terbunuh, dan siapa yang melakukan? Peperangan di Iraq, berapa yang terbunuh ketika jet-jet Amerika mendrop boms di perkampungan- perkampungan? Siapa mayoritas tentara Amerika?
Kemudian, pernahkan dilakukan studi secara dekat, untuk mengetahui apakah benar bahwa pemboman, pembunuhan, pengrusakan yang dilakukan oleh beberapa Muslim selama ini, walau atas nama Islam, memang dibenarkan oleh Islam? Dan benarkah bahwa memang motifnya karena memperjuangkan Islam dan Muslim, atau karena memang Islam dan Muslim adalah jembatan menuju kepada ‘interest’ tertentu?, ceritaku panjang lebar.
Tak terasa, waktu adzan dhuhur telah tiba. “Sorry, that is what we call adzan or the call to pray,” jelasku. Aku diam sejenak, dia juga nampak diam mendengarkan adzan dari Sheikh Farahat, muadzin yang baru diterima sebagai pegawai di Islamic Center. Suara tammatan Al-Azhar ini memang sangat indah.
Setelah adzan, aku kembali menyambung pembicaraan. Saat ini kita membicarakan berbagai ketidakadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia, dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Secara ekonomi hanya segelintir yang menikmati kue alam, secara politik ada pemaksaan sistemik kepada negara lain, dst.
“Dengan semua ini, dan tidak ada cara untuk mengatakan bahwa pembunuhan, terutama ketika kita sampai pada kehidupan dan warga sipil tak berdosa, adalah dibenarkan atas nama berjuang untuk keadilan,” lanjutku.
Tapi karena waktu sangat singkat, aku bertanya “Apa pendapatmu? Apakah ada hal yang membuat Anda berkeberatan?, " pancingku. Dia nampak diam, tapi tersenyum dan mencoba berbicara.
“You are right!,” katanya singkat. "Aku sudah tidak adil untuk diri saya sendiri! Asosiasi saya terhadap Islam dan perilaku sebagian kaum Muslim benar-benar tidak adil.”
“You got the point, sir!”, jawabku singkat. “Sekarang, saya meminta izin sesaat untuk shalat.” Tiba-tiba saja dia melihatku dengan sedikit serius. Kali ini tanpa senyum dan berkata “Apa yang harus aku lakukan untuk menjadi seorang Muslim?” tanyanya. “Are you serious?” tanyaku. “Yes!” , jawabnya singkat. “Follow me!”, ajakku.
Aku ajak dia ke ruang wudhu, mengajarinya berwudhu, lalu ke ruang shalat. Sambil menunggu waktu iqamah, aku menyampaikan kepadanya. "Apa yang akan saya lakukan adalah membawa Anda untuk menyatakan iman Anda yang baru dengan apa yang kita sebut syahadat. Dan itu adalah untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak untuk disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya,” jelasku seraya mengingatkan apa yang pernah dia lihat dahulu di gerobak penjual makanan itu.
Sebelum iqamah dimulai aku ajak, Peter Scott, begitu nama pria tersebut, ke depan jama’ah dan menuntunnya mengucapkan “Asy-hadu anlaa ilaaha illa Allah wa asy-hadu anna Muhammadan Rasul Allah,” seraya diikuti gema takbir sekitar 200-an jama’ah shalat Dhuhr hari ini.
“Peter, Anda seorang Muslim sekarang, seperti orang lain di sini hari ini. Tidak ada diantara Anda yang kurang. Sebenarnya, Anda lebih baik dari kami karena Anda dipilih untuk menjadi, bukan hanya dilahirkan ke dalamnya dan mengikutinya,” jelasku sambil meminta untuk mengikuti gerakan-gerakan shalat sebisanya, tapi dengan konsentrasi.
Allahu Akbar! Semoga Peter selalu dijaga dan dijadikan pejuang di jalanNya! [www.hidayatullah.com]
Syamsi Ali, Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York dan penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com
http://mualaf.com/index.php/muallaf-foreigner/item/756-kebencian-itu-awal-dari-hidayah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Halaman 4 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Similar topics
» Foto para MUALAF
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
Halaman 4 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik