Foto para MUALAF
Halaman 1 dari 1 • Share
Re: Foto para MUALAF
DEPOK - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok melakukan prosesi tata cara masuk agama Islam untuk keluarga Edward Mayer Napitupulu asal Cilodong, Depok. Pembacaan dua kalimat syahadat dibimbing oleh KH TB Iin A Dhiyauddin selaku anggota dewan penasihat MUI Kota Depok.
Ika Sri Wahyuni, istri Edward menuturkan, keluarganya masuk Islam karena panggilan hati. Sudah sejak lama dia dan keluarganya ingin masuk Islam.
Namun, keyakinan itu dikukuhkan pada momen Ramadan tahun ini. Dia mengaku ketika Ramadan tiba, hatinya merasa tenang. Apalagi rumahnya berdekatan dengan masjid.
"Kalau dengar suara azan rasaya ada ketenangan," kata Ika ditemui di Kantor MUI KOta Depok Jalan Nusantara, Depok, Kamis (25/6/2015).
Usai menjadi mualaf, ketiganya mengaku makin tenang dan yakin akan ajaran Islam. Mereka pun telah lama mempelajari ajaran Islam yaitu solat lima waktu. Keputusan besar untuk memeluk agama Islam pun didukung pihak keluarga.
"Keluarga saya sudah tahu. Hanya keluarga besar suami yang belum semua kami beritahu," ceritanya.
Ika terlihat sangat khusuk ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. Bahkan, ketika menyaksikan suaminya membaca syahadat dirinya sempat meneteskan air mata.
"Hati saya sekarang makin tenang. Sebelumnya memang sempat dilema tapi sekarang sudah yakin dan tenang," ungkapnya.
Tidak hanya Ika dan suaminya yang masuk Islam, tetapi anak laki-lakinya yang masih berusia sembilan tahun juga resmi menjadi mualaf di bulan Ramadan 2015.
Sementara itu, Sekertaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan, keluarga Edward masuk Islam lantaran ingin mencari ketentraman hati. "Mereka justru tentram disaat bulan Ramadan," ujarnya.
Dikatakannya, sudah banyak warga Depok yang menjadi mualaf dengan berbagai alasan. Mulai dari proses pencarian dan ada juga yang bersentuhan dengan suara azan. Jumlahnya tiap tahun juga bertambah.
"Sering yang datang ke sini dan jadi mualaf. Merasa mendapatkan kedamaian dan alasan yang ingin menikah," bebernya.
http://ramadan.sindonews.com/read/1016793/68/ramadan-2015-satu-keluarga-di-depok-jadi-mualaf-1435208115
selamat datang kembali kerumah Islam saudaraku :)
Ali Imran:20
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
TEMPO.CO, Depok - Satu keluarga di Depok tak kuasa menahan haru saat membaca dua kalimat syahadat di gedung Majelis Ulama Indonesia Depok, Pancoranmas, Kamis, 25 Juni 2015. Edward Mayer Napitupulu, 34 tahun, bersama sang istri, Ika Sri Wahyuni 30 tahun, dan anaknya, Anggiat Lamganda Hasonangan Napitupulu, 8 tahun, memutuskan masuk Islam pada Ramadan tahun ini.
Edward menitikkan air mata saat melafalkan dua kalimat syahadat, yang menjadi syarat untuk memeluk Islam. Ia mengaku merasa tenang saat bulan suci Ramadan. Nuansa bulan Ramadan membawa nilai spiritual yang tinggi bagi dia.
Ia mengatakan selama ini selalu tergetar bila mendengar suara azan di masjid dekat rumahnya. Terlebih saat melihat orang menunggu azan berbuka puasa.
"Setiap Ramadan, batin saya merasa tenang, apalagi saat mendengar azan," ucap Edward, yang dibimbing membaca dua kalimat syahadat oleh anggota Dewan Penasihat MUI Depok, KH TB Iin A. Dhiyauddin.
Edward mengaku siap dengan konsekuensi yang akan diterima atas pilihannya ini, kendati hampir seluruh keluarganya beragama Nasrani. "Sudah keputusan kami sekeluarga untuk memeluk agama Islam," ujarnya.
Adapun Sri menuturkan keluarga suaminya belum tahu dia beserta suami dan anaknya masuk Islam. Sebab, keluarga besarnya belum diberi tahu. "Nanti akan kami beri tahu. Keluarga kami juga sudah mempelajari salat," ucapnya.
Sekretaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan mengislamkan keluarga Edward atas permintaan mereka sendiri. Keluarga itu mengaku tidak tentram, dan mereka juga jarang ke gereja untuk beribadah. "Mereka merasa tentram saat Ramadan. Makanya mereka memutuskan menjadi mualaf saat Ramadan," ujarnya.
Ia menjelaskan, setiap tahun, jumlah penduduk Depok yang mualaf terus bertambah. Namun jumlah pastinya belum terdata. "Tapi setiap tahun selalu ada yang menjadi mualaf. Pokoknya cukup banyak yang menjadi mualaf dan datang ke sini," tuturnya.
http://ramadan.tempo.co/read/news/2015/06/25/155678202/Tergetar-Suara-Azan-Satu-Keluarga-Jadi-Mualaf
Re: Foto para MUALAF
DEPOK - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok melakukan prosesi tata cara masuk agama Islam untuk keluarga Edward Mayer Napitupulu asal Cilodong, Depok. Pembacaan dua kalimat syahadat dibimbing oleh KH TB Iin A Dhiyauddin selaku anggota dewan penasihat MUI Kota Depok.
Ika Sri Wahyuni, istri Edward menuturkan, keluarganya masuk Islam karena panggilan hati. Sudah sejak lama dia dan keluarganya ingin masuk Islam.
Namun, keyakinan itu dikukuhkan pada momen Ramadan tahun ini. Dia mengaku ketika Ramadan tiba, hatinya merasa tenang. Apalagi rumahnya berdekatan dengan masjid.
"Kalau dengar suara azan rasaya ada ketenangan," kata Ika ditemui di Kantor MUI KOta Depok Jalan Nusantara, Depok, Kamis (25/6/2015).
Usai menjadi mualaf, ketiganya mengaku makin tenang dan yakin akan ajaran Islam. Mereka pun telah lama mempelajari ajaran Islam yaitu solat lima waktu. Keputusan besar untuk memeluk agama Islam pun didukung pihak keluarga.
"Keluarga saya sudah tahu. Hanya keluarga besar suami yang belum semua kami beritahu," ceritanya.
Ika terlihat sangat khusuk ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. Bahkan, ketika menyaksikan suaminya membaca syahadat dirinya sempat meneteskan air mata.
"Hati saya sekarang makin tenang. Sebelumnya memang sempat dilema tapi sekarang sudah yakin dan tenang," ungkapnya.
Tidak hanya Ika dan suaminya yang masuk Islam, tetapi anak laki-lakinya yang masih berusia sembilan tahun juga resmi menjadi mualaf di bulan Ramadan 2015.
Sementara itu, Sekertaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan, keluarga Edward masuk Islam lantaran ingin mencari ketentraman hati. "Mereka justru tentram disaat bulan Ramadan," ujarnya.
Dikatakannya, sudah banyak warga Depok yang menjadi mualaf dengan berbagai alasan. Mulai dari proses pencarian dan ada juga yang bersentuhan dengan suara azan. Jumlahnya tiap tahun juga bertambah.
"Sering yang datang ke sini dan jadi mualaf. Merasa mendapatkan kedamaian dan alasan yang ingin menikah," bebernya.
http://ramadan.sindonews.com/read/1016793/68/ramadan-2015-satu-keluarga-di-depok-jadi-mualaf-1435208115
selamat datang kembali kerumah Islam saudaraku :)
Ali Imran:20
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
TEMPO.CO, Depok - Satu keluarga di Depok tak kuasa menahan haru saat membaca dua kalimat syahadat di gedung Majelis Ulama Indonesia Depok, Pancoranmas, Kamis, 25 Juni 2015. Edward Mayer Napitupulu, 34 tahun, bersama sang istri, Ika Sri Wahyuni 30 tahun, dan anaknya, Anggiat Lamganda Hasonangan Napitupulu, 8 tahun, memutuskan masuk Islam pada Ramadan tahun ini.
Edward menitikkan air mata saat melafalkan dua kalimat syahadat, yang menjadi syarat untuk memeluk Islam. Ia mengaku merasa tenang saat bulan suci Ramadan. Nuansa bulan Ramadan membawa nilai spiritual yang tinggi bagi dia.
Ia mengatakan selama ini selalu tergetar bila mendengar suara azan di masjid dekat rumahnya. Terlebih saat melihat orang menunggu azan berbuka puasa.
"Setiap Ramadan, batin saya merasa tenang, apalagi saat mendengar azan," ucap Edward, yang dibimbing membaca dua kalimat syahadat oleh anggota Dewan Penasihat MUI Depok, KH TB Iin A. Dhiyauddin.
Edward mengaku siap dengan konsekuensi yang akan diterima atas pilihannya ini, kendati hampir seluruh keluarganya beragama Nasrani. "Sudah keputusan kami sekeluarga untuk memeluk agama Islam," ujarnya.
Adapun Sri menuturkan keluarga suaminya belum tahu dia beserta suami dan anaknya masuk Islam. Sebab, keluarga besarnya belum diberi tahu. "Nanti akan kami beri tahu. Keluarga kami juga sudah mempelajari salat," ucapnya.
Sekretaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan mengislamkan keluarga Edward atas permintaan mereka sendiri. Keluarga itu mengaku tidak tentram, dan mereka juga jarang ke gereja untuk beribadah. "Mereka merasa tentram saat Ramadan. Makanya mereka memutuskan menjadi mualaf saat Ramadan," ujarnya.
Ia menjelaskan, setiap tahun, jumlah penduduk Depok yang mualaf terus bertambah. Namun jumlah pastinya belum terdata. "Tapi setiap tahun selalu ada yang menjadi mualaf. Pokoknya cukup banyak yang menjadi mualaf dan datang ke sini," tuturnya.
http://ramadan.tempo.co/read/news/2015/06/25/155678202/Tergetar-Suara-Azan-Satu-Keluarga-Jadi-Mualaf
Re: Foto para MUALAF
DEPOK - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok melakukan prosesi tata cara masuk agama Islam untuk keluarga Edward Mayer Napitupulu asal Cilodong, Depok. Pembacaan dua kalimat syahadat dibimbing oleh KH TB Iin A Dhiyauddin selaku anggota dewan penasihat MUI Kota Depok.
Ika Sri Wahyuni, istri Edward menuturkan, keluarganya masuk Islam karena panggilan hati. Sudah sejak lama dia dan keluarganya ingin masuk Islam.
Namun, keyakinan itu dikukuhkan pada momen Ramadan tahun ini. Dia mengaku ketika Ramadan tiba, hatinya merasa tenang. Apalagi rumahnya berdekatan dengan masjid.
"Kalau dengar suara azan rasaya ada ketenangan," kata Ika ditemui di Kantor MUI KOta Depok Jalan Nusantara, Depok, Kamis (25/6/2015).
Usai menjadi mualaf, ketiganya mengaku makin tenang dan yakin akan ajaran Islam. Mereka pun telah lama mempelajari ajaran Islam yaitu solat lima waktu. Keputusan besar untuk memeluk agama Islam pun didukung pihak keluarga.
"Keluarga saya sudah tahu. Hanya keluarga besar suami yang belum semua kami beritahu," ceritanya.
Ika terlihat sangat khusuk ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. Bahkan, ketika menyaksikan suaminya membaca syahadat dirinya sempat meneteskan air mata.
"Hati saya sekarang makin tenang. Sebelumnya memang sempat dilema tapi sekarang sudah yakin dan tenang," ungkapnya.
Tidak hanya Ika dan suaminya yang masuk Islam, tetapi anak laki-lakinya yang masih berusia sembilan tahun juga resmi menjadi mualaf di bulan Ramadan 2015.
Sementara itu, Sekertaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan, keluarga Edward masuk Islam lantaran ingin mencari ketentraman hati. "Mereka justru tentram disaat bulan Ramadan," ujarnya.
Dikatakannya, sudah banyak warga Depok yang menjadi mualaf dengan berbagai alasan. Mulai dari proses pencarian dan ada juga yang bersentuhan dengan suara azan. Jumlahnya tiap tahun juga bertambah.
"Sering yang datang ke sini dan jadi mualaf. Merasa mendapatkan kedamaian dan alasan yang ingin menikah," bebernya.
http://ramadan.sindonews.com/read/1016793/68/ramadan-2015-satu-keluarga-di-depok-jadi-mualaf-1435208115
selamat datang kembali kerumah Islam saudaraku :)
Ali Imran:20
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
TEMPO.CO, Depok - Satu keluarga di Depok tak kuasa menahan haru saat membaca dua kalimat syahadat di gedung Majelis Ulama Indonesia Depok, Pancoranmas, Kamis, 25 Juni 2015. Edward Mayer Napitupulu, 34 tahun, bersama sang istri, Ika Sri Wahyuni 30 tahun, dan anaknya, Anggiat Lamganda Hasonangan Napitupulu, 8 tahun, memutuskan masuk Islam pada Ramadan tahun ini.
Edward menitikkan air mata saat melafalkan dua kalimat syahadat, yang menjadi syarat untuk memeluk Islam. Ia mengaku merasa tenang saat bulan suci Ramadan. Nuansa bulan Ramadan membawa nilai spiritual yang tinggi bagi dia.
Ia mengatakan selama ini selalu tergetar bila mendengar suara azan di masjid dekat rumahnya. Terlebih saat melihat orang menunggu azan berbuka puasa.
"Setiap Ramadan, batin saya merasa tenang, apalagi saat mendengar azan," ucap Edward, yang dibimbing membaca dua kalimat syahadat oleh anggota Dewan Penasihat MUI Depok, KH TB Iin A. Dhiyauddin.
Edward mengaku siap dengan konsekuensi yang akan diterima atas pilihannya ini, kendati hampir seluruh keluarganya beragama Nasrani. "Sudah keputusan kami sekeluarga untuk memeluk agama Islam," ujarnya.
Adapun Sri menuturkan keluarga suaminya belum tahu dia beserta suami dan anaknya masuk Islam. Sebab, keluarga besarnya belum diberi tahu. "Nanti akan kami beri tahu. Keluarga kami juga sudah mempelajari salat," ucapnya.
Sekretaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan mengislamkan keluarga Edward atas permintaan mereka sendiri. Keluarga itu mengaku tidak tentram, dan mereka juga jarang ke gereja untuk beribadah. "Mereka merasa tentram saat Ramadan. Makanya mereka memutuskan menjadi mualaf saat Ramadan," ujarnya.
Ia menjelaskan, setiap tahun, jumlah penduduk Depok yang mualaf terus bertambah. Namun jumlah pastinya belum terdata. "Tapi setiap tahun selalu ada yang menjadi mualaf. Pokoknya cukup banyak yang menjadi mualaf dan datang ke sini," tuturnya.
http://ramadan.tempo.co/read/news/2015/06/25/155678202/Tergetar-Suara-Azan-Satu-Keluarga-Jadi-Mualaf
Similar topics
» Para MUALAF
» Para polisi mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Pelajaran dari mualaf Mantan Misionaris: Kalo Yesus Tuhan, Kok Tidak Disembah Para Nabi?
» [bISNIs] Alternatif Pengganti Kompresor Untuk Cetak Foto Ke Kayu || Cetak Foto Di Kayu || Transfer Foto
» Para polisi mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Pelajaran dari mualaf Mantan Misionaris: Kalo Yesus Tuhan, Kok Tidak Disembah Para Nabi?
» [bISNIs] Alternatif Pengganti Kompresor Untuk Cetak Foto Ke Kayu || Cetak Foto Di Kayu || Transfer Foto
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik