Para MUALAF
Halaman 6 dari 7 • Share
Halaman 6 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Para MUALAF
First topic message reminder :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Juga ini:
mualaf yang bertobat dari kesesatan ajaran kristen, juruselamat asli adalah para nabi, sedangkan tuhan itu TUJUAN, bukan juruselamat, tapi tuhan itu SUMBER keselamatan.
Memang surga dan Islam dan Allah, sang tuhan yang asli itu bagi yang mampu dan mau berpikir.
mualaf yang bertobat dari kesesatan ajaran kristen, juruselamat asli adalah para nabi, sedangkan tuhan itu TUJUAN, bukan juruselamat, tapi tuhan itu SUMBER keselamatan.
Memang surga dan Islam dan Allah, sang tuhan yang asli itu bagi yang mampu dan mau berpikir.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
yang ini malah sudah sempat jadi pendeta lalu mualaf, mendapat pencerahan menuju jalan yang benar, jalan yang lurus, terhindar dari kesesatan kristen.
Robert Guilhem, pakar genetika dan pemimpin yahudi di Albert Einstein College menyatakan dengan tegas soal keislamannya. Dia masuk Islam setelah kagum dengan ayat-ayat Al-Quran tentang masa iddah wanita muslimah selama tiga bulan. Massa iddah merupakan massa tunggu perempuan selama tiga bulan, selama proses dicerai suaminya.
Seperti dikutip dari societyberty.com, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan, massa iddah wanita sesuai dengan ayat-ayat yang tercantum di Alquran. Hasil studi itu menyimpulkan hubungan intim suami istri menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik khususnya pada perempuan.
Dia mengatakan jika pasangan suami istri (pasutri) tidak bersetubuh, maka tanda itu secara perlahan-lahan akan hilang antara 25-30 persen. Gelhem menambahkan, tanda tersebut akan hilang secara keseluruhan setelah tiga bulan berlalu. Karena itu, perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik khusus laki-laki lainnya setelah tiga bulan.
Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Muslim Afrika di Amerika. Dalam studinya, ia menemukan setiap wanita di sana hanya mengandung sidik khusus dari pasangan mereka saja.
Penelitian serupa dilakukannya di perkampungan nonmuslim Amerika. Hasil penelitian membuktikan wanita di sana yang hamil memiliki jejak sidik dua hingga tiga laki-laki. Ini berarti, wanita-wanita non-muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahannya yang sah.
Sang pakar juga melakukan penelitian kepada istrinya sendiri. Hasilnya menunjukkan istrinya ternyata memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya.
Setelah penelitian-penelitian tersebut, dia akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Ia meyakini hanya Islam lah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa perempuan muslimah adalah yang paling bersih di muka bumi ini.
Robert Guilhem, pakar genetika dan pemimpin yahudi di Albert Einstein College menyatakan dengan tegas soal keislamannya. Dia masuk Islam setelah kagum dengan ayat-ayat Al-Quran tentang masa iddah wanita muslimah selama tiga bulan. Massa iddah merupakan massa tunggu perempuan selama tiga bulan, selama proses dicerai suaminya.
Seperti dikutip dari societyberty.com, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan, massa iddah wanita sesuai dengan ayat-ayat yang tercantum di Alquran. Hasil studi itu menyimpulkan hubungan intim suami istri menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik khususnya pada perempuan.
Dia mengatakan jika pasangan suami istri (pasutri) tidak bersetubuh, maka tanda itu secara perlahan-lahan akan hilang antara 25-30 persen. Gelhem menambahkan, tanda tersebut akan hilang secara keseluruhan setelah tiga bulan berlalu. Karena itu, perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik khusus laki-laki lainnya setelah tiga bulan.
Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Muslim Afrika di Amerika. Dalam studinya, ia menemukan setiap wanita di sana hanya mengandung sidik khusus dari pasangan mereka saja.
Penelitian serupa dilakukannya di perkampungan nonmuslim Amerika. Hasil penelitian membuktikan wanita di sana yang hamil memiliki jejak sidik dua hingga tiga laki-laki. Ini berarti, wanita-wanita non-muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahannya yang sah.
Sang pakar juga melakukan penelitian kepada istrinya sendiri. Hasilnya menunjukkan istrinya ternyata memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya.
Setelah penelitian-penelitian tersebut, dia akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Ia meyakini hanya Islam lah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa perempuan muslimah adalah yang paling bersih di muka bumi ini.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Lalu ini, bisa ditanyakan sendiri ke twitternya @Irena_Handono
bahkan bisa lho ketemu langsung dengan orangnya, sekarang baliau lagi umroh, sepulang umroh sang mantan biarawati ini bisa ditanya-tanya....
Yesus baru diangkat jadi "Tuhan" melalui konsili Nicea di kota Nicea pada tahun 325 Masehi. Pada waktu itu belum ada istilah Trinitas karena "Roh Kudus" belum dikenal. Baru pada Tahun 421 roh kudus diangkat menjadi "Tuhan" pada konsili Efesus.
Ustz.Hj.Irena Handono, Mantan Ketua Legio Maria Terbesar di Indonesia, Mantan Biarawati Seminari biasa, Mantan Biarawati Sekolah Seminari Agung.
http://islamterbuktibenar.net/
bahkan bisa lho ketemu langsung dengan orangnya, sekarang baliau lagi umroh, sepulang umroh sang mantan biarawati ini bisa ditanya-tanya....
Yesus baru diangkat jadi "Tuhan" melalui konsili Nicea di kota Nicea pada tahun 325 Masehi. Pada waktu itu belum ada istilah Trinitas karena "Roh Kudus" belum dikenal. Baru pada Tahun 421 roh kudus diangkat menjadi "Tuhan" pada konsili Efesus.
Ustz.Hj.Irena Handono, Mantan Ketua Legio Maria Terbesar di Indonesia, Mantan Biarawati Seminari biasa, Mantan Biarawati Sekolah Seminari Agung.
http://islamterbuktibenar.net/
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
biarawati yang barat pun mualaf
Aminah Assilmi mantan biarawati, akhirnya menemukan kebenaran. Keluarganya ingin membunuhnya karena masuk islam, tapi pada akhirnya mereka semua masuk Islam.
Aminah Assilmi mantan biarawati, akhirnya menemukan kebenaran. Keluarganya ingin membunuhnya karena masuk islam, tapi pada akhirnya mereka semua masuk Islam.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
yang ini pernah tergelincir lalu bertobat kembali.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
satu lagi kisah menyentuh :
Kisah seorang pastor Katolik yang bercita-cita ingin mengabdikan diri sebagai pendeta tetapi hidup menuntunnya hingga menemukan Islam. Sebuah kisah yang menyentuh.
Kisah seorang pastor Katolik yang bercita-cita ingin mengabdikan diri sebagai pendeta tetapi hidup menuntunnya hingga menemukan Islam. Sebuah kisah yang menyentuh.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
yang ini berseri kisahnya
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
ini selanjutnya
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Pemakaman Raja Fahd Membawa Pendeta Italia Menjadi Mualaf
Hidayah Allah datangnya tidak bisa diraba-raba. Apabila Allah menghendaki maka ia akan mendatangi hamba yang berbahagia itu. Demikianlah kisah seorang pendeta asal Italia.
Seorang pendeta terkenal di Italia mengumumkan masuk Islam setelah menyaksikan jenazah raja Arab Saudi, Fahd bin Abdul Aziz, untuk kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hal itu terjadi setelah ia melihat betapa sederhananya prosesi pemakaman jenazah yang jauh dari pengeluaran biaya yang mahal dan berlebihan.
Sang mantan pendeta telah mengikuti secara seksama prosesi pemakaman sang Raja yang bersamaan waktunya dengan jenazah yang lain. Ia melihat tidak ada perbedaan sama sekali antara kedua jenazah tersebut. Keduanya sama-sama dishalatkan dalam waktu yang bersamaan.
Pemandangan ini meninggalkan kesan mendalam tersendiri pada dirinya sehingga gambaran persamaan di dalam Islam dan betapa sederhananya prosesi pemakaman yang disaksikan oleh seluruh dunia di pekuburan ‘el-oud’ itu membuatnya masuk Islam dan mengubah kehidupannya.
Tidak ada perbedaan sama sekali antara kuburan seorang raja dan penguasa besar dengan kuburan rakyat jelata. Karena itulah, ia langsung mengumumkan masuk Islam.
Salah seorang pengamat masalah dakwah Islam mengatakan, kisah masuk Islamnya sang pendeta tersebut setelah sekian lama perjalanan yang ditempuh mengingatkan pada upaya besar yang telah dikerahkan di dalam mengenalkan Islam kepada sebagian orang-orang Barat.
Ada seorang Da’i yang terus berusaha sepanjang 15 tahun untuk berdiskusi dengan pendeta ini dan mengajaknya masuk Islam. Tetapi usaha itu tidak membuahkan hasil hingga ia sendiri menyaksikan prosesi pemakaman Raja Fahd yang merupakan pemimpin yang dikagumi dan brilian. Baru setelah itu, sang pendeta masuk Islam.
Sang Muslim baru yang mengumumkan keislamannya itu pada hari prosesi pemakaman jenazah pernah berkata kepada Dr al-Malik, “Buku-buku yang kalian tulis, surat-surat kalian serta diskusi dan debat yang kalian gelar tidak bisa mengguncangkanku seperti pemandangan yang aku lihat pada pemakaman jenazah raja Fahd yang demikian sederhana dan penuh toleransi ini.”
Ia menambahkan, “Pemandangan para hari Selasa itu akan membekas pada jiwa banyak orang yang mengikuti prosesi itu dari awal seperti saya ini.”
Ia meminta agar kaum Muslimin antusias untuk menyebarkan lebih banyak lagi gambaran toleransi Islam dan keadilannya agar dapat membekas pada jiwa orang lain.
Ia menegaskan, dirinya telah berjanji akan mengerahkan segenap daya dan upaya dari sisa usianya yang 62 tahun in untuk menyebarkan gambaran Islam yang begitu ideal. Semoga Allah menjadikan keislamannya berkah bagi alam semesta…
http://www.jurnalhajiumroh.com/post/mualaf/pemakaman-raja-fahd-membawa-pendeta-italia-menjadi-mualaf
Hidayah Allah datangnya tidak bisa diraba-raba. Apabila Allah menghendaki maka ia akan mendatangi hamba yang berbahagia itu. Demikianlah kisah seorang pendeta asal Italia.
Seorang pendeta terkenal di Italia mengumumkan masuk Islam setelah menyaksikan jenazah raja Arab Saudi, Fahd bin Abdul Aziz, untuk kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hal itu terjadi setelah ia melihat betapa sederhananya prosesi pemakaman jenazah yang jauh dari pengeluaran biaya yang mahal dan berlebihan.
Sang mantan pendeta telah mengikuti secara seksama prosesi pemakaman sang Raja yang bersamaan waktunya dengan jenazah yang lain. Ia melihat tidak ada perbedaan sama sekali antara kedua jenazah tersebut. Keduanya sama-sama dishalatkan dalam waktu yang bersamaan.
Pemandangan ini meninggalkan kesan mendalam tersendiri pada dirinya sehingga gambaran persamaan di dalam Islam dan betapa sederhananya prosesi pemakaman yang disaksikan oleh seluruh dunia di pekuburan ‘el-oud’ itu membuatnya masuk Islam dan mengubah kehidupannya.
Tidak ada perbedaan sama sekali antara kuburan seorang raja dan penguasa besar dengan kuburan rakyat jelata. Karena itulah, ia langsung mengumumkan masuk Islam.
Salah seorang pengamat masalah dakwah Islam mengatakan, kisah masuk Islamnya sang pendeta tersebut setelah sekian lama perjalanan yang ditempuh mengingatkan pada upaya besar yang telah dikerahkan di dalam mengenalkan Islam kepada sebagian orang-orang Barat.
Ada seorang Da’i yang terus berusaha sepanjang 15 tahun untuk berdiskusi dengan pendeta ini dan mengajaknya masuk Islam. Tetapi usaha itu tidak membuahkan hasil hingga ia sendiri menyaksikan prosesi pemakaman Raja Fahd yang merupakan pemimpin yang dikagumi dan brilian. Baru setelah itu, sang pendeta masuk Islam.
Sang Muslim baru yang mengumumkan keislamannya itu pada hari prosesi pemakaman jenazah pernah berkata kepada Dr al-Malik, “Buku-buku yang kalian tulis, surat-surat kalian serta diskusi dan debat yang kalian gelar tidak bisa mengguncangkanku seperti pemandangan yang aku lihat pada pemakaman jenazah raja Fahd yang demikian sederhana dan penuh toleransi ini.”
Ia menambahkan, “Pemandangan para hari Selasa itu akan membekas pada jiwa banyak orang yang mengikuti prosesi itu dari awal seperti saya ini.”
Ia meminta agar kaum Muslimin antusias untuk menyebarkan lebih banyak lagi gambaran toleransi Islam dan keadilannya agar dapat membekas pada jiwa orang lain.
Ia menegaskan, dirinya telah berjanji akan mengerahkan segenap daya dan upaya dari sisa usianya yang 62 tahun in untuk menyebarkan gambaran Islam yang begitu ideal. Semoga Allah menjadikan keislamannya berkah bagi alam semesta…
http://www.jurnalhajiumroh.com/post/mualaf/pemakaman-raja-fahd-membawa-pendeta-italia-menjadi-mualaf
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Kisah Mualaf Asal Jepang Pemilik Restoran Hana
Perjalanan Mualaf asal Jepang Kumiko
KUMIKO, dari namanya sudah bisa ditebak dari mana wanita berkulit putih dan bermata sipit itu berasal. Ya, wanita itu berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Sudah tiga tahun ini ia tinggal di Aceh, tepatnya di Darussalam, Banda Aceh.
Saat berbincang-bincang dengan The Atjeh Post pekan lalu, wanita yang biasa dipanggil Kak Kumiko ini mengaku tinggal di Aceh karena mengikuti sang suami, Khairul Huda, dosen di Fakultas Teknik Unsyiah yang tak lain adalah orang Aceh asli.
Sejak menikah dengan lelaki Aceh tersebut, Kumiko pun menjadi Mualaf, kini ia selalu tampil dengan kepala tertutup kerudung, sebagaimana yang dilakukan perempuan muslim lainnya.
Wanita yang dilahirkan di Osaka, Jepang ini pun perlahan-lahan mulai menyesuaikan diri dengan tempat tinggal barunya. Salah satunya adalah mempelajari bahasa Indonesia.
“Awalnya saya tak mengerti bahasa Indonesia, tapi karena sudah terbiasa, akhirnya saya sudah mengerti bahasa Indonesia walaupun sedikit,” ujarnya dengan logat Jepang yang kental.
Saat ini ia memiliki sepasang anak yaitu Radi Pratama Yutaro dan Sakinah Aiko. Kepada anak-anaknya Kumiko berbicara dengan bahasa Jepang, sedangkan dengan keluarga lainnya di rumah mereka berbicara dalam bahasa Indonesia, meski belum terlalu lancar.
Tiga tahun berada jauh di negeri orang, Kumiko kerap merasa rindu kepada negerinya, kepada orang tua, saudara dan kepada makanan khas negeri matahari terbit itu. Kerinduan itu pula yang menggerakkan naluri bisnisnya. Tak kehilangan akal, ia justru membuka kafe kecil di halaman rumahnya dengan menjual makanan khas Jepang. Dengan modal Rp 15 juta ia pun memantapkan niatnya membuka kafe tersebut.
Oleh Kumiko, kafe tersebut diberi nama Hana, dalam bahasa Jepang Hana artinya bunga. Bukan tanpa alasan ia memberinya nama itu. “Saya sangat menyukai bunga,” katanya. Kafe itu kini bisa ditemui di Belakang Wisma Unsyiah, berhadapan dengan Lapangan Tugu Unsyiah.
Di kafe Hana makanan yang disediakan hanya dua macam yaitu Tokoyaki dan Okonomi Yaki. Sedangkan minuman yang disediakan adalah Kakigori Ujikin atau es serut green tea dan es serut cokelat.
Salah satu ciri khas Kumiko adalah selalu sabar melayani konsumennya. Tak heran meski usia kafenya baru dalam hitungan minggu, setiap hari puluhan pembeli yang didominasi mahasiswa mampir ke kafenya.
Ke depan ia ingin usahanya itu bisa maju dan menambah beberapa varian makanan Jepang lainnya. Ia mengaku sangat didukung oleh suaminya.
“Saya ingin membuka usaha makanan Jepang di Banda Aceh, tempatnya di Hermes Mall,” katanya.
Restoran "Hana" Yang dibuat Oleh Mualaf asal Jepang Kumiko
Siapa yang tak kenal negara dengan sebutan Matahari Terbit itu. Ya, Jepang merupakan salah satu negara maju di timur Asia yang boleh dibilang sangat mendominasi, baik di bidang ekonomi maupun teknologi. Tak hanya itu dominasi Jepang juga terjadi di ranah budaya dan kuliner.
Kuliner Jepang kini kian mudah ditemui di Indonsia, sebut saja misalnya keberadaan franchise Hoka-hoka Bento (Hokben) yang sudah lama masuk Indonesia. Menjadi salah satu media untuk mempopulerkan makanan Jepang.
Di Banda Aceh outlet Hokben memang belum ada, tetapi bukan berarti kita tidak bisa mencicipi cita rasa kuliner Jepang. Penelusuran The Atjeh Post di Banda Aceh, café yang menyediakan kuliner khas Jepang baru ada satu tempat. Namanya Café Hana, lokasinya berada di depan Lapangan Tugu Unsyiah, persis di belakang Wisma Unsyiah, di kawasan Darussalam, Banda Aceh.
Penasaran dengan keberadaan café tersebut, Kamis, 4 Oktober 2012 kemarin The Atjeh Post sengaja mengunjungi Café Hana. Café tersebut berada di halaman sebuah rumah berwarna putih bergaya lama. Bentuknya sederhana, hanya berupa pondok kecil beratapkan daun rumbia. Hana, dalam bahasa Jepang artinya bunga jadi Café Hana berarti Café Bunga.
Aroma Jepang benar-benar terasa di kafe itu, pemiliknya Kumiko, merupakan perempuan asli Jepang. Bahkan saat berbincang-bincang dengan The Atjeh Post perempuan yang biasa disapa Kak Kumiko ini masih belum fasih berbahasa Indonesia.
“Saya sengaja memberi nama cafenya Hana, Hana artinya bunga, saya suka bunga,” katanya. Di bagian depan pondok sebuah spanduk berwarna hijau berisi menu-menu special Café Hana tertera dalam bahasa kanji.
Café tersebut mulai buka sejak pukul 11.oo wib pagi hingga pukul 18.00 wib petang. Berbagai makanan Jepang seperti olahan seafood, martabak, dan es krim tersedia di sini. Salah satunya adalah Takoyaki dan Okonomi Yaki, kedua makanan ini berasal dari Osakan, bentuknya seperti bola pingpong. Bahan dasarnya tepung terigu yang diisi dengan gurita atau tako, makanya diberinama Takoyaki.
Ada juga yang berisi ebi (udang), iki (cumi-cumi). Takoyaki dimasak menggunakan wajan yang berbentuk bola kecil dan diolesi minyak goreng di atasnya. Okonomi bentuknya seperti martabak dengan campuran terigu, kol, kerak tempura, ebi dan daung bawang, dengan tambahan telur sebagai perekatnya.
Isinya berupa campuran seperti seafood, udang, cumi dan gurita. Cara memasaknya pun sama seperti membuat martabak, digoreng di wajan datar persegi. Untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut Kak Kumiko membelinya di pasar Peunayong dan Lamnyong. Ada juga yang diimpor dari Jepang seperti teh hijau, Aonori, tempat masakan takoyaki dan alat es serut.
“Kalau saus ala Jepang dan mayonese biasanya saya buat sendiri,” katanya dengan logat Jepang. takoyaki dan okonomiyaki memang disajikan dengan saus ala Jepang, ditaburi dengan katsubusi yaitu olahan daging tongkol yang dikeringkan serta aonori atau serbuk rumput laut.
Berbeda dengan jajanan lainnya, penyajian satu porsi takoyaki terbilang lama membutuhkan waktu hingga 15 menit. Wajar saja karena semua makanan yang disantap di Café Hana sifatnyafresh from oven.
“Walau pun lama kami sabar menunggu makanan Jepang ini, soalnya enak,” kata Kiki, mahasiswa IAIN Ar Raniry yang dijumpai The Atjeh Post di café tersebut. Sudah empat hari berturut-turut Kiki mengaku datang ke café itu.
Selain kedua makanan di atas menu utama lainnya di Hana adalah kakigori ujikin atau es serut the hijau. Es serut ini diberi the hijau dan campuran agar-agar, kacang merah atau kin, bola ketan dan eskrim dari the hijau. Bagi yang suka cokelat tersedia juga es serut cokelat.
Rupanya Kak Kumiko tidak hanya menyediakan kuliner Jepang saja, minuman India pun tersedia di sini, namanya Cai Masala Tea India. Minuman ini diracik dengan bahan teh dicampur dengan jahe, kayu manis, cengkeh, susu dan beberapa rempah lainnya. Cocok diminum saat udara dingin untuk menghangatkan tubuh.
Café Hana pas untuk tongkrongan, khususnya mahasiswa karena harga yang ditawarkan di sini sangat murah. Takoyaki misalnya untuk tujuh butir hanya Rp 10 ribu, sedangkan es serut teh hijaunya hanya Rp 7 ribu.
Tempat ini cocok untuk tempat bersantai di sore hari, sembari menikmati bola-bola khas Negeri Sakura tersebut, kita juga bisa menikmati aktivitas mahasiswa di Lapangan Tugu Unsyiah.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/kisah-mualaf-asal-jepang-pemilik.html
Perjalanan Mualaf asal Jepang Kumiko
KUMIKO, dari namanya sudah bisa ditebak dari mana wanita berkulit putih dan bermata sipit itu berasal. Ya, wanita itu berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Sudah tiga tahun ini ia tinggal di Aceh, tepatnya di Darussalam, Banda Aceh.
Saat berbincang-bincang dengan The Atjeh Post pekan lalu, wanita yang biasa dipanggil Kak Kumiko ini mengaku tinggal di Aceh karena mengikuti sang suami, Khairul Huda, dosen di Fakultas Teknik Unsyiah yang tak lain adalah orang Aceh asli.
Sejak menikah dengan lelaki Aceh tersebut, Kumiko pun menjadi Mualaf, kini ia selalu tampil dengan kepala tertutup kerudung, sebagaimana yang dilakukan perempuan muslim lainnya.
Wanita yang dilahirkan di Osaka, Jepang ini pun perlahan-lahan mulai menyesuaikan diri dengan tempat tinggal barunya. Salah satunya adalah mempelajari bahasa Indonesia.
“Awalnya saya tak mengerti bahasa Indonesia, tapi karena sudah terbiasa, akhirnya saya sudah mengerti bahasa Indonesia walaupun sedikit,” ujarnya dengan logat Jepang yang kental.
Saat ini ia memiliki sepasang anak yaitu Radi Pratama Yutaro dan Sakinah Aiko. Kepada anak-anaknya Kumiko berbicara dengan bahasa Jepang, sedangkan dengan keluarga lainnya di rumah mereka berbicara dalam bahasa Indonesia, meski belum terlalu lancar.
Tiga tahun berada jauh di negeri orang, Kumiko kerap merasa rindu kepada negerinya, kepada orang tua, saudara dan kepada makanan khas negeri matahari terbit itu. Kerinduan itu pula yang menggerakkan naluri bisnisnya. Tak kehilangan akal, ia justru membuka kafe kecil di halaman rumahnya dengan menjual makanan khas Jepang. Dengan modal Rp 15 juta ia pun memantapkan niatnya membuka kafe tersebut.
Oleh Kumiko, kafe tersebut diberi nama Hana, dalam bahasa Jepang Hana artinya bunga. Bukan tanpa alasan ia memberinya nama itu. “Saya sangat menyukai bunga,” katanya. Kafe itu kini bisa ditemui di Belakang Wisma Unsyiah, berhadapan dengan Lapangan Tugu Unsyiah.
Di kafe Hana makanan yang disediakan hanya dua macam yaitu Tokoyaki dan Okonomi Yaki. Sedangkan minuman yang disediakan adalah Kakigori Ujikin atau es serut green tea dan es serut cokelat.
Salah satu ciri khas Kumiko adalah selalu sabar melayani konsumennya. Tak heran meski usia kafenya baru dalam hitungan minggu, setiap hari puluhan pembeli yang didominasi mahasiswa mampir ke kafenya.
Ke depan ia ingin usahanya itu bisa maju dan menambah beberapa varian makanan Jepang lainnya. Ia mengaku sangat didukung oleh suaminya.
“Saya ingin membuka usaha makanan Jepang di Banda Aceh, tempatnya di Hermes Mall,” katanya.
Restoran "Hana" Yang dibuat Oleh Mualaf asal Jepang Kumiko
Siapa yang tak kenal negara dengan sebutan Matahari Terbit itu. Ya, Jepang merupakan salah satu negara maju di timur Asia yang boleh dibilang sangat mendominasi, baik di bidang ekonomi maupun teknologi. Tak hanya itu dominasi Jepang juga terjadi di ranah budaya dan kuliner.
Kuliner Jepang kini kian mudah ditemui di Indonsia, sebut saja misalnya keberadaan franchise Hoka-hoka Bento (Hokben) yang sudah lama masuk Indonesia. Menjadi salah satu media untuk mempopulerkan makanan Jepang.
Di Banda Aceh outlet Hokben memang belum ada, tetapi bukan berarti kita tidak bisa mencicipi cita rasa kuliner Jepang. Penelusuran The Atjeh Post di Banda Aceh, café yang menyediakan kuliner khas Jepang baru ada satu tempat. Namanya Café Hana, lokasinya berada di depan Lapangan Tugu Unsyiah, persis di belakang Wisma Unsyiah, di kawasan Darussalam, Banda Aceh.
Penasaran dengan keberadaan café tersebut, Kamis, 4 Oktober 2012 kemarin The Atjeh Post sengaja mengunjungi Café Hana. Café tersebut berada di halaman sebuah rumah berwarna putih bergaya lama. Bentuknya sederhana, hanya berupa pondok kecil beratapkan daun rumbia. Hana, dalam bahasa Jepang artinya bunga jadi Café Hana berarti Café Bunga.
Aroma Jepang benar-benar terasa di kafe itu, pemiliknya Kumiko, merupakan perempuan asli Jepang. Bahkan saat berbincang-bincang dengan The Atjeh Post perempuan yang biasa disapa Kak Kumiko ini masih belum fasih berbahasa Indonesia.
“Saya sengaja memberi nama cafenya Hana, Hana artinya bunga, saya suka bunga,” katanya. Di bagian depan pondok sebuah spanduk berwarna hijau berisi menu-menu special Café Hana tertera dalam bahasa kanji.
Café tersebut mulai buka sejak pukul 11.oo wib pagi hingga pukul 18.00 wib petang. Berbagai makanan Jepang seperti olahan seafood, martabak, dan es krim tersedia di sini. Salah satunya adalah Takoyaki dan Okonomi Yaki, kedua makanan ini berasal dari Osakan, bentuknya seperti bola pingpong. Bahan dasarnya tepung terigu yang diisi dengan gurita atau tako, makanya diberinama Takoyaki.
Ada juga yang berisi ebi (udang), iki (cumi-cumi). Takoyaki dimasak menggunakan wajan yang berbentuk bola kecil dan diolesi minyak goreng di atasnya. Okonomi bentuknya seperti martabak dengan campuran terigu, kol, kerak tempura, ebi dan daung bawang, dengan tambahan telur sebagai perekatnya.
Isinya berupa campuran seperti seafood, udang, cumi dan gurita. Cara memasaknya pun sama seperti membuat martabak, digoreng di wajan datar persegi. Untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut Kak Kumiko membelinya di pasar Peunayong dan Lamnyong. Ada juga yang diimpor dari Jepang seperti teh hijau, Aonori, tempat masakan takoyaki dan alat es serut.
“Kalau saus ala Jepang dan mayonese biasanya saya buat sendiri,” katanya dengan logat Jepang. takoyaki dan okonomiyaki memang disajikan dengan saus ala Jepang, ditaburi dengan katsubusi yaitu olahan daging tongkol yang dikeringkan serta aonori atau serbuk rumput laut.
Berbeda dengan jajanan lainnya, penyajian satu porsi takoyaki terbilang lama membutuhkan waktu hingga 15 menit. Wajar saja karena semua makanan yang disantap di Café Hana sifatnyafresh from oven.
“Walau pun lama kami sabar menunggu makanan Jepang ini, soalnya enak,” kata Kiki, mahasiswa IAIN Ar Raniry yang dijumpai The Atjeh Post di café tersebut. Sudah empat hari berturut-turut Kiki mengaku datang ke café itu.
Selain kedua makanan di atas menu utama lainnya di Hana adalah kakigori ujikin atau es serut the hijau. Es serut ini diberi the hijau dan campuran agar-agar, kacang merah atau kin, bola ketan dan eskrim dari the hijau. Bagi yang suka cokelat tersedia juga es serut cokelat.
Rupanya Kak Kumiko tidak hanya menyediakan kuliner Jepang saja, minuman India pun tersedia di sini, namanya Cai Masala Tea India. Minuman ini diracik dengan bahan teh dicampur dengan jahe, kayu manis, cengkeh, susu dan beberapa rempah lainnya. Cocok diminum saat udara dingin untuk menghangatkan tubuh.
Café Hana pas untuk tongkrongan, khususnya mahasiswa karena harga yang ditawarkan di sini sangat murah. Takoyaki misalnya untuk tujuh butir hanya Rp 10 ribu, sedangkan es serut teh hijaunya hanya Rp 7 ribu.
Tempat ini cocok untuk tempat bersantai di sore hari, sembari menikmati bola-bola khas Negeri Sakura tersebut, kita juga bisa menikmati aktivitas mahasiswa di Lapangan Tugu Unsyiah.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/kisah-mualaf-asal-jepang-pemilik.html
ritara- SERSAN SATU
-
Posts : 170
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 09.01.14
Reputation : 7
Re: Para MUALAF
syukron, wah nambah lagi nieh mualaf...
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
agama yg umum dianut di negara2 yg maju secara ekonomi dan iptek, sudah lama usang shg hrs diekspor ke negara2 berkembang. tapi sayang, tetap aja ngga laku walopun strategi fitnah dan tipu sana sini sudah dilancarkan. Sepertinya butuh revisi atw re-modifikasi besar2an....
RHCP- LETNAN SATU
-
Posts : 2942
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 06.12.13
Reputation : 114
Re: Para MUALAF
Mualaf : Hana Tajima Simpson, Sang Model Jilbab Dari Jepang Mualaf
Akhir-akhir ini, nama Hana Tajima Simpson menjadi topik perbincangan di kalangan blogger Muslimah. Di kalangan para blogger, nama perempuan blasteran Jepang-Inggris itu dikenal karena gaya berjilbabnya yang unik dan lebih kasual. Sosok Hana pun telah menghias sejumlah media di Inggris dan Brazil. Hana yang dikenal sebagai seorang desainer membuat kejutan lewat produk berlabel Maysaa. Produk yang telah dilempar ke pasaran dunia itu berupa jilbab bergaya layers (bertumpuk). Melalui label itu, Hana mencoba memperkenalkan gaya berbusana yang trendi, namun tetap sesuai dengan syariat Islam di kalangan Muslimah.
Kini, produk busana Muslimah yang diciptakannya itu tengah menjadi tren dan digandrungi Muslimah di negara-negara Barat. Semua itu, tak lepas dari kegigihannya dalam mempromosikan Maysaa. Tak cuma itu, kini namanya menjadi ikon fesyen bagi para Muslimah di berbagai negara. Mengenai gaya berjilbab yang diusung Hana, skaisthenewblack.blogspot menulis, Dia (Hana) memiliki gaya yang hebat. Sangat elegan dan chic, namun tetap terlihat sederhana. Ternyata, busana Muslimah pun bila dikreasi secara kreatif dan inovatif bisa mewarnai dunia fesyen internasional.
Sejatinya, gaya berjilbab yang ditunjukkan perempuan berusia 23 tahun itu kepada para Muslimah di berbagai negara tercipta secara tidak sengaja. Hana yang saat itu baru memeluk Islam ingin sekali menggenakan jilbab. Ia memeluk Islam saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustrasi melihat gaya berbusana sebagian besar Muslimah yang kurang bervariasi, ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScraft.
Dengan maksud ingin menunjukkan kepada masyarakat Barat bahwa para perempuan Muslim pun dapat tampil di muka umum dengan gaya berbusana yang modis dan chic, serta mengikuti tren fesyen terkini, Hana mulai tergerak untuk mendesain gaya busana Muslimah lengkap dengan jilbabnya yang berbeda dengan yang sudah ada pada saat itu. Selain unik, gaya berbusana yang diusung Hana ini pada dasarnya tidak pernah benar-benar mengikuti tren fesyen yang pada saat itu tengah digandrungi di negara-negara Barat pada umumnya. Suatu hari saya akan tampil dengan gaya glamor ala Hollywood dan (hari) berikutnya saya akan terobsesi dengan gaya rock/grunge di tahun 90-an, paparnya.
Ia mengatakan cenderung menjaga hal-hal yang dianggap kecil dan sederhana dalam mendesain sebuah fesyen. Hana pun secara terus terang mengaku tertarik untuk mengkreasikan sesuatu, seperti memadankan jaket kulit vintage dengan gaun panjang bermotif bunga-bunga. Untuk mempopularkan gaya berbusananya, Hana memanfaatkan jaringan internet dengan membuat laman web pribadi yang diberi nama stylecovered.com. Saat itu, Hana belum sempat memberikan label untuk produk yang didesainnya itu.
Tanpa disangka, gaya berbusana yang ditampilkan dalam laman webnya itu menarik minat para blogger Muslimah di Inggris. Berawal dari situlah, Hana kemudian memutuskan untuk mendirikan Maysaa, sebuah rumah desain dan fesyen yang terinspirasi dari fesyen Barat namun tetap disesuaikan dengan kaidah Islam.
Kendati Maysaa ditujukan untuk para wanita Muslim, namun Hana tidak menampik hasil rancangannya ini juga bisa dikenakan oleh kalangan wanita non-Muslim. Saya tidak bisa mengatakan pakaian yang saya buat hanya untuk wanita Muslim atau untuk wanita non-Muslim, karena kehidupan saya pada dasarnya juga merupakan percampuran dari keduanya. Karenanya, saya suka membuat rancangan dari perspektif yang sangat pribadi, terang perempuan yang sudah mulai merancang sejak usia lima tahun itu.
Memeluk Islam
Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Kedua orang tuanya bukan termasuk orang yang religius, namun mereka sangat menghargai perbedaan. Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam. Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Saya berteman dengan beberapa Muslim saat di perguruan tinggi, ujarnya.
Dalam pandangan Hana, saat itu teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. Mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub, tutur Hana. Bagi Hana, hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak dihabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.
Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan ilmu filsafat, khususnya filsafat Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari filsafat Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka (teman-teman Muslimnya-Red), ungkapnya.
Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam. Tanpa menemui hambatan, ia pun bersyahadat dengan hanya disaksikan oleh teman-teman Muslimahnya. Yang paling sulit saat itu adalah memberitahukan kepada keluargaku, meskipun aku tahu mereka akan bahagia selama aku juga merasa bahagia. ed; heri ruslan
Memilih Berjilbab
Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah. Sebagai seorang mualaf, desainer busana Muslimah yang sedang menjadi pusat perhatian itu memilih untuk mengenakan jilbab. Seperti halnya saat memutuskan untuk memeluk Islam, keputusan hana untuk mengenakan jilbab juga datang tanpa paksaan. Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan, paparnya seperti dikutip dari hijabscarf.blogspot.com.
Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab. Saya tahu apa yang mereka pikirkan mengenai jilbab, tetapi saya akan bersikap pura-pura tidak mengetahuinya. Namun seiring waktu, orang-orang di sekitarku kini bisa bersikap lebih santai manakala melihatku dalam balutan jilbab, papar Hana sumringah.
Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh. Maklum saja, di negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia. Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang dikenakannya.
Karena itu, mengapa saya ingin menciptakan sesuatu yang akan membantu para Muslimah di mana pun untuk terus termotivasi mengatasi rasa takut itu, ujar Hana. Kini, dengan busana Muslimah yang dirancangnya, kaum Muslimah di negara-negara Barat bisa tampil dengan busana yang bisa diterima masyarakat tanpa meninggalkan aturan yang ditetapkan syariat Islam.(Nidia Zuraya, Republika Online, 9 Januari 2011).
sumberhttp://moeflich.wordpress.com/2011/01/16/hana-tajima-simpson-blasteran-jepang-inggris-mengagumi-kandungan-alquran/
https://twitter.com/hana_tajima
http://hanatajima.tumblr.com/
http://www.stylecovered.com
Akhir-akhir ini, nama Hana Tajima Simpson menjadi topik perbincangan di kalangan blogger Muslimah. Di kalangan para blogger, nama perempuan blasteran Jepang-Inggris itu dikenal karena gaya berjilbabnya yang unik dan lebih kasual. Sosok Hana pun telah menghias sejumlah media di Inggris dan Brazil. Hana yang dikenal sebagai seorang desainer membuat kejutan lewat produk berlabel Maysaa. Produk yang telah dilempar ke pasaran dunia itu berupa jilbab bergaya layers (bertumpuk). Melalui label itu, Hana mencoba memperkenalkan gaya berbusana yang trendi, namun tetap sesuai dengan syariat Islam di kalangan Muslimah.
Kini, produk busana Muslimah yang diciptakannya itu tengah menjadi tren dan digandrungi Muslimah di negara-negara Barat. Semua itu, tak lepas dari kegigihannya dalam mempromosikan Maysaa. Tak cuma itu, kini namanya menjadi ikon fesyen bagi para Muslimah di berbagai negara. Mengenai gaya berjilbab yang diusung Hana, skaisthenewblack.blogspot menulis, Dia (Hana) memiliki gaya yang hebat. Sangat elegan dan chic, namun tetap terlihat sederhana. Ternyata, busana Muslimah pun bila dikreasi secara kreatif dan inovatif bisa mewarnai dunia fesyen internasional.
Sejatinya, gaya berjilbab yang ditunjukkan perempuan berusia 23 tahun itu kepada para Muslimah di berbagai negara tercipta secara tidak sengaja. Hana yang saat itu baru memeluk Islam ingin sekali menggenakan jilbab. Ia memeluk Islam saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustrasi melihat gaya berbusana sebagian besar Muslimah yang kurang bervariasi, ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScraft.
Dengan maksud ingin menunjukkan kepada masyarakat Barat bahwa para perempuan Muslim pun dapat tampil di muka umum dengan gaya berbusana yang modis dan chic, serta mengikuti tren fesyen terkini, Hana mulai tergerak untuk mendesain gaya busana Muslimah lengkap dengan jilbabnya yang berbeda dengan yang sudah ada pada saat itu. Selain unik, gaya berbusana yang diusung Hana ini pada dasarnya tidak pernah benar-benar mengikuti tren fesyen yang pada saat itu tengah digandrungi di negara-negara Barat pada umumnya. Suatu hari saya akan tampil dengan gaya glamor ala Hollywood dan (hari) berikutnya saya akan terobsesi dengan gaya rock/grunge di tahun 90-an, paparnya.
Ia mengatakan cenderung menjaga hal-hal yang dianggap kecil dan sederhana dalam mendesain sebuah fesyen. Hana pun secara terus terang mengaku tertarik untuk mengkreasikan sesuatu, seperti memadankan jaket kulit vintage dengan gaun panjang bermotif bunga-bunga. Untuk mempopularkan gaya berbusananya, Hana memanfaatkan jaringan internet dengan membuat laman web pribadi yang diberi nama stylecovered.com. Saat itu, Hana belum sempat memberikan label untuk produk yang didesainnya itu.
Tanpa disangka, gaya berbusana yang ditampilkan dalam laman webnya itu menarik minat para blogger Muslimah di Inggris. Berawal dari situlah, Hana kemudian memutuskan untuk mendirikan Maysaa, sebuah rumah desain dan fesyen yang terinspirasi dari fesyen Barat namun tetap disesuaikan dengan kaidah Islam.
Kendati Maysaa ditujukan untuk para wanita Muslim, namun Hana tidak menampik hasil rancangannya ini juga bisa dikenakan oleh kalangan wanita non-Muslim. Saya tidak bisa mengatakan pakaian yang saya buat hanya untuk wanita Muslim atau untuk wanita non-Muslim, karena kehidupan saya pada dasarnya juga merupakan percampuran dari keduanya. Karenanya, saya suka membuat rancangan dari perspektif yang sangat pribadi, terang perempuan yang sudah mulai merancang sejak usia lima tahun itu.
Memeluk Islam
Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Kedua orang tuanya bukan termasuk orang yang religius, namun mereka sangat menghargai perbedaan. Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam. Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Saya berteman dengan beberapa Muslim saat di perguruan tinggi, ujarnya.
Dalam pandangan Hana, saat itu teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. Mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub, tutur Hana. Bagi Hana, hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak dihabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.
Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan ilmu filsafat, khususnya filsafat Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari filsafat Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka (teman-teman Muslimnya-Red), ungkapnya.
Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam. Tanpa menemui hambatan, ia pun bersyahadat dengan hanya disaksikan oleh teman-teman Muslimahnya. Yang paling sulit saat itu adalah memberitahukan kepada keluargaku, meskipun aku tahu mereka akan bahagia selama aku juga merasa bahagia. ed; heri ruslan
Memilih Berjilbab
Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah. Sebagai seorang mualaf, desainer busana Muslimah yang sedang menjadi pusat perhatian itu memilih untuk mengenakan jilbab. Seperti halnya saat memutuskan untuk memeluk Islam, keputusan hana untuk mengenakan jilbab juga datang tanpa paksaan. Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan, paparnya seperti dikutip dari hijabscarf.blogspot.com.
Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab. Saya tahu apa yang mereka pikirkan mengenai jilbab, tetapi saya akan bersikap pura-pura tidak mengetahuinya. Namun seiring waktu, orang-orang di sekitarku kini bisa bersikap lebih santai manakala melihatku dalam balutan jilbab, papar Hana sumringah.
Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh. Maklum saja, di negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia. Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang dikenakannya.
Karena itu, mengapa saya ingin menciptakan sesuatu yang akan membantu para Muslimah di mana pun untuk terus termotivasi mengatasi rasa takut itu, ujar Hana. Kini, dengan busana Muslimah yang dirancangnya, kaum Muslimah di negara-negara Barat bisa tampil dengan busana yang bisa diterima masyarakat tanpa meninggalkan aturan yang ditetapkan syariat Islam.(Nidia Zuraya, Republika Online, 9 Januari 2011).
sumberhttp://moeflich.wordpress.com/2011/01/16/hana-tajima-simpson-blasteran-jepang-inggris-mengagumi-kandungan-alquran/
https://twitter.com/hana_tajima
http://hanatajima.tumblr.com/
http://www.stylecovered.com
roswan- SERSAN MAYOR
-
Posts : 493
Kepercayaan : Islam
Location : jakarta
Join date : 19.01.14
Reputation : 5
Re: Para MUALAF
Kapok jadi pemabuk, Mariana Yesus bertobat lalu mualaf
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Seorang warga Inggris, Mariana Jesus (22 tahun) menyatakan, ia berhenti total mengonsumsi minuman beralkohol setelah memutuskan masuk Islam. Sebelumnya, perempuan muda tersebut sempat ditahan polisi di negaranya lantaran mengemudi dalam kondisi mabuk.
“Saya masuk Islam dan tidak akan pernah minum (minuman beralkohol) lagi. Saya akan mengubah hidup saya dan segera menikah,” ujar Jesus di depan Pengadilan Inggris, seperti dikutip OnIslam.net dari Grantham Journal, Selasa (14/1).
Polisi Inggris sebelumnya menangkap Jesus karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk pada 14 Desember lalu. Hasil tes yang dijalaninya saat itu menunjukkan, setiap 100 mililiter napas wanita itu mengandung 46 mikrogram alkohol. Sementara, ambang batas maksimum yang dilegalkan di negara itu untuk para pengemudi hanya 35 mikrogram per 100 mililiter.
“Itu terjadi setelah saya menghadiri makan malam untuk sebuah rangkaian penyambutan Natal. Sepulangnya dari acara itu, saya tidak menyadari telah mabuk berat,” kata Jesus yang tinggal di Beechcroft Road, Grantham, Lincolnshire.
Jesus menambahkan, ia telah mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialaminya. Hidayah pun akhirnya menuntun perempuan tersebut kepada Islam. Inggris sendiri saat ini menjadi rumah bagi hampir 2,7 juta komunitas Muslim.
Di samping itu, Islam juga menjadi agama yang paling cepat berkembang di negara itu. Sensus terakhir mengumumkan, proporsi umat Muslim di Inggris meningkat dari 3,0 persen menjadi 4,8 persen pada tahun lalu.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/01/15/mzez0i-kapok-jadi-pemabuk-mariana-jesus-masuk-islam
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Seorang warga Inggris, Mariana Jesus (22 tahun) menyatakan, ia berhenti total mengonsumsi minuman beralkohol setelah memutuskan masuk Islam. Sebelumnya, perempuan muda tersebut sempat ditahan polisi di negaranya lantaran mengemudi dalam kondisi mabuk.
“Saya masuk Islam dan tidak akan pernah minum (minuman beralkohol) lagi. Saya akan mengubah hidup saya dan segera menikah,” ujar Jesus di depan Pengadilan Inggris, seperti dikutip OnIslam.net dari Grantham Journal, Selasa (14/1).
Polisi Inggris sebelumnya menangkap Jesus karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk pada 14 Desember lalu. Hasil tes yang dijalaninya saat itu menunjukkan, setiap 100 mililiter napas wanita itu mengandung 46 mikrogram alkohol. Sementara, ambang batas maksimum yang dilegalkan di negara itu untuk para pengemudi hanya 35 mikrogram per 100 mililiter.
“Itu terjadi setelah saya menghadiri makan malam untuk sebuah rangkaian penyambutan Natal. Sepulangnya dari acara itu, saya tidak menyadari telah mabuk berat,” kata Jesus yang tinggal di Beechcroft Road, Grantham, Lincolnshire.
Jesus menambahkan, ia telah mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialaminya. Hidayah pun akhirnya menuntun perempuan tersebut kepada Islam. Inggris sendiri saat ini menjadi rumah bagi hampir 2,7 juta komunitas Muslim.
Di samping itu, Islam juga menjadi agama yang paling cepat berkembang di negara itu. Sensus terakhir mengumumkan, proporsi umat Muslim di Inggris meningkat dari 3,0 persen menjadi 4,8 persen pada tahun lalu.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/01/15/mzez0i-kapok-jadi-pemabuk-mariana-jesus-masuk-islam
roswan- SERSAN MAYOR
-
Posts : 493
Kepercayaan : Islam
Location : jakarta
Join date : 19.01.14
Reputation : 5
Re: Para MUALAF
Nice info, wkwkwk namanya itu lho. Maria Yesus :D
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
:D kebetulan saja
ini ada lagi:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/01/14/mzcgn7-yusuf-ali-bernier-kagum-dengan-ucapan-alhamdulillah
REPUBLIKA.CO.ID, Yusuf Ali Bernier merupakan mualaf dari Kanada. Sebelum menjadi Muslim, hidupnya lekat dengan gereja. Pelayanan gereja terutama ritual berulang , bernyanyi , dan doa kepada Yesus atau Maria atau Tuhan dan kadang-kadang orang-orang kudus menjadi hal-hal yang mengiringi pertumbuhan Yusuf.
Ia biasa duduk dengan bingung membaca Alkitab sembari merekam dalam tape recorder. Setelah selesai, Ia akan memutar rekaman kembali dengan harapan menangkap makna dari apa yang baru saja dibacanya. Namun, cara itu tak juga membantunya memperoleh apa yang ia cari.
Pada suatu hari, ia menyaksikan khotbah di televisi dimana acara tersebut memerintahkan pemberian Alkitab gratis dan menyumbangkan sebanyak yang bisa dilakukan ( yang tidak bisa banyak dilakukan anak laki-laki sepuluh tahun ) kepada penginjil televisi. Ganjarannya Ia akan menerima surat terima kasih dan berkat dan yang membuat saya merasa baik .
Hal itu berlangsung selama satu tahun atau lebih sampai akhirnya Ia menjadi terlalu frustrasi, kehilangan, dan bosan dengan seluruh proses. Bukannya mengerti, Yusuf malah semakin bingung memahami arti yang ada di dalam injil.
"Aku memiliki Alkitab di lemari laci dan saya hanya akan menyebutnya sesekali pada saat saya remaja. Aku menerima kenyataan bahwa aku tidak akan pernah benar-benar memahami Alkitab. Artinya , ironisnya , sampai nanti ketika saya menjadi Muslim. Saat itulah aku mulai mendapatkan pemahaman yang lengkap itu," jelasnya, seperti dilansir dari Onislam, Selasa (14/1).
Apa yang membuat Ia bingung dengan Injil adalah kontradiksi antara kitab tersebut dan apa yang telah diajarkan oleh para imam dan pendidik agamanya. Ia menemukan bahwa hampir setiap aspek keyakinannya terguncang atau tidak masuk akal sama sekali setelah mengacu pada Injil.
Ia merasa inti dari imannya yang telah dipelajari adalah palsu. Hal tersebut membawa dirinya ke titik di mana pesimis dan sinis terhadap agama. Akhirnya saat remaja, Ia pun seperti mengejek Agama yang diyakininya dengan pergi gereja sembari mengunyah permen karet dan setengah hati berpartisipasi dalam pelayanan.
Ia akan bersuara pada saat menyebutkan Tuhan atau Yesus. Ia tidak tahu apa yang bisa dipercaya lagi. Satu-satunya hal yang Ia yakini adalah bahwa Tuhan itu ada. Semua kebingungan dan kekecewaannya dari usia sepuluh tahun akhirnya memicu mencari Kebenaran dan akhirnya membawanya ke agama yang disebut Islam.
Pertemuan pertamanya dengan orang-orang Muslim adalah melalui transaksi bisnis. Hangat dan murah hati keramahan mereka memenangkan hatinya. Ia juga tergelitik dengan orang Muslim yang setia dengan Allah dalam ungkapan-ungkapan seperti Alhamdulillah (semua Segala puji bagi Allah ) dan Insya Allah ( Insya Allah ).
Ia tidak pernah melihat orang-orang dalam keadaan iman yang kuat seperti ini sebelumnya. Yusuf menemukan Kebaikan, kemurahan hati dan sifat belas kasih mereka adalah sebuah bagian dari seorang Muslim. Hal ini lantas mendorongnya ingin menjadi seperti mereka.
"Ini adalah apa yang menarik dari orang-orang Islam , ini adalah apa yang membuat saya tertarik terhadap Islam," ujarnya.
Setelah peristiwa tersebut, Ia mulai mempelajari dasar-dasar Islam. Semakin Ia belajar, Yusuf semakin ingin tahu. Ia mempelajari Islam melalui buku-buku yang ditulis oleh umat Islam dan juga membaca terjemahan Al-Quran. Ketika itu, hanya beberapa orang yang tahu bahwa Ia sedang belajar Islam.
Ia beralasan karena tidak ingin ada campur tangan dari umat Islam dan terutama dari teman-teman Kristen dan Yahudinya. "Saya tahu bahwa jika ada yang membimbing dan membantu saya dalam pencarian kebenaran adalah Allah," jelasnya.
Seiring waktu berlalu , pengetahuannya berkembang menjadi alam Kebenaran sampai sekarang tanpa sepengetahuan saya . Islam menjadi kekuatan yang kuat seperti magnet menarik dirinya lebih dekat dan lebih dekat untuk itu.
Allah adalah satu-satunya hal dipikirkannya ketika melayang tidur dan pikiran pertama ketika terbangun. Islam membangun intelektual serta hatinya dan Ia menjadi begitu semangat tumbuh untuk itu.
Baca Quran
Ia akhirnya belajar Surat Al - Ikhlas meskipun belum Muslim. Ia mulai mengajar diri untuk berdoa dengan menggunakan buku dan membaca satu-satunya Surah yang Ia tahu. Ia merasakan kebutuhan yang sangat besar untuk bersujud kepada Yang Maha Kuasa untuk meminta maaf dan petunjuk menjadi hal yang paling masuk akal baginya.
Tak lama kemudian, Ia berangkat berlibur sembari membawa Qur'an. Empat hari kemudian, Ia yang sendirian di negara asing terkena sakit parah. Ia hanya terbaring selama sebulan dan setiap hari kehilangan hampir satu pon berat badanya.
Menghadapi kematian, Ia yang sendirian dalam penderitaan ingat memohon kepada Allah untuk tidak membiarkannya mati dalam kondisi tidak lengkap. Waktu itu Ia belum dikonversi menjadi Muslim tapi dalam hatinya selalu ingin menjadi seorang Muslim. Ia tersadar dahulu seperti menunda-nunda mencoba untuk mempelajari segala sesuatu yang benar.
Kini, Ia percaya bahwa itu adalah panggilan untuknya dari Sang Maha Penyayang. Itu adalah untuk momen baginya untuk mengatakan bahwa hidup ini terlalu singkat untuk menunda sesuatu yang ingin dilakukan.
Setelah memohon, kondisnya berangsur baik dan Ia bisa kembali ke Kanada. Dua minggu setelah kembali ke Kanada Ia masuk Islam. "Al- Hamdulillah saya tidak mati sebelum mengatakan syahadat," ujarnya.
"Allah Maha Penyayang. Dia memberikan orang banyak peluang dan tanda-tanda . Bagian yang sulit adalah tidak begitu banyak orang mengenali tanda-tanda tersebut," jelasnya.
"Islam seperti obat. Ini perubahan perilaku menyimpang dan menenangkan serta membuat jiwa menangis. Islam adalah agama Kebenaran dan Quran adalah panduan untuk semua aspek kehidupan. Quran memberi saya semua jawaban atas pertanyaan saya," kenangnya.
Ini, lanjutnya, meringankan kebingungan saya dan mengubahnya menjadi kejelasan dan pemahaman . Tidak pernah terlintas ada agama yang Kebenaran mutlak dalam bentuk yang paling murni . Jika seluruh umat manusia menyadari bahwa kebenaran ini adalah agama Islam.
"Saya berdoa kepada Allah untuk membimbing kita semua ke jalan yang lurus. Jalan semua nabi Allah termasuk Ibrahim , Nuh , Musa , Yesus , dan Muhammad ( damai atas mereka semua )," tandasnya.
ini ada lagi:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/01/14/mzcgn7-yusuf-ali-bernier-kagum-dengan-ucapan-alhamdulillah
REPUBLIKA.CO.ID, Yusuf Ali Bernier merupakan mualaf dari Kanada. Sebelum menjadi Muslim, hidupnya lekat dengan gereja. Pelayanan gereja terutama ritual berulang , bernyanyi , dan doa kepada Yesus atau Maria atau Tuhan dan kadang-kadang orang-orang kudus menjadi hal-hal yang mengiringi pertumbuhan Yusuf.
Ia biasa duduk dengan bingung membaca Alkitab sembari merekam dalam tape recorder. Setelah selesai, Ia akan memutar rekaman kembali dengan harapan menangkap makna dari apa yang baru saja dibacanya. Namun, cara itu tak juga membantunya memperoleh apa yang ia cari.
Pada suatu hari, ia menyaksikan khotbah di televisi dimana acara tersebut memerintahkan pemberian Alkitab gratis dan menyumbangkan sebanyak yang bisa dilakukan ( yang tidak bisa banyak dilakukan anak laki-laki sepuluh tahun ) kepada penginjil televisi. Ganjarannya Ia akan menerima surat terima kasih dan berkat dan yang membuat saya merasa baik .
Hal itu berlangsung selama satu tahun atau lebih sampai akhirnya Ia menjadi terlalu frustrasi, kehilangan, dan bosan dengan seluruh proses. Bukannya mengerti, Yusuf malah semakin bingung memahami arti yang ada di dalam injil.
"Aku memiliki Alkitab di lemari laci dan saya hanya akan menyebutnya sesekali pada saat saya remaja. Aku menerima kenyataan bahwa aku tidak akan pernah benar-benar memahami Alkitab. Artinya , ironisnya , sampai nanti ketika saya menjadi Muslim. Saat itulah aku mulai mendapatkan pemahaman yang lengkap itu," jelasnya, seperti dilansir dari Onislam, Selasa (14/1).
Apa yang membuat Ia bingung dengan Injil adalah kontradiksi antara kitab tersebut dan apa yang telah diajarkan oleh para imam dan pendidik agamanya. Ia menemukan bahwa hampir setiap aspek keyakinannya terguncang atau tidak masuk akal sama sekali setelah mengacu pada Injil.
Ia merasa inti dari imannya yang telah dipelajari adalah palsu. Hal tersebut membawa dirinya ke titik di mana pesimis dan sinis terhadap agama. Akhirnya saat remaja, Ia pun seperti mengejek Agama yang diyakininya dengan pergi gereja sembari mengunyah permen karet dan setengah hati berpartisipasi dalam pelayanan.
Ia akan bersuara pada saat menyebutkan Tuhan atau Yesus. Ia tidak tahu apa yang bisa dipercaya lagi. Satu-satunya hal yang Ia yakini adalah bahwa Tuhan itu ada. Semua kebingungan dan kekecewaannya dari usia sepuluh tahun akhirnya memicu mencari Kebenaran dan akhirnya membawanya ke agama yang disebut Islam.
Pertemuan pertamanya dengan orang-orang Muslim adalah melalui transaksi bisnis. Hangat dan murah hati keramahan mereka memenangkan hatinya. Ia juga tergelitik dengan orang Muslim yang setia dengan Allah dalam ungkapan-ungkapan seperti Alhamdulillah (semua Segala puji bagi Allah ) dan Insya Allah ( Insya Allah ).
Ia tidak pernah melihat orang-orang dalam keadaan iman yang kuat seperti ini sebelumnya. Yusuf menemukan Kebaikan, kemurahan hati dan sifat belas kasih mereka adalah sebuah bagian dari seorang Muslim. Hal ini lantas mendorongnya ingin menjadi seperti mereka.
"Ini adalah apa yang menarik dari orang-orang Islam , ini adalah apa yang membuat saya tertarik terhadap Islam," ujarnya.
Setelah peristiwa tersebut, Ia mulai mempelajari dasar-dasar Islam. Semakin Ia belajar, Yusuf semakin ingin tahu. Ia mempelajari Islam melalui buku-buku yang ditulis oleh umat Islam dan juga membaca terjemahan Al-Quran. Ketika itu, hanya beberapa orang yang tahu bahwa Ia sedang belajar Islam.
Ia beralasan karena tidak ingin ada campur tangan dari umat Islam dan terutama dari teman-teman Kristen dan Yahudinya. "Saya tahu bahwa jika ada yang membimbing dan membantu saya dalam pencarian kebenaran adalah Allah," jelasnya.
Seiring waktu berlalu , pengetahuannya berkembang menjadi alam Kebenaran sampai sekarang tanpa sepengetahuan saya . Islam menjadi kekuatan yang kuat seperti magnet menarik dirinya lebih dekat dan lebih dekat untuk itu.
Allah adalah satu-satunya hal dipikirkannya ketika melayang tidur dan pikiran pertama ketika terbangun. Islam membangun intelektual serta hatinya dan Ia menjadi begitu semangat tumbuh untuk itu.
Baca Quran
Ia akhirnya belajar Surat Al - Ikhlas meskipun belum Muslim. Ia mulai mengajar diri untuk berdoa dengan menggunakan buku dan membaca satu-satunya Surah yang Ia tahu. Ia merasakan kebutuhan yang sangat besar untuk bersujud kepada Yang Maha Kuasa untuk meminta maaf dan petunjuk menjadi hal yang paling masuk akal baginya.
Tak lama kemudian, Ia berangkat berlibur sembari membawa Qur'an. Empat hari kemudian, Ia yang sendirian di negara asing terkena sakit parah. Ia hanya terbaring selama sebulan dan setiap hari kehilangan hampir satu pon berat badanya.
Menghadapi kematian, Ia yang sendirian dalam penderitaan ingat memohon kepada Allah untuk tidak membiarkannya mati dalam kondisi tidak lengkap. Waktu itu Ia belum dikonversi menjadi Muslim tapi dalam hatinya selalu ingin menjadi seorang Muslim. Ia tersadar dahulu seperti menunda-nunda mencoba untuk mempelajari segala sesuatu yang benar.
Kini, Ia percaya bahwa itu adalah panggilan untuknya dari Sang Maha Penyayang. Itu adalah untuk momen baginya untuk mengatakan bahwa hidup ini terlalu singkat untuk menunda sesuatu yang ingin dilakukan.
Setelah memohon, kondisnya berangsur baik dan Ia bisa kembali ke Kanada. Dua minggu setelah kembali ke Kanada Ia masuk Islam. "Al- Hamdulillah saya tidak mati sebelum mengatakan syahadat," ujarnya.
"Allah Maha Penyayang. Dia memberikan orang banyak peluang dan tanda-tanda . Bagian yang sulit adalah tidak begitu banyak orang mengenali tanda-tanda tersebut," jelasnya.
"Islam seperti obat. Ini perubahan perilaku menyimpang dan menenangkan serta membuat jiwa menangis. Islam adalah agama Kebenaran dan Quran adalah panduan untuk semua aspek kehidupan. Quran memberi saya semua jawaban atas pertanyaan saya," kenangnya.
Ini, lanjutnya, meringankan kebingungan saya dan mengubahnya menjadi kejelasan dan pemahaman . Tidak pernah terlintas ada agama yang Kebenaran mutlak dalam bentuk yang paling murni . Jika seluruh umat manusia menyadari bahwa kebenaran ini adalah agama Islam.
"Saya berdoa kepada Allah untuk membimbing kita semua ke jalan yang lurus. Jalan semua nabi Allah termasuk Ibrahim , Nuh , Musa , Yesus , dan Muhammad ( damai atas mereka semua )," tandasnya.
ritara- SERSAN SATU
-
Posts : 170
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 09.01.14
Reputation : 7
Re: Para MUALAF
:D
NAMANYA pas banget :D
wah nambah lagi nieh mualaf :)
NAMANYA pas banget :D
wah nambah lagi nieh mualaf :)
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
orang kalau mau dan mampu berpikir begitu mengenal Islam pasti langsung mualaf.
roswan- SERSAN MAYOR
-
Posts : 493
Kepercayaan : Islam
Location : jakarta
Join date : 19.01.14
Reputation : 5
Re: Para MUALAF
Wanita Ilmuwan Beralih Ke Islam, Karena Tidak Yakin Yesus itu Tuhan
Lahir tahun 1953 di Linz kota di Austria, saya menghabiskan masa kecil saya di Munich (Jerman) sampai kami pindah ke Salzburg (Austria) ketika saya berusia 16 tahun.
Saya dibesarkan dengan cara Kristen konservatif. Orang tua saya orang Kristen Protestan yang ketat, yang percaya pada Alkitab dan berdoa kepada Yesus sebagai anak Tuhan. Mereka mendidik saya untuk menjaga standar yang tinggi dalam moral dan etika.
Setelah saya lulus SMA, saya mulai mempelajari biologi dan secara parallel saya juga bekerja ‘setengah hari’, di Universitas Salzburg.
Karena saya tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan Kristen dari gereja Protestan, orang tua saya kemudian mengatur saya untuk berhubungan dengan gereja evangelis, ‘Pembaptis masyarakat’ (sebuah gereja Kristen perwakilandari gereja yang terkenal berpengaruh di Amerika Serikat).
Saya di sana menjadi anggota aktif dan bahkan menjadi pemimpin kelompok mahasiswa. Saya mempelajari Alkitab beberapa kali dan percaya pada dogma Yesus sebagai anak dan bagian dari Tuhan, dan keselamatan semua umatnya karena adanya penghapusan dosa hanya dengan pengorbanan Yesus di salib.
Tetapi beberapa tahun kemudian, masih di komunitas yang sama, saya mulai memiliki keraguan , saya tidak bisa lagi menerima dasar iman Kristen , karena bertentangan dengan penalaran logika saya. Meskipun saya berulang kali diberitahu bahwa ini adalah misteri Allah dan ini masalah iman . Tapi aku bersikeras bahwa aku hanya bisa percaya bahwa Yesus adalah manusia dan ia hanya seorang nabi yang punya hubungan khusus dengan Allah, yang ditugaskan menyampaikan kepada umat tentang ajaran kehidupan dan ajaran-ajarannya.
Saya menikah dengan seorang pria dari gereja Pembaptis dan saya menyelesaikan studi hingga mencapai gelar doktor. Dari pernikahan itu saya dianugerahkan dua anak , tetapi kami bercerai dan saya meninggalkan gereja Pembaptis, juga karena keraguan saya tentang dasar agama Kristen.
Aku harus mencari pekerjaan penuh waktu, karena aku sendirian bertanggung jawab untuk anak-anak saya, tapi alhamdulillah saya mendapat pekerjaan yang sangat baik di Universitas Salzburg. Aku puas untuk mendapatkan hasil jerih payah sendiri untuk memastikan independensi keuangan.
Pengetahuan saya tentang Islam saat itu hanyalah prasangka buruk persis yang diceritakan para pendeta Kristen dan juga diperkuat oleh media.
Aku menikah untuk kedua kalinya dan aku masih mencari kebenaran. Namun pernikahan kedua itu lagi berubah menjadi bencana dan akhirnya pernikahan kedua inipun diakhiri dengan perceraian. Sama seperti pada kasus pertama, alasan perceraian adalah bahwa suami saya mengambil manfaat dari posisi saya, uang dan keinginan saya untuk harmonis. Dia tidak mendukung saya dengan keuangan, bantuan praktis atau bahkan bantuan psikologis atau membantu merawat bagi anak-anak. Tapi saat ini, aku sudah merdeka dengan dasar yang kuat dalam hidup saya: saya telah menjadi profesor di universitas itu dengan tanggung jawab yang besar untuk pekerjaan saya.
Karena saya tidak menemukan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi saya, tapi terus-menerus dipenuhi dengan pekerjaan ganda, pekerjaan, anak-anak dan rumah tangga, saya menderita depresi kelelahan selama beberapa tahun. Saya hanya terus berjalan dalam bahtera kehidupan antara tanggung jawab membina anak-anak saya dan pekerjaan saya.
Setelah perceraian kedua saya tinggal bersama dengan seorang pria yang jauh lebih muda selama 9 tahun tanpa menikah, seperti yang biasa dilakukan di dunia barat. Ketika dia meninggalkan saya karena ada wanita yang lebih muda, saya mulai menata kembali hidup saya sebagai single , sendiri dan sendiri , tanpa berharap akan ada pria lagi. Aku punya pekerjaan yang baik, anak-anak sudah menjelang dewasa, apartemen yang bagus, mobil, dan hobi seperti mendaki gunung, ski .. Saya bisa berdiri di atas kedua kakiku sendiri. Tapi aku tidak menyerah mencari kebenaran.
Saya tidak pernah punya kontak dengan agama dan saya tidak ingin berhubungan dengan orang-orang ini, karena tampaknya mereka yang mengaku beragama terkesan “menakutkan dan kaku” .
September 2002, ketika saya dibujuk oleh seorang teman untuk menghabiskan seminggu liburan . akhirnya saya setuju, dan kami harus memesan penerbangan di menit terakhir dan menemukan tawaran yang sangat murah untuk travel ke Mesir. Tujuan saya adalah untuk bersantai,. Satu-satunya urusan saya sama sekali tidak tertarik adalah untuk bertemu seorang pria lagi di manapun.
Malam pertama di hotel yang sangat indah dan aku pergi ke restoran prasmanan untuk makan malam, ketika aku melihat Walid , seorang pria lokal untuk pertama kalinya, seorang juru masak di hotel dan kelak menjadi suami saya yang ‘ketiga’ nantinya. Saat mata kami bertemu, kok aku jatuh cinta ya . Walid mengatakan hal yang sama kemudian. Kami tidak berkomunikasi selama dua hari lagi sampai Walid mulai menulis surat. Salah satu saran pertama ia mengusulkan kepada saya adalah bahwa kita harus menikah. Sisa liburan seminggu saya ini tidak cukup waktu membuat keputusan , pikiran saya untuk prasangka baik dan banyak keraguan bergejolak di kepala saya dan bertempur dengan adanya rasa kasih sayang dalam hati saya.
Lalu aku pulang kembali ke Austria. Saya menyadari bahwa kami punya hambatan yang jelas karena perbedaan di antara kami (umur, budaya, agama, pendidikan dan bahasa) . Memang hambatan itu adalah pendapat dari masyarakat tetapi bukan dari pengalaman saya sendiri. Akhirnya saya berencana untuk kembali ke Mesir dua bulan kemudian untuk memberikan kesempatan untuk cinta .
Allah mulai tampak membimbing hidup saya. Beberapa hari setelah saya kembali ke Austria, seorang wanita dari Mesir mulai bekerja sebagai tamu ilmuwan di lembaga saya selama satu tahun. Dua minggu kemudian saya mulai mengunjungi kursus bahasa Arab di universitas yang ditawarkan oleh seorang profesor dari Mesir. Mereka juga mengajarkan banyak tentang Islam, budaya dan bahasa Arab, yang aku berniat untuk belajar untuk mempermudah komunikasi dengan Walid.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Islam, saya membeli banyak buku dan terjemahan Quran (dari buku karya Murad Hofmann, duta besar Jerman, yang masuk Islam sebelumnya). Saya sangat terkejut pemahaman saya tentang Allah dan dunia tercermin oleh Al-Quran. Saya menemukan kesesuaian dengan “Perjanjian Lama” dan “Perjanjian Baru” dengan Injil Yesus, tetapi tanpa dogma gereja bahwa Yesus dianggap sebagai anak Tuhan.
Pada kunjungan kedua di Mesir, saya menemukan bahwa Walid adalah orang yang sangat serius yang berasal dari sebuah keluarga besar petani, kami mengunjungi keluarganya bersama-sama. Pada malam pertama, kami menikah dengan surat nikah lokal, Surat nikah tersebut yang melindungi kita setidaknya terhadap polisi dan juga menyempurnakan hukum Islam sebagai bukti pernikahan antara pria dan wanita dan bukan hubungan di luar nikah.
Setelah perjalanan ini saya bepergian tiga kali ke Mesir, sampai kita bisa menikah secara resmi di Kairo, dan sampai kami memiliki visa untuk Walid agar dia bisa ikut aku ke Austria.
Segera setelah suami saya datang ke Austria, kami menghubungi masjid di Salzburg dan saya membeli lebih banyak buku
Selama tahun ini secara perlahan saya mulai belajar hal-hal tentang Islam dengan membaca buku-buku dan dengan bantuan teman-teman Muslim saya di Austria. Anehnya saya juga dihubungi oleh Universitas Kairo sebagai penguji tesis.
Dua buku yang penting yang membuat saya terbelalak adalah, buku karya Maurice Bucaille “Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam”, yang membuktikan bahwa semua pernyataan ilmiah dalam Al-Quran sesuai dengan penelitian ilmiah terbaru, dan “Injil Barnabas”, di mana Yesus mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad dan ia menolak untuk dipuja sebagai Tuhan, itu hal yang membuka mata saya.
Dalam beberapa kunjungan ke Mesir , akhirnya aku menemui seorang Muslimah yang baik sebagai teman dekat. Saya terkesan bahwa kebanyakan muslim termasuk yang masih muda , mereka-berbicara secara terbuka dan mereka sangat hormat terhadap Allah dan Islam
Al-Qur’an menegaskan tidak hanya menjelaskan tentang Tuhan dan dunia, tetapi semua pernyataannya, misalnya tentang ilmu alam, tidak ada kontradiksi dengan kenyataan. Aku diizinkan dan bahkan didorong untuk menggunakan logika saya! Saya menemukan bahwa Islam bukanlah agama baru, tapi “pembaruan” dari akar agama samawi untuk orang Yahudi dan Kristen. Karena Nabi Abraham sebagai bapak semua agama monoteistik dan nenek moyang para nabi , termasuk Yesus. Nabi terakhir Muhammad merupakan penyempurna para nabi dengan membawa syariat sempurna .
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya! Jika ini adalah kebenaran dan saya percaya ini, saya harus menerima Al-Quran secara keseluruhan termasuk hukum apapun didalamnya . Saat itu aku ragu-ragu untuk membuat langkah beralih ke Islam , karena saya tahu konsekwensinya , bahwa bila saya pindah ke Islam maka saya harus ikuti dan menjaga aturannya juga , menerima pembatasan untuk hidup saya (misalnya tidak ada alkohol, tidak ada daging babi) dan berperilaku dalam cara yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.
Pada awal bulan Ramadhan 2004, Walid bertanya kepada saya, apakah saya ingin melakukan langkah terakhir untuk mengubah agama saya. Dan saya akhirnya menerima Islam saat itu. Lalu kami mengundang beberapa saudara dan saudari dan saya berbicara tentang mati syahid (pembuktian akan Iman). Saya sudah belajar bagaimana berdoa dan mulai berdoa seperti biasa. Tentu saja, aku sudah ikutan berpuasa di bulan Ramadan.
Saya sangat senang sekarang saya menjadi bagian dari umat Muslim. Saya mencoba untuk meningkatkan iman kepada Allah dan menambah pengetahuan tentang Islam dan berkomitmen memenuhi hukum syariah Islam sebaik mungkin.
Masih dua masalah utama yang tersisa. Pertama yaitu keluarga besar saya. Meskipun mereka telah tahu pendapat saya tentang Islam, saya tidak bisa memberitahu kepada mereka bahwa saya telah mualaf. Mereka sudah tua dan sakit dan bila saya sampaikan mengenai keislaman saya bisa jadi akan terjadi sesuatu terhadap mereka akan kesehatannya, pikirku saat itu. Masalah yang kedua , saya belum bisa mengenakan jilbab di tempat kerja dan di daerah di mana saya dikenal. Meskipun di Austria Islam adalah sebuah agama yang dikenal, tapi masyarakat disana masih memiliki masalah untuk menerima Islam dan terutama pemakaian jilbab sebagai simbol. Karena tugas publik saya, dengan penggunaan jilbab saya akan mendapatkan banyak masalah di tempat kerja, terutama yang mempengaruhi kelompok kerja saya di universitas.
Di sisi lain, walau masih belum gunakan jilbab , saya menggunakan setiap kesempatan untuk berbicara tentang Islam. Saya mencoba untuk hidup sebagai seorang muslimah yang baik, untuk menerapkan Islam dan memberikan contoh yang baik.
Allah pada akhirnya membantu saya untuk menemukan cara yang tepat dalam permasalahan saya dan pencarian saya akan kebenaran, Alhamdulillah.
http://mualafdunia.blogspot.com/2013/05/wanita-ilmuwan-beralih-ke-islam-karena.html
https://www.facebook.com/notes/yogie-yana/dr-jeffrey-lang-ilmuwan-amerika-mualaf-karena-menemukan-logika-dalam-islam/442418859141218
Lahir tahun 1953 di Linz kota di Austria, saya menghabiskan masa kecil saya di Munich (Jerman) sampai kami pindah ke Salzburg (Austria) ketika saya berusia 16 tahun.
Saya dibesarkan dengan cara Kristen konservatif. Orang tua saya orang Kristen Protestan yang ketat, yang percaya pada Alkitab dan berdoa kepada Yesus sebagai anak Tuhan. Mereka mendidik saya untuk menjaga standar yang tinggi dalam moral dan etika.
Setelah saya lulus SMA, saya mulai mempelajari biologi dan secara parallel saya juga bekerja ‘setengah hari’, di Universitas Salzburg.
Karena saya tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan Kristen dari gereja Protestan, orang tua saya kemudian mengatur saya untuk berhubungan dengan gereja evangelis, ‘Pembaptis masyarakat’ (sebuah gereja Kristen perwakilandari gereja yang terkenal berpengaruh di Amerika Serikat).
Saya di sana menjadi anggota aktif dan bahkan menjadi pemimpin kelompok mahasiswa. Saya mempelajari Alkitab beberapa kali dan percaya pada dogma Yesus sebagai anak dan bagian dari Tuhan, dan keselamatan semua umatnya karena adanya penghapusan dosa hanya dengan pengorbanan Yesus di salib.
Tetapi beberapa tahun kemudian, masih di komunitas yang sama, saya mulai memiliki keraguan , saya tidak bisa lagi menerima dasar iman Kristen , karena bertentangan dengan penalaran logika saya. Meskipun saya berulang kali diberitahu bahwa ini adalah misteri Allah dan ini masalah iman . Tapi aku bersikeras bahwa aku hanya bisa percaya bahwa Yesus adalah manusia dan ia hanya seorang nabi yang punya hubungan khusus dengan Allah, yang ditugaskan menyampaikan kepada umat tentang ajaran kehidupan dan ajaran-ajarannya.
Saya menikah dengan seorang pria dari gereja Pembaptis dan saya menyelesaikan studi hingga mencapai gelar doktor. Dari pernikahan itu saya dianugerahkan dua anak , tetapi kami bercerai dan saya meninggalkan gereja Pembaptis, juga karena keraguan saya tentang dasar agama Kristen.
Aku harus mencari pekerjaan penuh waktu, karena aku sendirian bertanggung jawab untuk anak-anak saya, tapi alhamdulillah saya mendapat pekerjaan yang sangat baik di Universitas Salzburg. Aku puas untuk mendapatkan hasil jerih payah sendiri untuk memastikan independensi keuangan.
Pengetahuan saya tentang Islam saat itu hanyalah prasangka buruk persis yang diceritakan para pendeta Kristen dan juga diperkuat oleh media.
Aku menikah untuk kedua kalinya dan aku masih mencari kebenaran. Namun pernikahan kedua itu lagi berubah menjadi bencana dan akhirnya pernikahan kedua inipun diakhiri dengan perceraian. Sama seperti pada kasus pertama, alasan perceraian adalah bahwa suami saya mengambil manfaat dari posisi saya, uang dan keinginan saya untuk harmonis. Dia tidak mendukung saya dengan keuangan, bantuan praktis atau bahkan bantuan psikologis atau membantu merawat bagi anak-anak. Tapi saat ini, aku sudah merdeka dengan dasar yang kuat dalam hidup saya: saya telah menjadi profesor di universitas itu dengan tanggung jawab yang besar untuk pekerjaan saya.
Karena saya tidak menemukan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi saya, tapi terus-menerus dipenuhi dengan pekerjaan ganda, pekerjaan, anak-anak dan rumah tangga, saya menderita depresi kelelahan selama beberapa tahun. Saya hanya terus berjalan dalam bahtera kehidupan antara tanggung jawab membina anak-anak saya dan pekerjaan saya.
Setelah perceraian kedua saya tinggal bersama dengan seorang pria yang jauh lebih muda selama 9 tahun tanpa menikah, seperti yang biasa dilakukan di dunia barat. Ketika dia meninggalkan saya karena ada wanita yang lebih muda, saya mulai menata kembali hidup saya sebagai single , sendiri dan sendiri , tanpa berharap akan ada pria lagi. Aku punya pekerjaan yang baik, anak-anak sudah menjelang dewasa, apartemen yang bagus, mobil, dan hobi seperti mendaki gunung, ski .. Saya bisa berdiri di atas kedua kakiku sendiri. Tapi aku tidak menyerah mencari kebenaran.
Saya tidak pernah punya kontak dengan agama dan saya tidak ingin berhubungan dengan orang-orang ini, karena tampaknya mereka yang mengaku beragama terkesan “menakutkan dan kaku” .
September 2002, ketika saya dibujuk oleh seorang teman untuk menghabiskan seminggu liburan . akhirnya saya setuju, dan kami harus memesan penerbangan di menit terakhir dan menemukan tawaran yang sangat murah untuk travel ke Mesir. Tujuan saya adalah untuk bersantai,. Satu-satunya urusan saya sama sekali tidak tertarik adalah untuk bertemu seorang pria lagi di manapun.
Malam pertama di hotel yang sangat indah dan aku pergi ke restoran prasmanan untuk makan malam, ketika aku melihat Walid , seorang pria lokal untuk pertama kalinya, seorang juru masak di hotel dan kelak menjadi suami saya yang ‘ketiga’ nantinya. Saat mata kami bertemu, kok aku jatuh cinta ya . Walid mengatakan hal yang sama kemudian. Kami tidak berkomunikasi selama dua hari lagi sampai Walid mulai menulis surat. Salah satu saran pertama ia mengusulkan kepada saya adalah bahwa kita harus menikah. Sisa liburan seminggu saya ini tidak cukup waktu membuat keputusan , pikiran saya untuk prasangka baik dan banyak keraguan bergejolak di kepala saya dan bertempur dengan adanya rasa kasih sayang dalam hati saya.
Lalu aku pulang kembali ke Austria. Saya menyadari bahwa kami punya hambatan yang jelas karena perbedaan di antara kami (umur, budaya, agama, pendidikan dan bahasa) . Memang hambatan itu adalah pendapat dari masyarakat tetapi bukan dari pengalaman saya sendiri. Akhirnya saya berencana untuk kembali ke Mesir dua bulan kemudian untuk memberikan kesempatan untuk cinta .
Allah mulai tampak membimbing hidup saya. Beberapa hari setelah saya kembali ke Austria, seorang wanita dari Mesir mulai bekerja sebagai tamu ilmuwan di lembaga saya selama satu tahun. Dua minggu kemudian saya mulai mengunjungi kursus bahasa Arab di universitas yang ditawarkan oleh seorang profesor dari Mesir. Mereka juga mengajarkan banyak tentang Islam, budaya dan bahasa Arab, yang aku berniat untuk belajar untuk mempermudah komunikasi dengan Walid.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Islam, saya membeli banyak buku dan terjemahan Quran (dari buku karya Murad Hofmann, duta besar Jerman, yang masuk Islam sebelumnya). Saya sangat terkejut pemahaman saya tentang Allah dan dunia tercermin oleh Al-Quran. Saya menemukan kesesuaian dengan “Perjanjian Lama” dan “Perjanjian Baru” dengan Injil Yesus, tetapi tanpa dogma gereja bahwa Yesus dianggap sebagai anak Tuhan.
Pada kunjungan kedua di Mesir, saya menemukan bahwa Walid adalah orang yang sangat serius yang berasal dari sebuah keluarga besar petani, kami mengunjungi keluarganya bersama-sama. Pada malam pertama, kami menikah dengan surat nikah lokal, Surat nikah tersebut yang melindungi kita setidaknya terhadap polisi dan juga menyempurnakan hukum Islam sebagai bukti pernikahan antara pria dan wanita dan bukan hubungan di luar nikah.
Setelah perjalanan ini saya bepergian tiga kali ke Mesir, sampai kita bisa menikah secara resmi di Kairo, dan sampai kami memiliki visa untuk Walid agar dia bisa ikut aku ke Austria.
Segera setelah suami saya datang ke Austria, kami menghubungi masjid di Salzburg dan saya membeli lebih banyak buku
Selama tahun ini secara perlahan saya mulai belajar hal-hal tentang Islam dengan membaca buku-buku dan dengan bantuan teman-teman Muslim saya di Austria. Anehnya saya juga dihubungi oleh Universitas Kairo sebagai penguji tesis.
Dua buku yang penting yang membuat saya terbelalak adalah, buku karya Maurice Bucaille “Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam”, yang membuktikan bahwa semua pernyataan ilmiah dalam Al-Quran sesuai dengan penelitian ilmiah terbaru, dan “Injil Barnabas”, di mana Yesus mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad dan ia menolak untuk dipuja sebagai Tuhan, itu hal yang membuka mata saya.
Dalam beberapa kunjungan ke Mesir , akhirnya aku menemui seorang Muslimah yang baik sebagai teman dekat. Saya terkesan bahwa kebanyakan muslim termasuk yang masih muda , mereka-berbicara secara terbuka dan mereka sangat hormat terhadap Allah dan Islam
Al-Qur’an menegaskan tidak hanya menjelaskan tentang Tuhan dan dunia, tetapi semua pernyataannya, misalnya tentang ilmu alam, tidak ada kontradiksi dengan kenyataan. Aku diizinkan dan bahkan didorong untuk menggunakan logika saya! Saya menemukan bahwa Islam bukanlah agama baru, tapi “pembaruan” dari akar agama samawi untuk orang Yahudi dan Kristen. Karena Nabi Abraham sebagai bapak semua agama monoteistik dan nenek moyang para nabi , termasuk Yesus. Nabi terakhir Muhammad merupakan penyempurna para nabi dengan membawa syariat sempurna .
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya! Jika ini adalah kebenaran dan saya percaya ini, saya harus menerima Al-Quran secara keseluruhan termasuk hukum apapun didalamnya . Saat itu aku ragu-ragu untuk membuat langkah beralih ke Islam , karena saya tahu konsekwensinya , bahwa bila saya pindah ke Islam maka saya harus ikuti dan menjaga aturannya juga , menerima pembatasan untuk hidup saya (misalnya tidak ada alkohol, tidak ada daging babi) dan berperilaku dalam cara yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.
Pada awal bulan Ramadhan 2004, Walid bertanya kepada saya, apakah saya ingin melakukan langkah terakhir untuk mengubah agama saya. Dan saya akhirnya menerima Islam saat itu. Lalu kami mengundang beberapa saudara dan saudari dan saya berbicara tentang mati syahid (pembuktian akan Iman). Saya sudah belajar bagaimana berdoa dan mulai berdoa seperti biasa. Tentu saja, aku sudah ikutan berpuasa di bulan Ramadan.
Saya sangat senang sekarang saya menjadi bagian dari umat Muslim. Saya mencoba untuk meningkatkan iman kepada Allah dan menambah pengetahuan tentang Islam dan berkomitmen memenuhi hukum syariah Islam sebaik mungkin.
Masih dua masalah utama yang tersisa. Pertama yaitu keluarga besar saya. Meskipun mereka telah tahu pendapat saya tentang Islam, saya tidak bisa memberitahu kepada mereka bahwa saya telah mualaf. Mereka sudah tua dan sakit dan bila saya sampaikan mengenai keislaman saya bisa jadi akan terjadi sesuatu terhadap mereka akan kesehatannya, pikirku saat itu. Masalah yang kedua , saya belum bisa mengenakan jilbab di tempat kerja dan di daerah di mana saya dikenal. Meskipun di Austria Islam adalah sebuah agama yang dikenal, tapi masyarakat disana masih memiliki masalah untuk menerima Islam dan terutama pemakaian jilbab sebagai simbol. Karena tugas publik saya, dengan penggunaan jilbab saya akan mendapatkan banyak masalah di tempat kerja, terutama yang mempengaruhi kelompok kerja saya di universitas.
Di sisi lain, walau masih belum gunakan jilbab , saya menggunakan setiap kesempatan untuk berbicara tentang Islam. Saya mencoba untuk hidup sebagai seorang muslimah yang baik, untuk menerapkan Islam dan memberikan contoh yang baik.
Allah pada akhirnya membantu saya untuk menemukan cara yang tepat dalam permasalahan saya dan pencarian saya akan kebenaran, Alhamdulillah.
http://mualafdunia.blogspot.com/2013/05/wanita-ilmuwan-beralih-ke-islam-karena.html
https://www.facebook.com/notes/yogie-yana/dr-jeffrey-lang-ilmuwan-amerika-mualaf-karena-menemukan-logika-dalam-islam/442418859141218
roswan- SERSAN MAYOR
-
Posts : 493
Kepercayaan : Islam
Location : jakarta
Join date : 19.01.14
Reputation : 5
Re: Para MUALAF
bukan sembarangan orang yang mualaf itu, tapi benar-benar orang yang mampu berpikir.
Mukjizat Allah yang Mencengangkan Para Ilmuwan Barat
Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengng tidak tahu harus berkomentar apa.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”
Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤)
“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar.
Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.
Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.
Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!”
Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam!
http://qiblati.com/mukjizat-allah-yang-mencengangkan-para-ilmuwan-barat.html
Mukjizat Allah yang Mencengangkan Para Ilmuwan Barat
Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengng tidak tahu harus berkomentar apa.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”
Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤)
“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar.
Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.
Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.
Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!”
Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam!
http://qiblati.com/mukjizat-allah-yang-mencengangkan-para-ilmuwan-barat.html
'NDARIE- SERSAN SATU
-
Posts : 156
Kepercayaan : Islam
Location : IBUKOTA RI
Join date : 22.02.14
Reputation : -1
Re: Para MUALAF
Ilmuan german beserta 4000 warga german masuk islam
Meski Islam dan umatnya kerap dilecehkan dan mendapat terror di berbgai tempat, namun cahaya kebenaran tidak pernah redup. Di Jerman, sebuah sensus menyebutkan bahwa Islam menyebar pesat. Di jantung kota Jerman, orang berbondong-bondong masuk Islam setiap tahunnya. Hal ini memunculkan rasa khawatir sebagian orang bila Eropa dalam beberapa tahun ke depan berubah menjadi benua yang didominasi oleh kaum Muslimin.
Menurut Laporan Lembaga Statistik Khusus umat Islam di Jerman, jumlah orang yang masuk Islam di Jerman bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, jumlah mereka yang menyatakan diri masuk Islam sekitar 4.000-an orang, sementara di tahun 2005, hanya sekitar 1.000 orang saja. Menurut Direktur Lembaga, Salim Abdullah, “Sedikitnya ada 18.000-an orang Jerman yang tercatat sudah masuk Islam.” (watch Many German Women Turning to Islam )
Dalam penghitungan yang dilakukan lembaganya, di kota Sost Jerman, terdapat 1.240-an Muslim asli Jerman dari total 732 ribu orang Muslim dari berbagai latar belakang. “Kebanyakan para pemeluk Islam baru itu adalah kaum perempuan yang telah menetapkan diri masuk Islam, baik karena keyakinannya pribadi atau karena pernikahannya dengan sang suami yang beragama Islam, ujar Salim.
"Ini bukan hal yang aneh, karena umumnya kaum Muslimah Jerman juga orang-orang terpelajar yang memiliki predikat ilmiah cukup tinggi dari berbagai lembaga pendidikan, ” ujar Salim.
Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa 250 hingga 300 orang perempuan Jerman memeluk Islam setiap tahunnya. (na-str/islmtm/eramuslim)
Sebuah kajian mengenai kehidupan Muslim di Jerman menunjukkan fenomena pindah agama di kalangan masyakarat kelas menengah Jerman yang angkanya cukup mencengangkan. Kendati media “rajin” memberitakan tentang terorisme yang dikaitkan dengan Islam, kekerasan dalam rumah tangga Muslim, dan bom bunuh diri, namun sedikitnya 4.000 warga negara Jerman menjadi Muslim antara bulan Juli 2004 hingga Juni 2005, saat penelitian dilakukan.
Penelitian yang didanai Kementerian Dalam Negeri Jerman ini menyebut, jumlah mualaf meningkat empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. “Justru di saat kebencian di Barat terhadap Islam makin memuncak,” tulis laporan itu.
Mereka berislam atas kesadaran sendiri, dan sebagian besar mualaf adalah dari kalangan terpelajar. “Bila tiga tahun lalu kebanyakan converter adalah wanita yang berpindah agama karena pernikahan, maka sekarang banyak juga kaum pria dari kalangan kelas menengah Jerman yang beralih menjadi Muslim” tulis laporan itu.
imageHasil penelitian ini tak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Monika Wohlrab-Sahr, seorang sosiolog agama. Bedanya, dia tak hanya memotret fenomena ini di Jerman, tetapi juga Amerika Serikat. Di dua negara ini, Islam tumbuh dengan pesat justru setelah Tragedi 11 September.
Menurut pengamatan Wohlrab Sahr, para mualaf sebelum berislam umumnya mengalami “krisis personal” dan menemukan kedamaian justru dalam Islam, agama yang dicap banyak orang sebagai agama teroris. Motifasi lainnya adalah pencarian agama yang lebih “pas” buat dirinya. “Dia ingin beda dari yang lain,” ujarnya.
Dalam opini Wohlrab-Sahr, meski Kristen juga menawarkan kedamaian batin, namun Islam lebih menarik sebagai jalan keluar dari keruwetan hidup. Hal ini ditunjang dengan media yang terus-menerus memperdebatkan tentang Muslim. “Islam menjadi makin menarik sebagai sebuah genuine alternative,” tambah Wohlrab-Sahr.
Namun, alasan seseorang berislam tentu berbeda-beda, meski Wohlrab-Sahr bilang mirip. Salim Abdullah ia menolak menyebutkan nama aslinya menyatakan tertarik pada Islam karena ajaran ini paling jelas merinci tuntunan hidup bagi umatnya. Sedangkan Luhr yang selalu membawa sajadah di mobil Alfa Romeo GT terbarunya menyatakan, “Meski Islam dinilai mundur dari peradaban Barat, namun ajarannya tetap relevan hingga saat ini.“
Kai Lühr kini telah menjadi seorang muslim taat. Dokter asli Jerman berusia 46 tahun ini bersama isterinya, Catherine Lühr, merupakan dua di antara ribuan orang di Jerman yang baru memeluk Islam. Selain itu, ada pula Nils von Bergner, seorang pengacara berumur 36 tahun yang tinggal di kota Hamburg, Jerman, yang juga telah menemukan Islam sebagai jalan hidupnya.
Kedua orang ini mewakili masyarakat Jerman dari kalangan menengah ke atas yang menemukan kebenaran Islam. Mereka menjalankan Islam sebaik-baiknya, termasuk sholat lima waktu, meskipun dengan menggelar sajadah di ruangan kerja mereka. Kedua orang ini sempat menjadi buah bibir media massa cetak maupun televisi yang mengulas fenomena yang tak terduga ini di Jerman, di mana Islam tidak jarang digambarkan oleh media massa sebagai teroris, fundamentalis serta beragam gambaran buruk lainnya.
Sebagaimana diberitakan harian Hamburger Abendblatt terbitan 29 Januari 2007, di seluruh Jerman dalam rentang waktu Juli 2005 – Juni
2006 terdapat sekitar 4000 orang yang masuk Islam. Sebanyak 17.200 warga Jerman, yang masuk Islam setelah sebelumnya menganut Nasrani, saat ini tinggal di Jerman. Demikian hasil penelitian yang dilakukan lembaga “Das Islam-Archiv” atas permintaan kementrian dalam negeri pemerintah federal Jerman.
Islam: masuk akal dan memiliki arahan yang jelas Fakta bahwa para muallaf datang dari kalangan berpendidikan dan intelektual seperti dokter Kai Lühr dan pengacara Nils von Bergner mengisyaratkan satu hal: Islam adalah agama yang dapat diterima akal.
Demikianlah yang dituturkan Kai Lühr sebagaimana disiarkan stasiun televisi 3Sat: “Islam adalah agama pertama, yang menurut saya memiliki penjelasan yang pasti dan masuk akal tentang masalah ketuhanan.”
Ia menambahkan, “Islam bermakna penyerahan diri kepada satu Tuhan. Dan Muslim bermakna menghamba kepada Tuhan yang Esa ini.”
Lain halnya dengan Nils von Bergner, satu dari lebih dari 350 warga Hamburg yang masuk Islam di tahun 2005. Dia punya cerita lain tentang perjalanannya menuju Islam, sebagaimana kisahnya kepada stasiun televisi NDR yang disiarkan 26 Maret 2007.
Ia mengaku sebagai orang
yang senantiasa mengimani Tuhan, dan beribadah kepadaNya. “Namun di satu sisi saya tidak merasa bahagia, saya selalu memiliki perasaan bahwa saya membalas kebaikan Tuhan terlalu sedikit,” katanya saat mengisahkan masa lalu perjalanannya menuju Islam. “Dan itulah alasan kenapa saya pernah bertutur, bahwa jika sudah memeluk Islam, saya benar-benar ingin lima kali sehari mengingat dan memanjatkan doa dan mendapatkan kesempatan untuk berterimakasih kepada Tuhan.”
Sebenarnya bisa saja ia tetap beragama Kristen dan melakukan ibadah.
Namun ternyata tidaklah demikian. Ia melanjutkan kisahnya, “Ketika seseorang mempelajari Al Quran dan berkata, saya meyakininya sebagai Firman Tuhan, maka, setidaknya menurut pandangan saya, konsekuensi logisnya berarti: Saya menerima Islam. Jadi bagi saya aneh untuk
berkata: Saya percaya bahwa Al Quran itu asli, tapi saya tetap memeluk Kristen. Ini menurut saya tidak benar.”
Aturan dan arahan yang jelas dalam Islam menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pemeluk Nasrani Jerman. Hal ini diamini oleh Nils.
“Ajaran dasar sopan santun dan akhlaq dalam Islam dan Kristen adalah sama. Agama saya sekarang sekedar lebih lengkap. Kini saya memiliki perasaan hubungan yang semakin dekat dengan Tuhan”, tuturnya kepada harian Hamburger Abendblatt yang juga memaparkan niatan Nils berniat untuk melaksanakan ibadah Haji ke Mekkah di suatu hari nanti
http://kristenpenghujat.blogspot.com/2012/03/ilmuan-german-beserta-4000-warga-german.html
Meski Islam dan umatnya kerap dilecehkan dan mendapat terror di berbgai tempat, namun cahaya kebenaran tidak pernah redup. Di Jerman, sebuah sensus menyebutkan bahwa Islam menyebar pesat. Di jantung kota Jerman, orang berbondong-bondong masuk Islam setiap tahunnya. Hal ini memunculkan rasa khawatir sebagian orang bila Eropa dalam beberapa tahun ke depan berubah menjadi benua yang didominasi oleh kaum Muslimin.
Menurut Laporan Lembaga Statistik Khusus umat Islam di Jerman, jumlah orang yang masuk Islam di Jerman bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, jumlah mereka yang menyatakan diri masuk Islam sekitar 4.000-an orang, sementara di tahun 2005, hanya sekitar 1.000 orang saja. Menurut Direktur Lembaga, Salim Abdullah, “Sedikitnya ada 18.000-an orang Jerman yang tercatat sudah masuk Islam.” (watch Many German Women Turning to Islam )
Dalam penghitungan yang dilakukan lembaganya, di kota Sost Jerman, terdapat 1.240-an Muslim asli Jerman dari total 732 ribu orang Muslim dari berbagai latar belakang. “Kebanyakan para pemeluk Islam baru itu adalah kaum perempuan yang telah menetapkan diri masuk Islam, baik karena keyakinannya pribadi atau karena pernikahannya dengan sang suami yang beragama Islam, ujar Salim.
"Ini bukan hal yang aneh, karena umumnya kaum Muslimah Jerman juga orang-orang terpelajar yang memiliki predikat ilmiah cukup tinggi dari berbagai lembaga pendidikan, ” ujar Salim.
Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa 250 hingga 300 orang perempuan Jerman memeluk Islam setiap tahunnya. (na-str/islmtm/eramuslim)
Sebuah kajian mengenai kehidupan Muslim di Jerman menunjukkan fenomena pindah agama di kalangan masyakarat kelas menengah Jerman yang angkanya cukup mencengangkan. Kendati media “rajin” memberitakan tentang terorisme yang dikaitkan dengan Islam, kekerasan dalam rumah tangga Muslim, dan bom bunuh diri, namun sedikitnya 4.000 warga negara Jerman menjadi Muslim antara bulan Juli 2004 hingga Juni 2005, saat penelitian dilakukan.
Penelitian yang didanai Kementerian Dalam Negeri Jerman ini menyebut, jumlah mualaf meningkat empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. “Justru di saat kebencian di Barat terhadap Islam makin memuncak,” tulis laporan itu.
Mereka berislam atas kesadaran sendiri, dan sebagian besar mualaf adalah dari kalangan terpelajar. “Bila tiga tahun lalu kebanyakan converter adalah wanita yang berpindah agama karena pernikahan, maka sekarang banyak juga kaum pria dari kalangan kelas menengah Jerman yang beralih menjadi Muslim” tulis laporan itu.
imageHasil penelitian ini tak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Monika Wohlrab-Sahr, seorang sosiolog agama. Bedanya, dia tak hanya memotret fenomena ini di Jerman, tetapi juga Amerika Serikat. Di dua negara ini, Islam tumbuh dengan pesat justru setelah Tragedi 11 September.
Menurut pengamatan Wohlrab Sahr, para mualaf sebelum berislam umumnya mengalami “krisis personal” dan menemukan kedamaian justru dalam Islam, agama yang dicap banyak orang sebagai agama teroris. Motifasi lainnya adalah pencarian agama yang lebih “pas” buat dirinya. “Dia ingin beda dari yang lain,” ujarnya.
Dalam opini Wohlrab-Sahr, meski Kristen juga menawarkan kedamaian batin, namun Islam lebih menarik sebagai jalan keluar dari keruwetan hidup. Hal ini ditunjang dengan media yang terus-menerus memperdebatkan tentang Muslim. “Islam menjadi makin menarik sebagai sebuah genuine alternative,” tambah Wohlrab-Sahr.
Namun, alasan seseorang berislam tentu berbeda-beda, meski Wohlrab-Sahr bilang mirip. Salim Abdullah ia menolak menyebutkan nama aslinya menyatakan tertarik pada Islam karena ajaran ini paling jelas merinci tuntunan hidup bagi umatnya. Sedangkan Luhr yang selalu membawa sajadah di mobil Alfa Romeo GT terbarunya menyatakan, “Meski Islam dinilai mundur dari peradaban Barat, namun ajarannya tetap relevan hingga saat ini.“
Kai Lühr kini telah menjadi seorang muslim taat. Dokter asli Jerman berusia 46 tahun ini bersama isterinya, Catherine Lühr, merupakan dua di antara ribuan orang di Jerman yang baru memeluk Islam. Selain itu, ada pula Nils von Bergner, seorang pengacara berumur 36 tahun yang tinggal di kota Hamburg, Jerman, yang juga telah menemukan Islam sebagai jalan hidupnya.
Kedua orang ini mewakili masyarakat Jerman dari kalangan menengah ke atas yang menemukan kebenaran Islam. Mereka menjalankan Islam sebaik-baiknya, termasuk sholat lima waktu, meskipun dengan menggelar sajadah di ruangan kerja mereka. Kedua orang ini sempat menjadi buah bibir media massa cetak maupun televisi yang mengulas fenomena yang tak terduga ini di Jerman, di mana Islam tidak jarang digambarkan oleh media massa sebagai teroris, fundamentalis serta beragam gambaran buruk lainnya.
Sebagaimana diberitakan harian Hamburger Abendblatt terbitan 29 Januari 2007, di seluruh Jerman dalam rentang waktu Juli 2005 – Juni
2006 terdapat sekitar 4000 orang yang masuk Islam. Sebanyak 17.200 warga Jerman, yang masuk Islam setelah sebelumnya menganut Nasrani, saat ini tinggal di Jerman. Demikian hasil penelitian yang dilakukan lembaga “Das Islam-Archiv” atas permintaan kementrian dalam negeri pemerintah federal Jerman.
Islam: masuk akal dan memiliki arahan yang jelas Fakta bahwa para muallaf datang dari kalangan berpendidikan dan intelektual seperti dokter Kai Lühr dan pengacara Nils von Bergner mengisyaratkan satu hal: Islam adalah agama yang dapat diterima akal.
Demikianlah yang dituturkan Kai Lühr sebagaimana disiarkan stasiun televisi 3Sat: “Islam adalah agama pertama, yang menurut saya memiliki penjelasan yang pasti dan masuk akal tentang masalah ketuhanan.”
Ia menambahkan, “Islam bermakna penyerahan diri kepada satu Tuhan. Dan Muslim bermakna menghamba kepada Tuhan yang Esa ini.”
Lain halnya dengan Nils von Bergner, satu dari lebih dari 350 warga Hamburg yang masuk Islam di tahun 2005. Dia punya cerita lain tentang perjalanannya menuju Islam, sebagaimana kisahnya kepada stasiun televisi NDR yang disiarkan 26 Maret 2007.
Ia mengaku sebagai orang
yang senantiasa mengimani Tuhan, dan beribadah kepadaNya. “Namun di satu sisi saya tidak merasa bahagia, saya selalu memiliki perasaan bahwa saya membalas kebaikan Tuhan terlalu sedikit,” katanya saat mengisahkan masa lalu perjalanannya menuju Islam. “Dan itulah alasan kenapa saya pernah bertutur, bahwa jika sudah memeluk Islam, saya benar-benar ingin lima kali sehari mengingat dan memanjatkan doa dan mendapatkan kesempatan untuk berterimakasih kepada Tuhan.”
Sebenarnya bisa saja ia tetap beragama Kristen dan melakukan ibadah.
Namun ternyata tidaklah demikian. Ia melanjutkan kisahnya, “Ketika seseorang mempelajari Al Quran dan berkata, saya meyakininya sebagai Firman Tuhan, maka, setidaknya menurut pandangan saya, konsekuensi logisnya berarti: Saya menerima Islam. Jadi bagi saya aneh untuk
berkata: Saya percaya bahwa Al Quran itu asli, tapi saya tetap memeluk Kristen. Ini menurut saya tidak benar.”
Aturan dan arahan yang jelas dalam Islam menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pemeluk Nasrani Jerman. Hal ini diamini oleh Nils.
“Ajaran dasar sopan santun dan akhlaq dalam Islam dan Kristen adalah sama. Agama saya sekarang sekedar lebih lengkap. Kini saya memiliki perasaan hubungan yang semakin dekat dengan Tuhan”, tuturnya kepada harian Hamburger Abendblatt yang juga memaparkan niatan Nils berniat untuk melaksanakan ibadah Haji ke Mekkah di suatu hari nanti
http://kristenpenghujat.blogspot.com/2012/03/ilmuan-german-beserta-4000-warga-german.html
'NDARIE- SERSAN SATU
-
Posts : 156
Kepercayaan : Islam
Location : IBUKOTA RI
Join date : 22.02.14
Reputation : -1
Re: Para MUALAF
AR Rahman Sekeluarga Masuk Islam Setelah Sang Adik Tersembuhkan
ar-rahmanDi dunia musik, sebelum film Slumdog Millionaire dirilis, nama AR Rahman mungkin tidak pernah ada yang mengenalnya. Padahal laki-laki kelahiran Chennai, Tamil Nadu, India tanggal 6 Januari 1966 ini telah menjual lebih dari 100 juta rekaman. Rahman yang dijuluki “Mozart of Madras” oleh majalah Time itu setidaknya telah menjadi pengarah musik lebih dari 50 film produksi Bollywood.
Dan, ketika sutradara Slumdog Millionaire, Danny Boyle menyodori posisi penata musik, ia tidak berpikir dua kali. Dia mulai merencanakan musik itu beberapa bulan dan akhirnya film itu benar-benar meledak.
Seperti mayoritas penduduk India yang menganut agama Hindu, Rahman sejak lahir sudah memeluk Hindu. Nama pemberian orang tuanya adalah AS Dileep Kumar. Ia tumbuh dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga pemusik kaya raya. Ayahnya, RK Shekhar, dikenal luas sebagai komposer dan konduktor musik untuk film-film India berbahasa Malayalam.
Ketika usianya menginjak 9 tahun, sang ayah meninggal dunia dan peran sebagai kepala keluarga dipegang oleh ibunya Kareema (Kashturi). Sejak saat itu, kebutuhan hidup Rahman dan saudara-saudaranya ditutupi dari hasil menyewakan alat-alat musik peninggalan sang ayah. Kerasnya kehidupan yang harus ia lalui sepeninggal sang ayah telah membuatnya menjadi seorang atheis.
Berkat kecermelangannya dalam bermusik, ia pun mendapat tawaran beasiswa dari sebuah sekolah musik di Greewich, Inggris, Trinity College of Music. Rahman berhasil menyelesaikan pendidikan musiknya di sana dan lulus dengan gelar dalam bidang musik klasik Barat.
Persentuhan awal Rahman dengan agama Islam terbilang unik. Ketika itu sang adik tiba-tiba jatuh sakit. Berbagai upaya telah ditempuh dan dilakukan oleh keluarganya demi kesembuhan sang adik. Namun kesembuhan yang diharapkan tak kunjung tiba.
Di tengah keputusasaan yang melanda keluarga Rahman, salah seorang teman keluarganya, memberi saran agar mereka memanjatkan doa di sebuah masjid dan bersumpah untuk masuk Islam jika sang adik diberi kesembuhan kelak. Jadilah keluarga Rahman menjalankan saran tersebut.
Tak lama berselang sang adik pun diberi kesembuhan. Dan sesuai dengan sumpah yang telah mereka ucapkan, Rahman beserta seluruh anggota keluarganya menyatakan masuk Islam. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1989, saat usia Rahman baru menginjak 23 tahun. Sejak saat itu, dia pun mengubah namanya dari AS Dileep Kumar menjadi Allah Rakha (AR) Rahman.
Kepada majalah Time, suami dari Saira Banu ini mengungkapkan dirinya tertarik untuk memeluk Islam setelah mempelajari sufisme Islam. Mengenai identitas keislamannya ini ia tidak malu untuk menunjukkannya di hadapan publik.
Hal ini terlihat jelas manakala ia memberikan sambutan pada malam penganugerahan Academy Awards ke-81. Di hadapan para pelaku industri film dunia ia mengawali kata sambutannya dengan sebuah kalimat Tamil “Ella pughazhum iraivanukke”, yang secara harfiah berarti “Semua pujian didedikasikan untuk Allah”.
Kendati telah memeluk Islam, hal tersebut tidak membuat Rahman berhenti dari dunia seni musik. Dalam sebuah wawancara khusus dengan Majalah The Rolling Stone edisi 16 November 2008, Rahman mengungkapkan, pada tahun-tahun pertamanya menjadi seorang Muslim, bersama lima orang teman masa kecilnya ia membentuk sebuah band yang mereka beri nama Roots. Dalam band tersebut, ia ditempatkan sebagai pemain keyboard dan penggubah lagu.
Setelah band tersebut bubar, Rahman kemudian mendirikan sebuah grup musik beraliran rock. Band barunya ini ia beri nama Nemesis Avenue. Di Nemesis Avenue, ia memainkan beberapa alat musik, mulai dari keyboard, piano, synthesizer, harmonika hingga gitar. Namun dari kesemua perangkat alat musik ini, menurut Rahman, ia lebih tertarik dengan synthesizer. ”Alat ini merupakan kombinasi yang ideal antara musik dan teknologi,” ungkap ayah dari Khadijah, Rahima dan Aameen ini kepada TFM Page Magazine edisi Januari 2006.
Karir profesionalnya di industri film baru mulai dirintis di tahun 1992, ketika ia mendirikan studio rekaman sendiri di rumahnya di Chennai. Studio musiknya yang diberinya nama Panchathan Record Inn tersebut saat ini bisa dibilang sebagai salah satu studio musik yang paling canggih dan memiliki teknologi tinggi di Asia.
Sepanjang karirnya sebagai musisi, Rahman telah memenangkan berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Antara lain empat belas piala Filmfare Awards, sebelas piala Filmfare Awards South, empat piala National Film Awards, dua piala Academy Awards, dua Grammy Awards, satu piala BAFTA Award dan satu piala Golden Globe. Atas pencapaian ini, pada tahun 2005 lalu oleh majalah TIME ia pernah dinobatkan sebagai penulis soundtrack film yang paling menonjol di India. Di tahun 2009 lalu, majalah TIME kembali memberi penghargaan kepada Rahman dengan menempatkannya dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia.
http://kisahparamualaf.wordpress.com/2013/03/06/ar-rahman-sekeluarga-masuk-islam-setelah-sang-adik-tersembuhkan/
ar-rahmanDi dunia musik, sebelum film Slumdog Millionaire dirilis, nama AR Rahman mungkin tidak pernah ada yang mengenalnya. Padahal laki-laki kelahiran Chennai, Tamil Nadu, India tanggal 6 Januari 1966 ini telah menjual lebih dari 100 juta rekaman. Rahman yang dijuluki “Mozart of Madras” oleh majalah Time itu setidaknya telah menjadi pengarah musik lebih dari 50 film produksi Bollywood.
Dan, ketika sutradara Slumdog Millionaire, Danny Boyle menyodori posisi penata musik, ia tidak berpikir dua kali. Dia mulai merencanakan musik itu beberapa bulan dan akhirnya film itu benar-benar meledak.
Seperti mayoritas penduduk India yang menganut agama Hindu, Rahman sejak lahir sudah memeluk Hindu. Nama pemberian orang tuanya adalah AS Dileep Kumar. Ia tumbuh dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga pemusik kaya raya. Ayahnya, RK Shekhar, dikenal luas sebagai komposer dan konduktor musik untuk film-film India berbahasa Malayalam.
Ketika usianya menginjak 9 tahun, sang ayah meninggal dunia dan peran sebagai kepala keluarga dipegang oleh ibunya Kareema (Kashturi). Sejak saat itu, kebutuhan hidup Rahman dan saudara-saudaranya ditutupi dari hasil menyewakan alat-alat musik peninggalan sang ayah. Kerasnya kehidupan yang harus ia lalui sepeninggal sang ayah telah membuatnya menjadi seorang atheis.
Berkat kecermelangannya dalam bermusik, ia pun mendapat tawaran beasiswa dari sebuah sekolah musik di Greewich, Inggris, Trinity College of Music. Rahman berhasil menyelesaikan pendidikan musiknya di sana dan lulus dengan gelar dalam bidang musik klasik Barat.
Persentuhan awal Rahman dengan agama Islam terbilang unik. Ketika itu sang adik tiba-tiba jatuh sakit. Berbagai upaya telah ditempuh dan dilakukan oleh keluarganya demi kesembuhan sang adik. Namun kesembuhan yang diharapkan tak kunjung tiba.
Di tengah keputusasaan yang melanda keluarga Rahman, salah seorang teman keluarganya, memberi saran agar mereka memanjatkan doa di sebuah masjid dan bersumpah untuk masuk Islam jika sang adik diberi kesembuhan kelak. Jadilah keluarga Rahman menjalankan saran tersebut.
Tak lama berselang sang adik pun diberi kesembuhan. Dan sesuai dengan sumpah yang telah mereka ucapkan, Rahman beserta seluruh anggota keluarganya menyatakan masuk Islam. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1989, saat usia Rahman baru menginjak 23 tahun. Sejak saat itu, dia pun mengubah namanya dari AS Dileep Kumar menjadi Allah Rakha (AR) Rahman.
Kepada majalah Time, suami dari Saira Banu ini mengungkapkan dirinya tertarik untuk memeluk Islam setelah mempelajari sufisme Islam. Mengenai identitas keislamannya ini ia tidak malu untuk menunjukkannya di hadapan publik.
Hal ini terlihat jelas manakala ia memberikan sambutan pada malam penganugerahan Academy Awards ke-81. Di hadapan para pelaku industri film dunia ia mengawali kata sambutannya dengan sebuah kalimat Tamil “Ella pughazhum iraivanukke”, yang secara harfiah berarti “Semua pujian didedikasikan untuk Allah”.
Kendati telah memeluk Islam, hal tersebut tidak membuat Rahman berhenti dari dunia seni musik. Dalam sebuah wawancara khusus dengan Majalah The Rolling Stone edisi 16 November 2008, Rahman mengungkapkan, pada tahun-tahun pertamanya menjadi seorang Muslim, bersama lima orang teman masa kecilnya ia membentuk sebuah band yang mereka beri nama Roots. Dalam band tersebut, ia ditempatkan sebagai pemain keyboard dan penggubah lagu.
Setelah band tersebut bubar, Rahman kemudian mendirikan sebuah grup musik beraliran rock. Band barunya ini ia beri nama Nemesis Avenue. Di Nemesis Avenue, ia memainkan beberapa alat musik, mulai dari keyboard, piano, synthesizer, harmonika hingga gitar. Namun dari kesemua perangkat alat musik ini, menurut Rahman, ia lebih tertarik dengan synthesizer. ”Alat ini merupakan kombinasi yang ideal antara musik dan teknologi,” ungkap ayah dari Khadijah, Rahima dan Aameen ini kepada TFM Page Magazine edisi Januari 2006.
Karir profesionalnya di industri film baru mulai dirintis di tahun 1992, ketika ia mendirikan studio rekaman sendiri di rumahnya di Chennai. Studio musiknya yang diberinya nama Panchathan Record Inn tersebut saat ini bisa dibilang sebagai salah satu studio musik yang paling canggih dan memiliki teknologi tinggi di Asia.
Sepanjang karirnya sebagai musisi, Rahman telah memenangkan berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Antara lain empat belas piala Filmfare Awards, sebelas piala Filmfare Awards South, empat piala National Film Awards, dua piala Academy Awards, dua Grammy Awards, satu piala BAFTA Award dan satu piala Golden Globe. Atas pencapaian ini, pada tahun 2005 lalu oleh majalah TIME ia pernah dinobatkan sebagai penulis soundtrack film yang paling menonjol di India. Di tahun 2009 lalu, majalah TIME kembali memberi penghargaan kepada Rahman dengan menempatkannya dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia.
http://kisahparamualaf.wordpress.com/2013/03/06/ar-rahman-sekeluarga-masuk-islam-setelah-sang-adik-tersembuhkan/
'NDARIE- SERSAN SATU
-
Posts : 156
Kepercayaan : Islam
Location : IBUKOTA RI
Join date : 22.02.14
Reputation : -1
Re: Para MUALAF
nice inpoh
yoip, betul
Mutiara wrote:Juga ini:
mualaf yang bertobat dari kesesatan ajaran kristen, juruselamat asli adalah para nabi, sedangkan tuhan itu TUJUAN, bukan juruselamat, tapi tuhan itu SUMBER keselamatan.
Memang surga dan Islam dan Allah, sang tuhan yang asli itu bagi yang mampu dan mau berpikir.
yoip, betul
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Re: Para MUALAF
asalamualaikum, maaf para senior ijin gabung, kelak jika sudah waktunya akan aku kisahkan cerita perjalanan aku menjadi seorang mualaf.
Dulu bahkan aku sangat benci dan sakit hati mendengar kata-kata bang Roswan, tapi semua itulah awal mula yang membuat aku tertarik lebih mempelajari Islam, sehingga akhirnya bisa mendapat hidayah seperti sekarang.
salah kenal yesika.
Dulu bahkan aku sangat benci dan sakit hati mendengar kata-kata bang Roswan, tapi semua itulah awal mula yang membuat aku tertarik lebih mempelajari Islam, sehingga akhirnya bisa mendapat hidayah seperti sekarang.
salah kenal yesika.
YEYES- PRAJURIT
-
Posts : 16
Kepercayaan : Islam
Location : earth
Join date : 09.03.14
Reputation : 0
Re: Para MUALAF
welocime sista, :D
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Halaman 6 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Similar topics
» Foto para MUALAF
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
Halaman 6 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik