Para MUALAF
Halaman 7 dari 7 • Share
Halaman 7 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Para MUALAF
First topic message reminder :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Inilah Ilmuwan yang "islamkan" 5 Mahasiswa sebelum menjadi Muslim
''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)
Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.
***
Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.
Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.
Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.
Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.
Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.
Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.
Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.
Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”
***
Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”
Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”
Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.
Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.
Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.
Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.
Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.
“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat.
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012/03/inilah-ilmuwan-yang-5-mahasiswa-sebelum.html
Al Quran terbukti ilmiah.
''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)
Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.
***
Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.
Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.
Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.
Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.
Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.
Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.
Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.
Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”
***
Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”
Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”
Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.
Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.
Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.
Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.
Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.
“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat.
http://mualaf.muslim-menjawab.com/2012/03/inilah-ilmuwan-yang-5-mahasiswa-sebelum.html
Al Quran terbukti ilmiah.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
.
Abdullah Uemura (Muallaf
Jepang) : "Agama Kristen (Injil)
Sudah Tidak Asli Lagi Karena
Sudah Mengalami Perubahan-
Perubahan !"
Setelah mempelajari berbagai macam
agama, Abdullah Uemura mengakui
kebenaran Islam..
Abdullah Uemura menjelaskan tentang
perbedaan agama-agama tersebut..
Dalam soal iman, Islam meletakkan titik
berat pada ke-Esaan Allah s.w.t.,
kebangkitan dari alam kubur, kehidupan di
akhirat dan perhitungan amal atau hisab,
disamping segala sesuatu yang penting atau
berguna untuk kemaslahatan hidup.
Boleh dikatakan bahwa kebiasaan dan
ketekunan dalam mencari keridlaan Allah
s.w.t. itu dalam kenyataannya merupakan
inti dari pada ajaran-ajaran Islam.
Dan dalam pencarian saya akan
kebenaran, ternyata saya menemukannya
dalam Islam.
Agama Kristen, atau lebih tegas Injil-
Injilnya yang kita dapati sekarang itu tidak
lagi sebersih pada waktu diturunkannya dari
Allah s.w.t. Dia telah mengalami perubahan
berkali-kali. Dengan demikian, maka
tidaklah mungkin bisa dikatakan bahwa
agama Kristen itu masih asli. Sedangkan Al-
Qur’anul-Karim diturunkan dari Allah s.w.t.
dan selalu tetap seperti keadaannya semula,
tanpa penggantian atau perubahan
sedikitpun.
Agama Kristen yang sampai kepada kita,
tidak lagi dalam bentuk yang diturunkan
dari Allah s.w.t. Dia hanya terdiri dari
beberapa kalimat fatwa Jesus Kristus dan
biografinya, dan kedudukan Kristus itu
dalam agama Kristen sama seperti
kedudukan Hadits dalam agama Islam.
Dengan demikian, maka apa yang
diwahyukan Allah dalam agama Kristen itu
tidak langsung sampai kepada kita seperti
halnya dalam agama Islam.
Yang paling kacau dalam agama Kristen
ialah ajaran Trinitas yang wajib diimani
tanpa dapat dimengerti permasalahannya,
karena tidak ada tafsirannya yang bisa
diterima oleh akal pikiran.
Disamping itu ada yang paling mengejutkan,
yaitu bahwa pembebasan orang-orang yang
berdosa itu ialah kematian yang abadi yang
didalamnya termasuk orang-orang yang
bukan Kristen, karena mereka itu dalam
pandangan Kristen adalah orang-orang yang
berdosa, karena mereka tidak percaya
kepada ajaran-ajaran Kristen.
Dan kalau orang-orang yang berdosa itu
yakin atas abadinya kematian mereka,
tentulah reaksi alaminya mereka akan
tergelimang dalam segala keburukan dan
kesenangan sekedar untuk memuaskan
hawa nafsu mereka sebelum sampainya ajal,
sebab kematian itu dalam pandangan
mereka adalah penghabisan untuk selama-
lamanya.
Agama Buddha Mahayana Jepang adalah
campuran antara agama Buddha Ortodox
dan agama Buddha primitif. Buddha
Mahayana serupa dengan Brahmana, dan
ajaran-ajarannya jelas menunjukkan
keingkarannya kepada Tuhan, karena
Buddha tidak mengakui jiwa abadi atau
Tuhan.
Sedangkan agama Brahmans , walaupun
dalam hal keingkarannya kepada Tuhan
sudah jelas, tapi para pengikutnya tidak tahu
hakikat Brahma yang sebenarnya. Mereka
berusaha untuk meletakkannya dalam
pengertian philosofis, dan dalam usahanya
ini serta dalam penyelidikan mereka tentang
hakikat kebenaran melalui penglihatan dan
pendengaran, mereka tetap lebih suka
menyembah makhluk ciptaan Tuhan, dari
pada menyembah Tuhan itu sendiri.
Hanya Islam-lah satu-satunya agama yang
menunjuki kita kepada Allah s.w.t., Tuhan
Yang Hidup, Yang Memiliki segala urusan
dan segala kekuasaan, yang bersih dari
kebutuhan akan tempat, Yang tidak
Melahirkan tidak dilahirkan, Yang memiliki
Kerajaan di langit tujuh dan di bumi, Yang
semua makhluk hanya tunduk kepada-Nya,
hanya kepada-Nya semua makhluk pada
takut, dan hanya kepada-Nyalah semua
makhluk tunduk dan menyerah.
Agama Shinto di Jepang kekurangan nilai
keutamaan, karena Shintoisme itu tidak
mementingkan akhlak atau moral secara
khusus. Dalam Shintoisme, tuhan itu banyak,
persis agama berhala yang membolehkan
penyembahan beberapa patung berhala.
(*Agama Shinto tersiar di Jepang sampai
tahun 1945. Sesudah itu padam.)
Islamlah satu-satunya jawaban terhadap
jeritan jiwa yang mencari jalan hidup yang
rasional dan kebenaran.(dm).
Subhanallah...
Hanya orang yang mau menggunakan akal
sehatnya yang akan mendapatkan hidayah..
Sumber :
http://mualaf.com/abdullah-uemura-jepang/
http://media.isnet.org/islam/Mengapa/
Uemura.html
Diambil dari buku :
"Mengapa Kami Memilih Islam"
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
Ingin membeli bukunya :
http://www.kiosislami.com/1005,kami-pilih-
islam-pengakuan-dan-kisah-para-muallaf-
dunia.html
http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/10/abdullah-uemura-muallaf-jepang.html
Abdullah Uemura (Muallaf
Jepang) : "Agama Kristen (Injil)
Sudah Tidak Asli Lagi Karena
Sudah Mengalami Perubahan-
Perubahan !"
Setelah mempelajari berbagai macam
agama, Abdullah Uemura mengakui
kebenaran Islam..
Abdullah Uemura menjelaskan tentang
perbedaan agama-agama tersebut..
Dalam soal iman, Islam meletakkan titik
berat pada ke-Esaan Allah s.w.t.,
kebangkitan dari alam kubur, kehidupan di
akhirat dan perhitungan amal atau hisab,
disamping segala sesuatu yang penting atau
berguna untuk kemaslahatan hidup.
Boleh dikatakan bahwa kebiasaan dan
ketekunan dalam mencari keridlaan Allah
s.w.t. itu dalam kenyataannya merupakan
inti dari pada ajaran-ajaran Islam.
Dan dalam pencarian saya akan
kebenaran, ternyata saya menemukannya
dalam Islam.
Agama Kristen, atau lebih tegas Injil-
Injilnya yang kita dapati sekarang itu tidak
lagi sebersih pada waktu diturunkannya dari
Allah s.w.t. Dia telah mengalami perubahan
berkali-kali. Dengan demikian, maka
tidaklah mungkin bisa dikatakan bahwa
agama Kristen itu masih asli. Sedangkan Al-
Qur’anul-Karim diturunkan dari Allah s.w.t.
dan selalu tetap seperti keadaannya semula,
tanpa penggantian atau perubahan
sedikitpun.
Agama Kristen yang sampai kepada kita,
tidak lagi dalam bentuk yang diturunkan
dari Allah s.w.t. Dia hanya terdiri dari
beberapa kalimat fatwa Jesus Kristus dan
biografinya, dan kedudukan Kristus itu
dalam agama Kristen sama seperti
kedudukan Hadits dalam agama Islam.
Dengan demikian, maka apa yang
diwahyukan Allah dalam agama Kristen itu
tidak langsung sampai kepada kita seperti
halnya dalam agama Islam.
Yang paling kacau dalam agama Kristen
ialah ajaran Trinitas yang wajib diimani
tanpa dapat dimengerti permasalahannya,
karena tidak ada tafsirannya yang bisa
diterima oleh akal pikiran.
Disamping itu ada yang paling mengejutkan,
yaitu bahwa pembebasan orang-orang yang
berdosa itu ialah kematian yang abadi yang
didalamnya termasuk orang-orang yang
bukan Kristen, karena mereka itu dalam
pandangan Kristen adalah orang-orang yang
berdosa, karena mereka tidak percaya
kepada ajaran-ajaran Kristen.
Dan kalau orang-orang yang berdosa itu
yakin atas abadinya kematian mereka,
tentulah reaksi alaminya mereka akan
tergelimang dalam segala keburukan dan
kesenangan sekedar untuk memuaskan
hawa nafsu mereka sebelum sampainya ajal,
sebab kematian itu dalam pandangan
mereka adalah penghabisan untuk selama-
lamanya.
Agama Buddha Mahayana Jepang adalah
campuran antara agama Buddha Ortodox
dan agama Buddha primitif. Buddha
Mahayana serupa dengan Brahmana, dan
ajaran-ajarannya jelas menunjukkan
keingkarannya kepada Tuhan, karena
Buddha tidak mengakui jiwa abadi atau
Tuhan.
Sedangkan agama Brahmans , walaupun
dalam hal keingkarannya kepada Tuhan
sudah jelas, tapi para pengikutnya tidak tahu
hakikat Brahma yang sebenarnya. Mereka
berusaha untuk meletakkannya dalam
pengertian philosofis, dan dalam usahanya
ini serta dalam penyelidikan mereka tentang
hakikat kebenaran melalui penglihatan dan
pendengaran, mereka tetap lebih suka
menyembah makhluk ciptaan Tuhan, dari
pada menyembah Tuhan itu sendiri.
Hanya Islam-lah satu-satunya agama yang
menunjuki kita kepada Allah s.w.t., Tuhan
Yang Hidup, Yang Memiliki segala urusan
dan segala kekuasaan, yang bersih dari
kebutuhan akan tempat, Yang tidak
Melahirkan tidak dilahirkan, Yang memiliki
Kerajaan di langit tujuh dan di bumi, Yang
semua makhluk hanya tunduk kepada-Nya,
hanya kepada-Nya semua makhluk pada
takut, dan hanya kepada-Nyalah semua
makhluk tunduk dan menyerah.
Agama Shinto di Jepang kekurangan nilai
keutamaan, karena Shintoisme itu tidak
mementingkan akhlak atau moral secara
khusus. Dalam Shintoisme, tuhan itu banyak,
persis agama berhala yang membolehkan
penyembahan beberapa patung berhala.
(*Agama Shinto tersiar di Jepang sampai
tahun 1945. Sesudah itu padam.)
Islamlah satu-satunya jawaban terhadap
jeritan jiwa yang mencari jalan hidup yang
rasional dan kebenaran.(dm).
Subhanallah...
Hanya orang yang mau menggunakan akal
sehatnya yang akan mendapatkan hidayah..
Sumber :
http://mualaf.com/abdullah-uemura-jepang/
http://media.isnet.org/islam/Mengapa/
Uemura.html
Diambil dari buku :
"Mengapa Kami Memilih Islam"
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
Ingin membeli bukunya :
http://www.kiosislami.com/1005,kami-pilih-
islam-pengakuan-dan-kisah-para-muallaf-
dunia.html
http://duniamuallaf.blogspot.com/2014/10/abdullah-uemura-muallaf-jepang.html
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
Natalie Sarah : Penuh Cobaan
Menjadi Mualaf
Simak Proses Keislamannya : Bagaimana Allah
SWT telah memberikan Hidayah memperoleh
‘Keteduhan Islam’
Keinginannya untuk memeluk Islam dating dari
hati yang paling dalam. Cobaan demi cobaan
dating silih berganti, yang terberat dirasakan
ketika harus berhadapan dengan opung (nenek)
dan mengakui Islam pilihannya. Atas
pertolongan Allah semua dapat dilalui dengan
baik, termasuk ketika ia menjalani ibadah
umroh untuk pertama kali.
“Aku menjadi mualaf ketika masih sekolah,
terus terang aku masih ragu, apakah aku siap
dengan segala resikonya. Terutama berbicara
dengan mama mengenai status agamaku. Ada
perasaan takut diusir oleh keluarga, mengingat
mereka adalah Protestan yang taat banget,"
tutur Sarah yang pernah bermain dalam
sinetron Cintaku Di rumah Susun.
Terlahir sebagai anak pertama dari enam
bersaudara, memang dirasakan berat oleh
Sarah. Selain harus menjadi teladan bagi adik-
adiknya, ia pun menjadi tempat curhat dari
setiap persoalan Nurmiaty, sang mama.
Tidak mengherankan jika Sarah lebih dewasa
dibandingkan dengan anak seusianya. Terbukti
Sarah yang menghabiskan masa remajanya di
kota Bandung, yang kita ketahui anak mudanya
senang dengan pesta dan dunia malam, malah
mendapatkan hidayah di kota Kembang
tersebut.
Perkenalan Sarah dengan Islam terjadi karena
teman-teman sering mengajaknya ke Daarul
Tauhid. Menurut Sarah, dalam menyampaikan
syiar A'a Gym tidak pernah menyinggung
agama manapun, dia lebih sering menyoroti
perilaku kehidupan manusia. Itulah yang
membuat Sarah tertarik, dirinya bahkan sempat
menangis mendengar isi ceramah yang
disampaikan. "Lama-lama aku sering ikut ke
Daarul Tauhid dan bertukar pikiran dengan
teman-teman. Bulan Juni 2001 dibimbing oleh
Ust Aldo di Bandung, aku mengucapkan dua
kalimat syahadat. Selama duatahun aku masih
belum berani terang-terangan menjalani
ibadah yang diwajibkan dalam Islam," kenang
Sarah yang masih memiliki garis keturunan
Aceh dan Batak ini.
Setelah lulus dari SMKK tahun 2001, Sarah balik
Ke Jakarta, Ia sempat goyang dengan
keyakinannya yang baru, karena tidak punya
teman untuk berdiskusi. Hari Minggu jika
disuruh ke gereja Sarah selalu kabur, setiap
Natal pun ia tidak pernah ada di rumah.
Keluarga mulai curiga dengan kelakuan Sarah.
Mama adalah orang pertama yang tahu bahwa
Sarah telah memeluk Islam. "Untungnya dia
demokratis, aku harus yakin dengan pilihanku,
jangan pindah-pindah agama," kata Sarah
meniru nasihat mamanya.
Kabar Sarah telah masuk Islam sempat
terdengar oleh Opung dan bibi, namun mereka
tidak yakin apakah itu benar. "Aku dijauhi oleh
keluarga, selama puasa aku jarang ada di
rumah, lebaran pun dirayakan sendiri. Aku
belajar sholat sampai bisa, itupun aku pelajari
dari buku yang dibeli di pasar. Bacaan-bacaan
ketika sholat aku tempel di tembok, kalau ruku'
doanya ada di sajadah. Setelah sholat aku sering
nangis, mungkin Allah melihat kesungguhanku.
Mukena yang aku pakai, dibeli dari hasil kerja
menjadi figuran sinetron. Karena setelah lulus
sekolah aku tidak pernah minta uang I sama
mama," ujar gadis yang suka mendesain baju
ini.
Kemudahan Berbicara
Tahun 2004, Sarah mengaku sudah lancar
sholat bahkan ia mulai melakukan sholat-sholat
sunat, dan dirinya yakin bahwa Islam adalah
agama yang mudah serta fleksibel. Di tahun
yang sama Sarah bernazar, jika tabungan yang
dimiliki terisi karena rejeki yang Allah berikan
maka ia akan berangkat umroh, ternyata Allah
mendengar doanya. Semua keluarga kaget
mendengar keinginan Sarah, opung pun yang
selama ini paling ditakuti langsung turun
tangan. Dalam situasi yang agak tegang, Sarah
memohon kepada Allah kemudahan berbicara.
"Di depan opung dan keluarga, aku ngaku telah
memeluk Islam dan sampai mati tetap Islam.
Seandainya aku mati nanti, aku ingin dikubur
secara Islam. Jika keluarga tidak bisa
menguburkan, kasih saja jasadku kepada
teman-teman, biar mereka yang mengurusnya.
Dengan berangkat umroh semoga keyakinan
aku kepada Islam bertambah kuat. Akhirnya
semua terdiam, karena opung sudah nyerah
dengan keputusanku," tutur Sarah dengan
mata berkaca-kaca. Karena begitu beratnya
cobaan yang diterima Sarah selama ini, ketika di
tanah suci ia tidak mengalami kejadian yang
aneh-aneh, malah dirinya mendapatkan
banyak kemudahan dalam melaksanakan setiap
ibadah di sana. "Setiap hari aku selalu berdoa
untuk mama dan adik-adikku agar diberi
hidayah oleh Allah, aku ingin mereka masuk
Islam tanpa paksaan," kata Sarah yang telah
menjadi jamaah pengajian Syamsul Rizal
bersama Ineke Koesherawati.
Kurang pede
Sarah yang telah bermain disepuluh sinetron
sebenarnya bercita-cita menjadi desainer.
Honor yang diterima selama ini mulai diputar
untuk modal usaha, seperti membeli mesin
jahit dan mesin obras. Ilmu yang didapatkan
selama di bangku sekolah tidak terbuang
percuma. "Mama sangat senang dengan ideku
membuka usaha baju muslim, berarti aku tidak
menghambur-hamburkan uang," katanya yang
baru dua bulan menjalankan usaha ini di
rumah.
Menurut Sarah, pesanan baju buatannya telah
datang dari Ineke dan istri ust. Jefry Buchory,
namun ia masih kurang pede membuatnya,
takut salah selera. Kebanyakan baju yang
diproduksi Sarah modelnya casual, seperti yang
dipakai ketika menjadi bintang tamu di
beberapa stasiun televisi selama bulan
ramadhan kemarin.
Sekitar dua puluh model baju telah dibuat
Sarah, harganya pun tidak terlalu mahal. Mulai
dari motif dan bahan Sarah yang mencari
sendiri. Untuk satu baju ia hanya membutuhkan
waktu satu hari. Bahkan Sarah pernah
membuat baju yang akan dipakai adiknya pada
lomba tujuh belasan hanya dalam waktu satu
malam. Mengenai merek baju, Sarah belum
menemukan nama yang pas. Ia tidak ingin
mencantumkan nama sendiri pada setiap baju
yang dibuatnya. (amanah)
Proses Keislaman Natalie Sarah
AWALNYA sekadar ingin menyenangi hati
teman-temannya yang mengajaknya ikut hadir
dalam pengajian dan mendengar ceramah
Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym di Pesantren
Daarut Tauhid, Bandung, Jawa Barat.
Akhirnya, pertengahan tahun 2001 Natalie
Sarah tertarik untuk memeluk agama Islam.
"Saya masuk Islam karena faktor keluarga,
diajak temen hadir dalam pengajian Daarut
Tauhid, dengar ceramah Aa Gym, sampai
akhirnya mungkin mendapat hidayah untuk
memeluk Islam," jelas Sarah.
Ketika pertama kali memeluk Islam, Sarah
menganggap agama ini sangat berat. Ini
dikarenakan dia merasa kaget saat mengetahui
surat-surat yang ada di Alquran harus
dihafalnya dalam bahasa Arab bukan
Indonesia.
Berkat kemauan dan bantuan dari teman-
temannya, Sarah akhirnya bisa menghafal.
"Kalau hati kita ikhlas, belajarnya gampang,"
ungkapnya.
Namun, menjadi seorang muslimat tak
semudah membalikkan telapak tangan. Sarah
sempat terjerumus dalam kehidupan malam
ketika baru terjun ke dunia hiburan. Tahun
2004, wanita kelahiran 1 Desember 1983 ini
kembali memperdalam agama Islam. "Aku
senang kalau bisa baca Alquran," tutur Sarah
yang telah bisa membaca Alquran mesti belum
lancar.
Saat ini, wanita berhidung bangir ini berharap
bisa membaca Alquran hingga khatam. Tidak
hanya itu, jika memiliki rezeki, Sarah ingin
menunaikan ibadah haji. "Tapi sebelum naik
haji, aku ingin berbuat sesuatu yang
bermanfaat bagi mama dan adik-adikku, tutur
Sarah.
Mualaf Ngumpet-Ngumpet
Tahun ini, Sarah mengaku pengalaman
kerohaniannya makin dalam. "Alhamdulillah,
meski soal ilmu agama aku belum punya
banyak, tetapi dalam hal keimanan, aku
merasakan kemajuan yang sangat besar," ujar
Sarah yang kini rajin mengikuti pengajian.
"Sekarang, aku aktif ikut pengajian setiap Kamis
malam. Selain itu aku juga selalu ikut I Like
Monday di tempat Ustaz Jeffry, tiap Senin
malam," ujar Sarah yang pertama kali
mengenal Islam, saat bersekolah di Bandung.
"Pertama kali, karena diajak teman ikut ke
pengajian Daarut Tauhid. Kata temanku itu,
'Sar, kamu dengarin ceramah ustaz Aa Gym,
deh. Dia itu pasti bisa menenangkan hati kamu
yang kayak sekarang.'"
Saat itu, Sarah memang sedang dalam keadaan
labil dan bingung. "Keluargaku sedang dilanda
banyak sekali masalah. Kacau sekali, buntutnya
bikin kami broken home." Mengikuti saran sang
teman, Sarah yang kala itu masih duduk di
bangku SMKK pun pergi mendengarkan
ceramah Aa Gym. "Saat itu hati ini rasanya
tersentuh banget. Ceramah Aa bagus sekali."
Tiga kali Sarah mengikuti sang teman ke
pengajian. "Yang ke -4, malah aku yang
merengek-rengek mengajak mereka." Yang
unik, "Aku selalu datang setelah salat Isya.
Soalnya aku takut ketahuan belum bisa salat,"
cerita Sarah yang kala itu harus pinjam
kerudung sana-sini setiap mau ke pengajian.
"Sejak itu, aku merasa sreg dengan agama
Islam."
Sempat timbul kekhawatiran di hati Sarah. "Aku
mikir, kalau aku masuk Islam, pasti nanti
keluarga dan teman akan menjauhi." Tapi,
"Makin hari keinginan itu rasanya makin
mantap. Jadi aku berusaha menguatkan diri
dan memilih menjalani apa yang aku rasakan di
hati ini," cerita Sarah yang resmi memeluk
Islam sejak Juli 2001.
Rajin Istikharah
Kini, 5 tahun menjadi mualaf, Sarah berharap
dirinya bisa menjadi muslimah yang baik. "Aku
ingin membenahi hati ini, jadi orang yang lebih
baik," ujar Sarah yang setahun belakangan
serius belajar baca Al-Quran.
Di bulan Ramadan ini, Sarah bertekad
memantapkan pelajaran mengajinya.
"Sebisanya aku ingin setiap hari mengaji.
Lumayan repot juga sih, mengatur waktu.
Soalnya aku juga harus syuting sinetron religi
dan jadi presenter acara Ramadan, Jamaah
Syamsu Rizal yang tayang di TVRI," kisah Sarah
yang 4 hari pertama puasa kali ini, selalu
berbuka puasa di lokasi syuting.
Setiap waktu berbuka, cerita Sarah, "Seluruh
pemain dan kru diharuskan makan makanan
kecil. Setelah itu kami salat berjamaah, baru
kemudian makan bersama. Habis itu, enggak
langsung syuting, lo. Pak sutradara malah
mengajak kami Tarawih bersama. Benar-benar
ini syuting ternikmat yang pernah aku rasakan. "
Untuk sahur? "Aku selalu makan lengkap, nasi
dengan lauk pauk. Setiap hari, Mama selalu
masakin aku menu yang enak-enak dan bergizi.
Maksudnya supaya staminaku tetap oke, dan
pekerjaan lancar meski puasa," cerita Sarah
yang juga bergantung pada sang ibu soal
urusan bangun subuh untuk makan sahur.
"Wah, di rumah, yang bisa bangun subuh kan,
cuma Mama seorang," cerita Sarah yang juga
sering ditemani adik-adiknya kala makan sahur
ini. "Kadang mereka suka ikut-ikutan sahur
juga."
Satu yang mengganggu benak Sarah,
"Membayangkan Lebaran sendirian. Sudah 4
Lebaran ini aku sendirian.
Sedih aja." Untunglah 2 tahun belakangan ini
Sarah sudah punya tambatan hati yang bisa
menghibur kesedihannya, Abdullah Rizal.
Dengan pengusaha muda yang memiliki darah
Arab ini Sarah memang sudah menjalin
hubungan nyaris 2 tahun lamanya. "Kami
pacaran sejak Januari 2004."
Diakui Sarah, hubungannya dengan Rizal
memang serius. Kapan akan dilanjutkan ke
jenjang pernikahan?
"Wah, kalalu aku sih, sudah ingin sekali
menikah, karena nikah itu kan, ibadah. Rizal
juga begitu. Pemikiran ke sana sudah ada.
Keluarganya juga sudah sering bilang sama aku.
Mamaku sendiri juga sudah memberi dukungan
untuk aku menikah."
Lalu, tunggu apa lagi, Sar? "Kami ingin lebih
siap lagi secara materi. Bukannya aku merasa
kurang dengan apa yang sudah kumiliki saat ini.
Bukan. Hanya saja, saat ini aku merasa masih
punya banyak pe-er. Masih ada 3 adikku yang
harus aku biayai sekolahnya," ujar gadis yang
menjadi tulang punggung keluarga sejak sang
ayah pergi meninggalkan keluarga mereka ini.
Jadi? "Doakan saja ya, semoga aku enggak
harus menunggu lama lagi untuk menikah,"
bisik Sarah yang diam-diam kini sering
melakukan salat istikharah ini.
..
.
Menjadi Mualaf
Simak Proses Keislamannya : Bagaimana Allah
SWT telah memberikan Hidayah memperoleh
‘Keteduhan Islam’
Keinginannya untuk memeluk Islam dating dari
hati yang paling dalam. Cobaan demi cobaan
dating silih berganti, yang terberat dirasakan
ketika harus berhadapan dengan opung (nenek)
dan mengakui Islam pilihannya. Atas
pertolongan Allah semua dapat dilalui dengan
baik, termasuk ketika ia menjalani ibadah
umroh untuk pertama kali.
“Aku menjadi mualaf ketika masih sekolah,
terus terang aku masih ragu, apakah aku siap
dengan segala resikonya. Terutama berbicara
dengan mama mengenai status agamaku. Ada
perasaan takut diusir oleh keluarga, mengingat
mereka adalah Protestan yang taat banget,"
tutur Sarah yang pernah bermain dalam
sinetron Cintaku Di rumah Susun.
Terlahir sebagai anak pertama dari enam
bersaudara, memang dirasakan berat oleh
Sarah. Selain harus menjadi teladan bagi adik-
adiknya, ia pun menjadi tempat curhat dari
setiap persoalan Nurmiaty, sang mama.
Tidak mengherankan jika Sarah lebih dewasa
dibandingkan dengan anak seusianya. Terbukti
Sarah yang menghabiskan masa remajanya di
kota Bandung, yang kita ketahui anak mudanya
senang dengan pesta dan dunia malam, malah
mendapatkan hidayah di kota Kembang
tersebut.
Perkenalan Sarah dengan Islam terjadi karena
teman-teman sering mengajaknya ke Daarul
Tauhid. Menurut Sarah, dalam menyampaikan
syiar A'a Gym tidak pernah menyinggung
agama manapun, dia lebih sering menyoroti
perilaku kehidupan manusia. Itulah yang
membuat Sarah tertarik, dirinya bahkan sempat
menangis mendengar isi ceramah yang
disampaikan. "Lama-lama aku sering ikut ke
Daarul Tauhid dan bertukar pikiran dengan
teman-teman. Bulan Juni 2001 dibimbing oleh
Ust Aldo di Bandung, aku mengucapkan dua
kalimat syahadat. Selama duatahun aku masih
belum berani terang-terangan menjalani
ibadah yang diwajibkan dalam Islam," kenang
Sarah yang masih memiliki garis keturunan
Aceh dan Batak ini.
Setelah lulus dari SMKK tahun 2001, Sarah balik
Ke Jakarta, Ia sempat goyang dengan
keyakinannya yang baru, karena tidak punya
teman untuk berdiskusi. Hari Minggu jika
disuruh ke gereja Sarah selalu kabur, setiap
Natal pun ia tidak pernah ada di rumah.
Keluarga mulai curiga dengan kelakuan Sarah.
Mama adalah orang pertama yang tahu bahwa
Sarah telah memeluk Islam. "Untungnya dia
demokratis, aku harus yakin dengan pilihanku,
jangan pindah-pindah agama," kata Sarah
meniru nasihat mamanya.
Kabar Sarah telah masuk Islam sempat
terdengar oleh Opung dan bibi, namun mereka
tidak yakin apakah itu benar. "Aku dijauhi oleh
keluarga, selama puasa aku jarang ada di
rumah, lebaran pun dirayakan sendiri. Aku
belajar sholat sampai bisa, itupun aku pelajari
dari buku yang dibeli di pasar. Bacaan-bacaan
ketika sholat aku tempel di tembok, kalau ruku'
doanya ada di sajadah. Setelah sholat aku sering
nangis, mungkin Allah melihat kesungguhanku.
Mukena yang aku pakai, dibeli dari hasil kerja
menjadi figuran sinetron. Karena setelah lulus
sekolah aku tidak pernah minta uang I sama
mama," ujar gadis yang suka mendesain baju
ini.
Kemudahan Berbicara
Tahun 2004, Sarah mengaku sudah lancar
sholat bahkan ia mulai melakukan sholat-sholat
sunat, dan dirinya yakin bahwa Islam adalah
agama yang mudah serta fleksibel. Di tahun
yang sama Sarah bernazar, jika tabungan yang
dimiliki terisi karena rejeki yang Allah berikan
maka ia akan berangkat umroh, ternyata Allah
mendengar doanya. Semua keluarga kaget
mendengar keinginan Sarah, opung pun yang
selama ini paling ditakuti langsung turun
tangan. Dalam situasi yang agak tegang, Sarah
memohon kepada Allah kemudahan berbicara.
"Di depan opung dan keluarga, aku ngaku telah
memeluk Islam dan sampai mati tetap Islam.
Seandainya aku mati nanti, aku ingin dikubur
secara Islam. Jika keluarga tidak bisa
menguburkan, kasih saja jasadku kepada
teman-teman, biar mereka yang mengurusnya.
Dengan berangkat umroh semoga keyakinan
aku kepada Islam bertambah kuat. Akhirnya
semua terdiam, karena opung sudah nyerah
dengan keputusanku," tutur Sarah dengan
mata berkaca-kaca. Karena begitu beratnya
cobaan yang diterima Sarah selama ini, ketika di
tanah suci ia tidak mengalami kejadian yang
aneh-aneh, malah dirinya mendapatkan
banyak kemudahan dalam melaksanakan setiap
ibadah di sana. "Setiap hari aku selalu berdoa
untuk mama dan adik-adikku agar diberi
hidayah oleh Allah, aku ingin mereka masuk
Islam tanpa paksaan," kata Sarah yang telah
menjadi jamaah pengajian Syamsul Rizal
bersama Ineke Koesherawati.
Kurang pede
Sarah yang telah bermain disepuluh sinetron
sebenarnya bercita-cita menjadi desainer.
Honor yang diterima selama ini mulai diputar
untuk modal usaha, seperti membeli mesin
jahit dan mesin obras. Ilmu yang didapatkan
selama di bangku sekolah tidak terbuang
percuma. "Mama sangat senang dengan ideku
membuka usaha baju muslim, berarti aku tidak
menghambur-hamburkan uang," katanya yang
baru dua bulan menjalankan usaha ini di
rumah.
Menurut Sarah, pesanan baju buatannya telah
datang dari Ineke dan istri ust. Jefry Buchory,
namun ia masih kurang pede membuatnya,
takut salah selera. Kebanyakan baju yang
diproduksi Sarah modelnya casual, seperti yang
dipakai ketika menjadi bintang tamu di
beberapa stasiun televisi selama bulan
ramadhan kemarin.
Sekitar dua puluh model baju telah dibuat
Sarah, harganya pun tidak terlalu mahal. Mulai
dari motif dan bahan Sarah yang mencari
sendiri. Untuk satu baju ia hanya membutuhkan
waktu satu hari. Bahkan Sarah pernah
membuat baju yang akan dipakai adiknya pada
lomba tujuh belasan hanya dalam waktu satu
malam. Mengenai merek baju, Sarah belum
menemukan nama yang pas. Ia tidak ingin
mencantumkan nama sendiri pada setiap baju
yang dibuatnya. (amanah)
Proses Keislaman Natalie Sarah
AWALNYA sekadar ingin menyenangi hati
teman-temannya yang mengajaknya ikut hadir
dalam pengajian dan mendengar ceramah
Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym di Pesantren
Daarut Tauhid, Bandung, Jawa Barat.
Akhirnya, pertengahan tahun 2001 Natalie
Sarah tertarik untuk memeluk agama Islam.
"Saya masuk Islam karena faktor keluarga,
diajak temen hadir dalam pengajian Daarut
Tauhid, dengar ceramah Aa Gym, sampai
akhirnya mungkin mendapat hidayah untuk
memeluk Islam," jelas Sarah.
Ketika pertama kali memeluk Islam, Sarah
menganggap agama ini sangat berat. Ini
dikarenakan dia merasa kaget saat mengetahui
surat-surat yang ada di Alquran harus
dihafalnya dalam bahasa Arab bukan
Indonesia.
Berkat kemauan dan bantuan dari teman-
temannya, Sarah akhirnya bisa menghafal.
"Kalau hati kita ikhlas, belajarnya gampang,"
ungkapnya.
Namun, menjadi seorang muslimat tak
semudah membalikkan telapak tangan. Sarah
sempat terjerumus dalam kehidupan malam
ketika baru terjun ke dunia hiburan. Tahun
2004, wanita kelahiran 1 Desember 1983 ini
kembali memperdalam agama Islam. "Aku
senang kalau bisa baca Alquran," tutur Sarah
yang telah bisa membaca Alquran mesti belum
lancar.
Saat ini, wanita berhidung bangir ini berharap
bisa membaca Alquran hingga khatam. Tidak
hanya itu, jika memiliki rezeki, Sarah ingin
menunaikan ibadah haji. "Tapi sebelum naik
haji, aku ingin berbuat sesuatu yang
bermanfaat bagi mama dan adik-adikku, tutur
Sarah.
Mualaf Ngumpet-Ngumpet
Tahun ini, Sarah mengaku pengalaman
kerohaniannya makin dalam. "Alhamdulillah,
meski soal ilmu agama aku belum punya
banyak, tetapi dalam hal keimanan, aku
merasakan kemajuan yang sangat besar," ujar
Sarah yang kini rajin mengikuti pengajian.
"Sekarang, aku aktif ikut pengajian setiap Kamis
malam. Selain itu aku juga selalu ikut I Like
Monday di tempat Ustaz Jeffry, tiap Senin
malam," ujar Sarah yang pertama kali
mengenal Islam, saat bersekolah di Bandung.
"Pertama kali, karena diajak teman ikut ke
pengajian Daarut Tauhid. Kata temanku itu,
'Sar, kamu dengarin ceramah ustaz Aa Gym,
deh. Dia itu pasti bisa menenangkan hati kamu
yang kayak sekarang.'"
Saat itu, Sarah memang sedang dalam keadaan
labil dan bingung. "Keluargaku sedang dilanda
banyak sekali masalah. Kacau sekali, buntutnya
bikin kami broken home." Mengikuti saran sang
teman, Sarah yang kala itu masih duduk di
bangku SMKK pun pergi mendengarkan
ceramah Aa Gym. "Saat itu hati ini rasanya
tersentuh banget. Ceramah Aa bagus sekali."
Tiga kali Sarah mengikuti sang teman ke
pengajian. "Yang ke -4, malah aku yang
merengek-rengek mengajak mereka." Yang
unik, "Aku selalu datang setelah salat Isya.
Soalnya aku takut ketahuan belum bisa salat,"
cerita Sarah yang kala itu harus pinjam
kerudung sana-sini setiap mau ke pengajian.
"Sejak itu, aku merasa sreg dengan agama
Islam."
Sempat timbul kekhawatiran di hati Sarah. "Aku
mikir, kalau aku masuk Islam, pasti nanti
keluarga dan teman akan menjauhi." Tapi,
"Makin hari keinginan itu rasanya makin
mantap. Jadi aku berusaha menguatkan diri
dan memilih menjalani apa yang aku rasakan di
hati ini," cerita Sarah yang resmi memeluk
Islam sejak Juli 2001.
Rajin Istikharah
Kini, 5 tahun menjadi mualaf, Sarah berharap
dirinya bisa menjadi muslimah yang baik. "Aku
ingin membenahi hati ini, jadi orang yang lebih
baik," ujar Sarah yang setahun belakangan
serius belajar baca Al-Quran.
Di bulan Ramadan ini, Sarah bertekad
memantapkan pelajaran mengajinya.
"Sebisanya aku ingin setiap hari mengaji.
Lumayan repot juga sih, mengatur waktu.
Soalnya aku juga harus syuting sinetron religi
dan jadi presenter acara Ramadan, Jamaah
Syamsu Rizal yang tayang di TVRI," kisah Sarah
yang 4 hari pertama puasa kali ini, selalu
berbuka puasa di lokasi syuting.
Setiap waktu berbuka, cerita Sarah, "Seluruh
pemain dan kru diharuskan makan makanan
kecil. Setelah itu kami salat berjamaah, baru
kemudian makan bersama. Habis itu, enggak
langsung syuting, lo. Pak sutradara malah
mengajak kami Tarawih bersama. Benar-benar
ini syuting ternikmat yang pernah aku rasakan. "
Untuk sahur? "Aku selalu makan lengkap, nasi
dengan lauk pauk. Setiap hari, Mama selalu
masakin aku menu yang enak-enak dan bergizi.
Maksudnya supaya staminaku tetap oke, dan
pekerjaan lancar meski puasa," cerita Sarah
yang juga bergantung pada sang ibu soal
urusan bangun subuh untuk makan sahur.
"Wah, di rumah, yang bisa bangun subuh kan,
cuma Mama seorang," cerita Sarah yang juga
sering ditemani adik-adiknya kala makan sahur
ini. "Kadang mereka suka ikut-ikutan sahur
juga."
Satu yang mengganggu benak Sarah,
"Membayangkan Lebaran sendirian. Sudah 4
Lebaran ini aku sendirian.
Sedih aja." Untunglah 2 tahun belakangan ini
Sarah sudah punya tambatan hati yang bisa
menghibur kesedihannya, Abdullah Rizal.
Dengan pengusaha muda yang memiliki darah
Arab ini Sarah memang sudah menjalin
hubungan nyaris 2 tahun lamanya. "Kami
pacaran sejak Januari 2004."
Diakui Sarah, hubungannya dengan Rizal
memang serius. Kapan akan dilanjutkan ke
jenjang pernikahan?
"Wah, kalalu aku sih, sudah ingin sekali
menikah, karena nikah itu kan, ibadah. Rizal
juga begitu. Pemikiran ke sana sudah ada.
Keluarganya juga sudah sering bilang sama aku.
Mamaku sendiri juga sudah memberi dukungan
untuk aku menikah."
Lalu, tunggu apa lagi, Sar? "Kami ingin lebih
siap lagi secara materi. Bukannya aku merasa
kurang dengan apa yang sudah kumiliki saat ini.
Bukan. Hanya saja, saat ini aku merasa masih
punya banyak pe-er. Masih ada 3 adikku yang
harus aku biayai sekolahnya," ujar gadis yang
menjadi tulang punggung keluarga sejak sang
ayah pergi meninggalkan keluarga mereka ini.
Jadi? "Doakan saja ya, semoga aku enggak
harus menunggu lama lagi untuk menikah,"
bisik Sarah yang diam-diam kini sering
melakukan salat istikharah ini.
..
.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
Kisah Inspiratif, Empat Pendeta
Dan Pastur Masuk Agama Islam
Kalimat Allah
Perpindahan keyakinan seseorang tidak lebih
dari pilihan pribadi dan gerakan intuisinya
ataupun melalui sebuah pengalaman yang
pernah terjadi pada orang tersebut.Demikian
juga dengan Empat Pastur dan Pendeta ini,
mereka memutuskan untuk masuk islam
setelah mempelajari Allah SWT, Nabi
Muhammad dan Al-Quran.
Menjadi seorang mualaf akan memberi
pengaruh perubahan yang sangat besar apda
diri mereka, meskipun banyak mendapatkan
perlakuan yang sedikit tidak menyenangkan
dari komunitas yang tadinya mereka
anut.namun semua itu tidak akan merubah
niat dan pendirianya untuk percaya kepada
sang maha pencipta Allah SWT.
Seperti yang dilansir merdeka.com, Inilah
Empat orang pendeta dan pastur yang
akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat
sebelum akhirnya masuk islam.
George Antony
George Antony
Dia adalah seorang pastur sekaligus imam
katolik di Sri Lanka. Sebagai pembina umat
tentunya dia fasih dengan semua ajaran
Alkitab, karena setiap kitab suci selalu ia kaji
sebagai pedoman hidup sebagai seorang
pengitu ajaran Yesus Kristus.
Namun setelah dia mempelajari dan
menerjemahkan kedalam bahasa sinhala dia
menemukan beberapa kaeraguan yang
sangat luar biasa.Dia memaparkan dalam
Esaiah 9:12 disebutkan "Sebuah buku suci
akan diberikan pada dia yang tidak pernah
belajar sebelumnya, tidak pernah berucap,
tidak pernah bisa membaca, dan dia
mengatakan saya tak mampu membaca".
Tentunya dalam ayat diatas mengacu pada
Nabi Muhammad SAW , beliau adalah satu-
satunya utusan tuhan dan sebagai Nabi
Terakhir yang tidak bisa membaca dan
menulis.Selain itu ada juga ayat yang
berlawanan dengan kepercayaan umat
katolik dan kristen yaitu menganggap Yesus
adalah manusia biasa.
Setelah menjadi seorang muslim George
Antony mengubah namanya menjadi
Abdurrahman dan ia sekarang bekerja
sebagai relawan di Kuwait.
Khadijah Watson
Dia adalah seorang profesor sekaligus pastor
dan penginjil, dia juga sebagai pendiri gereja
misionaris. Dia dikenal sebagai orang yang
sangat cerdas dan tercatat sebagai penganut
aliran radikal fundamentalis.
Dia mulai mengenal islam setelah bertemu
dengan salah satu orang amerika yang baru
saja bekerja di Arab Saudi dan telah menjadi
seorang muslim. Mulai saat itu dia bertanya-
tanya tentang Islam sebelum akhirnya wanita
tersebut dibawa ke Islamic Center.
Sekian lama belajar soal Katolik Watson
dididik mengenal Islam sebagai agama
pengrusak dan kitab sucinya Al-Quran
menyebarkan ajaran sesat atau setan.
Namun hal itu tidak didapatinya saat
berkunjung ke Islamic Center. Dia diterima
dengan baik, tanpa intimidasi.
Ketertarikan utamanya yakni pada keilahian
Allah SWT. Tuhan yang satu. Dia juga
menemukan fakta konsep trinitas tidak ada
dalam Alkitab berbahasa Ibrani asli. Apalagi
Alkitab dalam Markus 12:29 berbunyi "Tuhan
Allah Anda yakni Tuhan yang Maha Esa dan
Anda tidak akan memiliki Allah lain selain Aku"
Watson akhirnya menjadi seorang muslim just
setelah mengkaji Alkitab Ibrani.
David Benjamin Keldani
David merupakan seorang pastor Katolik yang
masuk muslim dan resmi mengganti namanya
menjadi Abdul Ahad Daud. Benjamin lahir pad
tahun 1867 dan meninggal pada tahun 1940
dan dialah seroang penulis buku paling laris,
Muhammad dalam Alkitab.
Dia menemukan fakta nama Yesus dalam
bahasa Periqlytos berarti Ahmad, nama lain
Muhammad. Setelah melakukan penelitian,
bahkan Kristus sendiri tidak pernah menuliska
mengenai konsep Trinitas. Konsep itu hanya
eksis dua abad setelah kematian Yesus.
Idris Taufik
Idris Taufik
Sebuah penggalan ayat dari surat Al Maidah 8
yang berbunyi "Ya Allah, kemi telah beriman.
Catatlah kami sebagai orang-orang yang
bersaksi atas kebenaran Al-Quran dan Nabi
Muhammad SAW. Menjadi sebuah awal
ketertarikan Taufik untuk menjadi seorang
muslim.
Dia akhirnya memutuskan berhenti menjadi
pastur vantikan dan memulai misi Kristen di
Mesir. Di sini dia banyak berinteraksi pada ora
muslim dan memulai untuk belajar islam.
Menurutnya warga kairo sangat lembut dan
memeggang ajaran teguh agama mereka.
Disini taufik mulai bingung karena melihat
kanyataan di berbagai media barat yang
menggambarkan Islam sebagai soal bom bunu
diri dan pemberontak. Namun akhirnya disini
taufik menemukan indahnya menjadi seorang
muslim
Salah satu peristiwa paling membuatnya terkej
adalah ketika mendengar adzan magrib, ribua
toko tutup dan seluruh orang berbondong-
bondong pergi ke masjid untuk beribadah.
Akhirnya dia mempelajari semua agama di du
termasuk Islam hingga akhirnya dia menemuk
sebuah ayat Al-Quran yang berbunyi "Dan saa
mereka diperdengarkan wahyu dari Allah
diterima Muhammad SAW, kamu akan melihat
mata mereka menggenang sebab mengakui
kebenaran Allah SWT".
Taufik tertegun mendengarnya. Tak terasa air
matanya keluar dan dia berusaha
menyembunyikan itu dari siswanya. Saat itu ju
dia menerima Islam sebagai agamanya.
Dan Pastur Masuk Agama Islam
Kalimat Allah
Perpindahan keyakinan seseorang tidak lebih
dari pilihan pribadi dan gerakan intuisinya
ataupun melalui sebuah pengalaman yang
pernah terjadi pada orang tersebut.Demikian
juga dengan Empat Pastur dan Pendeta ini,
mereka memutuskan untuk masuk islam
setelah mempelajari Allah SWT, Nabi
Muhammad dan Al-Quran.
Menjadi seorang mualaf akan memberi
pengaruh perubahan yang sangat besar apda
diri mereka, meskipun banyak mendapatkan
perlakuan yang sedikit tidak menyenangkan
dari komunitas yang tadinya mereka
anut.namun semua itu tidak akan merubah
niat dan pendirianya untuk percaya kepada
sang maha pencipta Allah SWT.
Seperti yang dilansir merdeka.com, Inilah
Empat orang pendeta dan pastur yang
akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat
sebelum akhirnya masuk islam.
George Antony
George Antony
Dia adalah seorang pastur sekaligus imam
katolik di Sri Lanka. Sebagai pembina umat
tentunya dia fasih dengan semua ajaran
Alkitab, karena setiap kitab suci selalu ia kaji
sebagai pedoman hidup sebagai seorang
pengitu ajaran Yesus Kristus.
Namun setelah dia mempelajari dan
menerjemahkan kedalam bahasa sinhala dia
menemukan beberapa kaeraguan yang
sangat luar biasa.Dia memaparkan dalam
Esaiah 9:12 disebutkan "Sebuah buku suci
akan diberikan pada dia yang tidak pernah
belajar sebelumnya, tidak pernah berucap,
tidak pernah bisa membaca, dan dia
mengatakan saya tak mampu membaca".
Tentunya dalam ayat diatas mengacu pada
Nabi Muhammad SAW , beliau adalah satu-
satunya utusan tuhan dan sebagai Nabi
Terakhir yang tidak bisa membaca dan
menulis.Selain itu ada juga ayat yang
berlawanan dengan kepercayaan umat
katolik dan kristen yaitu menganggap Yesus
adalah manusia biasa.
Setelah menjadi seorang muslim George
Antony mengubah namanya menjadi
Abdurrahman dan ia sekarang bekerja
sebagai relawan di Kuwait.
Khadijah Watson
Dia adalah seorang profesor sekaligus pastor
dan penginjil, dia juga sebagai pendiri gereja
misionaris. Dia dikenal sebagai orang yang
sangat cerdas dan tercatat sebagai penganut
aliran radikal fundamentalis.
Dia mulai mengenal islam setelah bertemu
dengan salah satu orang amerika yang baru
saja bekerja di Arab Saudi dan telah menjadi
seorang muslim. Mulai saat itu dia bertanya-
tanya tentang Islam sebelum akhirnya wanita
tersebut dibawa ke Islamic Center.
Sekian lama belajar soal Katolik Watson
dididik mengenal Islam sebagai agama
pengrusak dan kitab sucinya Al-Quran
menyebarkan ajaran sesat atau setan.
Namun hal itu tidak didapatinya saat
berkunjung ke Islamic Center. Dia diterima
dengan baik, tanpa intimidasi.
Ketertarikan utamanya yakni pada keilahian
Allah SWT. Tuhan yang satu. Dia juga
menemukan fakta konsep trinitas tidak ada
dalam Alkitab berbahasa Ibrani asli. Apalagi
Alkitab dalam Markus 12:29 berbunyi "Tuhan
Allah Anda yakni Tuhan yang Maha Esa dan
Anda tidak akan memiliki Allah lain selain Aku"
Watson akhirnya menjadi seorang muslim just
setelah mengkaji Alkitab Ibrani.
David Benjamin Keldani
David merupakan seorang pastor Katolik yang
masuk muslim dan resmi mengganti namanya
menjadi Abdul Ahad Daud. Benjamin lahir pad
tahun 1867 dan meninggal pada tahun 1940
dan dialah seroang penulis buku paling laris,
Muhammad dalam Alkitab.
Dia menemukan fakta nama Yesus dalam
bahasa Periqlytos berarti Ahmad, nama lain
Muhammad. Setelah melakukan penelitian,
bahkan Kristus sendiri tidak pernah menuliska
mengenai konsep Trinitas. Konsep itu hanya
eksis dua abad setelah kematian Yesus.
Idris Taufik
Idris Taufik
Sebuah penggalan ayat dari surat Al Maidah 8
yang berbunyi "Ya Allah, kemi telah beriman.
Catatlah kami sebagai orang-orang yang
bersaksi atas kebenaran Al-Quran dan Nabi
Muhammad SAW. Menjadi sebuah awal
ketertarikan Taufik untuk menjadi seorang
muslim.
Dia akhirnya memutuskan berhenti menjadi
pastur vantikan dan memulai misi Kristen di
Mesir. Di sini dia banyak berinteraksi pada ora
muslim dan memulai untuk belajar islam.
Menurutnya warga kairo sangat lembut dan
memeggang ajaran teguh agama mereka.
Disini taufik mulai bingung karena melihat
kanyataan di berbagai media barat yang
menggambarkan Islam sebagai soal bom bunu
diri dan pemberontak. Namun akhirnya disini
taufik menemukan indahnya menjadi seorang
muslim
Salah satu peristiwa paling membuatnya terkej
adalah ketika mendengar adzan magrib, ribua
toko tutup dan seluruh orang berbondong-
bondong pergi ke masjid untuk beribadah.
Akhirnya dia mempelajari semua agama di du
termasuk Islam hingga akhirnya dia menemuk
sebuah ayat Al-Quran yang berbunyi "Dan saa
mereka diperdengarkan wahyu dari Allah
diterima Muhammad SAW, kamu akan melihat
mata mereka menggenang sebab mengakui
kebenaran Allah SWT".
Taufik tertegun mendengarnya. Tak terasa air
matanya keluar dan dia berusaha
menyembunyikan itu dari siswanya. Saat itu ju
dia menerima Islam sebagai agamanya.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
Kisah Inspiratif, Empat Pendeta
Dan Pastur Masuk Agama Islam
Kalimat Allah
Perpindahan keyakinan seseorang tidak lebih
dari pilihan pribadi dan gerakan intuisinya
ataupun melalui sebuah pengalaman yang
pernah terjadi pada orang tersebut.Demikian
juga dengan Empat Pastur dan Pendeta ini,
mereka memutuskan untuk masuk islam
setelah mempelajari Allah SWT, Nabi
Muhammad dan Al-Quran.
Menjadi seorang mualaf akan memberi
pengaruh perubahan yang sangat besar apda
diri mereka, meskipun banyak mendapatkan
perlakuan yang sedikit tidak menyenangkan
dari komunitas yang tadinya mereka
anut.namun semua itu tidak akan merubah
niat dan pendirianya untuk percaya kepada
sang maha pencipta Allah SWT.
Seperti yang dilansir merdeka.com, Inilah
Empat orang pendeta dan pastur yang
akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat
sebelum akhirnya masuk islam.
George Antony
George Antony
Dia adalah seorang pastur sekaligus imam
katolik di Sri Lanka. Sebagai pembina umat
tentunya dia fasih dengan semua ajaran
Alkitab, karena setiap kitab suci selalu ia kaji
sebagai pedoman hidup sebagai seorang
pengitu ajaran Yesus Kristus.
Namun setelah dia mempelajari dan
menerjemahkan kedalam bahasa sinhala dia
menemukan beberapa kaeraguan yang
sangat luar biasa.Dia memaparkan dalam
Esaiah 9:12 disebutkan "Sebuah buku suci
akan diberikan pada dia yang tidak pernah
belajar sebelumnya, tidak pernah berucap,
tidak pernah bisa membaca, dan dia
mengatakan saya tak mampu membaca".
Tentunya dalam ayat diatas mengacu pada
Nabi Muhammad SAW , beliau adalah satu-
satunya utusan tuhan dan sebagai Nabi
Terakhir yang tidak bisa membaca dan
menulis.Selain itu ada juga ayat yang
berlawanan dengan kepercayaan umat
katolik dan kristen yaitu menganggap Yesus
adalah manusia biasa.
Setelah menjadi seorang muslim George
Antony mengubah namanya menjadi
Abdurrahman dan ia sekarang bekerja
sebagai relawan di Kuwait.
Khadijah Watson
Dia adalah seorang profesor sekaligus pastor
dan penginjil, dia juga sebagai pendiri gereja
misionaris. Dia dikenal sebagai orang yang
sangat cerdas dan tercatat sebagai penganut
aliran radikal fundamentalis.
Dia mulai mengenal islam setelah bertemu
dengan salah satu orang amerika yang baru
saja bekerja di Arab Saudi dan telah menjadi
seorang muslim. Mulai saat itu dia bertanya-
tanya tentang Islam sebelum akhirnya wanita
tersebut dibawa ke Islamic Center.
Sekian lama belajar soal Katolik Watson
dididik mengenal Islam sebagai agama
pengrusak dan kitab sucinya Al-Quran
menyebarkan ajaran sesat atau setan.
Namun hal itu tidak didapatinya saat
berkunjung ke Islamic Center. Dia diterima
dengan baik, tanpa intimidasi.
Ketertarikan utamanya yakni pada keilahian
Allah SWT. Tuhan yang satu. Dia juga
menemukan fakta konsep trinitas tidak ada
dalam Alkitab berbahasa Ibrani asli. Apalagi
Alkitab dalam Markus 12:29 berbunyi "Tuhan
Allah Anda yakni Tuhan yang Maha Esa dan
Anda tidak akan memiliki Allah lain selain Aku"
Watson akhirnya menjadi seorang muslim just
setelah mengkaji Alkitab Ibrani.
David Benjamin Keldani
David merupakan seorang pastor Katolik yang
masuk muslim dan resmi mengganti namanya
menjadi Abdul Ahad Daud. Benjamin lahir pad
tahun 1867 dan meninggal pada tahun 1940
dan dialah seroang penulis buku paling laris,
Muhammad dalam Alkitab.
Dia menemukan fakta nama Yesus dalam
bahasa Periqlytos berarti Ahmad, nama lain
Muhammad. Setelah melakukan penelitian,
bahkan Kristus sendiri tidak pernah menuliska
mengenai konsep Trinitas. Konsep itu hanya
eksis dua abad setelah kematian Yesus.
Idris Taufik
Idris Taufik
Sebuah penggalan ayat dari surat Al Maidah 8
yang berbunyi "Ya Allah, kemi telah beriman.
Catatlah kami sebagai orang-orang yang
bersaksi atas kebenaran Al-Quran dan Nabi
Muhammad SAW. Menjadi sebuah awal
ketertarikan Taufik untuk menjadi seorang
muslim.
Dia akhirnya memutuskan berhenti menjadi
pastur vantikan dan memulai misi Kristen di
Mesir. Di sini dia banyak berinteraksi pada ora
muslim dan memulai untuk belajar islam.
Menurutnya warga kairo sangat lembut dan
memeggang ajaran teguh agama mereka.
Disini taufik mulai bingung karena melihat
kanyataan di berbagai media barat yang
menggambarkan Islam sebagai soal bom bunu
diri dan pemberontak. Namun akhirnya disini
taufik menemukan indahnya menjadi seorang
muslim
Salah satu peristiwa paling membuatnya terkej
adalah ketika mendengar adzan magrib, ribua
toko tutup dan seluruh orang berbondong-
bondong pergi ke masjid untuk beribadah.
Akhirnya dia mempelajari semua agama di du
termasuk Islam hingga akhirnya dia menemuk
sebuah ayat Al-Quran yang berbunyi "Dan saa
mereka diperdengarkan wahyu dari Allah
diterima Muhammad SAW, kamu akan melihat
mata mereka menggenang sebab mengakui
kebenaran Allah SWT".
Taufik tertegun mendengarnya. Tak terasa air
matanya keluar dan dia berusaha
menyembunyikan itu dari siswanya. Saat itu ju
dia menerima Islam sebagai agamanya.
.
http://www.rajawow.com/2014/10/kisah-inspiratif-empat-pendeta-dan.html?m=1
.
Dan Pastur Masuk Agama Islam
Kalimat Allah
Perpindahan keyakinan seseorang tidak lebih
dari pilihan pribadi dan gerakan intuisinya
ataupun melalui sebuah pengalaman yang
pernah terjadi pada orang tersebut.Demikian
juga dengan Empat Pastur dan Pendeta ini,
mereka memutuskan untuk masuk islam
setelah mempelajari Allah SWT, Nabi
Muhammad dan Al-Quran.
Menjadi seorang mualaf akan memberi
pengaruh perubahan yang sangat besar apda
diri mereka, meskipun banyak mendapatkan
perlakuan yang sedikit tidak menyenangkan
dari komunitas yang tadinya mereka
anut.namun semua itu tidak akan merubah
niat dan pendirianya untuk percaya kepada
sang maha pencipta Allah SWT.
Seperti yang dilansir merdeka.com, Inilah
Empat orang pendeta dan pastur yang
akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat
sebelum akhirnya masuk islam.
George Antony
George Antony
Dia adalah seorang pastur sekaligus imam
katolik di Sri Lanka. Sebagai pembina umat
tentunya dia fasih dengan semua ajaran
Alkitab, karena setiap kitab suci selalu ia kaji
sebagai pedoman hidup sebagai seorang
pengitu ajaran Yesus Kristus.
Namun setelah dia mempelajari dan
menerjemahkan kedalam bahasa sinhala dia
menemukan beberapa kaeraguan yang
sangat luar biasa.Dia memaparkan dalam
Esaiah 9:12 disebutkan "Sebuah buku suci
akan diberikan pada dia yang tidak pernah
belajar sebelumnya, tidak pernah berucap,
tidak pernah bisa membaca, dan dia
mengatakan saya tak mampu membaca".
Tentunya dalam ayat diatas mengacu pada
Nabi Muhammad SAW , beliau adalah satu-
satunya utusan tuhan dan sebagai Nabi
Terakhir yang tidak bisa membaca dan
menulis.Selain itu ada juga ayat yang
berlawanan dengan kepercayaan umat
katolik dan kristen yaitu menganggap Yesus
adalah manusia biasa.
Setelah menjadi seorang muslim George
Antony mengubah namanya menjadi
Abdurrahman dan ia sekarang bekerja
sebagai relawan di Kuwait.
Khadijah Watson
Dia adalah seorang profesor sekaligus pastor
dan penginjil, dia juga sebagai pendiri gereja
misionaris. Dia dikenal sebagai orang yang
sangat cerdas dan tercatat sebagai penganut
aliran radikal fundamentalis.
Dia mulai mengenal islam setelah bertemu
dengan salah satu orang amerika yang baru
saja bekerja di Arab Saudi dan telah menjadi
seorang muslim. Mulai saat itu dia bertanya-
tanya tentang Islam sebelum akhirnya wanita
tersebut dibawa ke Islamic Center.
Sekian lama belajar soal Katolik Watson
dididik mengenal Islam sebagai agama
pengrusak dan kitab sucinya Al-Quran
menyebarkan ajaran sesat atau setan.
Namun hal itu tidak didapatinya saat
berkunjung ke Islamic Center. Dia diterima
dengan baik, tanpa intimidasi.
Ketertarikan utamanya yakni pada keilahian
Allah SWT. Tuhan yang satu. Dia juga
menemukan fakta konsep trinitas tidak ada
dalam Alkitab berbahasa Ibrani asli. Apalagi
Alkitab dalam Markus 12:29 berbunyi "Tuhan
Allah Anda yakni Tuhan yang Maha Esa dan
Anda tidak akan memiliki Allah lain selain Aku"
Watson akhirnya menjadi seorang muslim just
setelah mengkaji Alkitab Ibrani.
David Benjamin Keldani
David merupakan seorang pastor Katolik yang
masuk muslim dan resmi mengganti namanya
menjadi Abdul Ahad Daud. Benjamin lahir pad
tahun 1867 dan meninggal pada tahun 1940
dan dialah seroang penulis buku paling laris,
Muhammad dalam Alkitab.
Dia menemukan fakta nama Yesus dalam
bahasa Periqlytos berarti Ahmad, nama lain
Muhammad. Setelah melakukan penelitian,
bahkan Kristus sendiri tidak pernah menuliska
mengenai konsep Trinitas. Konsep itu hanya
eksis dua abad setelah kematian Yesus.
Idris Taufik
Idris Taufik
Sebuah penggalan ayat dari surat Al Maidah 8
yang berbunyi "Ya Allah, kemi telah beriman.
Catatlah kami sebagai orang-orang yang
bersaksi atas kebenaran Al-Quran dan Nabi
Muhammad SAW. Menjadi sebuah awal
ketertarikan Taufik untuk menjadi seorang
muslim.
Dia akhirnya memutuskan berhenti menjadi
pastur vantikan dan memulai misi Kristen di
Mesir. Di sini dia banyak berinteraksi pada ora
muslim dan memulai untuk belajar islam.
Menurutnya warga kairo sangat lembut dan
memeggang ajaran teguh agama mereka.
Disini taufik mulai bingung karena melihat
kanyataan di berbagai media barat yang
menggambarkan Islam sebagai soal bom bunu
diri dan pemberontak. Namun akhirnya disini
taufik menemukan indahnya menjadi seorang
muslim
Salah satu peristiwa paling membuatnya terkej
adalah ketika mendengar adzan magrib, ribua
toko tutup dan seluruh orang berbondong-
bondong pergi ke masjid untuk beribadah.
Akhirnya dia mempelajari semua agama di du
termasuk Islam hingga akhirnya dia menemuk
sebuah ayat Al-Quran yang berbunyi "Dan saa
mereka diperdengarkan wahyu dari Allah
diterima Muhammad SAW, kamu akan melihat
mata mereka menggenang sebab mengakui
kebenaran Allah SWT".
Taufik tertegun mendengarnya. Tak terasa air
matanya keluar dan dia berusaha
menyembunyikan itu dari siswanya. Saat itu ju
dia menerima Islam sebagai agamanya.
.
http://www.rajawow.com/2014/10/kisah-inspiratif-empat-pendeta-dan.html?m=1
.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
Abdur Raheem Green: Shalat, Cara Berdoa
yang Indah
15 May 2015 17:30 WIB
Mualaf (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdur Raheem
Green suatu hari melihat bagaimana seorang
pria Mesir melaksanakan shalat di tengah
rutinitas kerja. Rasa kagum pun muncul.
"Apa yang dilakukannya sangat berkesan. Ini
cara berdoa yang begitu sederhana dan indah.
Saya ingin menirunya," kata dia seperti dilansir
Onislam, Jumat (15/5).
Pada hari berikutnya, Green berada di toko buku
yang berada di sebuah masjid. Dilihatnya buku
tentang Muhammad dan Shalat. "Wow, ini yang
sedang saya cari," kata dia.
Saat antusias itu muncul, ada petugas toko buku
bertanya kepadanya. "Apakah Anda Muslim,"
tanya petugas itu. Green sempat bingung apa
yang harus dijawabnya.
"Apakah saya seorang Muslim. Apa yang
dimaksud dengan pertanyaan itu," tanya dia
dalam hati. "Lalu saya bilang, saya percaya
hanya ada satu Tuhan, yakni Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya,"
Petugas itu lalu menerangkan kepada Green
bahwa saat ini sudah waktunya shalat Jumat.
Diajak Green mengikuti shalat Jumat. "Dari apa
yang saya ingat, semua orang ingin mengajari
saya tentang Islam. Saya merasakan sesuatu
yang fantastis," kata dia.
Pada akhirnya, Green menerima Islam. Namun,
ini barulah awalan. Green rupanya belum
sepenuhnya menerima Islam. "Saya merasakan
dua tahun paling menyedihkan setelah menjadi
Muslim. Saya alami kesulitan beradaptasi. Dan
Allah memberikan peringatakan kepada saya
dengan cara yang begitu keras," kata dia.
Green memahami, hanya ada satu cara agar ia
kembali ke jalan Islam. Ia mulai penuhi
kewajiban shalat lima waktu. "Saya berjanji
kepada Allah untuk memperbaiki diri," kata dia.
Alhamdulillah, sejak itu Green mulai secara
perlahan menemukan jalan keluar dari
masalahnya. Ia menggambarkan situasi itu
seperti keluar dari sebuah gedung penuh
rintanga.
"Bayangkan, saya mencoba menemukan jalan
keluar dengan menggedor pintu sendiri,
memukul diri sendiri, terjatuh, dan gelap,"
ucapnya.
"Alhamdulillah, Islam telah memberi saya rasa
tanggung jawab. Ini yang disukai orang tua saya
soal perubahan yang saya lakukan. Orang tua
menjadi sayang dan hormat dengan apa yang
saya pilih. Mereka pun mengakui Islam adalah
hal baik bagi saya," pungkasnya.
.
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/05/15/nodzuv-abdur-raheem-green-shalat-cara-berdoa-yang-indah
.
yang Indah
15 May 2015 17:30 WIB
Mualaf (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdur Raheem
Green suatu hari melihat bagaimana seorang
pria Mesir melaksanakan shalat di tengah
rutinitas kerja. Rasa kagum pun muncul.
"Apa yang dilakukannya sangat berkesan. Ini
cara berdoa yang begitu sederhana dan indah.
Saya ingin menirunya," kata dia seperti dilansir
Onislam, Jumat (15/5).
Pada hari berikutnya, Green berada di toko buku
yang berada di sebuah masjid. Dilihatnya buku
tentang Muhammad dan Shalat. "Wow, ini yang
sedang saya cari," kata dia.
Saat antusias itu muncul, ada petugas toko buku
bertanya kepadanya. "Apakah Anda Muslim,"
tanya petugas itu. Green sempat bingung apa
yang harus dijawabnya.
"Apakah saya seorang Muslim. Apa yang
dimaksud dengan pertanyaan itu," tanya dia
dalam hati. "Lalu saya bilang, saya percaya
hanya ada satu Tuhan, yakni Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya,"
Petugas itu lalu menerangkan kepada Green
bahwa saat ini sudah waktunya shalat Jumat.
Diajak Green mengikuti shalat Jumat. "Dari apa
yang saya ingat, semua orang ingin mengajari
saya tentang Islam. Saya merasakan sesuatu
yang fantastis," kata dia.
Pada akhirnya, Green menerima Islam. Namun,
ini barulah awalan. Green rupanya belum
sepenuhnya menerima Islam. "Saya merasakan
dua tahun paling menyedihkan setelah menjadi
Muslim. Saya alami kesulitan beradaptasi. Dan
Allah memberikan peringatakan kepada saya
dengan cara yang begitu keras," kata dia.
Green memahami, hanya ada satu cara agar ia
kembali ke jalan Islam. Ia mulai penuhi
kewajiban shalat lima waktu. "Saya berjanji
kepada Allah untuk memperbaiki diri," kata dia.
Alhamdulillah, sejak itu Green mulai secara
perlahan menemukan jalan keluar dari
masalahnya. Ia menggambarkan situasi itu
seperti keluar dari sebuah gedung penuh
rintanga.
"Bayangkan, saya mencoba menemukan jalan
keluar dengan menggedor pintu sendiri,
memukul diri sendiri, terjatuh, dan gelap,"
ucapnya.
"Alhamdulillah, Islam telah memberi saya rasa
tanggung jawab. Ini yang disukai orang tua saya
soal perubahan yang saya lakukan. Orang tua
menjadi sayang dan hormat dengan apa yang
saya pilih. Mereka pun mengakui Islam adalah
hal baik bagi saya," pungkasnya.
.
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/05/15/nodzuv-abdur-raheem-green-shalat-cara-berdoa-yang-indah
.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Para MUALAF
[QUOTE=dylann.roof;55864654d675d47f598b456b][size="7"]Artikel Haji di National Geographic Membuat Talib Jadi Muslim[/size]
Selasa, 16 Juni 2015, 19:21 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Talib Abdul Ahad terlahir dari keluarga Kristen. Sejak kecil, ia telah akrab dengan kisah nabi-nabi dalam Alkitab. Ia dibesarkan dengan kepercayaan Yesus sebagai anak Allah, sekaligus Allah yang patut disembah. Ia juga menghadiri sekolah Minggu dan gereja secara teratur.
Dilansir dari onislam.net, Talib mengaku sering dihadapkan pada berbagai pertanyaan seputar Alkitab. Jawaban atas teka-teki seputar Alkitab itu memusingkannya. Pertanyaan-pertanyaan itu bertambah ketika ia tumbuh dewasa.
Pada usia 12 tahun, ia mulai berusaha keluar dari kepungan pertanyaan yang membingungkan itu. Ia membaca dan memahami Perjanjian Baru dengan serius.
Saat itulah, Talib merasa sedikit saja dari aturan Perjanjian Baru yang diikuti oleh umat Kristiani. Ia juga melihat kontradiksi dalam teks Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama.
Tapi, ia tak kuasa menolak saat dibujuk untuk dibaptis. Ia masih gugup dengan keputusan itu saat hari pembaptisan tiba, sampai-sampai pendeta bertanya apakah ia baik-baik saja.
Pada usia 13 tahun, Talib menjadi sangat evangelis di tengah orang-orang non Kristen. Ia bahkan kerap memarahi orang-orang Kristen yang tidak mengikuti perintah Yesus.
Waktu-waktu berlalu, suatu kali Talib mulai mempelajari karya sastra. Kebanyakan bertema atheis, atau minimal bertentangan dengan agama Kristen. Ia lantas merasa begitu bodoh, merasa tidak ada satupun alasan bagi seseorang untuk menerima ajaran Kristen.
Ia membaca betapa teks Kristen sulit dipercaya dan betapa sedikit bukti yang menunjukkan keberadaan Yesus 2000 tahun yang lalu. Ia menjadi yakin bahwa Yesus yang tertulis dalam Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes tidak lebih dari beberapa mitos yang disatukan. Tidak ada bukti nyata bahwa Alkitab berasal dari sumber Ilahi.
Ia pun mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan dan menjadi agnostik. Pada saat yang sama, Talib mulai membaca literatur Islam, selain beberapa agama lain. Lelaki itu awalnya merasa curiga, termakan stigma Muslim sebagai teroris, penindas perempuan, dan penyebab kekerasan.
Barangkali, ketertarikan pertama Talib terhadap Islam datang setelah ia membaca sebuah artikel tahun 1979 di National Geographic tentang perjalanan haji seorang Muslim Amerika. Ia tidak menyangka ada hal seperti itu pada kehidupan seorang Muslim non-Arab.
Ia juga membaca beberapa peristiwa hidup Muhammad lewat artikel. Setelah mempelajari Alquran, hadits, mendengarkan khutbah, membaca artikel para ulama, Talib menjadi sangat tertarik pada kesederhanaan, kejelasan, dan keindahan pesan Islam.
Saat itulah, ia memutuskan untuk memeluk Islam. “Saya telah berada dalam keimanan sejak itu, tapi saya masih membuat banyak kesalahan dan lupa akan kewajiban saya pada Allah. Insya Allah, saya akan belajar dari kesalahan-kesalahan ini,” janji Talib.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/06/16/nq1ebg-artikel-haji-di-emnational-geographicem-membuat-talib-jadi-muslim[/QUOTE]
nice
Selasa, 16 Juni 2015, 19:21 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Talib Abdul Ahad terlahir dari keluarga Kristen. Sejak kecil, ia telah akrab dengan kisah nabi-nabi dalam Alkitab. Ia dibesarkan dengan kepercayaan Yesus sebagai anak Allah, sekaligus Allah yang patut disembah. Ia juga menghadiri sekolah Minggu dan gereja secara teratur.
Dilansir dari onislam.net, Talib mengaku sering dihadapkan pada berbagai pertanyaan seputar Alkitab. Jawaban atas teka-teki seputar Alkitab itu memusingkannya. Pertanyaan-pertanyaan itu bertambah ketika ia tumbuh dewasa.
Pada usia 12 tahun, ia mulai berusaha keluar dari kepungan pertanyaan yang membingungkan itu. Ia membaca dan memahami Perjanjian Baru dengan serius.
Saat itulah, Talib merasa sedikit saja dari aturan Perjanjian Baru yang diikuti oleh umat Kristiani. Ia juga melihat kontradiksi dalam teks Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama.
Tapi, ia tak kuasa menolak saat dibujuk untuk dibaptis. Ia masih gugup dengan keputusan itu saat hari pembaptisan tiba, sampai-sampai pendeta bertanya apakah ia baik-baik saja.
Pada usia 13 tahun, Talib menjadi sangat evangelis di tengah orang-orang non Kristen. Ia bahkan kerap memarahi orang-orang Kristen yang tidak mengikuti perintah Yesus.
Waktu-waktu berlalu, suatu kali Talib mulai mempelajari karya sastra. Kebanyakan bertema atheis, atau minimal bertentangan dengan agama Kristen. Ia lantas merasa begitu bodoh, merasa tidak ada satupun alasan bagi seseorang untuk menerima ajaran Kristen.
Ia membaca betapa teks Kristen sulit dipercaya dan betapa sedikit bukti yang menunjukkan keberadaan Yesus 2000 tahun yang lalu. Ia menjadi yakin bahwa Yesus yang tertulis dalam Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes tidak lebih dari beberapa mitos yang disatukan. Tidak ada bukti nyata bahwa Alkitab berasal dari sumber Ilahi.
Ia pun mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan dan menjadi agnostik. Pada saat yang sama, Talib mulai membaca literatur Islam, selain beberapa agama lain. Lelaki itu awalnya merasa curiga, termakan stigma Muslim sebagai teroris, penindas perempuan, dan penyebab kekerasan.
Barangkali, ketertarikan pertama Talib terhadap Islam datang setelah ia membaca sebuah artikel tahun 1979 di National Geographic tentang perjalanan haji seorang Muslim Amerika. Ia tidak menyangka ada hal seperti itu pada kehidupan seorang Muslim non-Arab.
Ia juga membaca beberapa peristiwa hidup Muhammad lewat artikel. Setelah mempelajari Alquran, hadits, mendengarkan khutbah, membaca artikel para ulama, Talib menjadi sangat tertarik pada kesederhanaan, kejelasan, dan keindahan pesan Islam.
Saat itulah, ia memutuskan untuk memeluk Islam. “Saya telah berada dalam keimanan sejak itu, tapi saya masih membuat banyak kesalahan dan lupa akan kewajiban saya pada Allah. Insya Allah, saya akan belajar dari kesalahan-kesalahan ini,” janji Talib.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/06/16/nq1ebg-artikel-haji-di-emnational-geographicem-membuat-talib-jadi-muslim[/QUOTE]
nice
Re: Para MUALAF
Semula Benci Islam, Diplomat AS Ini Justru Jadi
Mualaf
Selasa, 23 Juni 2015 - 16:07 WIB
Evan Cary, seorang diplomat Amerika Serikat
(AS), berbagi cerita bagaimana dirinya bisa
menjadi seorang mualaf. (Victor
Maulana.Sindonews)
JAKARTA - Evan Cary, seorang diplomat
Amerika Serikat (AS), berbagi cerita bagaimana
dirinya bisa menjadi seorang mualaf. Dirinya
mengaku, semua berawal ketika dia mencoba
untuk belajar berpuasa, dan ditugaskan di
Jakarta awal 90-an.
Pria asal Seattle, AS itu mengaku pada awalnya
tidak mengetahui ajaran Islam, dan cenderung
membenci Islam. Cary mengaku sempat
mengalami pergolakan bathin ketika mulai
mempelajari Islam. Di satu sisi dia sudah cukup
tahu dengan ajaran Islam, sementara di sisi lain
ia masih menyimpan rasa tidak suka terhadap
Islam.
"Saya mendengarkan suara di telinga saya,
kamu sudah mengenal Islam, tapi kenapa kamu
belum juga memeluk agama Islam, dan itu
membuat saya marah. Saya tahu banyak
tentang Islam saat itu, tapi saya tidak senang
dengan Islam," kata pria yang menjabat sebagai
wakil Konsuler Bidang Manajemen di Kedutaan
AS saat berkunjung ke Gedung Sindo pada
Selasa (23/6/2015).
Setelah terus menerus belajar dan mengenal
Islam, diplomat AS yang pernah bertugas di
Oman dan Afghanistan itu akhirnya
memutuskan untuk membaca dua kalimat
syahdat sebagai syarat memeluk agama Islam.
Cary mengaku mulai menjadi Muslim sejak
tahun 1994, kala itu dirinya masih bertugas di
Jakarta.
Ketika disinggung bagaimana reaksi keluarga
saat dirinya memutuskan untuk memeluk
agama Islam, Cary mengaku ayahnya sempat
marah. "Kamu ingin menjadi teroris?," kata
Cary yang menirukan perkataan ayahnya.
Sang ibulah yang membuat keluarga menerima
Carry sebagai seorang Muslim. "Tapi, mereka
tetap menganggap saya aneh," sambungnya.
Walaupun sudah memeluk Islam cukup lama,
Cary mengaku sampai saat ini belum bisa
mengaji dengan lancar. Dia mengaku memang
cukup malas untuk belajar mengaji, dan
mempelajari Islam lebih dalam lagi ketika
sewaktu muda.
Cary mengaku baru mulai serius belajar
membaca al-Quran satu tahun terakhir ini. Pria
berkacamata itu mengaku belajar membaca al-
Quran bersama dengan anak-anaknya. "Saat ini
saya sudah belajar sampai Iqra tiga," katanya
seraya tertawa.
Salah satu momen yang mengubah hidupnya
adalah ketika dia menjalankan ibadah Umrah.
Dengan menitikan air mata, saat Umrah itulah
dirinya mengaku disentuh oleh Allah dan sejak
saat itu dia mulai rajin menjalankan salat.
http://international.sindonews.com/read/1016010/40/semula-benci-islam-diplomat-as-ini-justru-jadi-mualaf-1435050432?utm_source=RSSfeed&utm_medium=Referral&utm_term=Asia%20Pasifik&utm_campaign=RSS&utm_source=twitterfeed&utm_medium=facebook
.
Mualaf
Selasa, 23 Juni 2015 - 16:07 WIB
Evan Cary, seorang diplomat Amerika Serikat
(AS), berbagi cerita bagaimana dirinya bisa
menjadi seorang mualaf. (Victor
Maulana.Sindonews)
JAKARTA - Evan Cary, seorang diplomat
Amerika Serikat (AS), berbagi cerita bagaimana
dirinya bisa menjadi seorang mualaf. Dirinya
mengaku, semua berawal ketika dia mencoba
untuk belajar berpuasa, dan ditugaskan di
Jakarta awal 90-an.
Pria asal Seattle, AS itu mengaku pada awalnya
tidak mengetahui ajaran Islam, dan cenderung
membenci Islam. Cary mengaku sempat
mengalami pergolakan bathin ketika mulai
mempelajari Islam. Di satu sisi dia sudah cukup
tahu dengan ajaran Islam, sementara di sisi lain
ia masih menyimpan rasa tidak suka terhadap
Islam.
"Saya mendengarkan suara di telinga saya,
kamu sudah mengenal Islam, tapi kenapa kamu
belum juga memeluk agama Islam, dan itu
membuat saya marah. Saya tahu banyak
tentang Islam saat itu, tapi saya tidak senang
dengan Islam," kata pria yang menjabat sebagai
wakil Konsuler Bidang Manajemen di Kedutaan
AS saat berkunjung ke Gedung Sindo pada
Selasa (23/6/2015).
Setelah terus menerus belajar dan mengenal
Islam, diplomat AS yang pernah bertugas di
Oman dan Afghanistan itu akhirnya
memutuskan untuk membaca dua kalimat
syahdat sebagai syarat memeluk agama Islam.
Cary mengaku mulai menjadi Muslim sejak
tahun 1994, kala itu dirinya masih bertugas di
Jakarta.
Ketika disinggung bagaimana reaksi keluarga
saat dirinya memutuskan untuk memeluk
agama Islam, Cary mengaku ayahnya sempat
marah. "Kamu ingin menjadi teroris?," kata
Cary yang menirukan perkataan ayahnya.
Sang ibulah yang membuat keluarga menerima
Carry sebagai seorang Muslim. "Tapi, mereka
tetap menganggap saya aneh," sambungnya.
Walaupun sudah memeluk Islam cukup lama,
Cary mengaku sampai saat ini belum bisa
mengaji dengan lancar. Dia mengaku memang
cukup malas untuk belajar mengaji, dan
mempelajari Islam lebih dalam lagi ketika
sewaktu muda.
Cary mengaku baru mulai serius belajar
membaca al-Quran satu tahun terakhir ini. Pria
berkacamata itu mengaku belajar membaca al-
Quran bersama dengan anak-anaknya. "Saat ini
saya sudah belajar sampai Iqra tiga," katanya
seraya tertawa.
Salah satu momen yang mengubah hidupnya
adalah ketika dia menjalankan ibadah Umrah.
Dengan menitikan air mata, saat Umrah itulah
dirinya mengaku disentuh oleh Allah dan sejak
saat itu dia mulai rajin menjalankan salat.
http://international.sindonews.com/read/1016010/40/semula-benci-islam-diplomat-as-ini-justru-jadi-mualaf-1435050432?utm_source=RSSfeed&utm_medium=Referral&utm_term=Asia%20Pasifik&utm_campaign=RSS&utm_source=twitterfeed&utm_medium=facebook
.
Re: Para MUALAF
Perjalanan Mualaf
Schwannedgard Berawal Dari Trinitas
Beranda
Rabu, 21 Januari 2015
Memiliki ayah yang beragama Islam dan ibu
yang beragama Katolik membuat
Schwannedgard belajar banyak mengenai
agama. Sejak kecil ia memang memeluk
agama Katolik, namun ia juga diajarkan
tentang Islam oleh ayahnya.
“Saya dibesarkan dalam kultur 2 agama, Islam
dan Katolik. Waktu kecil saya sering ke gereja
bersama Mama, karena Mama adalah seorang
penganut agama Katolik yang taat. Saya rajin
hadir di Sekolah Minggu. Tapi saya juga sering
pergi ke masjid bersama Papa, terlebih pada
hari Jumat saat Papa melaksanakan ibadah
sholat Jumat. Kalau sedang pulang ke
Indonesia saya kadang-kadang ikut ngaji di
TPA masjid-masjid terdekat, ya walaupun
waktu itu saya hanya ikut bermain kejar-
kejaran dan petak-umpet bersama anak-anak
kecil seusia saya yang lain. Keluarga Papa
berasal dari kalangan persyarikatan
Muhammadiyah di Yogyakarta. Kakek saya
aktif di persyarikatan tersebut. Nenek saya
juga cukup aktif di organisasi Aisyiyah, yang
merupakan organisasi otonom di bawah
persyarikatan Muhammadiyah. Saya dikhitan
saat berusia 11 tahun,” ujarnya.
Schwannedgard kecil yang beragama Katolik
tumbuh sebagai anak cerdas. Hal itu
dibuktikan dengan kemampuannya belajar
membaca Al-Qur’an. Pada usia 6 tahun ia
sudah bisa membaca Al-Qur’an setelah diajari
oleh tantenya secara privat selama 9 hari. 2
tahun kemudian ia telah mengkhatamkan Al-
Qur’an meskipun belum mempelajari arti,
tafsir, dan juga azbabun-nuzul dari bacaan-
bacaan Al-Qur’an tersebut.
Pria yang lahir di Sydney ini menemukan
cahaya kebenaran Islam pasca terjadinya
peristiwa terorisme di Amerika Serikat tahun
2001. Schwannedgard yang kala itu masih
berusia remaja mencoba memikirkan alasan-
alasan tentang mengapa para teroris sangat
jahat karena telah tega menyerang gedung
WTC di Amerika sehingga menimbulkan
banyak korban jiwa. Ia berdiskusi dengan
ayahnya dan mendapatkan jawaban bahwa
orang Islam yang melakukan terorisme
tersebut berusaha untuk membela dan
menegakkan prinsip-prinsip tauhid alias
mengesakan Allah SWT.
Prinsip tauhid yang didengar oleh
Schwannedgard kecil melalui ayahnya
kemudian membuatnya belajar dan
memperdalam lagi mengenai konsep
ketuhanan menurut ajaran Katolik. Akhirnya
Schwannedgard menemukan kontradiksi
antara konsep trinitas dengan beberapa ayat
yang lain. Ia kemudian bertanya kepada para
pastor tentang kepercayaan trinitas.
“Saya bertanya tentang alasan kenapa di
dalam Katolik harus ada Allah Bapa, Anak, dan
Roh Kudus. Namun mereka hanya bisa
memberikan jawaban-jawaban yang menurut
saya cenderung dogmatis,” kata
Schwannedgard.
Ketidakpuasan terhadap jawaban para pastor
mengantarkan Schwannedgard untuk
membaca Al-Qur’an terjemahan Arab-Inggris.
“Dulu saya membuka Al-Qur’an terjemahan
dari halaman yang paling belakang, karena
Surat Al-Baqoroh itu panjang sekali sehingga
saya malas untuk membaca Al-Qur’an dari
depan. Alhamdulillah Allah langsung
menunjukkan saya untuk menuju ke Surat Al-
Ikhlas, dan akhirnya saya membaca Surat Al-
Ikhlas.”, begitu ujar pria yang kini berusia 26
tahun itu.
Terjemahan Surat Al-Ikhlas memberikan
jawaban tegas atas pertanyaan
Schwannedgard terhadap konsep trinitas.
Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 2002 ia
memutuskan untuk menjadi seorang Muallaf
di Masjid At-Taqorub Yogyakarta dengan
didampingi oleh keluarga ayahnya. Ibunya
juga menjadi Muallaf sebulan kemudian.
Setelah itu ia sekeluarga menjalankan ibadah
umroh ke Makkah Al-Mukaromah.
Pasca menjadi Muallaf, Schwannedgard dan
ibunya sempat mendapatkan penolakan dari
keluarga besar ibunya. “Orangtua Mama saya
sempat mendiamkan kami selama kurang
lebih setahun. Namun karena kasih sayang
Allah begitu besar kepada saya dan Mama
saya, akhirnya Kakek dan Nenek tidak lagi
marah kepada kami setelah saya mengajak
mereka untuk bernyanyi lagu romantis
berbahasa Jerman dengan judul ‘Du’ yang
dinyanyikan oleh Peter Maffay. Orangtua
Mama sangat menyukai lagu tersebut,”
tuturnya. Saat ini keluarga besar
Schwannedgard sudah tidak pernah
mempermasalahkan mengenai perbedaan
keyakinan, dan bahkan beberapa dari mereka
ada pula yang menjadi Muallaf.
Islam dan Gaya Hidup
Sebagai seorang Muallaf, Schwannedgard
berusaha untuk menerapkan gaya hidup/
lifestyle yang sesuai dengan ajaran dan aturan
Islam. Dibesarkan di Sydney dan Jakarta telah
membuatnya akrab dengan gaya hidup barat
dan juga multikulturalisme. Dirinya mengaku
bahwa ia sering dianggap kolot, cupu, norak,
dan kampungan oleh teman-temannya karena
tidak mau makan daging anjing dan babi,
menyukai musik tapi tidak pernah mau diajak
pergi ke night club, tidak merokok dan tidak
minum alkohol, dan tidak pacaran (karena
hanya ingin menjalankan proses ta’aruf
sebelum pernikahan saja).
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada teman-
teman yang meninggalkan saya. Malahan saya
mendapat teman dari berbagai kalangan. Ada
yang non-Islam taat, non-Islam tidak taat,
Islam taat, dan orang Islam yang tidak taat
juga ada. Bahkan banyak gadis-gadis
Muslimah maupun non-Muslimah yang justru
memuji saya karena saya tidak merokok dan
tidak minum alkohol. Di Sydney kadang ada
juga teman yang mengajak saya untuk pergi ke
tempat prostitusi, tapi alhamdulillah saya tidak
pernah tergoda. Saya pernah berkuliah di
Berlin dan insyaallah hingga saat ini belum
pernah mencoba minum beer, hehehe,”
ujarnya.
Schwannedgard mencoba untuk tetap
menjalin silaturohmi dengan teman-temannya
yang belum beragama Islam. Menurutnya
dakwah akan semakin mudah untuk dilakukan
apabila kita dikenal baik dan ramah kepada
non-Muslim. Keinginannya untuk tetap
membina hubungan baik dengan teman-
temannya yang beragama non-Islam pernah
menimbulkan praduga kurang tepat
terhadapnya. Ia pernah dikira kembali
memeluk agama Katolik hanya karena makan
bersama keluarganya di restoran yang terletak
di dekat sebuah gereja.
Belajar Bisnis dari Rasulullah
Berprofesi sebagai seorang wirausahawan di
bidang energi dan properti sejak 2010,
Schwannedgard berusaha belajar dan
mencontoh manajemen bisnis ala Rasulullah
Muhammad SAW. Menurutnya, Rasulullah
SAW adalah uswatun khasanah yang sebenar-
benarnya karena punya kemampuan
manajerial yang sangat baik. Hal yang paling
mengesankan dari Rasulullah adalah karena
hasil bisnis Rasulullah dipergunakan untuk
membantu orang-orang lemah, menolong
orang-orang yang membutuhkan, dan
melindungi fakir-miskin.
Akhir tahun 2011 Direktur Utama JR Energy ini
mengajak karyawan-karyawannya di Jakarta,
Jambi, dan Barito, untuk mencari fakir-miskin
di jalanan dan kemudian mengajak mereka
makan di warung/restoran/kafe terdekat.
Perusahaannya juga memberikan beasiswa
pendidikan bagi anak-anak yatim/piatu. Tanpa
disangka pendapatan perusahaan meningkat
hingga hampir 7 kali lipat dari tahun
sebelumnya. Ia mengatakan, “Saat itu harga
batubara sedang jelek. Tapi entah kenapa
tahun berikutnya ada beberapa perusahaan
dari Jepang yang malah membeli batubara
dari saya dengan harga sangat tinggi, setelah
saya mengajak karyawan-karyawan JR Energy
untuk memberi makanan kepada orang-orang
yang membutuhkan.”
Schwannedgard mencoba untuk
mengutamakan kejujuran dalam berbisnis.
Menurut pria yang sejak Desember 2014
bermukim di California Amerika Serikat ini,
Rasulullah SAW sangat mengutamakan
kejujuran. Kalau diibaratkan seperti mata
uang, maka kejujuran lebih berharga dari pada
mata uang dollar. Kejujuran akan selalu
berlaku di mana saja.
Nabi Muhammad SAW mengutamakan
mengenai profesionalitas. Hal itu juga coba
diterapkan oleh Schwannedgard yang saat ini
sedang bekerjasama di dalam bidang bisnis
properti dengan Jeffrey Jonathon Hyland dan
Richard Hilton. Ia tetap berusaha untuk
profesional meskipun usianya terpaut jauh dan
pengalamannya belum sebanyak rekan-rekan
bisnisnya.
Schwannedgard pernah secara iseng-iseng
bertanya kepada Jeffrey Hyland (Chief
Executive Officer dari Hilton & Hyland Real-
Estate Company) tentang mengapa Jeffrey
mau berbisnis dengan seorang pemuda
Indonesia yang belum berpengalaman seperti
dirinya. “Jeff bilang bahwa dia melihat ada
banyak semangat dan kejujuran di dalam diri
saya. Beliau juga mengatakan kepada saya
bahwa beliau suka dengan kepribadian orang-
orang Muslim Indonesia, karena Indonesia
adalah negara dengan populasi Muslim yang
besar dan taat, namun masyarakatnya tidak
radikal,” begitu ujarnya sambil berharap agar
tingkat Islamophobia di Amerika Serikat dapat
berkurang.
Harapan Schwannedgard
Salah satu harapan yang dimiliki oleh
Schwannedgard adalah agar kakek dan
neneknya (orangtua ibunya) bisa segera
mungkin menjadi Muallaf. Ia sadar bahwa
hidayah akan diberikan oleh Allah kepada
siapapun yang Dia kehendaki, namun dirinya
sangat mengharapkan agar kakek dan
neneknya masuk Islam.
“Tugas saya sebagai seorang cucu untuk
mencintai dan menghormati mereka sebagai
leluhur, serta untuk tabligh/menyampaikan
ayat-ayat Al-Qur’an tentang tauhid sudah
sering saya lakukan. Saya ingin seluruh
keluarga saya nantinya meninggal dunia
dalam keadaan Muslim. Saya sangat cinta
kepada orangtua dan keluarga besar Mama
saya. Namun semuanya saya serahkan kepada
kehendak dan kekuasaan Allah SWT.”, kata
Schwannedgard dengan penuh harap.
“Khusus untuk saudara-saudara yang non-
Muslim, yang atheis, maupun yang agnostik,
saya hanya dapat berpesan agar kita tidak
terjebak pada dogma-dogma. Kebenaran
mungkin akan datang dengan sendirinya,
namun kebenaran bisa jadi akan datang
dengan lebih cepat apabila kita juga berusaha
untuk mencari kebenaran tersebut,” lanjutnya.
Pria yang memiliki hobi olahraga dan
berwisata alam ini memiliki harapan agar
dakwah Islam di Indonesia maupun di seluruh
dunia dilakukan dengan cara-cara yang lebih
kreatif. Misalnya melalui desain grafis, musik,
media-media modern, dan sebagainya. Ia juga
berharap agar masyarakat Muslim tidak
melakukan hal-hal radikal yang nantinya justru
dapat membahayakan dan mencoreng nama
Islam.
*BIODATA
Nama :
Schwannedgard
Tempat, Tanggal Lahir : Sydney,
28 April 1989
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
(terlahir Katolik, kemudian
menjadi Muallaf tahun 2002)
Kewarganegaraan : Indonesia
Domisili : Amerika
Serikat
Pekerjaan :
Pebisnis/Wirausahawan
http://www.pkspiyungan.org/2015/01/perjalanan-mualaf-schwannedgard-berawal.html?m=1
Schwannedgard Berawal Dari Trinitas
Beranda
Rabu, 21 Januari 2015
Memiliki ayah yang beragama Islam dan ibu
yang beragama Katolik membuat
Schwannedgard belajar banyak mengenai
agama. Sejak kecil ia memang memeluk
agama Katolik, namun ia juga diajarkan
tentang Islam oleh ayahnya.
“Saya dibesarkan dalam kultur 2 agama, Islam
dan Katolik. Waktu kecil saya sering ke gereja
bersama Mama, karena Mama adalah seorang
penganut agama Katolik yang taat. Saya rajin
hadir di Sekolah Minggu. Tapi saya juga sering
pergi ke masjid bersama Papa, terlebih pada
hari Jumat saat Papa melaksanakan ibadah
sholat Jumat. Kalau sedang pulang ke
Indonesia saya kadang-kadang ikut ngaji di
TPA masjid-masjid terdekat, ya walaupun
waktu itu saya hanya ikut bermain kejar-
kejaran dan petak-umpet bersama anak-anak
kecil seusia saya yang lain. Keluarga Papa
berasal dari kalangan persyarikatan
Muhammadiyah di Yogyakarta. Kakek saya
aktif di persyarikatan tersebut. Nenek saya
juga cukup aktif di organisasi Aisyiyah, yang
merupakan organisasi otonom di bawah
persyarikatan Muhammadiyah. Saya dikhitan
saat berusia 11 tahun,” ujarnya.
Schwannedgard kecil yang beragama Katolik
tumbuh sebagai anak cerdas. Hal itu
dibuktikan dengan kemampuannya belajar
membaca Al-Qur’an. Pada usia 6 tahun ia
sudah bisa membaca Al-Qur’an setelah diajari
oleh tantenya secara privat selama 9 hari. 2
tahun kemudian ia telah mengkhatamkan Al-
Qur’an meskipun belum mempelajari arti,
tafsir, dan juga azbabun-nuzul dari bacaan-
bacaan Al-Qur’an tersebut.
Pria yang lahir di Sydney ini menemukan
cahaya kebenaran Islam pasca terjadinya
peristiwa terorisme di Amerika Serikat tahun
2001. Schwannedgard yang kala itu masih
berusia remaja mencoba memikirkan alasan-
alasan tentang mengapa para teroris sangat
jahat karena telah tega menyerang gedung
WTC di Amerika sehingga menimbulkan
banyak korban jiwa. Ia berdiskusi dengan
ayahnya dan mendapatkan jawaban bahwa
orang Islam yang melakukan terorisme
tersebut berusaha untuk membela dan
menegakkan prinsip-prinsip tauhid alias
mengesakan Allah SWT.
Prinsip tauhid yang didengar oleh
Schwannedgard kecil melalui ayahnya
kemudian membuatnya belajar dan
memperdalam lagi mengenai konsep
ketuhanan menurut ajaran Katolik. Akhirnya
Schwannedgard menemukan kontradiksi
antara konsep trinitas dengan beberapa ayat
yang lain. Ia kemudian bertanya kepada para
pastor tentang kepercayaan trinitas.
“Saya bertanya tentang alasan kenapa di
dalam Katolik harus ada Allah Bapa, Anak, dan
Roh Kudus. Namun mereka hanya bisa
memberikan jawaban-jawaban yang menurut
saya cenderung dogmatis,” kata
Schwannedgard.
Ketidakpuasan terhadap jawaban para pastor
mengantarkan Schwannedgard untuk
membaca Al-Qur’an terjemahan Arab-Inggris.
“Dulu saya membuka Al-Qur’an terjemahan
dari halaman yang paling belakang, karena
Surat Al-Baqoroh itu panjang sekali sehingga
saya malas untuk membaca Al-Qur’an dari
depan. Alhamdulillah Allah langsung
menunjukkan saya untuk menuju ke Surat Al-
Ikhlas, dan akhirnya saya membaca Surat Al-
Ikhlas.”, begitu ujar pria yang kini berusia 26
tahun itu.
Terjemahan Surat Al-Ikhlas memberikan
jawaban tegas atas pertanyaan
Schwannedgard terhadap konsep trinitas.
Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 2002 ia
memutuskan untuk menjadi seorang Muallaf
di Masjid At-Taqorub Yogyakarta dengan
didampingi oleh keluarga ayahnya. Ibunya
juga menjadi Muallaf sebulan kemudian.
Setelah itu ia sekeluarga menjalankan ibadah
umroh ke Makkah Al-Mukaromah.
Pasca menjadi Muallaf, Schwannedgard dan
ibunya sempat mendapatkan penolakan dari
keluarga besar ibunya. “Orangtua Mama saya
sempat mendiamkan kami selama kurang
lebih setahun. Namun karena kasih sayang
Allah begitu besar kepada saya dan Mama
saya, akhirnya Kakek dan Nenek tidak lagi
marah kepada kami setelah saya mengajak
mereka untuk bernyanyi lagu romantis
berbahasa Jerman dengan judul ‘Du’ yang
dinyanyikan oleh Peter Maffay. Orangtua
Mama sangat menyukai lagu tersebut,”
tuturnya. Saat ini keluarga besar
Schwannedgard sudah tidak pernah
mempermasalahkan mengenai perbedaan
keyakinan, dan bahkan beberapa dari mereka
ada pula yang menjadi Muallaf.
Islam dan Gaya Hidup
Sebagai seorang Muallaf, Schwannedgard
berusaha untuk menerapkan gaya hidup/
lifestyle yang sesuai dengan ajaran dan aturan
Islam. Dibesarkan di Sydney dan Jakarta telah
membuatnya akrab dengan gaya hidup barat
dan juga multikulturalisme. Dirinya mengaku
bahwa ia sering dianggap kolot, cupu, norak,
dan kampungan oleh teman-temannya karena
tidak mau makan daging anjing dan babi,
menyukai musik tapi tidak pernah mau diajak
pergi ke night club, tidak merokok dan tidak
minum alkohol, dan tidak pacaran (karena
hanya ingin menjalankan proses ta’aruf
sebelum pernikahan saja).
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada teman-
teman yang meninggalkan saya. Malahan saya
mendapat teman dari berbagai kalangan. Ada
yang non-Islam taat, non-Islam tidak taat,
Islam taat, dan orang Islam yang tidak taat
juga ada. Bahkan banyak gadis-gadis
Muslimah maupun non-Muslimah yang justru
memuji saya karena saya tidak merokok dan
tidak minum alkohol. Di Sydney kadang ada
juga teman yang mengajak saya untuk pergi ke
tempat prostitusi, tapi alhamdulillah saya tidak
pernah tergoda. Saya pernah berkuliah di
Berlin dan insyaallah hingga saat ini belum
pernah mencoba minum beer, hehehe,”
ujarnya.
Schwannedgard mencoba untuk tetap
menjalin silaturohmi dengan teman-temannya
yang belum beragama Islam. Menurutnya
dakwah akan semakin mudah untuk dilakukan
apabila kita dikenal baik dan ramah kepada
non-Muslim. Keinginannya untuk tetap
membina hubungan baik dengan teman-
temannya yang beragama non-Islam pernah
menimbulkan praduga kurang tepat
terhadapnya. Ia pernah dikira kembali
memeluk agama Katolik hanya karena makan
bersama keluarganya di restoran yang terletak
di dekat sebuah gereja.
Belajar Bisnis dari Rasulullah
Berprofesi sebagai seorang wirausahawan di
bidang energi dan properti sejak 2010,
Schwannedgard berusaha belajar dan
mencontoh manajemen bisnis ala Rasulullah
Muhammad SAW. Menurutnya, Rasulullah
SAW adalah uswatun khasanah yang sebenar-
benarnya karena punya kemampuan
manajerial yang sangat baik. Hal yang paling
mengesankan dari Rasulullah adalah karena
hasil bisnis Rasulullah dipergunakan untuk
membantu orang-orang lemah, menolong
orang-orang yang membutuhkan, dan
melindungi fakir-miskin.
Akhir tahun 2011 Direktur Utama JR Energy ini
mengajak karyawan-karyawannya di Jakarta,
Jambi, dan Barito, untuk mencari fakir-miskin
di jalanan dan kemudian mengajak mereka
makan di warung/restoran/kafe terdekat.
Perusahaannya juga memberikan beasiswa
pendidikan bagi anak-anak yatim/piatu. Tanpa
disangka pendapatan perusahaan meningkat
hingga hampir 7 kali lipat dari tahun
sebelumnya. Ia mengatakan, “Saat itu harga
batubara sedang jelek. Tapi entah kenapa
tahun berikutnya ada beberapa perusahaan
dari Jepang yang malah membeli batubara
dari saya dengan harga sangat tinggi, setelah
saya mengajak karyawan-karyawan JR Energy
untuk memberi makanan kepada orang-orang
yang membutuhkan.”
Schwannedgard mencoba untuk
mengutamakan kejujuran dalam berbisnis.
Menurut pria yang sejak Desember 2014
bermukim di California Amerika Serikat ini,
Rasulullah SAW sangat mengutamakan
kejujuran. Kalau diibaratkan seperti mata
uang, maka kejujuran lebih berharga dari pada
mata uang dollar. Kejujuran akan selalu
berlaku di mana saja.
Nabi Muhammad SAW mengutamakan
mengenai profesionalitas. Hal itu juga coba
diterapkan oleh Schwannedgard yang saat ini
sedang bekerjasama di dalam bidang bisnis
properti dengan Jeffrey Jonathon Hyland dan
Richard Hilton. Ia tetap berusaha untuk
profesional meskipun usianya terpaut jauh dan
pengalamannya belum sebanyak rekan-rekan
bisnisnya.
Schwannedgard pernah secara iseng-iseng
bertanya kepada Jeffrey Hyland (Chief
Executive Officer dari Hilton & Hyland Real-
Estate Company) tentang mengapa Jeffrey
mau berbisnis dengan seorang pemuda
Indonesia yang belum berpengalaman seperti
dirinya. “Jeff bilang bahwa dia melihat ada
banyak semangat dan kejujuran di dalam diri
saya. Beliau juga mengatakan kepada saya
bahwa beliau suka dengan kepribadian orang-
orang Muslim Indonesia, karena Indonesia
adalah negara dengan populasi Muslim yang
besar dan taat, namun masyarakatnya tidak
radikal,” begitu ujarnya sambil berharap agar
tingkat Islamophobia di Amerika Serikat dapat
berkurang.
Harapan Schwannedgard
Salah satu harapan yang dimiliki oleh
Schwannedgard adalah agar kakek dan
neneknya (orangtua ibunya) bisa segera
mungkin menjadi Muallaf. Ia sadar bahwa
hidayah akan diberikan oleh Allah kepada
siapapun yang Dia kehendaki, namun dirinya
sangat mengharapkan agar kakek dan
neneknya masuk Islam.
“Tugas saya sebagai seorang cucu untuk
mencintai dan menghormati mereka sebagai
leluhur, serta untuk tabligh/menyampaikan
ayat-ayat Al-Qur’an tentang tauhid sudah
sering saya lakukan. Saya ingin seluruh
keluarga saya nantinya meninggal dunia
dalam keadaan Muslim. Saya sangat cinta
kepada orangtua dan keluarga besar Mama
saya. Namun semuanya saya serahkan kepada
kehendak dan kekuasaan Allah SWT.”, kata
Schwannedgard dengan penuh harap.
“Khusus untuk saudara-saudara yang non-
Muslim, yang atheis, maupun yang agnostik,
saya hanya dapat berpesan agar kita tidak
terjebak pada dogma-dogma. Kebenaran
mungkin akan datang dengan sendirinya,
namun kebenaran bisa jadi akan datang
dengan lebih cepat apabila kita juga berusaha
untuk mencari kebenaran tersebut,” lanjutnya.
Pria yang memiliki hobi olahraga dan
berwisata alam ini memiliki harapan agar
dakwah Islam di Indonesia maupun di seluruh
dunia dilakukan dengan cara-cara yang lebih
kreatif. Misalnya melalui desain grafis, musik,
media-media modern, dan sebagainya. Ia juga
berharap agar masyarakat Muslim tidak
melakukan hal-hal radikal yang nantinya justru
dapat membahayakan dan mencoreng nama
Islam.
*BIODATA
Nama :
Schwannedgard
Tempat, Tanggal Lahir : Sydney,
28 April 1989
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
(terlahir Katolik, kemudian
menjadi Muallaf tahun 2002)
Kewarganegaraan : Indonesia
Domisili : Amerika
Serikat
Pekerjaan :
Pebisnis/Wirausahawan
http://www.pkspiyungan.org/2015/01/perjalanan-mualaf-schwannedgard-berawal.html?m=1
Re: Para MUALAF
Wanita Ilmuwan Beralih Ke Islam,
Karena Tidak Yakin Yesus itu
Tuhan
Redaksi – Sabtu, 23 Jumadil Akhir 1434 H / 4
Mei 2013 19:06 WIB
Lahir tahun 1953 di Linz kota di Austria, saya
menghabiskan masa kecil saya di Munich
(Jerman) sampai kami pindah ke Salzburg
(Austria) ketika saya berusia 16 tahun.
Saya dibesarkan dengan cara Kristen
konservatif. Orang tua saya orang Kristen
Protestan yang ketat, yang percaya pada Alkitab
dan berdoa kepada Yesus sebagai anak Tuhan.
Mereka mendidik saya untuk menjaga standar
yang tinggi dalam moral dan etika.
Setelah saya lulus SMA, saya mulai mempelajari
biologi dan secara parallel saya juga bekerja
‘setengah hari’, di Universitas Salzburg.
Karena saya tidak ikut berpartisipasi dalam
kegiatan Kristen dari gereja Protestan, orang
tua saya kemudian mengatur saya untuk
berhubungan dengan gereja evangelis,
‘Pembaptis masyarakat’ (sebuah gereja Kristen
perwakilandari gereja yang terkenal
berpengaruh di Amerika Serikat).
Saya di sana menjadi anggota aktif dan bahkan
menjadi pemimpin kelompok mahasiswa. Saya
mempelajari Alkitab beberapa kali dan percaya
pada dogma Yesus sebagai anak dan bagian
dari Tuhan, dan keselamatan semua umatnya
karena adanya penghapusan dosa hanya
dengan pengorbanan Yesus di salib.
Tetapi beberapa tahun kemudian, masih di
komunitas yang sama, saya mulai memiliki
keraguan , saya tidak bisa lagi menerima dasar
iman Kristen , karena bertentangan dengan
penalaran logika saya. Meskipun saya berulang
kali diberitahu bahwa ini adalah misteri Allah
dan ini masalah iman . Tapi aku bersikeras
bahwa aku hanya bisa percaya bahwa Yesus
adalah manusia dan ia hanya seorang nabi yang
punya hubungan khusus dengan Allah, yang
ditugaskan menyampaikan kepada umat
tentang ajaran kehidupan dan ajaran-
ajarannya.
Saya menikah dengan seorang pria dari gereja
Pembaptis dan saya menyelesaikan studi
hingga mencapai gelar doktor. Dari pernikahan
itu saya dianugerahkan dua anak , tetapi kami
bercerai dan saya meninggalkan gereja
Pembaptis, juga karena keraguan saya tentang
dasar agama Kristen.
Aku harus mencari pekerjaan penuh waktu,
karena aku sendirian bertanggung jawab untuk
anak-anak saya, tapi alhamdulillah saya
mendapat pekerjaan yang sangat baik di
Universitas Salzburg. Aku puas untuk
mendapatkan hasil jerih payah sendiri untuk
memastikan independensi keuangan.
Pengetahuan saya tentang Islam saat itu
hanyalah prasangka buruk persis yang
diceritakan para pendeta Kristen dan juga
diperkuat oleh media.
Aku menikah untuk kedua kalinya dan aku
masih mencari kebenaran. Namun pernikahan
kedua itu lagi berubah menjadi bencana dan
akhirnya pernikahan kedua inipun diakhiri
dengan perceraian. Sama seperti pada kasus
pertama, alasan perceraian adalah bahwa
suami saya mengambil manfaat dari posisi
saya, uang dan keinginan saya untuk harmonis.
Dia tidak mendukung saya dengan keuangan,
bantuan praktis atau bahkan bantuan psikologis
atau membantu merawat bagi anak-anak. Tapi
saat ini, aku sudah merdeka dengan dasar yang
kuat dalam hidup saya: saya telah menjadi
profesor di universitas itu dengan tanggung
jawab yang besar untuk pekerjaan saya.
Karena saya tidak menemukan kebahagiaan
dalam kehidupan pribadi saya, tapi terus-
menerus dipenuhi dengan pekerjaan ganda,
pekerjaan, anak-anak dan rumah tangga, saya
menderita depresi kelelahan selama beberapa
tahun. Saya hanya terus berjalan dalam
bahtera kehidupan antara tanggung jawab
membina anak-anak saya dan pekerjaan saya.
Setelah perceraian kedua saya tinggal bersama
dengan seorang pria yang jauh lebih muda
selama 9 tahun tanpa menikah, seperti yang
biasa dilakukan di dunia barat. Ketika dia
meninggalkan saya karena ada wanita yang
lebih muda, saya mulai menata kembali hidup
saya sebagai single , sendiri dan sendiri , tanpa
berharap akan ada pria lagi. Aku punya
pekerjaan yang baik, anak-anak sudah
menjelang dewasa, apartemen yang bagus,
mobil, dan hobi seperti mendaki gunung, ski ..
Saya bisa berdiri di atas kedua kakiku sendiri.
Tapi aku tidak menyerah mencari kebenaran.
Saya tidak pernah punya kontak dengan agama
dan saya tidak ingin berhubungan dengan
orang-orang ini, karena tampaknya mereka
yang mengaku beragama terkesan
“menakutkan dan kaku” .
September 2002, ketika saya dibujuk oleh
seorang teman untuk menghabiskan seminggu
liburan . akhirnya saya setuju, dan kami harus
memesan penerbangan di menit terakhir dan
menemukan tawaran yang sangat murah untuk
travel ke Mesir. Tujuan saya adalah untuk
bersantai,. Satu-satunya urusan saya sama
sekali tidak tertarik adalah untuk bertemu
seorang pria lagi di manapun.
Malam pertama di hotel yang sangat indah dan
aku pergi ke restoran prasmanan untuk makan
malam, ketika aku melihat Walid , seorang pria
lokal untuk pertama kalinya, seorang juru
masak di hotel dan kelak menjadi suami saya
yang ‘ketiga’ nantinya. Saat mata kami
bertemu, kok aku jatuh cinta ya . Walid
mengatakan hal yang sama kemudian. Kami
tidak berkomunikasi selama dua hari lagi
sampai Walid mulai menulis surat. Salah satu
saran pertama ia mengusulkan kepada saya
adalah bahwa kita harus menikah. Sisa liburan
seminggu saya ini tidak cukup waktu membuat
keputusan , pikiran saya untuk prasangka baik
dan banyak keraguan bergejolak di kepala saya
dan bertempur dengan adanya rasa kasih
sayang dalam hati saya.
Lalu aku pulang kembali ke Austria. Saya
menyadari bahwa kami punya hambatan yang
jelas karena perbedaan di antara kami (umur,
budaya, agama, pendidikan dan bahasa) .
Memang hambatan itu adalah pendapat dari
masyarakat tetapi bukan dari pengalaman saya
sendiri. Akhirnya saya berencana untuk kembali
ke Mesir dua bulan kemudian untuk
memberikan kesempatan untuk cinta .
Allah mulai tampak membimbing hidup saya.
Beberapa hari setelah saya kembali ke Austria,
seorang wanita dari Mesir mulai bekerja
sebagai tamu ilmuwan di lembaga saya selama
satu tahun. Dua minggu kemudian saya mulai
mengunjungi kursus bahasa Arab di universitas
yang ditawarkan oleh seorang profesor dari
Mesir. Mereka juga mengajarkan banyak
tentang Islam, budaya dan bahasa Arab, yang
aku berniat untuk belajar untuk mempermudah
komunikasi dengan Walid.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang
Islam, saya membeli banyak buku dan
terjemahan Quran (dari buku karya Murad
Hofmann, duta besar Jerman, yang masuk Islam
sebelumnya). Saya sangat terkejut pemahaman
saya tentang Allah dan dunia tercermin oleh Al-
Quran. Saya menemukan kesesuaian dengan
“Perjanjian Lama” dan “Perjanjian Baru” dengan
Injil Yesus, tetapi tanpa dogma gereja bahwa
Yesus dianggap sebagai anak Tuhan.
Pada kunjungan kedua di Mesir, saya
menemukan bahwa Walid adalah orang yang
sangat serius yang berasal dari sebuah keluarga
besar petani, kami mengunjungi keluarganya
bersama-sama. Pada malam pertama, kami
menikah dengan surat nikah lokal, Surat nikah
tersebut yang melindungi kita setidaknya
terhadap polisi dan juga menyempurnakan
hukum Islam sebagai bukti pernikahan antara
pria dan wanita dan bukan hubungan di luar
nikah.
Setelah perjalanan ini saya bepergian tiga kali
ke Mesir, sampai kita bisa menikah secara
resmi di Kairo, dan sampai kami memiliki visa
untuk Walid agar dia bisa ikut aku ke Austria.
Segera setelah suami saya datang ke Austria,
kami menghubungi masjid di Salzburg dan saya
membeli lebih banyak buku
Selama tahun ini secara perlahan saya mulai
belajar hal-hal tentang Islam dengan membaca
buku-buku dan dengan bantuan teman-teman
Muslim saya di Austria. Anehnya saya juga
dihubungi oleh Universitas Kairo sebagai
penguji tesis.
Dua buku yang penting yang membuat saya
terbelalak adalah, buku karya Maurice Bucaille
“Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam”,
yang membuktikan bahwa semua pernyataan
ilmiah dalam Al-Quran sesuai dengan
penelitian ilmiah terbaru, dan “Injil Barnabas”,
di mana Yesus mengabarkan kedatangan Nabi
Muhammad dan ia menolak untuk dipuja
sebagai Tuhan, itu hal yang membuka mata
saya.
Dalam beberapa kunjungan ke Mesir , akhirnya
aku menemui seorang Muslimah yang baik
sebagai teman dekat. Saya terkesan bahwa
kebanyakan muslim termasuk yang masih
muda , mereka-berbicara secara terbuka dan
mereka sangat hormat terhadap Allah dan
Islam
Al-Qur’an menegaskan tidak hanya
menjelaskan tentang Tuhan dan dunia, tetapi
semua pernyataannya, misalnya tentang ilmu
alam, tidak ada kontradiksi dengan kenyataan.
Aku diizinkan dan bahkan didorong untuk
menggunakan logika saya! Saya menemukan
bahwa Islam bukanlah agama baru, tapi
“pembaruan” dari akar agama samawi untuk
orang Yahudi dan Kristen. Karena Nabi
Abraham sebagai bapak semua agama
monoteistik dan nenek moyang para nabi ,
termasuk Yesus. Nabi terakhir Muhammad
merupakan penyempurna para nabi dengan
membawa syariat sempurna .
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya! Jika ini adalah
kebenaran dan saya percaya ini, saya harus
menerima Al-Quran secara keseluruhan
termasuk hukum apapun didalamnya . Saat itu
aku ragu-ragu untuk membuat langkah beralih
ke Islam , karena saya tahu konsekwensinya ,
bahwa bila saya pindah ke Islam maka saya
harus ikuti dan menjaga aturannya juga ,
menerima pembatasan untuk hidup saya
(misalnya tidak ada alkohol, tidak ada daging
babi) dan berperilaku dalam cara yang tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.
Pada awal bulan Ramadhan 2004, Walid
bertanya kepada saya, apakah saya ingin
melakukan langkah terakhir untuk mengubah
agama saya. Dan saya akhirnya menerima
Islam saat itu. Lalu kami mengundang
beberapa saudara dan saudari dan saya
berbicara tentang mati syahid (pembuktian
akan Iman). Saya sudah belajar bagaimana
berdoa dan mulai berdoa seperti biasa. Tentu
saja, aku sudah ikutan berpuasa di bulan
Ramadan.
Saya sangat senang sekarang saya menjadi
bagian dari umat Muslim. Saya mencoba untuk
meningkatkan iman kepada Allah dan
menambah pengetahuan tentang Islam dan
berkomitmen memenuhi hukum syariah Islam
sebaik mungkin.
Masih dua masalah utama yang tersisa.
Pertama yaitu keluarga besar saya. Meskipun
mereka telah tahu pendapat saya tentang
Islam, saya tidak bisa memberitahu kepada
mereka bahwa saya telah mualaf. Mereka
sudah tua dan sakit dan bila saya sampaikan
mengenai keislaman saya bisa jadi akan terjadi
sesuatu terhadap mereka akan kesehatannya,
pikirku saat itu. Masalah yang kedua , saya
belum bisa mengenakan jilbab di tempat kerja
dan di daerah di mana saya dikenal. Meskipun
di Austria Islam adalah sebuah agama yang
dikenal, tapi masyarakat disana masih memiliki
masalah untuk menerima Islam dan terutama
pemakaian jilbab sebagai simbol. Karena tugas
publik saya, dengan penggunaan jilbab saya
akan mendapatkan banyak masalah di tempat
kerja, terutama yang mempengaruhi kelompok
kerja saya di universitas.
Di sisi lain, walau masih belum gunakan jilbab ,
saya menggunakan setiap kesempatan untuk
berbicara tentang Islam. Saya mencoba untuk
hidup sebagai seorang muslimah yang baik,
untuk menerapkan Islam dan memberikan
contoh yang baik.
Allah pada akhirnya membantu saya untuk
menemukan cara yang tepat dalam
permasalahan saya dan pencarian saya akan
kebenaran, Alhamdulillah.
-Amina islam -
Sumber : OnIslam.net
http://mualafdunia.blogspot.com/2013/05/wanita-ilmuwan-beralih-ke-islam-karena.html?m=1
Karena Tidak Yakin Yesus itu
Tuhan
Redaksi – Sabtu, 23 Jumadil Akhir 1434 H / 4
Mei 2013 19:06 WIB
Lahir tahun 1953 di Linz kota di Austria, saya
menghabiskan masa kecil saya di Munich
(Jerman) sampai kami pindah ke Salzburg
(Austria) ketika saya berusia 16 tahun.
Saya dibesarkan dengan cara Kristen
konservatif. Orang tua saya orang Kristen
Protestan yang ketat, yang percaya pada Alkitab
dan berdoa kepada Yesus sebagai anak Tuhan.
Mereka mendidik saya untuk menjaga standar
yang tinggi dalam moral dan etika.
Setelah saya lulus SMA, saya mulai mempelajari
biologi dan secara parallel saya juga bekerja
‘setengah hari’, di Universitas Salzburg.
Karena saya tidak ikut berpartisipasi dalam
kegiatan Kristen dari gereja Protestan, orang
tua saya kemudian mengatur saya untuk
berhubungan dengan gereja evangelis,
‘Pembaptis masyarakat’ (sebuah gereja Kristen
perwakilandari gereja yang terkenal
berpengaruh di Amerika Serikat).
Saya di sana menjadi anggota aktif dan bahkan
menjadi pemimpin kelompok mahasiswa. Saya
mempelajari Alkitab beberapa kali dan percaya
pada dogma Yesus sebagai anak dan bagian
dari Tuhan, dan keselamatan semua umatnya
karena adanya penghapusan dosa hanya
dengan pengorbanan Yesus di salib.
Tetapi beberapa tahun kemudian, masih di
komunitas yang sama, saya mulai memiliki
keraguan , saya tidak bisa lagi menerima dasar
iman Kristen , karena bertentangan dengan
penalaran logika saya. Meskipun saya berulang
kali diberitahu bahwa ini adalah misteri Allah
dan ini masalah iman . Tapi aku bersikeras
bahwa aku hanya bisa percaya bahwa Yesus
adalah manusia dan ia hanya seorang nabi yang
punya hubungan khusus dengan Allah, yang
ditugaskan menyampaikan kepada umat
tentang ajaran kehidupan dan ajaran-
ajarannya.
Saya menikah dengan seorang pria dari gereja
Pembaptis dan saya menyelesaikan studi
hingga mencapai gelar doktor. Dari pernikahan
itu saya dianugerahkan dua anak , tetapi kami
bercerai dan saya meninggalkan gereja
Pembaptis, juga karena keraguan saya tentang
dasar agama Kristen.
Aku harus mencari pekerjaan penuh waktu,
karena aku sendirian bertanggung jawab untuk
anak-anak saya, tapi alhamdulillah saya
mendapat pekerjaan yang sangat baik di
Universitas Salzburg. Aku puas untuk
mendapatkan hasil jerih payah sendiri untuk
memastikan independensi keuangan.
Pengetahuan saya tentang Islam saat itu
hanyalah prasangka buruk persis yang
diceritakan para pendeta Kristen dan juga
diperkuat oleh media.
Aku menikah untuk kedua kalinya dan aku
masih mencari kebenaran. Namun pernikahan
kedua itu lagi berubah menjadi bencana dan
akhirnya pernikahan kedua inipun diakhiri
dengan perceraian. Sama seperti pada kasus
pertama, alasan perceraian adalah bahwa
suami saya mengambil manfaat dari posisi
saya, uang dan keinginan saya untuk harmonis.
Dia tidak mendukung saya dengan keuangan,
bantuan praktis atau bahkan bantuan psikologis
atau membantu merawat bagi anak-anak. Tapi
saat ini, aku sudah merdeka dengan dasar yang
kuat dalam hidup saya: saya telah menjadi
profesor di universitas itu dengan tanggung
jawab yang besar untuk pekerjaan saya.
Karena saya tidak menemukan kebahagiaan
dalam kehidupan pribadi saya, tapi terus-
menerus dipenuhi dengan pekerjaan ganda,
pekerjaan, anak-anak dan rumah tangga, saya
menderita depresi kelelahan selama beberapa
tahun. Saya hanya terus berjalan dalam
bahtera kehidupan antara tanggung jawab
membina anak-anak saya dan pekerjaan saya.
Setelah perceraian kedua saya tinggal bersama
dengan seorang pria yang jauh lebih muda
selama 9 tahun tanpa menikah, seperti yang
biasa dilakukan di dunia barat. Ketika dia
meninggalkan saya karena ada wanita yang
lebih muda, saya mulai menata kembali hidup
saya sebagai single , sendiri dan sendiri , tanpa
berharap akan ada pria lagi. Aku punya
pekerjaan yang baik, anak-anak sudah
menjelang dewasa, apartemen yang bagus,
mobil, dan hobi seperti mendaki gunung, ski ..
Saya bisa berdiri di atas kedua kakiku sendiri.
Tapi aku tidak menyerah mencari kebenaran.
Saya tidak pernah punya kontak dengan agama
dan saya tidak ingin berhubungan dengan
orang-orang ini, karena tampaknya mereka
yang mengaku beragama terkesan
“menakutkan dan kaku” .
September 2002, ketika saya dibujuk oleh
seorang teman untuk menghabiskan seminggu
liburan . akhirnya saya setuju, dan kami harus
memesan penerbangan di menit terakhir dan
menemukan tawaran yang sangat murah untuk
travel ke Mesir. Tujuan saya adalah untuk
bersantai,. Satu-satunya urusan saya sama
sekali tidak tertarik adalah untuk bertemu
seorang pria lagi di manapun.
Malam pertama di hotel yang sangat indah dan
aku pergi ke restoran prasmanan untuk makan
malam, ketika aku melihat Walid , seorang pria
lokal untuk pertama kalinya, seorang juru
masak di hotel dan kelak menjadi suami saya
yang ‘ketiga’ nantinya. Saat mata kami
bertemu, kok aku jatuh cinta ya . Walid
mengatakan hal yang sama kemudian. Kami
tidak berkomunikasi selama dua hari lagi
sampai Walid mulai menulis surat. Salah satu
saran pertama ia mengusulkan kepada saya
adalah bahwa kita harus menikah. Sisa liburan
seminggu saya ini tidak cukup waktu membuat
keputusan , pikiran saya untuk prasangka baik
dan banyak keraguan bergejolak di kepala saya
dan bertempur dengan adanya rasa kasih
sayang dalam hati saya.
Lalu aku pulang kembali ke Austria. Saya
menyadari bahwa kami punya hambatan yang
jelas karena perbedaan di antara kami (umur,
budaya, agama, pendidikan dan bahasa) .
Memang hambatan itu adalah pendapat dari
masyarakat tetapi bukan dari pengalaman saya
sendiri. Akhirnya saya berencana untuk kembali
ke Mesir dua bulan kemudian untuk
memberikan kesempatan untuk cinta .
Allah mulai tampak membimbing hidup saya.
Beberapa hari setelah saya kembali ke Austria,
seorang wanita dari Mesir mulai bekerja
sebagai tamu ilmuwan di lembaga saya selama
satu tahun. Dua minggu kemudian saya mulai
mengunjungi kursus bahasa Arab di universitas
yang ditawarkan oleh seorang profesor dari
Mesir. Mereka juga mengajarkan banyak
tentang Islam, budaya dan bahasa Arab, yang
aku berniat untuk belajar untuk mempermudah
komunikasi dengan Walid.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang
Islam, saya membeli banyak buku dan
terjemahan Quran (dari buku karya Murad
Hofmann, duta besar Jerman, yang masuk Islam
sebelumnya). Saya sangat terkejut pemahaman
saya tentang Allah dan dunia tercermin oleh Al-
Quran. Saya menemukan kesesuaian dengan
“Perjanjian Lama” dan “Perjanjian Baru” dengan
Injil Yesus, tetapi tanpa dogma gereja bahwa
Yesus dianggap sebagai anak Tuhan.
Pada kunjungan kedua di Mesir, saya
menemukan bahwa Walid adalah orang yang
sangat serius yang berasal dari sebuah keluarga
besar petani, kami mengunjungi keluarganya
bersama-sama. Pada malam pertama, kami
menikah dengan surat nikah lokal, Surat nikah
tersebut yang melindungi kita setidaknya
terhadap polisi dan juga menyempurnakan
hukum Islam sebagai bukti pernikahan antara
pria dan wanita dan bukan hubungan di luar
nikah.
Setelah perjalanan ini saya bepergian tiga kali
ke Mesir, sampai kita bisa menikah secara
resmi di Kairo, dan sampai kami memiliki visa
untuk Walid agar dia bisa ikut aku ke Austria.
Segera setelah suami saya datang ke Austria,
kami menghubungi masjid di Salzburg dan saya
membeli lebih banyak buku
Selama tahun ini secara perlahan saya mulai
belajar hal-hal tentang Islam dengan membaca
buku-buku dan dengan bantuan teman-teman
Muslim saya di Austria. Anehnya saya juga
dihubungi oleh Universitas Kairo sebagai
penguji tesis.
Dua buku yang penting yang membuat saya
terbelalak adalah, buku karya Maurice Bucaille
“Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam”,
yang membuktikan bahwa semua pernyataan
ilmiah dalam Al-Quran sesuai dengan
penelitian ilmiah terbaru, dan “Injil Barnabas”,
di mana Yesus mengabarkan kedatangan Nabi
Muhammad dan ia menolak untuk dipuja
sebagai Tuhan, itu hal yang membuka mata
saya.
Dalam beberapa kunjungan ke Mesir , akhirnya
aku menemui seorang Muslimah yang baik
sebagai teman dekat. Saya terkesan bahwa
kebanyakan muslim termasuk yang masih
muda , mereka-berbicara secara terbuka dan
mereka sangat hormat terhadap Allah dan
Islam
Al-Qur’an menegaskan tidak hanya
menjelaskan tentang Tuhan dan dunia, tetapi
semua pernyataannya, misalnya tentang ilmu
alam, tidak ada kontradiksi dengan kenyataan.
Aku diizinkan dan bahkan didorong untuk
menggunakan logika saya! Saya menemukan
bahwa Islam bukanlah agama baru, tapi
“pembaruan” dari akar agama samawi untuk
orang Yahudi dan Kristen. Karena Nabi
Abraham sebagai bapak semua agama
monoteistik dan nenek moyang para nabi ,
termasuk Yesus. Nabi terakhir Muhammad
merupakan penyempurna para nabi dengan
membawa syariat sempurna .
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya! Jika ini adalah
kebenaran dan saya percaya ini, saya harus
menerima Al-Quran secara keseluruhan
termasuk hukum apapun didalamnya . Saat itu
aku ragu-ragu untuk membuat langkah beralih
ke Islam , karena saya tahu konsekwensinya ,
bahwa bila saya pindah ke Islam maka saya
harus ikuti dan menjaga aturannya juga ,
menerima pembatasan untuk hidup saya
(misalnya tidak ada alkohol, tidak ada daging
babi) dan berperilaku dalam cara yang tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.
Pada awal bulan Ramadhan 2004, Walid
bertanya kepada saya, apakah saya ingin
melakukan langkah terakhir untuk mengubah
agama saya. Dan saya akhirnya menerima
Islam saat itu. Lalu kami mengundang
beberapa saudara dan saudari dan saya
berbicara tentang mati syahid (pembuktian
akan Iman). Saya sudah belajar bagaimana
berdoa dan mulai berdoa seperti biasa. Tentu
saja, aku sudah ikutan berpuasa di bulan
Ramadan.
Saya sangat senang sekarang saya menjadi
bagian dari umat Muslim. Saya mencoba untuk
meningkatkan iman kepada Allah dan
menambah pengetahuan tentang Islam dan
berkomitmen memenuhi hukum syariah Islam
sebaik mungkin.
Masih dua masalah utama yang tersisa.
Pertama yaitu keluarga besar saya. Meskipun
mereka telah tahu pendapat saya tentang
Islam, saya tidak bisa memberitahu kepada
mereka bahwa saya telah mualaf. Mereka
sudah tua dan sakit dan bila saya sampaikan
mengenai keislaman saya bisa jadi akan terjadi
sesuatu terhadap mereka akan kesehatannya,
pikirku saat itu. Masalah yang kedua , saya
belum bisa mengenakan jilbab di tempat kerja
dan di daerah di mana saya dikenal. Meskipun
di Austria Islam adalah sebuah agama yang
dikenal, tapi masyarakat disana masih memiliki
masalah untuk menerima Islam dan terutama
pemakaian jilbab sebagai simbol. Karena tugas
publik saya, dengan penggunaan jilbab saya
akan mendapatkan banyak masalah di tempat
kerja, terutama yang mempengaruhi kelompok
kerja saya di universitas.
Di sisi lain, walau masih belum gunakan jilbab ,
saya menggunakan setiap kesempatan untuk
berbicara tentang Islam. Saya mencoba untuk
hidup sebagai seorang muslimah yang baik,
untuk menerapkan Islam dan memberikan
contoh yang baik.
Allah pada akhirnya membantu saya untuk
menemukan cara yang tepat dalam
permasalahan saya dan pencarian saya akan
kebenaran, Alhamdulillah.
-Amina islam -
Sumber : OnIslam.net
http://mualafdunia.blogspot.com/2013/05/wanita-ilmuwan-beralih-ke-islam-karena.html?m=1
Halaman 7 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Similar topics
» Foto para MUALAF
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
Halaman 7 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik