Para MUALAF
Halaman 2 dari 7 • Share
Halaman 2 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Para MUALAF
First topic message reminder :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat, lantas menjadi mualaf.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Subhanallah.....Allahu Akbar
Mereka seperti bayi-bayi yang baru dilahirkan
Mereka seperti bayi-bayi yang baru dilahirkan
Ibnu Sabil- LETNAN SATU
-
Age : 84
Posts : 1795
Kepercayaan : Islam
Location : JAYA - RAYA
Join date : 28.07.13
Reputation : 36
Re: Para MUALAF
berbahagialah mereka yang mendapat hidayah dan yang berhasil mempertahankan hidayah yang telah didapat.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
yang terbaru...
http://celebrity.okezone.com/read/2013/08/20/33/852775/bella-saphira-tegaskan-mualaf-bukan-karena-dinikahi-jenderal
JAKARTA- Banyak yang terkejut dengan keputusan Bella Saphira memeluk agama Islam atau mualaf. Keputusan Bella itupun dikaitkan dengan rencana pernikahannya dengan seorang jenderal, Agus Surya Bakti.
Namun, menurut wakil ketua bidang Taqmir Masjid Istiqlal, Wahyono, pihaknya sempat mempertanyakan keputusan Bella yang ingin hijrah ke ajaran Islam. Bella mengucapkan dua kalimat syahadatnya di Masjid Istiqlal dan dibimbing langsung imam besar di sana.
"Imam besar Istiqlal yang langsung memimpin acara muallaf Bella Saphira, dan di saksikan oleh Agus. Sebelumnya, saya menanyakan alasan masuk Islam kenapa," ucap Wahyono ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2013).
Wahyono mengungkapkan, alasan Bella untuk masuk ke ajaran Islam bukan karena dirinya mau menikahi. Karena itupun, Wahyono juga yakin Bella memeluk Islam bukan karena mengikuti agama sang calon suami.
"Jadi bukan masuk Islam karena ingin menikah saja. Dia sepertinya yakin masuk Islam dan meninggalkan ajaran Injil," katanya.
OKEZONE
http://celebrity.okezone.com/read/2013/08/20/33/852775/bella-saphira-tegaskan-mualaf-bukan-karena-dinikahi-jenderal
JAKARTA- Banyak yang terkejut dengan keputusan Bella Saphira memeluk agama Islam atau mualaf. Keputusan Bella itupun dikaitkan dengan rencana pernikahannya dengan seorang jenderal, Agus Surya Bakti.
Namun, menurut wakil ketua bidang Taqmir Masjid Istiqlal, Wahyono, pihaknya sempat mempertanyakan keputusan Bella yang ingin hijrah ke ajaran Islam. Bella mengucapkan dua kalimat syahadatnya di Masjid Istiqlal dan dibimbing langsung imam besar di sana.
"Imam besar Istiqlal yang langsung memimpin acara muallaf Bella Saphira, dan di saksikan oleh Agus. Sebelumnya, saya menanyakan alasan masuk Islam kenapa," ucap Wahyono ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2013).
Wahyono mengungkapkan, alasan Bella untuk masuk ke ajaran Islam bukan karena dirinya mau menikahi. Karena itupun, Wahyono juga yakin Bella memeluk Islam bukan karena mengikuti agama sang calon suami.
"Jadi bukan masuk Islam karena ingin menikah saja. Dia sepertinya yakin masuk Islam dan meninggalkan ajaran Injil," katanya.
OKEZONE
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 11:20 pm, total 2 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”
Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.
Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”
Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.
”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.
”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.
Ibu Muhammad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”
”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.
“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”
”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”
“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”
”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”
Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”
”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”
”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad
Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/kisah-mualaf-yang-membuat-para-muslim-menjadi-malu.htm#.UheG_j9REeM
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”
Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.
Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”
Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.
”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.
”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.
Ibu Muhammad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”
”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.
“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”
”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”
“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”
”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”
Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”
”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”
”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad
Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/kisah-mualaf-yang-membuat-para-muslim-menjadi-malu.htm#.UheG_j9REeM
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 11:01 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Isa Graham, Nekat Mencuri Al-Qur’an Demi Membuktikan Kebenaran Injil
11 Juni 2012 pukul 1:42
kisahmuallaf.com – Baris demi baris kalimat dalam kitab setebal 500-an halaman yang dibacanya hanya menyisakan satu kesan di benaknya; kagum. Dan kekaguman yang bercampur rasa ingin tahu menjadi satu alasan bagi pemuda bernama Brent Lee Graham untuk mencuri buku itu dari perpustakaan kampusnya.
Dengan desain sampul yang menurutnya eksotis, buku berbahasa Inggris itu lebih dari sekadar menarik bagi Brent. Selain menyajikan berbagai cerita indah para nabi, buku itu berisi banyak kisah mengagumkan yang tak banyak ia ketahui.
“Saat itu aku baru berusia 17 tahun,” Brent mengawali kisahnya pada Republika, di sebuah pusat perbelanjaan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
-0-0-
Semua berawal dari perenungannya tentang kematian. Brent yang telah mengubah namanya menjadi Isa Graham itu masih mengingat jelas dua peristiwa yang membuka matanya tentang kematian, hal yang tak pernah menyibukkannya.
Masa mudanya yang akrab dengan musik membuat Brent dekat dengan pesta. Dan pesta pada malam itu berbeda. “Aku terus mengingatnya hingga sekarang,” ujar pria yang pernah belajar di sekolah musik itu.
Malam itu, sebelum memasuki rumah tempat pesta digelar, Brent melihat beberapa orang membawa keluar sesosok tubuh lunglai seorang pemuda mabuk. Pemuda itu lalu diletakkan di salah satu sisi halaman rumah, dan ditinggalkan bersama mereka yang lebih dulu tak sadarkan diri karena alkohol. Tak ada pertolongan, tak ada obat-obatan. “Aku berpikir, bagaimana jika mereka mati?” ujarnya.
Brent tak dapat membenarkan apa yang baru dilihatnya. Terlebih, ketika ia berharap ada sedikit kepedulian di sana, Brent justru mendapati sebaliknya. “Beberapa orang yang baru datang ke pesta berlalu begitu saja saat melewati mereka yang tergeletak di halaman. Itu menyedihkan,” katanya.
Terhenyak, Brent mendengar teriakan dari dalam rumah, memanggilnya. Teman-temannya meminta Brent masuk dan memainkan musik untuk mereka.” Brent masuk dengan sebuah pertanyaan menghantuinya. “Jika aku mengalami hal menyedihkan seperti orang-orang yang ada di halaman itu dan kemudian mati, apakah mereka akan memikirkan keadaanku?”
Keesokannya, sebuah peristiwa lain kembali menghentak hati Brent, memaksanya merenungi segala hal dalam hidupnya. “Seorang dosen mendatangi kelasku dan membawa berita kematian salah seorang teman sekelas kami,” kenangnya. Brent terguncang.
Ia semakin teguncang mengetahui teman sekelasnya itu meninggal karena heroin. Brent menjelaskan, semua orang di kampus tahu teman mereka yang baru meninggal itu tak pernah menggunakan heroin. “Dan ia meninggal pada percobaan pertamanya menggunakan obat terlarang itu,” Isa menghela nafas. “Hidup begitu singkat.”
Perasaan takut menyergap Brent. Dan remaja 17 tahun itu mulai memikirkan kehidupannya, juga kematian yang ia tahu akan menghampirinya.
Brent memiliki seorang Ibu yang menjadi pengajar Injil, dan menyekolahkan Brent di sebuah sekolah Injil. “Aku mengetahui isi kitab suciku. Dan karenanya, aku banyak bertanya tentang agamaku,” kata Brent.
Brent tahu, nabi-nabi yang diutus jauh sebelum Yesus lahir menyampaikan ajaran yang sama, yakni tauhid. “Pun Yesus. Dalam Injil dijelaskan bahwa ia menyerukan tauhid. Dan itu bertentangan dengan konsep Trinitas yang diajarkan gereja,” ujarnya.
Siang itu, saat membaca terjemahan Alquran di perpustakaan kampus, Brent dikejutkan oleh sebuah ayat yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah anak Tuhan. “Ayat itu seolah menjawab keraguanku tentang Trinitas,” katanya.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” (An-Nisa’: 171)
Brent mencuri Alquran itu dari perpustakaan, dan mulai berinteraksi dengan Alquran. Keterkejutan terbesar muncul saat ia membaca ayat-ayat tentang Yesus. “Alquran memuat cerita tentang kelahirannya yang menakjubkan, tentang ibunya yang mulia, juga keajaiban yang tidak diceritakan dalam Injil, ketika dari buaian ia membela kehormatan ibunya.”
Penemuan hari itu membawa Brent pada sebuah misi pembuktian. “Aku bertekad menemukan pernyataan Injil yang akan mampu menjawab pernyataan Alquran. Dan Brent menemukannya. Sayang, jawaban itu sama sekali tak mendukung doktrin agamanya, dan justru membenarkan Alquran.
Dalam Injil Yohanes 3:16 misalnya, tulis Brent dalam artikel “My Passion for Jesus Christ” (muslimmatters.org), disebutkan tentang anak Tuhan dan kehidupan abadi bagi siapapun yang mempercayainya. “Jika kita terus membaca, kita akan bertemu Matius 5:9 atau Lukas 6:35 yang menjelaskan bahwa sebutan ‘anak Tuhan’ tidak hanya untuk Yesus,” katanya.
Brent menambahkan, baik dalam teks Perjanjian Baru dan juga Perjanjian Lama, Injil menggunakan istilah “anak Tuhan” untuk menyebut orang yang saleh. “Dalam Islam, kita menyebutnya muttaqun (orang-orang yang bertakwa),” jelas Isa.
Dalam pencarian yang semakin dalam, Brent menemukan bahwa ayat terbaik yang dapat membuktikan doktrin trinitas telah dihapuskan dari Injil. “Ayat itu dulu dikenal sebagai Yohanes 5:7, dan kini secara universal diyakini sebagai sebuah ayat sisipan yang penah secara sengaja ditambahkan oleh gereja,” terang Isa yang kemudian menguraikan hasil penelitian seorang profesor peneliti Injil asal Dallas, Daniel B. Wallace, tentang ayat tersebut.
Dari The New Encyclopedia Britannica yang dibacanya, Brent menemukan pula bahwa tidak satupun doktrin dalam Perjanjian Baru, termasuk kata Trinitas ataupun perkataan Yesus sekalipun, bertentangan dengan pengakuan Yahudi tentang ketauhidan yang disebutkan dalam Perjanjian Lama (Injil Ulangan 6:4).
Brent berkesimpulan, bukan Yesus ataupun para pengikutnya yang mengajarkan Trinitas. “Dan mereka yang mengajarkan Trinitas menambahkan keyakinan yang dibuat-buat ke dalam Injil?” ia bertanya, sekaligus menjawab pertanyaan yang muncul di otaknya.
Setelah mencapai kesimpulan yang sulit diterimanya itu, ia menemukan sebuah peringatan dalam Injil Perjanjian Lama. “… jika seseorang menambahkan (atau mengurangi) sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.” (Wahyu 22:18-19)
“Ayat itu senada dengan pernyataan Alquran,” tandas Brent. “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 79)
Pertanyaan dalam otak Brent belum tuntas. Ia kembali bertanya-tanya, “Jika Injil dan Alquran sama-sama memastikan Yesus bukanlah seorang anak Tuhan, lalu siapa dia?”
Lagi-lagi, Brent menemukan banyak kesepakatan antara Injil dan Alquran. Melalui ayat masing-masing, kedua kitab yang diselaminya itu menegaskan kenabian Yesus. “Yesus diutus untuk menyeru umatnya pada keesaan Tuhan, sebagaimana dilakukan para nabi dan rasul sebelumnya.”
Persoalan agama itu menjadikan Brent semakin kritis, yang menggiringnya pada berbagai pertanyaan besar tentang agamanya. Ia mempelajari berbagai agama lain. “Aku mencari tahu tentang beberapa agama, aku mempelajari paganisme, dan aku tertarik pada Islam.”
Di mata Brent kala itu, Islam adalah agama yang sempurna. “Aspek ekonomi, pemerintahan, semua diatur dengan baik dalam Islam. Aku kagum pada cara Muslim memperlakukanku, dan aku sangat kagum pada bagaimana Islam meninggikan derajat perempuan.”
Brent pun menyatakan keinginannya untuk masuk Islam pada seorang teman Muslimnya. “Sayang, ia memberitahuku bahwa aku tak bisa menjadi Muslim, hanya karena aku dilahirkan sebagai Kristen. Karena tak mengerti, aku menerima informasi itu sebagai kebenaran,” sesalnya.
Bagi pemuda kebanyakan di Australia, bisa jadi kehidupan Brent nyaris sempurna. Ia mahir memainkan alat musik, menjadi personel kelompok band, dan popular. Ia bisa berpesta sesering apapun bersama teman-teman yang mengelukannya. “Namun aku tidak bahagia dengan semua itu. Aku tak tahu mengapa.”
Namun terlepas dari kondisi tidak membahagiakan itu, Brent sangat mencintai musik. Ia mempelajari musik, memainkannya, mengajarkannya, dan menjadi bahagia dengannya. Hingga ia berfikiran bahwa musik adalah agamanya, karena mampu membuatnya bahagia.
Tanpa agama yang menenangkan hatinya, Brent seolah terhenti di sebuah sudut dengan banyak persimpangan. Perhentian itu membangunkannya di sebuah malam. “Aku berkeringat dan menangis. Aku sangat ketakutan sambil terus bergumam ‘Aku bisa mati kapanpun’,” tuturnya.
Dengan keringat dan air mata itu, Brent memanjatkan doa. “Aku meminta pada semua Tuhan; Tuhan umat Kristen, Tuhan umat Islam, Tuhan siapapun, karena aku tak yakin harus meminta pada salah satu diantaranya.”
“Tuhan, aku teramat sedih dan gundah dan tak tahu bagaimana menyelesaikannya. Tolong, beri aku isyarat, beri aku petunjuk, beri aku jalan keluar,” Brent mengutip doa yang diucapkannya 15 tahun lalu.
Isyarat Allah menghampiri Brent keesokan harinya. Seorang Muslimah asal Burma yang menjadi teman kampusnya mengiriminya sebuah email. Ia tahu Brent telah tertarik pada Islam sejak belajar di sekolah menengah, dan dalam emailnya itu ia bertanya apakah Brent masih tertarik pada Islam. Brent mengiyakan.
Beberapa hari kemudian, teman asal Burma itu datang ke rumah Brent dan membawakannya sejumlah buku tentang Islam. Membacanya, Brent tahu bahwa Islam tak melarang non Muslim sepertinya untuk memeluk agama itu. “Dari buku itu aku tahu bahwa banyak dari sahabat Nabi saw, termasuk Abu Bakar, adalah mualaf. Aku sangat senang dan berteriak dalam hati, ‘Ini yang kumau’.”
Selesai dengan bacaannya, Brent mendatangi seorang teman Muslim dan memintanya menjelaskan tentang jannah (surga). Dari penjelasan tentang surga itu, bertambahlah kekaguman Brent, juga kemantapannya pada Islam. Masjid Al-Fatih Coburg, Melbourne, menjadi saksi keislaman Bent Lee Graham.
Ia lalu mengganti namanya menjadi Isa Graham. “Aku ingin orang (non Muslim) tahu bahwa dalam Islam, kami juga mempercayai Yesus,” ujarnya. Bagi Isa, mencintai seseorang tidak seharusnya diwujudkan dengan menuhankannya, melainkan mengatakan segala sesuatu tentangnya apa adanya. “Kini aku ingin menunjukkannya pada Yesus, bukan sebagai seorang Kristen, namun sebagai Muslim,” tegas Brent menutup perbincangan.
https://www.facebook.com/notes/kisah-muallaf/isa-graham-nekat-mencuri-al-quran-demi-membuktikan-kebenaran-injil/407338015976667
11 Juni 2012 pukul 1:42
kisahmuallaf.com – Baris demi baris kalimat dalam kitab setebal 500-an halaman yang dibacanya hanya menyisakan satu kesan di benaknya; kagum. Dan kekaguman yang bercampur rasa ingin tahu menjadi satu alasan bagi pemuda bernama Brent Lee Graham untuk mencuri buku itu dari perpustakaan kampusnya.
Dengan desain sampul yang menurutnya eksotis, buku berbahasa Inggris itu lebih dari sekadar menarik bagi Brent. Selain menyajikan berbagai cerita indah para nabi, buku itu berisi banyak kisah mengagumkan yang tak banyak ia ketahui.
“Saat itu aku baru berusia 17 tahun,” Brent mengawali kisahnya pada Republika, di sebuah pusat perbelanjaan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
-0-0-
Semua berawal dari perenungannya tentang kematian. Brent yang telah mengubah namanya menjadi Isa Graham itu masih mengingat jelas dua peristiwa yang membuka matanya tentang kematian, hal yang tak pernah menyibukkannya.
Masa mudanya yang akrab dengan musik membuat Brent dekat dengan pesta. Dan pesta pada malam itu berbeda. “Aku terus mengingatnya hingga sekarang,” ujar pria yang pernah belajar di sekolah musik itu.
Malam itu, sebelum memasuki rumah tempat pesta digelar, Brent melihat beberapa orang membawa keluar sesosok tubuh lunglai seorang pemuda mabuk. Pemuda itu lalu diletakkan di salah satu sisi halaman rumah, dan ditinggalkan bersama mereka yang lebih dulu tak sadarkan diri karena alkohol. Tak ada pertolongan, tak ada obat-obatan. “Aku berpikir, bagaimana jika mereka mati?” ujarnya.
Brent tak dapat membenarkan apa yang baru dilihatnya. Terlebih, ketika ia berharap ada sedikit kepedulian di sana, Brent justru mendapati sebaliknya. “Beberapa orang yang baru datang ke pesta berlalu begitu saja saat melewati mereka yang tergeletak di halaman. Itu menyedihkan,” katanya.
Terhenyak, Brent mendengar teriakan dari dalam rumah, memanggilnya. Teman-temannya meminta Brent masuk dan memainkan musik untuk mereka.” Brent masuk dengan sebuah pertanyaan menghantuinya. “Jika aku mengalami hal menyedihkan seperti orang-orang yang ada di halaman itu dan kemudian mati, apakah mereka akan memikirkan keadaanku?”
Keesokannya, sebuah peristiwa lain kembali menghentak hati Brent, memaksanya merenungi segala hal dalam hidupnya. “Seorang dosen mendatangi kelasku dan membawa berita kematian salah seorang teman sekelas kami,” kenangnya. Brent terguncang.
Ia semakin teguncang mengetahui teman sekelasnya itu meninggal karena heroin. Brent menjelaskan, semua orang di kampus tahu teman mereka yang baru meninggal itu tak pernah menggunakan heroin. “Dan ia meninggal pada percobaan pertamanya menggunakan obat terlarang itu,” Isa menghela nafas. “Hidup begitu singkat.”
Perasaan takut menyergap Brent. Dan remaja 17 tahun itu mulai memikirkan kehidupannya, juga kematian yang ia tahu akan menghampirinya.
Brent memiliki seorang Ibu yang menjadi pengajar Injil, dan menyekolahkan Brent di sebuah sekolah Injil. “Aku mengetahui isi kitab suciku. Dan karenanya, aku banyak bertanya tentang agamaku,” kata Brent.
Brent tahu, nabi-nabi yang diutus jauh sebelum Yesus lahir menyampaikan ajaran yang sama, yakni tauhid. “Pun Yesus. Dalam Injil dijelaskan bahwa ia menyerukan tauhid. Dan itu bertentangan dengan konsep Trinitas yang diajarkan gereja,” ujarnya.
Siang itu, saat membaca terjemahan Alquran di perpustakaan kampus, Brent dikejutkan oleh sebuah ayat yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah anak Tuhan. “Ayat itu seolah menjawab keraguanku tentang Trinitas,” katanya.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” (An-Nisa’: 171)
Brent mencuri Alquran itu dari perpustakaan, dan mulai berinteraksi dengan Alquran. Keterkejutan terbesar muncul saat ia membaca ayat-ayat tentang Yesus. “Alquran memuat cerita tentang kelahirannya yang menakjubkan, tentang ibunya yang mulia, juga keajaiban yang tidak diceritakan dalam Injil, ketika dari buaian ia membela kehormatan ibunya.”
Penemuan hari itu membawa Brent pada sebuah misi pembuktian. “Aku bertekad menemukan pernyataan Injil yang akan mampu menjawab pernyataan Alquran. Dan Brent menemukannya. Sayang, jawaban itu sama sekali tak mendukung doktrin agamanya, dan justru membenarkan Alquran.
Dalam Injil Yohanes 3:16 misalnya, tulis Brent dalam artikel “My Passion for Jesus Christ” (muslimmatters.org), disebutkan tentang anak Tuhan dan kehidupan abadi bagi siapapun yang mempercayainya. “Jika kita terus membaca, kita akan bertemu Matius 5:9 atau Lukas 6:35 yang menjelaskan bahwa sebutan ‘anak Tuhan’ tidak hanya untuk Yesus,” katanya.
Brent menambahkan, baik dalam teks Perjanjian Baru dan juga Perjanjian Lama, Injil menggunakan istilah “anak Tuhan” untuk menyebut orang yang saleh. “Dalam Islam, kita menyebutnya muttaqun (orang-orang yang bertakwa),” jelas Isa.
Dalam pencarian yang semakin dalam, Brent menemukan bahwa ayat terbaik yang dapat membuktikan doktrin trinitas telah dihapuskan dari Injil. “Ayat itu dulu dikenal sebagai Yohanes 5:7, dan kini secara universal diyakini sebagai sebuah ayat sisipan yang penah secara sengaja ditambahkan oleh gereja,” terang Isa yang kemudian menguraikan hasil penelitian seorang profesor peneliti Injil asal Dallas, Daniel B. Wallace, tentang ayat tersebut.
Dari The New Encyclopedia Britannica yang dibacanya, Brent menemukan pula bahwa tidak satupun doktrin dalam Perjanjian Baru, termasuk kata Trinitas ataupun perkataan Yesus sekalipun, bertentangan dengan pengakuan Yahudi tentang ketauhidan yang disebutkan dalam Perjanjian Lama (Injil Ulangan 6:4).
Brent berkesimpulan, bukan Yesus ataupun para pengikutnya yang mengajarkan Trinitas. “Dan mereka yang mengajarkan Trinitas menambahkan keyakinan yang dibuat-buat ke dalam Injil?” ia bertanya, sekaligus menjawab pertanyaan yang muncul di otaknya.
Setelah mencapai kesimpulan yang sulit diterimanya itu, ia menemukan sebuah peringatan dalam Injil Perjanjian Lama. “… jika seseorang menambahkan (atau mengurangi) sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.” (Wahyu 22:18-19)
“Ayat itu senada dengan pernyataan Alquran,” tandas Brent. “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 79)
Pertanyaan dalam otak Brent belum tuntas. Ia kembali bertanya-tanya, “Jika Injil dan Alquran sama-sama memastikan Yesus bukanlah seorang anak Tuhan, lalu siapa dia?”
Lagi-lagi, Brent menemukan banyak kesepakatan antara Injil dan Alquran. Melalui ayat masing-masing, kedua kitab yang diselaminya itu menegaskan kenabian Yesus. “Yesus diutus untuk menyeru umatnya pada keesaan Tuhan, sebagaimana dilakukan para nabi dan rasul sebelumnya.”
Persoalan agama itu menjadikan Brent semakin kritis, yang menggiringnya pada berbagai pertanyaan besar tentang agamanya. Ia mempelajari berbagai agama lain. “Aku mencari tahu tentang beberapa agama, aku mempelajari paganisme, dan aku tertarik pada Islam.”
Di mata Brent kala itu, Islam adalah agama yang sempurna. “Aspek ekonomi, pemerintahan, semua diatur dengan baik dalam Islam. Aku kagum pada cara Muslim memperlakukanku, dan aku sangat kagum pada bagaimana Islam meninggikan derajat perempuan.”
Brent pun menyatakan keinginannya untuk masuk Islam pada seorang teman Muslimnya. “Sayang, ia memberitahuku bahwa aku tak bisa menjadi Muslim, hanya karena aku dilahirkan sebagai Kristen. Karena tak mengerti, aku menerima informasi itu sebagai kebenaran,” sesalnya.
Bagi pemuda kebanyakan di Australia, bisa jadi kehidupan Brent nyaris sempurna. Ia mahir memainkan alat musik, menjadi personel kelompok band, dan popular. Ia bisa berpesta sesering apapun bersama teman-teman yang mengelukannya. “Namun aku tidak bahagia dengan semua itu. Aku tak tahu mengapa.”
Namun terlepas dari kondisi tidak membahagiakan itu, Brent sangat mencintai musik. Ia mempelajari musik, memainkannya, mengajarkannya, dan menjadi bahagia dengannya. Hingga ia berfikiran bahwa musik adalah agamanya, karena mampu membuatnya bahagia.
Tanpa agama yang menenangkan hatinya, Brent seolah terhenti di sebuah sudut dengan banyak persimpangan. Perhentian itu membangunkannya di sebuah malam. “Aku berkeringat dan menangis. Aku sangat ketakutan sambil terus bergumam ‘Aku bisa mati kapanpun’,” tuturnya.
Dengan keringat dan air mata itu, Brent memanjatkan doa. “Aku meminta pada semua Tuhan; Tuhan umat Kristen, Tuhan umat Islam, Tuhan siapapun, karena aku tak yakin harus meminta pada salah satu diantaranya.”
“Tuhan, aku teramat sedih dan gundah dan tak tahu bagaimana menyelesaikannya. Tolong, beri aku isyarat, beri aku petunjuk, beri aku jalan keluar,” Brent mengutip doa yang diucapkannya 15 tahun lalu.
Isyarat Allah menghampiri Brent keesokan harinya. Seorang Muslimah asal Burma yang menjadi teman kampusnya mengiriminya sebuah email. Ia tahu Brent telah tertarik pada Islam sejak belajar di sekolah menengah, dan dalam emailnya itu ia bertanya apakah Brent masih tertarik pada Islam. Brent mengiyakan.
Beberapa hari kemudian, teman asal Burma itu datang ke rumah Brent dan membawakannya sejumlah buku tentang Islam. Membacanya, Brent tahu bahwa Islam tak melarang non Muslim sepertinya untuk memeluk agama itu. “Dari buku itu aku tahu bahwa banyak dari sahabat Nabi saw, termasuk Abu Bakar, adalah mualaf. Aku sangat senang dan berteriak dalam hati, ‘Ini yang kumau’.”
Selesai dengan bacaannya, Brent mendatangi seorang teman Muslim dan memintanya menjelaskan tentang jannah (surga). Dari penjelasan tentang surga itu, bertambahlah kekaguman Brent, juga kemantapannya pada Islam. Masjid Al-Fatih Coburg, Melbourne, menjadi saksi keislaman Bent Lee Graham.
Ia lalu mengganti namanya menjadi Isa Graham. “Aku ingin orang (non Muslim) tahu bahwa dalam Islam, kami juga mempercayai Yesus,” ujarnya. Bagi Isa, mencintai seseorang tidak seharusnya diwujudkan dengan menuhankannya, melainkan mengatakan segala sesuatu tentangnya apa adanya. “Kini aku ingin menunjukkannya pada Yesus, bukan sebagai seorang Kristen, namun sebagai Muslim,” tegas Brent menutup perbincangan.
https://www.facebook.com/notes/kisah-muallaf/isa-graham-nekat-mencuri-al-quran-demi-membuktikan-kebenaran-injil/407338015976667
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 11:04 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Ali Selman Benoist (Perancis)
Doktor ilmu kesehatan
Saya adalah seorang Doktor dalam ilmu kesehatan, berasal dari keluarga Perancis Katolik. Pekerjaan yang saya pilih ini telah menyebabkan saya terpengaruh oleh corak kebudayaan ilmiah yang tidak banyak memberikan kesempatan dalam bidang kerohanian. Ini tidak berarti bahwa saya tidak percaya atas adanya Tuhan. Yang saya maksud ialah karena dogma-dogma dan peribadatan Kristen, khususnya Katolik, tidak membangkitkan pengertian dalam jiwa saya atas adanya Tuhan. Karena itulah maka naluri saya atas Esanya Tuhan Allah telah menjadi penghalang antara diri saya dan kepercayaan Trinitas, dan dengan sendirinya juga atas ketuhanan Yesus Kristus.
Sebelum saya memeluk agama Islam, saya telah percaya atas kebenaran kalimat syahadat pertama yang berbunyi ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH dan ayat-ayat Al-Qur�an Surat Al-Ikhlas yang berbunyi:
Katakanlah: Dia itu Allah adalah Satu (Esa); Allah adalah Pelindung. Dia tidak melahirkan anak dan tidak pula dilahirkan sebagai anak, dan tidak ada sesuatu yang menyerupai Dia. -- Al-Ikhlash 1-4.
Dengan demikian, maka saya menganggap bahwa percaya kepada alam gaib dan segala yang ada di belakang kebendaan (metafisika) itulah yang menyebabkan saya memeluk agama Islam, disamping lain-lain sebab yang membuat saya berbuat demikian. Saya tidak bisa menerima pengakuan para pendeta Katolik yang mengatakan bahwa salah satu kekuasaan mereka ialah "mengampuni dosa manusia" sebagai wakil Tuhan. Dan saya secara mutlak tidak percaya atas dogma Katolik tentang "makan malam ketuhanan"� (rite of communion) dan "roti suci" yang melambangkan jasad Yesus. Dogma ini menyerupai kepercayaan rakyat-rakyat pada abad primitif yang membuat lambang-lambang suci yang tidak boleh didekati orang. Kemudian bilamana badan lambang ini sudah mati, jiwanya mereka jadikan sebagai sumber ilham, dan jiwanya itu masuk ke dalam lingkungan mereka.
Soal yang lain lagi yang menyebabkan saya jauh dari agama Kristen, ialah ajaran-aiarannya yang sedikitpun tidak ada hubungannya dengan kebersihan badan, terutama sebelum melakukan sembahyang, sehingga saya anggap hal itu merupakan pelanggaran atas kehormatan Tuhan, karena sebagaimana Dia telah membuatkan jiwa buat kita, Dia juga telah membuatkan badan kita Dan adalah suatu kewajiban kita untuk tidak mensia-siakan badan kita.
Saya juga menilai bahwa agama Kristen itu bersikap pasif mengenai logika kehidupan jasmani kemanusiaan, sedangkan Islam adalah satu-satunya agama yang memperhatikan alam kemanusiaan.
Adapun titik berat dan sebab pokok saya memeluk agama Islam ialah Al-Qur�an. Sebelum saya memeluk Islam, saya telah mempelajarinya dengan semangat kritik intelektual Barat, dan saya banyak terpengaruh oleh sebuah buku besar karangan Tuan Malik Bennabi yang bernama Addzahiratul-Qur�aniyah (atau Le Phenomene
Coranique), sehingga yakinlah saya bahwa Al-Qur�an itu adalah wahyu yang diturunkan Allah. Sebahagian dari ayat-ayat Al-Qur�an yang diwahyukan lebih dari 13 abad yang lalu mengandung beberapa teori yang sekarang diketemukan oleh pembahasan ilmiah yang paling modern. Hal itu sudah cukup nienyebabkan saya menjadi yakin dan percaya (Iman) kepada Syahadat bagian kedua: MUHAMMADUR�RASULULLAH.
Begitulah, maka pada tanggal 30 Pebruari 1953, saya datang ke Mesjid di Paris untuk memberitahukan keimanan saya kepada Islam, dan Mufti Masjid Paris memasukkan saya dalam daftar kaum Muslimin, dan saya menerima nama baru sebagai orang Islam : Ali Selman.
Saya merasa sangat puas dengan kepercayaan/akidah saya yang baru dan sekali lagi saya kumandangkan: ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH!
Salah satu sabda Rasulullah s.a.w.:
Berpikir satu jam lebih baik dari pada beribadah 60 tahun. -- Riwayat Abu Hurairah.
Pengetahuan itu milik orang Mukmin yang hilang, di mana saja dia menemukannya, dia lebih berhak , atasnya. -- Riwayat Turmudzi.
http://solihin87.abatasa.co.id/post/detail/9183/kisah-mualaf-dari-perancis
Doktor ilmu kesehatan
Saya adalah seorang Doktor dalam ilmu kesehatan, berasal dari keluarga Perancis Katolik. Pekerjaan yang saya pilih ini telah menyebabkan saya terpengaruh oleh corak kebudayaan ilmiah yang tidak banyak memberikan kesempatan dalam bidang kerohanian. Ini tidak berarti bahwa saya tidak percaya atas adanya Tuhan. Yang saya maksud ialah karena dogma-dogma dan peribadatan Kristen, khususnya Katolik, tidak membangkitkan pengertian dalam jiwa saya atas adanya Tuhan. Karena itulah maka naluri saya atas Esanya Tuhan Allah telah menjadi penghalang antara diri saya dan kepercayaan Trinitas, dan dengan sendirinya juga atas ketuhanan Yesus Kristus.
Sebelum saya memeluk agama Islam, saya telah percaya atas kebenaran kalimat syahadat pertama yang berbunyi ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH dan ayat-ayat Al-Qur�an Surat Al-Ikhlas yang berbunyi:
Katakanlah: Dia itu Allah adalah Satu (Esa); Allah adalah Pelindung. Dia tidak melahirkan anak dan tidak pula dilahirkan sebagai anak, dan tidak ada sesuatu yang menyerupai Dia. -- Al-Ikhlash 1-4.
Dengan demikian, maka saya menganggap bahwa percaya kepada alam gaib dan segala yang ada di belakang kebendaan (metafisika) itulah yang menyebabkan saya memeluk agama Islam, disamping lain-lain sebab yang membuat saya berbuat demikian. Saya tidak bisa menerima pengakuan para pendeta Katolik yang mengatakan bahwa salah satu kekuasaan mereka ialah "mengampuni dosa manusia" sebagai wakil Tuhan. Dan saya secara mutlak tidak percaya atas dogma Katolik tentang "makan malam ketuhanan"� (rite of communion) dan "roti suci" yang melambangkan jasad Yesus. Dogma ini menyerupai kepercayaan rakyat-rakyat pada abad primitif yang membuat lambang-lambang suci yang tidak boleh didekati orang. Kemudian bilamana badan lambang ini sudah mati, jiwanya mereka jadikan sebagai sumber ilham, dan jiwanya itu masuk ke dalam lingkungan mereka.
Soal yang lain lagi yang menyebabkan saya jauh dari agama Kristen, ialah ajaran-aiarannya yang sedikitpun tidak ada hubungannya dengan kebersihan badan, terutama sebelum melakukan sembahyang, sehingga saya anggap hal itu merupakan pelanggaran atas kehormatan Tuhan, karena sebagaimana Dia telah membuatkan jiwa buat kita, Dia juga telah membuatkan badan kita Dan adalah suatu kewajiban kita untuk tidak mensia-siakan badan kita.
Saya juga menilai bahwa agama Kristen itu bersikap pasif mengenai logika kehidupan jasmani kemanusiaan, sedangkan Islam adalah satu-satunya agama yang memperhatikan alam kemanusiaan.
Adapun titik berat dan sebab pokok saya memeluk agama Islam ialah Al-Qur�an. Sebelum saya memeluk Islam, saya telah mempelajarinya dengan semangat kritik intelektual Barat, dan saya banyak terpengaruh oleh sebuah buku besar karangan Tuan Malik Bennabi yang bernama Addzahiratul-Qur�aniyah (atau Le Phenomene
Coranique), sehingga yakinlah saya bahwa Al-Qur�an itu adalah wahyu yang diturunkan Allah. Sebahagian dari ayat-ayat Al-Qur�an yang diwahyukan lebih dari 13 abad yang lalu mengandung beberapa teori yang sekarang diketemukan oleh pembahasan ilmiah yang paling modern. Hal itu sudah cukup nienyebabkan saya menjadi yakin dan percaya (Iman) kepada Syahadat bagian kedua: MUHAMMADUR�RASULULLAH.
Begitulah, maka pada tanggal 30 Pebruari 1953, saya datang ke Mesjid di Paris untuk memberitahukan keimanan saya kepada Islam, dan Mufti Masjid Paris memasukkan saya dalam daftar kaum Muslimin, dan saya menerima nama baru sebagai orang Islam : Ali Selman.
Saya merasa sangat puas dengan kepercayaan/akidah saya yang baru dan sekali lagi saya kumandangkan: ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH!
Salah satu sabda Rasulullah s.a.w.:
Berpikir satu jam lebih baik dari pada beribadah 60 tahun. -- Riwayat Abu Hurairah.
Pengetahuan itu milik orang Mukmin yang hilang, di mana saja dia menemukannya, dia lebih berhak , atasnya. -- Riwayat Turmudzi.
http://solihin87.abatasa.co.id/post/detail/9183/kisah-mualaf-dari-perancis
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 11:06 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Perjalanan Felix Y. Siauw Memilih Islam
"Tiga Pertanyaan" yang Membawa Felix Siauw Menjadi Muallaf
“Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”.
poto felix y siauwBegitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.
Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang sinkretis dan pluralis pada waktu itu.
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah islam internasional, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai. Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur’an, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”. Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja” lalu dia menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”. Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”. Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
“Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!” sata menyimpulkan.
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an. Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam. Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahuakbar!
felix siauw ustd yusuf mansyur imgDan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik (QS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT, terimakasih atas bimbingannya ! (sumber: felixsiauw.com)
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/perjalanan-felix-y-siauw-memilih-islam.html
"Tiga Pertanyaan" yang Membawa Felix Siauw Menjadi Muallaf
“Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”.
poto felix y siauwBegitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.
Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang sinkretis dan pluralis pada waktu itu.
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah islam internasional, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai. Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur’an, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”. Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja” lalu dia menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”. Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”. Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
“Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!” sata menyimpulkan.
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an. Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam. Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahuakbar!
felix siauw ustd yusuf mansyur imgDan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik (QS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT, terimakasih atas bimbingannya ! (sumber: felixsiauw.com)
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/perjalanan-felix-y-siauw-memilih-islam.html
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 10:59 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Ingin Mendebat Islam, Aktris Inggris Malah Jadi Muallaf
Hikmah Tragedi WTC 11 September melahirkan banyak Muallaf baru
Myriam Francois-Cerrah sudah sangat populer di Inggris ketika dirinya masih anak-anak. Ia adalah pemain film ‘Sense and Sensibility‘yang ngetop di era 09-an. Ketika ia memutuskan dirinya menjadi seorang mualaf, popularitas dirinya semakin melonjak. Ia adalah seorang mualaf wanita terpelajar kelas menengah di Inggris.
Myriam merujuk pada peristiwa serangan 11 September 2001 di AS sebagai motif di balik keingintahuannya tentang Islam. Itulah yang membuat dirinya menyatakan diri masuk Islam.
Ia menyebut bahwa kehidupan Nabi Muhammad (SAW) sebagai seseorang yang membuatnya termotivasi untuk mengubah karirnya.
Myriam menggambarkan Nabi Muhammad sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah yang telah disalahpahami. Dia mengutip beberapa perkataan populer Nabi Muhammad SAW, dan salah satu kutipan favoritnya adalah;
“Maafkan orang yang bersalah kepada Anda. Jalinlah hubungan dengannya. Berbuat baiklah kepada orang yang telah berbuat jahat kepada Anda dan berbicara tentang kebenaran bahkan jika itu bertentangan dengan diri Anda sendiri.”
Awalnya, sarjana filsafat lulusan Universitas Cambridge ini membuka Alquran dengan perasaan”marah”. Ia berdiskusi soal Tuhan dengan teman kuliahnya. Sang teman, menggunakan dalil ketuhanan sesuai apa yang disebutkan dalam konsep Islam.
“Saya mempelajarinya sebagai bagian dari upaya untuk membuktikan pendapat teman saya yang seorang Muslim itu salah,” ujarnya.
Kemudian ia mulai membaca dengan pikiran yang lebih terbuka. Pembukaan Al Fatihah mencengangkannya. “Dalam Islam, seluruh tindakan manusia, dia sendiri yang akan menanggung konsekuensinya. Itulah pentingnya dia mengambil jalan lurus, jalan Tuhan,” ujarnya.
Makin lama belajar Alquran, makin besar keinginan Myriam untuk menganut agama Islam. Tujuan semula, mendebat argumentasi temannya, berubah menjadi pengakuan, “Kamu benar tentang agamamu!”
Tak mau buang waktu, ia segera bersyahadat. “Beberapa teman dekat saya melakukan yang terbaik untuk mendukung saya dan memahami keputusan saya. Saya tetap sangat dekat dengan beberapa teman masa kecil saya dan melalui mereka saya mengakui universalitas pesan Ilahi, bahwa nilai-nilai Tuhan bersinar melalui perbuatan baik manusia, Muslim maupun bukan,” katanya.
mualaf inggrisIa menyatakan, konversi keimanannya bukan sebagai ‘reaksi’ terhadap, atau oposisi terhadap budaya Barat. “Sebaliknya, itu merupakan validasi dari apa yang selalu saya pikirkan,” ujarnya, seraya mengkritik beberapa masjid di Inggris yang menutup pintu dialog tentang ketuhanan dan terlalu dogmatis.
“Catat: aturan dan protokol mereka banyak yang membingungkan dan malah bikin stres.”
“Menjadi Muslim, tidak berarti kita kehilangan semua jejak diri kita sendiri. Islam adalah validasi yang baik dalam diri kita dan sarana untuk memperbaiki yang buruk,” pungkas Myriam.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/06/ingin-mendebat-islam-aktris-inggris.html
Hikmah Tragedi WTC 11 September melahirkan banyak Muallaf baru
Myriam Francois-Cerrah sudah sangat populer di Inggris ketika dirinya masih anak-anak. Ia adalah pemain film ‘Sense and Sensibility‘yang ngetop di era 09-an. Ketika ia memutuskan dirinya menjadi seorang mualaf, popularitas dirinya semakin melonjak. Ia adalah seorang mualaf wanita terpelajar kelas menengah di Inggris.
Myriam merujuk pada peristiwa serangan 11 September 2001 di AS sebagai motif di balik keingintahuannya tentang Islam. Itulah yang membuat dirinya menyatakan diri masuk Islam.
Ia menyebut bahwa kehidupan Nabi Muhammad (SAW) sebagai seseorang yang membuatnya termotivasi untuk mengubah karirnya.
Myriam menggambarkan Nabi Muhammad sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah yang telah disalahpahami. Dia mengutip beberapa perkataan populer Nabi Muhammad SAW, dan salah satu kutipan favoritnya adalah;
“Maafkan orang yang bersalah kepada Anda. Jalinlah hubungan dengannya. Berbuat baiklah kepada orang yang telah berbuat jahat kepada Anda dan berbicara tentang kebenaran bahkan jika itu bertentangan dengan diri Anda sendiri.”
Awalnya, sarjana filsafat lulusan Universitas Cambridge ini membuka Alquran dengan perasaan”marah”. Ia berdiskusi soal Tuhan dengan teman kuliahnya. Sang teman, menggunakan dalil ketuhanan sesuai apa yang disebutkan dalam konsep Islam.
“Saya mempelajarinya sebagai bagian dari upaya untuk membuktikan pendapat teman saya yang seorang Muslim itu salah,” ujarnya.
Kemudian ia mulai membaca dengan pikiran yang lebih terbuka. Pembukaan Al Fatihah mencengangkannya. “Dalam Islam, seluruh tindakan manusia, dia sendiri yang akan menanggung konsekuensinya. Itulah pentingnya dia mengambil jalan lurus, jalan Tuhan,” ujarnya.
Makin lama belajar Alquran, makin besar keinginan Myriam untuk menganut agama Islam. Tujuan semula, mendebat argumentasi temannya, berubah menjadi pengakuan, “Kamu benar tentang agamamu!”
Tak mau buang waktu, ia segera bersyahadat. “Beberapa teman dekat saya melakukan yang terbaik untuk mendukung saya dan memahami keputusan saya. Saya tetap sangat dekat dengan beberapa teman masa kecil saya dan melalui mereka saya mengakui universalitas pesan Ilahi, bahwa nilai-nilai Tuhan bersinar melalui perbuatan baik manusia, Muslim maupun bukan,” katanya.
mualaf inggrisIa menyatakan, konversi keimanannya bukan sebagai ‘reaksi’ terhadap, atau oposisi terhadap budaya Barat. “Sebaliknya, itu merupakan validasi dari apa yang selalu saya pikirkan,” ujarnya, seraya mengkritik beberapa masjid di Inggris yang menutup pintu dialog tentang ketuhanan dan terlalu dogmatis.
“Catat: aturan dan protokol mereka banyak yang membingungkan dan malah bikin stres.”
“Menjadi Muslim, tidak berarti kita kehilangan semua jejak diri kita sendiri. Islam adalah validasi yang baik dalam diri kita dan sarana untuk memperbaiki yang buruk,” pungkas Myriam.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/06/ingin-mendebat-islam-aktris-inggris.html
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 10:54 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Muhammad Aman Hobohm (Jerman)
Diplomat, Missionary dan Tokoh Masyarakat
Mengapa orang-orang Barat memeluk agama Islam? Ada berbagai sebab yang mendorong mereka berbuat demikian. Pertama ialah bahwa kebenaran itu selalu kuat. Akidah-akidah/kepercayaan-kepercayaan Islam itu semuanya dapat diterima akal (rasional) dan sesuai dengan alam kemanusiaan, dan keistimewaannya lagi ialah bahwa setiap pencari kebenaran yang jujur pasti menerimanya.
Sebagai contoh ialah akidah Tauhid (Monotheisme). Perhatikan bagamana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia, membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiah membimbing ummat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi/beribadah kepada-Nya saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan. Iman kepada kehidupan akhirat sesudah mati, dapat mengubah pandangan kita terhadap kehidupan dunia, sehingga kehidupan dunia ini tidak lagi menjadi pusat perhatian kita yang terutama, dan sebahagian besar kegiatan kita ditumpahkan dalam usaha mencapai kebahagiaan di akhirat. Iman kepada hisab (perhitungan amal) mengajak manusia supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, sebab hanya kebaikanlah satu-satunya jalan ke arah tercapainya kesenangan yang kekal kelak di akhirat, walaupun perbuatan-perbuatan jahat/buruk itu mungkin menguntungkan di dunia yang bersifat sementara ini. Dan kepercayaan bahwa tidak ada seorangpun yang akan mampu menghindarkan diri dari pembalasan atas segala amal perbuatannya di hadapan keadilan Tuhan, menyebabkan orang akan berpikir dua kali sebelum dia melakukan sesuatu kesalahan atau dosa, dan pastilah kesadaran ini lebih kuat pengaruhnya dari pada angkatan kepolisian yang paling cakap sekalipun di dunia.
Soal lain yang menyebabkan orang-orang luar tertarik oleh Islam, ialah ketegasannya tentang toleransi. Sembahyang lima waktu setiap hari mengajarkan/melatih supaya orang bersikap teliti, dan puasa sebulan menyebabkan orang mampu menguasai nafsu/dirinya sendiri. Sedangkan ketelitian dan disiplin pribadi merupakan tanda orang besar dan baik.
Sekarang datanglah soal yang menyebabkan Islam sungguh-sungguh berjaya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang berhasil menanamkan dalam jiwa para pengikutnya semangat menguasai batas-batas kesopanan dan moral, tanpa membutuhkan kekuatan pemaksa selain dari hati nuraninya sendiri, sebab seorang Muslim mengetahui bahwa di manapun dia berada, tetap di bawah pengawasan Tuhannya. Kepercayaan inilah yang menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan karena tabiat manusia itu senang kepada kebaikan, maka Islam memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hati, dan hal inilah yang tidak ada dalam kehidupan masyarakat Barat dewasa ini.
Saya telah merasakan hidup di bawah naungan berbagai peraturan, dan saya telah banyak mempelajari berbagai ideologi, akan tetapi pada akhirnya saya sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada satupun ideologi yang sempurna seperti Islam.
Komunisme memang mempunyai daya tarik, begitu juga demokrasi duniawi (secular democracy) dan Nazisme. Tapi semua itu tidak ada satupun yang mempunyai peraturan/kode yang komplit untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan hidup. Hanya Islam sajalah yang memberikan peraturan/kode yang komplit/sempurna itu, dan itulah sebabnya mengapa orang-orang baik telah memeluk agama ini.
Islam bukan hanya teori. Islam adalah praktis. Islam bukan soal-soal sebahagian. Islam berarti penyerahan diri yang sempurna kepada kehendak Allah s.w.t. dan ajaran-ajaran-Nya
Mengapa Kami Memilih Islam
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
http://solihin87.abatasa.co.id/post/detail/8676/kisah-mualaf-dari-jerman-1
Diplomat, Missionary dan Tokoh Masyarakat
Mengapa orang-orang Barat memeluk agama Islam? Ada berbagai sebab yang mendorong mereka berbuat demikian. Pertama ialah bahwa kebenaran itu selalu kuat. Akidah-akidah/kepercayaan-kepercayaan Islam itu semuanya dapat diterima akal (rasional) dan sesuai dengan alam kemanusiaan, dan keistimewaannya lagi ialah bahwa setiap pencari kebenaran yang jujur pasti menerimanya.
Sebagai contoh ialah akidah Tauhid (Monotheisme). Perhatikan bagamana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia, membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiah membimbing ummat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi/beribadah kepada-Nya saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan. Iman kepada kehidupan akhirat sesudah mati, dapat mengubah pandangan kita terhadap kehidupan dunia, sehingga kehidupan dunia ini tidak lagi menjadi pusat perhatian kita yang terutama, dan sebahagian besar kegiatan kita ditumpahkan dalam usaha mencapai kebahagiaan di akhirat. Iman kepada hisab (perhitungan amal) mengajak manusia supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, sebab hanya kebaikanlah satu-satunya jalan ke arah tercapainya kesenangan yang kekal kelak di akhirat, walaupun perbuatan-perbuatan jahat/buruk itu mungkin menguntungkan di dunia yang bersifat sementara ini. Dan kepercayaan bahwa tidak ada seorangpun yang akan mampu menghindarkan diri dari pembalasan atas segala amal perbuatannya di hadapan keadilan Tuhan, menyebabkan orang akan berpikir dua kali sebelum dia melakukan sesuatu kesalahan atau dosa, dan pastilah kesadaran ini lebih kuat pengaruhnya dari pada angkatan kepolisian yang paling cakap sekalipun di dunia.
Soal lain yang menyebabkan orang-orang luar tertarik oleh Islam, ialah ketegasannya tentang toleransi. Sembahyang lima waktu setiap hari mengajarkan/melatih supaya orang bersikap teliti, dan puasa sebulan menyebabkan orang mampu menguasai nafsu/dirinya sendiri. Sedangkan ketelitian dan disiplin pribadi merupakan tanda orang besar dan baik.
Sekarang datanglah soal yang menyebabkan Islam sungguh-sungguh berjaya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang berhasil menanamkan dalam jiwa para pengikutnya semangat menguasai batas-batas kesopanan dan moral, tanpa membutuhkan kekuatan pemaksa selain dari hati nuraninya sendiri, sebab seorang Muslim mengetahui bahwa di manapun dia berada, tetap di bawah pengawasan Tuhannya. Kepercayaan inilah yang menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan karena tabiat manusia itu senang kepada kebaikan, maka Islam memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hati, dan hal inilah yang tidak ada dalam kehidupan masyarakat Barat dewasa ini.
Saya telah merasakan hidup di bawah naungan berbagai peraturan, dan saya telah banyak mempelajari berbagai ideologi, akan tetapi pada akhirnya saya sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada satupun ideologi yang sempurna seperti Islam.
Komunisme memang mempunyai daya tarik, begitu juga demokrasi duniawi (secular democracy) dan Nazisme. Tapi semua itu tidak ada satupun yang mempunyai peraturan/kode yang komplit untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan hidup. Hanya Islam sajalah yang memberikan peraturan/kode yang komplit/sempurna itu, dan itulah sebabnya mengapa orang-orang baik telah memeluk agama ini.
Islam bukan hanya teori. Islam adalah praktis. Islam bukan soal-soal sebahagian. Islam berarti penyerahan diri yang sempurna kepada kehendak Allah s.w.t. dan ajaran-ajaran-Nya
Mengapa Kami Memilih Islam
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
http://solihin87.abatasa.co.id/post/detail/8676/kisah-mualaf-dari-jerman-1
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 10:44 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Abdullah Battersbey
(Mayor Tentara Inggris)
Beberapa tahun yang lalu, dalam waktu paling kurang dari seperempat abad, adalah kebiasaan saya sehari-hari bepergian sepanjang jalan air Burma dengan menggunakan sampan. Pengemudinya seorang Muslim, bernama Syekh Ali dari Chitagong, Bangladesh. Dia seorang jurumudi yang mahir dan berpegang kepada ajaran-ajaran agamanya secara ikhlas, tekun melakukan sembahyang pada waktunya. Ketaqwaannya tidak hanya menimbulkan rasa hormat saja pada saya, tapi malahan mempengaruhi perhatian saya terhadap agama yang mampu menguasai orang ini dan menjadikannya orang yang setia/taqwa. Di sekitar tempat tinggal saya ada beberapa orang Burma Buddhist yang juga menunjukkan kesetiaannya, bahkan kadang-kadang mereka itu --sebagaimana yang saya saksikan-- termasuk penghuni bumi yang paling banyak kebaikan dan pengorbanannya. Akan tetapi bagi saya jelas adanya kekurangan dalam peribadatan mereka. Saya tahu bahwa mereka melakukan sembahyang di pagoda, karena saya melihat mereka berkumpul sambil duduk bersimpuh di sans dengan mengucapkar, bacaan-bacaan sembahyang mereka, Buddham saranam gaccami, Dharma saranam gaccami, Sanghan saranam gaccami.
Mereka mengatakan bahwa dengan begitu mereka telah mengikuti petunjuk-petunjuk Buddha sebagai hukum dan peraturan untuk meningkatkan kehidupan rohani mereka. Mereka tampak terlalu lugu, tidak bersemangat. Jauh berbeda dengan keadaan Syekh Ali pada waktu sembahyangnya. Saya mengajaknya berbicara sepanjang perjalanan kami pada jalur-jalur jalan air yang sempit itu. Dia tidak begitu baik berbicara selain tentang hal-hal yang memberikan dorongan bertaqwa pada jiwanya. Dia memang seorang model dari kekuatan inspirasi Islam.
Saya telah membeli beberapa buah buku yang membahas sejarah Islam dan ajarannya. Saya juga sedapat mungkin mempelajari sejarah hidup (biografi) Nabi Muhammad s.a.w. dengan segala keberhasilannya yang besar-besar. Kadang-kadang saya juga berdiskusi mengenai beberapa masalah ini bersama sahabat-sahabat saya yang beragama Islam. Tapi kemudian perang dunia ke-I pecah, dan seperti juga banyak orang lain, saya ditugaskan pada Indian Army di Mesopotamia, sehingga saya terjauh dari negara-negara Buddhist dan saya bergaul dengan orang-orang Arab yang di kalangan mereka lahir seorang Rasul dan bahasa mereka menjadi bahasa Al-Qur�an.
Kehidupan saya di tengah-tengah bangsa Arab itu menyebabkan bertambahnya perhatian saya terhadap Islam dan ajaran-ajarannya. Lalu saya belajar bahasa Arab dan bergaul lebih akrab dengan rakyat Arab. Saya kagum atas besarnya semangat mereka menyembah Allah, sampai akhirnya saya sendiri percaya atas ke-Esaan Tuhan, pada hal sejak kecil saya dididik untuk percaya kepada Trinitas. Sekarang jelas bagi saya bahwa yang benar Tuhan itu Unity bukan Trinitas. Laa llaaha illallah. Saya ingin mengumumkan diri saya sebagai orang Islam. Kenyataannya, walaupun saya sama sekali sudah tidak lagi suka datang ke gereja dan sekali-sekali mengunjungi mesjid-mesjid manakala menjalankan tugas resmi saya sebagai opsir polisi, hanya sewaktu saya datang ke Palestina sajalah, yakni antara tahun 1935 dan 1942 saya menemukan keberanian untuk secara resmi mengumumkan bahwa saya telah masuk Islam, agama yang telah saya pilih beberapa tahun lamanya.
Adalah hari besar dalam sejarah hidup saya, ketika saya mengumumkan keIslaman saya di Mahkamah Syar�iyyah Kota Yerusalem yang dikenal di kalangan bangsa Arab dengan nama Al-Quds atau Baitul-Mukaddas. Waktu itu saya adalah Kepala Staf Umum, dan pengumuman saya sebagai pemeluk Islam itu telah mengundang banyak reaksi yang kurang sedap. Sejak waktu itu saya telah hidup dan mempraktekkan kepercayaan sebagai orang Islam di Mesir dan kemudian di Pakistan.
Islam adalah suatu agama persaudaraan terbesar sekitar 500 juta orang, dan mengikuti golongan ini berarti mengikuti petunjuk Allah.
Kalau saya sekarang mengakui kebesaran Islam dan pada tahun-tahun terakhir ini menyerahkan tenaga untuk memajukan Islam dengan tulisan dan kehidupan saya, maka keutamaannya kembali kepada itu orang pengemudi sampan yang ketaqwaannya telah membawa saya kembali kepada Allah dan Islam. Sesungguhnya kita semua lahir sebagai orang Islam, hanya saya sebagai manusia lemah telah tersesat jalan.
Sekarang, alhamdulillah, saya telah menjadi seorang anggota persaudaraan besar Islam, dan manakala saya bersembahyang, saya merendahkan diri memohon kepada Allah untuk ruh pengemudi sampan yang miskin itu, yang ketaqwaannya telah mendorong saya menemukan jalan yang diilhami oleh akidahnya yang kuat dan mantap.
Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.
Yang Hidup, Yang Kekal dan Esa.
Yang tidak diberatkan oleh sesuatu dan tidak pernah tidur.
Kepunyaan-Nya sendirilah ke-Rajaan.
Di langit dan di bumi.
Pada-Nya tersimpan kunci-kunci alam gaib,
tidak dicampuri yang lain.
Dia melihat segala yang ada di bumi, di air dan di udara. Dia melihat setiap bunga yang berkembang dan setiap gelombang di semua lautan
http://solihin87.abatasa.co.id/post/detail/8331/kisah-muallaf-dari-inggris-2
(Mayor Tentara Inggris)
Beberapa tahun yang lalu, dalam waktu paling kurang dari seperempat abad, adalah kebiasaan saya sehari-hari bepergian sepanjang jalan air Burma dengan menggunakan sampan. Pengemudinya seorang Muslim, bernama Syekh Ali dari Chitagong, Bangladesh. Dia seorang jurumudi yang mahir dan berpegang kepada ajaran-ajaran agamanya secara ikhlas, tekun melakukan sembahyang pada waktunya. Ketaqwaannya tidak hanya menimbulkan rasa hormat saja pada saya, tapi malahan mempengaruhi perhatian saya terhadap agama yang mampu menguasai orang ini dan menjadikannya orang yang setia/taqwa. Di sekitar tempat tinggal saya ada beberapa orang Burma Buddhist yang juga menunjukkan kesetiaannya, bahkan kadang-kadang mereka itu --sebagaimana yang saya saksikan-- termasuk penghuni bumi yang paling banyak kebaikan dan pengorbanannya. Akan tetapi bagi saya jelas adanya kekurangan dalam peribadatan mereka. Saya tahu bahwa mereka melakukan sembahyang di pagoda, karena saya melihat mereka berkumpul sambil duduk bersimpuh di sans dengan mengucapkar, bacaan-bacaan sembahyang mereka, Buddham saranam gaccami, Dharma saranam gaccami, Sanghan saranam gaccami.
Mereka mengatakan bahwa dengan begitu mereka telah mengikuti petunjuk-petunjuk Buddha sebagai hukum dan peraturan untuk meningkatkan kehidupan rohani mereka. Mereka tampak terlalu lugu, tidak bersemangat. Jauh berbeda dengan keadaan Syekh Ali pada waktu sembahyangnya. Saya mengajaknya berbicara sepanjang perjalanan kami pada jalur-jalur jalan air yang sempit itu. Dia tidak begitu baik berbicara selain tentang hal-hal yang memberikan dorongan bertaqwa pada jiwanya. Dia memang seorang model dari kekuatan inspirasi Islam.
Saya telah membeli beberapa buah buku yang membahas sejarah Islam dan ajarannya. Saya juga sedapat mungkin mempelajari sejarah hidup (biografi) Nabi Muhammad s.a.w. dengan segala keberhasilannya yang besar-besar. Kadang-kadang saya juga berdiskusi mengenai beberapa masalah ini bersama sahabat-sahabat saya yang beragama Islam. Tapi kemudian perang dunia ke-I pecah, dan seperti juga banyak orang lain, saya ditugaskan pada Indian Army di Mesopotamia, sehingga saya terjauh dari negara-negara Buddhist dan saya bergaul dengan orang-orang Arab yang di kalangan mereka lahir seorang Rasul dan bahasa mereka menjadi bahasa Al-Qur�an.
Kehidupan saya di tengah-tengah bangsa Arab itu menyebabkan bertambahnya perhatian saya terhadap Islam dan ajaran-ajarannya. Lalu saya belajar bahasa Arab dan bergaul lebih akrab dengan rakyat Arab. Saya kagum atas besarnya semangat mereka menyembah Allah, sampai akhirnya saya sendiri percaya atas ke-Esaan Tuhan, pada hal sejak kecil saya dididik untuk percaya kepada Trinitas. Sekarang jelas bagi saya bahwa yang benar Tuhan itu Unity bukan Trinitas. Laa llaaha illallah. Saya ingin mengumumkan diri saya sebagai orang Islam. Kenyataannya, walaupun saya sama sekali sudah tidak lagi suka datang ke gereja dan sekali-sekali mengunjungi mesjid-mesjid manakala menjalankan tugas resmi saya sebagai opsir polisi, hanya sewaktu saya datang ke Palestina sajalah, yakni antara tahun 1935 dan 1942 saya menemukan keberanian untuk secara resmi mengumumkan bahwa saya telah masuk Islam, agama yang telah saya pilih beberapa tahun lamanya.
Adalah hari besar dalam sejarah hidup saya, ketika saya mengumumkan keIslaman saya di Mahkamah Syar�iyyah Kota Yerusalem yang dikenal di kalangan bangsa Arab dengan nama Al-Quds atau Baitul-Mukaddas. Waktu itu saya adalah Kepala Staf Umum, dan pengumuman saya sebagai pemeluk Islam itu telah mengundang banyak reaksi yang kurang sedap. Sejak waktu itu saya telah hidup dan mempraktekkan kepercayaan sebagai orang Islam di Mesir dan kemudian di Pakistan.
Islam adalah suatu agama persaudaraan terbesar sekitar 500 juta orang, dan mengikuti golongan ini berarti mengikuti petunjuk Allah.
Kalau saya sekarang mengakui kebesaran Islam dan pada tahun-tahun terakhir ini menyerahkan tenaga untuk memajukan Islam dengan tulisan dan kehidupan saya, maka keutamaannya kembali kepada itu orang pengemudi sampan yang ketaqwaannya telah membawa saya kembali kepada Allah dan Islam. Sesungguhnya kita semua lahir sebagai orang Islam, hanya saya sebagai manusia lemah telah tersesat jalan.
Sekarang, alhamdulillah, saya telah menjadi seorang anggota persaudaraan besar Islam, dan manakala saya bersembahyang, saya merendahkan diri memohon kepada Allah untuk ruh pengemudi sampan yang miskin itu, yang ketaqwaannya telah mendorong saya menemukan jalan yang diilhami oleh akidahnya yang kuat dan mantap.
Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.
Yang Hidup, Yang Kekal dan Esa.
Yang tidak diberatkan oleh sesuatu dan tidak pernah tidur.
Kepunyaan-Nya sendirilah ke-Rajaan.
Di langit dan di bumi.
Pada-Nya tersimpan kunci-kunci alam gaib,
tidak dicampuri yang lain.
Dia melihat segala yang ada di bumi, di air dan di udara. Dia melihat setiap bunga yang berkembang dan setiap gelombang di semua lautan
http://solihin87.abatasa.co.id/post/detail/8331/kisah-muallaf-dari-inggris-2
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 10:48 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Sir Abdullah Archibald Hamilton
Negarawan dan Bangsawan Inggris
Sejak saya menginjak usia dewasa, keindahan, kemudahan dan kemurnian Islam itu selalu menarik perhatian saya. Walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan sebagai orang Kristen, sebenarnya saya tidak bisa percaya kepada dogma-dogma yang diajarkan oleh Gereja, dan saya selalu menggunakan akal dan pikiran untuk mengatasi keimanan yang membuta.
Berbareng dengan majunya zaman, saya menginginkan kedamaian dengan Maha Pencipta saya, dan ternyata bahwa baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris, tidak ada yang bisa inemberikan kepuasan kepada saya.
Saya memeluk agama Islam, hanyalah untuk memenuhi panggilan hati nurani saya, dan sejak itu saya merasa telah menjadi orang yang lebih baik dan lebih benar dari pada sebelumnya.
Tidak ada satupun agama yang dimusuhi orang-orang jahil dan berprasangka seperti agama Islam. Pada hal jika orang tahu, Islam itu adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang yang lemah, dan memberikan rasa kecukupan kepada orang yang miskin. Dan ternyata bahwa alam kemanusiaan itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
Golongan yang dianugerahi Tuhan dengan harta kekayaan.
Golongan yang harus bekerja berat untuk mencukupi keperluan hidupnya.
Golongan penganggur yang tidak mendapat lapangan kerja atau mereka yang jatuh pailit bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Islam juga mengakui bakat luar biasa dan hak-hak perseorangan. Islam itu konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak). Sebagai contoh, jika seorang pemilik tanah yang kaya dan tidak butuh untuk menanaminya, sehingga dia tidak menggarap tanahnya itu berulang kali, maka hak miliknya itu menjadi hak milik umum dan menurut hukum Islam diberikan kepada orang yang pertama menanaminya.
Islam melarang keras penjudian atau permainan-permainan yang berdasarkan untung-untungan. Islam melarang segala macam minuman keras dan mengharamkan riba yang dapat menimbulkan penderitaan hidup manusia. Jadi dalam Islam, tidak seorangpun boleh menarik untung dari keadaan orang lain yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.
Kita (kaum Muslimin) tidak percaya kepada aliran Jabariyah (fatalism) yang hanya menunggu nasib semata-mata, tidak pula percaya kepada aliran Qadariyah (predestination) yang menganggap bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya percaya kepada imbalan yang diberikan Allah s.w.t. atas perbuatan dan pemikiran kita.
Menurut kita, iman atau kepercayaan yang tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, sebab iman itu saja tidak cukup, kecuali jika hidup kita sesuai dengan itu. Kita percaya kepada adanya pertanggungan jawab kita sendiri atas segala perbuatan kita di dunia dan di akhirat. Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, dan tidak ada seorangpun yang bisa memikul dosa atau kesalahan orang lain.
Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan atas dasar fithrah, tanpa dosa. Islam juga mengajarkan bahwa manusia, pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan (Adam dan Hawa), bahwa keadaan ruhnya sama, dan bahwa Allah s.w.t. inemberikan kekuatan yang sama agar tiap-tiap manusia dapat menempuh hidup sesuai dengan yang dikehendakinya menurut akal, jiwa dan moral.
Saya kira saya tidak perlu berbicara banyak tentang persaudaraan ummat manusia universal dalam ajaran Islam, sebab hal itu sudah merupakan kenyataan yang diakui oleh seluruh dunia. Bangsawan dan rakyat biasa, kaya dan miskin semua sama. Sungguh saya telah melihat kejujuran dan kemurahan hati Saudara-saudara saya kaum Muslimin, dan saya selalu percaya atas segala perkataan dan janji mereka. Mereka selalu memperlakukan saya dengan adil sebagai manusia dan sebagai saudara, dan telah membuktikan keramahan mereka kepada saya, sehingga saya tidak merasa asing dalam lingkungan mereka.
Kesimpulan, saya ingin menyatakan bahwa pada waktu Islam membimbing ummat manusia dalam kehidupannya sehari-hari, justru agama Kristen, dalam teori dan praktek mengajarkan kepada para penganutnya supaya berdo�a dan bersembahyang kepada Tuhan pada hari Minggu dan menerkam makhluk-Nya pada hari-hari selebihnya.
Tentang Pengarang : Sir Abdullah Archibald Hamilton
Sebelum memeluk agama Islam, beliau bernama Sir Charles Edward Archibald Watkin Hamilton. Memeluk agama Islam pada tanggal 20 Desember 1923. Beliau adalah seorang negarawan Inggris yang terkenal, mencapai tingkat kebangsawanan bermacam-macam. Beliau lahir pada tanggal 10 Desember 1876, seorang Letnan dalam Royal Defence Corp dan President Salsy Conservative Association.
http://solihin87.abatasa.co.id/post/kategori/2902/kisah-muallaf/3
Negarawan dan Bangsawan Inggris
Sejak saya menginjak usia dewasa, keindahan, kemudahan dan kemurnian Islam itu selalu menarik perhatian saya. Walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan sebagai orang Kristen, sebenarnya saya tidak bisa percaya kepada dogma-dogma yang diajarkan oleh Gereja, dan saya selalu menggunakan akal dan pikiran untuk mengatasi keimanan yang membuta.
Berbareng dengan majunya zaman, saya menginginkan kedamaian dengan Maha Pencipta saya, dan ternyata bahwa baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris, tidak ada yang bisa inemberikan kepuasan kepada saya.
Saya memeluk agama Islam, hanyalah untuk memenuhi panggilan hati nurani saya, dan sejak itu saya merasa telah menjadi orang yang lebih baik dan lebih benar dari pada sebelumnya.
Tidak ada satupun agama yang dimusuhi orang-orang jahil dan berprasangka seperti agama Islam. Pada hal jika orang tahu, Islam itu adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang yang lemah, dan memberikan rasa kecukupan kepada orang yang miskin. Dan ternyata bahwa alam kemanusiaan itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
Golongan yang dianugerahi Tuhan dengan harta kekayaan.
Golongan yang harus bekerja berat untuk mencukupi keperluan hidupnya.
Golongan penganggur yang tidak mendapat lapangan kerja atau mereka yang jatuh pailit bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Islam juga mengakui bakat luar biasa dan hak-hak perseorangan. Islam itu konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak). Sebagai contoh, jika seorang pemilik tanah yang kaya dan tidak butuh untuk menanaminya, sehingga dia tidak menggarap tanahnya itu berulang kali, maka hak miliknya itu menjadi hak milik umum dan menurut hukum Islam diberikan kepada orang yang pertama menanaminya.
Islam melarang keras penjudian atau permainan-permainan yang berdasarkan untung-untungan. Islam melarang segala macam minuman keras dan mengharamkan riba yang dapat menimbulkan penderitaan hidup manusia. Jadi dalam Islam, tidak seorangpun boleh menarik untung dari keadaan orang lain yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.
Kita (kaum Muslimin) tidak percaya kepada aliran Jabariyah (fatalism) yang hanya menunggu nasib semata-mata, tidak pula percaya kepada aliran Qadariyah (predestination) yang menganggap bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya percaya kepada imbalan yang diberikan Allah s.w.t. atas perbuatan dan pemikiran kita.
Menurut kita, iman atau kepercayaan yang tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, sebab iman itu saja tidak cukup, kecuali jika hidup kita sesuai dengan itu. Kita percaya kepada adanya pertanggungan jawab kita sendiri atas segala perbuatan kita di dunia dan di akhirat. Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, dan tidak ada seorangpun yang bisa memikul dosa atau kesalahan orang lain.
Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan atas dasar fithrah, tanpa dosa. Islam juga mengajarkan bahwa manusia, pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan (Adam dan Hawa), bahwa keadaan ruhnya sama, dan bahwa Allah s.w.t. inemberikan kekuatan yang sama agar tiap-tiap manusia dapat menempuh hidup sesuai dengan yang dikehendakinya menurut akal, jiwa dan moral.
Saya kira saya tidak perlu berbicara banyak tentang persaudaraan ummat manusia universal dalam ajaran Islam, sebab hal itu sudah merupakan kenyataan yang diakui oleh seluruh dunia. Bangsawan dan rakyat biasa, kaya dan miskin semua sama. Sungguh saya telah melihat kejujuran dan kemurahan hati Saudara-saudara saya kaum Muslimin, dan saya selalu percaya atas segala perkataan dan janji mereka. Mereka selalu memperlakukan saya dengan adil sebagai manusia dan sebagai saudara, dan telah membuktikan keramahan mereka kepada saya, sehingga saya tidak merasa asing dalam lingkungan mereka.
Kesimpulan, saya ingin menyatakan bahwa pada waktu Islam membimbing ummat manusia dalam kehidupannya sehari-hari, justru agama Kristen, dalam teori dan praktek mengajarkan kepada para penganutnya supaya berdo�a dan bersembahyang kepada Tuhan pada hari Minggu dan menerkam makhluk-Nya pada hari-hari selebihnya.
Tentang Pengarang : Sir Abdullah Archibald Hamilton
Sebelum memeluk agama Islam, beliau bernama Sir Charles Edward Archibald Watkin Hamilton. Memeluk agama Islam pada tanggal 20 Desember 1923. Beliau adalah seorang negarawan Inggris yang terkenal, mencapai tingkat kebangsawanan bermacam-macam. Beliau lahir pada tanggal 10 Desember 1876, seorang Letnan dalam Royal Defence Corp dan President Salsy Conservative Association.
http://solihin87.abatasa.co.id/post/kategori/2902/kisah-muallaf/3
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 10:35 pm, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Pendeta Amerika Pembenci Islam Akhirnya Jadi Mualaf
Cerita Misionaris Dunia "Yusuf Estes" Jadi Muallaf
Tidak pernah ada dibenak Yusuf Estes, seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam sebelumnya untuk memeluk agama penyempurna ini.
Yusuf Estes lahir dari keluarga Kristen yang taat di Midwest, Amerika Serikat. Keluarganya aktif dibidang sosial dan keagamaan, seperti membangun gereja dan sekolah di AS. Ia dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, Texas.
Keingintahuannya yang besar terkait ajaran Kristen membuatnya sering mengungjungi gereja-gereja lain sepeti Metodis, Episkopal, Nazareth, Agape, Presbyterian dan lainnya.
Hal ini yang membuatnya menjadi seorang Pendeta yang taat. Tapi selain itu Estes juga mempelajari agama lain seperti Hindu, Yahudi, dan Buddha.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/pendeta-amerika-pembenci-islam-akhirnya.html
Awalnya ia bekerja sebagai musisi di gereja sekaligus penginjil. Namun kini, ia berkeliling dunia dan telah banyak mengislamkan orang. Di bawah ini adalah penuturannya. Yusuf Estes lahir tahun 1944 di Ohio, AS. Tahun 1962 hingga 1990 ia bekerja sebagai musisi di gereja, penginjil sekaligus mengelola bisnis alat musik piano dan organ. Awal 1991 ia terlibat bisnis dengan seorang pengusaha Muslim asal Mesir bernama Muhammad Abd Rahim. Awalnya ia bermaksud meng-Kristenkan pria Mesir itu. Namun akhirnya ia justru memeluk Islam diikuti oleh istri, anak-anak, ayah serta mertuanya.
Ia menguasai bahasa Arab secara aktif, demikian juga ilmu Al-Quran selepas belajar di Mesir, Maroko dan Turki. Sejak 2006, Yusuf Estes secara regular tampil di PeaceTV, Huda TV, demikian pula IslamChannel yang bermarkas di Inggris. Ia juga muncul dalam serial televisi Islam untuk anak-anak bertajuk “Qasas Ul Anbiya” yang bercerita tentang kisah-kisah para Nabi.
Yusuf terlibat aktif di berbagai aktifitas dakwah. Misalnya, ia menjadi imam tetap di markas militer AS di Texas, dai di penjara sejak tahun1994, dan pernah menjadi delegasi PBB untuk perdamaian dunia. Syekh Yusuf telah meng-Islam-kan banyak kalangan, dari birokrat, guru, hingga pelajar. Berikut kisah Syekh Yusuf sebagaimana dituturkannya di situs www.islamtomorrow.com.
Nama saya Yusuf Estes. Saat ini dipercaya memimpin sebuah organisasi bagi Muslim asli Amerika. Kini sepanjang hidup saya berikan untuk Islam. Saya berkeliling dunia untuk memberikan ceramah dan berbagi pengalaman bagaimana Islam hadir dalam diri saya. Organisasi kami terbuka untuk berdialog dengan berbagai kalangan. Misalnya para pemuka agama seperti pendeta, rabi (ulama kaum Yahudi-red) dan lainnya dimanapun mereka berada.
Kebanyakan medan kerja kami adalah kawasan institusional seperti pusat militer, universitas, hingga penjara. Tujuan utama adalah untuk menunjukkan Islam yang sebenarnya dan memperkenalkan bagaimana hidup sebagai seorang Muslim. Meskipun Islam saat ini berkembang sebagai salah satu agama terbesar kedua setelah Kristen, namun masih banyak saja terjadi misinformasi tentang Islam. Misalnya Islam selalu diidentikkan dengan hal berbau Arab.
Banyak orang bertanya pada saya bagaimana mungkin seorang pendeta atau pastur Kristen bisa masuk Islam. Padahal tiap hari kami menyampaikan kebenaran Kristen. Belum lagi dengan berita-berita negatif tentang perilaku buruk Islam di media. Pasti tidak ada orang yang tertarik dengan Islam. Pernah seorang pria Kristen bertanya pada saya melalui e-mail kenapa dan bagaimana saya meninggalkan Kristen dan masuk Islam. Saya berterima kasih pada semua yang bersedia mendengar kisah saya berikut ini. Semoga Allah ridha.
Keluarga Kristen taat
Saya lahir di Ohio, besar dan bersekolah di Texas. Dalam tubuh saya mengalir darah Amerika, Irlandia dan Jerman hingga sering disebut WASP (white anglo saxon protestant). Keluarga kami adalah penganut Kristen yang sangat taat. Tahun 1949, ketika masih di bangku SD kami pindah ke Houston, Texas. Saya dan keluarga sering hadir secara rutin ke gereja. Malah saya dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, masih Texas.
Sebagai seorang remaja, saya punya keinginan untuk bisa berkunjung ke banyak gereja di berbagai tempat guna menambah pengalaman dan pengetahuan Kristen. Kala itu saya benar-benar haus untuk mempelajari ajaran Kristen. Tidak hanya ajaran Kristen, bahkan ajaran Hindu, Budha, Yahudi,hingga Metafisika juga saya pelajari. Hanya satu ajaran yang saya tidak begitu serius dan bahkan tidak menaruh perhatian sama sekali, yakni Islam.
Saya suka musik terutama klasik. Hingga saya sering dapat undangan menyanyi di berbagai gereja. Di kisaran tahun 1960-an saya mengajar musik dan tahun 1963 punya studio sendiri di Laurel, Maryland yang saya beri nama “Estes Music Studios.” Hingga tahun 1990 atau hampir 30 tahun lamanya saya bersama dengan ayah mengelola bisnis entertainment. Kami juga punya toko alat musik piano dan organ di Texas, Oklahoma hingga Florida.
Ayah dulu pernah aktif dalam aneka kegiatan gereja. Dari sekolah minggu hingga aktifitas penggalangan dana bagi pengembangan sekolah Kristen. Dia sangat menguasai Bibel dan juga terjemahannya. Melalui ayah pula saya belajar Bibel dalam berbagai versi dan terjemahan.
Ayah saya, seperti kebanyakan pendeta lainnya, selalu mendapat pertanyaan:”Apakah Tuhan yang menulis Bibel?” Biasanya jawabannya adalah: “Bibel adalah rangkaian kata inspirasi seorang lelaki yang berasal dari Tuhan.” Itu bermakna, menurut saya, manusialah yang menulis Bibel. Tentu saja, selama bertahun-tahun, jawaban itu menimbulkan banyak tanggapan bahkan penolakan. Namun ayah selalu menambahkan,”Akan tetapi (Bibel) itu tetap kata dari Tuhan yang diilhamkan kepada manusia.” Begitulah.
Mencari Tuhan
Beranjak dewasa dan memiliki usaha sendiri, akhirnya saya “menyerah”. Saya tidak mungkin jadi seorang pendeta. Saya takut bermental hipokrit. Saya belum bisa menerima tentang konsep Tuhan itu satu namun pada saat yang sama Dia menjadi “Tiga” atau Trinitas. Saya selalu bertanya-tanya, jika Dia “Tuhan Bapa” bagaimana mungkin pada saat yang sama juga menjadi “Anak Tuhan?”
Selama bertahun-tahun saya mencoba mencari Tuhan dengan berbagai cara. Saya pelajari dan cek dalam agama Budha, Hindu Metafisika, Taoisme, Yahudi dan banyak lagi. Bertahun-tahun saya pelajari hingga mendekati usia ke-50 saya belum menemukan siapa Tuhan yang sebenarnya. Lalu saya mencoba bergaul dengan banyak kalangan, termasuk dengan para evangelis dan penginjil yang punya pengalaman di berbagai tempat dan negara. Kami sering melakukan perjalanan jauh. Namun tidak ada jawaban yang memuaskan. Tidak ada yang mau menjawab siapa yang menulis Bibel sebenarnya, kenapa Bibel banyak versi padahal bukunya sama, kenapa banyak sekali terdapat kesalahan versi terkini dengan versi terdahulu. Dan, bahkan, dalam berbagai versi Bibel, saya tidak menemukan satupun kata “Trinitas.”
Kolega saya akhirnya tidak mampu meyakinkan saya. Mereka lelah mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan “nyeleneh” tersebut. Sampai akhirnya datanglah satu kejadian yang merupakan awal perjumpaan saya dengan Islam. Kejadian yang akhirnya meruntuhkan semua konsep-konsep dan keyakinan-keyakinan yang telah membebani saya selama bertahun-tahun. Solusi dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya datang justru dengan cara, yang menurut saya, aneh dan ganjil.
Jumpa pria Mesir
Ceritanya, awal 1991 ayah mencoba menjalin bisnis dengan seorang pengusaha dari Mesir. Ia meminta saya untuk bertemu dengan pria Mesir itu. Bagi saya inilah kali pertama mengadakan kontak bisnis internasional. Yang saya tahu tentang Mesir adalah piramid, patung Sphinx, dan sungai Nil. Hanya itu. Lalu ayah menyebut bahwa pria itu seorang Muslim.
Apa? Islam? Saya tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Menjalin hubungan dengan orang Islam? Spontan batin saya menolak. Tidak, no way! Saya mengingatkan ayah agar membatalkan kontak dengan pria itu dengan menyebut hal-hal negatif tentang orang Islam. Orang Islam teroris, pembajak, penculik, pengebom, dan entah apa lagi. Saya sebut juga mereka (orang Islam) tidak percaya dengan Tuhan, tiap hari kerjanya mencium tanah lima kali sehari, dan menyembah kotak hitam di tengah padang pasir (maksudnya Ka’bah-red.). Tidak! Saya tidak mau jumpa orang itu.
Ayah tetap mendesak. Ia menyebut orang itu sangat ramah dan baik hati. Akhirnya saya menyerah dan bersedia bertemu dengan pengusaha Islam tersebut. Tapi untuk pertemuan tersebut saya buat semacam “aturan” khusus. Antara lain; saya mau bertemu dengannya pada hari Minggu setelah kegiatan di gereja, sehingga punya “kekuatan” kala bertemu nanti. Saya musti bawa Bibel, pakai baju jubah dan peci ala gereja bertuliskan “Yesus Tuhan Kami.” Istri dan kedua anak perempuan saya juga harus datang di saat pertemuan pertamakali dengan orang Islam itu.
Tibalah hari H. Ketika saya masuk toko, langsung saya tanya pada ayah mana orang Islam itu. Ayah menunjuk seorang laki-laki di dekatnya. Mendadak saya dilanda kebingungan. Ah sepertinya pria itu bukan si Islam yang dimaksud. Hati saya membatin. Penampilannya tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki asal Mesir itu tidak berjanggut, bahkan tidak punya rambut sama sekali alias botak. Ia tidak bersorban dan tidak pula berjubah. Malah pakai jas.
Spontan saya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mengamati orang-orang yang hadir. Saya mencari-cari orang yang pakai jubah dengan surban melilit di kepalanya, berjenggot lebat serta alis mata tebal. Khas orang Arab. Namun tidak ada seorangpun yang memenuhi kriteria saya. Yang lebih mengejutkan, pria itu malah menegur saya dengan sangat ramah. Ia menyambut dan menjabat tangan saya dengan hangat. Namun saya tidak terkesan dengan tingkahnya itu. Hanya ada satu pikiran, yakni bagaimana meng-Kristenkan pria Mesir itu.
Interogasi
Selepas perkenalan singkat, saya pun mulai “menginterogasi” pria Mesir tersebut. Anda percaya dengan Tuhan? tanya saya mengawali. Pria itu menjawab ya. Saya mencocornya lagi dengan rentetan pertanyaan lain seperti keyakinan Islam kepada Nabi Adam, Ibrahim. Musa, Daud, Sulaiman hingga Isa Al-Masih. Saya dibuat terpana kala mendengar jawabannya. Ia menjelaskan Islam percaya dengan Nabi-Nabi yang saya sebut tadi. Bahkan makin ternganga kala diberitahu Islam juga beriman dengan salah satu Kitab Allah yakni Injil dan Nabi Isa adalah salah satu utusan-Nya. Fantastik!
Yang bikin saya syok adalah tatkala mengetahui ternyata Islam juga percaya dengan Almasih (baca: Nabi Isa). Dalam Islam ternyata Isa diimani; sebagai utusan Tuhan dan bukan Tuhan, lahir tanpa seorang ayah, ibunya adalah Maryam. Ini sudah lebih dari cukup bagi saya untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Ah padahal sebelumnya saya sangat benci dengan Islam. Kini saya harus mempelajarinya? Bagaimana mungkin?
Akhirnya kami jadi sering bertemu dan berdiskusi terutama tentang keimanan. Pria ini sangat lain. Ramah, kalem, dan terkesan pemalu. Ia mendengar dengan serius setiap kata-kata saya dan tidak menyela sedikitpun. Lama kelamaan saya jadi menyukai pria itu. Namun waktu itu yang masih terpikir oleh saya adalah mencari cara untuk mengajaknya masuk Kristen. Orang ini sangat potensial menurut saya.
Menjadi mitra bisnis
Saya akhirnya setuju untuk menjalin bisnis dengan pengusaha Mesir itu. Kami sering mengadakan perjalanan bisnis di sepanjang kawasan Utara Texas. Sepanjang hari kami justru banyak berdiskusi hal keyakinan Islam dan Kristen ketimbang masalah bisnis. Kami bicara tentang konsep Tuhan, arti hidup, maksud penciptaan manusia dan alam serta isinya, tentang Nabi, dan banyak lainnya lagi.
Satu ketika saya dapat kabar Muhammad bermaksud pindah rumah. Selama ini ia tinggal bersama dengan seorang temannya. Ia berencana untuk tinggal di mesjid selama beberapa waktu. Saya dan ayah mengajaknya tinggal di rumah kami saja. Ia pun setuju.
Satu ketika salah seorang teman saya –seorang pendeta- mengalami serangan jantung. Kami membawanya ke rumah sakit terdekat dan tinggal beberapa saat disana. Saya pun musti menjenguknya beberapa kali dalam seminggu. Muhammad sering saya ajak serta. Rupanya teman saya itu tidak begitu suka. Bahkan ia dengan nyata menolak berdiskusi apapun tentang Islam. Hingga satu hari datang pasien baru. Seorang pria yang kemudian tinggal satu kamar di rumah sakit dengan teman saya. Ia menggunakan kursi roda. Saya berkenalan dengan pria itu. Sekilas tampaknya pria itu seperti sedang depresi berat.
Pria di kursi roda mencari Tuhan
Akhirnya saya tahu pria itu kesepian dan depresi berat serta butuh teman dalam hidupnya. Jadilah saya mencoba mengingatkan dia tentang Tuhan. Saya kisahkan tentang Nabi Yunus yang hidup dalam perut ikan. Sendirian dalam gelap namun masih ada Tuhan bersamanya.
Selepas mendengar kisah itu, pria berkursi roda itu mendongakkan kepalanya seraya meminta maaf. Ia menceritakan bahwa ada sedikit masalah yang melandanya. Selanjutnya ia ia ingin mengakuinya kesalahannya itu di hadapan saya. Saya berujar bahwa saya bukan seorang pendeta. Pria itu justru menjawab; “Sebenarnya saya dulu seorang pendeta.”
“Apa? Saya barusan menceramahi seorang pendeta ? Saya benar-benar syok kala itu. Kenapa jadi begini? Apa yang terjadi dengan dunia ini sebenarnya?
Rupanya pendeta itu –namanya Peter Jacobs- adalah mantan misionaris yang telah berkeliling Amerika Latin dan Meksiko selama 12 tahun. Kini ia malah depresi dan butuh istirahat. Saya menawarkannya untuk tinggal di rumah kami. Dalam perjalanan ke rumah, saya berdiskusi dengan Peter tentang Islam. Saya sungguh terkejut kala diberitahu para pendeta Kristen juga belajar tentang Islam dan bahkan sebagiannya ada yang doktor di bidang itu. Ini hal baru bagi saya tentunya.
Sejak itu, Muhammad, Peter dan saya sering terlibat diskusi hingga larut malam. Satu ketika masuk ke masalah kitab-kitab suci. Saya takjub kala Muhammad menceritakan bahwa dari pertama diturunkan hingga saat ini atau selama 1400 tahun Al-Quran hanya ada satu versi. Al-Quran dihafal oleh jutaan Muslim di seluruh dunia dengan satu bahasa yaitu Arab. Sungguh mustahil. Bagaimana mungkin kitab suci kami bisa berubah-ubah dengan berbagai versi sementara Al-Quran tetap terpelihara?
Sang pendeta masuk Islam!
Satu hari pendeta Peter Jacobs ingin melihat apa yang dilakukan orang Islam di Mesjid. Ia pun ikut Muhammad. Sepulang dari sana saya bertanya pada Peter ada kegiatan apa di sana. Peter menyebut tidak ada acara apa-apa di mesjid. Mereka (orang Islam) cuma datang dan shalat saja. Tidak ada acara seremoni apapun. Apa? tidak ada ceramah atau nyanyian apapun?
Beberapa hari kemudian Peter minta ikut lagi ke mesjid. Namun kali ini lain. Mereka tidak pulang-pulang hingga larut malam. Saya khawatir sesuatu terjadi terhadap mereka. Akhirnya Muhammad kembali dengan seorang pria berjubah. Saya sungguh terkejut dengan laki-laki yang datang bersama Muhammad itu. Ia mengenakan jubah dan topi putih. Ah rupanya si Peter. Ada apa dengan kamu tanya saya. Jawaban Peter bak petir di siang bolong. Ia menyebut sudah bersyahadah. Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Pendeta masuk Islam?
Saya benar-benar syok dan semalaman tidak bisa tidur memikirkan hal itu. Saya ceritakan kejadian tersebut kepada istri. Istri saya justru menyatakan ia juga ingin masuk Islam, karena itulah yang benar. Oh Tuhan! Saya benar-benar tidak percaya.
Saya turun ke bawah dan membangunkan Muhammad seraya minta waktu diskusi dengannya. Sepanjang malam hingga subuh kami bertukar pendapat. Muhammad minta izin shalat Subuh. Ketika itu saya mendapat firasat, kebenaran telah datang. Saya harus membuat pilihan. Lalu saya keluar rumah. Persis di belakang rumah, saya memungut sepotong papan. Lalu saya letakkan papan itu menghadap ke arah orang Islam shalat. Saya pun bersujud menghadap kiblat dan meminta petunjuk-Nya.
Sekeluarga masuk Islam
Pagi itu, pukul 11, saya bersyahadah di hadapan dua orang saksi, mantan pendeta Peter Jacobs dan Muhammad Abd. Rahman. Alhamdulillah, di usia ke-47 saya jadi seorang Muslim. Beberapa menit kemudian istri saya juga ikut bersyahadah. Ayah baru memeluk Islam beberapa bulan kemudian. Sejak itu saya dan ayah sering ke mesjid terdekat di kota kami. Ayah mertua saya akhirnya juga mengikuti kami. Di usianya yang ke-86 ia memeluk Islam. Mertua saya meninggal persis beberapa bulan selepas bersyahadah. Semoga Allah ampuni dia. Amiin.
Adapun anak-anak saya pindahkan dari sekolah Kristen ke sekolah Islam. Setelah sepuluh tahun bersyahadah, mereka telah mampu menghafal beberapa juz Al-Quran.
Sejak itu saya habiskan waktu hanya untuk Islam. Saya berdakwah ke mana-mana, hingga ke luar Amerika. Banyak sudah yang memeluk Islam. Baik dari kalangan birokrat, guru, dan pelajar dari berbagai agama. Dari Hindu, Katolik, Protestan, Yahudi, Rusia Orthodok, hingga Atheis. Saat ini saya juga mengelola sebuah website yakni Islamalways.com yang punya motto terkenal, " where we're always open 24 hours a day and always plenty of free parking." (kami buka 24 jam sehari dan banyak tempat parkir gratis).
Islam telah mengubah cara saya melihat kehidupan ini dengan lebih bermakna. Semoga Allah pelihara hidayah yang sudah ada pada kita dan sebarkan hidayah itu ke seluruh alam. Amin.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/pendeta-amerika-pembenci-islam-akhirnya.html
Cerita Misionaris Dunia "Yusuf Estes" Jadi Muallaf
Tidak pernah ada dibenak Yusuf Estes, seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam sebelumnya untuk memeluk agama penyempurna ini.
Yusuf Estes lahir dari keluarga Kristen yang taat di Midwest, Amerika Serikat. Keluarganya aktif dibidang sosial dan keagamaan, seperti membangun gereja dan sekolah di AS. Ia dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, Texas.
Keingintahuannya yang besar terkait ajaran Kristen membuatnya sering mengungjungi gereja-gereja lain sepeti Metodis, Episkopal, Nazareth, Agape, Presbyterian dan lainnya.
Hal ini yang membuatnya menjadi seorang Pendeta yang taat. Tapi selain itu Estes juga mempelajari agama lain seperti Hindu, Yahudi, dan Buddha.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/pendeta-amerika-pembenci-islam-akhirnya.html
Awalnya ia bekerja sebagai musisi di gereja sekaligus penginjil. Namun kini, ia berkeliling dunia dan telah banyak mengislamkan orang. Di bawah ini adalah penuturannya. Yusuf Estes lahir tahun 1944 di Ohio, AS. Tahun 1962 hingga 1990 ia bekerja sebagai musisi di gereja, penginjil sekaligus mengelola bisnis alat musik piano dan organ. Awal 1991 ia terlibat bisnis dengan seorang pengusaha Muslim asal Mesir bernama Muhammad Abd Rahim. Awalnya ia bermaksud meng-Kristenkan pria Mesir itu. Namun akhirnya ia justru memeluk Islam diikuti oleh istri, anak-anak, ayah serta mertuanya.
Ia menguasai bahasa Arab secara aktif, demikian juga ilmu Al-Quran selepas belajar di Mesir, Maroko dan Turki. Sejak 2006, Yusuf Estes secara regular tampil di PeaceTV, Huda TV, demikian pula IslamChannel yang bermarkas di Inggris. Ia juga muncul dalam serial televisi Islam untuk anak-anak bertajuk “Qasas Ul Anbiya” yang bercerita tentang kisah-kisah para Nabi.
Yusuf terlibat aktif di berbagai aktifitas dakwah. Misalnya, ia menjadi imam tetap di markas militer AS di Texas, dai di penjara sejak tahun1994, dan pernah menjadi delegasi PBB untuk perdamaian dunia. Syekh Yusuf telah meng-Islam-kan banyak kalangan, dari birokrat, guru, hingga pelajar. Berikut kisah Syekh Yusuf sebagaimana dituturkannya di situs www.islamtomorrow.com.
Nama saya Yusuf Estes. Saat ini dipercaya memimpin sebuah organisasi bagi Muslim asli Amerika. Kini sepanjang hidup saya berikan untuk Islam. Saya berkeliling dunia untuk memberikan ceramah dan berbagi pengalaman bagaimana Islam hadir dalam diri saya. Organisasi kami terbuka untuk berdialog dengan berbagai kalangan. Misalnya para pemuka agama seperti pendeta, rabi (ulama kaum Yahudi-red) dan lainnya dimanapun mereka berada.
Kebanyakan medan kerja kami adalah kawasan institusional seperti pusat militer, universitas, hingga penjara. Tujuan utama adalah untuk menunjukkan Islam yang sebenarnya dan memperkenalkan bagaimana hidup sebagai seorang Muslim. Meskipun Islam saat ini berkembang sebagai salah satu agama terbesar kedua setelah Kristen, namun masih banyak saja terjadi misinformasi tentang Islam. Misalnya Islam selalu diidentikkan dengan hal berbau Arab.
Banyak orang bertanya pada saya bagaimana mungkin seorang pendeta atau pastur Kristen bisa masuk Islam. Padahal tiap hari kami menyampaikan kebenaran Kristen. Belum lagi dengan berita-berita negatif tentang perilaku buruk Islam di media. Pasti tidak ada orang yang tertarik dengan Islam. Pernah seorang pria Kristen bertanya pada saya melalui e-mail kenapa dan bagaimana saya meninggalkan Kristen dan masuk Islam. Saya berterima kasih pada semua yang bersedia mendengar kisah saya berikut ini. Semoga Allah ridha.
Keluarga Kristen taat
Saya lahir di Ohio, besar dan bersekolah di Texas. Dalam tubuh saya mengalir darah Amerika, Irlandia dan Jerman hingga sering disebut WASP (white anglo saxon protestant). Keluarga kami adalah penganut Kristen yang sangat taat. Tahun 1949, ketika masih di bangku SD kami pindah ke Houston, Texas. Saya dan keluarga sering hadir secara rutin ke gereja. Malah saya dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, masih Texas.
Sebagai seorang remaja, saya punya keinginan untuk bisa berkunjung ke banyak gereja di berbagai tempat guna menambah pengalaman dan pengetahuan Kristen. Kala itu saya benar-benar haus untuk mempelajari ajaran Kristen. Tidak hanya ajaran Kristen, bahkan ajaran Hindu, Budha, Yahudi,hingga Metafisika juga saya pelajari. Hanya satu ajaran yang saya tidak begitu serius dan bahkan tidak menaruh perhatian sama sekali, yakni Islam.
Saya suka musik terutama klasik. Hingga saya sering dapat undangan menyanyi di berbagai gereja. Di kisaran tahun 1960-an saya mengajar musik dan tahun 1963 punya studio sendiri di Laurel, Maryland yang saya beri nama “Estes Music Studios.” Hingga tahun 1990 atau hampir 30 tahun lamanya saya bersama dengan ayah mengelola bisnis entertainment. Kami juga punya toko alat musik piano dan organ di Texas, Oklahoma hingga Florida.
Ayah dulu pernah aktif dalam aneka kegiatan gereja. Dari sekolah minggu hingga aktifitas penggalangan dana bagi pengembangan sekolah Kristen. Dia sangat menguasai Bibel dan juga terjemahannya. Melalui ayah pula saya belajar Bibel dalam berbagai versi dan terjemahan.
Ayah saya, seperti kebanyakan pendeta lainnya, selalu mendapat pertanyaan:”Apakah Tuhan yang menulis Bibel?” Biasanya jawabannya adalah: “Bibel adalah rangkaian kata inspirasi seorang lelaki yang berasal dari Tuhan.” Itu bermakna, menurut saya, manusialah yang menulis Bibel. Tentu saja, selama bertahun-tahun, jawaban itu menimbulkan banyak tanggapan bahkan penolakan. Namun ayah selalu menambahkan,”Akan tetapi (Bibel) itu tetap kata dari Tuhan yang diilhamkan kepada manusia.” Begitulah.
Mencari Tuhan
Beranjak dewasa dan memiliki usaha sendiri, akhirnya saya “menyerah”. Saya tidak mungkin jadi seorang pendeta. Saya takut bermental hipokrit. Saya belum bisa menerima tentang konsep Tuhan itu satu namun pada saat yang sama Dia menjadi “Tiga” atau Trinitas. Saya selalu bertanya-tanya, jika Dia “Tuhan Bapa” bagaimana mungkin pada saat yang sama juga menjadi “Anak Tuhan?”
Selama bertahun-tahun saya mencoba mencari Tuhan dengan berbagai cara. Saya pelajari dan cek dalam agama Budha, Hindu Metafisika, Taoisme, Yahudi dan banyak lagi. Bertahun-tahun saya pelajari hingga mendekati usia ke-50 saya belum menemukan siapa Tuhan yang sebenarnya. Lalu saya mencoba bergaul dengan banyak kalangan, termasuk dengan para evangelis dan penginjil yang punya pengalaman di berbagai tempat dan negara. Kami sering melakukan perjalanan jauh. Namun tidak ada jawaban yang memuaskan. Tidak ada yang mau menjawab siapa yang menulis Bibel sebenarnya, kenapa Bibel banyak versi padahal bukunya sama, kenapa banyak sekali terdapat kesalahan versi terkini dengan versi terdahulu. Dan, bahkan, dalam berbagai versi Bibel, saya tidak menemukan satupun kata “Trinitas.”
Kolega saya akhirnya tidak mampu meyakinkan saya. Mereka lelah mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan “nyeleneh” tersebut. Sampai akhirnya datanglah satu kejadian yang merupakan awal perjumpaan saya dengan Islam. Kejadian yang akhirnya meruntuhkan semua konsep-konsep dan keyakinan-keyakinan yang telah membebani saya selama bertahun-tahun. Solusi dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya datang justru dengan cara, yang menurut saya, aneh dan ganjil.
Jumpa pria Mesir
Ceritanya, awal 1991 ayah mencoba menjalin bisnis dengan seorang pengusaha dari Mesir. Ia meminta saya untuk bertemu dengan pria Mesir itu. Bagi saya inilah kali pertama mengadakan kontak bisnis internasional. Yang saya tahu tentang Mesir adalah piramid, patung Sphinx, dan sungai Nil. Hanya itu. Lalu ayah menyebut bahwa pria itu seorang Muslim.
Apa? Islam? Saya tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Menjalin hubungan dengan orang Islam? Spontan batin saya menolak. Tidak, no way! Saya mengingatkan ayah agar membatalkan kontak dengan pria itu dengan menyebut hal-hal negatif tentang orang Islam. Orang Islam teroris, pembajak, penculik, pengebom, dan entah apa lagi. Saya sebut juga mereka (orang Islam) tidak percaya dengan Tuhan, tiap hari kerjanya mencium tanah lima kali sehari, dan menyembah kotak hitam di tengah padang pasir (maksudnya Ka’bah-red.). Tidak! Saya tidak mau jumpa orang itu.
Ayah tetap mendesak. Ia menyebut orang itu sangat ramah dan baik hati. Akhirnya saya menyerah dan bersedia bertemu dengan pengusaha Islam tersebut. Tapi untuk pertemuan tersebut saya buat semacam “aturan” khusus. Antara lain; saya mau bertemu dengannya pada hari Minggu setelah kegiatan di gereja, sehingga punya “kekuatan” kala bertemu nanti. Saya musti bawa Bibel, pakai baju jubah dan peci ala gereja bertuliskan “Yesus Tuhan Kami.” Istri dan kedua anak perempuan saya juga harus datang di saat pertemuan pertamakali dengan orang Islam itu.
Tibalah hari H. Ketika saya masuk toko, langsung saya tanya pada ayah mana orang Islam itu. Ayah menunjuk seorang laki-laki di dekatnya. Mendadak saya dilanda kebingungan. Ah sepertinya pria itu bukan si Islam yang dimaksud. Hati saya membatin. Penampilannya tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki asal Mesir itu tidak berjanggut, bahkan tidak punya rambut sama sekali alias botak. Ia tidak bersorban dan tidak pula berjubah. Malah pakai jas.
Spontan saya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mengamati orang-orang yang hadir. Saya mencari-cari orang yang pakai jubah dengan surban melilit di kepalanya, berjenggot lebat serta alis mata tebal. Khas orang Arab. Namun tidak ada seorangpun yang memenuhi kriteria saya. Yang lebih mengejutkan, pria itu malah menegur saya dengan sangat ramah. Ia menyambut dan menjabat tangan saya dengan hangat. Namun saya tidak terkesan dengan tingkahnya itu. Hanya ada satu pikiran, yakni bagaimana meng-Kristenkan pria Mesir itu.
Interogasi
Selepas perkenalan singkat, saya pun mulai “menginterogasi” pria Mesir tersebut. Anda percaya dengan Tuhan? tanya saya mengawali. Pria itu menjawab ya. Saya mencocornya lagi dengan rentetan pertanyaan lain seperti keyakinan Islam kepada Nabi Adam, Ibrahim. Musa, Daud, Sulaiman hingga Isa Al-Masih. Saya dibuat terpana kala mendengar jawabannya. Ia menjelaskan Islam percaya dengan Nabi-Nabi yang saya sebut tadi. Bahkan makin ternganga kala diberitahu Islam juga beriman dengan salah satu Kitab Allah yakni Injil dan Nabi Isa adalah salah satu utusan-Nya. Fantastik!
Yang bikin saya syok adalah tatkala mengetahui ternyata Islam juga percaya dengan Almasih (baca: Nabi Isa). Dalam Islam ternyata Isa diimani; sebagai utusan Tuhan dan bukan Tuhan, lahir tanpa seorang ayah, ibunya adalah Maryam. Ini sudah lebih dari cukup bagi saya untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Ah padahal sebelumnya saya sangat benci dengan Islam. Kini saya harus mempelajarinya? Bagaimana mungkin?
Akhirnya kami jadi sering bertemu dan berdiskusi terutama tentang keimanan. Pria ini sangat lain. Ramah, kalem, dan terkesan pemalu. Ia mendengar dengan serius setiap kata-kata saya dan tidak menyela sedikitpun. Lama kelamaan saya jadi menyukai pria itu. Namun waktu itu yang masih terpikir oleh saya adalah mencari cara untuk mengajaknya masuk Kristen. Orang ini sangat potensial menurut saya.
Menjadi mitra bisnis
Saya akhirnya setuju untuk menjalin bisnis dengan pengusaha Mesir itu. Kami sering mengadakan perjalanan bisnis di sepanjang kawasan Utara Texas. Sepanjang hari kami justru banyak berdiskusi hal keyakinan Islam dan Kristen ketimbang masalah bisnis. Kami bicara tentang konsep Tuhan, arti hidup, maksud penciptaan manusia dan alam serta isinya, tentang Nabi, dan banyak lainnya lagi.
Satu ketika saya dapat kabar Muhammad bermaksud pindah rumah. Selama ini ia tinggal bersama dengan seorang temannya. Ia berencana untuk tinggal di mesjid selama beberapa waktu. Saya dan ayah mengajaknya tinggal di rumah kami saja. Ia pun setuju.
Satu ketika salah seorang teman saya –seorang pendeta- mengalami serangan jantung. Kami membawanya ke rumah sakit terdekat dan tinggal beberapa saat disana. Saya pun musti menjenguknya beberapa kali dalam seminggu. Muhammad sering saya ajak serta. Rupanya teman saya itu tidak begitu suka. Bahkan ia dengan nyata menolak berdiskusi apapun tentang Islam. Hingga satu hari datang pasien baru. Seorang pria yang kemudian tinggal satu kamar di rumah sakit dengan teman saya. Ia menggunakan kursi roda. Saya berkenalan dengan pria itu. Sekilas tampaknya pria itu seperti sedang depresi berat.
Pria di kursi roda mencari Tuhan
Akhirnya saya tahu pria itu kesepian dan depresi berat serta butuh teman dalam hidupnya. Jadilah saya mencoba mengingatkan dia tentang Tuhan. Saya kisahkan tentang Nabi Yunus yang hidup dalam perut ikan. Sendirian dalam gelap namun masih ada Tuhan bersamanya.
Selepas mendengar kisah itu, pria berkursi roda itu mendongakkan kepalanya seraya meminta maaf. Ia menceritakan bahwa ada sedikit masalah yang melandanya. Selanjutnya ia ia ingin mengakuinya kesalahannya itu di hadapan saya. Saya berujar bahwa saya bukan seorang pendeta. Pria itu justru menjawab; “Sebenarnya saya dulu seorang pendeta.”
“Apa? Saya barusan menceramahi seorang pendeta ? Saya benar-benar syok kala itu. Kenapa jadi begini? Apa yang terjadi dengan dunia ini sebenarnya?
Rupanya pendeta itu –namanya Peter Jacobs- adalah mantan misionaris yang telah berkeliling Amerika Latin dan Meksiko selama 12 tahun. Kini ia malah depresi dan butuh istirahat. Saya menawarkannya untuk tinggal di rumah kami. Dalam perjalanan ke rumah, saya berdiskusi dengan Peter tentang Islam. Saya sungguh terkejut kala diberitahu para pendeta Kristen juga belajar tentang Islam dan bahkan sebagiannya ada yang doktor di bidang itu. Ini hal baru bagi saya tentunya.
Sejak itu, Muhammad, Peter dan saya sering terlibat diskusi hingga larut malam. Satu ketika masuk ke masalah kitab-kitab suci. Saya takjub kala Muhammad menceritakan bahwa dari pertama diturunkan hingga saat ini atau selama 1400 tahun Al-Quran hanya ada satu versi. Al-Quran dihafal oleh jutaan Muslim di seluruh dunia dengan satu bahasa yaitu Arab. Sungguh mustahil. Bagaimana mungkin kitab suci kami bisa berubah-ubah dengan berbagai versi sementara Al-Quran tetap terpelihara?
Sang pendeta masuk Islam!
Satu hari pendeta Peter Jacobs ingin melihat apa yang dilakukan orang Islam di Mesjid. Ia pun ikut Muhammad. Sepulang dari sana saya bertanya pada Peter ada kegiatan apa di sana. Peter menyebut tidak ada acara apa-apa di mesjid. Mereka (orang Islam) cuma datang dan shalat saja. Tidak ada acara seremoni apapun. Apa? tidak ada ceramah atau nyanyian apapun?
Beberapa hari kemudian Peter minta ikut lagi ke mesjid. Namun kali ini lain. Mereka tidak pulang-pulang hingga larut malam. Saya khawatir sesuatu terjadi terhadap mereka. Akhirnya Muhammad kembali dengan seorang pria berjubah. Saya sungguh terkejut dengan laki-laki yang datang bersama Muhammad itu. Ia mengenakan jubah dan topi putih. Ah rupanya si Peter. Ada apa dengan kamu tanya saya. Jawaban Peter bak petir di siang bolong. Ia menyebut sudah bersyahadah. Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Pendeta masuk Islam?
Saya benar-benar syok dan semalaman tidak bisa tidur memikirkan hal itu. Saya ceritakan kejadian tersebut kepada istri. Istri saya justru menyatakan ia juga ingin masuk Islam, karena itulah yang benar. Oh Tuhan! Saya benar-benar tidak percaya.
Saya turun ke bawah dan membangunkan Muhammad seraya minta waktu diskusi dengannya. Sepanjang malam hingga subuh kami bertukar pendapat. Muhammad minta izin shalat Subuh. Ketika itu saya mendapat firasat, kebenaran telah datang. Saya harus membuat pilihan. Lalu saya keluar rumah. Persis di belakang rumah, saya memungut sepotong papan. Lalu saya letakkan papan itu menghadap ke arah orang Islam shalat. Saya pun bersujud menghadap kiblat dan meminta petunjuk-Nya.
Sekeluarga masuk Islam
Pagi itu, pukul 11, saya bersyahadah di hadapan dua orang saksi, mantan pendeta Peter Jacobs dan Muhammad Abd. Rahman. Alhamdulillah, di usia ke-47 saya jadi seorang Muslim. Beberapa menit kemudian istri saya juga ikut bersyahadah. Ayah baru memeluk Islam beberapa bulan kemudian. Sejak itu saya dan ayah sering ke mesjid terdekat di kota kami. Ayah mertua saya akhirnya juga mengikuti kami. Di usianya yang ke-86 ia memeluk Islam. Mertua saya meninggal persis beberapa bulan selepas bersyahadah. Semoga Allah ampuni dia. Amiin.
Adapun anak-anak saya pindahkan dari sekolah Kristen ke sekolah Islam. Setelah sepuluh tahun bersyahadah, mereka telah mampu menghafal beberapa juz Al-Quran.
Sejak itu saya habiskan waktu hanya untuk Islam. Saya berdakwah ke mana-mana, hingga ke luar Amerika. Banyak sudah yang memeluk Islam. Baik dari kalangan birokrat, guru, dan pelajar dari berbagai agama. Dari Hindu, Katolik, Protestan, Yahudi, Rusia Orthodok, hingga Atheis. Saat ini saya juga mengelola sebuah website yakni Islamalways.com yang punya motto terkenal, " where we're always open 24 hours a day and always plenty of free parking." (kami buka 24 jam sehari dan banyak tempat parkir gratis).
Islam telah mengubah cara saya melihat kehidupan ini dengan lebih bermakna. Semoga Allah pelihara hidayah yang sudah ada pada kita dan sebarkan hidayah itu ke seluruh alam. Amin.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/04/pendeta-amerika-pembenci-islam-akhirnya.html
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Fri Aug 23, 2013 10:51 pm, total 2 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
@TS
Tolong dimuat sumber beritanya dalam setiap pemberitaan, agar nanti tidak terlempar ke tempat sampah.
Tolong dimuat sumber beritanya dalam setiap pemberitaan, agar nanti tidak terlempar ke tempat sampah.
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
@TS
Belum semua lengkap, Contoh:
Urusan Mualafnya bella Saphira juga tidak ada Link sumbernya.
tolong dilengkapi semua, atas nama Tertib aturan Forum. Saya masih beri Waktu.
Terima Kasih
Belum semua lengkap, Contoh:
Urusan Mualafnya bella Saphira juga tidak ada Link sumbernya.
tolong dilengkapi semua, atas nama Tertib aturan Forum. Saya masih beri Waktu.
Terima Kasih
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Para MUALAF
ok, itu sih dari okezone, dan banyak sumber lain.
kalau tidak aku cantumkan berarti beritanya aku olah dari berbagai sumber
kalau tidak aku cantumkan berarti beritanya aku olah dari berbagai sumber
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
silahkan lengkapi satu persatu post anda, dengan link / Sumbernya.
Agar anda tidak kewalahan, saya beri waktu 3x anda OL diforum ini untuk melengkapinya. Kalau setelah itu masih belum lengkap, terpaksa saya ambil tindakan.
Terima kasih atas atensinya
Agar anda tidak kewalahan, saya beri waktu 3x anda OL diforum ini untuk melengkapinya. Kalau setelah itu masih belum lengkap, terpaksa saya ambil tindakan.
Terima kasih atas atensinya
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Para MUALAF
kalau banyak sumber gimana donk...
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
cari sumber yg sama percis dengan Copasan anda.
Sudah lebih dari cukup penjelasan saya demi penegakan Aturan Forum ini.
Cukup dan sekian
Sudah lebih dari cukup penjelasan saya demi penegakan Aturan Forum ini.
Cukup dan sekian
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Para MUALAF
kalau gitu yang lainnya aku tulis dll aja
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Silahkan saja, Mau ikuti aturan forum atau tidak mau mengikuti aturan forum
Saya sudah berbaik Hati untuk mengIngatkan resikonya, meskipun sebetulnya sudah tertulis di SF Aturan Forum.
Saya sudah berbaik Hati untuk mengIngatkan resikonya, meskipun sebetulnya sudah tertulis di SF Aturan Forum.
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Para MUALAF
seperti kalau foto kan ketahuan dari sumber link fotonya, soalnya aku ambilnya dari tempat lain yang berbeda, karena di link beritanay sering tak ada fotonya...
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Melawan Seorang Da'i, 3 Orang Pendeta Jadi Mualaf
Direktur pelaksana Dewan Internasional Untuk Pengenalan Islam (DIUPI), yang merupakan subordinat dari lembaga Islam Internasional, Rabithah Alam Islami, Syaikh Shalih bin Muhammad bin Abdul Wahid memuji kerja keras yang diupayakan kerajaan Arab Saudi di bidang dakwah kepada Allah.
Syaikh Shalih Abdul Wahid dalam keterangan persnya kepada kantor berita Saudi (WAS) melaporkan, buah pertama yang telah dipetik dari proyek ini adalah debat yang diselenggarakan di Ethiopia oleh salah seorang Da’i DIUPI di sana, yaitu Syaikh Qamar Husain, pengarang dua buah buku tentang Islam, Injil dan Taurat. Kedua bukunya itu laku keras, sampai-sampai kebanyakan pendeta di sana tergerak untuk membacanya. Hal itu mendorong mereka untuk meminta bertemu langsung dengan Syaikh Qamar. Jumlah mereka ada 20 orang.
Syaikh Shalih menjelaskan, setelah pertemuan itu, para pendeta itu meminta diadakannya debat terbuka di hadapan publik. Tak ayal, sekitar 10.000 orang yang terdiri dari umat Islam dan umat Nasrani hadir dalam debat terbuka yang bersejarah itu. Debat yang berlangsung selama 6 jam itu terfokus pada tiga tema. Hasilnya sungguh amat mencengangkan sekaligus menggembirakan kubu Islam di mana setelah debat itu usai, 144 orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita masuk Islam dalam satu waktu, di antara mereka terdapat 3 orang pendeta.
Lebih lanjut Syaikh Shalih menambahkan, ketiga pendeta itu merasakan nikmatnya Islam dan setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat mereka bercita-cita untuk melaksanakan ibadah Haji. Cita-cita tersebut diamini oleh pihak DIUPI yang menyatakan kesediaannya menanggung ongkos haji ketiga muallaf tersebut bersama sejumlah Da’i.
Salah satu tema yang sangat menonjol sehingga menggugah hati para muallaf itu untuk masuk Islam dalam debat itu, seperti yang disiratkan Syaikh Shalih adalah apa yang dilakukan sang Da’i, Qamar Husain yang mengajak mereka berdiskusi seputar syubhat yang terdapat dalam kedua buku karyanya tersebut, terlebih karena beliau sudah hafal di luar kepala isi kedua bukunya itu. Ditambah lagi dengan diadakannya dialog bersama para pendeta itu di lokasi kiblat yang penyebutannya terdapat dalam Taurat mereka. Dalam hal ini, Da’i Islam itu membantah pendapat mereka melalui teks-teks Taurat yang menyatakan bahwa Nabi Isa AS menyebutkan agar mereka menghadap kiblat selain Baitul Maqdis sepeninggal beliau.
Informasi yang terdapat dalam teks Taurat tersebut menurut Syaik Qamar, tidak berani diotak-atik oleh para pendeta maupun diinterpretasikan. Karenanya, beliau mengingatkan mereka terkait hal itu dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah yang berbunyi (artinya),“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb-nya; dan Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.al-Baqarah:144)
Syaikh Shalih, direktur pelaksana DIUPI menjelaskan, misi DIUPI adalah memperkenalkan Islam, dengan target memperkenalkan keindahan-keindahan Islam, mempublikasikan gambaran yang benar tentang masyarakat Islam dalam beragam bahasa, membela Islam di seluruh medan kehidupan serta bekerja untuk merealisasikan risalah Islam dalam menyebarkan keamanan, kedamaian, pembangunan peradaban, menjaga hak-hak Islam dan menyebarkan risalah Islam yang abadi ke seluruh dunia.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/01/melawan-seorang-dai-3-orang-pendeta.html
Direktur pelaksana Dewan Internasional Untuk Pengenalan Islam (DIUPI), yang merupakan subordinat dari lembaga Islam Internasional, Rabithah Alam Islami, Syaikh Shalih bin Muhammad bin Abdul Wahid memuji kerja keras yang diupayakan kerajaan Arab Saudi di bidang dakwah kepada Allah.
Syaikh Shalih Abdul Wahid dalam keterangan persnya kepada kantor berita Saudi (WAS) melaporkan, buah pertama yang telah dipetik dari proyek ini adalah debat yang diselenggarakan di Ethiopia oleh salah seorang Da’i DIUPI di sana, yaitu Syaikh Qamar Husain, pengarang dua buah buku tentang Islam, Injil dan Taurat. Kedua bukunya itu laku keras, sampai-sampai kebanyakan pendeta di sana tergerak untuk membacanya. Hal itu mendorong mereka untuk meminta bertemu langsung dengan Syaikh Qamar. Jumlah mereka ada 20 orang.
Syaikh Shalih menjelaskan, setelah pertemuan itu, para pendeta itu meminta diadakannya debat terbuka di hadapan publik. Tak ayal, sekitar 10.000 orang yang terdiri dari umat Islam dan umat Nasrani hadir dalam debat terbuka yang bersejarah itu. Debat yang berlangsung selama 6 jam itu terfokus pada tiga tema. Hasilnya sungguh amat mencengangkan sekaligus menggembirakan kubu Islam di mana setelah debat itu usai, 144 orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita masuk Islam dalam satu waktu, di antara mereka terdapat 3 orang pendeta.
Lebih lanjut Syaikh Shalih menambahkan, ketiga pendeta itu merasakan nikmatnya Islam dan setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat mereka bercita-cita untuk melaksanakan ibadah Haji. Cita-cita tersebut diamini oleh pihak DIUPI yang menyatakan kesediaannya menanggung ongkos haji ketiga muallaf tersebut bersama sejumlah Da’i.
Salah satu tema yang sangat menonjol sehingga menggugah hati para muallaf itu untuk masuk Islam dalam debat itu, seperti yang disiratkan Syaikh Shalih adalah apa yang dilakukan sang Da’i, Qamar Husain yang mengajak mereka berdiskusi seputar syubhat yang terdapat dalam kedua buku karyanya tersebut, terlebih karena beliau sudah hafal di luar kepala isi kedua bukunya itu. Ditambah lagi dengan diadakannya dialog bersama para pendeta itu di lokasi kiblat yang penyebutannya terdapat dalam Taurat mereka. Dalam hal ini, Da’i Islam itu membantah pendapat mereka melalui teks-teks Taurat yang menyatakan bahwa Nabi Isa AS menyebutkan agar mereka menghadap kiblat selain Baitul Maqdis sepeninggal beliau.
Informasi yang terdapat dalam teks Taurat tersebut menurut Syaik Qamar, tidak berani diotak-atik oleh para pendeta maupun diinterpretasikan. Karenanya, beliau mengingatkan mereka terkait hal itu dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah yang berbunyi (artinya),“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb-nya; dan Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.al-Baqarah:144)
Syaikh Shalih, direktur pelaksana DIUPI menjelaskan, misi DIUPI adalah memperkenalkan Islam, dengan target memperkenalkan keindahan-keindahan Islam, mempublikasikan gambaran yang benar tentang masyarakat Islam dalam beragam bahasa, membela Islam di seluruh medan kehidupan serta bekerja untuk merealisasikan risalah Islam dalam menyebarkan keamanan, kedamaian, pembangunan peradaban, menjaga hak-hak Islam dan menyebarkan risalah Islam yang abadi ke seluruh dunia.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/01/melawan-seorang-dai-3-orang-pendeta.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/02/demitri-bolykov-fisikawan-jadi-mualaf.html
"Demitri Bolykov" Fisikawan Jadi Mualaf Gara-gara Matahari
Demitri Bolykov, seorang ahli fisika yang sangat menggandrungi kajian serta riset-riset ilmiah, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islamannya adalah fisika. Sungguh suatu yang sangat ilmiah, bagaimanakah fisika bisa mendorong Demitri Bolyakov masuk Islam?
Demitri mengatakan bahwa ia tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nicolai Kosinikov, salah seorang pakar dalam bidang fisika.
Mereka sedang dalam penelitian terhadap sebuah sampel yang diuji di laboratorium untuk mempelajari sebuah teori moderen yang menjelaskan tentang perputaran bumi dan porosnya. Mereka berhasil menetapkan teori tersebut.
Akan tetapi Demitri mengetahui bahwasanya diriwayatkan dalam sebuah hadis dari nabi saw yang diketahui umat Islam, bahkan termasuk inti akidah mereka yang menguatkan keharusan teori tersebut ada, sesuai dengan hasil yang dicapainya. Demitri merasa yakin bahwa pengetahuan seperti ini, yang umurnya lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai sumber satu-satunya yang mungkin hanyalah pencipta alam semesta ini.
Teori yang dikemukan oleh Prof. Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan , ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan “Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika”. Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan “kekuatan penggerak” yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya insensitas daya matahari. Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung.
Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa “gerak” perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.
Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.
Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam.
Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huarirah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima tobatnya.''
"Demitri Bolykov" Fisikawan Jadi Mualaf Gara-gara Matahari
Demitri Bolykov, seorang ahli fisika yang sangat menggandrungi kajian serta riset-riset ilmiah, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islamannya adalah fisika. Sungguh suatu yang sangat ilmiah, bagaimanakah fisika bisa mendorong Demitri Bolyakov masuk Islam?
Demitri mengatakan bahwa ia tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nicolai Kosinikov, salah seorang pakar dalam bidang fisika.
Mereka sedang dalam penelitian terhadap sebuah sampel yang diuji di laboratorium untuk mempelajari sebuah teori moderen yang menjelaskan tentang perputaran bumi dan porosnya. Mereka berhasil menetapkan teori tersebut.
Akan tetapi Demitri mengetahui bahwasanya diriwayatkan dalam sebuah hadis dari nabi saw yang diketahui umat Islam, bahkan termasuk inti akidah mereka yang menguatkan keharusan teori tersebut ada, sesuai dengan hasil yang dicapainya. Demitri merasa yakin bahwa pengetahuan seperti ini, yang umurnya lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai sumber satu-satunya yang mungkin hanyalah pencipta alam semesta ini.
Teori yang dikemukan oleh Prof. Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan , ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan “Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika”. Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan “kekuatan penggerak” yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya insensitas daya matahari. Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung.
Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa “gerak” perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.
Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.
Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam.
Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huarirah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima tobatnya.''
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: Para MUALAF
Hidayah di Eropa Setelah Masuk Islam
Peningkatan Jumlah Muallaf di Kota Inggris
Di Kota Leeds, Inggris, para mualaf tak pernah merasa terkucil dan terasing. Mereka memiliki naungan organisasi yang selalu menjaga. Di sanalah mereka berkumpul, menempa ilmu agama dan memiliki keluarga baru. Leeds New Muslimin (LNM), demikian nama organisasi yang menaungi mereka.
muallaf di eropaBanyak aktivitas yang dihelat LNM khusus untuk para mualaf di kota terbesar ketiga Inggris itu. Tujuan organisasi tersebut memang memberikan bantuan dan dukungan kepada para Muslimin yang baru bersyahadat. Tak hanya memberikan informasi serta Alquran dan buku keislaman secara gratis, mereka juga membantu siapa saja warga yang ingin bersyahadat.
Setelah berislam, para mualaf pun tak perlu khawatir ataupun bingung. LNM mengadakan banyak kegiatan bimbingan untuk mereka, seperti pelatihan shalat, puasa, dan ibadah lain. Tak hanya itu, terdapat pula per temuan para mualaf yang bersifat kekeluargaan dan re freshing, seperti jalan-jalan, per te muan social, hingga pesta barbeque.
“Leeds New Muslimin (LNM) merupakan kelompok pendukung para mualaf ataupun yang berkepentingan tentang Islam. Kami membantu mualaf dalam berbagai bidang,” ujar web resmi LNM.
Kegiatan yang baru-baru ini dihelat LNM, yakni kajian tiga aspek fundamental Islam (Islam, iman, ihsan). Mereka meng undang ulama dari Spanyol, Syaikh Ali Laraki, untuk membimbing para mualaf memahami tonggak agama itu. Acara ini menjadi bagian studi yang didapatkan mualaf di kota yang berlokasi di Yorkshire Barat, Inggris, tersebut.
Inggris memang mengalami peningkatan jumlah mualaf yang signifikan. Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah Muslimin hingga 80 persen. Pada 2001, Muslimin Inggris hanya berjumlah 1,5 juta. Pada 2011 jumlahnya meningkat menjadi 2,7 juta jiwa. Saat ini, satu dari 20 orang di Inggris menganut agama Islam.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/06/hidayah-di-eropa-setelah-masuk-islam.html
Peningkatan Jumlah Muallaf di Kota Inggris
Di Kota Leeds, Inggris, para mualaf tak pernah merasa terkucil dan terasing. Mereka memiliki naungan organisasi yang selalu menjaga. Di sanalah mereka berkumpul, menempa ilmu agama dan memiliki keluarga baru. Leeds New Muslimin (LNM), demikian nama organisasi yang menaungi mereka.
muallaf di eropaBanyak aktivitas yang dihelat LNM khusus untuk para mualaf di kota terbesar ketiga Inggris itu. Tujuan organisasi tersebut memang memberikan bantuan dan dukungan kepada para Muslimin yang baru bersyahadat. Tak hanya memberikan informasi serta Alquran dan buku keislaman secara gratis, mereka juga membantu siapa saja warga yang ingin bersyahadat.
Setelah berislam, para mualaf pun tak perlu khawatir ataupun bingung. LNM mengadakan banyak kegiatan bimbingan untuk mereka, seperti pelatihan shalat, puasa, dan ibadah lain. Tak hanya itu, terdapat pula per temuan para mualaf yang bersifat kekeluargaan dan re freshing, seperti jalan-jalan, per te muan social, hingga pesta barbeque.
“Leeds New Muslimin (LNM) merupakan kelompok pendukung para mualaf ataupun yang berkepentingan tentang Islam. Kami membantu mualaf dalam berbagai bidang,” ujar web resmi LNM.
Kegiatan yang baru-baru ini dihelat LNM, yakni kajian tiga aspek fundamental Islam (Islam, iman, ihsan). Mereka meng undang ulama dari Spanyol, Syaikh Ali Laraki, untuk membimbing para mualaf memahami tonggak agama itu. Acara ini menjadi bagian studi yang didapatkan mualaf di kota yang berlokasi di Yorkshire Barat, Inggris, tersebut.
Inggris memang mengalami peningkatan jumlah mualaf yang signifikan. Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah Muslimin hingga 80 persen. Pada 2001, Muslimin Inggris hanya berjumlah 1,5 juta. Pada 2011 jumlahnya meningkat menjadi 2,7 juta jiwa. Saat ini, satu dari 20 orang di Inggris menganut agama Islam.
http://info-muallaf-baru.blogspot.com/2013/06/hidayah-di-eropa-setelah-masuk-islam.html
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Halaman 2 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Similar topics
» Foto para MUALAF
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
» Dubes Mualaf
» kenapa islam dan muslim membohongi para mualaf?
» Mualaf di bulan Ramadhan
» ada 6000 mualaf di aceh
Halaman 2 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik