AHMADIYAH QADIAN
Halaman 13 dari 17 • Share
Halaman 13 dari 17 • 1 ... 8 ... 12, 13, 14, 15, 16, 17
AHMADIYAH QADIAN
First topic message reminder :
Saya tertarik sekali untuk membahas apa dan bagaimana AHMADIYAH.....kontroversi yang berkepanjangan tanpa ada TITIK TEMU yang jelas...itu kesannya.
Sayangnya...banyak dari Umat Muslim menggannggap bahwa hanya ada satu AHMADIYAH...padahal pada kenyataannya...Ahmadiyah ini terbagi jadi 2 golongan :
1. AHMADIYAH LAHORE (GERAKAN AHMADIYAH)
2. AHMADIYAH QADIAN (JEMAAT AHMADIYAH)
Di tret ini...kita akan mencoba untuk mendiskusikan dan mungkin saya akan undang dari pihak mereka untuk hadir di tret ini...sebagai bahan pencerahan..
Sebagai referensi....silahkan buka situs Ahmadiyah QADIAN yang ini..
www.ahmadiyya.or.id
Wasalam,
Saya tertarik sekali untuk membahas apa dan bagaimana AHMADIYAH.....kontroversi yang berkepanjangan tanpa ada TITIK TEMU yang jelas...itu kesannya.
Sayangnya...banyak dari Umat Muslim menggannggap bahwa hanya ada satu AHMADIYAH...padahal pada kenyataannya...Ahmadiyah ini terbagi jadi 2 golongan :
1. AHMADIYAH LAHORE (GERAKAN AHMADIYAH)
2. AHMADIYAH QADIAN (JEMAAT AHMADIYAH)
Di tret ini...kita akan mencoba untuk mendiskusikan dan mungkin saya akan undang dari pihak mereka untuk hadir di tret ini...sebagai bahan pencerahan..
Sebagai referensi....silahkan buka situs Ahmadiyah QADIAN yang ini..
www.ahmadiyya.or.id
Wasalam,
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: AHMADIYAH QADIAN
pak kedung..
kalow pake argumen anda ;
maka khaatam al anbiya ini malah gak bisa dipake untuk khaatam an nabiyyin..
وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ = tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
karena ada kata yang bernada sama di hadits abu daud
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي = aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.
sekarang kita coba MATERAI..
وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ = tetapi dia adalah Rasulullah dan PENYEGEL nabi-nabi.
dan
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي = aku adalah PENYEGEL/PENYEMPURNA para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.
penyempurna para nabi?yah ini tentu akan anda jelaskan secara garis besar = menyempurnakan hukum dan moral dll..dan sayah bisa terima alasan ituh..dengan makna "penyempurna" pun tentu ayat dibawah ini ;
al muthafifin 26
يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ = Mereka diberi minum dari khamar murni yang DISEMPURNAKAN..
al baqarah 7
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ = Allah telah MENYEMPURNAKAN hati mereka..
2 ayat diatas,apakah anda bisa menerima pak?atow anda akan berkata ; wan abu,jangan seenake dewe kalow tafsirin ayat?
kenabian tidak bermaterai rasulullan muhammad saw,apa artinyah pak??
1. Rasulullah saw adalah materai para nabi, yakni, tiada nabi dapat dianggap benar, kalau kenabiannya tidak bermeterai Rasulullah saw. Kenabian semua nabi yang sudah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh Rasulullah saw dan juga tiada seorang pun yang dapat mencapai tingkat kenabian sesudah beliau saw, kecuali dengan menjadi pengikut beliau saw (An-Nisa 4:69/70 & Al 'Araf 7:35/36).
khataamul aulia dll yah yang menjadi acuan bahwa khatam al anbiya itu adalah sempurna?Ternyata, kata-kata seperti Khaatan-Nabiyyin, Khaatamul Anbiya, Khaatamal Aulia, Khaatamul Mufassirin dan sebagainya lebih banyak diartikan yang paling sempurna, paling unggul atau paling afdhal dalam kata majemuknya dibandingkan diartikan terakhir atau penutup.
kalow pake argumen anda ;
diatas wrote:atau kata Khaatam (bukan Khatam) yang berdampingan dengan kata majemuk, tidak ada di dalam Al Qur'an, kecuali hanya dalam Al Ahzab 33:40/41 saja. Jadi, alat tafsir Qur'an bil Qur'an tidak bisa dimanfaatkan.
maka khaatam al anbiya ini malah gak bisa dipake untuk khaatam an nabiyyin..
وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ = tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
karena ada kata yang bernada sama di hadits abu daud
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي = aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.
sekarang kita coba MATERAI..
وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ = tetapi dia adalah Rasulullah dan PENYEGEL nabi-nabi.
dan
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي = aku adalah PENYEGEL/PENYEMPURNA para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.
penyempurna para nabi?yah ini tentu akan anda jelaskan secara garis besar = menyempurnakan hukum dan moral dll..dan sayah bisa terima alasan ituh..dengan makna "penyempurna" pun tentu ayat dibawah ini ;
al muthafifin 26
يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ = Mereka diberi minum dari khamar murni yang DISEMPURNAKAN..
al baqarah 7
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ = Allah telah MENYEMPURNAKAN hati mereka..
2 ayat diatas,apakah anda bisa menerima pak?atow anda akan berkata ; wan abu,jangan seenake dewe kalow tafsirin ayat?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
pak kedung..
1. Rasulullah saw adalah materai para nabi, yakni, tiada nabi dapat dianggap benar, kalau kenabiannya tidak bermeterai Rasulullah saw. Kenabian semua nabi yang sudah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh Rasulullah saw dan juga tiada seorang pun yang dapat mencapai tingkat kenabian sesudah beliau saw, kecuali dengan menjadi pengikut beliau saw (An-Nisa 4:69/70 & Al 'Araf 7:35/36).
kenabian tidak bermaterai rasulullan muhammad saw, apa artinyah pak??[/quote]
Sudah dijelaskan dalam kalimat yang diwarnai biru.
abu hanan wrote:khataamul aulia dll yah yang menjadi acuan bahwa khatam al anbiya itu adalah sempurna?Ternyata, kata-kata seperti Khaataman-Nabiyyin, Khaatamul Anbiya, Khaatamal Aulia, Khaatamul Mufassirin dan sebagainya lebih banyak diartikan yang paling sempurna, paling unggul atau paling afdhal dalam kata majemuknya dibandingkan diartikan terakhir atau penutup.
kalow pake argumen anda ;diatas wrote:atau kata Khaatam (bukan Khatam) yang berdampingan dengan kata majemuk, tidak ada di dalam Al Qur'an, kecuali hanya dalam Al Ahzab 33:40/41 saja. Jadi, alat tafsir Qur'an bil Qur'an tidak bisa dimanfaatkan.
maka khaatam al anbiya ini malah gak bisa dipake untuk khaatam an nabiyyin..
وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ = tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
karena ada kata yang bernada sama di hadits abu daud
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي = aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.
sekarang kita coba MATERAI..
وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ = tetapi dia adalah Rasulullah dan PENYEGEL nabi-nabi.
dan
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي = aku adalah PENYEGEL/PENYEMPURNA para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.
penyempurna para nabi?yah ini tentu akan anda jelaskan secara garis besar = menyempurnakan hukum dan moral dll..dan sayah bisa terima alasan ituh..dengan makna "penyempurna" pun tentu ayat dibawah ini ;
al muthafifin 26
يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ = Mereka diberi minum dari khamar murni yang DISEMPURNAKAN..
al baqarah 7
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ = Allah telah MENYEMPURNAKAN hati mereka..
2 ayat diatas,apakah anda bisa menerima pak?atow anda akan berkata ; wan abu,jangan seenake dewe kalow tafsirin ayat?
Kunci untuk memahami kata-kata KHAATAMAN-NABIYYIN adalah bahwa setiap kata KHAATAM, jika diikuti atau digabungkan dengan KATA MAJEMUK, maka arti pokoknya adalah YANG PALING AFDHAL/SEMPURNA di antara KATA MAJEMUKNYA. Contohnya: Khatamul Anbiya, Khaatamul Aulia, Khaatamul Mufassirin, Khaatamul Muhajirin dlsb. Jadi, contoh yang anda tampilkan dalam Al Muthafifin 26 dan Al Baqarah 7 tidak relevan jika dibandingkan dengan kata KHAATAM dalam bentuk kata-kata KHAATAMAN-NABIYYIN.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
mystery wrote:Kedunghalang wrote:
Saya pernah menyampaikan sebuah hadits kepada anda, dimana Nabi Muhammad saw bersabda kepada Ali bin Abu Thalib ra bahwa, "Aku adalah Khaatamul Anbiya dan engkau wahai Ali adalah Khaatamul Aulia" (Tafsir Safi). Jika, Khaatamul Aulia diartikan penutup wali-wali secara mutlak, maka setelah Ali bin Abu Thalib ra, tidak akan ada lagi wali-wali Allah. Tapi, ternyata di Nusantara, kita mengenal Wali Songo. Ternyata, kata-kata seperti Khaatan-Nabiyyin, Khaatamul Anbiya, Khaatamal Aulia, Khaatamul Mufassirin dan sebagainya lebih banyak diartikan yang paling sempurna, paling unggul atau paling afdhal dalam kata majemuknya dibandingkan diartikan terakhir atau penutup.
minta hadits tentang Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamul Anbiya dan Ali bin Abu Thalib adalah Khaatamul Aulia lengkapnya dong, usung kemari plus sanadnya..
Maaf, saya belum bisa menampilkan hadits-nya secara lengkap, karena saya juga mengutip dari buku Tiga Masalah Penting, yang hanya menyebutkan referensinya dari Tafsir Safi. Selain itu ada juga sebuah hadits dimana Rasulullah saw bersabda: "Tenteramlah wahai pamanku, sesungguhnya engkau adalah Khaatamul-Muhajirin dalam hijrah, sebagaimana aku adalah Khaataman-Nabiyyin dalam kenabian." (HR Ibnu Asakir dan Asyaasyi, dalam Kanzul 'Ummal, Alauddin Al Hindi, Muassasatur Risalah, Beirut, 1989, Jilid XIII, hal. 519, hadits no.37339). Jika anda penasaran dengan sanad dan tulisan Arab dari kedua hadits tersebut, silahkan cari dari sumber Islam Ahmadiyah yang lain.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Kedunghalang wrote:Maaf, saya belum bisa menampilkan hadits-nya secara lengkap, karena saya juga mengutip dari buku Tiga Masalah Penting, yang hanya menyebutkan referensinya dari Tafsir Safi. Selain itu ada juga sebuah hadits dimana Rasulullah saw bersabda: "Tenteramlah wahai pamanku, sesungguhnya engkau adalah Khaatamul-Muhajirin dalam hijrah, sebagaimana aku adalah Khaataman-Nabiyyin dalam kenabian." (HR Ibnu Asakir dan Asyaasyi, dalam Kanzul 'Ummal, Alauddin Al Hindi, Muassasatur Risalah, Beirut, 1989, Jilid XIII, hal. 519, hadits no.37339). Jika anda penasaran dengan sanad dan tulisan Arab dari kedua hadits tersebut, silahkan cari dari sumber Islam Ahmadiyah yang lain.
lah priwe sih mas kedung? wong saya minta referensi hadits ke anda kok malah suruh cari sendiri.
sekalian itu hadits Khaatamul-Muhajirin usung kemari, yang versi lengkapnya ya...
mystery- LETNAN DUA
-
Posts : 1484
Kepercayaan : Islam
Location : yogyakarta
Join date : 22.02.12
Reputation : 28
Re: AHMADIYAH QADIAN
mystery wrote:Kedunghalang wrote:Maaf, saya belum bisa menampilkan hadits-nya secara lengkap, karena saya juga mengutip dari buku Tiga Masalah Penting, yang hanya menyebutkan referensinya dari Tafsir Safi. Selain itu ada juga sebuah hadits dimana Rasulullah saw bersabda: "Tenteramlah wahai pamanku, sesungguhnya engkau adalah Khaatamul-Muhajirin dalam hijrah, sebagaimana aku adalah Khaataman-Nabiyyin dalam kenabian." (HR Ibnu Asakir dan Asyaasyi, dalam Kanzul 'Ummal, Alauddin Al Hindi, Muassasatur Risalah, Beirut, 1989, Jilid XIII, hal. 519, hadits no.37339). Jika anda penasaran dengan sanad dan tulisan Arab dari kedua hadits tersebut, silahkan cari dari sumber Islam Ahmadiyah yang lain.
lah priwe sih mas kedung? wong saya minta referensi hadits ke anda kok malah suruh cari sendiri.
sekalian itu hadits Khaatamul-Muhajirin usung kemari, yang versi lengkapnya ya...
Saya tidak punya buku haditsnya, jadi saya tidak bisa memberikan kepada anda versi lengkapnya. Saya hanya punya buku berjudul Tiga Masalah Penting yang mengutip hadits tersebut berikut referensinya.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Kedunghalang wrote:
Saya tidak punya buku haditsnya, jadi saya tidak bisa memberikan kepada anda versi lengkapnya. Saya hanya punya buku berjudul Tiga Masalah Penting yang mengutip hadits tersebut berikut referensinya.
kalau gini caranya, gimana mau mengetahui derajat haditsnya? dalam postingan anda selalu mengutip hadits secara tidak lengkap, giliran anda ditanyain "mana hadits lengkapnya?", anda bilang saya hanya mempunyai buku yang mengutip hadits, jadi maksudnya apa? apa kalau 1,2,3 hadits dikutip dalam buku ahmadiyah berarti derajatnya mutawatir?
mystery- LETNAN DUA
-
Posts : 1484
Kepercayaan : Islam
Location : yogyakarta
Join date : 22.02.12
Reputation : 28
Re: AHMADIYAH QADIAN
mystery wrote:Kedunghalang wrote:
Saya tidak punya buku haditsnya, jadi saya tidak bisa memberikan kepada anda versi lengkapnya. Saya hanya punya buku berjudul Tiga Masalah Penting yang mengutip hadits tersebut berikut referensinya.
kalau gini caranya, gimana mau mengetahui derajat haditsnya? dalam postingan anda selalu mengutip hadits secara tidak lengkap, giliran anda ditanyain "mana hadits lengkapnya?", anda bilang saya hanya mempunyai buku yang mengutip hadits, jadi maksudnya apa? apa kalau 1,2,3 hadits dikutip dalam buku ahmadiyah berarti derajatnya mutawatir?
Itu hanya keterbatasan saya dalam kepemilikan buku-buku hadits. Jika anda penasaran, ada dua cara untuk memahami kata-kata Khaataman-Nabiyyin:
1. Melihat dan membaca sendiri dalam kitab-kitab hadits yang referensinya saya sebutkan.
2. Melihat kamus/lexicon tentang penggunaan kata-kata Khaataman-Nabiyyin, karena hal ini merupakan kebudayaan orang-orang Arab dalam berbicara. Tanyakan kepada orang-orang Arab, tentang arti Khaatamul Aulia, Khaatamul Mufassirin, Khaatamul Muhajirin, Khaatamul Makhluqat dlsb.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
pak kedung..
Kenabian semua nabi yang sudah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh Rasulullah saw
itu malah gak jelas pak..gimana "dijelaskannyah"?
apakah ini berlaku untuk semua kata kerja yang diikuti kata majemuk ajah atow hanya pada kata KHAATAM?
dan kaidah nahwu mana yang menyatakan seperti itu?kan lagi ilmiahnology nih ceritanyah..
dan al muthafifin serta al baqarah juga mengandung kata majemuk..
dan di trit sebelah (entah yang mana) sayah baca argumen anda ;
“Katakanlah bahawa ia (muhammad) khatamannabiyyin, dan janganlah kamu katakan tidak ada nabi sesudahnya” (Durrun Mantsur jilid V hal.204, Takmilah Majmaul Bihar hal.5)
itu adalah sebuah atsar,perkataan yang mulia siti aisyah..dan perkataan wanita mulia ini tidak dapat anda gunakan untuk merespon balik hadits abu daud ;
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
silsilah atsar dari wanita mulia itu tidak diketahui asal muasalnyah..tiba2 ada..dan jika perkataan itu ternyata TIDAK PERNAH diucapkan seorang siti aisyah radiallahu anha,bukankah itu merupakan fitnah?
termasuk pula riwayat hadits yang ditanyakan pendekar sindoro ;
أنا خاتم الأنبياء وأنت يا علي خاتم الأولياء
“anaa khootimul anbiyaa’ wa anta yaa ‘aaliy khootimamal awliyaa’”
"Aku adalah Khaatamul Anbiya dan engkau wahai Ali adalah Khaatamul Aulia" (Tafsir Safi).
dan bila sanad hadits itu TIDAK ADA atow minimal dinyatakan false,apakah anda tetap bersikap seperti yang selama ini anda tunjukkan?
Sudah dijelaskan dalam kalimat yang diwarnai biru.
Kenabian semua nabi yang sudah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh Rasulullah saw
itu malah gak jelas pak..gimana "dijelaskannyah"?
Kunci untuk memahami kata-kata KHAATAMAN-NABIYYIN adalah bahwa setiap kata KHAATAM, jika diikuti atau digabungkan dengan KATA MAJEMUK, maka arti pokoknya adalah YANG PALING AFDHAL/SEMPURNA di antara KATA MAJEMUKNYA.
apakah ini berlaku untuk semua kata kerja yang diikuti kata majemuk ajah atow hanya pada kata KHAATAM?
dan kaidah nahwu mana yang menyatakan seperti itu?kan lagi ilmiahnology nih ceritanyah..
quran bil quran dulu pak..anda tergesa jika membandingkan al ahzab 40 dengan perkataan berlevel di bawah al quran..
Jadi, contoh yang anda tampilkan dalam Al Muthafifin 26 dan Al Baqarah 7 tidak relevan jika dibandingkan dengan kata KHAATAM dalam bentuk kata-kata KHAATAMAN-NABIYYIN.
dan al muthafifin serta al baqarah juga mengandung kata majemuk..
dan di trit sebelah (entah yang mana) sayah baca argumen anda ;
“Katakanlah bahawa ia (muhammad) khatamannabiyyin, dan janganlah kamu katakan tidak ada nabi sesudahnya” (Durrun Mantsur jilid V hal.204, Takmilah Majmaul Bihar hal.5)
itu adalah sebuah atsar,perkataan yang mulia siti aisyah..dan perkataan wanita mulia ini tidak dapat anda gunakan untuk merespon balik hadits abu daud ;
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
silsilah atsar dari wanita mulia itu tidak diketahui asal muasalnyah..tiba2 ada..dan jika perkataan itu ternyata TIDAK PERNAH diucapkan seorang siti aisyah radiallahu anha,bukankah itu merupakan fitnah?
termasuk pula riwayat hadits yang ditanyakan pendekar sindoro ;
أنا خاتم الأنبياء وأنت يا علي خاتم الأولياء
“anaa khootimul anbiyaa’ wa anta yaa ‘aaliy khootimamal awliyaa’”
"Aku adalah Khaatamul Anbiya dan engkau wahai Ali adalah Khaatamul Aulia" (Tafsir Safi).
dan bila sanad hadits itu TIDAK ADA atow minimal dinyatakan false,apakah anda tetap bersikap seperti yang selama ini anda tunjukkan?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:pak kedung..
Sudah dijelaskan dalam kalimat yang diwarnai biru.
Kenabian semua nabi yang sudah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh Rasulullah saw
itu malah gak jelas pak..gimana "dijelaskannyah"?
Maksudnya mungkin begini wan Abu. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami mengutus engkau dengan kebenaran sebagai pembawa khabar suka dan pemberi peringatan. Dan tiada sesuatu kaum pun melainkan telah diutus kepada mereka seorang pemberi ingat." (Al Fathir 35:24/25) "Dan ada rasul-rasul yang telah Kami beritahukan kepada engkau sebelum ini, dan ada rasul- rasul yang tidak Kami beritahukan kepada engkau." (An-Nisa 4:164/165). Nabi saw pernah bersabda bahwa sesungguhnya Allah menurunkan 124.000 nabi (HR Tirmidzi & Ahmad bin Hambal).
Jika ada seseorang mengaku sebagai umat dari salah satu nabi terdahulu yang tidak disebutkan di dalam Al Qur'an, maka kita tidak dapat mengenalnya jika tidak dikuatkan oleh Rasulullah saw. Caranya, apakah di dalam kitab syari'at yang dibawa dan/atau dilaksanakan oleh nabi terdahulu itu terdapat nubuatan tentang kedatangan Rasulullah saw, karena kedatangan Rasulullah saw telah dinubuatkan dalam kitab syari'at yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu yang diutus Allah hanya kepada umatnya masing-masing.
abu hanan wrote:Kunci untuk memahami kata-kata KHAATAMAN-NABIYYIN adalah bahwa setiap kata KHAATAM, jika diikuti atau digabungkan dengan KATA MAJEMUK, maka arti pokoknya adalah YANG PALING AFDHAL/SEMPURNA di antara KATA MAJEMUKNYA.
apakah ini berlaku untuk semua kata kerja yang diikuti kata majemuk ajah atow hanya pada kata KHAATAM?
dan kaidah nahwu mana yang menyatakan seperti itu? kan lagi ilmiahnology nih ceritanyah..
Setahu saya, hanya pada kata Khaatam saja, dan hal itu bukan kaidah nahwu, melainkan tradisi atau loghat Arab saja.
abu hanan wrote:Jadi, contoh yang anda tampilkan dalam Al Muthafifin 26 dan Al Baqarah 7 tidak relevan jika dibandingkan dengan kata KHAATAM dalam bentuk kata-kata KHAATAMAN-NABIYYIN.
quran bil quran dulu pak..anda tergesa jika membandingkan al ahzab 40 dengan perkataan berlevel di bawah al quran..
dan al muthafifin serta al baqarah juga mengandung kata majemuk..
Kata-kata Khaataman-Nabiyyin jika diartikan sebagai Penutup Nabi-Nabi tidak bisa menggunakan metode Qur'an bil Qur'an, karena tidak ada kata Khaataman-Nabiyyin atau sejenis itu dalam Al Qur'an. Tetapi, jika diartikan sebagai Penutup Nabi-Nabi yang membawa syari'at, baru bisa karena banyak ayat suci Al Qur'an yang mengisyaratkan kedatangan nabi/rasul setelah Nabi Muhammad saw yang tidak membawa syariat baru, melainkan dari antara umat Islam saja. Contohnya: An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, An-Nur 24:55/56, Az-Zukhruf 43:57/58, Ash-Shaf 61:6/7 yang diperjelas dengan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.
abu hanan wrote:
dan di trit sebelah (entah yang mana) sayah baca argumen anda ;
“Katakanlah bahawa ia (muhammad) khatamannabiyyin, dan janganlah kamu katakan tidak ada nabi sesudahnya” (Durrun Mantsur jilid V hal.204, Takmilah Majmaul Bihar hal.5)
itu adalah sebuah atsar,perkataan yang mulia siti aisyah..dan perkataan wanita mulia ini tidak dapat anda gunakan untuk merespon balik hadits abu daud ;
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
silsilah atsar dari wanita mulia itu tidak diketahui asal muasalnyah..tiba2 ada..dan jika perkataan itu ternyata TIDAK PERNAH diucapkan seorang siti aisyah radiallahu anha,bukankah itu merupakan fitnah?
termasuk pula riwayat hadits yang ditanyakan pendekar sindoro ;
أنا خاتم الأنبياء وأنت يا علي خاتم الأولياء
“anaa khootimul anbiyaa’ wa anta yaa ‘aaliy khootimamal awliyaa’”
"Aku adalah Khaatamul Anbiya dan engkau wahai Ali adalah Khaatamul Aulia" (Tafsir Safi).
dan bila sanad hadits itu TIDAK ADA atow minimal dinyatakan false,apakah anda tetap bersikap seperti yang selama ini anda tunjukkan?
Jika anda tidak mau menerima atsar Siti 'Aisyah ra dan hadits dalam Tafsir Safi, kan masih bisa menggunakan metode Qur'an bil Qur'an tentang Khaataman-Nabiyyin yang diartikan sebagai Penutup Nabi-Nabi yang membawa syari'at baru, karena banyak ayat suci Al Qur'an yang mengisyaratkan kedatangan nabi/rasul setelah Nabi Muhammad saw yang tidak membawa syariat baru, melainkan dari antara umat Islam saja. Contohnya: An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, An-Nur 24:55/56, Az-Zukhruf 43:57/58, Ash-Shaf 61:6/7 yang diperjelas dengan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
pak kedung..
tetapi udahlah,sayah gak tertarik untuk membahas karena kitab para nabi yang ada di perjanjian lama pun gak semua berisi tentang nubuat tetapi yah uda lah..
kalow tulisan anda dibawah ini juga gak perlu dipake?alasan sayah ;
1.tidak berlandaskan metode quran bil quran..
2.di masa rasulullah saw urusan angka ini malah gak dikenal..
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18223
harusnyah bisa kan?karena bukan quran bil quran dan tidak ada satu ayat pun yang sama atow sejenis itu di dalam al quran..
tentang syariat baru..
pak..AN NABIYYIN itu berlaku umum..bukan dibatasi pembawa syariat atow gak bawa (syariat baru atow lama) tetapi berlaku umum..kata "nabi" dalam bentuk jamak..lha kalow argumen berdasarkan preposisi AN lha itu malah lebih ajibun lagih..dan kata an nabiyyin ini juga uda jelas ditafsirkan oleh hadits ;
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
pelarangan menambah dengan sabda nabi “laa nabiyya ba’di” pada ayat “khaataman nabiyyin”, agar antara ayat al quran “khaataman nabiyyin” itu tetap terpisah dari hadits “laa nabiyya ba’di” yang merupakan penjelasannya, untuk menghindarkan agar kalimat “laa nabiyya ba’di” itu generasi mendatang tidak dianggap sebagai bagian dari al quran.
itu sih aneh pak..ada 124 ribu nabi dan 300 lebih rasul...akan tetapi tidak semua kitab suci itu terpelihara..lalu dengan karena tidak ada informasi tentang nubuat eh lalu kita bilang : nabi ato rasul A adalah false..Jika ada seseorang mengaku sebagai umat dari salah satu nabi terdahulu yang tidak disebutkan di dalam Al Qur'an, maka kita tidak dapat mengenalnya jika tidak dikuatkan oleh Rasulullah saw. Caranya, apakah di dalam kitab syari'at yang dibawa dan/atau dilaksanakan oleh nabi terdahulu itu terdapat nubuatan tentang kedatangan Rasulullah saw, karena kedatangan Rasulullah saw telah dinubuatkan dalam kitab syari'at yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu yang diutus Allah hanya kepada umatnya masing-masing.
tetapi udahlah,sayah gak tertarik untuk membahas karena kitab para nabi yang ada di perjanjian lama pun gak semua berisi tentang nubuat tetapi yah uda lah..
berarti gathukmology,bugituh?Setahu saya, hanya pada kata Khaatam saja, dan hal itu bukan kaidah nahwu, melainkan tradisi atau loghat Arab saja.
bisa atow gak pak?Kata-kata Khaataman-Nabiyyin jika diartikan sebagai Penutup Nabi-Nabi tidak bisa menggunakan metode Qur'an bil Qur'an, karena tidak ada kata Khaataman-Nabiyyin atau sejenis itu dalam Al Qur'an.
kalow tulisan anda dibawah ini juga gak perlu dipake?alasan sayah ;
1.tidak berlandaskan metode quran bil quran..
2.di masa rasulullah saw urusan angka ini malah gak dikenal..
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18223
mr kedung wrote:
Mengenai ANGKA ini, Allah Ta'ala mengisyaratkan tentang kedatangan seorang Khalifah pada tahun 1305 Hijrah dalam ayat istikhlaf "Layastakhlifannahum" atau "Dia pasti akan menjadikan mereka Khalifah" (An-Nur 24:55/56).
Rincian nilai huruf dalam ayat istikhlaf yang menjadi kunci rahasianya adalah:
Lam = 30
Ya = 10
Sin = 60
Ta = 400
Kha = 600
Lam = 30
Fa = 80
Nun = 50
Haa = 5
Mim = 40
Jumlah = 1305 (Lihat Kamus Arab Al Munjid hal. 1, Beriut - Lebanon).
harusnyah bisa kan?karena bukan quran bil quran dan tidak ada satu ayat pun yang sama atow sejenis itu di dalam al quran..
perlahan..insya allah sayah akan bahas itu dan masih di trit inih..
karena banyak ayat suci Al Qur'an yang mengisyaratkan kedatangan nabi/rasul setelah Nabi Muhammad saw yang tidak membawa syariat baru, melainkan dari antara umat Islam saja. Contohnya: An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, An-Nur 24:55/56, Az-Zukhruf 43:57/58, Ash-Shaf 61:6/7 yang diperjelas dengan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.
tentang syariat baru..
pak..AN NABIYYIN itu berlaku umum..bukan dibatasi pembawa syariat atow gak bawa (syariat baru atow lama) tetapi berlaku umum..kata "nabi" dalam bentuk jamak..lha kalow argumen berdasarkan preposisi AN lha itu malah lebih ajibun lagih..dan kata an nabiyyin ini juga uda jelas ditafsirkan oleh hadits ;
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
lha gimana bisa menerima kalow sanad TERPUTUS?sayah kan tanya sikap anda toh?karena bagi sayah atsar siti aisyah itu adalah ;
Jika anda tidak mau menerima atsar Siti 'Aisyah ra dan hadits dalam Tafsir Safi,
pelarangan menambah dengan sabda nabi “laa nabiyya ba’di” pada ayat “khaataman nabiyyin”, agar antara ayat al quran “khaataman nabiyyin” itu tetap terpisah dari hadits “laa nabiyya ba’di” yang merupakan penjelasannya, untuk menghindarkan agar kalimat “laa nabiyya ba’di” itu generasi mendatang tidak dianggap sebagai bagian dari al quran.
lha itu al muthafiffin dan al baqarah memperkuat arti khatam sebagai penutup,penyegel..kalow bicara cincin maka rangkaian itu uda BULAT tanpa celah..kalow ada cincin bercela/terpisah meski 1 mm yah berarti bukan cincin tapi ring untuk mur baut..
kan masih bisa menggunakan metode Qur'an bil Qur'an tentang Khaataman-Nabiyyin
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:pak kedung..Jika ada seseorang mengaku sebagai umat dari salah satu nabi terdahulu yang tidak disebutkan di dalam Al Qur'an, maka kita tidak dapat mengenalnya jika tidak dikuatkan oleh Rasulullah saw. Caranya, apakah di dalam kitab syari'at yang dibawa dan/atau dilaksanakan oleh nabi terdahulu itu terdapat nubuatan tentang kedatangan Rasulullah saw, karena kedatangan Rasulullah saw telah dinubuatkan dalam kitab syari'at yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu yang diutus Allah hanya kepada umatnya masing-masing.
itu sih aneh pak..ada 124 ribu nabi dan 300 lebih rasul...akan tetapi tidak semua kitab suci itu terpelihara..lalu dengan karena tidak ada informasi tentang nubuat eh lalu kita bilang : nabi ato rasul A adalah false..
tetapi udahlah,sayah gak tertarik untuk membahas karena kitab para nabi yang ada di perjanjian lama pun gak semua berisi tentang nubuat tetapi yah uda lah..
Jika Bible anda teliti, maka nubuatan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw terdapat dalam Ulangan 18:18, Kitab Daniel as, Kitab Yesaya as, Yohanes 16:12-15 dan banyak lagi. Juga, nubuatan tentang Second Coming of Yesus Christ. Jadi, jangan putus asa dulu.
abu hanan wrote:Setahu saya, hanya pada kata Khaatam saja, dan hal itu bukan kaidah nahwu, melainkan tradisi atau loghat Arab saja.
berarti gathukmology,bugituh?
Apak wan Abu pernah mendengar istilah mudhof-mudhof alaihi?
abu hanan wrote:Kata-kata Khaataman-Nabiyyin jika diartikan sebagai Penutup Nabi-Nabi tidak bisa menggunakan metode Qur'an bil Qur'an, karena tidak ada kata Khaataman-Nabiyyin atau sejenis itu dalam Al Qur'an.
bisa atow gak pak?
kalow tulisan anda dibawah ini juga gak perlu dipake?alasan sayah ;
1.tidak berlandaskan metode quran bil quran..
2.di masa rasulullah saw urusan angka ini malah gak dikenal..
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18223mr kedung wrote:
Mengenai ANGKA ini, Allah Ta'ala mengisyaratkan tentang kedatangan seorang Khalifah pada tahun 1305 Hijrah dalam ayat istikhlaf "Layastakhlifannahum" atau "Dia pasti akan menjadikan mereka Khalifah" (An-Nur 24:55/56).
Rincian nilai huruf dalam ayat istikhlaf yang menjadi kunci rahasianya adalah:
Lam = 30
Ya = 10
Sin = 60
Ta = 400
Kha = 600
Lam = 30
Fa = 80
Nun = 50
Haa = 5
Mim = 40
Jumlah = 1305 (Lihat Kamus Arab Al Munjid hal. 1, Beriut - Lebanon).
harusnyah bisa kan? karena bukan quran bil quran dan tidak ada satu ayat pun yang sama atow sejenis itu di dalam al quran..
Kata Khaataman-Nabiyyin memang tidak ada dalam ayat lain, kecuali dalam Al Ahzab 33:40/41, tetapi jika hanya diartikan Penutup Nabi-Nabi, maka dapat diperjelas dengan An-Nisa 4:69/70, bahwa Nabi-Nabi yang Tertutup itu bagi umat Nabi-Nabi lain, sedangkan bagi Umat Nabi Muhammad saw masih Terbuka. Sedangkan, nubuatan dalam bentuk angka-angka nilai huruf yang dijumlahkan menjadi 1305 ditujukan kepada kedatangan Khalifah dari antara Umat Islam yang beriman dan beramal shaleh (An-Nur 24:55/56). Khalifah Allah adalah kata lain dari Nabi.
abu hanan wrote:
karena banyak ayat suci Al Qur'an yang mengisyaratkan kedatangan nabi/rasul setelah Nabi Muhammad saw yang tidak membawa syariat baru, melainkan dari antara umat Islam saja. Contohnya: An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, An-Nur 24:55/56, Az-Zukhruf 43:57/58, Ash-Shaf 61:6/7 yang diperjelas dengan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4.
perlahan..insya allah sayah akan bahas itu dan masih di trit inih..
tentang syariat baru..
pak..AN NABIYYIN itu berlaku umum..bukan dibatasi pembawa syariat atow gak bawa (syariat baru atow lama) tetapi berlaku umum..kata "nabi" dalam bentuk jamak..lha kalow argumen berdasarkan preposisi AN lha itu malah lebih ajibun lagih..dan kata an nabiyyin ini juga uda jelas ditafsirkan oleh hadits ;
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
Nahwu sharaf yang dipahami manusia kadang-kadang kita temukan ditabrak Allah Yang Maha Kuasa dalam Al Qur'an, seperti fi'il madhi yang dapat digunakan untuk masa mendatang dalam Al Ahzab 33:27/28. Begitupula, jika anda memahami kata an-nabiyyin itu berlaku umum, ternyata dalam An-Nisa 4:69/70 itu berlaku khusus bagi mereka yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw saja yang masih terbuka.
abu hanan wrote:
Jika anda tidak mau menerima atsar Siti 'Aisyah ra dan hadits dalam Tafsir Safi,
lha gimana bisa menerima kalow sanad TERPUTUS? sayah kan tanya sikap anda toh?karena bagi sayah atsar siti aisyah itu adalah; pelarangan menambah dengan sabda nabi “laa nabiyya ba’di” pada ayat “khaataman nabiyyin”, agar antara ayat al quran “khaataman nabiyyin” itu tetap terpisah dari hadits “laa nabiyya ba’di” yang merupakan penjelasannya, untuk menghindarkan agar kalimat “laa nabiyya ba’di” itu generasi mendatang tidak dianggap sebagai bagian dari al quran.
Baiklah, jika wan Abu concerns dengan sanad, tetapi Al Qur'an sendiri menegaskan bahwa kenabian Nabi Muhammad saw tidak akan terputus bagi umat Islam yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70). Apakah tidak cukup?
Apalagi jika anda memahami bahwa Khalifah Allah, Imam Al Mahdi itu adalah Utusan Allah (Musnad Ahmad bin Hambal) dan Isa Ibnu Maryam yang akan datang itu adalah Nabiyullah (HR Sahih Muslim).
abu hanan wrote:
kan masih bisa menggunakan metode Qur'an bil Qur'an tentang Khaataman-Nabiyyin
lha itu al muthafiffin dan al baqarah memperkuat arti khatam sebagai penutup,penyegel..kalow bicara cincin maka rangkaian itu uda BULAT tanpa celah..kalow ada cincin bercela/terpisah meski 1 mm yah berarti bukan cincin tapi ring untuk mur baut..
Di dalam Al Ahzab 33:40/41 tertulis Khaataman-Nabiyyin, bukan Khataman-Nabiyyin.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
pak kedung..
bahwa khataaman nabiyyin sebagai penutup kenabian tidak dibatalkan oleh an nisa 69-70..dan secara spesifik pun an nisa 69-70 tidak bicara tentang kenabian..
sayah berkata seperti itu karena argumen anda justru melecehkan standar basa yang telah ditetapkan allah..
kalow sayah salah dalam statemen "allah gak punya standar jelas dalam struktur basa" maka jelaskan kepada sayah tentang ;
an nabiyyin..bugimanah kata ini bisa berlaku KHUSUS secara tata basa arab..
silahkeun pak..
bila sanad terputus,lalu bugimanah sikap anda?
tetap berpegang pada kabar yang gak jelas atow gimana?
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18259
lha kalow jalur riwayat/sanad/perawian terputus.gimana sikap anda?terlebih ini level atsar,bukan hadits nabawi..
masalah an nisa 69 kan uda kita bicarakan sebagai prolog di
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18259
maaf pak..di trit inih sayah gak urusin kitab sebelah kalow masalah second coming..sayah hanya menyorot kenabian mga berdasarkan pandangan al quran dan hadits..Jika Bible anda teliti, maka nubuatan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw terdapat dalam Ulangan 18:18, Kitab Daniel as, Kitab Yesaya as, Yohanes 16:12-15 dan banyak lagi. Juga, nubuatan tentang Second Coming of Yesus Christ. Jadi, jangan putus asa dulu.
dijabarkan ajah pak..jangan sungkan..
Apak wan Abu pernah mendengar istilah mudhof-mudhof alaihi?
tidak ada kaitan antara KHAATAM an nabiyyin dengan an nisa 69-70..Kata Khaataman-Nabiyyin memang tidak ada dalam ayat lain, kecuali dalam Al Ahzab 33:40/41, tetapi jika hanya diartikan Penutup Nabi-Nabi, maka dapat diperjelas dengan An-Nisa 4:69/70, bahwa Nabi-Nabi yang Tertutup itu bagi umat Nabi-Nabi lain, sedangkan bagi Umat Nabi Muhammad saw masih Terbuka.
bahwa khataaman nabiyyin sebagai penutup kenabian tidak dibatalkan oleh an nisa 69-70..dan secara spesifik pun an nisa 69-70 tidak bicara tentang kenabian..
angka 1305 uda jelas bukan quran bil quran atow quran bil hadits..sehingga angka 1305 itu gak perlu digunakan sebagai argumen..gak ada satupun ayat yang sama dan hadits yang menyatakan seperti yang anda katakan..Sedangkan, nubuatan dalam bentuk angka-angka nilai huruf yang dijumlahkan menjadi 1305 ditujukan kepada kedatangan Khalifah dari antara Umat Islam yang beriman dan beramal shaleh (An-Nur 24:55/56). Khalifah Allah adalah kata lain dari Nabi.
dalam hal ini berarti allah adalah tuhan yang gak konsisten dan al quran bukanlah kalimat suci yang dapat dipertanggung jawabkan..Nahwu sharaf yang dipahami manusia kadang-kadang kita temukan ditabrak Allah Yang Maha Kuasa dalam Al Qur'an, seperti fi'il madhi yang dapat digunakan untuk masa mendatang dalam Al Ahzab 33:27/28. Begitupula, jika anda memahami kata an-nabiyyin itu berlaku umum, ternyata dalam An-Nisa 4:69/70 itu berlaku khusus bagi mereka yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw saja yang masih terbuka.
sayah berkata seperti itu karena argumen anda justru melecehkan standar basa yang telah ditetapkan allah..
kalow sayah salah dalam statemen "allah gak punya standar jelas dalam struktur basa" maka jelaskan kepada sayah tentang ;
an nabiyyin..bugimanah kata ini bisa berlaku KHUSUS secara tata basa arab..
silahkeun pak..
sayah gak bicara tentang an nisa pak..sayah bertanya tentang hadits yang menjadi dasar kenabian mga..dari sanad maupun makna matan..
Baiklah, jika wan Abu concerns dengan sanad, tetapi Al Qur'an sendiri menegaskan bahwa kenabian Nabi Muhammad saw tidak akan terputus bagi umat Islam yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70). Apakah tidak cukup?
bila sanad terputus,lalu bugimanah sikap anda?
tetap berpegang pada kabar yang gak jelas atow gimana?
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18259
untuk perawi yang lupa ajah anda bilang ; tidak bisa diandalkan..
Tidak ada yang bisa diandalkan dari PERAWI yang LUPA.
lha kalow jalur riwayat/sanad/perawian terputus.gimana sikap anda?terlebih ini level atsar,bukan hadits nabawi..
masalah an nisa 69 kan uda kita bicarakan sebagai prolog di
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18259
yah nanti kita teruskan lagih..Kata "ma'a" mempunyai arti "bersama-sama" (Al Baqarah 2:153/154) dan "termasuk" (Ali Imran 3:193/194), tetapi khusus untuk An-Nisa 4:69/70 arti kata "ma'a" yang tepat adalah "termasuk", karena:
urusan ini (second coming) gak ada kaitan dengan laa nabiyya min ba'di..Apalagi jika anda memahami bahwa Khalifah Allah, Imam Al Mahdi itu adalah Utusan Allah (Musnad Ahmad bin Hambal) dan Isa Ibnu Maryam yang akan datang itu adalah Nabiyullah (HR Sahih Muslim).
silahkeun anda jelaskan perbedaan makna dari KHAATAM dengan KHATAM..Di dalam Al Ahzab 33:40/41 tertulis Khaataman-Nabiyyin, bukan Khataman-Nabiyyin.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:pak kedung..Jika Bible anda teliti, maka nubuatan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw terdapat dalam Ulangan 18:18, Kitab Daniel as, Kitab Yesaya as, Yohanes 16:12-15 dan banyak lagi. Juga, nubuatan tentang Second Coming of Yesus Christ. Jadi, jangan putus asa dulu.
maaf pak..di trit inih sayah gak urusin kitab sebelah kalow masalah second coming..sayah hanya menyorot kenabian mga berdasarkan pandangan al quran dan hadits..
Kenabian HMG Ahmad as itu adalah subordinate prophet atau non-lawbearing prophet sebagaimana dimaksud dalam An-Nisa 4:69/70 sehingga tanpa Nabi Muhammad saw, maka kenabian HMG Ahmad as itu tidak ada artinya.
abu hanan wrote:
Apakah wan Abu pernah mendengar istilah mudhof-mudhof alaihi?
dijabarkan ajah pak..jangan sungkan..
Ada orang Arab yang mengatakan bahwa Khaataman-Nabiyyin itu adalah kalimat idhofah/idhofat. Ada juga orang Arab yang mengatakan bahwa itu adalah bentuk mudhof wal mudhof ilaihi yang maksudnya adalah jika kata KHAATAM diidhofatkan atau disandingkan dengan KATA MAJEMUK, maka akan berarti yang paling afdhal atau sempurna. Di dalam Bahasa Indonesia juga ada persamaannya. Kata BINTANG jika diidhofatkan dengan kata-kata TERTENTU akan berarti yang paling ....., contohnya: BINTANG PELAJAR, BINTANG LAPANGAN, BINTANG FILM dlsb.
abu hanan wrote:Kata Khaataman-Nabiyyin memang tidak ada dalam ayat lain, kecuali dalam Al Ahzab 33:40/41, tetapi jika hanya diartikan Penutup Nabi-Nabi, maka dapat diperjelas dengan An-Nisa 4:69/70, bahwa Nabi-Nabi yang Tertutup itu bagi umat Nabi-Nabi lain, sedangkan bagi Umat Nabi Muhammad saw masih Terbuka.
tidak ada kaitan antara KHAATAM an nabiyyin dengan an nisa 69-70..
bahwa khataaman nabiyyin sebagai penutup kenabian tidak dibatalkan oleh an nisa 69-70..dan secara spesifik pun an nisa 69-70 tidak bicara tentang kenabian..
Sesungguhnya tidak dibatalkan, melainkan diperjelas bahwa Nabi Muhammad saw itu Khaataman-Nabiyyin atau Penutup Nabi-Nabi (Al Ahzab 33:40/41) dari umat Nabi-Nabi lain, tetapi Pembuka Nabi-Nabi dari umat Islam atau umat Nabi Muhammad saw yang taat sempurna kepada Allah dan Rasul-Nya saw (An-Nisa 4:69/70). Yang dibahas secara spesifik dalam An-Nisa 4:69/70 itu adalah Nikmat Allah yang senantiasa diminta oleh umat Islam yang rajin shalat dan berdo'a "shirathalladzina an'amta 'alaihim" (Al Fatihah 1:6-7) minimal 17X sehari. An'am Ta atau Nikmat Engkau atau Nikmat Allah itu diuraikan secara spesifik dalam An-Nisa 4:69/70, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada wa shalihin.
abu hanan wrote:Sedangkan, nubuatan dalam bentuk angka-angka nilai huruf yang dijumlahkan menjadi 1305 ditujukan kepada kedatangan Khalifah dari antara Umat Islam yang beriman dan beramal shaleh (An-Nur 24:55/56). Khalifah Allah adalah kata lain dari Nabi.
angka 1305 uda jelas bukan quran bil quran atow quran bil hadits..sehingga angka 1305 itu gak perlu digunakan sebagai argumen..gak ada satupun ayat yang sama dan hadits yang menyatakan seperti yang anda katakan..
Menafsirkan Al Qur'an itu tidak hanya bil qur'an atau bil hadits saja, kan bisa juga bil lexicon/kamus Al Munjid yang juga menjelaskan nilai-nilai huruf dalam kalimat istikhlaf dalam An-Nur 24:55/56. Jika anda mendalami nilai-nilai huruf Al Qur'an, ternyata banyak firman Allah dalam Al Qur'an yang merupakan khazanah yang banyak membuka rahasia Ilmu Ilahi.
abu hanan wrote:Nahwu sharaf yang dipahami manusia kadang-kadang kita temukan ditabrak Allah Yang Maha Kuasa dalam Al Qur'an, seperti fi'il madhi yang dapat digunakan untuk masa mendatang dalam Al Ahzab 33:27/28. Begitupula, jika anda memahami kata an-nabiyyin itu berlaku umum, ternyata dalam An-Nisa 4:69/70 itu berlaku khusus bagi mereka yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw saja yang masih terbuka.
dalam hal ini berarti allah adalah tuhan yang gak konsisten dan al quran bukanlah kalimat suci yang dapat dipertanggung jawabkan..
sayah berkata seperti itu karena argumen anda justru melecehkan standar basa yang telah ditetapkan allah..
kalow sayah salah dalam statemen "allah gak punya standar jelas dalam struktur basa" maka jelaskan kepada sayah tentang ;
an nabiyyin..bugimanah kata ini bisa berlaku KHUSUS secara tata basa arab..
silahkeun pak..
Tidak ada pelecehan dalam hal ini, melainkan hanya perbedaan pemahaman kata an nabiyyin.. dan juga perbedaan pemahaman firman Allah yang menggunakan fi'il madhi yang digunakan dalam Al Qur'an untuk masa mendatang (Al Ahzab 33:27/28). An Nabiyyin atau Nabi-Nabi itu ternyata ada berbagai macam jenis, sebutan, missi dan kapasitas. Untuk hal ini, akan saya jelaskan dengan rinci dalam thread APA BEDA NABI DAN RASUL ALLAH. Sabar ya wan Abu.
abu hanan wrote:
Baiklah, jika wan Abu concerns dengan sanad, tetapi Al Qur'an sendiri menegaskan bahwa kenabian Nabi Muhammad saw tidak akan terputus bagi umat Islam yang taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:69/70). Apakah tidak cukup?
sayah gak bicara tentang an nisa pak..sayah bertanya tentang hadits yang menjadi dasar kenabian mga..dari sanad maupun makna matan..
bila sanad terputus,lalu bugimanah sikap anda?
tetap berpegang pada kabar yang gak jelas atow gimana?
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18259
Tidak ada yang bisa diandalkan dari PERAWI yang LUPA.
untuk perawi yang lupa ajah anda bilang ; tidak bisa diandalkan..
lha kalow jalur riwayat/sanad/perawian terputus.gimana sikap anda?terlebih ini level atsar,bukan hadits nabawi..
masalah an nisa 69 kan uda kita bicarakan sebagai prolog di
http://www.laskarislam.com/t92p50-ahmadiyah-qadian#18259Kata "ma'a" mempunyai arti "bersama-sama" (Al Baqarah 2:153/154) dan "termasuk" (Ali Imran 3:193/194), tetapi khusus untuk An-Nisa 4:69/70 arti kata "ma'a" yang tepat adalah "termasuk", karena:
yah nanti kita teruskan lagih..
Jika ingin membahas tentang kenabian/kerasulan HMG Ahmad as berdasarkan Al Qur'an memang terdapat dalam Surah An-Nisa 4:69/70 dan Al Jumu'ah 62:3/4, tetapi jika berdasarkan Hadits terdapat dalam Sahih Muslim, hadits yang diriwayatkan oleh Nawas bin Sam'an ra dan sangat panjang, tetapi di dalamnya Rasulullah saw menubuatkan kedatangan Nabiyullah Isa (bukan Nabi Isa as Bani Israil yang sudah wafat) sebanyak empat kali.
abu hanan wrote:Apalagi jika anda memahami bahwa Khalifah Allah, Imam Al Mahdi itu adalah Utusan Allah (Musnad Ahmad bin Hambal) dan Isa Ibnu Maryam yang akan datang itu adalah Nabiyullah (HR Sahih Muslim).
urusan ini (second coming) gak ada kaitan dengan laa nabiyya min ba'di..
Kaitannya, menurut Al Qur'an dan Hadits, adalah Perumpamaan/Matsil Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58).
abu hanan wrote:Di dalam Al Ahzab 33:40/41 tertulis Khaataman-Nabiyyin, bukan Khataman-Nabiyyin.
silahkeun anda jelaskan perbedaan makna dari KHAATAM dengan KHATAM..
Wan Abu lebih kompeten untuk menjelaskan makna kata KHATAM. Tetapi, saya lebih memahami bahwa kata Khaataman-Nabiyyin, disamping maknanya Penutup Nabi-Nabi, memiliki makna lain, yakni: a. Paling Afdhal / Sempurna, b. Segel / Materai / Mengesahkan, c. Cincin / hiasan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Tambahan buat wan Abu:
خاتمُ ذهبٍ
KHOOTAMU DZAHABIN = CINCIN DARI EMAS
http://nahwusharaf.wordpress.com/category/kitab-alfiyah-ibnu-malik/bab-idhafah/
Mengapa guru/pakar nahwu sharaf tidak menterjemahkan KHOOTAMU DZAHABIN = PENUTUP EMAS-EMAS atau EMAS PENUTUP?
خاتمُ ذهبٍ
KHOOTAMU DZAHABIN = CINCIN DARI EMAS
http://nahwusharaf.wordpress.com/category/kitab-alfiyah-ibnu-malik/bab-idhafah/
Mengapa guru/pakar nahwu sharaf tidak menterjemahkan KHOOTAMU DZAHABIN = PENUTUP EMAS-EMAS atau EMAS PENUTUP?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
masih dari sumber yang samah..Kedunghalang wrote:Tambahan buat wan Abu:
خاتمُ ذهبٍ
KHOOTAMU DZAHABIN = CINCIN DARI EMAS
http://nahwusharaf.wordpress.com/category/kitab-alfiyah-ibnu-malik/bab-idhafah/
Mengapa guru/pakar nahwu sharaf tidak menterjemahkan KHOOTAMU DZAHABIN = PENUTUP EMAS-EMAS atau EMAS PENUTUP?
Idhafah menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari Mudhaf.
ada keterangan ; Takdirannya adalah KHOOTAMUN MIN DZAHABIN’
lha KHAATAMAN NABIYYIN itu ikutan hukum idhafah yang gimana pak?
dan kalow kita mau jujur,kata " ذهبٍ " di al quran selalu majrur مِن..sehingga dalam hal ini,menyetarakan khaataman nabiyyin dengan khaatamu dzahabin uda jelas salah alamat..karena nabiyyin bukan majrur..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:masih dari sumber yang samah..Kedunghalang wrote:Tambahan buat wan Abu:
خاتمُ ذهبٍ
KHOOTAMU DZAHABIN = CINCIN DARI EMAS
http://nahwusharaf.wordpress.com/category/kitab-alfiyah-ibnu-malik/bab-idhafah/
Mengapa guru/pakar nahwu sharaf tidak menterjemahkan KHOOTAMU DZAHABIN = PENUTUP EMAS-EMAS atau EMAS PENUTUP?
Idhafah menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari Mudhaf.
ada keterangan ; Takdirannya adalah KHOOTAMUN MIN DZAHABIN’
lha KHAATAMAN NABIYYIN itu ikutan hukum idhafah yang gimana pak?
dan kalow kita mau jujur,kata " ذهبٍ " di al quran selalu majrur مِن..sehingga dalam hal ini,menyetarakan khaataman nabiyyin dengan khaatamu dzahabin uda jelas salah alamat..karena nabiyyin bukan majrur..
Kaidah Idhafah dalam link tersebut ada tiga, dan yang sedang kita bahas termasuk kaidah yang pertama, karena Khaataman-Nabiyyin tidak bisa masuk ke dalam kaidah yang ke dua dan ke tiga. Kata kuncinya adalah kata Khaatam jika diidhafah dengan kata majemuk, maka artinya adalah yang afdhal, sempurna, terbaik dlsb. Saya kasih sepuluh contoh lain di bawah ini:
1. Abu Tayyub was pronounced Khatamus Shuara. (Introduction to the Divan of Mutanabbi p. 5)2. Hazrat Ali, may Allah be pleased with him, was Khatamul Aulia. (Tafseer Safi, Surah Ahzab)
3. Hazrat Imam Shafai was Khatamul Aulia. (At Tuhfatus Sunnia, p. 45)
4. Shaikh Ibn Arabi was Khatamul Aulia. (Title page of Fatuhat Makkiyyah)
5. Shah Abdul Aziz was Khatamul Muhaddaseen Wal Mufassireen. (Hadyatis Shia, p.7)
6. Maulvi Anwar Shah Sahib Kashmiri was Khatamul Muhaddaseen. (Raisul Ahrar, p. 99)
7. Habib Shirazi is considered Khatumushuara in Iran. (Hayate Saadi, p.87)
8. Imam Suyuti was Khatamul Muhaddaseen. (Hadyatis Shia, p.210)
9. Hazrat Ali was Khatamul Auwsia. (Minar-ul Huda, p. 106)
10.Maulvi Muhammad Qasim was Khatamul Muffasireen. (Asrar-e-Qurani, title page).
Jika membutuhkan penjelasan lebih detail, silahkan lihat di:
http://www.alislam.org/books/truth/finality.html
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
mr kedung..
apakah kedung halang nih "wali paling afdol"?gak kan?
karena bisa ajah si mysteri bilang ; ehan is khatamul aulia..
artinyah buginih..
gelar dari manusia itu bersifat relatif..dan subjektif..
ronaldo adalah pemain terbaik,sebagian akan bilang messi adalah yang terbaik..
http://www.alislam.org/books/truth/finality.html
trims llinknyah..tapi gak ngerti isinyah..hahaha..sayah nih jenis manusia gak faham enggresh bangets..mesti pake mesin terjemahan..
wokeh..kita mulai darimana?
Kaidah Idhafah dalam link tersebut ada tiga, dan yang sedang kita bahas termasuk kaidah yang pertama, karena Khaataman-Nabiyyin tidak bisa masuk ke dalam kaidah yang ke dua dan ke tiga. Kata kuncinya adalah kata Khaatam jika diidhafah dengan kata majemuk, maka artinya adalah yang afdhal, sempurna, terbaik dlsb.
lha itu kan produksi manusia pak..seperti sayah katakan ; kedung halang is khatamul aulia..
Saya kasih sepuluh contoh lain di bawah ini:
1. Abu Tayyub was pronounced Khatamus Shuara. (Introduction to the Divan of Mutanabbi p. 5)
2. Hazrat Ali, may Allah be pleased with him, was Khatamul Aulia. (Tafseer Safi, Surah Ahzab)
3. Hazrat Imam Shafai was Khatamul Aulia. (At Tuhfatus Sunnia, p. 45)
4. Shaikh Ibn Arabi was Khatamul Aulia. (Title page of Fatuhat Makkiyyah)
apakah kedung halang nih "wali paling afdol"?gak kan?
karena bisa ajah si mysteri bilang ; ehan is khatamul aulia..
artinyah buginih..
gelar dari manusia itu bersifat relatif..dan subjektif..
ronaldo adalah pemain terbaik,sebagian akan bilang messi adalah yang terbaik..
http://www.alislam.org/books/truth/finality.html
trims llinknyah..tapi gak ngerti isinyah..hahaha..sayah nih jenis manusia gak faham enggresh bangets..mesti pake mesin terjemahan..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:mr kedung..wokeh..kita mulai darimana?
Kaidah Idhafah dalam link tersebut ada tiga, dan yang sedang kita bahas termasuk kaidah yang pertama, karena Khaataman-Nabiyyin tidak bisa masuk ke dalam kaidah yang ke dua dan ke tiga. Kata kuncinya adalah kata Khaatam jika diidhafah dengan kata majemuk, maka artinya adalah yang afdhal, sempurna, terbaik dlsb.lha itu kan produksi manusia pak..seperti sayah katakan ; kedung halang is khatamul aulia..
Saya kasih sepuluh contoh lain di bawah ini:
1. Abu Tayyub was pronounced Khatamus Shuara. (Introduction to the Divan of Mutanabbi p. 5)
2. Hazrat Ali, may Allah be pleased with him, was Khatamul Aulia. (Tafseer Safi, Surah Ahzab)
3. Hazrat Imam Shafai was Khatamul Aulia. (At Tuhfatus Sunnia, p. 45)
4. Shaikh Ibn Arabi was Khatamul Aulia. (Title page of Fatuhat Makkiyyah)
apakah kedung halang nih "wali paling afdol"?gak kan?
karena bisa ajah si mysteri bilang ; ehan is khatamul aulia..
artinyah buginih..
gelar dari manusia itu bersifat relatif..dan subjektif..
ronaldo adalah pemain terbaik,sebagian akan bilang messi adalah yang terbaik..
http://www.alislam.org/books/truth/finality.html
trims llinknyah..tapi gak ngerti isinyah..hahaha..sayah nih jenis manusia gak faham enggresh bangets..mesti pake mesin terjemahan..
Wan Abu nampak bingung, karena sudah terkesima bahwa arti kata Khaataman-Nabiyyin hanyalah Nabi Penutup atau Penutup Nabi-Nabi, seolah-olah tidak ada arti lain. Padahal, menurut pakar nahwu sharaf termasuk Kamus, arti primer Khaataman-Nabiyyin itu adalah yang paling afdhal, sempurna, mantap, terbaik, cincin/hiasan dan materai/segel pada nabi. Sedangkan Nabi Penutup atau Penutup Nabi-Nabi adalah arti sekunder.
Memang pernyataan wan Abu bahwa penyebutan gelar Khaatamul Aulia, Khaatamul Mufassirin, Khaatamul Muhaditsin, Khaatamul Muhajjirin, Khaatamusy-syua'ra dll itu adalah dari manusia, tetapi kaidah nahwu sharafnya (kaidah idhafahnya) sama dengan yang dari Allah, yakni Khaataman-Nabiyyin. Dengan demikian, maka arti primernya kurang/lebih sama, tetapi arti sekundernya mungkin saja berbeda.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
mr kedung..
arti kata khaatam yah mesti dibandingkan dengan kata yang berakar sama dan terdapat di ayat yang laen..artinyah ketika yang lain berarti primer,maka khaataman nabiyyin semestinyah juga diartikan primer..itu baru perbandingan yang pas pak..jangan kenyamanan menumpang taksi dibandingkan dengan metro mini..
ketika khaataman nabiyyin diartikan NABI yang TERBAIK..itu jelas subyektif karena arti khatam pada ayat yang laen tidak menyiratkan yang terbaik..
paling afdhol dll itu BERASAL dari gelar yang dilahirkan manusia..maka sayah kasi contoh antara messi dan ronaldo..siapa yang terbaik diantara keduanyah?Wan Abu nampak bingung, karena sudah terkesima bahwa arti kata Khaataman-Nabiyyin hanyalah Nabi Penutup atau Penutup Nabi-Nabi, seolah-olah tidak ada arti lain. Padahal, menurut pakar nahwu sharaf termasuk Kamus, arti primer Khaataman-Nabiyyin itu adalah yang paling afdhal, sempurna, mantap, terbaik, cincin/hiasan dan materai/segel pada nabi. Sedangkan Nabi Penutup atau Penutup Nabi-Nabi adalah arti sekunder.
arti kata khaatam yah mesti dibandingkan dengan kata yang berakar sama dan terdapat di ayat yang laen..artinyah ketika yang lain berarti primer,maka khaataman nabiyyin semestinyah juga diartikan primer..itu baru perbandingan yang pas pak..jangan kenyamanan menumpang taksi dibandingkan dengan metro mini..
ketika khaataman nabiyyin diartikan NABI yang TERBAIK..itu jelas subyektif karena arti khatam pada ayat yang laen tidak menyiratkan yang terbaik..
arti sekunder tuh yang bugimanah sih pak?Memang pernyataan wan Abu bahwa penyebutan gelar Khaatamul Aulia, Khaatamul Mufassirin, Khaatamul Muhaditsin, Khaatamul Muhajjirin, Khaatamusy-syua'ra dll itu adalah dari manusia, tetapi kaidah nahwu sharafnya (kaidah idhafahnya) sama dengan yang dari Allah, yakni Khaataman-Nabiyyin. Dengan demikian, maka arti primernya kurang/lebih sama, tetapi arti sekundernya mungkin saja berbeda.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:
ketika khaataman nabiyyin diartikan NABI yang TERBAIK..itu jelas subyektif karena arti khatam pada ayat yang laen tidak menyiratkan yang terbaik..
Khaatam tidak sama dengan khatam, wan Abu, he he he.
abu hanan wrote:Memang pernyataan wan Abu bahwa penyebutan gelar Khaatamul Aulia, Khaatamul Mufassirin, Khaatamul Muhaditsin, Khaatamul Muhajjirin, Khaatamusy-syua'ra dll itu adalah dari manusia, tetapi kaidah nahwu sharafnya (kaidah idhafahnya) sama dengan yang dari Allah, yakni Khaataman-Nabiyyin. Dengan demikian, maka arti primernya kurang/lebih sama, tetapi arti sekundernya mungkin saja berbeda.
arti sekunder tuh yang bugimanah sih pak?
Arti sekunder itu artinya bukan arti primer, wan Abu, he he he.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
seriuslah pak..
kalow emang khaatam itu beda arti dengan khatam yah kasi penjelasan..
kalow emang khaatam itu beda arti dengan khatam yah kasi penjelasan..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:seriuslah pak..
kalow emang khaatam itu beda arti dengan khatam yah kasi penjelasan..
Justru wan Abu lebih piawai dalam menjelaskan kata khatam, jadi saya tidak layak untuk menjelaskannya kepada wan Abu, karena wan Abu lah yang harus menjelaskannya kepada kami. Tetapi dalam hal memahami "Khaataman-Nabiyyin", wan Abu nampak sekali KELABAKAN. Oleh karena itu saya jelaskan berdasarkan kaidah nahwu sharaf, yakni yang terdapat dalam kaidah idhafah atau mudhof wal mudhof ilaih.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
mr kedung..
lagian kalow sayah kelabakan tentu sayah uda buang al quran sampe kamus basa arab..dan sayah bunuh satu per satu guru basa arab yang ada di muka bumi..
anda yang punya pernyataan maka kewajiban anda menjelaskan..
Khaatam tidak sama dengan khatam,
kaidah itu dijelasin ajah pak..Tetapi dalam hal memahami "Khaataman-Nabiyyin", wan Abu nampak sekali KELABAKAN. Oleh karena itu saya jelaskan berdasarkan kaidah nahwu sharaf, yakni yang terdapat dalam kaidah idhafah atau mudhof wal mudhof ilaih.
lagian kalow sayah kelabakan tentu sayah uda buang al quran sampe kamus basa arab..dan sayah bunuh satu per satu guru basa arab yang ada di muka bumi..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:
Khaatam tidak sama dengan khatam,
anda yang punya pernyataan maka kewajiban anda menjelaskan..
Simpelnya dalam kata Khaataman-Nabiyyin terdapat huruf ا (alif) setelah huruf خ, sedangkan dalam kata Khatam tidak ada, dan tentu maknanya pun berbeda.
abu hanan wrote:Tetapi dalam hal memahami "Khaataman-Nabiyyin", wan Abu nampak sekali KELABAKAN. Oleh karena itu saya jelaskan berdasarkan kaidah nahwu sharaf, yakni yang terdapat dalam kaidah idhafah atau mudhof wal mudhof ilaih.
kaidah itu dijelasin ajah pak..
lagian kalow sayah kelabakan tentu sayah uda buang al quran sampe kamus basa arab..dan sayah bunuh satu per satu guru basa arab yang ada di muka bumi..
Ooooooh kalau anda kelabakan begitu, sampai membunuh segala yah? Iya deh wan Abu tidak kelabakan, hanya belum paham saja. Sedangkan kaidah idhafah atau mudhof wal mudhof ilaih itu sudah saya tampilkan. Jadi menurut kaidah idhafah, Khaataman-Nabiyyin itu artinya adalah yang paling afdhal dari antara para nabi, tetapi jika diartikan penutup para nabi juga tidak salah, tetapi harus ditambahkan bahwa yang tertutup itu adalah para nabi yang membawa syari'at baru, karena para nabi yang mengikuti syari'at Nabi Muhammad saw masih terbuka (An-Nisa 4:69/70).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
gimana coba dan beri contoh sekalian..mr kedung wrote:dan tentu maknanya pun berbeda.
sekalian dunk pak..kata2 yang berakar sama dengan khatam dibawa sebagai contoh untuk yang PALING AFDHOL..mr kedung wrote:
Khaataman-Nabiyyin itu artinya adalah yang paling afdhal dari antara para nabi,
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Halaman 13 dari 17 • 1 ... 8 ... 12, 13, 14, 15, 16, 17
Similar topics
» Mang Odoy versus KEDUNGHALANG (Ahmadiyah Qadian)
» Kristen Paulus dan Ahmadiyah Qadian MGA..bagaikan Pinang dibelah Kampak..
» islam dan ahmadiyah
» kesesatan ahmadiyah
» jihad ala ahmadiyah
» Kristen Paulus dan Ahmadiyah Qadian MGA..bagaikan Pinang dibelah Kampak..
» islam dan ahmadiyah
» kesesatan ahmadiyah
» jihad ala ahmadiyah
Halaman 13 dari 17
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik