AHMADIYAH QADIAN

by **mang odoy** Thu Oct 20, 2011 6:37 am

First topic message reminder :

Saya tertarik sekali untuk membahas apa dan bagaimana AHMADIYAH.....kontroversi yang berkepanjangan tanpa ada TITIK TEMU yang jelas...itu kesannya.
Sayangnya...banyak dari Umat Muslim menggannggap bahwa hanya ada satu AHMADIYAH...padahal pada kenyataannya...Ahmadiyah ini terbagi jadi 2 golongan :

1. AHMADIYAH LAHORE (GERAKAN AHMADIYAH)
2. AHMADIYAH QADIAN (JEMAAT AHMADIYAH)

Di tret ini...kita akan mencoba untuk mendiskusikan dan mungkin saya akan undang dari pihak mereka untuk hadir di tret ini...sebagai bahan pencerahan..

Sebagai referensi....silahkan buka situs Ahmadiyah QADIAN yang ini..

www.ahmadiyya.or.id

Wasalam,

by **abu hanan** Sun Jun 15, 2014 3:44 pm

analogi mah gak usah2 bawa idhofah..
cincin emas itu menyimpan min (dari)..lha kalow bintang pelajar itu menyimpan apa dari syarat idhofah?
bintang berbahan dari pelajar?seperti cincin yang berbahan dari nabi2..

donat kentang,ini bisa diurai dengan idhofah..termasuk nasi goreng..

by **Kedunghalang** Mon Jun 16, 2014 12:10 am

abu hanan wrote:analogi mah gak usah2 bawa idhofah..
cincin emas itu menyimpan min (dari)..lha kalow bintang pelajar itu menyimpan apa dari syarat idhofah?
bintang berbahan dari pelajar?seperti cincin yang berbahan dari nabi2..

donat kentang,ini bisa diurai dengan idhofah..termasuk nasi goreng..

Bintang Pelajar adalah bintangnya dari antara para pelajar.
Cincin/Perhiasan Nabi-Nabi adalah Cincin/Perhiasannya dari antara para nabi.

by **abu hanan** Mon Jun 16, 2014 9:47 am

cincin dari nabi..nih kiasan atow harfiah mr kedung?
cincin dari emas jelas berarti bahan dan ini logis..
cincin dari nabi,apa artinyah?

by **Kedunghalang** Sun Jun 22, 2014 10:54 am

abu hanan wrote:cincin dari nabi..nih kiasan atow harfiah mr kedung?
cincin dari emas jelas berarti bahan dan ini logis..
cincin dari nabi,apa artinyah?

Jelas kiasan dong wan Abu.

Cincin dari para nabi atau hiasan dari para nabi, artinya akhlaq agung Rasulullah saw itu yang merupakan perhiasan dari para nabi, oleh karena itu Rasulullah saw disebut sebagai yang terbaik/afdhal/istimewa/sempurna dari antara para nabi.

Wan Abu mau tidak jika Nabi Muhammad saw disebut sebagai Nabi Terakhir, tetapi bukan yang terbaik/afdhal/istimewa/sempurna dari antara para nabi?

by **abu hanan** Sun Jun 22, 2014 11:04 am

kalow nabi terakhir itu kepastian mr kedung..tp tentang yang terbaik itu bukan wewenang sayah..karena al quran gak sebut beliow yang terbaik..

jika khataman itu kiasan,berarti ada kalung para nabi atow sepatu para nabi..lha cuma kiasan kan?

by **Kedunghalang** Sun Jun 22, 2014 11:14 am

abu hanan wrote:kalow nabi terakhir itu kepastian mr kedung..tp tentang yang terbaik itu bukan wewenang sayah..karena al quran gak sebut beliow yang terbaik..

jika khataman itu kiasan,berarti ada kalung para nabi atow sepatu para nabi..lha cuma kiasan kan?

Kepastian siapa wan Abu? Allah saja menyatakan bahwa mereka yang sangat mentaati Allah dan Nabi Muhammad saw berpeluang untuk dianugerahi Nikmat-Nya, yakni nabiyyin, shiddiqin, syuhada wa shalihin (An-Nisa 4:69/70).

Kepada orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh, Allah telah berjanji bahwa Dia pasti akan menjadikan Khalifah di bumi (An-Nur 24:55/56).

Rasulullah saw juga menyatakan bahwa jiga datang rasul-rasul dari antara umat Islam kita harus bertakwa dan melakukan perbaikan (Al 'Araf 7:35/36).

Salah satu cara Allah berbicara kepada manusia adalah dengan mengirimkan seorang RASUL (Asy-Syura 42:51/52) dari antara malaikat dan dari antara manusia (Al Hajj 22:75/76). Apakah wan Abu beranggapan Allah Al Mutakallim sudah MEMBISU?

by **abu hanan** Sun Jun 22, 2014 11:25 am

kepastian ada nabi terakhir..sedangkan yang lain sebagian uda dibahas di depan..kita lanjutkan idhofah..
melalui kaidah ini,al mutakalim menutup pesan tanpa kiasan..
mr kedung..
adakah kaidah idhofah yang menyatakan bahwa bila ada isim/fiil dan diikuti kata benda jamak maka itu berarti kiasan?

by **Kedunghalang** Sun Jun 22, 2014 11:32 am

Hukum Idhofah ini menegaskan bahwa arti Khaataman-Nabiyyin bukan Penutup Nabi-Nabi apalagi Nabi Terakhir. Contohnya:

Khaatamul Aulia
Khaatamul Mufassirin
Khaatamul Muhajjirin
Khaatamul Makhluqat
Khaatamu Dzahabin

by **abu hanan** Wed Jul 09, 2014 3:59 am

mr kedung..
coba deh..itu contoh kalimat diurai satu per satu berdasarkan kaidah idhofah..

by **Kedunghalang** Thu Jul 10, 2014 12:03 pm

abu hanan wrote:mr kedung..
coba deh..itu contoh kalimat diurai satu per satu berdasarkan kaidah idhofah..

Anda kan pakar nahwu shorof, masa tidak bisa mengurai contoh kalimat di atas dengan Kaidah/Hukum Idhofah?

by **abu hanan** Thu Jul 10, 2014 12:37 pm

lho itu diperlukan supaya anda amalkan afalaa taqiluun..
idhofah itu kaya apa dan apa tujuannyah..mestinyah anda pahami..jangan karena kalow idhofah majemuk maka bla bla dst sedangkan kaidah idhofah gak ada urusan "single-majemuk"..

paham kan bos kedung?

by **Kedunghalang** Thu Jul 10, 2014 12:55 pm

Justru saya sedang mencari jawaban dari seorang pakar nahwu shorof yang mengartikan kata "Khaataman-Nabiyyin" hanya sebagai "Penutup Nabi-Nabi" atau "Nabi Terakhir" saja? Padahal, setelah saya temukan Hukum Idhofah dalam Kaidah Nahwu Shorof, contoh kata yang mirip, yakni Khaatamu Dzahabin, diartikan sebagai "Cincin Emas", bukan "Penutup Emas-Emas" atau "Emas Terakhir". Dengan demikian, maka saya menganggap pakar nahwu shorof akan lebih pandai menguraikan kata-kata dalam contoh di atas satu-persatu, lalu menjelaskan tujuannya, ketimbang orang yang bukan pakar.

by **abu hanan** Sun Oct 12, 2014 10:28 am

mr kedung..
emas dan nabi adalah 2 benda yang berbeda..
mengapa khatamu dzahabin menjadi cincin dari emas,sedangkan khatamu nabiyin itu penutup para nabi?
dan anda uda jawab sendiri..

ﺫﻫﺒﻴﺔ bentuk jamak emas..

by **Kedunghalang** Sun Oct 12, 2014 12:15 pm

abu hanan wrote:mr kedung..
emas dan nabi adalah 2 benda yang berbeda..
mengapa khatamu dzahabin menjadi cincin dari emas,sedangkan khatamu nabiyin itu penutup para nabi?
dan anda uda jawab sendiri..

ﺫﻫﺒﻴﺔ bentuk jamak emas..

Ha ha ha ha, setelah dikasih tahu, Pakar Nahwu Sharaf buru-buru menjawab, kemudian terjebak, padahal:
ذهبٍ & ذهبية sama-sama bentuk jamaknya emas, dan
الذهب & ذهب adalah bentuk tunggalnya.

Belum lagi kalau anda dihadapkan kepada:
Khaatamal Aulia
Khaatamal Mufassirin
Khaatamal Makhluqat
Khaatamal Muhaditssin
Khaatamus-Syua'ra

yang darinya, arti kata "khaatam" yang di-idhafahkan dengan kata jamak adalah "istimewa/afdhal/sempurna/terbaik".

by **putramentari** Sun Oct 12, 2014 2:41 pm

Kedunghalang wrote:

yang darinya, arti kata "khaatam" yang di-idhafahkan dengan kata jamak adalah "istimewa/afdhal/sempurna/terbaik".

kamu itu buta nahwu tapi sok pake kaidah :

pertanyaan wak abu sebenrnya simple :

kalimat anda :

arti kata "khaatam" yang di-idhafahkan dengan kata jamak adalah "istimewa/afdhal/sempurna/terbaik" itu masuk kaidah idhofah yang mana ???

atau lebih spesifiknya merujuk takdiran yang mana ???MIN, FIY dan LAM.??

BISA KAMU JAWAB, NAK SESAT

by **putramentari** Sun Oct 12, 2014 3:18 pm

abu hanan wrote:خَاتَمَ النَّبِيِّينَ : KHATAMAL NABIIYINA
Idhafah menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari Mudhaf.

ada keterangan ; Takdirannya adalah KHOOTAMUN MIN DZAHABIN’

lha KHAATAMAN NABIYYIN itu ikutan hukum idhafah yang gimana pak?

dan kalow kita mau jujur,kata " ذهبٍ " di al quran selalu majrur مِن..sehingga dalam hal ini,menyetarakan khaataman nabiyyin dengan khaatamu dzahabin uda jelas salah alamat..karena nabiyyin bukan majrur..

ini baru argumen keren, he he he.

biar pembahasan ini jadi sistematis , massive dan struktur, m0hon wak abu menuliskan isim nakirah untuk 3 kata tersebut dalam huruf arab beserta pronounciationnya, sekalian yang udah dalam bentuk jamak juga di tuliskan bentuk mufradnya:

1. KHATAMAL = ...

2. NABIIYINA = ...

3. dzahabin = ...

baru ntar kita bahas tentang i'rab nya sekalian, biar yang sesat akan sedikit tercerahkan.

atas kesediannya, ane ucapkan terima kasih

by **abu hanan** Sun Oct 12, 2014 4:50 pm

@wiro..
sayah sih lebih suka kalow mr kedung sendiri yang jawab pertanyaan diatas..kan beliow kata bhw sayah terjebak..
kalow mau bubur nih,jamak dari nabi uda makrifah..sedangkan dzahabin belum diketahui apakah dia makrifah atow gak..dan berdasarkan quran bil quran toh juga selalu majrur..

by **putramentari** Sun Oct 12, 2014 8:12 pm

wiro sableng wrote:
biar pembahasan ini jadi sistematis , massive dan struktur, m0hon wak abu menuliskan isim nakirah untuk 2 kata tersebut dalam huruf arab beserta pronounciationnya, sekalian yang udah dalam bentuk jamak juga di tuliskan bentuk mufradnya:

1. KHATAMA = ...

kata khatama ini termasuk isim atau fi'il ????

2. NABIIYINA = ... ???

3. dzahabin = ... ???

atas kesediannya, ane ucapkan terima kasih

silahkan ditanggapi nak sesat

by **Kedunghalang** Sun Oct 12, 2014 11:16 pm

abu hanan wrote:@wiro..
sayah sih lebih suka kalow mr kedung sendiri yang jawab pertanyaan diatas..kan beliow kata bhw sayah terjebak..
kalow mau bubur nih,jamak dari nabi uda makrifah..sedangkan dzahabin belum diketahui apakah dia makrifah atow gak..dan berdasarkan quran bil quran toh juga selalu majrur..

Pertanyaan saya simpel, dan sebaiknya direspon dengan jawaban, bukan balik bertanya:
Kenapa kata "Khaataman-Nabiyyin" hanya diartikan "Penutup Nabi-Nabi" atau "Nabi Terakhir" saja? Padahal, setelah saya temukan Hukum Idhofah dalam Kaidah Nahwu Sharaf, contoh kata yang mirip, yakni Khaatamu Dzahabin, diartikan "Cincin Emas", bukan "Penutup Emas-Emas" atau "Emas Terakhir", tanpa ada penjelasan makrifah atau majrur. Belum lagi kata-kata berikut ini:
Khaatamal Aulia
Khaatamal Mufassirin
Khaatamal Muhaditssin.

by **putramentari** Mon Oct 13, 2014 1:51 pm

lagi lagi buntu kalo ditanya nahwu shorof

panas

by **Kedunghalang** Mon Oct 13, 2014 2:54 pm

putramentari wrote:lagi lagi buntu kalo ditanya nahwu shorof

Pendekar yang baru belajar nahwu sharaf, memang tidak akan mampu, alias BUNTU, untuk menjawab Hukum Idhafah:
Nabi Muhammad saw menyebut Khalifah Ali bin Abu Thalib ra sebagai Khaatamal Aulia, begitupula dengan Mln. Muhyiddin Ibnu 'Arabi yang diberi gelar oleh para ulama Islam dengan sebutan yang sama. Jika Khaatamal Aulia diartikan Penutup Wali-Wali atau Wali Penutup, kenapa ada dua orang Khaatamal Aulia? Lagipula, kenapa setelah Khaatamal Aulia masih ada para Wali Allah yang lain? Misalnya di Nusantara ada Wali Songo.

by **putramentari** Mon Oct 13, 2014 4:40 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:lagi lagi buntu kalo ditanya nahwu shorof

Pendekar yang baru belajar nahwu sharaf, memang tidak akan mampu, alias BUNTU, untuk menjawab Hukum Idhafah:
Nabi Muhammad saw menyebut Khalifah Ali bin Abu Thalib ra sebagai Khaatamal Aulia, begitupula dengan Mln. Muhyiddin Ibnu 'Arabi yang diberi gelar oleh para ulama Islam dengan sebutan yang sama. Jika Khaatamal Aulia diartikan Penutup Wali-Wali atau Wali Penutup, kenapa ada dua orang Khaatamal Aulia? Lagipula, kenapa setelah Khaatamal Aulia masih ada para Wali Allah yang lain? Misalnya di Nusantara ada Wali Songo.

ne kamu bisa jawab tidak :

coba tuliskan isim nakirah untuk 2 kata tersebut dalam huruf arab beserta pronounciationnya, sekalian yang udah dalam bentuk jamak juga di tuliskan bentuk mufradnya:

1. KHATAMA = ...

kata khatama ini termasuk isim atau fi'il ????

2. NABIIYINA = ... ???

3. dzahabin = ... ???

monggo, jangan congor doank yang dimajuin, tolong otak di kedepankan

by **Kedunghalang** Mon Oct 13, 2014 5:14 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:lagi lagi buntu kalo ditanya nahwu shorof

Pendekar yang baru belajar nahwu sharaf, memang tidak akan mampu, alias BUNTU, untuk menjawab Hukum Idhafah:
Nabi Muhammad saw menyebut Khalifah Ali bin Abu Thalib ra sebagai Khaatamal Aulia, begitupula dengan Mln. Muhyiddin Ibnu 'Arabi yang diberi gelar oleh para ulama Islam dengan sebutan yang sama. Jika Khaatamal Aulia diartikan Penutup Wali-Wali atau Wali Penutup, kenapa ada dua orang Khaatamal Aulia? Lagipula, kenapa setelah Khaatamal Aulia masih ada para Wali Allah yang lain? Misalnya di Nusantara ada Wali Songo.

ne kamu bisa jawab tidak :

coba tuliskan isim nakirah untuk 2 kata tersebut dalam huruf arab beserta pronounciationnya, sekalian yang udah dalam bentuk jamak juga di tuliskan bentuk mufradnya:

1. KHATAMA = ...

kata khatama ini termasuk isim atau fi'il ????

2. NABIIYINA = ... ???

3. dzahabin = ... ???

monggo, jangan congor doank yang dimajuin, tolong otak di kedepankan

Jawab dulu pertanyaan, jangan nanya. Ngaku pakar kok nanya?

by **putramentari** Tue Oct 14, 2014 1:55 am

langsung dech muntah darah bobo

by **Kedunghalang** Tue Oct 14, 2014 9:02 am

putramentari wrote:langsung dech muntah darah

Sulit untuk mengakui kanyataan bahwa:
Nabi Muhammad saw menyebut Khalifah Ali bin Abu Thalib ra sebagai Khaatamal Aulia, begitupula dengan Mln. Muhyiddin Ibnu 'Arabi yang diberi gelar oleh para ulama Islam dengan sebutan yang sama. Jika Khaatamal Aulia diartikan Penutup Wali-Wali atau Wali Penutup, kenapa ada dua orang Khaatamal Aulia? Lagipula, kenapa setelah Khaatamal Aulia masih ada para Wali Allah yang lain? Misalnya di Nusantara ada Wali Songo.

by Sponsored content

AHMADIYAH QADIAN

AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN

Re: AHMADIYAH QADIAN