AHMADIYAH QADIAN
Halaman 10 dari 17 • Share
Halaman 10 dari 17 • 1 ... 6 ... 9, 10, 11 ... 13 ... 17
AHMADIYAH QADIAN
First topic message reminder :
Saya tertarik sekali untuk membahas apa dan bagaimana AHMADIYAH.....kontroversi yang berkepanjangan tanpa ada TITIK TEMU yang jelas...itu kesannya.
Sayangnya...banyak dari Umat Muslim menggannggap bahwa hanya ada satu AHMADIYAH...padahal pada kenyataannya...Ahmadiyah ini terbagi jadi 2 golongan :
1. AHMADIYAH LAHORE (GERAKAN AHMADIYAH)
2. AHMADIYAH QADIAN (JEMAAT AHMADIYAH)
Di tret ini...kita akan mencoba untuk mendiskusikan dan mungkin saya akan undang dari pihak mereka untuk hadir di tret ini...sebagai bahan pencerahan..
Sebagai referensi....silahkan buka situs Ahmadiyah QADIAN yang ini..
www.ahmadiyya.or.id
Wasalam,
Saya tertarik sekali untuk membahas apa dan bagaimana AHMADIYAH.....kontroversi yang berkepanjangan tanpa ada TITIK TEMU yang jelas...itu kesannya.
Sayangnya...banyak dari Umat Muslim menggannggap bahwa hanya ada satu AHMADIYAH...padahal pada kenyataannya...Ahmadiyah ini terbagi jadi 2 golongan :
1. AHMADIYAH LAHORE (GERAKAN AHMADIYAH)
2. AHMADIYAH QADIAN (JEMAAT AHMADIYAH)
Di tret ini...kita akan mencoba untuk mendiskusikan dan mungkin saya akan undang dari pihak mereka untuk hadir di tret ini...sebagai bahan pencerahan..
Sebagai referensi....silahkan buka situs Ahmadiyah QADIAN yang ini..
www.ahmadiyya.or.id
Wasalam,
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:
al jumat 2-3
Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
=>tidak berhubungan dengan seorang mirza ghulam..ini informasi dari allah tentang seorang yang bernama muhammad bin abdullah..dan apa sih konteks UMMI jika terpaksa harus dikaitkan dengan mga di india?
Firman Allah dalam Al Jumu'ah 62:2-3
Dia-lah Yang telah membangkitkan, di tengah-tengah bangsa yang buta-huruf, seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata; (62:2) Dan, Dia juga akan membangkitkannya di tengah-tengah kaum lain dari antara mereka, yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (62:3)
Surah Al Jumu'ah 62:2 jelas ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, seorang rasul yang telah dibangkitkan Allah dari antara bangsa umiyyin Arab.
Sedangkan Al Jumu'ah 62:3 ditujukan ditujukan kepada Imam Mahdi, seorang rasul yang kemudian dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia (HR Sahih Bukhari), yang juga keturunan Nabi Muhammad saw, dari Siti Fatimah ra (HR Abu Daud).
Nabi Muhammad saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah (rasul) ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).
Abu Hurairah ra menerangkan, kami sedang duduk-dukuk dekat Nabi saw, ketika Surah Al Jumu'ah diturunkan kepada Nabi saw. Para sahabat bertanya, 'Siapakah yang dimaksud dengan wa aakhoriina minhum di dalam ayat itu'. Nabi saw tidak menjawab hingga para sahabat bertanya sampai tiga kali. Di antara kami terdapat seorang yang bernama Salman dari Persia. Kemudian Nabi saw meletakkan tangan beliau saw di atas pundak Salman sambil bersabda, 'Jika iman telah terbang ke bintang Tsurayya, seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari antara orang ini (Salman) akan dapat mengambilnya kembali.' (HR Sahih Bukhari).
Dari Sa'id bin Musayyab yang berkata, 'Kami berada dengan Ummi Salamah lalu menceritakan kepada kami tentang Al Mahdi', kemudian ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Al Mahdi itu dari keturunanku, dari anak-anak Fatimah' (HR Abu Daud).
Surah Al Jumu'ah 62:3, sesuai tafsirnya yang terdapat dalam ketiga hadits sahih di atas, terbukti bahwa Imam Mahdi itu adalah seorang rasul setelah Nabi Muhammad saw yang kemudian Dia (Allah) bangkitkan dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia dan keturunan Nabi Muhammad saw dari anak-anak Siti Fatimah ra.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (HMG Ahmad) as adalah satu-satunya orang yang mendakwakan diri sebagai Imam Mahdi yang nenek moyangnya berasal dari Persia (dari pihak bapak) yang hijrah dan tinggal di Qadian, Hindustan dan menikah dengan seorang wanita (keturunan Siti Fatimah ra). Atas perintah Allah, HMG Ahmad as telah mendakwakan diri sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi dan Masih Mau'ud yang mengambil kembali iman yang telah hilang/terbang ke bintang Tsurayya itu.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Sedangkan Al Jumu'ah 62:3 ditujukan ditujukan kepada Imam Mahdi, seorang rasul yang kemudian dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia (HR Sahih Bukhari), yang juga keturunan Nabi Muhammad saw, dari Siti Fatimah ra (HR Abu Daud).
Nabi Muhammad saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah (rasul) ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).
itu uda sayah berikan argumen di sonoh
http://www.laskarislam.com/t92p100-ahmadiyah-qadian#18582
seperti apa wahyu itu?gimana teks arabnyah?
Tepat pada awal abad ke-14H, hanya satu orang yang diperintah Allah untuk mendakwakan diri sebagai Khalifah Allah, Imam Mahdi dan mendapat mandat dari Allah untuk menerima bai'at melalui wahyu Ilahi.
ada salinan lengkap?
dan "Imam Mahdi dari kaum Salman Al Farisi ra" (HR Bukhari).
hadits 4619 riwayat imam muslimAbu Hurairah ra menerangkan, kami sedang duduk-dukuk dekat Nabi saw, ketika Surah Al Jumu'ah diturunkan kepada Nabi saw. Para sahabat bertanya, 'Siapakah yang dimaksud dengan wa aakhoriina minhum di dalam ayat itu'. Nabi saw tidak menjawab hingga para sahabat bertanya sampai tiga kali. Di antara kami terdapat seorang yang bernama Salman dari Persia. Kemudian Nabi saw meletakkan tangan beliau saw di atas pundak Salman sambil bersabda, 'Jika iman telah terbang ke bintang Tsurayya, seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari antara orang ini (Salman) akan dapat mengambilnya kembali.' (HR Sahih Bukhari).
لَوْ كَانَ الْإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَنَالَهُ رِجَالٌ مِنْ هَؤُلَاءِ
'Seandainya iman itu berada di tempat bintang-bintang di langit, tentu orang-orang Persia pasti akan mencapainya.'
hadist 4518 riwayat imam bukhari
لَوْ كَانَ الْإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَنَالَهُ رِجَالٌ أَوْ رَجُلٌ مِنْ هَؤُلَاءِ
"Sekiranya keimanan itu ada di gugusan bintang, niscaya keimanan itu tetap akan diperoleh oleh sekelompok atau seseorang dari mereka itu (Orang-orang Persi)."
anda tau kamsutnyah?
terjemahan yang anda berikan uda jauh dari basa arab..bila iman itu berada di puncak semesta niscaya orang persia atow satu dari orang persia akan mencapainyah..dan itu artinyah bukanlah keturunan persia atow bangsa persia yang akan menjadi nomor satu tetapi tekad orang parsi akan membawa mereka menggapai bintang..
dan hadits ini pula yang dibawa oleh madzhab syiah untuk penegasan 12 imam..
bukan bukti pak tetapi klaim..Surah Al Jumu'ah 62:3, sesuai tafsirnya yang terdapat dalam ketiga hadits sahih di atas, terbukti bahwa Imam Mahdi itu adalah seorang rasul
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:Sedangkan Al Jumu'ah 62:3 ditujukan kepada Imam Mahdi, seorang rasul yang kemudian dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia (HR Sahih Bukhari), yang juga keturunan Nabi Muhammad saw, dari Siti Fatimah ra (HR Abu Daud).
Nabi Muhammad saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah (rasul) ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).
itu uda sayah berikan argumen di sonoh
http://www.laskarislam.com/t92p100-ahmadiyah-qadian#18582
Silahkan anda berpendapat seperti argumen yang telah anda uraikan di sonoh, tetapi yang dimaksud Al Jumu'ah 62:3 yang ditafsirkan oleh Nabi Muhammad saw dalam kedua hadits di atas, secara spesifik ditujukan kepada Imam Mahdi yang akan diutus/rasul atau dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia (HR Sahih Bukhari), yang juga keturunan Nabi Muhammad saw, dari Siti Fatimah ra (HR Abu Daud).
abu hanan wrote:
Tepat pada awal abad ke-14H, hanya satu orang yang diperintah Allah untuk mendakwakan diri sebagai Khalifah Allah, Imam Mahdi dan mendapat mandat dari Allah untuk menerima bai'at melalui wahyu Ilahi.
seperti apa wahyu itu? Gimana teks arabnyah?
Allah Al Mutakallim berfirman kepada HMG Ahmad as sebagai Khalifatullah sebanyak 13 kali (dalam Bahasa Urdu): "Aku telah berkehendak untuk menegakkan Khalifah-Ku pada zaman ini, maka Aku ciptakan Adam. (Tadzkirah hal. 665).
Allah Al Mutakallim berfirman kepada HMG Ahmad as sebagai Imam Mahdi (dalam Bahasa Urdu): "Apabila tekad engkau sudah bulat, maka bertawakalah kepada Allah. Dan, buatlah oleh engkau bahtera (Jemaat Muslimin Ahmadiyah) dengan pengawasan dan bimbingan wahyu Kami. Sesungguhnya orang-orang yang bai'at kepada engkau, sesungguhnya mereka bai'at kepada Allah, Tangan Allah berada di atas tangan mereka." (Tadzkirah hal.168).
abu hanan wrote:ada salinan lengkap?
dan "Imam Mahdi dari kaum Salman Al Farisi ra" (HR Bukhari).
Maaf, tidak ada.
abu Hanan wrote:Abu Hurairah ra menerangkan, kami sedang duduk-dukuk dekat Nabi saw, ketika Surah Al Jumu'ah diturunkan kepada Nabi saw. Para sahabat bertanya, 'Siapakah yang dimaksud dengan wa aakhoriina minhum di dalam ayat itu'. Nabi saw tidak menjawab hingga para sahabat bertanya sampai tiga kali. Di antara kami terdapat seorang yang bernama Salman dari Persia. Kemudian Nabi saw meletakkan tangan beliau saw di atas pundak Salman sambil bersabda, 'Jika iman telah terbang ke bintang Tsurayya, seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari antara orang ini (Salman) akan dapat mengambilnya kembali.' (HR Sahih Bukhari).
hadits 4619 riwayat imam muslim
لَوْ كَانَ الْإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَنَالَهُ رِجَالٌ مِنْ هَؤُلَاءِ
'Seandainya iman itu berada di tempat bintang-bintang di langit, tentu orang-orang Persia pasti akan mencapainya.'
hadist 4518 riwayat imam bukhari
لَوْ كَانَ الْإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَنَالَهُ رِجَالٌ أَوْ رَجُلٌ مِنْ هَؤُلَاءِ
"Sekiranya keimanan itu ada di gugusan bintang, niscaya keimanan itu tetap akan diperoleh oleh sekelompok atau seseorang dari mereka itu (Orang-orang Persi)."
anda tau kamsutnyah?
terjemahan yang anda berikan uda jauh dari basa arab..bila iman itu berada di puncak semesta niscaya orang persia atow satu dari orang persia akan mencapainyah..dan itu artinyah bukanlah keturunan persia atow bangsa persia yang akan menjadi nomor satu tetapi tekad orang parsi akan membawa mereka menggapai bintang..
dan hadits ini pula yang dibawa oleh madzhab syiah untuk penegasan 12 imam..
Yang diwarnai merah adalah kata-kata penting yang anda terjemahkan, tetapi patut diragukan, karena dalam bahasa Arab jelas sekali ditulis الثُّرَيَّا yang berarti BINTANG TSURAYA, dan bermakna di LANGIT (karena bintang-bintang itu senantiasa berada di langit, kecuali bintang film, bintang sepakbola dlsb).
Kemudian رِجَالٌ أَوْ رَجُلٌ yang berarti SEORANG LELAKI ATAU BEBERAPA ORANG LELAKI, dan merujuk kepada figur Imam Mahdi / Masih Mau'ud as dan para penerusnya atau Khulafa-ul-Masih-al-Mahdiyyin atau Khilafat Rasyidah Aakhorin atau Khilafat Ala Minhajjin Nubuwwah (HR Baihaqi & Ahmad bin Hambal dalam Misykat). Berdasarkan hadits tersebut, Imam Mahdi/Khalifatullah/Masih Mau'ud boleh orang Parsi dan boleh juga keturunan Parsi, karena jelas sekali bahwa hadits tersebut menafsirkan Surah Al Jumu'ah 62:2-3 yang merujuk kepada figur (bukan kepada tekad) orang Parsi (aakhorin), sebagaimana Nabi Muhammad saw adalah figur orang Arab (umiyyin).
abu hanan wrote:Surah Al Jumu'ah 62:3, sesuai tafsirnya yang terdapat dalam ketiga hadits sahih di atas, terbukti bahwa Imam Mahdi itu adalah seorang rasul
bukan bukti pak tetapi klaim..
Eta mah klaim yang sudah terbukti atuh, pak abu. Jadi, jangan dibuat jadi abu-abu atuh, sudah jelas kok.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
keliru..justru yang penting adalah لَوْ كَانَ seandainyah-seumpama..dan itu berarti BUKAN HARAFIAH untuk membaca frase selanjutnyah..pak kedung wrote:secara spesifik ditujukan kepada Imam Mahdi yang akan diutus/rasul atau dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia (HR Sahih Bukhari), yang juga keturunan Nabi Muhammad saw, dari Siti Fatimah ra (HR Abu Daud).
.
.
.
Yang diwarnai merah adalah kata-kata penting yang anda terjemahkan
seumpama gajah itu ada di puncak gunung,niscaya orang parsi akan mampu memindahkannyah..analoginyah seperti itu pak..
bukan karena ada PARSI lalu hantam kromo..
sedangkan akhoorin adalah umat akhir zaman..label PARSI adalah penghormatan bagi salman al farisi..
“Aku telah beriradah untuk menegakkan khalifahKu pada jaman ini, maka Aku ciptakan Adam” (Tadzkirah, Al Syirkatul Islamiyah, 1969, hal. 665)
apa kamsutnyah?
jaman ini adalah jaman 14 abad setelah wahyu sempurna diturunkan..sehingga makna dari kalimat di atas ; tanpa khalifahku di abad 19 maka aku (allah) tidak akan menciptakan adam..
atow mungkin anda bisa memudahkan pencernaan untuk frase diatas?
agama ini uda sempurna sejak 14 abad lalu dan tidak membutuhkan penyempurnaan lagih..dan khilafah adalah tegaknyah hukum allah di muka bumi..jadi tunjukkan bahwa khilafat ahmadiyah berhasil menegakkan hukum islam di dalam hukum negara yang menjadi home base dan kantor cabang..kamsut sayah,tugas khalifah adalah menghukumi segala persoalan dengan asaz syariat..yah minimal potong tangan kafirin di negara kafir macam norwegia atow amerika atow boleh juga london..silahkeun..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:pak kedung wrote:secara spesifik ditujukan kepada Imam Mahdi yang akan diutus/rasul atau dibangkitkan Allah dari antara bangsa aakhorin keturunan Persia (HR Sahih Bukhari), yang juga keturunan Nabi Muhammad saw, dari Siti Fatimah ra (HR Abu Daud).
.
.
.
Yang diwarnai merah adalah kata-kata penting yang anda terjemahkan
keliru..justru yang penting adalah لَوْ كَانَ seandainyah-seumpama..dan itu berarti BUKAN HARAFIAH untuk membaca frase selanjutnyah..
seumpama gajah itu ada di puncak gunung,niscaya orang parsi akan mampu memindahkannyah..analoginyah seperti itu pak..
bukan karena ada PARSI lalu hantam kromo..
sedangkan akhoorin adalah umat akhir zaman..label PARSI adalah penghormatan bagi salman al farisi..
Kata لَوْ كَانَ bisa juga berarti JIKA, APABILA atau KETIKA bukan kepada PERUMPAMAAN atau PENGANDAIAN, karena Al Jumu'ah 62:2-3 dan hadits-hadits sebagai tafsirnya merujuk kepada masa ketika Imam Mahdi akan datang, apalagi ada kata aakhorin yang mengacu kepada akhir zaman. Bukankah Imam Mahdi/Isa Ibnu Maryam itu akan datang di akhir zaman?
abu hanan wrote:
“Aku telah beriradah untuk menegakkan khalifahKu pada jaman ini, maka Aku ciptakan Adam” (Tadzkirah, Al Syirkatul Islamiyah, 1969, hal. 665)
apa kamsutnyah?
jaman ini adalah jaman 14 abad setelah wahyu sempurna diturunkan..sehingga makna dari kalimat di atas ; tanpa khalifahku di abad 19 maka aku (allah) tidak akan menciptakan adam..
atow mungkin anda bisa memudahkan pencernaan untuk frase diatas?
Firman Allah itu diterima HMG Ahmad as sebanyak 13 kali, artinya dari kalimat istikhlaf dalam An-Nur 24:56 Khalifatullah itu dinubuatkan akan datang setelah lewatnya 13 abad H atau pada permulaan abad ke-14H, tepatnya pada tahun 1305H yang bertepatan dengan tahun 1884M. Dijadikan-Nya HMG Ahmad as sebagai Khalifatullah sebagaimana Allah telah menciptakan Adam as untuk yang pertama kali (Al Baqarah 2:31). Jadi, HMG Ahmad as itu adalah Mujaddid Islam abad ke 14H yang diutus Allah sebagai Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud as.
abu hanan wrote:
agama ini uda sempurna sejak 14 abad lalu dan tidak membutuhkan penyempurnaan lagih..dan khilafah adalah tegaknyah hukum allah di muka bumi..jadi tunjukkan bahwa khilafat ahmadiyah berhasil menegakkan hukum islam di dalam hukum negara yang menjadi home base dan kantor cabang..kamsut sayah,tugas khalifah adalah menghukumi segala persoalan dengan asaz syariat..yah minimal potong tangan kafirin di negara kafir macam norwegia atow amerika atow boleh juga london..silahkeun..
Memang Allah telah menyempurnakan agama ini, meridhai dan memberi nama Islam sebagai agama bagi sekalian manusia, yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah wa Khaataman-Nabiyyin saw (Al Maidah 5:3). Tetapi, sebagaimana telah dinubuatkan oleh Nabi Muhammad saw, umat Islam saat ini sudah tercerai-berai menjadi 73 golongan (padahal Allah melarangnya dalam Ali Imran 3:103), dan semuanya terkena api peperangan dlsb, kecuali satu golongan yang berpegang teguh kepada Tali Allah, sunnah Rasulullah saw dan sunnah Khulafa-il-Mahdiyyin-ar-Rasyidin (HR Abu Daud & Tirmidzi). Tugas kita, adalah mencari yang satu golongan itu. SETUJU?
Dan, saya telah menemukannya, yakni Jemaat Muslimin Ahmadiyah. Karena sesuai dengan nubuatan-nubuatan dalam Al Qur'an dan Hadits, bahwa Jemaat Muslimin ini didirikan oleh Imam Mahdi atas perintah dan bimbingan wahyu Allah. Kemudian, kepemimpinannya dilanjutkan oleh para penerusnya berupa Khilafat Rasyidah Aakhorin atau Khilafat Ala Minhajjin Nubuwwah sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Muhammad saw (HR Baihaqi & Ahmad bin Hambal dalam Misykat-ul-Masabih). Jadi, Jemaat Muslimin ini memiliki Imam Mahdi (pemimpin umat yang dijadikan Allah sebagai Khalifah-Nya, dan mendapat petunjuk-Nya). Sedangkan umatnya memiliki ikatan bai'at kepada Allah, berdasarkan mandat Allah, di tangan Imam Mahdi/Masih Mau'ud as dan Khilafat Rasyidah Aakhorin atau Khilafat Ala Minhajjin Nubuwwah. Kami berpendapat bahwa tugas Khalifah dalam menegakkan syariat Islam itu tidak seperti yang anda pahami, karena tidak ada paksaan dalam agama, sehingga penegakkan syariat Islam harus berdasarkan hikmah/kebijaksanaan, keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang, bukan dengan paksaan apalagi kekerasan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
73 golongan yah?
buginih,sayah tawarkan bahas di trit terpisah dan sudut yang dipake adalah islam tanfa embel2 madzhab maupun paham seperti al mahdi..jadi konteksnyah bener2 firqah dan isi hadits itu sendiri..
di kotak search bisa dicari 73 golongan..
sementara itu dulu..siaran LI FM sayah tutup dulu karena obat kantuk cuman dua yang mujarab,tidur dan mati..
buginih,sayah tawarkan bahas di trit terpisah dan sudut yang dipake adalah islam tanfa embel2 madzhab maupun paham seperti al mahdi..jadi konteksnyah bener2 firqah dan isi hadits itu sendiri..
di kotak search bisa dicari 73 golongan..
sementara itu dulu..siaran LI FM sayah tutup dulu karena obat kantuk cuman dua yang mujarab,tidur dan mati..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:73 golongan yah?
buginih,sayah tawarkan bahas di trit terpisah dan sudut yang dipake adalah islam tanfa embel2 madzhab maupun paham seperti al mahdi..jadi konteksnyah bener2 firqah dan isi hadits itu sendiri..
di kotak search bisa dicari 73 golongan..
sementara itu dulu..siaran LI FM sayah tutup dulu karena obat kantuk cuman dua yang mujarab,tidur dan mati..
Oke deh, have a nice sleep.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:73 golongan yah?
buginih,sayah tawarkan bahas di trit terpisah dan sudut yang dipake adalah islam tanfa embel2 madzhab maupun paham seperti al mahdi..jadi konteksnyah bener2 firqah dan isi hadits itu sendiri..
di kotak search bisa dicari 73 golongan..
sementara itu dulu..siaran LI FM sayah tutup dulu karena obat kantuk cuman dua yang mujarab,tidur dan mati..
Very looooooooong sleeeeeep.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Kedunghalang wrote:abu hanan wrote:73 golongan yah?
buginih,sayah tawarkan bahas di trit terpisah dan sudut yang dipake adalah islam tanfa embel2 madzhab maupun paham seperti al mahdi..jadi konteksnyah bener2 firqah dan isi hadits itu sendiri..
di kotak search bisa dicari 73 golongan..
sementara itu dulu..siaran LI FM sayah tutup dulu karena obat kantuk cuman dua yang mujarab,tidur dan mati..
Very looooooooong sleeeeeep.
banyak materi penting yang harus dikabarkan oleh bunga trotoar
terlebih sleepnyah ditemani oleh seabreg buku hingga
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:Kedunghalang wrote:abu hanan wrote:73 golongan yah?
buginih,sayah tawarkan bahas di trit terpisah dan sudut yang dipake adalah islam tanfa embel2 madzhab maupun paham seperti al mahdi..jadi konteksnyah bener2 firqah dan isi hadits itu sendiri..
di kotak search bisa dicari 73 golongan..
sementara itu dulu..siaran LI FM sayah tutup dulu karena obat kantuk cuman dua yang mujarab,tidur dan mati..
Very looooooooong sleeeeeep.
banyak materi penting yang harus dikabarkan oleh bunga trotoar
terlebih sleepnyah ditemani oleh seabreg buku hingga
Apakah kedatangan Imam Mahdi dan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Khalifah bagi orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh tidak lebih penting bagi umat Islam?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
pak kedung..
dan bila kabar imam mahdi benar (valid) pun tidak akan bahkan haram bagi muslim mengurangi iman dan amal sholeh..ini sangat lucu..
dan bila kabar second coming valid ini malah bertentangan dengan al quran..
penting atow tidak itu tergantung persepsi masing2 sedangkan sayah memandang bahwa kabar tentang imam mahdi dan kedatangan kedua nabi isa itu tak lebih dari pelipur lara atow obat bius bagi muslim untuk selalu berharap apa yang sebenarnyah tidak ada..atow mungkin tak pernah ada..
Apakah kedatangan Imam Mahdi dan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Khalifah bagi orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh tidak lebih penting bagi umat Islam?
dan bila kabar imam mahdi benar (valid) pun tidak akan bahkan haram bagi muslim mengurangi iman dan amal sholeh..ini sangat lucu..
dan bila kabar second coming valid ini malah bertentangan dengan al quran..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:pak kedung..penting atow tidak itu tergantung persepsi masing2 sedangkan sayah memandang bahwa kabar tentang imam mahdi dan kedatangan kedua nabi isa itu tak lebih dari pelipur lara atow obat bius bagi muslim untuk selalu berharap apa yang sebenarnyah tidak ada..atow mungkin tak pernah ada..
Apakah kedatangan Imam Mahdi dan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Khalifah bagi orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh tidak lebih penting bagi umat Islam?
dan bila kabar imam mahdi benar (valid) pun tidak akan bahkan haram bagi muslim mengurangi iman dan amal sholeh..ini sangat lucu..
dan bila kabar second coming valid ini malah bertentangan dengan al quran..
Jangan terburu-buru frustasi, melainkan harus dengan sabar dalam menunggu kedatangan Isa Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah, karena nubuatannya ada dalam Al Qur'an dan Hadits Sahih. Walaupun anda hendak membantah, maka bantahlah dengan ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadits Sahih juga.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
lho bukankah bantahan sayah uda seabreg di depan?dari nash,logika bahkan perawi haditsnyah..
yah deh..sayah cari lagi di depan..sewa truk buat angkut ke belakang..
yah deh..sayah cari lagi di depan..sewa truk buat angkut ke belakang..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:lho bukankah bantahan sayah uda seabreg di depan?dari nash,logika bahkan perawi haditsnyah..
yah deh..sayah cari lagi di depan..sewa truk buat angkut ke belakang..
Justru, saya melihat bahwa anda tidak mampu membantah dalil-dalil Al Qur'an dan Hadits yang saya sampaikan, sehingga anda tertidur LELAP. Jika anda tidak dapat membantah ayat-ayat suci Al Qur'an dan hadits-hadits sahih yang saya kemukakan, maka artinya Khalifatullah, Imam Mahdi & Isa Ibnu Maryam yang sedang ditunggu-tunggu itu sudah datang dan tergenapi dalam wujud HMG Ahmad as dari Qadian, Hindustan. Kedatangan Imam Mahdi as itu tidak akan mengurangi, bahkan menambah, iman dan amal shaleh kaum muslimin, karena tradisi yang selama 1.300 tahun menghilang itu, sekarang kembali dilaksanakan, yakni BAI'AT kepada ALLAH di tangan Khalifatullah, Al Mahdi, sebagaimana perintah Nabi Muhammad saw berikut ini:
"Barangsiapa melihatnya, maka bai'atlah kalian kepadanya, walaupun harus merangkak di atas salju, karena dia itu adalah Khalifatullah, Al Mahdi." (HR Ibnu Majah).
Ketika semua umat Islam yang beriman dan beramal shaleh berjihad pada jalan-Nya dalam barisan yang dipimpin oleh seorang Khalifatullah, Al Mahdi (An-Nur 24:56 & HR Ibnu Majah) yang di tangannya mereka Bai'at kepada Allah, maka Jema'at Islam yang berpegang teguh kepada Tali Allah (Ali Imran 3:103) dan sunnah Nabi Muhammad saw serta sunnah para sahabat (Khulafa-il-Mahdiyyin-ar-Rasyidin) ra akan terbentuk kembali dengan baik bagaikan suatu bangunan yang tersusun kokoh (Ash-Shaf 61:5).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
lha sayah nih lagi cari truk sewa..buat angkut bantahan sayah di depan..anda justru gak sabar menghadapi ketiduran sayah padahal ketiduran sayah itu ada manfaat di trit laen dengan materi yang gak kalah fenting..jadi sayah harus berbagi jam tidur di tiap trit..sedangkan sayah kesabaran menghadapi anda yang tak jemu menggendong kemana2..wkwkwk..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:lha sayah nih lagi cari truk sewa..buat angkut bantahan sayah di depan..anda justru gak sabar menghadapi ketiduran sayah padahal ketiduran sayah itu ada manfaat di trit laen dengan materi yang gak kalah fenting..jadi sayah harus berbagi jam tidur di tiap trit..sedangkan sayah kesabaran menghadapi anda yang tak jemu menggendong kemana2..wkwkwk..
Ooooh tentu saja saya paham, bahwa menurut Al Qur'an, tanda-tanda orang beriman dan beramal shaleh itu adalah saling menasihati tentang kebenaran, dengan sabar dan kasih sayang. Sedangkan saya tak jemu menggendong ke Imam Mahdi mana-mana itu adalah perintah Allah (Adh-Dhuhaa 93:12), karena menurut Al Qur'an kedatangan Isa Ibnu Maryam, Imam Mahdi & Khalifatullah itu adalah Nikmat Allah yang tertinggi bagi umat Nabi Muhammad saw (An-Nisa 4:70 & Al Maidah 5:21) yang harus disyukuri (Ibrahim 14:8).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
abu hanan wrote:lha sayah nih lagi cari truk sewa..buat angkut bantahan sayah di depan..anda justru gak sabar menghadapi ketiduran sayah padahal ketiduran sayah itu ada manfaat di trit laen dengan materi yang gak kalah fenting..jadi sayah harus berbagi jam tidur di tiap trit..sedangkan sayah kesabaran menghadapi anda yang tak jemu menggendong kemana2..wkwkwk..
ghulam hanya nabi MISAL kok, BU..
makanya degendong kemana-mana...
hanya nabi misal alias nabi perumpamaan alias seandainya ghulam itu nabi
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: AHMADIYAH QADIAN
SEGOROWEDI wrote:abu hanan wrote:lha sayah nih lagi cari truk sewa..buat angkut bantahan sayah di depan..anda justru gak sabar menghadapi ketiduran sayah padahal ketiduran sayah itu ada manfaat di trit laen dengan materi yang gak kalah fenting..jadi sayah harus berbagi jam tidur di tiap trit..sedangkan sayah kesabaran menghadapi anda yang tak jemu menggendong kemana2..wkwkwk..
ghulam hanya nabi MISAL kok, BU..
makanya degendong kemana-mana...
hanya nabi misal alias nabi perumpamaan alias seandainya ghulam itu nabi
Misal Isa Ibnu Maryam atau Imam Mahdi atau Khalifatullah atau Nabi/Rasul yang taat kepada Nabi Muhammad saw.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Baiklah.., sesuai undangan Pak Kedunghalang dan arahan Wak Abu di tread sebelah, saya bermaksud menyampaikan hal sesuai pemabasan masalah yang berkaitan di sini.
Yang selalu menjadi dalil yang Pak kedunghalang dalam menguatkan pemahamannya diantaranya adalah QS An Nisa : 69 (menurut Pak kedunghalang 4:70)
Fersi Pak Kedunghalang :
QS. Annisa : 70
"Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati."(An-Nisa 4:70).
Fersi Depag RI dan Muslim pada umumnya
QS. Annisa : 69
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) Nabi-nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Saya ambil contoh Kata MA'A anda artikan "Termasuk", padahal arti sebenarnya adalah; "Bersama/Beserta", (sebenarnya permasalahan ini sudah dibahas dengan Wa Abu di thead yang lain, saya hanya menambahkan sedikit).
Seandaiknya pengertian tersebut saya bawa ke ayat yang lain, saya yakin artinya sangat bertentangan.
Saya kutip Ayat Al Qur'an disini :
"Wahai orang orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah Beserta orang orang yang sabar" (QS Al Baqarah : 153) (di anda 2:154)
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS. Al Insyirah : 5) (di anda 94:6)
Coba kalau anda ganti Kata Bersama/Beserta dengan Termasuk, jadi kacau pak, dan jelas jelas merubah arti serta makna dari ayat itu pak, berfikirlah yang Logis Pak......
Kalaupun anda tetap memaksa menafsirkan QS. An-Nisa : 69 (dianda 4:70) seperti penafsiran diatas, siapakah yang lebih pantas dengan predikat ayat tersebut ?
Coba perhatikan Ayat Al Quran dan Hadist Rosulullah SAW disini :
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” ( QS. At Taubah: 100)
“Sebaik-baik manusia adalah zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka.”(Muttafaqun ‘alaihi, dari hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Diriwayatkan pula dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu dengan lafadz “Sebaik-baik umatku”, Muttafaqun ‘alaihi)
Sahabat sahabat Rosulullah SAW adalah manuasi yang terbaik dalam mengaamalkan ajaran Islam, bahkan Allah memujinya, Rosulullah membanggakannya.
Diantara sahabat yang terbaik adalah Sayyidina Abu Bakar Assidiq RA, beliau adalah Lelaki dewasa yang pertama mengimani kerosulan Rosulullah SAW, Bahkan bergelar Assidiq (orang yang membenarkan)dan beliaulah satu satunya Khalifah bergelar Khalifaturrosulillah, dan bagaimana perjuangan beliau membela Agama Allah ini dengan seluruh jiwa raga dan harta benda hingga ahir hayatnya.
Sayyidina Umar Bin Khottob RA, tidak ada yang meragukan kebesaran dan keimanan beliau, bahkan dalam satu riwayat nabi pernah bersabda, seandainya kerasulan dan kenabian masih terbuka, beliaulah yang pantas menyandang gelar Nabi itu.
Sayyidina Usman Bin Affan RA, siapa yang tidak kenal dengan kedermawanan dan kejuhudannya....?
Sayyidina Ali Bin Abi Tholib KW, Sampai sampai dalam satu riwayat Rosulullah pernah bersabda, Belaiau dan Ali KW. Bagaikan nabi Musa As dan Nabi Harun As ( HR Bukhari II hal. 205 dan Muslim Juz XV hal. 176)
dan para Sahabat Sahabat rosul yang lainnya.
Coba anda perhatikan hadist Rasulullah SAW seperti Ini ;
“Jangan kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang kalian berinfak emas sebesar Bukit Uhud, tidak akan menyamai infak satu mud yang mereka keluarkan, bahkan tidak pula setengahnya.”(HR. al-Bukhari no. 3470, Muslim no. 2541, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dalam riwayat Muslim disebut dengan lafadz, “Jangan kalian mencela seorang pun dari sahabatku”. Diriwayatkan pula oleh Muslim no. 2540, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Apakah para orang besar tersebut berani mendakwahkan dirinya sebagai Nabi.......?
Renungkan Pak..........
Yang selalu menjadi dalil yang Pak kedunghalang dalam menguatkan pemahamannya diantaranya adalah QS An Nisa : 69 (menurut Pak kedunghalang 4:70)
Fersi Pak Kedunghalang :
QS. Annisa : 70
"Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati."(An-Nisa 4:70).
Fersi Depag RI dan Muslim pada umumnya
QS. Annisa : 69
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) Nabi-nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Saya ambil contoh Kata MA'A anda artikan "Termasuk", padahal arti sebenarnya adalah; "Bersama/Beserta", (sebenarnya permasalahan ini sudah dibahas dengan Wa Abu di thead yang lain, saya hanya menambahkan sedikit).
Seandaiknya pengertian tersebut saya bawa ke ayat yang lain, saya yakin artinya sangat bertentangan.
Saya kutip Ayat Al Qur'an disini :
"Wahai orang orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah Beserta orang orang yang sabar" (QS Al Baqarah : 153) (di anda 2:154)
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS. Al Insyirah : 5) (di anda 94:6)
Coba kalau anda ganti Kata Bersama/Beserta dengan Termasuk, jadi kacau pak, dan jelas jelas merubah arti serta makna dari ayat itu pak, berfikirlah yang Logis Pak......
Kalaupun anda tetap memaksa menafsirkan QS. An-Nisa : 69 (dianda 4:70) seperti penafsiran diatas, siapakah yang lebih pantas dengan predikat ayat tersebut ?
Coba perhatikan Ayat Al Quran dan Hadist Rosulullah SAW disini :
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” ( QS. At Taubah: 100)
“Sebaik-baik manusia adalah zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka.”(Muttafaqun ‘alaihi, dari hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Diriwayatkan pula dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu dengan lafadz “Sebaik-baik umatku”, Muttafaqun ‘alaihi)
Sahabat sahabat Rosulullah SAW adalah manuasi yang terbaik dalam mengaamalkan ajaran Islam, bahkan Allah memujinya, Rosulullah membanggakannya.
Diantara sahabat yang terbaik adalah Sayyidina Abu Bakar Assidiq RA, beliau adalah Lelaki dewasa yang pertama mengimani kerosulan Rosulullah SAW, Bahkan bergelar Assidiq (orang yang membenarkan)dan beliaulah satu satunya Khalifah bergelar Khalifaturrosulillah, dan bagaimana perjuangan beliau membela Agama Allah ini dengan seluruh jiwa raga dan harta benda hingga ahir hayatnya.
Sayyidina Umar Bin Khottob RA, tidak ada yang meragukan kebesaran dan keimanan beliau, bahkan dalam satu riwayat nabi pernah bersabda, seandainya kerasulan dan kenabian masih terbuka, beliaulah yang pantas menyandang gelar Nabi itu.
Sayyidina Usman Bin Affan RA, siapa yang tidak kenal dengan kedermawanan dan kejuhudannya....?
Sayyidina Ali Bin Abi Tholib KW, Sampai sampai dalam satu riwayat Rosulullah pernah bersabda, Belaiau dan Ali KW. Bagaikan nabi Musa As dan Nabi Harun As ( HR Bukhari II hal. 205 dan Muslim Juz XV hal. 176)
dan para Sahabat Sahabat rosul yang lainnya.
Coba anda perhatikan hadist Rasulullah SAW seperti Ini ;
“Jangan kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang kalian berinfak emas sebesar Bukit Uhud, tidak akan menyamai infak satu mud yang mereka keluarkan, bahkan tidak pula setengahnya.”(HR. al-Bukhari no. 3470, Muslim no. 2541, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dalam riwayat Muslim disebut dengan lafadz, “Jangan kalian mencela seorang pun dari sahabatku”. Diriwayatkan pula oleh Muslim no. 2540, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Apakah para orang besar tersebut berani mendakwahkan dirinya sebagai Nabi.......?
Renungkan Pak..........
Terakhir diubah oleh ngayarana tanggal Sun Feb 09, 2014 2:43 pm, total 1 kali diubah
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: AHMADIYAH QADIAN
"Asbabunnuzul Al Quran Surat Annisa:69"
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) Nabi-nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Diriwayatkan oleh At-Thabrani dan Ibnu Marduwaih dengan sanad La ba’sa bihi yang bersumber dari ‘Aisyah: bahwa seorang laki-laki menghadap Nabi Saw dan berkata: Ya Rasulallah! Aku cintai tuan lebih daripada cinta kepada diriku dan anakku sendiri. Dan jika aku sedang di rumah selalu ingat tuan dan tidak sabar ingin segera bertemu dengan tuan. Dan jika aku ingat ajalku dan ajal tuan, aku yakin bahwa tuan akan diangkat beserta Nabi-nabi di surga. Apabila masuk surga, aku takut kalau-kalau tidak bisa bertemu dengan tuan”. Maka Nabi terdiam tidak menjawab sedikit pun sehingga turun Jibril dengan membawa ayat ini (An-Nisa ayat 69) sebagai janji Allah kepada orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Masruq: bahwa para sahabat Rasul pernah berkata: Ya Rasulallah!, kami tidak mau berpisah dengan tuan, tapi nanti di akhirat tuan akan diangkat beserta Nabi-nabi lainnya lebih tinggi derajatnya dari kami, sehingga kami tidak dapat bertemu dengan tuan”. Maka turunlah ayat ini (An-Nisa ayat 69) sebagai janji Allah bahwa mereka akan digolongkan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair, Masruq, Ar-Rabi’ Qatadah, As-Suddi, (tapi Mursal): bahwa seorang pemuda menghadap Nabi Saw dan berkata: “Ya Nabiyullah, kami dapat bertemu dengan tuan di dunia ini, dan di akhirat nanti kami tidak dapat bertemu, karena tuan berada di derajat yang tertinggi di surga”. Maka Allah menurunkan ayat ini (An-Nisa ayat 69). Kemudian Rasulullah bersabda: “Engkau besertaku di surga insya Allah”.
Wallahu A'lam....
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) Nabi-nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Diriwayatkan oleh At-Thabrani dan Ibnu Marduwaih dengan sanad La ba’sa bihi yang bersumber dari ‘Aisyah: bahwa seorang laki-laki menghadap Nabi Saw dan berkata: Ya Rasulallah! Aku cintai tuan lebih daripada cinta kepada diriku dan anakku sendiri. Dan jika aku sedang di rumah selalu ingat tuan dan tidak sabar ingin segera bertemu dengan tuan. Dan jika aku ingat ajalku dan ajal tuan, aku yakin bahwa tuan akan diangkat beserta Nabi-nabi di surga. Apabila masuk surga, aku takut kalau-kalau tidak bisa bertemu dengan tuan”. Maka Nabi terdiam tidak menjawab sedikit pun sehingga turun Jibril dengan membawa ayat ini (An-Nisa ayat 69) sebagai janji Allah kepada orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Masruq: bahwa para sahabat Rasul pernah berkata: Ya Rasulallah!, kami tidak mau berpisah dengan tuan, tapi nanti di akhirat tuan akan diangkat beserta Nabi-nabi lainnya lebih tinggi derajatnya dari kami, sehingga kami tidak dapat bertemu dengan tuan”. Maka turunlah ayat ini (An-Nisa ayat 69) sebagai janji Allah bahwa mereka akan digolongkan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair, Masruq, Ar-Rabi’ Qatadah, As-Suddi, (tapi Mursal): bahwa seorang pemuda menghadap Nabi Saw dan berkata: “Ya Nabiyullah, kami dapat bertemu dengan tuan di dunia ini, dan di akhirat nanti kami tidak dapat bertemu, karena tuan berada di derajat yang tertinggi di surga”. Maka Allah menurunkan ayat ini (An-Nisa ayat 69). Kemudian Rasulullah bersabda: “Engkau besertaku di surga insya Allah”.
Wallahu A'lam....
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: AHMADIYAH QADIAN
#244
Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah swt. memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati. (An-Nisa 4:69/70)
Kata depan ma’a menunjukkan adanya dua orang atau lebih bersama pada suatu tempat atau pada satu saat, kedudukan, pangkat atau keadaan. Kata itu mengandung arti bantuan, seperti tercantum dalam At-Taubah 9:40 (Mufradat). Kata itu dipergunakan pada beberapa tempat dalam Alquran dengan artian fi artinya “di antara”: (Ali Imran 3:194; An-Nisa 4:147).
Ayat ini sangat penting karena menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum Muslimin. Keempat martabat kerohanian – para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para shalihin – kini semuanya dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti Rasulullah saw. Hal ini merupakan kehormatan khusus bagi Rasulullah saw semata. Tidak ada nabi lain menyamai beliau saw dalam memperoleh Nikmat Allah ini. Kesimpulan itu lebih lanjut ditunjang oleh ayat yang membicarakan nabi-nabi secara umum dan mengatakan, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang shiddiq dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka” (Al Hadid 57:20).
Apabila kedua ayat ini dibaca bersama-sama maka kedua ayat itu berarti bahwa, kalau para pengikut nabi-nabi lainnya dapat mencapai martabat shiddiq, syahid, dan saleh dan tidak lebih tinggi dari itu, maka pengikut Rasulullah saw dapat naik ke martabat nabi juga. Kitab “Bahr-ul-Muhit” (Jilid III, hal. 287) menukil Al-Raghib yang mengatakan, “Tuhan telah membagi orang-orang mukmin dalam empat golongan dalam ayat ini, dan telah menetapkan bagi mereka empat tingkatan, sebagian di antaranya lebih rendah dari yang lain, dan Dia telah mendorong orang-orang mukmin sejati agar jangan tertinggal dari keempat tingkatan ini.” Dan membubuhkan bahwa “Kanabian itu ada dua macam : umum dan khusus. Kenabian khusus, yakni kenabian yang membawa syariat, sekarang tidak dapat dicapai lagi atau tertutup; tetapi kenabian yang umum masih tetap dapat dicapai atau terbuka hanya bagi umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.”
Apakah para nabi (termasuk Nabi Muhammad saw) mendakwahkan diri sebagai nabi/rasul Allah berdasarkan keberaniannya atau atas perintah Allah?
Bagaimana seharusnya cara mendakwahkan diri sebagai Al Mahdi yang diutus Allah? (HR Musnad Ahmad bin Hambal).
Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah swt. memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati. (An-Nisa 4:69/70)
Kata depan ma’a menunjukkan adanya dua orang atau lebih bersama pada suatu tempat atau pada satu saat, kedudukan, pangkat atau keadaan. Kata itu mengandung arti bantuan, seperti tercantum dalam At-Taubah 9:40 (Mufradat). Kata itu dipergunakan pada beberapa tempat dalam Alquran dengan artian fi artinya “di antara”: (Ali Imran 3:194; An-Nisa 4:147).
Ayat ini sangat penting karena menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum Muslimin. Keempat martabat kerohanian – para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para shalihin – kini semuanya dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti Rasulullah saw. Hal ini merupakan kehormatan khusus bagi Rasulullah saw semata. Tidak ada nabi lain menyamai beliau saw dalam memperoleh Nikmat Allah ini. Kesimpulan itu lebih lanjut ditunjang oleh ayat yang membicarakan nabi-nabi secara umum dan mengatakan, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang shiddiq dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka” (Al Hadid 57:20).
Apabila kedua ayat ini dibaca bersama-sama maka kedua ayat itu berarti bahwa, kalau para pengikut nabi-nabi lainnya dapat mencapai martabat shiddiq, syahid, dan saleh dan tidak lebih tinggi dari itu, maka pengikut Rasulullah saw dapat naik ke martabat nabi juga. Kitab “Bahr-ul-Muhit” (Jilid III, hal. 287) menukil Al-Raghib yang mengatakan, “Tuhan telah membagi orang-orang mukmin dalam empat golongan dalam ayat ini, dan telah menetapkan bagi mereka empat tingkatan, sebagian di antaranya lebih rendah dari yang lain, dan Dia telah mendorong orang-orang mukmin sejati agar jangan tertinggal dari keempat tingkatan ini.” Dan membubuhkan bahwa “Kanabian itu ada dua macam : umum dan khusus. Kenabian khusus, yakni kenabian yang membawa syariat, sekarang tidak dapat dicapai lagi atau tertutup; tetapi kenabian yang umum masih tetap dapat dicapai atau terbuka hanya bagi umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.”
Apakah para orang besar tersebut berani mendakwahkan dirinya sebagai Nabi.......?
Apakah para nabi (termasuk Nabi Muhammad saw) mendakwahkan diri sebagai nabi/rasul Allah berdasarkan keberaniannya atau atas perintah Allah?
Bagaimana seharusnya cara mendakwahkan diri sebagai Al Mahdi yang diutus Allah? (HR Musnad Ahmad bin Hambal).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
ngayarana wrote:"Asbabunnuzul Al Quran Surat Annisa:69"
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) Nabi-nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Diriwayatkan oleh At-Thabrani dan Ibnu Marduwaih dengan sanad La ba’sa bihi yang bersumber dari ‘Aisyah: bahwa seorang laki-laki menghadap Nabi Saw dan berkata: Ya Rasulallah! Aku cintai tuan lebih daripada cinta kepada diriku dan anakku sendiri. Dan jika aku sedang di rumah selalu ingat tuan dan tidak sabar ingin segera bertemu dengan tuan. Dan jika aku ingat ajalku dan ajal tuan, aku yakin bahwa tuan akan diangkat beserta Nabi-nabi di surga. Apabila masuk surga, aku takut kalau-kalau tidak bisa bertemu dengan tuan”. Maka Nabi terdiam tidak menjawab sedikit pun sehingga turun Jibril dengan membawa ayat ini (An-Nisa ayat 69) sebagai janji Allah kepada orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Masruq: bahwa para sahabat Rasul pernah berkata: Ya Rasulallah!, kami tidak mau berpisah dengan tuan, tapi nanti di akhirat tuan akan diangkat beserta Nabi-nabi lainnya lebih tinggi derajatnya dari kami, sehingga kami tidak dapat bertemu dengan tuan”. Maka turunlah ayat ini (An-Nisa ayat 69) sebagai janji Allah bahwa mereka akan digolongkan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair, Masruq, Ar-Rabi’ Qatadah, As-Suddi, (tapi Mursal): bahwa seorang pemuda menghadap Nabi Saw dan berkata: “Ya Nabiyullah, kami dapat bertemu dengan tuan di dunia ini, dan di akhirat nanti kami tidak dapat bertemu, karena tuan berada di derajat yang tertinggi di surga”. Maka Allah menurunkan ayat ini (An-Nisa ayat 69). Kemudian Rasulullah bersabda: “Engkau besertaku di surga insya Allah”.
Wallahu A'lam....
Jika kata ma'a hanya diartikan bersama-sama maka mereka yang mentaati Allah dan Nabi Muhammad saw untuk mencapai derajat kerohanian terendah pun tidak mungkin, yakni orang-orang saleh, apalagi nabi-nabi.
Sedangkan makna An-Nisa 4:69/70 adalah bahwa Nikmat Allah (kenabian yang tidak membawa syariat baru, melainkan hanya melaksanakan syari'at Islam) dapat dicapai dengan mentaati Allah dan/atau TERBUKA bagi umat Islam yang mentaati Nabi Muhammad saw dengan cara yang sebaik-baiknya. Dan, baru satu orang Islam yang sudah berhasil mencapai derajat kerohanian tersebut, yakni HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as dari Qadian, Hindustan, Pendiri Jemaat Ahmadiyah.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Nah disitu anda tau sebenarnya arti Ma’a, jadi kalo kita coba tafsirkan, ya seperti ini ; Seandainya orang orang mu’min yang taat kepada Allah SWT dan Rosulnya, akan bersama sama dengan Nabi Nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang orang Soleh berada pada suatu tempat, yaitu surga yang dijanjikan Allah SWT. Karena kontek ayat ini ditunjukkan untuk umat Rosulullah SAW yang begitu cinta kepada beliau sehingga mereka takut seandainya di ahirat nanti tidak bertemu lagi dengan Rosulullah SAW sesuai asbabunnuzulnya, dan Allah SWT dengan keadilannya menurunkan ayat ini (QS Annisa : 69)Pak Kedunghalang wrote: Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah swt. memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati. (An-Nisa 4:69/70)
Kata depan ma’a menunjukkan adanya dua orang atau lebih bersama pada suatu tempat atau pada satu saat, kedudukan, pangkat atau keadaan. Kata itu mengandung arti bantuan, seperti tercantum dalam At-Taubah 9:40 (Mufradat). Kata itu dipergunakan pada beberapa tempat dalam Alquran dengan artian fi artinya “di antara”: (Ali Imran 3:194; An-Nisa 4:147).
Dan seandainya anda memaksa mengartikan kata Ma’a = Termasuk/di antara, kenapa awalan “alladzina” di ayat itu bukan “Mina/Min”……..?
Oh ya benar…,Nabi Nabi, para Shiddiqin, Syuhada, dan Shalihin mendapatkan tempat disisi Allah SWT, saya sependapat dengan andaPak kedunghalang wrote: Ayat ini sangat penting karena menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum Muslimin. Keempat martabat kerohanian – para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para shalihin – kini semuanya dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti Rasulullah saw. Hal ini merupakan kehormatan khusus bagi Rasulullah saw semata. Tidak ada nabi lain menyamai beliau saw dalam memperoleh Nikmat Allah ini. Kesimpulan itu lebih lanjut ditunjang oleh ayat yang membicarakan nabi-nabi secara umum dan mengatakan, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang shiddiq dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka” (Al Hadid 57:20).
Namun ke Nabi an tetaplah tertutup rapat dan tak akan terbuka lagi setelah di utusnya Rosulullah SAW, seperti yang sudah saya dan beberapa suadara muslim lainnya di forum ini.
Sedangkan Derajat kerohanian tertinggi dalam islam adalah “Muttaqin”, dengan melalui berbagai proses sebagai Muslim, Mu’min, dan Muhsin.
Sebagai mana Firman Allah dalam Al Quran :
“…………Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. 49:13)
Untuk ini saya akan ambil komen saya di http://www.laskarislam.com/t2676p150-benarkah-yesus-akan-kembali-ke-dunia#126396 Post 155Pak Kedunghalang wrote: Apabila kedua ayat ini dibaca bersama-sama maka kedua ayat itu berarti bahwa, kalau para pengikut nabi-nabi lainnya dapat mencapai martabat shiddiq, syahid, dan saleh dan tidak lebih tinggi dari itu, maka pengikut Rasulullah saw dapat naik ke martabat nabi juga. Kitab “Bahr-ul-Muhit” (Jilid III, hal. 287) menukil Al-Raghib yang mengatakan, “Tuhan telah membagi orang-orang mukmin dalam empat golongan dalam ayat ini, dan telah menetapkan bagi mereka empat tingkatan, sebagian di antaranya lebih rendah dari yang lain, dan Dia telah mendorong orang-orang mukmin sejati agar jangan tertinggal dari keempat tingkatan ini.” Dan membubuhkan bahwa “Kanabian itu ada dua macam : umum dan khusus. Kenabian khusus, yakni kenabian yang membawa syariat, sekarang tidak dapat dicapai lagi atau tertutup; tetapi kenabian yang umum masih tetap dapat dicapai atau terbuka hanya bagi umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.”
Dan tulisan saya diatas untuk menangapi argumen anda tentang Nabi umum dan Nabi Khusus
Jelas…., Atas perintah Allah SWT, Sebagaimana termaktub dalam Al Quran, bahkan kedatangan Beliau SAW di Kitab kitab terdahulu di nubuatkan.pak Kedunghalang wrote: Apakah para nabi (termasuk Nabi Muhammad saw) mendakwahkan diri sebagai nabi/rasul Allah berdasarkan keberaniannya atau atas perintah Allah?.
Tetapi Para orang besar yang saya sebutkan diatas, sudah pasti tidak akan mendakwahkan diri sebagai Nabi, karena saya yakin mereka memahami dengan benar akan Al Quran dan Hadist Hadist Rosulullah SAW.
Seandainya saya mengatakan pada teman teman saya yang keyakinannya di luar Islam bahwa Rosulullah SAW telah di nubuatkan didalam kitabnya sebagaimana keterangan Al Quran surat Ash shaff : 6, bukan berarti saya bagian dari mereka, bukan berarti saya akan mengamalkan syariat dari kitab mereka, karena saya yaqin bahwa Al Quran di turunkan oleh Allah SWT melalui Rosulullah SAW untuk umat akhir zaman, untuk meluruskan faham dan keyakinan mereka yang telah melenceng dari ajaran Tauhid, dan dijadikan sebagai jalan hidup umat Muslimin dan Hadist hadist sahih Rosulullah wajib saya imani dan amalkan sebagai interpretasi dari Al Quran.
Begitu pula dengan Hadist hadist ini…
“Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terputus. Maka tak ada lagi rasul, dan nabi setelahku”. [HR. At-Tirmidziy (2272), Ahmad (13851), Al-Hakim (8178), Abu Ya’laa (3947), dan Ibnu Abi Syaibah (30457). Hadits ini dishohihkan oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (1627), dan Al-Irwa’ (8/128)
"Tak akan tegak hari kiamat sampai ada beberapa kabilah diantara ummatku akan bergabung dengan orang-orang musyrikin; sampai ada beberapa kabilah diantara ummatku akan menyembah berhala. Sesungguhnya akan ada di antara ummatku 30 tukang dusta, semuanya mengaku bahwa ia adalah nabi. Akulah penutup para nabi, tak ada lagi nabi setelahku”. [HR. Abu Dawud (4253), At-Tirmidziy (2219), Ahmad (22448), Ibnu Hibban (7238), Al-Hakim (8390), Ath-Thobroniy dalam AlAusath (8397), dan Musnad Asy-Syamiyyin (2690),Abu Nu’aim (2/289), dan Asy-Syaibaniy dalam Al-Ahad wa Al-Matsaniy (456). Hadits ini dishohihkan Al-Albaniy dalamTakhrij Al-Misykah (5406)]
“Sesungguhnya tidaklah Allah mengutus nabi-nabi kecuali untuk memperingatkan umatnya akan kedatangan dajjal, AKU-LAH NABI TERAKHIR dan KALIAN UMAT TERAKHIR, Dajjal akan keluar diantara kalian, tidak bisa tidak. Sesungguhnya ia akan mulai berkata "Aku Nabi", PADAHAL TIDAK ADA NABI SESUDAHKU.” (HR. Ibnu Majah).
Bagaimana Dengan Anda........???
Bisa anda tulis ulang Hadisnya Pak...?Pak kedunghalang wrote: Bagaimana seharusnya cara mendakwahkan diri sebagai Al Mahdi yang diutus Allah? (HR Musnad Ahmad bin Hambal).
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: AHMADIYAH QADIAN
ngayarana wrote:Pak Kedunghalang wrote: Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah swt. memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati. (An-Nisa 4:69/70)
Kata depan ma’a menunjukkan adanya dua orang atau lebih bersama pada suatu tempat atau pada satu saat, kedudukan, pangkat atau keadaan. Kata itu mengandung arti bantuan, seperti tercantum dalam At-Taubah 9:40 (Mufradat). Kata itu dipergunakan pada beberapa tempat dalam Alquran dengan artian fi artinya “di antara”: (Ali Imran 3:194; An-Nisa 4:147).
Nah disitu anda tau sebenarnya arti Ma’a, jadi kalo kita coba tafsirkan, ya seperti ini ; Seandainya orang orang mu’min yang taat kepada Allah SWT dan Rosulnya, akan bersama sama dengan Nabi Nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang orang Soleh berada pada suatu tempat, yaitu surga yang dijanjikan Allah SWT. Karena kontek ayat ini ditunjukkan untuk umat Rosulullah SAW yang begitu cinta kepada beliau sehingga mereka takut seandainya di ahirat nanti tidak bertemu lagi dengan Rosulullah SAW sesuai asbabunnuzulnya, dan Allah SWT dengan keadilannya menurunkan ayat ini (QS Annisa : 69)
Dan seandainya anda memaksa mengartikan kata Ma’a = Termasuk/di antara, kenapa awalan “alladzina” di ayat itu bukan “Mina/Min”……..?
Jika mengikuti penafsiran anda, maka orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah Ta'ala dan Rasul-Nya saw tidak bisa menjadi nabi, tidak bisa menjadi shiddiq, tidak bisa menjadi syahid, dan bahkan tidak bisa menjadi shaleh di dunia ini, melainkan hanya bersama mereka di akhirat. Padahal mereka itu adalah rafiqan (sahabat-sahabat Allah/Aulia Allah yang sejati). Seorang ibu berdo'a, (1) 'Ya Allah, semoga anakku menjadi orang saleh', atau (2) 'Ya Allah, semoga anakku bersama orang-orang saleh'. Do'a mana yang biasa kita dengar?
Sesungguhnya penafsiran yang benar datangnya dari Allah Yang Maha Mengetahui di dalam Al Qur'an:
Ingatlah ! Sesungguhnya Aulia (wali-wali) Allah itu tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka ada khabar suka dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan pada firman-firman Allah Itulah kemenangan yang besar. (Yunus 10:63-65) Dengan demikian, maka menurut Al Qur'an (An-Nisa 4:69/70), KENABIAN masih TERBUKA bagi orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya saw di dunia dan di akhirat.
ngayarana wrote:Pak kedunghalang wrote: Ayat ini sangat penting karena menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum Muslimin. Keempat martabat kerohanian – para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para shalihin – kini semuanya dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti Rasulullah saw. Hal ini merupakan kehormatan khusus bagi Rasulullah saw semata. Tidak ada nabi lain menyamai beliau saw dalam memperoleh Nikmat Allah ini. Kesimpulan itu lebih lanjut ditunjang oleh ayat yang membicarakan nabi-nabi secara umum dan mengatakan, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang shiddiq dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka” (Al Hadid 57:20).
Oh ya benar…,Nabi Nabi, para Shiddiqin, Syuhada, dan Shalihin mendapatkan tempat disisi Allah SWT, saya sependapat dengan anda. Namun ke Nabi an tetaplah tertutup rapat dan tak akan terbuka lagi setelah di utusnya Rosulullah SAW, seperti yang sudah saya dan beberapa suadara muslim lainnya di forum ini.
Sedangkan Derajat kerohanian tertinggi dalam islam adalah “Muttaqin”, dengan melalui berbagai proses sebagai Muslim, Mu’min, dan Muhsin.
Sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran :
“…………Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. 49:13)
Tetapi, menurut Al Qur'an orang-orang Islam yang beriman dan bertaqwa itu adalah wali-wali/Aulia Allah yang sejati (Yunus 10:62/63-64/65) atau rafiqan yang terdiri dari para nabi, para shiddiq, para shahid dan orang-orang shaleh (An-Nisa 4:69/70) yang masih TERBUKA bagi orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya saw.
ngayarana wrote:Pak Kedunghalang wrote: Apabila kedua ayat ini dibaca bersama-sama maka kedua ayat itu berarti bahwa, kalau para pengikut nabi-nabi lainnya dapat mencapai martabat shiddiq, syahid, dan saleh dan tidak lebih tinggi dari itu, maka pengikut Rasulullah saw dapat naik ke martabat nabi juga. Kitab “Bahr-ul-Muhit” (Jilid III, hal. 287) menukil Al-Raghib yang mengatakan, “Tuhan telah membagi orang-orang mukmin dalam empat golongan dalam ayat ini, dan telah menetapkan bagi mereka empat tingkatan, sebagian di antaranya lebih rendah dari yang lain, dan Dia telah mendorong orang-orang mukmin sejati agar jangan tertinggal dari keempat tingkatan ini.” Dan membubuhkan bahwa “Kanabian itu ada dua macam : umum dan khusus. Kenabian khusus, yakni kenabian yang membawa syariat, sekarang tidak dapat dicapai lagi atau tertutup; tetapi kenabian yang umum masih tetap dapat dicapai atau terbuka hanya bagi umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.”
Untuk ini saya akan ambil komen saya di http://www.laskarislam.com/t2676p150-benarkah-yesus-akan-kembali-ke-dunia#126396 Post 155
Dan tulisan saya diatas untuk menangapi argumen anda tentang Nabi umum dan Nabi Khusus
Nabi Daud as dan Nabi Isa as adalah para nabi yang diutus kepada Bani Israil yang berhukum kepada Kitab Musa as, yakni Kitab Taurat (Al Maidah 5:45). Meskipun, masing-masing diberi oleh Allah, Kitab Zabur dan Kitab Injil, tetapi kandungannya bukan syar'iat, melainkan penjelasan, membenarkan dan/atau menggenapi Kitab Taurat (Ash-Shaf 61:6/7).
ngayarana wrote:Jelas…., Atas perintah Allah SWT, Sebagaimana termaktub dalam Al Quran, bahkan kedatangan Beliau SAW di Kitab kitab terdahulu di nubuatkan.pak Kedunghalang wrote: Apakah para nabi (termasuk Nabi Muhammad saw) mendakwahkan diri sebagai nabi/rasul Allah berdasarkan keberaniannya atau atas perintah Allah?.
Tetapi Para orang besar yang saya sebutkan diatas, sudah pasti tidak akan mendakwahkan diri sebagai Nabi, karena saya yakin mereka memahami dengan benar akan Al Quran dan Hadist Hadist Rosulullah SAW.
Tepatnya adalah karena para orang besar yang anda sebutkan itu tidak dinubuatkan dalam Al Qur'an dan juga tidak diperintah Allah SWT untuk mendakwahkan diri sebagai Nabi/Rasul.
ngayarana wrote:Seandainya saya mengatakan pada teman teman saya yang keyakinannya di luar Islam bahwa Rosulullah SAW telah di nubuatkan didalam kitabnya sebagaimana keterangan Al Quran surat Ash shaff : 6, bukan berarti saya bagian dari mereka, bukan berarti saya akan mengamalkan syariat dari kitab mereka, karena saya yaqin bahwa Al Quran di turunkan oleh Allah SWT melalui Rosulullah SAW untuk umat akhir zaman, untuk meluruskan faham dan keyakinan mereka yang telah melenceng dari ajaran Tauhid, dan dijadikan sebagai jalan hidup umat Muslimin dan Hadist hadist sahih Rosulullah wajib saya imani dan amalkan sebagai interpretasi dari Al Quran.
Begitu pula dengan Hadist hadist ini…
“Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terputus. Maka tak ada lagi rasul, dan nabi setelahku”. [HR. At-Tirmidziy (2272), Ahmad (13851), Al-Hakim (8178), Abu Ya’laa (3947), dan Ibnu Abi Syaibah (30457). Hadits ini dishohihkan oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (1627), dan Al-Irwa’ (8/128)
"Tak akan tegak hari kiamat sampai ada beberapa kabilah diantara ummatku akan bergabung dengan orang-orang musyrikin; sampai ada beberapa kabilah diantara ummatku akan menyembah berhala. Sesungguhnya akan ada di antara ummatku 30 tukang dusta, semuanya mengaku bahwa ia adalah nabi. Akulah penutup para nabi, tak ada lagi nabi setelahku”. [HR. Abu Dawud (4253), At-Tirmidziy (2219), Ahmad (22448), Ibnu Hibban (7238), Al-Hakim (8390), Ath-Thobroniy dalam AlAusath (8397), dan Musnad Asy-Syamiyyin (2690),Abu Nu’aim (2/289), dan Asy-Syaibaniy dalam Al-Ahad wa Al-Matsaniy (456). Hadits ini dishohihkan Al-Albaniy dalamTakhrij Al-Misykah (5406)]
“Sesungguhnya tidaklah Allah mengutus nabi-nabi kecuali untuk memperingatkan umatnya akan kedatangan dajjal, AKU-LAH NABI TERAKHIR dan KALIAN UMAT TERAKHIR, Dajjal akan keluar diantara kalian, tidak bisa tidak. Sesungguhnya ia akan mulai berkata "Aku Nabi", PADAHAL TIDAK ADA NABI SESUDAHKU.” (HR. Ibnu Majah).
Bagaimana Dengan Anda........???
Kenabian dan kerasulan yang tertutup sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadits-hadits di atas adalah kenabian/kerasulan yang membawa syari'at baru. Sedangkan Kenabian/Kerasulan yang tidak membawa syari'at baru masih TERBUKA di dunia ini juga bagi orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya saw (An-Nisa 4:69/70 & Yunus 10:62/63-64/65)
ngayarana wrote:Bisa anda tulis ulang Hadisnya Pak...?Pak kedunghalang wrote: Bagaimana seharusnya cara mendakwahkan diri sebagai Al Mahdi yang diutus Allah? (HR Musnad Ahmad bin Hambal).
Rasulullah saw bersabda: "Hampir dekat saatnya orang yang hidup di antara kamu akan bertemu dengan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang Adil." (HR Musnad Ahmad bin Hambal, Jilid II, hal.411)
Rasulullah saw bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus (Rasul) Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Musnad Ahmad bin Hambal 10898).
Hadits-hadits di atas mengisyaratkan bahwa Isa Ibnu Maryam dan Imam Al Mahdi itu adalah utusan (Rasul) Allah dan wujudnya hanya satu orang. Dan, hanya satu orang juga yang mendakwahkan diri diutus Allah sebagai Isa Ibnu Maryam dan Imam Mahdi, yakni HMG Ahmad as, Pendiri Jemaat Ahmadiyah, dari Qadian, Hindustan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: AHMADIYAH QADIAN
Bukan itu yang menjadi inti permasalahan surat An Nisa :69, tetapi ayat itu menerangkan sebab yang terjadi pada saat sebelum di turunkannya ayat itu seperti yang sudah saya kemukakan pada Asbabunnuzulnya.Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Pak Kedunghalang wrote: Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini (Nabi Muhammad saw) maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah swt. memberikan nikmat, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat-sahabat (Aulia Allah) yang sejati. (An-Nisa 4:69/70)
Kata depan ma’a menunjukkan adanya dua orang atau lebih bersama pada suatu tempat atau pada satu saat, kedudukan, pangkat atau keadaan. Kata itu mengandung arti bantuan, seperti tercantum dalam At-Taubah 9:40 (Mufradat). Kata itu dipergunakan pada beberapa tempat dalam Alquran dengan artian fi artinya “di antara”: (Ali Imran 3:194; An-Nisa 4:147).
Nah disitu anda tau sebenarnya arti Ma’a, jadi kalo kita coba tafsirkan, ya seperti ini ; Seandainya orang orang mu’min yang taat kepada Allah SWT dan Rosulnya, akan bersama sama dengan Nabi Nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang orang Soleh berada pada suatu tempat, yaitu surga yang dijanjikan Allah SWT. Karena kontek ayat ini ditunjukkan untuk umat Rosulullah SAW yang begitu cinta kepada beliau sehingga mereka takut seandainya di ahirat nanti tidak bertemu lagi dengan Rosulullah SAW sesuai asbabunnuzulnya, dan Allah SWT dengan keadilannya menurunkan ayat ini (QS Annisa : 69)
Dan seandainya anda memaksa mengartikan kata Ma’a = Termasuk/di antara, kenapa awalan “alladzina” di ayat itu bukan “Mina/Min”……..?
Jika mengikuti penafsiran anda, maka orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah Ta'ala dan Rasul-Nya saw tidak bisa menjadi nabi, tidak bisa menjadi shiddiq, tidak bisa menjadi syahid, dan bahkan tidak bisa menjadi shaleh di dunia ini, melainkan hanya bersama mereka di akhirat. Padahal mereka itu adalah rafiqan (sahabat-sahabat Allah/Aulia Allah yang sejati). Seorang ibu berdo'a, (1) 'Ya Allah, semoga anakku menjadi orang saleh', atau (2) 'Ya Allah, semoga anakku bersama orang-orang saleh'. Do'a mana yang biasa kita dengar?
Sesungguhnya penafsiran yang benar datangnya dari Allah Yang Maha Mengetahui di dalam Al Qur'an:
Ingatlah ! Sesungguhnya Aulia (wali-wali) Allah itu tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka ada khabar suka dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan pada firman-firman Allah Itulah kemenangan yang besar. (Yunus 10:63-65) Dengan demikian, maka menurut Al Qur'an (An-Nisa 4:69/70), KENABIAN masih TERBUKA bagi orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya saw di dunia dan di akhirat.
Sampai sampai anda berani merubah arti Ma’a, yang seharusnya ‘bersama/beserta’ menjadi “termasuk” hanya untuk menguatkan argument anda tentang masih terbukanya pintu kenabian yang memang sudah tertutup rapat (Khaatam), sebagaimana termaktub dalam Alquran surat Al Ahzab :40, dan keterangan Hadist Hadist Sahih yang saya kemukakan diatas.
Makanya saya tawarkan keanda, apakah anda berani merubah awalan kata “Alladzina” di ayat itu menjadi “Min/Mina”.
Setiap Umat Muslim bisa mendapat predikat shiddiqin dan Syahid asalkan bersedia dan taat kepada kepada Allah dan rosulnya seperti termaktub dalam QS Alhadid : 18-19, dan para shalihin seperti dalam QS Al Ankabut : 9, tetapi kenabian tetaplah tertutup rapat seperti yang sudah saya uraikan diatas.
Saya ingin mengajak sesama Muslim atau orang yang masih mengaku “Muslim” untuk berfikir logis dan mengamati setiap ayat ayat Alquran, agar kita tidaaak terjebak dalam suatu penafsiran yang salah walaupun hanya merubah arti dari satu buah kata dalam ayat Alquran, seperti yang saya contohkan di atas.
Pola kata "Ma'a" terdapat dalam Alquran sebanyak ±164 (Wallahu A’lam) dan semua makna untuk kata tersebut mengindikasikan artinya Bersama/Beserta, dan memang seharusnya seperti itu http://quran.bblm.go.id/, tidak ada satupun mengarah kepada arti Termasuk, seperti di artikan oleh Pak Kedunghalang sampaikan, dan sebelumnya sudah saya sampaikan ketika kata Ma’a kita artikan “termasuk” sudah barang tentu akan merubah dan bahkan merusak dari rangkaian kata yang mengikutinya, kembali saya contohkan beberapa ayat ayat Al Quran yang didalamnya terdapat kata “Ma’a”.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 153)
Dan pengertian yang samapun terdapat pada terjemahan Al Quran Jamaah Ahmadiyah sendiri, seperti ini;
[2:154] O ye who believe! seek help with patience and Prayer; surely, Allah is with the steadfast. http://www.alislam.org/quran/search2/showChapter.php?submitCh=Read+from+verse%3A&ch=2&verse=154
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl : 128)
Fersi Ahmadi :
[16:129] Verily, Allah is with those who are righteous and those who do good.
http://www.alislam.org/quran/search2/showChapter.php?submitCh=Read+from+verse%3A&ch=16&verse=129
”……..,Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita,……..” (QS. Attaubah : 39)
Fersi Ahmadi :
[9:40] …………….., ‘Grieve not, for Allah is with us.’ ………
http://www.alislam.org/quran/search2/showChapter.php?submitCh=Read+from+verse%3A&ch=9&verse=40
Ayat ayat yang saya sebutkan diatas secara terang bahwa pihak Jamaah Ahmadiyahpun mengartikan Ma’a = Bersama/ Beserta, dan mengapa mereka tidak berani mengartikan kata Ma’a pada ayat ayat tersebut menjadi “ termasuk”.
Akan tetapi mereka begitu berani merubah arti kata Ma’a pada Annisa : 69, hanya untuk menguatkan argument mereka untuk meyakini masih terbukanya pintu keNabian, yang sebenarnya sudah tertutup rapat baik yang di klaim mereka kenabian yang khusus ataupun yang umum, marilah kita membuka pola fikir kita wabil khusus para jamaah Ahmadiyah apakah anda masih tetap mengikuti Hawa Nafsu sehingga anda semua telah jauh dalam kesilafan.
Saya hanya bermaksud mengingatkan pada anda semua (para Jamaah Ahmadi) dan saya tau mungkin anda lebih faham akan Al Quran dari pada saya, dan saya hanya bermaksud mengamalkan salah satu surat dalam Al Quran surat Al Asr :
1. “Demi masa.”
2. “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”
3. “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
Setelah itu, saya serahkan semuanya kepada Anda.
Silahkan anda Renungkan Komentar saya di atas.Pak kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Pak kedunghalang wrote: Ayat ini sangat penting karena menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum Muslimin. Keempat martabat kerohanian – para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para shalihin – kini semuanya dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti Rasulullah saw. Hal ini merupakan kehormatan khusus bagi Rasulullah saw semata. Tidak ada nabi lain menyamai beliau saw dalam memperoleh Nikmat Allah ini. Kesimpulan itu lebih lanjut ditunjang oleh ayat yang membicarakan nabi-nabi secara umum dan mengatakan, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang shiddiq dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka” (Al Hadid 57:20).
Oh ya benar…,Nabi Nabi, para Shiddiqin, Syuhada, dan Shalihin mendapatkan tempat disisi Allah SWT, saya sependapat dengan anda. Namun ke Nabi an tetaplah tertutup rapat dan tak akan terbuka lagi setelah di utusnya Rosulullah SAW, seperti yang sudah saya dan beberapa suadara muslim lainnya di forum ini.
Sedangkan Derajat kerohanian tertinggi dalam islam adalah “Muttaqin”, dengan melalui berbagai proses sebagai Muslim, Mu’min, dan Muhsin.
Sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran :
“…………Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. 49:13)
Tetapi, menurut Al Qur'an orang-orang Islam yang beriman dan bertaqwa itu adalah wali-wali/Aulia Allah yang sejati (Yunus 10:62/63-64/65) atau rafiqan yang terdiri dari para nabi, para shiddiq, para shahid dan orang-orang shaleh (An-Nisa 4:69/70) yang masih TERBUKA bagi orang-orang Islam yang mu'min dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya saw.
Ya, syariat utama para Nabi, dari Nabi Adam As. hingga Nabi Muhammad SAW. Tidak lah berubah, yaitu mentauhidkan Allah SWT, namun praktek ibadah dan hukum kemasyarakatan setiap para Nabi nabi mempunyai cara tersendiri disesuaikan dengan Zaman dan keadaan kaumnya begitupun dengan antara Nabi Musa AS. Dan Nabi Isa AS praktek ibadah dan hukum kemasyarakatanya berbeda sebagaimana diterangkan dalam AlQuran Surat Al Maidah : 44-47Pak Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Pak Kedunghalang wrote: Apabila kedua ayat ini dibaca bersama-sama maka kedua ayat itu berarti bahwa, kalau para pengikut nabi-nabi lainnya dapat mencapai martabat shiddiq, syahid, dan saleh dan tidak lebih tinggi dari itu, maka pengikut Rasulullah saw dapat naik ke martabat nabi juga. Kitab “Bahr-ul-Muhit” (Jilid III, hal. 287) menukil Al-Raghib yang mengatakan, “Tuhan telah membagi orang-orang mukmin dalam empat golongan dalam ayat ini, dan telah menetapkan bagi mereka empat tingkatan, sebagian di antaranya lebih rendah dari yang lain, dan Dia telah mendorong orang-orang mukmin sejati agar jangan tertinggal dari keempat tingkatan ini.” Dan membubuhkan bahwa “Kanabian itu ada dua macam : umum dan khusus. Kenabian khusus, yakni kenabian yang membawa syariat, sekarang tidak dapat dicapai lagi atau tertutup; tetapi kenabian yang umum masih tetap dapat dicapai atau terbuka hanya bagi umat Islam yang taat sempurna kepada Nabi Muhammad saw.”
Untuk ini saya akan ambil komen saya di http://www.laskarislam.com/t2676p150-benarkah-yesus-akan-kembali-ke-dunia#126396 Post 155
Dan tulisan saya diatas untuk menangapi argumen anda tentang Nabi umum dan Nabi Khusus
Nabi Daud as dan Nabi Isa as adalah para nabi yang diutus kepada Bani Israil yang berhukum kepada Kitab Musa as, yakni Kitab Taurat (Al Maidah 5:45). Meskipun, masing-masing diberi oleh Allah, Kitab Zabur dan Kitab Injil, tetapi kandungannya bukan syar'iat, melainkan penjelasan, membenarkan dan/atau menggenapi Kitab Taurat (Ash-Shaf 61:6/7).
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (44)
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (45)
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (46)
”Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (47)
Silahkan Anda perhatikan ayat 47, bukankah pengikut Nabi Isa (Bani Israil pada waktu itu) harus mengikuti syariat Injil.
Lanjuut..........
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Halaman 10 dari 17 • 1 ... 6 ... 9, 10, 11 ... 13 ... 17
Similar topics
» Mang Odoy versus KEDUNGHALANG (Ahmadiyah Qadian)
» Kristen Paulus dan Ahmadiyah Qadian MGA..bagaikan Pinang dibelah Kampak..
» islam dan ahmadiyah
» kesesatan ahmadiyah
» jihad ala ahmadiyah
» Kristen Paulus dan Ahmadiyah Qadian MGA..bagaikan Pinang dibelah Kampak..
» islam dan ahmadiyah
» kesesatan ahmadiyah
» jihad ala ahmadiyah
Halaman 10 dari 17
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik