Pengganti Keimanan, Bayar Dulu (Jisyah) / Ikhwanul Muslimin paksa umat Kristen Koptik masuk Islam

First topic message reminder :

http://www.merdeka.com/dunia/ikhwanul-muslimin-paksa-umat-kristen-koptik-masuk-islam.html

Ikhwanul Muslimin paksa umat Kristen Koptik masuk Islam

Ikhwanul Muslimin di Mesir dan para pendukungnya kini mulai memaksa sekitar 15 ribu penganut Kristen Koptik di Desa Dalga untuk membayar pajak jizyah seperti dinyatakan dalam Alquran. Penulis dan penerjemah Raymond Ibrahim melaporkan kabar itu Ahad lalu, seperti dilansir surat kabar the Washington Times, Rabu (11/9).

Jizyah adalah uang yang harus dibayar umat non Muslim kepada penguasa Muslim untuk menjaga keberadaan mereka. Menurut seorang warga bernama Yunis Shawqi kemarin di Dalga, semua umat Kristen Koptik itu desa itu dipaksa untuk membayar pajak tanpa kecuali.

"Jumlah yang harus dibayarkan berbeda-beda di tiap daerah di desa itu. Ada yang harus membayar sebesar Rp 225 ribu per hari, ada juga yang Rp 832 ribu per hari," kata Shawqi. Dalam beberapa kejadian, warga yang tidak sanggup membayar diserang. Sebanyak 40 keluarga Kristen di Dalga kini mengungsi karena takut.

apa sebetulnya maksud anda ram, dengan bertanya seperti itu lagi dan lagi?

musicman wrote:apa sebetulnya maksud anda ram, dengan bertanya seperti itu lagi dan lagi?

ane nanya yang mengenai klaim ente atau dalil ente tentang bisa ga bayar jizyah kalau masuk wajib militer. mana dalilnya?

yg ente bawa adalah.. yg bisa masuk islam adalah orang yg seperti muslim baduin!! sekali lagi... muslim!!

jadi ane nanya lagi. mana dalil tentang ga bayar jizyah ini?? ada ga??? kalau ga ada, tolong ente ralat! ente masih ada harga diri kan?

lalu menganai dinar gimana? ente mau lawan hadis lagi??? hahahahahahaha

di post #36! 

frontline defender wrote:di post #36! 

di post # 38!  

"mereka berkewajiban melaksanakan hukum Allah yang berlaku bagi kaum mu'minin" --> jadi termasuk wajib jihad juga, bila mampu!

Ya sudah deh, siapa tau anda puas untuk tidak mengulang lagi pertanyaan yg sama.

Fiqh Jihad Yusuf Qardhawi hal.164




Turut serta untuk ikut wajib militer akan MENGGUGURKAN kewajiban Jizyah Mereka (non muslim).
Sudah saya bantu menalar dan menangkap kalimatnya yah bung Ramayana..

lalu menganai dinar gimana? ente mau lawan hadis lagi??? hahahahahahaha

saya sudah mulai speechless lah...

Saya membawa Hadits, tp persepsi anda malah berkebalikan kalau saya melawan hadits yg sejalan dengan sumber literatur lain.

musicman wrote:Ya sudah deh, siapa tau anda puas untuk tidak mengulang lagi pertanyaan yg sama.

Fiqh Jihad Yusuf Qardhawi hal.164




Turut serta untuk ikut wajib militer akan MENGGUGURKAN kewajiban Jizyah Mereka (non muslim).
Sudah saya bantu menalar dan menangkap kalimatnya yah bung Ramayana..

lalu menganai dinar gimana? ente mau lawan hadis lagi??? hahahahahahaha

saya sudah mulai speechless lah...

Saya membawa Hadits, tp persepsi anda malah berkebalikan kalau saya melawan hadits yg sejalan dengan sumber literatur lain.

ya elah. ane nanya dalil islam malah keluar tulisan yg ga berdasar dalil.
ini dalilnya mana mus??????

ini kan bertentangan ama hadis yg ente bawa?? kalau yg ikut militer hanyalah yg di sebut "muslim baduin"!!
lalu kata muslim baduin ini ente anggap apa? ga ada artinya?

kenapa ente ga pakai kata dari nabi ahmadiyah si ghulam?

mengenai dinar. ente emang ga tau malu!
ente bawa link sendiri yg berkata kalau dinar itu uang koin emas! yg ga emas hanya di jaman sekarang.
ada 2 berat. 4,68 ala bixantium dan 4.25 gram ala penguasa islam!

ane nanya deh mus, yg di sebut dinar dengan berat 4.68 itu di pakai siapa?????

yg ente bawa hanyalah berkata kalau di jaman kekuasaan khilafah, mereka buat koin emas dengan berat 4,25 gram dengan simbol islam!!! ini juga di akui semua.

tetapi dinar sebelum pemerrintahan islam tegak, yaitu di jaman nabi, itu dinar apa???????

ane udah bawa hadis. tetapi ente emang ga tau malu dan mengingkari hadis. ente ini sedemikian ga tau malu ampe rela ga akui hadis ya mus? yg penting ga kalah terus terusan dari ane. hahahahahahaha.

gile bener, ga 1 topik pun ente bisa mempertahankan apa yg enet bacotin dari ane.

ane ulang hadisnya.

Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidak ada kewajiban zakat atas harta emas yang belum sampai 20 dinar. Apabila telah sampai 20 dinar, maka zakatnya adalah setengah dinar. Demikian juga perak tidak diambil zakatnya sebelum sampai 200 dirham yang dalam hal ini zakatnya adalah 5 dirham.” (Hadits Riwayat Bukhori).

emas itu dinar. perak itu dirham. siapa yg ngomong mus???? Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam!!
tapi kalau menurut musicman sih nabi salah. krn di jaman nabi itu dinar bukan emas! krn emas hanya di jaman khilafah.
jadi hadis itu pasti salah! nabi juga salah. iya kan mus? hahahahahaha

Surah At-Taubah (9).29

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya dan tidak beragama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Alkitab kepada mereka,sampai mereka membayar JISYAH dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Dari ayat di atas kita semua bisa melihat bahwa KEKAFIRAN diperbolehkan oleh Alloh asal BAYAR (Jisyah).

Mohon kalian muslim menjelaskan, benarkah Alloh membutuhkan JISYAH (uang keamanan/pajak) atau si pengucap ayat tersebut di atas yang memelihara KEKAFIRAN sebagai sumber MATA PENCAHARIAN, silahkan?

Mohon Mod 1 Yth, membantu jalannya thread ini jangan sampai OOT.

oglikom wrote:Surah At-Taubah (9).29

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya dan tidak beragama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Alkitab kepada mereka,sampai mereka membayar JISYAH dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Dari ayat di atas kita semua bisa melihat bahwa KEKAFIRAN diperbolehkan oleh Alloh asal BAYAR (Jisyah).

Mohon kalian muslim menjelaskan, benarkah Alloh membutuhkan JISYAH (uang keamanan/pajak) atau si pengucap ayat tersebut di atas yang memelihara KEKAFIRAN sebagai sumber MATA PENCAHARIAN, silahkan?

Mohon Mod 1 Yth, membantu jalannya thread ini jangan sampai OOT.

Dia lah yang menurunkan kepadamu ( Wahai Muhammad) Kitab Suci Al-Quran. Sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat “Muhkamaat” (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran. Dan yang lain lagi ialah ayat-ayat “Mutasyaabihaat” (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). Oleh sebab itu (timbullah faham yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. Dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu agama, berkata:” Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami” Dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berfikiran." (Ali Imran : 7)

Saya rasa ayat inilah yang tergambar dari benak orang muslim yang melihat thread anda. Nah, masalah Jizyah, anda mengatakan :

oglikom wrote:Mohon kalian muslim menjelaskan, benarkah Alloh membutuhkan JISYAH (uang keamanan/pajak) atau si pengucap ayat tersebut di atas yang memelihara KEKAFIRAN sebagai sumber MATA PENCAHARIAN, silahkan?

Padahal anda sendiri tidak mengetahui maksud arti Jizyah tersebut dengan benar. Jizyah berarti pajak yang dipungut dari rakyat non muslim merdeka dalam negara Islam, yang dengan pajak itu mereka mengesahkan perjanjian yang menjamin mereka mendapat perlindungan, atau suatu pajak yang dibayar oleh pemilik tanah.

Namun perlu digaris bawahi. Jizyah di sini bukanlah konsekuensi yang diterima penduduk non Muslim akibat perbedaan aqidah mereka dengan Muslim. Jizyah adalah sebuah kewajiban sebagai warga negara, dengan kata lain harga yang harus mereka bayar atas penggunaan fasilitas negara tempat mereka tinggal. Termasuk di antaranya fasilitas tanah pertanian, irigasi, serta keamanan dari serangan pihak luar. Tidak jauh berbeda dengan pajak yang kita kenal saat ini.

Saat itu, sumber dana untuk pembangunan negara didapatkan dari zakat. Namun, zakat hanya berlaku bagi umat Muslim. Maka untuk mengikut sertakan penduduk non Muslim dalam penyelenggaraan negara, dipungutlah jizyah dari mereka.

Bagi yang masih menganggap jizyah melanggar HAM atau tidak berperikemanusiaan, mungkin Anda harus coba membalik pola pikir. Dimanakah etika seorang warga negara yang menikmati semua fasilitas negara, tapi tidak mau membayar apapun sebagai gantinya? Untuk orang seperti itu, mungkin cocok dengan slogan ini, “hari gini ga bayar jizyah/zakat? Apa kata dunia?”  

Dan satu lagi hal menarik terkait jizyah, bahwa jizyah yang dibayarkan penduduk non muslim kepada pemerintah pusat di Madinah saat itu, jauh lebih murah daripada zakat yang harus dibayarkan penduduk Muslim dalam satu tahun. Pastinya lebih murah juga daripada pajak/upeti yang harus mereka bayar kepada pemerintahan mereka yang lama (kalau bukan Romawi ya Persia). Jadi mungkinkah seseorang melepas keyakinan lamanya hanya karena diwajibkan membayar pajak yang sangat murah, lalu beralih menjadi muslim dengan kewajiban zakatnya yang lebih mahal?

Silahkan pikir sendiri  

Ah...BANI TAGHRIB!
Baru ingat saya...

Religion of Islam Maulana Muh.Ali Hal.429




Bani Taghlib Non muslim Kristen dari Najran Dibebaskan dari Jizyah dan tidak pernah membayar Jizyah karena turut serta dalam pertempuran Buwaib

Thread lain dengan topik Serupa masih berlangsung. Saya Merger

Selamat berdiskusi

ramayana wrote:yg bisa masuk islam adalah orang yg seperti muslim baduin!! sekali lagi... muslim!!

yg di sebut "muslim baduin"!!

ya ampun, "seperti kaum badui kalangan muslimin" tu bukan berarti "muslim badui", tau!

musicman wrote:Ah...BANI TAGHRIB!
Baru ingat saya...

Religion of Islam Maulana Muh.Ali Hal.429




Bani Taghlib Non muslim Kristen dari Najran Dibebaskan dari Jizyah dan tidak pernah membayar Jizyah karena turut serta dalam pertempuran Buwaib

ane nemu ini mus!! hehehe

Dari al-Hasan, dia berkata, “Rasulullah telah memerintahkan memerangi bangsa Arab sehingga mereka masuk ke dalam agama Islam dan segala bentk tawaran tidak diterima dari mereka selain masuk ke dalam agama Islam. Rasulullah juga telah memerintahkan supaya memerangi ahli kitab sehingga mereka memeberika jizyah secara kontan sedangkan mereka dalam keadaan hina.”

ada yang lebih parah! ini mana katanya agamaku agamamu??

Lalu Umar ibnul Khaththab mengadakan perjanjian damai bersama mereka, tetapi dengan syarat melipatgandakan pembayaran zakat ke atas mereka dan mereka tidak boleh memasukkan anak-anak mereka kedalam agama nasrani. Mughirah berkata, “Aku telah diceritakan bahw Ali pernah berkata, ‘Jika aku mendapat tugas untuk mengatasi persoalan bani Taghlib, aku mempunyai pendapat yang khusus mengatasi mereka. Aku akan memerangi pasukan mereka dan aku akan menawan anak keturunan mereka. Sebab, mereka telah melanggar perjanjian dan jaminan keamanan telah hilang dari mereka, ketika mereka telah memasukkan anak-anak mereka ke dalam agama Nasrani.”

Jadi jizyah adalah perlindungan keamanan dari si peminta jizyah sendiri?

Kesimpulanya adalah bagi orang-orang kafir yang enggan membayar jizyah maka oleh pemerintah Islam akan diperangi dan dicabut jaminan keamanan bagi mereka sampai ada perjanjian baru bahwa mereka akan membayar Jizayah. Bila diantara kamun kafir dan muslim melanggar perjanjian seperti yang telah dipaparkan dalam kasus bani Taghlib maka mereka (orang kafir) membayar jizyah secara dilipatgandakan dari ketentuan awal dan Zakat bagi kaum muslimin juga akan dilipatgandakan. Atau mereka yang melanggar perjanjian diperangi.

mus bettle of buwaib itu kapan? setelah kematian nabi!!

apakah ada ayat dan hadis yg membenarkan tindakan ini?? ga ada!

lalu kenapa ada yg nekad berkata ga usah bayar jizyah gapapa??? krn ini.

THE BATTLE OF BUWAIB
Hadrat Umar (R.A.) was shocked at the defeat of the Muslim army. He sent special messengers to various tribes and exhorted the Muslims to prepare for the Holy War against Persians. A new reinforcement was sent to Muthanna's army. In this army a number of Christian Arabs were also included.

The Persians also gathered a huge army. This time Rustam, the Commander-in-Chief of the Persian armies, appointed Mehran Hamdani as the Commander because he had travelled Arabia and knew the Arabian way of fighting. The Muslim army, under the command of Muthanna, met the Persians at a place called Buwaib (where "Kufa" is situated). The Muslims invited the Persians to cross the river and they accepted it. The number of Muslim army was a little more than 20,000 while the Persians (Iranians) several times larger in number, were estimated as two hundred thousands. A fierce battle took place. Muslims fought desperately and after a grim fight, the Persians were defeated. They could not find the way to cross the river Euphrates because the bridge built by them was destroyed by the Muslims. There was a total disorder in the Persian army. The commander of the army, Mehran was slain in this battle and not less than a hundred thousand men lost their lives in the field. As a result of this victory the whole of western part of Persians Empire (now Iraq) fell into Muslim hands.

tentara islam kalah.. baru ngemis ke orang kristen buat bantu! dengan iming iming bebas jizyah!

benarkah bebas jizyah??? kagak!! hanya namanya yg di ganti! sedekah! aslinya sih tetap bayar!! hahahahaha.

Taghlib was one of the few Arab tribes that did not accept Islam during Muhammad's time nor during the rule of his immediate successors. After Muhammad's death, some sections of Taghlib joined in the Ridda Wars ("Wars of the Apostasy"), supporting the claimed prophecy of a woman from Banu Tamim named Sajah. Upon the suppression of the apostasy, Taghlib is said to have reached an agreement to remain Christian in exchange for paying a levy to the reigning caliph. According to this narration, Taghlib, requested that the levy be termed a sadaka ("alms"), similar to what was collected from Muslim tribes, in lieu of the jizya ("tribute" or "poll tax") that was normally taken from non-Muslims. The caliphs agreed.

http://en.wikipedia.org/wiki/Taghlib

siapa bani taglib ini??

Dari Zur’ah ibnun-Nu’man atau an-Nu’man bin Zurah bahwa dia pernah bertanya kepada Umar ibnul Khaththab. Dia telah membicarakan mengenai persoalan bani Taghlib. Sementara Umar berkeinginan mengambil jizyah dari mereka. Lalu mereka banyak yang melarikan diri keseluruh plosok negeri. An-Nu’man atau Zur’ah ibnu Nu’man berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya bani Taghlib juga termasuk bangsa Arab. Mereka sangat enggan membayar jizyah, ditambah lagi mereka adalah orang yang tidak memiliki harta kekayaan. Mereka hanyalah orang yang memiliki profesi bercocok tanam dan pengembala. Mereka sangat handal dalam peperangan dan strategi untuk melawan mereka. Oleh karena itu, jangalah engkau meminta bantuan kepada mereka untuk memerangi musuhmu.”

udah miskin, di pajaki lagi!! dengan dalih uang keamanan! udah dibantu saat muslim kalah perang, eh masih bayar "sedekah"!!
anak anak mereka ga boleh masuk agama orang tuanya lagi!!

menurut ente ya mus.. agama ente ini gimana??

ini yg najran!!

perjanjian nabi ama orang najran!

D. The Treaty with the Christians of Najran:



(i) The residents of Najran are bound to pay as taxes two thousand hullah's (certain kind of garment) to the Muslims every year in two instalments.



(ii) The emissaries of Muhammad (S) would be offered hospitality by them for one month or less, whereas the emissaries' stay there would not exceed one month.



(iii) In case of battle in the region of Yemen, the people of Najrim, as a token of friendship and cooperation, would make available 30 coats of mail, 30 horses and 30 camels as a guaranteed loan for the Muslim army.



(iv) The people of Najran and their surrounding areas would be under the protection of God and His Prophet (S); their lives, property and places of worship would be also safe; and their bishops and priests would be free to continue performing their duties without any hindrance from anybody.



(v) No one is entitled to exile them from their land or extract tithe (`ushr) from them or launch a military attack against them.



(vi) Every person from among them who makes a legitimate claim would be treated with justice.



(vii) No person from among them would be held responsible for the crime committed by others of his faith.



(viii) The people of Najran promise to abstain from usury (ribd), otherwise Muhammad (S) would revoke terms of friendship with them and would not be bound to stick to the treaty. [9]



It is evident from the Prophet's (S) treaties with the unbelievers that the Islamic State, taking into consideration the interests of Islam and Muslims, can conclude treaties and pacts of friendship and cooperation with the unbelievers, polytheists and the People of the Book (Ahl al‑Kitab) in matters of common welfare, such as exchange in spheres of science, agriculture, industry, commerce, economy and defence. Of course, such pacts should not pave way for the influence and interference of the unbelievers in the internal affairs of a Muslim State and should not hamper its independence and security, which is to be considered of the foremost importance at the time of concluding such pacts. In no way such pacts may be allowed to strengthen the position of the unbelievers and to endanger independence of Muslims. Islamic government in no case should ignore the hidden and inherent enmity and evil designs of the unbelievers; laxity can result in extending their influence on the Islamic State.

http://www.al-islam.org/al-tawhid/foreign_policy/9.htm



kok link ente bilang najran ga bayar jizya sih mus?? hehehehehehehehehe..

wahyu_zein_alkaf wrote:

oglikom wrote:Surah At-Taubah (9).29

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya dan tidak beragama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Alkitab kepada mereka,sampai mereka membayar JISYAH dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Dari ayat di atas kita semua bisa melihat bahwa KEKAFIRAN diperbolehkan oleh Alloh asal BAYAR (Jisyah).

Mohon kalian muslim menjelaskan, benarkah Alloh membutuhkan JISYAH (uang keamanan/pajak) atau si pengucap ayat tersebut di atas yang memelihara KEKAFIRAN sebagai sumber MATA PENCAHARIAN, silahkan?

Mohon Mod 1 Yth, membantu jalannya thread ini jangan sampai OOT.

Dia lah yang menurunkan kepadamu ( Wahai Muhammad) Kitab Suci Al-Quran. Sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat “Muhkamaat” (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran. Dan yang lain lagi ialah ayat-ayat “Mutasyaabihaat” (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). Oleh sebab itu (timbullah faham yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. Dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu agama, berkata:” Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami” Dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berfikiran." (Ali Imran : 7)

Saya rasa ayat inilah yang tergambar dari benak orang muslim yang melihat thread anda. Nah, masalah Jizyah, anda mengatakan :

oglikom wrote:Mohon kalian muslim menjelaskan, benarkah Alloh membutuhkan JISYAH (uang keamanan/pajak) atau si pengucap ayat tersebut di atas yang memelihara KEKAFIRAN sebagai sumber MATA PENCAHARIAN, silahkan?

Padahal anda sendiri tidak mengetahui maksud arti Jizyah tersebut dengan benar. Jizyah berarti pajak yang dipungut dari rakyat non muslim merdeka dalam negara Islam, yang dengan pajak itu mereka mengesahkan perjanjian yang menjamin mereka mendapat perlindungan, atau suatu pajak yang dibayar oleh pemilik tanah.

Namun perlu digaris bawahi. Jizyah di sini bukanlah konsekuensi yang diterima penduduk non Muslim akibat perbedaan aqidah mereka dengan Muslim. Jizyah adalah sebuah kewajiban sebagai warga negara, dengan kata lain harga yang harus mereka bayar atas penggunaan fasilitas negara tempat mereka tinggal. Termasuk di antaranya fasilitas tanah pertanian, irigasi, serta keamanan dari serangan pihak luar. Tidak jauh berbeda dengan pajak yang kita kenal saat ini.

Saat itu, sumber dana untuk pembangunan negara didapatkan dari zakat. Namun, zakat hanya berlaku bagi umat Muslim. Maka untuk mengikut sertakan penduduk non Muslim dalam penyelenggaraan negara, dipungutlah jizyah dari mereka.

Bagi yang masih menganggap jizyah melanggar HAM atau tidak berperikemanusiaan, mungkin Anda harus coba membalik pola pikir. Dimanakah etika seorang warga negara yang menikmati semua fasilitas negara, tapi tidak mau membayar apapun sebagai gantinya? Untuk orang seperti itu, mungkin cocok dengan slogan ini, “hari gini ga bayar jizyah/zakat? Apa kata dunia?”  

Dan satu lagi hal menarik terkait jizyah, bahwa jizyah yang dibayarkan penduduk non muslim kepada pemerintah pusat di Madinah saat itu, jauh lebih murah daripada zakat yang harus dibayarkan penduduk Muslim dalam satu tahun. Pastinya lebih murah juga daripada pajak/upeti yang harus mereka bayar kepada pemerintahan mereka yang lama (kalau bukan Romawi ya Persia). Jadi mungkinkah seseorang melepas keyakinan lamanya hanya karena diwajibkan membayar pajak yang sangat murah, lalu beralih menjadi muslim dengan kewajiban zakatnya yang lebih mahal?

Silahkan pikir sendiri  

Sekiranya orang awam dan tidak paham apa itu Islam dan siapa itu Muhammad, penjelasan anda memang masuk akal.

Saya tekankan untuk tulisan anda yang di bold merah, jika memang bukan konsekwensi dari perbedaan aqidah dan boleh tetap KAFIR ASAL MEMBAYAR tidaklah di sebut sebagai JISYAH tetapi ZAKAT.
Jadi kembali kepertanyaan semula, siapa yang memperbolehkan TETAP DALAM KEKAFIRAN ASAL MEMBAYAR JISYAH?

oglikom wrote:
Saya tekankan untuk tulisan anda yang di bold merah, jika memang bukan konsekwensi dari perbedaan aqidah dan boleh tetap KAFIR ASAL MEMBAYAR tidaklah di sebut sebagai JISYAH tetapi ZAKAT.

boleh tetap KAFIR ASAL MEMBAYAR itu di sebut sebagai JIZYAH bukan ZAKAT. Secara garis besar Jizyah dikenakan kepada kaum non - muslim sedangkan Zakat hanya dikenakan kepada Muslim. Uang yang dikeluarkan oleh non - muslim untuk membayar Jizyah lebih sedikit dibanding uang yang dikeluarkan muslim untuk Zakat setiap tahunnya. non - muslim yang membayar Jizyah tidak dikenakan kewajiban berperang, sedangkan muslim yang membayar Zakat wajib berperang.

Dengan perbedaan yang sangat jauh tersebut, masihkah anda berpikiran bahwa Jizyah itu sama dengan Zakat?

oglikom wrote:Jadi kembali kepertanyaan semula, siapa yang memperbolehkan TETAP DALAM KEKAFIRAN ASAL MEMBAYAR JISYAH?

Jizyah itu bukan masalah diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, Jizyah itu sendiri lebih mengarah kepada kewajiban seorang warga masyarakat tersebut kepada pemerintahannya.

Berhubung ini adalah lintas agama, bolehkah saya bertanya kepada anda tentang agama anda?

Apakah agam anda juga mengenal yang namanya Jizyah? Atau mereka yang kalah berperang cukup dibunuh saja tanpa harus susah payah dilindungin seperti yang dilakukan tentara salib kepada muslim spanyol yang sekarang dikenal dengan sebutan April Mop?  

wahyu_zein_alkaf wrote:

oglikom wrote:
Saya tekankan untuk tulisan anda yang di bold merah, jika memang bukan konsekwensi dari perbedaan aqidah dan boleh tetap KAFIR ASAL MEMBAYAR tidaklah di sebut sebagai JISYAH tetapi ZAKAT.

boleh tetap KAFIR ASAL MEMBAYAR itu di sebut sebagai JIZYAH bukan ZAKAT. Secara garis besar Jizyah dikenakan kepada kaum non - muslim sedangkan Zakat hanya dikenakan kepada Muslim. Uang yang dikeluarkan oleh non - muslim untuk membayar Jizyah lebih sedikit dibanding uang yang dikeluarkan muslim untuk Zakat setiap tahunnya. non - muslim yang membayar Jizyah tidak dikenakan kewajiban berperang, sedangkan muslim yang membayar Zakat wajib berperang.

Dengan perbedaan yang sangat jauh tersebut, masihkah anda berpikiran bahwa Jizyah itu sama dengan Zakat?

Memang kebiasaan yang sudah terlalu sering saya temui ketika berdebat dengan orang Islam khususnya.
Jadi bagaimana anda mempertanggung jawabkan tulisan anda diatas yang mengatakan "Jisyah di sini bukanlah konsekuensi yang diterima penduduk non muslim akibat perbedaan aqidah mereka dengan Muslim".

oglikom wrote:Jadi kembali kepertanyaan semula, siapa yang memperbolehkan TETAP DALAM KEKAFIRAN ASAL MEMBAYAR JISYAH?

Jizyah itu bukan masalah diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, Jizyah itu sendiri lebih mengarah kepada kewajiban seorang warga masyarakat tersebut kepada pemerintahannya.

Berhubung ini adalah lintas agama, bolehkah saya bertanya kepada anda tentang agama anda?

Apakah agam anda juga mengenal yang namanya Jizyah? Atau mereka yang kalah berperang cukup dibunuh saja tanpa harus susah payah dilindungin seperti yang dilakukan tentara salib kepada muslim spanyol yang sekarang dikenal dengan sebutan April Mop?  

Hm, memang JISYAH merupakan KEWAJIBAN warga non Muslim terhadap kekhilafaan semenjak awal Muhammad menurunkan ayat ini.

Maaf, saya tidak beragama hanya setengah-setengah.

Saya pertegas lagi pertanyaan saya Muhammad atau Alloh swt yang memelihara Kekafiran?

[quote="oglikom"]Memang kebiasaan yang sudah terlalu sering saya temui ketika berdebat dengan orang Islam khususnya.
Jadi bagaimana anda mempertanggung jawabkan tulisan anda diatas yang mengatakan "Jisyah di sini bukanlah konsekuensi yang diterima penduduk non muslim akibat perbedaan aqidah mereka dengan Muslim".[quote]

Tidakkan anda belum menjawab komentar saya dengan benar? Anda tau, apa yang sedang anda terangkan tersebut sangat mencerminkan sosok diri anda yang tidak memiliki cukup pengalaman untuk berdebat/berdiskusi dan hanya mengacu kepada ayat - ayat AL - Qur`an yang masih samar - samar utuk dijadikan senjata. Saya katakan dengan jelassecara Garis Besar tidak menyeluruh, maka dari itulah jawabannya.

[quote="oglikom"]Hm, memang JISYAH merupakan KEWAJIBAN warga  non Muslim terhadap kekhilafaan semenjak awal Muhammad menurunkan ayat ini.

Maaf, saya tidak beragama hanya setengah-setengah.

Saya pertegas lagi pertanyaan saya Muhammad atau Alloh swt yang memelihara Kekafiran?[quote]

Benarkan apa yang saya katakan? Sangat jelas apa yang anda lakukan sekarang hanyalah menghujat/mengetest keimanan Islam saja, bukan bertanya untuk tau. Untuk itu saya merasa kecewa berdiskusi dengan anda. Apakah ini yang dinamakan Senior?

ini trit langsung jadi kacau balau! gara gara momod seenaknya memerger trit.

apa ini taktik momod buat melindungi musicman????

setelah sebelumnya buat trik meng-close- trit dimana musicman udah mati kutu?

[quote="wahyu_zein_alkaf"][quote="oglikom"]Memang kebiasaan yang sudah terlalu sering saya temui ketika berdebat dengan orang Islam khususnya.
Jadi bagaimana anda mempertanggung jawabkan tulisan anda diatas yang mengatakan "Jisyah di sini bukanlah konsekuensi yang diterima penduduk non muslim akibat perbedaan aqidah mereka dengan Muslim".[quote]

Tidakkan anda belum menjawab komentar saya dengan benar? Anda tau, apa yang sedang anda terangkan tersebut sangat mencerminkan sosok diri anda yang tidak memiliki cukup pengalaman untuk berdebat/berdiskusi dan hanya mengacu kepada ayat - ayat AL - Qur`an yang masih samar - samar utuk dijadikan senjata. Saya katakan dengan jelassecara Garis Besar tidak menyeluruh, maka dari itulah jawabannya.

[quote="oglikom"]Hm, memang JISYAH merupakan KEWAJIBAN warga  non Muslim terhadap kekhilafaan semenjak awal Muhammad menurunkan ayat ini.

Maaf, saya tidak beragama hanya setengah-setengah.

Saya pertegas lagi pertanyaan saya Muhammad atau Alloh swt yang memelihara Kekafiran?

Benarkan apa yang saya katakan? Sangat jelas apa yang anda lakukan sekarang hanyalah menghujat/mengetest keimanan Islam saja, bukan bertanya untuk tau. Untuk itu saya merasa kecewa berdiskusi dengan anda. Apakah ini yang dinamakan Senior?

Silahkan minggir bila hanya berdasarkan pendapat pribadi.

oglikom wrote:Silahkan minggir bila hanya berdasarkan pendapat pribadi.

Wah, apakah anda ingin mengatakan bahwa anda tidak cukup berani untuk berdiskusi dengan saya?

Ingat ini forum lintas agama bukan forum tempat menghujat islam seenaknya kata FFI. Anda ingin membandingkan agama kami secara baik dan buruknya sedangkan anda sendiri tidak beragama dengan benar  

Jika demikian, dengan apa dong anda membandingkan agama kami?

Jika anda mencemati apa yang telah saya utarakan diatas, sebenarnya itu sudah menjawab pertanyaan anda secara menyeluruh, hanya saja anda seperti tidak puas dengan jawaban saya dan dengan segala upaya anda mencari letak kesalahan yang saya buat untuk dijadikan senjata melawan muslim lainnya  

wahyu_zein_alkaf wrote:

oglikom wrote:Silahkan minggir bila hanya berdasarkan pendapat pribadi.

Wah, apakah anda ingin mengatakan bahwa anda tidak cukup berani untuk berdiskusi dengan saya?

Ingat ini forum lintas agama bukan forum tempat menghujat islam seenaknya kata FFI. Anda ingin membandingkan agama kami secara baik dan buruknya sedangkan anda sendiri tidak beragama dengan benar  

Jika demikian, dengan apa dong anda membandingkan agama kami?

Jika anda mencemati apa yang telah saya utarakan diatas, sebenarnya itu sudah menjawab pertanyaan anda secara menyeluruh, hanya saja anda seperti tidak puas dengan jawaban saya dan dengan segala upaya anda mencari letak kesalahan yang saya buat untuk dijadikan senjata melawan muslim lainnya  

"Menghujat Islam".....hehehe dalam kenyataan Islam tidak perlu di hujat sudah terlihat buruk.

Surah At-Thaubah. 29 sangat jelas dituliskan "Sampai mereka membayar JISYAH" bukan "sampai mereka MUALAF dan membayar ZAKAT", jelas!.?

oglikom wrote:"Menghujat Islam".....hehehe dalam kenyataan Islam tidak perlu di hujat sudah terlihat buruk.

Mutiara, emas, perak, wanita. segala bumi dunia dan isinya, jika anda memandangnya buruk, maka akan selamanya buruk dihati anda. Begitu juga dengan kasus anda sekarang  

oglikom wrote:Surah At-Thaubah. 29 sangat jelas dituliskan "Sampai mereka membayar JISYAH" bukan "sampai mereka MUALAF dan membayar ZAKAT", jelas!.?

Baca lagi ini Please : Dimanakah etika seorang warga negara yang menikmati semua fasilitas negara, tapi tidak mau membayar apapun sebagai gantinya? Untuk orang seperti itu, mungkin cocok dengan slogan ini, “hari gini ga bayar jizyah/zakat? Apa kata dunia?”  

wahyu_zein_alkaf wrote:

oglikom wrote:"Menghujat Islam".....hehehe dalam kenyataan Islam tidak perlu di hujat sudah terlihat buruk.

Mutiara, emas, perak, wanita. segala bumi dunia dan isinya, jika anda memandangnya buruk, maka akan selamanya buruk dihati anda. Begitu juga dengan kasus anda sekarang  

oglikom wrote:Surah At-Thaubah. 29 sangat jelas dituliskan "Sampai mereka membayar JISYAH" bukan "sampai mereka MUALAF dan membayar ZAKAT", jelas!.?

Baca lagi ini Please : Dimanakah etika seorang warga negara yang menikmati semua fasilitas negara, tapi tidak mau membayar apapun sebagai gantinya? Untuk orang seperti itu, mungkin cocok dengan slogan ini, “hari gini ga bayar jizyah/zakat? Apa kata dunia?”  

Inikan pendapat pribadi anda, baca lagi itu ayat dan anda membayar ZAKAT sedang kafir seperti saya membayar JISYAH.

oglikom wrote:Inikan pendapat pribadi anda, baca lagi itu ayat dan anda membayar ZAKAT sedang kafir seperti saya membayar JISYAH.

Lalu kenapa? Saya rasa ayat tersebut tidak masalah, penjelasan sayapun tidak ada yang masalah.

Hanya saja anda yang mencari masalah