Hubungan antara Allah dan Yesus
Halaman 2 dari 5 • Share
Halaman 2 dari 5 • 1, 2, 3, 4, 5
Hubungan antara Allah dan Yesus
First topic message reminder :
JIKA orang membaca Alkitab dari depan sampai belakang tanpa memiliki gagasan sebelumnya mengenai Tritunggal, apakah mereka dengan sendirinya akan sampai pada konsep tersebut? Sama sekali tidak.
Apa yang dengan sangat jelas akan timbul dalam pikiran seorang pembaca yang netral ialah bahwa Allah saja Yang Mahatinggi, sang Pencipta, terpisah dan berbeda dari pribadi manapun, dan bahwa Yesus, bahkan dalam keberadaannya sebelum menjadi manusia, juga terpisah dan berbeda, suatu makhluk yang diciptakan, lebih rendah daripada Allah.
Allah Itu Satu, Bukan Tiga
AJARAN Alkitab bahwa Allah itu esa atau satu disebut monoteisme. Dan L. L. Paine, profesor sejarah gereja, menyatakan bahwa monoteisme dalam bentuknya yang paling murni tidak mengizinkan adanya Tritunggal: “Perjanjian Lama secara tegas adalah monoteistis. Allah adalah suatu pribadi tunggal. Gagasan bahwa suatu tritunggal dapat ditemukan di dalamnya... sama sekali tidak berdasar.”
Apakah ada perubahan dari monoteisme setelah Yesus datang ke bumi? Paine menjawab: “Mengenai hal ini tidak ada pemisah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tradisi monoteistis terus dilanjutkan.
Yesus adalah seorang Yahudi, dilatih oleh orang-tua Yahudi dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Ajarannya sepenuhnya Yahudi: memang suatu injil baru, namun bukan suatu teologi baru... Dan ia menerima sebagai kepercayaannya sendiri ayat agung dari monoteisme Yahudi:
‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah satu Allah’”
Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem Bible (NJB) Katolik berbunyi: “Dengarlah, Israel: Yahweh Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh.”[1] Dalam tata bahasa dari ayat itu. kata ìesaî tidak mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang lain, yaitu bukan satu pribadi.
Catatan kaki:
[1] Nama Allah dinyatakan “Yahweh” dalam beberapa terjemahan, “Jehovah” dalam terjemahan-terjemahan lain (dalam bahasa Inggris).
Rasul Kristen Paulus tidak menunjukkan adanya perubahan dalam sifat Allah, bahkan setelah Yesus datang ke bumi. Ia menulis: “Allah adalah satu.” -Galatia 3: 20, lihat juga 1 Korintus 8:4-6.
Ribuan kali dalam seluruh Alkitab, Allah disebutkan sebagai satu Pribadi. Bila Ia berfirman, ini adalah sebagai satu Pribadi yang tidak terbagi. Alkitab benar-benar sangat jelas dalam hal ini.
Seperti Allah katakan: “Aku ini [Yehuwa], itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain. “ (Yesaya 42 :8) “Akulah Yahweh Allahmu... Engkau tidak boleh memiliki allah-allah lain kecuali aku.” (Cetak miring red.)-Keluaran 20: 2, 3, JB.
Untuk apa semua penulis Alkitab yang diilhami Allah akan berbicara mengenai Allah sebagai satu Pribadi jika Ia sebenarnya adalah tiga Pribadi? Apa gunanya hal itu, selain dari menyesatkan orang? Tentu, jika Allah terdiri dari tiga Pribadi, la akan menyuruh para penulis Alkitab-Nya untuk membuat hal itu benar-benar jelas sehingga tidak mungkin ada keraguan mengenai hal itu. Sedikitnya para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen yang mempunyai hubungan pribadi dengan Anak Allah sendiri tentu akan berbuat demikian. Ternyata tidak.
Sebaliknya, apa yang dinyatakan dengan sangat jelas oleh para penulis Alkitab ialah bahwa Allah adalah satu Pribadi;
Pribadi yang unik, tidak terbagi-bagi yang tidak setara dengan siapapun juga: “Akulah [Yehuwa] dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. “ (Yesaya 45:5) “Engkau sajalah yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”-Mazmur 83 :19.
Bukan Allah yang Jamak
YESUS menyebut Allah “satu-satunya Allah yang benar.” (Yohanes 17:3) Ia tidak pernah menyebut Allah sebagai ilahi yang terdiri dari pribadi-pribadi jamak. Itulah sebabnya dalam Alkitab tidak ada satu pribadi pun selain Yehuwa yang disebut Yang Mahakuasa. Jika tidak, arti kata “mahakuasa” tidak berlaku lagi. Yesus maupun roh kudus tidak pernah disebut demikian, karena hanya Yehuwa yang paling tinggi. Dalam Kejadian 17:1 Ia berkata: “Akulah Allah Yang Mahakuasa.” Dan Keluaran 18:11 berbunyi: “[Yehuwa] lebih besar dari segala allah.”
Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata ‘eloh’ah (allah) mempunyai dua bentuk jamak, yaitu, ‘elo-him’ (allah-allah) dan ‘elo-heh’ (allah-allah dari). Bentuk-bentuk jamak ini umumnya memaksudkan Yehuwa, dan dalam hal itu kata-kata tersebut diterjemahkan dalam bentuk tunggal sebagai “Allah.” Apakah bentuk-bentuk jamak tersebut menyatakan suatu Tritunggal? Tidak. Dalam A Dictionary of the Bible, William Smith berkata: “Gagasan khayalan bahwa [’elo-him’] memaksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam Keilahian, sekarang hampir tidak mempunyai pendukung lagi di kalangan para sarjana. Hal itu adalah apa yang disebut para ahli tata bahasa bentuk jamak dari keagungan, atau itu menyatakan kepenuhan dari kekuatan ilahi. Kuasa keseluruhan yang diperlihatkan oleh Allah.”
The American Journal of Semitic Languages and Literatures mengatakan tentang ‘elo-him.’ “Ini hampir selalu dijelaskan dengan suatu predikat kata kerja tunggal, dan membutuhkan atribut kata sifat tunggal.” Untuk menggambarkan ini, gelar ‘elo-him’ muncul 35 kali secara tersendiri dalam kisah penciptaan, dan setiap kali kata kerja yang menggambarkan apa yang Allah katakan dan lakukan adalah dalam bentuk tunggal. (Kejadian 1:1-2:4) Jadi, publikasi itu menyimpulkan: “[’Elo-him’] agaknya harus dijelaskan sebagai bentuk jamak yang bersifat intensif, yang menyatakan kebesaran dan keagungan.”
‘Elo-him’ bukan berarti “pribadi-pribadi,” melainkan “allah-allah.” Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal. Namun hampir semua pendukung Tritunggal menolak pandangan bahwa Tritunggal terdiri dari tiga allah yang terpisah.
Alkitab juga menggunakan kata-kata ‘elo-him’ dan ‘elo-heh’ bila menyebutkan sejumlah allah-allah berhala yang palsu.
(Keluaran 12:12; 20:23). Namun pada kesempatan lain hal itu bisa memaksudkan hanya satu allah palsu, seperti ketika orang-orang Filistin menyebutkan “Dagon, allah mereka [’elo-heh’].” (Hakim 16:23, 24) Baal disebut “allah [’elo-him]” (1 Raja 18:27) Selain itu, ungkapan ini digunakan untuk manusia. (Mazmur 82:1, 6) Musa diberi tahu bahwa dia akan menjadi “Allah [’elo-him’]” bagi Harun dan bagi Firaun.-Keluaran 4:16; 7:1.
Jelas, menggunakan gelar-gelar ‘elo-him’ dan ‘elo-heh ‘untuk allah-allah palsu, dan bahkan manusia, tidak menyatakan bahwa masing-masing adalah allah-allah yang jamak; demikian juga menerapkan ‘elo-him’ atau ‘elo-heh’ pada Yehuwa tidak berarti bahwa Ia lebih dari satu Pribadi, terutama bila kita mempertimbangkan bukti dari ayat-ayat lain dalam Alkitab mengenai pokok ini.
Yesus Ciptaan yang Terpisah
KETIKA berada di atas bumi, Yesus adalah seorang manusia, meskipun manusia yang sempurna karena Allah telah memindahkan daya kehidupan dari Yesus ke dalam rahim Maria. (Matius 1: 18-25) Namun itu bukan awal kehidupannya. Ia sendiri menyatakan bahwa ia “telah turun dari sorga.” (Yohanes 3:13) Jadi wajarlah bila ia belakangan berkata kepada para pengikutnya: “Bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia [Yesus] naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?”-Yohanes 6:62.
Jadi. Yesus sudah hidup di surga sebelum datang ke bumi. Tetapi apakah sebagai salah satu pribadi dalam Keilahian tiga serangkai yang mahakuasa dan kekal? Tidak, karena Alkitab dengan jelas menerangkan bahwa sebelum menjadi manusia, Yesus adalah suatu makhluk roh yang diciptakan sama seperti malaikat-malaikat adalah makhluk-makhluk roh yang diciptakan oleh Allah. Para malaikat maupun Yesus tidak hidup sebelum mereka diciptakan.
Yesus, sebelum hidup sebagai manusia, adalah ‘yang sulung dari segala yang diciptakan.’ (Kolose 1:15) Ia adalah “permulaan dari ciptaan Allah.” (Wahyu 3:14) “Permulaan” [bahasa Yunani, ar-khe’] tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus adalah ‘pemula’ dari ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya di Alkitab, Yohanes menggunakan berbagai bentuk dari kata Yunani ar-khe’ lebih dari 20 kali, dan ini selalu mempunyai arti umum “permulaan.” Ya, Yesus diciptakan oleh Allah sebagai permulaan dari ciptaan-ciptaan Allah yang tidak kelihatan.
Perhatikan betapa erat hubungan antara acuan-acuan kepada asal usul Yesus dengan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh “hikmat” kiasan dalam buku Amsal di Alkitab: “TUHAN [Yahweh, NJB] telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama [”unsur-unsur pertama dari dunia,” NJB].” (Amsal 8: 12, 22, 25, 26)
Meskipun istilah “hikmat” digunakan untuk mempersonifikasi pribadi yang Allah ciptakan, kebanyakan sarjana setuju bahwa ini sebenarnya adalah kata kiasan untuk Yesus sebagai makhluk roh sebelum hidup sebagai manusia.
Sebagai “hikmat” sebelum menjadi manusia, Yesus selanjutnya berkata bahwa ia berada “di sampingNya [Allah], seorang pekerja ahli.” (Amsal 8: 30. JB) Selaras dengan peranan sebagai pekerja ahli ini, Kolose 1:16 (BIS) mengatakan tentang Yesus bahwa “melalui dialah Allah menciptakan segala sesuatu di surga dan di atas bumi.”
Jadi melalui pekerja ahli inilah, seolah-olah mitra kerja-Nya yang lebih muda, Allah Yang Mahakuasa menciptakan semua perkara lain. Alkitab meringkaskan masalahnya sebagai berikut: “Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui dia, segala sesuatu telah dijadikan.” (Cetak miring red.)-1 Korintus 8:6, Revised Standard Version, edisi Katolik; BIS.
Tiada sangsi lagi bahwa kepada pekerja ahli inilah Allah berkata: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” (Kejadian 1: 26) Ada yang mengatakan bahwa “Kita” dalam pernyataan ini menunjukkan suatu Tritunggal. Namun jika anda mengatakan, ‘Baiklah kita membuat sesuatu untuk diri kita,’ tidak seorang pun akan secara wajar memahami bahwa ini menyatakan beberapa orang digabungkan menjadi satu di dalam diri anda. Anda hanya memaksudkan bahwa dua pribadi atau lebih akan bersama-sama mengerjakan sesuatu. Maka, demikian pula, ketika Allah menggunakan “Kita,” Ia hanya menyapa suatu pribadi lain, makhluk roh-Nya yang pertama, sang pekerja ahli, pramanusia Yesus.
Dapatkah Allah Dicobai?
DALAM Matius 4:1, Yesus dikatakan “dicobai Iblis.” Setelah menunjukkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,” Setan berkata: “Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:8, 9) Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
Tetapi ujian keloyalan macam apakah itu jika Yesus adalah Allah? Dapatkah Allah memberontak melawan diri-Nya sendiri? Tidak, tetapi malaikat-malaikat dan manusia dapat memberontak melawan Allah dan telah berbuat demikian. Cobaan atas Yesus hanya masuk akal jika ia, bukan Allah, melainkan suatu pribadi yang terpisah yang mempunyai kehendak bebasnya sendiri, pribadi yang bisa saja tidak loyal jika ia memutuskan demikian, seperti halnya malaikat atau manusia.
Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Allah dapat berdosa dan tidak loyal kepada diri-Nya sendiri. “PekerjaanNya sempurna... Allah yang setia,... adil dan benar Dia.” (Ulangan 32:4) Jadi jika Yesus adalah Allah, ia tidak mungkin dicobai.-Yakobus 1:13.
Karena bukan Allah, Yesus bisa saja tidak loyal. Namun ia tetap setia, dengan mengatakan: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan [Yehuwa, NW], Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”-Matius 4:10.
Berapa Besar Harga Tebusan Itu?
SALAH satu alasan utama Yesus datang ke bumi juga mempunyai hubungan langsung dengan Tritunggal. Alkitab menyatakan:
“Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan [yang sesuai, NW] bagi semua manusia.”-1 Timotius 2: 5,6.
Yesus, yang tidak lebih dan tidak kurang daripada seorang manusia sempurna, menjadi tebusan yang dengan tepat mengganti rugi apa yang telah dihilangkan Adam -hak untuk hidup sebagai manusia sempurna di bumi. Jadi Yesus dengan tepat dapat disebut “Adam yang akhir” oleh rasul Paulus, yang berkata dalam ikatan kalimat yang sama: “Sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” (1 Korintus 15: 22, 45) Kehidupan manusia yang sempurna dari Yesus adalah “tebusan yang sesuai” yang dituntut oleh keadilan ilahi-tidak lebih, tidak kurang. Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa harga yang dibayar harus sesuai dengan kesalahan yang dilakukan.
Tetapi, jika Yesus adalah bagian dari suatu Keilahian, harga tebusan akan sangat jauh lebih tinggi daripada apa yang dituntut oleh Taurat Allah sendiri. (Keluaran 21:23-25; Imamat 24:19-21) Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia sempurna, Adam, bukan Allah. Maka tebusan itu, agar benar-benar selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama nilainya-seorang manusia sempurna, “Adam yang akhir.” Maka, ketika Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia menjadikan Yesus sebagai sesuatu yang akan memenuhi keadilan, bukan suatu inkarnasi, bukan manusia-allah, melainkan manusia sempurna, “lebih rendah daripada malaikat-malaikat.” (Ibrani 2:9; bandingkan Mazmur 8: 6, 7.)
Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian yang mahakuasa Bapa, Anak, atau roh kudus-dapat lebih rendah daripada malaikat-malaikat?
Bagaimana “Satu-Satunya yang Diperanakkan”?
ALKITAB menyebut Yesus “Anak Tunggal” atau dalam bahasa Inggris, “only-begotten Son” (“Anak satu-satunya yang diperanakkan”). (Yohanes 1:14; 3:16, 18; 1 Yohanes 4:9) Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal, maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?
Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa dalam hal Yesus, “satu-satunya yang diperanakkan” tidak sama dengan definisi kamus untuk “memperanakkan” yang adalah “memberi kehidupan sebagai bapa.” (Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary) Mereka berkata bahwa dalam hal Yesus ini memaksudkan “sifat dari hubungan tanpa asal usul,” semacam hubungan anak tunggal tetapi tanpa ia diperanakkan. (Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words, karya Vine) Apakah hal itu kedengaran masuk akal bagi anda? Dapatkah seorang pria menjadi ayah seorang anak tanpa memperanakkan dia?
Selain itu, mengapa Alkitab menggunakan kata Yunani yang sama untuk “satu-satunya yang diperanakkan” (seperti diakui oleh Vine tanpa penjelasan apapun) untuk menggambarkan hubungan antara Ishak dengan Abraham? Ibrani 11:17 menyebut Ishak sebagai “anaknya [Abraham] yang tunggal,” atau dalam bahasa Inggris “anak satu-satunya yang diperanakkan.” Tidak mungkin ada keraguan bahwa dalam hal Ishak, ia satu-satunya yang diperanakkan dalam arti yang normal, tidak sama dalam umur atau kedudukkan dengan ayahnya.
Kata dasar bahasa Yunani untuk “satu-satunya yang diperanakkan” yang digunakan untuk Yesus dan Ishak ialah monogenes’, dari mo’nos, yang berarti “satu-satunya,” dan gi’no-mai, sebuah akar kata yang berarti “menghasilkan,” “menjadi (menjadi ada),” kata Exhaustive Concordance oleh Strong. Maka, monogenes’ didefinisikan sebagai : “Satu-satunya yang dilahirkan, satu-satunya yang diperanakkan, artinya satu-satunya anak.”-A Greek and English Lexicon of the New Testament, oleh E. Robinson. Theological Dictionary of the New Testament,, dengan penyunting Gerhard Kittel, berkata: “[Monogenes] berarti ‘keturunan satu-satunya’ yaitu, tanpa saudara laki-laki atau perempuan.” Buku ini juga menyatakan bahwa dalam Yohanes 1:18; 3: 16, 18; dan 1 Yohanes 4:9, “hubungan Yesus tidak hanya disamakan dengan hubungan seorang anak tunggal atau satu-satunya anak dengan ayahnya. Ini memang hubungan antara anak satu-satunya yang diperanakkan oleh sang Bapa.”
Jadi, kehidupan Yesus, Anak satu-satunya yang diperanakkan, mempunyai permulaan. Dan Allah Yang Mahakuasa dengan tepat dapat disebut Yang Memperanakkan dia, atau Bapa-Nya dalam arti yang sama seperti seorang ayah jasmani di bumi, seperti Abraham, memperanakkan seorang anak. (Ibrani 11:17) Maka, bila Alkitab menyebut Allah sebagai “Bapa” dari Yesus, ini memaksudkan tepat seperti yang dikatakannya -bahwa mereka adalah dua pribadi yang terpisah. Allah yang senior. Yesus yang yunior -dalam hal waktu atau umur, kedudukan, kuasa, dan pengetahuan.
Bila seseorang mempertimbangkan bahwa Yesus bukan satu-satunya makhluk roh, anak Allah yang diciptakan di surga, halnya menjadi jelas mengapa istilah “Anak Tunggal” atau “Anak satu-satunya yang diperanakkan” digunakan dalam hal Yesus. Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang diciptakan, malaikat-malaikat, juga disebut “anak-anak Allah,” dalam arti yang sama seperti halnya Adam, karena daya kehidupan mereka berasal dari Allah Yehuwa, Sumber Kehidupan. (Ayub 38:7; Mazmur 36:10; Lukas 3:38) Namun mereka semua diciptakan melalui “Anak Tunggal,” yang adalah pribadi satu-satunya yang langsung diperanakkan oleh Allah.-Kolose 1 :15-17.
Apakah Yesus Dianggap Allah?
MESKIPUN Yesus sering disebut Anak Allah dalam Alkitab, tidak seorang pun pada abad pertama pernah menganggap dia sebagai Allah Anak. Bahkan hantu-hantu, yang ‘percaya bahwa hanya ada satu Allah,’ mengetahui dari pengalaman mereka di alam roh bahwa Yesus bukan Allah. Maka, dengan tepat mereka menyapa Yesus sebagai “Anak Allah” yang terpisah. (Yakobus 2:19: Matius 8:29) Dan ketika Yesus mati, para prajurit Roma yang kafir itu yang sedang berjaga cukup mengetahui untuk dapat mengatakan bahwa apa yang mereka dengar dari para pengikut Yesus pasti benar, bukan bahwa Yesus adalah Allah, melainkan bahwa “sungguh, ia ini adalah Anak Allah.”-Matius 27: 54.
Maka, ungkapan “Anak Allah” menunjuk kepada Yesus sebagai makhluk yang terpisah dan diciptakan, bukan bagian dari Tritunggal. Sebagai Anak Allah, ia tidak mungkin Allah sendiri, karena Yohanes 1:18 berkata: “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.”
Murid-murid memandang Yesus sebagai ‘pengantara yang esa antara Allah dan manusia,’ bukan sebagai Allah sendiri. (1 Timotius 2:5) Karena menurut definisi seorang pengantara adalah seorang yang terpisah dari mereka yang membutuhkan pengantara, suatu kontradiksi jika Yesus adalah satu kesatuan dengan salah satu pihak yang ia coba perdamaikan. Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan.
Alkitab memang jelas dan konsisten berkenaan hubungan antara Allah dengan Yesus. Allah Yehuwa saja Yang Mahakuasa. Ia secara langsung menciptakan pramanusia Yesus. Jadi, Yesus mempunyai permulaan dan tidak pernah dapat setara dengan Allah dalam kuasa atau kekekalan.
Sumber :
Haruskan Anda Percaya Pada Kepada Tritunggal?
©1989 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
JIKA orang membaca Alkitab dari depan sampai belakang tanpa memiliki gagasan sebelumnya mengenai Tritunggal, apakah mereka dengan sendirinya akan sampai pada konsep tersebut? Sama sekali tidak.
Apa yang dengan sangat jelas akan timbul dalam pikiran seorang pembaca yang netral ialah bahwa Allah saja Yang Mahatinggi, sang Pencipta, terpisah dan berbeda dari pribadi manapun, dan bahwa Yesus, bahkan dalam keberadaannya sebelum menjadi manusia, juga terpisah dan berbeda, suatu makhluk yang diciptakan, lebih rendah daripada Allah.
Allah Itu Satu, Bukan Tiga
AJARAN Alkitab bahwa Allah itu esa atau satu disebut monoteisme. Dan L. L. Paine, profesor sejarah gereja, menyatakan bahwa monoteisme dalam bentuknya yang paling murni tidak mengizinkan adanya Tritunggal: “Perjanjian Lama secara tegas adalah monoteistis. Allah adalah suatu pribadi tunggal. Gagasan bahwa suatu tritunggal dapat ditemukan di dalamnya... sama sekali tidak berdasar.”
Apakah ada perubahan dari monoteisme setelah Yesus datang ke bumi? Paine menjawab: “Mengenai hal ini tidak ada pemisah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tradisi monoteistis terus dilanjutkan.
Yesus adalah seorang Yahudi, dilatih oleh orang-tua Yahudi dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Ajarannya sepenuhnya Yahudi: memang suatu injil baru, namun bukan suatu teologi baru... Dan ia menerima sebagai kepercayaannya sendiri ayat agung dari monoteisme Yahudi:
‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah satu Allah’”
Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem Bible (NJB) Katolik berbunyi: “Dengarlah, Israel: Yahweh Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh.”[1] Dalam tata bahasa dari ayat itu. kata ìesaî tidak mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang lain, yaitu bukan satu pribadi.
Catatan kaki:
[1] Nama Allah dinyatakan “Yahweh” dalam beberapa terjemahan, “Jehovah” dalam terjemahan-terjemahan lain (dalam bahasa Inggris).
Rasul Kristen Paulus tidak menunjukkan adanya perubahan dalam sifat Allah, bahkan setelah Yesus datang ke bumi. Ia menulis: “Allah adalah satu.” -Galatia 3: 20, lihat juga 1 Korintus 8:4-6.
Ribuan kali dalam seluruh Alkitab, Allah disebutkan sebagai satu Pribadi. Bila Ia berfirman, ini adalah sebagai satu Pribadi yang tidak terbagi. Alkitab benar-benar sangat jelas dalam hal ini.
Seperti Allah katakan: “Aku ini [Yehuwa], itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain. “ (Yesaya 42 :8) “Akulah Yahweh Allahmu... Engkau tidak boleh memiliki allah-allah lain kecuali aku.” (Cetak miring red.)-Keluaran 20: 2, 3, JB.
Untuk apa semua penulis Alkitab yang diilhami Allah akan berbicara mengenai Allah sebagai satu Pribadi jika Ia sebenarnya adalah tiga Pribadi? Apa gunanya hal itu, selain dari menyesatkan orang? Tentu, jika Allah terdiri dari tiga Pribadi, la akan menyuruh para penulis Alkitab-Nya untuk membuat hal itu benar-benar jelas sehingga tidak mungkin ada keraguan mengenai hal itu. Sedikitnya para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen yang mempunyai hubungan pribadi dengan Anak Allah sendiri tentu akan berbuat demikian. Ternyata tidak.
Sebaliknya, apa yang dinyatakan dengan sangat jelas oleh para penulis Alkitab ialah bahwa Allah adalah satu Pribadi;
Pribadi yang unik, tidak terbagi-bagi yang tidak setara dengan siapapun juga: “Akulah [Yehuwa] dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. “ (Yesaya 45:5) “Engkau sajalah yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”-Mazmur 83 :19.
Bukan Allah yang Jamak
YESUS menyebut Allah “satu-satunya Allah yang benar.” (Yohanes 17:3) Ia tidak pernah menyebut Allah sebagai ilahi yang terdiri dari pribadi-pribadi jamak. Itulah sebabnya dalam Alkitab tidak ada satu pribadi pun selain Yehuwa yang disebut Yang Mahakuasa. Jika tidak, arti kata “mahakuasa” tidak berlaku lagi. Yesus maupun roh kudus tidak pernah disebut demikian, karena hanya Yehuwa yang paling tinggi. Dalam Kejadian 17:1 Ia berkata: “Akulah Allah Yang Mahakuasa.” Dan Keluaran 18:11 berbunyi: “[Yehuwa] lebih besar dari segala allah.”
Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata ‘eloh’ah (allah) mempunyai dua bentuk jamak, yaitu, ‘elo-him’ (allah-allah) dan ‘elo-heh’ (allah-allah dari). Bentuk-bentuk jamak ini umumnya memaksudkan Yehuwa, dan dalam hal itu kata-kata tersebut diterjemahkan dalam bentuk tunggal sebagai “Allah.” Apakah bentuk-bentuk jamak tersebut menyatakan suatu Tritunggal? Tidak. Dalam A Dictionary of the Bible, William Smith berkata: “Gagasan khayalan bahwa [’elo-him’] memaksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam Keilahian, sekarang hampir tidak mempunyai pendukung lagi di kalangan para sarjana. Hal itu adalah apa yang disebut para ahli tata bahasa bentuk jamak dari keagungan, atau itu menyatakan kepenuhan dari kekuatan ilahi. Kuasa keseluruhan yang diperlihatkan oleh Allah.”
The American Journal of Semitic Languages and Literatures mengatakan tentang ‘elo-him.’ “Ini hampir selalu dijelaskan dengan suatu predikat kata kerja tunggal, dan membutuhkan atribut kata sifat tunggal.” Untuk menggambarkan ini, gelar ‘elo-him’ muncul 35 kali secara tersendiri dalam kisah penciptaan, dan setiap kali kata kerja yang menggambarkan apa yang Allah katakan dan lakukan adalah dalam bentuk tunggal. (Kejadian 1:1-2:4) Jadi, publikasi itu menyimpulkan: “[’Elo-him’] agaknya harus dijelaskan sebagai bentuk jamak yang bersifat intensif, yang menyatakan kebesaran dan keagungan.”
‘Elo-him’ bukan berarti “pribadi-pribadi,” melainkan “allah-allah.” Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal. Namun hampir semua pendukung Tritunggal menolak pandangan bahwa Tritunggal terdiri dari tiga allah yang terpisah.
Alkitab juga menggunakan kata-kata ‘elo-him’ dan ‘elo-heh’ bila menyebutkan sejumlah allah-allah berhala yang palsu.
(Keluaran 12:12; 20:23). Namun pada kesempatan lain hal itu bisa memaksudkan hanya satu allah palsu, seperti ketika orang-orang Filistin menyebutkan “Dagon, allah mereka [’elo-heh’].” (Hakim 16:23, 24) Baal disebut “allah [’elo-him]” (1 Raja 18:27) Selain itu, ungkapan ini digunakan untuk manusia. (Mazmur 82:1, 6) Musa diberi tahu bahwa dia akan menjadi “Allah [’elo-him’]” bagi Harun dan bagi Firaun.-Keluaran 4:16; 7:1.
Jelas, menggunakan gelar-gelar ‘elo-him’ dan ‘elo-heh ‘untuk allah-allah palsu, dan bahkan manusia, tidak menyatakan bahwa masing-masing adalah allah-allah yang jamak; demikian juga menerapkan ‘elo-him’ atau ‘elo-heh’ pada Yehuwa tidak berarti bahwa Ia lebih dari satu Pribadi, terutama bila kita mempertimbangkan bukti dari ayat-ayat lain dalam Alkitab mengenai pokok ini.
Yesus Ciptaan yang Terpisah
KETIKA berada di atas bumi, Yesus adalah seorang manusia, meskipun manusia yang sempurna karena Allah telah memindahkan daya kehidupan dari Yesus ke dalam rahim Maria. (Matius 1: 18-25) Namun itu bukan awal kehidupannya. Ia sendiri menyatakan bahwa ia “telah turun dari sorga.” (Yohanes 3:13) Jadi wajarlah bila ia belakangan berkata kepada para pengikutnya: “Bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia [Yesus] naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?”-Yohanes 6:62.
Jadi. Yesus sudah hidup di surga sebelum datang ke bumi. Tetapi apakah sebagai salah satu pribadi dalam Keilahian tiga serangkai yang mahakuasa dan kekal? Tidak, karena Alkitab dengan jelas menerangkan bahwa sebelum menjadi manusia, Yesus adalah suatu makhluk roh yang diciptakan sama seperti malaikat-malaikat adalah makhluk-makhluk roh yang diciptakan oleh Allah. Para malaikat maupun Yesus tidak hidup sebelum mereka diciptakan.
Yesus, sebelum hidup sebagai manusia, adalah ‘yang sulung dari segala yang diciptakan.’ (Kolose 1:15) Ia adalah “permulaan dari ciptaan Allah.” (Wahyu 3:14) “Permulaan” [bahasa Yunani, ar-khe’] tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus adalah ‘pemula’ dari ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya di Alkitab, Yohanes menggunakan berbagai bentuk dari kata Yunani ar-khe’ lebih dari 20 kali, dan ini selalu mempunyai arti umum “permulaan.” Ya, Yesus diciptakan oleh Allah sebagai permulaan dari ciptaan-ciptaan Allah yang tidak kelihatan.
Perhatikan betapa erat hubungan antara acuan-acuan kepada asal usul Yesus dengan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh “hikmat” kiasan dalam buku Amsal di Alkitab: “TUHAN [Yahweh, NJB] telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama [”unsur-unsur pertama dari dunia,” NJB].” (Amsal 8: 12, 22, 25, 26)
Meskipun istilah “hikmat” digunakan untuk mempersonifikasi pribadi yang Allah ciptakan, kebanyakan sarjana setuju bahwa ini sebenarnya adalah kata kiasan untuk Yesus sebagai makhluk roh sebelum hidup sebagai manusia.
Sebagai “hikmat” sebelum menjadi manusia, Yesus selanjutnya berkata bahwa ia berada “di sampingNya [Allah], seorang pekerja ahli.” (Amsal 8: 30. JB) Selaras dengan peranan sebagai pekerja ahli ini, Kolose 1:16 (BIS) mengatakan tentang Yesus bahwa “melalui dialah Allah menciptakan segala sesuatu di surga dan di atas bumi.”
Jadi melalui pekerja ahli inilah, seolah-olah mitra kerja-Nya yang lebih muda, Allah Yang Mahakuasa menciptakan semua perkara lain. Alkitab meringkaskan masalahnya sebagai berikut: “Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui dia, segala sesuatu telah dijadikan.” (Cetak miring red.)-1 Korintus 8:6, Revised Standard Version, edisi Katolik; BIS.
Tiada sangsi lagi bahwa kepada pekerja ahli inilah Allah berkata: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” (Kejadian 1: 26) Ada yang mengatakan bahwa “Kita” dalam pernyataan ini menunjukkan suatu Tritunggal. Namun jika anda mengatakan, ‘Baiklah kita membuat sesuatu untuk diri kita,’ tidak seorang pun akan secara wajar memahami bahwa ini menyatakan beberapa orang digabungkan menjadi satu di dalam diri anda. Anda hanya memaksudkan bahwa dua pribadi atau lebih akan bersama-sama mengerjakan sesuatu. Maka, demikian pula, ketika Allah menggunakan “Kita,” Ia hanya menyapa suatu pribadi lain, makhluk roh-Nya yang pertama, sang pekerja ahli, pramanusia Yesus.
Dapatkah Allah Dicobai?
DALAM Matius 4:1, Yesus dikatakan “dicobai Iblis.” Setelah menunjukkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,” Setan berkata: “Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:8, 9) Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
Tetapi ujian keloyalan macam apakah itu jika Yesus adalah Allah? Dapatkah Allah memberontak melawan diri-Nya sendiri? Tidak, tetapi malaikat-malaikat dan manusia dapat memberontak melawan Allah dan telah berbuat demikian. Cobaan atas Yesus hanya masuk akal jika ia, bukan Allah, melainkan suatu pribadi yang terpisah yang mempunyai kehendak bebasnya sendiri, pribadi yang bisa saja tidak loyal jika ia memutuskan demikian, seperti halnya malaikat atau manusia.
Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Allah dapat berdosa dan tidak loyal kepada diri-Nya sendiri. “PekerjaanNya sempurna... Allah yang setia,... adil dan benar Dia.” (Ulangan 32:4) Jadi jika Yesus adalah Allah, ia tidak mungkin dicobai.-Yakobus 1:13.
Karena bukan Allah, Yesus bisa saja tidak loyal. Namun ia tetap setia, dengan mengatakan: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan [Yehuwa, NW], Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”-Matius 4:10.
Berapa Besar Harga Tebusan Itu?
SALAH satu alasan utama Yesus datang ke bumi juga mempunyai hubungan langsung dengan Tritunggal. Alkitab menyatakan:
“Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan [yang sesuai, NW] bagi semua manusia.”-1 Timotius 2: 5,6.
Yesus, yang tidak lebih dan tidak kurang daripada seorang manusia sempurna, menjadi tebusan yang dengan tepat mengganti rugi apa yang telah dihilangkan Adam -hak untuk hidup sebagai manusia sempurna di bumi. Jadi Yesus dengan tepat dapat disebut “Adam yang akhir” oleh rasul Paulus, yang berkata dalam ikatan kalimat yang sama: “Sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” (1 Korintus 15: 22, 45) Kehidupan manusia yang sempurna dari Yesus adalah “tebusan yang sesuai” yang dituntut oleh keadilan ilahi-tidak lebih, tidak kurang. Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa harga yang dibayar harus sesuai dengan kesalahan yang dilakukan.
Tetapi, jika Yesus adalah bagian dari suatu Keilahian, harga tebusan akan sangat jauh lebih tinggi daripada apa yang dituntut oleh Taurat Allah sendiri. (Keluaran 21:23-25; Imamat 24:19-21) Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia sempurna, Adam, bukan Allah. Maka tebusan itu, agar benar-benar selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama nilainya-seorang manusia sempurna, “Adam yang akhir.” Maka, ketika Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia menjadikan Yesus sebagai sesuatu yang akan memenuhi keadilan, bukan suatu inkarnasi, bukan manusia-allah, melainkan manusia sempurna, “lebih rendah daripada malaikat-malaikat.” (Ibrani 2:9; bandingkan Mazmur 8: 6, 7.)
Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian yang mahakuasa Bapa, Anak, atau roh kudus-dapat lebih rendah daripada malaikat-malaikat?
Bagaimana “Satu-Satunya yang Diperanakkan”?
ALKITAB menyebut Yesus “Anak Tunggal” atau dalam bahasa Inggris, “only-begotten Son” (“Anak satu-satunya yang diperanakkan”). (Yohanes 1:14; 3:16, 18; 1 Yohanes 4:9) Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal, maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?
Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa dalam hal Yesus, “satu-satunya yang diperanakkan” tidak sama dengan definisi kamus untuk “memperanakkan” yang adalah “memberi kehidupan sebagai bapa.” (Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary) Mereka berkata bahwa dalam hal Yesus ini memaksudkan “sifat dari hubungan tanpa asal usul,” semacam hubungan anak tunggal tetapi tanpa ia diperanakkan. (Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words, karya Vine) Apakah hal itu kedengaran masuk akal bagi anda? Dapatkah seorang pria menjadi ayah seorang anak tanpa memperanakkan dia?
Selain itu, mengapa Alkitab menggunakan kata Yunani yang sama untuk “satu-satunya yang diperanakkan” (seperti diakui oleh Vine tanpa penjelasan apapun) untuk menggambarkan hubungan antara Ishak dengan Abraham? Ibrani 11:17 menyebut Ishak sebagai “anaknya [Abraham] yang tunggal,” atau dalam bahasa Inggris “anak satu-satunya yang diperanakkan.” Tidak mungkin ada keraguan bahwa dalam hal Ishak, ia satu-satunya yang diperanakkan dalam arti yang normal, tidak sama dalam umur atau kedudukkan dengan ayahnya.
Kata dasar bahasa Yunani untuk “satu-satunya yang diperanakkan” yang digunakan untuk Yesus dan Ishak ialah monogenes’, dari mo’nos, yang berarti “satu-satunya,” dan gi’no-mai, sebuah akar kata yang berarti “menghasilkan,” “menjadi (menjadi ada),” kata Exhaustive Concordance oleh Strong. Maka, monogenes’ didefinisikan sebagai : “Satu-satunya yang dilahirkan, satu-satunya yang diperanakkan, artinya satu-satunya anak.”-A Greek and English Lexicon of the New Testament, oleh E. Robinson. Theological Dictionary of the New Testament,, dengan penyunting Gerhard Kittel, berkata: “[Monogenes] berarti ‘keturunan satu-satunya’ yaitu, tanpa saudara laki-laki atau perempuan.” Buku ini juga menyatakan bahwa dalam Yohanes 1:18; 3: 16, 18; dan 1 Yohanes 4:9, “hubungan Yesus tidak hanya disamakan dengan hubungan seorang anak tunggal atau satu-satunya anak dengan ayahnya. Ini memang hubungan antara anak satu-satunya yang diperanakkan oleh sang Bapa.”
Jadi, kehidupan Yesus, Anak satu-satunya yang diperanakkan, mempunyai permulaan. Dan Allah Yang Mahakuasa dengan tepat dapat disebut Yang Memperanakkan dia, atau Bapa-Nya dalam arti yang sama seperti seorang ayah jasmani di bumi, seperti Abraham, memperanakkan seorang anak. (Ibrani 11:17) Maka, bila Alkitab menyebut Allah sebagai “Bapa” dari Yesus, ini memaksudkan tepat seperti yang dikatakannya -bahwa mereka adalah dua pribadi yang terpisah. Allah yang senior. Yesus yang yunior -dalam hal waktu atau umur, kedudukan, kuasa, dan pengetahuan.
Bila seseorang mempertimbangkan bahwa Yesus bukan satu-satunya makhluk roh, anak Allah yang diciptakan di surga, halnya menjadi jelas mengapa istilah “Anak Tunggal” atau “Anak satu-satunya yang diperanakkan” digunakan dalam hal Yesus. Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang diciptakan, malaikat-malaikat, juga disebut “anak-anak Allah,” dalam arti yang sama seperti halnya Adam, karena daya kehidupan mereka berasal dari Allah Yehuwa, Sumber Kehidupan. (Ayub 38:7; Mazmur 36:10; Lukas 3:38) Namun mereka semua diciptakan melalui “Anak Tunggal,” yang adalah pribadi satu-satunya yang langsung diperanakkan oleh Allah.-Kolose 1 :15-17.
Apakah Yesus Dianggap Allah?
MESKIPUN Yesus sering disebut Anak Allah dalam Alkitab, tidak seorang pun pada abad pertama pernah menganggap dia sebagai Allah Anak. Bahkan hantu-hantu, yang ‘percaya bahwa hanya ada satu Allah,’ mengetahui dari pengalaman mereka di alam roh bahwa Yesus bukan Allah. Maka, dengan tepat mereka menyapa Yesus sebagai “Anak Allah” yang terpisah. (Yakobus 2:19: Matius 8:29) Dan ketika Yesus mati, para prajurit Roma yang kafir itu yang sedang berjaga cukup mengetahui untuk dapat mengatakan bahwa apa yang mereka dengar dari para pengikut Yesus pasti benar, bukan bahwa Yesus adalah Allah, melainkan bahwa “sungguh, ia ini adalah Anak Allah.”-Matius 27: 54.
Maka, ungkapan “Anak Allah” menunjuk kepada Yesus sebagai makhluk yang terpisah dan diciptakan, bukan bagian dari Tritunggal. Sebagai Anak Allah, ia tidak mungkin Allah sendiri, karena Yohanes 1:18 berkata: “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.”
Murid-murid memandang Yesus sebagai ‘pengantara yang esa antara Allah dan manusia,’ bukan sebagai Allah sendiri. (1 Timotius 2:5) Karena menurut definisi seorang pengantara adalah seorang yang terpisah dari mereka yang membutuhkan pengantara, suatu kontradiksi jika Yesus adalah satu kesatuan dengan salah satu pihak yang ia coba perdamaikan. Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan.
Alkitab memang jelas dan konsisten berkenaan hubungan antara Allah dengan Yesus. Allah Yehuwa saja Yang Mahakuasa. Ia secara langsung menciptakan pramanusia Yesus. Jadi, Yesus mempunyai permulaan dan tidak pernah dapat setara dengan Allah dalam kuasa atau kekekalan.
Sumber :
Haruskan Anda Percaya Pada Kepada Tritunggal?
©1989 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
darussalam- Co-Administrator
-
Posts : 411
Kepercayaan : Islam
Location : Brunei Darussalam
Join date : 25.11.11
Reputation : 10
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:Segoroasin wrote:
andaikan kata telah diberikan diganti menjadi belum diberikan...... apakah maknanya sama saja?
mestinya
diberikan dan telah diberikan, yang ditanyakan perbedaan maknanya
lawan kata telah adalah belum.....berbeda bukan maknanya?
Segoroasin- SERSAN SATU
-
Posts : 100
Join date : 13.12.11
Reputation : 1
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
Segoroasin wrote:
lawan kata telah adalah belum.....berbeda bukan maknanya?
telah dan belum, itu memang 2 kata yang berbeda
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:Segoroasin wrote:
lawan kata telah adalah belum.....berbeda bukan maknanya?
telah dan belum, itu memang 2 kata yang berbeda
jika kita gambarkan lebih jelas urutan waktunya seperti ini
belum<---------->sedang terjadi<----------->telah
belum diberikan<---------->sedang diberikan<---------->telah diberikan
Segoroasin- SERSAN SATU
-
Posts : 100
Join date : 13.12.11
Reputation : 1
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
Segoroasin wrote:
belum diberikan<---------->sedang diberikan<---------->telah diberikan
kejar paket A
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
[quote="SEGOROWEDI"]
you7tube7com wrote:SEGOROWEDI wrote:ichreza wrote:
pergilah memang kata perintah.....tetapi tanpa pengutusan.......perintah tidak akan ada artinya.......
berarti Musa diperintah
sekarang saya minta: Yesus diperintah, adakah?
Apk Alkitab adl firman yesus dari sisi keilahiannya..????!!!
you7tube7com- SERSAN MAYOR
- Posts : 331
Kepercayaan : Islam
Join date : 26.11.11
Reputation : 3
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
you7tube7com wrote:
Apk Alkitab adl firman yesus dari sisi keilahiannya..????!!!
YESUS diperintah TUHAN ALLAH untuk menyampaikan firman ADA/TIDAK?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:you7tube7com wrote:
Apk Alkitab adl firman yesus dari sisi keilahiannya..????!!!
YESUS diperintah TUHAN ALLAH untuk menyampaikan firman ADA/TIDAK?
Tidak ada.....
Sekarang jawab pertanyaan sy....!!!!! :lkj:
you7tube7com- SERSAN MAYOR
- Posts : 331
Kepercayaan : Islam
Join date : 26.11.11
Reputation : 3
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
you7tube7com wrote:
[size=24]Tidak ada.....
berarti Yesus = Allah
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:you7tube7com wrote:
[size=24]Tidak ada.....
berarti Yesus = Allah
apakah ada perintah dari yesus agar muridnya menulis injil?
darussalam- Co-Administrator
-
Posts : 411
Kepercayaan : Islam
Location : Brunei Darussalam
Join date : 25.11.11
Reputation : 10
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
darussalam wrote:
apakah ada perintah dari yesus agar muridnya menulis injil?
perintah-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya
untuk menjadikan kita saksi-saksi-Nya
Injil adalah Kabar Baik yang harus dipersaksikan
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:darussalam wrote:
apakah ada perintah dari yesus agar muridnya menulis injil?
perintah-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya
untuk menjadikan kita saksi-saksi-Nya
Injil adalah Kabar Baik yang harus dipersaksikan
siapa yang menyuruh mempersaksikan.....lagipula tidak pernah ada perintah yesus untuk menulis PB kepada murid-muridnya. lalu kenapa PL (kitab Yahudi) menjadi bagian dalam Alkitab? apakah karena Yesus beragama Yahudi?
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
[quote="SEGOROWEDI"]
mmmmm...... ga berani jawab......
Kalo yesus itu berarti Allah, artinya..Alkitab adl firman Allah (yesus dari sisi keilahiannya)
Tapi, bagaimana dgn ayat ini :"Allah ku...Allah ku... mengapa Engkau meninggalkan aku......."
Allah minta tolong sama Allah..??!!!
Allah minta tolong pada dirinya sendiri..??!!!!
Payah......
berarti Yesus = Allahyou7tube7com wrote:
Tidak ada.....
berarti Yesus = Allah
mmmmm...... ga berani jawab......
Kalo yesus itu berarti Allah, artinya..Alkitab adl firman Allah (yesus dari sisi keilahiannya)
Tapi, bagaimana dgn ayat ini :"Allah ku...Allah ku... mengapa Engkau meninggalkan aku......."
Allah minta tolong sama Allah..??!!!
Allah minta tolong pada dirinya sendiri..??!!!!
Payah......
you7tube7com- SERSAN MAYOR
- Posts : 331
Kepercayaan : Islam
Join date : 26.11.11
Reputation : 3
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
ichreza wrote:
siapa yang menyuruh mempersaksikan.....lagipula tidak pernah ada perintah yesus untuk menulis PB kepada murid-muridnya. lalu kenapa PL (kitab Yahudi) menjadi bagian dalam Alkitab? apakah karena Yesus beragama Yahudi?
bersaksi adalah ketentuan Tuhan buat orang percaya:
Yes 43:10-12 - “(10) ‘Kamu inilah saksi-saksiKu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. (11) Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu. (12) Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksiKu,’ demikianlah firman TUHAN,’ dan Akulah Allah”.
maka orang sinting kalau ikutan minta dipersaksikan..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:ichreza wrote:
siapa yang menyuruh mempersaksikan.....lagipula tidak pernah ada perintah yesus untuk menulis PB kepada murid-muridnya. lalu kenapa PL (kitab Yahudi) menjadi bagian dalam Alkitab? apakah karena Yesus beragama Yahudi?
bersaksi adalah ketentuan Tuhan buat orang percaya:
Yes 43:10-12 - “(10) ‘Kamu inilah saksi-saksiKu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. (11) Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu. (12) Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksiKu,’ demikianlah firman TUHAN,’ dan Akulah Allah”.
maka orang sinting kalau ikutan minta dipersaksikan..
trus syahadat 12 rasul berarti rasulnya juga sinting juga.......baru tahu.....
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
kita bersyahadat untuk/kepada Tuhan
maka hanya orang sinting yang minta disyahadati
maka hanya orang sinting yang minta disyahadati
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:kita bersyahadat untuk/kepada Tuhan
maka hanya orang sinting yang minta disyahadati
termasuk 12 rasulmu
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
gak ada rasul yang minta disahadati
karena gak ada rasul yang sinting
karena gak ada rasul yang sinting
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
dan tidak ada nabi2 yang sinting seperti yang diceritakan dalam Biblemu..SEGOROWEDI wrote:gak ada rasul yang minta disahadati
karena gak ada rasul yang sinting
:lkj:
islam pasti jaya- SERSAN MAYOR
-
Posts : 354
Kepercayaan : Islam
Join date : 16.01.12
Reputation : 16
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
islam pasti jaya wrote:[
dan tidak ada nabi2 yang sinting seperti yang diceritakan dalam Biblemu..
:lkj:
nabi juga manusia, bisa berbuat salah
apalagi sebelum diutus
yang aneh itu muhammad
justeru menjadi jahat setelah mengaku nabi
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
gak pernah ada hubungan tuh antara ALLAH dengan Yesus sejak Adam dilahirkan sampai sekarang. Tidak tahu kalo allah bapa, atau allah apa lagi ...... pengene ....
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
JIKA orang membaca Alkitab dari depan sampai belakang tanpa
memiliki gagasan sebelumnya mengenai Tritunggal, apakah
mereka dengan sendirinya akan sampai pada konsep tersebut?
Sama sekali tidak.
Apa yang dengan sangat jelas akan timbul dalam pikiran
seorang pembaca yang netral ialah bahwa Allah saja Yang
Mahatinggi, sang Pencipta, terpisah dan berbeda dari pribadi
manapun, dan bahwa Yesus, bahkan dalam keberadaannya sebelum
menjadi manusia, juga terpisah dan berbeda, suatu makhluk
yang diciptakan, lebih rendah daripada Allah.
Allah Itu Satu, Bukan Tiga
------------------------------------------------------------
AJARAN Alkitab bahwa Allah itu esa atau satu disebut
monoteisme. Dan L. L. Paine, profesor sejarah gereja,
menyatakan bahwa monoteisme dalam bentuknya yang paling
murni tidak mengizinkan adanya Tritunggal: "Perjanjian Lama
secara tegas adalah monoteistis. Allah adalah suatu pribadi
tunggal. Gagasan bahwa suatu tritunggal dapat ditemukan di
dalamnya... sama sekali tidak berdasar."
Apakah ada perubahan dari monoteisme setelah Yesus datang ke
bumi? Paine menjawab: "Mengenai hal ini tidak ada pemisah
antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tradisi
monoteistis terus dilanjutkan. Yesus adalah seorang Yahudi,
dilatih oleh orang-tua Yahudi dalam kitab-kitab Perjanjian
Lama. Ajarannya sepenuhnya Yahudi: memang suatu injil baru,
namun bukan suatu teologi baru... Dan ia menerima sebagai
kepercayaannya sendiri ayat agung dari monoteisme Yahudi:
'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah satu
Allah'"
Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem
Bible (NJB) Katolik berbunyi: "Dengarlah, Israel: Yahweh
Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh."[1] Dalam tata
bahasa dari ayat itu. kata ìesaî tidak mengandung sifat
jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang
lain, yaitu bukan satu pribadi.
Catatan kaki:
[1] Nama Allah dinyatakan "Yahweh" dalam beberapa terjemahan,
"Jehovah" dalam terjemahan-terjemahan lain (dalam bahasa
Inggris).
Rasul Kristen Paulus tidak menunjukkan adanya perubahan
dalam sifat Allah, bahkan setelah Yesus datang ke bumi. Ia
menulis: "Allah adalah satu." -Galatia 3: 20, lihat juga 1
Korintus 8:4-6.
Ribuan kali dalam seluruh Alkitab, Allah disebutkan sebagai
satu Pribadi. Bila Ia berfirman, ini adalah sebagai satu
Pribadi yang tidak terbagi. Alkitab benar-benar sangat jelas
dalam hal ini. Seperti Allah katakan: "Aku ini [Yehuwa],
itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada
yang lain. " (Yesaya 42 :8) "Akulah Yahweh Allahmu... Engkau
tidak boleh memiliki allah-allah lain kecuali aku." (Cetak
miring red.)-Keluaran 20: 2, 3, JB.
Untuk apa semua penulis Alkitab yang diilhami Allah akan
berbicara mengenai Allah sebagai satu Pribadi jika Ia
sebenarnya adalah tiga Pribadi? Apa gunanya hal itu, selain
dari menyesatkan orang? Tentu, jika Allah terdiri dari tiga
Pribadi, la akan menyuruh para penulis Alkitab-Nya untuk
membuat hal itu benar-benar jelas sehingga tidak mungkin ada
keraguan mengenai hal itu. Sedikitnya para penulis
Kitab-Kitab Yunani Kristen yang mempunyai hubungan pribadi
dengan Anak Allah sendiri tentu akan berbuat demikian.
Ternyata tidak.
Sebaliknya, apa yang dinyatakan dengan sangat jelas oleh
para penulis Alkitab ialah bahwa Allah adalah satu Pribadi;
Pribadi yang unik, tidak terbagi-bagi yang tidak setara
dengan siapapun juga: "Akulah [Yehuwa] dan tidak ada yang
lain; kecuali Aku tidak ada Allah. " (Yesaya 45:5) "Engkau
sajalah yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh
bumi."-Mazmur 83 :19.
Bukan Allah yang Jamak
------------------------------------------------------------
YESUS menyebut Allah "satu-satunya Allah yang benar."
(Yohanes 17:3) Ia tidak pernah menyebut Allah sebagai ilahi
yang terdiri dari pribadi-pribadi jamak. Itulah sebabnya
dalam Alkitab tidak ada satu pribadi pun selain Yehuwa yang
disebut Yang Mahakuasa. Jika tidak, arti kata "mahakuasa"
tidak berlaku lagi. Yesus maupun roh kudus tidak pernah
disebut demikian, karena hanya Yehuwa yang paling tinggi.
Dalam Kejadian 17:1 Ia berkata: "Akulah Allah Yang
Mahakuasa." Dan Keluaran 18:11 berbunyi: "[Yehuwa] lebih
besar dari segala allah."
Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata 'eloh'ah (allah) mempunyai
dua bentuk jamak, yaitu, 'elo-him' (allah-allah) dan
'elo-heh' (allah-allah dari). Bentuk-bentuk jamak ini
umumnya memaksudkan Yehuwa, dan dalam hal itu kata-kata
tersebut diterjemahkan dalam bentuk tunggal sebagai "Allah."
Apakah bentuk-bentuk jamak tersebut menyatakan suatu
Tritunggal? Tidak. Dalam A Dictionary of the Bible, William
Smith berkata: "Gagasan khayalan bahwa ['elo-him']
memaksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam Keilahian,
sekarang hampir tidak mempunyai pendukung lagi di kalangan
para sarjana. Hal itu adalah apa yang disebut para ahli tata
bahasa bentuk jamak dari keagungan, atau itu menyatakan
kepenuhan dari kekuatan ilahi. Kuasa keseluruhan yang
diperlihatkan oleh Allah."
The American Journal of Semitic Languages and Literatures
mengatakan tentang 'elo-him.' "Ini hampir selalu dijelaskan
dengan suatu predikat kata kerja tunggal, dan membutuhkan
atribut kata sifat tunggal." Untuk menggambarkan ini, gelar
'elo-him' muncul 35 kali secara tersendiri dalam kisah
penciptaan, dan setiap kali kata kerja yang menggambarkan
apa yang Allah katakan dan lakukan adalah dalam bentuk
tunggal. (Kejadian 1:1-2:4) Jadi, publikasi itu
menyimpulkan: "['Elo-him'] agaknya harus dijelaskan sebagai
bentuk jamak yang bersifat intensif, yang menyatakan
kebesaran dan keagungan."
'Elo-him' bukan berarti "pribadi-pribadi," melainkan
"allah-allah." Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini
menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri
politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena
ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal. Namun hampir
semua pendukung Tritunggal menolak pandangan bahwa
Tritunggal terdiri dari tiga allah yang terpisah.
Alkitab juga menggunakan kata-kata 'elo-him' dan 'elo-heh'
bila menyebutkan sejumlah allah-allah berhala yang palsu.
(Keluaran 12:12; 20:23). Namun pada kesempatan lain hal itu
bisa memaksudkan hanya satu allah palsu, seperti ketika
orang-orang Filistin menyebutkan "Dagon, allah mereka
['elo-heh']." (Hakim 16:23, 24) Baal disebut "allah
['elo-him]" (1 Raja 18:27) Selain itu, ungkapan ini
digunakan untuk manusia. (Mazmur 82:1, 6) Musa diberi tahu
bahwa dia akan menjadi "Allah ['elo-him']" bagi Harun dan
bagi Firaun.-Keluaran 4:16; 7:1.
Jelas, menggunakan gelar-gelar 'elo-him' dan 'elo-heh 'untuk
allah-allah palsu, dan bahkan manusia, tidak menyatakan
bahwa masing-masing adalah allah-allah yang jamak; demikian
juga menerapkan 'elo-him' atau 'elo-heh' pada Yehuwa tidak
berarti bahwa Ia lebih dari satu Pribadi, terutama bila kita
mempertimbangkan bukti dari ayat-ayat lain dalam Alkitab
mengenai pokok ini.
Yesus Ciptaan yang Terpisah
------------------------------------------------------------
KETIKA berada di atas bumi, Yesus adalah seorang manusia,
meskipun manusia yang sempurna karena Allah telah
memindahkan daya kehidupan dari Yesus ke dalam rahim Maria.
(Matius 1: 18-25) Namun itu bukan awal kehidupannya. Ia
sendiri menyatakan bahwa ia "telah turun dari sorga."
(Yohanes 3:13) Jadi wajarlah bila ia belakangan berkata
kepada para pengikutnya: "Bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia [Yesus] naik ke tempat di mana Ia sebelumnya
berada?"-Yohanes 6:62.
Jadi. Yesus sudah hidup di surga sebelum datang ke bumi.
Tetapi apakah sebagai salah satu pribadi dalam Keilahian
tiga serangkai yang mahakuasa dan kekal? Tidak, karena
Alkitab dengan jelas menerangkan bahwa sebelum menjadi
manusia, Yesus adalah suatu makhluk roh yang diciptakan sama
seperti malaikat-malaikat adalah makhluk-makhluk roh yang
diciptakan oleh Allah. Para malaikat maupun Yesus tidak
hidup sebelum mereka diciptakan.
Yesus, sebelum hidup sebagai manusia, adalah 'yang sulung
dari segala yang diciptakan.' (Kolose 1:15) Ia adalah
"permulaan dari ciptaan Allah." (Wahyu 3:14) "Permulaan"
[bahasa Yunani, ar-khe'] tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus
adalah 'pemula' dari ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya
di Alkitab, Yohanes menggunakan berbagai bentuk dari kata
Yunani ar-khe' lebih dari 20 kali, dan ini selalu mempunyai
arti umum "permulaan." Ya, Yesus diciptakan oleh Allah
sebagai permulaan dari ciptaan-ciptaan Allah yang tidak
kelihatan.
Perhatikan betapa erat hubungan antara acuan-acuan kepada
asal usul Yesus dengan pernyataan-pernyataan yang
diungkapkan oleh "hikmat" kiasan dalam buku Amsal di
Alkitab: "TUHAN [Yahweh, NJB] telah menciptakan aku sebagai
permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang
pertama-tama dahulu kala. Sebelum gunung-gunung tertanam dan
lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum
Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran
yang pertama ["unsur-unsur pertama dari dunia," NJB]."
(Amsal 8: 12, 22, 25, 26) Meskipun istilah "hikmat"
digunakan untuk mempersonifikasi pribadi yang Allah
ciptakan, kebanyakan sarjana setuju bahwa ini sebenarnya
adalah kata kiasan untuk Yesus sebagai makhluk roh sebelum
hidup sebagai manusia.
Sebagai "hikmat" sebelum menjadi manusia, Yesus selanjutnya
berkata bahwa ia berada "di sampingNya [Allah], seorang
pekerja ahli." (Amsal 8: 30. JB) Selaras dengan peranan
sebagai pekerja ahli ini, Kolose 1:16 (BIS) mengatakan
tentang Yesus bahwa "melalui dialah Allah menciptakan segala
sesuatu di surga dan di atas bumi."
Jadi melalui pekerja ahli inilah, seolah-olah mitra
kerja-Nya yang lebih muda, Allah Yang Mahakuasa menciptakan
semua perkara lain. Alkitab meringkaskan masalahnya sebagai
berikut: "Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa,
yang dari padaNya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan
saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui dia, segala sesuatu
telah dijadikan." (Cetak miring red.)-1 Korintus 8:6,
Revised Standard Version, edisi Katolik; BIS.
Tiada sangsi lagi bahwa kepada pekerja ahli inilah Allah
berkata: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita." (Kejadian 1: 26) Ada yang mengatakan bahwa
"Kita" dalam pernyataan ini menunjukkan suatu Tritunggal.
Namun jika anda mengatakan, 'Baiklah kita membuat sesuatu
untuk diri kita,' tidak seorang pun akan secara wajar
memahami bahwa ini menyatakan beberapa orang digabungkan
menjadi satu di dalam diri anda. Anda hanya memaksudkan
bahwa dua pribadi atau lebih akan bersama-sama mengerjakan
sesuatu. Maka, demikian pula, ketika Allah menggunakan
"Kita," Ia hanya menyapa suatu pribadi lain, makhluk roh-Nya
yang pertama, sang pekerja ahli, pramanusia Yesus.
Dapatkah Allah Dicobai?
------------------------------------------------------------
DALAM Matius 4:1, Yesus dikatakan "dicobai Iblis." Setelah
menunjukkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya," Setan berkata: "Semua itu akan kuberikan
kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:8, 9)
Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
Tetapi ujian keloyalan macam apakah itu jika Yesus adalah
Allah? Dapatkah Allah memberontak melawan diri-Nya sendiri?
Tidak, tetapi malaikat-malaikat dan manusia dapat
memberontak melawan Allah dan telah berbuat demikian. Cobaan
atas Yesus hanya masuk akal jika ia, bukan Allah, melainkan
suatu pribadi yang terpisah yang mempunyai kehendak bebasnya
sendiri, pribadi yang bisa saja tidak loyal jika ia
memutuskan demikian, seperti halnya malaikat atau manusia.
Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Allah dapat
berdosa dan tidak loyal kepada diri-Nya sendiri.
"PekerjaanNya sempurna... Allah yang setia,... adil dan
benar Dia." (Ulangan 32:4) Jadi jika Yesus adalah Allah, ia
tidak mungkin dicobai.-Yakobus 1:13.
Karena bukan Allah, Yesus bisa saja tidak loyal. Namun ia
tetap setia, dengan mengatakan: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan [Yehuwa, NW],
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"-Matius 4:10.
Berapa Besar Harga Tebusan Itu?
------------------------------------------------------------
SALAH satu alasan utama Yesus datang ke bumi juga mempunyai
hubungan langsung dengan Tritunggal. Alkitab menyatakan:
"Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang
telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan [yang sesuai, NW]
bagi semua manusia."-1 Timotius 2: 5,6.
Yesus, yang tidak lebih dan tidak kurang daripada seorang
manusia sempurna, menjadi tebusan yang dengan tepat
mengganti rugi apa yang telah dihilangkan Adam -hak untuk
hidup sebagai manusia sempurna di bumi. Jadi Yesus dengan
tepat dapat disebut "Adam yang akhir" oleh rasul Paulus,
yang berkata dalam ikatan kalimat yang sama: "Sama seperti
semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus." (1 Korintus 15: 22, 45) Kehidupan manusia
yang sempurna dari Yesus adalah "tebusan yang sesuai" yang
dituntut oleh keadilan ilahi-tidak lebih, tidak kurang.
Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa
harga yang dibayar harus sesuai dengan kesalahan yang
dilakukan.
Tetapi, jika Yesus adalah bagian dari suatu Keilahian, harga
tebusan akan sangat jauh lebih tinggi daripada apa yang
dituntut oleh Taurat Allah sendiri. (Keluaran 21:23-25;
Imamat 24:19-21) Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia
sempurna, Adam, bukan Allah. Maka tebusan itu, agar
benar-benar selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama
nilainya-seorang manusia sempurna, "Adam yang akhir." Maka,
ketika Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia
menjadikan Yesus sebagai sesuatu yang akan memenuhi
keadilan, bukan suatu inkarnasi, bukan manusia-allah,
melainkan manusia sempurna, "lebih rendah daripada
malaikat-malaikat." (Ibrani 2:9; bandingkan Mazmur 8: 6, 7.)
Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian yang mahakuasa
-Bapa, Anak, atau roh kudus-dapat lebih rendah daripada
malaikat-malaikat?
Bagaimana "Satu-Satunya yang Diperanakkan"?
------------------------------------------------------------
ALKITAB menyebut Yesus "Anak Tunggal" atau dalam bahasa
Inggris, "only-begotten Son" ("Anak satu-satunya yang
diperanakkan"). (Yohanes 1:14; 3:16, 18; 1 Yohanes 4:9) Para
penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal,
maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa
menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?
Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa dalam hal Yesus,
"satu-satunya yang diperanakkan" tidak sama dengan definisi
kamus untuk "memperanakkan" yang adalah "memberi kehidupan
sebagai bapa." (Webster's Ninth New Collegiate Dictionary)
Mereka berkata bahwa dalam hal Yesus ini memaksudkan "sifat
dari hubungan tanpa asal usul," semacam hubungan anak
tunggal tetapi tanpa ia diperanakkan. (Vine's Expository
Dictionary of Old and New Testament Words, karya Vine)
Apakah hal itu kedengaran masuk akal bagi anda? Dapatkah
seorang pria menjadi ayah seorang anak tanpa memperanakkan
dia?
Selain itu, mengapa Alkitab menggunakan kata Yunani yang
sama untuk "satu-satunya yang diperanakkan" (seperti diakui
oleh Vine tanpa penjelasan apapun) untuk menggambarkan
hubungan antara Ishak dengan Abraham? Ibrani 11:17 menyebut
Ishak sebagai "anaknya [Abraham] yang tunggal," atau dalam
bahasa Inggris "anak satu-satunya yang diperanakkan." Tidak
mungkin ada keraguan bahwa dalam hal Ishak, ia satu-satunya
yang diperanakkan dalam arti yang normal, tidak sama dalam
umur atau kedudukkan dengan ayahnya.
Kata dasar bahasa Yunani untuk "satu-satunya yang
diperanakkan" yang digunakan untuk Yesus dan Ishak ialah
monogenes', dari mo'nos, yang berarti "satu-satunya," dan
gi'no-mai, sebuah akar kata yang berarti "menghasilkan,"
"menjadi (menjadi ada)," kata Exhaustive Concordance oleh
Strong. Maka, monogenes' didefinisikan sebagai:
"Satu-satunya yang dilahirkan, satu-satunya yang
diperanakkan, artinya satu-satunya anak."-A Greek and
English Lexicon of the New Testament, oleh E. Robinson.
Theological Dictionary of the New Testament,, dengan
penyunting Gerhard Kittel, berkata: "[Monogenes] berarti
'keturunan satu-satunya' yaitu, tanpa saudara laki-laki atau
perempuan." Buku ini juga menyatakan bahwa dalam Yohanes
1:18; 3: 16, 18; dan 1 Yohanes 4:9, "hubungan Yesus tidak
hanya disamakan dengan hubungan seorang anak tunggal atau
satu-satunya anak dengan ayahnya. Ini memang hubungan antara
anak satu-satunya yang diperanakkan oleh sang Bapa."
Jadi, kehidupan Yesus, Anak satu-satunya yang diperanakkan,
mempunyai permulaan. Dan Allah Yang Mahakuasa dengan tepat
dapat disebut Yang Memperanakkan dia, atau Bapa-Nya dalam
arti yang sama seperti seorang ayah jasmani di bumi, seperti
Abraham, memperanakkan seorang anak. (Ibrani 11:17) Maka,
bila Alkitab menyebut Allah sebagai "Bapa" dari Yesus, ini
memaksudkan tepat seperti yang dikatakannya -bahwa mereka
adalah dua pribadi yang terpisah. Allah yang senior. Yesus
yang yunior -dalam hal waktu atau umur, kedudukan, kuasa,
dan pengetahuan.
Bila seseorang mempertimbangkan bahwa Yesus bukan
satu-satunya makhluk roh, anak Allah yang diciptakan di
surga, halnya menjadi jelas mengapa istilah "Anak Tunggal"
atau "Anak satu-satunya yang diperanakkan" digunakan dalam
hal Yesus. Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang
diciptakan, malaikat-malaikat, juga disebut "anak-anak
Allah," dalam arti yang sama seperti halnya Adam, karena
daya kehidupan mereka berasal dari Allah Yehuwa, Sumber
Kehidupan. (Ayub 38:7; Mazmur 36:10; Lukas 3:38) Namun
mereka semua diciptakan melalui "Anak Tunggal," yang adalah
pribadi satu-satunya yang langsung diperanakkan oleh
Allah.-Kolose 1 :15-17.
Apakah Yesus Dianggap Allah?
------------------------------------------------------------
MESKIPUN Yesus sering disebut Anak Allah dalam Alkitab,
tidak seorang pun pada abad pertama pernah menganggap dia
sebagai Allah Anak. Bahkan hantu-hantu, yang 'percaya bahwa
hanya ada satu Allah,' mengetahui dari pengalaman mereka di
alam roh bahwa Yesus bukan Allah. Maka, dengan tepat mereka
menyapa Yesus sebagai "Anak Allah" yang terpisah. (Yakobus
2:19: Matius 8:29) Dan ketika Yesus mati, para prajurit Roma
yang kafir itu yang sedang berjaga cukup mengetahui untuk
dapat mengatakan bahwa apa yang mereka dengar dari para
pengikut Yesus pasti benar, bukan bahwa Yesus adalah Allah,
melainkan bahwa "sungguh, ia ini adalah Anak Allah."-Matius
27: 54.
Maka, ungkapan "Anak Allah" menunjuk kepada Yesus sebagai
makhluk yang terpisah dan diciptakan, bukan bagian dari
Tritunggal. Sebagai Anak Allah, ia tidak mungkin Allah
sendiri, karena Yohanes 1:18 berkata: "Tidak seorangpun yang
pernah melihat Allah."
Murid-murid memandang Yesus sebagai 'pengantara yang esa
antara Allah dan manusia,' bukan sebagai Allah sendiri. (1
Timotius 2:5) Karena menurut definisi seorang pengantara
adalah seorang yang terpisah dari mereka yang membutuhkan
pengantara, suatu kontradiksi jika Yesus adalah satu
kesatuan dengan salah satu pihak yang ia coba perdamaikan.
Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan.
Alkitab memang jelas dan konsisten berkenaan hubungan antara
Allah dengan Yesus. Allah Yehuwa saja Yang Mahakuasa. Ia
secara langsung menciptakan pramanusia Yesus. Jadi, Yesus
mempunyai permulaan dan tidak pernah dapat setara dengan
Allah dalam kuasa atau kekekalan.
memiliki gagasan sebelumnya mengenai Tritunggal, apakah
mereka dengan sendirinya akan sampai pada konsep tersebut?
Sama sekali tidak.
Apa yang dengan sangat jelas akan timbul dalam pikiran
seorang pembaca yang netral ialah bahwa Allah saja Yang
Mahatinggi, sang Pencipta, terpisah dan berbeda dari pribadi
manapun, dan bahwa Yesus, bahkan dalam keberadaannya sebelum
menjadi manusia, juga terpisah dan berbeda, suatu makhluk
yang diciptakan, lebih rendah daripada Allah.
Allah Itu Satu, Bukan Tiga
------------------------------------------------------------
AJARAN Alkitab bahwa Allah itu esa atau satu disebut
monoteisme. Dan L. L. Paine, profesor sejarah gereja,
menyatakan bahwa monoteisme dalam bentuknya yang paling
murni tidak mengizinkan adanya Tritunggal: "Perjanjian Lama
secara tegas adalah monoteistis. Allah adalah suatu pribadi
tunggal. Gagasan bahwa suatu tritunggal dapat ditemukan di
dalamnya... sama sekali tidak berdasar."
Apakah ada perubahan dari monoteisme setelah Yesus datang ke
bumi? Paine menjawab: "Mengenai hal ini tidak ada pemisah
antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tradisi
monoteistis terus dilanjutkan. Yesus adalah seorang Yahudi,
dilatih oleh orang-tua Yahudi dalam kitab-kitab Perjanjian
Lama. Ajarannya sepenuhnya Yahudi: memang suatu injil baru,
namun bukan suatu teologi baru... Dan ia menerima sebagai
kepercayaannya sendiri ayat agung dari monoteisme Yahudi:
'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah satu
Allah'"
Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem
Bible (NJB) Katolik berbunyi: "Dengarlah, Israel: Yahweh
Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh."[1] Dalam tata
bahasa dari ayat itu. kata ìesaî tidak mengandung sifat
jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang
lain, yaitu bukan satu pribadi.
Catatan kaki:
[1] Nama Allah dinyatakan "Yahweh" dalam beberapa terjemahan,
"Jehovah" dalam terjemahan-terjemahan lain (dalam bahasa
Inggris).
Rasul Kristen Paulus tidak menunjukkan adanya perubahan
dalam sifat Allah, bahkan setelah Yesus datang ke bumi. Ia
menulis: "Allah adalah satu." -Galatia 3: 20, lihat juga 1
Korintus 8:4-6.
Ribuan kali dalam seluruh Alkitab, Allah disebutkan sebagai
satu Pribadi. Bila Ia berfirman, ini adalah sebagai satu
Pribadi yang tidak terbagi. Alkitab benar-benar sangat jelas
dalam hal ini. Seperti Allah katakan: "Aku ini [Yehuwa],
itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada
yang lain. " (Yesaya 42 :8) "Akulah Yahweh Allahmu... Engkau
tidak boleh memiliki allah-allah lain kecuali aku." (Cetak
miring red.)-Keluaran 20: 2, 3, JB.
Untuk apa semua penulis Alkitab yang diilhami Allah akan
berbicara mengenai Allah sebagai satu Pribadi jika Ia
sebenarnya adalah tiga Pribadi? Apa gunanya hal itu, selain
dari menyesatkan orang? Tentu, jika Allah terdiri dari tiga
Pribadi, la akan menyuruh para penulis Alkitab-Nya untuk
membuat hal itu benar-benar jelas sehingga tidak mungkin ada
keraguan mengenai hal itu. Sedikitnya para penulis
Kitab-Kitab Yunani Kristen yang mempunyai hubungan pribadi
dengan Anak Allah sendiri tentu akan berbuat demikian.
Ternyata tidak.
Sebaliknya, apa yang dinyatakan dengan sangat jelas oleh
para penulis Alkitab ialah bahwa Allah adalah satu Pribadi;
Pribadi yang unik, tidak terbagi-bagi yang tidak setara
dengan siapapun juga: "Akulah [Yehuwa] dan tidak ada yang
lain; kecuali Aku tidak ada Allah. " (Yesaya 45:5) "Engkau
sajalah yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh
bumi."-Mazmur 83 :19.
Bukan Allah yang Jamak
------------------------------------------------------------
YESUS menyebut Allah "satu-satunya Allah yang benar."
(Yohanes 17:3) Ia tidak pernah menyebut Allah sebagai ilahi
yang terdiri dari pribadi-pribadi jamak. Itulah sebabnya
dalam Alkitab tidak ada satu pribadi pun selain Yehuwa yang
disebut Yang Mahakuasa. Jika tidak, arti kata "mahakuasa"
tidak berlaku lagi. Yesus maupun roh kudus tidak pernah
disebut demikian, karena hanya Yehuwa yang paling tinggi.
Dalam Kejadian 17:1 Ia berkata: "Akulah Allah Yang
Mahakuasa." Dan Keluaran 18:11 berbunyi: "[Yehuwa] lebih
besar dari segala allah."
Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata 'eloh'ah (allah) mempunyai
dua bentuk jamak, yaitu, 'elo-him' (allah-allah) dan
'elo-heh' (allah-allah dari). Bentuk-bentuk jamak ini
umumnya memaksudkan Yehuwa, dan dalam hal itu kata-kata
tersebut diterjemahkan dalam bentuk tunggal sebagai "Allah."
Apakah bentuk-bentuk jamak tersebut menyatakan suatu
Tritunggal? Tidak. Dalam A Dictionary of the Bible, William
Smith berkata: "Gagasan khayalan bahwa ['elo-him']
memaksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam Keilahian,
sekarang hampir tidak mempunyai pendukung lagi di kalangan
para sarjana. Hal itu adalah apa yang disebut para ahli tata
bahasa bentuk jamak dari keagungan, atau itu menyatakan
kepenuhan dari kekuatan ilahi. Kuasa keseluruhan yang
diperlihatkan oleh Allah."
The American Journal of Semitic Languages and Literatures
mengatakan tentang 'elo-him.' "Ini hampir selalu dijelaskan
dengan suatu predikat kata kerja tunggal, dan membutuhkan
atribut kata sifat tunggal." Untuk menggambarkan ini, gelar
'elo-him' muncul 35 kali secara tersendiri dalam kisah
penciptaan, dan setiap kali kata kerja yang menggambarkan
apa yang Allah katakan dan lakukan adalah dalam bentuk
tunggal. (Kejadian 1:1-2:4) Jadi, publikasi itu
menyimpulkan: "['Elo-him'] agaknya harus dijelaskan sebagai
bentuk jamak yang bersifat intensif, yang menyatakan
kebesaran dan keagungan."
'Elo-him' bukan berarti "pribadi-pribadi," melainkan
"allah-allah." Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini
menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri
politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena
ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal. Namun hampir
semua pendukung Tritunggal menolak pandangan bahwa
Tritunggal terdiri dari tiga allah yang terpisah.
Alkitab juga menggunakan kata-kata 'elo-him' dan 'elo-heh'
bila menyebutkan sejumlah allah-allah berhala yang palsu.
(Keluaran 12:12; 20:23). Namun pada kesempatan lain hal itu
bisa memaksudkan hanya satu allah palsu, seperti ketika
orang-orang Filistin menyebutkan "Dagon, allah mereka
['elo-heh']." (Hakim 16:23, 24) Baal disebut "allah
['elo-him]" (1 Raja 18:27) Selain itu, ungkapan ini
digunakan untuk manusia. (Mazmur 82:1, 6) Musa diberi tahu
bahwa dia akan menjadi "Allah ['elo-him']" bagi Harun dan
bagi Firaun.-Keluaran 4:16; 7:1.
Jelas, menggunakan gelar-gelar 'elo-him' dan 'elo-heh 'untuk
allah-allah palsu, dan bahkan manusia, tidak menyatakan
bahwa masing-masing adalah allah-allah yang jamak; demikian
juga menerapkan 'elo-him' atau 'elo-heh' pada Yehuwa tidak
berarti bahwa Ia lebih dari satu Pribadi, terutama bila kita
mempertimbangkan bukti dari ayat-ayat lain dalam Alkitab
mengenai pokok ini.
Yesus Ciptaan yang Terpisah
------------------------------------------------------------
KETIKA berada di atas bumi, Yesus adalah seorang manusia,
meskipun manusia yang sempurna karena Allah telah
memindahkan daya kehidupan dari Yesus ke dalam rahim Maria.
(Matius 1: 18-25) Namun itu bukan awal kehidupannya. Ia
sendiri menyatakan bahwa ia "telah turun dari sorga."
(Yohanes 3:13) Jadi wajarlah bila ia belakangan berkata
kepada para pengikutnya: "Bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia [Yesus] naik ke tempat di mana Ia sebelumnya
berada?"-Yohanes 6:62.
Jadi. Yesus sudah hidup di surga sebelum datang ke bumi.
Tetapi apakah sebagai salah satu pribadi dalam Keilahian
tiga serangkai yang mahakuasa dan kekal? Tidak, karena
Alkitab dengan jelas menerangkan bahwa sebelum menjadi
manusia, Yesus adalah suatu makhluk roh yang diciptakan sama
seperti malaikat-malaikat adalah makhluk-makhluk roh yang
diciptakan oleh Allah. Para malaikat maupun Yesus tidak
hidup sebelum mereka diciptakan.
Yesus, sebelum hidup sebagai manusia, adalah 'yang sulung
dari segala yang diciptakan.' (Kolose 1:15) Ia adalah
"permulaan dari ciptaan Allah." (Wahyu 3:14) "Permulaan"
[bahasa Yunani, ar-khe'] tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus
adalah 'pemula' dari ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya
di Alkitab, Yohanes menggunakan berbagai bentuk dari kata
Yunani ar-khe' lebih dari 20 kali, dan ini selalu mempunyai
arti umum "permulaan." Ya, Yesus diciptakan oleh Allah
sebagai permulaan dari ciptaan-ciptaan Allah yang tidak
kelihatan.
Perhatikan betapa erat hubungan antara acuan-acuan kepada
asal usul Yesus dengan pernyataan-pernyataan yang
diungkapkan oleh "hikmat" kiasan dalam buku Amsal di
Alkitab: "TUHAN [Yahweh, NJB] telah menciptakan aku sebagai
permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang
pertama-tama dahulu kala. Sebelum gunung-gunung tertanam dan
lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum
Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran
yang pertama ["unsur-unsur pertama dari dunia," NJB]."
(Amsal 8: 12, 22, 25, 26) Meskipun istilah "hikmat"
digunakan untuk mempersonifikasi pribadi yang Allah
ciptakan, kebanyakan sarjana setuju bahwa ini sebenarnya
adalah kata kiasan untuk Yesus sebagai makhluk roh sebelum
hidup sebagai manusia.
Sebagai "hikmat" sebelum menjadi manusia, Yesus selanjutnya
berkata bahwa ia berada "di sampingNya [Allah], seorang
pekerja ahli." (Amsal 8: 30. JB) Selaras dengan peranan
sebagai pekerja ahli ini, Kolose 1:16 (BIS) mengatakan
tentang Yesus bahwa "melalui dialah Allah menciptakan segala
sesuatu di surga dan di atas bumi."
Jadi melalui pekerja ahli inilah, seolah-olah mitra
kerja-Nya yang lebih muda, Allah Yang Mahakuasa menciptakan
semua perkara lain. Alkitab meringkaskan masalahnya sebagai
berikut: "Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa,
yang dari padaNya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan
saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui dia, segala sesuatu
telah dijadikan." (Cetak miring red.)-1 Korintus 8:6,
Revised Standard Version, edisi Katolik; BIS.
Tiada sangsi lagi bahwa kepada pekerja ahli inilah Allah
berkata: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita." (Kejadian 1: 26) Ada yang mengatakan bahwa
"Kita" dalam pernyataan ini menunjukkan suatu Tritunggal.
Namun jika anda mengatakan, 'Baiklah kita membuat sesuatu
untuk diri kita,' tidak seorang pun akan secara wajar
memahami bahwa ini menyatakan beberapa orang digabungkan
menjadi satu di dalam diri anda. Anda hanya memaksudkan
bahwa dua pribadi atau lebih akan bersama-sama mengerjakan
sesuatu. Maka, demikian pula, ketika Allah menggunakan
"Kita," Ia hanya menyapa suatu pribadi lain, makhluk roh-Nya
yang pertama, sang pekerja ahli, pramanusia Yesus.
Dapatkah Allah Dicobai?
------------------------------------------------------------
DALAM Matius 4:1, Yesus dikatakan "dicobai Iblis." Setelah
menunjukkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya," Setan berkata: "Semua itu akan kuberikan
kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:8, 9)
Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
Tetapi ujian keloyalan macam apakah itu jika Yesus adalah
Allah? Dapatkah Allah memberontak melawan diri-Nya sendiri?
Tidak, tetapi malaikat-malaikat dan manusia dapat
memberontak melawan Allah dan telah berbuat demikian. Cobaan
atas Yesus hanya masuk akal jika ia, bukan Allah, melainkan
suatu pribadi yang terpisah yang mempunyai kehendak bebasnya
sendiri, pribadi yang bisa saja tidak loyal jika ia
memutuskan demikian, seperti halnya malaikat atau manusia.
Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Allah dapat
berdosa dan tidak loyal kepada diri-Nya sendiri.
"PekerjaanNya sempurna... Allah yang setia,... adil dan
benar Dia." (Ulangan 32:4) Jadi jika Yesus adalah Allah, ia
tidak mungkin dicobai.-Yakobus 1:13.
Karena bukan Allah, Yesus bisa saja tidak loyal. Namun ia
tetap setia, dengan mengatakan: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan [Yehuwa, NW],
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"-Matius 4:10.
Berapa Besar Harga Tebusan Itu?
------------------------------------------------------------
SALAH satu alasan utama Yesus datang ke bumi juga mempunyai
hubungan langsung dengan Tritunggal. Alkitab menyatakan:
"Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang
telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan [yang sesuai, NW]
bagi semua manusia."-1 Timotius 2: 5,6.
Yesus, yang tidak lebih dan tidak kurang daripada seorang
manusia sempurna, menjadi tebusan yang dengan tepat
mengganti rugi apa yang telah dihilangkan Adam -hak untuk
hidup sebagai manusia sempurna di bumi. Jadi Yesus dengan
tepat dapat disebut "Adam yang akhir" oleh rasul Paulus,
yang berkata dalam ikatan kalimat yang sama: "Sama seperti
semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus." (1 Korintus 15: 22, 45) Kehidupan manusia
yang sempurna dari Yesus adalah "tebusan yang sesuai" yang
dituntut oleh keadilan ilahi-tidak lebih, tidak kurang.
Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa
harga yang dibayar harus sesuai dengan kesalahan yang
dilakukan.
Tetapi, jika Yesus adalah bagian dari suatu Keilahian, harga
tebusan akan sangat jauh lebih tinggi daripada apa yang
dituntut oleh Taurat Allah sendiri. (Keluaran 21:23-25;
Imamat 24:19-21) Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia
sempurna, Adam, bukan Allah. Maka tebusan itu, agar
benar-benar selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama
nilainya-seorang manusia sempurna, "Adam yang akhir." Maka,
ketika Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia
menjadikan Yesus sebagai sesuatu yang akan memenuhi
keadilan, bukan suatu inkarnasi, bukan manusia-allah,
melainkan manusia sempurna, "lebih rendah daripada
malaikat-malaikat." (Ibrani 2:9; bandingkan Mazmur 8: 6, 7.)
Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian yang mahakuasa
-Bapa, Anak, atau roh kudus-dapat lebih rendah daripada
malaikat-malaikat?
Bagaimana "Satu-Satunya yang Diperanakkan"?
------------------------------------------------------------
ALKITAB menyebut Yesus "Anak Tunggal" atau dalam bahasa
Inggris, "only-begotten Son" ("Anak satu-satunya yang
diperanakkan"). (Yohanes 1:14; 3:16, 18; 1 Yohanes 4:9) Para
penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal,
maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa
menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?
Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa dalam hal Yesus,
"satu-satunya yang diperanakkan" tidak sama dengan definisi
kamus untuk "memperanakkan" yang adalah "memberi kehidupan
sebagai bapa." (Webster's Ninth New Collegiate Dictionary)
Mereka berkata bahwa dalam hal Yesus ini memaksudkan "sifat
dari hubungan tanpa asal usul," semacam hubungan anak
tunggal tetapi tanpa ia diperanakkan. (Vine's Expository
Dictionary of Old and New Testament Words, karya Vine)
Apakah hal itu kedengaran masuk akal bagi anda? Dapatkah
seorang pria menjadi ayah seorang anak tanpa memperanakkan
dia?
Selain itu, mengapa Alkitab menggunakan kata Yunani yang
sama untuk "satu-satunya yang diperanakkan" (seperti diakui
oleh Vine tanpa penjelasan apapun) untuk menggambarkan
hubungan antara Ishak dengan Abraham? Ibrani 11:17 menyebut
Ishak sebagai "anaknya [Abraham] yang tunggal," atau dalam
bahasa Inggris "anak satu-satunya yang diperanakkan." Tidak
mungkin ada keraguan bahwa dalam hal Ishak, ia satu-satunya
yang diperanakkan dalam arti yang normal, tidak sama dalam
umur atau kedudukkan dengan ayahnya.
Kata dasar bahasa Yunani untuk "satu-satunya yang
diperanakkan" yang digunakan untuk Yesus dan Ishak ialah
monogenes', dari mo'nos, yang berarti "satu-satunya," dan
gi'no-mai, sebuah akar kata yang berarti "menghasilkan,"
"menjadi (menjadi ada)," kata Exhaustive Concordance oleh
Strong. Maka, monogenes' didefinisikan sebagai:
"Satu-satunya yang dilahirkan, satu-satunya yang
diperanakkan, artinya satu-satunya anak."-A Greek and
English Lexicon of the New Testament, oleh E. Robinson.
Theological Dictionary of the New Testament,, dengan
penyunting Gerhard Kittel, berkata: "[Monogenes] berarti
'keturunan satu-satunya' yaitu, tanpa saudara laki-laki atau
perempuan." Buku ini juga menyatakan bahwa dalam Yohanes
1:18; 3: 16, 18; dan 1 Yohanes 4:9, "hubungan Yesus tidak
hanya disamakan dengan hubungan seorang anak tunggal atau
satu-satunya anak dengan ayahnya. Ini memang hubungan antara
anak satu-satunya yang diperanakkan oleh sang Bapa."
Jadi, kehidupan Yesus, Anak satu-satunya yang diperanakkan,
mempunyai permulaan. Dan Allah Yang Mahakuasa dengan tepat
dapat disebut Yang Memperanakkan dia, atau Bapa-Nya dalam
arti yang sama seperti seorang ayah jasmani di bumi, seperti
Abraham, memperanakkan seorang anak. (Ibrani 11:17) Maka,
bila Alkitab menyebut Allah sebagai "Bapa" dari Yesus, ini
memaksudkan tepat seperti yang dikatakannya -bahwa mereka
adalah dua pribadi yang terpisah. Allah yang senior. Yesus
yang yunior -dalam hal waktu atau umur, kedudukan, kuasa,
dan pengetahuan.
Bila seseorang mempertimbangkan bahwa Yesus bukan
satu-satunya makhluk roh, anak Allah yang diciptakan di
surga, halnya menjadi jelas mengapa istilah "Anak Tunggal"
atau "Anak satu-satunya yang diperanakkan" digunakan dalam
hal Yesus. Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang
diciptakan, malaikat-malaikat, juga disebut "anak-anak
Allah," dalam arti yang sama seperti halnya Adam, karena
daya kehidupan mereka berasal dari Allah Yehuwa, Sumber
Kehidupan. (Ayub 38:7; Mazmur 36:10; Lukas 3:38) Namun
mereka semua diciptakan melalui "Anak Tunggal," yang adalah
pribadi satu-satunya yang langsung diperanakkan oleh
Allah.-Kolose 1 :15-17.
Apakah Yesus Dianggap Allah?
------------------------------------------------------------
MESKIPUN Yesus sering disebut Anak Allah dalam Alkitab,
tidak seorang pun pada abad pertama pernah menganggap dia
sebagai Allah Anak. Bahkan hantu-hantu, yang 'percaya bahwa
hanya ada satu Allah,' mengetahui dari pengalaman mereka di
alam roh bahwa Yesus bukan Allah. Maka, dengan tepat mereka
menyapa Yesus sebagai "Anak Allah" yang terpisah. (Yakobus
2:19: Matius 8:29) Dan ketika Yesus mati, para prajurit Roma
yang kafir itu yang sedang berjaga cukup mengetahui untuk
dapat mengatakan bahwa apa yang mereka dengar dari para
pengikut Yesus pasti benar, bukan bahwa Yesus adalah Allah,
melainkan bahwa "sungguh, ia ini adalah Anak Allah."-Matius
27: 54.
Maka, ungkapan "Anak Allah" menunjuk kepada Yesus sebagai
makhluk yang terpisah dan diciptakan, bukan bagian dari
Tritunggal. Sebagai Anak Allah, ia tidak mungkin Allah
sendiri, karena Yohanes 1:18 berkata: "Tidak seorangpun yang
pernah melihat Allah."
Murid-murid memandang Yesus sebagai 'pengantara yang esa
antara Allah dan manusia,' bukan sebagai Allah sendiri. (1
Timotius 2:5) Karena menurut definisi seorang pengantara
adalah seorang yang terpisah dari mereka yang membutuhkan
pengantara, suatu kontradiksi jika Yesus adalah satu
kesatuan dengan salah satu pihak yang ia coba perdamaikan.
Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan.
Alkitab memang jelas dan konsisten berkenaan hubungan antara
Allah dengan Yesus. Allah Yehuwa saja Yang Mahakuasa. Ia
secara langsung menciptakan pramanusia Yesus. Jadi, Yesus
mempunyai permulaan dan tidak pernah dapat setara dengan
Allah dalam kuasa atau kekekalan.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
Jesus said: "I and the Father are one" (Jn.10:30), therefore, is not Jesus the same, or, "co-equal" in status with his Father?
Yesus telah berkata: "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30), dari itu, tidakkah ini berarti bahwa Yesus adalah sama atau "ko-ekual" dalam status dengan Bapanya?
Answer No.1
In Greek, "heis" means "one" numerically (masculine) "hen" means "one" in unity or essence (neat). Here the word used by John is "hen" and not "heis." The marginal notes in New American Standard Bible (NASB) reads; one - (Lit. neuter) a unity, or, one essence.
Dalam bahasa Yunani [Latin] "heis" berarti "satu" secara bilangan (berjenis kata laki-laki), sedang "hen" berarti "satu" dalam "kesatuan" atau esensinya. Dalam catatan pinggir Injil Standard baru Amerika (NASB) terbaca; Satu - (Lit.neuter) kesatuan atau satu essensi [= intisari, hakikat]
If one wishes to argue that the word "hen" supports their claim for Jesus being "co-equal" in status with his Father, please invite his/her attention to the following verse: Jesus said: "And the glory which Thou has given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one." (John 17:22).
Jika seseorang (dari fihak Kristen) hendak tetap membantah bahwa justru kata "hen" tadi mendukung pernyataan mereka bahwa Yesus "co-equal" (dua-duanya sama) dalam status dengan Bapanya, maka cobalah undang perhatian mereka untuk mengikuti ayat berikut ini: "Dan Kemuliaan yang telah Engkau (Bapa) berikan kepadaku, telah aku berikan pula kepada mereka (para pengikut Yesus), supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu" (Yohanes 17: 22).
If he/she was to consider/regard/believe the Father and Jesus Christ to be "one" meaning "co-equal" in status on the basis of John 10:30, then that person should also be prepared to consider/regard/believe "them" - the disciples of Jesus, to be "co-equal" in status with the Father and Jesus ("just as we are one") in John 17:22. I have yet to find a person that would be prepared to make the disciples (students) "co-equal" in status with the Father or Jesus.
Jika dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa Bapa dengan Yesus itu "satu" dalam arti "co-equal" (Dua-duanya sama) dalam status dengan berdasar kepada Yohanes 10:30, maka orang tadi mesti pula bersiap-siap untuk dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa "mereka" (para murid Yesus) juga "co-equal" dalam statusnya dengan Yesus dan Bapa (seperti dalam ayat: "sama seperti kita adalah satu") dalam Yohanes 17: 22. Selama ini saya belum pernah menemukan orang yang siap untuk meyakini bahwa murid-murid Yesus adalah "co-equal" dalam status dengan Bapa atau Yesus sendiri.
The unity and accord was of the authorized divine message that originated from the Father, received by Jesus and finally passed on to the disciples. Jesus admitted having accomplished the work which the Father had given him to do. (Jn.17:4).
Kesatuan dan persetujuan adalah kewenangan pesan suci yang berasal dari Bapa, diterima oleh Yesus dan akhirnya diteruskan kepada para pengikutnya. Yesus mengakui telah menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepadanya untuk dikerjakan (Lihat Yohanes 17: 4: "Aku telah mempermuliakan engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya").
HOT TIP: (precise and pertinent)
SARAN PENTING: (Tepat dan berhubungan dengan masalah di atas)
Jesus said: "I go to the Father; for the Father is greater than I." (Jn.14:28). This verse unequivocally refutes the claim by any one for Jesus being "co-equal" in status with his Father.
Yesus berkata: "Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku" (Yohanes 14: 28). Ayat ini dengan begitu gamblang membuka kesalahan atas pengakuan (klaim) dari siapapun yang menyatakan bahwa Yesus "co-equal" (kedua duanya tepat sama) dalam status dengan bapaknya.1
[1] Dalam bahasa kitab suci, ungkapan-ungkapan seperti ini sering terjadi, dan hendaknya pembaca berlaku arif dam memiliki kehalusan jiwa untuk menangkap ungkapan tadi sebagai pelajaran. Sebab ini bukanlah arti yang sebenarnya. Dalam Al Quran misalnya terdapat ayat yang bermakna: "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar, ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar ..." [QS.8:17], Atau dalam hadits Qudsi dikatakan, bila seorang hamba mendekat secara sempurna, bukan sekedar dengan penunaian yang wajib tetapi lengkap dengan sunnah sunnahnya, maka .".. Aku menjadi matanya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia memukul menjadi kakinya ketika dia berjalan." Kalimat kalimat seperti ini, tidak boleh langsung disimpulkan bahwa "benar benar orang itu bermata Allah, bertangan dan berkaki Allah," tetapi pada tingkat kebersihan jiwa seperti itu, orang tadi dalam melihat, menggerakkan tangan dan melangkah, senantiasa selaras dengan apa yang diridhoi Allah. Orang Nasrani nampaknya terlalu segera menyimpulkan yang tersurat, sehingga berani berkata bahwa Yesus adalah Allah, dan Allah adalah Yesus dalam arti satu, sama, itu itu juga ! Padahal orang bercinta saja kalau mereka berkata "Kau dan Aku selalu satu" tentu artinya bukan mereka menjadi satu badan khan? Di kalangan ulama Islam pun dahulu pernah terjadi penyimpulan kasar berdasar kata tersurat, yakni banyak ulama berfatwa bahwa orang yang telah berwudhu, bisa batal wudhunya bila "menyentuh" perempuan, mereka fahamkan kesimpulan itu dengan mengambil dasar Al Quran S.4:43. Untung Al Quran masih memiliki teks aslinya, bahkan tafsir murid langsung Nabi pun masih ada, sehingga gampang ditelusuri maksud yang sebenarnya, bahwa ternyata menurut Ibnu Abbas ra [Sahabat Nabi SAW], bahwa menyentuh disana bukan sekedar "menyentuh," tetapi semacam ungkapan sopan yang menyiratkan arti "bersetubuh," atau katakanlah 'sentuhan' yang bisa menyebabkan hamil, seperti secara sopan diungkap Maryam dalam Quran S.19:20. Bagi Nasrani, apalagi yang menerima 'kebenaran kristen' cuma dari teks bahasa Insonesia saja, memang agak sukar untuk menelusuri arti sebenarnya dari kata kata yang tersurat dalam injil mereka.
Yesus telah berkata: "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30), dari itu, tidakkah ini berarti bahwa Yesus adalah sama atau "ko-ekual" dalam status dengan Bapanya?
Answer No.1
In Greek, "heis" means "one" numerically (masculine) "hen" means "one" in unity or essence (neat). Here the word used by John is "hen" and not "heis." The marginal notes in New American Standard Bible (NASB) reads; one - (Lit. neuter) a unity, or, one essence.
Dalam bahasa Yunani [Latin] "heis" berarti "satu" secara bilangan (berjenis kata laki-laki), sedang "hen" berarti "satu" dalam "kesatuan" atau esensinya. Dalam catatan pinggir Injil Standard baru Amerika (NASB) terbaca; Satu - (Lit.neuter) kesatuan atau satu essensi [= intisari, hakikat]
If one wishes to argue that the word "hen" supports their claim for Jesus being "co-equal" in status with his Father, please invite his/her attention to the following verse: Jesus said: "And the glory which Thou has given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one." (John 17:22).
Jika seseorang (dari fihak Kristen) hendak tetap membantah bahwa justru kata "hen" tadi mendukung pernyataan mereka bahwa Yesus "co-equal" (dua-duanya sama) dalam status dengan Bapanya, maka cobalah undang perhatian mereka untuk mengikuti ayat berikut ini: "Dan Kemuliaan yang telah Engkau (Bapa) berikan kepadaku, telah aku berikan pula kepada mereka (para pengikut Yesus), supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu" (Yohanes 17: 22).
If he/she was to consider/regard/believe the Father and Jesus Christ to be "one" meaning "co-equal" in status on the basis of John 10:30, then that person should also be prepared to consider/regard/believe "them" - the disciples of Jesus, to be "co-equal" in status with the Father and Jesus ("just as we are one") in John 17:22. I have yet to find a person that would be prepared to make the disciples (students) "co-equal" in status with the Father or Jesus.
Jika dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa Bapa dengan Yesus itu "satu" dalam arti "co-equal" (Dua-duanya sama) dalam status dengan berdasar kepada Yohanes 10:30, maka orang tadi mesti pula bersiap-siap untuk dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa "mereka" (para murid Yesus) juga "co-equal" dalam statusnya dengan Yesus dan Bapa (seperti dalam ayat: "sama seperti kita adalah satu") dalam Yohanes 17: 22. Selama ini saya belum pernah menemukan orang yang siap untuk meyakini bahwa murid-murid Yesus adalah "co-equal" dalam status dengan Bapa atau Yesus sendiri.
The unity and accord was of the authorized divine message that originated from the Father, received by Jesus and finally passed on to the disciples. Jesus admitted having accomplished the work which the Father had given him to do. (Jn.17:4).
Kesatuan dan persetujuan adalah kewenangan pesan suci yang berasal dari Bapa, diterima oleh Yesus dan akhirnya diteruskan kepada para pengikutnya. Yesus mengakui telah menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepadanya untuk dikerjakan (Lihat Yohanes 17: 4: "Aku telah mempermuliakan engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya").
HOT TIP: (precise and pertinent)
SARAN PENTING: (Tepat dan berhubungan dengan masalah di atas)
Jesus said: "I go to the Father; for the Father is greater than I." (Jn.14:28). This verse unequivocally refutes the claim by any one for Jesus being "co-equal" in status with his Father.
Yesus berkata: "Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku" (Yohanes 14: 28). Ayat ini dengan begitu gamblang membuka kesalahan atas pengakuan (klaim) dari siapapun yang menyatakan bahwa Yesus "co-equal" (kedua duanya tepat sama) dalam status dengan bapaknya.1
[1] Dalam bahasa kitab suci, ungkapan-ungkapan seperti ini sering terjadi, dan hendaknya pembaca berlaku arif dam memiliki kehalusan jiwa untuk menangkap ungkapan tadi sebagai pelajaran. Sebab ini bukanlah arti yang sebenarnya. Dalam Al Quran misalnya terdapat ayat yang bermakna: "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar, ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar ..." [QS.8:17], Atau dalam hadits Qudsi dikatakan, bila seorang hamba mendekat secara sempurna, bukan sekedar dengan penunaian yang wajib tetapi lengkap dengan sunnah sunnahnya, maka .".. Aku menjadi matanya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia memukul menjadi kakinya ketika dia berjalan." Kalimat kalimat seperti ini, tidak boleh langsung disimpulkan bahwa "benar benar orang itu bermata Allah, bertangan dan berkaki Allah," tetapi pada tingkat kebersihan jiwa seperti itu, orang tadi dalam melihat, menggerakkan tangan dan melangkah, senantiasa selaras dengan apa yang diridhoi Allah. Orang Nasrani nampaknya terlalu segera menyimpulkan yang tersurat, sehingga berani berkata bahwa Yesus adalah Allah, dan Allah adalah Yesus dalam arti satu, sama, itu itu juga ! Padahal orang bercinta saja kalau mereka berkata "Kau dan Aku selalu satu" tentu artinya bukan mereka menjadi satu badan khan? Di kalangan ulama Islam pun dahulu pernah terjadi penyimpulan kasar berdasar kata tersurat, yakni banyak ulama berfatwa bahwa orang yang telah berwudhu, bisa batal wudhunya bila "menyentuh" perempuan, mereka fahamkan kesimpulan itu dengan mengambil dasar Al Quran S.4:43. Untung Al Quran masih memiliki teks aslinya, bahkan tafsir murid langsung Nabi pun masih ada, sehingga gampang ditelusuri maksud yang sebenarnya, bahwa ternyata menurut Ibnu Abbas ra [Sahabat Nabi SAW], bahwa menyentuh disana bukan sekedar "menyentuh," tetapi semacam ungkapan sopan yang menyiratkan arti "bersetubuh," atau katakanlah 'sentuhan' yang bisa menyebabkan hamil, seperti secara sopan diungkap Maryam dalam Quran S.19:20. Bagi Nasrani, apalagi yang menerima 'kebenaran kristen' cuma dari teks bahasa Insonesia saja, memang agak sukar untuk menelusuri arti sebenarnya dari kata kata yang tersurat dalam injil mereka.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
muslim menyangkal keilahian Yesus
hanya mengakui Yesus sebagai 'UTUSAN' seperti utusan-utusan yang lain
yaitu para nabi
tetapi....
KENAPA TIDAK PENAH ADA PERTEMUAN/DIALOG ANTARA ALLAH DENGAN YESUS DALAM SEBUAH PERUTUSAN?
dimana dalam pertemuan/dialog tersebut:
- Yesus diperintah mengajarkan ini-itu oleh Allah
- Yesus diperintah melakukan ini-itu oleh Allah
ANEH KANN?...
hanya mengakui Yesus sebagai 'UTUSAN' seperti utusan-utusan yang lain
yaitu para nabi
tetapi....
KENAPA TIDAK PENAH ADA PERTEMUAN/DIALOG ANTARA ALLAH DENGAN YESUS DALAM SEBUAH PERUTUSAN?
dimana dalam pertemuan/dialog tersebut:
- Yesus diperintah mengajarkan ini-itu oleh Allah
- Yesus diperintah melakukan ini-itu oleh Allah
ANEH KANN?...
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
SEGOROWEDI wrote:muslim menyangkal keilahian Yesus
hanya mengakui Yesus sebagai 'UTUSAN' seperti utusan-utusan yang lain
yaitu para nabi
tetapi....
KENAPA TIDAK PENAH ADA PERTEMUAN/DIALOG ANTARA ALLAH DENGAN YESUS DALAM SEBUAH PERUTUSAN?
dimana dalam pertemuan/dialog tersebut:
- Yesus diperintah mengajarkan ini-itu oleh Allah
- Yesus diperintah melakukan ini-itu oleh Allah
ANEH KANN?...
Wed.. cobalah berpikir jernih dan lupakan sejenak doktrin trinitasmu, lalu coba pahami ini..
Yohanes 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.
coba hubungkan sama ayat yang Ini
Markus 13:32
TB ©
Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu , malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
FAYH ©
"Tetapi tidak seorang pun mengetahui hari atau saat peristiwa-peristiwa itu akan terjadi, malaikat-malaikat di surga tidak dan Aku juga tidak, hanya Bapa saja yang tahu.
Menurutmu apa kesimpulan dari Ayat2 Injil diatas??
Orang_Pinggiran- LETNAN SATU
-
Posts : 1862
Kepercayaan : Islam
Location : Jawa Tengah
Join date : 12.03.12
Reputation : 18
Re: Hubungan antara Allah dan Yesus
Orang_Pinggiran wrote:
Wed.. cobalah berpikir jernih dan lupakan sejenak doktrin trinitasmu, lalu coba pahami ini..
Yohanes 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.
coba hubungkan sama ayat yang Ini
Markus 13:32
TB ©
Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu , malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
FAYH ©
"Tetapi tidak seorang pun mengetahui hari atau saat peristiwa-peristiwa itu akan terjadi, malaikat-malaikat di surga tidak dan Aku juga tidak, hanya Bapa saja yang tahu.
Menurutmu apa kesimpulan dari Ayat2 Injil diatas??
justeru itu, aku minta keanehan ini dijawab:
KENAPA TIDAK PENAH ADA PERTEMUAN/DIALOG ANTARA ALLAH DENGAN YESUS DALAM SEBUAH PERUTUSAN?
dimana dalam pertemuan/dialog tersebut:
- Yesus diperintah mengajarkan ini-itu oleh Allah
- Yesus diperintah melakukan ini-itu oleh Allah
itu demi membuktikan bahwa penyangkalan kalian itu ada dasarnya
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Halaman 2 dari 5 • 1, 2, 3, 4, 5
Similar topics
» hubungan antara ulama dan umara
» hubungan antara dosa dan bencana
» hubungan antara ismail dengan Muhammad
» Yesus adalah firman, Tuhan & tidak adanya dialog perutusan antara yesus & Bapa Terbantah hanya oleh satu ayat
» misal Yesus itu anak Allah,apa berarti Allah beranak?
» hubungan antara dosa dan bencana
» hubungan antara ismail dengan Muhammad
» Yesus adalah firman, Tuhan & tidak adanya dialog perutusan antara yesus & Bapa Terbantah hanya oleh satu ayat
» misal Yesus itu anak Allah,apa berarti Allah beranak?
Halaman 2 dari 5
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik