Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Halaman 1 dari 6 • Share
Halaman 1 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Amanah dari Opa Abu Hanan:
NB: Diharapkan hanya membuat post yg terkait dengan tema. Available untuk semua member
Selamat Berbincang dan berdiskusi
daripada ngalor ngidul..tolong buka lapak deh buat wak sama sis emil..biar nyaman dan enjoy berbagi dimari.. sf budha..
NB: Diharapkan hanya membuat post yg terkait dengan tema. Available untuk semua member
Selamat Berbincang dan berdiskusi
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
jangan cuman di SF Budha donk Mod, sekalian aja di SF Debat Versus
*sesuai permintaan dan amanah Mbah Abu Hanan yang ingin thread ini menjadi media saling tukar informasi dan saling menjelaskan.
Mod 3
*sesuai permintaan dan amanah Mbah Abu Hanan yang ingin thread ini menjadi media saling tukar informasi dan saling menjelaskan.
Mod 3
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
*sesuai permintaan dan amanah Mbah Abu Hanan yang ingin thread ini menjadi media saling tukar informasi dan saling menjelaskan.
Mod 3
saya kan cuman saran
lagian apa gak nyesel tuh, kalo perkhususannya cuman 2 orang nanti juga jalan debatnya sama aja cuman 2 orang doank kek debatnya PK ama Abu Hanan yg pada akhirnya yg komen cuman bung FD : https://laskarislam.indonesianforum.net/t1506-pembela-kristendebat-tentang-dosa-nabi-nabi-dalam-alkitab
apalagi topiknya mengenai Buddha yang banyak yang kurang tau tentang informasinya selain orang Buddha itu sendiri kek Emiliana.
jadi, saya tetep berkesimpulan kalo trit ini cocoknya di SF Debat Versus
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Ok deh, sy cuman pengen tahu dr sisi pemikirannya Bung Abu...dr bait Udana VIII:3, bs dpt pengertian spt:
msh awam bgt soalnya sy-nya...klo dari penjelasan Buddhis-nya, sy kira lbh byk yg setuju apa yg ada di Udana VIII:3 menunjuk pada Nibbhana. Ada yg mengatakan konsep Ketuhanan Buddha ada di situ, ada yg blg Nibbhana itulah Ketuhanan itu sendiri, yg jelas pembicaraan lbh mendalam mengenai ini krg populer di kalangan Buddhis sendiri jd akhirnya sy pengen denger pendapatnya Bung.
(buat yg Buddhis, sekedar mengingatkan ini bkn yg hrs dicari-cari banget kebenaran mutlaknya, kalau sekedar diskusi it's fine lah ya)
Meski bgt Bung, ini pertanyaan kan sebetulnya msh dalam kerangka Atheism, kalau org baca ttg atheist, psti merujuk pada pakar science, filsuf, dan Buddha sendiri. Apalagi Bung jg menghubung2kannya dengan konsep Ketuhanan...jd ga ngalor ngidul jg sbnrnya...ngalor ngidul tp msh terkerangka. Untuk alasan pembahasan kt nanti bakal sampai gmana sih dr sudut pandang muslim terhadap Buddhisme, nah ini baru tepat sy kira utk thread ini. Ayo ngopi! Hehehe
konsep budha unsur imanen dari Ketuhanan Yang Maha Esa tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha menekankan unsur transenden dari Ketuhanan Yang Maha Esa
msh awam bgt soalnya sy-nya...klo dari penjelasan Buddhis-nya, sy kira lbh byk yg setuju apa yg ada di Udana VIII:3 menunjuk pada Nibbhana. Ada yg mengatakan konsep Ketuhanan Buddha ada di situ, ada yg blg Nibbhana itulah Ketuhanan itu sendiri, yg jelas pembicaraan lbh mendalam mengenai ini krg populer di kalangan Buddhis sendiri jd akhirnya sy pengen denger pendapatnya Bung.
(buat yg Buddhis, sekedar mengingatkan ini bkn yg hrs dicari-cari banget kebenaran mutlaknya, kalau sekedar diskusi it's fine lah ya)
Meski bgt Bung, ini pertanyaan kan sebetulnya msh dalam kerangka Atheism, kalau org baca ttg atheist, psti merujuk pada pakar science, filsuf, dan Buddha sendiri. Apalagi Bung jg menghubung2kannya dengan konsep Ketuhanan...jd ga ngalor ngidul jg sbnrnya...ngalor ngidul tp msh terkerangka. Untuk alasan pembahasan kt nanti bakal sampai gmana sih dr sudut pandang muslim terhadap Buddhisme, nah ini baru tepat sy kira utk thread ini. Ayo ngopi! Hehehe
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Hui Emiliana... curang sekali kau
kemaren di trit OPM yg dihubungin ama Kristen elo ngomongnye kek nyampur aer ama minyak : https://laskarislam.indonesianforum.net/t6207-kristen-tidak-nasionalis-kristen-dukung-opm#74605
tapi elo kok gak ngingetin nih temen2 Non-Muslim dimari yg ngehubung2in masalah PKS ama Islam, gak adil banget tau gak :
https://laskarislam.indonesianforum.net/t6118-fathanah-3-kali-ajak-vita-nikah
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5309-presiden-pks-luthfi-hasan-ishaaq-punya-3-istri-yg-harus-dinafkahi
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5335-luthfi-maharani-masih-tetangga-rumah-mereka-satu-rt
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5984-suap-daging-luthfi-hasan-dijanjikan-rp-40-miliar
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5927-m-hasan-ahmad-anggota-dewan-mencabuli-9-siswi-smp-dan-sma
kemaren di trit OPM yg dihubungin ama Kristen elo ngomongnye kek nyampur aer ama minyak : https://laskarislam.indonesianforum.net/t6207-kristen-tidak-nasionalis-kristen-dukung-opm#74605
tapi elo kok gak ngingetin nih temen2 Non-Muslim dimari yg ngehubung2in masalah PKS ama Islam, gak adil banget tau gak :
https://laskarislam.indonesianforum.net/t6118-fathanah-3-kali-ajak-vita-nikah
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5309-presiden-pks-luthfi-hasan-ishaaq-punya-3-istri-yg-harus-dinafkahi
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5335-luthfi-maharani-masih-tetangga-rumah-mereka-satu-rt
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5984-suap-daging-luthfi-hasan-dijanjikan-rp-40-miliar
https://laskarislam.indonesianforum.net/t5927-m-hasan-ahmad-anggota-dewan-mencabuli-9-siswi-smp-dan-sma
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Thread #1: "Fathanah 3 Kali Ajak Vita Nikah"...dari judulnya ga ada yg aneh, berisi berita. Tapi ada yg komen bawa2 generalisasi islam? Tp dua-duanya nyampur di masalah "sosial" bro, soal "moral". Justru di saat itu org nunggu penjelasan "sosial"/ "moral"/"aturan" yg bener di Islam kek gimana? Sy kan ga qualified utk jwb...
Thread #2: Judul "Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq punya 3 istri yg harus dinafkahi."-->isinya berita/fakta Luthfi Hasan punya 3 istri dan follow-up story kasusnya...apa yg hrs sy komentari?
Thread #3: Judul "Luthfi & Maharani Masih Tetangga - Rumah Mereka SATU RT"-->isinya krg lebih sama ama thread 2, ga ada yg ngambil kesimpulan bahwa semua Muslim itu kyk Luthfi..org cuman mempergunjingkan PKS a.k.a parpol
Thread #4: Judul " Suap Daging, Luthfi Hasan Dijanjikan Rp 40 Miliar" isinya berita/fakta, kata org karena nila setitik rusak susu sebelanga. Siapa suruh pakai lambang2 agama bikin parpol, bikin parpol agamis di satu sisi bs oportunis, di sisi lain amanahnya besar. Sy pernah denger org muslim gerah sendiri ama parpol2 kyk gini. Yang dipergunjingkan dalam thread adlh PARTAI-nya...baca sendri tuh baik2. It's a fact citranya PKS ud bobrok, dan PKS adalah partai, siapa aja tau itu!
Thread #5: "M Hasan Ahmad, Anggota Dewan Mencabuli 9 Siswi SMP dan SMA"...berita juga, cuman bedanya ada yg komen ke agamis...sy tdk merasa bersalah tdk ikutan komentar di sini...
KESIMPULANNYA: judul thread-nya tdk mengancam, tidak spt yg kau buat berikut ini:
Kristen Tidak Nasionalis ! Kristen Dukung OPM !
http://www.laskarislam.com/t6207-kristen-tidak-nasionalis-kristen-dukung-opm?highlight=kristen+OPM
Dr judulnya, ud mw memfitnah semua umat Kristen, memecah belah NKRI, dan sy kebetulan lg online...tergerak hati sy utk ksh komen, krn itu murni pure beda politik ama agama.
Silakan menilai sy ga objektif, krn ga ada yg bs jd objektif seperti halnya malaikat. Dan plg penting sy bkn polisi di sini...
Thread #2: Judul "Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq punya 3 istri yg harus dinafkahi."-->isinya berita/fakta Luthfi Hasan punya 3 istri dan follow-up story kasusnya...apa yg hrs sy komentari?
Thread #3: Judul "Luthfi & Maharani Masih Tetangga - Rumah Mereka SATU RT"-->isinya krg lebih sama ama thread 2, ga ada yg ngambil kesimpulan bahwa semua Muslim itu kyk Luthfi..org cuman mempergunjingkan PKS a.k.a parpol
Thread #4: Judul " Suap Daging, Luthfi Hasan Dijanjikan Rp 40 Miliar" isinya berita/fakta, kata org karena nila setitik rusak susu sebelanga. Siapa suruh pakai lambang2 agama bikin parpol, bikin parpol agamis di satu sisi bs oportunis, di sisi lain amanahnya besar. Sy pernah denger org muslim gerah sendiri ama parpol2 kyk gini. Yang dipergunjingkan dalam thread adlh PARTAI-nya...baca sendri tuh baik2. It's a fact citranya PKS ud bobrok, dan PKS adalah partai, siapa aja tau itu!
Thread #5: "M Hasan Ahmad, Anggota Dewan Mencabuli 9 Siswi SMP dan SMA"...berita juga, cuman bedanya ada yg komen ke agamis...sy tdk merasa bersalah tdk ikutan komentar di sini...
KESIMPULANNYA: judul thread-nya tdk mengancam, tidak spt yg kau buat berikut ini:
Kristen Tidak Nasionalis ! Kristen Dukung OPM !
http://www.laskarislam.com/t6207-kristen-tidak-nasionalis-kristen-dukung-opm?highlight=kristen+OPM
Dr judulnya, ud mw memfitnah semua umat Kristen, memecah belah NKRI, dan sy kebetulan lg online...tergerak hati sy utk ksh komen, krn itu murni pure beda politik ama agama.
Silakan menilai sy ga objektif, krn ga ada yg bs jd objektif seperti halnya malaikat. Dan plg penting sy bkn polisi di sini...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Selanjutnya, post yg tidak ada sama sekali hubungannya dengan topic di thread ini akan langsung saya delete tanpa konfirmasi.
Silahkan berdebat di thread yg sesuai atau membuka thread yang baru!
Mohon di perhatikan!
Silahkan berdebat di thread yg sesuai atau membuka thread yang baru!
Mohon di perhatikan!
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
sependek yang sayah pahami ;konsep budha unsur imanen dari Ketuhanan Yang Maha Esa tidak lenyap sama sekali,
kondisi imanen tak dapat dilepaskan dari adanya KARMA yang akhirnya berimbas ke reinkarnasi..jadi dalam imanen dituntut adanya kesanggupan menjalankan dharma (baca;perintah agama dalam agama samawi)..
bahwa sifat tak terbatas dan kemutlakan sebenarnyah ada dalam diri manusia..hal ini tercermin pernyataan pak SG maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. pak SG mengajarkan dengan NIBHANA maka manusia dapat mencapai tak terbatas dan mutlak..namun ajaran Buddha menekankan unsur transenden dari Ketuhanan Yang Maha Esa
dan dari sini,muncullah kebingungan sayah dalam memahami perjalanan spiritual pak SG..
karena atman (baca ; ruh-roh-jiwa-nyawa-kehendak) yang ada dalam jasad manusia pun tidak mengalami perubahan seperti halnyah perubahan fisik..
dalam keadaan sakit kolera,tentulah ruh/atman tidak tertular..
Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.
[Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101]
ini salah dua dari pak SG dalam memahami derita dan tentu anda tak bisa salahkan sayah karena perbedaan pendapat dengan pak SG..karena banyak orang yang justru bahagia dalam derita..menderita dalam bahagia..
ntar giliran sayah menjelaskan "tuhan perlu dibela"..monggoh kopinyah disambi...
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
moderator 2 wrote:Selanjutnya, post yg tidak ada sama sekali hubungannya dengan topic di thread ini akan langsung saya delete tanpa konfirmasi.
Silahkan berdebat di thread yg sesuai atau membuka thread yang baru!
Mohon di perhatikan!
Ya udah deh kalo itu maunya Momod
@Emiliana, harap kesini untuk mempertanggung jawabkan seluruh pernyataan Anda terkait politik yg dihubung2kan dgn agama: https://laskarislam.indonesianforum.net/t6233-standar-ganda-emiliana-seluruh-netter-non-muslim-dimari
cuman ngasih info aja loh Mod
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
jelaskanlah ttg orang yg "berbahagia dalam menderita" dan mereka yg "menderita dalam bahagia"...berikan contoh jg klo bisa.
Berarti dlm pandangan buddhis, mereka tidak tahu derita yg sebenarnya itu apa, bahagia yg sebenarnya apa...
Apa itu derita dalam Buddhis bisa dilihat, diamati, direnungkan sendiri, dengan catatan :tanpa bias.
Bahwa sakit, tua, dan meninggal itu adalah derita. Dengan demikian semua yg tidak kekal itu derita, dan "keterkondisian" adalah tidak kekal. Termasuk saat kita "senang" sebenarnya kita juga menderita, kt pasti berharap kesenangan ini terus berlanjut, takut kesenangan itu berakhir, gelisah kapan kesenangan itu berakhir...oleh sebab itu "kesenangan" spt ini adalah derita. (Sabbe Sankhara Dukkha)
Inilah pemikiran tentang derita yg realistis, seorang dokter yg mengatakan dengan sejujur2nya penyakit yg diidap seseorang, tdk memberikan harapan kosong.
Emang benar bro, transenden yg Anda maksud bisa saya tangkap. Tapi perlu diingat ajaran Buddha tidak mengakui adanya roh/atma diri sendiri yg kekal, jadi yg mutlak ada di diri setiap individu adalah "benih" Sanghyang Adi Buddhaya (konsep Ketuhanana transenden dlm agama Buddha), "potensi" seseorang mencapai Nibbhana. Bukan atma-nya bro yg abadi...
Secara sederhana sy convert maksud Buddha jd begini: kalau kita dilahirkan cacat/sakit/menderita sebagai akibat kemauan (ciptaan) Tuhan, sungguh jahat Tuhan itu!
Rasanya logis deh ini pernyataan...lalu siapa kalau tidak ada Tuhan, bagaimana menjawab ada yg terlahir cantik, yg lainnya cacat? Yg satu di keluarga ga beradab, yg satu di keluarga yg baik? Nah ajaran Buddha menjawabnya dengan hukum karma. Bahwa seseorang salah melihat hukum karma sebagai maha-dewa karena ketakutannya pada alam atau hukum karma itulah pandangan keliru bagi umat Buddha...
Berarti dlm pandangan buddhis, mereka tidak tahu derita yg sebenarnya itu apa, bahagia yg sebenarnya apa...
Apa itu derita dalam Buddhis bisa dilihat, diamati, direnungkan sendiri, dengan catatan :tanpa bias.
Bahwa sakit, tua, dan meninggal itu adalah derita. Dengan demikian semua yg tidak kekal itu derita, dan "keterkondisian" adalah tidak kekal. Termasuk saat kita "senang" sebenarnya kita juga menderita, kt pasti berharap kesenangan ini terus berlanjut, takut kesenangan itu berakhir, gelisah kapan kesenangan itu berakhir...oleh sebab itu "kesenangan" spt ini adalah derita. (Sabbe Sankhara Dukkha)
Inilah pemikiran tentang derita yg realistis, seorang dokter yg mengatakan dengan sejujur2nya penyakit yg diidap seseorang, tdk memberikan harapan kosong.
Emang benar bro, transenden yg Anda maksud bisa saya tangkap. Tapi perlu diingat ajaran Buddha tidak mengakui adanya roh/atma diri sendiri yg kekal, jadi yg mutlak ada di diri setiap individu adalah "benih" Sanghyang Adi Buddhaya (konsep Ketuhanana transenden dlm agama Buddha), "potensi" seseorang mencapai Nibbhana. Bukan atma-nya bro yg abadi...
Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.
[Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101]
Secara sederhana sy convert maksud Buddha jd begini: kalau kita dilahirkan cacat/sakit/menderita sebagai akibat kemauan (ciptaan) Tuhan, sungguh jahat Tuhan itu!
Rasanya logis deh ini pernyataan...lalu siapa kalau tidak ada Tuhan, bagaimana menjawab ada yg terlahir cantik, yg lainnya cacat? Yg satu di keluarga ga beradab, yg satu di keluarga yg baik? Nah ajaran Buddha menjawabnya dengan hukum karma. Bahwa seseorang salah melihat hukum karma sebagai maha-dewa karena ketakutannya pada alam atau hukum karma itulah pandangan keliru bagi umat Buddha...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
deleted - -posting tidak berhubungan dengan tema thread
Mod 3
Mod 3
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Gelar tiker aah....
@emiliana
Boleh tahu nggak, aliranmu buddha apa?
@emiliana
Boleh tahu nggak, aliranmu buddha apa?
Terakhir diubah oleh EbisuSensei tanggal Tue May 21, 2013 9:56 am, total 1 kali diubah
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
“Rasa sakit” yang manusia alami merupakan alat ukur adanya sesuatu hal yang terjadi dan bisa menjadi langkah awal untuk memperoleh kebahagiaan sebagai ganti penderitaan. Jika tidak ada derita atau rasa sakit, manusia tidak akan mengetahui adanya rasa bahagia.. Rumi bersyair:jelaskanlah ttg orang yg "berbahagia dalam menderita" dan mereka yg "menderita dalam bahagia"...berikan contoh jg klo bisa.
Berarti dlm pandangan buddhis, mereka tidak tahu derita yg sebenarnya itu apa, bahagia yg sebenarnya apa...
Apa itu derita dalam Buddhis bisa dilihat, diamati, direnungkan sendiri, dengan catatan :tanpa bias.
Bahwa sakit, tua, dan meninggal itu adalah derita.
“Sulaiman menjadi bosan atas kerajaan,
tetapi Ayub tidak pernah kenyang dengan penderitaan.”
apa benar, sakit yang kita alami adalah derita?ini tergantung pada kondisi subjek dalam menerima kenyataan..bila dia merasa bahagia dalam penderitaan (dengan alasan apapun) tentu kita tidak dapat memvonis bahwa dia adalah orang yang malang..
apabila bahagia diukur dengan material/fisik/jasad maka “Sulaiman menjadi bosan atas kerajaan” uda mewakili menderita dalam bahagia karena BOSAN adalah satu penderitaan..
sakit-derita-meninggal adalah perihal yang menyangkut jasad/materi/fisik.."sakit" dikenali karena ada sehat,derita dikenal karena ada bahagia,meninggal dikenal karena ada kelahiran..
bila meninggal adalah derita,maka kelahiran berarti BAHAGIA,apakah anda sepakat?
karena kelahiran jika dikatakan berbahagia lalu apa artinya hidup bila akhirnya pasti meninggal?
kita sama mengetahui bahwa pak sidharta gautama adalah manusia yang dilahirkan oleh ibunya maka,ijinkan sayah bertanya,bila kehidupan adalah reinkarnasi kehidupan masa lalu..apakah kelahiran sidharta gautama merupakan hasil dari buruknya kehidupan beliow di masa lalu (entah dalam tubuh manusia yang mana)?
kesenangan manusia dan kesedihan manusia,apakah selalu terkait dengan ke-benda-an?dan sayah serta anda mengetahui bahwa segala sesuatu selama masih bernama BENDA maka akan bersifat sementara..Dengan demikian semua yg tidak kekal itu derita, dan "keterkondisian" adalah tidak kekal. Termasuk saat kita "senang" sebenarnya kita juga menderita, kt pasti berharap kesenangan ini terus berlanjut, takut kesenangan itu berakhir, gelisah kapan kesenangan itu berakhir...oleh sebab itu "kesenangan" spt ini adalah derita. (Sabbe Sankhara Dukkha)
Inilah pemikiran tentang derita yg realistis, seorang dokter yg mengatakan dengan sejujur2nya penyakit yg diidap seseorang, tdk memberikan harapan kosong.
mata dan tangan yang sayah gunakan untuk menghasilkan posting tetap akan aus seiring perjalanan waktu..apakah sayah harus sedih?apakah anda harus sedih?karena keausan akan bisa menghilangkan fungsi mata dan tangan..
untuk mencapai nibbana,apa yang dikamsut dengan potensi?dan yang harus kita sucikan?Tapi perlu diingat ajaran Buddha tidak mengakui adanya roh/atma diri sendiri yg kekal, jadi yg mutlak ada di diri setiap individu adalah "benih" Sanghyang Adi Buddhaya (konsep Ketuhanana transenden dlm agama Buddha), "potensi" seseorang mencapai Nibbhana. Bukan atma-nya bro yg abadi...
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
apa benar, sakit yang kita alami adalah derita?ini tergantung pada
kondisi subjek dalam menerima kenyataan..bila dia merasa bahagia dalam
penderitaan (dengan alasan apapun) tentu kita tidak dapat memvonis bahwa
dia adalah orang yang malang..
Sy akui ini adalah cara pandang yg positif terhadap derita, tp tidak serta merta itu bukan derita...coba tanyakan pada org cacat yg optimistis apakah ia merasa susah dgn kondisinya? Rata2 akan menjwb memang ia merasa susah/tdk sempurna/sakit/dsb tp semuanya itu membuat dy belajar lbh menghargai kehidupan, dunia. Org2 spt ini adalah yg melihat sisi "nyaman" dr penderitaannya, tp kalau org mw sejujur-jujurnya pd diri sendiri, sesungguhnya dy merasa menderita.
apabila bahagia diukur dengan material/fisik/jasad maka “Sulaiman
menjadi bosan atas kerajaan” uda mewakili menderita dalam bahagia karena
BOSAN adalah satu penderitaan..
tepat sekali, ini kan sejalan yg saya uraikan di atas kalau kesenangan pun sebenarnya adalah "dukkha" yg tdk kita sadari. Derita dlm ajaran Buddha, bkn sekadar derita fisik (sakit, tua, dan meninggal adlh fakta yg membuat kt melihat pada kenyataan lain bahwa segala sesuatu yg tidak kekal adalah derita). Secara sederhana, kebahagiaan sempurna di ajaran Buddha adalah ketenangan, bila kita tidak ada kemelekatan lagi. Karena kita melekat pd sesuatu, kt selalu merasa hrs meraihnya sekuat tenaga, menghancurkan yg kt benci, muncullah rasa benci, rasa tamak, dan kebodohan (batin). Dan ini saya kira menjawab pertanyaan Anda berikut:
kesenangan manusia dan kesedihan manusia,apakah selalu terkait dengan
ke-benda-an?dan sayah serta anda mengetahui bahwa segala sesuatu selama
masih bernama BENDA maka akan bersifat sementara..
mata dan tangan
yang sayah gunakan untuk menghasilkan posting tetap akan aus seiring
perjalanan waktu..apakah sayah harus sedih?apakah anda harus
sedih?karena keausan akan bisa menghilangkan fungsi mata dan tangan..
Org yg jujur dan realistis akan menjawab: tentu, saya sedih! Tanyakan pada wanita2 yg membeli cream anti-aging, pd wanita yang ingin memakainya tp tdk mampu, untuk apa? Karena mereka dan mungkin kt semua suka pada masa-masa muda kita, di mana tidak ada keriput dan keseluruhan fungsi faal dan fisiologi tubuh kt berjalan dgn baik. Tanyakan pd orang tua yg lututnya sdh aus, apakah ia tdk rindu dgn masa2 ketika ia bs berjalan scr fleksibel? Org yg menerima proses penuaan adalah mereka yg bijak, tp para bijak pun tak dapat memungkiri apa yg dialaminya adlh derita.
Dan derita dari batin, merasa dicurangi dunia, merasa dipersalahkan, dirampok, dicuri, tidak senang dengan sikap/perkataan org lain, memikirkan sesuatu terlalu rumit, dr yg sederhana saja: hari ini aku akan ke kantor, aku hrs memastikan angkot yg kutumpangi aman, kemudian aku akan naik krl yg pasti super padat, bagaimana ya aku bs menghindarinya spy ktk sampai kantor aku tdk basah kuyup akan keringat? Itu semua kalau kata Buddha adalah derita, batinmu tdk tenang, kamu msh punya "aku" yg hrs dipuaskan terus menerus. Kalau mau dicari akar peperangan yg terjadi di dunia, itu krn org msh kuat egonya, "aku"-nya...
makanya Sang Buddha pernah bersabda siapa yg berkata, "aku telah dihina", "aku telah dirampok", batinnya menjadi tidak tenang. Bukankah dy tdk bisa merelakan yg telah tidak ada dan terus menimbun dendam di dirinya?
Dhammapada 62:
“Anak-anak ini milikku, kekayaan ini milikku,”
demikianlah pikiran orang bodoh.
Apabila dirinya sendiri sebenarnya bukan merupakan miliknya,
bagaimana mungkin anak dan kekayaan itu menjadi miliknya?
bila meninggal adalah derita,maka kelahiran berarti BAHAGIA,apakah anda sepakat?
karena kelahiran jika dikatakan berbahagia lalu apa artinya hidup bila akhirnya pasti meninggal?
kita
sama mengetahui bahwa pak sidharta gautama adalah manusia yang
dilahirkan oleh ibunya maka,ijinkan sayah bertanya,bila kehidupan adalah
reinkarnasi kehidupan masa lalu..apakah kelahiran sidharta gautama
merupakan hasil dari buruknya kehidupan beliow di masa lalu (entah dalam
tubuh manusia yang mana)?
Tidak sepakat, kelahiran adalah derita...hukumnya di ajaran buddha segala sesuatu yg tidak kekal adalah derita. Kelahiran itu tdk kekal, krn akhirnya manusia akan meninggal jg, kelahiran adalah sebab dari kematian...kalaulah akibatnya adalah derita, apakah bisa disebut sebab-nya adalah kebahagiaan? Tidak. Makanya tujuan umat Buddha di seluruh universal adalah tidak terlahir lagi, tidak menjelma, tdk muncul lagi, dan inilah Nibbhana.
Dari sudut pandang saya, tujuan akhirnya berdiri sendiri, berbeda dengan ajaran lain, yg kebanyakan menuju surga. Surga bukanlah tujuan akhir Buddhis, karena Sang Buddha mengungkapkan surga juga tidak kekal, akan ada waktunya kt meninggal di surga. Neraka juga sama, dunia manusia jg sama, hanya saja ketika jadi manusia dengan segala kekurangan kita dibanding makhluk dewa di surga, kt diberkahi potensi plg nyata utk belajar mengendalikan diri, niat, atau nafsu. Kalau seseorg bercita2 masuk surga, ia belum terlepas dr kemelakatan diri, "aku"-nya...takut hidup ini berakhir, oleh karena itu ia hrs merasa nyaman dengan keberadaan dirinya di tempat yg abadi, ia msh haus akan "hidup", untuk merasa "kesenangan"...
Seseorang yg menjadi Buddha tentunya seseorg2 yg telah memupuk karma baik, dan melatih pengendalian diri (Sila) selama beberapa waktu lamanya (dalam kitab disebutkan dalam kurun waktu "kalpa")...alih2 berbuat buruk. Kelahirannya sebagai Siddharta(kelahiran yg terakhir) adalah penyempurnaanNya mencapai keBuddhaan. Istimewanya ini berarti, di ajaran Buddha, siapa saja yg mw bertekad bisa menjadi Buddha, azas equality for all...
Untuk itulah yg mau belajar ajaran Buddha sungguh2, harus paham konsep "Sabbe Dhamma Anatta" setelah "Sabbe Sankhara Anicca" dan "Sabbe Sankhara Dukkha"...Di sini Sang Buddha bahkan ga pakai kata "sankhara" tetapi "dhamma" yg artinya lebih luas, seperti apapun itu sebenarnya tiada "aku". Susah sih ini dipahami, sy sendiri aja masih ga bisa 100% paham, hanya saja sy mencoba. Dan ternyata ada pakar psikoanalisis seperti Jacques Lacan jg meyakini sebenarnya tidak ada yg dpt disebut "aku", ini adlh bentukan The Symbolic yg memudahkan peradaban dan tercipta dalam tahap The Imaginary. Org yg mengalami keruntuhan, jatuh seketika, mendapat pukulan berat dalam hidupnya, barulah akan menyadari The Imaginary, dan penjara imajiner itu hangus. Ia mencicip pengalama the Real yang saya samakan dengan Nibbhana.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@ Bro Ebi....aliran saya adalah Buddhayana, terinspirasi dari kata guru agama saya. Dy melihat ada org Theravada yg anti ke Mahayana, Mahayana ke Theravada, ataupun saling seperti itu ke Vajrayana. Kan kalau kita melihat ajaran Buddha, baik itu di Theravada, Mahayana, atau Vajrayana...semuanya kita hargai. Jadi seperti itu lah bro, di umur saya yg msh muda, sy jg masih menimbang2 ketiga wahana Buddhisme tersebut...Namun ketiganya sendiri seiya sekata, satu suara bulat bahwa Sidharta Gautama adalah Buddha tercerahkan, guru mulia; mengakui 4 Kesunyataan Mulia (dukkha, sebab2 dukkha, terhentinya dukkha, jalan menghentikan dukkha); serta Pencerahan hanya bisa dilakukan diri sendiri. Bahkan aliran Mahayana yang condong menggantungkan penyelamatan duniawi pada Boddhisatva pun, mengakui mencapai Nibbhana hanya bisa dilakukan lwt upaya sendiri. Jadi, utk saat ini sebut saja saya Buddhayana.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@emiliana
Apa pandangan buddhis tentang atman?
Apa pandangan buddhis tentang atman?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emiliana
Menilik contoh sederhana yang sis berikan,sementara sayah simpulkan,bahwa kehidupan adalah penderitaan..bugitukah?
sedangkan perilaku yang ada dalam contoh adalah alamiah bahwa manusia selalu berusaha menempatkan diri dalam situasi aman dan nyaman..dan tentu untuk mencapai situasi itu membutuhkan upaya yang sulmit (sulit dan rumit) atow sedikit rumit..dan ini adalah wajar bila manusia selalu berada dalam kehidupan dan bergabung dengan manusia lain..situasi berbeda jika manusia berada dalam keadaan sendirian..dalam kaitannyah dengan kehidupan ada sesuatu yang kekal meskipun dia berawal (kita amati dalam pandangan islam) yaitu perasaan atow kesadaran (sementara sayah maknai seperti itu agar mudah dipahami bagi yang lain) dan lebih tepatnyah adalah ruh/jiwa..
Karena anda menyatakan bahwa Buddha tidak mengenal atman,maka pernyataan anda menjadi sebab pertanyaan sayah ;
kondisi nibbana (bebas dari segala pikiran yang penuh dengan keserakahan, kesombongan, kemelekatan, kebencian, ketidaktahuan, kekelirutahuan.bahagia,tenang,sejahtera selamanyah) tentulah mempunyai OBJEK yang disucikan..
Karena masih memiliki “aku”,menjadikan manusia dalam kebingungan karena “aku” siapa yang dikamsut?
Dan demikian mereka hidup, terdiri dari batin saja, senantiasa berbahagia, badannya mengeluarkan cahaya, bergerak di angkasa dengan jayanya, dan bertahan begitu sampai masa yang sangat lama sekali. Pada waktu itu bumi hanya terdiri dari massa air semata dan semuanya gelap kelam.
Tidak ada bulan atau matahari, belum ada tata-surya, bintang belum terlihat, belum ada perhitungan waktu bulan, pertengahan-bulan, tahun atau musim, belum ada laki-laki dan wanita, hanya makhluk itu saja yang ada.
Lalu setelah jarak waktu yang sangat lama, buih-buih yang menggiurkan terbentuk diatas permukaan massa air dimana makhluk-makhluk itu berada.
Bentuknya seperti lapisan yang terbentuk diatas susu panas yang mendingin. Warnanya seperti dadih-susu (susu yang mengental) atau mentega, dan rasanya seperti madu murni.
Lalu, beberapa makhluk yang bersifat rakus berkata: "Saya berkata, apa yang seperti ini !, lalu mencoba buih itu dengan jarinya. Ketika ia melakukannya, dia menyukainya, dan keinginan timbul diantara mereka. Jadi mereka mulai berpencar memakannya. Setelah itu, cahaya badannya menghilang; lalu bulan dan matahari, siang dan malam, bulan dan pertengahan bulan, tahun dan musim, terjadi.
(Digha Nikaya III: 85)
Makhluk yang berbahagia ada di paragraph pertama,dan di akhir paragraph ada makhluk yang rakus..sutta diatas,sayah melihat secara pribadi,ada dan berada dalam situasi yang “awal terjadinya alam 3 dimensi”..situasi batin makhluk dikatakan BAHAGIA tetapi ada beberapa yang rakus..dari sini sayah bertanya ; bila rakus adalah sumber derita dan itu berarti rakus adalah penderitaan maka pada “alam yang menjadi awal terjadinya alam 3 dimensi” telah ada derita..bila siklus alam semesta 3 dimensi adalah siklus pasang surut - -baca ; tiada awal dan tiada akhir - - (bukan seperti konsep penciptaan islam) apakah ini (derita dan bahagia) adalah dua pasangan yang kekal?karena ketika manusia mencapai nibbana tetap akan menyisakan derita karena dia akan lahir kembali..dan Buddha tentu akan menolak pendapat sayah karena penerangan sempurna dan nibbana tidak menghasilkan kelahiran baru..dan sayah kembalikan ke konsep alam yang tidak berawal dan tidak berakhir bahwa karena pada awalnya berbahagia telah ada dan dikenal di masa yang “awal terjadinya alam 3 dimensi” maka seharusnyah rakus tidak ada di masa itu..mengingat tubuh batin yang bercahaya mengonsumsi buih berarti ada perbedaan dimensi yaitu buih sebagai representasi dari 3 dimensi dan tubuh batin bercahaya..
jika tidak memberatkan,mohon penjelasan atas mengingat tubuh batin yang bercahaya mengonsumsi buih...
Bila keduanya adalah pasangan kekal maka setiap kelahiran manusia yang dia sendiri tidak menguasai kapan dan dimana dilahirkan merupakan upaya yang sia2 ketika dia berusaha mencapai nibbana..ketundukkan manusia untuk menentukan “timing” kelahiran telah menjelaskan bahwa segala sesuatu HARUS tunduk pada penderitaan..dan teori sayah didukung oleh ;
Asumsi bahwa suatu Tuhan (isvara) adalah penyebab, dan lain sebagainya, bersandar atas kepercayaan salah dalam suatu diri yang kekal;tetapi kepercayaan itu haruslah ditinggalkan, jikalau seseorang sudah dengan jelas mengerti bahwa segala sesuatu adalah tunduk pada penderitaan.
[Vasubhandu, Abhidharmakosa, 5, 8 (vol. IV, p. 19); Sphutartha, p. 445,26.]
Lalu sidharta Gautama dalam kesempatan lain mengatakan;
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.” (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali).
Sayah mencoba menggunakan pola terbalik ;
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk TIDAK mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari tidak ada kondisi awal dan tidak berakhir, maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga telah ada dalam kondisi tidak berawal dan tidak berakhir , karena mereka kini mengalami keadaan yang membahagiakan.”
Nah paragraph bertulis miring,adalah sesuatu yang menjadi benar bila diukur dari pak SG ketika menyalahkan tuhan..apakah anda setuju?
baik pahala maupun pujian orang lain..dan muslim rela/ridlo terhadap apafun ketentuan tuhan yang telah-sedang-akan berlaku bagi dirinyah..semisal muslim ditimpa musibah sakit,secara fisik emang sakit adalah derita karena tidak bisa melakukan banyak hal secara normal tetapi allah melihat situasi hati seorang muslim ketika dilanda sakit..apakah muslim rela atow menyalahkan sesuatu?dan bila muslim bersabar dan selalu optimis bahwa di balik sakit yang dia derita ada sesuatu yang lebih baik dan lebih besar maka dengan sendirinyah apa yang dianggap Buddha adalah derita menjadi bahagia di mata batin muslim..
Bila tuhan harus dibela atow tuhan tidak perlu dibela ini adalah semata merupakan bagian dari UKM (Usaha Kesinambungan Muslim)..muslim yang menjalankan 5 kali sholat sehari semalam dapat dikatakan membela tuhan yang dia sembah..dia memerintahkan hal itu (sholat) untuk didirikan dan panji sholat diberikan kepada nabi,ketika orang menolak sholat (islam) maka dengan sendirinyah dia berada di sisi yang berseberangan dengan yang menerima sholat sebagai perintah..dalam kesempatan lain,allah berfirman (sayah sampaikan dengan basa sayah) ; “jangan hina apa yang disembah orang lain dengan kata2 yang menjijikkan karena mereka akan melakukan apa yang engkau lakukan terhadapku” ketika muslim mematuhi larangan itu maka uda masuk kategori membela tuhan yang dia sembah..
Ketika allah berfirman ; aku sakit,mengafa engkau tak mengunjungiku?
Ketika allah berfirman ; ketika aku fakir (miskin),mengafa engkau tak luangkan hartamu bagiku?
Tentu anda tidak serta merta berpikir bahwa allah benar2 sakit seperti manusia dan miskin seperti orang miskin bukan?tetapi kedua kalimat adalah contoh bahwa allah,dalam beberapa perintahnya,mewajibkan manusia untuk mengunjungi sesame yang sakit,memberi harta pada yang miskin..dan pelanggaran atas perintah tentu menjadi sebab bagi muslim untuk mengembalikan perintah ke jalur juara eh sebenarnyah..upaya ini adalah membela allah..
kembali lagi..jawaban adalah relative bahkan jika anda menuntut subjek untuk jujur pada dirinya sendiri..sayah katakan relative karena kembali lagi ke pemahaman/penghargaan subjek terhadap yang namanyah kehidupan..coba tanyakan pada org cacat yg optimistis apakah ia merasa susah dgn kondisinya?
Trims FYI..Itu semua kalau kata Buddha adalah derita, batinmu tdk tenang, kamu msh punya "aku"..kelahiran adalah derita...hukumnya di ajaran buddha segala sesuatu yg tidak kekal adalah derita
Secara sederhana, kebahagiaan sempurna di ajaran Buddha adalah ketenangan,
Menilik contoh sederhana yang sis berikan,sementara sayah simpulkan,bahwa kehidupan adalah penderitaan..bugitukah?
sedangkan perilaku yang ada dalam contoh adalah alamiah bahwa manusia selalu berusaha menempatkan diri dalam situasi aman dan nyaman..dan tentu untuk mencapai situasi itu membutuhkan upaya yang sulmit (sulit dan rumit) atow sedikit rumit..dan ini adalah wajar bila manusia selalu berada dalam kehidupan dan bergabung dengan manusia lain..situasi berbeda jika manusia berada dalam keadaan sendirian..dalam kaitannyah dengan kehidupan ada sesuatu yang kekal meskipun dia berawal (kita amati dalam pandangan islam) yaitu perasaan atow kesadaran (sementara sayah maknai seperti itu agar mudah dipahami bagi yang lain) dan lebih tepatnyah adalah ruh/jiwa..
Karena anda menyatakan bahwa Buddha tidak mengenal atman,maka pernyataan anda menjadi sebab pertanyaan sayah ;
kondisi nibbana (bebas dari segala pikiran yang penuh dengan keserakahan, kesombongan, kemelekatan, kebencian, ketidaktahuan, kekelirutahuan.bahagia,tenang,sejahtera selamanyah) tentulah mempunyai OBJEK yang disucikan..
Karena masih memiliki “aku”,menjadikan manusia dalam kebingungan karena “aku” siapa yang dikamsut?
Dan demikian mereka hidup, terdiri dari batin saja, senantiasa berbahagia, badannya mengeluarkan cahaya, bergerak di angkasa dengan jayanya, dan bertahan begitu sampai masa yang sangat lama sekali. Pada waktu itu bumi hanya terdiri dari massa air semata dan semuanya gelap kelam.
Tidak ada bulan atau matahari, belum ada tata-surya, bintang belum terlihat, belum ada perhitungan waktu bulan, pertengahan-bulan, tahun atau musim, belum ada laki-laki dan wanita, hanya makhluk itu saja yang ada.
Lalu setelah jarak waktu yang sangat lama, buih-buih yang menggiurkan terbentuk diatas permukaan massa air dimana makhluk-makhluk itu berada.
Bentuknya seperti lapisan yang terbentuk diatas susu panas yang mendingin. Warnanya seperti dadih-susu (susu yang mengental) atau mentega, dan rasanya seperti madu murni.
Lalu, beberapa makhluk yang bersifat rakus berkata: "Saya berkata, apa yang seperti ini !, lalu mencoba buih itu dengan jarinya. Ketika ia melakukannya, dia menyukainya, dan keinginan timbul diantara mereka. Jadi mereka mulai berpencar memakannya. Setelah itu, cahaya badannya menghilang; lalu bulan dan matahari, siang dan malam, bulan dan pertengahan bulan, tahun dan musim, terjadi.
(Digha Nikaya III: 85)
Makhluk yang berbahagia ada di paragraph pertama,dan di akhir paragraph ada makhluk yang rakus..sutta diatas,sayah melihat secara pribadi,ada dan berada dalam situasi yang “awal terjadinya alam 3 dimensi”..situasi batin makhluk dikatakan BAHAGIA tetapi ada beberapa yang rakus..dari sini sayah bertanya ; bila rakus adalah sumber derita dan itu berarti rakus adalah penderitaan maka pada “alam yang menjadi awal terjadinya alam 3 dimensi” telah ada derita..bila siklus alam semesta 3 dimensi adalah siklus pasang surut - -baca ; tiada awal dan tiada akhir - - (bukan seperti konsep penciptaan islam) apakah ini (derita dan bahagia) adalah dua pasangan yang kekal?karena ketika manusia mencapai nibbana tetap akan menyisakan derita karena dia akan lahir kembali..dan Buddha tentu akan menolak pendapat sayah karena penerangan sempurna dan nibbana tidak menghasilkan kelahiran baru..dan sayah kembalikan ke konsep alam yang tidak berawal dan tidak berakhir bahwa karena pada awalnya berbahagia telah ada dan dikenal di masa yang “awal terjadinya alam 3 dimensi” maka seharusnyah rakus tidak ada di masa itu..mengingat tubuh batin yang bercahaya mengonsumsi buih berarti ada perbedaan dimensi yaitu buih sebagai representasi dari 3 dimensi dan tubuh batin bercahaya..
jika tidak memberatkan,mohon penjelasan atas mengingat tubuh batin yang bercahaya mengonsumsi buih...
Bila keduanya adalah pasangan kekal maka setiap kelahiran manusia yang dia sendiri tidak menguasai kapan dan dimana dilahirkan merupakan upaya yang sia2 ketika dia berusaha mencapai nibbana..ketundukkan manusia untuk menentukan “timing” kelahiran telah menjelaskan bahwa segala sesuatu HARUS tunduk pada penderitaan..dan teori sayah didukung oleh ;
Asumsi bahwa suatu Tuhan (isvara) adalah penyebab, dan lain sebagainya, bersandar atas kepercayaan salah dalam suatu diri yang kekal;tetapi kepercayaan itu haruslah ditinggalkan, jikalau seseorang sudah dengan jelas mengerti bahwa segala sesuatu adalah tunduk pada penderitaan.
[Vasubhandu, Abhidharmakosa, 5, 8 (vol. IV, p. 19); Sphutartha, p. 445,26.]
Lalu sidharta Gautama dalam kesempatan lain mengatakan;
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.” (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali).
Sayah mencoba menggunakan pola terbalik ;
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk TIDAK mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari tidak ada kondisi awal dan tidak berakhir, maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga telah ada dalam kondisi tidak berawal dan tidak berakhir , karena mereka kini mengalami keadaan yang membahagiakan.”
Nah paragraph bertulis miring,adalah sesuatu yang menjadi benar bila diukur dari pak SG ketika menyalahkan tuhan..apakah anda setuju?
dan apakah ini berarti sebelum kelahiran sebagai sidharta adalah jiwa (yang saat itu bernama siddharta) telah mengalami berulang kali proses kelahiran?Kelahirannya sebagai Siddharta(kelahiran yg terakhir) adalah penyempurnaanNya mencapai keBuddhaan.
Konsep surga neraka dalam islam (sebagai tujuan,bila dikatakan seperti itu) tidak persis dengan tujuan yang diajarkan islam sendiri..surga neraka adalah hadiah dari suatu perjalanan mencapai batas akhir..islam mengenalkan ridlo allah,dalam sitilah lain akhir pencarian tuhan/mencapai tuhan..kita samah mengetahui bahwa manusia lahir dan memiliki bakat yang berbeda satu sama lain..dan untuk itulah dengan bijak dan adil dituntut agar muslim mampu mengenali di kasta manah dia berada..muslim gokil adalah muslim yang KTP ditulis islam tetapi perilaku sangat jauh dari nafas islam..muslim pedagang adalah suatu istilah yang ditujukan pada muslim yang selalu memperhitungkan dosa pahala (dan berakhir di surga atow neraka) untuk setiap perbuatan yang akan dilakukan..muslim budak adalah muslim yang taati perintah tuhan tanpa menuntut apapun..asal majikan menerima ketaatannyah yah sutra segitu ajah dalam pikiran muslim..dan pencapaian tertinggi yang diharapkan muslim adalah bila allah meridloi/rela/menerima segala tindak tanduknyah dan untuk mencapai hasil “allah rela” maka muslim TIDAK BOLEH menuntut imbal balik dari itu..berbeda dengan ajaran lain, yg kebanyakan menuju surga.
baik pahala maupun pujian orang lain..dan muslim rela/ridlo terhadap apafun ketentuan tuhan yang telah-sedang-akan berlaku bagi dirinyah..semisal muslim ditimpa musibah sakit,secara fisik emang sakit adalah derita karena tidak bisa melakukan banyak hal secara normal tetapi allah melihat situasi hati seorang muslim ketika dilanda sakit..apakah muslim rela atow menyalahkan sesuatu?dan bila muslim bersabar dan selalu optimis bahwa di balik sakit yang dia derita ada sesuatu yang lebih baik dan lebih besar maka dengan sendirinyah apa yang dianggap Buddha adalah derita menjadi bahagia di mata batin muslim..
Bila tuhan harus dibela atow tuhan tidak perlu dibela ini adalah semata merupakan bagian dari UKM (Usaha Kesinambungan Muslim)..muslim yang menjalankan 5 kali sholat sehari semalam dapat dikatakan membela tuhan yang dia sembah..dia memerintahkan hal itu (sholat) untuk didirikan dan panji sholat diberikan kepada nabi,ketika orang menolak sholat (islam) maka dengan sendirinyah dia berada di sisi yang berseberangan dengan yang menerima sholat sebagai perintah..dalam kesempatan lain,allah berfirman (sayah sampaikan dengan basa sayah) ; “jangan hina apa yang disembah orang lain dengan kata2 yang menjijikkan karena mereka akan melakukan apa yang engkau lakukan terhadapku” ketika muslim mematuhi larangan itu maka uda masuk kategori membela tuhan yang dia sembah..
Ketika allah berfirman ; aku sakit,mengafa engkau tak mengunjungiku?
Ketika allah berfirman ; ketika aku fakir (miskin),mengafa engkau tak luangkan hartamu bagiku?
Tentu anda tidak serta merta berpikir bahwa allah benar2 sakit seperti manusia dan miskin seperti orang miskin bukan?tetapi kedua kalimat adalah contoh bahwa allah,dalam beberapa perintahnya,mewajibkan manusia untuk mengunjungi sesame yang sakit,memberi harta pada yang miskin..dan pelanggaran atas perintah tentu menjadi sebab bagi muslim untuk mengembalikan perintah ke jalur juara eh sebenarnyah..upaya ini adalah membela allah..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@bro ebi, kelihatannya sy hrs menjwb pertanyaan bung dgn menjwb pertanyaan bung abu sekaligus...
nah ini nih pertanyaan dahsyat, perlu org yg sangat memahami br bs menjelaskan secara memuaskan..Dan sy memang mengakui, bahwa sekalipun saya yg udah banyak belajar ttg Buddhisme, msh susah memahaminya....tp sy akan coba jwb...
Oklah, kan memang dr awal sdh ada perbedaan pendapat dr Buddhisme dgn agama lain soal derita a.k.a dukkha. Jd kt slg menghargai aja perbedaan pandangan ini.kembali lagi..jawaban adalah relative bahkan jika anda menuntut subjek untuk jujur pada dirinya sendiri..sayah katakan relative karena kembali lagi ke pemahaman/penghargaan subjek terhadap yang namanyah kehidupan..
Ya memang alamiah saat kita masuk dunia "yg kejam", "yg penuh perubahan2", tp adalah pilihan yg kt putuskan sendiri masuk ke dunia itu atau meninggalkannya. Maka yg memilih meninggalkan dunia "keduniawiaan" itu terlihat spt kehidupan bhikkhu-bhikkhuni, mereka menarik diri dunia "alamiah" kt, dan berlatih ajaran Buddha secara murni. Beda dengan umat Buddha perumahtangga, awam, Upsaka, spt saya...Dan apakah sy yg udah mengenal sedikit ajaran Buddha, tp tdk menarik diri spt bhikku dilihat bhikkhu sbg dukkha, ya jelas dukkha jg.sedangkan perilaku yang ada dalam contoh adalah alamiah bahwa manusia selalu berusaha menempatkan diri dalam situasi aman dan nyaman..dan tentu untuk mencapai situasi itu membutuhkan upaya yang sulmit (sulit dan rumit) atow sedikit rumit..dan ini adalah wajar bila manusia selalu berada dalam kehidupan dan bergabung dengan manusia lain..situasi berbeda jika manusia berada dalam keadaan sendirian..
kita amati dalam pandangan islam) yaitu perasaan atow kesadaran (sementara sayah maknai seperti itu agar mudah dipahami bagi yang lain) dan lebih tepatnyah adalah ruh/jiwa..
Karena anda menyatakan bahwa Buddha tidak mengenal atman,maka pernyataan anda menjadi sebab pertanyaan sayah ;
kondisi nibbana (bebas dari segala pikiran yang penuh dengan keserakahan, kesombongan, kemelekatan, kebencian, ketidaktahuan, kekelirutahuan.bahagia,tenang,sejahtera selamanyah) tentulah mempunyai OBJEK yang disucikan..
Karena masih memiliki “aku”,menjadikan manusia dalam kebingungan karena “aku” siapa yang dikamsut?
nah ini nih pertanyaan dahsyat, perlu org yg sangat memahami br bs menjelaskan secara memuaskan..Dan sy memang mengakui, bahwa sekalipun saya yg udah banyak belajar ttg Buddhisme, msh susah memahaminya....tp sy akan coba jwb...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Kt masuk ke doktrin Anatta (tanpa aku/diri/roh/atma)
Sumber http://seberkassinardharma.blogspot.com/2011/03/tilakkhana-dan-sunyata.html...
(maaf akhirnya copas, karena emang sgt susah sekali menjelaskan Anatta ini, tapi udah sy baca dan ini sesuai dgn apa yg sy pelajari)
Bagaimanakah dapat meyakini bahwa tidak ada diri atau atta pada tubuh dan pikiran? Buddha menerapkan analisis berikut terhadap tubuh dan pikiran untuk menunjukkan bahwa diri tidak dapat ditemukan dimanapun juga, baik pada tubuh maupun pada pikiran. Tubuh bukanlah diri. Karena jika tubuh adalah diri, maka diri itu adalah tidak permanen, akan menjadi subyek dari perubahan, pelapukan, kerusakan, dan kematian. Jadi tubuh bukanlah diri. Diri tidak memiliki tubuh, (tambahan saya:) seperti analogi lampu yg tdk memiliki/menguasai arus listrik yg mengalirinya, arus listrik pun tdk menguasai lampu yg dialirinya. Tubuh jatuh sakit, lelah, dan tua di luar kehendak. Tubuh memiliki bentuk yang sering tidak sesuai dengan keinginan. Jadi dengan cara apapun juga tidak dapat dikatakan bahwa diri memiliki tubuh. Diri tidak berada di dalam tubuh. Jika meneliti seluruh tubuh, mulai dari puncak kepala hingga ujung ibu jari kaki, tidak akan bisa menemukan tempat diri itu berada. Diri tidak dapat ditemukan dimanapun juga di dalam tubuh.
Demikian pula, pikiran (mind) bukanlah diri, pikiran merupakan subyek dari perubahan yang terus menerus. Pikiran berbahagia pada suatu saat dan tidak berbahagia pada saat lainnya. Jadi pikiran tidak bisa merupakan diri karena pikiran senantiasa berubah. Diri tidak memiliki pikiran karena pikiran menjadi gembira atau sedih di luar keinginan. Walaupun tahu bahwa beberapa pemikiran tertentu adalah bermanfaat dan pemikiran tertentu lainnya tidak bermanfaat, pikiran mengejar pemikiran yang tidak bermanfaat dan mengabaikan pemikiran yang bermanfaat. Jadi diri tidak memiliki pikiran karena pikiran bertindak bebas/tidak tergantung pada diri. Diri tidak berada dalam pikiran. Tak peduli bagaimana pun telitinya meneliti si pikiran, tak peduli bagaimanapun telitinya meneliti pemikiran, pemikiran, perasaan, ide-ide, tidak akan bisa menemukan diri. Kesimpulannya tetap bahwa diri hanyalah nama yang diberikan bagi sekumpulan faktor-faktor (pancakhanda).
Dunia selalu berubah, satu hal hilang, menyediakan kondisi bagi munculnya hal lainnya. Tidak ada inti yang tidak berubah. Tidak ada yang dapat disebut diri (atta) yang permanen. Semua pasti setuju bahwa baik materi, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk mental maupun kesadaran tidak ada yang dapat disebut sebagai diri. Tetapi jika kelima agregat mental dan fisik ini, yang masing-masing saling berhubungan, bekerja sama dalam kombinasi seperti mesin fisio-psikologis, memperoleh ide tentang aku; tetapi ini adalah ide yang salah. Kelima agregat ini, yang secara populer disebut sebagai makhluk atau aku, adalah dukkha (sankhara dukkha, sesuatu yg terkondisi/saling bergantungan adalah dukkha). Tidak ada makhluk atau aku lainnya yang berdiri di belakang kelima agregat ini yang mengalami dukkha.
(catatan: Lima agregat adalah yg dibold di bwh)
Sekarang timbul pertanyaan klasik: “Jika badan, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk mental dan kesadaran adalah tanpa diri, terhadap diri yang mana perbuatan yang dikerjakan oleh diri akan berpengaruh?” salah seorang siswa Buddha, yaitu Sati, bersikukuh bahwa kesadaranlah yang berpindah-pindah, dan kesadaranlah yang merasakan dan mengalami akibat-akibat dari perbuatan baik dan buruk. Buddha menjelaskan bahwa kesadaran dinamai sesuai dengan kondisi yang menyebabkan kesadaran itu muncul. Dari mata dan bentuk-bentuk fisik yang terlihat muncullah kesadaran visual, dari telinga dan suara-suara timbullah kesadaran pendengaran, dari pikiran dan obyek-obyek pikiran (ide-ide dan pemikiran-pemikiran) timbullah kesadaran mental dan seterusnya.
Jadi kesadaran hanya muncul selama kondisi indera dan obyek-obyek yang berhubungan dengan indera tersebut hadir. Kesadaran akan berhenti jika kondisi tersebut tidak ada lagi atau berubah; tetapi kesadaran tidak bisa berpindah dari kesadaran visual ke telingan menjadi kesadaran pendengaran, dan sebagainya.
Jadi jelaslah bahwa keberadaan kesadaran ditentukan oleh kondisi dari keberadaan indera berikut dengan obyek-obyeknya; jadi kesadaranpun juga senantiasa berubah-ubah, tidak permanen. Jadi tidak dapat dikatakan bahwa kesadaran adalah diri yang kekal.
1.. Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.
2. Viññana = Kesadaran.
3. Sañña = Pencerapan.
4. Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental
5. Vedanä = Perasaan.
Oleh karena ada kontak dengan bdn jasmani, indra kt menjadi sadar...yaitu kesadaran mata, telinga, dsb...Kemudian informasi itu dicerap/diproses, dan lalu dikotakkan pada "hal yg disukai", "hal yg tdk disukai" atau "netral". Pada "hal yang disukai" akan timbul perasaan menginginkannya, atau tidak menginginkannya. Nah kelima inilah kondisi-kondisi slg bergantung yg secara populer, dimaksud "aku". menurut ajaran Buddhisme, tidak ada "aku" yg tunggal spt roh, inti diri yg dikenal dari ajaran lain. Oleh karena terlihat ke-5 agregat itu saling bergantungan, tdk ada subjek ke-6 yg mengendalikannya di belakang ke-5 faktor itu, jg Pancakhanda ini tidak kekal.
Sama seperti sebuah pergerakan roda, bisakah kt mengatakan pergerakan roda itu adalah penggerak roda? Atau sebuah senter, apa yg disebut "inti senter" yg membuat senter itu bisa mengeluarkan cahaya? Semua komponenlah yg membuat senter tsb dapat mengeluarkan cahaya. >>>paragraf ini tulisan saya
Sumber http://seberkassinardharma.blogspot.com/2011/03/tilakkhana-dan-sunyata.html...
(maaf akhirnya copas, karena emang sgt susah sekali menjelaskan Anatta ini, tapi udah sy baca dan ini sesuai dgn apa yg sy pelajari)
Bagaimanakah dapat meyakini bahwa tidak ada diri atau atta pada tubuh dan pikiran? Buddha menerapkan analisis berikut terhadap tubuh dan pikiran untuk menunjukkan bahwa diri tidak dapat ditemukan dimanapun juga, baik pada tubuh maupun pada pikiran. Tubuh bukanlah diri. Karena jika tubuh adalah diri, maka diri itu adalah tidak permanen, akan menjadi subyek dari perubahan, pelapukan, kerusakan, dan kematian. Jadi tubuh bukanlah diri. Diri tidak memiliki tubuh, (tambahan saya:) seperti analogi lampu yg tdk memiliki/menguasai arus listrik yg mengalirinya, arus listrik pun tdk menguasai lampu yg dialirinya. Tubuh jatuh sakit, lelah, dan tua di luar kehendak. Tubuh memiliki bentuk yang sering tidak sesuai dengan keinginan. Jadi dengan cara apapun juga tidak dapat dikatakan bahwa diri memiliki tubuh. Diri tidak berada di dalam tubuh. Jika meneliti seluruh tubuh, mulai dari puncak kepala hingga ujung ibu jari kaki, tidak akan bisa menemukan tempat diri itu berada. Diri tidak dapat ditemukan dimanapun juga di dalam tubuh.
Demikian pula, pikiran (mind) bukanlah diri, pikiran merupakan subyek dari perubahan yang terus menerus. Pikiran berbahagia pada suatu saat dan tidak berbahagia pada saat lainnya. Jadi pikiran tidak bisa merupakan diri karena pikiran senantiasa berubah. Diri tidak memiliki pikiran karena pikiran menjadi gembira atau sedih di luar keinginan. Walaupun tahu bahwa beberapa pemikiran tertentu adalah bermanfaat dan pemikiran tertentu lainnya tidak bermanfaat, pikiran mengejar pemikiran yang tidak bermanfaat dan mengabaikan pemikiran yang bermanfaat. Jadi diri tidak memiliki pikiran karena pikiran bertindak bebas/tidak tergantung pada diri. Diri tidak berada dalam pikiran. Tak peduli bagaimana pun telitinya meneliti si pikiran, tak peduli bagaimanapun telitinya meneliti pemikiran, pemikiran, perasaan, ide-ide, tidak akan bisa menemukan diri. Kesimpulannya tetap bahwa diri hanyalah nama yang diberikan bagi sekumpulan faktor-faktor (pancakhanda).
Dunia selalu berubah, satu hal hilang, menyediakan kondisi bagi munculnya hal lainnya. Tidak ada inti yang tidak berubah. Tidak ada yang dapat disebut diri (atta) yang permanen. Semua pasti setuju bahwa baik materi, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk mental maupun kesadaran tidak ada yang dapat disebut sebagai diri. Tetapi jika kelima agregat mental dan fisik ini, yang masing-masing saling berhubungan, bekerja sama dalam kombinasi seperti mesin fisio-psikologis, memperoleh ide tentang aku; tetapi ini adalah ide yang salah. Kelima agregat ini, yang secara populer disebut sebagai makhluk atau aku, adalah dukkha (sankhara dukkha, sesuatu yg terkondisi/saling bergantungan adalah dukkha). Tidak ada makhluk atau aku lainnya yang berdiri di belakang kelima agregat ini yang mengalami dukkha.
(catatan: Lima agregat adalah yg dibold di bwh)
Sekarang timbul pertanyaan klasik: “Jika badan, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk mental dan kesadaran adalah tanpa diri, terhadap diri yang mana perbuatan yang dikerjakan oleh diri akan berpengaruh?” salah seorang siswa Buddha, yaitu Sati, bersikukuh bahwa kesadaranlah yang berpindah-pindah, dan kesadaranlah yang merasakan dan mengalami akibat-akibat dari perbuatan baik dan buruk. Buddha menjelaskan bahwa kesadaran dinamai sesuai dengan kondisi yang menyebabkan kesadaran itu muncul. Dari mata dan bentuk-bentuk fisik yang terlihat muncullah kesadaran visual, dari telinga dan suara-suara timbullah kesadaran pendengaran, dari pikiran dan obyek-obyek pikiran (ide-ide dan pemikiran-pemikiran) timbullah kesadaran mental dan seterusnya.
Jadi kesadaran hanya muncul selama kondisi indera dan obyek-obyek yang berhubungan dengan indera tersebut hadir. Kesadaran akan berhenti jika kondisi tersebut tidak ada lagi atau berubah; tetapi kesadaran tidak bisa berpindah dari kesadaran visual ke telingan menjadi kesadaran pendengaran, dan sebagainya.
Jadi jelaslah bahwa keberadaan kesadaran ditentukan oleh kondisi dari keberadaan indera berikut dengan obyek-obyeknya; jadi kesadaranpun juga senantiasa berubah-ubah, tidak permanen. Jadi tidak dapat dikatakan bahwa kesadaran adalah diri yang kekal.
1.. Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.
2. Viññana = Kesadaran.
3. Sañña = Pencerapan.
4. Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental
5. Vedanä = Perasaan.
Oleh karena ada kontak dengan bdn jasmani, indra kt menjadi sadar...yaitu kesadaran mata, telinga, dsb...Kemudian informasi itu dicerap/diproses, dan lalu dikotakkan pada "hal yg disukai", "hal yg tdk disukai" atau "netral". Pada "hal yang disukai" akan timbul perasaan menginginkannya, atau tidak menginginkannya. Nah kelima inilah kondisi-kondisi slg bergantung yg secara populer, dimaksud "aku". menurut ajaran Buddhisme, tidak ada "aku" yg tunggal spt roh, inti diri yg dikenal dari ajaran lain. Oleh karena terlihat ke-5 agregat itu saling bergantungan, tdk ada subjek ke-6 yg mengendalikannya di belakang ke-5 faktor itu, jg Pancakhanda ini tidak kekal.
Sama seperti sebuah pergerakan roda, bisakah kt mengatakan pergerakan roda itu adalah penggerak roda? Atau sebuah senter, apa yg disebut "inti senter" yg membuat senter itu bisa mengeluarkan cahaya? Semua komponenlah yg membuat senter tsb dapat mengeluarkan cahaya. >>>paragraf ini tulisan saya
Terakhir diubah oleh Emiliana tanggal Wed May 22, 2013 10:01 pm, total 1 kali diubah
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
pertanyaan sayah ;
kondisi nibbana (bebas dari segala pikiran yang penuh dengan keserakahan, kesombongan, kemelekatan, kebencian, ketidaktahuan, kekelirutahuan.bahagia,tenang,sejahtera selamanyah) tentulah mempunyai OBJEK yang disucikan..
Karena masih memiliki “aku”,menjadikan manusia dalam kebingungan karena “aku” siapa yang dikamsut?
Siapa yg mencapai Nibbhana? Buddha>>>subjek, manusia>>>subjek, aku>>>subjek, seseorang>>>subjek...kalau kt tdk mengatakan "dia", atau "aku" memang akan muncul kebingungan yang hebat, dan untuk itulah kosakata ini diperlukan utk menjelaskan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Tapi coba sy jelaskan dengan pemikiran Jacques Lacan, kursi=xxxxxxxx (di kamus, di pergaulan) tp bisakah xxxxxxxx menjelaskan kursi secara 100% tepat? Tidak, ia hanya menyetop ketergelinciiran, supaya ada kursi itu terjelaskan "dalam sementara waktu". Demikian jg Buddhis juga bilang, "aku", "kamu", "dia" di kehidupan sehari2...tp pengertian aku di Buddhisme tidak sama dengan pengertian "aku adalah diri/roh dlm tubuh ini, yg kekal tak berubah terpengaruh faktor eksternal (kira2 spt ini)", sesungguhnya lebih tepat menyebut diri adalah 5 faktor agregat yg slg menyebabkan. Kok disebut diri padahal di atas udah dibilang ini doktrin tanpa diri? Iya baiklah, karena diri definisi populernya berbeda spt 5 agregat itu, maka 5 agregat ini disebut arus kesadaran (kalau ada Buddhis yg melihat dan merasa pernyataan ini salah, monggo pencerahaannya). Dalam hemat saya, utk menyatakan siapa yg menerima karma baik dan buruk, siapa yg mencapai Nibbhana kalau demikian? Adalah rantai sebab-musabab, dari 5 agregat itu, tindakannnya, buah tindakan, sampai ke 5 agregat lagi (tiada putus-putusnya, makanya org yg belum mencapai Nibbhana, dikatakan terjerat rantai samsara)...yg mencapai Nibbhana adalah yg pupus sudah rantai samsara-nya...Mau sebut dia sebagai satu-kesatuan yang disebut si penjalan kehidupan, si aku, terserah karena kalau tdk mengatakan xxxxxxxxx+aaaaa+ccccccc sebagai kursi, kt bakal bingung sendiri...Akan tetapi dalam Buddhisme, pemakaian kata "arus kesadaran" lebih disukai...
:)
Dan ini sekaligus menjawab:
apakah ini berarti sebelum kelahiran sebagai sidharta adalah jiwa (yang saat itu bernama siddharta) telah mengalami berulang kali proses kelahiran?
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Salam sodara2 semua, lama lama kok jadi asik nih obrolan, numpang gelar tikar ya, masi sibuk bikin lapak baru ^^
Gravelord- SERSAN DUA
-
Age : 40
Posts : 95
Location : Sungai Guntung
Join date : 24.12.11
Reputation : 6
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Salam damai sejahtera buat umat Buddha.
Revolt- LETNAN DUA
-
Posts : 946
Kepercayaan : Protestan
Location : Di depan komputer
Join date : 31.01.13
Reputation : 4
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Kalimat ini bukan menyalahkan Tuhan, malah menurut saya, kita diajak bernalar, kalau ada maha-dewa (tuhan personifikasi, yg ber-diri), mengapa ada masih ada derita yg diperbuatkannya pd kt?, bernalar bahwa maha-dewa spt itu gak ada lho...bukan "menyalahkan". Orang yg berpikir klo ini menyalahkan, psti merasa yg dianggapnya benar difalsifikasi ama Buddha, lalu apa yg dianggapnya benar? Org spt ini menganggap benar: ada maha-dewa spt itu, berarti dia memiliki pandangan yang keliru, lagi2 ini dalam Buddhisme.“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.” (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali).
Jadi kalau yg di Buddhisme itu dibilang keliru, tp di agama lain bilang itu tdk keliru...ya itulah berarti perbedaan ajarannya. Kalau sama, mengapa ada berbagai jenis agama dan ajaran?
Ok, pertama-pertama kenapa Sang Buddha mengeluarkan sabda spt itu dalam Majhima Nikaya? Asumsinya ada org yang berkeyakinan seperti ini:
a) Kalau manusia bahagia adalah sebab dari Tuhan, maka sungguh baik Tuhan itu karena pertapa itu sekarang merasa bahagia.
Dan Buddha bertanya dengan logika yang sama, seperti ini:
b) Kalau manusia menderita adalah sebab dari Tuhan, maka sungguh jahat Tuhan itu karena pertapa itu sekarang menderita.
Berarti orang yang menyetujui a, seharusnya menyujui b...Di sini kan berarti ada kontradiksi yang ditangkap Buddha...Perbandingan a:b adalah selevel, karena negasi hanya dilakukan 1x pd setiap premis (yang digarisbawahi)...
Contoh: Kalau hari panas, maka X pakai pakaian tipis
Kalau hari dingin, maka X tidak pakai pakaian tipis (X pakai pakaian tebal)
Sedangkan yg dibikin Bung Hanan berikut ini:
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk TIDAK mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari tidak ada kondisi awal dan tidak berakhir, maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga telah ada dalam kondisi tidak berawal dan tidak berakhir , karena mereka kini mengalami keadaan yang membahagiakan.”
terjadi negasi 2x, dengan mengatakan "tidak ada kondisi awal dan tidak berakhir" sebagai tandingan dari "konsep Tuhan personified"...
Bahkan sebetulnya kalau diteliti lebih lanjut, kalimat yg dbikin Bung Hanan, premis pertamanya menyatakan sebab atau hasil dari yg "tiada kondisi awal dan tidak berakhir", pdhal yg di Majima Nikaya jelas yg dibilang adalah derita adalah hasil dari ciptaan X. Dan kalau yg dimaksud "tiada kondisi awal dan tidak berakhir" itu Nibbhana, yg valid ialah menyatakan perasaan tenang menyebabkan/sebab dari Nibbhana, soalnya Nibbhana itu sdh tdk menghasilkan lagi.
Contoh: Kalau hari panas, maka X pakai pakaian tipis
Logika Bung Hanan: 1) Kalau air dingin, maka X pakai pakaian tebal (karena membandingkan Tuhan dengan Nibbhana= 2 subjek yg berbeda)
2) Kalau air yg disebabkan panas dingin, maka X pakai pakaian tebal (karena terjadi salah perbandingan sebab/akibat, artinya jadi membicarakan 'uap air' beda dgn kalimat asli yg berbicara ttg 'cuaca')
apabila dilakukan penyempurnaan, akan menjadi seperti berikut:
Kalau manusia merasa tenang adalah sebab dari Nibbhana, maka pertapa itu sedang mencicipi Nibbhana karena ia sekarang merasa tenang.
Pernyataan tersebut menjadi benar! Tp perlu diperhatikan negasi yg dilakukan 2x( dengan mengganti Tuhan menjadi Nibbhana), membuat kalimat tsb tidak melibatkan subjek pembicaraan yg sama dengan a dan b. Maka kalimat yang dibuat Bung Hanan tdk bs dijadikan logika tandingan (pembalikan) bagi sabda Sang Buddha dr Majima Nikaya, tidak ada kontradiksi spt yg diperlihatkan a dan b
Terakhir diubah oleh Emiliana tanggal Thu May 23, 2013 4:33 pm, total 2 kali diubah
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
dan bila muslim bersabar dan selalu optimis bahwa di balik sakit yang dia derita ada sesuatu yang lebih baik dan lebih besar maka dengan sendirinyah apa yang dianggap Buddha adalah derita menjadi bahagia di mata batin muslim..
Ok-lah klo begitu pandangannya di muslim...FYI, Buddha memvonis penyakit adalah penyakit, dengan harapan penyakit itu bs disembuhkan. Jadi bukan berarti umat Buddhis melihat segala sesuatu derita "tragis", kesannya suram bgt. Mereka yg bijak adalah mencari sisi nyaman dalam "derita", misal: menerima proses penuaan, tp tetap tdk menampik apa yg dialaminya itu "derita". Dan sy hargai klo misal dibilang cara pandang yg positif itu adalah berbahagia bagi muslim...
Mengenai Tuhan perlu dibela, dalam pemikiran islam yg Bung sampaikan juga udah sy baca dan sy hargai...dan tdk perlu dikomentari. Kopi udah diseruput....*srrrpp
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@emiliana
Maaf kalau saya tanya lagi, tapi saya benar2 lupa..............
Kalau boleh tahu, aliran anda aliran Buddha apa ya?
Sekali lagi maaf kalau saya lupa ya..............
Maaf kalau saya tanya lagi, tapi saya benar2 lupa..............
Kalau boleh tahu, aliran anda aliran Buddha apa ya?
Sekali lagi maaf kalau saya lupa ya..............
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Halaman 1 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Similar topics
» SIDHARTA GAUTAMA versus YESUS KRISTUS
» Abu Hanan dan Semua yang Bisa Berbahasa Arab. Manuskrip Coranica.
» abu hanan vs duren tentang tauhid islam vs tauhid yahudi
» Iman beri keberanian untuk ambil resiko besar - Ps. Indri Gautama
» lagu kerukunan agama [untuk semua agama-agama di Indonesia dan biarlah juga untuk dunia]
» Abu Hanan dan Semua yang Bisa Berbahasa Arab. Manuskrip Coranica.
» abu hanan vs duren tentang tauhid islam vs tauhid yahudi
» Iman beri keberanian untuk ambil resiko besar - Ps. Indri Gautama
» lagu kerukunan agama [untuk semua agama-agama di Indonesia dan biarlah juga untuk dunia]
Halaman 1 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik