Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Halaman 4 dari 6 • Share
Halaman 4 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
First topic message reminder :
Amanah dari Opa Abu Hanan:
NB: Diharapkan hanya membuat post yg terkait dengan tema. Available untuk semua member
Selamat Berbincang dan berdiskusi
Amanah dari Opa Abu Hanan:
daripada ngalor ngidul..tolong buka lapak deh buat wak sama sis emil..biar nyaman dan enjoy berbagi dimari.. sf budha..
NB: Diharapkan hanya membuat post yg terkait dengan tema. Available untuk semua member
Selamat Berbincang dan berdiskusi
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emil
bila kematian tidak diketahui "kapan"..apakah kelahiran kembali/tumimbal juga tidak dapat diketaui "kapan"?
dan bugimanah suatu karma diukur/ditimbang seperti neraca atow ada faktor lain yang bisa jadi penentu?dalam hal ini,islam memberi istilah ikhlas..
bila kematian tidak diketahui "kapan"..apakah kelahiran kembali/tumimbal juga tidak dapat diketaui "kapan"?
dan bugimanah suatu karma diukur/ditimbang seperti neraca atow ada faktor lain yang bisa jadi penentu?dalam hal ini,islam memberi istilah ikhlas..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Betul, kt tdk tahu kematian kpn akan menjemput, tp kematian itu PASTI
Betul, kt tdk tahu kpn kt tumimbal lahir, tp tumimbal lahir itu PASTI pd makhluk yg belum tercerahkan, dan terjadi saat itu jg saat yg bersangkutan meninggal (nyala api dr lilin ke-1 tlh berpindah pd lilin ke-2)
Pd kalimat pertama di atas, bisa dibuktikan. Pd kalimat yg kedua, blm ada bukti saintifik, tp Buddha memang bkn masuk kategori "sains" melainkan keyakinan yg berprinsip Ehipassiko. Bukti minornya adlh kemampuan beberapa org utk melihat masa silam, dr kehidupan sebelumnya.
Buddha berkata: ingin melihat masa lalu, lihatlah masa kini. Ingin mengubah masa mendatang, ubahlah masa kini. Nampak ya penentu nasib baik-buruk seseorang sepenuhnya ada di tangan diri sendiri, tdk ada campur-tangan kuasa magis. Sy tdk bs menjawab bagaimana "mesin" hukum-karma bekerja scr detail, yg bisa sy jwb adalah mekanisme umumnya. Dengan mengetahui mekanisme tsb, besar sekali manfaat yg didapat, bahwa penentu nasib adlh diri kita sendiri, kt dpt "memanfaatkan" hukum karma untuk memperoleh yg baik di dunia ini, kita jg dilindungi hukum karma ini. Sebaliknya, hukum karma siap membuahkan derita/yg tdk baik bagi yg berbuat buruk.
Tidak ada yg dpt menjelaskan lbh baik mengenai pengukuran karma itu apakah baik/buruk, selain PENGALAMAN. Biasanya stlh menerima akibat/hasil, kt baru sadar ooo..ini karma baik dr perbuatan sy xxxxx. Contoh wah banyak sekali org yg senang berteman dgn saya, ini karena sy adlh org yg personality-nya hangat, selalu sopan, dan mau mendengarkan org lain. Hasil yg diterimanya baik, inilah buah karma baik. Dan dari yg baik2 itu semua, ada yg belum kita alami sebelumnya, utk itu Buddha rangkumkan apa yg termasuk perbuatan baik itu, dlm Jalan Mulia Berunsur Delapan. Apa yg harus dihindari, ada di Pancasila Buddhis. Dgn kata lain, kt tdk perlu menjadi org jahat utk merasakan o, klo jadi jahat akibatnya sungguh mengerikan. Bisa juga dengan PENGALAMAN org lain, kita melihat gagasan itu.
Monggo dijelasin bagaimana hubungan 'karma' dengan 'ikhlas' di Islam...
Betul, kt tdk tahu kpn kt tumimbal lahir, tp tumimbal lahir itu PASTI pd makhluk yg belum tercerahkan, dan terjadi saat itu jg saat yg bersangkutan meninggal (nyala api dr lilin ke-1 tlh berpindah pd lilin ke-2)
Pd kalimat pertama di atas, bisa dibuktikan. Pd kalimat yg kedua, blm ada bukti saintifik, tp Buddha memang bkn masuk kategori "sains" melainkan keyakinan yg berprinsip Ehipassiko. Bukti minornya adlh kemampuan beberapa org utk melihat masa silam, dr kehidupan sebelumnya.
bugimanah suatu karma diukur/ditimbang seperti neraca atow ada faktor lain yang bisa jadi penentu?dalam hal ini,islam memberi istilah ikhlas..
Buddha berkata: ingin melihat masa lalu, lihatlah masa kini. Ingin mengubah masa mendatang, ubahlah masa kini. Nampak ya penentu nasib baik-buruk seseorang sepenuhnya ada di tangan diri sendiri, tdk ada campur-tangan kuasa magis. Sy tdk bs menjawab bagaimana "mesin" hukum-karma bekerja scr detail, yg bisa sy jwb adalah mekanisme umumnya. Dengan mengetahui mekanisme tsb, besar sekali manfaat yg didapat, bahwa penentu nasib adlh diri kita sendiri, kt dpt "memanfaatkan" hukum karma untuk memperoleh yg baik di dunia ini, kita jg dilindungi hukum karma ini. Sebaliknya, hukum karma siap membuahkan derita/yg tdk baik bagi yg berbuat buruk.
Tidak ada yg dpt menjelaskan lbh baik mengenai pengukuran karma itu apakah baik/buruk, selain PENGALAMAN. Biasanya stlh menerima akibat/hasil, kt baru sadar ooo..ini karma baik dr perbuatan sy xxxxx. Contoh wah banyak sekali org yg senang berteman dgn saya, ini karena sy adlh org yg personality-nya hangat, selalu sopan, dan mau mendengarkan org lain. Hasil yg diterimanya baik, inilah buah karma baik. Dan dari yg baik2 itu semua, ada yg belum kita alami sebelumnya, utk itu Buddha rangkumkan apa yg termasuk perbuatan baik itu, dlm Jalan Mulia Berunsur Delapan. Apa yg harus dihindari, ada di Pancasila Buddhis. Dgn kata lain, kt tdk perlu menjadi org jahat utk merasakan o, klo jadi jahat akibatnya sungguh mengerikan. Bisa juga dengan PENGALAMAN org lain, kita melihat gagasan itu.
Monggo dijelasin bagaimana hubungan 'karma' dengan 'ikhlas' di Islam...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Kang Asep wrote:ada istilah yang sepadan dengan hukum karma dalam islam, yaitu An Niqom. diucapkan oleh Nabi Khidir dalam doanya, "Allahugfirlii Dzunubii allatii tunzilun niqom". para penerjemah, menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan "ya Allah, ampubilah dosa-dosaku yang menjadi sebab turunnya karma!"
Bukankah segala sebab di ajaran Anda itu adalah Allah? Sy pakai jawaban sodara seDhamma saya aja deh biar jelas (Gravelord):
Karena sudah jelas, bahwa tuhan Islam adalah maha kuasa, jadi hukum karma ga bisa dipakai untuk dirinya, jadi bagaimana manusia bisa berbuat dan dihukum melalui Hukum Karma, kalau semua itu adalah kuasa tuhan!! Dilemma toh.
"dihukum melalui karma maksudnya ialah barang siapa menabur benih kejahatan, ia pula yg menuai buah kejahatan"...ekivalen dgn doa org di atas yg takut akan akibat dosa-dosanya...Ga bole rakus dong, milih 2 pemahaman...ujung2nya mah kontradiksi. Intinya klo Tuhan adalah penentu/pencipta segala-galanya, persoalan karma ga boleh ada di situ. Dgn demikian, idea bahwa pemikiran karma di kehidupan sehari2 adlh kutipan dr ajaran Hindu dan Buddha, menjadi benar. Begitu pun di ajaran Buddha, yg memilih pemahaman hukum karma, konsisten dgn penolakan kuasa pihak lain atas diri kita.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emil
semua hal yang terkait islam?harap sabar memegang nomor antrian..felan tapi sure deh..sedikit gambar tentang ikhlas ; dilarang berpikir tentang anggapan orang pada dirinyah ketika dia berbuat baik..sayah kutip post anda
banyak sekali org yg senang
berteman dgn saya, ini karena sy adlh org yg personality-nya hangat, selalu sopan, dan mau mendengarkan org lain.
dan pikiran/perasaan yang sayah kutip adalah kekeliruan di dalam islam..buah dari tidak ikhlas..
kemudian..
bila detail ukuran karma tidak diketahui secara pasti,dalam satu misal,seseorang terhalang untuk berbuat baik (macet di jalan)..apakah halangan yang itu disebabkan karma yang bersangkutan?
semua hal yang terkait islam?harap sabar memegang nomor antrian..felan tapi sure deh..sedikit gambar tentang ikhlas ; dilarang berpikir tentang anggapan orang pada dirinyah ketika dia berbuat baik..sayah kutip post anda
banyak sekali org yg senang
berteman dgn saya, ini karena sy adlh org yg personality-nya hangat, selalu sopan, dan mau mendengarkan org lain.
dan pikiran/perasaan yang sayah kutip adalah kekeliruan di dalam islam..buah dari tidak ikhlas..
kemudian..
bila detail ukuran karma tidak diketahui secara pasti,dalam satu misal,seseorang terhalang untuk berbuat baik (macet di jalan)..apakah halangan yang itu disebabkan karma yang bersangkutan?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
banyak sekali org yg senang
berteman dgn saya, ini karena sy adlh org yg personality-nya hangat, selalu sopan, dan mau mendengarkan org lain.
dan pikiran/perasaan yang sayah kutip adalah kekeliruan di dalam islam..buah dari tidak ikhlas..
mengapa disebut tdk ikhlas? Sbnrnya, persoalan ikhlas, tdk ikhlas, ga perlu ada di situ, karena kt tdk mengupas "kehendak" terciptanya persahabatan...(menurut kosa kata bahasa Indonesia). Yg kita analisis adlh apa yg menyebabkan persahabatan, segala sesuatu di dunia psti ada "sebab"-nya toh...klo sebabnya adalah "hati kita yg baik" walau terdengar tinggi hati, itu adlh realita. Atau Anda mau menghindari kata sifat, supaya ga terdengar subjektif, baiklah kita deskripsikan "personality hangat" itu: -saya selalu menanyakan kabar org lain ketika bertemu -saya selalu mementingkan curhatan mereka terlebih dahulu -saya senang klo mendengar kabar baik ttg mereka -dsb....Ujung2nya kita meringkas perbuatan2 itu menjadi dua kata :personality hangat.
Ga yakin sy klo kutipan saya di atas, sy sajikan kepada Muslim, bakal dibilang keliru, kecuali Anda. Tp ya udah, sy terima ajahhh
kemudian..
bila detail ukuran karma tidak diketahui secara pasti,dalam satu misal,seseorang terhalang untuk berbuat baik (macet di jalan)..apakah halangan yang itu disebabkan karma yang bersangkutan?
halangan utk berbuat baik pun adalah buah karma terdahulunya...ingat konsepnya di kami ada akibat, psti ada sebab...tidak akan ada asap api tanpa nyala api. Buddha menuturkan Kesulitan2 Hidup, salah satunya kesulitan utk berderma, bagi si miskin...mengapa ia miskin? Ini dijawab karma, misal ia malas di kehidupan saat ini atau di kehidupan sebelumnya. Nah, klo di ajaran theis kan kita jadi miskin karena Kuasa Yang Maha Itu, gak adil. Lain dengan karma, apa yg menimpa seseorg psti Maha Adil yg sebenar-benarnya.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
satu muslim dapat berbeda pemahaman tentang islam karena islam tidak hanya berisi aturan tentang jasad/fisik/hukum tetapi juga inti/hakekat..dalam konteks ini,islam selain mengatur perbuatan fisik juga memperhitungkan sikap hati..pada muslim yang mempunyai pemahaman lebih baik tentang agama ini ada ungkapan "Tidak ada tempat untuk marah ketika kita dihina oleh orang lain,karena allah masih menyimpan dan menyembunyikan banyak kebusukan hati kita dihadapan orang lain"..sis emil wrote:Ga yakin sy klo kutipan saya di atas, sy sajikan kepada Muslim, bakal dibilang keliru, kecuali Anda. Tp ya udah, sy terima ajahhh
dan bagi para pencari cinta allah,mereka bergerak dan berbuat serta berpikir dengan satu motivasi ; allah adalah sosok yang mutlak dan berhak disembah/diagungkan..mereka beramal tidak karena ingin pahala atau lari dari siksa-Nya..mereka bergerak berdasarkan cinta mereka kepada tuhan..
mangkah itu,post anda tentang penilaian diri (entah bugimanah buddhis memandangnyah) adalah kekeliruan dalam islam..namun bila anda menyatakan pada muslim yang belum mencari dan mencintai allah maka anda boleh yakin bahwa jawaban mereka berbeda dengan sayah..dan dimana letak keikhlasan masing2 muslim?hanya yang bersangkutan dan allah yang mengerti isi hati mereka..dan muslim tidak berhak menilai dirinyah sendiri karena dalam hal ini ada unsur takjub/berbangga diri dan itu dikhawatirkan dapat merusak hatinyah..
termasuk kemacetan jakarta yang ruar biyasa,maka bagi buddhis yang mengalami macet di jakarta adalah buah masa lalu?sis emil wrote:halangan utk berbuat baik pun adalah buah karma terdahulunya...ingat konsepnya di kami ada akibat, psti ada sebab..
satu misal ; suatu kemacetan terjadi karena ada kecelakaan beruntun dan berakibat pada seorang buddhis yang terlambat berjam2 datang ke suatu lokasi..apakah peristiwa yang dialami buddhis adalah buah masa lalu?
dan gimana kaitannyah dengan kecelakaan itu sendiri?kan buddhis bukan korban langsung?
menurut buddha,semua orang miskin di dunia sekarang ini adalah orang yang malas baik sekarang maupun kehidupan sebelumnyah?atow ada faktor lain karena anda menggunakan "misal"..sis emil wrote:
mengapa ia miskin? Ini dijawab karma, misal ia malas di kehidupan saat ini atau di kehidupan sebelumnya.
keadilan karma itu bugimana mengukurnyah?karena keadilan selalu bersifat relatif di dalam kehidupan..sis emil wrote:
klo di ajaran theis kan kita jadi miskin karena Kuasa Yang Maha Itu, gak adil. Lain dengan karma, apa yg menimpa seseorg psti Maha Adil yg sebenar-benarnya.
orang miskin karena kuasa tuhan maka itu adalah keadilan bagi si miskin karena dia mempunyai peluang memasuki surga lebih cepat daripada orang2 kaya..dan karena ada orang miskin maka orang kaya wajib membantu mereka hingga benar2 terbantu..
pada post #73..sayah masih bingung dengan kalimat anda ;
anda sepakat pada sesuatu yang akan sayah jelaskan atow emang salah ketik?Dilemma toh. kalau berlaku Hukum karma dalam islam, otomatis, tuhan itu sendiri juga terikat oleh Hukum Karma, karena dia telah menguasakan manusia dan makhluk lain untuk berbuat. maka karma nya tuhan lah yg paling berat. Mohon pencerahan nya atas hubungan Hukum Karma dan ke maha Kuasaan tuhan.
Sy jg sepakat utk kata2 yg di-bold di atas...
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
satu muslim dapat berbeda pemahaman tentang islam karena islam tidak hanya berisi aturan tentang jasad/fisik/hukum tetapi juga inti/hakekat..dalam konteks ini,islam selain mengatur perbuatan fisik juga memperhitungkan sikap hati..pada muslim yang mempunyai pemahaman lebih baik tentang agama ini ada ungkapan "Tidak ada tempat untuk marah ketika kita dihina oleh orang lain,karena allah masih menyimpan dan menyembunyikan banyak kebusukan hati kita dihadapan orang lain"..
dan bagi para pencari cinta allah,mereka bergerak dan berbuat serta berpikir dengan satu motivasi ; allah adalah sosok yang mutlak dan berhak disembah/diagungkan..mereka beramal tidak karena ingin pahala atau lari dari siksa-Nya..mereka bergerak berdasarkan cinta mereka kepada tuhan..
mangkah itu,post anda tentang penilaian diri (entah bugimanah buddhis memandangnyah) adalah kekeliruan dalam islam..namun bila anda menyatakan pada muslim yang belum mencari dan mencintai allah maka anda boleh yakin bahwa jawaban mereka berbeda dengan sayah..dan dimana letak keikhlasan masing2 muslim?hanya yang bersangkutan dan allah yang mengerti isi hati mereka..dan muslim tidak berhak menilai dirinyah sendiri karena dalam hal ini ada unsur takjub/berbangga diri dan itu dikhawatirkan dapat merusak hatinyah..
Anda gak menerima inti perkataan saya...di sini klo seseorang menganalisis, mengapa dy punya byk teman, mengapa dy tdk berkawan...dy menganalisis sikap, sifat, perbuatannya. Klo Anda menganggap analisis fakta=menilai, sy kasih alternatif kt rubah kata sifat, "hangat" menjadi perbuatan2 yg merujuk pd "hangat" itu...dengan demikian kt tdk "menilai" melainkan "menjabarkan fakta"...apakah klo seseroang berkata, "Anakku pinter cari duit karena ia cerdas, ramah, berkarakter, pandai bergaul" itu keliru/tdk ikhlas? Pdhal ortu psti observer yg baik thd si anak, ortu jg biasanya jarang memberikan pujian thd anaknya di depan org lain.
"Penilaian" dan "bukan penilaian" sy tdk melihat ada sangkut pautnya dengan rasa cinta dengan Allah. Lantas apakah karena seseorang mencintai Allah scr benar, katakanlah org spt Anda, akan menyangkal: seseorang punya teman yg byk karena pribadinya hangat? ini sudut pandang org III sudah, jd kt tdk menilai diri kita sndri. Klo Anda menyangkal ini, berarti sama halnya Anda menyangkal es terbentuk dari air yg membeku. Karena org spt ini kita tahu adlh org bodoh (tidak berpendidikan), maka apakah bs disamakan org bodoh = org yg cinta pada Allah?
termasuk kemacetan jakarta yang ruar biyasa,maka bagi buddhis yang mengalami macet di jakarta adalah buah masa lalu?
satu misal ; suatu kemacetan terjadi karena ada kecelakaan beruntun dan berakibat pada seorang buddhis yang terlambat berjam2 datang ke suatu lokasi..apakah peristiwa yang dialami buddhis adalah buah masa lalu?
dan gimana kaitannyah dengan kecelakaan itu sendiri?kan buddhis bukan korban langsung?
karma tdk bs dinilai dalam satu kejadian terpenggal-penggal, tp dlm cakupan yg lbh besar...di cerita Anda, org tsb (kita ga usah kasih label Buddhis) terlambat ke kantor...tp klo ternyata di kantor sblmnya ada perampokan...berarti org itu terselamatkan kan? Klo terlambatnya, terlambat biasa aja...berarti apes karena milih transpor yg salah hari itu...(sebabnya ada di masa kini). Klo terlambatnya, berbuah fatal sampai dicancelnya suatu proyek besar, maka ini pun mungkin rencana karma: a) menghukum kita, karena suatu perbuatan kita di masa lalu yg membuat kt ga berhak dpt rezeki
b) menyelamatkan kita, karena ternyata si klien ternyata nyaris bangkrut dan berisiko gagal bayar
menurut buddha,semua orang miskin di dunia sekarang ini adalah orang yang malas baik sekarang maupun kehidupan sebelumnyah?atow ada faktor lain karena anda menggunakan "misal"..
wajarlah sy pakai "misal", sy kan belum jadi Buddha. Hanya seorang Buddha bisa melihat rangkaian kehidupan bak lembar2 buku yg terbuka di hadapanNya. Faktor lain tentu ada, tdk semata2 karena "malas". Dengan mekanisme berjalannya hukum karma, kt bs menganalisis sendiri mengapa kt menjadi miskin. Sampai jawaban yg tdk terjawab karena miskin kita itu bawaan dari ayah-ibu, berarti "faktor yg memiskinkan" itu terletak di masa lalu,masa sblum kehidupan ini. Kemungkinan kita miskin sekarang , sebut satu misalnya malas, pdhal kt ga ngerasa jd org ya malas saat ini...mungkin di kehdpan sebelumnya kt org yg malas, buahnya berimbas skrg. Sy pernah lihat sinetron hidayah gt, ada cerita anak muda egois yg ga pernah zakat, dan tiba2 kena kecelakaan motor yg fatal. Kira2 bgt ya kerjanya hukum karma, kecuali di ajaran Anda itu yg mengatur bukan hukum karma, tp Allah yg berkehendak. Wew...
keadilan karma itu bugimana mengukurnyah?karena keadilan selalu bersifat relatif di dalam kehidupan..
orang miskin karena kuasa tuhan maka itu adalah keadilan bagi si miskin karena dia mempunyai peluang memasuki surga lebih cepat daripada orang2 kaya..dan karena ada orang miskin maka orang kaya wajib membantu mereka hingga benar2 terbantu..
Buddha berkata jadi org kaya itu susah, susah melihat Jalan Kebenaran. Jadi org miskin (meski lbh berpeluang melihat Jalan Kebenaran) tp sulit mempraktikannya, karena ia kesulitan berderma, dsb. Tp klo mw fair, apple to apple, dr mslh perut, pendidikan, rumah dsb yg membrikan rasa nyaman keduniawian, lbh susah jd org miskin! Kata org, org kaya aja susah, lbh susah lagi org miskin lah! Maka dari karma (nama sutra-nya sy lupa), klo org berbuat baik psti hadiah/buah karma psti berupa kesejahteraan, wajah rupawan, dsb...keadilannya spt ini. Karena Anda tdk bisa menyangkal, betapa pun tdk duniawi/fana atau betapa sucinya Anda, uang setdknya sgt bermanfaat di dunia saat ini, wajah cantik-ganteng adlh satu keunggulan dibanding yg krg cantik-ganting, dan itulah utk menilai Keadilan, tdk ada relativitas ttp realistisitas
anda sepakat pada sesuatu yang akan sayah jelaskan atow emang salah ketik?
tentu sy ga salah ketik...ngalor ngidul kemana2 ya? Jgn salahkan saya dunx, mari kita lihat sebab2nya...Anda ngalor ngidul nanya dari "bunuh diri", "kematian & tumimbal kpn" sampai "ikhlas"...klo sy tdk memberi jawaban, kan rasanya ada satu lubang...klo sy tdk boleh nanya balik soal "ikhlas" kan berarti ini diskusi satu arah jadinya...Ngalor-ngidul ini adlh hsl Anda memikirkan dulu jawaban cerdas Anda sembari ngobrol ke topik lain, betul? Klo salah, sila sy diluruskan utk dihubung2kan poin2nya...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
hahaha..
sis emil..
tentang ikhlas..
sayah paham maksud anda dan sayah sampaikan kepada anda kalow ikhlas adalah secara garis kecil seperti yang sayah uraikan menanggapi "pendapat sayah tentang diri sayah di mata orang lain"..
karena dalam banyak diskusi,sayah juga menyampaikan pesan moral tentang isi2/etika manusia dengan tuhan..bila anda gak ngerti boleh tanya karena beberapa hal yang sayah utarakan juga menyangkut pelajaran "mencintai tuhan" yang merupakan juga bagian lain dari islam yang sedikit mendapat perhatian dari muslim..
sis emil..
itu bagian yang sayah gak ngerti dari kamsut anda..mangkah itu sayah katakan;apakah anda sepakat lha wong sayah belum omong afa2 tentang yang di bold atow salah ketik?Mohon pencerahan nya atas
hubungan Hukum Karma dan ke
maha Kuasaan tuhan.
Sy jg sepakat utk kata2 yg di-bold
di atas...
tentang ikhlas..
sayah paham maksud anda dan sayah sampaikan kepada anda kalow ikhlas adalah secara garis kecil seperti yang sayah uraikan menanggapi "pendapat sayah tentang diri sayah di mata orang lain"..
karena dalam banyak diskusi,sayah juga menyampaikan pesan moral tentang isi2/etika manusia dengan tuhan..bila anda gak ngerti boleh tanya karena beberapa hal yang sayah utarakan juga menyangkut pelajaran "mencintai tuhan" yang merupakan juga bagian lain dari islam yang sedikit mendapat perhatian dari muslim..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
oooh maksudnya bung knp sy sepakat pdhal bung blum ngomong...
Mksd sy pd kalimat yg dibold, adalah sy sepakat dgn uraian bung Gravelord, dan terutama berakhir dgn permintaan penjelasan dr pihak muslim sndri...
ini dr trit sebelah tp kyk na sama dgn keingintahuan sy ttg "mencintai tuhan"
Dengan kata lain, apa yg perlu mendapat perhatian lbh dr muslim agar ia dpt mempelajari persoalan "mencintai tuhan" lbh sempurna?
Dan lagi2 sy bingung, ini kontradiksi dgn "kita tdk dpt mempertanyakan perbuatanNya" (dgn logika 'rendahan' manusia kita), kita sulit mengerti maksud Tuhan, mungkinkah kita mengenaliNya, mungkinkah kita mencintaiNya klo kita tdk akan pernah dpt memahamiNya? Makanya sy msh berpendapat, org menyembah Tuhan cuman karena "takut" kecuali Tuhan yg disembah itu moralnya dpt dicerna akal manusia atau non-personified sekalian...
Mksd sy pd kalimat yg dibold, adalah sy sepakat dgn uraian bung Gravelord, dan terutama berakhir dgn permintaan penjelasan dr pihak muslim sndri...
ini dr trit sebelah tp kyk na sama dgn keingintahuan sy ttg "mencintai tuhan"
Abu Hanan wrote:
seberapa baik dia mengenali (atau mencintai) tuhan?
dan bila itu telah dia lakukan maka gak wajar bagi muslim untuk berkeluh kesah tentang kehidupan..gak ada sesal berlarut bagi sebuah kegagalan dan gak ada kebahagian yang berlebihan bagi sebuah keberhasilan..
Emiliana wrote:
apa inti sari yg didapat seseorg klo dy sudah mengenal (atau mencintai) Tuhan dgn baik? Apa kata Tuhan (kita berandai2 sdh mengenal Tuhan dgn sgt baik), shg kita mendapat penghiburan utk tdk terlalu bersedih menghadapi kemalangan, jg tdk bahagia berlebih saat berhasil? Ini adalah "ketidakmelekatan", betul?
Mengapa kt shrsnya tdk melekat? Apa dasarnya?
Dengan kata lain, apa yg perlu mendapat perhatian lbh dr muslim agar ia dpt mempelajari persoalan "mencintai tuhan" lbh sempurna?
Dan lagi2 sy bingung, ini kontradiksi dgn "kita tdk dpt mempertanyakan perbuatanNya" (dgn logika 'rendahan' manusia kita), kita sulit mengerti maksud Tuhan, mungkinkah kita mengenaliNya, mungkinkah kita mencintaiNya klo kita tdk akan pernah dpt memahamiNya? Makanya sy msh berpendapat, org menyembah Tuhan cuman karena "takut" kecuali Tuhan yg disembah itu moralnya dpt dicerna akal manusia atau non-personified sekalian...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
dari #17 hal 1
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.” (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali).
seperti apakah penderitaan yang sangat mengerikan?
dan..sutta itu mengandung suatu permulaan/penyebab yaitu tuhan..dan sayah ketika membaca ulang halaman selanjutnyah ternyata bener deh tercecer..
dalam konsep buddha yang tidak mengenal tuhan bersosok berarti segala sesuatu adalah tidak berawal dan tidak berakhir..
logika sayah (CMIW) menyatakan bahwa itu adalah kekal..
apakah logis bila ;
1.“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk tidak mengalami apa2 karena tidak ada yang bermula dan tidak berakhir,maka para petapa telanjang ini............??
2.“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk tidak mengalami apa2 karena tidak ada apa2,maka para petapa telanjang ini..........??
titik2 itu tidak dapat sayah teruskan selain gak tau dan gak ingin berandai2 juga karena sayah kembali ke konsep awal..tidak ada pencipta berarti semuanyah (termasuk nibbhana) bernilai kekal atow semuanyah bernilai sementara..tanfa kecuali..
latar belakang pertanyaan adalah ; nibbhana mengakhiri penderitaan dan memutuskan reinkarnasi
dan sependek yang sayah ketahui..
kata APABILA/JIKA biasanyah diikuti sebab lalu MAKA yang biasanyah diikuti akibat..
dan terkadang sebaliknyah..
kata APABILA/JIKA kalow dijelaskan AKIBAT lalu MAKA yang biasanyah menjelaskan SEBAB..
**
sayah coba kembali ke halaman awal sembari mencari pertanyaan atow mungkin menjelaskan bugimanah islam memandang satu masalah..
sambil menunggu anda menulis..sayah persilahkeun pembaca untuk menikmati rekaman ulang pagelaran keroncong beethoveen in C minor
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.” (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali).
seperti apakah penderitaan yang sangat mengerikan?
dan..sutta itu mengandung suatu permulaan/penyebab yaitu tuhan..dan sayah ketika membaca ulang halaman selanjutnyah ternyata bener deh tercecer..
dalam konsep buddha yang tidak mengenal tuhan bersosok berarti segala sesuatu adalah tidak berawal dan tidak berakhir..
logika sayah (CMIW) menyatakan bahwa itu adalah kekal..
apakah logis bila ;
1.“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk tidak mengalami apa2 karena tidak ada yang bermula dan tidak berakhir,maka para petapa telanjang ini............??
2.“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk tidak mengalami apa2 karena tidak ada apa2,maka para petapa telanjang ini..........??
titik2 itu tidak dapat sayah teruskan selain gak tau dan gak ingin berandai2 juga karena sayah kembali ke konsep awal..tidak ada pencipta berarti semuanyah (termasuk nibbhana) bernilai kekal atow semuanyah bernilai sementara..tanfa kecuali..
latar belakang pertanyaan adalah ; nibbhana mengakhiri penderitaan dan memutuskan reinkarnasi
dan sependek yang sayah ketahui..
kata APABILA/JIKA biasanyah diikuti sebab lalu MAKA yang biasanyah diikuti akibat..
dan terkadang sebaliknyah..
kata APABILA/JIKA kalow dijelaskan AKIBAT lalu MAKA yang biasanyah menjelaskan SEBAB..
**
sayah coba kembali ke halaman awal sembari mencari pertanyaan atow mungkin menjelaskan bugimanah islam memandang satu masalah..
sambil menunggu anda menulis..sayah persilahkeun pembaca untuk menikmati rekaman ulang pagelaran keroncong beethoveen in C minor
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
ya, udah dijwb di sebelum2nya...ini sekadar refresh..pertanyaan no 1 dan no 2 tdk dpt dicari logis tidaknya bila dibandingkan dengan sabda Sang Buddha yang dianggap logis. Mengapa, karena dr segi aturan logika (dan semantik) Bung telah melakuan negasi 2x dari sabda Buddha yg asli..hasil compare menjadi tdk selevel, karena membicarakan hal2 yg berlainan.
Ibaratnya Buddha berkata: Kalau hari panas, maka X pakai pakaian tipis
Org yg berpendapat begini:
Kalau hari dingin, maka X tidak pakai pakaian tipis (X pakai pakaian tebal)................adalah benar
Tapi klo orang itu bilang:
1) Kalau air dingin, maka X pakai pakaian tebal (karena membandingkan Tuhan dengan Nibbhana= 2 subjek yg berbeda)
2) Kalau air yg disebabkan panas itu dingin, maka X pakai pakaian tebal (karena terjadi salah perbandingan sebab/akibat, artinya jadi membicarakan 'uap air' beda dgn kalimat asli yg berbicara ttg 'cuaca')>>>apalagi kt mendapat pencerahan baru Nibbhana bkn sebab ataupun hasil...
Dua2nya berbeda banget u/ diselevelkan atau dilogiskan dengan kalimat asli omongan Buddha...
Ibaratnya Buddha berkata: Kalau hari panas, maka X pakai pakaian tipis
Org yg berpendapat begini:
Kalau hari dingin, maka X tidak pakai pakaian tipis (X pakai pakaian tebal)................adalah benar
Tapi klo orang itu bilang:
1) Kalau air dingin, maka X pakai pakaian tebal (karena membandingkan Tuhan dengan Nibbhana= 2 subjek yg berbeda)
2) Kalau air yg disebabkan panas itu dingin, maka X pakai pakaian tebal (karena terjadi salah perbandingan sebab/akibat, artinya jadi membicarakan 'uap air' beda dgn kalimat asli yg berbicara ttg 'cuaca')>>>apalagi kt mendapat pencerahan baru Nibbhana bkn sebab ataupun hasil...
Dua2nya berbeda banget u/ diselevelkan atau dilogiskan dengan kalimat asli omongan Buddha...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emil
fana dalam makna leksikalnya adalah ketiadaan dan kehancuran..fana dalam makna gramatikalnya adalah tidak memandang, memperhatikan, dan menyaksikan keberadaannya sendiri..bahwa seseorang berada di dalam kondisi yang sama sekali tidak melihat eksistensi dirinya sendiri dan dia meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya..tidak memandang keinginan-keinginannya, harapan-harapannya, dan dunia sekelilingnya..
diungkapkan oleh imam al junai al baghdadi,menggambarkan fana’ sebagai “sirnanya daya tangkap hati terhadap yang bersifat indrawi karena menyaksikan sesuatu, maksudnya lenyap segala yang ada dihadapan serta segala sesuatu dari serapan indrawi sehingga tidak ada sesuatu yang dapat diraba dan dirasakan”
yang bergaris bawah,bukankah identik mirip dengan nibbhana?
sayah membandingkan nibbhana dengan fana..(karena membandingkan Tuhan dengan Nibbhana= 2 subjek yg berbeda)
fana dalam makna leksikalnya adalah ketiadaan dan kehancuran..fana dalam makna gramatikalnya adalah tidak memandang, memperhatikan, dan menyaksikan keberadaannya sendiri..bahwa seseorang berada di dalam kondisi yang sama sekali tidak melihat eksistensi dirinya sendiri dan dia meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya..tidak memandang keinginan-keinginannya, harapan-harapannya, dan dunia sekelilingnya..
diungkapkan oleh imam al junai al baghdadi,menggambarkan fana’ sebagai “sirnanya daya tangkap hati terhadap yang bersifat indrawi karena menyaksikan sesuatu, maksudnya lenyap segala yang ada dihadapan serta segala sesuatu dari serapan indrawi sehingga tidak ada sesuatu yang dapat diraba dan dirasakan”
yang bergaris bawah,bukankah identik mirip dengan nibbhana?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Fana menurut KBBI:
fa.na 1 a dapat rusak (hilang, mati); tidak kekal: segala yg ada di dunia ~ belaka
Sama dgn fana menurut Buddhisme, spt dlm kalimat di atas, yaitu segala sesuatu yg ada di dunia itu fana...
Sy baru pertama kali ini mendengar fana di islam artinya bagus, spt: tidak memandang keinginan-keinginannya, harapan-harapannya, meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya...
fa.na 1 a dapat rusak (hilang, mati); tidak kekal: segala yg ada di dunia ~ belaka
Sama dgn fana menurut Buddhisme, spt dlm kalimat di atas, yaitu segala sesuatu yg ada di dunia itu fana...
Sy baru pertama kali ini mendengar fana di islam artinya bagus, spt: tidak memandang keinginan-keinginannya, harapan-harapannya, meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya...
identik sih iya. Lalu muncul pertanyaan saya: fana spt itu di Islam baik atau buruk?diungkapkan oleh imam al junai al baghdadi,menggambarkan fana’ sebagai “sirnanya daya tangkap hati terhadap yang bersifat indrawi karena menyaksikan sesuatu, maksudnya lenyap segala yang ada dihadapan serta segala sesuatu dari serapan indrawi sehingga tidak ada sesuatu yang dapat diraba dan dirasakan”
yang bergaris bawah,bukankah identik mirip dengan nibbhana?
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
“Maka barangsiapa yang ingin akan menemukan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amalan Sholeh dan janganlah ia mempersekutukan siapapun dalam beribadat kepada Allah (Surah Al-Kahfi)sis emil wrote:fana spt itu di Islam baik atau buruk?
fana seperti hasil dari menghilangkan potensi keburukan..tiap jiwa dikelilingi benda2 yang mempesona namun melalaikan..dan disitulah letak "amalan sholeh"..dan membangkitkan amalan sholeh adalah dengan bertafakur/berpikir/merenung tentang hakekat..dan disini kita tidak bicarakan rahmat dan kekuasaan allah plus pengetahuan allah..tetapi pada potensi diri..yah di trit ini anda boleh beranggapan "abu hanan meninggalkan islam"..
lanjut..
dari tafakur dapatlah dia memahami allah dan pengetahuan itu membuatnya merasakan hampir atow mungkin melebur dalam sifat ketuhanan tetapi dia tidak akan bergeser menjadi tuhan..
fana adalah juga buah dari zuhud (menganggap ke-benda-an dalam sifat sementara,bukan sebagai hak milik atow ke-abadi-an)..nyawaku bukanlah milikku,hartaku bukanlah milikku,anakku bukanlah milikku..
zuhud secara istilah berarti tidak mementingkan hal - hal yang bersifat keduniawian, atau meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat material..tetapi bukan berarti memutuskan hubungan jasmaniah secara total tetapi ;
meninggalkan yang haram,membatasi diri pada yang halal dan tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi..
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka (al anam 32)
Kamu telah dilalaikan (dari mengingat Allah) karena bermegah-megah. (at takatsur 1)
sehingga,zuhud juga mempunyai pengertian :
tidak merasa gembira dengan apa yang dapat dicapai dan tidak merasa duka cita dengan apa yang hilang,dan ketika ia mendapat celaan atau hinaan, sikapnya sama saja..datar..
salam super
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
bro Abu wrote:anda boleh beranggapan "abu hanan meninggalkan islam"
sy boleh beranggapan, tp apa yg sebenarnya itu, Anda meninggalkan atau tdk? Mengapa?
Jadi amalan sholeh dpt (atau malah hrs) mengabaikan Allah dan pengetahuan2nya, pertanyaan saya, bila kt dapati dr hasil renungan kita: hakikatnya ternyata kt tdk usah bergantung dengan Allah?
Dan ini tentu berpeluang besar bagi kita u/ benar2 meninggalkan islam...apakah ini dianjurkan?
"ini" di sini adalah merenung dgn mengabaikan Allah a.k.a amalan sholeh versi Bung tadi..ataukah sebenarnya amalan Sholeh hrs berbasis kepercayaan/keyakinana/ketergantungan/kemelekatan pd Allah? krn dengan bekal/pegangan inilah, sbelum seseorg spt Anda merenung, anda dpt terhindar dr masuk jebakan "atheisme" misalnya...
Sy lbh percaya, Anda tdk mungkin dpt memisahkan diri dari Tuhan personified Anda dan pengetahuan2nya yg diturunkan melalui wahyu...oleh sebab itu ketidakmelekatan Anda adlh belum murni dlm bahasa saya...klo Anda ngaku ga melekat, Bung Gravelord mungkin akan menanggapinya dgn: ini menjiplak/ mengadaptasi/ mengubah/ meniru sebagian atau seluruh isi dari ajaran Buddha, dinyatakan telah melanggar hak cipta.
fana adalah juga buah dari zuhud (menganggap ke-benda-an dalam sifat sementara,bukan sebagai hak milik atow ke-abadi-an)..nyawaku bukanlah milikku,hartaku bukanlah milikku,anakku bukanlah milikku..
zuhud secara istilah berarti tidak mementingkan hal - hal yang bersifat keduniawian, atau meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat material..tetapi bukan berarti memutuskan hubungan jasmaniah secara total tetapi ;
meninggalkan yang haram,membatasi diri pada yang halal dan tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi..
klo Buddha bisa ngomong, mungkin Beliau bakal bilang: ajaranKu bukannya memutus hubungan jasmani secara total atau dgn kata lain aliran 'penyiksaan diri'...melainkan dengan maksimal mengekang nafsu indria/duniawi shg dia tdk mengacaukan ketenangan batin...
Dan pemaksimalan usaha ini direalisasi oleh kelompok bhikkhu, bhiksu, bhiksuni.
Klo Islam telah mendapat pemahaman yg nyaris serupa, maka Buddha mungkin akan berkata: knp sih jalannya separo2, usaha yg dilakukan terbatas pd "meninggalkan yang haram,membatasi diri pada yang halal dan tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi.." Mengapa usaha ini dikatakan tdk maksimal? Karena segala yg dihalalkan itu jg masih mengikat erat2 nafsu duniawi, dan menjadikan kt terikat oleh dukkha...
Dan klo Anda bertanya, bukankah hal2 spt ini juga dilakukan umat Buddha lainnya, spt saya? Jawaban saya realistis dan ga bo'ong, emang usaha kami ga maksimal...tp tentunya dari awal sdh ada 2 kelompok yg berbeda dlm Buddhisme, yaitu: mereka yg secara tekun menjalankan Vinaya Pitaka, yaitu anggota Sangha, dan umat perumah tangga spt sy.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@ abu..
ente kalau emang mau belajar.. tolong dengan kejujuran.
sudah banyak yg di kasih sis emil.. tapi ente puter melulu ke islam. ajaran Buddha sangat mulia! tolong ente bisa terbuka dan jujur.
ane paling ga tahan lihat tulisan ente ini..
tolong jangan ada dusta diantara ente dan emiliana.
ga usah ente di hina deh... hanya krn yg lain ga seagama aja kitab ente nyuruh memerangi dengan kekerasan!
at taubah 123
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.
ane punya trit.. berikan 1 aja ayat kebaikan di quran. dan ga ada yg jawab.
krn ini bicara tentang Sidharta Gautama.. tolong jangan bawa islam di mari!
ane hanya ingin menyimak tentang Buddha dan berharap ente belajar.
tetapi ente hanya mau promosi agama ente maksud berkata.. agama ane lebih baik!! hahahahahahaha.. ngimpi.
di dunia ini.. siapa yg melakukan kebaikan? apalagi terhadap sesama.. islam??
lihatlah apa yg dilakukan umat Buddha bu.. dan belajarlah! seperti saran ane ke ente, kalau ente alergi ama kristen, pelajarilah Buddha! hidup ente akan lebih baik!
sorry sis emil. ane ga tahan komentar.
ente kalau emang mau belajar.. tolong dengan kejujuran.
sudah banyak yg di kasih sis emil.. tapi ente puter melulu ke islam. ajaran Buddha sangat mulia! tolong ente bisa terbuka dan jujur.
"Tidak ada tempat untuk marah ketika kita dihina oleh orang lain,karena allah masih menyimpan dan menyembunyikan banyak kebusukan hati kita dihadapan orang lain"..
ane paling ga tahan lihat tulisan ente ini..
tolong jangan ada dusta diantara ente dan emiliana.
ga usah ente di hina deh... hanya krn yg lain ga seagama aja kitab ente nyuruh memerangi dengan kekerasan!
at taubah 123
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.
ane punya trit.. berikan 1 aja ayat kebaikan di quran. dan ga ada yg jawab.
krn ini bicara tentang Sidharta Gautama.. tolong jangan bawa islam di mari!
ane hanya ingin menyimak tentang Buddha dan berharap ente belajar.
tetapi ente hanya mau promosi agama ente maksud berkata.. agama ane lebih baik!! hahahahahahaha.. ngimpi.
di dunia ini.. siapa yg melakukan kebaikan? apalagi terhadap sesama.. islam??
lihatlah apa yg dilakukan umat Buddha bu.. dan belajarlah! seperti saran ane ke ente, kalau ente alergi ama kristen, pelajarilah Buddha! hidup ente akan lebih baik!
sorry sis emil. ane ga tahan komentar.
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
komentar terbuka bagi siapa aja kok, bung ramayana..
knp selama ini gak ikut nimbrung ajah, hehehe....
ya klo diskusi sampai nyerempet ke islam, itu jg apa daya...krn kan bung abu sndri agamanya islam, wajarlah...sy jg di bbrp kesempatan suka nanya balik...tp emank sy pengen denger pendapat muslim yg lbh byk, biar merata...gak tau napa nih thread peminatnya kurang, hihihihi,,,
takut stlh baca jd pindah agama kali ya?
knp selama ini gak ikut nimbrung ajah, hehehe....
ya klo diskusi sampai nyerempet ke islam, itu jg apa daya...krn kan bung abu sndri agamanya islam, wajarlah...sy jg di bbrp kesempatan suka nanya balik...tp emank sy pengen denger pendapat muslim yg lbh byk, biar merata...gak tau napa nih thread peminatnya kurang, hihihihi,,,
takut stlh baca jd pindah agama kali ya?
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@ramayana
uda banyak yang kasi jawaban dan ada perbedaan antara TIDAK MENGERTI dan TIDAK MAU NGERTI..dimana posisi anda?itu urusan anda karena muslim gak paksa orang untuk mengerti..terlebih selevel anda..ke laut ajah deh..
ane punya trit.. berikan 1 aja ayat kebaikan di quran. dan ga ada yg jawab.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emil
dan dari apa yang namanyah ilham,manusia mengetahui baik dan buruk dan segala macam..seperti yang kita lakukan saat ini,sayah memilih islam sebagai ideologi dan anda memilih buddha sebagai ideologi..apakah buddhism mengajarkan kefasikan?yah jika diukur dari standar islam,apakah islam mengajarkan kefasikan?yah dan bukan hanya islam tetapi semua agama yang menganut paham personified tuhan..
dan pada akhirnyah berpulang ke allah..contoh ; bugimana alam semesta ini terjadi?tentu tak mudah memberi jawaban namun ada pendekatan sederhana yang bisa dilakukan manusia..bila ada kursi di dalam ruangan terkunci..apa yang bakal dipikirkan? tiba2 ada atowkah ada proses?
bila ada proses,apakah proses itu terjadi tiba2 atow ada skenario?
bila tiba2 ada,tentu akan ditanyakan prosesnyah..kecuali berhenti di situ..bahwa kursi itu ada karena sejak dulunyah ada dan proses itu ada karena dari awalnya ada..dan dengan bugituh,apakah jawaban itu dapat diterima logika atow tidak,bukan kapasitas sayah untuk menilai..
bila ada proses mengapa kelahiran dan kematian tidak dapat dikendalikan oleh manusia?bukankah manusia punya kemampuan mempengaruhi proses?buddhis akan menjawab ; mekanisme karma mempengaruhi kehidupan pada kelahiran selanjutnyah tetapi tidak untuk kematian..kematian adalah hal yang pasti..dan tidak ada satupun orang memberi jawaban ; mengapa harus mati?pengetahuan tentang karma tidak dapat membantu untuk menentukan kapan dan sebagai apa seseorang yang terlahir kembali..dan juga tidak dapat membantu untuk menjadi manusia abadi..hal itu (karma) berpulang bahwa segala sesuatu termasuk proses bukanlah sesuatu yang tiba2 ada..logika menolak bila ada sesuatu yang tak berawal namun dapat berakhir berarti itu bukan kekekalan sejati..dan sebaliknyah,bila sesuatu berawal tapi tidak berakhir maka itu bukan pula kekekalan sejati..sedangkan proses adalah timbul dari hubungan sebab akibat..
karena tidak ada satupun manusia di muka bumi yang mampu menentukan kapan dia harus mati dan atas alasan apa dia harus mati..tidak ada satupun..
seperti pada sebuah ayat;
“Apabila bayi-bayi perempuan yg dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh”, (Al Qur’an Surat: Al-Takwir; 8-9)
apabila manusia hidup ditanya,karena dosa/pahala (kebaikan/keburukan) apakah dia harus mati?
dan atas alasan apakah dia harus mati?
dan atas alasan apakah dia dilahirkan?
tentulah itu bukan perkara mudah dijawab..
dan lebih ekstrem dijelaskan oleh sebuah hadits;
"Sesungguhnya syaithan mendatangi salah seorang dari kamu, lalu mengatakan, 'Siapakah yang telah menciptakanmu?' 'Allah!' jawabnya. Lalu syaithan bertanya lagi: 'Lalu siapakah yang menciptakan Allah?' Jika kalian menghadapi hal seperti ini, maka hendaklah ia mengucapkan, 'Aku beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.' Sesungguhnya, ucapan itu dapat menghilangkan waswas syaithan itu."
dan atas rasa ingin tau itupun uda dijawab;
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan itu." (Al-An'aam: 103).
sederhana sayah berpikir,bila sayah menciptakan 100 robot dan sayah tidak memberi informasi pada 100 robot tentang warna kulit maupun tempat tinggal sayah..dan kemudian ada percakapan diantara mereka tentulah hasil percakapan adalah : ilmu kira2-dugaan-prasangka dengan berbagai kemungkinan yang diwakili oleh kata ;
apabila-maka-kemungkinan
secara teoritis,3 keadaan yang sayah sebutkan adalah identik mirip dengan isi/muatan jmb 8..
meninggalkan barang haram..=>itu bisa anda masukkan ke menahan diri dari mengambil barang yang tidak diberikan.(mencuri-merampok dsb)..termasuk mengonsumsi babi/anjing//binatang bertaring dan minuman memabukkan dsb..
membatasi diri pada yang halal =>bisa anda masukkan ke menahan diri dari makan pada waktu yang tak sesuai ..kamsutnyah,hanya boleh melakukan yang dibolehkan..seperti makan dari jerih payah sendiri/bekerja dan di pekerjaan itu tidak membohongi orang dsb..secara garis besar mungkin sama dengan Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami
tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi=>mungkin identik dengan melatih diri menghindari segala minuman keras atau zat-zat yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran..cuman konteks "mengonsumsi zat2" ini uda masuk ke divisi haram dan halal..jadi di point ini adalah mengawasi perkembangan batin/jiwa..
dan 3 point itu dapat dilakukan semua muslim tanfa kecuali..dan dapat dicapai tanpa harus menjadi pertapa atow ulama atow mengawali dari pondok pesantren..
dalam konteks ini,sayah berusaha beranjak "ke dalam"..tiap manusia pada dasarnyah adalah suci (mirip dengan nibbhana bahwa nibbhana ada di dalam diri tiap manusia)..dan tasawuf adalah ibarat jmb 8..kemudian bila nibbhana adalah memutus rangkaian kelahiran maka tasawuf adalah menyiapkan manusia untuk bertemu dengan allah..sy boleh beranggapan, tp apa yg sebenarnya itu, Anda meninggalkan atau tdk? Mengapa?
"maka diilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya,sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" (As-Syam 91:8-10)ternyata kt tdk usah bergantung dengan Allah dr hasil renungan hakikat kita?
dan dari apa yang namanyah ilham,manusia mengetahui baik dan buruk dan segala macam..seperti yang kita lakukan saat ini,sayah memilih islam sebagai ideologi dan anda memilih buddha sebagai ideologi..apakah buddhism mengajarkan kefasikan?yah jika diukur dari standar islam,apakah islam mengajarkan kefasikan?yah dan bukan hanya islam tetapi semua agama yang menganut paham personified tuhan..
dan pada akhirnyah berpulang ke allah..contoh ; bugimana alam semesta ini terjadi?tentu tak mudah memberi jawaban namun ada pendekatan sederhana yang bisa dilakukan manusia..bila ada kursi di dalam ruangan terkunci..apa yang bakal dipikirkan? tiba2 ada atowkah ada proses?
bila ada proses,apakah proses itu terjadi tiba2 atow ada skenario?
bila tiba2 ada,tentu akan ditanyakan prosesnyah..kecuali berhenti di situ..bahwa kursi itu ada karena sejak dulunyah ada dan proses itu ada karena dari awalnya ada..dan dengan bugituh,apakah jawaban itu dapat diterima logika atow tidak,bukan kapasitas sayah untuk menilai..
bila ada proses mengapa kelahiran dan kematian tidak dapat dikendalikan oleh manusia?bukankah manusia punya kemampuan mempengaruhi proses?buddhis akan menjawab ; mekanisme karma mempengaruhi kehidupan pada kelahiran selanjutnyah tetapi tidak untuk kematian..kematian adalah hal yang pasti..dan tidak ada satupun orang memberi jawaban ; mengapa harus mati?pengetahuan tentang karma tidak dapat membantu untuk menentukan kapan dan sebagai apa seseorang yang terlahir kembali..dan juga tidak dapat membantu untuk menjadi manusia abadi..hal itu (karma) berpulang bahwa segala sesuatu termasuk proses bukanlah sesuatu yang tiba2 ada..logika menolak bila ada sesuatu yang tak berawal namun dapat berakhir berarti itu bukan kekekalan sejati..dan sebaliknyah,bila sesuatu berawal tapi tidak berakhir maka itu bukan pula kekekalan sejati..sedangkan proses adalah timbul dari hubungan sebab akibat..
karena tidak ada satupun manusia di muka bumi yang mampu menentukan kapan dia harus mati dan atas alasan apa dia harus mati..tidak ada satupun..
seperti pada sebuah ayat;
“Apabila bayi-bayi perempuan yg dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh”, (Al Qur’an Surat: Al-Takwir; 8-9)
apabila manusia hidup ditanya,karena dosa/pahala (kebaikan/keburukan) apakah dia harus mati?
dan atas alasan apakah dia harus mati?
dan atas alasan apakah dia dilahirkan?
tentulah itu bukan perkara mudah dijawab..
dan lebih ekstrem dijelaskan oleh sebuah hadits;
"Sesungguhnya syaithan mendatangi salah seorang dari kamu, lalu mengatakan, 'Siapakah yang telah menciptakanmu?' 'Allah!' jawabnya. Lalu syaithan bertanya lagi: 'Lalu siapakah yang menciptakan Allah?' Jika kalian menghadapi hal seperti ini, maka hendaklah ia mengucapkan, 'Aku beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.' Sesungguhnya, ucapan itu dapat menghilangkan waswas syaithan itu."
dan atas rasa ingin tau itupun uda dijawab;
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan itu." (Al-An'aam: 103).
sederhana sayah berpikir,bila sayah menciptakan 100 robot dan sayah tidak memberi informasi pada 100 robot tentang warna kulit maupun tempat tinggal sayah..dan kemudian ada percakapan diantara mereka tentulah hasil percakapan adalah : ilmu kira2-dugaan-prasangka dengan berbagai kemungkinan yang diwakili oleh kata ;
apabila-maka-kemungkinan
muslim akan selalu melihat dirinyah terikat dan melekat pada allah..ataukah sebenarnya amalan Sholeh hrs berbasis kepercayaan/keyakinana/ketergantungan/kemelekatan pd Allah?
iyah sama lah dengan ketika sayah mengatakan belum nibbhana adalah kondisi A,nibbhana adalah kondisi B..dan untuk mengenali kondisi B digunakan istilah "tidak terkondisi"..dalam hal tidak melekat,tentulah tidak melekat pada segala yang indrawi/keinginan dsb..oleh sebab itu ketidakmelekatan Anda adlh belum murni dlm bahasa saya...
sederhana..ketika siddharta uda nibbhana,apakah beliow tidak makan/minum atow tidur?
knp sih jalannya separo2, usaha yg dilakukan terbatas pd "meninggalkan yang haram,membatasi diri pada yang halal dan tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi.."
secara teoritis,3 keadaan yang sayah sebutkan adalah identik mirip dengan isi/muatan jmb 8..
meninggalkan barang haram..=>itu bisa anda masukkan ke menahan diri dari mengambil barang yang tidak diberikan.(mencuri-merampok dsb)..termasuk mengonsumsi babi/anjing//binatang bertaring dan minuman memabukkan dsb..
membatasi diri pada yang halal =>bisa anda masukkan ke menahan diri dari makan pada waktu yang tak sesuai ..kamsutnyah,hanya boleh melakukan yang dibolehkan..seperti makan dari jerih payah sendiri/bekerja dan di pekerjaan itu tidak membohongi orang dsb..secara garis besar mungkin sama dengan Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami
tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi=>mungkin identik dengan melatih diri menghindari segala minuman keras atau zat-zat yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran..cuman konteks "mengonsumsi zat2" ini uda masuk ke divisi haram dan halal..jadi di point ini adalah mengawasi perkembangan batin/jiwa..
dan 3 point itu dapat dilakukan semua muslim tanfa kecuali..dan dapat dicapai tanpa harus menjadi pertapa atow ulama atow mengawali dari pondok pesantren..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Abu Hanan wrote:Emiliana wrote:sy boleh beranggapan, tp apa yg sebenarnya itu, Anda meninggalkan atau tdk? Mengapa?
tasawuf adalah menyiapkan manusia untuk bertemu dengan allah..
dan pada akhirnyah berpulang ke allah..contoh ; bugimana alam semesta ini terjadi?tentu tak mudah memberi jawaban namun ada pendekatan sederhana yang bisa dilakukan manusia..
muslim akan selalu melihat dirinyah terikat dan melekat pada allah..
..dalam hal tidak melekat,tentulah tidak melekat pada segala yang indrawi/keinginan dsb..
Dari jawaban2 Anda, sy bantu jawab deh.... Anda tidak meninggalkan Islam sama sekali...oleh sbb itu anda tdk perlu blg ke saya, "bolehlah Anda beranggapa Abu Hanan meninggalkan Islam."
Anda melihat/merenung/introspeksi ke dlm, tapi masih dlm kerangka islami/muslim...yah utk itu amalan soleh versi Anda di mana pengabaian2 thd Allah itu gugur sendiri.
Ya klo ud gini ga melanggar hak cipta
Abu Hanan wrote:
bila ada proses mengapa kelahiran dan kematian tidak dapat dikendalikan oleh manusia?bukankah manusia punya kemampuan mempengaruhi proses?buddhis akan menjawab ; mekanisme karma mempengaruhi kehidupan pada kelahiran selanjutnyah tetapi tidak untuk kematian..kematian adalah hal yang pasti..
Manusia adalah penentu nasibnya sendiri, dgn demikian mempengaruhi proses yg akan dilaluinya juga. Sy konsisten dgn omongan ini...namun Anda bilang kelahiran dan kematian tdk dpt dikendalikan manusia. Maka sy jwb: memang ga bisa, klo dilihat dr sepotong2 kelahiran-kematian. Ttp klo melihat apa yg menyebabkan kelahiran, dan kelahiran lah yg menyebabkan kematian...maka utk membasmi kematian apakah kt basmi kelahirannya, atau akar kelahirannya?
Klo dengan logika sepotong2 di atas, tdk melihat sesuatu scr holistik, maka ajaran Buddha akan ngambil shortcut mengendalikan kematian dgn mengendalikan kelahiran, bkn penyebab kelahiran...artinya bunuh diri, penyiksaan diri. Tp taukah Anda penganut Buddhis justru sehat2, bercahaya, dan paling bahagia?
Yakin di Buddhisme ga diberi jawaban “mengapa hrs mati?”...kan sudah ada jwbannya, kodrat yg ga kekal ya bakal musnah...lain klo kt bicara tujuan, ada byk tafsir dr berbagai agama, ada yg kyk dongeng bahkan...semuanya hanya spekulasi...Buddha ga kasih dongeng2 ini, melainkan org mati karena kodratnya org hidup.dan tidak ada satupun orang memberi jawaban ; mengapa harus mati?pengetahuan tentang karma tidak dapat membantu untuk menentukan kapan dan sebagai apa seseorang yang terlahir kembali..dan juga tidak dapat membantu untuk menjadi manusia abadi..
Karma menentukan kapan dan sbg apa org terlahir kembali, ini adlh jwban mengapa ada org yg terlahir kaya-cantik-cerdas-sehat, yang lainnya tdk. Tp spesialnya penentuan karma ini bkn krn kemauan si karma, tp perbuatan kt sendiri di masa lalu.
Tidak ada klaim dr ajaran Buddha bahwa karma dpt membantu (spt jalan) menjadi manusia abadi...bahkan tdk ada ajaran Buddha di mana pun yg bertujuan menjadi manusia/roh abadi yg ga mati2...Karma hanya membuat kita menyadari segala sesuatu yg terkondisi ternyata tdk kekal, dan membw kita pd semangat utk mengakhiri keterkondisian. Kpd kita yg tdk sanggup mengakhiri keterkondisian, karena msh byk kemauan, setdknya kt dpt memanfaatkan karma utk mendapatkan hal2 yg baik. Contohnya: kita tahu gula itu menimbulkan rasa manis, dgn pengetahuan ini ktk ingin rasa manis, carila gula, bukan garam atau merica.
Selanjutnya komentar spt ini tdk akan dibahas
oleh sebab hal tsb tdk dpt dipertanyakan dgn daya logika manusia, adlh berbasis keyakinan semata.Abu Hanan wrote:"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan itu." (Al-An'aam: 103).
Abu Hanan wrote:ilmu kira2-dugaan-prasangka dengan berbagai kemungkinan yang diwakili oleh kata
Ilmu tsb didapat dr proses amalan soleh versinya situ lhooo, tp minus bias dgn kemelakatan pd sosok siapapun, pencarian ke dalam batin yg sejati. Inti sari yg dihasilkannya bukan dugaan atau prasangka, apalagi kemungkinan, karena dgn berani Ia mengatakan pd org2: datang, lihat, dan buktikan sndiri...bukan: datang dan yakinilah...
Justru ilmu dari langit lah yg dipenuhi sejuta kemungkinan, saat org di tempat berlainan, atau waktu yg berbeda pula, mengklaim Pencipta yg berbeda...
Abu Hanan wrote:Emiliana wrote:knp sih jalannya separo2, usaha yg dilakukan terbatas pd "meninggalkan yang haram,membatasi diri pada yang halal dan tidak menjadikan diri sibuk sehingga membuyarkan konsentrasi.."
sederhana..ketika siddharta uda nibbhana,apakah beliow tidak makan/minum atow tidur?
secara teoritis,3 keadaan yang sayah sebutkan adalah identik mirip dengan isi/muatan jmb 8..
sy ga pernah bilang Siddharta memutus kontak dgn badan jasmani, sy pakai istilah "mengekang" atau "mengatur"...jd ya pasti tidur, makan juga.
Identik emang iya, tp apa yg situ katakan halal itu msh terikat nafsu indria, contoh: menikah, boleh makan daging...apa namanya ini klo bkn 'ga maksimal dlm mengekang nafsu duniawi'...dan ini Anda akui dilakukan semua muslim, bahkan org bijaksana-sucinya, ya klo Buddha bakal bilang: ya separo2 jalannya klo mksdnya mau mengekang nafsu.
Anda akan nanya emang ada org yg ga mau nikah, ya tipe2 Tom Sam Cong gitu, naif, polos...Ada lho, tuh lihat aja bhikkhu, bhiksu, bhiksuni...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emil
sebagaimana ucapan siddharta "inilah kelahiranku yang terakhir,inilah kematianku yang terakhir"..mengapa orang akhirnyah harus mati (meski tidak perlu lahir kembali)?
justru disitu ada logika;
sayah menciptakan 100 robot dan sayah taruh di dalam ruang kaca..dan mereka gak mampu liat sayah dari balik kaca..dan 100 robot itu sayah program sama persis dengan manusia (punya pikiran dan punya pilihan)..lalu,apakah para robot itu mampu menjangkau eksistensi sayah?sedangkan program baru sayah hidupkan ketika mereka berada di dalam ruang itu..
kata ; seandainya,karena,maka ada kemungkinan=>apakah pemilihan kata itu termasuk kepastian atow prasangka?
seandainyah ada kondisi A dengan proses xx maka ada kemungkinan menuju kondisi B..
dan yang namanyah KEMUNGKINAN selamanyah akan selalu mungkin benar dan mungkin salah..
dan itu pula yang sayah gunakan sebagai batu uji untuk mencari tau "sosok tuhan" menurut orang lain..secara simple bagi sayah,yang mutlak dan absolut dalam benak sayah harus 1,utuh,baik pribadi maupun hakekat..dan bila itu digunakan dalam ajaran anda maka kebenaran yang mutlak dan absolut harus ada tanpa perlu perbedaan definisi mana yang lebih tinggi kedudukannya..dan bila ada satu ungkapan/istilah yang merujuk ke sosok yang absolut maka tidak boleh ada kontradiksi di dalam pemahaman yang mutlak/absolut di dalam tubuh ajaran itu sendiri..
buddhism mengajarkan ;
Yang Mutlak itu Esa adanya, disebut Asamkhata-Dharma, Dharma Yang Absolut, Yang Tak Terkondisi. Adi-Buddha merupakan Realitas Absolut atau Kebenaran Mutlak, bukan suatu personifikasi. Adi-Buddha tak lain adalah Dhammakaya, Tubuh Dharma Yang Absolut. Dhammakaya bersifat kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat.
dan dari buddhism sayah dapatkan ;
siddharta mengajarkan mengajarkan 2 jenis Dhamma, yaitu yang bersifat Paramatha-sacca (Paramatha-sacca atau Kebenaran Mutlak) dan yang bersifat Sammuti-sacca (Kebenaran Relatif )..
dhamma yang absolut dan mutlak terbagi menjadi 2,ini berarti absolutis dalam buddhism bersifat relatif..
keduanya bersifat berlawanan,mutlak dan relatif..
daging yang diijinkan adalah daging halal (buddhism)..dan yang tidak diijinkan adalah harram (versi buddhism)..
dan siddharta melakukan pelarangan secara bertahap meski pada akhirnyah mengatakan "Saya tidak pernah mengizinkan murid-murid saya untuk makan daging, dan saya tidak akan mengizinkannya saat ini atau masa yang akan datang.”..
yah dugaan sayah pelarangan makan daging adalah disebabkan oleh reinkarnasi,yang mungkin daging sapi yang kita makan adalah dulunya adalah sodara kandung kita..benarkah?ternyata benar.ini dasarnyah ;
“Semua makhluk hidup datang dari sumber yang sama. Melalui banyak reinkarnasi, semua makhluk hidup telah menjadi saudara satu sama lainnya. Bagaimana bisa kita makan daging dari saudara kita?”
dan apa yang dikamsut siddharta tentang "sumber yang sama"?
di dalam dhamma, perkawinan bukanlah keharusan ataupun kewajiban...dan siddharta gak pernah mencela orang yang menikah dengan mengatakan "menikah adalah jalan kegagalan menuju nibbhana"..tidak ada,kalowpun ada maka itu multi tafsir..menikah adalah pilihan yang dihormati siddharta,dan sayah heran kenafa anda mengatakan : "apa namanya ini klo bkn 'ga maksimal dlm mengekang nafsu duniawi'..."?
di dalam sigalovada sutta 31 dikatakan;
Dalam lima cara inilah, orang tua yang diperlakukan demikian oleh seorang anak seperti arah Timur, menunjukkan kecintaan mereka kepadanya dengan:
- Mencegah anaknya berbuat jahat,
- Mendorong mereka berbuat baik,
- Melatihnya dalam suatu profesi,
- Mencarikan pasangan (suami/isteri) yang pantas,
- Pada waktu yang tepat, mereka menyerahkan warisan kepada anaknya.
O putera kepala keluarga, dalam lima cara inilah seorang anak memperlakukan orang tuanya seperti arah Timur. Dalam lima cara inilah orang tua menunjukkan kecintaan mereka kepadanya. Demikianlah arah Timur ini dilindungi, diselamatkan dan diamankan olehnya.
Isteri dan anak-anak seperti arah Barat.
Dengan lima cara seorang isteri harus diperlakukan oleh suaminya seperti arah Barat :
- Dengan menghormati,
- Dengan bersikap ramah-tamah,
- Dengan kesetiaan,
- Dengan menyerahkan kekuasaan rumah-tangga kepadanya,
- Dengan memberikan barang-barang perhiasan kepadanya.
mangkah itu sayah tanyakan,bahkan bukan secara khusus kepada anda (berlaku bagi muslim juga) ; bila ini dikaitkan dengan keyakinan buddhism bahwa ada rangkaian,yah balik ke pertanyaan semula atas alasan apakah seseorang yang hidupnyah uda mencapai nibbhana harus mengalami kematian?Maka sy jwb: memang ga bisa, klo dilihat dr sepotong2 kelahiran-kematian. Ttp klo melihat apa yg menyebabkan kelahiran, dan kelahiran lah yg menyebabkan kematian...maka utk membasmi kematian apakah kt basmi kelahirannya, atau akar kelahirannya?
sebagaimana ucapan siddharta "inilah kelahiranku yang terakhir,inilah kematianku yang terakhir"..mengapa orang akhirnyah harus mati (meski tidak perlu lahir kembali)?
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan itu."
justru disitu ada logika;
sayah menciptakan 100 robot dan sayah taruh di dalam ruang kaca..dan mereka gak mampu liat sayah dari balik kaca..dan 100 robot itu sayah program sama persis dengan manusia (punya pikiran dan punya pilihan)..lalu,apakah para robot itu mampu menjangkau eksistensi sayah?sedangkan program baru sayah hidupkan ketika mereka berada di dalam ruang itu..
"Oh, Bhikkhu, ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, behentinya Sankhara. Jika seandainya saja, Oh bhikkhu, tidak ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, berhentinya Sankhara; maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, berhentinya Sankhara, maka ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, dan pemunculan dari sebab yang lalu"
Inti sari yg dihasilkannya bukan dugaan atau prasangka, apalagi kemungkinan, karena dgn berani Ia mengatakan pd org2: datang, lihat, dan buktikan sndiri...bukan: datang dan yakinilah...
kata ; seandainya,karena,maka ada kemungkinan=>apakah pemilihan kata itu termasuk kepastian atow prasangka?
seandainyah ada kondisi A dengan proses xx maka ada kemungkinan menuju kondisi B..
dan yang namanyah KEMUNGKINAN selamanyah akan selalu mungkin benar dan mungkin salah..
mengafa ada perbedaan tentang sosok pencipta?prasangka..sederhana sayah menggunakan matematika ; 1+1=2..Justru ilmu dari langit lah yg dipenuhi sejuta kemungkinan, saat org di tempat berlainan, atau waktu yg berbeda pula, mengklaim Pencipta yg berbeda...
dan itu pula yang sayah gunakan sebagai batu uji untuk mencari tau "sosok tuhan" menurut orang lain..secara simple bagi sayah,yang mutlak dan absolut dalam benak sayah harus 1,utuh,baik pribadi maupun hakekat..dan bila itu digunakan dalam ajaran anda maka kebenaran yang mutlak dan absolut harus ada tanpa perlu perbedaan definisi mana yang lebih tinggi kedudukannya..dan bila ada satu ungkapan/istilah yang merujuk ke sosok yang absolut maka tidak boleh ada kontradiksi di dalam pemahaman yang mutlak/absolut di dalam tubuh ajaran itu sendiri..
buddhism mengajarkan ;
Yang Mutlak itu Esa adanya, disebut Asamkhata-Dharma, Dharma Yang Absolut, Yang Tak Terkondisi. Adi-Buddha merupakan Realitas Absolut atau Kebenaran Mutlak, bukan suatu personifikasi. Adi-Buddha tak lain adalah Dhammakaya, Tubuh Dharma Yang Absolut. Dhammakaya bersifat kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat.
dan dari buddhism sayah dapatkan ;
siddharta mengajarkan mengajarkan 2 jenis Dhamma, yaitu yang bersifat Paramatha-sacca (Paramatha-sacca atau Kebenaran Mutlak) dan yang bersifat Sammuti-sacca (Kebenaran Relatif )..
dhamma yang absolut dan mutlak terbagi menjadi 2,ini berarti absolutis dalam buddhism bersifat relatif..
keduanya bersifat berlawanan,mutlak dan relatif..
siddharta membedakan antara daging yang diijinkan dengan tiga kondisi dan daging yang tidak diijinkan..ini adalah kriteria yang paling penting sehubungan dengan makan daging..apakah itu berarti siddharta gak makan daging?tp apa yg situ katakan halal itu msh terikat nafsu indria, contoh: menikah, boleh makan daging...apa namanya ini klo bkn 'ga maksimal dlm mengekang nafsu duniawi'...
daging yang diijinkan adalah daging halal (buddhism)..dan yang tidak diijinkan adalah harram (versi buddhism)..
dan siddharta melakukan pelarangan secara bertahap meski pada akhirnyah mengatakan "Saya tidak pernah mengizinkan murid-murid saya untuk makan daging, dan saya tidak akan mengizinkannya saat ini atau masa yang akan datang.”..
yah dugaan sayah pelarangan makan daging adalah disebabkan oleh reinkarnasi,yang mungkin daging sapi yang kita makan adalah dulunya adalah sodara kandung kita..benarkah?ternyata benar.ini dasarnyah ;
“Semua makhluk hidup datang dari sumber yang sama. Melalui banyak reinkarnasi, semua makhluk hidup telah menjadi saudara satu sama lainnya. Bagaimana bisa kita makan daging dari saudara kita?”
dan apa yang dikamsut siddharta tentang "sumber yang sama"?
di dalam dhamma, perkawinan bukanlah keharusan ataupun kewajiban...dan siddharta gak pernah mencela orang yang menikah dengan mengatakan "menikah adalah jalan kegagalan menuju nibbhana"..tidak ada,kalowpun ada maka itu multi tafsir..menikah adalah pilihan yang dihormati siddharta,dan sayah heran kenafa anda mengatakan : "apa namanya ini klo bkn 'ga maksimal dlm mengekang nafsu duniawi'..."?
di dalam sigalovada sutta 31 dikatakan;
Dalam lima cara inilah, orang tua yang diperlakukan demikian oleh seorang anak seperti arah Timur, menunjukkan kecintaan mereka kepadanya dengan:
- Mencegah anaknya berbuat jahat,
- Mendorong mereka berbuat baik,
- Melatihnya dalam suatu profesi,
- Mencarikan pasangan (suami/isteri) yang pantas,
- Pada waktu yang tepat, mereka menyerahkan warisan kepada anaknya.
O putera kepala keluarga, dalam lima cara inilah seorang anak memperlakukan orang tuanya seperti arah Timur. Dalam lima cara inilah orang tua menunjukkan kecintaan mereka kepadanya. Demikianlah arah Timur ini dilindungi, diselamatkan dan diamankan olehnya.
Isteri dan anak-anak seperti arah Barat.
Dengan lima cara seorang isteri harus diperlakukan oleh suaminya seperti arah Barat :
- Dengan menghormati,
- Dengan bersikap ramah-tamah,
- Dengan kesetiaan,
- Dengan menyerahkan kekuasaan rumah-tangga kepadanya,
- Dengan memberikan barang-barang perhiasan kepadanya.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Jenuh menjelaskan yg itu2 saja...Siddharta itu mencapai Pencerahan kan saat dia jadi Siddharta, bkn saat di kehidupan lampau. Di kehidupan lampau Ia hanya seorang Boddhisatva. Jadi mengapa ia hrs mengalami kematian? Kematian terakhir yg dialaminya disebabkan kelahiran terakhir yg dialaminya, kan ud kodratnya yg lahir bakal meninggal.bila ini dikaitkan dengan keyakinan buddhism bahwa ada rangkaian,yah balik ke pertanyaan semula atas alasan apakah seseorang yang hidupnyah uda mencapai nibbhana harus mengalami kematian?
sebagaimana ucapan siddharta "inilah kelahiranku yang terakhir,inilah kematianku yang terakhir"..mengapa orang akhirnyah harus mati (meski tidak perlu lahir kembali)?
Sampai sejauh ini itu pun hanya pengandaian, Anda tdk dpt membuktikan scr saintifik atau melihat dgn mata kepala sendiri adanya kejadian’penciptaan 100 robot dan blah blah blah”. Mknya sy bilang, hanya berbasis kepercayaan, tdk dpt kita gugat di thread ini..Utk itu selanjutnya, komentar2 spt ini akan diabaikan scr otomatis..."Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan itu."
justru disitu ada logika;
sayah menciptakan 100 robot dan sayah taruh di dalam ruang kaca..dan mereka gak mampu liat sayah dari balik kaca..dan 100 robot itu sayah program sama persis dengan manusia (punya pikiran dan punya pilihan)..lalu,apakah para robot itu mampu menjangkau eksistensi sayah?sedangkan program baru sayah hidupkan ketika mereka berada di dalam ruang itu..
Abu Hanan wrote:"Oh, Bhikkhu, ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, behentinya Sankhara. Jika seandainya saja, Oh bhikkhu, tidak ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, berhentinya Sankhara; maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, berhentinya Sankhara, maka ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, dan pemunculan dari sebab yang lalu"Emiliana wrote:Inti sari yg dihasilkannya bukan dugaan atau prasangka, apalagi kemungkinan, karena dgn berani Ia mengatakan pd org2: datang, lihat, dan buktikan sndiri...bukan: datang dan yakinilah...
kata ; seandainya,karena,maka ada kemungkinan=>apakah pemilihan kata itu termasuk kepastian atow prasangka?
seandainyah ada kondisi A dengan proses xx maka ada kemungkinan menuju kondisi B..
dan yang namanyah KEMUNGKINAN selamanyah akan selalu mungkin benar dan mungkin salah..
itu bukan Kemungkinan kaleee...itu kan cara menyampaikan atau menjelaskan sesuatu dgn pengandaian...masa Anda ga pernah diajarin pakai style ini? Bila tidak ada sinar matahari yg masuk ke bumi, mustahil kehidupan bisa jalan...tp oleh sebab sinar matahari masuk ke bumi, kehidupan bisa jalan...Mana letak probabilitinya? Ini kan hanya style mengajar orang,,, udh sy bilang deh dulu....klo Buddha mw bilang klo Nibbhana itu tdk nyata, bagaimana mungkin Saya bisa ngajarin Anda mencapai Nibbhana? Apa itu kemungkinan? dr gaya bahasanya malah menunjukkan beliau sangat percaya diri mengatakan ada Nibbhana...
mengafa ada perbedaan tentang sosok pencipta?prasangka..
bagaimana mungkin itu prasangkan, klo kata2/anjuran2/perintah2 itu sdh jelas2 jatuh dr langit, lwt perantara wahyu/nabi yg meniadakan Tuhan lain selain Tuhannya...begitu jg agama lain
Sosok Tuhan tdk dicari2 dari pemahaman Buddhis dan tdk perlu...kecuali dgn pengetahuan tsb bs membuatmu bahagia, silakan2 saja...
Lanjut, soal makan daging...sy kira ud lengkap kt bahas di thread lain, dgn kategori 'daging yg halal' menjadikan mustahil di zaman sekarang makan daging yg halal versi Buddhisme. Inilah yg sy mksd 'ga boleh makan daging'....sdh termasuk di dalamnya istilah 'halal' dan sinkornisasinya di zaman modern ini.
'Sumber yg sama' di sini mksdnya setiap makhluk pernah menjadi ibu kita...kita juga pernah jd ibu makhluk lain...utk itu bknkah terlalu menjijikkan klo Anda memakan ibu kandung Anda sendiri? Inilah tambahan list mengapa tdk boleh makan daging.
Saya jg ga pernah bilang Buddha itu mencela perkawinan di antara manusia-manusia awam (umat perumah-tangga). Kan dr tadi keliatan Anda tidak memperhatikan ucapan sy baik2, ada 2 kategori umat Buddhis: Sangha dan Upasaka. Perkawinan malah bagus u/ umat perumah-tangga, mengapa? Karena mengikuti pranata sosial yg ada u/ berkembang biak, jd kt tdk sama dgn hewan. Di sisi lain, apakah mungkin seseorg yg hendak menapaki jalan kesucian, terikat perkawinan? Mustahil, bro! Anda tahu sendiri kehidupan bhikkhu itu ketat, bahkan terkesan menelantarkan anak-istri, bisakah hatinya tenang klo ia masih terikat pernikahan? Sedangkan Siddharta aja dlm perjalananNya menapaki Pencerahan, meninggalkan anak-istrinya, berarti perpisahan scr informal...siddharta gak pernah mencela orang yang menikah dengan mengatakan "menikah adalah jalan kegagalan menuju nibbhana"..tidak ada,kalowpun ada maka itu multi tafsir..menikah adalah pilihan yang dihormati siddharta,dan sayah heran kenafa anda mengatakan : "apa namanya ini klo bkn 'ga maksimal dlm mengekang nafsu duniawi'..."?
Yg sy bilang ga maksimal itu:
org yg ngaku mau menjadi tidak melekat nafsu2 duniawinya, tp masih menikah, makan daging, dsb...dalam kasus ini ialah muslim ulama, dan pondok pesantren, atau bijaksana-suciwan muslim, bahkan nabi2nya..
Ga maksimal, karena klaim-nya sangat besar, menjadi tidak melekat pd nafsu2 duniawi, tp realisasinya masih menyisakan peluang utk terikat nafsu...
Beda dgn Buddhisme, yg klaim-nya sangat besar, mejadi tidak melekat pd apapun, dan realisasinya pun rumit dan benar2 poll caranya...
klo msh ga ngerti, tape deeeeeh....malas ah jelasin lg
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
nah itu dia..dalam pemikiran sayah (ketika mencari tau apa itu buddhism) bila sebuah ajaran menolak sosok mutlak diluar dirinyah atow menganggap tuhan adalah dirinyah dan ternyata gak bisa menjelaskan "atas alasan apa manusia harus mati?" yah berarti manusia pun gak mampu kuasai mekanisme karma maupun mekanisme apapun deh terkait absolut dan mutlak..karena bugimanapun akan balik ke "kodrat"..artinya (bagi sayah) tidak ada logika yang mampu menjelaskan konsep akhir dari kematian terakhir kecuali balik ke kata "kodrat"..Jenuh menjelaskan yg itu2 saja...Siddharta itu mencapai Pencerahan kan saat dia jadi Siddharta, bkn saat di kehidupan lampau. Di kehidupan lampau Ia hanya seorang Boddhisatva. Jadi mengapa ia hrs mengalami kematian? Kematian terakhir yg dialaminya disebabkan kelahiran terakhir yg dialaminya, kan ud kodratnya yg lahir bakal meninggal.
karena kata "kodrat" juga tidak ada dalam kamus buddhism..
ini malah bikin sayah heran..karena nibbhana juga tidak dapat dibuktikan saintifik..sayah tidak berandai2 tetapi berpikir untuk mendekati..bugimanah ayat itu bisa berlaku dan dapat sayah pahami dengan mudah..Sampai sejauh ini itu pun hanya pengandaian, Anda tdk dpt membuktikan scr saintifik
dan sain juga belum membuktikan ;
basisnyah juga kepercayaan kan?
kita juga pernah jd ibu makhluk lain...
yah balik lagi ke atas..atas alasan apakah seseorang harus mengalami kematian?dari gaya bahasa uddana malah menunjukkan hal sebaliknyah jika ditinjau dari logika matematis..
itu bukan Kemungkinan kaleee...itu kan cara menyampaikan atau menjelaskan sesuatu dgn pengandaian...masa Anda ga pernah diajarin pakai style ini? Bila tidak ada sinar matahari yg masuk ke bumi, mustahil kehidupan bisa jalan...tp oleh sebab sinar matahari masuk ke bumi, kehidupan bisa jalan...Mana letak probabilitinya? Ini kan hanya style mengajar orang,,, udh sy bilang deh dulu....klo Buddha mw bilang klo Nibbhana itu tdk nyata, bagaimana mungkin Saya bisa ngajarin Anda mencapai Nibbhana? Apa itu kemungkinan? dr gaya bahasanya malah menunjukkan beliau sangat percaya diri mengatakan ada Nibbhana...
konsep tuhan dan manusia ibarat 1+1 = 2..akan tetapi siddharta mengambil pola yang lain seperti jika ada 1 maka dengan -1 MUNGKIN akan menjadi -1..logis atow gak?
lha itu..ada batu uji yang sebenarnyah uda disepakati "absolut dan mutlak"..kalow absolut dan mutlak tidak dinilai utuh/bulat/satu maka konsep absolut dan mutlak akan bernilai relatif..bagaimana mungkin itu prasangkan, klo kata2/anjuran2/perintah2 itu sdh jelas2 jatuh dr langit, lwt perantara wahyu/nabi yg meniadakan Tuhan lain selain Tuhannya...begitu jg agama lain
absolut http://artikata.com/arti-317653-absolut.html
tidak terbatas; mutlak:
sepenuhnya;
tanpa syarat:
buddhism mengajarkan ;
Yang Mutlak itu Esa adanya, disebut Asamkhata-Dharma, Dharma Yang Absolut, Yang Tak Terkondisi. Adi-Buddha merupakan Realitas Absolut atau Kebenaran Mutlak, bukan suatu personifikasi. Adi-Buddha tak lain adalah Dhammakaya, Tubuh Dharma Yang Absolut. Dhammakaya bersifat kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat.
dan dari buddhism sayah dapatkan ;
siddharta mengajarkan mengajarkan 2 jenis Dhamma, yaitu yang bersifat Paramatha-sacca (Paramatha-sacca atau Kebenaran Mutlak) dan yang bersifat Sammuti-sacca (Kebenaran Relatif )..
dhamma yang absolut dan mutlak terbagi menjadi 2,ini berarti absolutis dalam buddhism bersifat relatif..
keduanya bersifat berlawanan,mutlak dan relatif..
lha itu karena anda menggunakan standar buddhism dalam mengukur ke-tidak melekat-an bagi islam..sehingga sayah bawa sutta buddhism bahwa menikah itu boleh dan pilihan dan juga bukan penghalang menuju nibbhana..org yg ngaku mau menjadi tidak melekat nafsu2 duniawinya, tp masih menikah, makan daging, dsb...dalam kasus ini ialah muslim ulama, dan pondok pesantren, atau bijaksana-suciwan muslim, bahkan nabi2nya..
gini deh..apakah nibbhana terhalangi oleh pernikahan dan daging?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
nah itu dia..dalam pemikiran sayah (ketika mencari tau apa itu buddhism) bila sebuah ajaran menolak sosok mutlak diluar dirinyah atow menganggap tuhan adalah dirinyah dan ternyata gak bisa menjelaskan "atas alasan apa manusia harus mati?" yah berarti manusia pun gak mampu kuasai mekanisme karma maupun mekanisme apapun deh terkait absolut dan mutlak..karena bugimanapun akan balik ke "kodrat"..artinya (bagi sayah) tidak ada logika yang mampu menjelaskan konsep akhir dari kematian terakhir kecuali balik ke kata "kodrat"..
karena kata "kodrat" juga tidak ada dalam kamus buddhism..
kodrat yg sy pakai, berarti karma...contoh: org yg makannya cukup kodratnya kenyang...org yg hidup kodratnya mati...dan ini tentu diakui di Buddhisme. Jawaban "mengapa kita mati" adalah kita hidup, tuh ada jawabannya...namun Anda tdk puas dgn jawaban ini, mungkin Anda lbh puas klo dikasih tau tujuan kita stlh mati itu apa...ya silakan cari di tempat lain yg dpt memberi kepuasan.
Inilah istimewanya ajaran Buddha, bisa dibuktikan scr Ehipassiko. Ketika Anda merasa damai, tdk sedih, juga tdk bahagia, tdk terganggu dgn situasi apapun, Anda sdg mencicip Nibbhana utk sepersekian detik atau beberapa saat. Sdgkan ajaran Anda di-Ehipassiko-kan pun tak bisa...harus diyakini betul2 saja.ini malah bikin sayah heran..karena nibbhana juga tidak dapat dibuktikan saintifik..
Abu Hanan wrote:Emiliana wrote:kita juga pernah jd ibu makhluk lain...
basisnyah juga kepercayaan kan?
iya emang kepercayaan klo yg ini, krn sy belum jadi Buddha, jd hanya ngomong ulang apa yg disampaikan Buddha. Sy pun sbnrnya ga berminat bahas ini, situ yg tanya duluan "sumber yg sama" mksdnya opo...
Abu Hanan wrote:yah balik lagi ke atas..atas alasan apakah seseorang harus mengalami kematian?dari gaya bahasa uddana malah menunjukkan hal sebaliknyah jika ditinjau dari logika matematis..
konsep tuhan dan manusia ibarat 1+1 = 2..akan tetapi siddharta mengambil pola yang lain seperti jika ada 1 maka dengan -1 MUNGKIN akan menjadi -1..logis atow gak?
maaf otak sy ga cerdas2 bgt u/ menguraikan maksudnya Bung...gini deh coba kita suruh org2 baca itu Udana, kesannya bgmana? Siddharta berandai2 atau malah sgt yakin/PD dengan ajaranNya? Salesman berkata: klolah tidak ada zat anti-UV di lotion ini, harganya psti murah. Tp krn ada zat anti-UV di lotion di tangan sy ini, hrgnya mahal.
lha itu karena anda menggunakan standar buddhism dalam mengukur ke-tidak melekat-an bagi islam..sehingga sayah bawa sutta buddhism bahwa menikah itu boleh dan pilihan dan juga bukan penghalang menuju nibbhana..
gini deh..apakah nibbhana terhalangi oleh pernikahan dan daging?
sy menggunakan standar buddhism, karna Anda mengaitkan Nibbhana identik dgn yg ada di islam (ntah apa namanya sy lupa)...trus kondisinya yg diklaim "tdk terlalu sedih saat menghadapi kemalangan, tdk terlalu senang saat berbahagia"
ini kan mirip dgn "ketidakmelekatan"...
Awalnya sy pikir itu ketidakmelekatan thd apapun, sy mulai pikir ada pelanggaran hak cipta, eh..tp ternyata akhirnya diakui melekat kpd Allah jg...ya udah ga jd langgar hak cipta
Dan Anda pada akhirnya membatasi ketidakmelekatan itu pd hal2 yg indrawi, trus sy ajak lihat apa2 yg halal itu msh menyediakan ruang utk bernafsu indrawi lho...ya ga maksimal...Anda boleh beranggapan: lah kan saya pakai standar Buddhisme...tp coba pikir lagi sj...apakah "menikah" menyediakan ruang utk bernafsu indrawi? Klo sy jwbnya sih: iya...
Tdk scr khusus Buddha Gotama berkata nikah, makan daging, berarti menghalangi...pertanyaannya, bisakah Anda menapaki jalan Pencerahan u/ tdk melekat thd apapun, tp Anda msh terikat dgn pernikahan...? Jadi istilahnya Beliau tdk ngomel lgsg blg ga boleh, tentu ada alasannya...yaitu "bisakah demikian?"
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Maaf yah bro abu ikut nimbrung,, saya biasa tergelitik kalo udah ada pembicaraan masalah sains dan kalo udh ada yg mulai bermain2 dengan mengaburkan kata2
coba sis jelaskan secara logika kalo damai= tidak bahagia?
yang kedua apa yang dimaksud ehippasiko dan mengapa sis menjudge bahwa ajaran kami tidak bisa di ehippasiko kan,,, silakan
plus
kenapa anda menjudge bahwa menikah atau makan daging malah menjadikan manusia itu lekat dengan nafsu duniawinya. Apakah Anda sudah paham dengan hukum menikah dalam ajaran kami sis?
Emiliana wrote:
Inilah istimewanya ajaran Buddha, bisa dibuktikan scr Ehipassiko. Ketika Anda merasa damai, tdk sedih, juga tdk bahagia, tdk terganggu dgn situasi apapun, Anda sdg mencicip Nibbhana utk sepersekian detik atau beberapa saat. Sdgkan ajaran Anda di-Ehipassiko-kan pun tak bisa...harus diyakini betul2 saja.
coba sis jelaskan secara logika kalo damai= tidak bahagia?
yang kedua apa yang dimaksud ehippasiko dan mengapa sis menjudge bahwa ajaran kami tidak bisa di ehippasiko kan,,, silakan
plus
org yg ngaku mau menjadi tidak melekat nafsu2 duniawinya, tp masih menikah, makan daging, dsb...dalam kasus ini ialah muslim ulama, dan pondok pesantren, atau bijaksana-suciwan muslim, bahkan nabi2nya..
kenapa anda menjudge bahwa menikah atau makan daging malah menjadikan manusia itu lekat dengan nafsu duniawinya. Apakah Anda sudah paham dengan hukum menikah dalam ajaran kami sis?
brotherOON- SERSAN SATU
-
Posts : 105
Kepercayaan : Islam
Location : Lost World
Join date : 07.07.12
Reputation : 6
Halaman 4 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Similar topics
» SIDHARTA GAUTAMA versus YESUS KRISTUS
» Abu Hanan dan Semua yang Bisa Berbahasa Arab. Manuskrip Coranica.
» abu hanan vs duren tentang tauhid islam vs tauhid yahudi
» Iman beri keberanian untuk ambil resiko besar - Ps. Indri Gautama
» lagu kerukunan agama [untuk semua agama-agama di Indonesia dan biarlah juga untuk dunia]
» Abu Hanan dan Semua yang Bisa Berbahasa Arab. Manuskrip Coranica.
» abu hanan vs duren tentang tauhid islam vs tauhid yahudi
» Iman beri keberanian untuk ambil resiko besar - Ps. Indri Gautama
» lagu kerukunan agama [untuk semua agama-agama di Indonesia dan biarlah juga untuk dunia]
Halaman 4 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik