Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Halaman 2 dari 6 • Share
Halaman 2 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
First topic message reminder :
Amanah dari Opa Abu Hanan:
NB: Diharapkan hanya membuat post yg terkait dengan tema. Available untuk semua member
Selamat Berbincang dan berdiskusi
Amanah dari Opa Abu Hanan:
daripada ngalor ngidul..tolong buka lapak deh buat wak sama sis emil..biar nyaman dan enjoy berbagi dimari.. sf budha..
NB: Diharapkan hanya membuat post yg terkait dengan tema. Available untuk semua member
Selamat Berbincang dan berdiskusi
moderator 2- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 304
Kepercayaan : Islam
Location : Kursi Saya
Join date : 25.04.13
Reputation : 10
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Scroll aja di atas bung...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@emiliana
Oh ya ya...............
Oh ya ya...............
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@gravelord dan @emiliana
Apakah ada perbedaan pandangan, tentang atman di antara aliran di dalam buddha?
mohon pencerahan...........
Apakah ada perbedaan pandangan, tentang atman di antara aliran di dalam buddha?
mohon pencerahan...........
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Ini sy kutip dari salah satu buku saya...
Seorang umat Buddha yang sejati perlu menyadari tanpa Hinayana (Theravada), tidak akan mungkin ada jalan Mahayana. Yang lbh penting lagi adalah bhw kedua tradisi ini sama2 memiliki ajaran dasar yg sama, spt:
1. Bahwa Buddha Sakyamuni adalah Buddha sejati
2. Bahawa tdk ada dewa agung yg menciptakan alam dan yang menguasainya
3. Keyakinan terhadap Empat Kebenaran Mulia
4. Keyakinan terhadap Jalan Mulia Berfaktor Delapan
5. Keyakinan terhadap Keberasalan Bergantungan (paticcasamuppada)
6. Gagasan ttg ketidakkekalan (anicca), derita (dukkha), dan tiadanya diri (anatta)
7. Tiga latihan yaitu moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan kebijaksanaan (panna)
Jadi kelihatan di poin no.6, aliran Theravada maupun Mahayana serupa pandangannya soal atma (yg kekal), yakni tidak mengakuinya.
Sila bung gravelord klo ingin koreksi..:)
Seorang umat Buddha yang sejati perlu menyadari tanpa Hinayana (Theravada), tidak akan mungkin ada jalan Mahayana. Yang lbh penting lagi adalah bhw kedua tradisi ini sama2 memiliki ajaran dasar yg sama, spt:
1. Bahwa Buddha Sakyamuni adalah Buddha sejati
2. Bahawa tdk ada dewa agung yg menciptakan alam dan yang menguasainya
3. Keyakinan terhadap Empat Kebenaran Mulia
4. Keyakinan terhadap Jalan Mulia Berfaktor Delapan
5. Keyakinan terhadap Keberasalan Bergantungan (paticcasamuppada)
6. Gagasan ttg ketidakkekalan (anicca), derita (dukkha), dan tiadanya diri (anatta)
7. Tiga latihan yaitu moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan kebijaksanaan (panna)
Jadi kelihatan di poin no.6, aliran Theravada maupun Mahayana serupa pandangannya soal atma (yg kekal), yakni tidak mengakuinya.
Sila bung gravelord klo ingin koreksi..:)
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Namo Omitofo
ga mau, udah bagus
paling aku tambahkan dikit.
masalah Anatta (tanpa aku/inti)
jika sebuah roti abon, disebut roti abon karena telah diproses (paticca samupadda). nah ketika sebelum proses, maka ia terdiri dari
Tepung, ragi, gula, Garam dan abon. nah yang manakah kita sebut sebagai roti abon? tepungkah? ragikah? demikian juga seperti halnya Atman (yang kekal), itu adalah tidak ada, yang ada adalah arus sebab akibat yang dipengaruhi oleh karma sehingga anicca. yang pada akhirnya akan menyeberang ke pantai seberang (nibbana)
kira2 tambahannya begitu masalah Anatta, soalnya banyak yang ga ngerti
ga mau, udah bagus
paling aku tambahkan dikit.
masalah Anatta (tanpa aku/inti)
jika sebuah roti abon, disebut roti abon karena telah diproses (paticca samupadda). nah ketika sebelum proses, maka ia terdiri dari
Tepung, ragi, gula, Garam dan abon. nah yang manakah kita sebut sebagai roti abon? tepungkah? ragikah? demikian juga seperti halnya Atman (yang kekal), itu adalah tidak ada, yang ada adalah arus sebab akibat yang dipengaruhi oleh karma sehingga anicca. yang pada akhirnya akan menyeberang ke pantai seberang (nibbana)
kira2 tambahannya begitu masalah Anatta, soalnya banyak yang ga ngerti
Gravelord- SERSAN DUA
-
Age : 40
Posts : 95
Location : Sungai Guntung
Join date : 24.12.11
Reputation : 6
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@sis emil
contoh ; ketika amerika memilih membom hiroshima dan Nagasaki tentulah membawa derita berkepanjangan bagi orang2 sipil jepang tetapi membawa secercah harapan meraih kebahagiaan baru bagi beberapa kelompok/bangsa tertentu..derita yang dialami warga sipil bukanlah derita yang dia inginkan..dan tentu kedudukan tuhan sebagai sumber tidaklah dapat dikritisi dengan pernyataan “tuhan itu jahat karena membiarkan kejahatan merajalela” karena subjek melihat dari satu sisi,derita..tetapi subjek tidak melihat bugimanah tuhan mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain tanfa menyebabkan penderitaan..balita yang ceria ketika melihat kupu2..
penyakit adalah derita bagi pasien tetapi kebahagiaan bagi perusahaan farmasi dan industri keehatan,dokter-paramedis-marketing obat-biro iklan..disini apakah mereka yang mendapat kebahagiaan (materi) dapat dikatakan menari di atas derita orang lain?
Untuk sementara,definisi “aku”adalah ;
jadi sayah bertanya dengan logika atas dasar udana, seperti ini (copas dari sis emil)
b) Kalau manusia bahagia adalah bukan dari tuhan, maka sungguh baik non tuhan itu karena pertapa itu sekarang bahagia.
a) Kalau manusia menderita adalah sebab dari non tuhan, maka sungguh jahat non Tuhan itu karena pertapa itu sekarang menderita.
bila emang seperti premis sayah maka non tuhan pun personified..dalam basa lain,bila derita itu ada dan diciptakan,berarti kebahagiaan tidak pernah ada dan tidak pernah diciptakan.
kemudian......
Nipata 574-581:
Hidup di dunia ini tidak dapat diramalkan dan dipastikan.
Hidup adalah sulit, singkat, dan penuh dengan penderitaan.
Karena dilahirkan, orang harus mati.
Inilah sifat dunia.
Dengan usia tua, ada kematian.
Inilah sifat segala hal ketika buah telah masak, buah itu dapat jatuh dipagi hari.
Demikan pula, sesuatu yang terlahir dapat mati pada saatnya.
Bagaikan semua periuk yang dibuat oleh semua ahli tembikar akan berakhir dengan terpecahkan, begitu pula dengan kehidupan dari semua yang terlahirkan.
Tidak muda maupun tua, bodoh maupun bijaksana akan terlepas dari perangkap kematian, semuanya menuju kepada kematian. Mereka dikuasai oleh kematian.
Kematian adalah kondisi yang bersifat kepastian..tidak ada satu pun manusia yang bisa menguasai timing kematian..dan sayah ingin bertanya terkait jika ada yang tidak dilahirkan..maka pertanyaan sayah ;
bila kelahiran kembali adalah berdasarkan mata rantai kehidupan sebelumnyah,maka apakah kematian juga berkaitan dengan kehidupan sebelumnyah? apakah seorang buddhis membutuhkan kematian untuk mencapai nibbana ?
dan post sis emil yang belum sempat sayah tanggapin yah bersabar dulu..belakangan agak sedikit refot..
@brow GL
welakambek
sedangkan islam memandang baik dan buruk adalah berasal dari allah,kemudian allah memberikan pilihan bagi manusia untuk memilih..dan tentulah akibat pilihan adalah derita dan bahagia bagi pihak2 yang berbeda..a) Kalau manusia bahagia adalah sebab dari Tuhan, maka sungguh baik Tuhan itu karena pertapa itu sekarang merasa bahagia.
Dan Buddha bertanya dengan logika yang sama, seperti ini:
b) Kalau manusia menderita adalah sebab dari Tuhan, maka sungguh jahat Tuhan itu karena pertapa itu sekarang menderita.
contoh ; ketika amerika memilih membom hiroshima dan Nagasaki tentulah membawa derita berkepanjangan bagi orang2 sipil jepang tetapi membawa secercah harapan meraih kebahagiaan baru bagi beberapa kelompok/bangsa tertentu..derita yang dialami warga sipil bukanlah derita yang dia inginkan..dan tentu kedudukan tuhan sebagai sumber tidaklah dapat dikritisi dengan pernyataan “tuhan itu jahat karena membiarkan kejahatan merajalela” karena subjek melihat dari satu sisi,derita..tetapi subjek tidak melihat bugimanah tuhan mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain tanfa menyebabkan penderitaan..balita yang ceria ketika melihat kupu2..
penyakit adalah derita bagi pasien tetapi kebahagiaan bagi perusahaan farmasi dan industri keehatan,dokter-paramedis-marketing obat-biro iklan..disini apakah mereka yang mendapat kebahagiaan (materi) dapat dikatakan menari di atas derita orang lain?
Untuk sementara,definisi “aku”adalah ;
Bagi orang yang mengalami kesadaran dalam ketidaksadaran (baca ; pingsan,mimpi)..suatu kondisi yang secara fisik manusia tidak dapat dikatakan mampu mendengar atow melihat dan dengan sadar berpikir di dalam tidurnyah-pingsan,tetapi ketika bangun dia ini mampu menceritakan suasana yang dialami ketika mengalami mimpi/pingsan..dalam keadaan seperti itu,bugimanah definisi “aku”?karena kesadaran saat mimpi BERBEDA dengan kesadaran saat normal..dan tak jarang orang orang tidur/pingsan benar2 lupa diri/gak sadar total..mohon pencerahan..1.. Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.
2. Viññana = Kesadaran.
3. Sañña = Pencerapan.
4. Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental
5. Vedanä = Perasaan.
kamsutnyah sayah, "tiada kondisi awal dan tidak berakhir" adalah konsep alam semesta menurut buddha yang dikatakan tidak berawal dari suatu pekerjaan yang bernama mencipta dan tentu logika juga menyatakan sesuatu yang tidak berawal pasti tidak berakhir..dan sayah kamsutkan adalah keadaan bukan nibbhana..Bahkan sebetulnya kalau diteliti lebih lanjut, kalimat yg dbikin Bung Hanan, premis pertamanya menyatakan sebab atau hasil dari yg "tiada kondisi awal dan tidak berakhir", pdhal yg di Majima Nikaya jelas yg dibilang adalah derita adalah hasil dari ciptaan X. Dan kalau yg dimaksud "tiada kondisi awal dan tidak berakhir" itu Nibbhana, yg valid ialah menyatakan perasaan tenang menyebabkan/sebab dari Nibbhana, soalnya Nibbhana itu sdh tdk menghasilkan lagi.
jadi sayah bertanya dengan logika atas dasar udana, seperti ini (copas dari sis emil)
b) Kalau manusia bahagia adalah bukan dari tuhan, maka sungguh baik non tuhan itu karena pertapa itu sekarang bahagia.
a) Kalau manusia menderita adalah sebab dari non tuhan, maka sungguh jahat non Tuhan itu karena pertapa itu sekarang menderita.
bila emang seperti premis sayah maka non tuhan pun personified..dalam basa lain,bila derita itu ada dan diciptakan,berarti kebahagiaan tidak pernah ada dan tidak pernah diciptakan.
kemudian......
Nipata 574-581:
Hidup di dunia ini tidak dapat diramalkan dan dipastikan.
Hidup adalah sulit, singkat, dan penuh dengan penderitaan.
Karena dilahirkan, orang harus mati.
Inilah sifat dunia.
Dengan usia tua, ada kematian.
Inilah sifat segala hal ketika buah telah masak, buah itu dapat jatuh dipagi hari.
Demikan pula, sesuatu yang terlahir dapat mati pada saatnya.
Bagaikan semua periuk yang dibuat oleh semua ahli tembikar akan berakhir dengan terpecahkan, begitu pula dengan kehidupan dari semua yang terlahirkan.
Tidak muda maupun tua, bodoh maupun bijaksana akan terlepas dari perangkap kematian, semuanya menuju kepada kematian. Mereka dikuasai oleh kematian.
Kematian adalah kondisi yang bersifat kepastian..tidak ada satu pun manusia yang bisa menguasai timing kematian..dan sayah ingin bertanya terkait jika ada yang tidak dilahirkan..maka pertanyaan sayah ;
bila kelahiran kembali adalah berdasarkan mata rantai kehidupan sebelumnyah,maka apakah kematian juga berkaitan dengan kehidupan sebelumnyah? apakah seorang buddhis membutuhkan kematian untuk mencapai nibbana ?
dan post sis emil yang belum sempat sayah tanggapin yah bersabar dulu..belakangan agak sedikit refot..
@brow GL
welakambek
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
abu hanan wrote:
@brow GL
welakambek
sami sami bro,
hahahaha
cuma numpang lewat aja kok ^^
Gravelord- SERSAN DUA
-
Age : 40
Posts : 95
Location : Sungai Guntung
Join date : 24.12.11
Reputation : 6
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
sedangkan islam memandang baik dan buruk adalah berasal dari allah,kemudian allah memberikan pilihan bagi manusia untuk memilih..dan tentulah akibat pilihan adalah derita dan bahagia bagi pihak2 yang berbeda..
ya sdh, ini berarti kt uda ke keyakinan masing2. Hanya saja klo Tuhan itu diklaim memberi yg baik2 sj, tanpa memberi yg tdk baik, itu akan lebih masuk akal dalam hemat saya..
seperti cerita ttg Albert Einstein berikut (dikutip dari http://www.ceritapedia.com/apakah-tuhan-menciptakan-kejahatan.html)
Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.
“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.
“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata,
“Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
"Tentu saja,” jawab si Profesor.
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya.
Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara – perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab,
“Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih sayang Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
Profesor itu terdiam.
Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
contoh ; ketika amerika memilih membom hiroshima dan Nagasaki tentulah membawa derita berkepanjangan bagi orang2 sipil jepang tetapi membawa secercah harapan meraih kebahagiaan baru bagi beberapa kelompok/bangsa tertentu..derita yang dialami warga sipil bukanlah derita yang dia inginkan..dan tentu kedudukan tuhan sebagai sumber tidaklah dapat dikritisi dengan pernyataan “tuhan itu jahat karena membiarkan kejahatan merajalela” karena subjek melihat dari satu sisi,derita..tetapi subjek tidak melihat bugimanah tuhan mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain tanfa menyebabkan penderitaan..balita yang ceria ketika melihat kupu2..
Di lihat dari sisi kemanusiaan mana pun Bom Hiroshima adalah tragedi, dan di negara2 yg menikmati kemerdekaan akibat tragedi itu jg tidak merayakan tragedi tsb sbg perayaan, yg dirayakan adlh "kemerdekaan". Bisa tidak bangsa2 yg merdeka itu, merdeka dgn cara lain kalau seandainya Bom Hiroshima-Nagasaki ga terjadi...Sy percaya bisa! Dan mengapa warga sipil Jepang yg hrs jadi "kurban"-nya agar rencana Tuhan yg indah dpt terwujud? Bukankah bagi warga Hiroshima-Nagasaki itu sangat tidak adil? Inilah yg ga bisa dijawab oleh theisme...dan di Buddhisme ini dijawab dengan Hukum Karma, yg tiada pandang bulu, tiada keberpihakan, menegakkan keadilan.
Yup, balita merasa ceria melihat kupu2...ini adalah karunia Tuhan, yg memberkahi manusia dgn kebaikan..dan lagi2 kalau Tuhan disebut semata2 memberi manusia dgn kebaikan tok, dan bahwa kejahatan adalah "ketiadaan Tuhan" di hati manusia (spt kata Einstein) semua ini akan jadi lebih masuk akal...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
penyakit adalah derita bagi pasien tetapi kebahagiaan bagi perusahaan farmasi dan industri keehatan,dokter-paramedis-marketing obat-biro iklan..disini apakah mereka yang mendapat kebahagiaan (materi) dapat dikatakan menari di atas derita orang lain?
industri farmasi hadir karena masyarakat membutuhkan...kalau sudah tidak ada penyakit, farmasi tdk akan ada lagi dengan sendirinya. Sama aja bilang dokter itu bahagia di atas penyakit pasiennya, nabi itu bahagia atas keedanan dunia, Buddha itu bahagia di atas penderitaan manusia....apa itu bs dibenarkan? Banyak lho yg bakal menggugat bung klo bung mengklaim penyakit itu kebahagiaan bagi pihak medis, secara mereka sendiri 'menyatakan perang' dgn penyakit...Dari sini kelihatan 'penyakit' adlh 'penyakit' baik pasien maupun dokter, dan dokter hadiri di situ untuk menyembuhkan penyakit, bukan bahagia dgn kehadiran penyakit.
Lain halnya klo kt berbicara industri farmasi yg g bener...yg membuat virus baru utk dilepaskan ke masyarakat agar perusahaannya dpt menjual satu2nya anti-dote...berarti kt sdh membicarakan 2 hal yg berlainan...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Untuk sementara,definisi “aku”adalah ;
1.. Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.
2. Viññana = Kesadaran.
3. Sañña = Pencerapan.
4. Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental
5. Vedanä = Perasaan.
Bagi orang yang mengalami kesadaran dalam ketidaksadaran (baca ; pingsan,mimpi)..suatu kondisi yang secara fisik manusia tidak dapat dikatakan mampu mendengar atow melihat dan dengan sadar berpikir di dalam tidurnyah-pingsan,tetapi ketika bangun dia ini mampu menceritakan suasana yang dialami ketika mengalami mimpi/pingsan..dalam keadaan seperti itu,bugimanah definisi “aku”?karena kesadaran saat mimpi BERBEDA dengan kesadaran saat normal..dan tak jarang orang orang tidur/pingsan benar2 lupa diri/gak sadar total..mohon pencerahan.."
Berikut analisis saya...
org itu disebut tidak sadar dalam pengertian org tdk terjaga. Tetapi dalam ketidaksadarannya, ada kesadaran lain yg muncul, kesadaran mimpi (katakanlah spt itu) dan membentuk rantai pencerapan, bentukan mental, dan perasaan...ini menjadi 5 agregat di alam bwh sadar, dan memunculkan ilusi adanya "aku" yg berupa inti/roh dalam tubuh, spt halnya ilusi "aku" ketika kt terjaga...
masalah sadar ga sadar ini sptnya hanya bisa dijelaskan oleh bhikkhu yg paham betul...soalnya di salah satu ceramah di vihara, pernah ada yang bertanya klo xxxxxx apakah disebut sadar, klo aaaaaaaa apakah berarti kt sadar....Dan maaf ini menjadi samar2 sekarang krn wkt itu sy tidak tertarik dgn pembicaraan itu..Yang saya ingat dgn jelas, kata bhiksu itu: klo kamu bilang kamu sadar, berarti sebetulnya kamu belum sadar...
Nah lho! Bingung kan..sy jg bingung! Jd maafkanlah klo jawaban sy ga memuaskan... :)
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
kamsutnyah sayah, "tiada kondisi awal dan tidak berakhir" adalah konsep alam semesta menurut buddha yang dikatakan tidak berawal dari suatu pekerjaan yang bernama mencipta dan tentu logika juga menyatakan sesuatu yang tidak berawal pasti tidak berakhir..dan sayah kamsutkan adalah keadaan bukan nibbhana..
jadi sayah bertanya dengan logika atas dasar udana, seperti ini (copas dari sis emil) yg di-italic adlh kata yg Emiliana edit, supaya lbh gampang ditangkap
b) Kalau manusia bahagia dihasilkan dari non-tuhan, maka sungguh baik non tuhan itu karena pertapa itu sekarang bahagia.
a) Kalau manusia menderita dihasilkan dari non tuhan, maka sungguh jahat non Tuhan itu karena pertapa itu sekarang menderita.
bila emang seperti premis sayah maka non tuhan pun personified..dalam basa lain,bila derita itu ada dan diciptakan,berarti kebahagiaan tidak pernah ada dan tidak pernah diciptakan.
Nah klo bukan "nibbhana" yg dimaksud Bung...maka harus jelas, yg dimaksud non-Tuhan itu siapa? Klo dari pernyataan a dan b di atas, yg dimaksud adalah Hukum Karma, itu menjadi logis diucapkan seseorang...namun sesungguhnya org itu perlu tahu Hukum Karma, tidak baik ataupun jahat, ia sekadar menjalankan hukum, memberi ganjaran pd yg baik, memberi hukuman pd yg berlaku buruk...Jd hukum karma tidak berkeinginan atau berkehendak, ia eksis utk menjalankan hukumnya semata...
Klo yg dimaksud adlh non-Tuhan adalah "diri sendiri" sebagaimana keyakinan umat Buddha, bahwa pertanggungjawaban ada pada dirimu sendiri...a dan bbenar, dan tidak akan pernah disangkal umat Buddha...
Dan klo dalam a dan b yg dimaksud adalah konsep alam semesta, berarti ini sudah bukan pemikiran Buddhis, kalau Bung membuat logika pembanding, sesungguhnya yg bung bandingkan (gugat) bukan pemikiran Buddhis...karena Buddhis tdk pernah menganggap konsekuensi hidupnya pada alam semesta, terkecuali yg dimaksud adlh Hukum Karma...dan sdh dijelaskan pula di atas Hukum Karma tidak berkeinginan atau berkendak, dengan demikian ia non-personified
lah justru ini yg harus bung tanyakan pd org2 yg yakin pada suatu kekuatan personified/maha-dewa/Tuhan personifikasi/Tuhan yg berkehendak...kan mereka (dan mungkin bung sendiri juga) yakin bhw derita itu diciptakan kuasa pihak lain.bila derita itu ada dan diciptakan,berarti kebahagiaan tidak pernah ada dan tidak pernah diciptakan.
Sama aja kan jadinya klo kt bertanya2 klo Ia menciptakan kebaikan, berarti kejahatan tdk diciptakannya? Dan kata Einstein ini benar, ingatlah dingin itu utk menjelaskan 'tidak panas'.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Kematian adalah kondisi yang bersifat kepastian..tidak ada satu pun manusia yang bisa menguasai timing kematian..dan sayah ingin bertanya terkait jika ada yang tidak dilahirkan..maka pertanyaan sayah ;
bila kelahiran kembali adalah berdasarkan mata rantai kehidupan sebelumnyah,maka apakah kematian juga berkaitan dengan kehidupan sebelumnyah? apakah seorang buddhis membutuhkan kematian untuk mencapai nibbana ?
kematian disebabkan oleh kelahiran, bukan kehidupan sebelumnya...yg dihasilkan kehidupan sebelumnya adalah kelahiran...analoginya A-->B->C, tdk bisa melompat dibilang A menyebakan C. Pun org yg hendak mengakhiri C, tdk bisa mengikis B saja, karena A yg diabaikan itu akan membentuk B lagi.
Oleh sebab kematian adalah kondisi yg disebabkan kelahiran, kelahiran disebabkan kebodohan. Artinya kebodohan lah yg menyebabkan seseorg berkeinginan utk hidup, hidup (lagi) utk mencapai apa yg belum dicapainya dlm kehidupan yg ia tinggalkan. Konsekuensi "hidup" adalah "mati". Dan sekaligus ini adalah Paticcasamuppada (Kedua Belas Musabab):
- Ketidaktahuan menimbulkan bentukan kehendak
- Bentukan kehendak menimbulkan kesadaran
- Kesadaran menimbulkan nama dan rupa (individualitas)
- Nama dan rupa menimbulkan enam-landasan indra
- Enam landasan indra menimbulkan singgungan
- Singgungan menimbulkan perasaan
- Perasaan menimbulkan nafsu keinginan
- Nafsu keinginan menimbulkan kemelakatan
- Kemelekatan menimbulkan kelangsungan hidup
- kelangsungan hidup menimbulkan kelahiran
- kelahiran menimbulkan penuaan dan kematian
Ini tidak putus2nya sehingga berlanjut lagi ke "Kebodohan". Jika org itu sdh keluar dari "Kebodohan" maka tiada lagi bentukan kehendak sampai ke bawah2 sebagai akibatnya,ia tdk menghasilkan apa2 lagi. Tentu saja ia tetap mengalami kematian sebagaimana dialami Buddha, namun wafat yg spt ini disebut Parinibbhana, di mana sesudah itu tdk ada lg kelahiran, sebab apa yg menimbulkan kelahiran selanjutnya itu sdh terkikis. Ia tetap mengalami kematian sebagai akibat kelahiran yg dialaminya kini.
Jadi bisa dilihat solusi Buddha di sini bukan mengakhiri hidup (bunuh diri) utk mengakhiri kematian, melainkan "kebodohan" lah akar kematian dan derita2 lainnya.
Nibbhana itu suatu pengalaman dan kondisi, bs dialami sekarang jg. Buddha sendiri mencapai Nibbhana selagi hidup.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Selamat hari Raya Tri Suci Waisak 2557, Kasih Buddha Menerangi Dunia
Semoga Semua makhluk Berbahagia
Sadhu x3
Semoga Semua makhluk Berbahagia
Sadhu x3
Gravelord- SERSAN DUA
-
Age : 40
Posts : 95
Location : Sungai Guntung
Join date : 24.12.11
Reputation : 6
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
dan apa perbedaan antara kematian parinibbana dengan kematian biasa ajah? sayah uda paham betul nibbana jadi yang sayah harapkan adalah penjelasan KEMATIAN itu sendiri..terlepas dari kondisi nibbana atow tidak..ini yang pertamaxxTentu saja ia tetap mengalami kematian sebagaimana dialami Buddha, namun wafat yg spt ini disebut Parinibbhana,
yang keduaxx..
bugimanah ciri2 orang yang mencapai nibbana di saat hidup?
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
dan apa perbedaan antara kematian parinibbana dengan kematian biasa ajah? sayah uda paham betul nibbana jadi yang sayah harapkan adalah penjelasan KEMATIAN itu sendiri..terlepas dari kondisi nibbana atow tidak..ini yang pertamaxx
yg mau ditanyakan yg mana, bung? Haha...
Parinibbhana adalah kematian...tp belum tentu setiap kematian adalah parinibbhana...
Klo kematian itu sendiri, ya udah tau dunx...kesehatan melapuk, fungsi tubuh berhenti total...dan buanyak lagi penjelasan medis lainnya yg lbh memuaskan. Tp bagi Buddhis, siapa yg belum Nibbhana, arus kesadarannya akan bertumimbal lagi, entah di alam mana, tergantung karma masing2.
Klo Parinibbhana, itu proses kematian yg tidak akan menghasilkan seseorg itu bertumimbal lagi, bahkan ia tidak menghasilkan apapun lagi, oleh sebab sewaktu hidup, seseorang tlh mencapai Nibbhana..utk itu ini menggiring ke pertanyaan: bagaimana mengetahui seseorg yg telah mencapai Nibbhana?
Dengan sejujurnya sy katakan, sy tdk tahu. Namun kita sudah belajar sebelumnya dari Sang Buddha, untuk mencapai Nibbhana ada bbrp syarat, spt mencabut Kegelapan/Kebodohan sampai akar-akarnya, dengan memahami dogma2 Sang Buddha, dan praktik Jalan Mulia Berunsur 8. Kalaulah semuanya sdh dilaksanakan dgn sempurna, maka si pelaku sendiri yg dpt mendeskripsikan kondisi yang dialaminya yg tidak tergambarkan dgn kata2 itu.
Dengan ini, sy kutip jawaban Bung Gravelord dari thread http://www.laskarislam.com/t2118-nibbanapenjelasan-gimana
maksud anda, apa yang terjadi setelah masuk nibbana begitu?
seperti yang sudah saya jelaskan dari setiap postingan tentang nibbana, nibbana itu tidak bisa didefinisikan/dilukiskan/dijelaskan dengan apapun. yang pasti, nibbana bukan kekosongan belaka atau baik berbentuk atau tidak berbentuk. Nibbana itu....
waduh kan, bingung saya sendiri mah, pokoknya begitu deh, hehehe... ntar ane kalo udah mencapai Nibbana ane kasi tau ya, bukan ngeles lho, bener, ane ga bisa jelasin dengan detail. yang pasti mohon maaf dulu.
semoga semua makhluk berbahagia
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
owh buginih sis..
sayah fokuskan dulu di kematian..
islam mengenal nyawa,nyawa keluar jasad berarti itu kematian..
nah kalow buddha (dg semisal nyawa = arus kesadaran) apakah berkonsep samah dengan islam?arus kesadaran keluar dari jasad berarti mati?
itu yang pertamax
yang keduaxx..
tentang makhluk yang bernama maut/mati itu sendiri,dengan konsep sutta di udana apakah buddha tidak mampu/mengajarkan bugimanah mengendalikan kematian?kita bicara timing bukan proses atow penyebab kematian..perkataan siddharta "bila ada yang tidak dilahirkan...dst" membawa sayah ke satu ruangan baru..
"bila tidak ada yang dimatikan/bila tidak ada yang mati.."
dan 2 jenis kematian yang dikenal buddha seperti kematian parinibbhana dan kematian biasa/tumimbal ntar sayah akan menuju kesana termasuk bugimanah mengenali kondisi nibbhana..nanti tetap akan sayah tanyakan cuman sayah ingin penjelasannyah bertahap..
sayah fokuskan dulu di kematian..
islam mengenal nyawa,nyawa keluar jasad berarti itu kematian..
nah kalow buddha (dg semisal nyawa = arus kesadaran) apakah berkonsep samah dengan islam?arus kesadaran keluar dari jasad berarti mati?
itu yang pertamax
yang keduaxx..
tentang makhluk yang bernama maut/mati itu sendiri,dengan konsep sutta di udana apakah buddha tidak mampu/mengajarkan bugimanah mengendalikan kematian?kita bicara timing bukan proses atow penyebab kematian..perkataan siddharta "bila ada yang tidak dilahirkan...dst" membawa sayah ke satu ruangan baru..
"bila tidak ada yang dimatikan/bila tidak ada yang mati.."
dan 2 jenis kematian yang dikenal buddha seperti kematian parinibbhana dan kematian biasa/tumimbal ntar sayah akan menuju kesana termasuk bugimanah mengenali kondisi nibbhana..nanti tetap akan sayah tanyakan cuman sayah ingin penjelasannyah bertahap..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
1) Buddhis menganggap tubuh sebagai rumah, dan kematian sesederhana berarti rumah telah hancur, dan tidak akan dpt seseorg melawan proses tsb. Rumah yg sdh hancur tdk dpt mengalirkan arus kesadaran lg, arus akan membuat/menemukan rumah yg baru...Dalam sabdaNya, Sang Buddha mengatakan wahai pembuat rumah, dirimu tdk dpt beraksi lagi...(kira2 spt itu) bagi org yg telah mencapai Nibbhana
2)
Mengendalikan kematian maksudnya hidup selamanya di bumi, ga mati2? Bukan dalam konsep di Udana saja, di mana pun tidak akan dpt ditemui ajaran Buddha yg dpt menangkal kematian bagi si orang hidup. Buddha sendiri meninggal dunia dgn cara manusiawi, Beliau mengalami disentri berat stlh makan makanan persembahan umat yg terakhir kalinya. Namun utk mengatasi semua penderitaan, dan termasuk kematian akibat kelahiran kembali, Buddha memberikan solusinya...yaitu dengan memupus penyebab rantai samsara. Utk itu, sila lihat lagi 12 rantai kesaling-bergantungan. Ini sgt susah dijelaskan, dan penjelasan yg lbh baik adlh pemahaman yg dtg dari dalam diri sendiri. Kalau sdh ada keragu2an dan sama sekali tdk menginginkan pemahaman, maka habis perkara. Ini sekadar pengetahuan tambahan bagi Anda, tdk ada siapa pun yg dirugikan, benar Bung?
Penjelasan ini sdh sy jwb di atas...Parinibbhana adlh kematian..tp belum tentu semua kematian adlh Parinibbhana. Parinibbhana adalah istilah bagi wafatnya org yg tlh mencapai Nibbhana semasa hidupnya, sangat simpel.
Bagaimana mengenali kondisi Nibbhana ORANG LAIN....? Ini nyaris mustahil, sebab hanya diri sendiri yg merasakan, diri sendiri yg melalui pengalaman, dan orang yg mencapai Nibbhana tdk akan pamer. Kecuali org itu hadir utk memberikan penerangan2 dan ada kalanya dalam penerangannya itu, ia menceritakan pengalaman Nibbhana-nya. Nibbhana bukan faktor fenotip, yg kelihatan lgsg dr luar, penampakkan fisik seseorg.
2)
yang keduaxx..
tentang makhluk yang bernama maut/mati itu sendiri,dengan konsep sutta di udana apakah buddha tidak mampu/mengajarkan bugimanah mengendalikan kematian?kita bicara timing bukan proses atow penyebab kematian..
Mengendalikan kematian maksudnya hidup selamanya di bumi, ga mati2? Bukan dalam konsep di Udana saja, di mana pun tidak akan dpt ditemui ajaran Buddha yg dpt menangkal kematian bagi si orang hidup. Buddha sendiri meninggal dunia dgn cara manusiawi, Beliau mengalami disentri berat stlh makan makanan persembahan umat yg terakhir kalinya. Namun utk mengatasi semua penderitaan, dan termasuk kematian akibat kelahiran kembali, Buddha memberikan solusinya...yaitu dengan memupus penyebab rantai samsara. Utk itu, sila lihat lagi 12 rantai kesaling-bergantungan. Ini sgt susah dijelaskan, dan penjelasan yg lbh baik adlh pemahaman yg dtg dari dalam diri sendiri. Kalau sdh ada keragu2an dan sama sekali tdk menginginkan pemahaman, maka habis perkara. Ini sekadar pengetahuan tambahan bagi Anda, tdk ada siapa pun yg dirugikan, benar Bung?
Yang tidak menjelma, tdk terkondisi, tdk terlahir...tidak lain dan tidak bukan adalah Nibbhana...dan Nibbhana adlh kondisi, bkn makhluk. "Kalau tidak benar ada kondisi Nibbhana, bagaimana Tatagatha dpt mengajarkan jalan mencapai Nibbhana?" ini kira-kira maksud Buddha Gautama.perkataan siddharta "bila ada yang tidak dilahirkan...dst" membawa sayah ke satu ruangan baru..
"bila tidak ada yang dimatikan/bila tidak ada yang mati.."
dan 2 jenis kematian yang dikenal buddha seperti kematian parinibbhana dan kematian biasa/tumimbal ntar sayah akan menuju kesana termasuk bugimanah mengenali kondisi nibbhana..nanti tetap akan sayah tanyakan cuman sayah ingin penjelasannyah bertahap..
Penjelasan ini sdh sy jwb di atas...Parinibbhana adlh kematian..tp belum tentu semua kematian adlh Parinibbhana. Parinibbhana adalah istilah bagi wafatnya org yg tlh mencapai Nibbhana semasa hidupnya, sangat simpel.
Bagaimana mengenali kondisi Nibbhana ORANG LAIN....? Ini nyaris mustahil, sebab hanya diri sendiri yg merasakan, diri sendiri yg melalui pengalaman, dan orang yg mencapai Nibbhana tdk akan pamer. Kecuali org itu hadir utk memberikan penerangan2 dan ada kalanya dalam penerangannya itu, ia menceritakan pengalaman Nibbhana-nya. Nibbhana bukan faktor fenotip, yg kelihatan lgsg dr luar, penampakkan fisik seseorg.
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Lhoo, bukannya untuk menghilangkan penderitaan, maka harus melenyapkan kebahagiaan?Emiliana wrote:Kesimpulan "realitisitas"...menurut Buddhis-->derita adalah derita, ingin senang maka lenyapkan penderitaan, pilih yg plg efisien
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
@bro ebi, ud dijwb di thread satunya, thread yg bener :P
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Ok, terima kasih.............Emiliana wrote:@bro ebi, ud dijwb di thread satunya, thread yg bener :P
Sekarang saya mau tanya nih.
Untuk mencapai nibbhana nggak perlu pengorbanan ya?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Bagi kita, org awam, tentu ada pengorbanan...pengorbanan kebebasan, kan spt itu....pengorbanan kehidupan berkeluarha, pengorbanan ga boleh pilih2 makan, pengorbanan utk menekan nafsu, dgn tdk mendengar musik2 yg enak misalnya....apa yg kita lihat penuh pengorbanan itu tercermin dalam kehidupan bhikkhu/-ni, bhiksu/-ni yg menjalankan Vinaya Pitaka.
Namun apakah itu pengorbanan, klo dilihat dr kacamata org bijaksana, katakanlah sudah mencapai Nibbhana, termasuk bhikkhu itu sendiri klo dy sudah Nibbhana? Tidak, dy tidak "memiliki", tdk memiliki "aku", tdk memiliki "harta", tdk memiliki "sanak keluarga"...terhadap org yg tdk memiliki, bisakah dikatakan ia telah kehilangan atau ia telah mengorbankan?
Dan karena sy adalah umat Buddha awam, maka sy setuju klo itu adalah pengorbanan...susah sekali bagi sy tdk makan makanan enak, tidak mendengar musik yg enak didengar, tdk menonton film yg sy sukai, tdk yg lain2....makanya ini kan termasuk 20 Kesulitan Hidup yang dibabarkan Buddha. Bahwa sulit utk si kaya mendapat Pencerahan, sulit bagi si miskin utk berderma, dsb...sila search sndri klo tertarik...^^
Namun apakah itu pengorbanan, klo dilihat dr kacamata org bijaksana, katakanlah sudah mencapai Nibbhana, termasuk bhikkhu itu sendiri klo dy sudah Nibbhana? Tidak, dy tidak "memiliki", tdk memiliki "aku", tdk memiliki "harta", tdk memiliki "sanak keluarga"...terhadap org yg tdk memiliki, bisakah dikatakan ia telah kehilangan atau ia telah mengorbankan?
Dan karena sy adalah umat Buddha awam, maka sy setuju klo itu adalah pengorbanan...susah sekali bagi sy tdk makan makanan enak, tidak mendengar musik yg enak didengar, tdk menonton film yg sy sukai, tdk yg lain2....makanya ini kan termasuk 20 Kesulitan Hidup yang dibabarkan Buddha. Bahwa sulit utk si kaya mendapat Pencerahan, sulit bagi si miskin utk berderma, dsb...sila search sndri klo tertarik...^^
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Apakah bisa dijelaskan.Emiliana wrote:1) Buddhis menganggap tubuh sebagai rumah, dan kematian sesederhana berarti rumah telah hancur, dan tidak akan dpt seseorg melawan proses tsb. Rumah yg sdh hancur tdk dpt mengalirkan arus kesadaran lg, arus akan membuat/menemukan rumah yg baru...Dalam sabdaNya, Sang Buddha mengatakan wahai pembuat rumah, dirimu tdk dpt beraksi lagi...(kira2 spt itu) bagi org yg telah mencapai Nibbhana
Apa maksudnya "tidak dapat mengalirkan arus kesadaran lagi"
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
dan apa atow siapakah yang menghuni rumah/tubuh?yang ketika dia pergi maka manusia dikatakan mati..1) Buddhis menganggap tubuh sebagai rumah, dan kematian sesederhana berarti rumah telah hancur, dan tidak akan dpt seseorg melawan proses tsb.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Obrolan Abu Hanan dan Emiliana tentang Sidharta Gautama-Available untuk semua member
Emiliana wrote:
1) Buddhis menganggap tubuh sebagai rumah, dan kematian sesederhana berarti rumah telah hancur, dan tidak akan dpt seseorg melawan proses tsb. Rumah yg sdh hancur tdk dpt mengalirkan arus kesadaran lg, arus akan membuat/menemukan rumah yg baru...Dalam sabdaNya, Sang Buddha mengatakan wahai pembuat rumah, dirimu tdk dpt beraksi lagi...(kira2 spt itu) bagi org yg telah mencapai Nibbhana
EbisuSensei wrote:
Apakah bisa dijelaskan.
Apa maksudnya "tidak dapat mengalirkan arus kesadaran lagi"
abu hanan wrote:
dan apa atow siapakah yang menghuni rumah/tubuh?yang ketika dia pergi maka manusia dikatakan mati..
Sodara2ku yang baik, kalo lah Anda sudah baca doktrin Anatta (tanpa Aku) yg sdh dijelaskan sebelumnya, dan sdh pula menerima penjelasan seputarnya spt: lalu siapa yg bertumimbal sbg Siddharta? Sesungguhnya Anda tdk perlu menanyakan lg hal2 tsb...karena kt spt berputar2 pd jawaban dan mksd yg sama dgn yg sebelumnya :)
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Halaman 2 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Similar topics
» SIDHARTA GAUTAMA versus YESUS KRISTUS
» Abu Hanan dan Semua yang Bisa Berbahasa Arab. Manuskrip Coranica.
» abu hanan vs duren tentang tauhid islam vs tauhid yahudi
» Iman beri keberanian untuk ambil resiko besar - Ps. Indri Gautama
» lagu kerukunan agama [untuk semua agama-agama di Indonesia dan biarlah juga untuk dunia]
» Abu Hanan dan Semua yang Bisa Berbahasa Arab. Manuskrip Coranica.
» abu hanan vs duren tentang tauhid islam vs tauhid yahudi
» Iman beri keberanian untuk ambil resiko besar - Ps. Indri Gautama
» lagu kerukunan agama [untuk semua agama-agama di Indonesia dan biarlah juga untuk dunia]
Halaman 2 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik