An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

by **abu hanan** Tue Feb 18, 2014 11:56 pm

berawal dari sonoh..
http://www.laskarislam.com/t6550p275-isra-miraj-sebuah-hayalan-muhammad#127027

Kedunghalang wrote:

Di dalam dunia kasysyaf, wujud Jibril as dan Allah Subhaana wa Ta'ala sangat mungkin dapat dilihat oleh Nabi Muhammad saw, karena mata yang digunakan Rasulullah pun adalah mata hati ruhani (fuaad), bukan kasat mata. Hadits menyatakan bahwa Rasulullah saw melihat (dengan mata hati ruhani/fuaad) Jibril as, dan Al Qur'an (An-Najm) menyatakan bahwa Allah Subhaana wa Ta'ala menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw yang melihat-Nya dengan mata hati ruhani/fuaad.

Tetapi, saya kira hanya grammar/nahwu & shorof saja tidak akan cukup menafsirkan dunia kasysyaf.

by **mang odoy** Wed Feb 19, 2014 12:01 am

Maklum.... para pengikut PANGERAN BOLYWOOD mengimani ISRA MIRAJ bukan sebagai PERJALANAN FISIK DAN RUH....

tapi..

HANYA RUH sajah..

bugituh kata merekah...

usil

by **abu hanan** Wed Feb 19, 2014 12:03 am

wokeh pak kedung..
silahkeun anda beri satu ayat yang menjadi pijakan "allah menampakkan WUJUD"..

by **abu hanan** Wed Feb 19, 2014 12:05 am

mang odoy wrote:Maklum.... para pengikut PANGERAN BOLYWOOD mengimani ISRA MIRAJ bukan sebagai PERJALANAN FISIK DAN RUH....

tapi..

HANYA RUH sajah..

bugituh kata merekah...

wkwkwk..kalow emang kagum dengan pendatang bollywood,kenafa gak minta foto bareng mang?
basi

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 12:53 am

(MUSLIM - 259) : Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping Aisyah, maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah.' Aku yang duduk bersandar dari tadi, maka aku mulai duduk dengan baik, lalu aku berkata, 'Wahai Ummul Mukminin! Berilah aku tempo, dan janganlah kamu membuatku terburu-buru, (dengarlah kata-kataku ini terlebih dahulu), bukankah Allah telah berfirman: '(Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain) ' (Qs. Al Takwir: 23). Dan Firman Allah lagi: '(Dan sungguh Muhammad telah melihat 'dia' dalam bentuk rupanya yang asal sekali lagi) ' (Qs. An Najm: 13). Maka Aisyah menjawab, 'Aku adalah orang yang pertama bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. mengenai perkara ini dari kalangan umat ini. Beliau telah menjawab dengan bersabda: "Yang dimaksud 'dia' dalam ayat itu adalah Jibril (bukan Allah), aku tidak pernah melihat Jibril dalam bentuk asalnya kecuali dua kali saja, yaitu semasa dia turun dari langit dalam keadaan yang terlalu besar sehingga memenuhi di antara lagit dan bumi.' Kemudian Aisyah berkata lagi, 'Apakah kamu tidak pernah mendengar bahwa Allah: '(Dia tidak dapat dilihat oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat dan mengetahui hakikat segala penglihatan mata, dan Dialah Yang Maha Bersifat Lemah Lembut lagi Maha Mendalam pengetahuannya) ' (Qs. Al An'am: 103). Atau, apakah kamu tidak pernah mendengar firman Allah: '(Dan tidaklah layak bagi seorang manusia, bahwa Allah mengajaknya berbicara kecuali berupa wahyu (dengan diberi mimpi) atau dari balik dinding (dengan mendengar suara saja) atau dengan mengutuskan utusan (Malaikat), lalu utusan itu menyampaikan wahyu kepadanya dengan izin Allah sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi, lagi Maha Bijaksana) '. (Qs. Asy Syura: 51). Kemudian Aisyah berkata lagi, 'Barangsiapa yang mengklaim bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyembunyikan sebagian dari kitab Allah, maka sungguh dia telah membesarkan pendustaan terhadap Allah, sebagaimana firman Allah: '(Wahai Rasulullah, sampaikanlah sesuatu yang diturunkan kepadamu, dan jika kamu tidak melakukannya, maka berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya) ' .......Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Ismail dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Apakah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Rabbnya? ' Dia menjawab, 'Mahasuci Allah, sungguh bulu kuduku merinding karena perkataan yang kamu ucapkan tadi'." Lalu dia membawakan hadits tersebut dengan kisahnya. Dan hadits Dawud lebih sempurna dan panjang."

by **P.M.K** Wed Feb 19, 2014 12:19 pm

Emang ada semacam ketentuan, kalo alloh GAK BOLEH TERLIHAT oleh manusia/ Muhammad?

by **frontline defender** Wed Feb 19, 2014 12:53 pm

QS. 6:103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 12:59 pm

P.M.K wrote:Emang ada semacam ketentuan, kalo alloh GAK BOLEH TERLIHAT oleh manusia/ Muhammad?

Dalam Surah Al An'aam 6:103/104, Allah Al Mutakallim berfirman:

An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw 006-104

Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (Al An'Aam 6:103/104)

Abshar adalah jamak dari bashar yang berarti penglihatan atau pengertian, dan lathif berarti, yang tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane). Ayat itu berarti, bahwa akal manusia, tanpa pertolongan wahyu Ilahi, tidak bisa menghayati pengertian mengenai Tuhan. Tuhan tidak dapat dilihat dengan kasat mata / mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melalui bekerjanya sifat-sifat-Nya. Dia pun nampak kepada mata rohani.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 1:24 pm

Kedunghalang wrote:
P.M.K wrote:Emang ada semacam ketentuan, kalo alloh GAK BOLEH TERLIHAT oleh manusia/ Muhammad?

Dalam Surah Al An'aam 6:103/104, Allah Al Mutakallim berfirman:

Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (Al An'Aam 6:103/104)

Abshar adalah jamak dari bashar yang berarti penglihatan atau pengertian, dan lathif berarti, yang tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane). Ayat itu berarti, bahwa akal manusia, tanpa pertolongan wahyu Ilahi, tidak bisa menghayati pengertian mengenai Tuhan. Tuhan tidak dapat dilihat dengan kasat mata / mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melalui bekerjanya sifat-sifat-Nya. Dia pun nampak kepada mata rohani.

(MUSLIM - 259) : Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping Aisyah, maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah

pelanggaran berat

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 4:09 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
P.M.K wrote:Emang ada semacam ketentuan, kalo alloh GAK BOLEH TERLIHAT oleh manusia/ Muhammad?

Dalam Surah Al An'aam 6:103/104, Allah Al Mutakallim berfirman:

Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (Al An'Aam 6:103/104)

Abshar adalah jamak dari bashar yang berarti penglihatan atau pengertian, dan lathif berarti, yang tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane). Ayat itu berarti, bahwa akal manusia, tanpa pertolongan wahyu Ilahi, tidak bisa menghayati pengertian mengenai Tuhan. Tuhan tidak dapat dilihat dengan kasat mata / mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melalui bekerjanya sifat-sifat-Nya. Dia pun nampak kepada mata rohani.

(MUSLIM - 259) : Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping Aisyah, maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah

Saya setuju dengan pernyataan Siti 'Aisyah ra dalam hadits tersebut, dan dalam hadits tersebut beliau ra membacakan ayat Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (Al An'Aam 6:103/104) yang artinya Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan kasat mata (bashar). Tetapi, Dia (Allah) dapat menampakkan kepada mata hati ruhani (fuaad) sebagaimana firman-Nya:

An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw 053-012

Hati Rasulullah tidak berdusta apa yang dia lihat (An-Najm 53:11/12)

Hakikatnya, ialah, apa yang telah dilihat oleh Rasulullah saw adalah pengalaman hakiki; pengalaman itu kebenaran sejati dan bukan tipuan khayalan beliau saw.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 4:30 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
P.M.K wrote:Emang ada semacam ketentuan, kalo alloh GAK BOLEH TERLIHAT oleh manusia/ Muhammad?

Dalam Surah Al An'aam 6:103/104, Allah Al Mutakallim berfirman:

Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (Al An'Aam 6:103/104)

Abshar adalah jamak dari bashar yang berarti penglihatan atau pengertian, dan lathif berarti, yang tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane). Ayat itu berarti, bahwa akal manusia, tanpa pertolongan wahyu Ilahi, tidak bisa menghayati pengertian mengenai Tuhan. Tuhan tidak dapat dilihat dengan kasat mata / mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melalui bekerjanya sifat-sifat-Nya. Dia pun nampak kepada mata rohani.

(MUSLIM - 259) : Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping Aisyah, maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah

Saya setuju dengan pernyataan Siti 'Aisyah ra dalam hadits tersebut, dan dalam hadits tersebut beliau ra membacakan ayat Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (Al An'Aam 6:103/104) yang artinya Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan kasat mata (bashar). Tetapi, Dia (Allah) dapat menampakkan kepada mata hati ruhani (fuaad) sebagaimana firman-Nya:
Hati Rasulullah tidak berdusta apa yang dia lihat (c)

Hakikatnya, ialah, apa yang telah dilihat oleh Rasulullah saw adalah pengalaman hakiki; pengalaman itu kebenaran sejati dan bukan tipuan khayalan beliau saw.

Nya di An-Najm 53:11/12 merujuk kepada persitiwa penyampaian wahyu melalui jibril, bukan tentang Nabi Muhammad melihat Allah pelanggaran

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 4:59 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
P.M.K wrote:Emang ada semacam ketentuan, kalo alloh GAK BOLEH TERLIHAT oleh manusia/ Muhammad?

Dalam Surah Al An'aam 6:103/104, Allah Al Mutakallim berfirman:

Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (Al An'Aam 6:103/104)

Abshar adalah jamak dari bashar yang berarti penglihatan atau pengertian, dan lathif berarti, yang tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane). Ayat itu berarti, bahwa akal manusia, tanpa pertolongan wahyu Ilahi, tidak bisa menghayati pengertian mengenai Tuhan. Tuhan tidak dapat dilihat dengan kasat mata / mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melalui bekerjanya sifat-sifat-Nya. Dia pun nampak kepada mata rohani.

(MUSLIM - 259) : Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping Aisyah, maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah

Saya setuju dengan pernyataan Siti 'Aisyah ra dalam hadits tersebut, dan dalam hadits tersebut beliau ra membacakan ayat Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (Al An'Aam 6:103/104) yang artinya Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan kasat mata (bashar). Tetapi, Dia (Allah) dapat menampakkan kepada mata hati ruhani (fuaad) sebagaimana firman-Nya:
Hati Rasulullah tidak berdusta apa yang dia lihat (c)

Hakikatnya, ialah, apa yang telah dilihat oleh Rasulullah saw adalah pengalaman hakiki; pengalaman itu kebenaran sejati dan bukan tipuan khayalan beliau saw.

Nya di An-Najm 53:11/12 merujuk kepada persitiwa penyampaian wahyu melalui jibril, bukan tentang Nabi Muhammad melihat Allah

Dalam hadits yang anda tampilkan Siti 'Aisyah ra juga membacakan ayat:

An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw 042-052

Dan tidak ada bagi manusia bahwa Allah berbicara kepadanya, kecuali dengan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengirimkan seorang Rasul/Utusan guna mewahyukan dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia Mahaluhur, Mahabijaksana. (Asy-Syura 42:51/52)

Ayat ini menyebut tiga cara Allah, Tuhan Yang Maha Berbicara berkomunikasi dengan hamba-Nya dan menampakkan Wujud-Nya kepada mereka;
(a) Dia berfirman secara langsung kepada mereka tanpa perantara.
(b) Dia membuat mereka menyaksikan kasyaf (Penglihatan Gaib), yang dapat ditakwilkan atau tidak, atau kadang-kadang membuat mereka mendengar kata-kata dalam keadaan jaga dan sadar, di waktu itu mereka tidak melihat wujud orang yang berbicara kepada mereka. Inilah arti kata-kata “dari belakang tabir.”
(c) Tuhan menurunkan seorang rasul dan/atau seorang malaikat (Al Hajj 22:75/76), yang menyampaikan Amanat Ilahi.

Memang, ketika Mi'raj, Nabi Muhammad saw didampingi oleh Jibril as menemui Allah SWT, tetapi ayat itu merujuk kepada Allah SWT, bukan kepada Jibril as, sebagaimana difirmankan dalam ayat sebelumnya:

An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw 053-011

Kemudian Dia mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang telah Dia wahyukan. (An-Najm 53:10/11)

Maa kadang-kadang dipergunakan untuk menyatakan kehormatan, keheranan atau untuk memberikan tekanan arti (Aqrab). Ayat ini mengandung arti bahwa Tuhan menurunkan wahyu langsung kepada hamba-Nya (Asy-Syura 42:51/52), dan alangkah bagus dan hebatnya wahyu itu!

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 5:48 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:

Dalam Surah Al An'aam 6:103/104, Allah Al Mutakallim berfirman:

Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (Al An'Aam 6:103/104)

Abshar adalah jamak dari bashar yang berarti penglihatan atau pengertian, dan lathif berarti, yang tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane). Ayat itu berarti, bahwa akal manusia, tanpa pertolongan wahyu Ilahi, tidak bisa menghayati pengertian mengenai Tuhan. Tuhan tidak dapat dilihat dengan kasat mata / mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melalui bekerjanya sifat-sifat-Nya. Dia pun nampak kepada mata rohani.

(MUSLIM - 259) : Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dari asy-Sya'bi dari Masruq dia berkata, "Ketika aku duduk bersandar di samping Aisyah, maka dia berkata, 'Wahai Abu Aisyah (Masruq)! Ada tiga perkara, barangsiapa yang memperbincangkan salah satu darinya, berarti dia telah melakukan pembohongan yang amat besar terhadap Allah.' Aku bertanya, 'Apakah tiga perkara itu? ' Aisyah menjawab, 'Pertama, barangsiapa mengklaim bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Tuhannya maka sungguh dia telah membesarkan kebohongannya terhadap Allah

Saya setuju dengan pernyataan Siti 'Aisyah ra dalam hadits tersebut, dan dalam hadits tersebut beliau ra membacakan ayat Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (Al An'Aam 6:103/104) yang artinya Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan kasat mata (bashar). Tetapi, Dia (Allah) dapat menampakkan kepada mata hati ruhani (fuaad) sebagaimana firman-Nya:
Hati Rasulullah tidak berdusta apa yang dia lihat (c)

Hakikatnya, ialah, apa yang telah dilihat oleh Rasulullah saw adalah pengalaman hakiki; pengalaman itu kebenaran sejati dan bukan tipuan khayalan beliau saw.

Nya di An-Najm 53:11/12 merujuk kepada persitiwa penyampaian wahyu melalui jibril, bukan tentang Nabi Muhammad melihat Allah

Dalam hadits yang anda tampilkan Siti 'Aisyah ra juga membacakan ayat:

Dan tidak ada bagi manusia bahwa Allah berbicara kepadanya, kecuali dengan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengirimkan seorang Rasul/Utusan guna mewahyukan dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia Mahaluhur, Mahabijaksana. (Asy-Syura 42:51/52)

Ayat ini menyebut tiga cara Allah, Tuhan Yang Maha Berbicara berkomunikasi dengan hamba-Nya dan menampakkan Wujud-Nya kepada mereka;
(a) Dia berfirman secara langsung kepada mereka tanpa perantara.
(b) Dia membuat mereka menyaksikan kasyaf (Penglihatan Gaib), yang dapat ditakwilkan atau tidak, atau kadang-kadang membuat mereka mendengar kata-kata dalam keadaan jaga dan sadar, di waktu itu mereka tidak melihat wujud orang yang berbicara kepada mereka. Inilah arti kata-kata “dari belakang tabir.”
(c) Tuhan menurunkan seorang rasul dan/atau seorang malaikat (Al Hajj 22:75/76), yang menyampaikan Amanat Ilahi.

Memang, ketika Mi'raj, Nabi Muhammad saw didampingi oleh Jibril as menemui Allah SWT, tetapi ayat itu merujuk kepada Allah SWT, bukan kepada Jibril as, sebagaimana difirmankan dalam ayat sebelumnya:
Kemudian Dia mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang telah Dia wahyukan. (An-Najm 53:10/11)

Maa kadang-kadang dipergunakan untuk menyatakan kehormatan, keheranan atau untuk memberikan tekanan arti (Aqrab). Ayat ini mengandung arti bahwa Tuhan menurunkan wahyu langsung kepada hamba-Nya (Asy-Syura 42:51/52), dan alangkah bagus dan hebatnya wahyu itu!

mohon kalo menafsirkan ayat Al Qur'an harap menggunakan tafsir dan Asbabun Nuzul jadi tidak terkesan debat kusir awas

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 5:57 pm

putramentari wrote:
mohon kalo menafsirkan ayat Al Qur'an harap menggunakan tafsir dan Asbabun Nuzul jadi tidak terkesan debat kusir

Tidak semua ayat Al Qur'an harus ditafsirkan dengan Asbabun Nuzul, karena beberapa ayat suci Al Qur'an itu saling menafsirkan satu sama lain, jadi prioritasnya adalah menafsirkan ayat suci Al Qur'an dengan ayat lain dalam Al Qur'an. Kemudian, tafsir oleh Nabi Muhammad saw dalam Kitab Tafsir para perawi hadits, terus Asbabun Nuzul, terus pendapat para sahabat ra dan para ulama shalafushalihin, kemudian menggunakan nahwu shorof dan kamus Bahasa Arab. Boleh juga melihat tafsir-tafsir karya Ibnu Katsir, Jalalain dlsb.

by **putramentari** Wed Feb 19, 2014 10:31 pm

Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
mohon kalo menafsirkan ayat Al Qur'an harap menggunakan tafsir dan Asbabun Nuzul jadi tidak terkesan debat kusir

Tidak semua ayat Al Qur'an harus ditafsirkan dengan Asbabun Nuzul, karena beberapa ayat suci Al Qur'an itu saling menafsirkan satu sama lain, jadi prioritasnya adalah menafsirkan ayat suci Al Qur'an dengan ayat lain dalam Al Qur'an. Kemudian, tafsir oleh Nabi Muhammad saw dalam Kitab Tafsir para perawi hadits, terus Asbabun Nuzul, terus pendapat para sahabat ra dan para ulama shalafushalihin, kemudian menggunakan nahwu shorof dan kamus Bahasa Arab. Boleh juga melihat tafsir-tafsir karya Ibnu Katsir, Jalalain dlsb.

yups, itu mulai pinter.

tapi tak satupun umat islam yang berpegang pada TAFSIR IMAM MAHDI basi

by **mang odoy** Wed Feb 19, 2014 11:33 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
mohon kalo menafsirkan ayat Al Qur'an harap menggunakan tafsir dan Asbabun Nuzul jadi tidak terkesan debat kusir

Tidak semua ayat Al Qur'an harus ditafsirkan dengan Asbabun Nuzul, karena beberapa ayat suci Al Qur'an itu saling menafsirkan satu sama lain, jadi prioritasnya adalah menafsirkan ayat suci Al Qur'an dengan ayat lain dalam Al Qur'an. Kemudian, tafsir oleh Nabi Muhammad saw dalam Kitab Tafsir para perawi hadits, terus Asbabun Nuzul, terus pendapat para sahabat ra dan para ulama shalafushalihin, kemudian menggunakan nahwu shorof dan kamus Bahasa Arab. Boleh juga melihat tafsir-tafsir karya Ibnu Katsir, Jalalain dlsb.

yups, itu mulai pinter.

tapi tak satupun umat islam yang berpegang pada TAFSIR IMAM MAHDI

Tapi yang jelas... IMAM MAHDI pun kagak naek kuda warna abu abu sambil jingkrak jingkrak pake seragam koboy....

usil

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 11:37 pm

putramentari wrote:
Kedunghalang wrote:
putramentari wrote:
mohon kalo menafsirkan ayat Al Qur'an harap menggunakan tafsir dan Asbabun Nuzul jadi tidak terkesan debat kusir

Tidak semua ayat Al Qur'an harus ditafsirkan dengan Asbabun Nuzul, karena beberapa ayat suci Al Qur'an itu saling menafsirkan satu sama lain, jadi prioritasnya adalah menafsirkan ayat suci Al Qur'an dengan ayat lain dalam Al Qur'an. Kemudian, tafsir oleh Nabi Muhammad saw dalam Kitab Tafsir para perawi hadits, terus Asbabun Nuzul, terus pendapat para sahabat ra dan para ulama shalafushalihin, kemudian menggunakan nahwu shorof dan kamus Bahasa Arab. Boleh juga melihat tafsir-tafsir karya Ibnu Katsir, Jalalain dlsb.

yups, itu mulai pinter.

tapi tak satupun umat islam yang berpegang pada TAFSIR IMAM MAHDI

Tafsir Imam Mahdi as pada hakekatnya berdasarkan Al Qur'an dan Hadits atau wahyu dari Allah yang beliau as terima. Banyak umat Islam yang berpegang kepada Tafsir Imam Mahdi, ya terutama mereka yang sudah beriman kepada Imam Mahdi as. Tetapi, banyak juga Non-Ahmadiyah yang menanyakan tentang ayat-ayat tertentu Al Qur'an yang ditafsirkan oleh Imam Mahdi as. Ini adalah fakta yang mungkin membuat anda cemburu. Tetapi, NYATA.

by **mang odoy** Wed Feb 19, 2014 11:39 pm

abu hanan wrote:
mang odoy wrote:Maklum.... para pengikut PANGERAN BOLYWOOD mengimani ISRA MIRAJ bukan sebagai PERJALANAN FISIK DAN RUH....

tapi..

HANYA RUH sajah..

bugituh kata merekah...

wkwkwk..kalow emang kagum dengan pendatang bollywood,kenafa gak minta foto bareng mang?

foto sama yang mana...???

Pimpinan Partey yang di PARUNG atows yang di LONDON...???

mendingan yang di LONDON mbah...biar background fotonya KEREENNN... kalo sama yang di PARUNG..paling banter backgroundnya kebon sama tukang baso...

usil

by **Kedunghalang** Wed Feb 19, 2014 11:53 pm

mang odoy wrote:
abu hanan wrote:
mang odoy wrote:Maklum.... para pengikut PANGERAN BOLYWOOD mengimani ISRA MIRAJ bukan sebagai PERJALANAN FISIK DAN RUH....

tapi..

HANYA RUH sajah..

bugituh kata merekah...


wkwkwk..kalow emang kagum dengan pendatang bollywood,kenafa gak minta foto bareng mang?


foto sama yang mana...???

Pimpinan Partey yang di PARUNG atows yang di LONDON...???

mendingan yang di LONDON mbah...biar background fotonya KEREENNN... kalo sama yang di PARUNG..paling banter backgroundnya kebon sama tukang baso...

Silahkan cari foto di http://www.alislam.org/

by **crescent-star** Wed Feb 19, 2014 11:59 pm

Kedunghalang wrote:Saya setuju dengan pernyataan Siti 'Aisyah ra dalam hadits tersebut, dan dalam hadits tersebut beliau ra membacakan ayat Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (Al An'Aam 6:103/104) yang artinya Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan kasat mata (bashar). Tetapi, Dia (Allah) dapat menampakkan kepada mata hati ruhani (fuaad) sebagaimana firman-Nya:
Hati Rasulullah tidak berdusta apa yang dia lihat (An-Najm 53:11/12)

Hakikatnya, ialah, apa yang telah dilihat oleh Rasulullah saw adalah pengalaman hakiki; pengalaman itu kebenaran sejati dan bukan tipuan khayalan beliau saw.

ayat di atas bercerita HATI rasulullah yg tidak berdusta, bukan sedang cerita Rasulullah melihat dengan hati.
jadi >> Hati Rasulullah tidak berdusta akan apa yg dilihat oleh MATA nya. apa alasannya diplintir menjadi "Rasulullah melihat dengan MATA HATI ??"

by **Kedunghalang** Thu Feb 20, 2014 12:26 am

crescent-star wrote:
Kedunghalang wrote:Saya setuju dengan pernyataan Siti 'Aisyah ra dalam hadits tersebut, dan dalam hadits tersebut beliau ra membacakan ayat Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia mencapai penglihatan. Dan, Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (Al An'Aam 6:103/104) yang artinya Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan kasat mata (bashar). Tetapi, Dia (Allah) dapat menampakkan kepada mata hati ruhani (fuaad) sebagaimana firman-Nya:
Hati Rasulullah tidak berdusta apa yang dia lihat (An-Najm 53:11/12)

Hakikatnya, ialah, apa yang telah dilihat oleh Rasulullah saw adalah pengalaman hakiki; pengalaman itu kebenaran sejati dan bukan tipuan khayalan beliau saw.
ayat di atas bercerita HATI rasulullah yg tidak berdusta, bukan sedang cerita Rasulullah melihat dengan hati.
jadi >> Hati Rasulullah tidak berdusta akan apa yg dilihat oleh MATA nya. apa alasannya diplintir menjadi "Rasulullah melihat dengan MATA HATI ??"

Bukan diplintir, tetapi karena salah-satu sifat Allah (Asmaa-ul-Husnaa) itu Al Lathif yang berarti tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane), sehingga Tuhan Yang Maha Halus tidak dapat dilihat dengan mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melaui bekerjanya sifat-sifat-Nya (Asmaa-ul-Husnaa). Dia pun nampak kepada mata rohani (fuaad).

by **crescent-star** Thu Feb 20, 2014 12:32 am

Kedunghalang wrote:
Bukan diplintir, tetapi karena salah-satu sifat Allah (Asmaa-ul-Husnaa) itu Al Lathif yang berarti tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane), sehingga Tuhan Yang Maha Halus tidak dapat dilihat dengan mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melaui bekerjanya sifat-sifat-Nya (Asmaa-ul-Husnaa). Dia pun nampak kepada mata rohani (fuaad).

lah makanya siapa nih yg seenak udel menterjemahkan ayat tsb sbg cerita Allah menampakkan diri pada Nabi Muhammad di ufuk tinggi ???
kamu tuh sebenarnya tau terjemahan begitu SESAT, tetapi kamu coba cari jalan keluar yg membingungkan dengan embel2 "KAN LIHATNYA PAKAI MATA HATI gituh". jurus berkelitnya kemana-mana nih. padahal tidak ada satu pun ayat yg bicara nabi melihat dgn mata hati. yang ada ayat cerita ttg HATI nabi yg tdk mendustakan apa yang dilihat MATA nya.

by **crescent-star** Thu Feb 20, 2014 12:44 am

nah sekarang coba saya ingin tau penjelasan kamu dari ayat berikut :

7. sedang dia berada di ufuk yang tinggi.
8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
9. maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
10. Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.

kalau memang itu cerita ttg Allah, itu Allah ngapain kok iseng sekali datang dari ufuk timur yang tinggi trussss mendekat, mendekat, tambah dekat lagi sampai berjarak 2 ujung busur panah. lalu menyampaikan wahyu.
apa begitu cara Allah menyampaikan wahyu ? syuuuut datang seperti superman dari langit turun mendekat sampai sejarak 2 ujung busur ke Rasulullah saw.
Kan ini bertentangan dengan ayat berikut :

Surat An-Nisa', 126
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Allah meliputi segala sesuatu.

by **Kedunghalang** Thu Feb 20, 2014 12:56 am

crescent-star wrote:
Kedunghalang wrote:
Bukan diplintir, tetapi karena salah-satu sifat Allah (Asmaa-ul-Husnaa) itu Al Lathif yang berarti tak dapat dijangkau oleh pancaindera, halus (Arabic-English Lexicon oleh E.W. Lane), sehingga Tuhan Yang Maha Halus tidak dapat dilihat dengan mata jasmani, tetapi Dia menampakkan Diri-Nya kepada manusia, melalui nabi-nabi-Nya atau melaui bekerjanya sifat-sifat-Nya (Asmaa-ul-Husnaa). Dia pun nampak kepada mata rohani (fuaad).
lah makanya siapa nih yg seenak udel menterjemahkan ayat tsb sbg cerita Allah menampakkan diri pada Nabi Muhammad di ufuk tinggi ???
kamu tuh sebenarnya tau terjemahan begitu SESAT, tetapi kamu coba cari jalan keluar yg membingungkan dengan embel2 "KAN LIHATNYA PAKAI MATA HATI gituh". jurus berkelitnya kemana-mana nih. padahal tidak ada satu pun ayat yg bicara nabi melihat dgn mata hati. yang ada ayat cerita ttg HATI nabi yg tdk mendustakan apa yang dilihat MATA nya.

Tuduhan menterjemahkan diplintir, seenak udel, sesat dan sebagainya tidak berlaku jika saya memberikan referensi, Al Qur'an, Hadits, Kamus dlsb. Justru tuduhan itu berbalik kepada yang melemparkan tuduhan. Bagi saya cukup menjelaskan dengan yang diwarnai biru. Tidak perlu diulang-ulang, tinggal anda membacanya dengan seksama. Jika anda belum paham juga, ya silahkan shalat istikharah saja menanyakan kepada Allah Yang Maha Mengetahui.

by **Kedunghalang** Thu Feb 20, 2014 1:02 am

crescent-star wrote:nah sekarang coba saya ingin tau penjelasan kamu dari ayat berikut :

7. sedang dia berada di ufuk yang tinggi.
8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
9. maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
10. Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.

kalau memang itu cerita ttg Allah, itu Allah ngapain kok iseng sekali datang dari ufuk timur yang tinggi trussss mendekat, mendekat, tambah dekat lagi sampai berjarak 2 ujung busur panah. lalu menyampaikan wahyu.
apa begitu cara Allah menyampaikan wahyu ? syuuuut datang seperti superman dari langit turun mendekat sampai sejarak 2 ujung busur ke Rasulullah saw.
Kan ini bertentangan dengan ayat berikut :

Surat An-Nisa', 126
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Allah meliputi segala sesuatu.

Maaf, saya tidak mau meladeni permintaan anda, selama bahasa yang anda gunakan seperti itu. Kita sedang membahas masalah keruhanian agama Islam, bukan membicarakan hal-hal yang fantasi.

by Sponsored content

An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw

Re: An Najm,Allah menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah saw