Rhoma Irama Capres PKB-Bagaimana Suara Muslim?

First topic message reminder :

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/17/pengamat-pkb-hanya-berpikir-popularitas-rhoma-irama



Tribunnews.com, JAKARTA--  Direktur Political Communication Institute Heri Budianto menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hanya berpikir popularitas dengan pengajuan Rhoma Irama sebagai Calon Presiden (Capres).

Menurut Pakar Komunikasi Politik ini, PKB, ingin agar para penggemar Rhoma bisa merapat dan memilih PKB.

"Itu karena PKB hanya berpikir popularitas raja dangdut saja. Sepanjang ini saya masih melihat PKB hanya ingin dompleng popularitas Rhoma," ungkap Heri kepada Tribunnews.com, Senin (16/12/2013).

Lebih lanjut dia katakan, PKB tahu betul bahwa dari tiga nama Capres yang selama ini digadang-gadang, hanya Rhoma yang memiliki basis pendukung yakni penggemar yang banyak.

"Menurut saya ini realitas politik yang harus diambil PKB dengan kalkulasi politik real. Saya kira PKB tidak punya pilihan selain mendongkrak pemilihnya agar bisa lolos Parlimentary Threshold (PT Pileg)," tuturnya.

Apalagi, imbuhnya, kalau mengacu dari pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandari, maka usulan Rhoma tersebut jelas menunjukkan bahwa pilihannya adalah meraih dukungan pemilih.

"Setelah pemilu nanti, saya kira dinamika politik berubah, dan jika PKB konsisten maka Rhoma akan tetap diajukan sebagai capres," jelasnya.

@All Muslim, bagaimana pendapat ente2 mengenai Pencalonan Bang Haji ini?
Saya sih : NO
 

owh..buginih mbdee..
ijab qabul/akad adalah kesepakatan antara rhoma dengan pkb bahwa rhoma akan menjadi capres pkb BILA angka 20 terpenuhi..
dan dari jual beli (muamalah),transaksi diatas itu BATAL karena terikat sesuatu..dan sesuatu itu adalah hak milik orang lain (hak pilih)..
mangga punya sayah,tapi fulan bilang ke A : eih brow,ente bakal ane jadiin sopir kalow mangga dikasi untuk ane..

dari transaksi yang BATAL berdasarkan fiqh lantas diumumkan kalow pkb nyapresin si rhoma..itu satu kebohongan..
kasus rhoma-pkb nih ibarat bersuci dari najis dengan sesuatu yang najis..

abu hanan wrote:lah itu point pentingnyah..akad..

apakah akad (syarat capres sebagai bagian jual beli antara pkb dengan rhoma) diketahui calon pembeli?
ini dikiaskan pada transaksi jual beli..
bila mangga matang di pohon,sayah beri harga 10 rb per biji..dan di pasar nih pedagang promo : mangga matang di pohon..

nah kalow akad tidak diketahui pembeli karena pembeli hanya tau dan minta : matang pohon..
apakah kasus ini tidak terindikasi pembohongan?

islam menegaskan : tidak mentolerir kebohongan dalam jual beli..sehingga peran pkb bisa dikategorikan sebagai makelar..dan dalam kasus rhoma itu kategori haram..

hahaha...paling bisa nih klo bikin anolgi campur sari   

ini gimana sih cara ngurai analoginya mbah?

mangga matang di pohon = suara

pembeli = konstituen / voter

makelar = pkb

rhoma = pemilik pohon

gitu bukan mbah ?

lha si "sayah" ini siapa mbah?   

abu hanan wrote:owh..buginih mbdee..
ijab qabul/akad adalah kesepakatan antara rhoma dengan pkb bahwa rhoma akan menjadi capres pkb BILA angka 20 terpenuhi..
dan dari jual beli (muamalah),transaksi diatas itu BATAL karena terikat sesuatu..dan sesuatu itu adalah hak milik orang lain (hak pilih)..
mangga punya sayah,tapi fulan bilang ke A : eih brow,ente bakal ane jadiin sopir kalow mangga dikasi untuk ane..

oh gitu tho mbah...

klo kasus "bargain politik" antara rhoma dan pkb dikaitkan dengan analogi fiqh jual beli kok saya ngerasa kurang pas ya mbah...

kenapa kurang pas...sebab objeknya adalah "suara/dukungan"...dan "dukungan" tidak sama dengan "barang" dan "jasa" yg bisa diperjual belikan

meskipun saya bisa maksa interpretasikan gini dalam kasus rhoma... pendukung rhoma memberikan suaranya untuk rhoma artinya menjadi hak rhoma yg dapat digunakan oleh pkb...

maka mangga punya si "sayah" pun telah diberikan untuk si "A" karena si "sayah " ingin si "A" jadi supir

beda dengan pendukung rhoma yg bisa menarik dukungannya untuk pkb dalam pilpres....nah dlam kasus si sayah apakah boleh si sayah ngambil mangga yg sudah diberikan si "A" kepada fulan karena ga jadi sopir? khan nggak... sebab urusan "sayah" cuma sama "A"

bingung khan hihihi... saya juga   

mbah wrote:dari transaksi yang BATAL berdasarkan fiqh lantas diumumkan kalow pkb nyapresin si rhoma...itu satu kebohongan...
kasus rhoma-pkb nih ibarat bersuci dari najis dengan sesuatu yang najis...

bukan kebohongan mbah...tapi etika politik yg dikangkangi...karena pkb lebih memilih mahfud MD untuk capres atau cawapres dalam berkoalisi...

dan saya menilai sah sah saja...sebab bargain politik nya adalah jika parlementary treshold terpenuhi atau minimal 15% maka rhoma nyapres...tapi khan ternyata tidak...dan rhoma mengakui itu

hanya saja rhoma ngotot klo terjadi koalisipun harusnya dia yg dicapreskan / dicawapreskan karena dari 9 persen suara pkb menurutnya ada suara pendukung dia...bukan mahfud...

dan rhoma boleh menarik dukungannya dalam pilpres thdp pkb jika ia tidak dicapreskan... artinuya secara dukungan pkb juga mendapat punishment jika tidak konsisten mencapreskan rhoma...dan jadi pertimbangan rekan koalisi juga...

buginih coach..

» kenapa kurang pas...sebab objeknya adalah "suara/dukungan"...dan "dukungan" tidak sama dengan"barang" dan "jasa" yg bisa diperjualbelikan«

coach..
barang/jasa itu sama dalam hakekat "hak milik orang lain"..

ada point penting dalam kesepakatan..sayah baca bahwa ini adalah muamalah..perdagangan adalah konteks yang mendekati "tawar menawar politik"..dan barang/jasa yang dijadikan objek adalah suara/dukungan..
pkb dan rhoma harusnyah paham bahwa kesepakatan mereka itu batal secara fiqh..mengafa?karena kesepakatan itu terikat sesuatu dan sesuatu itu adalah hak milik orang lain (suara/dukungan para pemilik suara)..
sehingga tanpa perlu menunggu hasil hitungan suara untuk menjadikan BATAL..
atow kesepakatan rhoma-pkb itu uda batal sebelum pileg digelar..

dan kalow pkb nyapresin fulan atow folen atow si sayah pun akan menjadi sah secara fiqh karena dilakukan setelah hasil akhir diketahui..
masalah rhoma bisa terima atow tidak itu bukan fokus sayah,tetapi CARA/proses mereka yang menjadi sorot lampu by sayah..

mangkah itu,sayah katakan,rhoma-pkb melakukan kebohonga publik atas dasar :
mendeklarasikan sesuatu yang dilarang oleh fiqh..
orang awam akan berpikir "sah2 ajah toh mereka sepakat" tetapi fiqh menyatakan sesuatu yang berbeda..dan ketidaktahuan publik inilah kebohongan publik by mereka..

abu hanan wrote:owh..buginih mbdee..
ijab qabul/akad adalah kesepakatan antara rhoma dengan pkb bahwa rhoma akan menjadi capres pkb BILA angka 20 terpenuhi..
dan dari jual beli (muamalah),transaksi diatas itu BATAL karena terikat sesuatu..dan sesuatu itu adalah hak milik orang lain (hak pilih)..
mangga punya sayah,tapi fulan bilang ke A : eih brow,ente bakal ane jadiin sopir kalow mangga dikasi untuk ane..

dari transaksi yang BATAL berdasarkan fiqh lantas diumumkan kalow pkb nyapresin si rhoma..itu satu kebohongan..
kasus rhoma-pkb nih ibarat bersuci dari najis dengan sesuatu yang najis..

hehehehehe ... saya sendiri ga ngerti juga sih apa bisa urusan capres2an ini masuk dalam hukum fiqih ... karena kalau baca uraian mbah abu maka segalanya harus jelas dan tidak bisa abu2

masalahnya : Bicara tentang pembohongan publik .... kita ga tau berapa % suara PKB yang merasa dibohongi dengan batalnya Rhoma jadi capres ... apa kita yakin semua pendukung Rhoma pasti merasa dibohongi ?? belum tentu ...

sampai sejauh mana kita tau masing2 pemilih Rhoma ini merasa dibohongi ?? berapa % dari mereka ??
sampai sejauh mana kita bisa menilai pengetahuan para pendukung Rhoma berkaitan dengan deal2an ini ??? siapa tau mereka memilih Rhoma juga dengan harapan "Amien mudah2an 15% terpenuhi dan bang Rhoma beneran bisa nyapres"

Maksud saya : kalau dalam benak mereka sudah ada kalimat yang underline ... artinya mereka pun tau bahwa kesepakatan antara Rhoma dan PKB memang ada BILA nya

Seandainya merekapun tidak tahu tentang kesepakatan ini ... sampai sejauh mana kita bisa menilai Rhoma dan PKB sudah melakukan pembohongan publik ....

saya ambil contoh pemilu 1999 (mungkin ya saya lupa tahunnya) .... PBB dapat suara lumayan banyak di papua karena kurangnya pengetahuan orang papua primitif terkait pemilu ... saya pernah baca di koran mereka bilang "kami memilih PBB karena mereka bisa membela kami dan membawa masalah kami ke dunia luas" .... intinya mereka pikir PBB adalah organisasi dunia UN

apa disini artinya yusril sudah melakukan kebohongan publik karena tidak menjelaskan dengan detail apa itu Partai Bulan Bintang ??

Jadi ... balik ke Rhoma dan PKB ... kita sendiri juga ga bisa mengatakan kedua pihak (Rhoma dan PKB) sudah membohongi publik karena adanya kesepakatan BILA ini ... toh seperti sudah dibicarakan oleh banyak media ... selalu ada hitung2an ketika parpol ingin mengajukan capres ... selalu ada BILA dalam pencapresan ... apalagi ketika satu parpol mempunyai banyak kandidat capres

Bisa saja mereka bilang "ya tentu saja kesepakatan ini ada BILA nya ... PKB sudah bicara di banyak media bahwa kami mengusung 3 capres dan akan dilihat siapa yang kami usung tergantung hasil pileg dan apakah kami perlu berkoalisi atau tidak"

Lagipula ... maksud saya gini juga sih mbah ....

Seandainya PKB tetap mengajukan Rhoma sebagai capres ... PKB tidak memenuhi syarat sebagai single fighter (karena suara cuma 9%) ... pencapresan ini tetap mentah dijalan ...  
Kecuali kalau seperti PDIP ... yang dengan sekali colek ke nasdem aja udah gol syarat pencapresan mereka terpenuhi ...

Artinya ... suka ga suka PKB tetap harus koalisi .... bicara soal koalisi kan artinya PKB tidak punya kekuasaan mutlak dalam keputusan capres dan cawapres ... apalagi PKB mengusung 3 calon ... Kalau teman koalisi maunya JK atau Mahfud ... PKB bisa apa ??

Maksud saya ... walaupun sudah ada kesepakatan antara Rhoma dan PKB dalam lingkup internal partai .... bila kondisinya sudah bold yang merah ini (dimana sudah terjadi kesepakatan antara banyak partai) ... apakah kesepakatan Rhoma dan PKB masih bisa dikatakan berlaku ??

kok menurut saya ga ya .... kesepakatan Rhoma dan PKB berlaku hanya ketika PKB bisa/boleh memberikan keputusan mutlak ... alias menjadi single fighter ... sementara suara PKB ga memenuhi syarat untuk menjadi single fighter

buginih mbdee..
sebuah kesepakatan itu wajib jelas dari segala aspek..pilpres ini adalah kesepakatan..entah itu bernama koalisi atow coblos-isme atow konvensi atow konveksi..dan itu semua seperti jual beli..seperti pernikahan..yang setiap persatuan atow kebersamaan itu berdiri di atas sehelai rambut yang bernama kesepakatan..

fiqh islam mengatur banyak hal dengan sumber yang utama dan berprinsip pada kejujuran..
hukum islam mengatur hingga inti dari sebuah kesepakatan..
fiqh menyatakan gharar/jahalah..gharar/spekulasi didefinisikan sebagai kemungkinan, keraguan, ketidakjelasan, dan
ketidakpastian..apakah akan mendapatkan suatu hasil
ataukah tidak..bagian ini termasuk bagian yang diharamkan..

sekarang mari kita bubur,apakah kesediaan rhoma sebagai capres pkb dengan BILA itu masuk urusan spekulasi atow tidak?
ini terkait dengan kesepakatan yang terjadi pra pemilu kemarin..

bubur sayah katakan kalow sayah gak peduli dengan siapa capres pkb..mau iblis atow arwah gus dur atow olga sekalipun..sayah hanya melihat proses dari awal..sesuai syariah atow tidak..ada kebohongan atow tidak..
hanya itu..sederhana kan?

abu hanan wrote:buginih mbdee..
sebuah kesepakatan itu wajib jelas dari segala aspek..pilpres ini adalah kesepakatan..entah itu bernama koalisi atow coblos-isme atow konvensi atow konveksi..dan itu semua seperti jual beli..seperti pernikahan..yang setiap persatuan atow kebersamaan itu berdiri di atas sehelai rambut yang bernama kesepakatan..

fiqh islam mengatur banyak hal dengan sumber yang utama dan berprinsip pada kejujuran..
hukum islam mengatur hingga inti dari sebuah kesepakatan..
fiqh menyatakan gharar/jahalah..gharar/spekulasi didefinisikan sebagai kemungkinan, keraguan, ketidakjelasan, dan
ketidakpastian..apakah akan mendapatkan suatu hasil
ataukah tidak..bagian ini termasuk bagian yang diharamkan..

sekarang mari kita bubur,apakah kesediaan rhoma sebagai capres pkb dengan BILA itu masuk urusan spekulasi atow tidak?
ini terkait dengan kesepakatan yang terjadi pra pemilu kemarin..

bubur sayah katakan kalow sayah gak peduli dengan siapa capres pkb..mau iblis atow arwah gus dur atow olga sekalipun..sayah hanya melihat proses dari awal..sesuai syariah atow tidak..ada kebohongan atow tidak..
hanya itu..sederhana kan?

yang bold : iya ... justru karena yang bold ini akan kita (saya dan mbah abu) buktikan apakah kesepakatan itu haram atau tidak ...
jadi saya juga ga nolak pernyataan mbah abu

kita mulai dari yang simple dulu .... melalui koalisi Rhoma tertolak (karena tidak ada partai lain yang mau Rhoma jadi capres atau cawapres), sementara melakukan single fighter PKB ga memenuhi syarat presidential threshold otomatis Rhoma tertolak juga

Artinya : dengan kondisi pendapatan yang 9% ... mau pakai cara apapun Rhoma tetap tertolak ... oleh karena itu sebelum hasil pileg keluar ... PKB mengadakan kesepakatan dengan Rhoma >>> ya kan

maka saya tanya pada mbah abu ... dilihat dari figh
saya ambil yang merah

mbah abu wrote:fiqh islam mengatur banyak hal dengan sumber yang utama dan berprinsip pada kejujuran..
hukum islam mengatur hingga inti dari sebuah kesepakatan..

Dini: sip yang ini saya setuju ga ada masalah

fiqh menyatakan gharar/jahalah..gharar/spekulasi didefinisikan sebagai kemungkinan, keraguan, ketidakjelasan, dan
ketidakpastian..apakah akan mendapatkan suatu hasil
ataukah tidak..bagian ini termasuk bagian yang diharamkan..

yang merah tergantung sampai sejauh mana si pembuat kesepakatan itu melihat "tidak pastinya"

Rhoma jadi capres bila PKB menang 15% .... Rhoma tidak jadi capres bila PKB tidak menang 15%

>>> angka 15% nya jelas ada untuk menjelaskan jadi/tidaknya Rhoma dalam pencapresan ...
jadi tergantung kita lihat dari sudut pandang mana .... kalau kesepakatan itu dilihat hanya pada "Rhoma jadi capres" ... tentu kesepakatan itu jadi 50-50 (bisa ya bisa tidak) ... tapi kalau lihatnya dari awal sampai akhir ... maka apakah tetap 50-50 ??? >>> kan sudah jelas ada angka 15% disitu

Ada orang tua murid yang menjalin kesepakatan dengan pihak sekolah bahwa anak mereka akan belajar di sekolah tersebut supaya pintar

Sekolah bilang : Anak anda akan jadi pintar bila anak tersebut rajin belajar .... tapi ... Anak itu tidak akan jadi pintar bila dia malas belajar
Orang tua bilang : deal .. sepakat

Kalau sudah begini .... apakah kesepakatan antara orang tua dan sekolah disini menjadi tidak jelas alias haram ??