Apakah nabi punya hak MENGHARAMKAN sesuatu ?

Dalam hukum islam, apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Atau dgn kalimat lain:
apakah Muhammad PUNYA KEKUASAAN TERSENDIRI utk menetapkan apa yg HALAL dan apa yg HARAM, tanpa terikat pada firman Alloh?

Sundul dulu...

Biasanya pertanyaan muncul karena ada contoh kasusnya. Gitu ya?

ada gak?

Kalo saya bertanya rumus utk mencari luas KUBUS, apakah saya harus memberikan contoh KUBUS ?

emban wrote:Dalam hukum islam, apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Atau dgn kalimat lain:
apakah Muhammad PUNYA KEKUASAAN TERSENDIRI utk menetapkan apa yg HALAL dan apa yg HARAM, tanpa terikat pada firman Alloh?

apa yg disampaikan Nabi adalah atas tuntunanNya :)

emban wrote:Dalam hukum islam, apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Atau dgn kalimat lain:
apakah Muhammad PUNYA KEKUASAAN TERSENDIRI utk menetapkan apa yg HALAL dan apa yg HARAM, tanpa terikat pada firman Alloh?

jawabannya gampang, Ajaran/perkataan  yang di bawa nabi Muhammad adalah wahyu/firman Allah dan isinya antara lain mencakup masalah halal dan haram yang mana perintah tersebut di bukukan menjadi Kitabullah/ Al Qur'an yang bisa kita baca sampai sekarang.

jadi kalo anda tanya  apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Maka dengan sendirinya pertanyaan kamu udah terjawab dengan sendirinya

disini yang anda maksud dengan firman Allah itu bukan Alkitab kan?  

putramentari wrote:

emban wrote:Dalam hukum islam, apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Atau dgn kalimat lain:
apakah Muhammad PUNYA KEKUASAAN TERSENDIRI utk menetapkan apa yg HALAL dan apa yg HARAM, tanpa terikat pada firman Alloh?

jawabannya gampang, Ajaran/perkataan  yang di bawa nabi Muhammad adalah wahyu/firman Allah dan isinya antara lain mencakup masalah halal dan haram yang mana perintah tersebut di bukukan menjadi Kitabullah/ Al Qur'an yang bisa kita baca sampai sekarang.

jadi kalo anda tanya  apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Maka dengan sendirinya pertanyaan kamu udah terjawab dengan sendirinya

kalau yang dibilang haram oleh alloh di quran
BERBEDA
dengan yang dibilang haram oleh muhammad di hadis

kamu ikut yang mana?

@Emban

Kalo saya bertanya rumus utk mencari luas KUBUS, apakah saya harus memberikan contoh KUBUS ?

musicman Yesterday at 5:30 pm
Biasanya pertanyaan muncul karena ada contoh kasusnya. Gitu ya?

ada gak?

..kan saya memakai kata "biasanya"..
 

Ya sudah deh...gini lah

Kalau begitu analoginya, maka pertanyaan anda dalam thread ini salah.  Kita bicara suatu KOnsep yg dikaitkan dengan fakta dilapangan yg bersifat NON EKSAKTA. 1+1=2, 1x3=3 bisa menjadi benar dalam EKSAKTA, tapi ilmu agama adalah ilmu Teokratis ala Filsafat, agama, sosiologi, dst yg tidak semuanya bisa dijawab kecuali harus diketahui dahulu COntoh-contoh kasusnya.

Masak anda ngga tahu, banyak kisah dalam kitab suci dijadikan contoh Kasus,  dikembangkan sebagai Hukum ...lalu dijadikan kesepakatan bersama oleh masing2 agama dan kepercayaan?

Saya uji kekonsistenan anda ya..?
Gini...

Kalau ada orang bertanya bagaimana mencari luas kubus kepada seseorang maka pasti ada bbrp motif disitu:

1. Bisa karena ingin tahu karena murni dia tidak tahu,
2. Dia tahu jawabannya tapi ingin menguji yg ditanya itu tahu atau tidak, atau
3. Dia ingin mendebat bahwa dia memiliki jawaban yg lebih benar mengenai rumus Kubus yg ditanyakan.

Dari Semua point tsb harus dikondisikan lagi :
apakah orang yg ditanya itu Tahu atau tidak bentuk kubus menurut Versi si penanya?

Kalaulah yg ditanya malah berbalik bertanya definisi kubus menurut sipenanya agar lebih satu tafsir  dalam mendifinisikan Kubus supaya penjelasan kedepannya lebih terarah, maka artinya dia punya kemauan untuk berusaha agar nanti jawabannya lebih berbobot dan memuaskan. Ya kan?

Saya sudah jelaskan yah..kalau analogi anda salah


Nah, sekarang anda mau berdiri dimana untuk memposisikan diri untuk berdiskusi dengan saya..mau tetap dengan analogi Ngawur atau memilih bijak agar diskusi ini terarah nantinya?

putramentari wrote:

emban wrote:Dalam hukum islam, apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Atau dgn kalimat lain:
apakah Muhammad PUNYA KEKUASAAN TERSENDIRI utk menetapkan apa yg HALAL dan apa yg HARAM, tanpa terikat pada firman Alloh?

jawabannya gampang, Ajaran/perkataan  yang di bawa nabi Muhammad adalah wahyu/firman Allah dan isinya antara lain mencakup masalah halal dan haram yang mana perintah tersebut di bukukan menjadi Kitabullah/ Al Qur'an yang bisa kita baca sampai sekarang.

jadi kalo anda tanya  apakah nabi Muhammad bisa mengatakan "sesuatu" haram, tanpa dasar dari kitabullah atau pernyataan Alloh?

Maka dengan sendirinya pertanyaan kamu udah terjawab dengan sendirinya

o... jadi kalo gitu pedoman ttg HARAM dalam islam HANYALAH berdasarkan WAHYU ALLOH yg tercakup dalam ALQURAN. begitu kan!?

Atau dgn kata lain, TIDAK MUNGKIN nabi mengharamkan sesuatu tanpa dasar dari Alquran, bener!?

@Musicman.
tuh netter @putramentari, bisa menjawab dgn cepat tanpa meminta contoh, lha kenapa anda gak bisa ?

emang rumus utk mencari luas kubus ada berapa banyak?
taroklah ada 1001 rumus mencari luas kubus, lalu apakah antara rumus A dan rumus Z akan mendapatkan hasil yg berbeda ? jika berbeda, tentu ada salah, gampang tho, mudah tho..

haram versi alloh di quran
dengan haram versi mohammad di hadis
keknya BEDA, silakan dicek! dan kalian mo ikut yang mana..?

jawabannya gampang, Ajaran/perkataan yang di bawa nabi Muhammad adalah wahyu/firman Allah dan isinya antara lain mencakup masalah halal dan haram

apa yg disampaikan Nabi adalah atas tuntunanNya

yakin???
muhammad pernah koq mengharamkan yg dihalalkan Allah. Itu artinya beliau pernah melampaui dan melawan otoritas Ilahi.
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu (Qs 66:1)

@emban

tuh netter @putramentari, bisa menjawab dgn cepat tanpa meminta contoh, lha kenapa anda gak bisa ?

Bukan tidak bisa menjadi orang lain, hanya saya ingin diskusi ini menjadi diskusi yg tidak membuang-buang waktu dan sayangnya...saya tidak tertarik berdiskusi secara kusir.

Saya lebih suka menjadi diri saya dalam gaya dan berfikir.
Ya samakan saja dulu persepsinya. Anda diposisi mana..

Mau menyamakan Persepsinya dulu diantara kita mengenai Source yg akan kita bahas, atau mau debat ngelantur gk karuan nantinya..kan gitu

....Main gasing dululah.
...Menurut saya, kalau nabi itu adalah nabi yg bener, maka prilaku dan tuturkatanya sesuai dgn makna kata itu sendiri, nabi. Jadi, tidak boleh si nabi asal ngomong.

boleh mas
kalau nabinya...............................................................................

























mohammad!
 

nabi sekalipun tak mengharamkan apa yg Allah halalkan atau menghalalkan apa yg Allah haramkan.

Nabi dengan Allah itu satu misi visi.

mutiara wrote:nabi sekalipun tak mengharamkan apa yg Allah halalkan

omong kosong !!!

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu (Qs 66:1)

baca tuh ayat di atas !!!

Jadi muhammad pernah koq mengharamkan yg dihalalkan Allah. Itu artinya beliau pernah melampaui dan melawan otoritas Ilahi.

aliumar wrote:

mutiara wrote:nabi sekalipun tak mengharamkan apa yg Allah halalkan

omong kosong !!!

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu (Qs 66:1)

baca tuh ayat di atas !!!

Jadi muhammad pernah koq mengharamkan yg dihalalkan Allah. Itu artinya beliau pernah melampaui dan melawan otoritas Ilahi.

udh kebaca arah tritnya...hihi

lihat asbabun nuzulnya

yup, udah ketebak.... :D

antara INGIN dan MENENTANG itu BEDA.
Nabi ingin mengharamkan poligami, madu (atas usulan istri beliau dan saking sayangnya beliau terhadap istri maka nabi sempat mengharamkan madu, sebelum akhirnya Allah mengingatkan nabi bahwa semua itu halal, tidak haram, lalu nabi MEMATUHI Allah, nabi TIDAK menentang peringatan Allah, dan mematuhinya). JAdi jelas nabi sejalan dengan Allah karena nabi selalu PATUH kepada Allah, meski ia ingin tapi karena Allah tidak, maka nabi pun mematuhinya.

JAdi hal ini justru untuk memBUKTIkan bahwa Al Quran itu sama sekali BUKAN buatan nabi Muhammad, tapi memang ASLI al quran itu adalah firman dari Allah.

antara INGIN dan MENENTANG itu BEDA.
Nabi ingin mengharamkan poligami,

eitss jgn diplintir dong apa yg ada di quran mu. Tidak ada kata "ingin"!!!

Hai Nabi, mengapa kamu ingin mengharamkan apa yang Allah halalkan....dst

klo pun dipaksakan dgn "ingin"--->nabi ingin menentang ketetapan Allah--->(ingin menentang ketetapan Allah yg menetapkan sbg sesuatu yg "halal")

Mutiara wrote:nabi sekalipun tak mengharamkan apa yg Allah halalkan atau menghalalkan apa yg Allah haramkan.

Nabi dengan Allah itu satu misi visi.

tunjukin makanan yang diharamkan alloh di qoranI
dan makanan yang diharamkan mohammad di hadis!
kan BEDA

  

atas usulan istri beliau dan saking sayangnya beliau terhadap istri maka nabi sempat mengharamkan madu

hahaha apa hubungan sayang istri dgn minum madu?ketauan cerita ngarang utk menutup2i kisah skandal muhammad sebenarnya krn nabi kepergok "main/menggauli" Maria al-Qabtiyyah.

Ibnu Sa’d menulis: “Abu Bkr menceritakan bahwa Rasul SAW melakukan persetubuhan dg Mariyah di rumah Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk digerbang (di belakang pintu yg terkunci). Dia bilang pada nabi, O rasul, apa anda melakukan ini di rumahku dan ketika giliranku? Nabi berkata, kendalikan dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah membuatnya (Mariyah) haram bagiku. Hafsa berkata, “Aku tidak terima kecuali kamu bersumpah bagiku.” Hazrat (yg mulia) itu berkata, “Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya lagi.”

Tidak lama berselang, turun ayat dari Allah SWT untuk membatalkan sumpah Muhammad saw.

Q 66:1-2

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Status maria tetap budak (bukan istri) dan maria melahirkan anak laki-laki.

Sumber-sumber Islam tertua lainnya membenarkan riwayat di atas:
Buku Asbabun Nuzul Imam Suyuti, Halaman 585: Sebab-sebab turunnya surat At-Tahrim

Diriwayatkan oleh Anas: Suatu hari Rasulullah menggauli seorang budak wanita miliknya. Aisyah dan Hafshah lantas terus-menerus memperbincangkan kejadian tersebut sampai akhirnya Rasulullah menjadikan budaknya itu haram bagi diri beliau (tidak akan digauli lagi). Allah lalu menurunkan At-Tahrim ayat 1: “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

ini kisah lebih lengkapnya :

Satu hari Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, anak perempuan dari Umar dan ketika bertemu pembantu Hafsa, yang bernama Mariyah, Muhammad pun dilanda birahi terhadapnya (Mariyah). Dia suruh pergi Hafsa dg membohonginya bahwa ayahnya ingin bicara. Ketika Hafsa sudah pergi, dia bawa Mariyah ketempat tidur dan disetubuhi olehnya. Hafsa kembali karena ayahnya bilang tidak minta bertemu dgnya dan serta merta mengetahui apa yg sedang terjadi, sadar kenapa Muhammad menipunya agar pergi. Hafsa jadi marah dan mulai mengamuk menarik perhatian orang2. Untuk menenangkannya, Muhammad berjanji utk melarang (mengharamkan) dirinya sendiri bertemu Mariyah. Tapi, dia tetap menginginkan Mariyah. Bagaimana caranya orang melanggar sumpahnya sendiri? Well, tidak sulit jika anda punya Allah dikantungmu. Jadi Allah menurunkan surat Tahrim dan bilang bahwa oke-oke saja utk melanggar sumpah dan menyetubuhi budak perempuan yg jadi haknya. Malahan sebenarnya sang Allah pembuat jagat raya ini marah pada Muhammad dan bahkan menegurnya dg pedas karena mengingkari (mengharamkan) kenikmatan jasmani bagi dirinya sendiri dan karena telah berjanji utk tidak berlaku seperti itu lagi sepanjang hidupnya hanya untuk menyenangkan istrinya.

Tapi kemudian Hafsah membocorkan skandal muhammad ini.

Maka turunlah ayat QS 66: 3 - 4.

Dan krn bocornya skandal muhammad dgn Maria tsb, dia marah dan tidak mau menggauli istri2 nya.

Sahih Bukhari 43, Nomer 648:
Sang Nabi tidak mengunjungi istri2nya karena Hafsa membocorkan rahasia kepada Aisha, dan sang Nabi berkata bahwa dia tidak akan mengunjungi para istrinya selama sebulan karena dia marah pada mereka ketika Allah membatalkan sumpahnya untuk tidak menyentuh Maria lagi.”

Ini alasan yg pas yg dijadikan muhammad utk menggauli Maria sebulan penuh, apalagi sudah ada ayat yg menghalalkannya.

kafir bego sok teu.......

nabi ingin mengharamkan madu, karena Aisyah cemburu dengan salah satu istri nabi yang memberi nabi madu.
nabi ingin mengharamkan poligami, ketika Hafsah sang istri dari kalangan ningrat cemburu berat dengan Maria, sang istri dari kalangan budak yang Hafsah anggap LEBIH RENDAH derajatnya....

Lalu Allah ingatkan nabi bahwa semua itu halal, madu itu halal dari siapapun itu madunya, dan poligami bagi nabi adalah halal, karena Allah yang perintahkan dan ada hikmahnya....dalam kasus antara HAfsah dengan Maria ini adalah hikmah bahwa: semua manusia itu SEDERAJAT, tak ada istri dari kalangan budak dan lain suku lebih rendah derajatnya dari istri dari kalangan sesuku dan bangsawan, yang membedakan adalah tingkat ketakwaanya di hadapan Allah.

Ibnu Sa’d menulis: “Abu Bkr menceritakan bahwa Rasul SAW melakukan persetubuhan dg Mariyah di rumah Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk digerbang (di belakang pintu yg terkunci). Dia bilang pada nabi, O rasul, apa anda melakukan ini di rumahku dan ketika giliranku? Nabi berkata, kendalikan dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah membuatnya (Mariyah) haram bagiku. Hafsa berkata, “Aku tidak terima kecuali kamu bersumpah bagiku.” Hazrat (yg mulia) itu berkata, “Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya lagi.”

Tidak lama berselang, turun ayat dari Allah SWT untuk membatalkan sumpah Muhammad saw.

Q 66:1-2

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Status maria tetap budak (bukan istri) dan maria melahirkan anak laki-laki.

B.....................E.......................J.....................A........................D