keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Halaman 6 dari 13 • Share
Halaman 6 dari 13 • 1, 2, 3 ... 5, 6, 7 ... 11, 12, 13
keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
First topic message reminder :
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.
Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.
Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.
sungokong- SERSAN SATU
-
Posts : 154
Kepercayaan : Islam
Location : gunung hwa kwou
Join date : 04.05.13
Reputation : 3
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Nggak nyambung ......................ramayana wrote:
oh.. jadi emang bener ya kalau quran itu yg mengembangkan mohamad. udah tau ane bi hahahahaha..
Saya sedang nyari yang bahasa indonesia supaya lebih jelas.
oh ya pertanyaan ane belum dijawab.menurut ente.. hadis bhukari yg ane kasih bisa ente anggap palsu??
Gue nggak seneng liat tulisan enggresh.
Kalau sampai bilang bahwa Al Quran ada kekeliruan, langsung bisa disimpulkan sebagai hadis palsu. Entah itu dari Bukhari atau yang lain.
Sebagai bahan cerita saja:
Saat pencatatan ayat-ayat Al Quran, para sahabat tidak mengetahui, mengapa Rasulullah SAW mengorganisir ayat2 sedemikian rupa.
Sampai berabad-abad kemudian baru ada titik terang, bahwa Rasulullah menyertakan informasi Pari** ****k ke dalam Al Quran.
Sehingga mempermudah usaha pemeriksaan Al Quran.
Gimana, pudah penasaran belum .....................
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Sepengetahuan saya dialek quraisy.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Maksudnya gimana nih?
Yang jelas, jika ada perbedaan dialek dalam musaf hafs dengan dialek quraisy, maka dipilih yang dialek quraisy.
emang musaf hafsa dialek apa?
Maka pada referensi tersebut, tertulis kata "jika", dimana maksudnya apabila dalam musaf hafs tersebut ditemukan dialek lain selain dialek quraisy, maka yang dipilih adalah dialek quraisy.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Kalau sampai bilang bahwa Al Quran ada kekeliruan, langsung bisa disimpulkan sebagai hadis palsu. Entah itu dari Bukhari atau yang lain.
jurus membabi-buta
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Nanti kamu akan tahu sendiri.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Kalau sampai bilang bahwa ada kesalahan dalam penulisan Al Quran, maka hadis tersebut langsung bisa [b]disimpulkan sebagai hadis palsu
langsung membabi-buta..
Setelah saya menceritakan Pari** C**** pada Al Quran.
Sebagaimana yang pernah dibahas di MyQ.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
selalu nanti, nanti dan nanti..
ujungnya ngacir
Kalau sampai bilang bahwa Al Quran ada kekeliruan, langsung bisa disimpulkan sebagai hadis palsu. Entah itu dari Bukhari atau yang lain.
jadi bukhari itu perawi hadis-hadis palsu ya?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Ngacir ............ ?SEGOROWEDI wrote:
selalu nanti, nanti dan nanti..
ujungnya ngacir
Tinggal siapa yang saya ajak bicara?
Manusia atau bukan?
Semua ada urutannya,
Kalau yang ini sedang saya susun untuk jadi tret tersendiri.
Lagipula saya tinggal copas kok, dan kamu juga ikut diskusi di MyQ kan?
Masalah Pari** C***k Al Quran.
Nggak nyambung .................
Kalau sampai bilang bahwa Al Quran ada kekeliruan, langsung bisa disimpulkan sebagai hadis palsu. Entah itu dari Bukhari atau yang lain.
jadi bukhari itu perawi hadis-hadis palsu ya?
Sudah ada metode pengecekan untuk ilmu hadis, dan saya nggak bahas disini.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
selamat ngacir dah...
btw soal hadis, sekali ada hadis bukhari kamu bilang palsu
apalagi lebih dari sekali, berarti bukhari bukan perawi hadis yang kredibel
maka seluruh hadis-hadis rawiannya buang aja ke tong sampah!
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Nggak ada yang ngacir.SEGOROWEDI wrote:
selamat ngacir dah...
Saya nunggu ramayana saja.
Disini nggak usah membicarakan hadis.
btw soal hadis, sekali ada hadis bukhari kamu bilang palsu
apalagi lebih dari sekali, berarti bukhari bukan perawi hadis yang kredibel
maka seluruh hadis-hadis rawiannya buang aja ke tong sampah!
Out of Topic.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
trus..
info/fakta dari sumber islam ini apa bisa kamu bantah:
Prophet Muhammad was the first to write down the Quran revealed to him and when he died , the whole Quran was completely written, although not in one book, but rather on pieces of woods, papers, palm leaves, bones…etc. It was the first Khalifa, Abu Bakr who collected the Quran into one book. The manuscript on which the Qur'an was collected, remained with Abu Bakr and then with Umar (the second Khalifa), and after him, it remained with Hafsa, 'Umar's daughter and one of the Prophet's wives
This copy of the Quran, was the only copy made after Muhammad's own copy. It is from that copy that Uthman, the third Khalifa, made other copies to distribute to different regions of the Islamic Empire. Uthman returned Hafsa's copy of the Quran to her. Her copy however was later burned by Marwan b. Hakam (d.65/684). Burning of Hafsa's copy was the last chapter in covering up the addition of two false verses in sura 9 as later discovered.
http://www.ummah.com/forum/showthread.php?66079-Is-the-quran-preserved
info/fakta dari sumber islam ini apa bisa kamu bantah:
Prophet Muhammad was the first to write down the Quran revealed to him and when he died , the whole Quran was completely written, although not in one book, but rather on pieces of woods, papers, palm leaves, bones…etc. It was the first Khalifa, Abu Bakr who collected the Quran into one book. The manuscript on which the Qur'an was collected, remained with Abu Bakr and then with Umar (the second Khalifa), and after him, it remained with Hafsa, 'Umar's daughter and one of the Prophet's wives
This copy of the Quran, was the only copy made after Muhammad's own copy. It is from that copy that Uthman, the third Khalifa, made other copies to distribute to different regions of the Islamic Empire. Uthman returned Hafsa's copy of the Quran to her. Her copy however was later burned by Marwan b. Hakam (d.65/684). Burning of Hafsa's copy was the last chapter in covering up the addition of two false verses in sura 9 as later discovered.
http://www.ummah.com/forum/showthread.php?66079-Is-the-quran-preserved
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Situs khayal dicatut ....................SEGOROWEDI wrote:trus..
info/fakta dari sumber islam ini apa bisa kamu bantah:
Prophet Muhammad was the first to write down the Quran revealed to him and when he died , the whole Quran was completely written, although not in one book, but rather on pieces of woods, papers, palm leaves, bones…etc. It was the first Khalifa, Abu Bakr who collected the Quran into one book. The manuscript on which the Qur'an was collected, remained with Abu Bakr and then with Umar (the second Khalifa), and after him, it remained with Hafsa, 'Umar's daughter and one of the Prophet's wives
This copy of the Quran, was the only copy made after Muhammad's own copy. It is from that copy that Uthman, the third Khalifa, made other copies to distribute to different regions of the Islamic Empire. Uthman returned Hafsa's copy of the Quran to her. Her copy however was later burned by Marwan b. Hakam (d.65/684). Burning of Hafsa's copy was the last chapter in covering up the addition of two false verses in sura 9 as later discovered.
Sama seperti kamu.
Sukanya hanya berhalusinasi ..................
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
gak ada bantahan..
cuman main tuduh
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Lhaa gimana lageeee ..................SEGOROWEDI wrote:
gak ada bantahan..
cuman main tuduh
Masak saya harus menanggapi halusinasi orang ......................
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
nunjukin musafhafsa, gak bisa..
ada fakta akhirnya dibakar menyusul musaf-musaf lain, gak bisa membantah
bisanya asal nuduh..
ciri muslim
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
fakta apa?SEGOROWEDI wrote:
nunjukin musafhafsa, gak bisa..
ada fakta akhirnya dibakar menyusul musaf-musaf lain, gak bisa membantah
bisanya asal nuduh..
ciri muslim
Hanya dari situs khayalan itu saja kah?
Berhalusinasi itu namanya.
Ciri-ciri sizofren ..............
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
@ ebi.. situs khayalan??
Ibn Hajar says:
"Abu `Ubayd [a tashif for Abu `Ubayda al-Qasim ibn Sallam as proven below] and Ibn Abi Dawud [in Kitab al-Masahif] added: with a chain from Shu`ayb, from Ibn Shihab who said: Salim ibn `Abd Allah ibn `Umar told me:
"'Marwan used to send courier to Hafsa - meaning, when he was governor of al-Madina on behalf of Mu`awiya - asking her for the folios from which the Qur'an had been copied [kutiba minha] but she would refuse to give them to him.' Salim continued: 'When Hafsa died and we returned from her burial, Marwan sent an imperative request to `Abd Allah ibn `Umar for those folios to be sent to him, whereupon `Abd Allah ibn `Umar sent them to him. Then Marwan gave an order so they were ripped up (fashuqqiqat). He said: 'I only did this because I feared that after the passing of time, some doubter might foster doubt with regard to those folios.'
"The wording in Abu `Ubayda's narration has: 'so they were torn up' (famuzziqat). Abu `Ubayd [sic] said: 'It is unheard of that Marwan tore up the folios except in this narration.' I say: Ibn Abi Dawud narrated it with a chain from Yunus ibn Yazid, from Ibn Shihab, in a similar wording which has:
"'When Marwan was governor of Madina he sent courier to Hafsa asking her for the folios but she refused him access to them.' He [Ibn Shihab al-Zuhri] said: 'Salim ibn `Abd Allah [ibn `Umar] narrated to me saying: "When Hafsa died..."' and he narrated it [as above] and said in it: 'So he had them ripped up and burnt' (fashaqqaqaha wa harraqaha).
"And this addition also came up in the narration of `Umara ibn Ghuzayya, also an abridged one, but he, also made it part of the narration of Zayd ibn Thabit who said in it: 'So he had it washed out thoroughly (faghassalaha ghaslan)'.... And all this can be reconciled by saying that this was done with all the folios - renting, them washing out, then burning - and it is possible that the word [harraqaha] be read 'kharraqaha' (he had them rent) so that he has them first torn up then washed out, and Allah knows best."
These Suhuf were of course the Mushaf of Abu Bakr (RA) kept by `Umar, then kept by his daughter Hafsa the Mother of the Believers, wAllahu a`lam.
http://www.livingislam.org/fiqhi/fiqha_e27.html
ente kalau ga ada pembelaan mbok ga usah mabuk terus fitnah!
ane tambah..
510
Narrated Anas bin Malik: Hudhaifa bin Al-Yaman came to Uthman at the time when the people of Sham and the people of Iraq were Waging war to conquer Arminya and Adharbijan. Hudhaifa was afraid of their (the people of Sham and Iraq) differences in the recitation of the Qur'an, so he said to 'Uthman, "O chief of the Believers! Save this nation before they differ about the Book (Quran) as Jews and the Christians did before." So 'Uthman sent a message to Hafsa saying, "Send us the manuscripts of the Qur'an so that we may compile the Qur'anic materials in perfect copies and return the manuscripts to you." Hafsa sent it to 'Uthman. 'Uthman then ordered Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As and 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham to rewrite the manuscripts in perfect copies. 'Uthman said to the three Quraishi men, "In case you disagree with Zaid bin Thabit on any point in the Qur'an, then write it in the dialect of Quraish, the Qur'an was revealed in their tongue." They did so, and when they had written many copies, 'Uthman returned the original manuscripts to Hafsa. 'Uthman sent to every Muslim province one copy of what they had copied, and ordered that all the other Qur'anic materials, whether written in fragmentary manuscripts or whole copies, be burnt. Said bin Thabit added, "A Verse from Surat Ahzab was missed by me when we copied the Qur'an and I used to hear Allah's Apostle reciting it. So we searched for it and found it with Khuzaima bin Thabit Al-Ansari. (That Verse was): 'Among the Believers are men who have been true in their covenant with Allah.' (33.23)
situs hadis online http://www.searchtruth.com/book_display.php?book=61&translator=1
ini ente anggap khayalan? atau malah hadis palsu??
terus mana yg ente bilang quran itu program pc hasil karya mohamad?? kok ga nongol?
Ibn Hajar says:
"Abu `Ubayd [a tashif for Abu `Ubayda al-Qasim ibn Sallam as proven below] and Ibn Abi Dawud [in Kitab al-Masahif] added: with a chain from Shu`ayb, from Ibn Shihab who said: Salim ibn `Abd Allah ibn `Umar told me:
"'Marwan used to send courier to Hafsa - meaning, when he was governor of al-Madina on behalf of Mu`awiya - asking her for the folios from which the Qur'an had been copied [kutiba minha] but she would refuse to give them to him.' Salim continued: 'When Hafsa died and we returned from her burial, Marwan sent an imperative request to `Abd Allah ibn `Umar for those folios to be sent to him, whereupon `Abd Allah ibn `Umar sent them to him. Then Marwan gave an order so they were ripped up (fashuqqiqat). He said: 'I only did this because I feared that after the passing of time, some doubter might foster doubt with regard to those folios.'
"The wording in Abu `Ubayda's narration has: 'so they were torn up' (famuzziqat). Abu `Ubayd [sic] said: 'It is unheard of that Marwan tore up the folios except in this narration.' I say: Ibn Abi Dawud narrated it with a chain from Yunus ibn Yazid, from Ibn Shihab, in a similar wording which has:
"'When Marwan was governor of Madina he sent courier to Hafsa asking her for the folios but she refused him access to them.' He [Ibn Shihab al-Zuhri] said: 'Salim ibn `Abd Allah [ibn `Umar] narrated to me saying: "When Hafsa died..."' and he narrated it [as above] and said in it: 'So he had them ripped up and burnt' (fashaqqaqaha wa harraqaha).
"And this addition also came up in the narration of `Umara ibn Ghuzayya, also an abridged one, but he, also made it part of the narration of Zayd ibn Thabit who said in it: 'So he had it washed out thoroughly (faghassalaha ghaslan)'.... And all this can be reconciled by saying that this was done with all the folios - renting, them washing out, then burning - and it is possible that the word [harraqaha] be read 'kharraqaha' (he had them rent) so that he has them first torn up then washed out, and Allah knows best."
These Suhuf were of course the Mushaf of Abu Bakr (RA) kept by `Umar, then kept by his daughter Hafsa the Mother of the Believers, wAllahu a`lam.
http://www.livingislam.org/fiqhi/fiqha_e27.html
ente kalau ga ada pembelaan mbok ga usah mabuk terus fitnah!
ane tambah..
510
Narrated Anas bin Malik: Hudhaifa bin Al-Yaman came to Uthman at the time when the people of Sham and the people of Iraq were Waging war to conquer Arminya and Adharbijan. Hudhaifa was afraid of their (the people of Sham and Iraq) differences in the recitation of the Qur'an, so he said to 'Uthman, "O chief of the Believers! Save this nation before they differ about the Book (Quran) as Jews and the Christians did before." So 'Uthman sent a message to Hafsa saying, "Send us the manuscripts of the Qur'an so that we may compile the Qur'anic materials in perfect copies and return the manuscripts to you." Hafsa sent it to 'Uthman. 'Uthman then ordered Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As and 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham to rewrite the manuscripts in perfect copies. 'Uthman said to the three Quraishi men, "In case you disagree with Zaid bin Thabit on any point in the Qur'an, then write it in the dialect of Quraish, the Qur'an was revealed in their tongue." They did so, and when they had written many copies, 'Uthman returned the original manuscripts to Hafsa. 'Uthman sent to every Muslim province one copy of what they had copied, and ordered that all the other Qur'anic materials, whether written in fragmentary manuscripts or whole copies, be burnt. Said bin Thabit added, "A Verse from Surat Ahzab was missed by me when we copied the Qur'an and I used to hear Allah's Apostle reciting it. So we searched for it and found it with Khuzaima bin Thabit Al-Ansari. (That Verse was): 'Among the Believers are men who have been true in their covenant with Allah.' (33.23)
situs hadis online http://www.searchtruth.com/book_display.php?book=61&translator=1
ini ente anggap khayalan? atau malah hadis palsu??
terus mana yg ente bilang quran itu program pc hasil karya mohamad?? kok ga nongol?
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
@ramayana
Al Quran adalah kitab yang mudah untuk dihapal.
Penghapal Al Quran pada jaman itu sangat banyak.
Jadi sangat sulit untuk terjadi kekeliruan.
Apalagi memang Tuhan telah berjanji untuk menjaga Al Quran sepanjang masa.
Hilang satu ayat atau tambah satu ayat saja sangat sulit untuk diterima.
Dan yang saya maksud dengan singkatan pc adalah Parity Check.
Silahkan baca-baca:
http://www.laskarislam.com/t6941-parity-check-pada-al-quran
Al Quran adalah kitab yang mudah untuk dihapal.
Penghapal Al Quran pada jaman itu sangat banyak.
Jadi sangat sulit untuk terjadi kekeliruan.
Apalagi memang Tuhan telah berjanji untuk menjaga Al Quran sepanjang masa.
Hilang satu ayat atau tambah satu ayat saja sangat sulit untuk diterima.
Dan yang saya maksud dengan singkatan pc adalah Parity Check.
Silahkan baca-baca:
http://www.laskarislam.com/t6941-parity-check-pada-al-quran
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Sepengetahuan saya dialek quraisy.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Maksudnya gimana nih?
Yang jelas, jika ada perbedaan dialek dalam musaf hafs dengan dialek quraisy, maka dipilih yang dialek quraisy.
emang musaf hafsa dialek apa?
Maka pada referensi tersebut, tertulis kata "jika", dimana maksudnya apabila dalam musaf hafs tersebut ditemukan dialek lain selain dialek quraisy, maka yang dipilih adalah dialek quraisy.
baca dong:
jika ada perbedaan dialek dalam musaf hafs dengan dialek quraisy, maka dipilih yang dialek quraisy
padahal musaf hafsa dialek quraisy, gimana tuh?
kalau musaf hafsa sudah dialek quraisy..
maka tinggal tetapkan aja musaf aseli tersebut sebagai standard
usman gak perlu bikin baru dan ditetapkan sebagai standard, sementara musaf aselinya
malah akhirnya dibakar juga..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:@ramayana
Al Quran adalah kitab yang mudah untuk dihapal.
Penghapal Al Quran pada jaman itu sangat banyak.
Jadi sangat sulit untuk terjadi kekeliruan.
Apalagi memang Tuhan telah berjanji untuk menjaga Al Quran sepanjang masa.
Hilang satu ayat atau tambah satu ayat saja sangat sulit untuk diterima.
Dan yang saya maksud dengan singkatan pc adalah Parity Check.
Silahkan baca-baca:
http://www.laskarislam.com/t6941-parity-check-pada-al-quran
sudah ditulis alam musaf aja terjadi erbedaan kok
apalagi cuman dihafal, gak ada jaminan hafalan masing-masing sama
janji menjagapun diragukan, karena kitab-kitabnya terdahulu katanga bisa diacak-acak manusia
party-check pintu NGACIR
karena saya dilarang masuk..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Nggak usah mbingungi.SEGOROWEDI wrote:
baca dong:
jika ada perbedaan dialek dalam musaf hafs dengan dialek quraisy, maka dipilih yang dialek quraisy
padahal musaf hafsa dialek quraisy, gimana tuh?
kalau musaf hafsa sudah dialek quraisy..
maka tinggal tetapkan aja musaf aseli tersebut sebagai standard
usman gak perlu bikin baru dan ditetapkan sebagai standard, sementara musaf aselinya
malah akhirnya dibakar juga..
Pada keterangan tersebut tertulis jika terbaca dialek selain dialek Quraisy pada musaf Hafs, maka dipilih yang dialek Quraisy.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Halusinasi aja terus .....................SEGOROWEDI wrote:
sudah ditulis alam musaf aja terjadi erbedaan kok
apalagi cuman dihafal, gak ada jaminan hafalan masing-masing sama
janji menjagapun diragukan, karena kitab-kitabnya terdahulu katanga bisa diacak-acak manusia
Tanpa ada bukti-bukti kuat yang bisa dipertanggung jawabkan.
Alasan saya sederhana saja.
party-check pintu NGACIR
karena saya dilarang masuk..
Karena kamu saya deteksi sizofren.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Nggak usah mbingungi.SEGOROWEDI wrote:
baca dong:
jika ada perbedaan dialek dalam musaf hafs dengan dialek quraisy, maka dipilih yang dialek quraisy
padahal musaf hafsa dialek quraisy, gimana tuh?
kalau musaf hafsa sudah dialek quraisy..
maka tinggal tetapkan aja musaf aseli tersebut sebagai standard
usman gak perlu bikin baru dan ditetapkan sebagai standard, sementara musaf aselinya
malah akhirnya dibakar juga..
Pada keterangan tersebut tertulis jika terbaca dialek selain dialek Quraisy pada musaf Hafs, maka dipilih yang dialek Quraisy.
katanya musaf hafsa dialek quraisy..
kok di dalamnya ada perbedaan dialek selain quraisy?
kacauw
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
kalau musaf hafsa sudah dialek quraisy..
maka tinggal tetapkan aja musaf aseli tersebut sebagai standard
ngapain usman bikin baru dan ditetapkan sebagai standard?,
sementara musaf aselinya tersebut malah akhirnya dibakar juga..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Halusinasi aja terus .....................SEGOROWEDI wrote:
sudah ditulis alam musaf aja terjadi erbedaan kok
apalagi cuman dihafal, gak ada jaminan hafalan masing-masing sama
janji menjagapun diragukan, karena kitab-kitabnya terdahulu katanga bisa diacak-acak manusia
Tanpa ada bukti-bukti kuat yang bisa dipertanggung jawabkan.Alasan saya sederhana saja.
party-check pintu NGACIR
karena saya dilarang masuk..
Karena kamu saya deteksi sizofren.
gelaja muslim mentoq
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Kan jika ada.SEGOROWEDI wrote:
katanya musaf hafsa dialek quraisy..
kok di dalamnya ada perbedaan dialek selain quraisy?
kacauw
Dan tidak bisa dipastikan apakah memang ada dialek lain dari musaf hafs.
Kalaupun ada, maka tinggal dipilih dialek Quraisy.
Sedangkan musaf hafs setahu saya masih dalam bentuh suhuf-suhuf.
Belum musaf yang utuh dalam satu kitab.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Gejala berdelusi ...................SEGOROWEDI wrote:
gelaja muslim mentoq
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Halaman 6 dari 13 • 1, 2, 3 ... 5, 6, 7 ... 11, 12, 13
Similar topics
» Difitnah Bakar Al-Quran, Wanita Ini Dibakar hingga Tewas
» segorowedi menggugat keotentikan Qur'an
» INI ayat Quran, atau REAKSI karna Quran ditolak ?
» Quran Indo di Edit! Apakah ini Manipulasi Quran?
» Quran Therapy - Get rid of your fatal diseases with Quran
» segorowedi menggugat keotentikan Qur'an
» INI ayat Quran, atau REAKSI karna Quran ditolak ?
» Quran Indo di Edit! Apakah ini Manipulasi Quran?
» Quran Therapy - Get rid of your fatal diseases with Quran
Halaman 6 dari 13
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik