keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Halaman 12 dari 13 • Share
Halaman 12 dari 13 • 1, 2, 3 ... , 11, 12, 13
keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
First topic message reminder :
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.
Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.
Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.
sungokong- SERSAN SATU
-
Posts : 154
Kepercayaan : Islam
Location : gunung hwa kwou
Join date : 04.05.13
Reputation : 3
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
aliumar wrote:banyak2an tidak bisa menjamin itu sbg sesuatu yg benar.saksi mata kan GAK SENDIRIAN waktu diajari?yg saya tanya: pake acuan APA?saksi mata kan GAK SENDIRIAN waktu diajari?
saya tidak tanya perihal "siapa".
Semoga anda tau maksud bedanya pertanyaan "apa" dgn "siapa".
Naah ..... kalo sudah begini, silahkan baca post #265 dulu.
oleh mas saya @hamba tuhan.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
@aliumar
Memangnya Al Quran nggak dijaga?
silahkan baca post #265 dulu, setelah itu kita muter2 lagi di masalah Parity Check.
Memangnya Al Quran nggak dijaga?
silahkan baca post #265 dulu, setelah itu kita muter2 lagi di masalah Parity Check.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
nih omong jaman siapa sih?yg saya tanya: pake acuan APA?
sayah bisa tau seseorang salah dalam membaca al quran meskipun dia liat mushaf..sayah hafal..dan ketika dia salah baca maka sayah liat mushaf yang dia pegang..dan bila mushafnyah salah tulis/ketika yah bakar ajah tuh mushafnyah..simpel..no doubt
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
org salah pun bisa merasa apa yg dihafal nya juga sudah benar.sayah bisa tau seseorang salah dalam membaca al quran meskipun dia liat mushaf..sayah hafal
a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalanmushafnyah
atau
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
short n simple answer please...
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Pertanyaan salah.aliumar wrote:
a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
atau
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
short n simple answer please...
Seharusnya ingatan diperkuat oleh bukti berupa catatan.
Bukannya untuk menilai benar/salahnya ingatan.
Tapi ada /tidaknya sebuah ingatan tentang ayat.
paham?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:
Memang kenapa kalau ngambil referensi dari Musaf Hafs?
Memangnya beda?
berarti zaid gak hafal; berarti klaim sekretaris rosul perlu dipertanyakan..
kalau referensnya musaf hafsa, ngapain usman bikin musaf baru?
kalau bikinannya sama dengan ,musaf hafsa, gak perlu ada pembakaran musaf asli
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Kalau nggak hapal, mengapa bisa mengetahui kalau ada lembar yang hilang pada Musaf Hafs.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Memang kenapa kalau ngambil referensi dari Musaf Hafs?
Memangnya beda?
berarti zaid gak hafal; berarti klaim sekretaris rosul perlu dipertanyakan..
kalau referensnya musaf hafsa, ngapain usman bikin musaf baru?
kalau bikinannya sama dengan ,musaf hafsa, gak perlu ada pembakaran musaf asli
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Kalau nggak hapal, mengapa bisa mengetahui kalau ada lembar yang hilang pada Musaf Hafs.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Memang kenapa kalau ngambil referensi dari Musaf Hafs?
Memangnya beda?
berarti zaid gak hafal; berarti klaim sekretaris rosul perlu dipertanyakan..
kalau referensnya musaf hafsa, ngapain usman bikin musaf baru?
kalau bikinannya sama dengan ,musaf hafsa, gak perlu ada pembakaran musaf asli
siapa bilang ada lembar yang hilang di musaf hafsa??
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Kalau nggak ada yang hilang, malah bagus bukan?SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:Kalau nggak hapal, mengapa bisa mengetahui kalau ada lembar yang hilang pada Musaf Hafs.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Memang kenapa kalau ngambil referensi dari Musaf Hafs?
Memangnya beda?
berarti zaid gak hafal; berarti klaim sekretaris rosul perlu dipertanyakan..
kalau referensnya musaf hafsa, ngapain usman bikin musaf baru?
kalau bikinannya sama dengan ,musaf hafsa, gak perlu ada pembakaran musaf asli
siapa bilang ada lembar yang hilang di musaf hafsa??
Berarti lengkap.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
lha hafalan al quran itu harus diulangi terus..contoh ; hari ini sayah baca al quran 5 juz (misal jus 1-5) dari hafalan TANPA ada orang yang koreksi..esok hari sayah baca 5 lagi (juz 5-10) dengan satu orang sebagai korektor..begitu seterusnyah..dan ketika sayah khatam maka esok hari sayah wajib ulangi lagi juz 1-5 dan itu bisa sayah tempuh dengan baca dari hafalan atow baca dari mushaf atow sayah minta satu orang sebgai korektor dan dia wajib bawa mushaf..dan itu adalah rutinitas penghafal al quran..30 juz al quran gak boleh lepas dari diriyah..org salah pun bisa merasa apa yg dihafal nya juga sudah benar.
a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
atau
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
DAN
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
EbisuSensei wrote:Kalau nggak ada yang hilang, malah bagus bukan?SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:Kalau nggak hapal, mengapa bisa mengetahui kalau ada lembar yang hilang pada Musaf Hafs.SEGOROWEDI wrote:EbisuSensei wrote:
Memang kenapa kalau ngambil referensi dari Musaf Hafs?
Memangnya beda?
berarti zaid gak hafal; berarti klaim sekretaris rosul perlu dipertanyakan..
kalau referensnya musaf hafsa, ngapain usman bikin musaf baru?
kalau bikinannya sama dengan ,musaf hafsa, gak perlu ada pembakaran musaf asli
siapa bilang ada lembar yang hilang di musaf hafsa??
Berarti lengkap.
- bisa saja.. keknya dulu ada ayat kek gini deh, keknya dulu ada ayat kek gitu deh..
- maka gak perlu usman ikut-ikutan bikin musaf..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
lantas yg jadian acuan APA jika antara catatan dan hafalan terjadi perbedaan?a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
DAN
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
lantas tau dari mana bacaan quran yg kamu ulang2 dari hafalan tsb sudah pasti tidak ada salah?Tau darimana hafalan kamu tsb tidak ada salahnya?acuan nya apa sehingga kamu yakin hafalan mu (yg kamu baca berulang2 tsb) pasti tidak ada salahnya?contoh ; hari ini sayah baca al quran 5 juz (misal jus 1-5) dari hafalan TANPA ada orang yang koreksi
Hafalan diulang2 sampe 1 juta kali tidak menjamin yg diulang2 itu pasti benar. Karena org yg lupa akan hafalan nya sering kali tidak tau kalau hafalannya ada yg dilupakannya. Org yg lupa seringkali tidak menyadari kalau dia sudah melupakan sesuatu tsb.
Sekali lagi, acuan nya APA dalam menilai kevalidan hafalan dan catatan Quran?
aliumar- LETNAN SATU
-
Posts : 2663
Kepercayaan : Katolik
Location : Padang
Join date : 20.06.12
Reputation : 29
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
yang dituliskan hafalan siapa?
yang dihafalkan tulisan siapa?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
@aliumar
Hafalan acuannya teks,
Teks acuannya hafalan.
Kalau ada ketidak sesuaian, maka sudah menjadi masalah dari dulu, dan teks yang ada sekarang penuh pertentangan.
Yang kelihatan sekali dalam hal penulisan angka.
Jika ada keraguan dalam Al Quran, silahkan diuji saja.
Ada yang bisa dijawab sekarang, ada yang masih memang menjadi misteri bagi manusia. Contohnya dimensi hiper dan kepastian tanggal kiamat.
Hafalan acuannya teks,
Teks acuannya hafalan.
Kalau ada ketidak sesuaian, maka sudah menjadi masalah dari dulu, dan teks yang ada sekarang penuh pertentangan.
Yang kelihatan sekali dalam hal penulisan angka.
Jika ada keraguan dalam Al Quran, silahkan diuji saja.
Ada yang bisa dijawab sekarang, ada yang masih memang menjadi misteri bagi manusia. Contohnya dimensi hiper dan kepastian tanggal kiamat.
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
sepiSEGOROWEDI wrote:
yang dituliskan hafalan siapa?
yang dihafalkan tulisan siapa?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Hafalan nabi Muhammad, dari hafalan malaikat jibril dan setiap tahun malaikat jibril selalu mengecek hafalan nabi Muhammad.
BEgitu seterusnya, hafalan nabi Muhammad juga dihafal oleh banyak muslim lainnya, turun temurun dari generasi ke generasi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai living ayat, ayat yang hidup. Sehingga keaslian Quran sebagai asli Firman Allah akan selalu terjaga.
BEgitu seterusnya, hafalan nabi Muhammad juga dihafal oleh banyak muslim lainnya, turun temurun dari generasi ke generasi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai living ayat, ayat yang hidup. Sehingga keaslian Quran sebagai asli Firman Allah akan selalu terjaga.
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Al Quran berasal dari Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Karena Al Quran yang menyatakannya demikian.
Dan tidak ada keragu-raguan di dalamnya.
Jika ada sebuah kitab yang tertulis di dalamnya, bahwa kitab tersebut dari Tuhan, maka perlu diuji kebenarannya/keotentikannya.
Sederhana bukan?
Karena Al Quran yang menyatakannya demikian.
Dan tidak ada keragu-raguan di dalamnya.
Jika ada sebuah kitab yang tertulis di dalamnya, bahwa kitab tersebut dari Tuhan, maka perlu diuji kebenarannya/keotentikannya.
Sederhana bukan?
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
ya elah bu.. janganlah ada dusta diantara kita!abu hanan wrote:lha hafalan al quran itu harus diulangi terus..contoh ; hari ini sayah baca al quran 5 juz (misal jus 1-5) dari hafalan TANPA ada orang yang koreksi..esok hari sayah baca 5 lagi (juz 5-10) dengan satu orang sebagai korektor..begitu seterusnyah..dan ketika sayah khatam maka esok hari sayah wajib ulangi lagi juz 1-5 dan itu bisa sayah tempuh dengan baca dari hafalan atow baca dari mushaf atow sayah minta satu orang sebgai korektor dan dia wajib bawa mushaf..dan itu adalah rutinitas penghafal al quran..30 juz al quran gak boleh lepas dari diriyah..org salah pun bisa merasa apa yg dihafal nya juga sudah benar.a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
atau
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
DAN
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
sejak kapan penyusunan quran berdasar hafalan????? ente kasih 1 aja deh sumbernya! diantara ribuan ayat di quran.. mana yg termasuk hasil hafalan?? kasih 1 ayat aja bu!! 1 ayat aja!
ini agar klaim ente tentang hafalan "setaraf" catatan ada dalilnya!
lha ada banyak perbedaan quran yg ampe di fatwa ama ulama saudi kok.. ini kan bukti kalau quran di hafal adalah hoax!
kalau emang di hafal.. tentu ga akan ada kesalahan.. lalu kenapa ampe semua versi quran dari jaman dulu ampe sekarang ga ada yg sama??? yg bener quran versi mana??
ramayana- Pengembara
-
Posts : 3479
Location : Jerusalem
Join date : 21.07.12
Reputation : 8
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
basi ram .........................ramayana wrote:
ya elah bu.. janganlah ada dusta diantara kita!
sejak kapan penyusunan quran berdasar hafalan????? ente kasih 1 aja deh sumbernya! diantara ribuan ayat di quran.. mana yg termasuk hasil hafalan?? kasih 1 ayat aja bu!! 1 ayat aja!
ini agar klaim ente tentang hafalan "setaraf" catatan ada dalilnya!
lha ada banyak perbedaan quran yg ampe di fatwa ama ulama saudi kok.. ini kan bukti kalau quran di hafal adalah hoax!
kalau emang di hafal.. tentu ga akan ada kesalahan.. lalu kenapa ampe semua versi quran dari jaman dulu ampe sekarang ga ada yg sama??? yg bener quran versi mana??
Gimana, di tret "asal muasal"-nya @jaya ada pertanyaan gak?
Silahkan ajukan disini!
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
walah baca dunk ram..sejak kapan penyusunan quran berdasar hafalan????? ente kasih 1 aja deh sumbernya! diantara ribuan ayat di quran.. mana yg termasuk hasil hafalan?? kasih 1 ayat aja bu!! 1 ayat aja!
a) Catatan (mushaf) dinilai oleh hafalan
DAN
b) Hafalan dinilai oleh catatan(mushaf)
dan ayat mana yang termasuk hafalan?semua ayat ram..metode kodifikasi dan verifikasi berdasarkan A dan B..
beda apa seh?gaya baca/qiraat/dialek?
lha ada banyak perbedaan quran yg ampe di fatwa ama ulama saudi
harus berapa kali sih mengulang ram?
ikan dan iwak itu sama..
yah tunjukin dunk kesalahan itu dari segi apa..
kalau emang di hafal.. tentu ga akan ada kesalahan.
nahwu kek,tata basa kek,cara baca kek..
udalah ram..terusin ajah di trit ini dengan yang laen..karena TS bicara angka dan sejenisnyah sedangkan itu sayah kurang paham kecuali angka2 laba rugi bisnis..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Buktinya surah Al Fatihah di Indonesia, Saudi Arabia sampai ke Perancis, Swis dan Amerika Serikat bahkan hingga ke Jepang dan cina pun sama.
Terakhir diubah oleh Mutiara tanggal Sun Aug 25, 2013 9:55 am, total 1 kali diubah
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Ada mbak!Mutiara wrote:Buktinya surah Al Fatihan di Indonesia, Saudi Arabia sampai ke Perancis, Swis dan Amerika Serikat bahkan hingga ke Jepang dan cina pun sama.
Di khayalan amburadulnya @ramayana atau mungkin paganistan yang lain, mungkin ada!
xixixixixixi .............................
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
:D
namanya juga mahluk sesat, kok bisa ya yang sudah sangat jelas jadi membingungkan buat mereka..
ada-ada aja..
namanya juga mahluk sesat, kok bisa ya yang sudah sangat jelas jadi membingungkan buat mereka..
ada-ada aja..
Mutiara- KAPTEN
-
Posts : 3660
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 01.08.13
Reputation : 45
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
Entahlah mbak, saya juga binun ..............................Mutiara wrote::D
namanya juga mahluk sesat, kok bisa ya yang sudah sangat jelas jadi membingungkan buat mereka..
ada-ada aja..
Malah juga, banyak yg berlagak tidak waras .......................
Entah beneran maupun pura2!
EbisuSensei- LETNAN SATU
-
Posts : 2734
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 27.12.11
Reputation : 24
Re: keotentikan Al Qur'an terjamin hingga sekarang
ya samalah.Mutiara wrote:Buktinya surah Al Fatihah di Indonesia, Saudi Arabia sampai ke Perancis, Swis dan Amerika Serikat bahkan hingga ke Jepang dan cina pun sama.
wong otentik sama-sama bikinan usman..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Halaman 12 dari 13 • 1, 2, 3 ... , 11, 12, 13
Similar topics
» Difitnah Bakar Al-Quran, Wanita Ini Dibakar hingga Tewas
» segorowedi menggugat keotentikan Qur'an
» INI ayat Quran, atau REAKSI karna Quran ditolak ?
» Quran Indo di Edit! Apakah ini Manipulasi Quran?
» Quran Therapy - Get rid of your fatal diseases with Quran
» segorowedi menggugat keotentikan Qur'an
» INI ayat Quran, atau REAKSI karna Quran ditolak ?
» Quran Indo di Edit! Apakah ini Manipulasi Quran?
» Quran Therapy - Get rid of your fatal diseases with Quran
Halaman 12 dari 13
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik