Kepemimpinan Muhammad dan Dampaknya bagi Islam dan Muslim

First topic message reminder :

...Saya tidak begitu yakin apakah sudah tepat dalam memilih penempatan thread pertama saya ini. Bila kurang tepat, mohon moderator memindahkannya ke area yang lebih sesuai. Terima kasih.

...Di dalam manajemen, dikenal dua gaya kepemimpinan ekstrim. Di ekstrim kiri adalah gaya kepemimpinan yang otoriter atau diktator. Sedang di ekstrim kanan adalah gaya kepemimpinan demokrasi penuh atau laissez-faire.
...Gaya mana yang paling baik dan cocok, tergantung pada situasi dan tugas (task) yang sedang diemban.
...Yang sering dijadikan contoh bagi gaya otoriter ialah dalam pemadaman suatu kebakaran dan ketika tentara dalam kancah pertempuran.
...Tidak ada kesempatan bagi pemimpin rombongan pemadam api untuk berembuk atau bertukar pikiran dengan bawahannya. Pemimpin rombongan dengan tegas memberikan perintah-perintah yang harus segera dilaksanakan oleh bawahannya untuk mengatasi api yang sedang menyala.
...Demikian juga ketika tentara dalam pertempuran. Komandan harus mengatur dan menggerakkan prajuritnya dengan perintah yang singkat, jelas dan tegas. Bila tidak, mereka bisa disapu oleh musuh dalam sekejap.
...Sedang bagi tugas-tugas lain, seperti dalam perusahaan dan pemerintahan, kebanyakan lebih cocok kepemimpinan yang cenderung condong ke arah demokrasi. Sebelum melaksanakan sesuatu, pemimpin meminta pendapat bawahannya atau mendiskusikan dengan bawahannya. Khusus bagi yang demokrasi penuh atau laissez-faire keputusan sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
...Dengan pengantar singkat di atas, mari kita telaah kepemimpinan Muhammad. Apakah kepemimpinan beliau termasuk gaya otoriter atau gaya demokrasi.
...Saya persilahkan terlebih dahulu kepada sidang pembaca dan para netter mengutarakan pendapat dan argumentasinya masing-masing.

EbisuSensei wrote:@ac

Saya punya pertanyaan khusus buat anda.

Anda lebih percaya kepada Tuhan, aau kepada manusia?

...Pertanyaan anda terlalu umum atau kurang spesifik. Tolong sebutkan dalam hal apa.

Andi Cactusa wrote:
...Pertanyaan anda terlalu umum atau kurang spesifik. Tolong sebutkan dalam hal apa.

Bila Tuhan menyatakan sesuatu yang berbeda dengan keinginan atau logika anda, anda lebih percaya mana?
Anda atau Tuhan?

EbisuSensei wrote:

Andi Cactusa wrote:
...Pertanyaan anda terlalu umum atau kurang spesifik. Tolong sebutkan dalam hal apa.

Bila Tuhan menyatakan sesuatu yang berbeda dengan keinginan atau logika anda, anda lebih percaya mana?
Anda atau Tuhan?

...Tuhan belum pernah berbicara langsung kepada saya dan menyatakan sesuatu yang berbeda dengan keinginan atau logika saya. Jadi, pertanyaan anda tidak bisa saya jawab.

Andi Cactusa wrote:
...Tuhan belum pernah berbicara langsung kepada saya dan menyatakan sesuatu yang berbeda dengan keinginan atau logika saya. Jadi, pertanyaan anda tidak bisa saya jawab.

Apakah menyatakan sesuatu, harus dengan berbicara langsung?
Saya mulai mendeteksi ada missing link dalam pikiran anda.
Dan saya inginnya belum parah.

Silahkan dijawab saja!

EbisuSensei wrote:

Andi Cactusa wrote:
...Tuhan belum pernah berbicara langsung kepada saya dan menyatakan sesuatu yang berbeda dengan keinginan atau logika saya. Jadi, pertanyaan anda tidak bisa saya jawab.

Apakah menyatakan sesuatu, harus dengan berbicara langsung?
Saya mulai mendeteksi ada missing link dalam pikiran anda.
Dan saya inginnya belum parah.

Silahkan dijawab saja!

@Bung EbisuSensei,

...Semoga uraian saya yang berikut ini akan menjawab apa yang ingin anda ketahui mengenai sikap saya terhadap Tuhan. Sekalian sebagai renungan di akhir minggu, dengan kesadaran setiap orang berhak memiliki sikap dan jalan pikiran sendiri.
...Tuhan atau Allah dalam persepsi saya ada lah seorang Bapa atau Ayah yang sangat baik. Pemberian atau karunianya yang paling berharga kepada saya adalah otak saya, yang membuat saya lebih tinggi dari semua mahluk hidup ciptaannya.
...Sebagai seorang ayah, saya lebih suka dan lebih senang melihat putra-putri saya menggunakan otaknya terlebih dahulu hingga ke batas maksimum, sebelum meminta tolong kepada saya.
...Saya menganggap seperti itu pula lah sikap Allah kepada saya. Itu sebabnya saya termasuk orang yang sangat jarang berdoa dalam arti minta tolong. Saya lebih sering berdoa ketika mengucapkan terima kasih kepada-Nya. Sikap dan pemikiran ini membuat saya rada sinikal pada kalian muslim, yang lima kali sehari membuang waktu untuk sholat.
...Salah satu contoh aplikasi pemikiran dan sikap saya adalah ketika masih duduk di bangku sekolah hingga kuliah. Setiap kali menempuh ujian, sebelum membuka soal-soalnya, terlebih dahulu saya berdoa. Saya tidak meminta Allah mengajari saya menjawab soal-soal itu, karena saya anggap permintaan seperti itu tidak masuk akal. Yang saya minta adalah agar diberikan ketenangan (tidak grogi dan tidak nerveous) sehingga apa yang sudah saya baca dan pelajari tidak hilang dari ingatan saya.
...Setelah saya memahami adanya sugesti, saya melihat apa yang saya lakukan itu adalah sejenis sugesti diri. Dengan terlebih dahulu berdoa, perasaan saya menjadi lebih tenang dan kepercayaan diri saya meningkat.
...Tanpa maksud menyombongkan diri, tokh nama Andi Cactusa adalah nama samaran, dahulu saya tamat SMA jurusan Pas-pal dengan nilai tertinggi di SMA Negeri saya, yang semuanya hasil ujian nasional dan tidak ada nilai ujian lokal. Saya diterima di semua PT Negeri terbaik kita yang saya lamar: UI, UGM, ITB, IPB dan Airlangga.
...Berbeda dengan paham mayoritas muslim, saya tidak melihat bahwa rasionalitas bertentangan dengan kepercayaan atau ketuhanan saya. Justru rasionalitas (otak) saya itu merupakan penghubung atau tali ikatan paling nyata antara saya dengan Tuhan.
...Jalan pikiran seperti itu pula yang membawa saya menjadi sekularis, dengan selalu mengingat bahwa otak adalah pemberian atau karunia Allah yang paling berharga.
...Hopefully your questions have been answered explicitly or implicitly. Have a nice week-end!

Andi Cactusa wrote:
@Bung EbisuSensei,

...Semoga uraian saya yang berikut ini akan menjawab apa yang ingin anda ketahui mengenai sikap saya terhadap Tuhan. Sekalian sebagai renungan di akhir minggu, dengan kesadaran setiap orang berhak memiliki sikap dan jalan pikiran sendiri.
...Tuhan atau Allah dalam persepsi saya ada lah seorang Bapa atau Ayah yang sangat baik. Pemberian atau karunianya yang paling berharga kepada saya adalah otak saya, yang membuat saya lebih tinggi dari semua mahluk hidup ciptaannya.
...Sebagai seorang ayah, saya lebih suka dan lebih senang melihat putra-putri saya menggunakan otaknya terlebih dahulu hingga ke batas maksimum, sebelum meminta tolong kepada saya.
...Saya menganggap seperti itu pula lah sikap Allah kepada saya. Itu sebabnya saya termasuk orang yang sangat jarang berdoa dalam arti minta tolong. Saya lebih sering berdoa ketika mengucapkan terima kasih kepada-Nya. Sikap dan pemikiran ini membuat saya rada sinikal pada kalian muslim, yang lima kali sehari membuang waktu untuk sholat.
...Salah satu contoh aplikasi pemikiran dan sikap saya adalah ketika masih duduk di bangku sekolah hingga kuliah. Setiap kali menempuh ujian, sebelum membuka soal-soalnya, terlebih dahulu saya berdoa. Saya tidak meminta Allah mengajari saya menjawab soal-soal itu, karena saya anggap permintaan seperti itu tidak masuk akal. Yang saya minta adalah agar diberikan ketenangan (tidak grogi dan tidak nerveous) sehingga apa yang sudah saya baca dan pelajari tidak hilang dari ingatan saya.
...Setelah saya memahami adanya sugesti, saya melihat apa yang saya lakukan itu adalah sejenis sugesti diri. Dengan terlebih dahulu berdoa, perasaan saya menjadi lebih tenang dan kepercayaan diri saya meningkat.
...Tanpa maksud menyombongkan diri, tokh nama Andi Cactusa adalah nama samaran, dahulu saya tamat SMA jurusan Pas-pal dengan nilai tertinggi di SMA Negeri saya, yang semuanya hasil ujian nasional dan tidak ada nilai ujian lokal. Saya diterima di semua PT Negeri terbaik kita yang saya lamar: UI, UGM, ITB, IPB dan Airlangga.
...Berbeda dengan paham mayoritas muslim, saya tidak melihat bahwa rasionalitas bertentangan dengan kepercayaan atau ketuhanan saya. Justru rasionalitas (otak) saya itu merupakan penghubung atau tali ikatan paling nyata antara saya dengan Tuhan.
...Jalan pikiran seperti itu pula yang membawa saya menjadi sekularis, dengan selalu mengingat bahwa otak adalah pemberian atau karunia Allah yang paling berharga.
...Hopefully your questions have been answered explicitly or implicitly. Have a nice week-end!

Justru semakin aneh dengan pengakuan anda tersebut.

Saya juga punya saudara kandung yang lulus dari UI.
Dan banyak teman saya yang dari ITB.
Saya terbiasa debat dengan mereka, dalam masalah teknologi.
Kalau boleh tahu, anda lulusan UI angkatan berapa?

Seharusnya anda tahu reaksi mereka, jika saya perlihatkan tulisan anda ini bukan?
Serta saya tunjukkan link forum ini, untuk memeriksa tulisan2 anda.

Bisakah anda bicara secara efisien serta terbuka saja?

Supaya saya jelas, bahwa anda maasih menggunakan nalar.

EbisuSensei wrote:Justru semakin aneh dengan pengakuan anda tersebut.

...Kelihatannya anda juga termasuk dalam muslim biadab yang tidak punya etika dalam berdebat tertulis. Mengatakan semakin aneh dengan pengakuan saya, tanpa merasa wajib menjelaskan apa atau bagian mana yang aneh.

EbisuSensei wrote:Saya juga punya saudara kandung yang lulus dari UI.
Dan banyak teman saya yang dari ITB.
Saya terbiasa debat dengan mereka, dalam masalah teknologi.
Kalau boleh tahu, anda lulusan UI angkatan berapa?

Seharusnya anda tahu reaksi mereka, jika saya perlihatkan tulisan anda ini bukan?
Serta saya tunjukkan link forum ini, untuk memeriksa tulisan2 anda.

Bisakah anda bicara secara efisien serta terbuka saja?

Supaya saya jelas, bahwa anda maasih menggunakan nalar.

...Saya masih ingin berumur panjang atau minimal tidak ingin keluarga mau pun property saya diganggu oleh muslim yang masih banyak mengutamakan penggunaan otot daripada otaknya. Oleh karenanya, maaf saya tidak akan mememberi jawaban yang mungkin membuat orang mengetahui identitas asli saya.
...Tidak jarang saya baca di FFI atau di Facebook, muslim siap memenggal kepala orang yang menghina Muhammad. Dan saya sudah termasuk penghina Muhammad, karena mencapnya sebagai pencuri, perampok, pedofil, pemerkosa dan pembunuh.
...Dalam perdebatan tertulis, marilah kita fokus pada apa yang ditulis, dibicarakan, diperdebatkan atau argumentasi yang dikemukakan. Tidak perlu, irrelevant dan tidak ada gunanya mengetahui siapa penulis atau lawan debat kita.

Andi Cactusa wrote:
...Kelihatannya anda juga termasuk dalam muslim biadab yang tidak punya etika dalam berdebat tertulis. Mengatakan semakin aneh dengan pengakuan saya, tanpa merasa wajib menjelaskan apa atau bagian mana yang aneh.

Karena saya masih memiliki sangkaan yang baik kepada anda, jika saya bilang pengakuan anda aneh. Yaitu anda sudah mengetahui, bagaimana ciri2 pemikiran orang2 yang masuk UI atau ITB jurusan eksak.

Mereka ini rata2 bicaranya logis dan terbuka, serta efisien dalam berbicara, karena rata2 mereka adalah seperti orang pede. Kalau sesuatu hal adalah rasional, maka mereka bilang itu rasional. Kalau tidak ya mereka bilang tidak.

Misalkan membahas masalah pedofil kepada mereka, kurang lebih hanya akan selesai dalam dua-tiga post. Karena mereka rata2 bukanlah orang yang suka berdelusi.

Tapi mungkin juga kesalahan saya, yang menganggap anda menyukai jurusan eksak. Karena kebetulan semua orang yang saya kenal, yang masuk UI/ITB, adalah orang yg menyukai jurusan eksak.

Contoh lain adalah masalah geosentris, saya cukup menjelaskan kepada mereka bahwa tata surya juga memiliki orbit, dan meminta mereka untuk mencari sendiri di wiki. Maka mereka sudah tidak lagi bertanya masalah tersebut.

...Saya masih ingin berumur panjang atau minimal tidak ingin keluarga mau pun property saya diganggu oleh muslim yang masih banyak mengutamakan penggunaan otot daripada otaknya. Oleh karenanya, maaf saya tidak akan mememberi jawaban yang mungkin membuat orang mengetahui identitas asli saya.
...Tidak jarang saya baca di FFI atau di Facebook, muslim siap memenggal kepala orang yang menghina Muhammad. Dan saya sudah termasuk penghina Muhammad, karena mencapnya sebagai pencuri, perampok, pedofil, pemerkosa dan pembunuh.
...Dalam perdebatan tertulis, marilah kita fokus pada apa yang ditulis, dibicarakan, diperdebatkan atau argumentasi yang dikemukakan. Tidak perlu, irrelevant dan tidak ada gunanya mengetahui siapa penulis atau lawan debat kita.

Lhaa........ malah delusi..........

Apakah saya tanya nama anda?
Apakah saya tanya alamat anda?

Dan kalaupun tahu, apakah saya akan melukai anda?

sekali lagi, jangan terjebak delusi

EbisuSensei wrote:bro @ybd

Saya angkat lagi pertanyaan anda:

yang berserah diri wrote:bung Andi
sebelum Saya menjawab pertanyaan Anda
Saya hanya punya 3 pertanyaan yang pastinya Anda sangat mudah menjawab dengan beberapa kalimat mudah
tidak ada niatan untuk tidak menjawab atau lari dari topik, Saya hanya ingin membuat kesepakatan pikiran antara Anda dan Saya,
mengingat Anda adalah seorang protestan,
jadi pola pikir Anda pasti terpengaruh oleh ajaran yang sudah Anda dapatkan,

pertanyaan Saya sangat mudah

#1. selama Saya berdebat dengan katolik maupun protestan, beberapa jawaban yang Saya dapati ketika ada beberapa hal yang tidak dapat mereka jelaskan adalah jawaban seperti berikut
"bagaimana mungkin akal kita dapat menjangkau tuhan"
mari kita sepakati terlebih dahulu, apakah tuhan dapat dijangkau oleh seluruh indra kita?

#2. pendekatan Materialistis atau Idealis yang Anda gunakan dalam memahami Islam?

#3. setelah menjawab 2 pertanyaan diatas, Saya merasakan bahwa tidak semua hal dapat dijelaskan karena antara 2 hal,
1. akal kita tidak sanggup mencapainya
2. cara kita memahami yang tidak sesuai (subjektif)

maksud Saya mau diajak berpikir secara objektif dan mengikuti aturan berpikir yang Islami dalam memahami Islam, dan secara adil dalam memahami, jika Anda bisa melakukan pendekatan diluar materialistis dan idealis dalam memahami protestan, mengapa tidak dengan Islam,
pertanyaannya adalah maukah Anda adil dalam berdiskusi ini?

Dan saya harap kali ini @ac lebih serius untuk menanggapi post akhy.
Karena menurut pengamatan saya, @ac ini hanya ingin nyampah, model seperti @revolt/@f-22.
Ketika diajak berdiskusi malah bilang "saya disini hanya bertanya, bukan berdiskusi".
Yang nantinya hasil jawaban kita, malah jadi bahan khayalan kacau.

Dan saya sudah menyaksikan sedikit, bahwa @ac masih memiliki keberanian untuk menghadapi kenyataan, walau belum jelas betul.

bung @ac selalu menghindar dan cenderung menyerang secara halus,
tidak ada yang bisa diharapkan dari dia dalam berdiskusi

EbisuSensei wrote:Karena saya masih memiliki sangkaan yang baik kepada anda, jika saya bilang pengakuan anda aneh. Yaitu anda sudah mengetahui, bagaimana ciri2 pemikiran orang2 yang masuk UI atau ITB jurusan eksak.

...Jelas jawaban anda di atas belum memadai untuk menjelaskan apa, di mana dan dalam hal apa saya aneh di mata anda. Itu pun setelah saya katakan bahwa anda biadab karena tidak memiliki etika dalam berdebat. Bila anda punya etika, segera setelah anda tuduh seseorang aneh maka harus langsung diikuti dengan penjelasan atau justifikasi.

EbisuSensei wrote:Mereka ini rata2 bicaranya logis dan terbuka, serta efisien dalam berbicara, karena rata2 mereka adalah seperti orang pede. Kalau sesuatu hal adalah rasional, maka mereka bilang itu rasional. Kalau tidak ya mereka bilang tidak.

...Apakah teman debat anda itu muslim atau non-muslim? Kalau non-muslim apa berani mengatakan dengan terbuka bahwa Muhammad adalah pencuri, perampok, pedofil, pemerkosa dan pembunuh? Walau semua itu didukung oleh referensi dari literatur Islami?

EbisuSensei wrote:Misalkan membahas masalah pedofil kepada mereka, kurang lebih hanya akan selesai dalam dua-tiga post. Karena mereka rata2 bukanlah orang yang suka berdelusi.

...Memang seharusnya masalah perdebatan Muhammad adalah seorang pedofil tidak perlu panjang. Karena seorang laki-laki berumur 50-an yang menyetubuhi seorang anak perempuan ingusan 9 tahun, by definition sudah jelas seorang pedofil. Justru yang membuat perdebatan panjang adalah muslim, yang memberikan berbagai dalih untuk menutupi kelakuan Muhammad yang sangat memalukan itu.

EbisuSensei wrote:Tapi mungkin juga kesalahan saya, yang menganggap anda menyukai jurusan eksak. Karena kebetulan semua orang yang saya kenal, yang masuk UI/ITB, adalah orang yg menyukai jurusan eksak.

...Tulisan saya yang mana yang menunjukkan bahwa pemikiran saya paradoks dengan cara berpikir orang yang berlatar belakang ilmu-ilmu eksakta? Tunjukkan saja, agar anda itu tidak dinilai asal mangap!

EbisuSensei wrote:Contoh lain adalah masalah geosentris, saya cukup menjelaskan kepada mereka bahwa tata surya juga memiliki orbit, dan meminta mereka untuk mencari sendiri di wiki. Maka mereka sudah tidak lagi bertanya masalah tersebut.

...Saya tidak menangkap apa point yang ingin anda sampaikan dalam kalimat di atas. Apakah dengan penjelasan anda itu, Quran yang mengatakan bumi datar menjadi bisa mereka terima?

EbisuSensei wrote:Lhaa........ malah delusi..........

...Yang mana yang delusi? Rupanya sudah menjadi kebiasaan buruk anda melemparkan tuduhan tanpa memberikan alasan atau justifikasinya.

EbisuSensei wrote:Apakah saya tanya nama anda?
Apakah saya tanya alamat anda?

...Apa anda kira hanya dengan mengetahui nama dan alamat saja untuk mengetahui identitas seseorang? Bila saya tulis misalnya, bahwa mantan pacar saya, putri pak haji, menikah dengan anggota keluarga yang sangat terkenal di Indonesia pada masa itu, dengan mudah teman-teman muslim saya akan mengetahui siapa saya.

EbisuSensei wrote:Dan kalaupun tahu, apakah saya akan melukai anda?

...Saya tidak mengenal anda dan tidak tahu apa kah anda tergolong muslim yang tega memenggal kepala orang yang menghina Muhammad atau tidak. Dalam hal ini lebih baik dan lebih rasional saya bersikap risk averse atau risk avoider saja.

EbisuSensei wrote:sekali lagi, jangan terjebak delusi

...Anda tidak menjelaskan kalimat atau pernyataan saya yang mana yang membuat saya pantas dinilai terjebak delusi. Khusus terhadap kegemaran anda dan muslim lainnya memberikan cap tanpa penjelasan atau justifikasi, akan saya uraikan secara tersendiri dalam postingan berikutnya.
...Sudah hampir tiga tahun saya jadi sadar atau terbebas dari illusi, yang begitu lama mengira Muhammad sama baiknya dengan Yesus. Thanks to FFI and other non-muslim sites that released me from my illusion. Justru saya menulis di LI ini agar kalian muslim menggunakan otak dan bangun dari illusi: memuja dan memanuti orang yang salah, yakni seorang pencuri, perampok, pedofil, pemerkosa dan pembunuh bernama Muhammad.

@EbisuSensei, Satria bergitar, Cornello dan muslim lain yang suka dan seenaknya memberi cap buruk kepada lawan debatnya.

...Saya selalu risih dan menilai biadab atau minimal tidak beretika ketika seorang mencap lawan debatnya irrasional, berdelusi, aneh, ular berbisa, primitif dsb. tanpa memberikan penjelasan atau justifikasi yang memadai.
...Tadi pagi ketika menyetir dalam perjalanan tiga jam dari Jakarta ke tempat lain, tiba-tiba muncul di benak saya, bahwa kalian orang muda adalah produk dari pendidikan dengan ujian mulltiple choices. Sedang saya adalah orang yang selama dalam pendidikan, selalu dihadapkan pada ujian model essay.
...Kalian dibiasakan menjawab soal hanya dengan memilih jawaban yang benar, tanpa perlu menjelaskan mengapa memilih jawaban itu. Tidak jarang kalian menjawabnya dengan menghitung kancing baju saja, ketika tidak tahu pasti mana jawaban yang benar.
...Sedang saya, sejak SD hingga jadi sarjana, diharuskan dan dibiasakan menjawab semua pertanyaan atau soal dengan memberikan alasan atau justifikasinya. Setiap soal yang walau pilihannya hanya “salah atau benar,” selalu segera diikuti perintah, “jelaskan mengapa salah dan mengapa benar!”
...Setelah menyadari hal di atas, saya jadi lebih memahami sikap dan perilaku kalian generasi muda, yang dengan enteng mencap atau menuduh lawan debat dengan “ini dan itu” tanpa merasa wajib memberikan alasannya.

Dari potongan post anda ini:

Andi Cactusa wrote:
......
...Saya selalu risih dan menilai biadab atau minimal tidak beretika ketika seorang mencap lawan debatnya irrasional, berdelusi, aneh, ular berbisa, primitif dsb. tanpa memberikan penjelasan atau justifikasi yang memadai.
.....

Siapa sebetulnya yang biadab?

Ketika anda dengan seenaknya melemparkan tuduhan kepada umat Islam, namun ketika hendak diajak berdiskusi menggunakan nalar, anda malah menghindar.
Dengan menulis uraian panjang yang tidak menjawab pertanyaan saya.
Dan hanya ditutup dengan kalimat:

...Hopefully your questions have been answered explicitly or implicitly. Have a nice week-end!

Siapa yang sebetulnya biadab?

Ketika anda dengan seenaknya melemparkan tuduhan bahwa Nabi kami adalah seorang pedofil, tanpa mau memberikan bukti2 yang jelas.
Dan tanpa melihat-lihat seisi forum bahwa masalah tersebut sudah pernah dibahas.
Di FFI juga pernah dibahas.

Dan tulisan anda yang panjang2, malah memasukkan contoh2 yang tidak ada gunanya. Menuduh kami umat Islam begini dan begitu, namun ketika hendak diajak berdialog dengan ringkas-jelas-tegas-lugas malah menghindar.

Kesimpulannya anda hanya dapat melempar tuduhan, namun tidak disertai dengan keberanian untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.

Satu kelemahan yang saya lihat dari anda.

Misalkan anda sudah dua kali bercerita masalah kegagalan cinta anda.
Anda terlihat sekali seperti orang yang selalu melarikan diri dari kenyataan.

Apakah anda belum bisa menerima kenyataan tersebut?

Kenapa anda malah menyalahkan umat Islam, atas kenyataan tersebut?

EbisuSensei wrote:Dari potongan post anda ini:

Andi Cactusa wrote:
......
...Saya selalu risih dan menilai biadab atau minimal tidak beretika ketika seorang mencap lawan debatnya irrasional, berdelusi, aneh, ular berbisa, primitif dsb. tanpa memberikan penjelasan atau justifikasi yang memadai.
.....

Siapa sebetulnya yang biadab?

...Ya, jelas anda yang biadab, dilihat dari segi etika berdebat, yakni menuduh atau mencap saya dengan “ini dan itu” tanpa memberikan alasan atau justifikasinya.

EbisuSensei wrote:Ketika anda dengan seenaknya melemparkan tuduhan kepada umat Islam, namun ketika hendak diajak berdiskusi menggunakan nalar, anda malah menghindar.

...Tunjukkan di mana saya menghindar menggunakan nalar.

EbisuSensei wrote:Dengan menulis uraian panjang yang tidak menjawab pertanyaan saya.
Dan hanya ditutup dengan kalimat:

...Hopefully your questions have been answered explicitly or implicitly. Have a nice week-end!

...Saya menulis sikap saya terhadap Tuhan hanya berdasarkan dugaan atas keingin-tahuan anda. Pertanyaan dan permintaan anda sendiri kurang jelas bagi saya.
...Lagi-lagi saya harus menduga. Saya mengatakan bahwa Tuhan belum pernah berbicara dengan saya, yang bertentangan dengan kemauan dan logika saya, sehingga saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Lalu anda malah membalasnya dengan pertanyaan “Apakah Tuhan harus berbicara langsung dengan anda?” Saya memang tidak menjawabnya, karena terlalu samar bagi saya apa sebenarnya yang anda maksud. Apa itu yang anda maksudkan bahwa saya menghindar menggunakan nalar?

EbisuSensei wrote:Siapa yang sebetulnya biadab?

...Sekali lagi, jelas anda yang biadab, ditinjau dari segi etika berdebat! Saya jelaskan dan tegaskan kok ditinjau dari segi apa!

EbisuSensei wrote:Ketika anda dengan seenaknya melemparkan tuduhan bahwa Nabi kami adalah seorang pedofil, tanpa mau memberikan bukti2 yang jelas.
Dan tanpa melihat-lihat seisi forum bahwa masalah tersebut sudah pernah dibahas.
Di FFI juga pernah dibahas.

...Justru setelah saya baca banyak perdebatan mengenai hal itu, saya mengambil kesimpulan bahwa Muhammad memang pedofil. Sudah baca berita terbaru mengenai jaringan pedofil pengikut Muhammad di Skotland? Ini saya berikan linknya: http://frontpagemag.com/2013/dgreenfield/scottish-police-worry-breakup-of-2-muslim-paedophile-rings-will-increase-community-tensions/

EbisuSensei wrote:Dan tulisan anda yang panjang2, malah memasukkan contoh2 yang tidak ada gunanya. Menuduh kami umat Islam begini dan begitu, namun ketika hendak diajak berdialog dengan ringkas-jelas-tegas-lugas malah menghindar.

...Tunjukkan di mana saya menghindar. Saya selalu berusaha menulis sejelas mungkin sehingga tidak disalah-artikan oleh pembaca atau terjadi mis-komunikasi. Akibatnya, bisa jadi terlihat terlalu panjang. Saya memang tidak suka berdebat dengan orang yang menggunakan gaya SMS atau chatting. Juga selalu saya camkan bahwa saya menulis bukan hanya untuk lawan debat saya, tetapi untuk semua pembaca.
...Masalah Muhammad adalah pencuri, perampok, pedofil, pemerkosa, perampok dan pembunuh, ada segudang bahan bacaan di internet ini, lengkap dengan referensinya dari literatur Islami. Sehingga saya anggap tidak perlu saya uraikan, karena mengira bahwa muslim yang computer and internet savvy, seperti anda, sudah membaca semua itu.
...Kelihatannya saya salah, meng-overestimate sikap dan perilaku kalian muslim. Saya lupa bahwa mayoritas muslim hanya gemar membaca hal-hal yang positif dan menyenangkan saja mengenai Islam dan Muhammad, dan merasa bahagia dengan ke-ignorancenya itu. Muslim tidak suka atau malah menghindar membaca “sisi koin” yang sebelah lagi. Sedang yang mau membaca dan ingin mengetahui “kedua sisi koin” Islam, kebanyakan memang menjadi murtadin. Lalu, ketika ada yang mengutarakan sisi lain (yang gelap) itu, muslim spontan menuduhnya menghujat, memitnah atau menghina. Seperti tuduhan anda kepada saya.

EbisuSensei wrote:Kesimpulannya anda hanya dapat melempar tuduhan, namun tidak disertai dengan keberanian untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.

...Di internet ini tidak ada urusan keberanian. Justru karena tidak perlu takut, seperti selama 14 abad sebelumnya, Islam dan Muhammad di-scrutinized habis-habisan, dan tidak ada lagi yang bisa disembunyikan oleh para ulama pembohong dan penipu itu.

EbisuSensei wrote:Satu kelemahan yang saya lihat dari anda.

Misalkan anda sudah dua kali bercerita masalah kegagalan cinta anda.
Anda terlihat sekali seperti orang yang selalu melarikan diri dari kenyataan.

Apakah anda belum bisa menerima kenyataan tersebut?

Kenapa anda malah menyalahkan umat Islam, atas kenyataan tersebut?

...Saya sedih dan kesal hanya beberapa bulan ketika ditinggalkan. Karena saya orang rasional yang bisa mengatasi emosi saya. Bagi saya, lebih baik saya yang ditinggalkan daripada saya meninggalkan pacar saya. Laki-laki lebih mudah mencari solusinya dengan mencari atau mengejar perempuan lain sebagai penggantinya.
...Dalam beberapa hal, isteri saya, yang hanya satu-satunya hingga sekarang dan hanya kematian yang akan memisahkan kami, sesuai janji kami di depan altar gereja, lebih superior dari putri pak haji itu, misalnya yang kasat mata saja, lebih cantik.
...Saya justru masih sering sedih, karena mantan pacar saya itu tidak bahagia, sampai tiga kali nikah-cerai dan seterusnya menjanda saja. Katanya kapok untuk menikah lagi. Saya masih dia jadikan tempat curhatnya hingga sekarang. SMS-nya selalu ditutup dengan “I love you,” yang saya balas dengan “I love you, too.” Pada dasarnya, hubungan saya dengan dia tidak pernah putus, hanya berubah status dari kekasih menjadi sahabat karib yang saling menyayangi.
...Di mana saya menyalahkan umat Islam atas tidak jadinya putri pak haji itu menjadi isteri saya? Anda ini benar-benar termasuk manusia yang mulutnya tidak berharga karena asal mangap saja!

Andi Cactusa wrote:
...Saya sedih dan kesal hanya beberapa bulan ketika ditinggalkan. Karena saya orang rasional yang bisa mengatasi emosi saya. Bagi saya, lebih baik saya yang ditinggalkan daripada saya meninggalkan pacar saya. Laki-laki lebih mudah mencari solusinya dengan mencari atau mengejar perempuan lain sebagai penggantinya.
...Dalam beberapa hal, isteri saya, yang hanya satu-satunya hingga sekarang dan hanya kematian yang akan memisahkan kami, sesuai janji kami di depan altar, lebih superior dari putri pak haji itu, misalnya yang kasat mata saja, lebih cantik.
...Saya justru masih sering sedih, karena mantan pacar saya itu tidak bahagia, sampai tiga kali nikah-cerai dan seterusnya menjanda saja. Katanya kapok untuk menikah lagi. Saya masih dia jadikan tempat curhatnya hingga sekarang. SMS-nya selalu ditutup dengan “I love you,” yang saya balas dengan “I love you, too.” Pada dasarnya, hubungan saya dengan dia tidak pernah putus, hanya berubah status dari kekasih menjadi sahabat karib yang saling menyayangi.
...Di mana saya menyalahkan umat Islam atas tidak jadinya putri pak haji itu menjadi isteri saya? Anda ini benar-benar termasuk manusia yang mulutnya tidak berharga karena asal mangap saja!

Dengan tetap berkomunikasi dengannya, maka anda tidak menghormati istri anda yang sah, juga wanita tersebut. Anda seharusnya bicara kepadanya, untuk tabah menghadapi kenyataan.
Bukankah itu yang seharusnya dilakukan oleh seorang terhormat?

Kita kembali ke pertanyaan saya, dan saya rubah sedikit supaya jelas.

Seandainya, ajaran Yesus berbeda dengan pikiran/harapan anda, apa yang anda lakukan?

EbisuSensei wrote:Dengan tetap berkomunikasi dengannya, maka anda tidak menghormati istri anda yang sah, juga wanita tersebut. Anda seharusnya bicara kepadanya, untuk tabah menghadapi kenyataan.
Bukankah itu yang seharusnya dilakukan oleh seorang terhormat?

...Itu menurut nilai atau value yang anda pegang atau anut. Sedang bagi saya, mengasihi setiap orang, apalagi yang pernah melimpahkan rasa kasih sayang yang begitu besar, tidak melanggar apa pun. Malah Allah menyuruh saya melakukan hal yang jauh lebih sulit, yakni mengasihi orang yang memusuhi saya. Anda tidak punya hak memaksakan ukuran baju atau sepatu (nilai-nilai) yang anda anut kepada saya atau siapa pun.
....Perlu kiranya saya tegaskan bahwa kami tidak pernah melakukan perselingkuhan, seperti kontak badan apalagi hubungan seks. Yang kami perbincangkan, via telpon dan sangat jarang bertemu, lebih banyak tentang kesedihan yang dia alami. Saya berusaha to cheer her up, misalnya dengan mensyukuri bahwa pernah ada seorang pemuda mencintainya dengan sepenuh hati. Walau dia sudah bersedia menyerahkan kegadisannya, pemuda itu tidak mau meneruskannya, karena sangat mencintainya.
....Interaksi seperti itu saya nilai bukan merupakan penghianatan atau tidak menghormati isteri tercinta saya. Tetapi adalah hak anda untuk berpendapat atau menilai lain.

EbisuSensei wrote:Kita kembali ke pertanyaan saya, dan saya rubah sedikit supaya jelas.

Seandainya, ajaran Yesus berbeda dengan pikiran/harapan anda, apa yang anda lakukan?

...Saya akan melakukan yang lebih masuk akal saya. Alasannya, Allah telah mengaruniakan otak kepada saya dan menyuruh saya menggunakannya semaksimal mungkin. Dalam doa, saya akan meminta maaf dan menjelaskan jalan pikiran saya: yang minimal tidak mengganggu atau merugikan orang lain. Sebagai sahabat baik, saya yakin Yesus akan memaafkan dan memahami jalan pikiran saya.
...Sekarang kembali ke 15 pertanyaan calon murtadin. Kapan anda teruskan menjawabnya?

@Ebisunsei

Seandainya, ajaran Yesus berbeda dengan pikiran/harapan anda, apa yang anda lakukan?

Topik bahasan sudah melenceng jauh.
Setiap post yg membahas ajaran Yesus akan saya delete dan anda saya kenakan warning. Mohon agar fokus bahasan tetap terjaga sesuai judul thread.

Ebisunsei, mohon diperhatikan!

moderator 2 wrote:@Ebisunsei

Seandainya, ajaran Yesus berbeda dengan pikiran/harapan anda, apa yang anda lakukan?

Topik bahasan sudah melenceng jauh.
Setiap post yg membahas ajaran Yesus akan saya delete dan anda saya kenakan warning. Mohon agar fokus bahasan tetap terjaga sesuai judul thread.

Ebisunsei, mohon diperhatikan!

Oh maaf....

Saya hanya mengubah pertanyaan saya, tentang bagaimana bila logikanya bertentangan dengan ketentuan Tuhan.

Karena pertanyaan saya pada post #527 mungkin kurang jelas bagi @ac. Sehingga saya memandang perlu untuk merubah pertanyaan saya,

Yang nantinya akan saya gunakan untuk membahas pertanyaan calon murtadin mulai yang nomor dua.

Terima kasih atas peringatannya.................

Andi Cactusa wrote:
...Saya akan melakukan yang lebih masuk akal saya. Alasannya, Allah telah mengaruniakan otak kepada saya dan menyuruh saya menggunakannya semaksimal mungkin. Dalam doa, saya akan meminta maaf dan menjelaskan jalan pikiran saya: yang minimal tidak mengganggu atau merugikan orang lain. Sebagai sahabat baik, saya yakin Yesus akan memaafkan dan memahami jalan pikiran saya.
...Sekarang kembali ke 15 pertanyaan calon murtadin. Kapan anda teruskan menjawabnya?

Saya simpan dulu jawaban anda.

Sebenarnya bisa saja langsung masuk ke pembahasan "keturunan Nabi Ibrahim as" serta keotentikan lafal "Allah", sebagai teori saya untuk pertanyaan nomor #2.
Namun ada yang ingin saya tanyakan dulu sebelumnya.

@ac

Silahkan ikut diskusi di mari:
http://www.laskarislam.com/t3497p50-manusia-biasa-yang-pedofil-adalah-manusia-bejadmuhammad-pedofil-adalah-manusia-berakhlak-paling-mulia#80006

EbisuSensei wrote:@ac

Silahkan ikut diskusi di mari:
http://www.laskarislam.com/t3497p50-manusia-biasa-yang-pedofil-adalah-manusia-bejadmuhammad-pedofil-adalah-manusia-berakhlak-paling-mulia#80006

...Terima kasih atas undangan anda. Saya sudah hadir di sana.
...Tetapi janji anda di thread ini, menjawab pertanyaan calon murtadin, jangan anda lupakan atau abaikan.

Andi Cactusa wrote:
...Tetapi janji anda di thread ini, menjawab pertanyaan calon murtadin, jangan anda lupakan atau abaikan.

Tentu tidak.

Saya ingin membahas hal yang lain dulu dengan anda.

@Bung EbisuSensei,

...Sudah empat hari anda belum juga mulai meneruskan menjawab pertanyaan calon murtadin yang #2. Kelihatannya, anda sedang sibuk dan asyik di thread lain.
...Saya khawatir, bung akan menjadi muslim yang kesekian yang mengundurkan diri tanpa pamit. Saya sudah lupa dan tidak menghitung berapa banyak muslim yang berperilaku seperti itu di LI ini.
...Sementara itu, saya ingin menyarankan agar menghentikan kebiasaan menggunakan “argumen red herring” dalam berdebat. Berikut ini saya uraikan apa yang dimaksud dengan cara berdebat seperti itu.

Argumen 'Red Herring'  oleh: Abid Ali

Ini adalah salah satu fallacy yang paling umum dilakukan muslim. Setiap kali anda tunjukkan suatu kejahatan atau kesalahan Islam, mereka akan menyoroti kejahatan agama lain. Bukannya menglarifikasi kritik yang diajukan terhadap Islam atau Quran.
Mereka menyajikan fallacy ini seolah-olah anda adalah apologis agama lain, yang mereka gunakan sebagai red herring. Mereka tidak memahami bahwa menyoroti kejahatan yang dilakukan oleh orang lain tidak menghilangkan kejahatan mereka sendiri.
Ketika saya mengangkat isu poligami Muhammad, setiap muslim menembak kembali: “Emangnya kenapa, Krishna bahkan memiliki beberapa ribu istri.” Yang menarik adalah bahwa mereka sering menegaskan dan percaya bahwa Ramayana dan Mahabharata hanya lah mitos, namun mereka tidak akan menahan diri dari menyoroti cerita-cerita mistis itu untuk membela Muhammad, seorang yang nyata, hanya untuk menyembunyikan aib mereka sendiri.
Jika saya menanyakan bagaimana bisa membela Nabi dengan mengutip cerita mitos dari Ramayana dan Mahabharata, mereka sering mencap saya seorang apologis agama Hindu. Bila saya tanya mengapa Muhammad terlibat dalam begitu banyak perang, muslim tersebut segera menyergah: "Jadi bagaimana dengan perang yang melibatkan Mahabharata, Kanishka, seorang Buddhis, juga mengobarkan perang dan membunuh begitu banyak orang.”
Kemudian saya mengajukan dua pertanyaan: Apakah Mahabharata kisah nyata dan apakah Kanishka seorang nabi Allah? Maka orang menjadi diam. Yang paling mendasar, mereka mengabaikan fakta bahwa menyoroti kejahatan orang lain tidak membuat kejahatan mereka sendiri menjadi benar. Ketika berdebat, mereka menganggap bahwa Islam dan agama lain memiliki standar yang sama, sehingga agama-agama itu tidak seharusnya berdiri dan jatuh bersama-sama.

...Saya kutip dan terjemahkan dari: Situs Ini

Andi Cactusa wrote:@Bung EbisuSensei,

...Sudah empat hari anda belum juga mulai meneruskan menjawab pertanyaan calon murtadin yang #2. Kelihatannya, anda sedang sibuk dan asyik di thread lain.
...Saya khawatir, bung akan menjadi muslim yang kesekian yang mengundurkan diri tanpa pamit. Saya sudah lupa dan tidak menghitung berapa banyak muslim yang berperilaku seperti itu di LI ini.
...Sementara itu, saya ingin menyarankan agar menghentikan kebiasaan menggunakan “argumen red herring” dalam berdebat. Berikut ini saya uraikan apa yang dimaksud dengan cara berdebat seperti itu.

Karena tidak mendesak.

Dan btw , anda hanya bisa copas2 saja.
Yang urgen misalkan masalah pedofil, serta masalah2 dasar lainnya.

Silahkan tanggapi penjelasan saya tentang masalah2 tersebut.