Kepemimpinan Muhammad dan Dampaknya bagi Islam dan Muslim

First topic message reminder :

...Saya tidak begitu yakin apakah sudah tepat dalam memilih penempatan thread pertama saya ini. Bila kurang tepat, mohon moderator memindahkannya ke area yang lebih sesuai. Terima kasih.

...Di dalam manajemen, dikenal dua gaya kepemimpinan ekstrim. Di ekstrim kiri adalah gaya kepemimpinan yang otoriter atau diktator. Sedang di ekstrim kanan adalah gaya kepemimpinan demokrasi penuh atau laissez-faire.
...Gaya mana yang paling baik dan cocok, tergantung pada situasi dan tugas (task) yang sedang diemban.
...Yang sering dijadikan contoh bagi gaya otoriter ialah dalam pemadaman suatu kebakaran dan ketika tentara dalam kancah pertempuran.
...Tidak ada kesempatan bagi pemimpin rombongan pemadam api untuk berembuk atau bertukar pikiran dengan bawahannya. Pemimpin rombongan dengan tegas memberikan perintah-perintah yang harus segera dilaksanakan oleh bawahannya untuk mengatasi api yang sedang menyala.
...Demikian juga ketika tentara dalam pertempuran. Komandan harus mengatur dan menggerakkan prajuritnya dengan perintah yang singkat, jelas dan tegas. Bila tidak, mereka bisa disapu oleh musuh dalam sekejap.
...Sedang bagi tugas-tugas lain, seperti dalam perusahaan dan pemerintahan, kebanyakan lebih cocok kepemimpinan yang cenderung condong ke arah demokrasi. Sebelum melaksanakan sesuatu, pemimpin meminta pendapat bawahannya atau mendiskusikan dengan bawahannya. Khusus bagi yang demokrasi penuh atau laissez-faire keputusan sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
...Dengan pengantar singkat di atas, mari kita telaah kepemimpinan Muhammad. Apakah kepemimpinan beliau termasuk gaya otoriter atau gaya demokrasi.
...Saya persilahkan terlebih dahulu kepada sidang pembaca dan para netter mengutarakan pendapat dan argumentasinya masing-masing.

SEGOROWEDI wrote:

yang berserah diri wrote:pertanyaan Saya sangat mudah

#1. selama Saya berdebat dengan katolik maupun protestan, beberapa jawaban yang Saya dapati ketika ada beberapa hal yang tidak dapat mereka jelaskan adalah jawaban seperti berikut
"bagaimana mungkin akal kita dapat menjangkau tuhan"
mari kita sepakati terlebih dahulu, apakah tuhan dapat dijangkau oleh seluruh indra kita?

#2. pendekatan Materialistis atau Idealis yang Anda gunakan dalam memahami Islam?

#3. setelah menjawab 2 pertanyaan diatas, Saya merasakan bahwa tidak semua hal dapat dijelaskan karena antara 2 hal,
1. akal kita tidak sanggup mencapainya
2. cara kita memahami yang tidak sesuai (subjektif)

#1 ada yang bisa dijangkau dan ada yang tidak
#2 terserah maumu, pakai pendekatan logis juga boleh
#3 poin 1

silakan mulai!

Anda memotong pertanyaan nomor 3
jangan curang

#3 ada yang bisa dijelaskan, ada yang tidak bisa dijelaskan
lanjoot!

ya sudah silahkan minggir,
Anda tidak masuk kedalam kriteria orang yang pantas diajak diskusi,
Anda curang dengan memotong-motong pertanyaan,

jawaban #3 sama dengan #1
tapi kamu masih nanyak #3 dan sudah saya perjelas
malah ngacir

silahkan dibaca ulang
yang Anda potong itu bukan pertanyaan, tapi pembukaan untuk pertanyaan ke-3

#3 kan kesimpulan anda..
pun tidak seharusnya saya ditanggapi, kan?
gak niat diskusi ya? padahal ditantang kafirin calon mualap

SEGOROWEDI wrote:

#3 kan kesimpulan anda..
pun tidak seharusnya saya ditanggapi, kan?
gak niat diskusi ya? padahal ditantang kafirin calon mualap

Anda tidak membaca secara keseluruhan

sekiranya tidak berniat diskusi, silahkan minggir

SEGOROWEDI wrote:
#1. Mengapa Allah menghendaki ciptaan-Nya tidak mengajukan pertanyaan, kritik, debat atau mencoba berbagai ide yang dia berikan kepada kita? Ini hanya bisa terjadi untuk menutupi kebohongan. Itu lah alasan mengapa kita tidak boleh menanya ulama tentang hal-hal seperti, “Apa bukti bahwa Tuhan itu ada dan apa bukti bahwa Muhammad adalah nabi Allah.” Kelihatannya merupakan penipuan besar untuk membuat manusia seperti domba. Hanya kebenaran yang dapat bertahan dan terus berdiri tegak menghadapi pengujian dan kritik sengit.

setuju
karena quran dari a-z memang hanya keluar dari bibir muhammad
katanya didikte jibril juga tidak ada saksi/bukti
alloh juga hanya ada di kepala dan di deskripsian muhammad
tidak pernah ada yang melihat sosoknya bahkan fenomena eksistensinya

silakan muslim/muslimah super kafah menanggapi!

ibaratnya :
Superman = NYATA (tokoh sebenarnya) ... Clark Kent = FIKTIF (hasil rekaan/ penyamaran dari Superman)

Batman = FIKSI (hasil rekaan/penyamaran dari Bruce Wayne) ... Bruce Wayne = NYATA (tokoh sebenarnya)

muhammad = NYATA (tokoh sebenarnya) ... alloh = FIKTIF (hasil rekayasa/boneka nya muhammad)

tidak ada yang mampu menjawab ke-3 pertanyaan Saya?

kalo allohnya terlihat mesum, cabul, sesat, bejad maka muslim pake alasan
"alloh gak tercapai oleh akal"

Majesty wrote:kalo allohnya terlihat mesum, cabul, sesat, bejad maka muslim pake alasan
"alloh gak tercapai oleh akal"

jadi bagaimana seharusnya tuhan itu menurut Anda?
tercapai oleh akalkah?

SEGOROWEDI wrote:
#1. Mengapa Allah menghendaki ciptaan-Nya tidak mengajukan pertanyaan, kritik, debat atau mencoba berbagai ide yang dia berikan kepada kita? Ini hanya bisa terjadi untuk menutupi kebohongan. Itu lah alasan mengapa kita tidak boleh menanya ulama tentang hal-hal seperti, “Apa bukti bahwa Tuhan itu ada dan apa bukti bahwa Muhammad adalah nabi Allah.” Kelihatannya merupakan penipuan besar untuk membuat manusia seperti domba. Hanya kebenaran yang dapat bertahan dan terus berdiri tegak menghadapi pengujian dan kritik sengit.

setuju
karena quran dari a-z memang hanya keluar dari bibir muhammad
katanya didikte jibril juga tidak ada saksi/bukti
alloh juga hanya ada di kepala dan di deskripsian muhammad
tidak pernah ada yang melihat sosoknya bahkan fenomena eksistensinya

pada kemana nih, muslim/muslimah super kafah...?

https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=Dtkp_nUumqM
About the horrific public beheading of a British soldier on a London Street to the shouts of “Allahu Akbar” by 2 Muslim men, Ahmed Jama (26), a Muslim, said: "Screaming ‘Allah-hu-Akbar’ and killing innocent people is nothing to do with Islam." Similarly, the Muslim Council of Britain that represents Britain’s 2.5 million Muslims, said in a statement that it was “a barbaric act that has no basis in Islam.” So said David Cameron, Britain’s Prime Minister: “There is nothing in Islam that justifies this truly dreadful act.”

But if Islam’s sacred scriptures and its 1400-year-old history are to be given any credence, then the religion of Islam has everything to do with this horrific murder.

These two Muslims just followed the teachings of the Quran and the Sunna of Prophet Muhammad. The Quran orders Muslims: “And when the sacred months have passed, then kill the infidels wherever you find them and capture them and besiege them and sit in wait for them at every place of ambush. But if they should repent, establish prayer, and give zakah, let them [go]…”

Prophet Muhammad used to give similar command for unconditional killing of the non-Muslims of his time. As per such commands of the Quran and Prophet Muhammad, we know of a Jewish merchant of Medina, named Sunayna, who had fallen on the path of Muhammad’s disciple named Muhayyisa, and Muhayyisa fell upon him and claimed his life. Here is the story from Ibn Ishaq’s biography of Muhammad (The Life of Muhammad, Karachi, p. 369):

THE AFFAIR OF MUHAYYISA AND HUWAYYISA

The apostle said, 'Kill any Jew that falls into your power.' Thereupon Muhayyisa b. Mas'vid leapt upon Ibn Sunayna (579), a Jewish merchant with whom they had social and business relations, and killed him. Huway-yisa was not a Muslim at the time though he was the elder brother. When Muhayyisa killed him Huwayyisa began to beat him, saying, 'You enemy of God, did you kill him when much of the fat on your belly comes from his wealth?'

Muhayyisa answered, 'Had the one who ordered me to kill him ordered me to kill you I would have cut your head off.' He said that this was the beginning of Huwayyisa's acceptance of Islam. The other replied, 'By God, if Muhammad had ordered you to kill me would you have killed me?' He said, 'Yes, by God, had he ordered me to cut off your head I would have done so.' He exclaimed, 'By God, a religion which can bring you to this is marvellous!' and he became a Muslim….

Muhayyisa composed the following lines on the subject:

My mother's son blames me because if I were ordered to kill him

I would smite his nape with a sharp sword,

A blade white as salt from polishing.

My downward stroke never misses its mark.

It would not please me to kill you voluntarily

Though we owned all Arabia from north to south.

Apart from this, Prophet Muhammad himself had socked his hands with the blood of thousands of non-Muslims of Arabia. He used to attack the non-Muslim communities of the Arab Peninsula that refused to embrace his religion and leadership. And on many occasions, he used to kill them en masse – for example, the mass killing of the males of the Banu Quraiza, Banu Mustaliq and Banu Nadir (at Khaybar) tribes. On each of these occasions, Muhammad had publicly beheaded hundreds of people, 600-900 in the case of Banu Quraiza (see Ibn Ishaq, p. 461-470, 490-493, 510-519). The Prophet had initiated the mass slaughter of Banu Quraiza men by beheading two of the chieftains with his own hands.

In condemning the barbaric murder, MCB further said, “No cause justifies this murder”, adding that the “vast majority of British Muslims acknowledge the armed forces for the work they do.”

Minister Cameron added: “This view is shared by every community in our country. This was not just an attack on Britain and on the British way of life; it was also a betrayal of Islam and of the Muslim communities who give so much to our country.”

It is not the Muslim thugs who betrayed Islam, but it is the politicians like Prime Minister Cameron, who are betraying the British people, because this beheading was not a betrayal of Islam, but is perfectly in sync with its teachings as illustrated above. Beheading, even mass murder, of the infidels is commanded by the Quran, which is also a Sunnah of the Prophet of Islam.

The only statement of truth regarding this horrific murder comes from the mouth of one of the very murderers, who in a recorded video said:

"But we are forced by the Qur'an, in Sura At-Tawba, through many ayah in the Qu'ran, we must fight them as they fight us. An eye for an eye, a tooth for a tooth."

Maybe Prime Minister Cameron should consult following passages from the Quran to make an educated assessment about how Islamic this murder is, and how correct the murderer was in claiming the same:
5:33 “The punishment of those who wage war against Allah and His Messenger, and strive with might and main for mischief through the land is: execution (by beheading), or crucifixion, or the cutting off of hands and feet from opposite sides, or exile from the land: that is their disgrace in this world, and a heavy punishment is theirs in the Hereafter;”
8:12 “I will instill terror into the hearts of the unbelievers: smite ye above their necks and smite all their finger-tips off.”
47:4 “Therefore, when ye meet the Unbelievers (in fight), strike off their heads; at length; then when you have made wide Slaughter among them, carefully tie up the remaining captives”: thereafter (is the time for) either generosity or ransom: Until the war lays down its burdens.”
9:123 "Oh ye who believe! Murder those of the disbelievers and let them find harshness in you.”
2:191 “Kill them wherever you find them, and drive them out from wherever they drove you out.”
5: 45 “We ordained therein for them: “Life for life, eye for eye, nose for nose, ear for ear. Toth for tooth, and wounds equal for equal.”
2:193 “Fight them on until there is no more tumult and religion becomes that of Allah”
9:29 "Fight those who do not believe in God and the last day... and fight People of the Book, (Christian and Jews) who do not accept the religion of truth (Islam) until they pay tribute (Zizziya tax) by hand, being inferior.”
8:17 "It is not ye who Slew them; it is God; when thou threwest a handful of dust, it was not Thy act, but God’s…..” (Allah is a real merciful indeed!)

Islamic scriptures as well as history tell us that this murder is in perfect synchrony with the teachings of Islam and instances of the Prophet. Prophet Muhammad was the first savage of Islam, who patronized such murders, albeit on a larger scale. Until our leaders recognize and acknowledge this fact, instead of shamelessly lying for the sake of exonerating Islam from its complicity in such barbaric acts, they will keep betray the people and those victims. And such Halal Islamic barbarism will continue haunting the infidels of the world. (Source: http://www.islam-watch.org/authors/138-jake-neuman/1323-halal-slaughter-of-british-soldier-on-london-street.html )

...Mohon maaf kepada yang kurang memahami bahasa Inggris. Kali ini saya tidak sempat menerjemahkannya.

kalau acuannya Al-Quran, yang dibunuh itu seharusnya tentara yang memerangi/berada di daerah perang, bukan tentara yang tidak memerangi/berada di daerah damai :

QS. 2:190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

QS. 5:33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,

@frontline defender,

...Sayangnya tidak semua muslim hanya perpegang atau berpatokan pada kedua ayat yang anda kemukakan. Banyak yang lebih memilih ayat-ayat yang dikutip oleh penulis artikel pembantaian prajurit di atas.
...Seandainya semua ayat-ayat yang senada dengan yang dikutip penulis itu bisa dihapus dari Al Quran, maka Islam akan benar-benar menjadi agama damai.

Andi Cactusa wrote:@frontline defender,

...Sayangnya tidak semua muslim hanya perpegang atau berpatokan pada kedua ayat yang anda kemukakan. Banyak yang lebih memilih ayat-ayat yang dikutip oleh penulis artikel pembantaian prajurit di atas.
...Seandainya semua ayat-ayat yang senada dengan yang dikutip penulis itu bisa dihapus dari Al Quran, maka Islam akan benar-benar menjadi agama damai.

Dari 15 alasan seseorang menjadi murtad, kenapa anda tidak menambahkan alasan ke 16 sekalian?
Alasan ke #16:

Al Quran sudah penuh perubahan2. Sehinggak Al Quran menjadi tidak asli lagi sebagai kitab suci. Banyak pertentangan penulisan angka di dalamnya. Serta pertentangan2 lainnya.
Tidak sesuai dengan fakta sains, misalkan madu keluar dari perut lebah, atau yang lainnya.
Terutama yang qiraat-sabah Hafs. Yang diwarisi oleh sebagian besar umat Islam di dunia.
dan bla.... bla....

Karena anda tidak menambahkan alasan ke #16 ini, maka hampir bisa dipastikan bahwa yang menulis ke 15 alasan tersebut adalah bukan orang Islam.

paham?

Andi Cactusa wrote:@frontline defender,

...Sayangnya tidak semua muslim hanya perpegang atau berpatokan pada kedua ayat yang anda kemukakan. Banyak yang lebih memilih ayat-ayat yang dikutip oleh penulis artikel pembantaian prajurit di atas.
...Seandainya semua ayat-ayat yang senada dengan yang dikutip penulis itu bisa dihapus dari Al Quran, maka Islam akan benar-benar menjadi agama damai.

EbisuSensei wrote:

Dari 15 alasan seseorang menjadi murtad, kenapa anda tidak menambahkan alasan ke 16 sekalian?
Alasan ke #16:

Al Quran sudah penuh perubahan2. Sehinggak Al Quran menjadi tidak asli lagi sebagai kitab suci. Banyak pertentangan penulisan angka di dalamnya. Serta pertentangan2 lainnya.
Tidak sesuai dengan fakta sains, misalkan madu keluar dari perut lebah, atau yang lainnya.
Terutama yang qiraat-sabah Hafs. Yang diwarisi oleh sebagian besar umat Islam di dunia.
dan bla.... bla....

Karena anda tidak menambahkan alasan ke #16 ini, maka hampir bisa dipastikan bahwa yang menulis ke 15 alasan tersebut adalah bukan orang Islam.

paham?

...Saya jadi ragu apakah anda memahami scenario dari apa yang terjadi di sini. Dia mengajukan 15 pertanyaan (bukan alasan seperti yang anda tulis di atas) dengan syarat, bila ada muslim yang bisa menjawabnya dengan meyakinkan, maka dia tidak jadi murtad.
...Menurut pengakuannya, sebelumnya dia adalah seorang muslim kaffah (devout muslim) yang selama dua tahun mendebat/menentang Ali Sina. Tetapi akhirnya dia berputar haluan menjadi sejalan dengan Ali Sina. Lalu timbul idenya, untuk terakhir kali sebelum benar-benar murtad, mengajukan tantangan berupa 15 pertanyaan kepada muslim.
...Sebaiknya anda baca sendiri ke sumbernya. Ini saya berikan lagi: http://www.islam-watch.org/LeavingIslam/Challenge-to-Muslims-Answer-These-Questions-or-I-Will-Apostatize.htm
...Saya tidak memahami argumentasi dan jalan pikiran anda yang mengatakan bahwa saya seharusnya menambahkan pertanyaan ke-16. Lalu, karena pertanyaan karangan anda itu tidak saya tambahkan, maka hampir dapat dipastikan bahwa penulis itu bukan orang Islam. Sungguh, saya tidak dapat melihat korelasinya. Tolong anda jelaskan dengan lebih rinci dan mudah difahami.
...Di samping saya tidak berhak mengubah atau menambahi pertanyaan orang lain, saya juga tidak merasa lebih memahami Islam, sehingga mampu menambah pertanyaannya, dibanding penanya tersebut.
...Apakah anda sengaja menambahi pertanyaan itu dengan harapan saya akan “menangkap atau menyabet” pertanyaan itu menjadi pertanyaan dari saya? Setelah itu anda akan fokus pada pertanyaan ke-16 itu dan menafikan ke-15 pertanyaan lainnya?

...Mungkin ada baiknya bila rekan-rekan muslim menyadari bahwa di beberapa negara muslim, murtad merupakan pelanggaran hukum atau illegal. Lumrah bila para murtadin di negara-negara tersebut merahasiakan kemurtadannya, termasuk penulis pertanyaan itu. Sementara itu, tidak satu pun negara agama lain yang menghukum orang yang beralih agama.
...Berikut ini daftar hukuman murtad (apostasy) di beberapa negara muslim:

Iran – illegal (death penalty)
Egypt – illegal (3 years' imprisonment)
Pakistan – illegal (death penalty[9] since 2007)
United Arab Emirates – illegal (3 years' imprisonment, flogging)
Somalia – illegal (death penalty)
Afghanistan – illegal (death penalty, although the U.S. and other coalition members have put pressure that has prevented recent executions)
Saudi Arabia – illegal (death penalty, although there have been no recently reported executions)[9][14]
Sudan – illegal (death penalty, although there have only been recent reports of torture, and not of execution)
Qatar – illegal (death penalty)
Yemen – illegal (death penalty)
Malaysia – illegal in five of 13 states (fine, imprisonment, and flogging)
Mauritania – illegal (death penalty if still apostate after 3 days) [20]
Morocco – illegal to proselytise conversion (15 years' imprisonment)[21]
Jordan – possibly illegal (fine, jail, child custody loss, marriage annulment) although officials claim otherwise, convictions are recorded for apostasy
Oman – legal in criminal code, but according to the family code, a father can lose custody of his child
Source: http://www.thor.com/view.asp?id=20130407133530AAZuajr

...Syukur lah undang-undang atau hukuman seperti itu belum ada di negeri kita. Apakah undang-undang seperti itu merupakan salah satu yang diidamkan oleh FPI, HTI dan para penuntut Piagam Jakarta?

Moderator 3 wrote:@Andi Cactusa
Selaku TS,kami mengharap kerjasama anda untuk monitoring thread ini.Beberapa post berada di luar jalur dan kami sengaja tidak memoderasi karena kami belum melihat keberatan dari anda dan dalam penilaian kami post tersebut masih belum keluar koridor.
Bila ada yang ingin anda sampaikan silahkan ke Ruang Pengaduan karena tidak selalu kami dapat monitoring thread anda dan thread siapapun.

Salam

Bung Moderator 3,

...Terima kasih atas perhatian yang anda berikan pada thread ini. Seperti anda katakan, menurut penilaian saya juga sejauh ini belum ada yang pantas saya adukan.

...Salam juga.

Andi Cactusa wrote:
...Saya jadi ragu apakah anda memahami scenario dari apa yang terjadi di sini. Dia mengajukan 15 pertanyaan (bukan alasan seperti yang anda tulis di atas) dengan syarat, bila ada muslim yang bisa menjawabnya dengan meyakinkan, maka dia tidak jadi murtad.
...Menurut pengakuannya, sebelumnya dia adalah seorang muslim kaffah (devout muslim) yang selama dua tahun mendebat/menentang Ali Sina. Tetapi akhirnya dia berputar haluan menjadi sejalan dengan Ali Sina. Lalu timbul idenya, untuk terakhir kali sebelum benar-benar murtad, mengajukan tantangan berupa 15 pertanyaan kepada muslim.
...Sebaiknya anda baca sendiri ke sumbernya. Ini saya berikan lagi: http://www.islam-watch.org/LeavingIslam/Challenge-to-Muslims-Answer-These-Questions-or-I-Will-Apostatize.htm
...Saya tidak memahami argumentasi dan jalan pikiran anda yang mengatakan bahwa saya seharusnya menambahkan pertanyaan ke-16. Lalu, karena pertanyaan karangan anda itu tidak saya tambahkan, maka hampir dapat dipastikan bahwa penulis itu bukan orang Islam. Sungguh, saya tidak dapat melihat korelasinya. Tolong anda jelaskan dengan lebih rinci dan mudah difahami.
...Di samping saya tidak berhak mengubah atau menambahi pertanyaan orang lain, saya juga tidak merasa lebih memahami Islam, sehingga mampu menambah pertanyaannya, dibanding penanya tersebut.
...Apakah anda sengaja menambahi pertanyaan itu dengan harapan saya akan “menangkap atau menyabet” pertanyaan itu menjadi pertanyaan dari saya? Setelah itu anda akan fokus pada pertanyaan ke-16 itu dan menafikan ke-15 pertanyaan lainnya?

Seharusnya keotentikan kitab suci, menjadi pertanyaan yang pertama.
Berikutnya adalah pertanyaan yang sudah anda tuliskan.
Dan kalau itu sudah terjawab, maka yang lain seharusnya bisa terjawab.
Tapi bukan dalam artian menafikan/mengabaikan pertanyaan lainnya.
Hanya menjadi lebih baik dalam menjawab.

Korelasinya jelas, yaitu ada seseorang yang hendak melarikan diri dari kenyataan.

Fenomena ini saya perhatikan biasa terjadi pada umat Kristen, yang saya temui baik di forum ini maupun forum lainnya.

EbisuSensei wrote:Seharusnya keotentikan kitab suci, menjadi pertanyaan yang pertama.[/u]
Berikutnya adalah pertanyaan yang sudah anda tuliskan.
Dan kalau itu sudah terjawab, maka yang lain seharusnya bisa terjawab.
Tapi bukan dalam artian menafikan/mengabaikan pertanyaan lainnya.
Hanya menjadi lebih baik dalam menjawab.

Korelasinya jelas, yaitu ada seseorang yang hendak melarikan diri dari kenyataan.

Fenomena ini saya perhatikan biasa terjadi pada umat Kristen, yang saya temui baik di forum ini maupun forum lainnya.

...Mungkin juga saya salah. Saya mendapat kesan bahwa anda, sama dengan bung yang berserah diri, mencoba mengalihakan fokus perhatian dengan memojokkan saya. Sementara itu belum ada satu pun pertanyaan si calon murtadin yang anda jawab atau respons.
...Saya jadi semakin faham, mengapa muslim menghindar berdebat langsung dengan para murtadin di FFI. Karena tidak bisa mengalihkan fokus pembicaraan ke agama lain. Oleh karena itu, muslim memilih tindakan tidak ksatria membungkam FFI dengan cara blokade. Sekalian mencegah muslim menjadi murtad karena terpengaruh oleh tulisan-tulisan di sana yang memang meyakinkan dan sulit dibantah.
...Seingat saya, di FFI juga sudah ada uraian tentang keotentikan Al Quran. Silahkan anda cari dan debat di sana, kalau anda sanggup! Jangan meminta saya memperdebatkan hal itu di sini.
...Bila anda tidak mampu menjawab pertanyaan si calon murtadin itu, akan lebih etis bila anda diam atau tutup mulut saja. Kalau pun anda berhasil memojokkan saya, tetap tidak akan menjadi jawaban bagi ke-15 pertanyaan itu.
...Atau, apakah anda bermaksud menyalahkan atau mendera saya karena membawa pertanyaan itu ke sini?
...Bagaimana kalau seandainya saya adalah seorang atheis? Apakah pertanyaan itu akan anda jawab atau tidak?

Andi Cactusa wrote:...Mungkin ada baiknya bila rekan-rekan muslim menyadari bahwa di beberapa negara muslim, murtad merupakan pelanggaran hukum atau illegal. Lumrah bila para murtadin di negara-negara tersebut merahasiakan kemurtadannya, termasuk penulis pertanyaan itu. Sementara itu, tidak satu pun negara agama lain yang menghukum orang yang beralih agama.
...Berikut ini daftar hukuman murtad (apostasy) di beberapa negara muslim:

Iran – illegal (death penalty)
Egypt – illegal (3 years' imprisonment)
Pakistan – illegal (death penalty[9] since 2007)
United Arab Emirates – illegal (3 years' imprisonment, flogging)
Somalia – illegal (death penalty)
Afghanistan – illegal (death penalty, although the U.S. and other coalition members have put pressure that has prevented recent executions)
Saudi Arabia – illegal (death penalty, although there have been no recently reported executions)[9][14]
Sudan – illegal (death penalty, although there have only been recent reports of torture, and not of execution)
Qatar – illegal (death penalty)
Yemen – illegal (death penalty)
Malaysia – illegal in five of 13 states (fine, imprisonment, and flogging)
Mauritania – illegal (death penalty if still apostate after 3 days) [20]
Morocco – illegal to proselytise conversion (15 years' imprisonment)[21]
Jordan – possibly illegal (fine, jail, child custody loss, marriage annulment) although officials claim otherwise, convictions are recorded for apostasy
Oman – legal in criminal code, but according to the family code, a father can lose custody of his child
Source: http://www.thor.com/view.asp?id=20130407133530AAZuajr

...Syukur lah undang-undang atau hukuman seperti itu belum ada di negeri kita. Apakah undang-undang seperti itu merupakan salah satu yang diidamkan oleh FPI, HTI dan para penuntut Piagam Jakarta?

maaf bung Andi,
sumber yang Anda berikan sepertinya tidak valide,
karena Saya tidak/belum menemukan sumber resminya,
mungkin bung Andi bisa memberikan sumber resminya,
Saya sangat mengharapkan itu,