Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
Halaman 1 dari 7 • Share
Halaman 1 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
Quran menyatakan bahwa masa tunggu (idah) bagi janda adalah EMPAT BULAN SEPULUH HARI:
[2.234] Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (beridah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis idahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
[2.235] Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang makruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis idahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Pada dasarnya ini berarti bahwa seorang janda HARUS menunggu lewatnya masa 'iddah, terlepas apakah ia perawan atau tidak, terlepas dari ia hamil atau tidak.
Disinilah masalahnya. Muhammad dengan jelas melanggar perintah ini ketika dia menikahi wanita Yahudi, Safiyah, yang ayah dan suaminya dibunuh oleh Muhammad, karena dia tidak menunggu sampai masa 'Iddah Safiyah habis sebelum menikahinya
Safiyah adalah anak dari pemimpin Suku Yahudi dan istri dari pemegang harta suku yang dibunuh oleh pengikut Muhammad atas perintahnya. kita tahu bahwa hanya dalam beberapa hari setelah semua kekejian brutal ini[ dilakukan terhadap keluarga Safiyah, Safiyah jatuh cinta dengan orang yang melakukan pembantaian itu semua, membunuh ayahnya, suaminya disiksa lalu dibunuh, kerabatnya dibunuh, sukunya dibantai ????! Dalam cerita ini, apakah orang akan sungguh2 percaya bahwa seorang wanita waras akan mau menikahi pembunuh biadab ini ?
Terlebih lagi, ada pelanggaran isu hukum yg serius disini. Muhammad LANGSUNG menikahi Safiyah, hanya beberapa hari setelah dia dijadikan janda oleh Muhammad sendiri, dg demikian melanggar perintah yang Tuhannya turunkan bahwa seorang janda harus menunggu selama EMPAT BULAN SEPULUH HARI sebelum menikah kembali.
DENGAN DEMIKIAN INI SECARA MEYAKINKAN MENUNJUKKAN BAHWA MUHAMMAD JELAS-JELAS TIDAK MELAKUKAN APA YANG DIPERINTAHKAN ALLAH & Qurannya, DAN GAGAL UTK MENGIKUTI PERINTAHNYA SENDIRI YANG DIA PAKSAKAN PADA ORANG LAIN.
[2.234] Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (beridah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis idahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
[2.235] Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang makruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis idahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Pada dasarnya ini berarti bahwa seorang janda HARUS menunggu lewatnya masa 'iddah, terlepas apakah ia perawan atau tidak, terlepas dari ia hamil atau tidak.
Disinilah masalahnya. Muhammad dengan jelas melanggar perintah ini ketika dia menikahi wanita Yahudi, Safiyah, yang ayah dan suaminya dibunuh oleh Muhammad, karena dia tidak menunggu sampai masa 'Iddah Safiyah habis sebelum menikahinya
Safiyah adalah anak dari pemimpin Suku Yahudi dan istri dari pemegang harta suku yang dibunuh oleh pengikut Muhammad atas perintahnya. kita tahu bahwa hanya dalam beberapa hari setelah semua kekejian brutal ini[ dilakukan terhadap keluarga Safiyah, Safiyah jatuh cinta dengan orang yang melakukan pembantaian itu semua, membunuh ayahnya, suaminya disiksa lalu dibunuh, kerabatnya dibunuh, sukunya dibantai ????! Dalam cerita ini, apakah orang akan sungguh2 percaya bahwa seorang wanita waras akan mau menikahi pembunuh biadab ini ?
Terlebih lagi, ada pelanggaran isu hukum yg serius disini. Muhammad LANGSUNG menikahi Safiyah, hanya beberapa hari setelah dia dijadikan janda oleh Muhammad sendiri, dg demikian melanggar perintah yang Tuhannya turunkan bahwa seorang janda harus menunggu selama EMPAT BULAN SEPULUH HARI sebelum menikah kembali.
DENGAN DEMIKIAN INI SECARA MEYAKINKAN MENUNJUKKAN BAHWA MUHAMMAD JELAS-JELAS TIDAK MELAKUKAN APA YANG DIPERINTAHKAN ALLAH & Qurannya, DAN GAGAL UTK MENGIKUTI PERINTAHNYA SENDIRI YANG DIA PAKSAKAN PADA ORANG LAIN.
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
coba fitnahnya dilengkapi dulu, tau darimana kamu "cuma beberapa hari"?
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
hafiyah binti Hay, Istri Nabi Keturunan Nabi
Dia seorang yang utama, cerdas dan amat
lembut yang mempunyai kecantikan luar biasa,
dimuliakan dan mempunyai derajat nasab yang
tinggi. Bahkan garis keturunannya sampai pada
Nabi Harun AS.
Sebelumnya dia menikah dengan Salam bin
Musykam Al-Qarzhi kemudian dipisah. Lalu dia
menikah dengan Kinanah bin Rabi bin Abu Al-
Haqiq Al-Nadzri, kemudian suaminya itu
terbunuh pada peristiwa Khaibar.
Ketika Rasulullah mendapatkan kemenangan
dan masuk ke dalam Qamus, Hushni bin Abu Al-
Haqiq mendatangi Rasulullah SAW dengan
membawa Shafiyah binti Hay. Ketika Rasulullah
melihatnya, beliau memerintahkan pada
Shafiyah untuk melangkah di belakangnya.
Kemudian beliau melemparkan selendangnya
pada Shafiyah. Kaum Muslimin mengerti bahwa
itu pertanda bahwa Rasulullah SAW telah
memilih Shafiyah untuk dirinya.
Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan
bahwa Rasulullah ketika mengumpulkan
tawanan Perang Khaibar, Dahyah datang pada
Rasul, kemudian berkata, “Berilah padaku
seorang budak perempuan dari para tawanan.”
Rasulullah berkata, “Pergilah dan ambillah
seorang budak perempuan!”
Kemudian Dahyah mengambil Shafiyah binti
Hay, lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya dia seorang sayyidah (wanita
terhormat) dari Bani Quraizhah dan Bani Nadzir
yang cocok buatmu.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Ambillah
seorang budak perempuan selain dirinya!”
Ketika Shafiyah mengunjungi Rasulullah, beliau
berkata padanya, “Ayahmu masih saja seorang
Yahudi yang keras kepala dan sangat memusuhi
diriku, sehingga Allah mencabut nyawanya.”
Shafiyah menimpali, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya:
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain.”
Rasulullah berkata padanya, “Pilihlah menurut
kemauan dirimu, bila kau memilih Islam, aku
akan menjamin dirimu dengan diriku. Apabila
kau memilih menjadi seorang Yahudi, semoga
aku melepaskan dirimu dan mengembalikanmu
bergabung dengan kaummu.”
“Wahai Rasulullah,” jawab Shafiyah, “Aku telah
mencintai Islam, dan aku percaya padamu
sebelum kau menyerukan hal tersebut padaku.
Aku telah menjadi orang yang bergabung
dengan dirimu. Aku tidak punya siapa-siapa lagi
di kaum Yahudi. Aku tidak mempunyai ayah
ataupun saudara. Sedangkan engkau
memberikan pilihan antara kafir dan Islam.
Tentu saja Allah dan Rasul-Nya lebih aku cintai
dari pada dilepaskan dalam keadaan kafir.”
Maka Rasulullah memperistri Shafiyah. Ketika
Rasulullah kembali dari pertempuran Khaibar
dan turut serta membawa Shafiyah bersama
beliau, Shafiyah dititipkan di salah satu rumah
Haritsah bin Nu’man.
Kemudian beberapa wanita kalangan Anshar
mendengar berita tersebut, mereka mendengar
tentang kecantikan Shafiyah, sehingga banyak
orang yang datang padanya. Aisyah, Ummul
Mukminin, juga datang mengunjunginya dengan
mengenakan cadar.
Aisyah masuk ke dalam dan berkenalan
dengannya. Ketika Aisyah keluar, Rasulullah juga
keluar dan berkata padanya, “Bagaimana
menurutmu, wahai Aisyah?”
Aisyah menjawab, “Aku melihat seorang
perempuan Yahudi.”
“Janganlah kau mengatakan hal semacam itu,
wahai Aisyah. Sesungguhnya dia telah masuk
Islam dan baik pula keadaan Islamnya,” kata
Rasulullah.
Suatu ketika Shafiyah menangis terisak karena
mendengar perkataan Hafshah, Ummul
Mukminin, yang mengatakan dirinya seorang
peranakan Yahudi. Ketika Rasulullah SAW
mengunjungi Shafiyah dan melihatnya
menangis, beliau bertanya, “Mengapa engkau
menangis?”
Shafiyah menjawab, “Hafshah binti Umar
berkata padaku bahwa aku adalah peranakan
Yahudi.”
Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya kau adalah
keturunan nabi, dan pamanmu juga berasal dari
keturunan nabi. Sungguh dirimu berada di garis
keturunan nabi.”
Kemudian Rasulullah berkata Hafshah,
“Bertakwalah pada Allah, wahai Hafshah!”
Pada saat Nabi SAW menderita sakit, para
istrinya berkumpul di tempat Aisyah, rumah di
mana Nabi meninggal dunia. Kemudian
Shafiyah berkata, “Demi Allah, Wahai Nabi Allah,
sungguh aku senang sekali menemani dirimu
dan selalu mendampingimu.”
Kemudian terdengar istri-istri Nabi
mengejeknya. Rasulullah memberikan
penjelasan pada mereka, lalu berkata, “Kalian ini
bergumam.”
Mereka berkata, “Karena apa, wahai Rasulullah?”
Nabi berkata, “Karena ejekan kalian terhadap
sahabat kalian tadi. Demi Allah, dia benar-benar
tulus dan jujur.”
Suatu ketika, sejumlah orang berkumpul di
dalam kamar Shafiyah, kemudian mereka
melakukan dzikir kepada Allah dan membaca Al-
Quran dan bersujud. Kemudian Shafiyah
memanggil mereka. Seorang budak perempuan
Umar bin Khattab juga datang pada Shafiyah.
Ketika pulang ia berkata kepada Umar,
“Sesungguhnya Shafiyah menyukai hari Sabtu
dan masih menyambung tali silaturrahmi
dengan Yahudi.”
Umar lalu mengutus budak perempuan itu
untuk menanyakan tentang hal tersebut?
Shafiyah menjawab, “Adapun hari Sabtu,
sungguh aku tidak menyukainya sejak Allah
telah menggantikan buat diriku hari Jum’at.
Sedangkan mengenai Yahudi, sesungguhnya aku
sempat berada di tengah-tengah mereka
dengan penuh kasih sayang, maka aku
menyambung tali silaturrahmi dengan mereka.”
Kemudian dia berkata pada budak perempuan
itu, “Apa yang membuatmu melakukan hal itu?”
Si budak menjawab, “Syetan.”
Lalu Shafiyah berkata, “Pergilah, kau telah
bebas!”
Shafiyah meriwayatkan sekitar sepuluh hadits
dari Rasulullah SAW, dan beberapa orang
meriwayatkan darinya. Di antara mereka Yazid
bin Mu’tab, Ishaq bin Abdullah bin Harits, dan
Muslim bin Shofwan. Shafiyah meninggal dunia
pada zaman kekhalifahan Muawiyah tahun 50 H,
atau di riyawat lain pada 52 H. Dan ada pula
yang meriwayatkan dia meninggal pada tahun
36 H.
-----------
sekilas orang kalau membaca riwayat gitu suka
salahpaham, apalagi yang tidak terlalu pintar
mencermati makna apalagi kalau hatinya sudah
iri dengki kepada nabi dan kafir memang doyan
memelintir, sehingga mereka bumbu-bumbui
dengan khayalan bodoh mereka sendiri.
aturan masa idah itu hanya berlaku untuk muslim. dalam perkawinn secara Islami.perkawinan ala kafir tak diakui dalam Islam,jadi upacara perkkawinan kafir itu sama saja dgn perzinahan,bukn perkawinan
Dia seorang yang utama, cerdas dan amat
lembut yang mempunyai kecantikan luar biasa,
dimuliakan dan mempunyai derajat nasab yang
tinggi. Bahkan garis keturunannya sampai pada
Nabi Harun AS.
Sebelumnya dia menikah dengan Salam bin
Musykam Al-Qarzhi kemudian dipisah. Lalu dia
menikah dengan Kinanah bin Rabi bin Abu Al-
Haqiq Al-Nadzri, kemudian suaminya itu
terbunuh pada peristiwa Khaibar.
Ketika Rasulullah mendapatkan kemenangan
dan masuk ke dalam Qamus, Hushni bin Abu Al-
Haqiq mendatangi Rasulullah SAW dengan
membawa Shafiyah binti Hay. Ketika Rasulullah
melihatnya, beliau memerintahkan pada
Shafiyah untuk melangkah di belakangnya.
Kemudian beliau melemparkan selendangnya
pada Shafiyah. Kaum Muslimin mengerti bahwa
itu pertanda bahwa Rasulullah SAW telah
memilih Shafiyah untuk dirinya.
Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan
bahwa Rasulullah ketika mengumpulkan
tawanan Perang Khaibar, Dahyah datang pada
Rasul, kemudian berkata, “Berilah padaku
seorang budak perempuan dari para tawanan.”
Rasulullah berkata, “Pergilah dan ambillah
seorang budak perempuan!”
Kemudian Dahyah mengambil Shafiyah binti
Hay, lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya dia seorang sayyidah (wanita
terhormat) dari Bani Quraizhah dan Bani Nadzir
yang cocok buatmu.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Ambillah
seorang budak perempuan selain dirinya!”
Ketika Shafiyah mengunjungi Rasulullah, beliau
berkata padanya, “Ayahmu masih saja seorang
Yahudi yang keras kepala dan sangat memusuhi
diriku, sehingga Allah mencabut nyawanya.”
Shafiyah menimpali, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya:
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain.”
Rasulullah berkata padanya, “Pilihlah menurut
kemauan dirimu, bila kau memilih Islam, aku
akan menjamin dirimu dengan diriku. Apabila
kau memilih menjadi seorang Yahudi, semoga
aku melepaskan dirimu dan mengembalikanmu
bergabung dengan kaummu.”
“Wahai Rasulullah,” jawab Shafiyah, “Aku telah
mencintai Islam, dan aku percaya padamu
sebelum kau menyerukan hal tersebut padaku.
Aku telah menjadi orang yang bergabung
dengan dirimu. Aku tidak punya siapa-siapa lagi
di kaum Yahudi. Aku tidak mempunyai ayah
ataupun saudara. Sedangkan engkau
memberikan pilihan antara kafir dan Islam.
Tentu saja Allah dan Rasul-Nya lebih aku cintai
dari pada dilepaskan dalam keadaan kafir.”
Maka Rasulullah memperistri Shafiyah. Ketika
Rasulullah kembali dari pertempuran Khaibar
dan turut serta membawa Shafiyah bersama
beliau, Shafiyah dititipkan di salah satu rumah
Haritsah bin Nu’man.
Kemudian beberapa wanita kalangan Anshar
mendengar berita tersebut, mereka mendengar
tentang kecantikan Shafiyah, sehingga banyak
orang yang datang padanya. Aisyah, Ummul
Mukminin, juga datang mengunjunginya dengan
mengenakan cadar.
Aisyah masuk ke dalam dan berkenalan
dengannya. Ketika Aisyah keluar, Rasulullah juga
keluar dan berkata padanya, “Bagaimana
menurutmu, wahai Aisyah?”
Aisyah menjawab, “Aku melihat seorang
perempuan Yahudi.”
“Janganlah kau mengatakan hal semacam itu,
wahai Aisyah. Sesungguhnya dia telah masuk
Islam dan baik pula keadaan Islamnya,” kata
Rasulullah.
Suatu ketika Shafiyah menangis terisak karena
mendengar perkataan Hafshah, Ummul
Mukminin, yang mengatakan dirinya seorang
peranakan Yahudi. Ketika Rasulullah SAW
mengunjungi Shafiyah dan melihatnya
menangis, beliau bertanya, “Mengapa engkau
menangis?”
Shafiyah menjawab, “Hafshah binti Umar
berkata padaku bahwa aku adalah peranakan
Yahudi.”
Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya kau adalah
keturunan nabi, dan pamanmu juga berasal dari
keturunan nabi. Sungguh dirimu berada di garis
keturunan nabi.”
Kemudian Rasulullah berkata Hafshah,
“Bertakwalah pada Allah, wahai Hafshah!”
Pada saat Nabi SAW menderita sakit, para
istrinya berkumpul di tempat Aisyah, rumah di
mana Nabi meninggal dunia. Kemudian
Shafiyah berkata, “Demi Allah, Wahai Nabi Allah,
sungguh aku senang sekali menemani dirimu
dan selalu mendampingimu.”
Kemudian terdengar istri-istri Nabi
mengejeknya. Rasulullah memberikan
penjelasan pada mereka, lalu berkata, “Kalian ini
bergumam.”
Mereka berkata, “Karena apa, wahai Rasulullah?”
Nabi berkata, “Karena ejekan kalian terhadap
sahabat kalian tadi. Demi Allah, dia benar-benar
tulus dan jujur.”
Suatu ketika, sejumlah orang berkumpul di
dalam kamar Shafiyah, kemudian mereka
melakukan dzikir kepada Allah dan membaca Al-
Quran dan bersujud. Kemudian Shafiyah
memanggil mereka. Seorang budak perempuan
Umar bin Khattab juga datang pada Shafiyah.
Ketika pulang ia berkata kepada Umar,
“Sesungguhnya Shafiyah menyukai hari Sabtu
dan masih menyambung tali silaturrahmi
dengan Yahudi.”
Umar lalu mengutus budak perempuan itu
untuk menanyakan tentang hal tersebut?
Shafiyah menjawab, “Adapun hari Sabtu,
sungguh aku tidak menyukainya sejak Allah
telah menggantikan buat diriku hari Jum’at.
Sedangkan mengenai Yahudi, sesungguhnya aku
sempat berada di tengah-tengah mereka
dengan penuh kasih sayang, maka aku
menyambung tali silaturrahmi dengan mereka.”
Kemudian dia berkata pada budak perempuan
itu, “Apa yang membuatmu melakukan hal itu?”
Si budak menjawab, “Syetan.”
Lalu Shafiyah berkata, “Pergilah, kau telah
bebas!”
Shafiyah meriwayatkan sekitar sepuluh hadits
dari Rasulullah SAW, dan beberapa orang
meriwayatkan darinya. Di antara mereka Yazid
bin Mu’tab, Ishaq bin Abdullah bin Harits, dan
Muslim bin Shofwan. Shafiyah meninggal dunia
pada zaman kekhalifahan Muawiyah tahun 50 H,
atau di riyawat lain pada 52 H. Dan ada pula
yang meriwayatkan dia meninggal pada tahun
36 H.
-----------
sekilas orang kalau membaca riwayat gitu suka
salahpaham, apalagi yang tidak terlalu pintar
mencermati makna apalagi kalau hatinya sudah
iri dengki kepada nabi dan kafir memang doyan
memelintir, sehingga mereka bumbu-bumbui
dengan khayalan bodoh mereka sendiri.
aturan masa idah itu hanya berlaku untuk muslim. dalam perkawinn secara Islami.perkawinan ala kafir tak diakui dalam Islam,jadi upacara perkkawinan kafir itu sama saja dgn perzinahan,bukn perkawinan
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
hafiyah binti Hay, Istri Nabi Keturunan Nabi
Dia seorang yang utama, cerdas dan amat
lembut yang mempunyai kecantikan luar biasa,
dimuliakan dan mempunyai derajat nasab yang
tinggi. Bahkan garis keturunannya sampai pada
Nabi Harun AS.
Sebelumnya dia menikah dengan Salam bin
Musykam Al-Qarzhi kemudian dipisah. Lalu dia
menikah dengan Kinanah bin Rabi bin Abu Al-
Haqiq Al-Nadzri, kemudian suaminya itu
terbunuh pada peristiwa Khaibar.
Ketika Rasulullah mendapatkan kemenangan
dan masuk ke dalam Qamus, Hushni bin Abu Al-
Haqiq mendatangi Rasulullah SAW dengan
membawa Shafiyah binti Hay. Ketika Rasulullah
melihatnya, beliau memerintahkan pada
Shafiyah untuk melangkah di belakangnya.
Kemudian beliau melemparkan selendangnya
pada Shafiyah. Kaum Muslimin mengerti bahwa
itu pertanda bahwa Rasulullah SAW telah
memilih Shafiyah untuk dirinya.
Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan
bahwa Rasulullah ketika mengumpulkan
tawanan Perang Khaibar, Dahyah datang pada
Rasul, kemudian berkata, “Berilah padaku
seorang budak perempuan dari para tawanan.”
Rasulullah berkata, “Pergilah dan ambillah
seorang budak perempuan!”
Kemudian Dahyah mengambil Shafiyah binti
Hay, lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya dia seorang sayyidah (wanita
terhormat) dari Bani Quraizhah dan Bani Nadzir
yang cocok buatmu.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Ambillah
seorang budak perempuan selain dirinya!”
Ketika Shafiyah mengunjungi Rasulullah, beliau
berkata padanya, “Ayahmu masih saja seorang
Yahudi yang keras kepala dan sangat memusuhi
diriku, sehingga Allah mencabut nyawanya.”
Shafiyah menimpali, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya:
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain.”
Rasulullah berkata padanya, “Pilihlah menurut
kemauan dirimu, bila kau memilih Islam, aku
akan menjamin dirimu dengan diriku. Apabila
kau memilih menjadi seorang Yahudi, semoga
aku melepaskan dirimu dan mengembalikanmu
bergabung dengan kaummu.”
“Wahai Rasulullah,” jawab Shafiyah, “Aku telah
mencintai Islam, dan aku percaya padamu
sebelum kau menyerukan hal tersebut padaku.
Aku telah menjadi orang yang bergabung
dengan dirimu. Aku tidak punya siapa-siapa lagi
di kaum Yahudi. Aku tidak mempunyai ayah
ataupun saudara. Sedangkan engkau
memberikan pilihan antara kafir dan Islam.
Tentu saja Allah dan Rasul-Nya lebih aku cintai
dari pada dilepaskan dalam keadaan kafir.”
Maka Rasulullah memperistri Shafiyah. Ketika
Rasulullah kembali dari pertempuran Khaibar
dan turut serta membawa Shafiyah bersama
beliau, Shafiyah dititipkan di salah satu rumah
Haritsah bin Nu’man.
Kemudian beberapa wanita kalangan Anshar
mendengar berita tersebut, mereka mendengar
tentang kecantikan Shafiyah, sehingga banyak
orang yang datang padanya. Aisyah, Ummul
Mukminin, juga datang mengunjunginya dengan
mengenakan cadar.
Aisyah masuk ke dalam dan berkenalan
dengannya. Ketika Aisyah keluar, Rasulullah juga
keluar dan berkata padanya, “Bagaimana
menurutmu, wahai Aisyah?”
Aisyah menjawab, “Aku melihat seorang
perempuan Yahudi.”
“Janganlah kau mengatakan hal semacam itu,
wahai Aisyah. Sesungguhnya dia telah masuk
Islam dan baik pula keadaan Islamnya,” kata
Rasulullah.
Suatu ketika Shafiyah menangis terisak karena
mendengar perkataan Hafshah, Ummul
Mukminin, yang mengatakan dirinya seorang
peranakan Yahudi. Ketika Rasulullah SAW
mengunjungi Shafiyah dan melihatnya
menangis, beliau bertanya, “Mengapa engkau
menangis?”
Shafiyah menjawab, “Hafshah binti Umar
berkata padaku bahwa aku adalah peranakan
Yahudi.”
Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya kau adalah
keturunan nabi, dan pamanmu juga berasal dari
keturunan nabi. Sungguh dirimu berada di garis
keturunan nabi.”
Kemudian Rasulullah berkata Hafshah,
“Bertakwalah pada Allah, wahai Hafshah!”
Pada saat Nabi SAW menderita sakit, para
istrinya berkumpul di tempat Aisyah, rumah di
mana Nabi meninggal dunia. Kemudian
Shafiyah berkata, “Demi Allah, Wahai Nabi Allah,
sungguh aku senang sekali menemani dirimu
dan selalu mendampingimu.”
Kemudian terdengar istri-istri Nabi
mengejeknya. Rasulullah memberikan
penjelasan pada mereka, lalu berkata, “Kalian ini
bergumam.”
Mereka berkata, “Karena apa, wahai Rasulullah?”
Nabi berkata, “Karena ejekan kalian terhadap
sahabat kalian tadi. Demi Allah, dia benar-benar
tulus dan jujur.”
Suatu ketika, sejumlah orang berkumpul di
dalam kamar Shafiyah, kemudian mereka
melakukan dzikir kepada Allah dan membaca Al-
Quran dan bersujud. Kemudian Shafiyah
memanggil mereka. Seorang budak perempuan
Umar bin Khattab juga datang pada Shafiyah.
Ketika pulang ia berkata kepada Umar,
“Sesungguhnya Shafiyah menyukai hari Sabtu
dan masih menyambung tali silaturrahmi
dengan Yahudi.”
Umar lalu mengutus budak perempuan itu
untuk menanyakan tentang hal tersebut?
Shafiyah menjawab, “Adapun hari Sabtu,
sungguh aku tidak menyukainya sejak Allah
telah menggantikan buat diriku hari Jum’at.
Sedangkan mengenai Yahudi, sesungguhnya aku
sempat berada di tengah-tengah mereka
dengan penuh kasih sayang, maka aku
menyambung tali silaturrahmi dengan mereka.”
Kemudian dia berkata pada budak perempuan
itu, “Apa yang membuatmu melakukan hal itu?”
Si budak menjawab, “Syetan.”
Lalu Shafiyah berkata, “Pergilah, kau telah
bebas!”
Shafiyah meriwayatkan sekitar sepuluh hadits
dari Rasulullah SAW, dan beberapa orang
meriwayatkan darinya. Di antara mereka Yazid
bin Mu’tab, Ishaq bin Abdullah bin Harits, dan
Muslim bin Shofwan. Shafiyah meninggal dunia
pada zaman kekhalifahan Muawiyah tahun 50 H,
atau di riyawat lain pada 52 H. Dan ada pula
yang meriwayatkan dia meninggal pada tahun
36 H.
-----------
sekilas orang kalau membaca riwayat gitu suka
salahpaham, apalagi yang tidak terlalu pintar
mencermati makna apalagi kalau hatinya sudah
iri dengki kepada nabi dan kafir memang doyan
memelintir, sehingga mereka bumbu-bumbui
dengan khayalan bodoh mereka sendiri.
aturan masa idah itu hanya berlaku untuk muslim. dalam perkawinn secara Islami.perkawinan ala kafir tak diakui dalam Islam,jadi upacara perkkawinan kafir itu sama saja dgn perzinahan,bukn perkawinan.
http://www.laskarislam.com/t8131-menjawab-fitnah-tentang-perkawinan-nabi-dengan-safiyah?highlight=safiyah
Dia seorang yang utama, cerdas dan amat
lembut yang mempunyai kecantikan luar biasa,
dimuliakan dan mempunyai derajat nasab yang
tinggi. Bahkan garis keturunannya sampai pada
Nabi Harun AS.
Sebelumnya dia menikah dengan Salam bin
Musykam Al-Qarzhi kemudian dipisah. Lalu dia
menikah dengan Kinanah bin Rabi bin Abu Al-
Haqiq Al-Nadzri, kemudian suaminya itu
terbunuh pada peristiwa Khaibar.
Ketika Rasulullah mendapatkan kemenangan
dan masuk ke dalam Qamus, Hushni bin Abu Al-
Haqiq mendatangi Rasulullah SAW dengan
membawa Shafiyah binti Hay. Ketika Rasulullah
melihatnya, beliau memerintahkan pada
Shafiyah untuk melangkah di belakangnya.
Kemudian beliau melemparkan selendangnya
pada Shafiyah. Kaum Muslimin mengerti bahwa
itu pertanda bahwa Rasulullah SAW telah
memilih Shafiyah untuk dirinya.
Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan
bahwa Rasulullah ketika mengumpulkan
tawanan Perang Khaibar, Dahyah datang pada
Rasul, kemudian berkata, “Berilah padaku
seorang budak perempuan dari para tawanan.”
Rasulullah berkata, “Pergilah dan ambillah
seorang budak perempuan!”
Kemudian Dahyah mengambil Shafiyah binti
Hay, lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya dia seorang sayyidah (wanita
terhormat) dari Bani Quraizhah dan Bani Nadzir
yang cocok buatmu.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Ambillah
seorang budak perempuan selain dirinya!”
Ketika Shafiyah mengunjungi Rasulullah, beliau
berkata padanya, “Ayahmu masih saja seorang
Yahudi yang keras kepala dan sangat memusuhi
diriku, sehingga Allah mencabut nyawanya.”
Shafiyah menimpali, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya:
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain.”
Rasulullah berkata padanya, “Pilihlah menurut
kemauan dirimu, bila kau memilih Islam, aku
akan menjamin dirimu dengan diriku. Apabila
kau memilih menjadi seorang Yahudi, semoga
aku melepaskan dirimu dan mengembalikanmu
bergabung dengan kaummu.”
“Wahai Rasulullah,” jawab Shafiyah, “Aku telah
mencintai Islam, dan aku percaya padamu
sebelum kau menyerukan hal tersebut padaku.
Aku telah menjadi orang yang bergabung
dengan dirimu. Aku tidak punya siapa-siapa lagi
di kaum Yahudi. Aku tidak mempunyai ayah
ataupun saudara. Sedangkan engkau
memberikan pilihan antara kafir dan Islam.
Tentu saja Allah dan Rasul-Nya lebih aku cintai
dari pada dilepaskan dalam keadaan kafir.”
Maka Rasulullah memperistri Shafiyah. Ketika
Rasulullah kembali dari pertempuran Khaibar
dan turut serta membawa Shafiyah bersama
beliau, Shafiyah dititipkan di salah satu rumah
Haritsah bin Nu’man.
Kemudian beberapa wanita kalangan Anshar
mendengar berita tersebut, mereka mendengar
tentang kecantikan Shafiyah, sehingga banyak
orang yang datang padanya. Aisyah, Ummul
Mukminin, juga datang mengunjunginya dengan
mengenakan cadar.
Aisyah masuk ke dalam dan berkenalan
dengannya. Ketika Aisyah keluar, Rasulullah juga
keluar dan berkata padanya, “Bagaimana
menurutmu, wahai Aisyah?”
Aisyah menjawab, “Aku melihat seorang
perempuan Yahudi.”
“Janganlah kau mengatakan hal semacam itu,
wahai Aisyah. Sesungguhnya dia telah masuk
Islam dan baik pula keadaan Islamnya,” kata
Rasulullah.
Suatu ketika Shafiyah menangis terisak karena
mendengar perkataan Hafshah, Ummul
Mukminin, yang mengatakan dirinya seorang
peranakan Yahudi. Ketika Rasulullah SAW
mengunjungi Shafiyah dan melihatnya
menangis, beliau bertanya, “Mengapa engkau
menangis?”
Shafiyah menjawab, “Hafshah binti Umar
berkata padaku bahwa aku adalah peranakan
Yahudi.”
Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya kau adalah
keturunan nabi, dan pamanmu juga berasal dari
keturunan nabi. Sungguh dirimu berada di garis
keturunan nabi.”
Kemudian Rasulullah berkata Hafshah,
“Bertakwalah pada Allah, wahai Hafshah!”
Pada saat Nabi SAW menderita sakit, para
istrinya berkumpul di tempat Aisyah, rumah di
mana Nabi meninggal dunia. Kemudian
Shafiyah berkata, “Demi Allah, Wahai Nabi Allah,
sungguh aku senang sekali menemani dirimu
dan selalu mendampingimu.”
Kemudian terdengar istri-istri Nabi
mengejeknya. Rasulullah memberikan
penjelasan pada mereka, lalu berkata, “Kalian ini
bergumam.”
Mereka berkata, “Karena apa, wahai Rasulullah?”
Nabi berkata, “Karena ejekan kalian terhadap
sahabat kalian tadi. Demi Allah, dia benar-benar
tulus dan jujur.”
Suatu ketika, sejumlah orang berkumpul di
dalam kamar Shafiyah, kemudian mereka
melakukan dzikir kepada Allah dan membaca Al-
Quran dan bersujud. Kemudian Shafiyah
memanggil mereka. Seorang budak perempuan
Umar bin Khattab juga datang pada Shafiyah.
Ketika pulang ia berkata kepada Umar,
“Sesungguhnya Shafiyah menyukai hari Sabtu
dan masih menyambung tali silaturrahmi
dengan Yahudi.”
Umar lalu mengutus budak perempuan itu
untuk menanyakan tentang hal tersebut?
Shafiyah menjawab, “Adapun hari Sabtu,
sungguh aku tidak menyukainya sejak Allah
telah menggantikan buat diriku hari Jum’at.
Sedangkan mengenai Yahudi, sesungguhnya aku
sempat berada di tengah-tengah mereka
dengan penuh kasih sayang, maka aku
menyambung tali silaturrahmi dengan mereka.”
Kemudian dia berkata pada budak perempuan
itu, “Apa yang membuatmu melakukan hal itu?”
Si budak menjawab, “Syetan.”
Lalu Shafiyah berkata, “Pergilah, kau telah
bebas!”
Shafiyah meriwayatkan sekitar sepuluh hadits
dari Rasulullah SAW, dan beberapa orang
meriwayatkan darinya. Di antara mereka Yazid
bin Mu’tab, Ishaq bin Abdullah bin Harits, dan
Muslim bin Shofwan. Shafiyah meninggal dunia
pada zaman kekhalifahan Muawiyah tahun 50 H,
atau di riyawat lain pada 52 H. Dan ada pula
yang meriwayatkan dia meninggal pada tahun
36 H.
-----------
sekilas orang kalau membaca riwayat gitu suka
salahpaham, apalagi yang tidak terlalu pintar
mencermati makna apalagi kalau hatinya sudah
iri dengki kepada nabi dan kafir memang doyan
memelintir, sehingga mereka bumbu-bumbui
dengan khayalan bodoh mereka sendiri.
aturan masa idah itu hanya berlaku untuk muslim. dalam perkawinn secara Islami.perkawinan ala kafir tak diakui dalam Islam,jadi upacara perkkawinan kafir itu sama saja dgn perzinahan,bukn perkawinan.
http://www.laskarislam.com/t8131-menjawab-fitnah-tentang-perkawinan-nabi-dengan-safiyah?highlight=safiyah
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
ada informasi lain muhammad saw ngawini safiyah setelah EMPAT BULAN SEPULUH HARI ?isaku wrote:coba fitnahnya dilengkapi dulu, tau darimana kamu "cuma beberapa hari"?
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
jadi maksudnya kamu g punya data apa2 selain kecap?childs north wrote:ada informasi lain muhammad saw ngawini safiyah setelah EMPAT BULAN SEPULUH HARI ?isaku wrote:coba fitnahnya dilengkapi dulu, tau darimana kamu "cuma beberapa hari"?
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
lha ... punyaku di atas/isi ts
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
lha iya saya kan nanya, beberapa harinya darimana?
dari link sampah ya?
dari link sampah ya?
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
INI INFORMASI DARI TONG SAMPAH
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, Nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
Kami sampai di Khaibar dan ketika Allah menolong Rasulnya utk membuka benteng, kecantikan dari Safiyah binti Huyai bin Akhtaq yang suaminya telah terbunuh disebutkan pada Rasulallah. Nabi memilih wanita itu untuk dirinya sendiri, dan ketika kami sampai disatu tempat bernama Sidd-as-Sahba, Safiyah telah bersih dari mens-nya ketika Rasulallah menikahi dia. Hais (makanan Arab) disiapkan dalam tatakan kulit. Lalu sang nabi berkata padaku, “Aku undang orang2 disekitarmu.” Jadi itu adalah pesta perkawinan antara nabi dan Safiya. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Medinah, dan kulihat sang Nabi, membuatkan utk istri barunya semacam tempat duduk dari jubahnya dibelakang dia (pada untanya). Dia lalu duduk disamping ontanya dan menyiapkan lututnya utk diinjak Safiyah naik ke unta
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
Sang nabi menjarah harta dan menaklukan benteng satu persatu ketika ia menyerang kesana. Yang pertama jatuh adalah benteng Na’im; disana Mahmud b. Maslama terbunuh oleh batu gerinda yang dilempar padanya; lalu al-Qamus benteng dari Abu’l Huqayq. Sang nabi menangkap tawanan dimana diantaranya terdapat Safiyah d. Huyayy b. Akhtab yang menjadi istri dari Kinana b. al-Rabi’ b. Abu’l Huqayq dan dua keponakannya. Sang nabi memilih Safiyah untuk dirinya sendiri.
Dihya b. Khalifa al-Kalbi meminta Safiyah dari sang nabi, dan ketika dia memilih Safiyha utk dirinya sendiri dia berikan dua keponakan Safiyah pada Dihya. Wanita2 Khaibar lainnya dibagikan diantara para muslim. Para muslim makan daging keledai Khaibar dan nabi berdiri dan melarang orang2 beberapa hal (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 511)
Ketika rasul menikahi Safiyah di perjalanan dari Khaibar, dia telah dipercantik dan disisir dan dibuat sehat bagi sang nabi oleh Ummi Sulaym d Milhan, ibu dari Anas b. Malik, rasul menghabiskan malam bersama Safiyah ditendanya. Abu Ayyub, Khalid b Zayd saudara dari B. Al-Najjar menghabiskan malam berjaga-jaga dg pedang siap hingga pagi, sang nabi bertanya kenapa dia melakukan itu. Dia menjawab, “Aku takut wanita ini akan membunuhmu karena kau telah membunuh ayahnya, suaminya dan kerabat2nya, dan belum lama dia masih seorang tidak percaya (islam), jadi aku takut akan nyawamu.” Mereka bilang sang nabi berkata “O Allah, jagalah Abu Ayyub karena dia menghabiskan semalaman menjagaku.” (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 516-517)
Dia menikahi Safiyah d. Huyayy b. Akhtab yang dia tangkap di Khaibar dan dipilihnya utk dirinya sendiri. Sang rasul pesta dengan korma dan hais karena tidak ada daging saat itu. Dia telah menikah sebelumnya dengan Kinana b al-Rabi’b Abul-Huqayq (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 793-794)
Dan:
Kinana al-Rabi, yang menyimpan harta dari Suku Nadir, dibawa kehadapan rasul yang bertanya tentang harta itu. Dia bilang tidak tahu tempat penyimpanan harta itu. Seorang Yahudi mendekati (dalam Hadis Tabari ditulis “dibawa”) kepada rasul dan yahudi itu berkata bahwa ia melihat Kinana berkeliaran direruntuhan setiap pagi2 buta. Ketika rasul mengatakan ini kepada Kinana, “Tahukah kau jika kami mendapatkan kau menyimpan harta itu aku akan membunuhmu?” Dia berkata “Ya”. Rasul memerintahkan reruntuhan itu digali dan beberapa harta lalu ditemukan. Ketika dia tanya harta lainnya dia menolak mengatakannya, jadi sang Rasul memerintahkan al-Zubayr al-Awwam, “Siksa dia sampai dia mengatakan tempat persembunyian harta itu.” Maka al-Zubayr mengambil kayu dan menyalakannya lalu menempelkannya didada Kinana sampai dia hampir mati. Lalu sang Rasul menyuruh bawa dia pada Muhammad b. Maslama dan memancungnya, sebagai balasan dendam atas saudaranya Mahmud. (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 515)
ada informasi lain DILUAR TONG SAMPAH menjelaskan muhammad saw ngawini safiyah setelah EMPAT BULAN SEPULUH HARI ?
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, Nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
Kami sampai di Khaibar dan ketika Allah menolong Rasulnya utk membuka benteng, kecantikan dari Safiyah binti Huyai bin Akhtaq yang suaminya telah terbunuh disebutkan pada Rasulallah. Nabi memilih wanita itu untuk dirinya sendiri, dan ketika kami sampai disatu tempat bernama Sidd-as-Sahba, Safiyah telah bersih dari mens-nya ketika Rasulallah menikahi dia. Hais (makanan Arab) disiapkan dalam tatakan kulit. Lalu sang nabi berkata padaku, “Aku undang orang2 disekitarmu.” Jadi itu adalah pesta perkawinan antara nabi dan Safiya. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Medinah, dan kulihat sang Nabi, membuatkan utk istri barunya semacam tempat duduk dari jubahnya dibelakang dia (pada untanya). Dia lalu duduk disamping ontanya dan menyiapkan lututnya utk diinjak Safiyah naik ke unta
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
Sang nabi menjarah harta dan menaklukan benteng satu persatu ketika ia menyerang kesana. Yang pertama jatuh adalah benteng Na’im; disana Mahmud b. Maslama terbunuh oleh batu gerinda yang dilempar padanya; lalu al-Qamus benteng dari Abu’l Huqayq. Sang nabi menangkap tawanan dimana diantaranya terdapat Safiyah d. Huyayy b. Akhtab yang menjadi istri dari Kinana b. al-Rabi’ b. Abu’l Huqayq dan dua keponakannya. Sang nabi memilih Safiyah untuk dirinya sendiri.
Dihya b. Khalifa al-Kalbi meminta Safiyah dari sang nabi, dan ketika dia memilih Safiyha utk dirinya sendiri dia berikan dua keponakan Safiyah pada Dihya. Wanita2 Khaibar lainnya dibagikan diantara para muslim. Para muslim makan daging keledai Khaibar dan nabi berdiri dan melarang orang2 beberapa hal (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 511)
Ketika rasul menikahi Safiyah di perjalanan dari Khaibar, dia telah dipercantik dan disisir dan dibuat sehat bagi sang nabi oleh Ummi Sulaym d Milhan, ibu dari Anas b. Malik, rasul menghabiskan malam bersama Safiyah ditendanya. Abu Ayyub, Khalid b Zayd saudara dari B. Al-Najjar menghabiskan malam berjaga-jaga dg pedang siap hingga pagi, sang nabi bertanya kenapa dia melakukan itu. Dia menjawab, “Aku takut wanita ini akan membunuhmu karena kau telah membunuh ayahnya, suaminya dan kerabat2nya, dan belum lama dia masih seorang tidak percaya (islam), jadi aku takut akan nyawamu.” Mereka bilang sang nabi berkata “O Allah, jagalah Abu Ayyub karena dia menghabiskan semalaman menjagaku.” (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 516-517)
Dia menikahi Safiyah d. Huyayy b. Akhtab yang dia tangkap di Khaibar dan dipilihnya utk dirinya sendiri. Sang rasul pesta dengan korma dan hais karena tidak ada daging saat itu. Dia telah menikah sebelumnya dengan Kinana b al-Rabi’b Abul-Huqayq (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 793-794)
Dan:
Kinana al-Rabi, yang menyimpan harta dari Suku Nadir, dibawa kehadapan rasul yang bertanya tentang harta itu. Dia bilang tidak tahu tempat penyimpanan harta itu. Seorang Yahudi mendekati (dalam Hadis Tabari ditulis “dibawa”) kepada rasul dan yahudi itu berkata bahwa ia melihat Kinana berkeliaran direruntuhan setiap pagi2 buta. Ketika rasul mengatakan ini kepada Kinana, “Tahukah kau jika kami mendapatkan kau menyimpan harta itu aku akan membunuhmu?” Dia berkata “Ya”. Rasul memerintahkan reruntuhan itu digali dan beberapa harta lalu ditemukan. Ketika dia tanya harta lainnya dia menolak mengatakannya, jadi sang Rasul memerintahkan al-Zubayr al-Awwam, “Siksa dia sampai dia mengatakan tempat persembunyian harta itu.” Maka al-Zubayr mengambil kayu dan menyalakannya lalu menempelkannya didada Kinana sampai dia hampir mati. Lalu sang Rasul menyuruh bawa dia pada Muhammad b. Maslama dan memancungnya, sebagai balasan dendam atas saudaranya Mahmud. (The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasulullah The Life of Muhammad, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 515)
ada informasi lain DILUAR TONG SAMPAH menjelaskan muhammad saw ngawini safiyah setelah EMPAT BULAN SEPULUH HARI ?
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
Di highlight dong beberapa harinya, MANA?
Udah ngambil dari tong sampah, masih perlu pula diplintir???
Udah ngambil dari tong sampah, masih perlu pula diplintir???
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
sifat Slimin-mah maunya DISUAPIN/PEMALAS tidak mau berfikir KERAS !!!
untuk membenarkan perbuatan bejat dalilnya adalah : nikah stela h EMPAT BULAN SEPULUH HARI
tidak usah tawaf (muter2)
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
untuk membenarkan perbuatan bejat dalilnya adalah : nikah stela h EMPAT BULAN SEPULUH HARI
tidak usah tawaf (muter2)
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
udah dikasih tahu kalau perkawinan ala kafir itu sama saja dengan tidak kawin, sama saja dengan zina.
jadi tak ada masa idahnya.
masa idah itu berlaku bagi perkawinan yang sesungguhnya,perkawinan yang dilakukan secara Islami.
kalau dg mau kawin dg kafir yg baru saja mualaf cukup dicek apakah sedang dalam kondisi hamil akibat perzinahannya semasa kafir,baik dg adanya upacara perkawinan ala kafir atau tidak, atau tidak hamil, nah kalau memang tidak sedang hamil,spt Safiyah yg diketahui habis saja selesai haid/mens,jelas tidak sedang dalam kondisi hamil,maka boleh dinikahi,tak ada masa idah,krn upacara perkawinan ala kafir itu sama saja dengan perzinahan,bukan perkawinan yg sesungguhnya secara Islami.
jadi tak ada masa idahnya.
masa idah itu berlaku bagi perkawinan yang sesungguhnya,perkawinan yang dilakukan secara Islami.
kalau dg mau kawin dg kafir yg baru saja mualaf cukup dicek apakah sedang dalam kondisi hamil akibat perzinahannya semasa kafir,baik dg adanya upacara perkawinan ala kafir atau tidak, atau tidak hamil, nah kalau memang tidak sedang hamil,spt Safiyah yg diketahui habis saja selesai haid/mens,jelas tidak sedang dalam kondisi hamil,maka boleh dinikahi,tak ada masa idah,krn upacara perkawinan ala kafir itu sama saja dengan perzinahan,bukan perkawinan yg sesungguhnya secara Islami.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
kata alloh swt istri2 nabi adalah ibu2/mami2/ma2 orang beriman, maka mau tidak mau, suka tidak suka, ... HARUS mengikuti ketentuan si IDDHA-nya Alloh swt
jika jawabanmu seperti itu !!! lagi2 muhammad saw MENGENCINGI ALQORAN firman alloh swt ?
jika jawabanmu seperti itu !!! lagi2 muhammad saw MENGENCINGI ALQORAN firman alloh swt ?
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
Kamu g bisa baca ya?childs north wrote:sifat Slimin-mah maunya DISUAPIN/PEMALAS tidak mau berfikir KERAS !!!
untuk membenarkan perbuatan bejat dalilnya adalah : nikah stela h EMPAT BULAN SEPULUH HARI
tidak usah tawaf (muter2)
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
Mana beberapa hari dari hari pembunuhan???
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
http://app.lidwa.com/?k=muslim&n=2564
MUSLIM HADIST NO - 2564
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas dia berkata; "Saya membonceng Abu Thalhah pada waktu perang Khaibar, sedangkan kakiku bersentuhan dengan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas melanjutkan; Kemudian kami mendatangi mereka (penduduk Khaibar) sebelum matahari terbit, sedangkan mereka (penduduknya) telah keluar ke jalan-jalan mereka dan ke tempat-tempat mereka bekerja, maka mereka berteriak; "Muhammad dan tentaranya telah datang!?." Anas melanjutkan; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu." Anas melanjutkan; Kemudian Allah Azza Wa Jalla mengalahkan mereka, dan Dihyah menawan seorang budak perempuan yang cantik, Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli budak tersebut dengan tujuh sahaya, lalu beliau menyerahkannya kepada Ummu Sulaim supaya dia melayaninya dan mempersiapkannya. Tsabit berkata; Saya kira Anas berkata; Lalu dia menunggu masa iddah di rumahnya, dia adalah Shafiyah putri Huyay. Anas berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah (pesta pernikahan) dengan kurma, susu kering dan minyak samin, lalu dibentangkannya tikar yang terbuat dari kulit di atas bumi, dan dihidangkannya susu kering dan minyak samin, maka orang-orang merasa kenyang dengannya. Anas berkata; Orang-orang sama berkata; "Kami tidak tahu, apakah beliau menikahinya atau hanya sekedar menjadikannya sebagai Ummu Walad (yaitu budak perempuan yang lahir dari hasil hubungan ibunya dan tuannya), sebagian mereka menjawab; "Jika beliau menutupinya (mengenakannya hijab), berarti dia adalah istrinya, tapi jika beliau tidak menutupinya, berarti statsusnya adalah Ummu Walad." Tatkala beliau hendak menaiki kendaraannya, beliau menutupi Shafiyah, kemudian dia duduk di belakang punggung kendaraannya, lantas orang-orang tahu bahwa beliau telah menikahinya. Ketika sudah dekat dengan Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendahului kami. Anas berkata; Tiba-tiba unta beliau yang bernama Al 'Adlba` tergelincir, sehingga posisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergeser, dan (Shafiyah) pun terjatuh, lantas beliau bangun dan menutupi Shafiyah. Dan para wanita memanjangkan lehernya sambil mengatakan; "Semoga Allah menjauhkan wanita Yahudi ini." Tsabit berkata; Saya bertanya; "Wahai Abu Hamzah, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menggaulinya?" Dia menjawab; "Demi Allah, beliau telah menggaulinya."
MUSLIM HADIST NO - 2564
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas dia berkata; "Saya membonceng Abu Thalhah pada waktu perang Khaibar, sedangkan kakiku bersentuhan dengan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas melanjutkan; Kemudian kami mendatangi mereka (penduduk Khaibar) sebelum matahari terbit, sedangkan mereka (penduduknya) telah keluar ke jalan-jalan mereka dan ke tempat-tempat mereka bekerja, maka mereka berteriak; "Muhammad dan tentaranya telah datang!?." Anas melanjutkan; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu." Anas melanjutkan; Kemudian Allah Azza Wa Jalla mengalahkan mereka, dan Dihyah menawan seorang budak perempuan yang cantik, Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli budak tersebut dengan tujuh sahaya, lalu beliau menyerahkannya kepada Ummu Sulaim supaya dia melayaninya dan mempersiapkannya. Tsabit berkata; Saya kira Anas berkata; Lalu dia menunggu masa iddah di rumahnya, dia adalah Shafiyah putri Huyay. Anas berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah (pesta pernikahan) dengan kurma, susu kering dan minyak samin, lalu dibentangkannya tikar yang terbuat dari kulit di atas bumi, dan dihidangkannya susu kering dan minyak samin, maka orang-orang merasa kenyang dengannya. Anas berkata; Orang-orang sama berkata; "Kami tidak tahu, apakah beliau menikahinya atau hanya sekedar menjadikannya sebagai Ummu Walad (yaitu budak perempuan yang lahir dari hasil hubungan ibunya dan tuannya), sebagian mereka menjawab; "Jika beliau menutupinya (mengenakannya hijab), berarti dia adalah istrinya, tapi jika beliau tidak menutupinya, berarti statsusnya adalah Ummu Walad." Tatkala beliau hendak menaiki kendaraannya, beliau menutupi Shafiyah, kemudian dia duduk di belakang punggung kendaraannya, lantas orang-orang tahu bahwa beliau telah menikahinya. Ketika sudah dekat dengan Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendahului kami. Anas berkata; Tiba-tiba unta beliau yang bernama Al 'Adlba` tergelincir, sehingga posisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergeser, dan (Shafiyah) pun terjatuh, lantas beliau bangun dan menutupi Shafiyah. Dan para wanita memanjangkan lehernya sambil mengatakan; "Semoga Allah menjauhkan wanita Yahudi ini." Tsabit berkata; Saya bertanya; "Wahai Abu Hamzah, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menggaulinya?" Dia menjawab; "Demi Allah, beliau telah menggaulinya."
musicman- LETNAN SATU
-
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
masa iddah-nya itu EMPAT BULAN SEPULUH HARI (Qs 2.234) ??
masih lebih logis berdasarkan dari hadis di bawah ini, dalam konteks safiyah, setelah muhammad saw membunuh semua pria di Khaibar
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524. Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah ...
masih lebih logis berdasarkan dari hadis di bawah ini, dalam konteks safiyah, setelah muhammad saw membunuh semua pria di Khaibar
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524. Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah ...
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
pakai saja akal sehatmu !!!isaku wrote:Kamu g bisa baca ya?childs north wrote:sifat Slimin-mah maunya DISUAPIN/PEMALAS tidak mau berfikir KERAS !!!
untuk membenarkan perbuatan bejat dalilnya adalah : nikah stela h EMPAT BULAN SEPULUH HARI
tidak usah tawaf (muter2)
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
Mana beberapa hari dari hari pembunuhan???
setelah MENGGARONG LEHER semua pria dan MENJARAH semua harta di Khaibar, muhammad membawa safiyah pulang ke Medinah
NGINAPNYA 3 malam diantara Khaibar dan Medinah dan MENIKAHI safiyah
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
sudah dikasih tahu kl tanpa menunggu masa idah pun bisa, krn perkawinan ala kafir itu BUKAN perkawinan yg sesungguhnya yg scr Islami,jadi status Safiyah adalah lajang bukan janda,meski sbg kafir ia pernah berzina,tapi bukan janda krn tak ada perkawinan yg ia lakukan scr Islam.
Jadi jauh sebelum dikawini nabi, Safiyah itu kafir, belum jadi istri nabi!
setelah ia mualaf,terhapuslah seluruh dosa zinanya semasa jadi kafir.
nah cukup dicek,apakah ia hamil atau tidak,krn saat itu Safiyah habis selesai haids,jelas ia tidak hamil dan bahkan tidak pernah disentuh oleh suami kafirnya selama dalam ikatan perzinahan(perkawinan ala kafir) itu.
nah,boleh lah nabi segera menikahinya,baru setelah menikah itu ia jadi istri nabi, sebelumnya Safiyah adalah wanita kafir.
Jadi jauh sebelum dikawini nabi, Safiyah itu kafir, belum jadi istri nabi!
setelah ia mualaf,terhapuslah seluruh dosa zinanya semasa jadi kafir.
nah cukup dicek,apakah ia hamil atau tidak,krn saat itu Safiyah habis selesai haids,jelas ia tidak hamil dan bahkan tidak pernah disentuh oleh suami kafirnya selama dalam ikatan perzinahan(perkawinan ala kafir) itu.
nah,boleh lah nabi segera menikahinya,baru setelah menikah itu ia jadi istri nabi, sebelumnya Safiyah adalah wanita kafir.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
MODEL berfikirnya slimah yang satu ini .... :
.... jadi status Safiyah adalah lajang bukan janda
VS
nah cukup dicek,apakah ia hamil atau tidak,krn saat itu Safiyah habis selesai haids,jelas ia tidak hamil dan bahkan tidak pernah disentuh oleh suami kafirnya
.... jadi status Safiyah adalah lajang bukan janda
VS
nah cukup dicek,apakah ia hamil atau tidak,krn saat itu Safiyah habis selesai haids,jelas ia tidak hamil dan bahkan tidak pernah disentuh oleh suami kafirnya
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
suami kafir itu scr Islam bukan suami,krn tak dikenal upacara kawin scr kafir dalam Islam.
jadi meski kafir mnyebutnya suami,tapi tidak bisa diakui scr Islam sbg suami,upacara perkawinan scr kafir itu bukan perkawinan dlm Islam,tapi sama saja dengan perzinahan jika terjadi persetubuhan.
apalagi dlm kasus Safiyah ini,persetubuhan.pun belum terjadi,hanya sekedar upacara perkawinan ala kafir yg tak ada artinya dlm Islam,jadi status Safiyah adalah gadis,lajang.
jadi meski kafir mnyebutnya suami,tapi tidak bisa diakui scr Islam sbg suami,upacara perkawinan scr kafir itu bukan perkawinan dlm Islam,tapi sama saja dengan perzinahan jika terjadi persetubuhan.
apalagi dlm kasus Safiyah ini,persetubuhan.pun belum terjadi,hanya sekedar upacara perkawinan ala kafir yg tak ada artinya dlm Islam,jadi status Safiyah adalah gadis,lajang.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
Tidak bisa highlight "beberapa hari" malah leher yg di highlight, frustasi???childs north wrote:pakai saja akal sehatmu !!!isaku wrote:Kamu g bisa baca ya?childs north wrote:sifat Slimin-mah maunya DISUAPIN/PEMALAS tidak mau berfikir KERAS !!!
untuk membenarkan perbuatan bejat dalilnya adalah : nikah stela h EMPAT BULAN SEPULUH HARI
tidak usah tawaf (muter2)
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
Mana beberapa hari dari hari pembunuhan???
setelah MENGGARONG LEHER semua pria dan MENJARAH semua harta di Khaibar, muhammad membawa safiyah pulang ke Medinah
NGINAPNYA 3 malam diantara Khaibar dan Medinah dan MENIKAHI safiyah
Data tidak bisa campur aduk dengan asumsi. Data yg tersedia menyebutkan 3 hari adalah hanya waktu menginap antara Khaibar Madinah.
Jadi "beberapa harimu" hanyalah plintiran, buah dari pikiran kotor.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
Mutiaraa wrote:sudah dikasih tahu kl tanpa menunggu masa idah pun bisa, krn perkawinan ala kafir itu BUKAN perkawinan yg sesungguhnya yg scr Islami,jadi status Safiyah adalah lajang bukan janda,meski sbg kafir ia pernah berzina,tapi bukan janda krn tak ada perkawinan yg ia lakukan scr Islam.
Jadi jauh sebelum dikawini nabi, Safiyah itu kafir, belum jadi istri nabi!
setelah ia mualaf,terhapuslah seluruh dosa zinanya semasa jadi kafir.
nah cukup dicek,apakah ia hamil atau tidak,krn saat itu Safiyah habis selesai haids,jelas ia tidak hamil dan bahkan tidak pernah disentuh oleh suami kafirnya selama dalam ikatan perzinahan(perkawinan ala kafir) itu.
nah,boleh lah nabi segera menikahinya,baru setelah menikah itu ia jadi istri nabi, sebelumnya Safiyah adalah wanita kafir.
Sahih Bukhari, Volumn 003, Book 034, Hadith Number 437.
-----------------------------------------
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
Kami tiba di Khaibar, dan ketika allah membantu rasulnya membuka bentang, kecantikan Safiya bint Huyai bin Akhtaq yang suaminya telah dibunuh ketika dia masih seorang pengantin disebutkan kepada rasul Allah. Rasul allah memilih dia bagi dirinya sendiri, dan berangkat bersamanya, dan ketika kami mencapai tempat yang disebut Sidd-as-Sahba, Safiya menjadi bersih dari haidnya, lalu rasul Allah menikahi dia. Hais disediakan di sehelai kulit. Lalu nabi berkata kepadaku, "Undanglah orang-orang di sekitarmu." Maka itulah perjamuan pernikahan Nabi dan Safiya. Lalu kami terus menuju Medinah. Dan saya melihat Nabi telah menghijab dia hijab sedangkan dia dibelakang nabi. Lalu Nabi duduk di untanya dan memebiarkan Safiya kakinya di atas keningnya untuk mengendarai unta.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفَّارِ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خَيْبَرَ، فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْحِصْنَ ذُكِرَ لَهُ جَمَالُ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَىِّ بْنِ أَخْطَبَ، وَقَدْ قُتِلَ زَوْجُهَا، وَكَانَتْ عَرُوسًا، فَاصْطَفَاهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِنَفْسِهِ فَخَرَجَ بِهَا، حَتَّى بَلَغْنَا سَدَّ الرَّوْحَاءِ حَلَّتْ، فَبَنَى بِهَا، ثُمَّ صَنَعَ حَيْسًا فِي نِطَعٍ صَغِيرٍ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " آذِنْ مَنْ حَوْلَكَ ". فَكَانَتْ تِلْكَ وَلِيمَةَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى صَفِيَّةَ، ثُمَّ خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ، قَالَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ، ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ، فَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ، حَتَّى تَرْكَبَ.
http://www.sunnah.com/bukhari/34
TIDAK ADA KATA ATAU KALIMAT DALAM BAHASA arab YANG MENYATAKAN DIA SUDAH BERSIH DARI MENSNYA ....
Yang ada cuma kata :
“Istafa” === فَاصْطَفَاهَا
maklum translator orang Indonesia (Islam) SELALU & selalu ...
-----------------------------------------
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
Kami tiba di Khaibar, dan ketika allah membantu rasulnya membuka bentang, kecantikan Safiya bint Huyai bin Akhtaq yang suaminya telah dibunuh ketika dia masih seorang pengantin disebutkan kepada rasul Allah. Rasul allah memilih dia bagi dirinya sendiri, dan berangkat bersamanya, dan ketika kami mencapai tempat yang disebut Sidd-as-Sahba, Safiya menjadi bersih dari haidnya, lalu rasul Allah menikahi dia. Hais disediakan di sehelai kulit. Lalu nabi berkata kepadaku, "Undanglah orang-orang di sekitarmu." Maka itulah perjamuan pernikahan Nabi dan Safiya. Lalu kami terus menuju Medinah. Dan saya melihat Nabi telah menghijab dia hijab sedangkan dia dibelakang nabi. Lalu Nabi duduk di untanya dan memebiarkan Safiya kakinya di atas keningnya untuk mengendarai unta.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفَّارِ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خَيْبَرَ، فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْحِصْنَ ذُكِرَ لَهُ جَمَالُ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَىِّ بْنِ أَخْطَبَ، وَقَدْ قُتِلَ زَوْجُهَا، وَكَانَتْ عَرُوسًا، فَاصْطَفَاهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِنَفْسِهِ فَخَرَجَ بِهَا، حَتَّى بَلَغْنَا سَدَّ الرَّوْحَاءِ حَلَّتْ، فَبَنَى بِهَا، ثُمَّ صَنَعَ حَيْسًا فِي نِطَعٍ صَغِيرٍ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " آذِنْ مَنْ حَوْلَكَ ". فَكَانَتْ تِلْكَ وَلِيمَةَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى صَفِيَّةَ، ثُمَّ خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ، قَالَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ، ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ، فَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ، حَتَّى تَرْكَبَ.
http://www.sunnah.com/bukhari/34
TIDAK ADA KATA ATAU KALIMAT DALAM BAHASA arab YANG MENYATAKAN DIA SUDAH BERSIH DARI MENSNYA ....
Yang ada cuma kata :
“Istafa” === فَاصْطَفَاهَا
maklum translator orang Indonesia (Islam) SELALU & selalu ...
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
nabi tak akan menikahinya kl ia sedang hamil,dan bahkan ia belum pernah tersentuh suami kafirnya
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
isaku wrote:Tidak bisa highlight "beberapa hari" malah leher yg di highlight, frustasi???childs north wrote:pakai saja akal sehatmu !!!isaku wrote:Kamu g bisa baca ya?childs north wrote:sifat Slimin-mah maunya DISUAPIN/PEMALAS tidak mau berfikir KERAS !!!
untuk membenarkan perbuatan bejat dalilnya adalah : nikah stela h EMPAT BULAN SEPULUH HARI
tidak usah tawaf (muter2)
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama tiga malam antara Khaibar dan Medinah dan menikahi Safiyah. Saya mengundang para muslim pada pesta pernikahannya dan tidak ada daging maupun roti dalam pesta itu tapi sang nabi memerintahkan Bilal utk menyiapkan tatakan kulit dimana kurma, yogurt kering dan mentega ditempatkan. Para muslim berkata satu sama lain, “Akankah dia (Safiyah) jadi salah seorang Ibu orang2 Beriman (Umul Mukminin/istri nabi) atau hanya (wanita tawanan/budak) yang berhak dimiliki oleh tangan kanan?” Sebagian berkata, “Jika sang nabi membuat dia memakai cadar, maka dia akan jadi Ibu Orang2 Beriman, jika tidak, maka hanya jadi budak perempuan saja.” Lalu ketika dia berangkat, dia menyediakan tempat bagi Safiyah dibelakang dia (diatas unta) dan membuat dia memakai cadar
Mana beberapa hari dari hari pembunuhan???
setelah MENGGARONG LEHER semua pria dan MENJARAH semua harta di Khaibar, muhammad membawa safiyah pulang ke Medinah
NGINAPNYA 3 malam diantara Khaibar dan Medinah dan MENIKAHI safiyah
Data tidak bisa campur aduk dengan asumsi. Data yg tersedia menyebutkan 3 hari adalah hanya waktu menginap antara Khaibar Madinah.
Jadi "beberapa harimu" hanyalah plintiran, buah dari pikiran kotor.
yang di bawah ini masih kurang jelas ???
Sahih Bukhari Volume 5, Buku 59, nomor 524
Diriwayatkan oleh Anas:
Sang Nabi tinggal selama TIGA malam antara Khaibar dan Medinah dan MENIKAHI Safiyah
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Masa Iddah dalam Perkawinan Muhammad dan Safiyah
musicman wrote:http://app.lidwa.com/?k=muslim&n=2564
MUSLIM HADIST NO - 2564
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas dia berkata; "Saya membonceng Abu Thalhah pada waktu perang Khaibar, sedangkan kakiku bersentuhan dengan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas melanjutkan; Kemudian kami mendatangi mereka (penduduk Khaibar) sebelum matahari terbit, sedangkan mereka (penduduknya) telah keluar ke jalan-jalan mereka dan ke tempat-tempat mereka bekerja, maka mereka berteriak; "Muhammad dan tentaranya telah datang!?." Anas melanjutkan; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu." Anas melanjutkan; Kemudian Allah Azza Wa Jalla mengalahkan mereka, dan Dihyah menawan seorang budak perempuan yang cantik, Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli budak tersebut dengan tujuh sahaya, lalu beliau menyerahkannya kepada Ummu Sulaim supaya dia melayaninya dan mempersiapkannya. Tsabit berkata; Saya kira Anas berkata; Lalu dia menunggu masa iddah di rumahnya, dia adalah Shafiyah putri Huyay. Anas berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah (pesta pernikahan) dengan kurma, susu kering dan minyak samin, lalu dibentangkannya tikar yang terbuat dari kulit di atas bumi, dan dihidangkannya susu kering dan minyak samin, maka orang-orang merasa kenyang dengannya. Anas berkata; Orang-orang sama berkata; "Kami tidak tahu, apakah beliau menikahinya atau hanya sekedar menjadikannya sebagai Ummu Walad (yaitu budak perempuan yang lahir dari hasil hubungan ibunya dan tuannya), sebagian mereka menjawab; "Jika beliau menutupinya (mengenakannya hijab), berarti dia adalah istrinya, tapi jika beliau tidak menutupinya, berarti statsusnya adalah Ummu Walad." Tatkala beliau hendak menaiki kendaraannya, beliau menutupi Shafiyah, kemudian dia duduk di belakang punggung kendaraannya, lantas orang-orang tahu bahwa beliau telah menikahinya. Ketika sudah dekat dengan Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendahului kami. Anas berkata; Tiba-tiba unta beliau yang bernama Al 'Adlba` tergelincir, sehingga posisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergeser, dan (Shafiyah) pun terjatuh, lantas beliau bangun dan menutupi Shafiyah. Dan para wanita memanjangkan lehernya sambil mengatakan; "Semoga Allah menjauhkan wanita Yahudi ini." Tsabit berkata; Saya bertanya; "Wahai Abu Hamzah, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menggaulinya?" Dia menjawab; "Demi Allah, beliau telah menggaulinya."
apalagi ternyata sampai begini.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Halaman 1 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Similar topics
» Hukum haji bagi wanita dalam masa iddah
» Menjawab FITNAH tentang perkawinan Nabi dengan Safiyah
» tatacara perkawinan dalam islam
» perkawinan sebagai motivasi dalam beragama
» untuk negara-negara yang dalam keadaan atau dalam masa perang
» Menjawab FITNAH tentang perkawinan Nabi dengan Safiyah
» tatacara perkawinan dalam islam
» perkawinan sebagai motivasi dalam beragama
» untuk negara-negara yang dalam keadaan atau dalam masa perang
Halaman 1 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik