hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Halaman 8 dari 12 • Share
Halaman 8 dari 12 • 1, 2, 3 ... 7, 8, 9, 10, 11, 12
hikmah di balik kisah isra' mi'raj
First topic message reminder :
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Himahnya ne kejadian.....
Daripada ngaku lagi ngamar (di rumah umi) mending bikin alibi luar biasa jalan2 ke syuuuurga sambil "nunggangi" buraq
ada yang ketusuk sembilu ngebaca tulisan gue di atas
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:cain wrote:Himahnya ne kejadian.....
Daripada ngaku lagi ngamar (di rumah umi) mending bikin alibi luar biasa jalan2 ke syuuuurga sambil "nunggangi" buraq
ada yang ketusuk sembilu ngebaca tulisan gue di atas.
Al Qur'an mengisyaratkan bahwa rasul/nabi yang benar datang dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana senantiasa dicemoohkan (Yaasiin 36:30/31 & Az-Zukhruf 43:6/7). Jadi, cemoohan kamu - mungkin karena tidak tahu ilmunya - merupakan bukti bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi/rasul yang benar datang dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Tentu saja orang-orang yang mencemoohkan Nabi Muhammad saw, berarti menantang Allah, Tuhan Yang Mengutusnya. Menurut Al Qur'an, sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina. (Al Mujaadalah 58:20/21).
Kembali ke topik, Hikmah Mi'raj adalah derajat tertinggi yang dianugerahkan Allah, Tuhan Yang Maha Mulia kepada Nabi Muhammad saw, yakni maqam syahadat, LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH. Tidak ada seorang nabi/rasul pun, baik sebelum dan sesudah Nabi Muhammad saw yang Dia anugerahi maqam syahadat. Sedangkan Hikmat Israa' adalah umat Islam akan tersebar ke seluruh pelosok dunia, dan hal ini telah, sedang, dan akan terus terjadi dengan izin dan pertolongan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
Bagi orang-orang yang beriman, percaya kepada Nabi Muhammad saw sama dengan percaya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui yang telah mengutusnya. Dia menyatakan di dalam Ulangan 18:18 bahwa "dia (Nabi Muhammad saw) hanya mengatakan apa yang Allah perintahkan kepadanya", dan Dia juga menyatakan di dalam An-Najm 53:4 bahwa "ia (Nabi Muhammad saw) tidak berkata-kata menurut kehendak nafsunya." Lagipula, Umi Hanni, janda itu adalah saudara sepupu Nabi Muhammad saw, yakni puteri Abu Thalib, paman Nabi Muhammad saw. Jadi, orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya saw tidak mungkin diberi kemampuan untuk memahami hikmah di balik Mi'raj dan Israa'.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Hikmahnya :
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Hikmahnya :
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya :
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Cain 54:14 "Sesungguhnya, mereka yang mengimani mahluk pembuat tipu daya yang paling lihai sebagai tuhannya dan manusia gurun yang mangakui dirinya sebagai nabinya adalah orang-orang yang sangat hina."
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya :
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Cain 54:14 "Sesungguhnya, mereka yang mengimani mahluk pembuat tipu daya yang paling lihai sebagai tuhannya dan manusia gurun yang mangakui dirinya sebagai nabinya adalah orang-orang yang sangat hina."
Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Tidak ada paksaan dalam agama, karena jalan yang benar itu jelas sekali bedanya daripada jalan kesesatan." (Al Baqarah 2:256/257), dan Dia juga berfirman "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Stop OOT please.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya :
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Cain 54:14 "Sesungguhnya, mereka yang mengimani mahluk pembuat tipu daya yang paling lihai sebagai tuhannya dan manusia gurun yang mangakui dirinya sebagai nabinya adalah orang-orang yang sangat hina."Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Tidak ada paksaan dalam agama, karena jalan yang benar itu jelas sekali bedanya daripada jalan kesesatan." (Al Baqarah 2:256/257), dan Dia juga berfirman "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Stop OOT please.
Baca judul sebelum ngomong OOT SOTOY
HIKMAHNYA tuh yang gue tulis
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya :
Ada yang lagi tidur dengan janda tapi ngimpi nunggangi buraq naik ke syuurga.
Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Cain 54:14 "Sesungguhnya, mereka yang mengimani mahluk pembuat tipu daya yang paling lihai sebagai tuhannya dan manusia gurun yang mangakui dirinya sebagai nabinya adalah orang-orang yang sangat hina."Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Tidak ada paksaan dalam agama, karena jalan yang benar itu jelas sekali bedanya daripada jalan kesesatan." (Al Baqarah 2:256/257), dan Dia juga berfirman "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Stop OOT please.
Baca judul sebelum ngomong OOT SOTOY
HIKMAHNYA tuh yang gue tulis
Hikmahnya itu artinya manfaatnya atau kesimpulan positifnya:
1. Hikmah Mi'raj adalah bahwa derajat Nabi Muhammad saw diangkat sampai tingkat tertinggi yang derajat syahadat: LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH.
2. Hikmah Israa' adalah bahwa agama Islam tersebar ke tempat-tempat yang jauh sampai ke seluruh pelosok dunia.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Cain 54:14 "Sesungguhnya, mereka yang mengimani mahluk pembuat tipu daya yang paling lihai sebagai tuhannya dan manusia gurun yang mangakui dirinya sebagai nabinya adalah orang-orang yang sangat hina."Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana berfirman: "Tidak ada paksaan dalam agama, karena jalan yang benar itu jelas sekali bedanya daripada jalan kesesatan." (Al Baqarah 2:256/257), dan Dia juga berfirman "Sesungguhnya, mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan termasuk orang-orang yang hina." (Al Mujaadalah 58:20/21).
Stop OOT please.
Baca judul sebelum ngomong OOT SOTOY
HIKMAHNYA tuh yang gue tulis
Hikmahnya itu artinya manfaatnya atau kesimpulan positifnya:
1. Hikmah Mi'raj adalah bahwa derajat Nabi Muhammad saw diangkat sampai tingkat tertinggi yang derajat syahadat: LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH.
2. Hikmah Israa' adalah bahwa agama Islam tersebar ke tempat-tempat yang jauh sampai ke seluruh pelosok dunia.
hi hi hi .................... nih aku bantu, hikmah mi'raj n.muhammad, diantaranya ;
1. setiap planet berpenduduk manusia dengan bahan kebutuhan hidup secukupnya dan memang untuk manusialah planet-planet itu diciptakan.
2. Setiap planet memiliki kutub-kutub putaran, di Utaranya didirikan Ka'bah oleh nabi yang diperintah oleh ALLAH. Planet-planet yang ada di tatasurya ini telah mengalami perpindahan kutub-kutubnya pada waktu peristiwa "tofan Noah" di Bumi. Maka Ka'bah di planet itu adalah tempat kutub utara dulunya.
dua aja dulu dah .................................... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
kok tau?cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
jandanya pasti ibu mu!!!
kasian, dan kau pastilah anak hasil dari perbuatan hina ibu mu
omzell- SERSAN MAYOR
-
Posts : 513
Kepercayaan : Islam
Location : surabaya
Join date : 26.01.14
Reputation : 4
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
omzell wrote:kok tau?cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
jandanya pasti ibu mu!!!
kasian, dan kau pastilah anak hasil dari perbuatan hina ibu mu
Sedang ngomongin diri sendiri ya tong??
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:
hi hi hi .................... nih aku bantu, hikmah mi'raj n.muhammad, diantaranya ;
1. setiap planet berpenduduk manusia dengan bahan kebutuhan hidup secukupnya dan memang untuk manusialah planet-planet itu diciptakan.
2. Setiap planet memiliki kutub-kutub putaran, di Utaranya didirikan Ka'bah oleh nabi yang diperintah oleh ALLAH. Planet-planet yang ada di tatasurya ini telah mengalami perpindahan kutub-kutubnya pada waktu peristiwa "tofan Noah" di Bumi. Maka Ka'bah di planet itu adalah tempat kutub utara dulunya.
dua aja dulu dah .................................... okey
Adakah ayat suci Al Qur'an dan/atau Hadits yang mendukung penafsiran anda?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:omzell wrote:kok tau?cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
jandanya pasti ibu mu!!!
kasian, dan kau pastilah anak hasil dari perbuatan hina ibu mu
Sedang ngomongin diri sendiri ya tong??
Back to topic please.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
emangnya aku yesusmu ya tong sampah???cain wrote:omzell wrote:kok tau?cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
jandanya pasti ibu mu!!!
kasian, dan kau pastilah anak hasil dari perbuatan hina ibu mu
Sedang ngomongin diri sendiri ya tong??
omzell- SERSAN MAYOR
-
Posts : 513
Kepercayaan : Islam
Location : surabaya
Join date : 26.01.14
Reputation : 4
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
omzell wrote:emangnya aku yesusmu ya tong sampah???cain wrote:omzell wrote:kok tau?cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
jandanya pasti ibu mu!!!
kasian, dan kau pastilah anak hasil dari perbuatan hina ibu mu
Sedang ngomongin diri sendiri ya tong??
Back to topic please!!!!!!!!!!!!!!!
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
hi hi hi .................... nih aku bantu, hikmah mi'raj n.muhammad, diantaranya ;
1. setiap planet berpenduduk manusia dengan bahan kebutuhan hidup secukupnya dan memang untuk manusialah planet-planet itu diciptakan.
2. Setiap planet memiliki kutub-kutub putaran, di Utaranya didirikan Ka'bah oleh nabi yang diperintah oleh ALLAH. Planet-planet yang ada di tatasurya ini telah mengalami perpindahan kutub-kutubnya pada waktu peristiwa "tofan Noah" di Bumi. Maka Ka'bah di planet itu adalah tempat kutub utara dulunya.
dua aja dulu dah .................................... okey
Adakah ayat suci Al Qur'an dan/atau Hadits yang mendukung penafsiran anda?
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja dulu
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:lha semua nabi katamu jujur?
berarti gak bisa dong dijadikan dalil buat si kelamin
piye to DUNG? ( 'dung'nya kok ditambahi 'U')Bukankah sudah tertulis di dalam Ulangan 18:18, bahwa "ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." Karena ia (Nabi Muhammad saw) mengatakan kepada sekalian manusia segala yang Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa perintahkan kepadanya, maka Nabi Muhammad saw itu JUJUR.Kejujuran Nabi Muhammad saw itu, selain diakui Allah dalam An-Najm 53:4, juga diakui oleh orang-orang di sekitar beliau saw ketika Allah belum mengutusnya sebagai Nabi. Sehingga, ketika Nabi Muhammad saw menceriterakan tentang pemandangan ruhani (kasysyaf/ru'ya) yang diperlihatkan Tuhan Yang Maha Kuasa ketika Nabi saw ber-Mi'raj (kenaikan di waktu malam) dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha, dan ber-Israa' (perjalanan di waktu malam) dari Masjidil Haram ke masjidil aqsha (Baitul Maqdis di Yerusalem), maka banyak orang yang percaya, kecuali orang-orang kafir dan musyrik yang tidak menyukainya.Hikmah Mi'raj adalah derajat tertinggi yang dianugerahkan Allah Tuhan Yang Maha Esa kepada Nabi Muhammad saw, yakni maqam syahadat LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH, tidak ada seorang Nabi/Rasul Allah sebelum dan sesudah Nabi Muhammad saw yang memiliki derajat tertinggi seperti ini. Sedangkan hikmah Israa' adalah bahwa agama Islam akan tersebar ke masjidil aqsha atau masjid-masjid yang jauh di seluruh pelosok dunia. Dan, hal ini sudah terbukti melalui para Khalifah dan orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh hingga sekarang.
kalau semua nabi 'jujur' kenapa itu merujuk ke mr Mo?
lagian..
frase: ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya
kenapa ditafsir ia 'jujur'?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:lha semua nabi katamu jujur?
berarti gak bisa dong dijadikan dalil buat si kelamin
piye to DUNG? ( 'dung'nya kok ditambahi 'U')Bukankah sudah tertulis di dalam Ulangan 18:18, bahwa "ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." Karena ia (Nabi Muhammad saw) mengatakan kepada sekalian manusia segala yang Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa perintahkan kepadanya, maka Nabi Muhammad saw itu JUJUR.Kejujuran Nabi Muhammad saw itu, selain diakui Allah dalam An-Najm 53:4, juga diakui oleh orang-orang di sekitar beliau saw ketika Allah belum mengutusnya sebagai Nabi. Sehingga, ketika Nabi Muhammad saw menceriterakan tentang pemandangan ruhani (kasysyaf/ru'ya) yang diperlihatkan Tuhan Yang Maha Kuasa ketika Nabi saw ber-Mi'raj (kenaikan di waktu malam) dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha, dan ber-Israa' (perjalanan di waktu malam) dari Masjidil Haram ke masjidil aqsha (Baitul Maqdis di Yerusalem), maka banyak orang yang percaya, kecuali orang-orang kafir dan musyrik yang tidak menyukainya.Hikmah Mi'raj adalah derajat tertinggi yang dianugerahkan Allah Tuhan Yang Maha Esa kepada Nabi Muhammad saw, yakni maqam syahadat LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH, tidak ada seorang Nabi/Rasul Allah sebelum dan sesudah Nabi Muhammad saw yang memiliki derajat tertinggi seperti ini. Sedangkan hikmah Israa' adalah bahwa agama Islam akan tersebar ke masjidil aqsha atau masjid-masjid yang jauh di seluruh pelosok dunia. Dan, hal ini sudah terbukti melalui para Khalifah dan orang-orang Islam yang beriman dan beramal shaleh hingga sekarang.
kalau semua nabi 'jujur' kenapa itu merujuk ke mr Mo?
lagian..
frase: ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya
kenapa ditafsir ia 'jujur'?
Makna firman Tuhan itu (Ulangan 18:18 & An-Najm 53:3/4) adalah hanya penegasan saja bahwa kejujuran Nabi Muhammad saw tidak diragukan lagi. Oleh karena itu umat Islam tidak meragukan firman Allah yang disampaikan Nabi Muhammad saw, khususnya tentang Mir'raj dan Israa', merupakan wahyu Allah yang Dia wahyukan (An-Najm 53:4/5) kepada Nabi Muhammad saw, dari belakang tabir (Asy-Syura 42:51/52) atau kasysyaf/ru'ya.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
hi hi hi .................... nih aku bantu, hikmah mi'raj n.muhammad, diantaranya ;
1. setiap planet berpenduduk manusia dengan bahan kebutuhan hidup secukupnya dan memang untuk manusialah planet-planet itu diciptakan.
2. Setiap planet memiliki kutub-kutub putaran, di Utaranya didirikan Ka'bah oleh nabi yang diperintah oleh ALLAH. Planet-planet yang ada di tatasurya ini telah mengalami perpindahan kutub-kutubnya pada waktu peristiwa "tofan Noah" di Bumi. Maka Ka'bah di planet itu adalah tempat kutub utara dulunya.
dua aja dulu dah .................................... okey
Adakah ayat suci Al Qur'an dan/atau Hadits yang mendukung penafsiran anda?
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja dulu
Setelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Makna firman Tuhan itu (Ulangan 18:18 & An-Najm 53:3/4) adalah hanya penegasan saja bahwa kejujuran Nabi Muhammad saw tidak diragukan lagi. Oleh karena itu umat Islam tidak meragukan firman Allah yang disampaikan Nabi Muhammad saw, khususnya tentang Mir'raj dan Israa', merupakan wahyu Allah yang Dia wahyukan (An-Najm 53:4/5) kepada Nabi Muhammad saw, dari belakang tabir (Asy-Syura 42:51/52) atau kasysyaf/ru'ya.
nabi siapa yang kejujurannya kamu ragukan DUNG?
isrok/mirot hanya pengakuan muhammad...........
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:Kedunghalang wrote:Makna firman Tuhan itu (Ulangan 18:18 & An-Najm 53:3/4) adalah hanya penegasan saja bahwa kejujuran Nabi Muhammad saw tidak diragukan lagi. Oleh karena itu umat Islam tidak meragukan firman Allah yang disampaikan Nabi Muhammad saw, khususnya tentang Mir'raj dan Israa', merupakan wahyu Allah yang Dia wahyukan (An-Najm 53:4/5) kepada Nabi Muhammad saw, dari belakang tabir (Asy-Syura 42:51/52) atau kasysyaf/ru'ya.
nabi siapa yang kejujurannya kamu ragukan DUNG?
isrok/mirot hanya pengakuan muhammad...........
Yesus yang direkayasa para penulis Injil, itu sangat meragukan.
Ulangan 18:18
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
kamu lebih percaya omongan orang arab 600 tahun kemudian
daripada kesaksian murid-murid Ysus sendiri??
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:
kamu lebih percaya omongan orang arab 600 tahun kemudian
daripada kesaksian murid-murid Ysus sendiri??
Semua murid Yesus pengecut, pada kabur ketika Yesus dianiaya oleh orang-orang Yahudi dalam peristiwa penyaliban. Bagaimana harus percaya kepada para pengecut?
Back to topic please.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Halaman 8 dari 12 • 1, 2, 3 ... 7, 8, 9, 10, 11, 12
Similar topics
» HIKMAH DARI KISAH PERJALANAN ISRA DAN MI’RAJ
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
Halaman 8 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik