hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Halaman 9 dari 12 • Share
Halaman 9 dari 12 • 1, 2, 3 ... 8, 9, 10, 11, 12
hikmah di balik kisah isra' mi'raj
First topic message reminder :
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
mereka juga manusia biasa..
tetapi tidak berarti semua kesaksiannya tidak layak dipercaya
malah percaya omongan orang arab 600 tahun kemudian
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:
mereka juga manusia biasa..
tetapi tidak berarti semua kesaksiannya tidak layak dipercaya
malah percaya omongan orang arab 600 tahun kemudian
Tidak ada paksaan dalam agama. Inilah indahnya ISLAM.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
hi hi hi .................... nih aku bantu, hikmah mi'raj n.muhammad, diantaranya ;
1. setiap planet berpenduduk manusia dengan bahan kebutuhan hidup secukupnya dan memang untuk manusialah planet-planet itu diciptakan.
2. Setiap planet memiliki kutub-kutub putaran, di Utaranya didirikan Ka'bah oleh nabi yang diperintah oleh ALLAH. Planet-planet yang ada di tatasurya ini telah mengalami perpindahan kutub-kutubnya pada waktu peristiwa "tofan Noah" di Bumi. Maka Ka'bah di planet itu adalah tempat kutub utara dulunya.
dua aja dulu dah .................................... okey
Adakah ayat suci Al Qur'an dan/atau Hadits yang mendukung penafsiran anda?
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:
mereka juga manusia biasa..
tetapi tidak berarti semua kesaksiannya tidak layak dipercaya
malah percaya omongan orang arab 600 tahun kemudian
Tidak ada paksaan dalam agama. Inilah indahnya ISLAM.
9:29 dah dihapus?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, ..........
di planet mars gak ada manusia
jangankan manusia air dan mikrobia aja kagak ada
ngigau
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
omzell wrote:emangnya aku yesusmu ya tong sampah???cain wrote:omzell wrote:kok tau?cain wrote:HIKMAH yang nyata :
Tidur di rumah janda, make alibi naik ke syuuuurga naik buraq.
Karena "nabi" di percaya saja
jandanya pasti ibu mu!!!
kasian, dan kau pastilah anak hasil dari perbuatan hina ibu mu
Sedang ngomongin diri sendiri ya tong??
Islami sekali neh ucapan
Hikmahnya tuh dah gue tulis
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
hi hi hi .................... nih aku bantu, hikmah mi'raj n.muhammad, diantaranya ;
1. setiap planet berpenduduk manusia dengan bahan kebutuhan hidup secukupnya dan memang untuk manusialah planet-planet itu diciptakan.
2. Setiap planet memiliki kutub-kutub putaran, di Utaranya didirikan Ka'bah oleh nabi yang diperintah oleh ALLAH. Planet-planet yang ada di tatasurya ini telah mengalami perpindahan kutub-kutubnya pada waktu peristiwa "tofan Noah" di Bumi. Maka Ka'bah di planet itu adalah tempat kutub utara dulunya.
dua aja dulu dah .................................... okey
Adakah ayat suci Al Qur'an dan/atau Hadits yang mendukung penafsiran anda?
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
Tidak ada ayat yang menyatakan bahwa "di setiap planet dihuni manusia", dan tidak ada hadits yang meriwayatkan bahwa "n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet". Silahkan anda tulis haditsnya jika ada, dan andapun tidak mempercayainya, bukan?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:
mereka juga manusia biasa..
tetapi tidak berarti semua kesaksiannya tidak layak dipercaya
malah percaya omongan orang arab 600 tahun kemudian
Tidak ada paksaan dalam agama. Inilah indahnya ISLAM.
9:29 dah dihapus?
Artinya: "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt. dan tidak pula kepada Hari Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah swt. dan Rasul-Nya dan tidak mengikuti agama yang hak, di antara orang-orang yang telah di beri Kitab, hingga mereka membayar pajak dengan senang hati dan mereka takluk." (At-Taubah 9:29).
Kata-kata ‘an yadin berarti :
1. Atas kemauan sendiri dan sebagai pengakuan atas kekuasaan Islam yang lebih unggul.
2. Dengan uang tunai dan bukan berupa angsuran.
3. Menganggap sebagai suatu anugerah dari orang-orang Islam.
‘an berarti, oleh sebab; dan huruf yad menunjukkan kekuasaan dan anugerah (Arabic- English Lexion, oleh EW Lane). Ayat ini
mengisyaratkan kepada kaum Ahlikitab yang berdiam di negeri Arab. Seperti halnya orang- orang musyrik, mereka ini pun telah memusuhi Islam secara aktif dan merencanakan serta mengadakan komplotan untuk memusnahkan Islam. Oleh sebab itu orang-orang Islam telah diperintahkan untuk berperang dengan mereka, kecuali jika mereka menyetujui untuk hidup sebagai rakyat yang setia dan suka damai.
Jizyah, ialah semacam pajak yang dikenakan kepada orang-orang yang bukan-Muslim sebagai warganegara yang bebas dalam Negara Islam, sebagai imbalan terhadap perlindungan yang mereka nikmati. Dapat dicatat, bahwa kebalikan dari jizyah yang dikenakan kepada orang-orang bukan-Islam, ada pajak yang jauh lebih berat ialah zakat, yang dikenakan kepada orang-orang Islam, dan disamping membayar zakat, mereka harus pula menjalani tugas kemiliteran. Sedangkan orang-orang bukan-Islam dibebaskan dari kewajiban itu. Dengan demikian, dari satu segi, orang-orang bukan-Islam menerima perlakuan lebih baik, sebab mereka hanya diwajibkan membayar pajak yang lebih ringan dan mereka bebas pula dari kewajiban kemiliteran. Kata shaghirun mengungkapkan bahwa kedudukan mereka secara politis, ada di bawah; tetapi, selain itu mereka menikmati semua hak kemasyarakatan yang setaraf dengan orang-orang Islam. Musyrikin Arab, orang-orang Yahudi, dan Nasrani yang hidup bertetangga dengan mereka, sangat memusuhi Islam, sehingga merupakan musuh-musuh Islam yang utama. Sesudah membahas hubungan orang-orang mukmin dengan kaum musyrikin dengan ayat ini Surah At-Taubah membahas hubungan mereka dengan para Ahlikitab, khususnya berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan dan I’tikad-I’tikad mereka.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:Jagona wrote:
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, ..........
di planet mars gak ada manusia
jangankan manusia air dan mikrobia aja kagak ada
ngigau
hi hi hi ............... ketentuan ALLAH gak pernah salah/keliru ............ sainstis menyatakan seperti yang anda tulis, karena pesawat penelitinya terbakar ketika memasuk atmosfer mars ......... anda kalee yangf ngigau ................. key
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:
Adakah ayat suci Al Qur'an dan/atau Hadits yang mendukung penafsiran anda?
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okeyTidak ada ayat yang menyatakan bahwa "di setiap planet dihuni manusia", dan tidak ada hadits yang meriwayatkan bahwa "n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet". Silahkan anda tulis haditsnya jika ada, dan andapun tidak mempercayainya, bukan?
hi hi hi ........ anda salah.... justru quran memberi petunjuk, ayatnya dah aku tulis di atas .... adapun Hadits ? ......pasti gak ada, karena hadits, terjemah quran, maupun tafsir adalah produk ratusan lahun yang lalu dimana peradaban dan pemikirabn masih sederhana ....... jangankan merekan yang hidup ratusan tahun yang lalu ........ manusia selevel andapun yang hidup di jaman yang serba canggih dan memahami quran (katanya) gak percaya bahwa di planet lain juga dihuni manusia, padahal quran dah bilang 14 abad yang lalu ........ lokey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
ini ayat Quran kalian itu
Q. 24:45
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q. 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
----
dibagian mana dari ayat itu ada disebutkan DISETIAP PLANET DIHUNI MANUSIA?
dan dibagian mana dari ayat itu disebut MUHAMMAD SINGGAH DISETIAP PLANET??
CIIMW:
ayat itu cuma menyebut ttg penciptaan HEWAN dan MAHLUK MELATA..
Tidak ada kata MANUSIA DI PLANET2, apalagi ttg muhammad yg singgah disetiap planet.
salapanbelas maret- SERSAN MAYOR
-
Age : 28
Posts : 711
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Jakarta, tanah tumpah darah beta.
Join date : 19.03.14
Reputation : 5
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okeyTidak ada ayat yang menyatakan bahwa "di setiap planet dihuni manusia", dan tidak ada hadits yang meriwayatkan bahwa "n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet". Silahkan anda tulis haditsnya jika ada, dan andapun tidak mempercayainya, bukan?
hi hi hi ........ anda salah.... justru quran memberi petunjuk, ayatnya dah aku tulis di atas .... adapun Hadits ? ......pasti gak ada, karena hadits, terjemah quran, maupun tafsir adalah produk ratusan lahun yang lalu dimana peradaban dan pemikirabn masih sederhana ....... jangankan merekan yang hidup ratusan tahun yang lalu ........ manusia selevel andapun yang hidup di jaman yang serba canggih dan memahami quran (katanya) gak percaya bahwa di planet lain juga dihuni manusia, padahal quran dah bilang 14 abad yang lalu ........ lokey
Penafsiran anda tentang Mi'raj dan Israa' bertentangan dengan Al Qur'an (An-Najm 53:3/4 & 11/12 dan Al Israa 17:60/61). Jika anda memilih ayat lain atau Surah lain dalam Al Qur'an, selain Al Israa' dan An-Najm, maka anda harus menjelaskan korelasinya dengan Israa' atau Mi'raj. Jika tidak, hanya isapan jempol belaka. Penafsiran anda, selain bertentangan dengan Al Qur'an, juga bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan dan Rasionalitas.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Busyet...........!!!! begitu pintarnya muslim berimajinasi, ayat Quran ttg alloh menciptakan binatang dan MAHLUK MELATA antara langit dan bumi menjadi muhammad SINGGAH DISETIAP PLANET dan PLANET2 BERISI MANUSIA.
:
:
salapanbelas maret- SERSAN MAYOR
-
Age : 28
Posts : 711
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Jakarta, tanah tumpah darah beta.
Join date : 19.03.14
Reputation : 5
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
salapanbelas maret wrote:Busyet...........!!!! begitu pintarnya muslim berimajinasi, ayat Quran ttg alloh menciptakan binatang dan MAHLUK MELATA antara langit dan bumi menjadi muhammad SINGGAH DISETIAP PLANET dan PLANET2 BERISI MANUSIA.
:
Itu penafsiran yang keliru, karena memang tidak ada ayat suci Al Qur'an yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw singgah di setiap planet, dan planet-planet berisi manusia. Muslim yang satu ini memang sedang mengkhayal. Mi'raj dan Israa' itu adalah bagian dari wahyu Allah yang diwahyukan-Nya kepada Nabi Muhammad saw dari belakang tabir, seperti ru'ya/mimpi (Al Israa 17:60/61) atau kasysyaf (An-Najm 53:3/4 & 11/12) yang biasa dialami oleh para nabi.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.
Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
emang mata buta dan otak onta sungguh bikin ngakakKedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:emang mata buta dan otak onta sungguh bikin ngakakKedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
Penganut Kepercayaan Lain-lain gak punya akal dan sopan santun, forum debat / diskusi dijadikan ajang cemoohan dan hujatan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:emang mata buta dan otak onta sungguh bikin ngakakKedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
Penganut Kepercayaan Lain-lain gak punya akal dan sopan santun, forum debat / diskusi dijadikan ajang cemoohan dan hujatan.
kasian si otak onta mulai goncang
pasti sudah mulai jalan otaknya liat yang ada garis bawahnya
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:emang mata buta dan otak onta sungguh bikin ngakakKedunghalang wrote:cain wrote:
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
Penganut Kepercayaan Lain-lain gak punya akal dan sopan santun, forum debat / diskusi dijadikan ajang cemoohan dan hujatan.
kasian si otak onta mulai goncang
pasti sudah mulai jalan otaknya liat yang ada garis bawahnya
Cemoohan dan ejekan anda membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Rasulullah saw, karena nabi-nabi terdahulu juga selalu dicemoohkan dan diejek, tetapi Allah telah menetapkan bahwa Rasul-Nya pasti akan menang.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:emang mata buta dan otak onta sungguh bikin ngakakKedunghalang wrote:
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
Penganut Kepercayaan Lain-lain gak punya akal dan sopan santun, forum debat / diskusi dijadikan ajang cemoohan dan hujatan.
kasian si otak onta mulai goncang
pasti sudah mulai jalan otaknya liat yang ada garis bawahnyaCemoohan dan ejekan anda membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Rasulullah saw, karena nabi-nabi terdahulu juga selalu dicemoohkan dan diejek, tetapi Allah telah menetapkan bahwa Rasul-Nya pasti akan menang.
logika otak onta memang luar biasa deh
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:
emang mata buta dan otak onta sungguh bikin ngakak
Penganut Kepercayaan Lain-lain gak punya akal dan sopan santun, forum debat / diskusi dijadikan ajang cemoohan dan hujatan.
kasian si otak onta mulai goncang
pasti sudah mulai jalan otaknya liat yang ada garis bawahnyaCemoohan dan ejekan anda membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Rasulullah saw, karena nabi-nabi terdahulu juga selalu dicemoohkan dan diejek, tetapi Allah telah menetapkan bahwa Rasul-Nya pasti akan menang.
logika otak onta memang luar biasa deh
Memang jauh lebih baik ketimbang otak para pengikut domba-domba Israel yang sesat.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:
Penganut Kepercayaan Lain-lain gak punya akal dan sopan santun, forum debat / diskusi dijadikan ajang cemoohan dan hujatan.
kasian si otak onta mulai goncang
pasti sudah mulai jalan otaknya liat yang ada garis bawahnyaCemoohan dan ejekan anda membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Rasulullah saw, karena nabi-nabi terdahulu juga selalu dicemoohkan dan diejek, tetapi Allah telah menetapkan bahwa Rasul-Nya pasti akan menang.
logika otak onta memang luar biasa deh
Memang jauh lebih baik ketimbang otak para pengikut domba-domba Israel yang sesat.
Kembali ke topic deh
tuh hikmah bergaris bawah
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Halaman 9 dari 12 • 1, 2, 3 ... 8, 9, 10, 11, 12
Similar topics
» HIKMAH DARI KISAH PERJALANAN ISRA DAN MI’RAJ
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
Halaman 9 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik