hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Halaman 2 dari 12 • Share
Halaman 2 dari 12 • 1, 2, 3, ... 10, 11, 12
hikmah di balik kisah isra' mi'raj
First topic message reminder :
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
ini jawaban TS:
ichreza wrote:Memang, pendekatan yang paling tepat untuk memahaminya adalah pendekatan imaniy.
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:semua keluarnya dari mulut muhammad, termasuk ayat-ayat
ichreza bilang dasarnya IMAN
maka saya tanya:
kenapa/atas dasar apa kita harus mengimani bahwa cerita muhammad tersebut benar?
Dedengkot kafir Abu Lahab aje percaye bahwa Nabi Muhammad Gak pernah Bohong, ente lebih parah dari kafir Dunk
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Peristiwa Mi'raj nabi Muhammad adalah ujian bagi manusia dalam hal Iman dan Ilmu.
Dalam hal Iman ...... diuji sejauh mana anda mempercayai peristiwa Mi'raj.
Dalam hal ilmu ...... diuji sejauh mana anda memahami peristiwa Mi'raj secara keilmuan
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Hikmah Israa' Mi'raj adalah Islam akan mengungguli agama-agama lain dan tersebar ke seluruh pelosok dunia.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
karena Isra miraj manusia jadi tahu tentang sholat, suatu ibadah yang sangat bermanfaat baik secara jasmani maupun rohani, sangat pas bagi manusia yang hidupnya di masa sekarang ini, umat nabi Muhammad.
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
hikmah mi'raj n.muhammad itu adalah diperlihatkannya sebagian kecil kebesaran ALLAH kepada n.muhammad sebagai bekal pengetahuannya.
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:
hikmah mi'raj n.muhammad itu adalah diperlihatkannya sebagian kecil kebesaran ALLAH kepada n.muhammad sebagai bekal pengetahuannya.
Ya betul, diperlihatkan secara AR RU'YA / KASYSYAF oleh Allah Yang Maha Kuasa kepada Nabi Muhammad saw.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
'NDARIE- SERSAN SATU
-
Posts : 156
Kepercayaan : Islam
Location : IBUKOTA RI
Join date : 22.02.14
Reputation : -1
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
hikmah mi'raj n.muhammad itu adalah diperlihatkannya sebagian kecil kebesaran ALLAH kepada n.muhammad sebagai bekal pengetahuannya.
Ya betul, diperlihatkan secara AR RU'YA / KASYSYAF oleh Allah Yang Maha Kuasa kepada Nabi Muhammad saw.
hi hi hi ......... mana mungkin orang mimpi dapat melihat kebesaran ALLAH .......... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
teknologinya juga ada dalam quran, anda bisa mencermatinya pada ayat 16/8, ayat 43/12, dan ayat 43/13. .......... sedangkan ijinnya sendiri bisa anda pelajari pada ayat 55/33 ........... tinggal kemapuan para pakar teknologi untuk mengaplikasikannya ........... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
Bukti dan dalilnya adalah ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.
Kata AR RU'YA dalam ayat ini adalah isyarat yang tertuju kepada kasysyaf yang disebut dalam Al Israa' / Bani Isra'il 17:1/2. Dalam kasysyaf itu Rasulullah saw melihat diri beliau saw mengimami semua nabi lainnya dalam shalat berjama'ah yang dilakukan di Baitul-mukadas di Yerusalem, yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi. Kasysyaf adalah salah satu sarana komunikasi ketika Allah Al Mutakallim hendak menyampaikan pesan kepada manusia yang Dia kehendaki (Asy-Syura 42:51/52). Kasysyaf itu mengandung arti bahwa pada suatu ketika di masa yang akan datang, para pengikut nabi-nabi tersebut akan masuk ke haribaan Islam. Inilah yang dimaksud oleh kata-kata “Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.” Penyebaran Islam secara meluas akan datang sesudah terjadi bencana-bencana yang akan melanda seluruh dunia seperti telah disinggung dalam Al Israa' / Bani Isra'il 58/59.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
hikmah mi'raj n.muhammad itu adalah diperlihatkannya sebagian kecil kebesaran ALLAH kepada n.muhammad sebagai bekal pengetahuannya.
Ya betul, diperlihatkan secara AR RU'YA / KASYSYAF oleh Allah Yang Maha Kuasa kepada Nabi Muhammad saw.
hi hi hi ......... mana mungkin orang mimpi dapat melihat kebesaran ALLAH .......... okey
Jika Allah Yang Maha Kuasa berkehendak seperti itu, maka kita hanya mentaatinya saja. Silahkan anda baca dengan seksama ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61 berikut ini:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.
Kata AR RU'YA dalam ayat ini adalah isyarat yang tertuju kepada kasysyaf yang disebut dalam Al Israa' / Bani Isra'il 17:1/2. Dalam kasysyaf itu Rasulullah saw melihat diri beliau saw mengimami semua nabi lainnya dalam shalat berjama'ah yang dilakukan di Baitul-mukadas di Yerusalem, yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi. Kasysyaf adalah salah satu sarana komunikasi ketika Allah Al Mutakallim hendak menyampaikan pesan kepada manusia yang Dia kehendaki (Asy-Syura 42:51/52). Kasysyaf itu mengandung arti bahwa pada suatu ketika di masa yang akan datang, para pengikut nabi-nabi tersebut akan masuk ke haribaan Islam. Inilah yang dimaksud oleh kata-kata “Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.” Penyebaran Islam secara meluas akan datang sesudah terjadi bencana-bencana yang akan melanda seluruh dunia seperti telah disinggung dalam Al Israa' / Bani Isra'il 58/59.[/justify]
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
teknologinya juga ada dalam quran, anda bisa mencermatinya pada ayat 16/8, ayat 43/12, dan ayat 43/13. .......... sedangkan ijinnya sendiri bisa anda pelajari pada ayat 55/33 ........... tinggal kemapuan para pakar teknologi untuk mengaplikasikannya ........... okey
Jika Allah Yang Maha Kuasa sudah berkehendak bahwa Mi'raj dan Israa' Nabi Muhammad saw itu adalah Ar Ru'ya atau Kasysyaf, kita tidak perlu berbicara teknologi, nanti non-muslimin bakal menuduh agama Islam khayalan. Oleh karena itu, kita hanya tinggal mentaati firman-Nya saja. Silahkan anda baca dengan seksama ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61 berikut ini:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.
Kata AR RU'YA dalam ayat ini adalah isyarat yang tertuju kepada kasysyaf yang disebut dalam Al Israa' / Bani Isra'il 17:1/2. Dalam kasysyaf itu Rasulullah saw melihat diri beliau saw mengimami semua nabi lainnya dalam shalat berjama'ah yang dilakukan di Baitul-mukadas di Yerusalem, yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi. Kasysyaf adalah salah satu sarana komunikasi ketika Allah Al Mutakallim hendak menyampaikan pesan kepada manusia yang Dia kehendaki (Asy-Syura 42:51/52). Kasysyaf itu mengandung arti bahwa pada suatu ketika di masa yang akan datang, para pengikut nabi-nabi tersebut akan masuk ke haribaan Islam. Inilah yang dimaksud oleh kata-kata “Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.” Penyebaran Islam secara meluas akan datang sesudah terjadi bencana-bencana yang akan melanda seluruh dunia seperti telah disinggung dalam Al Israa' / Bani Isra'il 58/59.[/justify]
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
haa haa haa itu sih kehendakmu, BUKAN kehendak Allah.
Jelas di Quran bahwa Allah berkehendak memperjalankan nabi muhammad untuk berkelana menjelajah ruang angkasa, dan mengarungi dimensi waktu melongok ke masa depan.
QS 17. Al Israa'
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
QS 55. Ar Rahmaan
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Jelas di Quran bahwa Allah berkehendak memperjalankan nabi muhammad untuk berkelana menjelajah ruang angkasa, dan mengarungi dimensi waktu melongok ke masa depan.
QS 17. Al Israa'
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
QS 55. Ar Rahmaan
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
roswan- SERSAN MAYOR
-
Posts : 493
Kepercayaan : Islam
Location : jakarta
Join date : 19.01.14
Reputation : 5
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:[justify]'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
Bukti dan dalilnya adalah ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.
apa yang dapat anda buktikan secara logis dengan menggunakan ayat 17/60 sehubungan dengan hikmah mi'raj n.muhammad.
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
roswan wrote:haa haa haa itu sih kehendakmu, BUKAN kehendak Allah.
Jelas di Quran bahwa Allah berkehendak memperjalankan nabi muhammad untuk berkelana menjelajah ruang angkasa, dan mengarungi dimensi waktu melongok ke masa depan.
QS 17. Al Israa'
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
QS 55. Ar Rahmaan
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
hi hi hi ............... roswan, tahukah anda kenapa ALLAH memperjalankan n.muhammad pada malam hari ? ............ ini satu pelajaran astronomi ........... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
Bukti dan dalilnya adalah ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.apa yang dapat anda buktikan secara logis dengan menggunakan ayat 17/60 sehubungan dengan hikmah mi'raj n.muhammad.
Ayat ini adalah tentang Israa' (Perjalanan Ruhani di malam hari) Rasulullah saw, bukan tentang Mi'raj beliau saw. Namun, hikmahnya adalah bahwa agama Islam akan menyebar ke tempat-tempat yang jauh di seluruh pelosok dunia sehingga para pengikut nabi-nabi terdahulu akan masuk agama Allah ini. Dalam kasysyaf itu Rasulullah saw melihat diri beliau saw mengimami semua nabi lainnya dalam shalat yang dilakukan di Baitul-Mukadas di Yerusalem, yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi. Kasysyaf itu mengandung arti bahwa pada suatu ketika di masa yang akan datang, para pengikut nabi-nabi tersebut akan masuk ke haribaan Islam. Inilah yang dimaksud oleh kata-kata “Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.” Penyebaran Islam secara meluas akan datang sesudah terjadi bencana-bencana yang akan melanda seluruh dunia seperti telah disinggung dalam ayat 58/59.
Yang dimaksud “pohon terkutuk “ itu adalah kaum Yahudi yang telah berulang kali disebut dalam Alquran dikutuk oleh Tuhan (Al Maidah 5:14, 61, 79). Kutukan Tuhan telah mengejar-ngejar kaum yang malang ini semenjak Nabi Daud as sampai zaman kita ini. Penafsiran tentang ungkapan ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa Surah ini secara istimewa membahas hal ihwal kaum Bani Israil, seperti diisyaratkan oleh nama Surah ini sendiri, ialah, Bani Isra'il. Kenyataan bahwa ayat ini mulai dengan menyebut kasysyaf Rasulullah saw, dan di dalam kasyaf itu beliau lihat diri beliau saw mengimami nabi-nabi Bani Isra'il dalam shalat di Yerusalem – pusat agama Yahudi – memberi dukungan lebih lanjut kepada anggapan, bahwa yang dimaksud oleh “pohon terkutuk” itu adalah kaum Yahudi; Kata syajarah mengandung pula arti suku bangsa. Ayat ini membahas kasysyaf itu, dan juga membahas kaum Yahudi (pohon terkutuk) yang oleh kasysyaf ini disinggung secara khusus sebagai “cobaan bagi manusia “ Orang-orang Yahudi pada tiap qurun zaman telah menjadi sumber kesengsaraan dan penderitaan bagi umat manusia, terutama bagi umat Islam.
Yang dimaksud “pohon terkutuk “ itu adalah kaum Yahudi yang telah berulang kali disebut dalam Alquran dikutuk oleh Tuhan (Al Maidah 5:14, 61, 79). Kutukan Tuhan telah mengejar-ngejar kaum yang malang ini semenjak Nabi Daud as sampai zaman kita ini. Penafsiran tentang ungkapan ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa Surah ini secara istimewa membahas hal ihwal kaum Bani Israil, seperti diisyaratkan oleh nama Surah ini sendiri, ialah, Bani Isra'il. Kenyataan bahwa ayat ini mulai dengan menyebut kasysyaf Rasulullah saw, dan di dalam kasyaf itu beliau lihat diri beliau saw mengimami nabi-nabi Bani Isra'il dalam shalat di Yerusalem – pusat agama Yahudi – memberi dukungan lebih lanjut kepada anggapan, bahwa yang dimaksud oleh “pohon terkutuk” itu adalah kaum Yahudi; Kata syajarah mengandung pula arti suku bangsa. Ayat ini membahas kasysyaf itu, dan juga membahas kaum Yahudi (pohon terkutuk) yang oleh kasysyaf ini disinggung secara khusus sebagai “cobaan bagi manusia “ Orang-orang Yahudi pada tiap qurun zaman telah menjadi sumber kesengsaraan dan penderitaan bagi umat manusia, terutama bagi umat Islam.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
roswan wrote:haa haa haa itu sih kehendakmu, BUKAN kehendak Allah.
Jelas di Quran bahwa Allah berkehendak memperjalankan nabi muhammad untuk berkelana menjelajah ruang angkasa, dan mengarungi dimensi waktu melongok ke masa depan.
QS 17. Al Israa'
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
QS 55. Ar Rahmaan
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
yoip, dan hikmahnya adalah bahwa perjalanan menjelajah ruang angkasa dan dimensi waktu itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya.
terbukti sekarang, meski luar angkasa ada ruang tanpa oksigennya tapi manusia bisa membawa oksigen dari bumi sehingga bisa menjelajah luar angkasa, dan juga sudah ditemukannya black holes pintu menuju dimensi waktu yang lain, dan kelak manusia pun akan mampu mengubah zat lain di luar angkasa menjadi oksigen dan air sehingga kelak manusia pun akan bisa lebih lama berkelana di luar angkasa, hingga jarak yang jauh dari bumi.
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
Bukti dan dalilnya adalah ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.apa yang dapat anda buktikan secara logis dengan menggunakan ayat 17/60 sehubungan dengan hikmah mi'raj n.muhammad.Ayat ini adalah tentang Israa' (Perjalanan Ruhani di malam hari) Rasulullah saw, bukan tentang Mi'raj beliau saw. Namun, hikmahnya adalah bahwa agama Islam akan menyebar ke tempat-tempat yang jauh di seluruh pelosok dunia sehingga para pengikut nabi-nabi terdahulu akan masuk agama Allah ini. Dalam kasysyaf itu Rasulullah saw melihat diri beliau saw mengimami semua nabi lainnya dalam shalat yang dilakukan di Baitul-Mukadas di Yerusalem, yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi. Kasysyaf itu mengandung arti bahwa pada suatu ketika di masa yang akan datang, para pengikut nabi-nabi tersebut akan masuk ke haribaan Islam. Inilah yang dimaksud oleh kata-kata “Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.” Penyebaran Islam secara meluas akan datang sesudah terjadi bencana-bencana yang akan melanda seluruh dunia seperti telah disinggung dalam ayat 58/59.
Yang dimaksud “pohon terkutuk “ itu adalah kaum Yahudi yang telah berulang kali disebut dalam Alquran dikutuk oleh Tuhan (Al Maidah 5:14, 61, 79). Kutukan Tuhan telah mengejar-ngejar kaum yang malang ini semenjak Nabi Daud as sampai zaman kita ini. Penafsiran tentang ungkapan ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa Surah ini secara istimewa membahas hal ihwal kaum Bani Israil, seperti diisyaratkan oleh nama Surah ini sendiri, ialah, Bani Isra'il. Kenyataan bahwa ayat ini mulai dengan menyebut kasysyaf Rasulullah saw, dan di dalam kasyaf itu beliau lihat diri beliau saw mengimami nabi-nabi Bani Isra'il dalam shalat di Yerusalem – pusat agama Yahudi – memberi dukungan lebih lanjut kepada anggapan, bahwa yang dimaksud oleh “pohon terkutuk” itu adalah kaum Yahudi; Kata syajarah mengandung pula arti suku bangsa. Ayat ini membahas kasysyaf itu, dan juga membahas kaum Yahudi (pohon terkutuk) yang oleh kasysyaf ini disinggung secara khusus sebagai “cobaan bagi manusia “ Orang-orang Yahudi pada tiap qurun zaman telah menjadi sumber kesengsaraan dan penderitaan bagi umat manusia, terutama bagi umat Islam.
hi hi hi .................. anda lihat ALLAH menggunakan istilah ASRRA-BI yang artinya memperjalankan dengan penjagaan. ada istilah ASRAA yang sama tercantum pada ayat 8/67 dan ayat 8/70, yang artinya tawanan ............. pahami aja itu, anda jenius kok.
trus ayat mana yang menyebut kasysyaf secara nyata ?
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
amara wrote:roswan wrote:haa haa haa itu sih kehendakmu, BUKAN kehendak Allah.
Jelas di Quran bahwa Allah berkehendak memperjalankan nabi muhammad untuk berkelana menjelajah ruang angkasa, dan mengarungi dimensi waktu melongok ke masa depan.
QS 17. Al Israa'
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
QS 55. Ar Rahmaan
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
yoip, dan hikmahnya adalah bahwa perjalanan menjelajah ruang angkasa dan dimensi waktu itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya.
terbukti sekarang, meski luar angkasa ada ruang tanpa oksigennya tapi manusia bisa membawa oksigen dari bumi sehingga bisa menjelajah luar angkasa, dan juga sudah ditemukannya black holes pintu menuju dimensi waktu yang lain, dan kelak manusia pun akan mampu mengubah zat lain di luar angkasa menjadi oksigen dan air sehingga kelak manusia pun akan bisa lebih lama berkelana di luar angkasa, hingga jarak yang jauh dari bumi.
hi, MARA ........... sebenarnya mi'raj n.muhammad ini merupakan "penerbangan antar planet" dari Masjidil Haraam di Makkah ke Masjidil Aqsho di Sidratul Muntaha (planet ke 7 yang mengorbit di atas Bumi) ................... trus menurut analisa anda, dari ayat 17/1 ini mana/apa yang bisa menyelamatkan n.muhammad dari kekurangan oksigen dan kemungkinan benturan dengan benda angkasa lainnya .......... hi hi hi, selamat menganalisa ayat 17/1 ........................ okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
QS 17. Al Israa'
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
sumber: muhammad
AL ISRAA' (MEMPERJALANKAN DI MALAM HARI)
SURAT KE 17 : 111 ayat
JUZ 15
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 53. An Najm
13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
sumber: muhammad
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
@jagona, tafsiran ngaco loe itu gak laku, kamu menafsir KETETAPAN/takdir aja gak bisa, tafsirmu ngaco dan salah-salah melulu.
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:'NDARIE wrote:mana bukti dan dalilnya? yang benar isra miraj itu adalah petunjuk kepada manusia bahwa melakukan perjalanan menjelajah dimensi waktu menuju ke masa depan itu dimungkinkan, tinggal bagaimana upaya manusia untuk menemukan tehnologinya, sebagaimana tehnologi untuk menjelajah ruang angkasa.
Bukti dan dalilnya adalah ayat suci Al Qur'an Surah Al Israa' / Bani Isra'il 17:60/61:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.apa yang dapat anda buktikan secara logis dengan menggunakan ayat 17/60 sehubungan dengan hikmah mi'raj n.muhammad.Ayat ini adalah tentang Israa' (Perjalanan Ruhani di malam hari) Rasulullah saw, bukan tentang Mi'raj beliau saw. Namun, hikmahnya adalah bahwa agama Islam akan menyebar ke tempat-tempat yang jauh di seluruh pelosok dunia sehingga para pengikut nabi-nabi terdahulu akan masuk agama Allah ini. Dalam kasysyaf itu Rasulullah saw melihat diri beliau saw mengimami semua nabi lainnya dalam shalat yang dilakukan di Baitul-Mukadas di Yerusalem, yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi. Kasysyaf itu mengandung arti bahwa pada suatu ketika di masa yang akan datang, para pengikut nabi-nabi tersebut akan masuk ke haribaan Islam. Inilah yang dimaksud oleh kata-kata “Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.” Penyebaran Islam secara meluas akan datang sesudah terjadi bencana-bencana yang akan melanda seluruh dunia seperti telah disinggung dalam ayat 58/59.
Yang dimaksud “pohon terkutuk “ itu adalah kaum Yahudi yang telah berulang kali disebut dalam Alquran dikutuk oleh Tuhan (Al Maidah 5:14, 61, 79). Kutukan Tuhan telah mengejar-ngejar kaum yang malang ini semenjak Nabi Daud as sampai zaman kita ini. Penafsiran tentang ungkapan ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa Surah ini secara istimewa membahas hal ihwal kaum Bani Israil, seperti diisyaratkan oleh nama Surah ini sendiri, ialah, Bani Isra'il. Kenyataan bahwa ayat ini mulai dengan menyebut kasysyaf Rasulullah saw, dan di dalam kasyaf itu beliau lihat diri beliau saw mengimami nabi-nabi Bani Isra'il dalam shalat di Yerusalem – pusat agama Yahudi – memberi dukungan lebih lanjut kepada anggapan, bahwa yang dimaksud oleh “pohon terkutuk” itu adalah kaum Yahudi; Kata syajarah mengandung pula arti suku bangsa. Ayat ini membahas kasysyaf itu, dan juga membahas kaum Yahudi (pohon terkutuk) yang oleh kasysyaf ini disinggung secara khusus sebagai “cobaan bagi manusia “ Orang-orang Yahudi pada tiap qurun zaman telah menjadi sumber kesengsaraan dan penderitaan bagi umat manusia, terutama bagi umat Islam.
hi hi hi .................. anda lihat ALLAH menggunakan istilah ASRRA-BI yang artinya memperjalankan dengan penjagaan. ada istilah ASRAA yang sama tercantum pada ayat 8/67 dan ayat 8/70, yang artinya tawanan ............. pahami aja itu, anda jenius kok.
trus ayat mana yang menyebut kasysyaf secara nyata ?
Allah menggunakan istilah asraa bi abdihi yang artinya memperjalankan hamba-Nya dengan penjagaan bisa ruhani dan jasmani. Tetapi Al Israa'/Bani Israil 17:60/61 jelas-jelas Allah menyatakan bahwa Israa' itu adalah ru'ya (perjalanan dalam pandangan ruhani) atau kasysyaf (Asy-Syura 42:51/52).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
qii qii qii ngaco juga nieh.
Ayat-ayat 42:51-52 17:60 dll tentang ru'ya itu tentang PERKATAAN/wahyu/firman Allah, BUKAN tentang PERJALANAN isra miraj.
BEDA toink.
qii qii qiii, gak kalah ngaconya dengan si jagona nieh si ahmadiyah.
Ayat-ayat 42:51-52 17:60 dll tentang ru'ya itu tentang PERKATAAN/wahyu/firman Allah, BUKAN tentang PERJALANAN isra miraj.
BEDA toink.
qii qii qiii, gak kalah ngaconya dengan si jagona nieh si ahmadiyah.
amara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 639
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 20.01.14
Reputation : 6
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
amara wrote:qii qii qii ngaco juga nieh.
Ayat-ayat 42:51-52 17:60 dll tentang ru'ya itu tentang PERKATAAN/wahyu/firman Allah, BUKAN tentang PERJALANAN isra miraj.
BEDA toink.
qii qii qiii, gak kalah ngaconya dengan si jagona nieh si ahmadiyah.
NGACO BAGAIMANA? AL QUR'AN SENDIRI MENYATAKAN BAHWA ISRAA' ITU ADALAH RU'YA:
Dan ingatlah ketika Kami mengatakan kepada engkau, “Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ini dengan kebinasaan.”Dan tidaklah Kami jadikan RU'YA yang telkah Kami perlihatkan kepada engkau melainkan sebagai ujian bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakuti-nakuti kepada mereka, kecuali kedurhakaan amat besar.[/color] (Al Israa'/Bani Israil 17:60/61)
RU'YA atau KASYSYAF itu adalah salah satu dari tiga cara Allah Al Mutakaliman dalam menyampaikan Perkataan/Wahyu/Firman-Nya kepada manusia yang Dia kehendaki (Asy-Syura 42:51/52). Jadi RU'YA atau KASYSYAF itu adalah wahyu Allah dari belakang tabir yang harus ditakwilkan. Takwilnya adalah bahwa Israa' itu adalah RU'YA/KASYSYAF atau PERJALANAN DALAM PANDANGAN RUHANI.
Ru'ya/Kasysyaf itu bukan Fiksi, bukan Fisik, bukan Khayalan, melainkan salah satu bentuk Wahyu Allah dengan menampilkan Penglihatan/Pandangan Ruhani/Gaib kepada manusia yang Dia kehendaki (Asy-Syura 42:51/52).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Halaman 2 dari 12 • 1, 2, 3, ... 10, 11, 12
Similar topics
» HIKMAH DARI KISAH PERJALANAN ISRA DAN MI’RAJ
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
Halaman 2 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik