hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Halaman 10 dari 12 • Share
Halaman 10 dari 12 • 1, 2, 3 ... 9, 10, 11, 12
hikmah di balik kisah isra' mi'raj
First topic message reminder :
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
" Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.
Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.
Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw..
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra' ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt. dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi'raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al Isra :1). "Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S An-Najm : 13-18).
Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,"Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw. lupa akan tugas pokonya menebarkan rahmat Allah Swt. melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw. sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt. tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw. ketika diisra' dan dimi'rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt.. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.
Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma'syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan Kita ?
Ketika Muhammad Saw. mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt. melalui peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt. mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt. di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad Saw.. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)" sabdanya.
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt..
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat. bila dilakukan dengan khusyu' akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra'du :28; Al Mu'minun : 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt. ataupun sesama manusia ( Al Mu'minun : 3-8).
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma'arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulallah Saw. menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt.. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:"nabi" dan umatnya memang tukang khayal kok
Nabi Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi banyak umatnya yang suka mengkhayal.Begitupula Nabi Isa / Yesus as adalah Utusan Allah kepada Bani Israil, tetapi banyak umatnya menjadi domba-domba yang tersesat sehingga Utusan Allah dijadikan Tuhan. Anehnya, yang bukan Bani Israil, seperti orang Jawa, keturunan China dan banyak lagi malah mengikuti domba-domba Israel yang tersesat.
lagi nginep di rumah "janda" sambil ngayal "nunggangin buraq", umatnya hooh aja
Janda itu saudara sepupunya sendiri. Penganut Kepercayaan Lain-lain tidak pede dengan agamanya sendiri?
yang bergaris bawah mantap dah
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:
kasian si otak onta mulai goncang
pasti sudah mulai jalan otaknya liat yang ada garis bawahnyaCemoohan dan ejekan anda membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Rasulullah saw, karena nabi-nabi terdahulu juga selalu dicemoohkan dan diejek, tetapi Allah telah menetapkan bahwa Rasul-Nya pasti akan menang.
logika otak onta memang luar biasa deh
Memang jauh lebih baik ketimbang otak para pengikut domba-domba Israel yang sesat.
Kembali ke topic deh
tuh hikmah bergaris bawah
Itu sih bukan hikmah, tapi cemoohan yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad Rasulullah saw. Jika dianalogikan kepada tanaman, maka cemoohanmu itu bagaikan pupuk kandang yang membuat pohon keimanan muslimin semakin tumbuh dan berkembang, bahkan berbuah banyak.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Hikmahnya, sedang nginap di rumah janda, sambil berkhayal "nunggangin buraq" akhirnya sampai ke "langit tingkat 7".
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Hikmahnya, sedang nginap di rumah janda, sambil berkhayal "nunggangin buraq" akhirnya sampai ke "langit tingkat 7".
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
Mendingan percaya kepada Nabi Muhammad saw, ketimbang kepada tukang mencemoohkan / pupuk kandang yang bau.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya, sedang nginap di rumah janda, sambil berkhayal "nunggangin buraq" akhirnya sampai ke "langit tingkat 7".
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
Mendingan percaya kepada Nabi Muhammad saw, ketimbang kepada tukang mencemoohkan / pupuk kandang yang bau.
wah2 tergoncang berat ternyata
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya, sedang nginap di rumah janda, sambil berkhayal "nunggangin buraq" akhirnya sampai ke "langit tingkat 7".
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
Mendingan percaya kepada Nabi Muhammad saw, ketimbang kepada tukang mencemoohkan / pupuk kandang yang bau.
wah2 tergoncang berat ternyata
Apanya yang tergoncang? Memangnya pupuk kandang tidak bau? Justru karena baunya itu membuat pohon keimanan muslimin semakin tumbuh menjulang tinggi, berkembang dan berbuah manis.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya, sedang nginap di rumah janda, sambil berkhayal "nunggangin buraq" akhirnya sampai ke "langit tingkat 7".
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
Mendingan percaya kepada Nabi Muhammad saw, ketimbang kepada tukang mencemoohkan / pupuk kandang yang bau.
wah2 tergoncang berat ternyataApanya yang tergoncang? Memangnya pupuk kandang tidak bau? Justru karena baunya itu membuat pohon keimanan muslimin semakin tumbuh menjulang tinggi, berkembang dan berbuah manis.
sangat jelas terlihat
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:Hikmahnya, sedang nginap di rumah janda, sambil berkhayal "nunggangin buraq" akhirnya sampai ke "langit tingkat 7".
namanya juga "nabi" umatnya sih HOOH aja apa katanya
Mendingan percaya kepada Nabi Muhammad saw, ketimbang kepada tukang mencemoohkan / pupuk kandang yang bau.
wah2 tergoncang berat ternyataApanya yang tergoncang? Memangnya pupuk kandang tidak bau? Justru karena baunya itu membuat pohon keimanan muslimin semakin tumbuh menjulang tinggi, berkembang dan berbuah manis.
sangat jelas terlihat
Ya, memang hanya terlihat di: http://www.alislam.org/
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
berterima kasihlah kalau begitu dikau kepadaku, karena tulisanku imanmu terhadap nabi arab jadi bertambah dan terus tumbuh.
Sungguh berpahala sekali daku karena tulisan itu.
Sungguh berpahala sekali daku karena tulisan itu.
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:berterima kasihlah kalau begitu dikau kepadaku, karena tulisanku imanmu terhadap nabi arab jadi bertambah dan terus tumbuh.
Sungguh berpahala sekali daku karena tulisan itu.
Aku cuma kasian sama orang-orang yang tidak tahu, tetapi kelakuan sudah sombong, seperti iblis yang menolak sujud, bersama Adam, kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, yang telah menciptakan mereka agar mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:cain wrote:berterima kasihlah kalau begitu dikau kepadaku, karena tulisanku imanmu terhadap nabi arab jadi bertambah dan terus tumbuh.
Sungguh berpahala sekali daku karena tulisan itu.
Aku cuma kasian sama orang-orang yang tidak tahu, tetapi kelakuan sudah sombong, seperti iblis yang menolak sujud, bersama Adam, kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, yang telah menciptakan mereka agar mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Daku sudah membuat pahala dengan tulisan daku itu, karena iman loe jadi bertambah dan terus tumbuh dengan pesat
cain- LETNAN DUA
-
Posts : 1408
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 13.10.13
Reputation : 10
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
cain wrote:Kedunghalang wrote:cain wrote:berterima kasihlah kalau begitu dikau kepadaku, karena tulisanku imanmu terhadap nabi arab jadi bertambah dan terus tumbuh.
Sungguh berpahala sekali daku karena tulisan itu.
Aku cuma kasian sama orang-orang yang tidak tahu, tetapi kelakuan sudah sombong, seperti iblis yang menolak sujud, bersama Adam, kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, yang telah menciptakan mereka agar mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Daku sudah membuat pahala dengan tulisan daku itu, karena iman loe jadi bertambah dan terus tumbuh dengan pesat
Cemoohan kepada Utusan Allah adalah dosa, bukan pahala. Tetapi, bertahan dengan cemoohan dan menganggapnya sebagai pupuk kandang adalah pahala yang membuat pohon keimanan tumbuh menjulang tinggi, berkembang dan berbuah banyak lagi manis.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
salapanbelas maret wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
ini ayat Quran kalian itu
Q. 24:45
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q. 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
----
dibagian mana dari ayat itu ada disebutkan DISETIAP PLANET DIHUNI MANUSIA?
dan dibagian mana dari ayat itu disebut MUHAMMAD SINGGAH DISETIAP PLANET??
CIIMW:
ayat itu cuma menyebut ttg penciptaan HEWAN dan MAHLUK MELATA..
Tidak ada kata MANUSIA DI PLANET2, apalagi ttg muhammad yg singgah disetiap planet.
hi hi hi ............ ada beberapa istilah yang kurang tepat pada kedua terjemah di atas :
1. Dabbah ........... anda artikan hewan ........ seharusnya makhluk berjiwa ........... ada yang berjalan atas perutnya (melata), ada yang berjalan atas dua kaki (termasuk manusia), ada yang berjalan atas empat kaki (berkaki 4 atau lebih)
2. samaawati ........ anda artikan langit ....... seharusnya planet-planet
silakan aja anda ganti terjemah istilah di atas ............ pasti ketemu.
adapun n.muhammad singgah di setiap planet .......... ayatnya lain lalgi ....... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:salapanbelas maret wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:
ada, diantaranya ayat 24/45, ayat 42/29 ................ itu aja duluSetelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
ini ayat Quran kalian itu
Q. 24:45
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q. 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
----
dibagian mana dari ayat itu ada disebutkan DISETIAP PLANET DIHUNI MANUSIA?
dan dibagian mana dari ayat itu disebut MUHAMMAD SINGGAH DISETIAP PLANET??
CIIMW:
ayat itu cuma menyebut ttg penciptaan HEWAN dan MAHLUK MELATA..
Tidak ada kata MANUSIA DI PLANET2, apalagi ttg muhammad yg singgah disetiap planet.
hi hi hi ............ ada beberapa istilah yang kurang tepat pada kedua terjemah di atas :
1. Dabbah ........... anda artikan hewan ........ seharusnya makhluk berjiwa ........... ada yang berjalan atas perutnya (melata), ada yang berjalan atas dua kaki (termasuk manusia), ada yang berjalan atas empat kaki (berkaki 4 atau lebih)
2. samaawati ........ anda artikan langit ....... seharusnya planet-planet
silakan aja anda ganti terjemah istilah di atas ............ pasti ketemu.
adapun n.muhammad singgah di setiap planet .......... ayatnya lain lalgi ....... okey
Waduuuuuh, daaabbah itu artinya memang "hewan", sedangkan "manusia" itu an-naasu (Al Baqarah 2:21/22) atau basyarin (Asy-Syura 42:51/52). Samaawati itu artinya memang "langit", sedangkan "planet-planet" dalam Bahasa Arab adalah الكواكب, lihat di http://translate.google.com/#id/ar/planet-planet
Ayat mana yang menyatakan Nabi Muhammad saw singgah di setiap planet?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Kedunghalang wrote:Jagona wrote:salapanbelas maret wrote:Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Setelah saya periksa, ternyata kedua ayat itu sama sekali tidak merujuk kepada Mi'raj dan Israa'. Jika anda tidak setuju, coba uraikan penafsiran anda sehingga anda menganggap kedua ayat itu berkaitan dengan Mi'raj dan Israa'.
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
ini ayat Quran kalian itu
Q. 24:45
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q. 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
----
dibagian mana dari ayat itu ada disebutkan DISETIAP PLANET DIHUNI MANUSIA?
dan dibagian mana dari ayat itu disebut MUHAMMAD SINGGAH DISETIAP PLANET??
CIIMW:
ayat itu cuma menyebut ttg penciptaan HEWAN dan MAHLUK MELATA..
Tidak ada kata MANUSIA DI PLANET2, apalagi ttg muhammad yg singgah disetiap planet.
hi hi hi ............ ada beberapa istilah yang kurang tepat pada kedua terjemah di atas :
1. Dabbah ........... anda artikan hewan ........ seharusnya makhluk berjiwa ........... ada yang berjalan atas perutnya (melata), ada yang berjalan atas dua kaki (termasuk manusia), ada yang berjalan atas empat kaki (berkaki 4 atau lebih)
2. samaawati ........ anda artikan langit ....... seharusnya planet-planet
silakan aja anda ganti terjemah istilah di atas ............ pasti ketemu.
adapun n.muhammad singgah di setiap planet .......... ayatnya lain lalgi ....... okey
Waduuuuuh, daaabbah itu artinya memang "hewan", sedangkan "manusia" itu an-naasu (Al Baqarah 2:21/22) atau basyarin (Asy-Syura 42:51/52). Samaawati itu artinya memang "langit", sedangkan "planet-planet" dalam Bahasa Arab adalah الكواكب, lihat di http://translate.google.com/#id/ar/planet-planet
Ayat mana yang menyatakan Nabi Muhammad saw singgah di setiap planet?
naaahhhh ........ kelihatan kan gak bisa baca ........ Dabbah itu artinya makhluk berjiwa
diantaranya manusia .............. manusia itu makkhluk berjiwa bukan ?
trrus kawkabaa artinya bintang (ayat 12/4)
hi hi hi ......... silakan aja anda pake terjemah manapun ...... egepe ........ coba aku tanya ; Siapa yang menciptakan planet-planet ? ........... jawab yang tegas ........ okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
Jagona wrote:Kedunghalang wrote:Jagona wrote:salapanbelas maret wrote:Jagona wrote:
hi hi hi ............. kedua ayat itu yang memberi petunjuk bahwa di setiap planet dihuni manusia, .......... kenapa, karena n.muhammad dalam mi'rajnya melihat bagaimana susunan dari planet-planet, dan juga singgah di setiap planet ............. okey
ini ayat Quran kalian itu
Q. 24:45
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q. 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
----
dibagian mana dari ayat itu ada disebutkan DISETIAP PLANET DIHUNI MANUSIA?
dan dibagian mana dari ayat itu disebut MUHAMMAD SINGGAH DISETIAP PLANET??
CIIMW:
ayat itu cuma menyebut ttg penciptaan HEWAN dan MAHLUK MELATA..
Tidak ada kata MANUSIA DI PLANET2, apalagi ttg muhammad yg singgah disetiap planet.
hi hi hi ............ ada beberapa istilah yang kurang tepat pada kedua terjemah di atas :
1. Dabbah ........... anda artikan hewan ........ seharusnya makhluk berjiwa ........... ada yang berjalan atas perutnya (melata), ada yang berjalan atas dua kaki (termasuk manusia), ada yang berjalan atas empat kaki (berkaki 4 atau lebih)
2. samaawati ........ anda artikan langit ....... seharusnya planet-planet
silakan aja anda ganti terjemah istilah di atas ............ pasti ketemu.
adapun n.muhammad singgah di setiap planet .......... ayatnya lain lalgi ....... okey
Waduuuuuh, daaabbah itu artinya memang "hewan", sedangkan "manusia" itu an-naasu (Al Baqarah 2:21/22) atau basyarin (Asy-Syura 42:51/52). Samaawati itu artinya memang "langit", sedangkan "planet-planet" dalam Bahasa Arab adalah الكواكب, lihat di http://translate.google.com/#id/ar/planet-planet
Ayat mana yang menyatakan Nabi Muhammad saw singgah di setiap planet?
naaahhhh ........ kelihatan kan gak bisa baca ........ Dabbah itu artinya makhluk berjiwa
diantaranya manusia .............. manusia itu makkhluk berjiwa bukan ?
trrus kawkabaa artinya bintang (ayat 12/4)
hi hi hi ......... silakan aja anda pake terjemah manapun ...... egepe ........ coba aku tanya ; Siapa yang menciptakan planet-planet ? ........... jawab yang tegas ........ okey
Oooooooh terjemahan SAENAKE DEWEK, SILAHKAN NGAWUR AJA DAH.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
eker-ekeran
cari hikmah pepesan kosong
karena isrok-mirotnya gak ada, hanya mimpi/karangan muhammad
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:
eker-ekeran
cari hikmah pepesan kosong
karena isrok-mirotnya gak ada, hanya mimpi/karangan muhammad
Bukan karangan SEGO. MIMPI/RU'YA itu satu dari tiga cara Allah, Tuhan Yang Maha Berbicara kepada manusia.(Asy-Syura 42:51/52).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
itu juga produk/output mulut muhammad..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:
itu juga produk/output mulut muhammad..
SEGO mulai menjerit-jerit, karena Ulangan 18:18 hanya tertuju kepada Nabi Muhammad saw.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
muhammad apanya?
- saudara mereka => antar anak-anak ismael
- saudara mereka => antar anak-anak ishak
ul 18:18 kan antar anak-anak ishak
mosok menggok?
- saudara mereka => antar anak-anak ismael
- saudara mereka => antar anak-anak ishak
ul 18:18 kan antar anak-anak ishak
mosok menggok?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:muhammad apanya?
- saudara mereka => antar anak-anak ismael
- saudara mereka => antar anak-anak ishak
ul 18:18 kan antar anak-anak ishak
mosok menggok?
SEGO mulai menjerit-jerit, karena Ulangan 18:18 hanya tertuju kepada Nabi Muhammad saw.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
'sudara mereka' => antar anak-anak ishak seketurunan/bersaudara
mosok menggok ke anak-anak ismael?
mosok atret ke abraham?
MOSOK ARAB ARAB KETURUNAN ARAB MESIR???
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:
eker-ekeran
cari hikmah pepesan kosong
karena isrok-mirotnya nya gak ada, hanya mimpi/karangan muhammad
apa kamu gak bisa menyebut peristiwa Isra' Mi'raj dg TULISAN YG LEBIH SANTUN bukan dg melecehkan dengan menulis :
isrok-mirot
Terakhir diubah oleh putramentari tanggal Fri Apr 11, 2014 12:03 pm, total 1 kali diubah
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: hikmah di balik kisah isra' mi'raj
SEGOROWEDI wrote:
'sudara mereka' => antar anak-anak ishak seketurunan/bersaudara
mosok menggok ke anak-anak ismael?
mosok atret ke abraham?
MOSOK ARAB ARAB KETURUNAN ARAB MESIR???
SEGO mulai menjerit-jerit, karena Ulangan 18:18 hanya tertuju kepada Nabi Muhammad saw.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Halaman 10 dari 12 • 1, 2, 3 ... 9, 10, 11, 12
Similar topics
» HIKMAH DARI KISAH PERJALANAN ISRA DAN MI’RAJ
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
» Isra - Miraj atau Miraj - Isra ?
» sejarah isra miraj
» Hari Isra Miraj, dua masjid dibakar di Inggris
» hikmah di balik musibah
Halaman 10 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik