Video Ahok: Anda Dibohongi Alquran Surat Al-Maidah 51 Viral di Medsos

First topic message reminder :

Video Ahok: Anda Dibohongi Alquran Surat Al-Maidah 51 Viral di Medsos

jgn pilih pemimpin NASRANI DAN YAHUDI !!!
sebab semuanya KAPIR KLOPIR...

yaaa...semua ayat islam pasti benar !!!
kan buatan ALLAH !!!
ditulis oleh TANGAN TUHAN ALLAH !!!


AYOH KITA PENJARAKAN AHOK !!

sekilas info...

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/09/15/16462071/pbnu.merujuk.ke.fatwa.1999.tentang.pemimpin.non-muslim

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak risau dalam menghadapi isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang memanas jelang Pilkada DKI 2017.

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya PBNU, Rumadi Ahmad, mengatakan bahwa PBNU sudah pernah mengeluarkan fatwa pada 1999 tentang memilih pemimpin non-Muslim.

"Fatwa kepemimpinan kalau MUI, Muhammadiyah, sudah jelas memilih pemimpin kafir tidak boleh, titik. Namun, NU punya fatwa-nya yang membolehkan, kata ulama pada tahun 1999," kata Rumadi di Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Dalam fatwa itu dijelaskan bahwa boleh memilih pemimpin non-Muslim jika pertama memang tidak ada orang Islam yang mampu memimpin. Kedua, ada calon beragama Islam, tetapi karena dikhawatirkan berkhianat, boleh memilih alternatifnya yang non-Muslim.

"Ketiga, memilih pemimpin non-Muslim selama tokoh itu dianggap tidak jadi ancaman bagi umat Islam, boleh saja," kata Rumadi.

Rumadi menjelaskan bahwa kepemimpinan dan pemilu selalu jadi masalah bagi pemilih beragama Islam sebab ada teks yang mengaturnya. Teks itu pula yang menjadi rujukan atau senjata untuk keuntungan politik.

Menurut Rumadi, konteks di balik teks ini adalah peperangan pada masa lampau.

"Bagi orang NU tidak ada lagi peperangan. Jadi, sekarang masa perdamaian. Kalau perdamaian me-refer ke ayat yang tadi itu (haram memilih pemimpin kafir), ya itu tidak relevan," kata dia.

==================================

sekilas info...

saya ini bukan cina, tapi jika ada orang yang sudah terbukti banyak memberantas koruptor, saya tidak keberatan kalau dia jadi pemimpin, tidak perduli dia cina atau bukan, tidak perduli dia Muslim atau bukan

orang-orang indonesia yang tidak memilih orang seperti ahok, sama dengan orang yang mempersilahkan banyak koruptor menggerogoti negara indonesia lagi. dengan kata lain rakyat kecil yang merupakan bagian besar diindonesia akan semakin terpuruk dan orang kaya akan semakin jaya.

mungkin banyak koruptor yang tidak terima,
mereka menyerang ahok dari semua sisi,
baik secara didepan layar atau
secara dibelakang layar,
karena mata pencaharian haram mereka telah dilibas ahok

setahuku tidak ada orang yang berani transparan seperti ahok, bahkan pejabat yang pernah ditantang transparan oleh ahok, tidak berani menanggapi

==================================

sekilas info...

menurutku orang-orang Islam yang merasa tersinggung oleh ahok dan yang menganggap ahok menghina, adalah karena kesalah pahaman

ahok tidak bermaksud menghina tapi mengungkapkan kebenaran

dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap umat Muslim diseluruh dunia terkhusus di Indonesia atas segala perkataan atau perbuatan ahok yang tercap sebagai menghina yang berhubungan dengan Islam

isaku wrote:

isaku wrote:
1. Karena biasanya kalimatnya kiai banyak bukan 1 kalimat itu saja. Biasanya sampai kepada 1 kalimat diatas yang anggaplah sebuah kesimpulan melalui proses dan ada syarat2 yang mesti dipenuhi. Jika a,b, c terpenuhi maka dihasilkanlah perkataan tersebut. Jika tidak ya tidak.

2. Kan saya bilang belum tentu, seharusnya itu dilihat perkasus, tidak bisa generalisasi. Orang pintar pun belum tentu benar2 pintar atau dianggap pasti pintar oleh orang2. Anggaplah yang bicara benar2 pintar, mestinya ada alasan atau penjelasan ketika dia menyimpulkan sesuatu, maka harus didengar juga penjelasannya. betul g?

3. Yang ngada2in siapa???

ryo wrote:
1. Apakah contoh dari "syarat (premis) terpenuhi" adalah kira2 sebagai berikut:
QS 5:51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

Premis a: mengambil orang nasrani sbg pemimpin akan jadi musuh Allah SWT dan akan kena azab neraka
Premis b: ahok orang nasrani
Kesimpulan: "memilih ahok menyebabkan masuk neraka" dgn bukti Al Maidah 51
Dan kesimpulan demikian itu bukan merupakan suatu pembodohan walau tidak terbuktikan kebenarannya, dan walau konteks ketika wahyu tsb diturunkan berlainkan dgn konteks pemilihan pilkada negara RI..
Begitu kah ????


2. Dgn kata lain, merasa dibodohi dgn perkataan "memilih ahok menyebabkan masuk neraka" itu tergantung tingkat intelektualnya si pendengar...
Misalnya: jika saya mendengar perkataan tsb, saya merasa dibodohi sbb penjelasannya menurut saya tidak logis, tidak pada konteksnya dan sekedar hasil cocokmologi ayat kitab suci saja yg hasilnya meleber kemana2 tidak pada tempatnya... sedangkan anda mungkin mendengar perkataan tsb, namun anda tidak merasa dibodohi sebab menurut anda penjelasannya logis bagi anda.
Begitu kan ?


3. Yang ngada2in ya orang2 yg bilang "memilih ahok menyebabkan masuk neraka" dan perkataan serupa seperti misalnya "memilih ahok menyebabkan muslimin/muslimah jadi musuh Allah SWT", "memilih ahok menyebabkan muslimin/muslimah jadi golongan kafir dan kena azab neraka kelak"
(sebab secara logika: kesannya orang itu memberitakan bhw Allah SWT kok sentimen amat dgn ahok, dan malah menimbulkan tanda tanya: masa iya sih sifat Allah SWT Yang Maha Pengasih itu kayak begitu???)

1. Premis a kok tidak sesuai bunyi ayat/kalimatnya. Apakah premis boleh diganti2 seenaknya (tidak sesuai data)??? Tidak ada kata2 "musuh Allah SWT dan akan kena azab neraka" kenapa bisa nongol sendiri di premis?
Karena premisnya dikarang2 maka kesimpulannya tidak perlu dilihat karena pasti keliru juga.

2. Belum tentu, tidak merasa dibodohi itu tidak mesti karena menerima dengan logis, bisa saja "JUSTRU KARENA TIDAK LOGIS" makanya tidak merasa dibodohi. "Ni orang salah, dia g paham", "Ni orang lagi emosi jadi ngomongnya ngasal" dst. Sesuatu yang salah kan tidak mesti disebut membodohi.
Kalau diiming2 mungkin bisa disebut membodohi, misalnya gini: "Ibu g usah khawatir, ini program pasti jalan se-enggaknya setahun lagi, kalau saya kepilih lagi ini bisa lanjut programnya, cuma ibu jangan merasa g enak karena g milih saya, kalau ada yg boongin ibu pake AlMaidah, gpp kok g milih saya"


3. G tau juga sih, soalnya belum pernah dengar. Umpama calon pemimpin non muslimnya bernama Muhammad pun, ya tetap ayatnya tidak berubah, maknai lah sesuai dengan makna ayat dan tafsirnya.

1. Dengan kata lain, parameter suatu kesimpulan "memilih ahok menyebabkan masuk neraka" dianggap bukan sebagai suatu kebohongan yakni apabila premis2nya sesuai dgn kalimat diayatnya:
QS 5:51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

Premis a: orang muslim yg mengambil memilih orang nasrani menjabat kedudukan sbg pemimpin (gubernur/bupati/walikota/presiden/wapres/kepala kelas bangku pendidikan/kepala sekolah bangku pendidikan/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/dll jabatan pemimpin), maka orang muslim tsb termasuk golongan orang nasrani dan orang muslim tsb adalah orang lalim (cmiiw) serta sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang muslim tsb

Premis b: ahok orang nasrani

Kesimpulan: "memilih ahok maupun orang nasrani lainnya untuk menjabatr kedudukan sbg pemimpin (gubernur/bupati/walikota/presiden/wapres/kepala kelas bangku pendidikan/kepala sekolah bangku pendidikan/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/dll jabatan pemimpin) menyebabkan siapapun orang muslim yg memilih non muslim tsb tidak diberi petunjuk oleh Allah"

Apakah benar seperti demikiankah yang anda maksud sbg 'syaratnya terpenuhi' ?



2. Baik, dengan demikian contoh dari poin nomor 2 anda diatas mengenai merasa/tidak dibodohi dan menganggap/tidak orang lain sbg membodohi adalah sebagai berikut:
Saya mendengar perkataan "Ibu g usah khawatir, ini program pasti jalan se-enggaknya setahun lagi, kalau saya kepilih lagi ini bisa lanjut programnya, cuma ibu jangan merasa g enak karena g milih saya, kalau ada yg boongin ibu pake AlMaidah, gpp kok g milih saya"
--> Saya tidak merasa dibodohi oleh si pembicara... Anda merasa dibodohi si pembicara dan anda menganggap si pembicara tsb mengiming-imingi dan membodohi si pendengar
Anda mendengar perkataan "blah blah blah (TIDAK LOGIS) kesimpulan; memilih ahok menyebabkan masuk neraka"
--> Anda tidak merasa dibodohi oleh si pembicara... Saya merasa dibodohi si pembicara menganggap si pembicara tsb menakut-nakuti dan membodohi serta mencuci otak si pendengar.




3. Maka pertanyaan selanjutnya adalah: Jadi apakah dapat dipastikan dan dibuktikan kebenarannya dan atau scr fakta bhw apabila ada seorang muslim memilih orang nasrani menjabat kedudukan sbg pemimpin (gubernur/bupati/walikota/presiden/wapres/kepala kelas bangku pendidikan/kepala sekolah bangku pendidikan/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/dll jabatan pemimpin), maka dlm seumur hidup orang muslim tsb setelah memilih, ia tidak diberi petunjuk oleh Allah SWT ?

QS 5:13  (5:12) Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

ryo wrote:1. Dengan kata lain, parameter suatu kesimpulan "memilih ahok menyebabkan masuk neraka" dianggap bukan sebagai suatu kebohongan yakni apabila premis2nya sesuai dgn kalimat diayatnya:
QS 5:51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

Premis a: orang muslim yg mengambil memilih orang nasrani menjabat kedudukan sbg pemimpin (Gubernur/RT/RW/Lurah,dst/kepala kelas SD,SMP,dst/kepala sekolah SD,SMP,dst/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/dll jabatan pemimpin), maka orang muslim tsb termasuk golongan orang nasrani dan orang muslim tsb adalah orang lalim (cmiiw) serta sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang muslim tsb

Premis b: ahok orang nasrani

Kesimpulan: "memilih ahok maupun orang nasrani lainnya untuk menjabatr kedudukan sbg pemimpin (Gubernur/RT/RW/Lurah,dst/kepala kelas SD,SMP,dst/kepala sekolah SD,SMP,dst/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/dll jabatan pemimpin) menyebabkan siapapun orang muslim yg memilih non muslim tsb tidak diberi petunjuk oleh Allah"

Apakah benar seperti demikiankah yang anda maksud sbg 'syaratnya terpenuhi' ?

Syarat terpenuhi yang mana?

2. Baik, dengan demikian contoh dari poin nomor 2 anda diatas mengenai merasa/tidak dibodohi dan menganggap/tidak orang lain sbg membodohi adalah sebagai berikut:
Saya mendengar perkataan "Ibu g usah khawatir, ini program pasti jalan se-enggaknya setahun lagi, kalau saya kepilih lagi ini bisa lanjut programnya, cuma ibu jangan merasa g enak karena g milih saya, kalau ada yg boongin ibu pake AlMaidah, gpp kok g milih saya"
--> Saya tidak merasa dibodohi oleh si pembicara... Anda merasa dibodohi si pembicara dan anda menganggap si pembicara tsb mengiming-imingi dan membodohi si pendengar
Anda mendengar perkataan "blah blah blah (TIDAK LOGIS) kesimpulan; memilih ahok menyebabkan masuk neraka"
--> Anda tidak merasa dibodohi oleh si pembicara... Saya merasa dibodohi si pembicara menganggap si pembicara tsb menakut-nakuti dan membodohi serta mencuci otak si pendengar.

Mungkin begitu mungkin juga tidak, apa yang kita skemakan dan deskripsikan belum tentu sama pada saat kita sendiri mendengar seseorang bicara .

3. Maka pertanyaan selanjutnya adalah: Jadi apakah dapat dipastikan dan dibuktikan kebenarannya dan atau scr fakta bhw apabila ada seorang muslim memilih orang nasrani menjabat kedudukan sbg pemimpin (Gubernur/RT/RW/Lurah,dst/kepala kelas SD,SMP,dst/kepala sekolah SD,SMP,dst/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/dll jabatan pemimpin), maka dlm seumur hidup orang muslim tsb setelah memilih, ia tidak diberi petunjuk oleh Allah SWT ?

Saya tidak akan berasumsi dengan keinginan dan keputusan Tuhan.

Saya tau anda ingin runut untuk mencapai sesuatu katakanlah kesimpulan, sayangnya anda tidak memulainya dengan runut. Anda memulai dengan premis yang keliru, walaupun kemudian diperbaiki itu tidak membantu, bicara ketuhanan tidak bisa dengan 2 premis saja. Mungkin anda perlu membaca ayat2 sebelumnya dan memasukkan premis c, d dst atau ayat2 seterusnya untuk premis g, h atau bahkan keseluruhan ayat2 AlQuran sehingga anda punya premis yang lengkap bagaimana memandang AlQuran, memandang Allah SWT yang dituhankan muslim, dan memandang Islam secara utuh.

Ahok: "… kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai surat al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya.."

Pertanyaan:
1. Kalimat "nggak bisa pilih saya (ahok)" merujuk pada:
a. pilkada 2017 ?
b. ???
Dengan demikian, maka secara logika kalimat... konteksnya adalah: .... ???


Berdasarkan konteks nomor 1 diatas......
2. Kalimat "Dibohongin pakai surat al Maidah 51, macem-macem itu" tertuju pada:
a. lawan2 politik ahok kah yg dituduh membohongi massa pake surat Al Maidah 51 agar nggak pilih ahok ??
b. ulama2 kah yg dituduh membohongi massa pake surat Al Maidah 51 agar nggak pilih ahok ??


3. Kalimat "Dibohongin pakai surat al Maidah 51, macem-macem itu" mengindikasikan bhw:
a. menurut pemikiran ahok, tindakan memakai Al Maidah 51 dan macam2 itu agar massa nggak pilih ahok adalah tindakan membohongi massa ?
b. menurut pemikiran ahok, .... ???


4. Kalimat "Itu hak bapak ibu" merujuk pada:
a. nggak bisa pilih ahok ?
b. Dibohongin pakai surat al Maidah 51, macem-macem itu ?


5. Kalimat "bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya" tertuju pada:
a. lawan2 politik ahok kah yg dituduh membodohi massa oleh krn tindakan menakut-nakuti massa dgn ancaman neraka agar massa merasa takut untuk pilih ahok ??
b. ulama2 kah yg dituduh membodohi massa oleh krn tindakan menakut-nakuti massa dgn ancaman neraka agar massa merasa takut untuk pilih ahok ??


6. Kalimat "bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya" mengindikasikan bhw:
a. menurut pemikiran ahok, tindakan menakut-nakuti massa dgn ancaman neraka agar massa nggak pilih ahok adalah tindakan membodohi massa ?
b. menurut pemikiran ahok, .... ???

Di lain waktu, ahok mengucapkan begini:
"Ada yang rasis dari pihak Kristen, dia menggunakan ada satu ayat saya lupa nih di Alkitab, dia bilang gini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman'. Itu juga dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen, non-Katolik. Itu yang saya maksud sampaikan kepada warga di Kepulauan Seribu,"

Kalimat "dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen" mengindikasikan bhw:
a. menurut pemikiran ahok, tindakan memakai ayat kitab suci kristen yg bilang begini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman' agar orang-orang Kristen-Katolik di gereja jangan memilih orang non-kristen adalah tindakan membodohi massa ??
b. menurut pemikiran ahok, .... ???


Dengan demikian, maka perkataan ahok diatas membuktikan bhw:
a. ahok menista agama kristen ?
b. ahok menghina pendeta2/romo2 yg memakai ayat termaksud agar massa jangan memilih non-kristen ???
c. ahok menyindir orang2 yg menggunakan cara demikian untuk mempengaruhi massa agar tidak memilih orang yg berbeda agama?

Dengan demikian, maka berdasarkan perkataan ahok diatas apakah sebaiknya:
a. orang2 nasrani huru hara hiruk pikuk ???
b. orang2 kristen demo anarki ??


Kemudian.....
Lantas bagaimana cara yg mencerdaskan massa sekaligus untuk menjatuhkan lawan politik ?
Terlihat seperti apakah seorang yg bukannya mempengaruhi massa agar tidak memilih lawan politiknya melainkan memilih dirinya dgn menunjukkan kualitas dirinya, kinerjanya, prestasi2nya melainkan mempengaruhi massa agar tidak memilih lawan politiknya dgn cara memakai ayat kitab suci ??

quote ryo
Di lain waktu, ahok mengucapkan begini:
"Ada yang rasis dari pihak Kristen, dia menggunakan ada satu ayat saya lupa nih di Alkitab, dia bilang gini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman'. Itu juga dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen, non-Katolik. Itu yang saya maksud sampaikan kepada warga di Kepulauan Seribu,"

Kalimat "dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen" mengindikasikan bhw:
a. menurut pemikiran ahok, tindakan memakai ayat kitab suci kristen yg bilang begini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman' agar orang-orang Kristen-Katolik di gereja jangan memilih orang non-kristen adalah tindakan membodohi massa ??
b. menurut pemikiran ahok, .... ???

Dengan demikian, maka perkataan ahok diatas membuktikan bhw:
a. ahok menista agama kristen ?
b. ahok menghina pendeta2/romo2 yg memakai ayat termaksud agar massa jangan memilih non-kristen ???
c. ahok menyindir orang2 yg menggunakan cara demikian untuk mempengaruhi massa agar tidak memilih orang yg berbeda agama?

Dengan demikian, maka berdasarkan perkataan ahok diatas apakah sebaiknya:
a. orang2 nasrani huru hara hiruk pikuk ???
b. orang2 kristen demo anarki ??

Kemudian.....
Lantas bagaimana cara yg mencerdaskan massa sekaligus untuk menjatuhkan lawan politik ?
Terlihat seperti apakah seorang yg bukannya mempengaruhi massa agar tidak memilih lawan politiknya melainkan memilih dirinya dgn menunjukkan kualitas dirinya, kinerjanya, prestasi2nya melainkan mempengaruhi massa agar tidak memilih lawan politiknya dgn cara memakai ayat kitab suci ??


#tanggapan :

Di lain waktu, ahok mengucapkan begini:
"Ada yang rasis dari pihak Kristen, dia menggunakan ada satu ayat saya lupa nih di Alkitab, dia bilang gini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman'. Itu juga dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen, non-Katolik. Itu yang saya maksud sampaikan kepada warga di Kepulauan Seribu,"

Kalimat "dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen" mengindikasikan bhw:
a. menurut pemikiran ahok, tindakan memakai ayat kitab suci kristen yg bilang begini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman' agar orang-orang Kristen-Katolik di gereja jangan memilih orang non-kristen adalah tindakan membodohi massa

Dengan demikian, maka perkataan ahok diatas membuktikan bhw:
c. ahok menyindir orang2 yg menggunakan cara demikian untuk mempengaruhi massa agar tidak memilih orang yg berbeda agama

Sabar aja mas ryo, Ahoknya sih pake kampanye segala...

Menurut saya Ahok terlalu banyak pikiran, atau kurang dipikir dulu kalo ngomong, g diliat dulu lagi bicara sama siapa, nanggapin siapa g jelas, ngegosipin orang tapi tidak disebut siapa orangnya padahal lawan faktualnya di pilgub orang baru, lain lagi bukan yang taon kemaren.

Yang jelas Ahok sedang menjawab seseorang, menyerang dengan kata2, tapi tidak dijelaskan siapa. Sebetulnya kalau mau lebih gagah sebut saja nama orangnya langsung, kan ketauan yang dimaksud siapa.

isaku wrote:Tapi ayat yang bicara tidak hanya 1 ayat saja berkenaan dengan memilih pemimpin nonmuslim, ada 10 mungkin 12
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/10/03/20572/inilah-dalildalil-mengharamkan-umat-islam-memilih-pemimpin-kafir/

QS. 3:28. Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).

"kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka" -> menunjukkan kalau kafirnya itu ada di pihak yang berbeda, sehingga yang dimaksud wali disitu itu adalah sekutu, bukan pemimpin! & alasan pelarangannya itu bukan karena kekafirannya, tapi karena adanya potensi permusuhan/pengkhianatan dari mereka!

QS. 4:140. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,

QS. 4:144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?

-> nampak jelas disitu bahwa yang dimaksud wali disitu itu adalah teman ngumpul/silaturahmi, bukan pemimpin! & alasan pelarangannya itu bukan dikarenakan siapa mereka, malainkan karena apa yang mereka lakukan!

QS. 5:55-57. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.

-> nampak jelas disitu bahwa yang dimaksud dengan wali disitu itu adalah penolong/panutan dalam beragama, nggak ada hubungannya dengan pemimpin! & alasan pelarangannya itu bukan dikarenakan mereka Ahli Kitab ataupun Pagan Arab, melainkan karena mereka mengolok-olok kebenaran!

QS. 9:23. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

QS. 9:25. Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.

-> nampak jelas bahwa yang dimaksud wali disitu itu adalah sekutu perang, & lagipula alasan pelarangannya itu adalah karena mereka tidak dalam satu orientasi, dalam suatu pasukan kalau orang2nya udah beda orientasi maka ya pasukan itu akan tercerai-berai!

QS. 58:18. (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.

QS. 58:22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.

-> nampak jelas disitu bahwa ayat tsb konteksnya adalah hari kiamat, menceritakan tentang apa yang akan terjadi ketika hari kiamat kelak, & di hari kiamat memang tidak ada orang yang bisa menolong orang lainnya, mengingat tiap2 orang diadili sesuai ketentuannya Allah!

QS. 3:118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

-> nampak jelas disitu bahwa alasan pelarangannya itu karena apa yang mereka lakukan, bukan karena siapa mereka!

sedangkan untuk yang lainnya, penulis artikel tsb sudah cukup jelas menegaskan maksudnya :

4. Al-Qur'an melarang saling tolong dengan kafir yang akan merugikan umat Islam

5. Al-Qur'an melarang mentaati orang kafir untuk menguasai muslim

6. Al-Qur'an melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga menguasai muslim

bahwa alasan pelarangannya itu bukan karena siapa mereka, melainkan karena apa yang mereka lakukan!

QS. 4. An-Nisaa' : 138-139.

sudah dijelaskan pada penjelasan QS. 4:140 & QS. 4:144!

QS. 5. Al-Maa-idah : 51

sudah dijelaskan di post sebelumnya, maupun di thread lain!

QS. 5 (Al-Ma'idah) :
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (79) Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. (80) Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik. (81)

-> sudah jelas disitu bahwa alasan pelarangannya itu adalah karena apa yang mereka perbuat, bukan karena siapa mereka & ayat itu konteksnya bukan tentang menjadikan pemimpin, tapi tentang menjadikan sekutu perang!

QS. 60:1-2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.

-> sudah jelas bahwa yang dimaksud wali disitu itu adalah teman, & alasan pelarangannya itu adalah karena apa yang mereka perbuat, bukan karena siapa mereka!

QS. 58:14-16. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan.

-> sudah jelas bahwa yang dimaksud wali disitu itu adalah teman, & alasan pelarangannya itu adalah karena apa yang mereka perbuat, bukan karena siapa mereka!

QS. 60 (Al-Mumtahah) :
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali". (4) "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (5) Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji. (6) Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (7) Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (8) Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (9)

-> yang dimaksud fitnah disitu itu adalah permusuhan, & yang dilarang untuk dijadikan kawan itu adalah orang yang memusuhi, jadi alasan pelarangannya itu adalah karena memusuhi, bukan karena beda agama!

isaku wrote:Tidak memilih pemimpin non-muslim adalah hal preventive dalam keislaman, menghindari hal2 yang tidak diinginkan terjadi.

tidak menjadikan non-muslim sebagai teman, tidak sekolah di sekolah Kristen, ataupun memutuskan hubungan persaudaraan dengan saudara kita yang non-muslim, secara logika, adalah hal preventive juga loh!

isaku wrote:Lain halnya dengan Attaubah 29 adalah action yang mana setiap action/amal/perbuatan ada aturan mainnya/tata caranya.  

baik larangan ataupun perintah action, itu semua pada dasarnya tidak ada bedanya, larangan memilih pemimpin non-muslim bisa dibaca sebagai perintah mengganti pemimpin non-muslim dengan pemimpin muslim, & dulu Yahudi Madinah pernah dianggap memerangi, karena sebagai sekutu, mereka tidak menghalangi/membiarkan musuh muslim memerangi muslim!

isaku wrote:Sabar aja mas ryo,  Ahoknya sih pake kampanye segala...

Menurut saya Ahok terlalu banyak pikiran, atau kurang dipikir dulu kalo ngomong, g diliat dulu lagi bicara sama siapa, nanggapin siapa g jelas, ngegosipin orang tapi tidak disebut siapa orangnya padahal lawan faktualnya di pilgub orang baru, lain lagi bukan yang taon kemaren.

Yang jelas Ahok sedang menjawab seseorang, menyerang dengan kata2, tapi tidak dijelaskan siapa. Sebetulnya kalau mau lebih gagah sebut saja nama orangnya langsung, kan ketauan yang dimaksud siapa.

Menurut saya pribadi, biar gimanapun ahok memang dapat disalahkan krn mengucapkan kata2 tersebut terlepas tertuju kepada siapa.
Memang satu rangkaian perkataan itu bisa multi tafsir misalnya si ahek (tokoh fiksi gubernur kota antah berantah orang non kristen) pidato:
"Jadi bapak ibu nggak usah khawatir.... Jadi saya ingin cerita ini supaya bapak ibu semangat. Jadi nggak usah pikiran 'Ah nanti kalau nggak kepilih pasti Ahek (tokoh fiksi) programnya bubar'. Nggak,.... jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin pakai surat G 6 (kitab suci kristen) macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin gitu ya, nggak apa-apa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu nggak usah merasa nggak enak. Dalam nuraninya nggak bisa pilih Ahek, nggak suka ama Ahek, nih. Tapi programnya, gue kalau terima, gue nggak enak dong ama dia, utang budi. Jangan..... Jadi ang... bukan anggap. Ini adalah hak semua bapak ibu sebagai warga kota antah berantah. Kebetulan saya gubernur mempunyai program ini. Jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan bapak ibu mau pilih siapa."

Bagi si ahek (tokoh fiksi gubernur kota antah berantah orang non kristen), ia menyebut tindakan tsb sbg 'tindakan membohongi massa'
Namun bagi orang lain katakanlah si poltake (tokoh fiksi beragama kristen), tindakan tsb tidak bisa disebut sbg tindakan membohongi massa'..
Adapun krn si ahek mengucapkan kalimat frasa merah, apalagi yg mengucapkan itu non kristen....maka si ujang menilai bhw ahek telah menista agama kristen, menghina pendeta2/romo2, dsb..

Apabila si ahek bilang: "Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin dipengaruhi pakai surat G 6 (kitab suci kristen) macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin dibilangi gitu ya, nggak apa-apa"
Maka jelas akan lain ceritanya..

Demikian halnya, apabila si ahok bilang: "Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin dipengaruhi pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin dibilangi gitu ya, nggak apa-apa"
Maka jelas akan lain ceritanya..

Jadi, menurut saya... si ahok memang dapat dipersalahkan krn mengucapkan kalimat tsb... sekarang ya tinggal tunggu nasib saja.. mungkin ahok lagi ketakutan dan sangat menyesali perkataannya yg spontan tsb berdampak luas dan mungkin ahok bisa dipenjara krn mulutnya harimaunya.. hahahhaa

Moral story: ga boleh ceplas ceplos.

isaku wrote:

isaku wrote:
Keliru makenya.... bukan haram dipimpin, yang dilarang adalah ketika "memilih pemimpin".

ryo wrote:
Aplikasinya itu begimana ?
Contoh:
- menurut anda, Al Maidah 51 berisi ttg larangan memilih pemimpin non-muslim, bukan larangan dipimpin orang non-muslim.
- anda tahu perusahaan hp samsung itu pemimpinnya orang non-muslim
- maka andaikata anda bekerja disana, itu namanya "anda memilih pemimpin orang non-muslim" alias "anda memilih untuk dipimpin orang non-muslim" alias dong ?

Jika anda keberatan dikatakan "anda memilih pemimpin orang non-muslim" ya jangan kerja diperusahaan yg pemimpinnya orang non-muslim.. Kan begitu logika kalimatnya ?

Ya ada yang menggunakan logika itu dan tidak pernah bekerja diperusahaan bukan muslim. Namun lebih banyak yang menganggap menjadi karyawan sama halnya dengan Jual Beli, ada akad/perjanjian dan tidak ada masalah siapa yang punya, sama halnya tida ada larangan bertransaksi dengan nonmuslim. Jadi bekerja itu adalah menjual jasa dan mendapat upah dan bukan perkara memilih pemimpin.

Oh begitu... dgn kata lain, pada analogi "orang muslim memilih dipimpin non muslim dgn memilih bekerja di tempat yg pemimpinnya non muslim"...
- walau kenyataannya orang muslim tsb jelas2 dipimpin oleh non muslim dan
- walau kenyataannya orang muslim tsb punya pilihan..
namun krn anggapan bhw 'karyawan sama halnya jual beli", maka lebih banyak orang mengesampingkan kenyataan tsb.


Sekarang saya sedang berkhayal:
1. Bila di negara Repulblik Indonesia tercinta yg:
- menganut paham demokrasi
- berasaskan pancasila
- berpedoman UUD'45 yg pada pasal 28D ayat 3 tertulis "Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan."
- terdiri dari berbagai pulau, suku, bahasa dan agama; pulau bali mayoritas hindu, pulau papua, NTT, dll bagian Indonesia timur mayoritas kristen, beberapa daerah seperti manado, ambon, dll yg mayoritas kristen

2. Bagi orang muslim: (gubernur/bupati/walikota/presiden/wapres/kepala kelas bangku pendidikan/kepala sekolah bangku pendidikan/ketua organisasi/ketua kelompok/ketua regu/ketua arisan/dll jabatan pemimpin) serta merta pengertiannya adalah pengertian awliya (QS 5:51)

3. Maka kemungkinan implikasinya:
-di daerah2 yg mayoritas beragama Islam, non-muslim jadi tukang sapu, tukang parkir, dsb
- terjadi pengelompokan; krn non muslim ingin mencari kehidupan ekonomi yg lebih baik, mereka pindah ke daerah yg mayoritas pemeluk agamanya masing ie; orang hindu pindah bali, orang kristen pindah papua, dsb dan lama2 musnahlah populasi non-muslim di daerah yg mayoritas muslim
- lalu dari hal tsb, bisa jadi bagi daerah2 yg mayoritas non-muslim tsb, muncul benih2 keinginan untuk lepas dari NKRI


Bagaimana menurut anda, apakah ada kemungkinan hal demikian akan terjadi sbg implikasi dari poin 2 ?

gayatri wrote:

   @gayatri wrote:

     muslim :   Ini kayanya lebih cocok diskusinya "muslim only".

   yup,benar
   kalau ada aib dalam agama kita.memang lebih afdol for muslim only.
   hahahaha..

kata KH,teungku apa tuh.. di ILC,"ahok mestinya dihukum mati."
  gayatri :  islam agama yg terbodoh.
bahkan ..   suara saksi wanita dianggap separo saksi pria. (di ISLAM !! )

   yg pasti..ISLAM itu RASIS !! (dgn almaida 51)
   makanya umat yg bodoh,malah membela agama RASIS !!!! sinting gak nurut kalian?????
   agama kok dibela??? hrsnya yg dibela itu kebenaran!
   agama hanya sarana utk menyampaikan kebenaran.
   kalu agama kalian nyuruh bunuh anak kalian yg terlahir cacatpun.tentu kalian bela!!!
   dasar bodoh

   setelah kejadian almaidah 51..
   muslim terpecah jadi 2 kubu:
   1. kubu anti Ahok,yaitu mereka yg membenarkan perbuatan RASIS,
   dgn dalih islam yang sudah membenarkan RASIS,dgn almaidah 51

   2.kubu pembela Ahok,yaitu muslim yg tidak membenarkan perbuatan RASIS,dan mengabaikan hal     tsb,sekalipun ada dlm ajaran islam.

   ingat muslim yg coba membela Ahok,beresiko mati / jadi korban kebuasan islam
   radikal.
   nah ...skrg kalian sbg muslim mau masuk yg golongan 1 atau 2..ayo...?

dini:
anda itu ngomong apa sih ?? kok ga jelas ...

apa yg gak jelas bu?
mari bahas satu persatu..

masih perlu dibahas ?? ... please deh ah

orang lain udah naik roket sampe ke bulan ... anda masih aja uplek ngurusin bahan bakar roket-nya

nyimak aja deh..dah tuwir kalo masalah ginian..

ryo wrote:

isaku wrote:Sabar aja mas ryo,  Ahoknya sih pake kampanye segala...

Menurut saya Ahok terlalu banyak pikiran, atau kurang dipikir dulu kalo ngomong, g diliat dulu lagi bicara sama siapa, nanggapin siapa g jelas, ngegosipin orang tapi tidak disebut siapa orangnya padahal lawan faktualnya di pilgub orang baru, lain lagi bukan yang taon kemaren.

Yang jelas Ahok sedang menjawab seseorang, menyerang dengan kata2, tapi tidak dijelaskan siapa. Sebetulnya kalau mau lebih gagah sebut saja nama orangnya langsung, kan ketauan yang dimaksud siapa.

Menurut saya pribadi, biar gimanapun ahok memang dapat disalahkan krn mengucapkan kata2 tersebut terlepas tertuju kepada siapa.
Memang satu rangkaian perkataan itu bisa multi tafsir misalnya si ahek (tokoh fiksi gubernur kota antah berantah orang non kristen) pidato:
"Jadi bapak ibu nggak usah khawatir.... Jadi saya ingin cerita ini supaya bapak ibu semangat. Jadi nggak usah pikiran 'Ah nanti kalau nggak kepilih pasti Ahek (tokoh fiksi) programnya bubar'. Nggak,.... jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin pakai surat G 6 (kitab suci kristen) macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin gitu ya, nggak apa-apa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu nggak usah merasa nggak enak. Dalam nuraninya nggak bisa pilih Ahek, nggak suka ama Ahek, nih. Tapi programnya, gue kalau terima, gue nggak enak dong ama dia, utang budi. Jangan..... Jadi ang... bukan anggap. Ini adalah hak semua bapak ibu sebagai warga kota antah berantah. Kebetulan saya gubernur mempunyai program ini. Jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan bapak ibu mau pilih siapa."

Bagi si ahek (tokoh fiksi gubernur kota antah berantah orang non kristen), ia menyebut tindakan tsb sbg 'tindakan membohongi massa'
Namun bagi orang lain katakanlah si poltake (tokoh fiksi beragama kristen), tindakan tsb tidak bisa disebut sbg tindakan membohongi massa'..
Adapun krn si ahek mengucapkan kalimat frasa merah, apalagi yg mengucapkan itu non kristen....maka si ujang menilai bhw ahek telah menista agama kristen, menghina pendeta2/romo2, dsb..

Apabila si ahek bilang: "Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin dipengaruhi pakai surat G 6 (kitab suci kristen) macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin dibilangi gitu ya, nggak apa-apa"
Maka jelas akan lain ceritanya..

Demikian halnya, apabila si ahok bilang: "Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin dipengaruhi pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin dibilangi gitu ya, nggak apa-apa"
Maka jelas akan lain ceritanya..

Jadi, menurut saya... si ahok memang dapat dipersalahkan krn mengucapkan kalimat tsb... sekarang ya tinggal tunggu nasib saja.. mungkin ahok lagi ketakutan dan sangat menyesali perkataannya yg spontan tsb berdampak luas dan mungkin ahok bisa dipenjara krn mulutnya harimaunya.. hahahhaa

Moral story: ga boleh ceplas ceplos.

Nah ini dia, termika kasih. Terkadang memang orang yang berada di luar lingkaran lebih objektif menilai sesuatu.
Banyak orang menggunakan kata2 bijak "Ahok itu bukan penjahat dan bukan pula malaikat, jadi yang normal saja melihatnya", tapi kata2 itu justru digunakan untuk menutupi keberpihakan.

Padahal sederhananya Ahok mengeluarkan statement, "ada orang membohongi, ada yang membodohi" ...  tapi dia tidak menyebut siapa orang itu, harusnya Bu Mega bilang Ahok sebetulnya tidak terlalu BANGKA karena tidak cukup gagah menyebut siapa orangnya, dan pembohongan itu pake alat spesifik surat tertentu dalam AlQuran.
Saya justru tidak paham kenapa orang2 berlomba2 menafsirkan kata2 Ahok tersebut adalah kata2 yang normal, biasa dan bijak.

Harusnya komentar yang normal adalah "Ahok memang salah tapi dia tidak bermaksud melecehkan Islam, AlQuran dan para ulama, dia hanya menyerang lawan2 politiknya sayangnya dengan pilihan kata2 yang buruk".
Yang seperti ini cukup normal dan fair



Btw, ceplas ceplos gpp asal CLEAR tidak ambigu, spesifik kalau ingin menyerang seseorang, jangan memuntahkan peluru tanpa tujuan dan di waktu dan tempat yang tepat.

isaku wrote:

ryo wrote:

isaku wrote:Sabar aja mas ryo,  Ahoknya sih pake kampanye segala...

Menurut saya Ahok terlalu banyak pikiran, atau kurang dipikir dulu kalo ngomong, g diliat dulu lagi bicara sama siapa, nanggapin siapa g jelas, ngegosipin orang tapi tidak disebut siapa orangnya padahal lawan faktualnya di pilgub orang baru, lain lagi bukan yang taon kemaren.

Yang jelas Ahok sedang menjawab seseorang, menyerang dengan kata2, tapi tidak dijelaskan siapa. Sebetulnya kalau mau lebih gagah sebut saja nama orangnya langsung, kan ketauan yang dimaksud siapa.

Menurut saya pribadi, biar gimanapun ahok memang dapat disalahkan krn mengucapkan kata2 tersebut terlepas tertuju kepada siapa.
Memang satu rangkaian perkataan itu bisa multi tafsir misalnya si ahek (tokoh fiksi gubernur kota antah berantah orang non kristen) pidato:
"Jadi bapak ibu nggak usah khawatir.... Jadi saya ingin cerita ini supaya bapak ibu semangat. Jadi nggak usah pikiran 'Ah nanti kalau nggak kepilih pasti Ahek (tokoh fiksi) programnya bubar'. Nggak,.... jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin pakai surat G 6 (kitab suci kristen) macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin gitu ya, nggak apa-apa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu nggak usah merasa nggak enak. Dalam nuraninya nggak bisa pilih Ahek, nggak suka ama Ahek, nih. Tapi programnya, gue kalau terima, gue nggak enak dong ama dia, utang budi. Jangan..... Jadi ang... bukan anggap. Ini adalah hak semua bapak ibu sebagai warga kota antah berantah. Kebetulan saya gubernur mempunyai program ini. Jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan bapak ibu mau pilih siapa."

Bagi si ahek (tokoh fiksi gubernur kota antah berantah orang non kristen), ia menyebut tindakan tsb sbg 'tindakan membohongi massa'
Namun bagi orang lain katakanlah si poltake (tokoh fiksi beragama kristen), tindakan tsb tidak bisa disebut sbg tindakan membohongi massa'..
Adapun krn si ahek mengucapkan kalimat frasa merah, apalagi yg mengucapkan itu non kristen....maka si ujang menilai bhw ahek telah menista agama kristen, menghina pendeta2/romo2, dsb..

Apabila si ahek bilang: "Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin dipengaruhi pakai surat G 6 (kitab suci kristen) macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin dibilangi gitu ya, nggak apa-apa"
Maka jelas akan lain ceritanya..

Demikian halnya, apabila si ahok bilang: "Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya karena dibohongin dipengaruhi pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan 'Nggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka' dibodohin dibilangi gitu ya, nggak apa-apa"
Maka jelas akan lain ceritanya..

Jadi, menurut saya... si ahok memang dapat dipersalahkan krn mengucapkan kalimat tsb... sekarang ya tinggal tunggu nasib saja.. mungkin ahok lagi ketakutan dan sangat menyesali perkataannya yg spontan tsb berdampak luas dan mungkin ahok bisa dipenjara krn mulutnya harimaunya.. hahahhaa

Moral story: ga boleh ceplas ceplos.

Nah ini dia, termika kasih. Terkadang memang orang yang berada di luar lingkaran lebih objektif menilai sesuatu.
Banyak orang menggunakan kata2 bijak "Ahok itu bukan penjahat dan bukan pula malaikat, jadi yang normal saja melihatnya", tapi kata2 itu justru digunakan untuk menutupi keberpihakan.

Padahal sederhananya Ahok mengeluarkan statement, "ada orang membohongi, ada yang membodohi" ...  tapi dia tidak menyebut siapa orang itu, harusnya Bu Mega bilang Ahok sebetulnya tidak terlalu BANGKA karena tidak cukup gagah menyebut siapa orangnya, dan pembohongan itu pake alat spesifik surat tertentu dalam AlQuran.
Saya justru tidak paham kenapa orang2 berlomba2 menafsirkan kata2 Ahok tersebut adalah kata2 yang normal, biasa dan bijak.

Harusnya komentar yang normal adalah "Ahok memang salah tapi dia tidak bermaksud melecehkan Islam, AlQuran dan para ulama, dia hanya menyerang lawan2 politiknya sayangnya dengan pilihan kata2 yang buruk".
Yang seperti ini cukup normal dan fair



Btw, ceplas ceplos gpp asal CLEAR tidak ambigu, spesifik kalau ingin menyerang seseorang, jangan memuntahkan peluru tanpa tujuan dan di waktu dan tempat yang tepat.

merah : lah at least kalimat itu masih bagus toh didengar ... ga ada hatred dan kebencian gitu loh >>> tergantung orang lain saja lah ya menanggapi-nya gimana ... kalau sudah benci ... kalimat baik dan netral seperti apapun tetap dipandang buruk

bandingkan dengan mereka2 yang teriak pakai kata dajjal, babi, mulut comberan, dan semua caci maki ... mengancam2 dengan neraka, kafir, sesat, JIL dsb ... sambil menggunakan baju "islami" >>> bukannya mereka juga ga ada bedanya dengan Dimas Kanjeng ??

oh iya ... no wonder MUI bikin fatwa seperti itu ya ... kan bagian dari mereka juga pendukung-nya Dimas Kanjeng

moral story dari kejadian ini adalah ... banyak orang menggunakan kemunafikan sebagai "symbol agama" atas dasar kebencian

dan secara sengaja atau ga sengaja >>> Ahok memicu kemarahan orang2 ini >>> jadilah fatwa2 ga jelas itu tadi

biru : no ... kalimat Ahok tidak ada yang salah ... apa yang dikatakan Ahok adalah fakta dan tidak bohong ... mengatakan bohong pada seorang pembohong kok salah ??

------------------------------------------------------

fakta dilapangan adalah :

banyak "ulama" karbitan teriak2 tentang bahaya sekularisme, atheisme dst, atau bahkan memusuhi agama tertentu dsb >>>> mereka bicara seperti ini .. basicnya cuma karena sikap ingkar atas kegagalan mereka sendiri sebagai ulama

ibarat orang tua yang gagal dalam mengasuh anak ... tapi TERLALU SOMBONG mengakui kegagalan mereka ... akhirnya sibuk menyalahkan sekolah, tetangga, lingkungan, teman2 si anak dst ...

sambil menangis tersedu2 merasa terzolimi si orang tua bilang seperti ini "Kok orang2 jahat sekali sih sama keluarga saya ... padahal saya kan cuma titip ke mereka karena saya harus "cari uang" .... tapi bukan dirusak seperti ini"

tapi ... alhamdulillah ... masih banyak juga ulama yang tidak karbitan seperti diatas ... mereka2 ini masih "normal" untuk melihat segala hal lebih proposional ... tidak dengan kebencian dan kesombongan

gak usa berteori aja..bisa gak selamatkan Arswendo dari
kebrutalan islam? gak bisa

bs gak selamatkan Ariel dari kebrutalan islam? ga bisa

bs gak selamatkan Ahok dari kebrutalan islam???

gayatri wrote:gak usa berteori aja..bisa gak selamatkan Arswendo dari
kebrutalan islam? gak bisa

bs gak selamatkan Ariel dari kebrutalan islam? ga bisa

bs gak selamatkan Ahok dari kebrutalan islam???

buat mereka2 yang ga percaya pada Keadilan Sang Khalik ... memang jatuh-nya cuma ragu2 seumur hidupnya

btw ... kalau anda menyamakan kejadian P. Seribu-nya Ahok selevel dengan apa yang dilakukan Ariel >>> ya no wonder bukan ... dari awal kan anda memang sudah ga suka dengan Ahok

njlajahweb wrote:atau mungkin jalan tengahnya begini,
selama ahok bukan Islam, ahok tidak boleh menjadi presiden, tapi boleh menjadi wakil presiden

kutipan dari http://santriclumut.blogspot.sg/2014/11/hukum-mengangkat-pemimpin-non-muslim-dalam-islam.html

Apabila kita bersedia merujuk pada data sejarah yang otentik, maka diketahui bahwa pengangkatan non muslim sebagai pemimpin ataupun petinggi di bawah khalifah pernah terjadi di masa Khalifah Umar bin Khatab dan khalifah-khalifah selanjutnya. Di masa itu Khalifah umar memasukkan orang-oorang non muslim dalam jajaran pemerintahannya. Begitu pula dengan khalifah di masa pemerintahan bani Abbas juga mempercayakan jabatan-jabatan kenegaraan kepada orang yahudi dan nasrani.
Dari kenyataan sejarah ini kemudian muncullah pendapat dari para ulama, misalnya mufti mesir, D. Ali Jumah, yang membolehkan untuk mengangkat pemimpin non muslim selama statusnya itu berada di bawah pemimpin tertinggi atau presiden.

jadi harapan saya untuk sementara ini, jokowi tetap jadi presiden dan ahok kelak bisa jadi wakil presiden

sudah dibahas disini bukan ?

http://www.laskarislam.com/t10279p25-bu-mega-bangka-harus-berkorban-sementara

ya Cayang...

jadi kalian sebagai muslim apa kah setuju Ahok menghina islam di pulau sertibu?
pdhl UUD kita sudah tentukan pemimpin non muslim berhak jadi pemimpin.Krn UUD lebih baru dari Quran,itu berarti,muslim mayoritas sudah menganggap almaidah 51 gak sesuai jaman!!!
sama seperti HUKUM syariat islam gak sesuai jaman!!!
berarti islam agama yg sudah kadaluarsa..

njlajahweb wrote:ya Cayang...

gayatri wrote:jadi kalian sebagai muslim apa kah setuju Ahok menghina islam di pulau sertibu?
pdhl UUD kita sudah tentukan pemimpin non muslim berhak jadi pemimpin.Krn UUD lebih baru dari Quran,itu berarti,muslim mayoritas sudah menganggap almaidah 51 gak sesuai jaman!!!
sama seperti HUKUM syariat islam gak sesuai jaman!!!
berarti islam agama yg sudah kadaluarsa..

yang biru itu jaka sembung dengan yang merah

Apa yang dilakukan Ahok memang tidak menghina Islam ... tidak ada penistaan agama disitu (dilihat dari UU penistaan agama)

ga ada hubungannya dengan beda tafsir dalam Al Maidah

anda mencampur aduk antara UU tentang penistaan agama vs multi tafsir dalam Al Maidah 51

dee-nee wrote:

gayatri wrote:jadi kalian sebagai muslim apa kah setuju Ahok menghina islam di pulau sertibu?
pdhl UUD kita sudah tentukan pemimpin non muslim berhak jadi pemimpin.Krn UUD lebih baru dari Quran,itu berarti,muslim mayoritas sudah menganggap almaidah 51 gak sesuai jaman!!!
sama seperti HUKUM syariat islam gak sesuai jaman!!!
berarti islam agama yg sudah kadaluarsa..

yang biru itu jaka sembung dengan yang merah

Apa yang dilakukan Ahok memang tidak menghina Islam ... tidak ada penistaan agama disitu (dilihat dari UU penistaan agama)

ga ada hubungannya dengan beda tafsir dalam Al Maidah

anda mencampur aduk antara UU tentang penistaan agama vs multi tafsir dalam Al Maidah 51

Menurut sikap dan pendapat MUI yg saya pahami, ahok telah menista agama Islam dan menghina ulama/kyai/ustad Islam walau tidak ada statemen ahok pada pidato tsb yg bunyinya antara lain:
a. "dibohongi surat al maidah 51 macam2 itu ya"
b. "dibohongi oleh ulama/kyai/ustad pakai al maidah 51 macam2 itu ya"

Dgn kata lain:
a. MUI menafsirkan sendiri bhw perkataan ahok tsb artinya ahok menganggap surat al maidah 51 sbg suatu kebohongan
b. MUI berprasangka sendiri bhw perkataan ahok tsb tertuju pada mereka.

-------------------------

Contoh dari kasus ttg penghinaan agama:
Ada seorang ibu rumah tangga beragama kristen di Bali mengatakan "Tuhan tidak bisa datang ke rumah ini karena canang itu jijik dan kotor,"
Menurut ibu tsb, dia menyampaikan hal itu karena menurut keyakinannya yaitu agama Kristen, Tuhan tidak butuh persembahan.
Dia mengaku bhw pernyataan itu dikeluarkan scr spontan dan tidak ada maksud menghina ataupun menodai agama Hindu.
Adapun Majelis hakim menyatakan ibu beragama kristen tsb telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama yang dianut di Indonesia.

Jadi... krn menurut keyakinan Kristen yg dipeluk ibu tsb ialah bhw "Tuhan tidak butuh persembahan", maka ibu itu mengatakan "Tuhan tidak bisa datang ke rumah ini karena canang itu jijik dan kotor,"

Kembali ke asumsi analisa perkataan ahok...
a. jika perkataan ahok itu diucapkannya dgn dasar kepercayaan agamanya dan menganggap bhw surat Al Maidah 51 itu suatu kebohongan, maka ahok dapat terkena sanksi pidana sebagaimana contoh kasus ibu beragama kristen di bali yg melakukan tindak pidana penghinaan agama.
b. jika perkataan ahok itu diucapkannya bukan dgn dasar kepercayaan agamanya dan tidak menganggap bhw surat Al Maidah 51 itu suatu kebohongan, maka tugas jaksa penuntut untuk "menjebak" ahok agar ahok dapat terkena sanksi pidana sebagaimana contoh kasus ibu beragama kristen di bali yg melakukan tindak pidana penghinaan agama.

Ilustrasi sebaliknya dari poin a... menurut agama Islam, yesus itu bukan Tuhan..
Kemudian alkisah ada seorang muslim berkata "kan bisa saja dlm hati kecil bapak ibu menyembah yesus sbg Tuhan, dibohongi pakai surat blah blah (ayat kitab suci kristen)..."
---> jika orang muslim tsb mengucapkan perkataan tsb dgn dasar kepercayaan agamanya dan menganggap bhw surat yg tercantum pada kitab suci kristen itu suatu kebohongan, maka orang muslim tsb juga dapat terkena kasus tindak pidana penghinaan agama.

ryo wrote:

dee-nee wrote:

gayatri wrote:jadi kalian sebagai muslim apa kah setuju Ahok menghina islam di pulau sertibu?
pdhl UUD kita sudah tentukan pemimpin non muslim berhak jadi pemimpin.Krn UUD lebih baru dari Quran,itu berarti,muslim mayoritas sudah menganggap almaidah 51 gak sesuai jaman!!!
sama seperti HUKUM syariat islam gak sesuai jaman!!!
berarti islam agama yg sudah kadaluarsa..

yang biru itu jaka sembung dengan yang merah

Apa yang dilakukan Ahok memang tidak menghina Islam ... tidak ada penistaan agama disitu (dilihat dari UU penistaan agama)

ga ada hubungannya dengan beda tafsir dalam Al Maidah

anda mencampur aduk antara UU tentang penistaan agama vs multi tafsir dalam Al Maidah 51

Menurut sikap dan pendapat MUI yg saya pahami, ahok telah menista agama Islam dan menghina ulama/kyai/ustad Islam walau tidak ada statemen ahok pada pidato tsb yg bunyinya antara lain:
a. "dibohongi surat al maidah 51 macam2 itu ya"
b. "dibohongi oleh ulama/kyai/ustad pakai al maidah 51 macam2 itu ya"

Dgn kata lain:
a. MUI menafsirkan sendiri bhw perkataan ahok tsb artinya ahok menganggap surat al maidah 51 sbg suatu kebohongan
b. MUI berprasangka sendiri bhw perkataan ahok tsb tertuju pada mereka.

-------------------------

Contoh dari kasus ttg penghinaan agama:
Ada seorang ibu rumah tangga beragama kristen di Bali mengatakan "Tuhan tidak bisa datang ke rumah ini karena canang itu jijik dan kotor,"
Menurut ibu tsb, dia menyampaikan hal itu karena menurut keyakinannya yaitu agama Kristen, Tuhan tidak butuh persembahan.
Dia mengaku bhw pernyataan itu dikeluarkan scr spontan dan tidak ada maksud menghina ataupun menodai agama Hindu.

Adapun Majelis hakim menyatakan ibu beragama kristen tsb telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama yang dianut di Indonesia.

Jadi... krn menurut keyakinan Kristen yg dipeluk ibu tsb ialah bhw "Tuhan tidak butuh persembahan", maka ibu itu mengatakan "Tuhan tidak bisa datang ke rumah ini karena canang itu jijik dan kotor,"

Kembali ke asumsi analisa perkataan ahok...
a. jika perkataan ahok itu diucapkannya dgn dasar kepercayaan agamanya dan menganggap bhw surat Al Maidah 51 itu suatu kebohongan, maka ahok dapat terkena sanksi pidana sebagaimana contoh kasus ibu beragama kristen di bali yg melakukan tindak pidana penghinaan agama.
b. jika perkataan ahok itu diucapkannya bukan dgn dasar kepercayaan agamanya dan tidak menganggap bhw surat Al Maidah 51 itu suatu kebohongan, maka tugas jaksa penuntut untuk "menjebak" ahok agar ahok dapat terkena sanksi pidana sebagaimana contoh kasus ibu beragama kristen di bali yg melakukan tindak pidana penghinaan agama.

Ilustrasi sebaliknya dari poin a... menurut agama Islam, yesus itu bukan Tuhan..
Kemudian alkisah ada seorang muslim berkata "kan bisa saja dlm hati kecil bapak ibu menyembah yesus sbg Tuhan, dibohongi pakai surat blah blah (ayat kitab suci kristen)..."
---> jika orang muslim tsb mengucapkan perkataan tsb dgn dasar kepercayaan agamanya dan menganggap bhw surat yg tercantum pada kitab suci kristen itu suatu kebohongan, maka orang muslim tsb juga dapat terkena kasus tindak pidana penghinaan agama.

sudah saya jelaskan disini

http://www.laskarislam.com/t10271p75-video-ahok-anda-dibohongi-alquran-surat-al-maidah-51-viral-di-medsos#197453

diluar dari seluruh kalimat anda dengan menggunakan asumsi analisa "menurut anu ... menurut ana ... menurut ani" >>> semua itu adalah asumsi ... tidak bisa dijadikan dasar ketetapan hukum

maka ketetapan hukum-nya adalah >> SECARA NYATA ... kasus yang ungu itu terjadi karena memang ADA REAKSI LANGSUNG dari masyarakat hindu yang mendengar ucapan si ibu

keputusan Majelis Hakim yang underline ungu adalah berdasarkan reaksi masyarakat yang mendengar ucapan si ibu ... bukan karena "menurut anu ... menurut ana ... menurut ani"

makanya saya tulis yang pink diatas

yang disebut "dengan sengaja mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama" ... pada prakteknya (dalam kehidupan bermasyarkat) bisa dilihat ... BILA ADA REAKSI DARI MASYARAKAT YANG MENDENGAR SECARA LANGSUNG pernyataan itu (sebagai permusuhan, penyelahgunaan, atau penodaan agama)

Bila tidak ada reaksi apa2 dari masyarakat ... maka statement apapun tidak dianggap sebagai permusuhan, penyelahgunaan, atau penodaan agama

contohnya ya :

seorang Stand Up Comedian yang bikin joke tentang ulama (tanpa menyebutkan nama) diatas panggung komedi ... lalu penonton tertawa2 dengan joke si komik >>> yang ini tidak disebut penistaan agama

tapi bila si komik bikin joke yang sama di depan FPI ... dan FPI marah >>> yang ini bisa disebut penistaan agama (bisa dianggap "dengan sengaja mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama")

JADI balik ke kasus ungu ... walaupun si ibu berkata "spontan" ... bila reaksi itu ada ... maka ibu itu tetap terjerat UU penistaan agama

dan kasus ini tidak berlaku bagi Ahok (diluar apakah Ahok bicara "spontan" atau "tidak spontan") ... kenapa tidak berlaku ?? karena kasusnya beda

reaksi masyarakat YANG MENDENGAR SECARA LANGSUNG pernyataan Ahok vs pernyataan si ibu ... tidak sama

begitu kira2