Sunnah muhammad mendirikan NEGARA ISLAM wajib diikuti muslim apa tidak ???

First topic message reminder :

Pertanyaan sesuai judul trit, aku rasa sudah sangat jelas. Silahkan dijawab YA atau TIDAK dg penjelasan seperlunya.

Kalo mnrt aku pribadi, sunnah muhammad mendirikan negara islam adalah SANGAT WAJIB DIIKUTI oleh semua muslim.

Dalil:

QS 33:21 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Muhammad adalah teladan sempurna buat muslim sepanjang jaman, jadi sunnah muhammad mendirikan negara islam adalah SANGAT WAJIB DIIKUTI oleh muslim.

Kalo mnrt muslim2 disini bgmn ???

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:
jadi gak lebih baik dari negara pancasila?

kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

sabar mas .... Insyaallah negara ini semakin berkualitas kok mendekati jaman Rasulullah
basicnya sudah sejalan ... cuma masalah yang harus dihadapi mungkin lebih kompleks

nanti kalau kualitasnya semakin baik .... mas wedi juga seneng ... Amien

lebih baik apanya?
hanya gara-gara keributan di pasar aja berakhir fatal
seluruh suku diusir dari madinah, kelak juga masih dirampok dan dibantai di khaybar

tuh isis...
berniat bikin negara kilafah berbasis sariat nan rahmatan
hasilnya bencana kemanusiaan, jutaan seukuwah pada minggat dan ngemis-ngemis bantuan negara kafir
indonesia yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja mau kamu jadikan kek gitu??
hadeeh...

tapi denger-denger dah banyak yang murtad..
telah sadar ketipu klaim rahmatan lil alamin

Mas wedi itu sebetulnya nanya siapa ?? >>> nanya saya atau nanya tukang dusta model2 ali sina fans club ??

kalau nanya saya ... ya dilihat baik2 jawaban saya

pancasila sejalan dengan Piagam Madinah

kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

sabar mas .... Insyaallah negara ini semakin berkualitas kok mendekati jaman Rasulullah
basicnya sudah sejalan ... cuma masalah yang harus dihadapi mungkin lebih kompleks

nanti kalau kualitasnya semakin baik .... mas wedi juga seneng ... Amien

yang merah itu jawaban saya ....

TAPI ... berhubung mas wedi adalah bagian dari Islam-haters yang cinta makar, melanggar sila 3, penuh kebencian dan permusuhan dengan fitnah dan dusta

ya silahkan mas wedi ngedumel ala warung tegal

kan dari awal saya sudah bilang ke aliumar

1. kalau non-Islam di Indonesia tukang fitnah semua seperti anda ... ya ... Al Quran menyatakan begitu
2. kalau non-Islam di Indonesia semuanya memusuhi muslim dan ngajak berantem terus seperti anda ... ya ... Al Quran menyatakan begitu

so ... menurut anda ... semua non-Islam di Indonesia memang tukang fitnah atau bukan ?? semua non-Islam di Indonesia memusuhi muslim atau ga ??

tinggal jawab yang pink >>> supaya pembaca BISA LIHAT >>> APAKAH KELAKUAN KALIAN INI MEWAKILI SELURUH NON-MUSLIM INDONESIA ... atau hanya segelintir tukang kecap ga penting yang sibuk ngegosip di pojokan

kalian jawab dong yang pink >>> masa ga malu menyandang status tukang fitnah dan pengecut >>> atau jangan2 malah bangga ??

aliumar wrote:Si B secara sengaja membunuh si C

Si B muslim.

Pertanyaannya:

a) Jika si C kafir ----> si B boleh dibunuh ga oleh muslim lainnya krn perbuatan pembunuhan nya tsb? Jawab Ya atau Tidak !

b) Jika si C muslim----> si B boleh dibunuh ga oleh muslim lainnya krn perbuatan pembunuhan nya tsb ? Jawab Ya atau Tidak !

Ga bisa jawab to the point, dee nee? hahaha.....

ga ... cincai banget jawab segala KEBUNTUAN ANDA >>> saya hanya mau confirm sebelumnya bahwa PADA DASARNYA untuk #86 dan #87 >>> ANDA BUNTU

so ... tentang yang atas

a dan b >>> dua2nya ga boleh alias Tidak

aliumar wrote:Si B secara sengaja membunuh si C

Si B muslim.

Pertanyaannya:

a) Jika si C kafir ----> si B boleh dibunuh ga oleh muslim lainnya krn perbuatan pembunuhan nya tsb? Jawab Ya atau Tidak !

b) Jika si C muslim----> si B boleh dibunuh ga oleh muslim lainnya krn perbuatan pembunuhan nya tsb ? Jawab Ya atau Tidak !

dee nee wrote:dan b >>> dua2nya ga boleh alias Tidak

Melanggar pasal 21 Piagam Madinah.

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,

untuk kasus yg b---> yg terbunuh muslim (si C muslim)---> berdasarkan aturan pasal 21 Piagam Madinah, yg membunuh muslim, harus dibunuh (pasal 21).

aliumar wrote:

aliumar wrote:Si B secara sengaja membunuh si C

Si B muslim.

Pertanyaannya:

a) Jika si C kafir ----> si B boleh dibunuh ga oleh muslim lainnya krn perbuatan pembunuhan nya tsb? Jawab Ya atau Tidak !

b) Jika si C muslim----> si B boleh dibunuh ga oleh muslim lainnya krn perbuatan pembunuhan nya tsb ? Jawab Ya atau Tidak !

dee nee wrote:dan b >>> dua2nya ga boleh alias Tidak

Melanggar pasal 21 Piagam Madinah.

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,

untuk kasus yg b---> yg terbunuh muslim (si C muslim)---> berdasarkan aturan pasal 21 Piagam Madinah, yg membunuh muslim, harus dibunuh (pasal 21).

kasus pasal 14 :

Jadi ada dua muslim ... A dan B >>> A dilarang membunuh B lantaran/karena B membunuh kafir

kasus anda

a. B membunuh C (kafir) >>>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B
b. B membunuh C (muslim) >>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B

biarkan persidangan mengatur hukuman terhadap B sesuai aturan An-Nisaa': 92 (hijau dan biru)

Pasal 21 bicara tentang SIAPAPUN yang membunuh muslim >>> yang masing2 ada aturannya sendiri (jadi ga nyambung dengan kasus a)

@dee nee:

b. B membunuh C (muslim) >>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,


lantas siapa yg harus dihukum bunuh yg ada di pasal 21 Piagam Madinah di atas?

dee nee wrote:kasus pasal 14 :

Jadi ada dua muslim ... A dan B >>> A dilarang membunuh B lantaran/karena B membunuh kafir

kalau yg dibunuh oleh si B nya adalah seorang muslim, maka apakah muslim yg lain (misalnya si A) boleh menghukum membunuh si B ?

dee nee wrote:kasus pasal 14 :

Jadi ada dua muslim ... A dan B >>> A dilarang membunuh B lantaran/karena B membunuh kafir

Kenapa pada pasal 14 Piagam Madinah tsb, mesti ada kata2: "lantaran membunuh kafir" ?

dee nee wrote:Pasal 21 bicara tentang SIAPAPUN yang membunuh muslim

Apa konsekuensi hukum yg akan diterima bagi SIAPAPUN yg membunuh Muslim berdasarkan Pasal 21 Piagam Madinah tsb?

aliumar wrote:@dee nee:

b. B membunuh C (muslim) >>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,


lantas siapa yg harus dihukum bunuh yg ada di pasal 21 Piagam Madinah di atas?

B dihukum bunuh >>> lewat peradilan untuk membuktikan tindakannya (yang ungu)

-----------------------------

aliumar wrote:

dee nee wrote:kasus pasal 14 :

Jadi ada dua muslim ... A dan B >>> A dilarang membunuh B lantaran/karena B membunuh kafir

kalau yg dibunuh oleh si B nya adalah seorang muslim, maka apakah muslim yg lain (misalnya si A) boleh menghukum membunuh si B ?

dee nee wrote:kasus pasal 14 :

Jadi ada dua muslim ... A dan B >>> A dilarang membunuh B lantaran/karena B membunuh kafir

Kenapa pada pasal 14 Piagam Madinah tsb, mesti ada kata2: "lantaran membunuh kafir" ?

pointnya >>> mau B (muslim) membunuh muslim atau kafir >>> A tetap tidak boleh membunuh B

harus masuk peradilan/persidangan dulu

orange : wah ga tau ya kenapa ada pasal itu >>> harus lihat kondisi waktu itu
mungkin intinya supaya mukmin tidak main hakim sendiri >>> MUNGKIN loh

---------------------------------------------------------------------------------

aliumar wrote:

dee nee wrote:Pasal 21 bicara tentang SIAPAPUN yang membunuh muslim

Apa konsekuensi hukum yg akan diterima bagi SIAPAPUN yg membunuh Muslim berdasarkan Pasal 21 Piagam Madinah tsb?

waduh ... kalau hukum bunuh2 begini saya ga gitu ngerti ...

in general sih ada hukum qisas >>> siapapun membunuh siapapun
saya ga ngerti banget hukum-nya ... silahkan tanya muslim lain ajah

dee-nee wrote:
Mas wedi itu sebetulnya nanya siapa ?? >>> nanya saya atau nanya tukang dusta model2 ali sina fans club ??

kalau nanya saya ... ya dilihat baik2 jawaban saya

pancasila sejalan dengan Piagam Madinah

kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

sabar mas .... Insyaallah negara ini semakin berkualitas kok mendekati jaman Rasulullah
basicnya sudah sejalan ... cuma masalah yang harus dihadapi mungkin lebih kompleks

nanti kalau kualitasnya semakin baik .... mas wedi juga seneng ... Amien

yang merah itu jawaban saya ....

TAPI ... berhubung mas wedi adalah bagian dari Islam-haters yang cinta makar, melanggar sila 3, penuh kebencian dan permusuhan dengan fitnah dan dusta

ya silahkan mas wedi ngedumel ala warung tegal

kan dari awal saya sudah bilang ke aliumar

kualitas muhammad aja payah..
gak bisa menyelesaikan perselisihan di pasar
itu FAKTA

tunjukkan di sini..
baiknya negara islam berbasis sariat itu dimana?

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:
Mas wedi itu sebetulnya nanya siapa ?? >>> nanya saya atau nanya tukang dusta model2 ali sina fans club ??

kalau nanya saya ... ya dilihat baik2 jawaban saya

pancasila sejalan dengan Piagam Madinah

kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

sabar mas .... Insyaallah negara ini semakin berkualitas kok mendekati jaman Rasulullah
basicnya sudah sejalan ... cuma masalah yang harus dihadapi mungkin lebih kompleks

nanti kalau kualitasnya semakin baik .... mas wedi juga seneng ... Amien

yang merah itu jawaban saya ....

TAPI ... berhubung mas wedi adalah bagian dari Islam-haters yang cinta makar, melanggar sila 3, penuh kebencian dan permusuhan dengan fitnah dan dusta

ya silahkan mas wedi ngedumel ala warung tegal

kan dari awal saya sudah bilang ke aliumar

kualitas muhammad aja payah..
gak bisa menyelesaikan perselisihan di pasar
itu FAKTA

saya ulang :

1. Negara ini berdiri SUDAH SESUAI DENGAN PIAGAM MADINAH
2. PIAGAM MADINAH adalah awal terbentuknya sebuah negara berdasarkan Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad
3. Bila dilihat dari kualitas Islam sesuai nilai2 dalam Al Quran >>> negara ini masih dan sedang menuju kesana
4. Al Quran menyatakan "perang" dengan non muslim ... bila

1. kalau non-Islam di Indonesia tukang fitnah semua seperti anda ... ya ... Al Quran menyatakan begitu
2. kalau non-Islam di Indonesia semuanya memusuhi muslim dan ngajak berantem terus seperti anda ... ya ... Al Quran menyatakan begitu

so ... menurut anda ... semua non-Islam di Indonesia memang tukang fitnah atau bukan ?? semua non-Islam di Indonesia memusuhi muslim atau ga ??

catatan : sikap anda yang dua point diatas ... menunjukkan bahwa anda sudah melanggar sila ke 3
>>> dan ini juga yang terjadi dengan para kafir jaman Nabi Muhammad yang melanggar banyak perjanjian (termasuk Piagam Medinah)

so ... menurut anda ... semua non-Islam di Indonesia memang pelanggar sila ke 3 atau ga ??

kalimat2 mas wedi diatas itu BUKTI dari kalimat yang mas wedi strike sendiri >>> sayangnya mas wedi INGKAR ... sibuk dengan fitnah ala warung tegal yang itu2 mulu

pembaca bisa lihat kok gimana semua kedengkian dan kebencian kalian yang di umbar2

@dee nee:

b. B membunuh C (muslim) >>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B

Atas dasar apa kau menyatakan kalau A tetap tidak boleh membunuh B, pada kasus b ?

Apa fungsi adanya kata2 "lantaran membunuh kafir" pada pasal 14 Piagam Madinah, jikalau si A sama2 tidak boleh membunuh B pada kasus a maupun kasus b tsb ?

@ dee nee:

B dihukum bunuh >>> lewat peradilan untuk membuktikan tindakannya (yang ungu)

Adakah pasal dalam Piagam Madinah yg berisi ancaman hukuman yg sama bagi SIAPAPUN yg terbukti bersalah di pengadilan, membunuh seorang kafir, akan dihukum bunuh juga ?

mau B (muslim) membunuh muslim atau kafir >>> A tetap tidak boleh membunuh B

lantas Apa fungsi adanya kata2 "lantaran membunuh kafir" pada pasal 14 Piagam Madinah, jikalau A sama2 tidak boleh membunuh B, baik jika si B membunuh muslim ataupun jika si B membunuh kafir?

orange : wah ga tau ya kenapa ada pasal itu >>> harus lihat kondisi waktu itu

Gantian sekarang kena pada anda:
Anda yg duluan bawa2 Piagam Madinah, jadi anda harus tahu juga maksud dan fungsi adanya kata2 "lantaran membunuh kafir" pada pasal 14 Piagam Madinah tsb.

[An-Nisaa': 92]....Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka denganmu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh).....

enak ya kalau kafir yg dibunuh, hukuman nya hanya bisa diyat, tidak bisa "nyawa ganti nyawa".

sementara kalau muslim yg dibunuh, hukuman bagi si pembunuh bisa "nyawa ganti nyawa".

Benar2an "keadilan" nan Islami, hahaha.... Ini kah yg namanya sudah sesuai dengan keadilan dalam Pancasila ? hahaha......

Kalau si ahli waris dari si kafir yg dibunuh tsb tidak mau pakai diyat, adakah aturan qurani nan Islami yg bisa menjatuhkan pembunuhnya dgn hukuman mati juga (nyawa ganti nyawa) sebagaimana jika muslim yg dibunuh dan ahli waris menolak tawaran diyat, maka pembunuhnya akan dihukum mati (nyawa ganti nyawa)?

dee-nee wrote:
kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

kamu kan mbanggain kualitas pemimpinnya..
padahal pemimpin paling top teladan terbaik sekelas muhammad aja..
menyelesaikan perselisihan preman pasar gak becus

aliumar wrote:

dee nee wrote:Muslim sedang perang dengan kafir (A) .... lalu datang kafir lain (B) menawarkan bantuan pada Nabi

Pasal 37
Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini.

si "Musuh" dalam pasal 37 Piagam Madinah di atas tergolong orang kafir juga bukan?

"musuh" dimaksud adalah yang melanggar perjanjian, masa begitu aja harus diplintir dengan pura2 nanya, jangan pake logika 1+1=10 dong.

aliumar wrote:

dee nee wrote:Muslim sedang perang dengan kafir (A) .... lalu datang kafir lain (B) menawarkan bantuan pada Nabi

Presiden AS yg kafir memerintahkan menyerang bgs Indonesia.

Muslim Indonesia ga boleh meminta rakyat Indonesia yg kafir untuk ikut berperang bersama2 melawan AS, krn sedang berperang menghadapi kafir AS.

Hahaha.....

Kalau kafir Indonesia tidak merasa sebagai orang Indonesia dan berjiwa pengkhianat semua, buat apa??? Kalau kafir indonesia cuma ngumpet atau kalau ketemu musuh bilangnya "kita sama2 domba kok", kira2 apa yang bisa diharapkan? Kalau kafir Indonesia dikepret kanan kasih kiri mau apalagi?

aliumar wrote:

[An-Nisaa': 92]....Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka denganmu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh).....

enak ya kalau kafir yg dibunuh, hukuman nya hanya bisa diyat, tidak bisa "nyawa ganti nyawa".

sementara kalau muslim yg dibunuh, hukuman bagi si pembunuh bisa "nyawa ganti nyawa".

Benar2an "keadilan" nan Islami, hahaha.... Ini kah yg namanya sudah sesuai dengan keadilan dalam Pancasila ? hahaha......

Kalau si ahli waris dari si kafir yg dibunuh tsb tidak mau pakai diyat, adakah aturan qurani nan Islami yg bisa menjatuhkan pembunuhnya dgn hukuman mati juga (nyawa ganti nyawa) sebagaimana jika muslim yg dibunuh dan ahli waris menolak tawaran diyat, maka pembunuhnya akan dihukum mati (nyawa ganti nyawa)?

Kebiasaan burukmu satu lagi adalah mengutip sesuatu tidak lengkap, sengaja dipotong supaya terkesan hanya itu yang tertulis.

4: 92. Dan tidak layak (pantas) bagi seorang Mukmin membunuh seorang Mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak disengaja)[1]; dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang Hamba Sahaya (budak) yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu); kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. [2]Jika ia (si terbunuh) dari kaum (Kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka (kaum Kafir) dengan kamu (kaum Muslim), maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan Hamba Sahaya (budak) yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Ayat ini judulnya adalah pembunuhan yang tidak disengaja

1. IF mukmin membunuh mukmin (tidak sengaja), maka bayar diat dan merdekakan budak, boleh tidak bayar diat kalau ahli waris bersedekah.
2. IF mukmin membunuh kafir (tidak sengaja), maka bayar diat dan merdekakan budak, kalau tidak mampu merdekakan budak (miskin) maka puasa 2bulan berturut2



Ayat tidak perlu diplintir

aliumar wrote:@dee nee:

b. B membunuh C (muslim) >>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B

Atas dasar apa kau menyatakan kalau A tetap tidak boleh membunuh B, pada kasus b ?

Apa fungsi adanya kata2 "lantaran membunuh kafir" pada pasal 14 Piagam Madinah, jikalau si A sama2 tidak boleh membunuh B pada kasus a maupun kasus b tsb ?

ungu : ya atas dasar bahwa seorang mukmin tidak boleh main hakim sendiri
kan saya sudah bilang bahwa SEGALANYA harus masuk peradilan dulu ... artinya si A (sebagai orang luar dalam kasus B membunuh C - siapapun dia) tetap tidak boleh langsung menghakimi (membunuh) B

biru : saya ga tau ... harus lihat kondisi waktu itu
tapi point pasal 14 jelas toh >>> A (muslim) dilarang bunuh B (muslim) karena/lantaran membunuh C (kafir)  

jadi uraian anda di #94 yang menghubung2kan pasal 14 dan pasal 21 jaka sembung toh .... ngawur toh

------------------------------------------------------------------------------------------

aliumar wrote:

dee-nee wrote:

aliumar wrote:@dee nee:

b. B membunuh C (muslim) >>> dalam hal ini A tetap tidak boleh membunuh B

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh,

lantas siapa yg harus dihukum bunuh yg ada di pasal 21 Piagam Madinah di atas?

B dihukum bunuh >>> lewat peradilan untuk membuktikan tindakannya (yang ungu)

Adakah pasal dalam Piagam Madinah yg berisi ancaman hukuman yg sama bagi SIAPAPUN yg terbukti bersalah di pengadilan, membunuh seorang kafir, akan dihukum bunuh juga ?

yang spesifik "siapapun membunuh kafir" tidak ada dalam Piagam Madinah
tapi seperti saya bilang ... dalam kasus pasal 14

Ketika B membunuh C (kafir) >>> A tidak boleh membunuh B ... harus tunggu sistem peradilan dulu

dan sistem peradilan B membunuh kafir .... tertuang dalam hukum2 Al Quran

----------------------------------------------------------

aliumar wrote:

mau B (muslim) membunuh muslim atau kafir >>> A tetap tidak boleh membunuh B

lantas Apa fungsi adanya kata2 "lantaran membunuh kafir" pada pasal 14 Piagam Madinah, jikalau A sama2 tidak boleh membunuh B, baik jika si B membunuh muslim ataupun jika si B membunuh kafir?

anda kok njelimet sendiri ya ??

kan saya sudah bilang : HARUS LIHAT KONDISI WAKTU ITU ... kenapa pasal 14 itu ditulis

harusnya anda sadar >>> anda YANG SALAH baca pasal 14 ... salah memberi uraian pada #94 .....
tapi karena anda SOMBONG .... anda malah tanya >>> kenapa pasal 14 ditulis seperti itu

------------------------------------------------------------------

aliumar wrote:

orange : wah ga tau ya kenapa ada pasal itu >>> harus lihat kondisi waktu itu

Gantian sekarang kena pada anda:
Anda yg duluan bawa2 Piagam Madinah, jadi anda harus tahu juga maksud dan fungsi adanya kata2 "lantaran membunuh kafir" pada pasal 14 Piagam Madinah tsb.

bukan saya yang kena ... tapi anda yang NJELIMET sendiri dengan argumen anda

saya katakan Piagam Madinah adalah KESEPAKATAN antara muslim dan non-muslim
Pancasila sudah sejalan dengan Piagam Madinah

JUSTRU karena anda ribet dengan pasal per pasal yang ditulis dalam Piagam Madinah itu ... anda LUPA bahwa pasal2 itu ADALAH KESEPAKATAN

sila satu dalam Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa >>> apa anda akan sibuk menanyakan kenapa tertulis seperti itu ?? >>> toh faktanya Buddha tidak pernah mengakui adanya Tuhan

so lihat saja kondisi waktu itu .... kenapa sila 1 tertulis "Ketuhanan Yang Maha Esa"
baca yang ungu

-----------------------------------------

yang menjadi masalah :

yang ada di kepala anda BUKAN urusan apakah Piagam Madinah adalah kesepakatan atau ga ... BUKAN urusan apakah pancasila sudah sejalan dengan Piagam Madinah atau ga

yang ada di kepala anda adalah BAGAIMANA bisa selalu ngalor ngidul mencari kesalahan ... keluar dari tujuan anda paling awal terkait Piagam Madinah vs Pancasila

makanya saya bilang : kalau anda punya kesempatan untuk melanggar kesepakatan >>> sila ke tiga pun sudah anda langgar

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:
kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

kamu kan mbanggain kualitas pemimpinnya..
padahal pemimpin paling top teladan terbaik sekelas muhammad aja..
menyelesaikan perselisihan preman pasar gak becus

ya itu kan logika manusia yang memang sudah punya mental makar ...
sama seperti kasus di pasar

makanya ... kalo balik ke pancasila
point-nya bukan pada kalimat saya yang merah

tapi yang ungu >>> mental makar akan selalu bermental makar .... melanggar sila ke 3

---------------------------------------------------------------------------

aliumar wrote:

[An-Nisaa': 92]....Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka denganmu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh).....

enak ya kalau kafir yg dibunuh, hukuman nya hanya bisa diyat, tidak bisa "nyawa ganti nyawa".

sementara kalau muslim yg dibunuh, hukuman bagi si pembunuh bisa "nyawa ganti nyawa".

Benar2an "keadilan" nan Islami, hahaha.... Ini kah yg namanya sudah sesuai dengan keadilan dalam Pancasila ? hahaha......

Kalau si ahli waris dari si kafir yg dibunuh tsb tidak mau pakai diyat, adakah aturan qurani nan Islami yg bisa menjatuhkan pembunuhnya dgn hukuman mati juga (nyawa ganti nyawa) sebagaimana jika muslim yg dibunuh dan ahli waris menolak tawaran diyat, maka pembunuhnya akan dihukum mati (nyawa ganti nyawa)?

see ..... apa kata saya ... hidup anda memang sepenuhnya untuk memusuhi Islam kan ... untuk melanggar sila ke 3 kan

tapi tertalu pengecut untuk jawab pertanyaan saya

saya ulang ya

so ... menurut anda ... semua non-Islam di Indonesia memang tukang fitnah atau bukan ?? semua non-Islam di Indonesia memusuhi muslim atau ga ??

jawab dong

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:
kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

kamu kan mbanggain kualitas pemimpinnya..
padahal pemimpin paling top teladan terbaik sekelas muhammad aja..
menyelesaikan perselisihan preman pasar gak becus

ya itu kan logika manusia yang memang sudah punya mental makar ...
sama seperti kasus di pasar  

makanya ... kalo balik ke pancasila
point-nya bukan pada kalimat saya yang merah

tapi yang ungu >>> mental makar akan selalu bermental makar .... melanggar sila ke 3

kok nyolot ke makar-makar segala?
pemimpin kamu klaim kualitas terbagus, ternyata menyelesaikan konflik ecek=ecek kagak becuss..

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:
kalau kualitas pemimpin-nya jauuuuuh lebih baik jaman Piagam Madinah
kalau model2 Negara-nya ... ya ga ada bedanya Pancasila dan Piagam Madinah

kamu kan mbanggain kualitas pemimpinnya..
padahal pemimpin paling top teladan terbaik sekelas muhammad aja..
menyelesaikan perselisihan preman pasar gak becus

ya itu kan logika manusia yang memang sudah punya mental makar ...
sama seperti kasus di pasar  

makanya ... kalo balik ke pancasila
point-nya bukan pada kalimat saya yang merah

tapi yang ungu >>> mental makar akan selalu bermental makar .... melanggar sila ke 3

kok nyolot ke makar-makar segala?
pemimpin kamu klaim kualitas terbagus, ternyata menyelesaikan konflik ecek=ecek kagak becuss..

makanya : menyelesaikan masalah2 yang berhubungan dengan manusia makar >>> apalagi kalau bukan dengan cara diusir dari negara ini
apa bedanya sih keberadaan mas wedi di Indonesia dengan Bani Nadhir di Madinah >>> sama2 aja toh makar-nya

jadi menurut mas wedi gimana ?? pemimpin yang bagus itu kaya apa ?? yang planga plongo aja menghadapi manusia2 ga penting seperti yang ungu ??

misalnya : kalau ada penduduk Indonesia yang kerjanya cari gara2 terus ... sibuk dengan dusta dan kebencian .... melanggar sila ke 3 ... bersikap seolah2 bagian dari negara ini padahal  berpihak pada majikan penjajah >>> perlu diusir ga dari negara ini ??

saya jelaskan yang ungu :

Bani Nadhir : cari gara2 di pasar ... sibuk dengan dusta dan kebencian ... melanggar Piagam Madinah ... bersikap seolah2 bagian dari negara Madinah padahal berpihak pada majikan mereka suku Quraisy >>> perlu diusir ga dari Madinah ??

Mas Wedi : cari gara2 terus dengan dusta dan kebencian ... melanggar sila ke 3 ... bersikap seolah2 bagian dari NKRI padahal berpihak pada majikan bangsa penjajah >>> perlu diusir ga dari NKRI ??

sama aja toh

dee nee wrote:yang spesifik "siapapun membunuh kafir" tidak ada dalam Piagam Madinah

Ini kah yg namanya sudah sesuai dengan keadilan dalam Pancasila ?

dee nee wrote:dan sistem peradilan B membunuh kafir .... tertuang dalam hukum2 Al Quran

tertuang di ayat mana dlm quran ttg hukum membunuh kafir?

@dee nee:

Pancasila sudah sejalan dengan Piagam Madinah

Dimana letak sejalan nya Pancasila dgn Piagam Madinah?

aliumar wrote:

dee nee wrote:yang spesifik "siapapun membunuh kafir" tidak ada dalam Piagam Madinah

Ini kah yg namanya sudah sesuai dengan keadilan dalam Pancasila ?

lah ... non-muslim-nya juga ga ada yang protes kok waktu menyepakati Piagam Madinah  

dihubungkan dengan Pancasila pun >>> umat Buddha pun tidak protes dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"

kalau definisi "keadilan" bagi anda saja sudah standar ganda >>> masalah bukan terletak di Piagam Madinah atau Pancasila-nya toh

so ... menurut anda sila pertama dalam Pancasila adil ga bagi umat Buddha ?? >>> yang ini saya kejar terus loh  

aliumar wrote:

dee nee wrote:dan sistem peradilan B membunuh kafir .... tertuang dalam hukum2 Al Quran

tertuang di ayat mana dlm quran ttg hukum membunuh kafir?

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS. Al-An’am: 151).

-------------------------------------------------------------------------------

aliumar wrote:@dee nee:

Pancasila sudah sejalan dengan Piagam Madinah

Dimana letak sejalan nya Pancasila dgn Piagam Madinah?

kok ngulang lagi .... kan udah ditulis di #2 oleh Mutiara

sebelumnya-pun saya sudah bilang >>> berdirinya negara ini sudah sesuai dengan Piagam Madinah ... yaitu sebuah negara yang berdiri BERDASARKAN KESEPAKATAN penduduknya (muslim dan non-muslim)

makanya toh ..... masalahnya bukan ada di Pancasila dan Piagam Madinah-nya
tapi di diri anda sendiri yang lebih sibuk dengan keingkaran anda

saya ulang

#118 wrote:yang menjadi masalah :

yang ada di kepala anda BUKAN urusan apakah Piagam Madinah adalah kesepakatan atau ga ... BUKAN urusan apakah pancasila sudah sejalan dengan Piagam Madinah atau ga

yang ada di kepala anda adalah BAGAIMANA bisa selalu ngalor ngidul mencari kesalahan ... keluar dari tujuan anda paling awal terkait Piagam Madinah vs Pancasila

makanya saya bilang : kalau anda punya kesempatan untuk melanggar kesepakatan >>> sila ke tiga pun sudah anda langgar

@ dee nee:

dee nee wrote:“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS. Al-An’am: 151).

mana ayat quran yg berisi sanksi bagi yg membunuh kafir ?

non-muslim-nya juga ga ada yang protes kok waktu menyepakati Piagam Madinah

dihubungkan dengan Pancasila pun >>> umat Buddha pun tidak protes dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"

ya itu *sensor* nya non muslim arab di sana waktu itu.
sangat mungkin krn ke"otoriter"an muslim arab sehingga non muslim tidak berani protes. Sama spt aturan diskriminasi zaman Orba yg otoriter, tidak ada yg protes.

Mari lihat ISI dari aturan nya, bukan pada sikap perilaku orangnya.

Bisa jadi umat Budha Indonesia justru cenderung menutup diri perihal masalah sila 1 itu krn takut dianggap Atheis kalau memprotes sila 1 tsb. sehingga ga berani bereaksi (ga berani protes).

Sekali lagi, lihat ISI dari aturan nya, bukan pada sikap perilaku orangnya.

berdirinya negara ini sudah sesuai dengan Piagam Madinah ... yaitu sebuah negara yang berdiri BERDASARKAN KESEPAKATAN penduduknya (muslim dan non-muslim)

Pancasila kesepakatan berbangsa.
Beda dgn Piagam Madinah yg merupakan kesepakatan berdasarkan perbedaan agama.

Makanya ISI nya sangat berbeda.

Dalam Pancasila, tidak ada terminologi muslim-non muslim dalam sila2 nya.
Dalam Piagam Madinah, sangat kental pemakaian terminologi muslim-non muslim dalam setiap pasal2 nya.