Sunnah muhammad mendirikan NEGARA ISLAM wajib diikuti muslim apa tidak ???

First topic message reminder :

Pertanyaan sesuai judul trit, aku rasa sudah sangat jelas. Silahkan dijawab YA atau TIDAK dg penjelasan seperlunya.

Kalo mnrt aku pribadi, sunnah muhammad mendirikan negara islam adalah SANGAT WAJIB DIIKUTI oleh semua muslim.

Dalil:

QS 33:21 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Muhammad adalah teladan sempurna buat muslim sepanjang jaman, jadi sunnah muhammad mendirikan negara islam adalah SANGAT WAJIB DIIKUTI oleh muslim.

Kalo mnrt muslim2 disini bgmn ???

@dee nee:

merah : artinya hanya 3 itu yang menjadi penolong muslim dalam mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah) kan

yang bold ini apa hubungannya dengan tolong menolong dalam konteks Piagam Madinah >>> terkait tolong menolong melawan musuh

Apakah orang Yahudi yg disuruh tolong menolong pada point 5 Piagam Madinah, adalah tergolong umat beriman?

Jawab Ya atau Tidak. Hanya boleh jawab Ya atau Tidak saja.

aliumar wrote:

dee nee wrote:tapi .... walaupun yang biru ... tidak ada satu tafsir-pun yang bilang ayat itu bisa disambung2 dengan tolong menolong menghadapi musuh seperti konteks Piagam Madinah

artinya ... argumen anda diatas cocokmologi wal jaka sembung

maklum, kalo sudah berhubungan dgn nabi nya, semua dianggap benar. Perfeksionisasi muhammad !!
Apanya yg cocokmology, argumen saya murni berdasarkan ayat quran, tanpa tafsiran aneh2 spt anda yg tambah2 menafsir: "itu urusannya pertolongan di akhirat" lah, dll. Anda lah yg tambah2 tafsiran yg aneh2 terhadap ayat quran yg sudah begitu jelas larangan tolong menolong dgn kafir, agar bisa membela nabi nya yg melanggar Firman Allah, dengan Piagam Madinah nya.

bla bla bla ... ya lah silahkan bikin teori sendiri

faktanya memang yang orange kok ....
lah ini ada penghianat sila ketiga malah menghibur diri

dia2 juga yang melanggar perjanjian .... agama lain yang difitnah
suruh bawa agama sendiri ... bengong ga punya nyali

aliumar wrote:

dee nee wrote:pendapat saya sudah benar

lebih tepat nya pembenaran, bukan sudah benar.

tentang yang bold : ya ... ayat itu tidak bicara soal pertolongan di akhirat
saya yang salah baca ...

sebagian tafisr bicara tentang tolong menolong dalam beragama
so ... memang ga nyambung dengan plintiran anda terkait Piagam Madinah

aliumar wrote:

dan tolong menolong itu memang dilarang untuk para kafir dan munafik yang memusuhi Islam

ini baru yg namanya plintiran.

Alquran ga memberi batasan kafir "YANG MEMUSUHI ISLAM".

Jangan nambah2 seenaknya.

masa ga memberi batasan ??

bold : justru kalimat ini yang berlaku untuk anda >>> itulah saya sebut anda tukang fitnah

aliumar wrote:
Apa bedanya dgn Ahmadiyah yg nambah2: tidak ada nabi setelah Muhammad, dalam artian tidak ada nabi "YANG MEMBAWA Syariat Baru"--->jadi kalau nabi yg ga membawa syariat baru masih bisa ada nabi setelah Muhammad.

Kalau begitu nanti bisa juga jadi begini:
Muslim tidak boleh menjadikan non muslim sbg pemimpin dalam arti non muslim "YANG MEMUSUHI Islam". Kalau yg ga memusuhi Islam, boleh muslim menjadikan non muslim yg tidak memusuhi Islam tsb sbg pemimpin.

justru anda tidak ada bedanya dengan Ahmadiyah karena suka nambah2 seenaknya
mending kalau nambah2in bukan plintiran ....

aliumar wrote:
Asbabun nuzul ayat larangan menjadikan kafir sbg penolong kaum muslim:

Al-Qurthubi meriwayatkan dalam Tafsirnya dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya ayat tersebut (ayat larangan menjadikan kafir sbg penolong) turun sehubungan dengan masalah Ubadah bin Shamit dari golongan Anshor yangg menghadiri perang Badr. Ia mempunyai sekutu-sekutu dari orang-orang Yahudi. Ketika Nabi SAW keluar untuk berjuang dalam perang Azhab, Ubadah berkata kepada Nabi SAW : “Ya Nabi Allah, saya mempunyai lima ratus orang sekutu dari orang-orang Yahudi. Saya berpendapat agar mereka keluar bersama saya untuk menggunakan mereka sebagai kekuatan menghadapi musuh.” Lalu Allah SWT menurunkan ayat tsb (ayat larangan mengambil kafir sbg penolong kaum muslim tersebut)----> jelas2 kaum Yahudi tsb mau dipakai utk membantu kaum muslim berperang melawan musuh ----> artinya bukan golongan kafir yg memusuhi Islam. Tapi Allah tetap melarangnya.

1. saya belum masuk ke Ali Imran 28 >>> kan tunggung confirm bung FD supaya ga numpuk2

2. lihat yang bold merah diatas : dengan SEKIAN AYAT yang anda sodorkan dan plintir2 demi permusuhan anda >>> An Nisaa:138, Al Maidah:55, An Nisaa:89, Ali ‘Imran 118,

ujug2 anda meng-klaim semua plintiran anda ini dengan bawa2 asbabun nuzul Ali Imran 28 yang belum juga saya bahas

dee-nee wrote:dia2 juga yang melanggar sila ketiga .... agama lain yang difitnah
suruh bawa agama sendiri ... bengong ga punya nyali

------------------------------------------------------------------------------------------------------

aliumar wrote:@dee nee:

﴾ An Nisaa:89 ﴿....Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.....

ayatnya TIDAK bilang:
janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka tidak ingin mengkafirkan kamu.

Jika "tidak bolehnya dijadikan penolong" selama mereka ingin mengkafirkan muslim, maka harusnya kondisi "hingga" nya menjadi: "hingga mereka tidak mengkafirkan kamu". Artinya begitu kafir tsb sudah tidak lagi berusaha mengkafirkan muslim----> maka kafir tsb boleh diajdikan penolong muslim.

Tapi ayatnya TIDAK berbunyi demikian.

Kondisional yg harus dipenuhi agar si kafir bisa tolong menolong dgn muslim ("hingga" nya), yaitu sampai si kafir hijrah ke jalan Allah----> artinya si kafir sudah menjadi muslim. Berarti jelas selama non muslim masih tetap kafir (belum jadi muslim), maka muslim tidak boleh tolong menolong dgn si kafir tsb hingga si kafir tsb jadi muslim. Artinya muslim hanya boleh tolong menolong dgn muslim, dan tidak boleh tolong menolong dgn non muslim.

anda itu ngomong apa ?? bikin teori sendiri lagi demi membuktikan plintiran anda ??

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, (An Nisaa:89 )

baca yang ungu underline .... sambung ke jawaban saya

ya iyalah >>> jangan menjadikan orang2 yang ingin mengkafirkan kamu sebagai penolong
jangan menjadikan orang2 munafik sebagai penolong mu ....
memang anda mau menjadikan manusia munafik sebagai penolong anda ??

simple kok masih diputar2

@dee nee:

masa ga memberi batasan ?? justru anda tidak ada bedanya dengan Ahmadiyah karena suka nambah2 seenaknya
mending kalau nambah2in bukan plintiran ....

kan saya ketularan dari kamu: "MEMBERI BATASAN" hahaha.....

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.

Kafir yg tidak ingin mengkafirkan muslim, tapi BELUM berhijrah di jalan Allah---->boleh dijadikan penolong tidak?
Jawab Ya atau Tidak. Hanya boleh jawab Ya atau Tidak saja.

aliumar wrote:@dee nee:

merah : artinya hanya 3 itu yang menjadi penolong muslim dalam mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah) kan

yang bold ini apa hubungannya dengan tolong menolong dalam konteks Piagam Madinah >>> terkait tolong menolong melawan musuh

Apakah orang Yahudi yg disuruh tolong menolong pada point 5 Piagam Madinah, adalah tergolong umat beriman?

kalau mereka tidak tunduk pada Allah maka yahudi itu tergolong umat tidak beriman
trus memang kenapa ??

-------------------------------------------------------

aliumar wrote:@dee nee:

masa ga memberi batasan ?? justru anda tidak ada bedanya dengan Ahmadiyah karena suka nambah2 seenaknya
mending kalau nambah2in bukan plintiran ....

kan saya ketularan dari kamu: "MEMBERI BATASAN" hahaha.....

masa anda memberi batasan ??

justru argumen anda yang tidak punya batasan ....
kan anda yang campur aduk semuanya .... dicampur2 trus diplintir2

aliumar wrote:

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.

Kafir yg tidak ingin mengkafirkan muslim, tapi BELUM berhijrah di jalan Allah---->boleh dijadikan penolong tidak?
Jawab Ya atau Tidak. Hanya boleh jawab Ya atau Tidak saja.

anda tanya sesuai konteks ayat itu ... atau mau diplintir2 pake argumen ayat lain ??

dee nee wrote:kalau mereka tidak tunduk pada Allah maka yahudi itu tergolong umat tidak beriman
trus memang kenapa ??

berarti Piagam Madinah yg dibuat muhammad telah melanggar Firman Allah, sebab telah menjadikan orang yg tidak beriman (Yahudi) sebagai penolong bagi kaum muslim.

aliumar wrote:

dee nee wrote:kalau mereka tidak tunduk pada Allah maka yahudi itu tergolong umat tidak beriman
trus memang kenapa ??

berarti Piagam Madinah yg dibuat muhammad telah melanggar Firman Allah, sebab telah menjadikan orang yg tidak beriman (Yahudi) sebagai penolong bagi kaum muslim.

bolak balik ajah

Kalau Yahudi (yang tidak beriman ini) memusuhi Islam seperti anda >>> ya itulah maksud Al Quran >>> bahwa hanya orang beriman yang bisa jadi penolong

So .... waktu Piagam Madinah dibuat ... Yahudi memusuhi Islam ga ??

----------------------------------------

semua ada batasan kok ..... justru anda kan yang pukul rata semua (ga ada batasan) .... ditambah2in plus diplintir2

maka .... terkait TS
sama dengan Pancasila .... waktu Pancasila dibuat ... non-muslim pun tidak memusuhi Islam
tapi karena sekarang ada orang2 seperti anda (yang penuh kebencian dan memusuhi Islam)

maka JAWAB PERTANYAAN SAYA

menurut anda ... sekarang ini semua non-Islam di Indonesia seperti anda atau ga ??

kan TS minta bukti ... muslim menjalankan sunnah Nabi atau ga ...
1. Sunnah terkait Piagam Madinah sudah sejalan dengan Pancasila
2. Tinggal dibuktikan Sunnah Nabi terkait mereka2 yang memusuhi Islam

jawab yang biru dong ah .... susah banget jawabnya

dee nee wrote:semua ada batasan kok

Tuhan TIDAK bikin batasan!!! Jangan nambah2 bikin batasan sendiri apa2 yg tidak diberi batasan oleh Tuhan !!!

عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم أنها قالت خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل بدر فلما كان بحرة الوبرة أدركه رجل قد كان يذكر منه جرأة ونجدة ففرح أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حين رأوه فلما أدركه قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم جئت لأتبعك وأصيب معك قال له رسول الله صلى الله عليه وسلم تؤمن بالله ورسوله قال لا قال فارجع فلن أستعين بمشرك قالت ثم مضى حتى إذا كنا بالشجرة أدركه الرجل فقال له كما قال أول مرة فقال له النبي صلى الله عليه وسلم كما قال أول مرة قال فارجع فلن أستعين بمشرك قال ثم رجع فأدركه بالبيداء فقال له كما قال أول مرة تؤمن بالله ورسوله قال نعم فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم فانطلق

Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar menuju Perang Badar. Setelah sampai di Harratul-Wabarah (yaitu daerah yang terletak 4 mil dari Madinah sebelum Dzul-Hulaifah) beliau ditemui oleh seorang laki-laki yang terkenal pemberani. Maka para shahabat Rasulullah merasa senang ketika melihat laki-laki itu. Setelah dia menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dia berkata kepada beliau : “Saya datang untuk mengikuti Anda dan memenangkan perang di pihak Anda”. Rasulullah bertanya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Dia menjawab : “Tidak”. Beliau berkata : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Setelah sampai di sebuah pohon, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu. Lalu, dia mengatakan seperti apa yang dikatakan sebelumnya. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya seperti apa yang beliau tanyakan sebelumnya. Kata beliau : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu di Baidaa’, lalu beliau bertanya kepadanya sebagaimana pertanyaan beliau sebelumnya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Laki-laki itu menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada laki-laki itu : “Pergilah turut berperang” [Hadist SHAHIH Riwayat Muslim no. 1817].

Si Kafir jelas2, dan terang2an bilang akan membantu memberikan kemenangan kpd pihak muhammad. Tapi TETAP DITOLAK Muhammad KARENA MUSYRIK, KAFIR, TIDAK BERIMAN!!!

Liat jelas sekali alasan PENOLAKAN oleh muhammad terhadap tawaran bantuan perang tsb yaitu karena MASIH MUSYRIK, BELUM BERIMAN (masih KAFIR)!!

Begitu org kafir tsb telah menjadi beriman, barulah muhammad menerima, org tsb untuk ikut berperang.

Tapi anehnya waktu di piagam madinah, muhammad bisa LUPA sama peristiwa penolakan tawaran bantuan kafir kpd kubu muhammad pada perang Badar karena org tsb belum beriman (org tsb masih musyrik).

aliumar wrote:
عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم أنها قالت خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل بدر فلما كان بحرة الوبرة أدركه رجل قد كان يذكر منه جرأة ونجدة ففرح أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حين رأوه فلما أدركه قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم جئت لأتبعك وأصيب معك قال له رسول الله صلى الله عليه وسلم تؤمن بالله ورسوله قال لا قال فارجع فلن أستعين بمشرك قالت ثم مضى حتى إذا كنا بالشجرة أدركه الرجل فقال له كما قال أول مرة فقال له النبي صلى الله عليه وسلم كما قال أول مرة قال فارجع فلن أستعين بمشرك قال ثم رجع فأدركه بالبيداء فقال له كما قال أول مرة تؤمن بالله ورسوله قال نعم فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم فانطلق

Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar menuju Perang Badar. Setelah sampai di Harratul-Wabarah (yaitu daerah yang terletak 4 mil dari Madinah sebelum Dzul-Hulaifah) beliau ditemui oleh seorang laki-laki yang terkenal pemberani. Maka para shahabat Rasulullah merasa senang ketika melihat laki-laki itu. Setelah dia menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dia berkata kepada beliau : “Saya datang untuk mengikuti Anda dan memenangkan perang di pihak Anda”. Rasulullah bertanya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Dia menjawab : “Tidak”. Beliau berkata : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Setelah sampai di sebuah pohon, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu. Lalu, dia mengatakan seperti apa yang dikatakan sebelumnya. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya seperti apa yang beliau tanyakan sebelumnya. Kata beliau : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu di Baidaa’, lalu beliau bertanya kepadanya sebagaimana pertanyaan beliau sebelumnya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Laki-laki itu menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada laki-laki itu : “Pergilah turut berperang” [Hadist SHAHIH Riwayat Muslim no. 1817].

Si Kafir jelas2, dan terang2an bilang akan membantu memberikan kemenangan kpd pihak muhammad. Tapi TETAP DITOLAK Muhammad KARENA MUSYRIK, KAFIR, TIDAK BERIMAN!!!

Liat jelas sekali alasan PENOLAKAN oleh muhammad terhadap tawaran bantuan perang tsb yaitu karena MASIH MUSYRIK, BELUM BERIMAN (masih KAFIR)!!

Begitu org kafir tsb telah menjadi beriman, barulah muhammad menerima, org tsb untuk ikut berperang.

Tapi anehnya waktu di piagam madinah, muhammad bisa LUPA sama peristiwa penolakan tawaran bantuan kafir kpd kubu muhammad pada perang Badar karena org tsb belum beriman (org tsb masih musyrik).

Si laki2 itu siapa sih namanya ?? dia darimana ?? suku apa ?? tinggal dimana ??

Oh iya ... tentang Piagam Madinah yang anda kasih sebelumnya ... kok beda sih dengan isi Piagam Madinah yang asli
yang anda kasih itu rangkuman-nya kali .... karena pasal 5 yg asli bukan itu isinya

-----------------------------------------

aliumar wrote:

dee nee wrote:semua ada batasan kok

Tuhan TIDAK bikin batasan!!! Jangan nambah2 bikin batasan sendiri apa2 yg tidak diberi batasan oleh Tuhan !!!

dih .... ya situ aja yang cari tuhan lain suka2 anda
wong memang ada batasan kok malah dibilang ga ada

kok jadi tambah sibuk gitu bikin fitnah ....
bukannya jawab pertanyaan saya

ini gimana sih ?? katanya TS minta bukti
sudah mau dibuktikan ... malah kalian yang muter2 sendiri

dee nee wrote:Si laki2 itu siapa sih namanya ?? dia darimana ?? suku apa ?? tinggal dimana ??

benar kata f-22, muslim kalau udah kepepet, ga bisa jawab lagi, mulai tanya hal2 yg melenceng, bukan pada masalah nya.
Point utama dari hadist shahih muslim yg saya tunjukan tsb, yaitu untuk menunjukan bahwa SEKALIPUN si kafir itu jelas2 mau membantu memberikan kemenangan kpd pihak muhammad, tapi KARENA masih belum beriman, maka muhammad tetap menolaknya utk ikut membantu berperang.
Baru ketika si kafir kemudian sudah beriman, baru bisa ikut bergabung berperang.

"Para shahabat Rasulullah merasa senang ketika melihat laki-laki itu".----->artinya laki2 kafir tsb BUKAN termasuk kafir yg memusuhi Islam. Malah mungkin termasuk kafir yg suka membantu atau baik terhadap kaum muslim, sehingga para sahabat sampai merasa senang waktu bertemu laki2 kafir tsb. Tapi meskipun demikian TETAP, DITOLAK muhammad untuk ikut bergabung berperang. Hal ini KARENA laki2 tsb BELUM BERIMAN.

Hadist Shahih Muslim wrote:
“Saya datang untuk mengikuti Anda dan memenangkan perang di pihak Anda”. Rasulullah bertanya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Dia menjawab : “Tidak”. Beliau berkata : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu di Baidaa’, lalu beliau bertanya kepadanya sebagaimana pertanyaan beliau sebelumnya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Laki-laki itu menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada laki-laki itu : “Pergilah turut berperang”

dee nee wrote:ya situ aja yang cari tuhan lain suka2 anda
wong memang ada batasan kok malah dibilang ga ada

batasan hasil bikinan suka2 anda sendiri !!

dee nee wrote:Oh iya ... tentang Piagam Madinah yang anda kasih sebelumnya ... kok beda sih dengan isi Piagam Madinah yang asli
yang anda kasih itu rangkuman-nya kali .... karena pasal 5 yg asli bukan itu isinya

tetap tidak mengubah makna nya.

Berikut isinya, lengkap dengan teks asli berbahasa Arab :
https://arsiparmansyah.wordpress.com/2012/10/14/isi-piagam-madinah/

Pasal 37 ٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.

Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.

Waktu bikin pasal 37 Piagam Madinah, rupanya Muhammad telah LUPA sama peristiwa penolakan tawaran bantuan kafir kpd kubu muhammad pada perang Badar karena org tsb belum beriman (org tsb masih musyrik).

١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Pasal 14
Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.

Orang beriman yg membunuh kafir----> tidak boleh dibunuh.

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.

org beriman yg dibunuh----> pembunuh org beriman tsb wajib dibunuh

Ini kah yg namanya KEADILAN ? Inikah yg namanya sudah sesuai dengan "Ke-ADIL-an" dalam Sila 2 dan 5 PANCASILA ?

aliumar wrote:[Kalau begitu nanti bisa juga jadi begini:
Muslim tidak boleh menjadikan non muslim sbg pemimpin dalam arti non muslim "YANG MEMUSUHI Islam". Kalau yg ga memusuhi Islam, boleh muslim menjadikan non muslim yg tidak memusuhi Islam tsb sbg pemimpin.

Asbabun nuzul ayat larangan menjadikan kafir sbg penolong kaum muslim:

Al-Qurthubi meriwayatkan dalam Tafsirnya dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya ayat tersebut (ayat larangan menjadikan kafir sbg penolong) turun sehubungan dengan masalah Ubadah bin Shamit dari golongan Anshor yangg menghadiri perang Badr. Ia mempunyai sekutu-sekutu dari orang-orang Yahudi. Ketika Nabi SAW keluar untuk berjuang dalam perang Azhab, Ubadah berkata kepada Nabi SAW : “Ya Nabi Allah, saya mempunyai lima ratus orang sekutu dari orang-orang Yahudi. Saya berpendapat agar mereka keluar bersama saya untuk menggunakan mereka sebagai kekuatan menghadapi musuh.” Lalu Allah SWT menurunkan ayat tsb (ayat larangan mengambil kafir sbg penolong kaum muslim tersebut)----> jelas2 kaum Yahudi tsb mau dipakai utk membantu kaum muslim berperang melawan musuh ----> artinya bukan golongan kafir yg memusuhi Islam. Tapi Allah tetap melarangnya.

Artinya si 500 orang yahudi itu belum pernah terikat perjanjian apapun dengan muslimin/Nabi sebelumnya, karena kalau sudah maka tanpa diminta dan tanpa menawarkan diri wajib bagi mereka dan muslimin bersatu. Posisi saat itu boleh diartikan muslim minta tolong dengan tanpa perrjanjian, dan itu kurang bagus jika suatu saat kebetulan si yahudi minta tolong balik sesuatu yang tidak Haq/kejahatan ataupun hal2 lainnya dan muslim di posisi tidak mungkin membantu bisa menyebabkan/menjadi fitnah, muslim dituduh khianat dan sejenisnya.

aliumar wrote:
عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم أنها قالت خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل بدر فلما كان بحرة الوبرة أدركه رجل قد كان يذكر منه جرأة ونجدة ففرح أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حين رأوه فلما أدركه قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم جئت لأتبعك وأصيب معك قال له رسول الله صلى الله عليه وسلم تؤمن بالله ورسوله قال لا قال فارجع فلن أستعين بمشرك قالت ثم مضى حتى إذا كنا بالشجرة أدركه الرجل فقال له كما قال أول مرة فقال له النبي صلى الله عليه وسلم كما قال أول مرة قال فارجع فلن أستعين بمشرك قال ثم رجع فأدركه بالبيداء فقال له كما قال أول مرة تؤمن بالله ورسوله قال نعم فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم فانطلق

Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar menuju Perang Badar. Setelah sampai di Harratul-Wabarah (yaitu daerah yang terletak 4 mil dari Madinah sebelum Dzul-Hulaifah) beliau ditemui oleh seorang laki-laki yang terkenal pemberani. Maka para shahabat Rasulullah merasa senang ketika melihat laki-laki itu. Setelah dia menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dia berkata kepada beliau : “Saya datang untuk mengikuti Anda dan memenangkan perang di pihak Anda”. Rasulullah bertanya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Dia menjawab : “Tidak”. Beliau berkata : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Setelah sampai di sebuah pohon, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu. Lalu, dia mengatakan seperti apa yang dikatakan sebelumnya. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya seperti apa yang beliau tanyakan sebelumnya. Kata beliau : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu di Baidaa’, lalu beliau bertanya kepadanya sebagaimana pertanyaan beliau sebelumnya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Laki-laki itu menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada laki-laki itu : “Pergilah turut berperang” [Hadist SHAHIH Riwayat Muslim no. 1817].

Si Kafir jelas2, dan terang2an bilang akan membantu memberikan kemenangan kpd pihak muhammad. Tapi TETAP DITOLAK Muhammad KARENA MUSYRIK, KAFIR, TIDAK BERIMAN!!!

Liat jelas sekali alasan PENOLAKAN oleh muhammad terhadap tawaran bantuan perang tsb yaitu karena MASIH MUSYRIK, BELUM BERIMAN (masih KAFIR)!!

Begitu org kafir tsb telah menjadi beriman, barulah muhammad menerima, org tsb untuk ikut berperang.

Tapi anehnya waktu di piagam madinah, muhammad bisa LUPA sama peristiwa penolakan tawaran bantuan kafir kpd kubu muhammad pada perang Badar karena org tsb belum beriman (org tsb masih musyrik).

Perhatikan bold merah gede diatas, si orang tersebut tidak terikat perjanjian, dia bukan penduduk madinah, kalau dia mata2 musuh gimana? siapa yang bisa menjamin hati seseorang? Plus alasan yang sama seperti yang 500 orang yahudi di post atas, giliran dia nanti minta tolong muslim untuk sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi, entah kejahatan atau kemusyrikan maka Nabi/muslim harus mengadapi tuduhan/ fitnah khianat, tidak tahu terima kasih dll.

Justru penolakan Nabi menunjukkan kebijaksanaan komandan yang hati2 dan tidak sembarangan menerima sesuatu, ada resiko yang mungkin dihadapi di masa mendatang.

aliumar wrote:

dee nee wrote:Oh iya ... tentang Piagam Madinah yang anda kasih sebelumnya ... kok beda sih dengan isi Piagam Madinah yang asli
yang anda kasih itu rangkuman-nya kali .... karena pasal 5 yg asli bukan itu isinya

tetap tidak mengubah makna nya.

Berikut isinya, lengkap dengan teks asli berbahasa Arab :
https://arsiparmansyah.wordpress.com/2012/10/14/isi-piagam-madinah/

Pasal 37  ٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.

Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.

Waktu bikin pasal 37 Piagam Madinah, rupanya Muhammad telah LUPA sama peristiwa penolakan tawaran bantuan kafir kpd kubu muhammad pada perang Badar karena org tsb belum beriman (org tsb masih musyrik).

Perjanjian kerjasama tidak sama dengan menerima/menolak tawaran bantuan

aliumar wrote:١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Pasal 14
Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh)  orang beriman.

Orang beriman yg membunuh kafir----> tidak boleh dibunuh.

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.

org beriman yg dibunuh----> pembunuh org beriman tsb wajib dibunuh

Ini kah yg namanya KEADILAN ? Inikah yg namanya sudah sesuai dengan "Ke-ADIL-an" dalam Sila 2 dan 5 PANCASILA ?

Isi piagam ini tidak hanya mengatur perjanjian Muslim - Non, tapi juga Muslim - Muslim karena muslimin pun tidak hanya berasal dari satu suku, lihat pasal 2 yang bicara ttg muslim-muslim

Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 14 pun demikian adalah mengatur aturan muslim-muslim. Nabi ingin menyatukan penduduk Madianah sekaligus lebih khusus lagi menyatukan muslim, bahkan ada hadits bahwa muslim adalah bersaudara. Jadi wajar jika muslim dilarang membunuh muslim lainnya.
Larangan itu berbunyi "muslim dilarang" bukan "kafir dilarang", jadi itu adalah aturan sesama muslim.
Hukuman diserahkan kepada pengadilan, bukan tidk mungkin dihukum mati juga. Baca pasal2 lainnya, kedudukan nonmuslim dan muslim sama. Contoh pasal 25

Pasal 25
Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.

ataupun pasal 22

Pasal 22
Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.

Pasal 21 bicara ttg muslim - nonmuslim mungkin Nabi merasa perlu menekankan pasal ini, tapi lagi2 ada pengadilan/hukum yang bicara yaitu terkait bukti.

Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.

Perlu kamu perhatikan bahwa si pembunuh tidak disebutkan apakah nonmuslim atau malah muslim juga, tetap siapapun yang menjadi pembunuh harus dilihat bukti/diadili. Jadi jangan kamu anggap "langsung bunuh", ada proses pembuktian, ada proses "pendapat wali" apakah memaafkan dengan diat atau tidak.

Syalom aleykhem wrote:[justify] kira-kira yang terjadi seperti ini (dalam skala kecil saja), benar/tidak ?

Umar Bin Khattab dan Seorang Yahudi Tua

Si kakek Yahudi berkata:
“Sungguh agung ajaran agama Tuan. Sungguh, saya rela menyerahkan tanah dan gubuk itu. Dan bimbinglah saya dalam memahami ajaran Islam!”

..Sepertinya si kakek Yahudi itu gak pernah tau ajaran ini:
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."

Amr bin Ash awalnya sudah memaksa utk mengusir si Yahudi, tapi niat itu diurungkan bukan karena ajaran islam, tapi karena takut dipenggal oleh Umar.

Ini kisah-nya gimana ya ?? ... coba detailnya seperti apa diceritakan ... kapan, dimana, dst ....

aliumar wrote:

dee nee wrote:Si laki2 itu siapa sih namanya ?? dia darimana ?? suku apa ?? tinggal dimana ??

benar kata f-22, muslim kalau udah kepepet, ga bisa jawab lagi, mulai tanya hal2 yg melenceng, bukan pada masalah nya.
Point utama dari hadist shahih muslim yg saya tunjukan tsb, yaitu untuk menunjukan bahwa SEKALIPUN si kafir itu jelas2 mau membantu memberikan kemenangan kpd pihak muhammad, tapi KARENA masih belum beriman, maka muhammad tetap menolaknya utk ikut membantu berperang.
Baru ketika si kafir kemudian sudah beriman, baru bisa ikut bergabung berperang.

Benar kata saya ... modal kalian memang gosip warung tegal
taunya cuma kofar kafir kofar kafir >>> ditanya asalnya darimana ... cumungut2

Kenapa saya tanya begitu ?? >>> sudah dijawab bung isaku

isaku wrote:

aliumar wrote:
عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم أنها قالت خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل بدر فلما كان بحرة الوبرة أدركه رجل قد كان يذكر منه جرأة ونجدة ففرح أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حين رأوه فلما أدركه قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم جئت لأتبعك وأصيب معك قال له رسول الله صلى الله عليه وسلم تؤمن بالله ورسوله قال لا قال فارجع فلن أستعين بمشرك قالت ثم مضى حتى إذا كنا بالشجرة أدركه الرجل فقال له كما قال أول مرة فقال له النبي صلى الله عليه وسلم كما قال أول مرة قال فارجع فلن أستعين بمشرك قال ثم رجع فأدركه بالبيداء فقال له كما قال أول مرة تؤمن بالله ورسوله قال نعم فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم فانطلق

Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar menuju Perang Badar. Setelah sampai di Harratul-Wabarah (yaitu daerah yang terletak 4 mil dari Madinah sebelum Dzul-Hulaifah) beliau ditemui oleh seorang laki-laki yang terkenal pemberani. Maka para shahabat Rasulullah merasa senang ketika melihat laki-laki itu. Setelah dia menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dia berkata kepada beliau : “Saya datang untuk mengikuti Anda dan memenangkan perang di pihak Anda”. Rasulullah bertanya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Dia menjawab : “Tidak”. Beliau berkata : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Setelah sampai di sebuah pohon, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu. Lalu, dia mengatakan seperti apa yang dikatakan sebelumnya. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya seperti apa yang beliau tanyakan sebelumnya. Kata beliau : “Kembalilah, karena aku tidak akan meminta bantuan kepada orang musyrik”. Kemudian laki-laki itu menyingkir. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ditemui lagi oleh laki-laki itu di Baidaa’, lalu beliau bertanya kepadanya sebagaimana pertanyaan beliau sebelumnya : “Apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ?”. Laki-laki itu menjawab : “Ya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada laki-laki itu : “Pergilah turut berperang” [Hadist SHAHIH Riwayat Muslim no. 1817].

Si Kafir jelas2, dan terang2an bilang akan membantu memberikan kemenangan kpd pihak muhammad. Tapi TETAP DITOLAK Muhammad KARENA MUSYRIK, KAFIR, TIDAK BERIMAN!!!

Liat jelas sekali alasan PENOLAKAN oleh muhammad terhadap tawaran bantuan perang tsb yaitu karena MASIH MUSYRIK, BELUM BERIMAN (masih KAFIR)!!

Begitu org kafir tsb telah menjadi beriman, barulah muhammad menerima, org tsb untuk ikut berperang.

Tapi anehnya waktu di piagam madinah, muhammad bisa LUPA sama peristiwa penolakan tawaran bantuan kafir kpd kubu muhammad pada perang Badar karena org tsb belum beriman (org tsb masih musyrik).

Perhatikan bold merah gede diatas, si orang tersebut tidak terikat perjanjian, dia bukan penduduk madinah, kalau dia mata2 musuh gimana? siapa yang bisa menjamin hati seseorang? Plus alasan yang sama seperti yang 500 orang yahudi di post atas, giliran dia nanti minta tolong muslim untuk sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi, entah kejahatan atau kemusyrikan maka Nabi/muslim harus mengadapi tuduhan/ fitnah khianat, tidak tahu terima kasih dll.

Justru penolakan Nabi menunjukkan kebijaksanaan komandan yang hati2 dan tidak sembarangan menerima sesuatu, ada resiko yang mungkin dihadapi di masa mendatang.

pun ... kalau lihat Piagam Madinah

Pasal 36
Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi  (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini.

bold underline : artinya ... SESUAI DENGAN KETENTUAN PIAGAM MADINAH itu sendiri ... yang anda sebut saling tolong menolong dalam memerangi musuh ... tetap HARUS DENGAN IZIN Nabi Muhammad >>> dan ini adalah kesepakatan yang sudah disetujui semua penduduk Madinah

So ... kalau Nabi ga kasih ijin (misalnya karena kondisi yang tertulis dalam Al Quran) >>> maka tidak ada juga pelanggaran yang dilakukan Nabi terkait Piagam Madinah

Piagam Madinah tidak melanggar Al Quran >>> karena yang disebut tolong menolong dalam Piagam Madinah adalah kesepakatan damai

dan bila kemudian terjadi permusuhan antara mukmin vs kafir di Madinah .... maka SESUAI AL QURAN ... Nabi punya hak melarang kafir Madinah untuk menolong mukmin dalam berperang  

yang hijau ini pun tidak melanggar isi Piagam Madinah (baca ungu underline)

dee nee wrote:Benar kata saya ... modal kalian memang gosip warung tegal

berarti modal Imam Muslim yg membuat hadist shahih Muslim CUMA GOSIP WARUNG TEGAL juga dong, karena saya hanya menampilkan apa yg dicatat oleh Imam Muslim di hadist shahih nya.

dee nee wrote:dan tolong menolong itu memang dilarang untuk para kafir dan munafik yang memusuhi Islam

ketauan argumen ngarang.

Tanpa perlu larangan dari Tuhan pun, muslim yg cukup waras tidak akan mau minta tolong kafir yg memusuhi islam.
Jangan kan mau minta tolong, buat bertemu saja mungkin akan sedapat mungkin dihindari.
Coba misalkan kamu punya musuh yg kamu benci, maka jangankan mau minta tolong ke musuh kamu tsb, buat ketemu saja pasti sedapat mungkin akan kamu hindari.

Jadi ketauan banget ga logis nya argumen kamu tsb.

dee nee wrote:SESUAI DENGAN KETENTUAN PIAGAM MADINAH itu sendiri ... yang anda sebut saling tolong menolong dalam memerangi musuh ... tetap HARUS DENGAN IZIN Nabi Muhammad >>> dan ini adalah kesepakatan yang sudah disetujui semua penduduk Madinah

Masalahnya : KENAPA Muhammad membuat Perjanjian / Kesepakatan yg di dalamnya yakni dalam pasal 37 malah mengizinkan kafir tolong menolong dgn muslim? TIDAK ingatkah Muhammad bahwa dulu ia pernah MENOLAK seorang kafir yg ingin membantunya dalam perang Badar KARENA org tsb MASIH BELUM BERIMAN ?

dee nee wrote:karena yang disebut tolong menolong dalam Piagam Madinah adalah kesepakatan damai

BACA pasal 37 Piagam Madinah !! Dan bandingkan dengan Hadist Shahih Muslim no 1817 di atas. Maka anda akan melihat Muhammad menjilat ludahnya sendiri, hahaha.....

dee nee wrote:Pasal 36
Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini.

bold underline : artinya ... SESUAI DENGAN KETENTUAN PIAGAM MADINAH itu sendiri ... yang anda sebut saling tolong menolong dalam memerangi musuh

Baca baik2 pasalnya, jangan diplintir.

Pasal 36 izin utk berperang, bukan perihal izin bekerja sama tolong menolong antara muslim dgn kafir Yahudi.

Izin kerja sama tolong menolong muslim dgn kafir Yahudi sudah dikeluarkan dan sudah ada izin nya yakni di pasal 37.

Jadi pasal 36 itu izin melakukan invasi (izin berperang).
Sedangkan Pasal 37 itu semacam MoU kerjasama muslim dgn kafir Yahudi.