Meditasi Samatha & Vipassana, Membuat Keegoisan

First topic message reminder :

Ajaran Buddha rupanya memiliki efek negatif dalam psikologis dari penyimpangan Meditasi Samatha dan Vipassana. kenapa? berikut saya coba uraikan alasannya.

Meditasi Samatha digunakan untuk membangun kekuatan mental yang disebut dengan "upekha" yaitu ketenangan yang seimbang. Barangsiapa yang sampai pada tahap ini, maka orang tidak akan mengalami "hal menyenangkan" pun "hal menyakitkan". Bagi mereka, ini adalah kondisi yang luhur dan mulia. mereka yang melatih meditasi samatha, walaupun belum mencapai sepenuhnya kondisi tersebut, tetapi mengarah atau menuju kondisi tersebut. Tetapi penyimpangan dan penyalah gunaan dari upekha ini adalah sifat "keras hati", mereka tidak akan tersentuh oleh hal-hal yang sebenarnya menyentuh, tidak akan kasihan keapda hal-hal yang sebenarnya mengundang rasa kasihan, tiak punya rasa empati dan simpati, hati mereka tidak bisa bergetar karena iba, apalagi menangis karena merasa kasihan. ras iba dan kasihan menjadi sesuatu yang tabu atau tercela bagi mereka. inilah manifestasi dari kekerasan hati. alih-alih membangun "kekuatan mental yang positif", mereka membangun kekuatan mental yang mengerskan hati dan bersifat destruktif.

Meditasi Vipassana digunakan untuk membangun kepada arah pemahaman diri. Bentuk penyimpangan dari meditasi ini adalah ketidakpedulian sosial. Secara ekstrem, apabila seorang meditator vipassana menyaksikan pembunuhan di depan mata sekalipun, ia tidak tergerak untuk melakukan pertolongan.

Penyimpangan dari kedua bentuk sistem meditasi yang dipraktikan oleh seluruh umat Buddhis di dunia tersebut akhirnya menciptakan umat yang keras kepala dan bahlul. Sangat ironi dengan ajaran-ajarn yang Buddha yang tampaknya menawarkan kelembutan dan kedamaian. Ketika memasuki komunitas Buddhis, justru akan merasakan aroma kekerasan yang lebih kuat daripada di dalam komunitas Muslim Radikal.

mau terbebas dari penderitaan malah jadi orang bebal hati