FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Tafakkur VS meditasi Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Tafakkur VS meditasi Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Tafakkur VS meditasi

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Tafakkur VS meditasi Empty Tafakkur VS meditasi

Post by keroncong Sun Apr 08, 2012 2:36 am

Setelah kita mengetahui dan mengenal Allah secara ilmu, maka semakin mudahlah kita untuk memulai berkomunikasi dan berjalan menuju kepada- Nya. Kita telah meyakini bahwa kita akan kembali kepada-nya sekarang ... bukan besok!

Firman Allah:

"Hai manusia, sesungguhnya engkau berusaha sungguh-sungguh menuju kepada tuhanmu, maka engkau akan menemuinya". (Qs Al Insyiqaq, 84: 6)

"ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keragu-raguan tentang pertemuan dengan tuhan mereka. Ingatlah bahwa Allah maha meliputi segala sesuatu". (Qs. Fushilat, 41: 54).

Didalam ayat lain dikatakan, bahwa shalat itu adalah pekerjaan yang amat sulit, kecuali bagi orang yang khusyu'. Siapakah orang yang khusyu' itu, ialah orang yang mempunyai sangkaan bahwa ia akan bertemu dengan Allah dan mereka adalah orang yang kembali kepada Allah. Rajiun artinya; orang yang kembali (kedudukannya sebagai fa'il), bukan yang akan kembali.

Kekhusyu'an shalat dan ibadah-ibadah yang lainnya tidak akan bisa dicapai, kalau kita tidak mengerti ilmu tauhid, yaitu mengerti akan Allah secara hakiki. Dasar tauhid inilah yang menjadi bekal kita untuk menuju tawajjuh kepada Allah, dan merupakan jalan yang membedakan dari peribadatan-peribadatan agama lain selain islam.

Pada tatanan fenomena fisik dan psikis, mungkin kita akan mengalami kesamaan dengan perjalanan meditator ... penyembuh, pastor, atau pendeta ... biksu yang tekun beribadah ... atau kadang juga sama dengan penggali spiritual yang tidak menggunakan pengertian ketuhanan sama sekali ...

Pengalaman-pengalaman ini bukanlah penentu sebuah kebenaran spiritual tertentu. Akan tetapi hal ini, seperti keadaan ilmu-ilmu yang lainnya yang bersifat universal, seperti perasaan rindu ...cinta ... sedih ... bahagia dan ketenangan. Keadaan ini bisa disebut sebagian dari pengalaman perasaan rohani. Yang tidak bisa kita klaim sebagai milik orang islam saja..atau orang kristen ... dan yang lain.

Banyak pendeta yang berdoa di gereja memohon kesembuhan bagi si penderita sakit parah ... ia bisa sembuh ...pendeta Budha pun demikian ... dan tidak sedikit pula dari kalangan islam yang bukan kyai bisa berdoa untuk yang sakit, ... iapun bisa sembuh.

Dari sudut pandang psikolgi modern, tafakkur termasuk bagian dari psikologi berfikir. Lapangan sentral kajian psikologi tradisional pada masa-masa sebelum aliran behaviorisme mendominasi psikologi. Pada masa-masa awal, psikologi banyak terfokuskan pada studi sekitar pikiran, kandungan perasaan, dan bangunan akal manusia. Pembahasan masalah belajar hanya dikaji melalui tema-tema tersebut, kemudian muncul aliran behaviorisme dengan konsep-konsepnya yang terkenal. Aliran ini, akhirnya mengubah secara besar-besaran pandangan- pandangan sebelumnya, kemudian menempatkan kajian mengenai proses belajar manusia, melalui rangsangan dan respon yang timbul, menjadi tema utama psikologi. Perasaan, kandungan akal, dan pikiran dianggap sebagai masalah yang tidak dapat dijangkau dan dipelajari secara langsung, sebagaimana juga metode yang dipakai untuk mempelajarinya, seperti metode intropeksi, dikritik karena tidak dapat dibuktikan secara empiris. Para penganut faham behaviorisme menginginkan psikologi sebagai ilmu empiris berdasarkan fenomena-fenomena lahiriah yang dapat dikaji dilaboratorium. Menurut mereka, segala kegiatan kognitif dan perasaan yang ada dan terjadi dalam benda-benda hidup merupakan akibat dari interaksinya dengan pengaruh-pengaruh tertentu.

Kegiatan-kegiatan "pikiran dalam" itu, mereka anggap sebagai suatu peti terkunci yang bagian dalamnya tidak mungkin diketahui dengan jelas. Karena itu, tidak perlu menghabiskan waktu untuk mempelajarinya. Adapun berbagai respon dan tanggapan yang timbul akibat kegiatan dalam yang dapat diukur dan diamati, merupakan pusat perhatian kajian ilmiah empiris mereka.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik