Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

by **laskarpajak** Fri Oct 26, 2012 11:43 pm

First topic message reminder :

Ini lagi yang teramat aneh. Mereka mencaci seorang arab buta huruf yang telah dimuliakan, yang telah menundukkan jazirah arab, yang telah memporak-porandakan kekaisaran Romawi, dan telah membentuk empirium (daerah kekuasaan) terbesar dalam sejarah kehidupan manusia, yakni membentang mulai dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik. (100 tokoh dunia: www.media.isnet.org)

Terus Anda siapa?
Anda belum pernah menundukkan ¼ bagian pulau Madura sekalipun!
Anda juga bukan panglima perang yang tak terkalahkan, bukan ahli pemerintahan, bukan ahli sejarah, meskipun Anda tidak buta huruf. Gelar tertinggi Anda –mungkin- hanya sebatas .Lc (Lumayan ceroboh) atau M.Sc (manusia sangat ceroboh).

Anda keberatan dengan Muhammad karena menikahi seorang gadis berusia 6 tahun secara syah? Apa Anda orang tuanya? Atau Anda hanya sok ngatur saja? Anda tak sepantasnya mengatur orang yang lebih cerdik dan jauh lebih berwibawa dari Anda.

Dan Anda menyebut Muhammad sebagai pedofil hanya karena ia telah menikahi anak perempuan berumur 6th, begitu ‘kan?

Beliau adalah seorang nabi dan tak bertindak secara asal-asalan. Beliau bertindak dengan alasan tersendiri, yakni salah satunya untuk memperkuat hubungan kekeluargaan dengan tokoh bangsa Arab yang terpandang, guna penyebaran Risalahnya. Pernikahan beliau dengan Aisyah juga telah menghasilkan hikmah tersendiri bagi umat Islam, khususnya untuk kaum wanita. Mengapa? Karena Aisyah lah yang paling mengenal Nabi saw. dan ia juga yang paling tahu hukum-hukum Islam perihal masalah wanita karena memperoleh pelajaran langsung dari nabi saw.. Muhammad tak punya saudara perempuan untuk dijadikan sebagai objek pembelajaran Islam tentang wanita. Jika Aisyah tidak dinikahi oleh Muhammad saat itu juga, yakni ketika ia masih anak-anak, maka kepada siapa Muhammad harus mengajarkan masalah hukum-hukum Islam perihal kewanitaan, terutama hal yang paling sensitif? Sementara wanita terbaik dalam hal kecerdasan dan silsilah keturunan pada saat itu adalah keturunan sahabatnya sendiri, Abu Bakar. Sebab itu jika beliau tidak menikahi Aisyah, tapi hanya sebatas mengajarinya saja, maka apa pendapat umat Islam kalau beliau berada sangat dekat kepada Aisyah untuk mengajari ajaran Islam perihal kewanitaan, sementara status mereka berdua bukan suami-isteri? Itu justru akan lebih mengundang gossip dan aneka prasangka buruk terhadap Muhammad.

Tapi Anda menyebut tindakan Muhammad yang sangat bijak tersebut dengan sebutan “pedofil”. Pelit sekali Anda memberikan julukan terhadap seorang yang berwibawa. Dari sini saja sudah terbukti akan kedangkalan pikiran Anda dalam memahami suatu perkara, yang cenderung ceroboh dalam membuat kesimpulan.

Isteri beliau banyak, dan beliau mania sex?

Ini lagi, salah satu bukti kecerobohan Anda dalam membuat kesimpulan. Anda menjuluki beliau “mania sex” karena memiliki isteri yang banyak secara syah? Apa Anda tidak melihat latar belakang isteri-isteri beliau yang rata-rata sudah janda dan berumur lanjut itu, dan terkadang juga miskin dalam hal materi. Beliau menikahi mereka semua dengan alasan yang sangat bijak, salah satunya yakni alasan sosial untuk mempererat hubungan antar suku, dan untuk menghindari perpecahan (permusuhan) dalam kelompok, juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi wanita tersebut. Jika beliau menginginkan wanita terpandang (kaya) lagi cantik dan seksi, itu sama sekali bukan kendala bagi beliau mengingat status beliau yang selalu dimuliakan dan selalu ditaati oleh kaumnya. Beliau sangat bisa sekali untuk mengawini wanita kelas atas. Hal itu bagi beliau, semudah membalikkan telapak tangan. Tapi beliau tidak melakukan demikian, karena beliau ingin memberikan contoh teladan yang baik bagi umatnya, bahwa setiap orang, tak terkecuali janda, harus diperhatikan dengan baik dan dimuliakan. Isteri beliau yang beliau nikahi dalam keadaan gadis hanya satu orang, yakni Aisyah.

Sekarang, tengok diri Anda sendiri,
Hal ini jauh berbeda dengan diri Anda yang ketika mengejar anak gadisnya orang selalu bersusah payah dengan berkorban pulsa mati-matian dan cenderung mengobral janji-janji palsu yang sudah kadaluwarsa. Sesuatu yang hanya mampu dilakukan oleh pecundang.

Dan sekalipun Muhammad memiliki isteri yang banyak, hal itu tidak menurunkan kewibawaan beliau, karena beliau bisa bersikap adil kepada semuanya. Beliau sama sekali tidak seperti sebagian besar raja yang kerajaannya mengalami keruntuhan hanya gara-gara 1 selir wanitanya. Para isteri beliau saw. malah turut serta mewarnai perkembangan kemajuan Islam, agama yang luhur (murni) yang tak menganut sistem dogma (dongo’ amat). Dan isteri-isteri beliau tidak saling bertengkar satu sama lain.

Nah, bagaimana dengan Anda?
Anda mungkin beristrikan 1 orang, tapi –terkadang– tidak bisa bersikap adil. Dan tak menutup kemungkinan Anda masih harus rajin mengoleksi WIL yang tak terhitung jumlahnya. Itu ‘kan yang berwibawa menurut Anda?

Juga,
Sebagian pembesar agama Anda mungkin adalah orang suci, karena tidak menikah, … tapi hanya melibatkan diri dalam kasus pelecehan atau skandal. Itu ‘kan yang menurut Anda lebih terhormat karena tak perlu repot-repot mengurus surat nikah? Amat besar kebodohan kalian karena telah mencaci orang yang paling jujur dan paling baik

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 12:44 pm

aliumar wrote:Prinsip yg ingin ditanyakan:
Apakah memakai patokan "merasa jadi korban atau tidak" dari perilaku menyimpang seksual seseorang, bisa dijadikan patokan utk menentukan org tsb menyimpang atau tidak perilaku seksualnya?
Jawab singkat: Ya atau Tidak.

Sebentar!

Siapa yang ngomong: "ada yang merasa menjadi korban"?
Kapan saya ngomong "merasa"?

Yang saya bicarakan bahwa:
MANA ADA KORBAN PEDOFIL CEMBURU DENGAN WANITA LAIN KARENA PELAKU PEDOFILNYA BERDEKATAN PADA WANITA ITU??

Kita sedang bicara dunia medis lhoo ......... ehmm

by **aliumar** Wed Jul 10, 2013 12:54 pm

Ebisusensei wrote:Saya memutuskan untuk membalik urutan poin pembicaraan, menjadi:
1. Tidak ada korban pedofil.

Pertanyaan Prinsipil nya:
Apakah poin nomor 1 (yakni perihal ada tidak nya korban) yg kamu ajukan tsb bisa dijadikan patokan utk menentukan menyimpang atau tidaknya suatu perilaku seksual seseorang?

by **hamba tuhan** Wed Jul 10, 2013 12:59 pm

kayaknya org2 dahulu body nya besar2 deh.... umur 6 tahun kayak org skrg punya body 20 tahun.... heheeeee, seperti abraham menikahi keturah, sampai detik ini belum ada yg tau umur keturah waktu dinikahi oleh abraham brp....

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 1:16 pm

aliumar wrote:
Ebisusensei wrote:Saya memutuskan untuk membalik urutan poin pembicaraan, menjadi:
1. Tidak ada korban pedofil.

Pertanyaan Prinsipil nya:
Apakah poin nomor 1 (yakni perihal ada tidak nya korban) yg kamu ajukan tsb bisa dijadikan patokan utk menentukan menyimpang atau tidaknya suatu perilaku seksual seseorang?

Maksud saya, kalau tidak ada korban, maka tidak dapat didefinisikan pelakunya.
Tapi bukannya selesai disitu!

Saya juga akan membicarakan ciri2 pedofil, sebagai pembahasan poin 2.

by **aliumar** Wed Jul 10, 2013 1:22 pm

Maksud saya, kalau tidak ada korban, maka tidak dapat didefinisikan pelakunya.

apakah krn tidak ada korban sbg pasangan sesama jenis, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang homo?

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 1:32 pm

aliumar wrote:
Maksud saya, kalau tidak ada korban, maka tidak dapat didefinisikan pelakunya.
apakah krn tidak ada korban sbg pasangan sesama jenis, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang homo?

iIni bukan kasus homoseksual.
Ini adalah kasus pedofil yang anda tuduhkan!

Lagipula ada nggak kasus pedofil homoseksual seperti robot gedek gitu, yang korbannya malah menjadi pencemburu kepada pasangan lain dari pelaku?
Yang ini jujur saja saya malah belum tahu, karena saya terlalu merasa tidak nyaman dengan urusan homoseksual.

Silahkan!

by **aliumar** Wed Jul 10, 2013 1:44 pm

Kan sudah saya bilang, lihat PRINSIP nya.
Kamu sengaja melarikan diri waktu saya tanyakan perihal Prinsip ini krn tau kalau dgn prinsip tsb kamu tidak bisa lagi mempertahankan argumen kamu pada kasus pedofil tsb.

Sekarang jawab pertanyaan prinsip nya berikut:

Maksud saya, kalau tidak ada korban, maka tidak dapat didefinisikan pelakunya.

Pertanyaan prinsipnya:

Apakah krn tidak ada korban dari perilaku menyimpang seksual seseorang, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang dgn penyimpangan perilaku seksual?

by **musicman** Wed Jul 10, 2013 1:54 pm

@Aliumar

Pertanyaan prinsipnya:

Apakah krn tidak ada korban dari perilaku menyimpang seksual seseorang, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang dgn penyimpangan perilaku seksual?

Parameternya amburadul..
Kalau korbannya tidak ada, itu namanya fitnah.

Salah kasih parameter barangkali anda.

Coba anda cermati parameter saya dibawah ini:

musicman wrote:Menikah dengan wanita yg berusia muda dalam fase2 perkembangannya tidak bisa disamakan segala aspek negatifnya, tanpa melihat kultur dan peradaban yg berlaku.

Yahudi sendiri menentukan standart kelayakan usia 3 th lebih satu hari bagi seorang gadis untuk layak dinikahi.

http://www.israelect.com/DivinePageant/Quotes.htm
Sanhedrin 55b: "A maiden three years and a day may be acquired by marriage by coition, and if her deceased husband's brother cohabits with her, she becomes his."

artinya apa?
Suatu peradaban yg memandang pernikahan dengan gadis muda sebagai hal yg lumrah akan menjadi cacat ketika kita mengadili setiap pelakunya dengan tanpa pandang bulu sebagai orang yg berpenyakit kejiwaan. Maria dan Yusufpun hidup pada jaman itu, saat masyarakat memaklumi bahwa menikahi gadis muda dipandang perlu karena demi memuluskan regenerasi keturunan si pasangan dimana tingkat kematian bayi yg sangat tinggi.

Palungan Jhon F. Kelly hal.105

Tentu, harus kita pilah dan pilah lagi satu persatu pelakunya, apakah sudah memenuhi standarisasi modern sebagai Pelaku Pedhopil. Hanya melihat umur wanita yg dinikahi tentu tidak tepat untuk cukup mengadili karena cenderung secara sefihak.

Kalau disebut hukum terdahulu memberikan ruang bagi pelaku Pedhopil, saya dalam posisi SETUJU, tapi .........

menghakimi semua laki2 yg menikahi gadis muda pada saat itu sebagai seorang pelaku pedhopil ...tentu tidak tepat.

Dengan Standarisasi Modern, setiap syarat dari ungkapan Pedhopil, sangat perlu di telaah dan dibedah dari sisi pelakunya. Kalau dari kesepuluh Istri Nabi semuanya dalam usia Layak Nikah (bahkan ada yg berusia lanjut) lalu karena Aisyah sebagai satu2nya Gadis berusia 9 th sebagai Istri menyebabkan Nabi dihakimi sebagai Pedhopil dimana beliau hidup dimasanya yg dalam kultur dan budaya permisif menikahi gadis muda adalah Lumrah, maka ini adalah tuduhan yg sangat tidak masuk akal.

berani gk anda menjawab dengan hanya dua pilihan "YA atau tidak" seperti selalu maunya anda dalam bertanya..?

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 1:58 pm

aliumar wrote:
Pertanyaan prinsipnya:

Apakah krn tidak ada korban dari perilaku menyimpang seksual seseorang, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang dgn penyimpangan perilaku seksual?

Secara teori YA!
Dan secara teori pula bisa disebut fitnah, karena tidak ada korban tetapi menuduh seseorang memiliki penyimpangan.

Walaupun saya tidak berniat untuk berhenti pada poin satu saja.
Kalau tidak ada korban, maka baru hanya potensi pedofil saja, belum pedofil.

Nanti setelah memasuki poin #2, akan terbukti bahwa potensi juga tidak ada.

by **Andi Cactusa** Wed Jul 10, 2013 1:59 pm

EbisuSensei wrote:
Andi Cactusa wrote:...Mari kita bicara hekekat, esensi, pada dasarnya atau the bottom line. Bukan bersilat lidah seputar definisi dengan segala derivat dan variannya.
...Oleh karenanya saya mau bertanya, dan jangan dilewatkan seperti sering anda lakukan sebelumnya: Menurut anda pribadi, "Apakah perbuatan Muhammad mengembat Aisyah yang berumur 9 tahun termasuk baik atau buruk?" Pilihannya hanya "baik" atau "buruk" dan tidak perlu djelaskan.
Tinggal menjawab bisa atau tidak saja kenapa sulit?
Apakah anda mulai ingin menjadi tidak rasional.

Cari di seluruh dunia dan sepanjang sejarah.
Apakah ada, korban pedofil yang bisa bahagia hidup bersama dengan pelaku.
Mana ada korban pedofil mencintai sang pelaku pedofil?? Mana ada korban pedofil cemburu melihat pelaku pedofil agak dekat dengan wanita lain??

Apakah anda bisa memberi bukti?
YA / TIDAK?

_______________________________________________________________________________
NB:
Silahkan jawab ini dulu, masih panjang soalnya.
Dan perlu anda ketahui bahwa ini adalah permintaan bukti yang belum bisa dipenuhi ali sinna dengan kloningannya.
Dan yang mengajukan pertanyaan adalah mas MontirKepala.

Diskusi tersebut terhenti, mungkin karena ali sinna tidak bisa memberikan bukti.
Tapi mungkin anda bisa.

...Baik. Saya terima saja bahwa Muhammad bukan pedofil, agar anda puas.
...Sekarang untuk kedua kali, saya minta anda menjawab pertanyaan yang paling penting dan menjadi tujuan akhir perdebatan ini. Berdasarkan nilai atau value yang anda anut dan pegang saat ini, "Apakah perbuatan Muhammad menyetubuhi bocah ingusan 9 tahun Aisyah, baik atau buruk?"
...Jangan berkelit atau lewatkan lagi.

by **musicman** Wed Jul 10, 2013 2:00 pm

@wedi

- soal kultur: emang siapa tetangga muhammad yang mengawini bocah?

Saya tidak tahu siapa nama tetangganya Nabi.
Yg saya bs hanya memberikan refrensi bahwa kultur pada masa itu adalah lumrah dengan alasan2 Logis.

Coba, baca referensi saya...jangan nyelonong

- soal pelaku: punya intensi sex pada bocah itu pedofil, sekalipun ia juga berintensi sex dengan wanita dewasa bahkan sesama jenis sekalipun..

dengan kondisi dunia medis yg minim, tau dari mana motivasinya krn sex?

- soal kultur lagi: kalau kultur itu buruk, nabi mestinya tampil sebagai pembaharu, bukan malah memperburuk karena bakal dicontoh pengikutnya

Kultur tidak selamanya wajib diikuti. Jadi, sesuatu yg tidak wajib boleh ditinggalkan

by **aliumar** Wed Jul 10, 2013 2:01 pm

Parameternya amburadul..
Kalau korbannya tidak ada, itu namanya fitnah.

Pasangan gay juga tidak ada yg menganggap diri mereka sbg korban, lantas apakah krn korbannya tidak ada, menyebabkan merupakan suatu fitnah mengatakan pasangan sejenis tsb sbg homo?

by **aliumar** Wed Jul 10, 2013 2:05 pm

Ebisusensei wrote:
Apakah krn tidak ada korban dari perilaku menyimpang seksual seseorang, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang dgn penyimpangan perilaku seksual?
Secara teori YA!
Dan secara teori pula bisa disebut fitnah, karena tidak ada korban tetapi menuduh seseorang memiliki penyimpangan.

oh jadi pasangan sejenis yg tidak memiliki korban, tidak bisa dikatakan sbg homo sekalipun dia punya ketertarikan yg menyimpang yaitu tertarik dgn sesama jenis?hahahaha......

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 2:06 pm

Andi Cactusa wrote:
...Baik. Saya terima saja bahwa Muhammad bukan pedofil, agar anda puas.
...Sekarang untuk kedua kali, saya minta anda menjawab pertanyaan yang paling penting dan menjadi tujuan akhir perdebatan ini. Berdasarkan nilai atau value yang anda anut dan pegang saat ini, "Apakah perbuatan Muhammad menyetubuhi bocah ingusan 9 tahun Aisyah, baik atau buruk?"
...Jangan berkelit atau lewatkan lagi.

Begini,

Apakah anda tahu, bahwa riwayat usia Aisyah ra yang masih kanak-kanak adalah diragukan?
Karena hanya bersumber dari satu orang, yang diragukan infonya tentang masalah tersebut.
Sampai saat inipun masih ada perdebatan panjang tentang masalah tersebut.

Jadi saya mendiskusikannya dengan melalui jalan lain, supaya diskusi menjadi lebih singkat.

bisa di mengerti ya?

by **musicman** Wed Jul 10, 2013 2:08 pm

@Aliumar

Pasangan gay
juga tidak ada yg menganggap diri mereka sbg korban, lantas apakah krn korbannya tidak ada, menyebabkan merupakan suatu fitnah mengatakan pasangan sejenis tsb sbg homo?

Yah... karena dua2nya Gay. Parameter anda kacau
Bagaimana kalau yg jadi korban seks oleh gay.. ternyata bukan seorang Gay?

kasih parameternya makin gk karuan bung aliumar...

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 2:10 pm

aliumar wrote:
Ebisusensei wrote:
Apakah krn tidak ada korban dari perilaku menyimpang seksual seseorang, menjadikan pelaku nya tidak dapat didefinisikan sbg seorang dgn penyimpangan perilaku seksual?
Secara teori YA!
Dan secara teori pula bisa disebut fitnah, karena tidak ada korban tetapi menuduh seseorang memiliki penyimpangan.
oh jadi pasangan sejenis yg tidak memiliki korban, tidak bisa dikatakan sbg homo sekalipun dia punya ketertarikan yg menyimpang yaitu tertarik dgn sesama jenis?hahahaha......

Malah ketawa ............... !! panas

by **SEGOROWEDI** Wed Jul 10, 2013 3:03 pm

musicman wrote:Saya tidak tahu siapa nama tetangganya Nabi.
Yg saya bs hanya memberikan refrensi bahwa kultur pada masa itu adalah lumrah dengan alasan2 Logis.

Coba, baca referensi saya...jangan nyelonong

referensimu lebih ke perjodohan..
bukan bocah dikawinkan dengan kakek-kakek untuk disetubuhi
kalau manusia di jamannya saja tak melakukan pedofilia, mengapa muhammad melakukannya??

musicman wrote:dengan kondisi dunia medis yg minim, tau dari mana motivasinya krn sex?

memperisteri dan menyetubuhi bocah

musicman wrote:Kultur tidak selamanya wajib diikuti. Jadi, sesuatu yg tidak wajib boleh ditinggalkan

justeru itu..
kenapa muhammad tidak tampil sebagai pembaharu yang meninggalkan praktek bejad seperti itu..

by **EbisuSensei** Wed Jul 10, 2013 6:54 pm

@ac

Yang menjadi oin saya adalah bahwa:
Kesiapan fisik-mental Aisyah ra menjalani kehidupan rumah tangga, tidak bergantung kepada faktor usia.

Yang menjadi inti pembahasan adalah "kesiapan fisik-mental" dari Aisyah ra.

Jadi saya tidak membahas melalui informasi usia, namun data-data medis, tentang kesiapan fisik-mental dari Aisyah ra.

by **Andi Cactusa** Wed Jul 10, 2013 7:12 pm

EbisuSensei wrote:Begini,

Apakah anda tahu, bahwa riwayat usia Aisyah ra yang masih kanak-kanak adalah diragukan?
Karena hanya bersumber dari satu orang, yang diragukan infonya tentang masalah tersebut.
Sampai saat inipun masih ada perdebatan panjang tentang masalah tersebut.

Jadi saya mendiskusikannya dengan melalui jalan lain, supaya diskusi menjadi lebih singkat.

bisa di mengerti ya?

...Diragukan oleh muslim yang ingin memoles wajah buruk Muhammad! Karena hanya cara itu yang diharapkan dapat menutupi aib Muhammad. Semua cara lain tidak bisa dipertahankan, termasuk yang diajukan oleh bung musicman itu.
...Kalau mau menyimak salah satu perdebatan umur Aisyah, lihat di Situs ini. Di situ dimuat tanggapan Shaykh Dr. Gibril Fouad Haddad (pakar hadits yang disegani, menegaskan bahwa umur Aisyah adalah 9 tahun ketika dipacak oleh Muhammad) pada bulan Juli 2005, terhadap polemik Moiz Amjad's (yang mengarang-ngarang umur Aisyah lebih dari 9 tahun), "Our Mother A'isha's Age At The Time Of Her Marriage to The Prophet", yang dipublikasikan pada SunniPath.com.
...Karena hanya besumber dari satu orang maka diragukan!? Semua ajaran Islam hanya bersumber dari satu orang tanpa saksi, yakni si "sampah masyarakat" Muhammad. Mengapa ajaran Islam tidak anda ragukan dan buang ke tong sampah?
...Muslim memang menjadi pemasok lelucon yang terbesar dan tiada habis-habisnya di era internet ini. Bila menyangkut hal negatif bagi Islam dan Muhammad, maka semua hadits diragukan. Tetapi bila bersifat positif, Sahih Bukhari adalah hadits paling terpercaya, diikuti oleh Sahih Muslim dan seterusnya. Kelihatannya memang benar bahwa Islam menghasilkan badut-badut murahan yang otaknya terplintir.

by **Andi Cactusa** Wed Jul 10, 2013 7:59 pm

EbisuSensei wrote:@ac

Yang menjadi oin saya adalah bahwa:
Kesiapan fisik-mental Aisyah ra menjalani kehidupan rumah tangga, tidak bergantung kepada faktor usia.

Yang menjadi inti pembahasan adalah "kesiapan fisik-mental" dari Aisyah ra.

Jadi saya tidak membahas melalui informasi usia, namun data-data medis, tentang kesiapan fisik-mental dari Aisyah ra.

...Makanya saya sarankan, bila anda ingin mengetahui dengan pasti, apakah secara fisikal dan mental seorang gadis ingusan 9 tahun sudah siap untuk diembat, serahkan saja adik atau putrimu yang sebaya kepada Syeh Puji.
...Tulisan anda menunjukkan bahwa anda sudah kehilangan arah, pontang-panting lari ke sana lari ke sini, tanpa karuan juntrungannya. Saya tahu anda sudah merasa terperangkap dalam dilemma, maju kena mundur kena, sehingga tidak mau menjawab pertanyaan itu. Masih belum percaya bahwa peluru yang anda tembakkan ke saya, bisa saya balikkan hingga berlabuh ke jidad anda sendiri?

by **EbisuSensei** Thu Jul 11, 2013 7:27 am

Andi Cactusa wrote:
...Karena hanya besumber dari satu orang maka diragukan!? Semua ajaran Islam hanya bersumber dari satu orang tanpa saksi, yakni si "sampah masyarakat" Muhammad. Mengapa ajaran Islam tidak anda ragukan dan buang ke tong sampah?
...Muslim memang menjadi pemasok lelucon yang terbesar dan tiada habis-habisnya di era internet ini. Bila menyangkut hal negatif bagi Islam dan Muhammad, maka semua hadits diragukan. Tetapi bila bersifat positif, Sahih Bukhari adalah hadits paling terpercaya, diikuti oleh Sahih Muslim dan seterusnya. Kelihatannya memang benar bahwa Islam menghasilkan badut-badut murahan yang otaknya terplintir.

Weleeh ...... malah nagaco nggak karuan ...............

Sebenarnya siapa sih yang suka maen tuduh sembarangan ..................... lol

by **EbisuSensei** Thu Jul 11, 2013 7:43 am

Andi Cactusa wrote:
...Makanya saya sarankan, bila anda ingin mengetahui dengan pasti, apakah secara fisikal dan mental seorang gadis ingusan 9 tahun sudah siap untuk diembat, serahkan saja adik atau putrimu yang sebaya kepada Syeh Puji.
...Tulisan anda menunjukkan bahwa anda sudah kehilangan arah, pontang-panting lari ke sana lari ke sini, tanpa karuan juntrungannya. Saya tahu anda sudah merasa terperangkap dalam dilemma, maju kena mundur kena, sehingga tidak mau menjawab pertanyaan itu. Masih belum percaya bahwa peluru yang anda tembakkan ke saya, bisa saya balikkan hingga berlabuh ke jidad anda sendiri?

Begini maksud saya,

Saya tidak ingin menentang pihak yang mengatakan hadis itu benar ataupun yang salah.
Jadi menurut saya, hadis tersebut bisa dianggap benar ataupun salah.

Saya ulangi lagi.
Ini pertanyaan anda:

Andi Cactusa wrote:
...Baik. Saya terima saja bahwa Muhammad bukan pedofil, agar anda puas.
...Sekarang untuk kedua kali, saya minta anda menjawab pertanyaan yang paling penting dan menjadi tujuan akhir perdebatan ini. Berdasarkan nilai atau value yang anda anut dan pegang saat ini, "Apakah perbuatan Muhammad menyetubuhi bocah ingusan 9 tahun Aisyah, baik atau buruk?"
...Jangan berkelit atau lewatkan lagi.

Maka sekarang saya coba untuk menjawab secara langsung.
Fisik dan mentalnya sudah siap atau belum?
Karena Hubungan suami-istri, tidak bergantung pada usia, tetapi kepada kesiapan fisik-mental.

Misalkan walapun fisik sudah besar, usia sudah pantas (15-25th), namun mental masih belum siap, maka tidak bisa.

Misalkan lagi fisik-mental telah siap, namun usia masih satu tahun sekalipun, anda mau bilang apa?
Memangnya tidak bisa Tuhan memberikan mujizat perkembangan fisik-mental Aisyah ra menjadi lebih cepat daripada manusia biasa?
Nabi Muhammad SAW sendiri diberikan Tuhan mujizat dapat membelah bulan, kenapa yang pertumbuhan fisik-mental secara cepat tidak mungkin jika dilihat dari sisi mujizat?

Apalagi saat itu adalah wajar, juka ada seorang wanita yang berumur 9 th namun sudah siap secara fisik maupun mentalnya.

Makanya saya ajak anda untuk melihat dari sisi medis, apakah benar Aisyah ra masih belum siap saat menjalani kehidupan sebagai suami-istri?

Gimana?

by **SEGOROWEDI** Thu Jul 11, 2013 7:53 am

EbisuSensei wrote:
Memangnya tidak bisa Tuhan memberikan mujizat perkembangan fisik-mental Aisyah ra menjadi lebih cepat daripada manusia biasa?

bisaaaaaaaaaaaaaaa..
kan alloh-mu menuruti apapun keinginan muhammad?
sebejad apapun keinginan itu, termasuk keinginannya ngembat bocah cilik
itu 'analisis'-mu lho...
piss

by **SEGOROWEDI** Thu Jul 11, 2013 7:56 am

hamba tuhan wrote:kayaknya org2 dahulu body nya besar2 deh.... umur 6 tahun kayak org skrg punya body 20 tahun....

halusinasi

by **dhans** Thu Jul 11, 2013 11:47 am

SEGOROWEDI wrote:
bisaaaaaaaaaaaaaaa..
kan alloh-mu menuruti apapun keinginan muhammad?
sebejad apapun keinginan itu, termasuk keinginannya ngembat bocah cilik
itu 'analisis'-mu lho...

kalau muhammad meminta pada tuhan mu itu kira2 dilarang ga...??ada ga larangannya mengenai batas usia minimum si wanita di alkitab...??

by Sponsored content

Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

Re: Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur