Mengapa manusia lebih mulia dari Malaikat dan Iblis?
Halaman 1 dari 1 • Share
Mengapa manusia lebih mulia dari Malaikat dan Iblis?
Karena manusia mampu memisahkan dan memahami hakikat dari tiap penciptaan.
Anugerah luar biasa, bagaimana sampai Allah swt, memberikan anugerah itu, seakan-akan itu amal baik dan taat kita, padahal itu semua ciptaan Allah Ta’ala pada kita, bukan ciptaan kita, bukan kreasi dan ikhtiar kita.
Di sinilah Ibnu Athaillah as-Sakandary mengingatkan:
“Tak habis-habisnya engkau mencaci dirimu, manakala semua itu dikembalikan padamu. Dan tidak habis-habisnya pujianmu manakala Allah swt, itu menampakkan kemurahanNya kepadamu.”
Sebab, diri kita, ditinjau dari eksistensi kita yang asli, tak lebih dari wujud kekurangan, wujud keragu-raguan, wujud kehinaan dan wujud kefakiran. Sedangkan jika dipandang dari segi anugerahNya keada kita, maka segalanya adalah wujud kebajikan dan keutamaan.
Begitu pula kelak di akhirat, manakala yang muncul adalah diri kita, maka kita berada dalam timbangan KeadilanNya, lalu menjadi wajar kalau KeadilanNya yang tampak, justru kita semua masuk neraka, apa pun amal dan ibadah yang kita lakukan. Karena dosa itu, sebesar apa pun sesungguhnya bukan menjadi penyebab seseorang masuk neraka. Manusia masuk neraka karena keadilanNya. Dan jika KeadilanNya yang tampil, maka seluruh kebaikan kita tak berarti, karena sesungguhnya bila ditimbang dengan KeadilanNya, amal perbuatan kita, ternyata bukan dari diri kita, bukan produksi dan ciptaan kita, namun ciptaan Allah swt, kehendakNya dan KuasaNya.
Sebaliknya bila yang dimunculkan adalah Anugerah dan RahmatNya, maka seluruh amal kita yang tampak adalah anugerah Ilahi semua, dan di sanalah tiket ke syurga, karena anugerah dan rahmatNya pastilah menyertai perjalanan kita menuju Allah swt. Segala apa pun yang disadari karena bersamaNya, anugerah dan rahmatNya, akan menjadi mudah. Dan sebaliknya apa pun mudahnya kalau kita hanya bersama diri kita, mengandalkan diri dan amal perbuatan kita, pastilah gagal dan mengamali kesulitan luar biasa.
Tak lupa konco lan sedulur......
Seruput kopi di bawah pohon dekat rumah saya yang tiap hari bertabur semen dari pabrik sebelah.
Anugerah luar biasa, bagaimana sampai Allah swt, memberikan anugerah itu, seakan-akan itu amal baik dan taat kita, padahal itu semua ciptaan Allah Ta’ala pada kita, bukan ciptaan kita, bukan kreasi dan ikhtiar kita.
Di sinilah Ibnu Athaillah as-Sakandary mengingatkan:
“Tak habis-habisnya engkau mencaci dirimu, manakala semua itu dikembalikan padamu. Dan tidak habis-habisnya pujianmu manakala Allah swt, itu menampakkan kemurahanNya kepadamu.”
Sebab, diri kita, ditinjau dari eksistensi kita yang asli, tak lebih dari wujud kekurangan, wujud keragu-raguan, wujud kehinaan dan wujud kefakiran. Sedangkan jika dipandang dari segi anugerahNya keada kita, maka segalanya adalah wujud kebajikan dan keutamaan.
Begitu pula kelak di akhirat, manakala yang muncul adalah diri kita, maka kita berada dalam timbangan KeadilanNya, lalu menjadi wajar kalau KeadilanNya yang tampak, justru kita semua masuk neraka, apa pun amal dan ibadah yang kita lakukan. Karena dosa itu, sebesar apa pun sesungguhnya bukan menjadi penyebab seseorang masuk neraka. Manusia masuk neraka karena keadilanNya. Dan jika KeadilanNya yang tampil, maka seluruh kebaikan kita tak berarti, karena sesungguhnya bila ditimbang dengan KeadilanNya, amal perbuatan kita, ternyata bukan dari diri kita, bukan produksi dan ciptaan kita, namun ciptaan Allah swt, kehendakNya dan KuasaNya.
Sebaliknya bila yang dimunculkan adalah Anugerah dan RahmatNya, maka seluruh amal kita yang tampak adalah anugerah Ilahi semua, dan di sanalah tiket ke syurga, karena anugerah dan rahmatNya pastilah menyertai perjalanan kita menuju Allah swt. Segala apa pun yang disadari karena bersamaNya, anugerah dan rahmatNya, akan menjadi mudah. Dan sebaliknya apa pun mudahnya kalau kita hanya bersama diri kita, mengandalkan diri dan amal perbuatan kita, pastilah gagal dan mengamali kesulitan luar biasa.
Tak lupa konco lan sedulur......
Seruput kopi di bawah pohon dekat rumah saya yang tiap hari bertabur semen dari pabrik sebelah.
Saruman- KOPRAL
-
Posts : 25
Join date : 04.03.12
Reputation : 0
Re: Mengapa manusia lebih mulia dari Malaikat dan Iblis?
sekilas info
juga bisa dikatakan bahwa,
manusia bisa lebih mulia dari malaikat, dalam hal ketulusan, karena manusia diberi potensi ketulusan yang bisa melebihi ketulusan malaikat.
manusia bisa lebih mulia dari iblis dalam hal semangat, karena manusia diberi potensi semangat yang bisa melebihi semangat iblis.
tapi semangat yang untuk terus-menerus berusaha pantang menyerah untuk tetap mencintai Tuhan
juga bisa dikatakan bahwa,
manusia bisa lebih mulia dari malaikat, dalam hal ketulusan, karena manusia diberi potensi ketulusan yang bisa melebihi ketulusan malaikat.
manusia bisa lebih mulia dari iblis dalam hal semangat, karena manusia diberi potensi semangat yang bisa melebihi semangat iblis.
tapi semangat yang untuk terus-menerus berusaha pantang menyerah untuk tetap mencintai Tuhan
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» Allah tlh mengusir iblis dari syurga, mengapa iblis blh msk kedlm syurga utk menggodai Adam [part 2]
» Allah tlh mengusir iblis dari syurga, mengapa iblis blh msk kedlm syurga utk menggodai Adam
» Mengapa Allah lebih Rahmat dari pada Murka?
» Malaikat dan iblis dalam pandangan kristen
» muslim lebih mulia daripada kafirun
» Allah tlh mengusir iblis dari syurga, mengapa iblis blh msk kedlm syurga utk menggodai Adam
» Mengapa Allah lebih Rahmat dari pada Murka?
» Malaikat dan iblis dalam pandangan kristen
» muslim lebih mulia daripada kafirun
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik