Apa yg disempurnakan oleh agama Islam?

First topic message reminder :

Mohon pencerahan untuk saya yang sedang tertarik untuk mengetahui Islam lebih dalam.

”..pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maaidah :3)


Dari ayat Alquran diatas saya ingin bertanya kepada umat muslim, apa yang disempurnakan oleh agama Islam?

Untuk TS, Mungkin sedikit membantu..

Kutipan Surat Almaidah Ayat 3

"......Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu......"

Maksudnya adalah; Inilah nikmat Allah yang paling besar yang dikaruniakan kepada umat ini (umat Islam), karena Dia (Allah SWT) telah menyempurnakan Agama mereka sehingga mereka tidak memerlukan selain agama-Nya (Agama Islam) dan tidak memerlukan seorang nabi pun kecuali Nabi Muhammad saw.
Oleh karena itu, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan Dia mengutusnya kepada manusia dan jin. Maka tiada perkara halal kecuali yang telah dihalalkannya,tiada perkara haram kecuali yang telah diharamkannya, dan tiada agama kecuali yang telah disyariatkannya.
Setiap perkara yang diinformasikan olehnya merupakan kebenaran dan kejujuran; tiada mengandung dusta dan kekeliruan sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,

"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al Maidah :115)

yakni kebenaran informasinya dan ke-adilan yang menyangkut berbagai perintah dan larangan. Setelah Allah SWT menyempurnakan agama bagi mereka, berarti sempurnalah nikmat atas mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman,
"dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu."
Maka ridhailah olehmu Islam untuk dirimu karena ia merupakan agama yang diridhai Allah SWT Tuhan semesta alam dan dibawa oleh Rasul yang paling utama dan dikandung oleh kitab-Nya yang paling mulia. Setelah turun ayat ini kaum Muslimin tidak memerlukan tambahan apa pun dalam permasalahan Agama.
Ayat ini diturunkan pada hari Arafah. Setelah ayat itu,tidak diturunkan lagi ayat yang menyangkut hukum halal dan haram.

Wallahu A'lam....

Semoga dapat di pahami...  

jackruben wrote:Ya paham maksud Anda tetapi bukan berarti saya menyetujui seperti yang Anda maksud tentang tuhannya kristen. Kita fokus di Almaida :3 biar ga panjang dan bertele-tele

Yang paling pendek dan ga bertele2 sudah dijelaskan Pak FD, anda yang ga mau terima.   

Singkatnya sebelum ayat itu turun, karena berbagai alasan (takut dll )sesuatu yang haram terpaksa dijalankan (contoh mengundi nasib) atau dimakan.

Baca lagi ayatnya:

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.......

Nah hari itu, kondisi yang semula tidak ideal, disempurnakan oleh Allah dengan kabar gembira,.... Jadi tidak perlu takut lagi

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Bertele-tele tidak?

jack wrote:Jadi menurut Anda didalam surat Almaida :3 jawabannya ketika pada hari ini kusempurakan agamamu yaitu Islam termasuk menyembah 1 Tuhan yang Esa begitu kah? Memangnya menurut Alquran ketika nabi-nabi terdahulu sebelum Muhammad mereka menyembah berapa Tuhan yang Esa?

Ini yang bertele telenya. Bilang udah paham tapi nanya lagi.
Pengikut para nabi dikemudian hari yang melakukan perubahan, contoh yang tadinya 1jadi3 walaupun ga ngaku.
Menurut anda apakah menyempurnakan tidak termasuk mengubah yang salah jadi benar?

jackruben wrote:Yang disempurnakan Islam agama mu kan? Berlakunya untuk Agama Islam kan ? Fakta yang Anda maksud dari jawaban Anda (Yang saya beri warna merah) ada yang menyelewengkan Taurat maksudnya Tauratnya umat Islamkan? Jadi berlakunya untuk diantara sesama umat Islam kan? Kalau begitu saya setuju Anda tidak keluar konteks.Setuju ya masalah saling mengklarifikasi diri ini selesai.

Biru : iya agama saya ... agama dari nabi Adam sampai Muhammad ... dan semua disebut Islam >>> kalau statement ini ga mau anda terima .... ya trus ngapain nanya Al Maidah ??

jackruben wrote:Jadi menyampaikan ulang menurut Anda termasuk kategori menyempurnakan ya. Baiklah saya bungkus jawaban Anda saya tidak bermaksud menyalahkan jawaban Anda saya hanya mengkritisi saja. Sejujurnya saya masih tidak puas sama sekali dengan jawaban seperti itu, maksud saya ini adalah wahyu yang diberika oleh Tuhan/Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Jibril, saya yakin Tuhan/Allah Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Pandai, Maha Visioner. Dalam hal ini menurut pandangan saya terlalu biasa atau terlalu mudah bagi Tuhan/Allah ketika menyempurnakan diartikan/ditafsirkan menyampaikan ulang hal-hal yang sudah ada, saya yakin maksudnya lebih dari itu. Pasti lebih dari sekedar itu !

sebetulnya lucu karena anda ga mau bergeming dan mentok di statement anda yang bold .... di otak anda sudah kekeuh "pokoknya Muhammad nyontek" ... mau dijelaskan sampai muslim cape pun .... ya itu tadi saya cuma balik kalimat anda "Ini adalah jawaban yang sangat sederhana ... bagaimana mungkin anda begitu repot mendustai jawaban sesederhana seperti ini ??"

Dijelaskan berulang kali bahwa kata sempurna itu artinya melengkapi ...

kusempurnakan = akmaltu >>> artinya bisa disempurnakan atau dilengkapi (digenapi kalo pake bahasa bible)
akar katanya kāf mīm lām = complete, in total, in all, perfect achieved

KBBI pun bilang begitu

sem·pur·na a 1 utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela)
2 lengkap; komplet:
3 selesai dng sebaik-baiknya; teratur dng sangat baiknya:
4 baik sekali; terbaik:

Aturan taurat memang sudah diberikan Musa sebelumnya .... tapi karena masih ada yang ingkar .... maka diingatkan kembali oleh Muhammad ... dilengkapi ... diselesaikan dengan baik tidak bercatat dan bercela

yang jadi masalah .... anda selalu skip kalimat yang hijau .... kenapa di skip ??? karena anda ga mau disebut ingkar
Anda tanya Al Maidah ... sudah dijelaskan ... tapi anda selalu skip yang hijau ....

Yang ga visioner dan ga pandai siapa coba ??

jackruben wrote:Melalui jawaban si kedunghalang saya simpulkan 1 jawaban yang sangat original sesuai dengan konteks dari ayat amlaida :3, diberi nama Islam oleh Allah langsung. Absolute kan, tidak ada pada waktu itu nama ajaran agama yang bernama agama Islam selain dari yang dibawa oleh Muhammad.

Bold : ya itu kan maunya anda menafsirkan kata2nya kedung ....
tapi ga usah bawa2 kedung lah ... orangnya ga ada soalnya ... anda jadi kaya tukang gosip kalau bawa2 kalimat dia terus

tapi intinya kalau analogi saya tentang "rumah yang dibangun Tuhan dan diberi spanduk Islam untuk seluruh manusia" ga mau anda terima .... bukan saya atau muslim yang ga pandai toh ???

urutannya kan Jews / Christian / Islam >>> ya kan ??

sekarang saya kasih video ini .... menurut video ada 20 hal yang mirip antara Jews dan Muslims >>> sekarang anda lihat yang 20 itu ... ada yang sama ga dengan yang tengah warna merah diatas ??? >>> kalau ga ada artinya apa ?? ada yang berubah kan >>> kalau ada yang berubah itu artinya yang hijau kan  

jadi awalnya ada 20 hal >>> berubah ntah tinggal berapa samanya >>> dirubah jadi 20 lagi  

jackruben wrote:Contoh lain mungkin OOT tapi saya tidak menemukan contoh gampang yang lain lagi :
Muhammad menyatakan dirinya sendiri sebagai nabi terakhir yang dipilih Allah secara langsung, dimana menurut cerita Muhammad adalah orang yang buta huruf. Orang buta huruf identik dengan bodoh, orang bodoh identik dengan masa depan suram sementara usia sudah berumur 40 tahun. Nabi mana yang ada sebelum Muhammad  yang buta huruf ? Adam kah ? Adam tentunya tidak bisa dikatakan buta huruf karena memang pada jaman Adam belum dikenal tulisan dan bacaan bukan ?

Beda kan dengan Lia Eden yang juga mengaku bertemu dengan malaikat Jibril dan diangkat menjadi nabi juga, dia tidak buta huruf dan bukan orang bodoh.

biasanya orang OOT memang identik dengan kebodohan ... jadi saya maklum
apalagi kalau bawa2 sejarah disamakan dengan kondisi jaman sekarang

dee-nee wrote:
Biru : iya agama saya ... agama dari nabi Adam sampai Muhammad ... dan semua disebut Islam >>> kalau statement ini ga mau anda terima .... ya trus ngapain nanya Al Maidah ??

kasihan banget manusia-manusia dari adam sampai isa
dikasih agama semprulna

dee-nee wrote:
sem·pur·na a 1 utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela)
2 lengkap; komplet:
3 selesai dng sebaik-baiknya; teratur dng sangat baiknya:
4 baik sekali; terbaik:

Bila seperti ini bisakah di katakan sempurna?

Asy-Syuura : 51
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia maha tinggi lagi maha bijaksana.

Muhammad mengatakan secara gamblang dan tegas bahwa Allah tidak mungkin memberikan wahyu kepada seorang manusiapun (Tanpa terkecuali termasuk Muhammad sendiri) dengan cara berbicara langsung, harus ada perantaranya atau utusan seperti misalnya malaikat Jibril yang memberikan wahyu kepada Muhammad, atau minimal dari balik tabir.

Asy-Syuura : 3
Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu.

Berarti nabi-nabi terdahulu sebelum Muhammad juga cara/proses menerima wahyunya harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai syarat penerimaan wahyu seperti yang tercantum di Assy-Syuura:51. Dengan demikian siapapun manusia (Termasuk Muhammad sendiri) yang mengaku menerima wahyu dengan cara mendengar secara langsung perkataan Allah tanpa perantaraan atau utusan seperti malaikat adalah bohong atau sudah pasti Iblislah yang sedang menyamar menjadi Allah. Dengan demikian secara gamblang dan tegas dapat diketahui sebenarnya Iblislah yang perkataannya sedang didengarkan oleh Nabi Musa secara langsung tanpa perantaraan atau utusan atau malaikat yang kemudian memberikan hukum taurat kepada Nabi Musa didalam Alquran yang tertulis di ayat dibawah ini :

Surat Thaahaaa:9-14
Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah tuhanmu (Iblis), maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah allah (Iblis), tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku (Iblis) dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (Iblis).

Tidak hanya itu Muhammad pun mendengar perkataan Iblis secara langsung dan turut menerima wahyu dari Iblis kemudian mengajarkannya kepada umat muslim. Saya kutip riwayatnya sebagian agar tidak terlalu panjang seperti dibawah ini :

Riwayat tentang perjalanan malam Nabi dan diangkatnya beliau ke langit untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban shalat di lima waktu terdapat dalam Kitab Hadits Shahih milik Imam Muslim.

Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitul Makmur). Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." Beliau bersabda: "Ketika beliau menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu Allah (Iblis) memberikan wahyu kepada beliau Muhammad) dengan mewajibkan shalat lima puluh waktu sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa Alaihissalam, dia bertanya, 'Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu (Iblis) kepada umatmu? ' Beliau bersabda: "Shalat lima puluh waktu'. Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu (Iblis), mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israel dan menguji mereka'. Beliau bersabda: "Aku (Muhammad) kembali kepada Tuhan (Iblis) seraya berkata, 'Wahai Tuhanku (Iblis), berilah keringanan kepada umatku'. Lalu Allah subhanahu wata'ala (Iblis) . mengurangkan lima waktu shalat dari beliau'. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah mengurangkan lima waktu shalat dariku'. Nabi Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu (Iblis), mintalah keringanan lagi'. Beliau bersabda: "Aku(Muhammad)  masih saja bolak-balik antara Tuhanku (Iblis) dan Nabi Musa, sehingga Allah (Iblis)berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku (Iblis) fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap shalat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh shalat fardu. Begitu juga barang siapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu (Iblis), mintalah keringanan'. Aku (Muhammad) menjawab, 'Aku (Muhammad) terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku (Iblis), sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya'. (Iblis)"

Kisah full : http://id.wikipedia.org/wiki/Isra_Mikraj

Jadi bedasarkan ayat dikeluarkan oleh mulut Muhammad sendiri melalui perantaraan Jibril yaitu ayat Asy-Syuura : 51, tentang persyaratan menerima wahyu tidak mungkin Allah berkata-kata secara langsung bukan? Jadi jelaslah sudah bahwa Muhammad menerima wahyu dari Iblis karena Jibril pun telah membawa Muhammad langsung bertemu dengan siapa yang memerintahkannya (Jibril) untuk menemui Muhammad dan memberikan wahyu -wahyu Alquran.

@atas

anda nyasar ... katanya cuma nanya yang dimaksud "sempurna" di Al Maidah
sudah putus asa kah ???

trik kuno gosip ala ali sina ... sok kritis nanya satu ayat ..... jatuh2nya cuma mau bilang "Muhammad nyontek"

 

dee-nee wrote:@atas

anda nyasar ... katanya cuma nanya yang dimaksud "sempurna" di Al Maidah
sudah putus asa kah ???

trik kuno gosip ala ali sina ... sok kritis nanya satu ayat ..... jatuh2nya cuma mau bilang "Muhammad nyontek"

 

jadi ingat yang ini   

jackruben wrote:Kita fokus di Almaida :3 biar ga panjang dan bertele-tele

----------------

jack wrote:Berarti nabi-nabi terdahulu sebelum Muhammad juga cara/proses menerima wahyunya harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai syarat penerimaan wahyu seperti yang tercantum di Assy-Syuura:51. Dengan demikian siapapun manusia (Termasuk Muhammad sendiri) yang mengaku menerima wahyu dengan cara mendengar secara langsung perkataan Allah tanpa perantaraan atau utusan seperti malaikat adalah bohong atau sudah pasti Iblislah yang sedang menyamar menjadi Allah.

Om Jack kalau belum paham jangan buru2 bikin kesimpulan, terus kalau bikin kesimpulan syarat2 dimaksud jangan diubah dikurang2i. Iblis2annya disimpan dulu deh.
  

Saya ganti yang hijau dari anda menjadi sbb:

Dengan demikian siapapun manusia (Termasuk Muhammad sendiri) yang mengaku menerima wahyu dengan cara mendengar secara langsung perkataan Allah tanpa perantaraan atau utusan seperti malaikat atau di belakang tabir adalah bohong atau sudah pasti Iblislah yang sedang menyamar menjadi Allah.

Setujuh?


Coba anda periksa cerita Musa AS:

Surat Thaahaaa:9-14
Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Menurut Anda yang jadi Tuhan si api?

Jadi jelaslah sudah bahwa Muhammad menerima wahyu dari Iblis karena Jibril pun telah membawa Muhammad langsung bertemu dengan siapa yang memerintahkannya (Jibril) untuk menemui Muhammad dan memberikan wahyu -wahyu Alquran.

Tau berhadapan muka tanpa tirai darimana?

tidak ada itu perbandingan Islam jaman Nabi Muhammad dengan Islam pada jaman Nabi2 sebelumnya pada QS. 5:3, intinya pertanyaan apa yang disempurnakan Islam jaman Nabi Muhammad terhadap Islam ajaran Nabi2 sebelumnya menurut QS. 5:3 adalah pertanyaan salah alamat, jadi untuk menanyakan soal itu gunakanlah ayat yang setidak2nya isinya membandingkan antara Islam dengan ajaran2 sebelumnya, misalnya :

QS. 5:48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

disitu disebutkan kalau Islam itu tidak benar2 menyempurnakan ajaran sebelumnya, tetapi hanya mengembalikan kesempurnaan ajaran sebelumnya seperti semula!

 

apa dari adam sampai isa ada yang pernah bilang agama yang dibawanya masih semprulna?? (baca: belum sempurna)

isaku wrote:

dee-nee wrote:@atas

anda nyasar ... katanya cuma nanya yang dimaksud "sempurna" di Al Maidah
sudah putus asa kah ???

trik kuno gosip ala ali sina ... sok kritis nanya satu ayat ..... jatuh2nya cuma mau bilang "Muhammad nyontek"

 

jadi ingat yang ini   

jackruben wrote:Kita fokus di Almaida :3 biar ga panjang dan bertele-tele

Iya saya putus asa dengan jawaban para muslimers yang baik-baik tersebut alias malu-malu dan diplomatis, biar cepat dan tidak bertele-tele akhirnya saya mempelajari langsung Alquran dan saya sudah ketemu jawabannya :

Apa yang saya tuliskan adalah ini adalah benar dan sesuai dengan konteks dari ajaran Muhammad yang tertulis di Alquran yang telah disempurnakan sesuai Almaida :3 bukan mengarang-ngarang karena banyak Muslimers yang mempraktekkan tingkah laku ini dengan dalil agama Islam bahkan pada jaman Muhammad itu sendiri.

Muhammad telah memberikan hak khusus bagi muslimers yaitu untuk merampok/menjarah/memungut pajak bahkan menghakimi/membantai dan membunuh sesama manusia bila mereka tidak menyetujui ideologi Muhammad dan Alqurannya seperti Syariat Islam dan dengan demikan mereka didefenisikan sebagai manusia-manusia yang kafir. Adakah agama yang mengajarkan hal ini selain Islam? Quran Almaida :3 Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.

Muhammad mengikhlaskan para muslimahnya untuk diperlakukan oleh muslimin dengan hal-hal yang meskipun tidak menyenangkan hati muslimahnya seperti dimadu dan dicukupkan nikmat bagi muslimin sampai 4 istri (Depag), Muhammad mengiklaskan muslimahnya dinikahi meskipun masih dibawah umur. Adakah agama yang mengajarkan hal ini selain islam? Almaida:3 dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Muslimer bila dalam keadaan lapar diperbolehkan berbuat dosa seperti, mencuri/merampok/menjarah/membunuh atas dasar lapar bila tidak ada makanan haram yang dapat dimakan, menjadi pelacur atas dasar lapar supaya dapat uang untuk membeli makanana bila tidak ada makanan haram yang dapat dimakan, dan tindakan-tindakan dosa lain apapun yang bisa dilakukan atas dasar lapar sementara tidak ada makanan haram yang bisa dimakan. Adakah agama yang mengajarkan hal ini selain Islam? Quran Almaida :3 Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Itulah yang disempunakan Muhammad dalam Quran Almaida : 3 kalian Muslimers diberikan hak-hak khusus yang tidak diberikan kepada umat lainnya, kalian umat islam diberikan kepercayaan dan keleluasaan dihalalkan untuk melakukan hal-hal tersebut, berbanggalah karena sesungguhnya hal tersebut bukanlah hal yang buruk (Haram) bagi Islam   

----------------

isaku wrote:

jack wrote:Berarti nabi-nabi terdahulu sebelum Muhammad juga cara/proses menerima wahyunya harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai syarat penerimaan wahyu seperti yang tercantum di Assy-Syuura:51. Dengan demikian siapapun manusia (Termasuk Muhammad sendiri) yang mengaku menerima wahyu dengan cara mendengar secara langsung perkataan Allah tanpa perantaraan atau utusan seperti malaikat adalah bohong atau sudah pasti Iblislah yang sedang menyamar menjadi Allah.

Om Jack kalau belum paham jangan buru2 bikin kesimpulan, terus kalau bikin kesimpulan syarat2 dimaksud jangan diubah dikurang2i. Iblis2annya disimpan dulu deh.
  

Saya ganti yang hijau dari anda menjadi sbb:

Dengan demikian siapapun manusia (Termasuk Muhammad sendiri) yang mengaku menerima wahyu dengan cara mendengar secara langsung perkataan Allah tanpa perantaraan atau utusan seperti malaikat atau di belakang tabir adalah bohong atau sudah pasti Iblislah yang sedang menyamar menjadi Allah.

Setujuh?


Coba anda periksa cerita Musa AS:

Surat Thaahaaa:9-14
Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Menurut Anda yang jadi Tuhan si api?

Si Api sesungguhnya adalah Iblis yang menyamar dan mengaku menjadi Tuhan/Allah, terungkapnya melalui kisah Miraj nya Muhammad. Dalam kisah Miraj Muhammad diajak jibril main-main kesarang Iblis dan Muhammad pun mengaku bertemu dengan nabi-nabi terdahulu seperti Adam, Ibrahim, Harun, dan beberapa nabi lainnya termasuk juga Musa. Jadi dari kisah tersebut dapat diketahui bahwa nabi-nabi terdahulu sudah bertemu dengan Iblis dan mereka tinggal dikerajaan Iblis dan tinggal di masing-masing lapisan langit yang jumlahnya ada Tujuh. Muhammad bertemu dengan Musa dilangit yang ke-7 dan percakapan diantara Musa dan Muhammad pun terjadi karena Musa menasihati Muhammad untuk bolak-balik kepada Iblis mengenai tawar menawar jumlah sholat. Dengan demikian sudah dapat diketahui bahwa oknum yang berbicara dengan Musa  Thaahaaa:9-14 adalah Iblis yang menyamar dan mengaku menjadi Tuhan/Allah. Jadi Api yang berbicara dengan Musa mau itu dianggap Tuhan/Allah langsung atau adalah tabir dapat diketahui dari pengakuan Muhammad setelah pengalamannya bertemu dengan Iblis yang mengaku menjadi Tuhan/Allah secara langsung.

Ini kisahnya Mirajnya:
http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat_Musa
Jawabannya dibawah ini :

isaku wrote:
Tau berhadapan muka tanpa tirai darimana?

Kutip dulu ayatnya tentang syarat menerima wahyu menurut Muhammad
Assy-Syuura :51 Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun (Termasuk Muhammad)  bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir [1348] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. [1348] "Di belakang tabir" artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s. (Termasuk Muhammad)

Berarti siapapun manusia yang menerima wahyu dari Allah menurut Assy-Syuura : 51 harus seperti ini caranya diluar itu berarti Iblis !

Melalui perantara/utusan seperti malaikat Jibril = Tuhan/Allah yang sesungguhnya tetap tidak kelihatan
Dari balik Tabir = Tuhan/Allah yang sesungguhnya tetap tidak kelihatan

Konsep ke Tuhan Yang Maha Esa menurut Islam, Allah adalah Dzat tidak kelihatan (Termasuk Muhammad), Dilarang memikirkan wujud Allah apalagi menyerupakan Allah dengan bentuk apapun/siapapun (Termasuk Muhammad) dan menyetarakan Allah dengan apapun/siapapun (Termasuk Muhammad).

Hasan, Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah [1788]
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam. juga bersabda yang artinya, "Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat Allah.
HR Abu Nu’aim
Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan jangan memikirkan (Zat) Allah karena kalian tidak mungkin akan mampu memperhitungkan kadarnya. Larangan ini bukan tanpa alasan. Memikirkan Zat Allah berarti kita memikirkan Yang Mahagaib, Zat yang tidak bisa dilihat, tidak bisa didengar, tidak bisa diraba, dan tidak bisa dicium. Intinya, keberadaan Allah sangat jauh dari pengamatan pancaindra. Tentu saja, dengan kondisi ini, sangat sulit bagi kita untuk memperoleh gambaran tentang wujud Zat-Nya.
As-Syuuraa : 11
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Termasuk Muhammad dan juga Termasuk Adam)
al-ikhlas :4
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (Termasuk Muhammad) [/quote]
Dan masih banyak lagi referensinya yang menyatakan Allah tidak bisa dilihat oleh siapapun silahkan cari sendiri !

Nah sekarang yang perlu dicermati adalah kesaksian Muhammad tentang Allah yang sudah pernah ditemuinya secara langsung, entah itu pakai tirai atau tidak intinya tidak mungkin Muhammad bisa melihat wujud Allah
Cekidot :

Sahih Muslim book 40 Number 6809, Buku 32 Nomor 6325:
 Diriwayatkan Abu Huraira
Nabi (Muhammad) mengatakan : Allah menciptakan Adam menurut gambar-Nya dengan tinggi 60 kubik dan sesaat setelah adam tercipta Ia menyuruh Adam menyalami para Malaikat yang duduk di sekitar itu..tinggi badan orang-orang makin berkurang hingga saat ini”
Al-Baqarah : 115
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah 83.Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui
Assy-Syuura 11
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat
Al-'An'am :103
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Katanya Allah tidak kelihatan, kok tahu si Muhammad kalau si Allah segambar dengan Adam? Segambar Adam berarti punya mata untuk melihat, punya telinga untuk mendengar. Bila memang benar Muhammad menerima wahyu dari Allah dari balik tabir pun Muhammad seharusnya Allah tidak dapat melihat Allah? Berarti siapa yang ditemui Muhammad adalah oknum yang sama dengan yang berbicara kepada Musa dalam wujud Api, dan sudah pasti itu Iblis

Shaad :75
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".
Di Sunan El Turmuzi, Hadis 3157
Menuturkan Ibn Abbas bahwa rasul Allah berkata, ‘Allah-ku datang kepadaku, semoga Ia diberkati dan ditinggikan, dalam rupa yang terbaik. Ia menaruh tanganNya diantara pundakku, dan aku merasakan rasa dingin diantara dadaku.
Sahih Muslim, Hadis 4995, dikatakan
Rasul Allah berkata bahwa Allah, semoga Ia ditinggikan dan dimuliakan, akan menggulung surga di hari kebangkitan, kemudian Ia akan menempatkannya di tangan kananNya. Kemudian Ia akan menggulung bumi dengan tangan kiriNya.

Katanya Allah tidak kelihatan ? kok Muhammad tahu Allah punya tangan kanan dan tangan kiri ? Pernah ditaruh pula tangan Allah dipundak Muhammad, berarti Muhammad berbicara dengan Allah tanpa menggunakan Tabir dan ternyata Muhammad dan Allah bisa saling menyentuh bahkan saling berpandang-pandangan. Berarti itu Iblis!

Masih banyak kesaksian Muhammad yang menyebutkan wujud Allah yang sebenarnya adalah Iblis dan itu adalah benar karena Muhammad sudah pernah bertemu dengan Iblis yang mengaku menjadi Allah secara langsung bahkan mereka saling bersentuhan, dan yang paling penting adalah Muhammad mengajarkan ajaran Iblis kepada umat Islam.

Sahih Muslim book 40 Number 6809, Buku 32 Nomor 6325:
 Diriwayatkan Abu Huraira
Nabi (Muhammad) mengatakan : Allah menciptakan Adam menurut gambar-Nya dengan tinggi 60 kubik dan sesaat setelah adam tercipta Ia menyuruh Adam menyalami para Malaikat yang duduk di sekitar itu..tinggi badan orang-orang makin berkurang hingga saat ini”

aroma contekan sangat terasa....

SEGOROWEDI wrote:


Sahih Muslim book 40 Number 6809, Buku 32 Nomor 6325:
 Diriwayatkan Abu Huraira
Nabi (Muhammad) mengatakan : Allah menciptakan Adam menurut gambar-Nya dengan tinggi 60 kubik dan sesaat setelah adam tercipta Ia menyuruh Adam menyalami para Malaikat yang duduk di sekitar itu..tinggi badan orang-orang makin berkurang hingga saat ini”

aroma contekan sangat terasa....

  

om jack wrote:Muhammad telah memberikan hak khusus bagi muslimers yaitu untuk merampok/menjarah/memungut pajak bahkan menghakimi/membantai dan membunuh sesama manusia bila mereka tidak menyetujui ideologi Muhammad dan Alqurannya seperti Syariat Islam dan dengan demikan mereka didefenisikan sebagai manusia-manusia yang kafir. Adakah agama yang mengajarkan hal ini selain Islam? Quran Almaida :3 Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.

Muhammad mengikhlaskan para muslimahnya untuk diperlakukan oleh muslimin dengan hal-hal yang meskipun tidak menyenangkan hati muslimahnya seperti dimadu dan dicukupkan nikmat bagi muslimin sampai 4 istri (Depag), Muhammad mengiklaskan muslimahnya dinikahi meskipun masih dibawah umur. Adakah agama yang mengajarkan hal ini selain islam?  Almaida:3 dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Muslimer bila dalam keadaan lapar diperbolehkan berbuat dosa seperti, mencuri/merampok/menjarah/membunuh atas dasar lapar bila tidak ada makanan haram yang dapat dimakan, menjadi pelacur atas dasar lapar supaya dapat uang untuk membeli makanana bila tidak ada makanan haram yang dapat dimakan, dan tindakan-tindakan dosa lain apapun yang bisa dilakukan atas dasar lapar sementara tidak ada makanan haram yang bisa dimakan. Adakah agama yang mengajarkan hal ini selain Islam? Quran Almaida :3 Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Itulah yang disempunakan Muhammad dalam Quran Almaida : 3 kalian Muslimers diberikan hak-hak khusus yang tidak diberikan kepada umat lainnya, kalian umat islam diberikan kepercayaan dan keleluasaan dihalalkan untuk melakukan hal-hal tersebut, berbanggalah karena sesungguhnya hal tersebut bukanlah hal yang buruk (Haram) bagi Islam

judulnya kamu nanya....
ujungnya klaim sana sini....  
penilaian sih terserah anda, masalah utama adalah apakah kesimpulan yang diperoleh adalah pengertian yang dimaksud dari sesuatu yang dinilai.

Seharusnya yang anda lakukan adalah memberikan pertanyaan atau bantahan dari jawaban atas pertanyaan anda, bukan menggondol atau membuat sebuah kesimpulan yang entah berasal darimana.

Kalau cuma untuk memajang kesimpulan yang bertolak belakang dengan penjelasan ga perlu repot2 pake nanya lah. Betul tidak?

Tidak bisa mendebat balik, akhirnya main tuduh  

================
   “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu. sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (QS. al-Maa’idah : 32)

Al-Israa' Ayat 32
dan janganlah kamu mendekati ZINA; Sesungguhnya ZINA itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. 

Surah Al-Maa’idah Ayat 38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"

Al-Baqarah Ayat 188
dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.
================

Masih banyak kesaksian Muhammad yang menyebutkan wujud Allah yang sebenarnya adalah Iblis dan itu adalah benar karena Muhammad sudah pernah bertemu dengan Iblis yang mengaku menjadi Allah secara langsung bahkan mereka saling bersentuhan, dan yang paling penting adalah Muhammad mengajarkan ajaran Iblis kepada umat Islam.

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".
(QS: Al-A'raf Ayat: 143)

Musa As tidak sanggup melihatNya kecuali nanti di sorga atas ijinNya dan Musa AS sudah bertobat untuk itu.

Nabi Muhammad SAW hanya mengabarkan apa yang disampaikan kepadanya, tidak berarti melihat langsung. Semua dalil yang anda bawa tidak mengisyaratkan bahwa Allah SWT terlihat.

Untuk iblis2annya anda simpan saja untuk diri sendiri, karena fitnah datang dari godaan iblis.

isaku wrote:“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu. sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (QS. al-Maa’idah : 32)

lha dari dulu kan sudah ada ajaran dilarang membunuh
bahkan marah dan membenci sesama saja sudah 'sama' dengan membunuh
apanya yang disempurnakan??

justeru disungsepkan..
karena dibolehkan balas dendam (nyawa ganti nyawa)

Al-Israa' Ayat 32
dan janganlah kamu mendekati ZINA; Sesungguhnya ZINA itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

ini juga..
ajaran melarang zina kan dari dulu sudah ada
bahkan standardnya sudah sedemikian tinggi
melihat dan menafsui saja sudah 'sama' dengan zina

disempurnakan apanyaaaaaaaaaaaaaa??
wong budak-budak malah dibolehkan dizinahi

Surah Al-Maa’idah Ayat 38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"

hukum barbar

Heran nih si om, getol banget belain pencuri dan pembunuh   

dihukum secara tidak barbar kan bisa..

kalau tahu hukumannya g enak, kan takut melakukannya om?
om wedi takut g?

kok pencuri korupsi sapi pks, gak dipotong tangannya??
demikian juga pencuri korupsi haji dan alquran..

Tanya dong sama hakimnya, dasarnya apa?

terapin dong hukum syariahmu ini...
Surah Al-Maa’idah Ayat 38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"

Kalau mau diterapin kan harus ada system om, om wedi udah siap kan?

isaku wrote:
Seharusnya yang anda lakukan adalah memberikan pertanyaan atau bantahan dari jawaban atas pertanyaan anda, bukan menggondol atau membuat sebuah kesimpulan yang entah berasal darimana.

Kalau cuma untuk memajang kesimpulan yang bertolak belakang dengan penjelasan ga perlu repot2 pake nanya lah. Betul tidak?

Tidak bisa mendebat balik, akhirnya main tuduh  

Saya sudah bosan dengan jawaban yang diplomatis, apakah kalian malu untuk mengakui hak khusus tersebut ? Atau terlalu banyak didoktrin oleh para kaum ulama ? Saya tidak menuduh memang begitulah ajaran Muhammad melalui Alquran, bila saya seorang muslim dan saya mengimani ajaran agama saya maka saya pun tidak akan ragu-ragu untuk mengakui hal tersebut, karena memang begitulah yang diajarkan.

================

isaku wrote:
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".
(QS: Al-A'raf Ayat: 143)

Musa As tidak sanggup melihatNya kecuali nanti di sorga atas ijinNya dan Musa AS sudah bertobat untuk itu.

Nabi Muhammad SAW hanya mengabarkan apa yang disampaikan kepadanya, tidak berarti melihat langsung. Semua dalil yang anda bawa tidak mengisyaratkan bahwa Allah SWT terlihat.

Untuk iblis2annya anda simpan saja untuk diri sendiri, karena fitnah datang dari godaan iblis.

Di Sunan El Turmuzi, Hadis 3157
Menuturkan Ibn Abbas bahwa rasul Allah berkata, ‘Allah-ku datang kepadaku, semoga Ia (Allah atau Iblis) diberkati dan ditinggikan, dalam rupa (Wajah/Bentuk)yang terbaik. Ia (Alah atau Iblis) menaruh tangan Nya (Allah atau Iblis) diantara pundakku, dan aku (Muhammad) merasakan rasa dingin diantara dadaku.

Gimana mau pake tirai kalau begini kesaksiannya Muhammad ? Jadi siapa lagi kalau bukan Iblis yang ditemui Muhammad  

ngayarana wrote:Untuk TS, Mungkin sedikit membantu..

Kutipan Surat Almaidah Ayat 3

"......Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu......"

Maksudnya adalah; Inilah nikmat Allah yang paling besar yang dikaruniakan kepada umat ini (umat Islam), karena Dia (Allah SWT) telah menyempurnakan Agama mereka sehingga mereka tidak memerlukan selain agama-Nya (Agama Islam) dan tidak memerlukan seorang nabi pun kecuali Nabi Muhammad saw.
Oleh karena itu, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan Dia mengutusnya kepada manusia dan jin. Maka tiada perkara halal kecuali yang telah dihalalkannya,tiada perkara haram kecuali yang telah diharamkannya, dan tiada agama kecuali yang telah disyariatkannya.
Setiap perkara yang diinformasikan olehnya merupakan kebenaran dan kejujuran; tiada mengandung dusta dan kekeliruan sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,

"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al Maidah :115)

yakni kebenaran informasinya dan ke-adilan yang menyangkut berbagai perintah dan larangan. Setelah Allah SWT menyempurnakan agama bagi mereka, berarti sempurnalah nikmat atas mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman,
"dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu."
Maka ridhailah olehmu Islam untuk dirimu karena ia merupakan agama yang diridhai Allah SWT Tuhan semesta alam dan dibawa oleh Rasul yang paling utama dan dikandung oleh kitab-Nya yang paling mulia. Setelah turun ayat ini kaum Muslimin tidak memerlukan tambahan apa pun dalam permasalahan Agama.
Ayat ini diturunkan pada hari Arafah. Setelah ayat itu,tidak diturunkan lagi ayat yang menyangkut hukum halal dan haram.

Wallahu A'lam....

Semoga dapat di pahami...  

Setuju detilnya seperti di post #103