KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Halaman 9 dari 12 • Share
Halaman 9 dari 12 • 1, 2, 3 ... 8, 9, 10, 11, 12
KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
First topic message reminder :
KHAYALAN AHMADIYAH PENGIKUT NABI PALSU " KUCH KUCH HOTA HAI " TENTANG FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI, ATAU YANG MAKNANYA UNTUK YANG AKAN DATANG YANG DIGUNAKAN ALLAH PADA AL JUMU'AH 62:2/3.
PENGIKUT HMGA MENGATAKAN :
1. Karena topik Al Jumu'ah 62:3/4 ini berkaitan dengan seorang rasul lain pada bangsa dan dari antara bangsa aakhorin Persia yang telah lama dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam HR Sahih Bukhari, maka kita temukan juga dalam HR Musnad Ahmad bin Hambal bentuk fi'il mudhari (yab'atsu) yang di dalamnya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umatku". Umat beliau saw maksudnya umat Islam. Dengan demikian, maka ayat ini berkaitan dengan Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umat Islam bangsa aakhorin Persia dari antara mereka.
2. Karena dibangkitkan-Nya Imam Al Mahdi yang akan diutus Allah itu sudah merupakan keputusan-Nya, bahwa hal ini pasti akan terjadi, maka digunakanlah fi'il madhi yang mutaaddhi.
Dalam ayat lain dalam Al Qur'an, dapat kita temukan contoh kalimat yang menggunakan lafadz semacam itu, yakni fi'il madhi, yang muta'addhi, atau yang maknanya untuk yang akan datang.
MARI KITA LIHAT AYATNYA :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Huwa allathee baAAatha fee alommiyyeena rasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatihi wayuzakkeehim wayuAAallimuhumu alkitaba waalhikmata wain kanoo min qablu lafee dalalin mubeenin
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
بَعَثَ
kata ba'atsa merupakan kata kerja yang tersusun dari 3 huruf saja (Tsulatsi Mujarrad)
coba perhatikan pola wajannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
يَفْعَلُ adalah wazan untuk fi'il mudhari'
Setiap bab Tsulatsy Mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harkat (baris) 'ainnya baik 'ain pada fiil madhy ataupun pada fiil mudhari'.Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa dan lam adalah sama untuk setiap bab. Bahasa kerennya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta yang tidak akan pernah berubah adapun huruf ‘ain adalah variabel yang berubah.
jadi bila dilihat dengan MATA DAN AKAL YANG WARAS. maka kata ba'atsa disini adalah fi'il madhi yang artinya menunjukkan KATA KERJA LAMPAU yang bisa diwakili dalam bahasa indonesia :
TELAH + ARTI KATA KERJA
BUKANNYA :
AKAN + KATA KERJA
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:2 DI ATAS ADALAH :
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Waakhareena minhum lamma yalhaqoo bihim wahuwa alAAazeezu alhakeemu
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
DI ATAS SUDAH SAYA JELASKAN :
kata akhoriina diathafkan kepada umiyyina.
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:3 DI ATAS ADALAH :
QS 62:3. dan Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
KHAYALAN AHMADIYAH PENGIKUT NABI PALSU " KUCH KUCH HOTA HAI " TENTANG FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI, ATAU YANG MAKNANYA UNTUK YANG AKAN DATANG YANG DIGUNAKAN ALLAH PADA AL JUMU'AH 62:2/3.
PENGIKUT HMGA MENGATAKAN :
1. Karena topik Al Jumu'ah 62:3/4 ini berkaitan dengan seorang rasul lain pada bangsa dan dari antara bangsa aakhorin Persia yang telah lama dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam HR Sahih Bukhari, maka kita temukan juga dalam HR Musnad Ahmad bin Hambal bentuk fi'il mudhari (yab'atsu) yang di dalamnya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umatku". Umat beliau saw maksudnya umat Islam. Dengan demikian, maka ayat ini berkaitan dengan Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umat Islam bangsa aakhorin Persia dari antara mereka.
2. Karena dibangkitkan-Nya Imam Al Mahdi yang akan diutus Allah itu sudah merupakan keputusan-Nya, bahwa hal ini pasti akan terjadi, maka digunakanlah fi'il madhi yang mutaaddhi.
Dalam ayat lain dalam Al Qur'an, dapat kita temukan contoh kalimat yang menggunakan lafadz semacam itu, yakni fi'il madhi, yang muta'addhi, atau yang maknanya untuk yang akan datang.
MARI KITA LIHAT AYATNYA :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Huwa allathee baAAatha fee alommiyyeena rasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatihi wayuzakkeehim wayuAAallimuhumu alkitaba waalhikmata wain kanoo min qablu lafee dalalin mubeenin
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
بَعَثَ
kata ba'atsa merupakan kata kerja yang tersusun dari 3 huruf saja (Tsulatsi Mujarrad)
coba perhatikan pola wajannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
يَفْعَلُ adalah wazan untuk fi'il mudhari'
Setiap bab Tsulatsy Mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harkat (baris) 'ainnya baik 'ain pada fiil madhy ataupun pada fiil mudhari'.Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa dan lam adalah sama untuk setiap bab. Bahasa kerennya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta yang tidak akan pernah berubah adapun huruf ‘ain adalah variabel yang berubah.
jadi bila dilihat dengan MATA DAN AKAL YANG WARAS. maka kata ba'atsa disini adalah fi'il madhi yang artinya menunjukkan KATA KERJA LAMPAU yang bisa diwakili dalam bahasa indonesia :
TELAH + ARTI KATA KERJA
BUKANNYA :
AKAN + KATA KERJA
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:2 DI ATAS ADALAH :
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Waakhareena minhum lamma yalhaqoo bihim wahuwa alAAazeezu alhakeemu
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
DI ATAS SUDAH SAYA JELASKAN :
kata akhoriina diathafkan kepada umiyyina.
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:3 DI ATAS ADALAH :
QS 62:3. dan Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Terakhir diubah oleh putramentari tanggal Fri Apr 18, 2014 2:03 am, total 1 kali diubah
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:
gimana DUNG?SEGOROWEDI wrote:
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
pengutusan sudah ada
kok bisa nyelonong ke MGA?
Tapi ada kata BELUM dalam ayat itu.
kan rasulnya sudah diutus..
hanya waktu itu ia belum bergabung dengan kaumnya (aakhorina)
Keputusan untuk diutus sudah pasti di masa lampai, tetapi realisasinya di masa datang belum.
Contoh: Hujan pasti turun, tapi besok / lusa hujan belum turun.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
kalau belum terealisasi..
bunyinya begini:
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang AKAN MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN bergabung dengan mereka.
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
kalau belum terealisasi..
bunyinya begini:
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang AKAN MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN bergabung dengan mereka.
Kalau orang-orang Yahudi/Kristen biasa merubah / menginterpolasi kitab-kitab mereka, tetapi orang-orang Islam tidak akan merubah firman Allah, kecuali hanya berupaya untuk memahaminya.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
lha wong sudah jelas..
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang belum bergabung dengan mereka.
bukan telah memutuskan mengutus..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
lha wong sudah jelas..
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang belum bergabung dengan mereka.
bukan telah memutuskan mengutus..
JELAS bagi SAYA, KACAU-BALAU bagi SEGO. Wajar, karena tidak memahamai Bahasa Arab Al Qur'an.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
itu ayat yang kamu bawa sendiri lho..
mosok aku yang harus mengajarimu memahami bacaan?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
itu ayat yang kamu bawa sendiri lho..
mosok aku yang harus mengajarimu memahami bacaan?
LOGIKA: Orang yang tidak paham Bahasa Arab Al Qur'an harus belajar dari orang yang sudah paham.
LOGIKA SEGO: Yesus adalah TUHAN
Matius 15:24 & Ash-Shaf 61:6/7: Yesus hanya Utusan Allah, kepada Bani Israil.
LOGIKA SEGO DITARO DIMANA?
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
si KEDUNG kalap..
lupa di tret ini yang diomongin apa..
wkwk
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
si KEDUNG kalap..
lupa di tret ini yang diomongin apa..
wkwk
Hanya mengingatkan LOGIKA YANG BENAR
LOGIKA: Orang yang tidak paham Bahasa Arab Al Qur'an harus belajar dari orang yang sudah paham.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngeles.com
ini apaan:
LOGIKA SEGO: Yesus adalah TUHAN
Matius 15:24 & Ash-Shaf 61:6/7: Yesus hanya Utusan Allah, kepada Bani Israil.
kalau tidak KALAP..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
ngeles.com
ini apaan:
LOGIKA SEGO: Yesus adalah TUHAN
Matius 15:24 & Ash-Shaf 61:6/7: Yesus hanya Utusan Allah, kepada Bani Israil.
kalau tidak KALAP..
Hanya mengingatkan SEGO yang logikanya ditaro di tempat lain.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
sulit ya?
mengakui kekhilafan..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
sulit ya?
mengakui kekhilafan..
Bukan khilafa, tetapi sengaja mengingatkan SEGO yang LOGIKA-nya ditaro ditempat lain.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
yang dibahas ini KEDUNG:.
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang belum bergabung dengan mereka.
bukan telah memutuskan mengutus..
seperti pemahamanmu..
gak usah kalap..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
yang dibahas ini KEDUNG:.
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang belum bergabung dengan mereka.
bukan telah memutuskan mengutus..
seperti pemahamanmu..
gak usah kalap..
Di dalam ayat itu kata kerja yang digunakan adalah fi'il madi lil mustaqbal atau kata kerja lampau dengan tambahan penjelasan terhadap obyeknya yang pasti akan terjadi di masa mendatang. Maksudnya, dibangkitkannya seorang Rasul pada bangsa lain (aakhoriina) atau keturunan bangsa Persia (obyeknya) itu dianggap telah terjadi pada masa lampau, karena pasti akan terjadi di masa mendatang.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:
si KEDUNG kalap..
lupa di tret ini yang diomongin apa..
wkwk
Hanya mengingatkan LOGIKA YANG BENAR
LOGIKA: Orang yang tidak paham Bahasa Arab Al Qur'an harus belajar dari orang yang sudah paham.
ha ha ha, kamu ajah buta Nahwu shorof, sok sok an paham bahasa Arab.
apa gak guling guling ane baca komen kamu
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
putramentari wrote:Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:
si KEDUNG kalap..
lupa di tret ini yang diomongin apa..
wkwk
Hanya mengingatkan LOGIKA YANG BENAR
LOGIKA: Orang yang tidak paham Bahasa Arab Al Qur'an harus belajar dari orang yang sudah paham.
ha ha ha, kamu ajah buta Nahwu shorof, sok sok an paham bahasa Arab.
apa gak guling guling ane baca komen kamu
Justru kamu yang kaya teroris Abu Bakar Ba'asyir yang sok jago Bahasa Arab. Menurut Petugas Deradikalisasi POLRI, ketika didatangkan orang Arab dari Timur Tengah mantan teroris yang sudah insaf, ternyata Abu Bakar Ba'asyir tidak mengerti Bahasa Arab, sehingga POLRI harus menyewa penterjemah. Begitupula kamu yang sok jago Nahwu Shorof, ketika dihadapkan kepada Hukum Idhofah untuk kata Khaataman-Nabiyyin, kamu juga tidak mengerti. Jadi, jangan sok jago, SOMBONG dan CONGKAK, karena, menurut Al Qur'an, kelakuan seperti itu adalah kelakuan IBLIS.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Saya hanya memberikan kesempatan sama wak abu agar diskusinya tidak tergangu pak, saya hanya ingin Diskusi di Tread ini jangan bertambah jauh, makanya saya tuntut anda untuk Fokus.Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:@ Wak AbuKedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:Anda belum mampu mengimplementasikan kaidah nahwu dengan benar, tetapi sudah berani menuduh/memvonis orang lain. Akibatnya, hasil penafsiran anda juga tidak benar dan bertentangan dengan ayat-ayat suci Al Qur'an lainnya yang mengisyaratkan tentang masih terbukanya kenabian/kerasulan bagi umat Islam (An-Nur 24:55/56, An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, Asy-Syura 42:51/52 & Al Hajj 22:75/76)
bagaimana saya tidak mengimplementasikan Kaidah nahwu?, jelas jelas argumen yang saya kemukakan menggunakan kaidah Nahwu, dan siapa yang bertentangan dengan Ayat Ayat yang anda sebutkan diatas, karena tak ada satupun ayat tersebut mengindikasikan tentang adanya Nabi/Rosul setelah Muhammad SAW, dan sudah jelas sesuai Alqur'an dan hadist hadist sahih yang telah di kemukakan di forum ini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup Nabi Nabi.
lalu siapa yang mendustakan Ayat ayat tersebut...?
Nabi Muhammad saw adalah Penutup Nabi-Nabi pasti diambil dari kata Khaataman-Nabiyyin (Al Ahzab 33:40/41). Apakah ada arti lain dari kata Khaataman-Nabiyyin, selain Penutup Nabi-Nabi atau Nabi Terakhir?
Dalam Kaidah Nahwu ada yang disebut dengan Hukum Idhafah, dan saya akan memberi contoh kata yang mirip dengan kata Khaataman-Nabiyyin, yakni dalam Hukum Idhafah ketiga:
Wajib menyimpan Huruf Jar Asli yg ditempatkan antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih. Untuk memperjelas hubungan pertalian makna antara Mudaf dan Mudhaf Ilaeh-nya. Huruf-huruf simpanan tersebut berupa MIN, FIY dan LAM.
1. Idhafah menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari Mudhaf. contoh:
خاتمُ ذهبٍ
KHAATAMU DZAHABIN = cincin dari emas
Takdirannya adalah KHAATAMUN MIN DZAHABIN’
http://nahwusharaf.wordpress.com/2011/12/24/pengertian-idhafah-idhofah-sununan-mudhaf-dan-mudhof-ilaih-alfiyah-bait-385-386-387/
Pertanyaan: Mengapa artinya cincin dari emas? ]b]Mengapa artinya tidak Penutup Cincin-Cincin atau Cincin Terakhir?[/b]
Untuk Urusan ini saya serahkan ke wak Abu dah...., karena di Tread Sebelah juga lagi di Bahas, biar lebih Fokus, Nanti kapan kapan saya mampir dah.......SEBUAH PENGAKUAN YANG DIBUNGKUS DENGAN GENGSI, TIDAK MAU MENGAKUI BELUM PAHAM HUKUM IDHOFAH.
PADAHAL, KHAATAMAN-NABIYYIN atau KHAATAMU MIN NABIYYIN bisa juga berarti CINCIN DARI PARA NABI.
Kalo mau saya bisa aja jeplakin ke Muka anda mengenai bab idhofah ini.., Noh anda lihat yang saya beri Warna Merah, Masa Dhahabun di artikan Cincin...? Wkwkwkwk........
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Yang Jadi masalah itu kan tafsiran anda, Kata" Aakhorin" anda tafsirkan "keturunan bangsa Persia" padahal arti yang benar adalah "Kaum yang lain" maksudnya kaum selain Bangsa Arab (Ummiyyin) makanya saya berikan referensinya mengenai pengguanaan kata ini seperti pada QS. Annisa 91, QS. Almaidah 41, QS. Al An'aam 6 dan 113 silahkan anda buka dan apakah kata tersebut berarti "keturunan Bangsa persia", tapi anda tetap membutakan diri atas masalah ini, bukannya anda sering bilang kita perlu juga menafsirkan secara qur'an bil qur'anKedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
kata Fii ini tergantung kalimat setelahnya dan sebelumnya pak, Bisa kita artikan dengan "di, didalam, pada, kepada" lalu silahkan anda artikan di atas dengan "Kepada" apa ada perubahan arti...?, Konteks ayat ini kan pengutusannya "Kepada/pada" bangsa Ummiyyin dan Aakhorin, jadi apa masalahnya..?Kata kepada jelas berbeda dengan kata pada. Dalam Bahasa Inggris, kata kepada itu artinya TO, sedangkan pada artinya AT. Jadi, kata fii lebih tepat diterjemahkan pada (bukan kepada),
Kita sedang bicara Bahasa Arab pak, yang didalamnya terdapat kaidah Nahwu, dan kata Fii tersebut tergantung penggunaannya.
Sedangkan dalam Inggris pun sama TO bisa berarti : Untuk, ke, kepada, pada dan masih banyak lagi tergantung penggunaannya, dan kata AT bisa berarti : di, didalam, diatas dan laiinya.Jika kata fii diartikan "kepada", maka seolah-olah seorang rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) itu dibangkitkan Allah hanya kepada dua bangsa saja, yakni bangsa Arab (Al Jumu'ah 62:2/3) dan keturunan bangsa Persia (Al Jumu'ah 62:3/4). Padahal di dalam Al 'Araf 7:158/159 sudah jelas bahwa Allah mengutus Rasulullah saw kepada sekalian manusia.
Dengan demikian, maka kata fii lebih tepat diartikan "pada" untuk Al Jumu'ah 62:2/3-3/4. Fi'il-nya ba'atsa yang berarti "membangkitkan", sedangkan maf'ul-nya rasulam-minhum yang berarti "seorang rasul dari antara mereka". Jadi, seorang rasul yang namanya AHMAD (Asy-Syaf 61:6/7) itu dibangkitkan Allah pada bangsa Arab dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:2/3) dan pada keturunan bangsa Persia dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:3/4).
Silahkan lihat lagi ayat yang saya berikan referensi diatas, apakah Kata "Akhoorin" itu berarti "keturunan bangsa Persia", Janga MAKSA LAH.....
Itulah sebabnya, mengapa di dalam Kitab Tafsir Shahih Bukhari, ketika para sahabat bertanya tentang "apa/siapa yang dimaksud dengan wa aakhoriina minhum", Rasulullah saw, sambil meletakkan tangan beliau saw di atas pundak Salman (yang berasal) dari Persia, bersabda:"Jika iman telah terbang ke bintang tsurayya, maka seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari orang ini (Salman dari Persia) dapat mengambilnya kembali ke bumi".
baik saya Copy terjemahan lengkapnya tentang Hadist tersebut, Perhatikan Bunyinya :
Hadist bukhari 4518.
"Telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz bin Abdullah ia berkata, Telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Bilal dari Tsaur dari Abul Ghaits dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu ia berkata :Suatu hari, kami duduk-duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu diturunkanlah pada beliau surat Al Jumu'ah dan "WA `AAKHARIINA MINHUM LAMMAA YALHAQUU BIHIM." Maka aku pun bertanya, "Siapa mereka itu wahai Rasulullah?" Namun, beliau belum juga menjawab hingga tiga orang bertanya. Di antara kami ada Salman Al Farisi.
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangannya pada Salman dan bersabda: "Sekiranya keimanan itu ada di gugusan bintang, niscaya keimanan itu tetap akan diperoleh oleh sekelompok atau seseorang dari mereka itu (Orang-orang Persi)." Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdul Wahhab Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz Telah mengabarkan kepadaku Tsaur dari Abul Ghaits dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Niscaya (keimanan) itu akan diperoleh oleh sekelompok orang dari mereka (Orang Persi)."
Coba perhatikan Kalimatnya, anda selalu merubah rubah arti hadist tersebut, Maksud dari hadist itu jelas kok, Seandainya Keimanan telah jauh sejauh gugusan Bintang, kaum lain selain Bangsa arab pun akan dapat memperolehnya, dan Mengenai Salman Al farisi ini adalah sebagi Contoh dari kaum yang lain itu, disamping kaum kaum yang selain bangsa persia, makanya sejak di turunkannya ayat tersebut, rosulullah SAW mengirimkan surat kepada pemimpin bangsa lain seperti raja persia, Romawi dan bangsa lainnya untuk bergabung dengan Islam.
Dan juga termasuk Kita kita ini, yang tidak ada hubungannya dengan Bangsa Arab.
Apakah anda masih tetap menmbatasi kepengutasan Rosulullah itu hanya pada bangsa Arab Saja....?
Ingat pak kedung, kata Rosul dalam Ash shaf :6 menggunakan Isim Mufrod, yang jelas jelas merupakan kata tunggal bukan menerangkan arti Jamak.Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang rasul yang namanya AHMAD (Asy-Syaf 61:6/7) itu dibangkitkan Allah pada bangsa Arab dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:2/3) dan pada bangsanya Salman, yakni Persia, dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:3/4 & Kitab Tafsir Shahih Bukhari). Nenek moyang HMG Ahmad as berasal dari bangsa Persia yang hijrah ke Qadian, Hindustan. HMG Ahmad as adalah seorang lelaki keturunan bangsa Persia yang dibangkitkan Allah sebagai seorang rasul yang namanya AHMAD, Khalifatullah, Imam Al Mahdi. Sedangkan para penerus beliau as, yakni Khulafa-ul-Masih-al Mahdiyyin adalah beberapa orang lelaki dari antara keturunan bangsa Persia.
jadi argumen anda di atas saya anggap hanyalah HAYALAN SAJA
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:SEGOROWEDI wrote:
yang dibahas ini KEDUNG:.
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang belum bergabung dengan mereka.
bukan telah memutuskan mengutus..
seperti pemahamanmu..
gak usah kalap..Di dalam ayat itu kata kerja yang digunakan adalah fi'il madi lil mustaqbal atau kata kerja lampau dengan tambahan penjelasan terhadap obyeknya yang pasti akan terjadi di masa mendatang. Maksudnya, dibangkitkannya seorang Rasul pada bangsa lain (aakhoriina) atau keturunan bangsa Persia (obyeknya) itu dianggap telah terjadi pada masa lampau, karena pasti akan terjadi di masa mendatang.
yang lampau itu pengutusannya..
yang akan datang itu bergabungnya
mosok bacaan yang sejelas itu gak ngerti..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Sudah lah...., jangan mengulang ngulang pernyataan, mengenai MGA keturunan Bangsa Persia aja anda tidak mampu Membuktikannya...Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:sekali lagi saya tidak menuduh, melainkan anda sendiri yang berargumen demikian, sedangkan Al A'raf 158 sangat berkaitan dengan Al jumuah 3.kedunghalang wrote:
62:3/4 Dan, Dia (juga yang telah membangkitkan) pada aakhoriina (keturunan bangsa Persia, seorang rasul) dari antara mereka....
Yang di dalam kurung adalah tafsiriyah berdasarkan hukum wau athaf, fi'il mutaaddi dan tafsir Rasulullah saw dalam Kitab Shahih Bukhari.ngayarana wrote:
Justru ini lah yang saya maksud bahwa anda membatasi pengutusan Rosulullah SAW hanya kepada Bangsa arab saja....Abu Hurairah ra menerangkan, kami sedang duduk-dukuk dekat Nabi saw, ketika Surah Al Jumu'ah diturunkan kepada Nabi saw. Para sahabat bertanya, 'Siapakah yang dimaksud dengan wa aakhoriina minhum di dalam ayat itu'. Nabi saw tidak menjawab hingga para sahabat bertanya sampai tiga kali. Di antara kami terdapat seorang yang bernama Salman dari Persia. Kemudian Nabi saw meletakkan tangan beliau saw di atas pundak Salman sambil bersabda, 'Jika iman telah terbang ke bintang Tsurayya, seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari antara orang ini (Salman) akan dapat mengambilnya kembali.' (Kitab Tafsir, Shahih Bukhari).Dari Kitab Tafsir, Shahih Bukhari tersebut sangat jelas bahwa seorang rasul yang namanya AHMAD (Asy-Syaf 61:6/7) itu dibangkitkan Allah pada bangsa Arab dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:2/3) dan pada bangsanya Salman, yakni Persia, dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:3/4). Nenek moyang HMG Ahmad as berasal dari bangsa Persia yang hijrah ke Qadian, Hindustan. HMG Ahmad as adalah seorang lelaki keturunan bangsa Persia yang dibangkitkan Allah sebagai seorang rasul yang namanya AHMAD, Khalifatullah, Imam Al Mahdi. Sedangkan para penerus beliau as, yakni Khulafa-ul-Masih-al Mahdiyyin adalah beberapa orang lelaki dari antara keturunan bangsa Persia.
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
jika iman telah terbang ke bintang Tsurayya, seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari antara orang ini (Salman) akan dapat mengambilnya kembali.' (Kitab Tafsir, Shahih Bukhari).
MGA?
MGA?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:kedunghalang wrote:YANG HARUS DIINGAT ADALAH KATA KUNCINYA:
62:2/3 Allah telah membangkitkan pada umiyyin, seorang rasul AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) dari antara mereka.......
62:3/4 Allah telah membangkitkan pada aakhoriina, seorang rasul AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) dari antara mereka....
Yang dimaksud seorang rasul yang namanya AHMAD dalam 62:2/3 adalah NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW dari antara bangsa Arab.
Yang dimaksud seorang rasul yang namanya AHMAD dalam 62:3/4 adalah HMG AHMAD (KHALIFATULLAH, IMAM MAHDI & MASIH MAU'UD) AS dari antara keturunan bangsa Persia.
Mari kita bahas mengenai Nubuat yang di Sampaikan menurut As Shaf : 6
ۖ وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
"Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: 'Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)' Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: 'Ini adalah sihir yang nyata'."
Perhatikan kalimat yang Merah, kata بِرَسُولٍ merupakan Isim Mufrod atau menerangkan kata isim yang tunggal sedangkan Jamaknya رُّسُلَ (Jamak Taksir)
Dan Kalimat جَاءَ juga Fi'il yang menerangkan Tunggal sedang Jamaknya adalah جَاءُوا
Jadi jelas dalam Nubuat yang di terangkan dalam Ash shaf tersebut merupakan Rosul yang tunggal bukan Jamak atau Mustanna (2 Orang) dan Nubuat tersebut telah tergenapi dengan di Utusnya Rosulullah SAW, dan setelah itu takkan ada lagi nabi setelahnya.
Jika nubuatan dalam Ash-Shaf 61:6/7 itu menyatakan "seorang rasul yang namanya MUHAMMAD" dan tidak ada penjelasan nubuatan dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4, maka sudah pasti itu hanya tertuju kepada Nabi Muhammad saw saja.
Sudah barang tentu nubuat itu hanya untuk Rosulullah SAW saja, dan anda dan kaum anda hanya menghayal bahwa nubuat tersebut di peruntukkan untuk orang lain Juga
Nubuat itu di Tulis dengan kalimat yang jelas, dengan menggunakan isim Mufrod dan fi'il tunggal, yang mengisyaratkan bahwa Rosul yang di maksud hanya seorang saja, jika anda berpendapat demikian berarti anda tidak mengimanai Nubuat tersebut untuk Rosulullah SAW, dan dengan itu apakah pantas anda masih mengaku seorang Muslim....?Tetapi, karena nubuatan itu menyatakan "seorang rasul yang namanya AHMAD" dan dijelaskan dengan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4, maka hal ini mengisyaratkan bahwa Allah memiliki maksud tertentu dengan nubuatan tersebut.
Maksud Ia/dia di ayat tersebut di tunjukkan untuk kalimat "Siapakah yang lebih aniaya" pak, bukan di tunjukkan untuk Rosul tersebut, Pieee toh baca ayatnya...., dan juga harusnya anda perhatikan ayat berikutnya :
Apalagi, jika kita perhatikan ayat berikutnya:
Dan, siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, padahal ia diajak kepada agama Islam ? Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya. (Ash-Shaf 61:7/8)
Kata ia dalam ayat di atas tertuju kepada "seorang rasul yang namanya AHMAD" (Ash-Shaf 61:6/7). Maka, jika nubuatan itu hanya tertuju kepada Nabi Muhammad saw, apakah Nabi Muhammad saw diajak kepada agama Islam? Tentu tidak, karena justru Nabi Muhammad saw lah yang mengajak sekalian manusia untuk memeluk agama Islam.
"Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci." (QS. Ash shaff : 8)
lah ini ngomong Oppooo Toh Pak, orang ngomong apa Jawab apa......Kedunghalang wrote:ngayarana' wrote:kedunghalang wrote:"
Mengapa di dalam nubuatan (Ash-Shaf 61:6/7) disebutkan hanya seorang rasul? Karena kenabian/kerasulan yang disandang oleh HMG Ahmad as pada hakekatnya adalah kenabian/kerasulan Muhammad saw, karena HMG Ahmad as adalah Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud bukan seorang nabi/rasul yang membawa syari'at baru, melainkan seorang nabi/rasul yang hanya melaksanakan syariat Islam saja.
Tidak ada Nubuat untuk MGA dalam Ash shaf : 6 melainkan nubuat itu telah tergenapi oleh Rosulullah SAW.
Jadi...., Hentikan Hayalanmu....
Menurut anda nubuatan itu telah tergenapi hanya oleh Nabi Muhammad saw, yang diajak kepada agama Islam (Ash-Shaf 61:7/8) dan beliau saw juga memiliki maqam shahadat. Sementara, kalimat wahyu nubuatannya adalah "seorang rasul yang namanya AHMAD". Hal ini seolah-olah anda boleh mengucapkan shahadat "LAA ILAAHA ILLALLAH, AHMAD-AR-RASULULLAH". Begitukah shahadat anda?
yang saya Maksud nubuat itu telah tergenapi Oleh Rosulullah SAW, sebagaimana kalimat ayat tersebut yang menyebut kata "Rosuulun" itu merupakan Isim Mufrod bukan Mutsanna atau Jamak, jika anda maksa untuk orang lain berarti Muhammad Rosulullah SAW itu bukanlah Rosul yang di ubuatkan Oleh Nabi Isa AS, sebagaimana termaktub dalam ayat tersebut.
bahasa Al Quran itu Jelas pak, jika di tunjukkan kepada sesuatu yang Jamak maka akan di katakan jamak, supaya umatnya memahami ayat tersebut mudah dan tidak menerka nerka.
Perhatikan penggunakan kata "Rosul" untuk menunjukkan kata Jamak dalam ayat berikut :
فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ
"Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna." (ali Imron : 184)
Dan Masih banyak lagi contoh lainnya mengenai perbedaan kata ini.
Kedunghalang wrote:ngayarana' wrote:kedunghalang wrote:
Mengapa di dalam nubuatan (Ash-Shaf 61:6/7) disebutkan namanya AHMAD tidak MUHAMMAD? Karena keduanya memiliki nama yang sama, yakni AHMAD, yang pertama sebagai nama sifat, sedangkan yang berikutnya sebagai nama dzat/panggilan. Apakah mengubah SHAHADAT?
SHAHADATNYA TETAP: LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH
Ahmad atau Muhammad adalah merupakan salah satu nama untuk Rosulullah SAW, masih banyak nama nama lain untuk Beliau, Yaasin, Thoha dan masih banyak lagi, sebagaimana Hadist Rosulullah SAW berikut ini :
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: ‘Aku Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi, Al Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Taubah‘” (HR. Muslim 2355).
Saya tidak mempersoalkan Syahadat anda, yang saya persoalkan apakah tujuan Syahadat anda itu untuk MGA juga...?
Jika saya menyatakan dengan ikhlas bahwa shahadat saya adalah LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD-AR-RASULULLAH dan tertuju hanya kepada Allah dan Nabi Muhammad saw saja, apakah anda boleh menyatakan bahwa shahadat saya tertuju kepada HMG Ahmad as?
Apakah agama Islam yang anda amalkan mengajarkan untuk memaksakan kehendak anda? Pahamkah anda akan kandungan Al Baqarah 2:256/257?
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Justru itu pak, biar gak di bilang PETANTANG PETENTENG PETONTONG, Kita kupas tuntas dulu Ayat tersebut, Wajar dong bila saya belum puas dengan argumen anda diatas saya menuntut lagi,Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:Hasil akhir penafsiran anda menampakkan bahwa anda tidak tahu mengimplementasikan kaidah nahwu yang digunakan untuk menafsirkan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4. Dasarnya adalah, hasil akhir penafsiran anda bertentangan dengan ayat-ayat suci Al Qur'an lain yang mengisyaratkan bahwa kenabian/kerasulan dan wahyu non-syari'at bagi umat Islam masih terbuka, yakni Khalifah Allah, Imam Al Mahdi (An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, An-Nur 24:55/56 & Sunan Ibnu Majah, Az-Zukhruf 43:57/58 & Shahih Bukhari & Musnad Ahmad bin Hambal, Asy-Syura 42:51/52 & Al Hajj 22:75/76)
jangan mengalihkan perhatian dulu, jelaskan saja pengertian "Fi'il Madhi lil Mustaqbal" seperti apa..?
Baru kita Implementasikan ke dalam surat Aljumuah : 2 ini, apakah "Ba'atsa" tersebut adalah Fi'il Madhi lil Mustaqbal atau bukan.
BERANI..!!!, Sekalian saya pingin tau kedalaman Ilmu Nahwu Utusan Ahmadiah ini.Jangan PETANTANG-PETENTENG, seperti PUTERAMENTARI yang sekarang sudah NYUNGSEP, karena MALU akibat KESOMBONGAN dan KECONGKAKANNYA, jika Hukum IDHAFAH saja anda belum paham. Ilmu Nahwu itu hanya salah-satu alat tafsir, dan tentang fi'il madi, fi'il mutaaddi, fi'il madi lil mustaqbal dan kaidah wau athaf sudah sering kita bahas. Anda tinggal lihat saja komentar-komentar saya sebelum ini.Sekarang saya mengajak anda untuk membahas ilmu alat tafsir yang lain, yakni qur'an bil qur'an dan qur'an bil hadits yang bisa kita implementasikan untuk menafsirkan kata Khaataman-Nabiyyin (Al Ahzab 33:40/41) yang menurut pemahaman anda hanya memiliki satu arti, yakni PENUTUP NABI-NABI atau NABI TERAKHIR, sehingga TIDAK AKAN ADA LAGI NABI/RASUL, SETELAH NABI MUHAMMAD SAW.An-Nisa 4:69/70 Dan, barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul (Nabi Muhammad saw) ini maka mereka akan termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah menganugerahkan nikmat-Nya, yakni : nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sahabat yang sejati.Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah akan menganugerahkan Nikmat-Nya (kenabian) bagi umat Islam yang paling taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw. Anda sudah mengajukan keberatan terhadap arti kata ma'a yang hanya anda terjemahkan menjadi "bersama", padahal telah saya bantah bahwa terdapat arti lain yang lebih tepat untuk ayat ini, yakni "termasuk di antara". Dengan demikian, maka kenabian setelah Nabi Muhammad saw masih terbuka bagi umat Islam yang paling mentaati Allah dan Nabi Muhammad saw.Al 'Araf 7:35/36 Wahai Bani Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari antaramu yang memperdengarkan Ayat-ayat-Ku kepadamu, maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri, tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati.Meskipun yang diseru dalam ayat ini adalah Bani (keturunan) Adam, tetapi karena ayat ini diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw, maka seruan itu hanya berlaku bagi Bani Adam yang telah menganut agama Islam. Ketika ayat ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, beliau saw sudah menjadi Rasul Allah, tetapi di dalam ayat ini terdapat kalimat "jika datang kepadamu rasul-rasul dari antaramu yang memperdengarkan Ayat-ayat-Ku kepadamu,". Kalimat itu mengisyaratkan bahwa kerasulan masih terbuka dari antara umat Islam yang akan memperdengarkan Ayat-ayat suci Al Qur'an kepada umat Islam. Dengan demikian, maka kerasulan setelah Nabi Muhammad saw, masih terbuka bagi umat islam.An-Nur 24:55/56 Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dari antara kamu dan beramal shaleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka ; dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridhai bagi mereka ; dan niscaya Dia akan menggantikan mereka sesudah ketakutan mereka dengan keamanan. Mereka akan menyembah Aku, dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang durhaka.Ayat ini adalah janji Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dari antara umat Islam bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu Khalifah di bumi. Dalam terminologi Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabat ra, kata Khalifah itu memiliki dua makna, yakni Khalifah Rasulullah (contohnya: Khulafa-ur-Rasyidin) dan Khalifatullah atau Khalifah Allah, contohnya para nabi, seperti Nabi Adam as dan Nabi Daud as:
Al Baqarah 2:30/31 Dan ketika Tuhan engkau berkata kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di bumi;” berkata mereka, “Apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya orang yang akan membuat kekacauan di dalamnya dan akan menumpahkan darah? Padahal kami bertasbih dengan pujian Engkau dan kami mensucikan Engkau.” Berfirman Dia, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Shad 38:27 “Hai Daud, sesungguhnya Kami telah menjadikan engkau khalifah di bumi ini; maka hakimilah di antara manusia dengan adil, dan janganlah mengikuti hawa nafsu, jangan- jangan ia menyesatkan engkau dari jalan Allah.” Sesungguhnya, orang-orang yang tersesat dari jalan Allah bagi mereka ada azab yang sangat keras, disebabkan mereka telah lupa Hari Perhitungan.
Kedua ayat di atas adalah bukti bahwa Allah telah menjadikan Adam as dan Daud as sebagai Nabi atau Khalifah Allah.
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa melihatnya, maka bai'atlah kepadanya, walaupun harus merangkak di atas salju, karena dia adalah Khalifatullah, Al Mahdi." (Sunan Ibnu Majah).
Hadits di atas mengisyaratkan bahwa Imam Al Mahdi itu adalah seorang Nabi atau Khalifah Allah sebagaimana Adam as dan Daud as yang dijadikan Allah sebagai Khalifah-Nya di bumi. Dengan demikian maka Kenabian atau Khalifah Allah setelah Nabi Muhammad saw masih terbuka bagi umat Islam.Az-Zukhruf 43:57/58 Dan, apabila dijelaskan Ibnu Maryam sebagai misal/perumpamaan, tiba-tiba kaum engkau (umat Islam) meneriakkan suara protes terhadapnya;Ayat ini mengisyaratkan tentang Isa Ibnu Maryam (yang menurut Ali Imran 3:144/145 sudah wafat, dan menurut Al Hijr 15:48/49 tidak akan kembali lagi ke dunia) yang dijelaskan sebagai misal/perumpamaan kepada umat Islam, akan turun diutus sebagai Imam Mahdi sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam:
Shahih Bukhari: Bagaimana sikapmu, ketika Ibnu Maryam turun pada kalian (umat Islam) dan sebagai Imam (Mahdi) kalian (umat Islam), dari antara kalian (umat Islam)".
Musnad Ahmad bin Hambal: "Hampir dekat saatnya, orang yang hidup di antara kalian (umat Islam) akan bertemu dengan Isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan Hakim yang adil, memecahkan salib, membunuah babi, menghapuskan jizyah dan menghentikan peperangan."Dengan demikian, maka berdasarkan Al Qur'an dan Hadits, ternyata Kenabian/Kerasulan setelah Nabi Muhammad saw MASIH TERBUKA BAGI UMAT ISLAM, dan Khalifah Allah dan Perumpamaan Isa Ibnu Maryam AKAN DATANG pada umat Islam dan dari antara umat Islam.
Fokus, Fokus pak....., Kita sedang membahas Aljumuah 2 dan 3 yang menurut anda terdapat Fi'il Madhi wal Muta'addi dan lil Mustaqbal, silahkan anda terangkan Fi'il Madhi lil Mustaqbal ini ke saya agar dapat kita Implementasikan dalam ayat tersebut.
Segala argumen yang anda jabarkan diatas pun sedang kita bahas, dan gak usahlah anda bawa kemari, sehingga anda semakain ingin menjauhkan dari akar permasalahan.
Jadi Stop OOT , dan mari kita Kupas tuntas ayat ini, baik secara Nahwu, Shorof, kamus, Qur'an Bil Quran atau Qur'an bil Hadist....
Tapi jangan bawa bawa hadist Dhaif wal munkar ya, seperti yang saya underlineBukankah yang saya jabarkan di atas itu menafsirkan Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 dengan metode Qur'an bil Qur'an dan Qur'an bil Hadits? Sedangkan Kaidah Nahwu (wau athaf, fi'il madi wal muta'adi, fi'il madi lil mustaqbal) untuk dua ayat Al Jumu'ah itu sudah saya sampaikan dengan lengkap dalam komentar-komentar saya sebelumnya, dan juga masih di thread ini. Begitupula dengan hadits (Sunan Ibnu Majah) yang anda tuduh dhaif wal munkar itu sesungguhnya SHAHIH.
Apakah anda menghindar itu adalah PENGAKUAN YANG DIBUNGKUS GENGSI, karena tidak memahami metode Qur'an bil Qur'an dan Qur'an bil Hadits sebagaimana anda tidak memahami Hukum Idhofah? STOP DULU PETANTANG PETENTANG.
Anda kan sering mengatakan kata "Ba'tsa" ini termasuk Fi'il Madhi Lil Mustaqbal, makanya saya tanya Adas dasar Ilmu apa anda berargumen demikian, silahkan Jabarkan argumen anda di Quote ini, jangan sampai anda dibilang Asal Nulis (ASNUL/ASBUN).
Dan mengenai Fi'il Muta'addi dan Athaf saya sudah banyak jabarkan di atas, dan semua sudah berdasarkan Ilmu Nahwu Bukan ILMU NAFSU.....
Simpel kan
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Saya hanya memberikan kesempatan sama wak abu agar diskusinya tidak tergangu pak, saya hanya ingin Diskusi di Tread ini jangan bertambah jauh, makanya saya tuntut anda untuk Fokus.Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:@ Wak AbuKedunghalang wrote:ngayarana wrote:
bagaimana saya tidak mengimplementasikan Kaidah nahwu?, jelas jelas argumen yang saya kemukakan menggunakan kaidah Nahwu, dan siapa yang bertentangan dengan Ayat Ayat yang anda sebutkan diatas, karena tak ada satupun ayat tersebut mengindikasikan tentang adanya Nabi/Rosul setelah Muhammad SAW, dan sudah jelas sesuai Alqur'an dan hadist hadist sahih yang telah di kemukakan di forum ini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup Nabi Nabi.
lalu siapa yang mendustakan Ayat ayat tersebut...?
Nabi Muhammad saw adalah Penutup Nabi-Nabi pasti diambil dari kata Khaataman-Nabiyyin (Al Ahzab 33:40/41). Apakah ada arti lain dari kata Khaataman-Nabiyyin, selain Penutup Nabi-Nabi atau Nabi Terakhir?
Dalam Kaidah Nahwu ada yang disebut dengan Hukum Idhafah, dan saya akan memberi contoh kata yang mirip dengan kata Khaataman-Nabiyyin, yakni dalam Hukum Idhafah ketiga:
Wajib menyimpan Huruf Jar Asli yg ditempatkan antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih. Untuk memperjelas hubungan pertalian makna antara Mudaf dan Mudhaf Ilaeh-nya. Huruf-huruf simpanan tersebut berupa MIN, FIY dan LAM.
1. Idhafah menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari Mudhaf. contoh:
خاتمُ ذهبٍ
KHAATAMU DZAHABIN = cincin dari emas
Takdirannya adalah KHAATAMUN MIN DZAHABIN’
http://nahwusharaf.wordpress.com/2011/12/24/pengertian-idhafah-idhofah-sununan-mudhaf-dan-mudhof-ilaih-alfiyah-bait-385-386-387/
Pertanyaan: Mengapa artinya cincin dari emas? ]b]Mengapa artinya tidak Penutup Cincin-Cincin atau Cincin Terakhir?[/b]
Untuk Urusan ini saya serahkan ke wak Abu dah...., karena di Tread Sebelah juga lagi di Bahas, biar lebih Fokus, Nanti kapan kapan saya mampir dah.......SEBUAH PENGAKUAN YANG DIBUNGKUS DENGAN GENGSI, TIDAK MAU MENGAKUI BELUM PAHAM HUKUM IDHOFAH.
PADAHAL, KHAATAMAN-NABIYYIN atau KHAATAMU MIN NABIYYIN bisa juga berarti CINCIN DARI PARA NABI.
Kalo mau saya bisa aja jeplakin ke Muka anda mengenai bab idhofah ini.., Noh anda lihat yang saya beri Warna Merah, Masa Dhahabun di artikan Cincin...? Wkwkwkwk........
NAAAAAAH, TERBUKTI SUDAH bahwa KAMU BELUM MAMPU MENGIMPLEMENTASIKAN KAIDAH NAHWU untuk MENAFSIRKAN kata KHAATAMAN-NABIYYIN. Jadi, jangan PETANTANG-PETENTENG, PENUH GENGSI, SOK MENGUASAI ILMU NAHWU, padahal KOSONG MELOMPONG.
Menurut Kaidah Nahwu Shorof, untuk memahami kata KHAATAMAN-NABIYYIN dengan benar hanyalah dengan mengimpelentasikan Hukum Idhofah Ketiga, yakni 1. Idhofah yang menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari Mudhaf.
contoh: خاتمُ ذهبٍ atau KHAATAMU DZAHABIN yang berarti CINCIN DARI EMAS, BUKAN PENUTUP EMAS-EMAS atau EMAS TERAKHIR.
contoh: خاتمُ ذهبٍ atau KHAATAMU DZAHABIN yang berarti CINCIN DARI EMAS, BUKAN PENUTUP EMAS-EMAS atau EMAS TERAKHIR.
Takdirannya adalah KHAATAMU MIN DZAHABIN’
Dengan contoh di atas, maka arti kata KHATAMAN-NABIYYIN atau KHAATAMU MIN NABIYYIN adalah NABI YANG PALING ISTIMEWA/AFDHAL atau YANG PALING ISTIMEWA DARI NABI-NABI.
Menurut Kamus/Lexical, kata khatam itu berasal dari kata khatama yang berarti, ia mematerai, mencap, mensahkan atau mencetakkan pada barang itu. Inilah arti-pokok kata itu. Adapun arti kedua ialah: ia mencapai ujung benda itu; atau menutupi benda itu, atau melindungi apa yang tertera dalam tulisan dengan memberi tanda atau mencapkan secercah tanah liat di atasnya, atau dengan sebuah mererai jenis apa pun. Khatam berarti juga sebentuk cincin stempel; sebuah segel, atau mererai dan sebuah tanda; ujung atau bagian terakhir dan hasil atau anak (cabang) suatu benda. Kata itu pun berarti hiasan atau perhiasan; terbaik atau paling istimewa/sempurna. Kata-kata khatim, khatm dan khatam hampir sama artinya (Lane, Mufradat, Fat-h, dan Zurqani). Jika mengikuti Hukum Idhofah, kata khatam di-idhafah-kan dengan huruf jamak, contohnya: nabiyyin, maka penulisannya akan menjadi KHAATAMAN-NABIYYIN.
Karena kata KHATAM itu, menurut Kamus/Lexical, dapat juga berarti CINCIN, maka KATA KHAATAMAN-NABIYYIN atau KHAATAMU MIN NABIYYIN dapat juga berarti CINCIN/PERHIASAN DARI NABI-NABI.
Menurut Kamus/Lexical, kata khatam itu berasal dari kata khatama yang berarti, ia mematerai, mencap, mensahkan atau mencetakkan pada barang itu. Inilah arti-pokok kata itu. Adapun arti kedua ialah: ia mencapai ujung benda itu; atau menutupi benda itu, atau melindungi apa yang tertera dalam tulisan dengan memberi tanda atau mencapkan secercah tanah liat di atasnya, atau dengan sebuah mererai jenis apa pun. Khatam berarti juga sebentuk cincin stempel; sebuah segel, atau mererai dan sebuah tanda; ujung atau bagian terakhir dan hasil atau anak (cabang) suatu benda. Kata itu pun berarti hiasan atau perhiasan; terbaik atau paling istimewa/sempurna. Kata-kata khatim, khatm dan khatam hampir sama artinya (Lane, Mufradat, Fat-h, dan Zurqani). Jika mengikuti Hukum Idhofah, kata khatam di-idhafah-kan dengan huruf jamak, contohnya: nabiyyin, maka penulisannya akan menjadi KHAATAMAN-NABIYYIN.
Karena kata KHATAM itu, menurut Kamus/Lexical, dapat juga berarti CINCIN, maka KATA KHAATAMAN-NABIYYIN atau KHAATAMU MIN NABIYYIN dapat juga berarti CINCIN/PERHIASAN DARI NABI-NABI.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Halaman 9 dari 12 • 1, 2, 3 ... 8, 9, 10, 11, 12
Similar topics
» Sebuah cermin Islam vs Ahmadiyah: mana yang palsu, mana yang asli?
» EDITIKASI MEMALUKAN TERHADAP HADIS SHAHIH BUKHARI YANG DILAKUKAN KEDUNGHALANG SANG PENGANUT AHMADIYAH
» fiil (kata kerja)
» HADIS TENTANG IMAM MAHDI ANDALAN AHMADIYAH HANYALAH HADIS DHOIF YANG ACAKADUL
» bukti bahwa alam semesta adalah khayalan
» EDITIKASI MEMALUKAN TERHADAP HADIS SHAHIH BUKHARI YANG DILAKUKAN KEDUNGHALANG SANG PENGANUT AHMADIYAH
» fiil (kata kerja)
» HADIS TENTANG IMAM MAHDI ANDALAN AHMADIYAH HANYALAH HADIS DHOIF YANG ACAKADUL
» bukti bahwa alam semesta adalah khayalan
Halaman 9 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik