KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Halaman 7 dari 12 • Share
Halaman 7 dari 12 • 1, 2, 3 ... 6, 7, 8 ... 10, 11, 12
KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
First topic message reminder :
KHAYALAN AHMADIYAH PENGIKUT NABI PALSU " KUCH KUCH HOTA HAI " TENTANG FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI, ATAU YANG MAKNANYA UNTUK YANG AKAN DATANG YANG DIGUNAKAN ALLAH PADA AL JUMU'AH 62:2/3.
PENGIKUT HMGA MENGATAKAN :
1. Karena topik Al Jumu'ah 62:3/4 ini berkaitan dengan seorang rasul lain pada bangsa dan dari antara bangsa aakhorin Persia yang telah lama dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam HR Sahih Bukhari, maka kita temukan juga dalam HR Musnad Ahmad bin Hambal bentuk fi'il mudhari (yab'atsu) yang di dalamnya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umatku". Umat beliau saw maksudnya umat Islam. Dengan demikian, maka ayat ini berkaitan dengan Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umat Islam bangsa aakhorin Persia dari antara mereka.
2. Karena dibangkitkan-Nya Imam Al Mahdi yang akan diutus Allah itu sudah merupakan keputusan-Nya, bahwa hal ini pasti akan terjadi, maka digunakanlah fi'il madhi yang mutaaddhi.
Dalam ayat lain dalam Al Qur'an, dapat kita temukan contoh kalimat yang menggunakan lafadz semacam itu, yakni fi'il madhi, yang muta'addhi, atau yang maknanya untuk yang akan datang.
MARI KITA LIHAT AYATNYA :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Huwa allathee baAAatha fee alommiyyeena rasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatihi wayuzakkeehim wayuAAallimuhumu alkitaba waalhikmata wain kanoo min qablu lafee dalalin mubeenin
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
بَعَثَ
kata ba'atsa merupakan kata kerja yang tersusun dari 3 huruf saja (Tsulatsi Mujarrad)
coba perhatikan pola wajannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
يَفْعَلُ adalah wazan untuk fi'il mudhari'
Setiap bab Tsulatsy Mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harkat (baris) 'ainnya baik 'ain pada fiil madhy ataupun pada fiil mudhari'.Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa dan lam adalah sama untuk setiap bab. Bahasa kerennya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta yang tidak akan pernah berubah adapun huruf ‘ain adalah variabel yang berubah.
jadi bila dilihat dengan MATA DAN AKAL YANG WARAS. maka kata ba'atsa disini adalah fi'il madhi yang artinya menunjukkan KATA KERJA LAMPAU yang bisa diwakili dalam bahasa indonesia :
TELAH + ARTI KATA KERJA
BUKANNYA :
AKAN + KATA KERJA
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:2 DI ATAS ADALAH :
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Waakhareena minhum lamma yalhaqoo bihim wahuwa alAAazeezu alhakeemu
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
DI ATAS SUDAH SAYA JELASKAN :
kata akhoriina diathafkan kepada umiyyina.
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:3 DI ATAS ADALAH :
QS 62:3. dan Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
KHAYALAN AHMADIYAH PENGIKUT NABI PALSU " KUCH KUCH HOTA HAI " TENTANG FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI, ATAU YANG MAKNANYA UNTUK YANG AKAN DATANG YANG DIGUNAKAN ALLAH PADA AL JUMU'AH 62:2/3.
PENGIKUT HMGA MENGATAKAN :
1. Karena topik Al Jumu'ah 62:3/4 ini berkaitan dengan seorang rasul lain pada bangsa dan dari antara bangsa aakhorin Persia yang telah lama dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam HR Sahih Bukhari, maka kita temukan juga dalam HR Musnad Ahmad bin Hambal bentuk fi'il mudhari (yab'atsu) yang di dalamnya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa "Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umatku". Umat beliau saw maksudnya umat Islam. Dengan demikian, maka ayat ini berkaitan dengan Al Mahdi yang akan diutus Allah pada umat Islam bangsa aakhorin Persia dari antara mereka.
2. Karena dibangkitkan-Nya Imam Al Mahdi yang akan diutus Allah itu sudah merupakan keputusan-Nya, bahwa hal ini pasti akan terjadi, maka digunakanlah fi'il madhi yang mutaaddhi.
Dalam ayat lain dalam Al Qur'an, dapat kita temukan contoh kalimat yang menggunakan lafadz semacam itu, yakni fi'il madhi, yang muta'addhi, atau yang maknanya untuk yang akan datang.
MARI KITA LIHAT AYATNYA :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Huwa allathee baAAatha fee alommiyyeena rasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatihi wayuzakkeehim wayuAAallimuhumu alkitaba waalhikmata wain kanoo min qablu lafee dalalin mubeenin
QS 62:2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
بَعَثَ
kata ba'atsa merupakan kata kerja yang tersusun dari 3 huruf saja (Tsulatsi Mujarrad)
coba perhatikan pola wajannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
يَفْعَلُ adalah wazan untuk fi'il mudhari'
Setiap bab Tsulatsy Mujarrad hanya memiliki perbedaan pada harkat (baris) 'ainnya baik 'ain pada fiil madhy ataupun pada fiil mudhari'.Selebihnya, yaitu baris pada huruf fa dan lam adalah sama untuk setiap bab. Bahasa kerennya, huruf fa dan lam beserta barisnya adalah suatu konstanta yang tidak akan pernah berubah adapun huruf ‘ain adalah variabel yang berubah.
jadi bila dilihat dengan MATA DAN AKAL YANG WARAS. maka kata ba'atsa disini adalah fi'il madhi yang artinya menunjukkan KATA KERJA LAMPAU yang bisa diwakili dalam bahasa indonesia :
TELAH + ARTI KATA KERJA
BUKANNYA :
AKAN + KATA KERJA
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:2 DI ATAS ADALAH :
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Waakhareena minhum lamma yalhaqoo bihim wahuwa alAAazeezu alhakeemu
QS 62:3. dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
DI ATAS SUDAH SAYA JELASKAN :
kata akhoriina diathafkan kepada umiyyina.
SEHINGGA MAKNA AYAT QS 62:3 DI ATAS ADALAH :
QS 62:3. dan Dia-lah yang TELAH mengutus kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh:
حَسُنَ –> حَسَّنَ
سَهُلَ –> سَهَّلَ
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh:
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
sekarang kata : بَعَثَ
mengikuti pola wajan yang mana ???? yups, bukanlah Fi’il Muta’addi
tapi jawabannya :
فَعَلَ adalah wazan untuk fi'il madhi
TOBATLAH WAHAI PENGIKUT ALIRAN SESAT
Terakhir diubah oleh putramentari tanggal Fri Apr 18, 2014 2:03 am, total 1 kali diubah
putramentari- KAPTEN
-
Age : 43
Posts : 4870
Kepercayaan : Islam
Location : Pekanbaru
Join date : 04.03.12
Reputation : 116
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ilahmu berbangsa arab ya? pantesan..
wkwk
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Bahasa Arab Al Qur'an adalah Bahasa Allah Tuhan Yang Sempurna yang ditujukan kepada sekalian manusia. Tuhan itu bukan manusia, sehingga tidak berbangsa. Begitu pula manusia (Yesus/Isa Ibnu Maryam) bukan Tuhan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
gak semua manusia ngerti bahasa arab..
makanya banyak yang kena tipu
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:
gak semua manusia ngerti bahasa arab..
makanya banyak yang kena tipu
Firman Allah dalam Bahasa Arab Al Qur'an itu untuk dipahami dengan menggunakan akal sehat dan hati yang suci/bersih karena di dalamnya terdapat hukum-hukum yang baik bagi manusia dan berlaku bagi kehidupan seluruh manusia di seluruh dunia. Tetapi, Allah dalam menerapkan hukum-hukum-Nya tidak dengan paksaan, melainkan manusia sendiri yang dianjurkan untuk ikhlas dalam melaksanakannya.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
hadehh..
bahasa arab itu juga bahasa manusia, gak usah lebay..
tentu bisa dierjemahkan ke dalam bahasa apapun..
trus kamu mo bilang terjemahan ini salah/gimana?
QS 62:2. Dia-lah yang TELAH MENGUTUS kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
QS 62:2/3 Dia-lah yang TELAH MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
Jadi, seorang RASUL AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) dibangkitkan Allah pada kaum umiyyin dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:2/3) dan pada kaum aakhoriina dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:3/4).
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
Jadi, seorang RASUL AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) dibangkitkan Allah pada kaum umiyyin dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:2/3) dan pada kaum aakhoriina dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:3/4).
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:QS 62:2/3 Dia-lah yang TELAH MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang [color=#ff0000]TELAH MENGUTUS PADA[/color] kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
Jadi, seorang RASUL AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) dibangkitkan Allah pada kaum umiyyin dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:2/3) dan pada kaum aakhoriina dari antara mereka (Al Jumu'ah 62:3/4).
lha iyaaaaaaaaaa..
TELAH MENGUTUS
piye to?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Maksudnya, Yesus/Isa Ibnu Maryam atau Imam Mahdi pasti diutus, karena nubuatan kedatangan seorang RASUL AHMAD dalam Ash-Shaf 61:6/7 itu adalah suatu KEPASTIAN.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
yadah gini to maumu...
QS 62:2/3 Dia-lah yang PASTI MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang PASTI MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
dah..
sono diganti..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Umat Islam itu tidak pernah gonta-ganti ayat. Umat Yahudi dan Nasrani sering gonta-ganti ayat, akibatnya KACAU BALAU.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
yaudah kalau gak mau..
kembali ke sini:
QS 62:2/3 Dia-lah yang TELAH MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
bukan 'kepastian' tetapi pengutusan yang sudah terjadi..
MGA lewat..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kata AKAN dan BELUM itu merupakan isyarat KEPASTIAN akan terjadi di masa mendatang dalam Kaidah Fi'il Madi Lil Mustaqbal.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Apakah anda tidak tau bahwa dalam satu kalimat bisa terdapat dua Maf'ul...?Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
Iya..., Berdasarkan Ilmu Apaaa...? Ilmu ngayal...?
kan Sebelumnya sudah sampaikan Fi'il Lazim pun Mempunyai Maf'ul tetapi harus dengan perantara Huruf jar, Tau kan Huruf jar itu apa aja....????
dan Kalimat هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
الْأُمِّيِّينَ= adalah Maf'ul
فِي = Huruf jar
Berarti kata بَعَثَ Merupakan Fi'il Lazim, karena maf'ulnya sampai dengan perantara huruf Jar
Jika Kita hendak merubah kata بَعَثَ ini menjadi Fi'il Muta'addi Maka kita bisa menambahkan Tasydid pada huruf 'Ain, agar supaya sesuai dengan Pola Wazannya yaitu فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَ.Maaf yah, kata الْأُمِّيِّينَ itu bukan maf'ul (obyek), melainkan kata keterangan yang digantikan atau diathafkan dengan kata الْآخَرِينَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4. Sedangkan maf'ulnya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka/bangsa aakhoriina/keturunan bangsa Persia).
dan Justru terbukti kata "Ummiyyina" tersebut di atafkan pada kata "Aakhorina" yang merupakan Maful dari kalimat "Hualladzi"
kata "Dan" yang saya Bold seharusnya tidak ada bila anda mangatafkan dikarenakan Huruf Athaf tersebut merupakan pengganti kalimat sebelumnya.Kedunghalang wrote:
Jika kita flash back:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍAl Jumu'ah 62:2/3 Dia-lah Yang telah Membangkitkan pada bangsa umiyyina seorang Rasul dari antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 Dan, pada bangsa aakhoriina dari antara mereka, yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
maka rekonstruksi Al Jumu'ah 62:3/4 akan seperti berikut ini:[/justify]وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang telah Membangkitkan pada bangsa aakhoriina (keturunan bangsa Persia) seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Dan sekali lagi jika Rekontruksi Aljumuah 3 yang anda paparkan di atas berarti anda tidak menggunakan kaidah Nahwu mengenai Bab Athaf.
Bila anda memamksa dengan penjelasan di atas, sudilah kiranya anda paparkan pengertian Athaf berdasarkan kaidah bahasa yang ada.
Monngo pak Kedung....
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
berarti anda membatasi pengutusan Rosulullah SAW kepada bangsa arab saja, dan anda mengingkari kepengutusan Beliau SAW untuk sekalian Ummat.Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Yai ya, yang jadi perkara inikan Ummiyin dan Akhorin, Seorang rosul itu di utus/di bangkitkan untuk kedua bangsa tersebut dengan waktu bersamaan, makanya digunakan kata "Ba'atsa", karena ayat tersebut di turunkan setelah Rosulullah SAW di Utus 1400-an Tahun yang lalu, lalu kenapa anda menghubungkan dengan waktu sekarang (1300 an tahun setelahnya), sedangkan Alqur'an tersebut di turunkan kepada Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya hingga Ahir Zaman..?Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
Itu namanya nambain ayat bukan meng'atafkan.
dan Kenapa juga kalimat "Al Ummiyyiin" tidak di cantumin Juga.....?, bila pengertian anda seperti diatas.
Sekali lagi kaidah nahwu apa yang anda gunakan....?Kan kata aakhorina menggantikan kata umiyyin. Seorang rasul AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dibangkitkan Allah dari antara bangsa umiyyin Arab (Al Jumu'ah 62:3/4) adalah Nabi Muhammad Rasulullah saw, sedangkan dari bangsa aakhorin Persia (Al Jumu'ah 62:3/4 & Shahih Bukhari) adalah HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as. Inilah kaidah wau athaf yang merupakan salah-satu ilmu alat untuk menafsirkan Al Qur'an dalam nahwu sharaf yang dikembangkan pada zaman Dinasti Abbasiah.
Maksudnya, Allah telah merencanakan sejak dulu bahwa Dia pasti akan membangkitkan seorang rasul pada bangsa umiyyin Arab dari antara mereka, dan pada bangsa aakhoriina (keturunan bangsa Persia) dari antara mereka.
Fiil Madhi itu selalu menerangkan waktu yang lampau pak..., bila dia mengindikasikan waktu yang akan datang selalu memakai Fi'il Mudhare, di Islam tidak ada prototype atau Contertype, Islam sudah sempurna setelah lengkapnya Wahyu Allah yang di turunkan kepada Rosulullah SAW, dan segala argumen yang anda bawakan disini melalui ayat ini tidak akan mendukung apapun tentang Kenabian setelah Rosulullah SAW.Kedunghalang wrote:Kedua rasul itu namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7), sehingga di dalam ayat itu disebut seorang rasul namanya AHMAD, karena rasul AHMAD yang pertama pembawa syari'at Islam (prototype) dan rasul AHMAD yang datang kemudian hanya pelaksana syar'at Islam (counter-type). Itulah makna fi'il madi lil mustaqbal atau past future tense.
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:Kata AKAN dan BELUM itu merupakan isyarat KEPASTIAN akan terjadi di masa mendatang dalam Kaidah Fi'il Madi Lil Mustaqbal.
bedakan PENGUTUSAN-nya dengan apa yang dilakukan pengutus..
PENGUTUSAN-nya sudah dilakukan/terjadi
QS 62:2/3 Dia-lah yang TELAH MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Kedunghalang wrote:Kata AKAN dan BELUM itu merupakan isyarat KEPASTIAN akan terjadi di masa mendatang dalam Kaidah Fi'il Madi Lil Mustaqbal.
bedakan PENGUTUSAN-nya dengan apa yang dilakukan pengutus..
PENGUTUSAN-nya sudah dilakukan/terjadi
QS 62:2/3 Dia-lah yang TELAH MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
Iya..., Berdasarkan Ilmu Apaaa...? Ilmu ngayal...?
kan Sebelumnya sudah sampaikan Fi'il Lazim pun Mempunyai Maf'ul tetapi harus dengan perantara Huruf jar, Tau kan Huruf jar itu apa aja....????
dan Kalimat هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
الْأُمِّيِّينَ= adalah Maf'ul
فِي = Huruf jar
Berarti kata بَعَثَ Merupakan Fi'il Lazim, karena maf'ulnya sampai dengan perantara huruf Jar
Jika Kita hendak merubah kata بَعَثَ ini menjadi Fi'il Muta'addi Maka kita bisa menambahkan Tasydid pada huruf 'Ain, agar supaya sesuai dengan Pola Wazannya yaitu فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَ.Maaf yah, kata الْأُمِّيِّينَ itu bukan maf'ul (obyek), melainkan kata keterangan yang digantikan atau diathafkan dengan kata الْآخَرِينَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4. Sedangkan maf'ulnya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka/bangsa aakhoriina/keturunan bangsa Persia).
Apakah anda tidak tau bahwa dalam satu kalimat bisa terdapat dua Maf'ul...?
dan Justru terbukti kata "Ummiyyina" tersebut di atafkan pada kata "Aakhorina" yang merupakan Maful dari kalimat "Hualladzi"
Bukankah sudah saya jelaskan bahwa kaidah wau athaf yang digunakan dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 tepatnya pada kata الْأُمِّيِّينَ yang digantikan dengan kata الْآخَرِينَ . Sedangkan maf'ulnya yang harus diulang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka atau bangsa lain/aakhoriina). Dan, kata umiyyin dan aakhoriina adalah kata keterangan, bukan maf'ul.
Dalam Shahih Bukhari, Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aakhoriina (bangsa lain) itu adalah seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari bangsanya Salman dari Persia. Kita mengetahui bahwa yang dimaksud seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:2/3 dibangkitkan pada BANGSA UMIYYIN DARI ANTARA MEREKA itu tertuju kepada Nabi Muhammad saw. Bagaimana dengan seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dibangkitkan pada BANGSA AAKHORIINA DARI ANTARA MEREKA? Mungkinkah tertuju kepada Nabi Muhammad saw? Tentu saja tidak, karena Nabi Muhammad saw adalah dari bangsa Arab, bukan dari keturunan Persia. Dengan demikian, maka seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dibangkitkan pada BANGSA AAKHORIINA DARI ANTARA MEREKA itu adalah HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as, karena nenek moyang beliau as berasal dari bangsa Persia yang hijrah ke Hindustan.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
SEGOROWEDI wrote:Kedunghalang wrote:Kata AKAN dan BELUM itu merupakan isyarat KEPASTIAN akan terjadi di masa mendatang dalam Kaidah Fi'il Madi Lil Mustaqbal.
bedakan PENGUTUSAN-nya dengan apa yang dilakukan pengutus..
PENGUTUSAN-nya sudah dilakukan/terjadi
QS 62:2/3 Dia-lah yang TELAH MENGUTUS PADA kaum UMIYYIN (yang buta huruf) seorang Rasul DARI ANTARA MEREKA, yang AKAN membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan KEPADA mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang BELUM bergabung dengan mereka.
Belajar dulu Bahasa Arab Al Qur'an.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
itu terjemahan-mu sendiri..
mosok malah kamu bingung?
pengutusan sudah dilakukan, si utusan akan melakukan ini/itu..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Jika kita flash back:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍAl Jumu'ah 62:2/3 Dia-lah Yang telah Membangkitkan pada bangsa umiyyina seorang Rasul dari antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 Dan, pada bangsa aakhoriina dari antara mereka, yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
maka rekonstruksi Al Jumu'ah 62:3/4 akan seperti berikut ini:[/justify]وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang telah Membangkitkan pada bangsa aakhoriina (keturunan bangsa Persia) seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
kata "Dan" yang saya Bold seharusnya tidak ada bila anda mangatafkan dikarenakan Huruf Athaf tersebut merupakan pengganti kalimat sebelumnya.
Dan sekali lagi jika Rekontruksi Aljumuah 3 yang anda paparkan di atas berarti anda tidak menggunakan kaidah Nahwu mengenai Bab Athaf.
Bila anda memamksa dengan penjelasan di atas, sudilah kiranya anda paparkan pengertian Athaf berdasarkan kaidah bahasa yang ada.
Monngo pak Kedung....
Kata DAN itu Bahasa Arabnya adalah WA yang ada huruf wau-nya. Kenapa dalam kaidah wau athaf harus tidak ada? Nampaknya anda harus belajar dulu bagaimana caranya mengimplementasikan ilmu alat (kaidah nahwu) untuk menafsirkan Al Qur'an, khususnya Al Jumu'ah 62:2/3-3/4. Karena, menurut kaidah wau athaf yang benar, rekonstruksi ayat yang saya buat menghasilkan penafsiran yang masuk akal dan benar. Seorang Rasul Ahmad (Ash-Shaf 61:6/7) yang dijelaskan dalam Al Jumu'ah 62:2/3 tertuju kepada Nabi Muhammad saw yang berasal dari bangsa umiyyin Arab. Sedangkan seorang Rasul Ahmad (Ash-Shaf 61:6/7) yang dijelaskan dalam Al Jumu'ah 62:3/4 tertuju HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as yang berasal dari keturunan bangsa aakhoriina Persia.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Berarti anda tidak mengatafkan الْأُمِّيِّينَ itu Namanya, ,melainkan membuat ayat Baru, dengan mengganti ayat Alqur'an yang sudah jelas ada, yang namanya Mengatafkan berarti menggati kalimat sebelum nya dengan huruf athaf dalam hal ini huruf athafnya "Wa" sedangkan sebelum kata الْأُمِّيِّينَ disitu tertulis هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي , dan Huruf athaf "Wa" tersebut menggantikan kalimat itu.Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
Iya..., Berdasarkan Ilmu Apaaa...? Ilmu ngayal...?
kan Sebelumnya sudah sampaikan Fi'il Lazim pun Mempunyai Maf'ul tetapi harus dengan perantara Huruf jar, Tau kan Huruf jar itu apa aja....????
dan Kalimat هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
الْأُمِّيِّينَ= adalah Maf'ul
فِي = Huruf jar
Berarti kata بَعَثَ Merupakan Fi'il Lazim, karena maf'ulnya sampai dengan perantara huruf Jar
Jika Kita hendak merubah kata بَعَثَ ini menjadi Fi'il Muta'addi Maka kita bisa menambahkan Tasydid pada huruf 'Ain, agar supaya sesuai dengan Pola Wazannya yaitu فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَ.Maaf yah, kata الْأُمِّيِّينَ itu bukan maf'ul (obyek), melainkan kata keterangan yang digantikan atau diathafkan dengan kata الْآخَرِينَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4. Sedangkan maf'ulnya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka/bangsa aakhoriina/keturunan bangsa Persia).
Apakah anda tidak tau bahwa dalam satu kalimat bisa terdapat dua Maf'ul...?
dan Justru terbukti kata "Ummiyyina" tersebut di atafkan pada kata "Aakhorina" yang merupakan Maful dari kalimat "Hualladzi"Bukankah sudah saya jelaskan bahwa kaidah wau athaf yang digunakan dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 tepatnya pada kata الْأُمِّيِّينَ yang digantikan dengan kata الْآخَرِينَ . Sedangkan maf'ulnya yang harus diulang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka atau bangsa lain/aakhoriina). Dan, kata umiyyin dan aakhoriina adalah kata keterangan, bukan maf'ul.
Kalo anda ingin bicara kaidah "Nahwu" mari kita bicara Nahwu, jangan di tambah dengan "Nafsu"
Ini masalah pengutusan pak Kedung........, dalam ayat 2 "KEPADA" Bangsa Ummiy (Bangsa Arab) dan Ayat 3 "KEPADA" Bangsa Aakhorin (Bukan Bangsa Arab), jadi rosulnya tetap satu, tetapi pengutusannya kepada kedua Bangsa tersebut secara bersamaan.kedunghalang wrote:Dalam Shahih Bukhari, Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aakhoriina (bangsa lain) itu adalah seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari bangsanya Salman dari Persia. Kita mengetahui bahwa yang dimaksud seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:2/3 dibangkitkan pada BANGSA UMIYYIN DARI ANTARA MEREKA itu tertuju kepada Nabi Muhammad saw. Bagaimana dengan seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dibangkitkan pada BANGSA AAKHORIINA DARI ANTARA MEREKA? Mungkinkah tertuju kepada Nabi Muhammad saw? Tentu saja tidak, karena Nabi Muhammad saw adalah dari bangsa Arab, bukan dari keturunan Persia. Dengan demikian, maka seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dibangkitkan pada BANGSA AAKHORIINA DARI ANTARA MEREKA itu adalah HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as, karena nenek moyang beliau as berasal dari bangsa Persia yang hijrah ke Hindustan.
Dan hanya Kaum Ahmadi saja yang mengartikan Kalimat Akhorinaa dalam aljumuah 3 ini menjadi Keturunan Bangsa Persia, padahal kalo kita menelisik dalam ayat alquran yang lain banyak terdapat kalimat "Aakhorina" ini, silahkan lihat QS. Annisa 91, QS. Almaidah 41, QS. Al An'aam 6 dan 113 dan masih banyak lagi.
dan sekali lagi saya tanyakan, jika anda berargumen seperti itu (Bold), apakah anda mendustakan pengutusan Rosulullah SAW kepada sekalian Ummat sampai Akhir Zaman.......
Pikirkan lah Itu......
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Yai ya, yang jadi perkara inikan Ummiyin dan Akhorin, Seorang rosul itu di utus/di bangkitkan untuk kedua bangsa tersebut dengan waktu bersamaan, makanya digunakan kata "Ba'atsa", karena ayat tersebut di turunkan setelah Rosulullah SAW di Utus 1400-an Tahun yang lalu, lalu kenapa anda menghubungkan dengan waktu sekarang (1300 an tahun setelahnya), sedangkan Alqur'an tersebut di turunkan kepada Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya hingga Ahir Zaman..?Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
Itu namanya nambain ayat bukan meng'atafkan.
dan Kenapa juga kalimat "Al Ummiyyiin" tidak di cantumin Juga.....?, bila pengertian anda seperti diatas.
Sekali lagi kaidah nahwu apa yang anda gunakan....?Kan kata aakhorina menggantikan kata umiyyin. Seorang rasul AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dibangkitkan Allah dari antara bangsa umiyyin Arab (Al Jumu'ah 62:3/4) adalah Nabi Muhammad Rasulullah saw, sedangkan dari bangsa aakhorin Persia (Al Jumu'ah 62:3/4 & Shahih Bukhari) adalah HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as. Inilah kaidah wau athaf yang merupakan salah-satu ilmu alat untuk menafsirkan Al Qur'an dalam nahwu sharaf yang dikembangkan pada zaman Dinasti Abbasiah.
Maksudnya, Allah telah merencanakan sejak dulu bahwa Dia pasti akan membangkitkan seorang rasul pada bangsa umiyyin Arab dari antara mereka, dan pada bangsa aakhoriina (keturunan bangsa Persia) dari antara mereka.
berarti anda membatasi pengutusan Rosulullah SAW kepada bangsa arab saja, dan anda mengingkari kepengutusan Beliau SAW untuk sekalian Ummat.
SENENGNYA ANDA MENUDUH / MEMVONIS ORANG LAIN. Pahamilah kata kuncinya:
Al Jumu'ah 62:2/3 Dia membangkitkan pada bangsa umiyyin seorang rasul dari antara mereka
Al Jumu'ah 62:3/4 Dia membangkitkan pada bangsa aakhoriina seorang rasul dari antara mereka
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:Kedua rasul itu namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7), sehingga di dalam ayat itu disebut seorang rasul namanya AHMAD, karena rasul AHMAD yang pertama pembawa syari'at Islam (prototype) dan rasul AHMAD yang datang kemudian hanya pelaksana syar'at Islam (counter-type). Itulah makna fi'il madi lil mustaqbal atau past future tense.
Fiil Madhi itu selalu menerangkan waktu yang lampau pak..., bila dia mengindikasikan waktu yang akan datang selalu memakai Fi'il Mudhare, di Islam tidak ada prototype atau Contertype, Islam sudah sempurna setelah lengkapnya Wahyu Allah yang di turunkan kepada Rosulullah SAW, dan segala argumen yang anda bawakan disini melalui ayat ini tidak akan mendukung apapun tentang Kenabian setelah Rosulullah SAW.
Anda belum paham fiil madi lil mustaqbal? Belajar dulu, jangan main tuduh/vonis orang lain. Kenabian bagi umat lain sudah tertutup, tetapi bagi umat Islam yang beriman dan beramal shaleh masih terbuka, yakni Khalifatullah, Imam Al Mahdi (An-Nur 24:55/56 & Sunan Ibnu Majah) seorang RASUL, yang namanya AHMAD yang dinubuatkan dalam Ash-Shaf 61:6/7 dan dijelaskan dalam Al Jumu'ah 62:3/4, dan yang merupakan Perumpamaan/Matsil Isa Ibnu Maryam (Az-Zukhruf 43:57/58 & Shahih Bukhari & Musnad Ahmad bin Hambal).
Begitupula dengan wahyu syari'at dari Allah sudah sempurna dan sudah tertutup, tetapi wahyu non-syari'at dari Allah masih terbuka. Silahkan pelajari Asy-Syura 42:51/52 dan Al Hajj 22:75/76 yang didalamnya Allah menegaskan bahwa Allah Al Mutakallim masih tetap akan berbicara kepada manusia, bahkan dengan tetap akan mengirimkan seorang rasul dari antara malaikat dan dari antara manusia.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
QS 62:3/4 Dan, Dia juga yang TELAH MENGUTUS PADA kaum AAKHORIINA (lain seorang Rasul) DARI ANTARA MEREKA, yang belum bergabung dengan mereka.
pengutusan sudah ada
kok bisa nyelonong ke MGA?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:
Iya..., Berdasarkan Ilmu Apaaa...? Ilmu ngayal...?
kan Sebelumnya sudah sampaikan Fi'il Lazim pun Mempunyai Maf'ul tetapi harus dengan perantara Huruf jar, Tau kan Huruf jar itu apa aja....????
dan Kalimat هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
الْأُمِّيِّينَ= adalah Maf'ul
فِي = Huruf jar
Berarti kata بَعَثَ Merupakan Fi'il Lazim, karena maf'ulnya sampai dengan perantara huruf Jar
Jika Kita hendak merubah kata بَعَثَ ini menjadi Fi'il Muta'addi Maka kita bisa menambahkan Tasydid pada huruf 'Ain, agar supaya sesuai dengan Pola Wazannya yaitu فَعَّلَ Maka kata بَعَثَ menjadi بَعَّثَ.Maaf yah, kata الْأُمِّيِّينَ itu bukan maf'ul (obyek), melainkan kata keterangan yang digantikan atau diathafkan dengan kata الْآخَرِينَ dalam Al Jumu'ah 62:3/4. Sedangkan maf'ulnya adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka/bangsa aakhoriina/keturunan bangsa Persia).
Apakah anda tidak tau bahwa dalam satu kalimat bisa terdapat dua Maf'ul...?
dan Justru terbukti kata "Ummiyyina" tersebut di atafkan pada kata "Aakhorina" yang merupakan Maful dari kalimat "Hualladzi"Bukankah sudah saya jelaskan bahwa kaidah wau athaf yang digunakan dalam Al Jumu'ah 62:2/3-3/4 tepatnya pada kata الْأُمِّيِّينَ yang digantikan dengan kata الْآخَرِينَ . Sedangkan maf'ulnya yang harus diulang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 adalah رَسُولًا مِّنْهُمْ (seorang rasul dari antara mereka atau bangsa lain/aakhoriina). Dan, kata umiyyin dan aakhoriina adalah kata keterangan, bukan maf'ul.
Berarti anda tidak mengatafkan الْأُمِّيِّينَ itu Namanya, ,melainkan membuat ayat Baru, dengan mengganti ayat Alqur'an yang sudah jelas ada, yang namanya Mengatafkan berarti menggati kalimat sebelum nya dengan huruf athaf dalam hal ini huruf athafnya "Wa" sedangkan sebelum kata الْأُمِّيِّينَ disitu tertulis هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي , dan Huruf athaf "Wa" tersebut menggantikan kalimat itu.
Kalo anda ingin bicara kaidah "Nahwu" mari kita bicara Nahwu, jangan di tambah dengan "Nafsu"
Anda belum mampu mengimplementasikan kaidah nahwu dengan benar, tetapi sudah berani menuduh/memvonis orang lain. Akibatnya, hasil penafsiran anda juga tidak benar dan bertentangan dengan ayat-ayat suci Al Qur'an lainnya yang mengisyaratkan tentang masih terbukanya kenabian/kerasulan bagi umat Islam (An-Nur 24:55/56, An-Nisa 4:69/70, Al 'Araf 7:35/36, Asy-Syura 42:51/52 & Al Hajj 22:75/76)
ngayarana wrote:kedunghalang wrote:Dalam Shahih Bukhari, Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aakhoriina (bangsa lain) itu adalah seorang lelaki atau beberapa orang lelaki dari bangsanya Salman dari Persia. Kita mengetahui bahwa yang dimaksud seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:2/3 dibangkitkan pada BANGSA UMIYYIN DARI ANTARA MEREKA itu tertuju kepada Nabi Muhammad saw. Bagaimana dengan seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dibangkitkan pada BANGSA AAKHORIINA DARI ANTARA MEREKA? Mungkinkah tertuju kepada Nabi Muhammad saw? Tentu saja tidak, karena Nabi Muhammad saw adalah dari bangsa Arab, bukan dari keturunan Persia. Dengan demikian, maka seorang Rasul yang namanya AHMAD (Ash-Shaf 61:6/7) yang dalam Al Jumu'ah 62:3/4 dibangkitkan pada BANGSA AAKHORIINA DARI ANTARA MEREKA itu adalah HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as, karena nenek moyang beliau as berasal dari bangsa Persia yang hijrah ke Hindustan.
Ini masalah pengutusan pak Kedung........, dalam ayat 2 "KEPADA" Bangsa Ummiy (Bangsa Arab) dan Ayat 3 "KEPADA" Bangsa Aakhorin (Bukan Bangsa Arab), jadi rosulnya tetap satu, tetapi pengutusannya kepada kedua Bangsa tersebut secara bersamaan.
Dan hanya Kaum Ahmadi saja yang mengartikan Kalimat Akhorinaa dalam aljumuah 3 ini menjadi Keturunan Bangsa Persia, padahal kalo kita menelisik dalam ayat alquran yang lain banyak terdapat kalimat "Aakhorina" ini, silahkan lihat QS. Annisa 91, QS. Almaidah 41, QS. Al An'aam 6 dan 113 dan masih banyak lagi.
dan sekali lagi saya tanyakan, jika anda berargumen seperti itu (Bold), apakah anda mendustakan pengutusan Rosulullah SAW kepada sekalian Ummat sampai Akhir Zaman.......
Pikirkan lah Itu......
Kata fi artinya pada atau di, bukan kepada. Contohnya: Robbana atina fi dunya khasanah wa fi'l aakhirati khasanah. Coba anda hentikan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar itu, karena arti kata fi saja anda tidak tahu, SALAH. Apalagi menafsirkan Surah Al Jumu'ah.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: KHAYALAN AHMADIYAH FI'IL MADHI YANG MUTA'ADDHI DI AL JUMU'AH 62:2/3.
Yang namanya Athaf itu Mengganti pak....., Jika ada kalimat yang di gantikan dengan Huruf Athaf, maka kalimat itu tidak di sebutkan, namun bila di jabarkan huruf Athafnya ya di hilangkan lagi...., Anda menyuruh belajar Ilmu alat secara Nahwu, tapi anda sendiri gak mengerti kaidah Nahwu, ini namanya "Menepuk Air memercik muka sendiri".......Kedunghalang wrote:ngayarana wrote:Kedunghalang wrote:
Jika kita flash back:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍAl Jumu'ah 62:2/3 Dia-lah Yang telah Membangkitkan pada bangsa umiyyina seorang Rasul dari antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 Dan, pada bangsa aakhoriina dari antara mereka, yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
maka rekonstruksi Al Jumu'ah 62:3/4 akan seperti berikut ini:[/justify]وَهُوَالَّذِي بَعَثَ فِي الْآخَرِينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُAl Jumu'ah 62:3/4 "Dan, Dia juga Yang telah Membangkitkan pada bangsa aakhoriina (keturunan bangsa Persia) seorang rasul dari antara mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
kata "Dan" yang saya Bold seharusnya tidak ada bila anda mangatafkan dikarenakan Huruf Athaf tersebut merupakan pengganti kalimat sebelumnya.
Dan sekali lagi jika Rekontruksi Aljumuah 3 yang anda paparkan di atas berarti anda tidak menggunakan kaidah Nahwu mengenai Bab Athaf.
Bila anda memamksa dengan penjelasan di atas, sudilah kiranya anda paparkan pengertian Athaf berdasarkan kaidah bahasa yang ada.
Monngo pak Kedung....Kata DAN itu Bahasa Arabnya adalah WA yang ada huruf wau-nya. Kenapa dalam kaidah wau athaf harus tidak ada? Nampaknya anda harus belajar dulu bagaimana caranya mengimplementasikan ilmu alat (kaidah nahwu) untuk menafsirkan Al Qur'an, khususnya Al Jumu'ah 62:2/3-3/4. Karena, menurut kaidah wau athaf yang benar, rekonstruksi ayat yang saya buat menghasilkan penafsiran yang masuk akal dan benar. Seorang Rasul Ahmad (Ash-Shaf 61:6/7) yang dijelaskan dalam Al Jumu'ah 62:2/3 tertuju kepada Nabi Muhammad saw yang berasal dari bangsa umiyyin Arab. Sedangkan seorang Rasul Ahmad (Ash-Shaf 61:6/7) yang dijelaskan dalam Al Jumu'ah 62:3/4 tertuju HMG Ahmad (Khalifatullah, Imam Mahdi & Masih Mau'ud) as yang berasal dari keturunan bangsa aakhoriina Persia.
ngayarana- LETNAN DUA
-
Posts : 1148
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 30.01.14
Reputation : 27
Halaman 7 dari 12 • 1, 2, 3 ... 6, 7, 8 ... 10, 11, 12
Similar topics
» Sebuah cermin Islam vs Ahmadiyah: mana yang palsu, mana yang asli?
» EDITIKASI MEMALUKAN TERHADAP HADIS SHAHIH BUKHARI YANG DILAKUKAN KEDUNGHALANG SANG PENGANUT AHMADIYAH
» fiil (kata kerja)
» HADIS TENTANG IMAM MAHDI ANDALAN AHMADIYAH HANYALAH HADIS DHOIF YANG ACAKADUL
» bukti bahwa alam semesta adalah khayalan
» EDITIKASI MEMALUKAN TERHADAP HADIS SHAHIH BUKHARI YANG DILAKUKAN KEDUNGHALANG SANG PENGANUT AHMADIYAH
» fiil (kata kerja)
» HADIS TENTANG IMAM MAHDI ANDALAN AHMADIYAH HANYALAH HADIS DHOIF YANG ACAKADUL
» bukti bahwa alam semesta adalah khayalan
Halaman 7 dari 12
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik