Benarkah Quran tidak berubah??

First topic message reminder :

Sebenarnya ane males ngurusi ini. Tapi krn banyak muslim yang bilang kitab Quran pasti terjamin keaslian dan keotentikannya.. ya udahlah ane kasih bahan. Ini juga buat kalian tau sejarah kitab ente ente sekalian..

bukan hanya masalah pembakaran quran versi selain mushaf usman.. tetapi juga krn adanya pembakaran mushaf hafsah yg di jadikan referensi mushaf usman.

ini beberapa link yg perlu di baca.

After that, ‘Uthman returned Hafsa’s copy to her, and she kept it until the days of the rule of Marwan b. al-Hakam.[35] After her death, Marwan asked ‘Abd Allah b. ‘Umar (Hafsa’s brother) to send him the copy.[36] ‘Abd Allah b. ‘Umar sent it to Marwan, who burned it, “fearing something might be different from what ‘Uthman copied.”

http://www.thequran.com/ArticleComments/Details/163

versi mantan muslim (edit) masih sopan ya nulisnya.. “fearing something might be different from what ‘Uthman copied.” di kasih tanda petik!! hehehehehe..

yang lain..

Ibn Hajar says:

"Abu `Ubayd [a tashif for Abu `Ubayda al-Qasim ibn Sallam as proven below] and Ibn Abi Dawud [in Kitab al-Masahif] added: with a chain from Shu`ayb, from Ibn Shihab who said: Salim ibn `Abd Allah ibn `Umar told me:

"'Marwan used to send courier to Hafsa - meaning, when he was governor of al-Madina on behalf of Mu`awiya - asking her for the folios from which the Qur'an had been copied [kutiba minha] but she would refuse to give them to him.' Salim continued: 'When Hafsa died and we returned from her burial, Marwan sent an imperative request to `Abd Allah ibn `Umar for those folios to be sent to him, whereupon `Abd Allah ibn `Umar sent them to him. Then Marwan gave an order so they were ripped up (fashuqqiqat). He said: 'I only did this because I feared that after the passing of time, some doubter might foster doubt with regard to those folios.'

"The wording in Abu `Ubayda's narration has: 'so they were torn up' (famuzziqat). Abu `Ubayd [sic] said: 'It is unheard of that Marwan tore up the folios except in this narration.' I say: Ibn Abi Dawud narrated it with a chain from Yunus ibn Yazid, from Ibn Shihab, in a similar wording which has:

"'When Marwan was governor of Madina he sent courier to Hafsa asking her for the folios but she refused him access to them.' He [Ibn Shihab al-Zuhri] said: 'Salim ibn `Abd Allah [ibn `Umar] narrated to me saying: "When Hafsa died..."' and he narrated it [as above] and said in it: 'So he had them ripped up and burnt' (fashaqqaqaha wa harraqaha).

"And this addition also came up in the narration of `Umara ibn Ghuzayya, also an abridged one, but he, also made it part of the narration of Zayd ibn Thabit who said in it: 'So he had it washed out thoroughly (faghassalaha ghaslan)'.... And all this can be reconciled by saying that this was done with all the folios - renting, them washing out, then burning - and it is possible that the word [harraqaha] be read 'kharraqaha' (he had them rent) so that he has them first torn up then washed out, and Allah knows best."

These Suhuf were of course the Mushaf of Abu Bakr (RA) kept by `Umar, then kept by his daughter Hafsa the Mother of the Believers, wAllahu a`lam.

http://www.livingislam.org/fiqhi/fiqha_e27.html

kalau versi web "sebelah" malah lebih "ganas".

This copy of the Quran, was the only copy made after Muhammad's own copy. It is from that copy that Uthman, the third Khalifa, made other copies to distribute to different regions of the Islamic Empire. Uthman returned Hafsa's copy of the Quran to her. Her copy however was later burned by Marwan b. Hakam (d.65/684). Burning of Hafsa's copy was the last chapter in covering up the addition of two false verses in sura 9 as later discovered.

http://www.ummah.com/forum/showthread.php?66079-Is-the-quran-preserved

jadi.. yang dijadikan referensi di bakar krn "takut" berbeda ama yang hasil salinan.. terus bisakah kalian bilang kitab kalian benar?

silahkan di pikir.

NB!! ini kita belum bicara tentang perbandingan jaman Mohamad hidup dan jaman abu bakar lho ya...

turun bertahap, dihafal bertahap....setelah turun semua dan dihafal semua, dan setelah nabi wafat dan tak ada perubahan penambahan lagi oelh Allah, sudah final, baru dipilah hafalan yang benar, bukan hafalan yang salah, lalu hafalan yang benar itu dibukukan menjadi mushaf Quran.

Mutiara wrote:turun bertahap, dihafal bertahap....setelah turun semua dan dihafal semua, dan setelah nabi wafat dan tak ada perubahan penambahan lagi oelh Allah, sudah final, baru dipilah hafalan yang benar, bukan hafalan yang salah, lalu hafalan yang benar itu dibukukan menjadi mushaf Quran.

hafalan siapa yang dinilai benar?
dan siapa yang menilai?

hafalan yang dihafal oleh lebih banyak penghafal...

berapa banding berapa?

yang TERbanyak

dan itu sudah sesuai KEHENDAK Allah, sebagai jaminan Allah bahwa Al Quran sampai kiamat adalah akan selalu sebagai ASLI FIRMAN dari Allah.

yang menghitung siapa?

semua para penghafal

selengkapnya baca ini deh :

http://media.isnet.org/islam/Bucaille/BQS/index.html

sudah ada penelitiannya, oleh non muslim pula, jadi netral

bawa ke sini!
siapa yang menghitung jumlah penghafal?

Ustman....

kok masih nanya lagi....

baca tuh sejarahnya

trus..
hasil hitungan usman mana?

hafalan ayat yang benar, yang dihafal oleh lebih banyak penghafal adalah yang terdapat pada mushaf Ustman itu

pertama: kebenaran tidak tergantung banyak2an. Yang banyak tidak otomatis pasti benar.
Ingat kesalahan bisa menyebar dan merambat, sehingga kebenaran tidak bisa pakai patokan banyak2an.

Guru A memberikan hafalan kepada dua org murid, si B dan si C. Jika hafalan si C salah, lalu dgn hafalan si C yg salah tsb diberitakan kepada 40 org murid di kelasnya dan disuruh dihapalkannya, sementara si B tidak menceritakannya ke kelasnya.
Nah apakah krn lebih banyak , maka hafalan si C yg salah tsb menjadi yg benar, krn lebih banyak pendukung/yg menghafalnya?

contoh lagi: gosip. Sekalipun banyak gosip yg beredar dan diketahui masyarakat banyak, apakah menjadikannya itu sbg pasti suatu kebenaran?

kedua: adakah jaminan dari Allah bahwa yg mayoritas (yg banyak) itu pasti benar?

apakah Allah mengajarkan prinsip yg banyak pasti selalu yang benar?

Sebaliknya, Allah justru mengajarkan prinsip, yg banyak justru bisa jadi yg sesat.

[QS] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rahimahullah berkata: “Ayat ini menjelaskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak pendukungnya.

> banyak = benar
adalah teori orang bego

TIDAK dengan Quran, karena Allah selalu mengawal proses itu, sehingga mushaf Quran menjadi sesuai KEHENDAKNYA,

al. seperti ini:

Hanya Allah yang bisa membuat seperti ini:



bukan nabi yang bisa membuat Quran seperti itu, apalagi Ustman, itu adalah asli dari Allah.
tuhan asli, sang pencipta segala yang sesungguhnya.

asli apanya, mut?
nyatanya yang menghafal gak jelas
bahkan sudah dihancurkan oleh usman tanpa verifikasi muhammad

yang ASLI itulah hafalan yang dilindungi oleh Allah hingga kiamat tiba

yang ASLI itulah hafalan yang dilindungi oleh Allah hingga kiamat tiba

hafalan siapa, mut?

aliumar wrote:

hafalan ayat yang benar, yang dihafal oleh lebih banyak penghafal adalah yang terdapat pada mushaf Ustman itu

pertama: kebenaran tidak tergantung banyak2an. Yang banyak tidak otomatis pasti benar.
Ingat kesalahan bisa menyebar dan merambat, sehingga kebenaran tidak bisa pakai patokan banyak2an.

[QS] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rahimahullah berkata: “Ayat ini menjelaskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak pendukungnya.

Saya setuju dengan ayat Al Qur'an yang anda kutip, menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini niscaya akan menyesatkanmu. Faktanya kebanyakan orang-orang di muka bumi adalah non-muslim.

Jaminan bahwa Al Qur'an tidak berubah adalah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan JAMINAN di dalam Al Qur'an itu sendiri:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an ini dan sesungguhnya Kami-lah yang akan memeliharanya." (Al Hijr 15:10).

Dalam ayat ini Allah Ta'ala berjanji akan menjamin terpeliharanya Al Qur'an yang meliputi dua macam; yang pertama pemeliharaan kata-katanya secara lahiriah, dan yang kedua pemeliharaan makna (arti sesungguhnya) kandungannya.

Untuk pemeliharaan sebagian janji-janji-Nya dalam memelihara kata-kata dalam Al Qur'an secara lahiriah, Allah Ta'ala telah mengadakan sarana-sarana yang apabila kita kaji lebih dalam, maka kita akan merasa kagum dibuatnya. Namun, kita bisa menyaksikan keberadaan ribuan umat Islam yang mampu menghafal ayat-ayat suci Al Qur'an dengan fasih. Hal ini membuktikan bahwa memang Allah Ta'ala telah dan sedang memenuhi janji-Nya untuk memelihara kata-kata dalam Al Qur'an secara lahiriah, sehingga tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur'an yang akan berubah.

Sedangkan untuk pemeliharaan makna (arti sesungguhnya) kandungan Al Qur'an Suci, maka Allah, Tuhan Yang Maha Suci menjadikan orang-orang yang disucikan dari antara umat Islam, sebagaimana firman-Nya:
"Tiada yang dapat menyentuhnya (kandungan Al Qur'an) kecuali orang-orang yang telah disucikan." (Al Waqi'ah 56:80).

Maksud ayat ini adalah bahwa hanya orang-orang yang disucikanlah yang dapat mengetahui makna (arti sesungguhnya) kandungan Al Qur'an sebagai pemeliharanya. Dalam kaitan ini, Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala akan senantiasa membangkitkan untuk umat ini pada permulaan setiap abad seorang Mujaddid yang akan memperbaharui pemahaman agamanya." (HR Abu Daud, Kitabul Fitan).

Ahli sejarah dan ulama Islam Hindustan, Nawwab Shiddiq Hasan Khan, dalam bukunya, Hujjajul Kiramah, hal.135-139, mencatat nama-nama para Mujaddid Islam yang datang setelah Nabi Muhammad saw, yakni:
Abad 1 Hijrah: Umar bin Abdul Aziz rha.
Abad 2 Hijrah: Imam Syafi'i rha.
Abad 3 Hijrah: Abu Syarah/Abdul Hasan Asy-Syari rha
Abad 4 Hijrah: Abu Ubaidullah Nisyapuri/Abu Bakar Baqlani rha
Abad 5 Hijrah: Imam Al Ghazali rha
Abad 6 Hijrah: Sayyid Abdul Qadir Jaelani rha
Abad 7 Hijrah: Imam Ibnu Taimiya/Khwaja Mu'inuddin Chsiti rha
Abad 8 Hijrah: Hafiz Ibnu Hajar Asqalani/Saleh bin Umar rha
Abad 9 Hijrah: Imam Abdurrahman As-Suyuti rha
Abad 10 Hijrah: Imam Muhammad Tahir Gijrati rha
Abad 11 Hijrah: Mujaddid Alif Tsani Sarhindi rha
Abad 12 Hijrah: Syah Waliullah Muhaddas Dhelwi rha
Abad 13 Hijrah: Sayyid Ahmad Brelwi rha
Abad 14 Hijrah: HMG Ahmad as
Sejak 24 Maret 1882 s/d 10 Juli 1890, HMG Ahmad menerima wahyu (dalam Bahasa Arab) sebanyak 10 kali dari Allah yang menetapkannya sebagai Mujaddid Islam, "Katakanlah! Sesungguhnya aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama kali beriman." (Tadzkirah hal. 44, 196, 220, 238, 273, 331, 354, 384, 489 dan 627, Edisi Urdu 1969).
Kemudian, pada 30 Desember 1884, HMG Ahmad as menerima wahyu (dalam Bahasa Arab) dari Allah yang menetapkannya sebagai Mujaddid Adzam/Akbar, yang artinya: "Sesungguhnya Aku telah mengunggulkan engkau atas sekalian alam. Katakanlah! Aku telah diutus kepada kamu sekalian." (Tadzkirah, hal. 125, Edisi Urdu 1969).
Dengan demikian, terbukti bahwa HMG Ahmad as, atas perintah Allah Ta'ala, telah mendakwakan diri sebagai Mujaddid Islam Abad ke-14H dan/atau Mujaddid Adzam/Akbar yang memelihara makna kandungan Al Qur'an.

Jaminan bahwa Al Qur'an tidak berubah adalah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan JAMINAN di dalam Al Qur'an itu sendiri:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an ini dan sesungguhnya Kami-lah yang akan memeliharanya." (Al Hijr 15:10).

apa jaminannya ayat 15:10 tsb bukan merupakan ayat tambahan/ayat karangan?

@atas
karangan siapa?

muhammad-lah
siapa lagi..

berarti g berubah om...
:)

si pemelihara TIDAK KREDIBEL
kitab-kitabnya terdahulu tidak mampu dipeliharanya

aliumar wrote:

Jaminan bahwa Al Qur'an tidak berubah adalah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan JAMINAN di dalam Al Qur'an itu sendiri:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an ini dan sesungguhnya Kami-lah yang akan memeliharanya." (Al Hijr 15:10).

apa jaminannya ayat 15:10 tsb bukan merupakan ayat tambahan/ayat karangan?

Jaminannya dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui di dalam Al Qur'an Karim. Tidak ada pernyataan Tuhan semacam itu di dalam Bible. Sebaliknya, di dalam Bible ada firman Allah kepada Nabi Musa as yang menubuatkan tentang kedatangan seorang nabi yang akan dibangkitkan dari antara segala saudara Nabi Musa as (Bani Israil), yakni Nabi Muhammad saw yang akan mengatakan kepada mereka segala yang Tuhan perintahkan kepadanya:
seorang nabi (y.i. Nabi Muhammad saw) akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara segala saudara mereka, seperti engkau ini (y.i. Nabi Musa as); Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.(Ulangan 18:18)

Satu bukti bahwa al quran berubah adalah adanya penomoran, adanya pergantian kronologis, ayat2 belakangan disusun di awal, dan ayat2 awal ditaruh di belakang. Ini hal yg sangat kecil. Tp toh ada perubahan. Belum lagi kisah2 lain.

Kedunghalang wrote:

aliumar wrote:

Jaminan bahwa Al Qur'an tidak berubah adalah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan JAMINAN di dalam Al Qur'an itu sendiri:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an ini dan sesungguhnya Kami-lah yang akan memeliharanya." (Al Hijr 15:10).

apa jaminannya ayat 15:10 tsb bukan merupakan ayat tambahan/ayat karangan?

Jaminannya dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui di dalam Al Qur'an Karim. Tidak ada pernyataan Tuhan semacam itu di dalam Bible.

apa dia kredibel memelihara, DUNG?
apa terbukti ia mampu memelihara kitab-kitabnya terdahulu..