Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
Halaman 6 dari 7 • Share
Halaman 6 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
First topic message reminder :
berdasarkan ayat ini manusia hanya dimintai pertanggung-jawaban berdasarkan apa yang dia ketahui dan yakini :
QS. 17:36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
lantas dengan begitu, apa yang dimaksud "Islam" pada ayat2 berikut ini :
QS. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
QS. 3:83. Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
QS. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
jawabannya bisa kita lihat dengan jelas pada ayat berikut ini :
QS. 17:15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
jadi yang dimaksud "Islam" disitu adalah Islam yang benar, jadi Islam yang diketahui dan diyakini kebenarannya, Islam yang diyakini sebagai suatu agama Allah (apa yang disyariatkan Tuhan kepada manusia), masalahnya tidak setiap orang mendapatkan akses terhadap Islam seperti Islam yang pada waktu itu disampaikan oleh RasulNya, karena itulah Allah hanya menuntut manusia beragama berdasarkan apa yang diketahui & diyakininya :
QS. 2:62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. 2:286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
QS. 6:152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
QS. 7:42. dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
QS. 65:7. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
QS. 5:48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
QS. 5:69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. 17:84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
NB : biru + merah = ungu
berdasarkan ayat ini manusia hanya dimintai pertanggung-jawaban berdasarkan apa yang dia ketahui dan yakini :
QS. 17:36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
lantas dengan begitu, apa yang dimaksud "Islam" pada ayat2 berikut ini :
QS. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
QS. 3:83. Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
QS. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
jawabannya bisa kita lihat dengan jelas pada ayat berikut ini :
QS. 17:15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
jadi yang dimaksud "Islam" disitu adalah Islam yang benar, jadi Islam yang diketahui dan diyakini kebenarannya, Islam yang diyakini sebagai suatu agama Allah (apa yang disyariatkan Tuhan kepada manusia), masalahnya tidak setiap orang mendapatkan akses terhadap Islam seperti Islam yang pada waktu itu disampaikan oleh RasulNya, karena itulah Allah hanya menuntut manusia beragama berdasarkan apa yang diketahui & diyakininya :
QS. 2:62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. 2:286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
QS. 6:152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
QS. 7:42. dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
QS. 65:7. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
QS. 5:48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
QS. 5:69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. 17:84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
NB : biru + merah = ungu
Terakhir diubah oleh frontline defender tanggal Sat Dec 24, 2016 12:28 pm, total 9 kali diubah (Reason for editing : melengkapi dalil)
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
Jagona wrote:
-- nee, yang aku tulis sebagai contoh pada postingan yang lalu, bahwa ketetapan untuk A adalah (mislnya) "kecelakaan" ....... aku pernah pula menulis bahwa banyak ketetapan ALLAH untuk A (sebelum kecelakaan) yang mengarah pada ketetapan tadi ........... jadi apa yang dipilih (kausalitanya) oleh A selalu mengarah pada kecelakaan.
-- seperti disebutkan di atas, ....benar banyak ketetapan ALLAH untuk A sebelum terjadinya kecelakaan, namun sayangnya ketetapan2 itu selalu mengarah pada kecelakaan yang akan dialami A ...... jadi pilihan A tidak akan pernah mempengaruhi ketetapan ALLAH yaitu "kecelakaan"
-- benar setiap pilihan manusia adalah "ketetapan ALLAH" sebelum manusia itu memilihnya
sip sip ...
jadi disini bung jagona kan berpendapat bahwa sebelum peristiwa itu terjadi ... Allah sudah menetapkan A "kecelakaan"
sehingga apapun yang dipilih A ... tetap merupakan pilihan yang berujung pada "kecelakaan"
gitu kan ya ...
pendapat saya : ketetapan A "kecelakaan" sebelum peristiwa itu terjadi ... adalah karena Allah sudah tau apa yang akan dipilih A (dengan kesadaran A sendiri) >>> artinya "kecelakaan" itu terjadi karena pilihan A sendiri ... dan Allah sudah tau bahwa dengan pilihan itu A akan "kecelakaan"
confirm dulu bung jagona ... benar begitu atau tidak ??
Jagona wrote:
- aku kira penjelasannya sama dengan poit pertama di atas
- ya ... saya sedang tunggu konfirmasi bung jagona dulu ... supaya arah diskusinya langsung ke intinya ... hehehehehe
jagona wrote:- benar memang manusia tidak akan pernah tahu apa yang telah ditetapkan untuk dirinya, demikian juga ketetapan2 sebagai kausalita yang mengiringi ketetapan tadi..... jadi belajar/tidak belajar setelah "melihat/mengalami" kecelakaan adalah juga ketetapan
- benar, manusia dengan sadar akan mengikuti kausalita itu
sip .... yang ini beres
jagona wrote:- benar, banyak ketetapan ALLAH sebelum terjadi kecelakaan, dan ketetapan2 itu mengarahkan manusia untuk menuju kepada ketetapan sebelumnya.
maksud bung jagona: menuju kepada ketetapan selanjutnya
begitu ga ??
jagona wrote:- benar, karena kausalita itu mengarah pada terjadinya kecelakaan ...... jadi bukan pilihan A atau B , tetapi mengikuti kausalita yang disediakan bagi masing2.
- boleh, disebut logis,meskipun masih ada yang tertukar ........ yaa, benar .... manusia hidup hanya dengan mengikuti kausalita yang disediakan untuknya
kalau begini ... trus apa maksudnya disebut manusia punya kebebasan memilih ??
yang saya lihat disini ... artinya bung jagona tidak setuju dengan pendapat bahwa manusia punya kebebasan memilih ...
jagona wrote:- di sini nee keliru juga ........... bukan ALLAH sudah tahu, tetapi ALLAH-lah yang menetapkan
nee, harus bisa membedakan antara "sudah tahu" dengan "menetapkan"
yang ini saya beri tanda ( * ) ya .... gabung dengan berberapa point dibawah
underline : kalau saya tidak bisa membedakan ... maka diskusi tidak akan berjalan sepanjang ini ... hehehehehe
justru karena saya tahu disini letak perbedaannya ... maka diskusi-nya jadi panjang
dee-nee wrote:- saya potong karena sudah oke
- Anda menulis diatas karena anda fokus pada satu ketetapan yaitu saat peristiwa itu terjadi .... padahal sebelum peristiwa itu terjadi ... ada banyak ketetapan Allah.Jagona wrote:
-- benar nee sudah memahami.
-- benar, dan ketetapan2 sebelum peristiwa itu sebagai kausalita yang mengarah pada peristiwa tersebut.
- sip
- saya bingung nih .... hehehehe .... jadi yang underline, yang bung jagona maksud "ketetapan2 sebelum peristiwa itu" ... dalam kasus A dan B contohnya gimana ?? ketetapan2 apa saja misalnya sebelum peristiwa itu ??
jagona wrote:
-- memang benar apapun yang terjadi di dunia ini adalah ketetapan ALLAH
-- memang, sebelum peristiwa terjadi, banyak ketetapan ALLAH sebagai "kausalita" yang mengarahkan manusia kepada peristiwa itu
bold : sama dengan pertanyaan diatas ... saya yang bingung sekarang ...
jadi dalam kasus A dan B ... apa yang disebut "banyak ketetapan Allah sebagai "kausalita" ....."
mungkin sekarang bung jagona yang perlu memberi uraian dengan contoh dsb ... supaya saya ga missed :)
Jagona wrote:
-- "sepertinya"/"kelihatannya" manusia diberi pilihan, padahal sesungguhnya dia mengikuti kausalita yang disediakan ALLAH ..... dan hasilnya juga sudah ditetapkan ALLAH sebelumnya.
-- seperti di atas, kausalitalah yang mereka ikuti
-- kausalita itu disediakan untuk masing-masing
jadi sebetulnya manusia itu punya kebebasan memilih atau ga ???
kebebasan memilih yang berakhir pada pertanggung jawaban manusia atas pilihannya ...
Jagona wrote:
-- kan dah dikatakan bahwa ketetapan untuk A berbeda dengan ketetapan untuk B .... tentu saja sebelum terjadi "peristiwa" tersedia ketetapan2 sebagai kausalita yang disediakan untuk A dan untuk B yang berlainan pula kausalitanya
-- pahami point di atas, tentang "ketetapan" dan "kausalita
-- hi hi hi ........ kalo A ketetapannya "celaka", maka kausalita yang disediakan ALLAH akan mengarahkan A untuk celaka, misalnya pada jalan berlubang, A tidak bisa menghindari karena lengah ....... kalo B ketetapannya "tidak celaka", maka kausalita yang disediakan ALLAh akan mengarah pada "tidak celakanya" B, misalnya misalnya B bisa menghindari lubang karena konsentrasi ......... sangat sederhana untuk memahaminya
-- lagi2 kembali aku ingatkan agar nee, harus bisa membedakan antara "sudah tahu" dan "menetapkan"
merah: ya disini artinya kan baik A dan B sudah disediakan 1 kausalita mereka masing2 toh >> kalau A dan B sudah ditetapkan kausalita mereka masing2 ... lalu dimana letak kebenaran statement "manusia diberi kebebasan memilih" ?
biru: saya paham ... tapi tidak sependapat ...
hijau : saya paham .... tapi saya tidak sependapat ... karena bila A sudah ditetapkan "celaka" sebelum peristiwa itu terjadi ... lalu A dibuat/diarahkan pada 1 kausalita yang mengarahkan pada ketetapan itu >>> lalu dimana kebenaran statement "manusia diberi kebebasan memilih?"
ungu : ya ... dikumpulkan di ( * )
Jagona wrote:
-- nee, bisa pelajari ayat 51/56 .... adanya agama itu agar manusia beribadah hanya kepada ALLAH .......... itulah kemahakuasaan ALLAH ...... kita manusia hanya mampu mengikuti kausalita yang disediakan ALLAH bagi kita
bold : gimana2 ???
gini loh misalnya : si fulan syahadat ... dia muslim ... lalu berbuat dosa dan kafir >>> menurut anda dosa si fulan ini karena sudah dikehandaki (diinginkan) oleh Allah ??
kalau begini ... lalu untuk apa fulan syahadat dan jadi muslim ... untuk apa fulan kenal agama kalau judulnya si fulan tetep ga bisa berkutik dengan kausalita yang cuma 1 itu ???
saya bawa 51/52-60
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila". Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela. Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. Maka sesungguhnya untuk orang-orang zalim ada bagian (siksa) seperti bahagian teman mereka (dahulu); maka janganlah mereka meminta kepada-Ku untuk menyegerakannya. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka.
yang bold adalah untuk para kafir : apakah menurut anda statement Allah disini tidak mengandung pilihan bagi manusia ??
yang underline adalah untuk muslim : apakah menurut anda statement Allah disini tidak mengandung pilihan bagi manusia ??
saya tidak lihat statement di ayat2 ini bahwa manusia tidak punya kebebasan memilih ...
apalagi merah dan kalimat underline anda bilang : AGAR manusia beribadah hanya kepada ALLAH >>> disini kan artinya manusia tetap diberi kebebasan memilih ... apakah dia mau beribadah atau tidak >>> jadi bagaimana mungkin manusia diberi kebebasan memilih kalau kausalita yang disediakan cuma 1 ???
Jagona wrote:
-- nee, karena ALLAH menyayangi ciptaan-NYA ...... ALLAH memberikan petunjuk dalam bentuk kitab-kitab suci yang diturunkan pada para nabi untuk disampaikan kepada manusia ramai agar dia menyembah hanya kepada ALLAH
-- justru karena kita membutuhkan ALLAH, maka kita mengikuti petunjuk-NYA, urusan surga dan neraka bukan kita yang menentukan ......... hi hi hi ..... benar, yang butuh ke surga adalah manusia, maka kewajiban manusia untuk mengenal dan beribadah hanya kepada ALLAH
Hmmm ... agak ngelantur juga sih dari point saya
merujuk pada statement anda yang ini :
jagona wrote:jadi menjadi kafir/tidak kafir adalah ketetapan ALLAH, adapun peranan dan scenario yang ditetapkan ALLAH adalah kausalitanya untuk menjadi kafir/tidak kafir
>>> yang saya pertanyakan adalah untuk apa manusia diberi pilihan dan dibekali agama, pikiran, hati nurani, dsb kalau pada akhirnya manusia harus mengikuti 1 kausalita saja ???
khusus yang merah .... justru karena ALLAH menyayangi ciptaan-NYA ... gimana bisa anda berpendapat bahwa seorang manusia langsung ditetapkan 1 kausalita menjadi kafir tanpa syarat dan tanpa kebebasan memilih ??
terkait skenario2an ... bagaimana bisa anda bilang ALLAH menyayangi ciptaan-NYA ... bila anda juga berpendapat 1 manusia diberi 1 skenario dan manusia tidak berkutik dengan skenario itu .... sementara diatara mereka ada yang mendapat skenario jadi kafir
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
- ALLAH "menetapkan" sesuatu sebelum sesuatu itu terlaksana, dan ALLAH menyediakan kausalita (ketetapan2 lainnya) yang mengarahkan manusia pada ketetapan sebelumnya.dee-nee wrote:@bung jagona
sepanjang diskusi ini .... kayanya sudah bisa dilihat perbedaan diantara kita (halah ...)
bung jagona berpendapat : ketetapan datang dulu sebelum kausalita >>> artinya Allah memberi ketetapan dulu sebelumnya ... lalu manusia harus mengikuti ketetapan itu beserta kausalitanya ... dan ketika memilih pun akhirnya manusia dibuat (digerakkan) untuk memilih yang pada akhirnya menuju pada ketetapan yang sudah diberikan oleh Allah itu tadi >>> gitu kan ya
- lalu manusia secara sadar "akan mengikuti" kausalita yang telah disediakan tadi .... dan sampailah manusia itu pada "ketetapan tadi (sesuatu)" ........ hampir sama kan ?, tetapi tetap ada bedanya.
saya berpendapat : kausalita datang sebelum hasil (sebab datang sebelum akibat) >>> dalam hal ini saya berpendapat bahwa yang disebut Allah berkehendak sebelumnya adalah karena Allah sudah tau apa yang akan menjadi akibat dari kausalita itu .... dan apapun hasilnya disebut ketetapan Allah
- kausalita itu disediakan "sebelum" sampai pada "akibat"
- dalam hal inilah, nee sedikit keliru ..... ALLAH menetapkan sesuatu bukan karena ALLAH sudah tahu tapi karena kehendak-NYA
- untuk sampai pada kehendak-NYA ini ALLAH memberi petunjuk dalam bentuk "kausalita" yang terdiri dari rangkaian "ketetapan" yang mengarahkan kita untuk sampai pada kehendak-NYA tadi (bisa nee sebut akibat)
- benar ALLAH menetapkan sebelum terjadinya suatu peristiwa
ada miss tentang pemahaman 14/4
Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
and Allah sends astray [thereby] whom He wills and guides whom He wills. And He is the Exalted in Might, the Wise.
yang bold :
bung jagona berpendapat : Allah memberi ketetapan sebelum terjadinya suatu peristiwa
saya berpendapat : Allah sudah tauketetapan apa yang akan terjadi pada saat peristiwa itu terjadi .
gitu ya bung jagona
silahkan confirm dulu ....
kalau oke bisa lanjut ke post saya setelah ini ...
kalau blum oke .... ini dulu aja di clear kan (supaya ga ada salah paham)
- nee lihat yang digedein .............. itu ketetapan siapa ? bukankah itu ketetapan ALLAH ?
- hi hi hi ............ bukan salah paham, salah pemahaman aja
silakan nee pelajari apa yang aku sampaikan di atas, aku berharap nee bisa memahaminya
okey nee ..................... salam
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
jagona wrote:
jadi menjadi kafir/tidak kafir adalah ketetapan ALLAH, adapun peranan dan scenario yang ditetapkan ALLAH adalah kausalitanya untuk menjadi kafir/tidak kafir
kalau menjadi kafir adalah ketetapannya sendiri
kenapa ia sewot terhadap kafirun?
jadi menjadi kafir/tidak kafir adalah ketetapan ALLAH, adapun peranan dan scenario yang ditetapkan ALLAH adalah kausalitanya untuk menjadi kafir/tidak kafir
kalau menjadi kafir adalah ketetapannya sendiri
kenapa ia sewot terhadap kafirun?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
waks ... saya lupa belum bales ... perasaan udah deh
hitam : bagaimana bisa dikatakan secara sadar kalau hanya mengikuti kausalita yang cuma satu ??? padahal ada kausalita lainnya
biru : kalau dikatakan bahwa manusia ini sadar ... artinya terjadinya ketetapan itu diawali dari kesadaran manusia ... kesadaran manusia bagaimana dia menjalani hidupnya ...
kan sudah confirm juga bahwa manusia dihadapkan pada plihan .... masa secara sadar tapi kemudian diarahkan ???
Ya tapi ketetapan itu terjadi karena pilihan manusia sendiri ... bukan Allah yang menggerak2an / mengarahkan kita supaya kita ngikutin ketetapan Allah tersebut ... lihat dong tulisan anda yang ungu diatas ...
Soal kafir2an ... ini aja dulu deh biar cepet (fokus saya yang highlight sih ... kalau males baca semuanya)
http://www.konsultasisyariah.com/sudah-takdirnya/
Pertanyaan:
Mengapa Allah menakdirkan sebagian orang masuk ke dalam neraka? Jazakumullah khairan
Jawaban:
Sesungguhnya Allah menakdirkan seseorang masuk neraka bukan berarti Allah memaksa seseorang kufur. Ini bukanlah akidah yang benar, Allah Ta’ala berlepas diri dari keyakinan demikian. Allah Ta’ala mengetahui apa yang akan dilakukan oleh makhluk-makhluknya di dalam kehidupan mereka di dunia. Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan pena penulis takdir untuk menuliskan apa saja yang akan terjadi pada para hamba-Nya. Takdir tersebut tidak diketahui oleh satu pun dari makhluk-Nya, baik malaikat-malaikat yang dekat dengan-Nya, tidak pula para nabi. Tidak seorang pun mengetahui tentang takdir yang dituliskan di lauhul mahfuzh untuknya. Dengan demikian tidak ada manfaatnya bagi orang-orang yang mengkritisi takdir Allah.
Hamba-hamba Allah hanya diperintahkan untuk beriman dan beramal. Allah Ta’ala akan memberi balasan bagi mereka pada hari kiamat berdasarkan apa yang telah mereka usahakan bukan berdasarkan apa yang Allah tetapkan bagi mereka di lauhul mahfuz (maksudnya seseorang melakukan oerbuata atas pilihannya sendiri, bukan dipaksa ed.).
Allah pun telah mengutus para rasul sebagai penegak hujjah-Nya. Para rasul telah memberikan kabar gembira dan peringatan serta ancaman. Allah Ta’ala berfirman,
رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu”. (QS. An-Nisa: 165)
Kalau seandainya Allah tidak mengutus para rasul, maka masuk akal kalau seseorang hendak mengkritik Allah Ta’ala, Maha Suci Allah dari yang demikian. Seseorang diadzab di akhirat, tidak lain dikarenakan apa yang mereka amalkan setelah dijelaskan kepada mereka mana yang salah dan mana yang benar, Allah Ta’ala telah menetapkan hujjahnya. Oleh karena itulah, orang-orang yang belum sampai risalah kenabian pada mereka memiliki alasan kelak di hari kiamat.
Syaikh Shaleh bin Fauzan hafizhahullah ketika ditanya tentang seseorang yang tidak sampai padanya ilmu, beliau menjelaskan. Yang dimaksud tidak sampai ilmu pada seseorang atau seseorang dimaklumi jika tidak tahu adalah apabila seseorang tidak mengetahui karena tidak memungkinkan baginya, maka hal ini dapat dimaklumi. Misalnya seseorang yang tidak menemukan seorang guru yang bisa mengajarinya, seperti seseorang yang tinggal di negeri kafir yang tidak memiliki akses dengan negeri-negeri Islam, maka dia dimaklumi tidak tahu. Sedangkan mereka yang tinggal di lingkungan orang-orang Islam, mendengar Alquran dan hadis dibacakan, dan banyak dai yang menyerukan Islam, orang yang demikian tidak bisa dimaklumi kalau dia tidak mengerti dan mengetahui. Sudah sampai kepada mereka risalah, hanya saja mereka yang tidak memiliki perhatian. (Durus fi Syarhi Nawaqid Al-Islam, Hal.31)
Dini : yang bold ini kasus Thomas kan
Apalagi pada zaman sekarang, kemajuan teknologi sangat mendukung bagi seseorang untuk mengetahui dan mempelajari agamanya. Tidak tersembunyi bagi seseorang bahwasanya Allah Ta’ala telah menjelaskan mana jalan yang lurus dan mana pula jalan yang menyimpang, tinggallah dirinya sendiri hendak menempuh jalan yang mana. Seseorang yang menempuh jalan yang lurus, maka ia akan masuk ke surga dan bagi mereka yang menempuh jalan yang sesat bagi mereka neraka. Allah sama sekali tidak memaksa mereka untuk menempuh jalan yang mana. Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءتْ مُرْتَفَقًا . إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً . أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 29-31)
Ketika kita mengimani Allah Ta’ala telah menakdirkan segala sesuatu dan Allah mengilmui tentang hal tersebut, hendaknya kita berpikir positif Allah menakdirkan bagi kita hidayah dan kebaikan.
Allah Ta’ala telah mewajibkan bagi kita syariat-Nya dan memerintahkan kita dengan syariat tersebut. Sehingga yang tersisa bagi kita hanya ada dua pilihan.
Pertama, kita berprasangka baik bahwa Allah. Dia telah menetapkan takdir yang baik bagi kita dan menakdirkan kita sebagai penghuni surga. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya rahmat-Nya itu mendahului kemarahan-Nya, ridha-Nya lebih Dia kedepankan dari pada rasa kebencian-Nya. Tempuhlah takdir yang demikian! Berlakulah dengan perbuatan layaknya calon penghuni surga. Setiap orang akan dimudahkan menuju takdirnya.
Kedua, kita berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala. Dia akan memasukkan kita ke neraka dan kita memilih jalan-jalan yang mengantarkan kita ke neraka, wal’iyadzbillah.
Inilah keimanan kita terhadap takdir Allah yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Jangan sampai karena permasalahan ini tidak terjangkau oleh akal kita atau karena kita belum memahaminya, kemudian kita lebih mendahulukan berburuk sangka kepada Allah. Allahu a’lam
--------------------------
kasus orang yang naik motor sama dengan kasus ini
http://www.onislam.net/english/ask-about-islam/faith-and-worship/islamic-creed/167015-fate-our-choice-or-allahs.html
Question:
As-salamu `alaykum. Muslims believe that events such as death and marriage are determined by Allah. My friend was saying that if we commit suicide by jumping from a 20-story building, we will die no matter what. But I believe that even when such events do occur, either intentionally or accidentally, if Allah has not determined that moment to be the person's death then the person will not die, regardless of how high the building is. And if Allah determines death, anyone can die at any time. Am I right to think that? Or is my friend right? On the issue of marriage, I was told that we have someone fated for us and that God has planned it all in advance for us. So, if a man divorces his wife, does that mean it was fated to be that way, or because the partner was not the one Allah had determined for the other and their marriage was a mistake? And what about those suffering from mental illnesses? Are they fated to live that way? I hope you can explain as I keep getting confused about the issue of fate and about how our lives have been laid out for us. Shukran and may Allah bless you for helping us understand Islam.
Answer:
Salam Nurha,
Thank you for your questions and for contacting Ask About Islam.
You are right in saying that Allah has predetermined everything in our lives and has power over all things. This does not mean, however, that Allah has made all of our choices for us beforehand, nor does it mean that He forces us to make mistakes so that He can punish us for them. That would not be in accordance with Allah's nature of being just and merciful. For Him to be the One and Only God, He cannot be unjust or cruel.
You were also correct in telling your friend that no one will die unless it is the time that Allah has chosen for them. We see many examples of people surviving terrible car crashes, fires, and injuries, and we are amazed when this happens. We see people in similar situations die. We also see many people die of seemingly minor injuries or accidents or for no apparent reason at all. They die suddenly at a young age and we are at a loss for words. All we can say is that their time was up; what Allah has decreed must happen.
It is highly likely that a person will die from a 20-story fall, but there is no guarantee that death will be the result. A person may be shot multiple times and still live, while another may be killed by a slight blow to the head. This is because the time of death for each and every one of us is predetermined by Allah. It is not a matter of choice for us, not even suicide.
Death is one of the four things mentioned in the hadith of Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) that are written for us while we are still in our mother's womb; the others are our provisions, the age at which we die, and whether we will be one of the damned or the blessed in the hereafter.
According to one hadith, the Prophet Muhammad was at a funeral. He came to some of his Companions (may Allah be pleased with them) with a stick in his hand. He lowered his head and scratched the ground with the stick saying,
"There is not one among you to whom a seat in Paradise or Hell has not been allotted and about whom it has not been written down whether he would be an evil person or a blessed person." One of the Companions said, "Allah's Messenger, should we not then depend upon our destiny and abandon our deeds?" Prophet Muhammad said, "Acts of everyone will be facilitated in that which has been created for him so that whoever belongs to the company of the blessed will have good works made easier for him, and whoever belongs to the unfortunate ones will have evil acts made easier for him. "He then recited these verses, from the Quran:
(So he who gives (in charity) and fears (Allah), And believes in goodness, We will indeed make smooth for him the path to Bliss. But he who is a greedy miser and thinks himself self-sufficient, and disbelieves in goodness, We will indeed make smooth for him the path to Misery) (Al-Layl 92:5-10).
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,serta mendustakan pahala terbaik,maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.(Al-Layl 92:5-10).
This hadith is important in explaining how Allah sets a person's destiny. As Prophet Muhammad explained to his Companions, it is not decided for us where we will end up. Our destiny is determined by our choices. Allah tells us in Surat Al-Layl that those who believe in goodness and choose to do righteous acts, such as being charitable, will have the path to goodness and Paradise made easy for them. Allah also tells us that those who reject belief in goodness and are miserly and arrogant will have the path to misery and Hell made easier for them.
We are not forced into anything. For Allah to do so would not produce sincere faith in His servants. When we freely choose goodness over evil, it is obvious that we sincerely believe in it; otherwise we would not have chosen it. When we freely choose evil over good, the same is true; we reject good either because we are blind to it or because we are selfish and arrogant.
When Allah creates us, He is well aware of all the intentions we will have, all the choices we will make, and all the things that we will do in our lives before we do them. He chooses what He will allow us to do and what He will not according to His infinite wisdom, and then has it recorded as our destiny.
Ketika Allah menciptakan manusia, Allah sudah well aware (sudah tau) niat apa yang kita punya, semua pilihan yang akan kita ambil, dan semua yang akan kita lakukan sebelum kita melakukannya. Lalu Allah memilihkan apa yang Allah perbolehkan kita untuk melakukan hal tersebut tergantung dengan hukum2nya, lalu semua itu tercatat dalam lauhful mahfudz
If our intention is to do good purely for Allah's sake, He knows it before we do and He makes the path towards it easy for us. He then rewards us for our faith and good choices. If our intention to do good is not solely for His sake, He also knows it before we do. He will reject it and punish us for our choices.
Kalau niatan kita baik dan benar2 untuk Allah, Allah tahu hal itu akan terjadi sebelum kita melakukannya, dan dia menunjukkan jalan yang lebih mudah untuk kita. Lalu Allah memberi rewards berkaitan dengan keimanan dan pilihan kita yang tepat. Kalau kita melakukan hal yang baik bukan untuk Allah, Allah juga tahu sebelum kita melakukan itu, Allah akan menolak dan menghukum kita atas apa yang kita pilih
For those who choose selfishness and arrogance, Allah will allow them to make mischief, for reasons only He knows, and He will make their path to Hell easy for them. He will then have this recorded as their destiny.
Buat mereka yang memilih untuk ingkar, Allah juga akan memberikan mereka jalan, sehingga neraka juga menjadi mudah bagi mereka yang ingkar. Dan ini semua sudah tercatat dalam kitab LM
Regarding marriage, we are again free to choose our spouse. Whether we stay together for life or get divorced is still a result of our choices. Allah ordains it before we are born and it is His will if we have successful marriages or not. Also, Allah determines whether we will have children. Some try very hard and are unsuccessful, while others are blessed with many. Some try to avoid having children but are given them anyway. In the Quran we read what means:
{To Allah belongs the dominion of the Heavens and the Earth. He creates what He wills (and plans). He bestows male or female (children) according to His Will (and Plan), Or He bestows both males and females, and He leaves barren whom He will: for He is full of Knowledge and Power.} (Ash-Shurah 42:49-50)
There is no such thing as an accidental birth. Allah creates us as He wills. The birth of each and every one of us is a miraculous event. In Islam, we accept things that happened in the past as being Allah's will. If we marry and try to have children, it is only by Allah's grace that we receive them. Nothing happens except by Allah's will. We are only able to do what He allows us to do and according to His wishes.
Regarding your question about those born with mental disabilities, it is clear from the following verse that it is the will of Allah they are born that way.
{It is He Who shapes you in the wombs as He pleases. There is no god but Him, the Exalted in Might, the Wise.} (Aal-Imran 3:6)
Allah creates each and every one of us in a unique form. No two people since the time of Adam and Eve have ever been exactly alike. Even identical twins have their own personalities, likes and dislikes, and good and bad qualities. The Prophet is reported to have said:
There is no disease that Allah has created, except that He also has created its treatment. (Al-Bukhari)
Those who are created with disabilities or special needs are unique in their own way. Allah tests us to see who among us is best in conduct. If some of us are born with apparent problems and deficiencies, there is no reason why we cannot search for ways to help them or to make their lives easier. It is a tremendous way to practice patience, mercy, helpfulness, and generosity with one another. It is not necessarily a curse on them that Allah has limited their abilities in certain things. All of us have limitations in our own abilities. Some of us are limited in our ability to do things that many others take for granted, such as the ability to see, hear, or to communicate clearly with others.
Many people who suffer from mental illness from the time of birth are very likely to be destined for Paradise. Some people are born with no potential ability to understand that there is a vast universe around us and an all-powerful being that created it and is in full control of it. They have difficulty differentiating between what is right and what is wrong and cannot understand that their actions impact the people around them. How, then, could Allah create people with these types of problems and then punish them for their behavior? That would be neither just nor merciful. Allah, of course, is Most Merciful and Most Just. He creates what He wills and He causes it to die when and how He wills.
I hope this has helped you to understand these issues better. May Allah guide us all to what pleases Him so that we may reach Paradise, the ultimate reward for righteousness toward our Merciful Creator.
Salam and please keep in touch.
-------------------
Jadi ... ketetapan terjadi tergantung manusianya atau bukan ???
Jagona wrote:
- ALLAH "menetapkan" sesuatu sebelum sesuatu itu terlaksana, dan ALLAH menyediakan kausalita (ketetapan2 lainnya) yang mengarahkan manusia pada ketetapan sebelumnya.
- lalu manusia secara sadar "akan mengikuti" kausalita yang telah disediakan tadi .... dan sampailah manusia itu pada "ketetapan tadi (sesuatu)" ........ hampir sama kan ?, tetapi tetap ada bedanya.
hitam : bagaimana bisa dikatakan secara sadar kalau hanya mengikuti kausalita yang cuma satu ??? padahal ada kausalita lainnya
biru : kalau dikatakan bahwa manusia ini sadar ... artinya terjadinya ketetapan itu diawali dari kesadaran manusia ... kesadaran manusia bagaimana dia menjalani hidupnya ...
kan sudah confirm juga bahwa manusia dihadapkan pada plihan .... masa secara sadar tapi kemudian diarahkan ???
Jagona wrote:dee-nee wrote:ada miss tentang pemahaman 14/4
Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
and Allah sends astray [thereby] whom He wills and guides whom He wills. And He is the Exalted in Might, the Wise.
yang bold :
bung jagona berpendapat : Allah memberi ketetapan sebelum terjadinya suatu peristiwa
saya berpendapat : Allah sudah tau ketetapan apa yang akan terjadi pada saat peristiwa itu terjadi .
gitu ya bung jagona
- benar ALLAH menetapkan sebelum terjadinya suatu peristiwa
- nee lihat yang digedein .............. itu ketetapan siapa ? bukankah itu ketetapan ALLAH ?
- hi hi hi ............ bukan salah paham, salah pemahaman aja
silakan nee pelajari apa yang aku sampaikan di atas, aku berharap nee bisa memahaminya
okey nee ..................... salam
Ya tapi ketetapan itu terjadi karena pilihan manusia sendiri ... bukan Allah yang menggerak2an / mengarahkan kita supaya kita ngikutin ketetapan Allah tersebut ... lihat dong tulisan anda yang ungu diatas ...
Soal kafir2an ... ini aja dulu deh biar cepet (fokus saya yang highlight sih ... kalau males baca semuanya)
http://www.konsultasisyariah.com/sudah-takdirnya/
Pertanyaan:
Mengapa Allah menakdirkan sebagian orang masuk ke dalam neraka? Jazakumullah khairan
Jawaban:
Sesungguhnya Allah menakdirkan seseorang masuk neraka bukan berarti Allah memaksa seseorang kufur. Ini bukanlah akidah yang benar, Allah Ta’ala berlepas diri dari keyakinan demikian. Allah Ta’ala mengetahui apa yang akan dilakukan oleh makhluk-makhluknya di dalam kehidupan mereka di dunia. Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan pena penulis takdir untuk menuliskan apa saja yang akan terjadi pada para hamba-Nya. Takdir tersebut tidak diketahui oleh satu pun dari makhluk-Nya, baik malaikat-malaikat yang dekat dengan-Nya, tidak pula para nabi. Tidak seorang pun mengetahui tentang takdir yang dituliskan di lauhul mahfuzh untuknya. Dengan demikian tidak ada manfaatnya bagi orang-orang yang mengkritisi takdir Allah.
Hamba-hamba Allah hanya diperintahkan untuk beriman dan beramal. Allah Ta’ala akan memberi balasan bagi mereka pada hari kiamat berdasarkan apa yang telah mereka usahakan bukan berdasarkan apa yang Allah tetapkan bagi mereka di lauhul mahfuz (maksudnya seseorang melakukan oerbuata atas pilihannya sendiri, bukan dipaksa ed.).
Allah pun telah mengutus para rasul sebagai penegak hujjah-Nya. Para rasul telah memberikan kabar gembira dan peringatan serta ancaman. Allah Ta’ala berfirman,
رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu”. (QS. An-Nisa: 165)
Kalau seandainya Allah tidak mengutus para rasul, maka masuk akal kalau seseorang hendak mengkritik Allah Ta’ala, Maha Suci Allah dari yang demikian. Seseorang diadzab di akhirat, tidak lain dikarenakan apa yang mereka amalkan setelah dijelaskan kepada mereka mana yang salah dan mana yang benar, Allah Ta’ala telah menetapkan hujjahnya. Oleh karena itulah, orang-orang yang belum sampai risalah kenabian pada mereka memiliki alasan kelak di hari kiamat.
Syaikh Shaleh bin Fauzan hafizhahullah ketika ditanya tentang seseorang yang tidak sampai padanya ilmu, beliau menjelaskan. Yang dimaksud tidak sampai ilmu pada seseorang atau seseorang dimaklumi jika tidak tahu adalah apabila seseorang tidak mengetahui karena tidak memungkinkan baginya, maka hal ini dapat dimaklumi. Misalnya seseorang yang tidak menemukan seorang guru yang bisa mengajarinya, seperti seseorang yang tinggal di negeri kafir yang tidak memiliki akses dengan negeri-negeri Islam, maka dia dimaklumi tidak tahu. Sedangkan mereka yang tinggal di lingkungan orang-orang Islam, mendengar Alquran dan hadis dibacakan, dan banyak dai yang menyerukan Islam, orang yang demikian tidak bisa dimaklumi kalau dia tidak mengerti dan mengetahui. Sudah sampai kepada mereka risalah, hanya saja mereka yang tidak memiliki perhatian. (Durus fi Syarhi Nawaqid Al-Islam, Hal.31)
Dini : yang bold ini kasus Thomas kan
Apalagi pada zaman sekarang, kemajuan teknologi sangat mendukung bagi seseorang untuk mengetahui dan mempelajari agamanya. Tidak tersembunyi bagi seseorang bahwasanya Allah Ta’ala telah menjelaskan mana jalan yang lurus dan mana pula jalan yang menyimpang, tinggallah dirinya sendiri hendak menempuh jalan yang mana. Seseorang yang menempuh jalan yang lurus, maka ia akan masuk ke surga dan bagi mereka yang menempuh jalan yang sesat bagi mereka neraka. Allah sama sekali tidak memaksa mereka untuk menempuh jalan yang mana. Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءتْ مُرْتَفَقًا . إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً . أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 29-31)
Ketika kita mengimani Allah Ta’ala telah menakdirkan segala sesuatu dan Allah mengilmui tentang hal tersebut, hendaknya kita berpikir positif Allah menakdirkan bagi kita hidayah dan kebaikan.
Allah Ta’ala telah mewajibkan bagi kita syariat-Nya dan memerintahkan kita dengan syariat tersebut. Sehingga yang tersisa bagi kita hanya ada dua pilihan.
Pertama, kita berprasangka baik bahwa Allah. Dia telah menetapkan takdir yang baik bagi kita dan menakdirkan kita sebagai penghuni surga. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya rahmat-Nya itu mendahului kemarahan-Nya, ridha-Nya lebih Dia kedepankan dari pada rasa kebencian-Nya. Tempuhlah takdir yang demikian! Berlakulah dengan perbuatan layaknya calon penghuni surga. Setiap orang akan dimudahkan menuju takdirnya.
Kedua, kita berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala. Dia akan memasukkan kita ke neraka dan kita memilih jalan-jalan yang mengantarkan kita ke neraka, wal’iyadzbillah.
Inilah keimanan kita terhadap takdir Allah yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Jangan sampai karena permasalahan ini tidak terjangkau oleh akal kita atau karena kita belum memahaminya, kemudian kita lebih mendahulukan berburuk sangka kepada Allah. Allahu a’lam
--------------------------
kasus orang yang naik motor sama dengan kasus ini
http://www.onislam.net/english/ask-about-islam/faith-and-worship/islamic-creed/167015-fate-our-choice-or-allahs.html
Question:
As-salamu `alaykum. Muslims believe that events such as death and marriage are determined by Allah. My friend was saying that if we commit suicide by jumping from a 20-story building, we will die no matter what. But I believe that even when such events do occur, either intentionally or accidentally, if Allah has not determined that moment to be the person's death then the person will not die, regardless of how high the building is. And if Allah determines death, anyone can die at any time. Am I right to think that? Or is my friend right? On the issue of marriage, I was told that we have someone fated for us and that God has planned it all in advance for us. So, if a man divorces his wife, does that mean it was fated to be that way, or because the partner was not the one Allah had determined for the other and their marriage was a mistake? And what about those suffering from mental illnesses? Are they fated to live that way? I hope you can explain as I keep getting confused about the issue of fate and about how our lives have been laid out for us. Shukran and may Allah bless you for helping us understand Islam.
Answer:
Salam Nurha,
Thank you for your questions and for contacting Ask About Islam.
You are right in saying that Allah has predetermined everything in our lives and has power over all things. This does not mean, however, that Allah has made all of our choices for us beforehand, nor does it mean that He forces us to make mistakes so that He can punish us for them. That would not be in accordance with Allah's nature of being just and merciful. For Him to be the One and Only God, He cannot be unjust or cruel.
You were also correct in telling your friend that no one will die unless it is the time that Allah has chosen for them. We see many examples of people surviving terrible car crashes, fires, and injuries, and we are amazed when this happens. We see people in similar situations die. We also see many people die of seemingly minor injuries or accidents or for no apparent reason at all. They die suddenly at a young age and we are at a loss for words. All we can say is that their time was up; what Allah has decreed must happen.
It is highly likely that a person will die from a 20-story fall, but there is no guarantee that death will be the result. A person may be shot multiple times and still live, while another may be killed by a slight blow to the head. This is because the time of death for each and every one of us is predetermined by Allah. It is not a matter of choice for us, not even suicide.
Death is one of the four things mentioned in the hadith of Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) that are written for us while we are still in our mother's womb; the others are our provisions, the age at which we die, and whether we will be one of the damned or the blessed in the hereafter.
According to one hadith, the Prophet Muhammad was at a funeral. He came to some of his Companions (may Allah be pleased with them) with a stick in his hand. He lowered his head and scratched the ground with the stick saying,
"There is not one among you to whom a seat in Paradise or Hell has not been allotted and about whom it has not been written down whether he would be an evil person or a blessed person." One of the Companions said, "Allah's Messenger, should we not then depend upon our destiny and abandon our deeds?" Prophet Muhammad said, "Acts of everyone will be facilitated in that which has been created for him so that whoever belongs to the company of the blessed will have good works made easier for him, and whoever belongs to the unfortunate ones will have evil acts made easier for him. "He then recited these verses, from the Quran:
(So he who gives (in charity) and fears (Allah), And believes in goodness, We will indeed make smooth for him the path to Bliss. But he who is a greedy miser and thinks himself self-sufficient, and disbelieves in goodness, We will indeed make smooth for him the path to Misery) (Al-Layl 92:5-10).
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,serta mendustakan pahala terbaik,maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.(Al-Layl 92:5-10).
This hadith is important in explaining how Allah sets a person's destiny. As Prophet Muhammad explained to his Companions, it is not decided for us where we will end up. Our destiny is determined by our choices. Allah tells us in Surat Al-Layl that those who believe in goodness and choose to do righteous acts, such as being charitable, will have the path to goodness and Paradise made easy for them. Allah also tells us that those who reject belief in goodness and are miserly and arrogant will have the path to misery and Hell made easier for them.
We are not forced into anything. For Allah to do so would not produce sincere faith in His servants. When we freely choose goodness over evil, it is obvious that we sincerely believe in it; otherwise we would not have chosen it. When we freely choose evil over good, the same is true; we reject good either because we are blind to it or because we are selfish and arrogant.
When Allah creates us, He is well aware of all the intentions we will have, all the choices we will make, and all the things that we will do in our lives before we do them. He chooses what He will allow us to do and what He will not according to His infinite wisdom, and then has it recorded as our destiny.
Ketika Allah menciptakan manusia, Allah sudah well aware (sudah tau) niat apa yang kita punya, semua pilihan yang akan kita ambil, dan semua yang akan kita lakukan sebelum kita melakukannya. Lalu Allah memilihkan apa yang Allah perbolehkan kita untuk melakukan hal tersebut tergantung dengan hukum2nya, lalu semua itu tercatat dalam lauhful mahfudz
If our intention is to do good purely for Allah's sake, He knows it before we do and He makes the path towards it easy for us. He then rewards us for our faith and good choices. If our intention to do good is not solely for His sake, He also knows it before we do. He will reject it and punish us for our choices.
Kalau niatan kita baik dan benar2 untuk Allah, Allah tahu hal itu akan terjadi sebelum kita melakukannya, dan dia menunjukkan jalan yang lebih mudah untuk kita. Lalu Allah memberi rewards berkaitan dengan keimanan dan pilihan kita yang tepat. Kalau kita melakukan hal yang baik bukan untuk Allah, Allah juga tahu sebelum kita melakukan itu, Allah akan menolak dan menghukum kita atas apa yang kita pilih
For those who choose selfishness and arrogance, Allah will allow them to make mischief, for reasons only He knows, and He will make their path to Hell easy for them. He will then have this recorded as their destiny.
Buat mereka yang memilih untuk ingkar, Allah juga akan memberikan mereka jalan, sehingga neraka juga menjadi mudah bagi mereka yang ingkar. Dan ini semua sudah tercatat dalam kitab LM
Regarding marriage, we are again free to choose our spouse. Whether we stay together for life or get divorced is still a result of our choices. Allah ordains it before we are born and it is His will if we have successful marriages or not. Also, Allah determines whether we will have children. Some try very hard and are unsuccessful, while others are blessed with many. Some try to avoid having children but are given them anyway. In the Quran we read what means:
{To Allah belongs the dominion of the Heavens and the Earth. He creates what He wills (and plans). He bestows male or female (children) according to His Will (and Plan), Or He bestows both males and females, and He leaves barren whom He will: for He is full of Knowledge and Power.} (Ash-Shurah 42:49-50)
There is no such thing as an accidental birth. Allah creates us as He wills. The birth of each and every one of us is a miraculous event. In Islam, we accept things that happened in the past as being Allah's will. If we marry and try to have children, it is only by Allah's grace that we receive them. Nothing happens except by Allah's will. We are only able to do what He allows us to do and according to His wishes.
Regarding your question about those born with mental disabilities, it is clear from the following verse that it is the will of Allah they are born that way.
{It is He Who shapes you in the wombs as He pleases. There is no god but Him, the Exalted in Might, the Wise.} (Aal-Imran 3:6)
Allah creates each and every one of us in a unique form. No two people since the time of Adam and Eve have ever been exactly alike. Even identical twins have their own personalities, likes and dislikes, and good and bad qualities. The Prophet is reported to have said:
There is no disease that Allah has created, except that He also has created its treatment. (Al-Bukhari)
Those who are created with disabilities or special needs are unique in their own way. Allah tests us to see who among us is best in conduct. If some of us are born with apparent problems and deficiencies, there is no reason why we cannot search for ways to help them or to make their lives easier. It is a tremendous way to practice patience, mercy, helpfulness, and generosity with one another. It is not necessarily a curse on them that Allah has limited their abilities in certain things. All of us have limitations in our own abilities. Some of us are limited in our ability to do things that many others take for granted, such as the ability to see, hear, or to communicate clearly with others.
Many people who suffer from mental illness from the time of birth are very likely to be destined for Paradise. Some people are born with no potential ability to understand that there is a vast universe around us and an all-powerful being that created it and is in full control of it. They have difficulty differentiating between what is right and what is wrong and cannot understand that their actions impact the people around them. How, then, could Allah create people with these types of problems and then punish them for their behavior? That would be neither just nor merciful. Allah, of course, is Most Merciful and Most Just. He creates what He wills and He causes it to die when and how He wills.
I hope this has helped you to understand these issues better. May Allah guide us all to what pleases Him so that we may reach Paradise, the ultimate reward for righteousness toward our Merciful Creator.
Salam and please keep in touch.
-------------------
Jadi ... ketetapan terjadi tergantung manusianya atau bukan ???
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
hemm..apa yah?bingung deh..yang sayah tau cuman "salam dan keep smile" ajah dari tulisan2 asing diatas..
hahahaha..
*cheersleder mode on*..
hahahaha..
*cheersleder mode on*..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
abu hanan wrote:hemm..apa yah?bingung deh..yang sayah tau cuman "salam dan keep smile" ajah dari tulisan2 asing diatas..
hahahaha..
*cheersleder mode on*..
hahahahaha .... kepanjangan ya ...
abis gimana dong ?? masa mau dipotong article orang
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:jagona wrote:
jadi menjadi kafir/tidak kafir adalah ketetapan ALLAH, adapun peranan dan scenario yang ditetapkan ALLAH adalah kausalitanya untuk menjadi kafir/tidak kafir
kalau menjadi kafir adalah ketetapannya sendiri
kenapa ia sewot terhadap kafirun?
hi hi hi .......... siapa yang sewot ......... ALLAH gak pernah sewot, cuma mengingatkan ... key
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
dee-nee wrote:waks ... saya lupa belum bales ... perasaan udah deh
ga masalah nee, santai aja
Jagona wrote:
- ALLAH "menetapkan" sesuatu sebelum sesuatu itu terlaksana, dan ALLAH menyediakan kausalita (ketetapan2 lainnya) yang mengarahkan manusia pada ketetapan sebelumnya.
- lalu manusia secara sadar "akan mengikuti" kausalita yang telah disediakan tadi .... dan sampailah manusia itu pada "ketetapan tadi (sesuatu)" ........ hampir sama kan ?, tetapi tetap ada bedanya.
hitam : bagaimana bisa dikatakan secara sadar kalau hanya mengikuti kausalita yang cuma satu ??? padahal ada kausalita lainnya
biru : kalau dikatakan bahwa manusia ini sadar ... artinya terjadinya ketetapan itu diawali dari kesadaran manusia ... kesadaran manusia bagaimana dia menjalani hidupnya ...
kan sudah confirm juga bahwa manusia dihadapkan pada plihan .... masa secara sadar tapi kemudian diarahkan ???
- kausalitanya gak satu, seumur hidup manusia ada yang kurang dari satu hari sampai lebih dar satu hari tentunya banyak kausalita yang disediakan ALLAH
- dah aku bilangdi di atas bahwa ALLAH menetapkan sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi, bukan menetapkan sesuatu berdasarkan kesadaran manusia .... dan ALLAH juga menyediakan kausalita (ketetapan2 lainnya) yang mengarahkan manusia kepada ketetapan tadi
- dalam hal ini,manusia secara sadar akan mengikuti kausalita (ketetapan lainnya) yang mengarahkan kepada ketetapan tadi.
Jagona wrote:dee-nee wrote:ada miss tentang pemahaman 14/4
Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
and Allah sends astray [thereby] whom He wills and guides whom He wills. And He is the Exalted in Might, the Wise.
yang bold :
bung jagona berpendapat : Allah memberi ketetapan sebelum terjadinya suatu peristiwa
saya berpendapat : Allah sudah tau ketetapan apa yang akan terjadi pada saat peristiwa itu terjadi .
gitu ya bung jagona
- benar ALLAH menetapkan sebelum terjadinya suatu peristiwa
- nee lihat yang digedein .............. itu ketetapan siapa ? bukankah itu ketetapan ALLAH ?
- hi hi hi ............ bukan salah paham, salah pemahaman aja
silakan nee pelajari apa yang aku sampaikan di atas, aku berharap nee bisa memahaminya
okey nee ..................... salam
Ya tapi ketetapan itu terjadi karena pilihan manusia sendiri ... bukan Allah yang menggerak2an / mengarahkan kita supaya kita ngikutin ketetapan Allah tersebut ... lihat dong tulisan anda yang ungu diatas ...
Soal kafir2an ... ini aja dulu deh biar cepet (fokus saya yang highlight sih ... kalau males baca semuanya)
http://www.konsultasisyariah.com/sudah-takdirnya/
Pertanyaan:
Mengapa Allah menakdirkan sebagian orang masuk ke dalam neraka? Jazakumullah khairan
Jawaban:
Sesungguhnya Allah menakdirkan seseorang masuk neraka bukan berarti Allah memaksa seseorang kufur. Ini bukanlah akidah yang benar, Allah Ta’ala berlepas diri dari keyakinan demikian. Allah Ta’ala mengetahui apa yang akan dilakukan oleh makhluk-makhluknya di dalam kehidupan mereka di dunia. Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan pena penulis takdir untuk menuliskan apa saja yang akan terjadi pada para hamba-Nya. Takdir tersebut tidak diketahui oleh satu pun dari makhluk-Nya, baik malaikat-malaikat yang dekat dengan-Nya, tidak pula para nabi. Tidak seorang pun mengetahui tentang takdir yang dituliskan di lauhul mahfuzh untuknya. Dengan demikian tidak ada manfaatnya bagi orang-orang yang mengkritisi takdir Allah.
Hamba-hamba Allah hanya diperintahkan untuk beriman dan beramal. Allah Ta’ala akan memberi balasan bagi mereka pada hari kiamat berdasarkan apa yang telah mereka usahakan bukan berdasarkan apa yang Allah tetapkan bagi mereka di lauhul mahfuz (maksudnya seseorang melakukan oerbuata atas pilihannya sendiri, bukan dipaksa ed.).
Allah pun telah mengutus para rasul sebagai penegak hujjah-Nya. Para rasul telah memberikan kabar gembira dan peringatan serta ancaman. Allah Ta’ala berfirman,
رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu”. (QS. An-Nisa: 165)
Kalau seandainya Allah tidak mengutus para rasul, maka masuk akal kalau seseorang hendak mengkritik Allah Ta’ala, Maha Suci Allah dari yang demikian. Seseorang diadzab di akhirat, tidak lain dikarenakan apa yang mereka amalkan setelah dijelaskan kepada mereka mana yang salah dan mana yang benar, Allah Ta’ala telah menetapkan hujjahnya. Oleh karena itulah, orang-orang yang belum sampai risalah kenabian pada mereka memiliki alasan kelak di hari kiamat.
Syaikh Shaleh bin Fauzan hafizhahullah ketika ditanya tentang seseorang yang tidak sampai padanya ilmu, beliau menjelaskan. Yang dimaksud tidak sampai ilmu pada seseorang atau seseorang dimaklumi jika tidak tahu adalah apabila seseorang tidak mengetahui karena tidak memungkinkan baginya, maka hal ini dapat dimaklumi. Misalnya seseorang yang tidak menemukan seorang guru yang bisa mengajarinya, seperti seseorang yang tinggal di negeri kafir yang tidak memiliki akses dengan negeri-negeri Islam, maka dia dimaklumi tidak tahu. Sedangkan mereka yang tinggal di lingkungan orang-orang Islam, mendengar Alquran dan hadis dibacakan, dan banyak dai yang menyerukan Islam, orang yang demikian tidak bisa dimaklumi kalau dia tidak mengerti dan mengetahui. Sudah sampai kepada mereka risalah, hanya saja mereka yang tidak memiliki perhatian. (Durus fi Syarhi Nawaqid Al-Islam, Hal.31)
Dini : yang bold ini kasus Thomas kan
Apalagi pada zaman sekarang, kemajuan teknologi sangat mendukung bagi seseorang untuk mengetahui dan mempelajari agamanya. Tidak tersembunyi bagi seseorang bahwasanya Allah Ta’ala telah menjelaskan mana jalan yang lurus dan mana pula jalan yang menyimpang, tinggallah dirinya sendiri hendak menempuh jalan yang mana. Seseorang yang menempuh jalan yang lurus, maka ia akan masuk ke surga dan bagi mereka yang menempuh jalan yang sesat bagi mereka neraka. Allah sama sekali tidak memaksa mereka untuk menempuh jalan yang mana. Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءتْ مُرْتَفَقًا . إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً . أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 29-31)
Ketika kita mengimani Allah Ta’ala telah menakdirkan segala sesuatu dan Allah mengilmui tentang hal tersebut, hendaknya kita berpikir positif Allah menakdirkan bagi kita hidayah dan kebaikan.
Allah Ta’ala telah mewajibkan bagi kita syariat-Nya dan memerintahkan kita dengan syariat tersebut. Sehingga yang tersisa bagi kita hanya ada dua pilihan.
Pertama, kita berprasangka baik bahwa Allah. Dia telah menetapkan takdir yang baik bagi kita dan menakdirkan kita sebagai penghuni surga. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya rahmat-Nya itu mendahului kemarahan-Nya, ridha-Nya lebih Dia kedepankan dari pada rasa kebencian-Nya. Tempuhlah takdir yang demikian! Berlakulah dengan perbuatan layaknya calon penghuni surga. Setiap orang akan dimudahkan menuju takdirnya.
Kedua, kita berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala. Dia akan memasukkan kita ke neraka dan kita memilih jalan-jalan yang mengantarkan kita ke neraka, wal’iyadzbillah.
Inilah keimanan kita terhadap takdir Allah yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Jangan sampai karena permasalahan ini tidak terjangkau oleh akal kita atau karena kita belum memahaminya, kemudian kita lebih mendahulukan berburuk sangka kepada Allah. Allahu a’lam
--------------------------
kasus orang yang naik motor sama dengan kasus ini
http://www.onislam.net/english/ask-about-islam/faith-and-worship/islamic-creed/167015-fate-our-choice-or-allahs.html
Question:
As-salamu `alaykum. Muslims believe that events such as death and marriage are determined by Allah. My friend was saying that if we commit suicide by jumping from a 20-story building, we will die no matter what. But I believe that even when such events do occur, either intentionally or accidentally, if Allah has not determined that moment to be the person's death then the person will not die, regardless of how high the building is. And if Allah determines death, anyone can die at any time. Am I right to think that? Or is my friend right? On the issue of marriage, I was told that we have someone fated for us and that God has planned it all in advance for us. So, if a man divorces his wife, does that mean it was fated to be that way, or because the partner was not the one Allah had determined for the other and their marriage was a mistake? And what about those suffering from mental illnesses? Are they fated to live that way? I hope you can explain as I keep getting confused about the issue of fate and about how our lives have been laid out for us. Shukran and may Allah bless you for helping us understand Islam.
Answer:
Salam Nurha,
Thank you for your questions and for contacting Ask About Islam.
You are right in saying that Allah has predetermined everything in our lives and has power over all things. This does not mean, however, that Allah has made all of our choices for us beforehand, nor does it mean that He forces us to make mistakes so that He can punish us for them. That would not be in accordance with Allah's nature of being just and merciful. For Him to be the One and Only God, He cannot be unjust or cruel.
You were also correct in telling your friend that no one will die unless it is the time that Allah has chosen for them. We see many examples of people surviving terrible car crashes, fires, and injuries, and we are amazed when this happens. We see people in similar situations die. We also see many people die of seemingly minor injuries or accidents or for no apparent reason at all. They die suddenly at a young age and we are at a loss for words. All we can say is that their time was up; what Allah has decreed must happen.
It is highly likely that a person will die from a 20-story fall, but there is no guarantee that death will be the result. A person may be shot multiple times and still live, while another may be killed by a slight blow to the head. This is because the time of death for each and every one of us is predetermined by Allah. It is not a matter of choice for us, not even suicide.
Death is one of the four things mentioned in the hadith of Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) that are written for us while we are still in our mother's womb; the others are our provisions, the age at which we die, and whether we will be one of the damned or the blessed in the hereafter.
According to one hadith, the Prophet Muhammad was at a funeral. He came to some of his Companions (may Allah be pleased with them) with a stick in his hand. He lowered his head and scratched the ground with the stick saying,
"There is not one among you to whom a seat in Paradise or Hell has not been allotted and about whom it has not been written down whether he would be an evil person or a blessed person." One of the Companions said, "Allah's Messenger, should we not then depend upon our destiny and abandon our deeds?" Prophet Muhammad said, "Acts of everyone will be facilitated in that which has been created for him so that whoever belongs to the company of the blessed will have good works made easier for him, and whoever belongs to the unfortunate ones will have evil acts made easier for him. "He then recited these verses, from the Quran:
(So he who gives (in charity) and fears (Allah), And believes in goodness, We will indeed make smooth for him the path to Bliss. But he who is a greedy miser and thinks himself self-sufficient, and disbelieves in goodness, We will indeed make smooth for him the path to Misery) (Al-Layl 92:5-10).
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,serta mendustakan pahala terbaik,maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.(Al-Layl 92:5-10).
This hadith is important in explaining how Allah sets a person's destiny. As Prophet Muhammad explained to his Companions, it is not decided for us where we will end up. Our destiny is determined by our choices. Allah tells us in Surat Al-Layl that those who believe in goodness and choose to do righteous acts, such as being charitable, will have the path to goodness and Paradise made easy for them. Allah also tells us that those who reject belief in goodness and are miserly and arrogant will have the path to misery and Hell made easier for them.
We are not forced into anything. For Allah to do so would not produce sincere faith in His servants. When we freely choose goodness over evil, it is obvious that we sincerely believe in it; otherwise we would not have chosen it. When we freely choose evil over good, the same is true; we reject good either because we are blind to it or because we are selfish and arrogant.
When Allah creates us, He is well aware of all the intentions we will have, all the choices we will make, and all the things that we will do in our lives before we do them. He chooses what He will allow us to do and what He will not according to His infinite wisdom, and then has it recorded as our destiny.
Ketika Allah menciptakan manusia, Allah sudah well aware (sudah tau) niat apa yang kita punya, semua pilihan yang akan kita ambil, dan semua yang akan kita lakukan sebelum kita melakukannya. Lalu Allah memilihkan apa yang Allah perbolehkan kita untuk melakukan hal tersebut tergantung dengan hukum2nya, lalu semua itu tercatat dalam lauhful mahfudz
If our intention is to do good purely for Allah's sake, He knows it before we do and He makes the path towards it easy for us. He then rewards us for our faith and good choices. If our intention to do good is not solely for His sake, He also knows it before we do. He will reject it and punish us for our choices.
Kalau niatan kita baik dan benar2 untuk Allah, Allah tahu hal itu akan terjadi sebelum kita melakukannya, dan dia menunjukkan jalan yang lebih mudah untuk kita. Lalu Allah memberi rewards berkaitan dengan keimanan dan pilihan kita yang tepat. Kalau kita melakukan hal yang baik bukan untuk Allah, Allah juga tahu sebelum kita melakukan itu, Allah akan menolak dan menghukum kita atas apa yang kita pilih
For those who choose selfishness and arrogance, Allah will allow them to make mischief, for reasons only He knows, and He will make their path to Hell easy for them. He will then have this recorded as their destiny.
Buat mereka yang memilih untuk ingkar, Allah juga akan memberikan mereka jalan, sehingga neraka juga menjadi mudah bagi mereka yang ingkar. Dan ini semua sudah tercatat dalam kitab LM
Regarding marriage, we are again free to choose our spouse. Whether we stay together for life or get divorced is still a result of our choices. Allah ordains it before we are born and it is His will if we have successful marriages or not. Also, Allah determines whether we will have children. Some try very hard and are unsuccessful, while others are blessed with many. Some try to avoid having children but are given them anyway. In the Quran we read what means:
{To Allah belongs the dominion of the Heavens and the Earth. He creates what He wills (and plans). He bestows male or female (children) according to His Will (and Plan), Or He bestows both males and females, and He leaves barren whom He will: for He is full of Knowledge and Power.} (Ash-Shurah 42:49-50)
There is no such thing as an accidental birth. Allah creates us as He wills. The birth of each and every one of us is a miraculous event. In Islam, we accept things that happened in the past as being Allah's will. If we marry and try to have children, it is only by Allah's grace that we receive them. Nothing happens except by Allah's will. We are only able to do what He allows us to do and according to His wishes.
Regarding your question about those born with mental disabilities, it is clear from the following verse that it is the will of Allah they are born that way.
{It is He Who shapes you in the wombs as He pleases. There is no god but Him, the Exalted in Might, the Wise.} (Aal-Imran 3:6)
Allah creates each and every one of us in a unique form. No two people since the time of Adam and Eve have ever been exactly alike. Even identical twins have their own personalities, likes and dislikes, and good and bad qualities. The Prophet is reported to have said:
There is no disease that Allah has created, except that He also has created its treatment. (Al-Bukhari)
Those who are created with disabilities or special needs are unique in their own way. Allah tests us to see who among us is best in conduct. If some of us are born with apparent problems and deficiencies, there is no reason why we cannot search for ways to help them or to make their lives easier. It is a tremendous way to practice patience, mercy, helpfulness, and generosity with one another. It is not necessarily a curse on them that Allah has limited their abilities in certain things. All of us have limitations in our own abilities. Some of us are limited in our ability to do things that many others take for granted, such as the ability to see, hear, or to communicate clearly with others.
Many people who suffer from mental illness from the time of birth are very likely to be destined for Paradise. Some people are born with no potential ability to understand that there is a vast universe around us and an all-powerful being that created it and is in full control of it. They have difficulty differentiating between what is right and what is wrong and cannot understand that their actions impact the people around them. How, then, could Allah create people with these types of problems and then punish them for their behavior? That would be neither just nor merciful. Allah, of course, is Most Merciful and Most Just. He creates what He wills and He causes it to die when and how He wills.
I hope this has helped you to understand these issues better. May Allah guide us all to what pleases Him so that we may reach Paradise, the ultimate reward for righteousness toward our Merciful Creator.
Salam and please keep in touch.
-------------------
Jadi ... ketetapan terjadi tergantung manusianya atau bukan ???
- silakan nee perhatikan tulisan yang "ungu" di atas ....... benarkah ketetapan ALLAH terjadi karena pilihan manusia ? jawabannya "bukan"
- itu karena kehendak-NYA, ALLAH maha menghendaki, dan kita manusia tidak akan pernah mampu untuk menolak kehendak-NYA.
- tentang kekufuran ; ALLAH tidak memaksa agar manusia menjadi kufur, tetapi ALLAH "menetapkan" seseorang untuk menjadi kufur, dan meyediakan kausalitanya bagi orang tersebut sehingga dia secara sadar mengikuti kausalkita yang disediakan yang mengarah kepada kekufuran. ....... jadi bukan karena ALLAH mengetahui seseorang akan kufur, baru menetapkan ....... mungkin nee akan berkata bahwa itu tidak adil dan harus ditentang karena merugikan orang yang disesatkan-NYA ....... JAWABANNYA, boleh saja kalau sanggup, malah nucapan untuk menentang itu sendiri telah ditentukan ALLAH lebih dulu untuk menjuruskan penentang itu kepada siksaan yang lebih besar.
- benar sekali bahwa ALLAH akan memberi balasan terhadap apa yang mereka lakukan .... bukankah apa yang mereka lakukan adalah juga ketetapan ALLAH ?
- benar juga tugas .... rosul adalah menyampaikan apa yang dikehendaki-NYA ..... tapi bagi mereka yang telah ditetapkan "sesat/kafir" penyampaian ini akan mereka tolak (karena meraka mengikuti kausalita yang disediakan untuk mereka) ....... dan mereka tetap dalam kekafiran meskipun sudah diutus rosul.
- nee ...... jangankan kepada ALLAH, kepada sesama manusiapun kita tidak boleh berburuk sangka ...... kewajiban kita adalah mengikuti/melaksanakan perintahnya dan meninggalkan/menghindari larangannya, untuk itu harus sami'na wa atho'na.
kasus naik motor
- yang bold merah ...... pernyataa yang kurang pas ........ manusia yang baru lahir dan juga yang sudah dewasa tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok .... meskipun dia sudah punya niat ....... ini menunjukan bahwa niat manusia tidak bisa mempengaruhi yang sudah ditetapkan ALLAH
- jadi apapun yang kita lakukan adalah pelaksanaan ketetapan ALLAH yang telah ditetapkan bagi kita ........... inilah yang dinamakan takdir
- bukan ........ ketetapan yang terjadi, karena ALLAH yang menghendaki-NYA
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
Jagona wrote:SEGOROWEDI wrote:jagona wrote:
jadi menjadi kafir/tidak kafir adalah ketetapan ALLAH, adapun peranan dan scenario yang ditetapkan ALLAH adalah kausalitanya untuk menjadi kafir/tidak kafir
kalau menjadi kafir adalah ketetapannya sendiri
kenapa ia sewot terhadap kafirun?
hi hi hi .......... siapa yang sewot ......... ALLAH gak pernah sewot, cuma mengingatkan ... key
kan suruh diperangi..
lagian kalau ngapain diingatkan apalagi dinerakakan
kan ketetapannya sendiri
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:Jagona wrote:SEGOROWEDI wrote:jagona wrote:
jadi menjadi kafir/tidak kafir adalah ketetapan ALLAH, adapun peranan dan scenario yang ditetapkan ALLAH adalah kausalitanya untuk menjadi kafir/tidak kafir
kalau menjadi kafir adalah ketetapannya sendiri
kenapa ia sewot terhadap kafirun?
hi hi hi .......... siapa yang sewot ......... ALLAH gak pernah sewot, cuma mengingatkan ... key
kan suruh diperangi..
lagian kalau ngapain diingatkan apalagi dinerakakan
kan ketetapannya sendiri
1. hi hi hi ....... yang diperangi kan aqidahnya bukan orangnya ........... key
2. benar orang yang ke surga/neraka adalah "ketetapan-NYA" ....... anda mau protes ? silakan aja ..................... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
- faktanya muhammad memerangi orangnya..
- ketetapan irasional
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:
- faktanya muhammad memerangi orangnya..
- ketetapan irasional
- karena sudah tidak memeungkinkan untuk diluruskan aqidahnya, dan mereka menyerang duluan
- gak ada ketetapaqn ALLAH yang irrasional ......... kecuali manusianya yang keliru dalam memahami ketetapan itu
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
Jagona wrote:
- karena sudah tidak memeungkinkan untuk diluruskan aqidahnya, dan mereka menyerang duluan
- gak ada ketetapaqn ALLAH yang irrasional ......... kecuali manusianya yang keliru dalam memahami ketetapan itu
- maksakan akidahnya sendiri.. nyerang duluan apanya? justeru pedagang-pedagangnya dirampoki..
- tuh menetapkan orang kafir lalu orang kafirnya dinerakakan
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:Jagona wrote:
- karena sudah tidak memeungkinkan untuk diluruskan aqidahnya, dan mereka menyerang duluan
- gak ada ketetapaqn ALLAH yang irrasional ......... kecuali manusianya yang keliru dalam memahami ketetapan itu
- maksakan akidahnya sendiri.. nyerang duluan apanya? justeru pedagang-pedagangnya dirampoki..
- tuh menetapkan orang kafir lalu orang kafirnya dinerakakan
- yang maksa siapa ? ........... semuanya ............ pedagang yang mana yang diraampoki, kaya yang tahu aja .......................... key
- aku dah bilang kalo gak setuju, silakan anda protes .......... kalo anda dah ditetapkan kafir, tinggal tunggu aja waktunya. meskipun anda suap dengan 1000 gunung mas, tetap aja nyemplung jadi penghuni neraka .......................... key
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
- 9:29 kan maksa.. pedagang-pedagang quraisy
- bukan soal protes, tapi itu gak masuk akal.. orang ditetapkan kafir lalu dinerakakan sendiri..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:
- 9:29 kan maksa.. pedagang-pedagang quraisy
- bukan soal protes, tapi itu gak masuk akal.. orang ditetapkan kafir lalu dinerakakan sendiri..
- mana ada "pedagang-pedagang quraisy" pada ayat 9/29 ?
- aku bilang .... kalo gak setuju dengan"ketetapan ALLAH" silakan anda protes .... gak usah bilang "gak masuk akal" ....... kamu kan menikmati dalam "kekafiran", meskipun kamu tahu bahwa orang kafir pasti menjadi penghuni "neraka" dan "surga" kamu ada di dunia .......... keywed
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
- soal quraisy nyerang dulu itu lho, mana/apa buktinya?
yang ada muhammad yang nyerangi pedagang-pedagang lewat
- menghendaki kafir kok kafirun dinerakakan, nalarnya dimana?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:
- soal quraisy nyerang dulu itu lho, mana/apa buktinya?
yang ada muhammad yang nyerangi pedagang-pedagang lewat
- menghendaki kafir kok kafirun dinerakakan, nalarnya dimana?
yang bilang quraisy nyerang dulu itu siapa ? ............. trus ayat 9/29 TIDAK HANYA BERLAKU PADA JAMAN N.MUHAMMAD saja tapi berlaku sampai akhir jaman.
- anda gak perlu nanya "nalar" segala ......... itu kuasa-NYA ALLAH ........... makanya aku anjurkan kalo anda gak setuju silakan protes aja, atau anda berbalik mengikuti perintah ALLAH dengan sebaik-baiknya ...................... okey
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
SEGOROWEDI wrote:
- soal quraisy nyerang dulu itu lho, mana/apa buktinya?
yang ada muhammad yang nyerangi pedagang-pedagang lewat
- menghendaki kafir kok kafirun dinerakakan, nalarnya dimana?
- soal quraisy menyerang dulu itu siapa ? ..... ayat 9/29, trus kapan muhammad nyerang pedagfang lewat .......... hi hi hi massss, ayat 9/29 tidak hanya berlaku pada jamannya n.muhammad tetapi berlaku sampai akhir jaman ........ adakah muslim yang nyerang anda ?
- trus ..... gak perlu nanya soal "nalar" ..... itu adalah KUASA-NYA ALLAH ....... makanya aku sarankan kaalo anda gak setuju, silakan PROTES, gak bayar kok, atau anda kembali "beriman" kepada ALLAH ......................... pokewy
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
- setelah hijrah..
beberapa saat kemudian kan kerjaannya menjarahi pedagang quraisy
9:29 yang membatalkan perjanjian dan meyerang juga muhammad
- Tuhan tidak mungkin tanpa nalar..
menyesatkan manusia, menghendaki manusia sesat, menetapkan manusia sesat
lalu manusia sesatnya dinerakakan sendiri
beberapa saat kemudian kan kerjaannya menjarahi pedagang quraisy
9:29 yang membatalkan perjanjian dan meyerang juga muhammad
- Tuhan tidak mungkin tanpa nalar..
menyesatkan manusia, menghendaki manusia sesat, menetapkan manusia sesat
lalu manusia sesatnya dinerakakan sendiri
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada Hari Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak mengikuti agama yang hak, di antara orang-orang yang telah di beri Kitab, hingga mereka membayar pajak dengan senang hati dan mereka takluk. (At-Taubah 9:29).
Kata-kata ‘an yadin berarti :
1. Atas kemauan sendiri dan sebagai pengakuan atas kekuasaan Islam yang lebih unggul.
2. Dengan uang tunai dan bukan berupa angsuran.
3. Menganggap sebagai suatu anugerah dari orang-orang Islam.
‘an berarti, oleh sebab; dan huruf yad menunjukkan kekuasaan dan anugerah (Lexicon oleh EW Lane). Ayat ini mengisyaratkan kepada kaum Ahlikitab yang berdiam di negeri Arab. Seperti halnya orang- orang musyrik, mereka ini pun telah memusuhi Islam secara aktif dan merencanakan serta mengadakan komplotan untuk memusnakan Islam. Oleh sebab itu orang-orang Islam telah diperintahkan untuk berperang dengan mereka, kecuali jika mereka menyetujui untuk hidup sebagai rakyat yang setia dan suka damai.
Jizyah, ialah semacam pajak yang dikenakan kepada orang-orang yang bukan-Muslim sebagai warganegara yang bebas dalam Negara Islam, sebagai imbalan terhadap perlindungan yang mereka nikmati. Dapat dicatat, bahwa kebalikan dari jizyah yang dikenakan kepada orang-orang bukan-Islam, ada pajak yang jauh lebih berat ialah zakat, yang dikenakan kepada orang-orang Islam, dan disamping membayar zakat, mereka harus pula menjalani tugas kemiliteran. Sedangkan orang-orang bukan-Islam dibebaskan dari kewajiban itu. Dengan demikian, dari satu segi, orang-orang bukan-Islam menerima perlakuan lebih baik, sebab mereka hanya diwajibkan membayar pajak yang lebih ringan dan mereka bebas pula dari kewajiban kemiliteran. Kata shaghirun mengungkapkan bahwa kedudukan mereka secara politis, ada di bawah; tetapi, selain itu mereka menikmati semua hak kemasyarakatan yang setaraf dengan orang-orang Islam. Musyrikin Arab, orang-orang Yahudi, dan Nasrani yang hidup bertetangga dengan mereka, merupakan musuh-musuh Islam yang utama. Sesudah membahas hubungan orang-orang mukmin dengan kaum musyrikin dengan ayat ini Surah At-Taubah membahas hubungan mereka dengan para Ahlikitab, khususnya berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan dan I’tikad-I’tikad mereka.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
sebelumnya mereka kan orang-orang bebas baik secara ekonomi, politik maupun agama..
lalu disodori ini:
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada Hari Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak mengikuti agama yang hak, di antara orang-orang yang telah di beri Kitab, hingga mereka membayar pajak dengan senang hati dan mereka takluk. (At-Taubah 9:29).
diperangi hanya karena:
- tidak beriman kepada Allah dan tidak pula beriman kepada Hari Kemudian
- tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan muhammad
- tidak mengikuti agama islam
- tidak membayar uang keamanan
dan dipaksa untuk:
- beriman kepada Allah dan tidak pula beriman kepada Hari Kemudian
- mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan muhammad
- mengikuti agama islam
- membayar uang keamanan
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
Surah Al Anfal dan At-Taubah diturunkan di Medinah. Surah Al Anfal diturunkan menjelang Perang Badar pada tahun pertama atau kedua sesudah Hijrah, setelah umat Islam dianiaya, diperangi dan diusir dari Mekkah oleh orang-orang Kafir Quraisy. Sedangkan At-Taubah atau Al Bara’ah, menurut Shahih Bukhari, termasuk bagian-bagian Al Qur'an yang diturunkan saat Perang Badar pada akhir sekali tahun kesembilan sesudah Hijrah.
Kedunghalang- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 9081
Kepercayaan : Islam
Location : Bogor
Join date : 12.03.12
Reputation : 0
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
seseorang tidak mungkin meyakini lebih dari satu golongan, jadi hanya ada satu golongan yang tidak membohongi diri sendiri bagi setiap orang, tidak ada kontradisksi!Revolt wrote:73 golongan itu tidak membohongi dirinya sendiri, tetapi kata Allah dan Nabi Muhammad hanya 1 golongan yang masuk Surga.
Lihat kontradiksinya??
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: Boleh Non-Islam maupun Islam dari Golongan yang Belum Tentu Benar, Sepanjang Tidak Membohongi Diri Sendiri
apa contohnya?
QS. 17:36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
naik haji juga muslim gak punya pengetahuan,dimana logika pahalanya!
gayatri- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 666
Kepercayaan : Budha
Location : jakarta
Join date : 07.06.15
Reputation : 13
Halaman 6 dari 7 • 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Similar topics
» 73 golongan islam, yang mana yang akan masuk surga ???
» Siapa2 yang termasuk golongan Islam itu?
» islam..agama yg boleh (suka) mengkritik tapi tidak mau dikritik.
» semua negara islam tidak boleh memiliki senjata nuklir
» Umat Islam tidak Boleh Pilih AHOK sebagai PEMIMPIN
» Siapa2 yang termasuk golongan Islam itu?
» islam..agama yg boleh (suka) mengkritik tapi tidak mau dikritik.
» semua negara islam tidak boleh memiliki senjata nuklir
» Umat Islam tidak Boleh Pilih AHOK sebagai PEMIMPIN
Halaman 6 dari 7
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik