Islam dan Aliran Sesat

Ahmadiyah sebagai aliran Islam
yang telah dinyatakan sesat dan
wajib keluar dari rel Islam
mempunyai banyak dalih pembelaan
agar tetap diakui sebagai bagian
Islam yang sah.

Guntur Romli,JIL,menyatakan hak
pengimanan dan penyesatan adalah
milik Allah (Jawa Pos,14 Nov
2007).Dan sebagian orang bahkan
mengaku muslim pun secara terang
mengatakan “bila Ahamdiyah sesat
maka yang memutuskan sesat telah
melanggar kewenangan Tuhan”.

Otoritas pengadilan adalah benar
mutlak milik Allah azza wa jala
tetapi wajib diingat bahwa Allah
melalui Al Quran dan As Sunnah
telah melimpahkan wewenang
tersebut kepada manusia.Dalam
kasus Ahmadiyah maka surah Al
Ahzab adalah pembeda yang jelas
antara kenabian yang hakiki
dengan kenabian palsu.

Dalam kitab Tuhfah Baghdad
halaman 11 disebutkan sebuah
“hadits” yang : di hari Rasulullah
saw meninggal,bumi
berteriak.Bumi berkata:”Ya
Allah,apakah badanku akan Engkau
kosongkan dari kaki nabi-nabi
sampai kiamat?”.Maka Allah
berfirman:”Aku akan jadikan
diatasmu manusia yang hatinya
seperti nabi-nabi”.
Tentu saja “hadits” diatas adalah
palsu dan hanya ada di kitab tulisan
Ghulam Ahmad.
Sehingga sangat mengherankan
bila ada pendapat Ahmadiyah adalah
saudara seiman islam dengan
muslim yang membatalkan kenabian
Ghulam Ahmad.Karena telah nyata
bahwa hadit diatas adalah sebuah
dusta dari pendusta.

Namun,sejarah dan fakta telah
menghadirkan bukti bahwa
Ahmadiyah adalah sebuah gerakan
yang berlevel internasional untuk
merongrong Islam dari
dalam.Gunting dalam lipatan.
KH Ahmad Shiddiq,Rais Am Syuriah
PBNU menyatakan dalam bukunya
Pedoman Berpikir NU bahwa
keberadaan Ahmadiyah (Lahore dan
Qadiniyah) adalah bagian
konspirasi internasional untuk
membunuh Islam secara perlahan.
Soekarno,RI 1 yang
pertama,sempat pula digosipkan
oleh Dinas Rahasia Kolonial (antek
Belanda) sebagai pengikut
Ahmadiyah dan Soekarno
menuliskan;
Saya bukan anggota Ahmadiah.Jadi
mustahil saya mendirikan cabang
Ahmadiah atau menjadi
propagandisnya.Apalagi buat
bagian Celebes!Sedang untuk
pelesir ke sebuah pulau yang
jauhnya hanya beberapa mil dari
Ende,saya tidak boleh!Di Ende,saya
memang lebih memperhatikan
agama daripada masa lalu.Di
samping saya punya studi sociale
wetenschappen,rajin jugalah saya
membaca buku-buku agama.Tapi
saya punya keislaman tidak terikat
oleh suatu golongan.Dari
Persatuan Islam Bandung saya
mendapat banyak
penerangan,terutama personnya
tuan A.Hasan sangat membantu
penerangan bagi saya itu”.
25 November 1935 dalam artikel
“Tidak Percaya Bahwa Mirza
Ghulam Ahmad adalah Nabi”.

UU no 1/PNPS/1965 yang menjadi
juklak teknis pasal 28 UUD 1945
memberi kewenangan Presiden RI
untuk membubarkan organisasi
yang menyebarkan
penyimpangan.Ketegasan alat
negara untuk memberikan rasa
aman bagi umat Islam sangat
dibutuhkan untuk memberi jaminan
bahwa pemerintah RI berdaulat
dan tiada pernah membiarkan
masalah yang sama berulang terus
sepanjang masa kecuali memang
berniat untuk memelihara status
sulit bagi Islam.

Allah knows the best.


sumber ; www.wakabuh.com