Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

First topic message reminder :

Ini lagi yang teramat aneh. Mereka mencaci seorang arab buta huruf yang telah dimuliakan, yang telah menundukkan jazirah arab, yang telah memporak-porandakan kekaisaran Romawi, dan telah membentuk empirium (daerah kekuasaan) terbesar dalam sejarah kehidupan manusia, yakni membentang mulai dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik. (100 tokoh dunia: www.media.isnet.org)

Terus Anda siapa?
Anda belum pernah menundukkan ¼ bagian pulau Madura sekalipun!
Anda juga bukan panglima perang yang tak terkalahkan, bukan ahli pemerintahan, bukan ahli sejarah, meskipun Anda tidak buta huruf. Gelar tertinggi Anda –mungkin- hanya sebatas .Lc (Lumayan ceroboh) atau M.Sc (manusia sangat ceroboh).

Anda keberatan dengan Muhammad karena menikahi seorang gadis berusia 6 tahun secara syah? Apa Anda orang tuanya? Atau Anda hanya sok ngatur saja? Anda tak sepantasnya mengatur orang yang lebih cerdik dan jauh lebih berwibawa dari Anda.

Dan Anda menyebut Muhammad sebagai pedofil hanya karena ia telah menikahi anak perempuan berumur 6th, begitu ‘kan?

Beliau adalah seorang nabi dan tak bertindak secara asal-asalan. Beliau bertindak dengan alasan tersendiri, yakni salah satunya untuk memperkuat hubungan kekeluargaan dengan tokoh bangsa Arab yang terpandang, guna penyebaran Risalahnya. Pernikahan beliau dengan Aisyah juga telah menghasilkan hikmah tersendiri bagi umat Islam, khususnya untuk kaum wanita. Mengapa? Karena Aisyah lah yang paling mengenal Nabi saw. dan ia juga yang paling tahu hukum-hukum Islam perihal masalah wanita karena memperoleh pelajaran langsung dari nabi saw.. Muhammad tak punya saudara perempuan untuk dijadikan sebagai objek pembelajaran Islam tentang wanita. Jika Aisyah tidak dinikahi oleh Muhammad saat itu juga, yakni ketika ia masih anak-anak, maka kepada siapa Muhammad harus mengajarkan masalah hukum-hukum Islam perihal kewanitaan, terutama hal yang paling sensitif? Sementara wanita terbaik dalam hal kecerdasan dan silsilah keturunan pada saat itu adalah keturunan sahabatnya sendiri, Abu Bakar. Sebab itu jika beliau tidak menikahi Aisyah, tapi hanya sebatas mengajarinya saja, maka apa pendapat umat Islam kalau beliau berada sangat dekat kepada Aisyah untuk mengajari ajaran Islam perihal kewanitaan, sementara status mereka berdua bukan suami-isteri? Itu justru akan lebih mengundang gossip dan aneka prasangka buruk terhadap Muhammad.

Tapi Anda menyebut tindakan Muhammad yang sangat bijak tersebut dengan sebutan “pedofil”. Pelit sekali Anda memberikan julukan terhadap seorang yang berwibawa. Dari sini saja sudah terbukti akan kedangkalan pikiran Anda dalam memahami suatu perkara, yang cenderung ceroboh dalam membuat kesimpulan.

Isteri beliau banyak, dan beliau mania sex?

Ini lagi, salah satu bukti kecerobohan Anda dalam membuat kesimpulan. Anda menjuluki beliau “mania sex” karena memiliki isteri yang banyak secara syah? Apa Anda tidak melihat latar belakang isteri-isteri beliau yang rata-rata sudah janda dan berumur lanjut itu, dan terkadang juga miskin dalam hal materi. Beliau menikahi mereka semua dengan alasan yang sangat bijak, salah satunya yakni alasan sosial untuk mempererat hubungan antar suku, dan untuk menghindari perpecahan (permusuhan) dalam kelompok, juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi wanita tersebut. Jika beliau menginginkan wanita terpandang (kaya) lagi cantik dan seksi, itu sama sekali bukan kendala bagi beliau mengingat status beliau yang selalu dimuliakan dan selalu ditaati oleh kaumnya. Beliau sangat bisa sekali untuk mengawini wanita kelas atas. Hal itu bagi beliau, semudah membalikkan telapak tangan. Tapi beliau tidak melakukan demikian, karena beliau ingin memberikan contoh teladan yang baik bagi umatnya, bahwa setiap orang, tak terkecuali janda, harus diperhatikan dengan baik dan dimuliakan. Isteri beliau yang beliau nikahi dalam keadaan gadis hanya satu orang, yakni Aisyah.

Sekarang, tengok diri Anda sendiri,
Hal ini jauh berbeda dengan diri Anda yang ketika mengejar anak gadisnya orang selalu bersusah payah dengan berkorban pulsa mati-matian dan cenderung mengobral janji-janji palsu yang sudah kadaluwarsa. Sesuatu yang hanya mampu dilakukan oleh pecundang.

Dan sekalipun Muhammad memiliki isteri yang banyak, hal itu tidak menurunkan kewibawaan beliau, karena beliau bisa bersikap adil kepada semuanya. Beliau sama sekali tidak seperti sebagian besar raja yang kerajaannya mengalami keruntuhan hanya gara-gara 1 selir wanitanya. Para isteri beliau saw. malah turut serta mewarnai perkembangan kemajuan Islam, agama yang luhur (murni) yang tak menganut sistem dogma (dongo’ amat). Dan isteri-isteri beliau tidak saling bertengkar satu sama lain.

Nah, bagaimana dengan Anda?
Anda mungkin beristrikan 1 orang, tapi –terkadang– tidak bisa bersikap adil. Dan tak menutup kemungkinan Anda masih harus rajin mengoleksi WIL yang tak terhitung jumlahnya. Itu ‘kan yang berwibawa menurut Anda?

Juga,
Sebagian pembesar agama Anda mungkin adalah orang suci, karena tidak menikah, … tapi hanya melibatkan diri dalam kasus pelecehan atau skandal. Itu ‘kan yang menurut Anda lebih terhormat karena tak perlu repot-repot mengurus surat nikah? Amat besar kebodohan kalian karena telah mencaci orang yang paling jujur dan paling baik

Andi Cactusa wrote:
...Silahkan tembakkan semua peluru yang anda punyai! Nanti akan saya kembalikan sehingga akan bersarang di jidad anda sendiri!

Baiklah, silahkan baca post saya berikut ini:

EbisuSensei wrote:
Dilihat dari definisi pedofil itu sendiri, Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang pengidap pedofil.
Karena Beliau tidak memiliki kecenderungan yang eksklusif pada anak-anak. Mangingat istri-istri beliau adalah wanita dewasa. Hanya Aisyah ra yang tertulis masih kanak-kanak.
Dan iinipun banyak yang meragukan, apakah benar memang masih kanak-kanak.

Dilihat dari sisi Aisyah ra sendiri, Aisyah ra tidak pernah mengalami trauma fisik atas pernikahannya dengan Baginda Rasulullah SAW. Hal ini membuktikan bahwa Aisyah ra menjalani hubungan suami-istri, saat kondisi fisiknya memang sudah siap.

Dan tidak ada, korban pedofil yang tumbuh menjadi pencemburu kepada pelaku. Serta sangat mencintai pelaku,

EbisuSensei wrote:
Dilihat dari definisi pedofil itu sendiri, Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang pengidap pedofil.
Karena Beliau tidak memiliki kecenderungan yang eksklusif pada anak-anak. Mangingat istri-istri beliau adalah wanita dewasa. Hanya Aisyah ra yang tertulis masih kanak-kanak.
Dan iinipun banyak yang meragukan, apakah benar memang masih kanak-kanak.

Dilihat dari sisi Aisyah ra sendiri, Aisyah ra tidak pernah mengalami trauma fisik atas pernikahannya dengan Baginda Rasulullah SAW. Hal ini membuktikan bahwa Aisyah ra menjalani hubungan suami-istri, saat kondisi fisiknya memang sudah siap.

Dan tidak ada, korban pedofil yang tumbuh menjadi pencemburu kepada pelaku. Serta sangat mencintai pelaku,

- kecenderungannya pada si bocah, ia isteri paling disayang, bahkan ada nama kesayangan khusus buatnya, pedofil tetep pedofil, siap aoanya umurnya baru 9 tahun, masih bau kencur..
- siapa berani mengisahkan traumanya? bisa cerai antara kepala dan kehernya..
- kapan cemburunya? apakah ketika masih bocah?

SEGOROWEDI wrote:
- kecenderungannya pada si bocah, ia isteri paling disayang, bahkan ada nama kesayangan khusus buatnya, pedofil tetep pedofil, siap aoanya umurnya baru 9 tahun, masih bau kencur.

Apakah ada pernyataan jelas dari Rasulullah SAW, bahwa Aisyah adalah istri yang paling disayang?

Silahkan!

satu-satunya yang diberi nama kesayangan 'humaira'...

http://blog.umy.ac.id/painah/2011/11/15/aisyah-binti-abu-bakar-shiddiq/
Dalam diri Aisyah tersimpan segudang keistimewaan dan keteladanan. Ia dilahirkan dari kalangan keluarga yang sudah memeluk agama Islam. Ia lebih muda delapan tahun dari Fatimah. Ia pernah mengatakan, “Aku tidak mengetahui kedua orang tuaku melainkan sudah memeluk agama Islam”. Ia seorang wanita yang sangat disegani dan juga sangat cantik. Karena itu ia dipanggil dengan sebutan Humaira’ (si mawar merah). Rasulullah SAW tidak pernah menikah dengan seorang perawan selain Aisyah, dan tidak pernah mencintai wanita seperti cintanya kepada Aisyah.

Imam Adz-Dzahabi menegaskan: “Aku tidak mengetahui di kalangan umat Muhammad, bahkan di kalangan wanita secara umum, seorang wanita yang lebih pandai daripada Aisyah. Aku bersaksi bahwa Aisyah adalah istri Rasulullah di dunia dan di akhirat”.

SEGOROWEDI wrote:
satu-satunya yang diberi nama kesayangan 'humaira'...

http://blog.umy.ac.id/painah/2011/11/15/aisyah-binti-abu-bakar-shiddiq/
Dalam diri Aisyah tersimpan segudang keistimewaan dan keteladanan. Ia dilahirkan dari kalangan keluarga yang sudah memeluk agama Islam. Ia lebih muda delapan tahun dari Fatimah. Ia pernah mengatakan, “Aku tidak mengetahui kedua orang tuaku melainkan sudah memeluk agama Islam”. Ia seorang wanita yang sangat disegani dan juga sangat cantik. Karena itu ia dipanggil dengan sebutan Humaira’ (si mawar merah). Rasulullah SAW tidak pernah menikah dengan seorang perawan selain Aisyah, dan tidak pernah mencintai wanita seperti cintanya kepada Aisyah.

Imam Adz-Dzahabi menegaskan: “Aku tidak mengetahui di kalangan umat Muhammad, bahkan di kalangan wanita secara umum, seorang wanita yang lebih pandai daripada Aisyah. Aku bersaksi bahwa Aisyah adalah istri Rasulullah di dunia dan di akhirat”.

Ngawur ..................  
Saya minta hadis yang bahasa indonesia. Yang merupakan pernyataan langsung dari Rasulullah SAW.

Setahu saya istri yang paling di sayang adalah Khatidjah ra.
Terbukti bahwa Rasulullah SAW selalu menyebut nama Katidjah ra di depan Aisyah ra.
Dan mendapat peringatan keras dari Tuhan karenanya.

kenapa harus pernyataan? pemberian nama kesayangan sudah jauh dari cukup..
ditambah ulasan seukuwahmu itu..
ditambah harus menyebut aisa dulu baru kotijah..
pedofil amat menyayangi isteri bocahnya..

SEGOROWEDI wrote:
kenapa harus pernyataan? pemberian nama kesayangan sudah jauh dari cukup..
ditambah ulasan seukuwahmu itu..
ditambah harus menyebut aisa dulu baru kotijah..
pedofil amat menyayangi isteri bocahnya..

Kalau nggak punya bukti ya sudah.

Saya nunggu @ac dulu.

EbisuSensei wrote:
Terbukti bahwa Rasulullah SAW selalu menyebut nama Katidjah ra di depan Aisyah ra.
Dan mendapat peringatan keras dari Tuhan karenanya.

bukti aisah paling disayang...
nama kotijah disebut sebelum nama aisah aja, muhammad diomelin alloh..
pedofil paling sayang pada bocah

@ac

Saya memutuskan untuk membalik urutan poin pembicaraan, menjadi:
1. Tidak ada korban pedofil.
2. Tidak ada ciri-ciri penderita pedofil yang dapat ditemukan.

berintensi sex pada bocah itu pedofil
muhammad berintansi sex pada aisah, bocah 9 tahun
bahkan kalau si bocah tidak sakit, ketika 6-7 tahun sudah disetubuhinya
hueks..!

EbisuSensei wrote:

Andi Cactusa wrote:
...Silahkan tembakkan semua peluru yang anda punyai! Nanti akan saya kembalikan sehingga akan bersarang di jidad anda sendiri!

Baiklah, silahkan baca post saya berikut ini:

EbisuSensei wrote:Dilihat dari definisi pedofil itu sendiri, Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang pengidap pedofil.

...Definisi siapa?

EbisuSensei wrote:Karena Beliau tidak memiliki kecenderungan yang eksklusif pada anak-anak. Mangingat istri-istri beliau adalah wanita dewasa. Hanya Aisyah ra yang tertulis masih kanak-kanak.

...Coba tunjukin buktinya dari literatur Islamiah!

EbisuSensei wrote:Dan iinipun banyak yang meragukan, apakah benar memang masih kanak-kanak.

...Kalau yang baik atau positif, tidak pernah diragukan atau dipertanyakan oleh muslim. Tapi kalau menyangkut aib Muhammad, maka seabreg hadits pun diragukan.

EbisuSensei wrote:Dilihat dari sisi Aisyah ra sendiri, Aisyah ra tidak pernah mengalami trauma fisik atas pernikahannya dengan Baginda Rasulullah SAW. Hal ini membuktikan bahwa Aisyah ra menjalani hubungan suami-istri, saat kondisi fisiknya memang sudah siap.

...Tunjukkan bukti dari literatur Islamiah yang mendukung pernyataan anda di atas.

EbisuSensei wrote:Dan tidak ada, korban pedofil yang tumbuh menjadi pencemburu kepada pelaku. Serta sangat mencintai pelaku,

...Bisa anda kutip dari hadits atau apa pun literatur Islamiah yang mendukung pernyataan di atas?

EbisuSensei wrote:@ac

Saya memutuskan untuk membalik urutan poin pembicaraan, menjadi:
1. Tidak ada korban pedofil.
2. Tidak ada ciri-ciri penderita pedofil yang dapat ditemukan.

...Suka-sukamu lah! Wong jalan pikiranmu juga sering upside-down, kok.
...Coba tunjukin bukti yang mendukung pernyataan anda di atas, daripada mengarang-ngarang seenak udel anda.
...Emangnya ada yang mengintip dan mencatat atau merekam Muhammad memerawani Aisyah? Sehingga ada bukti bahwa Aisyah tidak menjerit-jerit kesakitan, tetapi malah sangat menikmatinya?
...Kalau tidak percaya bahwa Aisyah sangat kesakitan, coba lah berikan putri atau adik anda yang berumur 9 tahun diembat oleh Syeh Puji.

musicman wrote:Menikah dengan wanita yg berusia muda dalam fase2 perkembangannya tidak bisa disamakan segala aspek negatifnya, tanpa melihat kultur dan peradaban yg berlaku.

Yahudi sendiri menentukan standart kelayakan usia 3 th lebih satu hari bagi seorang gadis untuk layak dinikahi.

http://www.israelect.com/DivinePageant/Quotes.htm
Sanhedrin 55b: "A maiden three years and a day may be acquired by marriage by coition, and if her deceased husband's brother cohabits with her, she becomes his."


artinya apa?
Suatu peradaban yg memandang pernikahan dengan gadis muda sebagai hal yg lumrah akan menjadi cacat ketika kita mengadili setiap pelakunya dengan tanpa pandang bulu sebagai orang yg berpenyakit kejiwaan. Maria dan Yusufpun hidup pada jaman itu, saat masyarakat memaklumi bahwa menikahi gadis muda dipandang perlu karena demi memuluskan regenerasi keturunan si pasangan dimana tingkat kematian bayi yg sangat tinggi.

Palungan Jhon F. Kelly hal.105





Tentu, harus kita pilah dan pilah lagi satu persatu pelakunya, apakah sudah memenuhi standarisasi modern sebagai Pelaku Pedhopil. Hanya melihat umur wanita yg dinikahi tentu tidak tepat untuk cukup mengadili karena cenderung secara sefihak.

Kalau disebut hukum terdahulu memberikan ruang bagi pelaku Pedhopil, saya dalam posisi SETUJU, tapi .........

menghakimi semua laki2 yg menikahi gadis muda pada saat itu sebagai seorang pelaku pedhopil ...tentu tidak tepat.

Dengan Standarisasi Modern, setiap syarat dari ungkapan Pedhopil, sangat perlu di telaah dan dibedah dari sisi pelakunya. Kalau dari kesepuluh Istri Nabi semuanya dalam usia Layak Nikah (bahkan ada yg berusia lanjut) lalu karena  Aisyah sebagai satu2nya Gadis berusia 9 th sebagai Istri menyebabkan Nabi dihakimi sebagai Pedhopil dimana beliau hidup dimasanya yg dalam kultur dan budaya permisif menikahi gadis muda adalah Lumrah, maka ini adalah tuduhan yg sangat tidak masuk akal.

- soal kultur: emang siapa tetangga muhammad yang mengawini bocah?
- soal pelaku: punya intensi sex pada bocah itu pedofil, sekalipun ia juga berintensi sex dengan wanita dewasa bahkan sesama jenis sekalipun..
- soal kultur lagi: kalau kultur itu buruk, nabi mestinya tampil sebagai pembaharu, bukan malah memperburuk karena bakal dicontoh pengikutnya

Andi Cactusa wrote:

EbisuSensei wrote:

Andi Cactusa wrote:
...Silahkan tembakkan semua peluru yang anda punyai! Nanti akan saya kembalikan sehingga akan bersarang di jidad anda sendiri!

Baiklah, silahkan baca post saya berikut ini:

EbisuSensei wrote:Dilihat dari definisi pedofil itu sendiri, Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang pengidap pedofil.

...Definisi siapa?

EbisuSensei wrote:Karena Beliau tidak memiliki kecenderungan yang eksklusif pada anak-anak. Mangingat istri-istri beliau adalah wanita dewasa. Hanya Aisyah ra yang tertulis masih kanak-kanak.

...Coba tunjukin buktinya dari literatur Islamiah!

EbisuSensei wrote:Dan iinipun banyak yang meragukan, apakah benar memang masih kanak-kanak.

...Kalau yang baik atau positif, tidak pernah diragukan atau dipertanyakan oleh muslim. Tapi kalau menyangkut aib Muhammad, maka seabreg hadits pun diragukan.

EbisuSensei wrote:Dilihat dari sisi Aisyah ra sendiri, Aisyah ra tidak pernah mengalami trauma fisik atas pernikahannya dengan Baginda Rasulullah SAW. Hal ini membuktikan bahwa Aisyah ra menjalani hubungan suami-istri, saat kondisi fisiknya memang sudah siap.

...Tunjukkan bukti dari literatur Islamiah yang mendukung pernyataan anda di atas.

EbisuSensei wrote:Dan tidak ada, korban pedofil yang tumbuh menjadi pencemburu kepada pelaku. Serta sangat mencintai pelaku,

...Bisa anda kutip dari hadits atau apa pun literatur Islamiah yang mendukung pernyataan di atas?

Bahkan menurut definisi pedofil dalam dunia kedokteran sekarang pun, Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang penderita pedofil.

Tapi kita akan membicarakan masalah definisi, setelah kita membahas "siapa yang menjadi korban pedofil".
Kalau memang tidak ada korban pedofil, berarti penuduhan sebagai pedofil, adalah mengada-ada.

Andi Cactusa wrote:

EbisuSensei wrote:@ac

Saya memutuskan untuk membalik urutan poin pembicaraan, menjadi:
1. Tidak ada korban pedofil.
2. Tidak ada ciri-ciri penderita pedofil yang dapat ditemukan.

...Suka-sukamu lah! Wong jalan pikiranmu juga sering upside-down, kok.
...Coba tunjukin bukti yang mendukung pernyataan anda di atas, daripada mengarang-ngarang seenak udel anda.
...Emangnya ada yang mengintip dan mencatat atau merekam Muhammad memerawani Aisyah? Sehingga ada bukti bahwa Aisyah tidak menjerit-jerit kesakitan, tetapi malah sangat menikmatinya?
...Kalau tidak percaya bahwa Aisyah sangat kesakitan, coba lah berikan putri atau adik anda yang berumur 9 tahun diembat oleh Syeh Puji.

Setiap korban pedofil, pasti mengalami trauma lahir-batin saat menjalani hubungan suami istri.
Dan secara nalar, tidak mungkin tumbuh menjadi pencemburu yang hebat terhadap pelaku.
Cemburu adalah ciri bahwa Aisyah ra sangat mencintai Rasulullah SAW.

Bisa anda berikan contoh, apakah ada korban pedofil yang tumbuh menjadi pencemburu berat terhadap pelaku, dalam sejarah termasuk jaman modern sekalipun?
Yang ada adalah mereka menjadi memiliki trauma lahir-batin.

bisa/nggak?

@EbisuSensei,

...Misalkan ada orang kaya kehilangan barang yang jarang dipakainya sehingga tidak diketahui atau disadarinya. Apakah orang yang mengambil barang itu menjadi bukan pencuri?
...Apakah korupsi yang tidak pernah terbongkar membuat pelakunya bukan koruptor?
...Anda pasti dapat membuat banyak contoh lain yang analog dengan itu.
...Mari kita bicara hekekat, esensi, pada dasarnya atau the bottom line. Bukan bersilat lidah seputar definisi dengan segala derivat dan variannya.
...Oleh karenanya saya mau bertanya, dan jangan dilewatkan seperti sering anda lakukan sebelumnya: Menurut anda pribadi, "Apakah perbuatan Muhammad mengembat Aisyah yang berumur 9 tahun termasuk baik atau buruk?" Pilihannya hanya "baik" atau "buruk" dan tidak perlu djelaskan.

Dan tambahan,
Apakah pria yg sangat mencintai pasangan sejenisnya (sampai menjadi pencemburu hebat), itu menjadikan pria yg dicintainya tsb bukanlah seorang gay?

Andi Cactusa wrote:@EbisuSensei,

...Misalkan ada orang kaya kehilangan barang yang jarang dipakainya sehingga tidak diketahui atau disadarinya. Apakah orang yang mengambil barang itu menjadi bukan pencuri?
...Apakah korupsi yang tidak pernah terbongkar membuat pelakunya bukan koruptor?
...Anda pasti dapat membuat banyak contoh lain yang analog dengan itu.
...Mari kita bicara hekekat, esensi, pada dasarnya atau the bottom line. Bukan bersilat lidah seputar definisi dengan segala derivat dan variannya.
...Oleh karenanya saya mau bertanya, dan jangan dilewatkan seperti sering anda lakukan sebelumnya: Menurut anda pribadi, "Apakah perbuatan Muhammad mengembat Aisyah yang berumur 9 tahun termasuk baik atau buruk?" Pilihannya hanya "baik" atau "buruk" dan tidak perlu djelaskan.

Tinggal menjawab bisa atau tidak saja kenapa sulit?
Apakah anda mulai ingin menjadi tidak rasional.

Cari di seluruh dunia dan sepanjang sejarah.
Apakah ada, korban pedofil yang bisa bahagia hidup bersama dengan pelaku.
Mana ada korban pedofil mencintai sang pelaku pedofil?? Mana ada korban pedofil cemburu melihat pelaku pedofil agak dekat dengan wanita lain??

Apakah anda bisa memberi bukti?
YA / TIDAK?

_______________________________________________________________________________
NB:
Silahkan jawab ini dulu, masih panjang soalnya.
Dan perlu anda ketahui bahwa ini adalah permintaan bukti yang belum bisa dipenuhi ali sinna dengan kloningannya.
Dan yang mengajukan pertanyaan adalah mas MontirKepala.

Diskusi tersebut terhenti, mungkin karena ali sinna tidak bisa memberikan bukti.
Tapi mungkin anda bisa.

aliumar wrote:Dan tambahan,
Apakah pria yg sangat mencintai pasangan sejenisnya (sampai menjadi pencemburu hebat), itu menjadikan pria yg dicintainya tsb bukanlah seorang gay?

Nggak nyambung.
Karena ini bukan masalah 'gay'.

Nggak nyambung.
Karena ini bukan masalah 'gay'.

prinsip nya yg kamu ambil.

1) Kamu mengambil patokan "korban" perilaku seksual.
2) Gay maupun Pedofil sama2 termasuk/tergolong perilaku penyimpangan orientasi seksual.

Atas dasar kesamaan prinsip nomor 1 dan 2 tsb, maka silahkan jawab:

Jadi prinsip yg ingin ditanyakan: Apakah memakai patokan "merasa jadi korban" dari perilaku menyimpang seksual seseorang, bisa dijadikan patokan utk menentukan org tsb menyimpang atau tidak perilaku seksualnya?


Apakah pria yg sangat mencintai pasangan sejenisnya (sampai menjadi pencemburu hebat), itu menjadikan pria yg dicintainya tsb bukanlah seorang gay?

EbisuSensei wrote:
Cari di seluruh dunia dan sepanjang sejarah.
Apakah ada, korban pedofil yang bisa bahagia hidup bersama dengan pelaku.
Mana ada korban pedofil mencintai sang pelaku pedofil?? Mana ada korban pedofil cemburu melihat pelaku pedofil agak dekat dengan wanita lain??

Apakah anda bisa memberi bukti?
YA / TIDAK?

pedofil itu soal intensi sex dengan bocah cilik
terlepas si bocah kelak cemburu/cinta/dsb. itu hal lain, banyak faktor penyebabnya
misalnya karena yang memedofilinya dipercaya sebagai nabi yang sangat dihormati dan disegani

aliumar wrote:

Nggak nyambung.
Karena ini bukan masalah 'gay'.

prinsip nya yg kamu ambil.

1) Kamu mengambil patokan "korban" perilaku seksual.
2) Gay maupun Pedofil sama2 termasuk/tergolong perilaku penyimpangan orientasi seksual.

Atas dasar kesamaan prinsip nomor 1 dan 2 tsb, maka silahkan jawab:

Jadi prinsip yg ingin ditanyakan: Apakah memakai patokan "merasa jadi korban" dari perilaku menyimpang seksual seseorang, bisa dijadikan patokan utk menentukan org tsb menyimpang atau tidak perilaku seksualnya?


Apakah pria yg sangat mencintai pasangan sejenisnya (sampai menjadi pencemburu hebat), itu menjadikan pria yg dicintainya tsb bukanlah seorang gay?

Mungkin kata-kata kurang jelas ya?

Sekarang bagaimana mungkin seseorang dapat mencintai orang lain, apabila dirinya mendapat trauma hebat yang menyakitkan dari orang yang akan dicintainya tersebut?

benar kan?

trauma/tidak korbannya
tidak menghapuskan tindakan/sifat pedofil pelaku

Sekarang bagaimana mungkin seseorang dapat mencintai orang lain, apabila dirinya mendapat trauma hebat yang menyakitkan dari orang yang akan dicintainya tersebut?

tidak trauma nya dan bahkan malah mencintai, TIDAK menghapuskan tindakan/sifat penyimpangan orientasi seksual seseorang.

Makanya jawab dulu pertanyaan saya, karena pertanyaan saya merupakan PRINSIP utk menguji pendekatan kamu yg memakai patokan "merasa jadi korban atau tidak".

Prinsip yg ingin ditanyakan:
Apakah memakai patokan "merasa jadi korban atau tidak" dari perilaku menyimpang seksual seseorang, bisa dijadikan patokan utk menentukan org tsb menyimpang atau tidak perilaku seksualnya?
Jawab singkat: Ya atau Tidak.