Muhammad menikah dengan gadis di bawah umur

First topic message reminder :

Ini lagi yang teramat aneh. Mereka mencaci seorang arab buta huruf yang telah dimuliakan, yang telah menundukkan jazirah arab, yang telah memporak-porandakan kekaisaran Romawi, dan telah membentuk empirium (daerah kekuasaan) terbesar dalam sejarah kehidupan manusia, yakni membentang mulai dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik. (100 tokoh dunia: www.media.isnet.org)

Terus Anda siapa?
Anda belum pernah menundukkan ¼ bagian pulau Madura sekalipun!
Anda juga bukan panglima perang yang tak terkalahkan, bukan ahli pemerintahan, bukan ahli sejarah, meskipun Anda tidak buta huruf. Gelar tertinggi Anda –mungkin- hanya sebatas .Lc (Lumayan ceroboh) atau M.Sc (manusia sangat ceroboh).

Anda keberatan dengan Muhammad karena menikahi seorang gadis berusia 6 tahun secara syah? Apa Anda orang tuanya? Atau Anda hanya sok ngatur saja? Anda tak sepantasnya mengatur orang yang lebih cerdik dan jauh lebih berwibawa dari Anda.

Dan Anda menyebut Muhammad sebagai pedofil hanya karena ia telah menikahi anak perempuan berumur 6th, begitu ‘kan?

Beliau adalah seorang nabi dan tak bertindak secara asal-asalan. Beliau bertindak dengan alasan tersendiri, yakni salah satunya untuk memperkuat hubungan kekeluargaan dengan tokoh bangsa Arab yang terpandang, guna penyebaran Risalahnya. Pernikahan beliau dengan Aisyah juga telah menghasilkan hikmah tersendiri bagi umat Islam, khususnya untuk kaum wanita. Mengapa? Karena Aisyah lah yang paling mengenal Nabi saw. dan ia juga yang paling tahu hukum-hukum Islam perihal masalah wanita karena memperoleh pelajaran langsung dari nabi saw.. Muhammad tak punya saudara perempuan untuk dijadikan sebagai objek pembelajaran Islam tentang wanita. Jika Aisyah tidak dinikahi oleh Muhammad saat itu juga, yakni ketika ia masih anak-anak, maka kepada siapa Muhammad harus mengajarkan masalah hukum-hukum Islam perihal kewanitaan, terutama hal yang paling sensitif? Sementara wanita terbaik dalam hal kecerdasan dan silsilah keturunan pada saat itu adalah keturunan sahabatnya sendiri, Abu Bakar. Sebab itu jika beliau tidak menikahi Aisyah, tapi hanya sebatas mengajarinya saja, maka apa pendapat umat Islam kalau beliau berada sangat dekat kepada Aisyah untuk mengajari ajaran Islam perihal kewanitaan, sementara status mereka berdua bukan suami-isteri? Itu justru akan lebih mengundang gossip dan aneka prasangka buruk terhadap Muhammad.

Tapi Anda menyebut tindakan Muhammad yang sangat bijak tersebut dengan sebutan “pedofil”. Pelit sekali Anda memberikan julukan terhadap seorang yang berwibawa. Dari sini saja sudah terbukti akan kedangkalan pikiran Anda dalam memahami suatu perkara, yang cenderung ceroboh dalam membuat kesimpulan.

Isteri beliau banyak, dan beliau mania sex?

Ini lagi, salah satu bukti kecerobohan Anda dalam membuat kesimpulan. Anda menjuluki beliau “mania sex” karena memiliki isteri yang banyak secara syah? Apa Anda tidak melihat latar belakang isteri-isteri beliau yang rata-rata sudah janda dan berumur lanjut itu, dan terkadang juga miskin dalam hal materi. Beliau menikahi mereka semua dengan alasan yang sangat bijak, salah satunya yakni alasan sosial untuk mempererat hubungan antar suku, dan untuk menghindari perpecahan (permusuhan) dalam kelompok, juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi wanita tersebut. Jika beliau menginginkan wanita terpandang (kaya) lagi cantik dan seksi, itu sama sekali bukan kendala bagi beliau mengingat status beliau yang selalu dimuliakan dan selalu ditaati oleh kaumnya. Beliau sangat bisa sekali untuk mengawini wanita kelas atas. Hal itu bagi beliau, semudah membalikkan telapak tangan. Tapi beliau tidak melakukan demikian, karena beliau ingin memberikan contoh teladan yang baik bagi umatnya, bahwa setiap orang, tak terkecuali janda, harus diperhatikan dengan baik dan dimuliakan. Isteri beliau yang beliau nikahi dalam keadaan gadis hanya satu orang, yakni Aisyah.

Sekarang, tengok diri Anda sendiri,
Hal ini jauh berbeda dengan diri Anda yang ketika mengejar anak gadisnya orang selalu bersusah payah dengan berkorban pulsa mati-matian dan cenderung mengobral janji-janji palsu yang sudah kadaluwarsa. Sesuatu yang hanya mampu dilakukan oleh pecundang.

Dan sekalipun Muhammad memiliki isteri yang banyak, hal itu tidak menurunkan kewibawaan beliau, karena beliau bisa bersikap adil kepada semuanya. Beliau sama sekali tidak seperti sebagian besar raja yang kerajaannya mengalami keruntuhan hanya gara-gara 1 selir wanitanya. Para isteri beliau saw. malah turut serta mewarnai perkembangan kemajuan Islam, agama yang luhur (murni) yang tak menganut sistem dogma (dongo’ amat). Dan isteri-isteri beliau tidak saling bertengkar satu sama lain.

Nah, bagaimana dengan Anda?
Anda mungkin beristrikan 1 orang, tapi –terkadang– tidak bisa bersikap adil. Dan tak menutup kemungkinan Anda masih harus rajin mengoleksi WIL yang tak terhitung jumlahnya. Itu ‘kan yang berwibawa menurut Anda?

Juga,
Sebagian pembesar agama Anda mungkin adalah orang suci, karena tidak menikah, … tapi hanya melibatkan diri dalam kasus pelecehan atau skandal. Itu ‘kan yang menurut Anda lebih terhormat karena tak perlu repot-repot mengurus surat nikah? Amat besar kebodohan kalian karena telah mencaci orang yang paling jujur dan paling baik

SEGOROWEDI wrote:
ngaku kalau nabinya mengawini balita..
 

Bisa jadi saat belia, tapi bisa jadi juga saat remaja.
Hadisnya semua masih simpang siur masalah umur.

Namun yang jelas Aisyah ra bukanlah korban pedofil, karena tidak ada ciri2 korban pedofil pada dirinya.
Yang artinya tidak menjalani hubungan suami istri saat belia.

EbisuSensei wrote:
Bisa jadi saat belia, tapi bisa jadi juga saat remaja.
Hadisnya semua masih simpang siur masalah umur.

Namun yang jelas Aisyah ra bukanlah korban pedofil, karena tidak ada ciri2 korban pedofil pada dirinya.
Yang artinya tidak menjalani hubungan suami istri saat belia.

simpang siur karena kalian gothak gathuk
padahal tidak menyebut umur
kalau yang nyebut umur secara eksplisit: 6-7 taon pasti tidak simpang siur
 

balita diajak berumah-tangga jelas dipedofili
mana ada suami-isteri cuman main dakon selama qo taon?

SEGOROWEDI wrote:
simpang siur karena kalian gothak gathuk
padahal tidak menyebut umur
kalau yang nyebut umur secara eksplisit: 6-7 taon pasti tidak simpang siur
 

Nurut hadis 6-7 tahun juga bisa dikatakan betul.
Nurut perkiraan umur remaja juga bisa betul.
Tinggal pilih yang mana?

balita diajak berumah-tangga jelas dipedofili
mana ada suami-isteri cuman main dakon selama qo taon?

Jaman dahulu banyak.
Kalau sekarang jelas nggak ada.

Baca ini: (Sori, terlalu panjang untuk saya copas)
http://www.laskarislam.com/t4054-muhammad-menikah-dengan-gadis-di-bawah-umur#83373

- pilih yang eksplisit menyebut umur dan tidak simpang siur
6-7 taon
- gak ada orang di sekitarnya yang mengawini balita

SEGOROWEDI wrote:
- gak ada orang di sekitarnya yang mengawini balita

Masalah pedofil tidak menyangkut wilayah.
Yang penting manusia.
Nabi Maria as saja menikah pada usia muda kalo nggak salah.
Serta istri nabi Yusuf sebelum mejadi istri dari Nabi Yusuf.

EbisuSensei wrote:
Nabi Maria as saja menikah pada usia muda kalo nggak salah.
Serta istri nabi Yusuf sebelum mejadi istri dari Nabi Yusuf.

nabi maria itu siapa, su?
siapa nama isteri nabi yusuf dan umur berapa dikawini?

SEGOROWEDI wrote:
nabi maria itu siapa, su?

Nabi Maria as, ibunda dari Nabi Isa as.

siapa nama isteri nabi yusuf dan umur berapa dikawini?

Siti Zulaikha.
Sebelum menjadi istri dari Nabi Yusuf as, beliau menjadi istri orang lain mulai sejak belia dan tidak menjalani hubungan suami istri dengan suami yang sebelum Nabi Yusuf as.

- sejak kapan ibu isa jadi nabi, su?
- umur berapa, su?

SEGOROWEDI wrote:
- sejak kapan ibu isa jadi nabi, su?

Kurang tahu dan nggak perlu dibahas.
Saya menyertakan hanya sebagai contoh saja.

Hanya untuk menggambarkan bahwa jaman dulu, menikahi anak di bawah umur adalah hal biasa.
Dan tidak menjalani hubungan suami-istri hingga dewasa.

- umur berapa, su?

Seingat saya masih belia.
Dan ini hanya contoh.

Yang penting yang saya bold.

EbisuSensei wrote:

SEGOROWEDI wrote:
- sejak kapan ibu isa jadi nabi, su?

Kurang tahu dan nggak perlu dibahas.
Saya menyertakan hanya sebagai contoh saja.

Hanya untuk menggambarkan bahwa jaman dulu, menikahi anak di bawah umur adalah hal biasa.
Dan tidak menjalani hubungan suami-istri hingga dewasa.

- umur berapa, su?

Seingat saya masih belia.
Dan ini hanya contoh.

Yang penting yang saya bold.

- mentok lagi ya, su? makanya jangan asal ngomong, tapi dipikir dulu..
tak kasih tahu ya.. yang nabiah itu miryam, saudara musa dan harun..
makanya jangan ikutan nyontek: maryam dikira miryam, disebut sodara harun
 

- mentok lagi, su? gak tahu umurnya..
  

SEGOROWEDI wrote:
- mentok lagi ya, su? makanya jangan asal ngomong, tapi dipikir dulu..
tak kasih tahu ya.. yang nabiah itu miryam, saudara musa dan harun..
makanya jangan ikutan nyontek: maryam dikira miryam, disebut sodara harun
 

- mentok lagi, su? gak tahu umurnya..
  

Umurnya kira2 12 - 14 tahun.
http://www.newadvent.org/cathen/08504a.htm

Tapi tidak menjalani hubungan suami istri ketika masih belia.

Sekali lagi ini hanya contoh.
Bahwa setelah menikah, maka menunggu sampai dewasa, untuk menjalani hubungan suami istri.

Bahwa manusia pada jaman dulu, memang wajar menikah di usia belia.

halah apokrip
 

joseph 90/marry 12-14 aja dah gak normal..
btw. marry umur 12-14 toh bukan 6-7 taon..

SEGOROWEDI wrote:
halah apokrip
 

joseph 90/marry 12-14 aja dah gak normal..
btw. marry umur 12-14 toh bukan 6-7 taon..

Itukan hanya salah satu contoh saja, dari sekian banyak.
Setidak-tidaknya kurang lebih sama sama dengan umur istri dari syeh puji yang kamu bawa2.
Ngga percaya apokrip yadah .............

Intinya menikahi wanita usia belia adalah umum jaman dulu.
Dinikahi, namun ditunggu hingga dewasa untuk menjalani hubungan suami istri.

Sedangkan pada kasus pedofil, terjadi tindak kriminal dimana salah satu pasangan tidak cukup dewasa namun dipaksa untuk berhubungan suami istri.
Tentu hal ini menimbulkan trauma yang berat bagi korban.
Trauma akan terus ada hingga akhir hayat korban.

Dan tanda2 korban pedofil, tidak ditemukan pada diri Aisyah ra.

contoh apokripa, tidak kami pakai..
90 tahun menikahi 12-14 tahun aja sudah tak masuk akal
pun umurnya 12-14; jauh dibanding balita

mana ada yang berani bilang: aisyah jerit-jerit setiap kali disodok si kakek?
mana ada yang berani bilang aisyah trauma?
'nabi' gitu looh..

@atas
Mendingan anda nyungsep aja bung!!

Jika anda bisa faham apakah arti pedofil dan dampak buat korban dan tersangkanya coba baca ini;
1. Aisyah seorang pencemburu, apakah korban pedofilia bisa mempunyai rasa cemburu.
Sahih Bukhari, Volumn 008, Book 073, Hadith Number 033.
Narated By ‘Aisha " I never felt so jealous of any woman as I did of Khadija, though she had died three years before the Prophet married me, and that was because I heard him mentioning her too often, and because his Lord had ordered him to give her the glad tidings that she would have a palace in Paradise, made of Qasab and because he used to slaughter a sheep and distribute its meat among her friends"

2. Aisyah sangat mencintai Muhammad SAW
Narated By Hisham’s father "Khaula bint Hakim was one of those ladies who presented themselves to the Prophet for marriage. ‘Aisha said, “Doesn’t a lady feel ashamed for presenting herself to a man?” But when the Verse: “(O Muhammad) You may postpone (the turn of) any of them (your wives) that you please,’ (33.51) was revealed, ” ‘Aisha said, ‘O Allah’s Apostle! I do not see, but, that your Lord hurries in pleasing you.’.”

Nabi sendiri apabila anda menganggap beliau sebagai pelaku pedofilia:
"Beliau mempunyai istri2 lain selain aisya yang rata2 sudah berusia dewasa" sedangkan pelaku pedofil cenderung menyukai anak-anak.

Anda baca baik dan coba buka cara berfikir anda

Ibnu Sabil wrote:@atas
Mendingan anda nyungsep aja bung!!

Jika anda bisa faham apakah arti pedofil dan dampak buat korban dan tersangkanya coba baca ini;
1. Aisyah seorang pencemburu, apakah korban pedofilia bisa mempunyai rasa cemburu.
Sahih Bukhari, Volumn 008, Book 073, Hadith Number 033.
Narated By ‘Aisha " I never felt so jealous of any woman as I did of Khadija, though she had died three years before the Prophet married me, and that was because I heard him mentioning her too often, and because his Lord had ordered him to give her the glad tidings that she would have a palace in Paradise, made of Qasab and because he used to slaughter a sheep and distribute its meat among her friends"

2. Aisyah sangat mencintai Muhammad SAW
Narated By Hisham’s father "Khaula bint Hakim was one of those ladies who presented themselves to the Prophet for marriage. ‘Aisha said, “Doesn’t a lady feel ashamed for presenting herself to a man?” But when the Verse: “(O Muhammad) You may postpone (the turn of) any of them (your wives) that you please,’ (33.51) was revealed, ” ‘Aisha said, ‘O Allah’s Apostle! I do not see, but, that your Lord hurries in pleasing you.’.”

Nabi sendiri apabila anda menganggap beliau sebagai pelaku pedofilia:
"Beliau mempunyai istri2 lain selain aisya yang rata2 sudah berusia dewasa" sedangkan pelaku pedofil cenderung menyukai anak-anak.

Anda baca baik dan coba buka cara berfikir anda

1. mana ada isteri yang tidak cemburu pada madu-madunya?
2. mana ada isteri tak mencinintai suami? apalagi suaminya dipercaya sebagai 'nabi'

isteri-isteri lain usia dewasa..
tidak lalu mengubah balita aisyah jadi wanita dewasa, argumen gak nyambung..

SEGOROWEDI wrote:

Ibnu Sabil wrote:@atas
Mendingan anda nyungsep aja bung!!

Jika anda bisa faham apakah arti pedofil dan dampak buat korban dan tersangkanya coba baca ini;
1. Aisyah seorang pencemburu, apakah korban pedofilia bisa mempunyai rasa cemburu.
Sahih Bukhari, Volumn 008, Book 073, Hadith Number 033.
Narated By ‘Aisha " I never felt so jealous of any woman as I did of Khadija, though she had died three years before the Prophet married me, and that was because I heard him mentioning her too often, and because his Lord had ordered him to give her the glad tidings that she would have a palace in Paradise, made of Qasab and because he used to slaughter a sheep and distribute its meat among her friends"

2. Aisyah sangat mencintai Muhammad SAW
Narated By Hisham’s father "Khaula bint Hakim was one of those ladies who presented themselves to the Prophet for marriage. ‘Aisha said, “Doesn’t a lady feel ashamed for presenting herself to a man?” But when the Verse: “(O Muhammad) You may postpone (the turn of) any of them (your wives) that you please,’ (33.51) was revealed, ” ‘Aisha said, ‘O Allah’s Apostle! I do not see, but, that your Lord hurries in pleasing you.’.”

Nabi sendiri apabila anda menganggap beliau sebagai pelaku pedofilia:
"Beliau mempunyai istri2 lain selain aisya yang rata2 sudah berusia dewasa" sedangkan pelaku pedofil cenderung menyukai anak-anak.

Anda baca baik dan coba buka cara berfikir anda

1. mana ada isteri yang tidak cemburu pada madu-madunya?
2. mana ada isteri tak mencinintai suami? apalagi suaminya dipercaya sebagai 'nabi'

isteri-isteri lain usia dewasa..
tidak lalu mengubah balita aisyah jadi wanita dewasa, argumen gak nyambung..

Maksud anda gak nyambung itu dimananya??? jelaslah saya sampaikan itu karena anda kan bersikeras jika aisyah dinikahi nabi ketika masih balita, terus otak bejad anda mengatakan jika "mana ada yang berani bilang ketika mendengar jeritan aisyah akibat disodok2 si kakek" dst. Dari 2 statement anda saja jelas anda memposisikan jika aisya menjadi korban karena menurut anda masih balita. Saya tanya balik apakah mungkin aisyah sebagai korban dari si kakek bisa cemburu sama madunya (wong kata anda dia jadi korban)..sampai disini apakah anda masih bilang argumen saya gak nyambung???
Jadi maunya anda harusnya saya mengiyakan gitu!!! Sebenarnya dari kemarin saya udah gatal pengen jitak kepala anda tapi saya coba bersabar, dan berusaha jadi penonton yang baik. Boleh gantian dong biasanya anda yang naphuk si mumut  

Ibnu Sabil wrote:
Maksud anda gak nyambung itu dimananya???  jelaslah saya sampaikan itu karena anda kan bersikeras jika aisyah dinikahi nabi ketika masih balita, terus otak bejad anda mengatakan jika "mana ada yang berani bilang ketika mendengar jeritan aisyah akibat disodok2 si kakek" dst. Dari 2 statement anda saja jelas anda memposisikan jika aisya menjadi korban karena menurut anda masih balita. Saya tanya balik apakah mungkin aisyah sebagai korban dari si kakek bisa cemburu sama madunya (wong kata anda dia jadi korban)..sampai disini apakah anda masih bilang argumen saya gak nyambung???
Jadi maunya anda harusnya saya mengiyakan gitu!!! Sebenarnya dari kemarin saya udah gatal pengen jitak kepala anda tapi saya coba bersabar, dan berusaha jadi penonton yang baik. Boleh gantian dong biasanya anda yang naphuk si mumut  

tercatat/tidak..
balita dikawini kakek-kakek, tentulah ia korban..
korban laki-laki pengidap pedofilia

korban yang tak berdaya, akhirnya pasrah saja..
bahkan mengubur traumanya dengan membangun kebanggaan
sebab sosok yang memedofilinya adalah sosok yang amat sangat terhornat
(baca: dipercaya sebagai nabi); jangankan nabi..
syech puji aja, yang hanya pemilik ponpes, memedofili gadis-gadis cilik tanpa merasa berdosa
bahkan para gadis tersebut dan ortunya, hepi-hepi saja..

gak nyambungnya..
sekalipun ia punya 1000 isteri wanita dewasa..
kalau ternyata salah satu isterinya adalah balita..
ia tetep sah sebagai pengidap pedofilia

SEGOROWEDI wrote:
contoh apokripa, tidak kami pakai..
90 tahun menikahi 12-14 tahun aja sudah tak masuk akal
pun umurnya 12-14; jauh  dibanding balita

mana ada yang berani bilang: aisyah jerit-jerit setiap kali disodok si kakek?
mana ada yang berani bilang aisyah trauma?
'nabi' gitu looh..

Saya belum ngomong tentang pengakuan Aisyah ra.

Yang saya bicarakan terlebih dahulu adalah tanda2 dari perilaku, bahwa apakah Aisyah ra merupakan korban pedofil atupun tidak.

Sudah jelas bahwa korban pedofil, atau anak2 yang mengalami kekerasan/pemaksaan seksual, akan membawa trauma kepada anak tersebut.
Anak akan menjadi minimal membenci pelaku, atau orang dewasa secara keseluruhan.

Maka silahkan tunjukkan, apabila ada korban pedofil, yang mendapat kekerasan/pemaksaan seksual, dapat tumbuh dewasa mencintai pelaku.

Silahkan!

EbisuSensei wrote:

SEGOROWEDI wrote:
contoh apokripa, tidak kami pakai..
90 tahun menikahi 12-14 tahun aja sudah tak masuk akal
pun umurnya 12-14; jauh  dibanding balita

mana ada yang berani bilang: aisyah jerit-jerit setiap kali disodok si kakek?
mana ada yang berani bilang aisyah trauma?
'nabi' gitu looh..

Saya belum ngomong tentang pengakuan Aisyah ra.

Yang saya bicarakan terlebih dahulu adalah tanda2 dari perilaku, bahwa apakah Aisyah ra merupakan korban pedofil atupun tidak.

Sudah jelas bahwa korban pedofil, atau anak2 yang mengalami kekerasan/pemaksaan seksual, akan membawa trauma kepada anak tersebut.
Anak akan menjadi minimal membenci pelaku, atau orang dewasa secara keseluruhan.

Maka silahkan tunjukkan, apabila ada korban pedofil, yang mendapat kekerasan/pemaksaan seksual, dapat tumbuh dewasa mencintai pelaku.

Silahkan!

kalaupun ia trauma..
gak bakalan ada yang berani mengisahkan..
posisinya sangat lemah karena yang memedofilinya adalah sosok yang sangat dihormati
makanya ia hanya pasrah saja bahkan mengubur traumanya dengan membangun kebanggaan bahwa
ia adalah isteri seorang nabi..

SEGOROWEDI wrote:
kalaupun ia trauma..
gak bakalan ada yang berani mengisahkan..
posisinya sangat lemah karena yang memedofilinya adalah sosok yang sangat dihormati
makanya ia hanya pasrah saja bahkan mengubur traumanya dengan membangun kebanggaan bahwa
ia adalah isteri seorang nabi..

dah ..............
Mulai unjuk delusi................
Nggak punya bukti terus main khayalan ................

Kenapa nggak sekalian bilang ada peristiwa cuci otak segala ...............
gimana?

akal sehat sajalah..
mana ada yang berani menulis/mengisahkan keburukan muhammad?

SEGOROWEDI wrote:
akal sehat sajalah..
mana ada yang berani menulis/mengisahkan keburukan muhammad?

Nggak masalah diceritakan, seandanya ada keburukan.

Masalahnya memang tidak ada keburukan.

SEGOROWEDI wrote:

Ibnu Sabil wrote:
Maksud anda gak nyambung itu dimananya???  jelaslah saya sampaikan itu karena anda kan bersikeras jika aisyah dinikahi nabi ketika masih balita, terus otak bejad anda mengatakan jika "mana ada yang berani bilang ketika mendengar jeritan aisyah akibat disodok2 si kakek" dst. Dari 2 statement anda saja jelas anda memposisikan jika aisya menjadi korban karena menurut anda masih balita. Saya tanya balik apakah mungkin aisyah sebagai korban dari si kakek bisa cemburu sama madunya (wong kata anda dia jadi korban)..sampai disini apakah anda masih bilang argumen saya gak nyambung???
Jadi maunya anda harusnya saya mengiyakan gitu!!! Sebenarnya dari kemarin saya udah gatal pengen jitak kepala anda tapi saya coba bersabar, dan berusaha jadi penonton yang baik. Boleh gantian dong biasanya anda yang naphuk si mumut  

tercatat/tidak..
balita dikawini kakek-kakek, tentulah ia korban..
korban laki-laki pengidap pedofilia

korban yang tak berdaya, akhirnya pasrah saja..
bahkan mengubur traumanya dengan membangun kebanggaan
sebab sosok yang memedofilinya adalah sosok yang amat sangat terhornat
(baca: dipercaya sebagai nabi); jangankan nabi..
syech puji aja, yang hanya pemilik ponpes, memedofili gadis-gadis cilik tanpa merasa berdosa
bahkan para gadis tersebut dan ortunya, hepi-hepi saja..

Tapi jika anda waras apakah segampang itu menghilangkan trauma, apalagi ini aisya jika menurut kamu masih kanak2 bung. Coba otakmu pake jangan alesan muter2!!

SEGOROWEDI wrote:gak nyambungnya..
sekalipun ia punya 1000 isteri wanita dewasa..
kalau ternyata salah satu isterinya adalah balita..
ia tetep sah sebagai pengidap pedofilia

Nah makanya saya bantah diatas juga udah banyak dalil yang menyatakan jika umur aisya pada waktu dipinang nabi 12 tahun. Eh anda eyel2 dan bersikukuh jika aisya masih balita...gundulmu

EbisuSensei wrote:

SEGOROWEDI wrote:
akal sehat sajalah..
mana ada yang berani menulis/mengisahkan keburukan muhammad?

Nggak masalah diceritakan, seandanya ada keburukan.

Masalahnya memang tidak ada keburukan.

sastrawati yahudi ngritik via satire aja dibantai secara sadis..