Isra' Mi'raj;Al Aqsha di Palestina?

First topic message reminder :

sebagai kelanjutan http://www.laskarislam.com/t105-isra-mi-raj-fiksi-atow-ilmiah

silahkeun dilanjut....

Sebagai tambahan informasi...benarkah hadist hadist Isra Miraj berikut ini adalah MARDUD..???


http://id.wikibooks.org/wiki/Islam/Hadits-Hadits_Mardud_Seputar_Isra_Mi%27raj

Silahkan yang JAGO ILMU HADIST buat ngomentari hal diatas...

Wasalam,

mang odoy wrote:

abu hanan wrote:

mang odoy wrote:@mbah

sebelum saya mengomentari postingan diatas...saya ada pertanyaan dikit

"Apakah AL-AQSHA artinya TERJAUH/MAKSIMUM.."

monggo..

yup....ujung,jauh,maksimum.

Kalo TEMPAT SUJUD TERJAUH/MAKSIMUM.....seperti yang mbah katakan dalam versi manusia....dan dalam hal ini mbah merujuk ke PALESTINA.....ngukur TERJAUHnya pake standar apa...????
Sedangkan Al-Quran ini bersifat Universal....gimana kalo yang baca ayat ini (Al-Israa :1) di bangunan Kubah Hijau yang sekarang dinamakan Masjid Al-Aqsha di Palestina sendiri...??? apakah ayat Al-Israa : 1 ini akan DIPAKSAKAN juga..???

yah....bacanyah gak sampe khatam..ukuran sayah adalah ;
apabila masjid al aqsha adalah tempat terjauh dari seluruh situs dari para nabi/rasul yg MASIH ada...silahkeun anda membuktikan apakah ada tempat yg menjadi simbol MONOTHEIS di belahan bumi laen pada masa yg sama (saat isra maupun semasa mezbah daud didirikan) yg situsnyah masih ada.

kamsutnyah sayah,apabila kabah/masjidil haram masih MENJADI SIMBOL monotheis meski dikelilingi benda najis tetapi TIDAK merubah persepsi maupun fakta bahwa kaum musyrik dan kafir MENGAKUI allah adalah MUTLAK tetapi SELALU pake perantara/tuhan lain yg menjadi simbol dekat.bhs aliennyah seh TUHAN MAKELAR/berhala.

sehingga tugas kita mencari data/bukti BAHWA ada simbol monotheis yg seperti kabah di belahan bumi laen.ada atow tidak?
kalow nggak ada artinyah masjidil aqsha adalah SATU2NYA simbol monotheis yg paralel (gak musnah abisss) yg masih ada ketika dakwah nabi muhammad dimulai...

gemana yg satuh ini bisa dipahami dolo?

mengenai kubah hijau yg diberi nama MASJIDIL AQSHA adalah pengingat sejarah seperti kita memberi nama pahlawan pada jalan raya.yg mana yg lebih dulu ada?pahlawan atow jalan tersebut?
dalam hal ini bukan mana yg lebih dulu ada,nama atow bangunan,tetapi NAPAK TILAS/pengingat sejarah.JASMERAH.
bangunan telah ada,allah mengisyaratkan DI MASA ITU/di masa nabi muhammad HANYA ada satu seruan monotheis dan satu2nyah simbol monotheis selain kabah adalah baitul maqdis....sayang sekali sayah tak menyukai seumpama dan berandai2....kalow saja di pulau jawa pada thn 620 M telah ada bangunan MONOTHEIS yg dibangun di abad2 pra masehi...haqqul yaqqin perjalanan akan ke pulo jawa....

lanjoot deh yg di bawah....

mang odoy wrote:@mbah Abu

menjadi aneh karena NAMA masjid tersebut berdasarkan kata yg ada di ayat.kamsutnyah sayah,sebelum direnovasi oleh imam umar bin khattab nama masjid tersebut BUKAN masjid al Aqsha.

Itu dia yang saya ingin tau...sesuai dengan keterangan dari sini..
http://id.wikibooks.org/wiki/Islam/Rangkaian_Hadis_Isra_dan_Mi'raj#Beliau_SAW_menceritakan_Isra_Mi.27raj_dan_melihat_gambaran_Baitul_Maqdis

"...Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika malam aku diisra'kan dan subuhnya aku telah sampai di Makkah, aku mengkhawatirkan urusanku, dan aku tahu bahwasanya manusia akan mendustakanku. Kemudian aku duduk bersedih hati.

Ia Ibnu Abbas) berkata: Kemudian melintaslah musuh Allah, Abu Jahl. Dia datang sehingga duduk di dekat beliau, kemudian berkata kepada beliau: Kamu tampak bersedih, apakah ada sesuatu? Rasulullah SAW pun menjawab: Ya. Dia berkata: Apa itu? Beliau menjawab: Sesungguhnya aku diisra'kan malam tadi. Dia berkata: Ke mana? Beliau menjawab: Ke Bait al-Maqdis. Dia bertanya: Kemudian engkau subuh sudah ada di hadapan kami (di Makkah ini)? Beliau jawab: Ya. Ia berkata: Namun dia tidak menampakkan sikap bahwa dia mendustakannya karena takut beliau tidak mau menceritakan hal itu lagi jika kaumnya dipanggilkannya. Dia berkata: Tahukah engkau, jika engkau hendak mendakwahi kaummu, kau harus kisahi mereka apa yang barusan kau ceritakan padaku. Rasulullah SAW pun menjawab: Ya.

Kemudian dia berseru: Kemarilah wahai penduduk Bani Ka'ab bin Lu`ai! Lalu mereka berkumpul kepadanya datang sampai duduk mengelilingi keduanya. Dia berkata: Kisahi kaummu apa yang telah engkau kisahkan kepadaku. Rasulullah SAW pun berkata: Sesungguhnya malam tadi aku diisra'kan. Mereka bertanya: Ke mana? Kujawab: Ke Bait al-Maqdis. Mereka bertanya: Kemudian subuh engkau berada di depan kami. Beliau menjawab: Ya..."

Gimana ini...??? diayat sudah jelas dinyatakan bahwa rute berangkat dari MASJID AL-HARAAM (tempat sujud yang suci) ke MASJID AL-AQSHA (tempat sujud terjauh/maksimum)....tapi kenapa dalam keterangan diatas jadi BAYT AL-MAQDIS...????

bugini mang......allah seringkali menggunakan majas/simbol yg SERING -kesannyah- tidak ada korelasi padahal justru ada hubungan yg mendalam.

secara literal/hurupiah memang seperti yg tertera di alquran.bagemana dengan baitul maqdis?
yah... bahwa baytul maqdis adalah rumah yg disucikan dan allah dengan tegas MENASAKH kesucian atow yg tersuci (dalam anggapan manusia) dari baytul maqdis dan digantikan plus ditambahi yg menjadi masjidil haram (tempat yg diharamkan,dihormati dan disucikan) dan peralihan STATUS ini adalah hakiki,kamsutnyah sayah,kesucian adalah berdasarkan pandangan allah,bukan manusia.

sehingga tujuan dan kamsut ayat untuk nasakh status TELAH menjadi klear dan terang.

kemudian..mengapa nabi muhammad menggunakan kata "baytul maqdis"?kok bukan al aqsha?
bugini.....tidak semua perubahan HARUS berlaku saat itu juga.ada proses yg harus dilalui.kalow nabi muhammad menggunakan "al aqsha" apa kita bisah bayangin reaksi yg menolak?lha wong pake istilah umum yg telah dikenal aja mereka uda menolak dan mencibir apalagi istilah MODERN yg baru semalam dikenalkan.
seperti kalow kita omong pesawat jet kecepatan 2 kali kecepatan suara dg org yg gak pernah tau teknologi....pastilah dianggap gila.
sama halnyah dengan pencetus air minum galon....air putih kok dijual lha buktinyah sekarang?
sama halnyah dengan teh sosro ketika pertama diluncurkan....teh kok dijual dalam botol...lha buktinyah sekarang?apapun makanannyah tetap KOPI HITAM minumannyah

kalow miras itu haram mutlak disaat larangan pertama diberlakukan,apa ada org yg mau ikhlas melepas hobi mirasnyah?perlahan,meski HANYA sekedar nama walow pun BUKAN sekedar nama.

mang odoy wrote:Apalagi ditambah dengan keterangan dari satu hadist..bahwa pahala solat akan sekian jika shalat di Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Aqsha....padahal..katakanlah pada saat Nabi Muhammad berucap seperti itu....belum ada bangunan yang namanya Masjid Al-Aqsha seperti yang kita kenal sekarang ini yang ada di Palestina. Pembangunan bangunan berkubah hijau yang ada sampai sekarang ini baru dilakukan ketika pasukan Umar bin Khattab menaklukan Jerusalem...jadi jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Jadi..gimana mbah menjelaskan hal diatas..???

uda sayah jelaskan diatas...
tambahan ; masjidil aqsha TIDAK harus berupa bangunan seperti yg kita bayangkan.
TEMPAT sujud yg jauh = yah tempat,mau tanah lapang mau bangunan yg penting TEMPAT.ada lokasi.
dimanapun kita sholat,itulah masjid,itulah tempat bersujud.
kalow ada paksaan masjidil aqsha HARUS RUANG/bangunan utuh yah uda kita ganti aja;
dimanapun kita sholat,itu bukan masjid,itu bukan tempat bersujud.

dalam benak kita,yg namanya masjid tuh yg gede padahal surau pun sebenarnyah masjid.kalow kita masuk surau/lanngar dan sholat 2 rakaat sebelum duduk tuh sholat tahiyatul masjid ataow tahiyatus surau?

secara hurupiah,Masjid adalah kata tempat dari kata kerja sajada yang artinya tempat bersujud.
Sedang Musholla juga kata tempat dari kata kerja sholla yang artinya tempat shalat/berdoa.

bahasa arab biasa menggunakan makna sebagian untuk mewakili keseluruhan, sehingga kata sujud mewakili secara keseluruhan shalat, karenanya masjid sebagai tempat sujud artinya adalah tempat shalat.masjid = musholla.namun menjadi beda ketika istilah tersebut telah sandar di wilayah yg berbeda.menjadi surau,langgar. begitupun pada hukum fiqhnyah.masjjid biasanyah dapat dilakukan sholat jumat,tetapi mushola JARANG digunakan sbg tempat utk sholat jumat.

sederhana bugini....ketika malam isra tuh bangunan berupa surau kecil ukuran 2x2 meter -->>misal.
oleh amirul mukmin umar bin khattab dipugar menjadi surau ukuran 100 x 100 meter.

terus kata surau itu APA masih dipermasalahkan dengan dibandingkan dengan MASJID???
lha konteks dan kaidah bahasanyah aja samah....apa yg mesti ditambahin sbg teman kopi hitam neh?

mang odoy wrote:
Penentuan kiblat pertama pun...jauh ditentukan setelah peristiwa Isra Miraj...dalam artian kekuatan Kaum Muslimin saat penentuan kiblat tersebut sudah jauh lebih besar ketimbang pada saat kejadian Isra Miraj sendiri, yang mana pada saat kejadian Isra Miraj...pengikut Nabi MUhammad masih bisa diitung dengan jari.

Menurut hemat saya...penentuan Kiblat pertama ke Baitul Maqdis pun LOGIS karena....Bayt Al-Maqdis adalah TEMPAT PERIBADATAN KEDUA yang dibangun oleh Nabi Adam as setelah Kabah. Yang dalam sejarah selanjutnya...diteruskan oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam pembangunannya.....

wokeh...kapan kiblat pertama itu diberlakukan?
alasan logis sbg kiblat pertama adalah berdasarkan USIA/kronologi pembangunan aja.gak ada nilai lebih yg laen.alasan diterima dengan SYARAT ; LEMAH/dhoif tapi gak palsu...

mang odoy wrote:

Bentar...kita liat dulu ayatnya..
Coba perhatikan lagi mbah....surah An-Najm ayat 1 sampai dengan 12....adalah mengisahkan tentang TURUNNYA WAHYU PERTAMA KALI DI GOA HIRA...

Peristiwa Isra Miraj baru disinggung pada surah An-Najm:13 sampai dengan An-Najm : 18
Jadi jangan ketuker...maaf kalo saya salah..silahkan koreksi.

wokeh....ada saatnyah setelah jeda KOPI HITAM....

mang odoy wrote:
Yang sedang kita bahas adalah :

1. Surah Al-Israa : 1 ....nyambung ke An-Najm : 13-8
2. Korelasinya dengan hadist tentang Isra Miraj yang beredar sampe sekarang

Itu yang ingin kita gali bersama...

wokeh....ada saatnyah setelah jeda KRETEK NIKOTIN....sworry min....jangan tertular...

mang odoy wrote:Dan satu hal yang harus dicatet sama mbah...saya SAMA SEKALI tidak MENGANGGAP SEPELE bangunan berkubah hijau di Jerusalem yang sekarang kita kenal dengan nama Masjid Al-Aqsha...karena tempat tersebut adalah situs paling penting setelah Kabah.

Semoga kita dibukakan pikiran dan wawasan dalam menggali masalah ini,,Amin.
Dan semoga pula...saya ada PANGGILAN dari-Nya sehingga saya bisa menginjakkan kaki saya dibangunan itu....he he he..

Lanjoot mbahhhh....

yang sayah tebelin...apa mang setuju kalow MASJIDIL Aqsha adalah satu2nyah situs simbol monotheis yg tersisa selain kabah?yg dibangun ribuan tahun sebelum masehi tentunyah....

mang odoy wrote:Sebagai tambahan informasi...benarkah hadist hadist Isra Miraj berikut ini adalah MARDUD..???


http://id.wikibooks.org/wiki/Islam/Hadits-Hadits_Mardud_Seputar_Isra_Mi%27raj

Silahkan yang JAGO ILMU HADIST buat ngomentari hal diatas...

Wasalam,

lha mendingan yg buginian...pake endonesah.....
wokeh...silahkeun yg jagoan hadits sayah tunggu pencerahnnyah disini.....


suporter mode on...

mohon bantuan pencerahan akhi2... drmn ya saydina umar dapat ide menamakan mesjid dipalestina tsb dgn nama AQSHA???? kalo emang masjidil aqsha didlam QS. Al-Isra':1 itu baitul makmur, kesalahan besar sudah dilakukan oleh saydina umar..... hrs diedit kayaknya nama masjidil aqsha dipalestina dgn nama lain....

:study:

hamba tuhan wrote:mohon bantuan pencerahan akhi2... drmn ya saydina umar dapat ide menamakan mesjid dipalestina tsb dgn nama AQSHA???? kalo emang masjidil aqsha didlam QS. Al-Isra':1 itu baitul makmur, kesalahan besar sudah dilakukan oleh saydina umar..... hrs diedit kayaknya nama masjidil aqsha dipalestina dgn nama lain....

:study:

kalow bicara ide mah yah bukan sayah yg jawab....
bugini kang....perjalanan tuh ada 2 dimensi yg diraih.pertama,masjidil aqsha dalam arti 3 dimensi,batas manusia.yg kedua menuju batas di luar kemampuan makhluk.yg maksimum dicapai makhluk.yg paling ujung dan dalam hal ini baitul makmur yg berada di kompleks sidratul muntaha adalah mungkin meski bukan baitul makmur yg sayah kamsutkan.

sayah menggunakan baytul makmur adalah dalam rangka "menarik" benang biru,jika uda dapt maka alur berikutnyah akan lebih mudah dipahami.insya allah.

coba deh kang mas baca dari atas...

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:mohon bantuan pencerahan akhi2... drmn ya saydina umar dapat ide menamakan mesjid dipalestina tsb dgn nama AQSHA???? kalo emang masjidil aqsha didlam QS. Al-Isra':1 itu baitul makmur, kesalahan besar sudah dilakukan oleh saydina umar..... hrs diedit kayaknya nama masjidil aqsha dipalestina dgn nama lain....

:study:

kalow bicara ide mah yah bukan sayah yg jawab....
bugini kang....perjalanan tuh ada 2 dimensi yg diraih.pertama,masjidil aqsha dalam arti 3 dimensi,batas manusia.yg kedua menuju batas di luar kemampuan makhluk.yg maksimum dicapai makhluk.yg paling ujung dan dalam hal ini baitul makmur yg berada di kompleks sidratul muntaha adalah mungkin meski bukan baitul makmur yg sayah kamsutkan.

sayah menggunakan baytul makmur adalah dalam rangka "menarik" benang biru,jika uda dapt maka alur berikutnyah akan lebih mudah dipahami.insya allah.

coba deh kang mas baca dari atas...

dikarenakan saya dah membaca diatas makanya ngerti banget apa yg kang mas abu uraikan, buat saya sendiri gak setuju bahwa yg dimaksud masjidil aqsha tsb adalah baitul makmur..... 2 tempat yg diberkati didlam QS. Al-Isra':1 adalah dibumi bukan diplanet lain.... karena kita manusia loh yg tinggal di bumi bukan di planet luar angkasa

الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ

:study:

hamba tuhan wrote:

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:mohon bantuan pencerahan akhi2... drmn ya saydina umar dapat ide menamakan mesjid dipalestina tsb dgn nama AQSHA???? kalo emang masjidil aqsha didlam QS. Al-Isra':1 itu baitul makmur, kesalahan besar sudah dilakukan oleh saydina umar..... hrs diedit kayaknya nama masjidil aqsha dipalestina dgn nama lain....

:study:

kalow bicara ide mah yah bukan sayah yg jawab....
bugini kang....perjalanan tuh ada 2 dimensi yg diraih.pertama,masjidil aqsha dalam arti 3 dimensi,batas manusia.yg kedua menuju batas di luar kemampuan makhluk.yg maksimum dicapai makhluk.yg paling ujung dan dalam hal ini baitul makmur yg berada di kompleks sidratul muntaha adalah mungkin meski bukan baitul makmur yg sayah kamsutkan.

sayah menggunakan baytul makmur adalah dalam rangka "menarik" benang biru,jika uda dapt maka alur berikutnyah akan lebih mudah dipahami.insya allah.

coba deh kang mas baca dari atas...

dikarenakan saya dah membaca diatas makanya ngerti banget apa yg kang mas abu uraikan, buat saya sendiri gak setuju bahwa yg dimaksud masjidil aqsha tsb adalah baitul makmur..... 2 tempat yg diberkati didlam QS. Al-Isra':1 adalah dibumi bukan diplanet lain.... karena kita manusia loh yg tinggal di bumi bukan di planet luar angkasa

الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ

:study:

الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ frasa ini emang sering diletakkan dilaci oleh para peminat sains dan tasawuf kang...dan inilah yg sayah kamsutkan bahwa perjalanan tersebut meliputi 2 dimensi.
dimensi pertama,alam manusia
-->>setinggi apapun tingkat makrifat manusia tetap wajib berpijak di bumi.kepala boleh sundul langit tetapi tumit tetap menjejak bumi.
uraian al aqsha jika dilihat dari dimensi manusia telah sayah paparkan diatas.begitu pula dimensi malakutnyah.

dimensi keduwah,alam malakut
-->>batas maksimum yg diijinkan untuk dicapai manusia.ketika manusia hanya berdua dengan sang khalik.implementasi ayat ada di sidratul muntaha.perintah langsung 5 waktu.

bagemana dg frase الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ??
frasa ini pun mencakup 2 dimensi.sesuai uraian sayah maka frasa itu berada di baitul maqdis (ungkapan sehari2 sebelum dinasakh menjadi al aqsha).
dan meliputi juga kondisi/keadaan sidratul muntaha....tempat terdekat dalam "menjangkau" allah.

apakah baitul makmur yg dikamsut?BUKAN.baytul makmur emang "kabah"nyah malaikat tetapi itu BUKAN puncak yg harus diraih manusia.
Puncak manusia adalah jika berada di ring 1.dan baytul makmur bukan di ring 1.

ayo dunk kang....mbok ya agak banyak dikitlah berbaginyah...secuil terus ah....

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:mohon bantuan pencerahan akhi2... drmn ya saydina umar dapat ide menamakan mesjid dipalestina tsb dgn nama AQSHA???? kalo emang masjidil aqsha didlam QS. Al-Isra':1 itu baitul makmur, kesalahan besar sudah dilakukan oleh saydina umar..... hrs diedit kayaknya nama masjidil aqsha dipalestina dgn nama lain....

:study:

kalow bicara ide mah yah bukan sayah yg jawab....
bugini kang....perjalanan tuh ada 2 dimensi yg diraih.pertama,masjidil aqsha dalam arti 3 dimensi,batas manusia.yg kedua menuju batas di luar kemampuan makhluk.yg maksimum dicapai makhluk.yg paling ujung dan dalam hal ini baitul makmur yg berada di kompleks sidratul muntaha adalah mungkin meski bukan baitul makmur yg sayah kamsutkan.

sayah menggunakan baytul makmur adalah dalam rangka "menarik" benang biru,jika uda dapt maka alur berikutnyah akan lebih mudah dipahami.insya allah.

coba deh kang mas baca dari atas...

dikarenakan saya dah membaca diatas makanya ngerti banget apa yg kang mas abu uraikan, buat saya sendiri gak setuju bahwa yg dimaksud masjidil aqsha tsb adalah baitul makmur..... 2 tempat yg diberkati didlam QS. Al-Isra':1 adalah dibumi bukan diplanet lain.... karena kita manusia loh yg tinggal di bumi bukan di planet luar angkasa

الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ

:study:

الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ frasa ini emang sering diletakkan dilaci oleh para peminat sains dan tasawuf kang...dan inilah yg sayah kamsutkan bahwa perjalanan tersebut meliputi 2 dimensi.
dimensi pertama,alam manusia
-->>setinggi apapun tingkat makrifat manusia tetap wajib berpijak di bumi.kepala boleh sundul langit tetapi tumit tetap menjejak bumi.
uraian al aqsha jika dilihat dari dimensi manusia telah sayah paparkan diatas.begitu pula dimensi malakutnyah.

dimensi keduwah,alam malakut
-->>batas maksimum yg diijinkan untuk dicapai manusia.ketika manusia hanya berdua dengan sang khalik.implementasi ayat ada di sidratul muntaha.perintah langsung 5 waktu.

bagemana dg frase الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ??
frasa ini pun mencakup 2 dimensi.sesuai uraian sayah maka frasa itu berada di baitul maqdis (ungkapan sehari2 sebelum dinasakh menjadi al aqsha).
dan meliputi juga kondisi/keadaan sidratul muntaha....tempat terdekat dalam "menjangkau" allah.

apakah baitul makmur yg dikamsut?BUKAN.baytul makmur emang "kabah"nyah malaikat tetapi itu BUKAN puncak yg harus diraih manusia.
Puncak manusia adalah jika berada di ring 1.dan baytul makmur bukan di ring 1.

ayo dunk kang....mbok ya agak banyak dikitlah berbaginyah...secuil terus ah....

abu hanan : bagemana dg frase الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ??
frasa ini pun mencakup 2 dimensi.sesuai uraian sayah maka frasa itu berada di baitul maqdis (ungkapan sehari2 sebelum dinasakh menjadi al aqsha).

dan meliputi juga kondisi/keadaan sidratul muntaha....tempat terdekat dalam "menjangkau" allah.

HT : 2 dimensi atau 2 tempat kang mas abu??? kayaknya menurut saya dhamir hu marji'nya ke Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha... jd 2 tempat yg telah diberkati tsb adalah Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha yg ada dibumi

secuil2 asik kang mas abu.... biar jelas, banyak ntar malah kabur kang mas abu.... :) :study:

@mbah

bagemana dg frase الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ??

Coba dijelasin secara keseluruhan mengenai Al-Isra : 1 ini mbah....

APakah kata "BARAKNA HAW LA HU" ini MERUJUK ke Nabi Muhammad atow ke kata MASJID...???? terus MASJID YANG MANA...????

Kata "Nabi Muhammad dan MASJID" dalam Al-isra : 1 pun secara tatabahasa masuk kedalam kategori ISIM MUDZAKAR...tapi mohon dibredel lagi...kemana sebenernya kata "HU" dalam ayat diatas itu MERUJUK nya..??

Postingan yang lain lagi ane pelajari dulu...gak bisa sembarangan posting kaya debat sama si ndus ini mah...wkwkwkwkwkwk

lanjoot mbahhh....

hamba tuhan wrote:
HT : 2 dimensi atau 2 tempat kang mas abu??? kayaknya menurut saya dhamir hu marji'nya ke Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha... jd 2 tempat yg telah diberkati tsb adalah Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha yg ada dibumi

secuil2 asik kang mas abu.... biar jelas, banyak ntar malah kabur kang mas abu.... :) :study:

gemana yah ????
2 dimensi.alam manusia dan alam malakut jadi ada 2 tempat.kata ganti hu dapat berubah konteks ttg subjek...kalo bicara alam manusia yah seperti yg disebutin akang diatas...kalow bicara alam malakut yah ke sidratil muntaha...

mang odoy wrote:@mbah

bagemana dg frase الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ??

Coba dijelasin secara keseluruhan mengenai Al-Isra : 1 ini mbah....

APakah kata "BARAKNA HAW LA HU" ini MERUJUK ke Nabi Muhammad atow ke kata MASJID...???? terus MASJID YANG MANA...????

Kata "Nabi Muhammad dan MASJID" dalam Al-isra : 1 pun secara tatabahasa masuk kedalam kategori ISIM MUDZAKAR...tapi mohon dibredel lagi...kemana sebenernya kata "HU" dalam ayat diatas itu MERUJUK nya..??

Postingan yang lain lagi ane pelajari dulu...gak bisa sembarangan posting kaya debat sama si ndus ini mah...wkwkwkwkwkwk

lanjoot mbahhh....

penasaran yah?
gak papa mang....toh buat bikin post urusan ini sayah banyak dibantu ama om mm....sumbangan kopi item dan kretek wkwkwkwkwkwk.......nyindir mode on...

yg pasti mang.....sayah gak bisa jawab dalam waktu dekat...

abu hanan wrote:

mang odoy wrote:@mbah

bagemana dg frase الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ ??

Coba dijelasin secara keseluruhan mengenai Al-Isra : 1 ini mbah....

APakah kata "BARAKNA HAW LA HU" ini MERUJUK ke Nabi Muhammad atow ke kata MASJID...???? terus MASJID YANG MANA...????

Kata "Nabi Muhammad dan MASJID" dalam Al-isra : 1 pun secara tatabahasa masuk kedalam kategori ISIM MUDZAKAR...tapi mohon dibredel lagi...kemana sebenernya kata "HU" dalam ayat diatas itu MERUJUK nya..??

Postingan yang lain lagi ane pelajari dulu...gak bisa sembarangan posting kaya debat sama si ndus ini mah...wkwkwkwkwkwk

lanjoot mbahhh....

penasaran yah?
gak papa mang....toh buat bikin post urusan ini sayah banyak dibantu ama om mm....sumbangan kopi item dan kretek wkwkwkwkwkwk.......nyindir mode on...

yg pasti mang.....sayah gak bisa jawab dalam waktu dekat...

temen kita amang msh bingung ya kang mas abu.... padahal dah kita kupas dithreadnya bung jagona, heheeee

dhamir hu, semua tahu ini mufrad........

:surban: :surban: :surban:

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:
HT : 2 dimensi atau 2 tempat kang mas abu??? kayaknya menurut saya dhamir hu marji'nya ke Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha... jd 2 tempat yg telah diberkati tsb adalah Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha yg ada dibumi

secuil2 asik kang mas abu.... biar jelas, banyak ntar malah kabur kang mas abu.... :) :study:

gemana yah ????
2 dimensi.alam manusia dan alam malakut jadi ada 2 tempat.kata ganti hu dapat berubah konteks ttg subjek...kalo bicara alam manusia yah seperti yg disebutin akang diatas...kalow bicara alam malakut yah ke sidratil muntaha...

bener kang mas abu.... maaf kadang2 saya buat kebodohan sendiri utk pembelajaran bersama dan utk semua ya kang mas abu????

:lkj:

ah mending sayah nunggu sodara tua yg aqsha...yang bermukim di barat.....yg pulonyah gak gede tapi rame....

silahkeun bro FM.....anda duluan dah yg kejar tayang punya si mang...
sayah mah jadi penimbrung aja.....

abu hanan wrote:ah mending sayah nunggu sodara tua yg aqsha...yang bermukim di barat.....yg pulonyah gak gede tapi rame....

silahkeun bro FM.....anda duluan dah yg kejar tayang punya si mang...
sayah mah jadi penimbrung aja.....

daerah nagoya hill ya kang mas abu.... maybe bung FM ge nongkrong dikafe atas bukit yg keliatan singapore nya kang mas abu....

sebwetulnyah sayah ingin merespon lebih lama...tetapi entahlah....
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Mari dimulai….
حَوْلَهُ
Hu sbg kata ganti tuh merujuk pada siapa?
Masjidil haram?
Masjidil aqsha?
Nabi Muhammad?
Harus ada satu yg mewakili HU diantara 3 opsi diatas.Karena ada 2 tempat yaitu masjid dan HANYA satu manusia maka sayah berpikir bahwa HU adalah mewakili بِعَبْدِه /nabi Muhammad.
Karena kata حَوْلَ berakar dari ح و ل yang juga memiliki makna berubah dari suatu hal menjadi hal lain.transformasi atow peralihan bentuk.yg apabila pengertian masjid/tempat sujud dimasukkan ke makna PERALIHAN bentuk maupun fungsi tentulah menjadi hal yg aneh.kalow masjid bentuk diubah sih gak masalah,masih tetap berfungsi sbg masjid.tapi kalow berubah fungsi maka namanya non masjid.bangunan bernama masjid,tapi berubah fungsi menjadi kantor yah org bilang kantor…

Berbeda dengan manusia…apabila abdihi/jasad berubah bentuk menjadi cahaya tetap aja namanya jasad dan masih makhluk yg bernama manusia yg menjalankan fungsi tetap sbg manusia.
Roh yg melekat pada jasad/badaniah yg berunsur tanah MASIH melekat meskipun jasad telah berubah menjadi cahaya-iyah…tentunya dg roh yg melekat pada jasad meski berubah unsur maka manusia tetaplah manusia,baik bentuk maupun sifat dan fungsi.
Konsekuensi logis dari HU apabila disandarkan pada tempat maka akan merubah kamsut ayat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang padanya (masjidil aqsha) yang telah Kami berkahi sekelilingnya (masjidil aqsha) agar Kami perlihatkan kepadanya (masjidl aqsha) sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Sedangkan yg melakukan perjalanan (obyek) adalah makhluk hidup,bukan benda mati.
Sehingga dalam terjemahan bebas yg mengandung unsur tafsir,ayat diatas sayah baca sbb;
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang padanya (abdihi,manusia) yang telah Kami berkahi sekelilingnya (kamsutnyah,yg menerima kenabian Muhammad pun termasuk dalam berkah tersebut) agar Kami perlihatkan kepadanya (abdihi/Muhammad) sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Keberkahan yg diterima nabi Muhammad pada malam itu ada di berita shahih; sayah ambil 2 ayat aja karena yg lain uda cukup jelas) an najm 12-13
أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ
Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

Yg oleh si mang ayat 12 adalah terkait wahyu di gua hira.pendapat yg bagus tetapi 1-12 pun terjadi pada malam isra miraj.ini adalah bagian lain dari “beberapa dimensi” yg pernah sayah sampaikan di lapak lain beberapa waktu lalu.
Malam itu adalah malam wahyu baik berupa wahyu lisan maupun wahyu penglihatan.lisannyah yah ayat 17/1,penglihatannyah ya an najm versi visual.bahwa nabi Muhammad NYATA melihat Jibril dengan 2 mata di kepala yg kemudian dituliskan dalam bentuk firman di an najm.
Frase لِنُرِيَهُ adalah indikasi kuat bahwa MELIHAT itu dilakukan lebih dari sekali.objek yg dilihat adalah disebut pada an najm 13 dan setelahnya.penekanan kuat pada sosok Jibril yg lebih dari sekali dilihat.penekanan yg lain ada di “pandangannya tidak melampaui”..
Karena ayat 17/1 terkait dengan manusia tingkat tinggi maka dalam level yg lebih rendah kondisi perjalanan isra miraj dapat terjadi pada tiap muslim.tergantung kedekatan dengan allah tentunya.
Dan hal ini gak bakal sayah bahas di sini….urusan batin dan tasawuf ..sun moon kang lebih fasih menjelaskan.sayangnyah beliow jarang hadir.

Bantahan musyrikin Mekkah terjadi di pagi sepulang perjalanan dan ketika di awal kenabian..dan bantahan tersebut menjadi lebih luas di masa sekarang ttg perjalanan dan kenabian beliow saw..sehingga masuk akal jika 12;13 berurutan ayatnya dalam membahas jibril tampak oleh mata 3 dimensi.

Mungkin ada koreksi???silahkeun,,,

abu hanan wrote:sebwetulnyah sayah ingin merespon lebih lama...tetapi entahlah....

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Mari dimulai….
حَوْلَهُ
Hu sbg kata ganti tuh merujuk pada siapa?
Masjidil haram?
Masjidil aqsha?
Nabi Muhammad?
Harus ada satu yg mewakili HU diantara 3 opsi diatas.Karena ada 2 tempat yaitu masjid dan HANYA satu manusia maka sayah berpikir bahwa HU adalah mewakili بِعَبْدِه /nabi Muhammad.
Karena kata حَوْلَ berakar dari ح و ل yang juga memiliki makna berubah dari suatu hal menjadi hal lain.transformasi atow peralihan bentuk.yg apabila pengertian masjid/tempat sujud dimasukkan ke makna PERALIHAN bentuk maupun fungsi tentulah menjadi hal yg aneh.kalow masjid bentuk diubah sih gak masalah,masih tetap berfungsi sbg masjid.tapi kalow berubah fungsi maka namanya non masjid.bangunan bernama masjid,tapi berubah fungsi menjadi kantor yah org bilang kantor…

Berbeda dengan manusia…apabila abdihi/jasad berubah bentuk menjadi cahaya tetap aja namanya jasad dan masih makhluk yg bernama manusia yg menjalankan fungsi tetap sbg manusia.
Roh yg melekat pada jasad/badaniah yg berunsur tanah MASIH melekat meskipun jasad telah berubah menjadi cahaya-iyah…tentunya dg roh yg melekat pada jasad meski berubah unsur maka manusia tetaplah manusia,baik bentuk maupun sifat dan fungsi.
Konsekuensi logis dari HU apabila disandarkan pada tempat maka akan merubah kamsut ayat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang padanya (masjidil aqsha) yang telah Kami berkahi sekelilingnya (masjidil aqsha) agar Kami perlihatkan kepadanya (masjidl aqsha) sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Sedangkan yg melakukan perjalanan (obyek) adalah makhluk hidup,bukan benda mati.
Sehingga dalam terjemahan bebas yg mengandung unsur tafsir,ayat diatas sayah baca sbb;
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang padanya (abdihi,manusia) yang telah Kami berkahi sekelilingnya (kamsutnyah,yg menerima kenabian Muhammad pun termasuk dalam berkah tersebut) agar Kami perlihatkan kepadanya (abdihi/Muhammad) sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Keberkahan yg diterima nabi Muhammad pada malam itu ada di berita shahih; sayah ambil 2 ayat aja karena yg lain uda cukup jelas) an najm 12-13
أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ
Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

Yg oleh si mang ayat 12 adalah terkait wahyu di gua hira.pendapat yg bagus tetapi 1-12 pun terjadi pada malam isra miraj.ini adalah bagian lain dari “beberapa dimensi” yg pernah sayah sampaikan di lapak lain beberapa waktu lalu.
Malam itu adalah malam wahyu baik berupa wahyu lisan maupun wahyu penglihatan.lisannyah yah ayat 17/1,penglihatannyah ya an najm versi visual.bahwa nabi Muhammad NYATA melihat Jibril dengan 2 mata di kepala yg kemudian dituliskan dalam bentuk firman di an najm.
Frase لِنُرِيَهُ adalah indikasi kuat bahwa MELIHAT itu dilakukan lebih dari sekali.objek yg dilihat adalah disebut pada an najm 13 dan setelahnya.penekanan kuat pada sosok Jibril yg lebih dari sekali dilihat.penekanan yg lain ada di “pandangannya tidak melampaui”..
Karena ayat 17/1 terkait dengan manusia tingkat tinggi maka dalam level yg lebih rendah kondisi perjalanan isra miraj dapat terjadi pada tiap muslim.tergantung kedekatan dengan allah tentunya.
Dan hal ini gak bakal sayah bahas di sini….urusan batin dan tasawuf ..sun moon kang lebih fasih menjelaskan.sayangnyah beliow jarang hadir.

Bantahan musyrikin Mekkah terjadi di pagi sepulang perjalanan dan ketika di awal kenabian..dan bantahan tersebut menjadi lebih luas di masa sekarang ttg perjalanan dan kenabian beliow saw..sehingga masuk akal jika 12;13 berurutan ayatnya dalam membahas jibril tampak oleh mata 3 dimensi.

Mungkin ada koreksi???silahkeun,,,

mantap kang mas abu... :lkj:

بِعَبْدِهِ
jadi hu marji' ke 'abdi atau ke hi(dhamir) kang mas abu.... biar tambah jelas.....


:study: :study:

حَوْلَهُ لِنُرِيَهُada satu kata ganti pada 2 kata yg berbeda makna dan arti.apabila dhommir/kata ganti tersebut merujuk pada satu kata benda/masjidil aqsha maka akan mengakibatkan kerancuan pada tujuan akhir kalimat.

petunjuk yg sayah pake adalah لِنُرِيَهُ yg berakar pada ر ا ي/lihat yg berarti pada HU ada pekerjaan yg dilakukan (pekerjaan ada di redaksi an najm 12-13) dan tentunyah harus dilakukan makhluk hidup berakal.dalam hal ini abdi-abdullah yg bertindak sebagai objek di awal kalimat berubah posisi menjadi subjek di an najm.

pelaku lain dalam kalimat,allah dan jibril,memiliki kedudukan yg berbeda di dalam tiap ayat tersebut.pemilik gawe,allah,telah berposisi sbg subjek aktif/mutlak di tiap redaksi baik 17/1 maupun an najm.sedangkan jibril adalah objek penderita,objek pelengkap baik di 17/1 maupun an najm.

sehingga HU pada 17/1 marji' ke abdihi...bukan ke abdi saja atow hi...yg malah mustahil jika marji' ke HI (allah)...akan menjadi lebih jelas bilah abdihi dimaknai sbg nama sosok.muhammad.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan abdihi/muhammad pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha,(muhammad) yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepada muhammad sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

mohon dikoreksi...

satria bergitar wrote:

Jagona wrote:

abu hanan wrote:menjadi aneh karena NAMA masjid tersebut berdasarkan kata yg ada di ayat.kamsutnyah sayah,sebelum direnovasi oleh imam umar bin khattab nama masjid tersebut BUKAN masjid al Aqsha.

seperti yg sayah utarakan di depan...ada beberapa dimensi yg harus kita pahami sebelum tenggelam lebih dalam.
al aqsha = kata ini ada kata sandang yg seperti THE di basa enggresh.yg artinya baik pembicara maupun lawan bicara SAMA2 mengetahui kamsutnyah.
الأَقْصَى juga merupakan bentuk jamak.dengan bentuk grammarnyah yg jamak pun uda menyiratkan bahwa perjalanan menuju AQSHA tidak sekedar ke baitul makmur...

mengapa sayah cenderung berkata masjidil aqsha adalah reruntuhan dari mezbah daud?yah sejarah bahwa kiblat pertama adalah yerusalem sebelum masjidil haram.
utk itu,allah memerintahkan melalui perjalanan tersebut dg hikmah "napak tilas" para nabi terdahulu.gak langsung terbang ke masjid terjauh di luar dimensi yg diketahui manusia.


sworry...nggak berlaku hukum KONON dan KATANYA....

Bagaimana dengan Ayat 10/87 di bawah ini ;

Ayat 10/87 : KAMI wahyukan kepada Musa dan saudaranya (Harun) : "tentukanlah bagi kaummu rumah-rumah di Mesir, dan jadikanlah rumah-rumahmu itu Kiblat dan dirikanlah Shalat serta gembirakanlah orang-orang beriman.

Pada Ayat di atas, ternyata ALLAH memerintahkan Musa dan Harun menentukan beberapa rumah di Mesir untuk dijadikan Kiblat Shalat.

oh Mesir tho..ane kira nte mo bilang di Mars hehe

QS. Yunus (10) : 86

Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman “.
kok beda tafsiranya?? hehe sori ane pake terjemahan depag
klo menurut tafsiran nte berarti banyak dong kiblatnya..monggo??

beda nahwu sorofnya kali, maklum aja baru pulang dari sebrang

Ma'af Mas Stria Mars ....... apa benar tuh terjemah ayat 10/86 seperti itu ?

lantas istilah ini قِبْلَةً bukankah artinya 'KIBLAT' ?

yaahhh sesuai dengan bunyi ayatnya ............ ok

abu hanan wrote:حَوْلَهُ لِنُرِيَهُada satu kata ganti pada 2 kata yg berbeda makna dan arti.apabila dhommir/kata ganti tersebut merujuk pada satu kata benda/masjidil aqsha maka akan mengakibatkan kerancuan pada tujuan akhir kalimat.

petunjuk yg sayah pake adalah لِنُرِيَهُ yg berakar pada ر ا ي/lihat yg berarti pada HU ada pekerjaan yg dilakukan (pekerjaan ada di redaksi an najm 12-13) dan tentunyah harus dilakukan makhluk hidup berakal.dalam hal ini abdi-abdullah yg bertindak sebagai objek di awal kalimat berubah posisi menjadi subjek di an najm.

pelaku lain dalam kalimat,allah dan jibril,memiliki kedudukan yg berbeda di dalam tiap ayat tersebut.pemilik gawe,allah,telah berposisi sbg subjek aktif/mutlak di tiap redaksi baik 17/1 maupun an najm.sedangkan jibril adalah objek penderita,objek pelengkap baik di 17/1 maupun an najm.

sehingga HU pada 17/1 marji' ke abdihi...bukan ke abdi saja atow hi...yg malah mustahil jika marji' ke HI (allah)...akan menjadi lebih jelas bilah abdihi dimaknai sbg nama sosok.muhammad.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan abdihi/muhammad pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha,(muhammad) yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepada muhammad sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

mohon dikoreksi...

Ga ada yang perlu dikoreksi, hanya sedikit tambahan pada 'memperjalankan' pakai tambahan (dengan penjagaan), yang menjaga adalah barkah agar Muhammad selamat dari benturan benda-benda angkasa, kekurangan udara, dan terbakar karena gesekan dengan udara.
Memang yang diberkahi adalah Muhammad bukan Masjidil Aqsha.

Jagona wrote:beda nahwu sorofnya kali, maklum aja baru pulang dari sebrang

Ma'af Mas Stria Mars ....... apa benar tuh terjemah ayat 10/86 seperti itu ?

lantas istilah ini قِبْلَةً bukankah artinya 'KIBLAT' ?

yaahhh sesuai dengan bunyi ayatnya ............ ok

lah pan ane bilang ane pake terjemahan depag..

makanya kalo menurut terjemahan ente kan

"beberapa rumah di Mesir untuk dijadikan Kiblat Shalat"

bebrapa rumah artinya banyak dong kiblatnya..??

Sumangga??

satria bergitar wrote:

Jagona wrote:beda nahwu sorofnya kali, maklum aja baru pulang dari sebrang

Ma'af Mas Stria Mars ....... apa benar tuh terjemah ayat 10/86 seperti itu ?

lantas istilah ini قِبْلَةً bukankah artinya 'KIBLAT' ?

yaahhh sesuai dengan bunyi ayatnya ............ ok

lah pan ane bilang ane pake terjemahan depag..

makanya kalo menurut terjemahan ente kan

"beberapa rumah di Mesir untuk dijadikan Kiblat Shalat"

bebrapa rumah artinya banyak dong kiblatnya..??

Sumangga??

sesuai dengan bunyi ayat ... menunjukan kiblatnya banyak ............. mangga

@mbah abu

sehingga HU pada 17/1 marji' ke abdihi...bukan ke abdi saja atow hi...yg malah mustahil jika marji' ke HI (allah)...akan menjadi lebih jelas bilah abdihi dimaknai sbg nama sosok.muhammad.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan abdihi/muhammad pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha,(muhammad) yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepada muhammad sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

KESIMPULANNYA...kata HU dalam Al-Isra : 1 MERUJUK ke BIABDIHI (Nabi Muhammad)..???

Betull...???

mang odoy wrote:@mbah abu

sehingga HU pada 17/1 marji' ke abdihi...bukan ke abdi saja atow hi...yg malah mustahil jika marji' ke HI (allah)...akan menjadi lebih jelas bilah abdihi dimaknai sbg nama sosok.muhammad.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan abdihi/muhammad pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha,(muhammad) yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepada muhammad sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.

KESIMPULANNYA...kata HU dalam Al-Isra : 1 MERUJUK ke BIABDIHI (Nabi Muhammad)..???

Betull...???

anda bertanyah ke sayah,sayah jawab ;bwetul.
kaidah awal dan akhir ; wallahu a'lam