kenapa Sholat menghadap Ka'bah?

First topic message reminder :

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Mendirikan Shalat
Shalat adalah cara sembahyang agama bangsa Arab yang pada waktu
melakukannya yaitu ruku' dan sujud harus menghadap ke Ka'bah di Mekkah. (hal.
33)

Orang-orang yang bodoh di antara manusia akan berkata: "Apakah
gerangan (sebabnya) mereka (orang Islam) beralih dan kiblat mereka semula (dari
Baitul Maqdis ke Masjidil Haram?) Katakanlah Timur dan Barat kepunyaan Allah.
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.
(Surat 2 Al Baqarah ayat 142). (hal. 34).

Mengapa shalat agama bangsa
Arab harus mengahadap ke arah Ka'bah di Mekkah? Karena Ka'bah adalah tempat
tinggal Allah yaitu rumah Allah sebagaimana yang disebut dalam Surat 22 Al Hajj
ayat 26.

"Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim pada tempat
Baitullah (dengan firman): janganlah engkau menyekutukan Aku dengan sesuatu, dan
sucikanlah rumahKu (Ka'bah) untuk orang-orang yang tinggal (itikaf) dan
orang-orang yang ruku dan sujud (shalat)". (Surat 22 Al Hajj ayat 26). (hal.
35).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dengan
mengatakan bahwa shalat adalah ruku' dan sujud menghadap Ka'bah, membuktikan
bahwa Himar Amos belum pernah belajar Islam dengan baik. Mungkin pengakuannya
bahwa dia adalah mantan muslim yang pernah menunaikan ibadah haji tahun 1983
adalah kebohongan yang besar, untuk mengelabuhi umat Islam. Tujuannya, agar kaum
muslimin mudah dipengaruhinya sehingga mengikuti jejaknya murtad ke
Kristen.

Ibadah shalat itu bukan hanya ruku' dan sujud saja, seperti
anggapan Himar Amos. Shalat adalah ibadah umat Islam kepada Allah yang terdiri
dari bacaan-bacaan dan amalan-amatan tertentu sesuai dengan tuntunan Al Qur'an
dan Hadits, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Inilah
definisi shalat yang benar. Sekali lagi, shalat bukan hanya ruku' dan sujud
saja.

Selanjutnya, dengan disebutkannya kata 'Ka'bah Baitullah (rumah
Allah)', Himar Amos menuding bahwa umat Islam shalat menghadap Ka'bah karena
Ka'bah adalah rumah tinggal Allah. Ini membuktikan bahwa dia tidak mengerti
'gaya bahasa'.

Kata Baitullah (bait Allah/rumah Allah) dipahami oleh Amos
bahwa kalau begitu, Allah itu punya rumah tempat tinggal. Karena disebutkan
dalam Al Qur'an bahwa Ka'bah adalah Baitullah, maka Amos memahamkan bahwa kalau
begitu, Allah itu bertempat tinggal, makan, minum dan tidur dalam Ka'bah di
Mekkah. Inilah pemahaman orang yang sangat tidak cerdas. Mungkin Legion (roh-roh
jahat) sedang merasuki Himar Amos.

Dalam Al Qur'an ada istilah abdullah
(hamba Allah), aduwwullah (musuh Allah), ansharullah (penolong Allah), dan
tain-lain. Kalau sistem berpikir Himar Amos dipakai untuk memahami
Istilah-istllah tersebut, pastilah akan negatif jadinya.

a. Abdullah
(hamba Allah)

Adanya istilah hamba, berarti ada pula istilah tuan atau
juragan. Tapi, adanya Istilah hamba Allah bukan berarti bahwa Allah itu
juragan/boss yang memperkerjakan makhluk-Nya karena tenaga dan kemampuan Allah
sangat terbatas. Hamba Allah berarti para nabi dan orang-orang saleh yang
berbuat kebajikan dengan ikhlas (Qs. 4:172, 19:30, 37:40,74,128 dan
72:19).

b. Aduwwullah (musuh Allah)

Adanya istilah 'musuh Allah'
bukan berarti bahwa Allah itu sumber keonaran yang selalu membuat permusuhan,
bukan! Sebab istilah 'musuh Allah' berarti orang-orang musrik, kafir dan
pengkhianat yang mempersekutukan Allah dengan yang lain (Qs. 8:60 dan
9:114).

c. Ansharullah (penolong Allah)

Istilah ini juga bukan
bearti bahwa Allah itu serba kekurangan sehingga perlu bantuan dari regu
penolong dari manusia. Sebab Istilah 'penolong Allah' berarti orang-orang
beriman yang memperjuangkan agama Allah (jihad fii sabiilillah) (Qs. 3:10 dan
61:14).

Kembali kepada istilah Baitullah (rumah Allah). Istilah ini
terbatas kepada satu pengertian 'rumah ibadah kepunyaan Allah' saja, bukan rumah
tempat tinggal Allah.

Istilah Baitullah (rumah Allah) dipakai untuk
membedakan rumah ibadah dengan rumah-rumah lain milik manusia, seperti: rumah
sakit, rumah bersalin, rumah makan, rumah kontrakan dan
lain-lain.

Baitullah (rumah Allah) adalah rumah suci untuk beribadah
kepada Allah. Karena rumah yang suci ini digunakan untuk beribadah kepada Allah,
maka tidak boleh dikontrakkan, diperjual-belikan dan dibisniskan.

Beda
Islam dan Kristen

Dalam Islam, ditegaskan ajaran Tauhid kepada Allah,
bahwa Allah itu Maha Esa, tidak dipengaruhi dan tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu. Ajaran tauhid inilah yang membedakan Islam dengan Kristen.

Dalam
Bibel, Tuhan masih dibatasi oleh ruang dan waktu, bisa dilihat, diajak ngobrol,
makan-makan, bisa disiksa dan dibunuh sampai mati teler di tiang
salib.

Dijelaskan dalam Bibel (Alkitab), kilab suci Kristen, bahwa Tuhan
adalah Roh (Yohanes 4:24) yang menjelma menjadi Yesus (Yohanes 1: 14). Dalam
penjelmaan (inkarnasi) ini, Tuhan berubah ujud menjadi janin yang dikandung oleh
Maria (Siti Maryam), lalu dilahirkan melalui liang kemaluan
Maria.

Kemudian Tuhan Yesus dilahirkan, lalu dibesarkan oleh
lingkungannya. Setelah dewasa, Tuhan (Yesus) dicobai oleh iblis (Matius 4:1 dan
Lukas 4:2). Setelah lulus dari permainan iblis, Tuhan Yesus ditangkap oleh
penguasa Romawi lalu dianiaya tiada berdaya. Akhirnya, Tuhan Yesus menghembuskan
nafasnya yang terakhir di atas gantungan tiang salib dengan memakai secarik kain
yang menutupi auratnya dengan ditonton oleh massa yang sangat banyak.Tragis
sekali!!

Itulah konsep Bibel tentang ketuhanan.TuhanYesus Juru Selamat
mereka masih dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga mati disalib

Sepertinya Alloh ada mengatakan bahwa menghadap Ka'bah (Masjidil Haram) adalah hal yang benar dari Tuhannya orang yang di beri Al-kitab.

Kalau menurut saya Muhammad dari awalnya adalah penyembah berhala yang tidak bisa meninggalkan Ka'bah yang berisi berhala-berhala.

oglikom wrote:Sepertinya Alloh ada mengatakan bahwa menghadap Ka'bah (Masjidil Haram) adalah hal yang benar dari Tuhannya orang yang di beri Al-kitab.

Kalau menurut saya Muhammad dari awalnya adalah penyembah berhala yang tidak bisa meninggalkan Ka'bah yang berisi berhala-berhala.

duh2...
ini apa lagi.....sejak kapan pula Nabi Muhammad nyembah2 patung berhala mas?

musicman wrote:

oglikom wrote:Sepertinya Alloh ada mengatakan bahwa menghadap Ka'bah (Masjidil Haram) adalah hal yang benar dari Tuhannya orang yang di beri Al-kitab.

Kalau menurut saya Muhammad dari awalnya adalah penyembah berhala yang tidak bisa meninggalkan Ka'bah yang berisi berhala-berhala.

duh2...
ini apa lagi.....sejak kapan pula Nabi Muhammad nyembah2 patung berhala mas?

Anda tahu tidak yang tertulis dala qs 2.144 tolong selidiki asbabun nuzulnya setelah penaklukan Mekkah atau sebelumnya?
Kalau memang turunnya ayat tsb sebelum penaklukan Mekkah, Ka'bahkan masih jadi gudang berhalanya Arab.

oglikom wrote:

musicman wrote:

oglikom wrote:Sepertinya Alloh ada mengatakan bahwa menghadap Ka'bah (Masjidil Haram) adalah hal yang benar dari Tuhannya orang yang di beri Al-kitab.

Kalau menurut saya Muhammad dari awalnya adalah penyembah berhala yang tidak bisa meninggalkan Ka'bah yang berisi berhala-berhala.

duh2...
ini apa lagi.....sejak kapan pula Nabi Muhammad nyembah2 patung berhala mas?

Anda tahu tidak yang tertulis dala qs 2.144 tolong selidiki asbabun nuzulnya setelah penaklukan Mekkah atau sebelumnya?
Kalau memang turunnya ayat tsb sebelum penaklukan Mekkah, Ka'bahkan masih jadi gudang berhalanya Arab.

koreksi saja...

ayat ini turun atas larangan kaum quraish saat Nabi Muhammad ingin Shalat dekat ka'bah..
saya masih saja heran kalau anda menjadikan ini pembenaran Nabi Muhammad menyembah berhala..

Foxhound wrote:dimanakah Sidratul Muntaha?

wiki wrote:Sidrat al-Muntahā berasal dari kata sidrah dan muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara, sedangkan muntaha berarti tempat berkesudahan

bisa di crosscheck di : http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp?chapter=53&verse=12

Pohon Bidara ---> Pohon yang bentuknya menjalar ke mana2!



Tempat Berkesudahan ---> Tempat Maksimal Batas ---> Tempat Bermuara!

Pohon Bidara Tempat Berkesudahan ---> Tempat dimana wujud asli malaikat bisa terlihat (QS. 53:13), sekaligus alam akhirat (QS. 53:15), sekaligus alam fisik (QS. 53:16) ---> Tempat Bermuaranya Semua Dimensi ---> Tempat Dimensi yang menjalar ke semua dimensi ---> Tempat Dimensi Tertinggi/Dimensi yang mencakup semua dimensi! ---> Tempat di mana semua Dimensi bisa terlihat secara sekaligus (QS. 53:17)! ---> 53:18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

musicman wrote:
koreksi saja...

ayat ini turun atas larangan kaum quraish saat Nabi Muhammad ingin Shalat dekat ka'bah..
saya masih saja heran kalau anda menjadikan ini pembenaran Nabi Muhammad menyembah berhala..

CETEK banget sih lo

Itu ayat Madaniyah awal awal hijrah .... saat itu arah kiblat masih ke Jerusalem

musicman wrote:

oglikom wrote:

musicman wrote:

oglikom wrote:Sepertinya Alloh ada mengatakan bahwa menghadap Ka'bah (Masjidil Haram) adalah hal yang benar dari Tuhannya orang yang di beri Al-kitab.

Kalau menurut saya Muhammad dari awalnya adalah penyembah berhala yang tidak bisa meninggalkan Ka'bah yang berisi berhala-berhala.

duh2...
ini apa lagi.....sejak kapan pula Nabi Muhammad nyembah2 patung berhala mas?

Anda tahu tidak yang tertulis dala qs 2.144 tolong selidiki asbabun nuzulnya setelah penaklukan Mekkah atau sebelumnya?
Kalau memang turunnya ayat tsb sebelum penaklukan Mekkah, Ka'bahkan masih jadi gudang berhalanya Arab.

koreksi saja...

ayat ini turun atas larangan kaum quraish saat Nabi Muhammad ingin Shalat dekat ka'bah..
saya masih saja heran kalau anda menjadikan ini pembenaran Nabi Muhammad menyembah berhala..

Coba saya cari larangan yg di tujuhkan ke kaum Quraisy.

Qs 2:144
Sesungguhnya Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sesungguhnya Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu kearah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu kearahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Nah lo..

jakajayagiri-2 wrote:

EbisuSensei wrote:
Itu sudah masalah dogma!

Tah eta...kalo soal dogma sih saya juga udah tahu. Kan dr awal juga saya tidak bermaksud mendiskusikannya dr sisi dogmatika. Dogma mah kagak bisa didiskusikan. Tapi saya mengajak untuk membahasnya dr sisi logika biasa saja. Secara, muslim kan sering banget menyatakan agama islam adalah agama yg paling masuk akal.

Pada sisi kekristenan, perintah untuk berkiblat ke Bait Suci sdh selesai. Saya tidak bilang perintahnya sdh dihapus ya. Kewajiban itu sdh tuntas bagi para pengikut Yesus krn Yesus sendiri sdh menyatakan bahwa sdh tiba saatnya para penyembah Tuhan dinilai kebenarannya bukan dr apa yg dilakukannya secara fisik tapi dr kebenaran rohaninya.

Mau tahu pemikiran logika saya?
Berhubung saya tidak bersedia terbuka dengan kamu masalah tasawuf, maka hanya bisa saya katakan:
Perintah adalah perintah..

Syariatnya sudah jelas buat apa pake tasawuf segala.

@oglikom

Baca ini:

jakajayagiri-2 wrote:
Tah eta...kalo soal dogma sih saya juga udah tahu. Kan dr awal juga saya tidak bermaksud mendiskusikannya dr sisi dogmatika. Dogma mah kagak bisa didiskusikan. Tapi saya mengajak untuk membahasnya dr sisi logika biasa saja. Secara, muslim kan sering banget menyatakan agama islam adalah agama yg paling masuk akal.

frontline defender wrote:
Pohon Bidara Tempat Berkesudahan ---> Tempat dimana wujud asli malaikat bisa terlihat (QS. 53:13), sekaligus alam akhirat (QS. 53:15), sekaligus alam fisik (QS. 53:16) ---> Tempat Bermuaranya Semua Dimensi ---> Tempat Dimensi yang menjalar ke semua dimensi ---> Tempat Dimensi Tertinggi/Dimensi yang mencakup semua dimensi! ---> Tempat di mana semua Dimensi bisa terlihat secara sekaligus (QS. 53:17)! ---> 53:18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

53:14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.

Ini yang saya dapat dari terjemahan depag, apakah berarti salah?

Sidratil Muntaha, di atas langit ke 7 atau tidak berhubungan dengan langit atau bagaimana?

EbisuSensei wrote:@oglikom

Baca ini:

jakajayagiri-2 wrote:
Tah eta...kalo soal dogma sih saya juga udah tahu. Kan dr awal juga saya tidak bermaksud mendiskusikannya dr sisi dogmatika. Dogma mah kagak bisa didiskusikan. Tapi saya mengajak untuk membahasnya dr sisi logika biasa saja. Secara, muslim kan sering banget menyatakan agama islam adalah agama yg paling masuk akal.

Pertanyaannya, "perintah adalah perintah" adalah syariat, terus kalau di hubungkan dengan tasawuf apa bisa lebih masuk akal?

oglikom wrote:
Pertanyaannya, "perintah adalah perintah" adalah syariat, terus kalau di hubungkan dengan tasawuf apa bisa lebih masuk akal?

Kurang lebih demikian.

Jadi maksud saya, setiap ibadah itu memiliki penjelasannya.
Hanya yang tahu secara pasti penjelasannya adalah Tuhan sendiri.
Manusia hanya bisa memperkirakan, kecuali kalo memang dijelaskan.

Masalah 'memperkirakan' ini adalah bagian dari ilmu tasawuf.
Sedangkan saya malas atau keberatan apabila harus menyinggung2 dikit.
Saya lebih cenderung atau lebih suka memikirkan tentang ciptaan2-Nya saja.

paham ya?

Foxhound wrote:

frontline defender wrote:
Pohon Bidara Tempat Berkesudahan ---> Tempat dimana wujud asli malaikat bisa terlihat (QS. 53:13), sekaligus alam akhirat (QS. 53:15), sekaligus alam fisik (QS. 53:16) ---> Tempat Bermuaranya Semua Dimensi ---> Tempat Dimensi yang menjalar ke semua dimensi ---> Tempat Dimensi Tertinggi/Dimensi yang mencakup semua dimensi! ---> Tempat di mana semua Dimensi bisa terlihat secara sekaligus (QS. 53:17)! ---> 53:18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

53:14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.

Ini yang saya dapat dari terjemahan depag, apakah berarti salah?

Sidratil Muntaha, di atas langit ke 7 atau tidak berhubungan dengan langit atau bagaimana?

di langit ke-7 terdapat bumi ke-7 (QS. 65:12), dan perginya ke Sridatil Muntaha memang setelah mengunjungi bumi ke-7, jadi kemungkinan yang paling mendekati adalah perginya ke Sridatil Muntaha yang ada di bumi ke-7, tetapi itu bukan berarti Sridatil Muntaha hanya bisa dicapai melalui bumi ke-7, karena jika Sidratil Muntaha memang benar berupa Dimensi, maka seharusnya dari Bumi Pertama/Bumi Kita pun, bisa dicapai!

EbisuSensei wrote:

oglikom wrote:
Pertanyaannya, "perintah adalah perintah" adalah syariat, terus kalau di hubungkan dengan tasawuf apa bisa lebih masuk akal?

Kurang lebih demikian.

Jadi maksud saya, setiap ibadah itu memiliki penjelasannya.
Hanya yang tahu secara pasti penjelasannya adalah Tuhan sendiri.
Manusia hanya bisa memperkirakan, kecuali kalo memang dijelaskan.

Masalah 'memperkirakan' ini adalah bagian dari ilmu tasawuf.
Sedangkan saya malas atau keberatan apabila harus menyinggung2 dikit.
Saya lebih cenderung atau lebih suka memikirkan tentang ciptaan2-Nya saja.

paham ya?

Ada 'Penjelasan' seharusnya sudah jelas (masuk akal), anda mengatakan "Perintah Adalah Perintah" untuk (shalat menghadap ka'bah) kiblat.
Tapi muslim tidak mau menyelidiki latar belakang komplek Masjidil Haram sebelum ada Islam di gunakan sebagai obyek apa oleh masyarakat sekitarnya yang Pagan.
Dan apa keyakinan sebelumnya dari si Rasul keturunan juru kunci ka'bah yang menyampaikan perintah arah kiblat ini
Ini saja sudah tidak masuk akal.

Sedangkan ilmu kira-kira di pakai kebanyakan orang yang malas berpikir, maap.

oglikom wrote:

Tapi muslim tidak mau menyelidiki latar belakang komplek Masjidil Haram sebelum ada Islam di gunakan sebagai obyek apa oleh masyarakat sekitarnya yang Pagan.

Karena memang tidak ada gunanya....

EbisuSensei wrote:
Mau tahu pemikiran logika saya?
Berhubung saya tidak bersedia terbuka dengan kamu masalah tasawuf, maka hanya bisa saya katakan:
Perintah adalah perintah..

Perintah adalah perintah tidak masuk ranah logika.
Padahal katanya islam agama yg paling masuk akal.

frontline defender wrote:

Foxhound wrote:

frontline defender wrote:
Pohon Bidara Tempat Berkesudahan ---> Tempat dimana wujud asli malaikat bisa terlihat (QS. 53:13), sekaligus alam akhirat (QS. 53:15), sekaligus alam fisik (QS. 53:16) ---> Tempat Bermuaranya Semua Dimensi ---> Tempat Dimensi yang menjalar ke semua dimensi ---> Tempat Dimensi Tertinggi/Dimensi yang mencakup semua dimensi! ---> Tempat di mana semua Dimensi bisa terlihat secara sekaligus (QS. 53:17)! ---> 53:18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

53:14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].
[1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.

Ini yang saya dapat dari terjemahan depag, apakah berarti salah?

Sidratil Muntaha, di atas langit ke 7 atau tidak berhubungan dengan langit atau bagaimana?

di langit ke-7 terdapat bumi ke-7 (QS. 65:12), dan perginya ke Sridatil Muntaha memang setelah mengunjungi bumi ke-7, jadi kemungkinan yang paling mendekati adalah perginya ke Sridatil Muntaha yang ada di bumi ke-7, tetapi itu bukan berarti Sridatil Muntaha hanya bisa dicapai melalui bumi ke-7, karena jika Sidratil Muntaha memang benar berupa Dimensi, maka seharusnya dari Bumi Pertama/Bumi Kita pun, bisa dicapai!

Ada banyak argumen yg bilang Quran selalu sejalan dgn iptek. Bagaimana penjelasan ilmiah dr langit ke-7 dan bumi ke-7?

jakajayagiri-2 wrote:

EbisuSensei wrote:
Mau tahu pemikiran logika saya?
Berhubung saya tidak bersedia terbuka dengan kamu masalah tasawuf, maka hanya bisa saya katakan:
Perintah adalah perintah..

Perintah adalah perintah tidak masuk ranah logika.
Padahal katanya islam agama yg paling masuk akal.

Karena lebih nyaman bagi saya kalo 'akal' digunakan untuk menelaah yang sudah jelas atau memang diberi kejelasan..

EbisuSensei wrote:

jakajayagiri-2 wrote:

EbisuSensei wrote:
Mau tahu pemikiran logika saya?
Berhubung saya tidak bersedia terbuka dengan kamu masalah tasawuf, maka hanya bisa saya katakan:
Perintah adalah perintah..

Perintah adalah perintah tidak masuk ranah logika.
Padahal katanya islam agama yg paling masuk akal.

Karena lebih nyaman bagi saya kalo 'akal' digunakan untuk menelaah yang sudah jelas atau memang diberi kejelasan..

Sdh jelas mah tinggal diterima saja.
Yg belum jelas, itu yg perlu ditelaah, apa-bagaimana-mengapa-untuk apa, supaya jadi jelas. Itu semua masuk ranah logika.

jakajayagiri-2 wrote:
Sdh jelas mah tinggal diterima saja.
Yg belum jelas, itu yg perlu ditelaah, apa-bagaimana-mengapa-untuk apa, supaya jadi jelas. Itu semua masuk ranah logika.

Buginih, manusia tidak akan mendapat hukuman, kalo tidak jelas kepada sesuatu yang memang tidak dijelaskan oleh Tuhan.

Tapi manusia akan mendapat hukuman kalo tidak menjalankan apa yang diperintahkan.

paham ya?

EbisuSensei wrote:

Buginih, manusia tidak akan mendapat hukuman, kalo tidak jelas kepada sesuatu yang memang tidak dijelaskan oleh Tuhan.

Tapi manusia akan mendapat hukuman kalo tidak menjalankan apa yang diperintahkan.

paham ya?

Paham sekali, itu ranah dogmatika.
Saya kan mengajak menelaah secara logika. Kalau ternyata Anda tidak mau menelaah secara logika juga tidak masalah buat saya.

EbisuSensei wrote:

Buginih, manusia tidak akan mendapat hukuman, kalo tidak jelas kepada sesuatu yang memang tidak dijelaskan oleh Tuhan.

Tapi manusia akan mendapat hukuman kalo tidak menjalankan apa yang diperintahkan.

paham ya?

Ini menarik bang Ebie. Bisa diskusi khusus ini? Saya tunggu ya di http://www.laskarislam.com/t3944-bagaimana-memilah-perintah-tuhan#42752

frontline defender wrote:
di langit ke-7 terdapat bumi ke-7 (QS. 65:12), dan perginya ke Sridatil Muntaha memang setelah mengunjungi bumi ke-7, jadi kemungkinan yang paling mendekati adalah perginya ke Sridatil Muntaha yang ada di bumi ke-7, tetapi itu bukan berarti Sridatil Muntaha hanya bisa dicapai melalui bumi ke-7, karena jika Sidratil Muntaha memang benar berupa Dimensi, maka seharusnya dari Bumi Pertama/Bumi Kita pun, bisa dicapai!

Ayatnya kan ngomong langit ke-7 ya? ini koq ada lagi bumi ke-7? Bisa kasih saya penjelasan sumbernya?

Dan balik pertanyaan awal, apakah AllohSWT berada di Sridatil Muntaha?

EbisuSensei wrote:

oglikom wrote:

Tapi muslim tidak mau menyelidiki latar belakang komplek Masjidil Haram sebelum ada Islam di gunakan sebagai obyek apa oleh masyarakat sekitarnya yang Pagan.

Karena memang tidak ada gunanya....

Sepertinya bukan tiada guna, tapi tidak bisa menerima kenyataan bahwa yang menyampaikan arah kiblat sebelumnya adalah penyinta berhala di komplek Masjidil Haram.