AHOK GALAU DENGAN KEBENARAN AGAMANYA.

First topic message reminder :

https://youtu.be/2upc7irKljI

AHOK GALAU DGN KEBENARAN AGAMANYA SENDIRI.

Dlm rekaman video itu Ahok curhat didepan  para petinggi di Pemda DKI.

Garis besar isi kalimat curhatnya ahok sbb ;

“….Saya pasti masuk sorga?,
Ajaran kristen itu konyol.
Kalau Islam realistis, masuk sorga masih di timbang timbang mana pahala mana dosa, dan tidak berani mengatakan mati bakal masuk sorga.

“Itu konyol nya kristen enggak perlu bayar hutang enggak capek capek puasa mati masuk sorga.”

“Hanya ngandelin Yesus yang  mau di salib jadi tuhan dan kalau  penganutnya  mati di jamin masuk sorga.”

“Siapa yang menciptakan agama kayak begini.”

“Hebatnya gua yang berpendidikan tinggi percaya  lagi dengan hal begini..
Karena  gua mati di jamin masuk sorga.”

“Makanya Mao Zedong  menulis agama itu racun …
Bagaimana orang mati nyanyi  nyanyi dan mati masuk sorga.”

KITA DOAKAN MUDAH2AN SAATNYA DIA DAPAT HIDAYAH. AMIIN

Sumber : Kristolog.com

cari aja sendiri di museum2 di eropa..
kosong itu versi CT, terkoreksi oleh versi TR
gak ada misterius2an

ayo jawab!!

MENTOK BIN NYUNGSEPP..........!!!!

Jawab yang mana ??

semua ada sumbernya (CT atau TR)
g ada yg misterius

yang # itu lho..

SEGOROWEDI wrote:gak masuk akal
berselisih hanya karena beda dialek
hafalan siapa yang ditulis dalam dialek qursisy? siapa penulisnya? kapan ditulisnya? mana bukti tulisannya?

bantah n jawab!

SEGOROWEDI wrote:semua ada sumbernya (CT atau TR)
g ada yg misterius

yang # itu lho..

Ga ada bukti sama sekali alias cuma ceplosan doank !!!

Neh...loe baca baik2.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an

Masa Nabi Muhammad
Menurut riwayat para ahli tafsir, ketika Nabi Muhammad masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan. Akan tetapi, dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa Allah menentramkan nabi Muhammad tatkala terdapat penentangan dan pengabaian dari kaumnya terhadap Al-Qur'an:^[49][50][51]
Rasul berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang diabaikan". Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. (Surah Al-Furqan: 30-31)Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan mempergunakan kitab itu, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (Surah Al-A'raf: 2)

Masa Khulafaur Rasyidin

Pemerintahan Abu Bakar
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara parasahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad.


Pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaandialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.
Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:

[size=40][b][b][b][b]“[/b][/b][/b][/b][/size]

Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."

[size=40][b][b][b][b]”[/b][/b][/b][/b][/size]

Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).

cherish wrote:

Neh...loe baca baik2.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an

Masa Nabi Muhammad
Menurut riwayat para ahli tafsir, ketika Nabi Muhammad masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang.

bukti tulisan masing mana?

cherish wrote:

Masa Khulafaur Rasyidin

Pemerintahan Abu Bakar
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara parasahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad.

ngapain khawatir penghafal matek wong sudah ditulis?
material fisik musaf apa?
musaf hafsa dimana sekarang?

cherish wrote:Pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaandialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam 

apa masalahnya hanya beda dialek??
bodoh banget musaf- musaf aseli malah dijadikan api unggun

cherish wrote:Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:

[size=40][b][b][b][b][b][b]“[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."

[size=40][b][b][b][b][b][b]”[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

tinggal dibilang/difatwa aja to...
beda qiraat no problemo, selesai
bodoh sekali malah musaf2 aseli dijadikan api unggun

cherish wrote:

[size=40][b][b][b][b][b][b]”[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

 Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).

mana musaf hafsa?

Udah dibalikin kepada Hafsah r.a.

SEGOROWEDI wrote:

cherish wrote:Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:

[size=40][b][b][b][b][b][b][b][b]“[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."

[size=40][b][b][b][b][b][b][b][b]”[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

tinggal dibilang/difatwa aja to...
beda qiraat no problemo, selesai
bodoh sekali malah musaf2 aseli dijadikan api unggun

Yang jelas mereka lebih visioner dan sangat mengerti per masalahnya, ga bebal kayak loe

Ga masalah mushaf2 tersebut dibakar, wong sekarangpun kalo seluruh mushaf dibakar atau dimusnahkan ga jadi masalah koq. Karena yang hapal Al Quran jumlahnya jutaan orang.

cherish wrote:Udah dibalikin kepada Hafsah r.a.

barangnya mana??

cherish wrote:

SEGOROWEDI wrote:

cherish wrote:Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:

[size=40][b][b][b][b][b][b][b][b][b][b]“[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."

[size=40][b][b][b][b][b][b][b][b][b][b]”[/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/b][/size]

tinggal dibilang/difatwa aja to...
beda qiraat no problemo, selesai
bodoh sekali malah musaf2 aseli dijadikan api unggun

Yang jelas mereka lebih visioner dan sangat mengerti per masalahnya, ga bebal kayak loe

Ga masalah mushaf2 tersebut dibakar, wong sekarangpun kalo seluruh mushaf dibakar atau dimusnahkan ga jadi masalah koq. Karena yang hapal Al Quran jumlahnya jutaan orang.

visioner dari hongkong..
hanya beda dialek kok bikin ribut

lah?
lha wong ditulis aja katanya ribut, ini malah ngandalin hafalan.. apapun, membakar teks2 aseli adalah tindakan bodoh dan ceroboh

Faktanya begitu.

Lha...itukan karena mencatat ayat nya tapi berdasarkan dialek masing2. Makanya oleh Usman r.a. dibuat mushaf standar yang menggunakan dialek quraisy, sesuai dengan ketika ayat2 tersebut diturunkan.. sedangkan yang ayat2 yang dicatat dengan dialek arab yang lain dimusnahkan.

bodoh aja kl ribet karena beda dialek
jadi gak masuk akal

lha dialek quraisy kan sudah ada?

Yang ribut karena beda dialekkan dari kalangan grassroot, wajar aja yang namanya rakyat kalangan bawah kan ada aja yang ga bisa menerima perbedaan, cara berpikirnya kayak loe, walaupun jelas2 salah tapi ngotot anggap diri paling bener.
Makanya dibuat mushaf standar agar ga ada perselisihan lagi.

Yang dipake dialek quraish, selain itu dimusnahkan

gak masuk akal, beda dialek ribet..
kl alqurannya sama, tetep sama

Udah deh.....loe ga usah sok tau.
Faktanya karena tindakan para sahabat Rasulullah SAW, sampe sekarang Al Quran tetap terpelihara keasliannya. Ga ada yang namanya kontradiktif atau ayat2 misterius kayak kitab loe.

yg terpelihara bikinan usman
yg aseli belum terwariskan 1 generasi sudah musnah

Yang asli ada di langit, gorrrr....
Diturunkan ke dunia dalam format audio, bukan teks,manuskrip atau dokumen.

Oleh para sahabat dari format audio ada sebagian yang mengconvert menjadi teks atau manuskrip, sebagian sahabat lagi menyimpan dalam otaknya, berupa hafalan.

Keliru, kalo loe bilang Al Quran  yang asli itu berupa teks atau manuskrip yang di bakar oleh Usman r.a. karena teks atau manuskrip yang dibakar tidak memenuhi standar , yaitu yang tulisannya tidak menggunakan dialek Quraisy..

ilahmu nulis kitab ya ?, ilah yg aneh tuh
format audionya bikin pengikut muhammad udah jontok-jontokan
yang sudah termasuk dimakan kambing & dibakar usman, gk masuk di alquran modern

YADAH wrote:ilahmu nulis kitab ya ?, ilah yg aneh tuh
format audionya bikin pengikut muhammad udah jontok-jontokan
yang sudah termasuk dimakan kambing & dibakar usman, gk masuk di alquran modern

Siapa yang bilang tuhan nulis kitab ??? Gue ga bilang gitu....
Yang lebih aneh tuhan versi alkitab  yang bisa sedih, kecewa dan menyesal. Tuhan alkitab juga pernah jotos2an lawan manusia. Pokoke uanehnya...poll !

Memang awalnya ada pertengkaran dikalangan masyarakat bawah karena perbedaan dialek. Tapi sudah dapat diselesaikan dengan membuat mushaf standar.berdialek quraisy. Al Quran  yang sekarang sama dengan yg diterima oleh Muhammad SAW.

- bilangnya di sorga, yg nulis ilahmu ?
- gitu turun dlm bntuk audio, teman2 rasul udah jontok2kan
- sama2 orang quarish koq beda dialek, mushaf yg dmakan kambing & dibakar usman gk masuk di alquranmu sekarang itu gmana ?

- Ada di langit, belum tentu berupa tulisan.

- baca yang bener sumber yang gue kasih dari WIKI.

- Sama2 bangsa arab, tapi terdiri dari macam2 suku dan dialek yang berbeda, paham...!!!