FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir?

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir? Empty islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir?

Post by voorman Mon Jun 10, 2013 1:11 am


Saya tidak lupa menyebut satu hal yang nantinya menjadi pijakan tema sekarang ini, yaitu rahmat Islam dan rahmat Nabi Islam. Sungguh saya bias merasakan dan melihat rahmat ada pada masyarakat muslim di negeri yang baik ini. Mereka mencintai Allah dan Rasul–Nya, serta mencintai kebenaran yang datang dari Rabb dan Rasul–Nya. Ini adalah keistimewaan yang tiada bandingnya. Sebuah karakter yang sedikit sekali orang yang menghiasi diri dengannya pada masa sekarang ini. Dan memang semakin jauh masa dari masa nubuwwah, maka kebaikan semakin sedikit.

Seperti yang dikatakan oleh Nabi Shalallohu ‘alaihi wa salaam.

“Artinya : Tidak ada satu masa (yang datang), kecuali masa setelahnya itu lebih buruk darinya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian [Hadits Riwayat At-Tirmidzi, No. 2132]

Maka, saya ucapkan selamat kepada Anda sekalian, atas karakter yang baik ini, ketundukan kepada Allah dan Rasul–Nya. Dan saya tidak mentazkiah (memuji) Anda sekalian dihadapan Alloh Jalla Jalaluhu.

Saya ingin menyampaikan sesuatu yang bergejolak dalam dada. Sesuatu ini nampak kontradiktif, akan tetapi merupakan sebuah kebenaran jika dijelaskan dan diterangkan. Hal tersebut tentang Islam adalah rahmat, Rabb kita adalah Ar–Rahim (Maha Penyayang) dan Nabi kita adalah rahmat bagi seluruh alam.

Adapun sisi kontradiktif yang ada dalam benak saya, bahwasannya masalah–masalah di atas termasuk perkara–perkara badahiy yang jelas dan lebih jelas dari matahari pada siang hari. Kemudian tiba–tiba kita harus menjelaskannya lagi sbg wujud pembelaan terhadap Islam, penjelasan atas pemutarbalikkan kenyataan tentang Islam, dan penjelasan terhadap sebuah kondisi saat pandangan terhadap Islam sudah berubah.

Tidak disangsikan lagi, ini merupakan sesuatu yang merisaukan hati dan pikiran, kita menyaksikan fakta yang kontradiktif untuk menjelaskan sebuah permasalahan yang sudah diimani, permasalahan yang kelas, yaitu agama ini (Islam) adalah rahmat Alloh Maha Penyayang dan Nabi Kita Muhammad Shalallohu 'alaihi wa sallam juga seorang penyayang. Karenanya, saya memohon kepada Allah agar berkenan menolong kita dalam memahami makna ini dan mengamalkannya.

Nash–nash dari Al–Qur’an dan Sunnah Nabbawiyah yang menguatkan topik ini dan memantapkan penjelas ini sangatlah banyak, tidak terhitung jumlahnya. Akan tetapi, kita harus menyebutkan sebagian, agar hati menjadi tenang dalam kebenaran. Dan akal pikiran serta jiwa merasa bahagia dengan hidayah.

Nash yang paling agung yaitu, Alloh mensifati diri–Nya sendiri bahwa Dia Dzat Yang Maha Penyayang. Sifat dengan nama ini, banyak terdapat di dalam Al–Qur’an. Cukuplah bagi Anda, sebuah nash yang Anda baca berulang kali dalam shalat sehari semalam sebanyak lebih dari sepuluh kali, agar pemahaman terhadap makna ini tertanam dan tertancap dalam hati dan perasaan Alloh ‘Azza Wa Jala berfirman.

"Artinya : Dengan menyebut Nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Alloh, Rabb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [Al–Fatihah : 1–3]

Anda mengulanginya pada tiap raka’at, saat membaca basmalah dan membaca ayat kedua (dari sura Al–Fatihah), sehingga gambaran makna ini dan juga realisasinya, baik secara ilmiah atau amaliah bisa dilakukan (secara bersamaan) dalam satu waktu.

Alloh juga mensifati Nabi–Nya Shalallohu 'alaihi wa sallam dengan sifat rahim (penyayang) itu. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman.

"Artinya : Nabi Muhammad amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang–orang mu’min" [At–Taubah : 128]

Nabi kita rahim (penyayang), sebagaimana juga Rabb kita Rahim (Maha Penyayang). Akan tetapi, rahim (kasing sayang) nya Nabi Shallallohu 'alaihi Wa Sallaam penghulu seluruh Nabi Adam, sesuai dengan kebesaran beliau Shallallohu 'alaihi wa sallam dan sifat kemanusiaannya. Sedangkan Rahim (penyayang) nya Alloh sesuai dengan keagungan–Nya dan kesempurnaan–Nya. Jadi rahmat (kasih sayang) merupakan sifat Alloh dan sifat Rasulullah Shallallohu 'alaihi wa sallam. Alloh dan Rasul–Nya menginginkan agar rahmat ini menjadi nyata di muka bumi. Karena din (agama) ini merupakan din rahmat Alloh ‘Azza Wa Jalla berfirman.

"Artinya : Dan kami tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". [Al–Anbiya : 107]

Alloh tidak akan mengakatan “… sebagai rahmat bagi kaum Mukminin, “namun Alloh mengatakan : “rahmat bagi seluruh alam,” bukan hanya manusia ; bahkan rahmat ini terasa juga pada alam lain, yaitu alam jin dan malaikat. Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallm menyampaiakn tentang dirinya.

"Artinya : Aku adalah rahmat yang dihadiahkan".

Banyak nash dari Nabi Shalallohu 'alaihi wa sallam yang menegaskan kepada kaum mukminin, kaum yang menyambut seruan Alloh dan Rasul–Nya, yang mengimani hukum Alloh dan Rasul–Nya, agar menjadi orang–orang yang memiliki rasa kasih saying dan saling menyayangi, sehingga mereka akan disayangi oleh Alloh ‘Azza wa Jalla, bukan sekedar rahmat yang berbentuk angan–angan yang diimpikan oleh hati dan dilantunkan oleh lisan. Kalau hanya sekedar itu, maka ini bias dilakukan oleh semua orang. Alloh ‘Azza Wa Jalla berfirman.

"Artinya : Hai Orang–orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa–apa yang tiada kamu kerjakan". [Ash–Shaf : 2-3]

Alloh menginginkan kita menjadi orang–orang yang menyayangi dan saling menyayangi, lagi disayangi ; bukan hanya sekedar ucapan, akan tetapi (dibuktikan) dengan amal ; bukan sekedar ungkapan, akan tetapi (diwujudkan) dengan perbuatan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Orang–orang yang menyayangi akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya Dzat yang ada di atas langit (Alloh ‘Azza Wa Jalla) akan menyayangi kalian".

Nabi juga bersabda.

"Artinya : Berbuat kasih sayanglah kalian, pasti kalian akan disayangi". [Hadits Riwayat Imam Ahmad]

Sabda beliau Shalallohu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Orang yang tidak memiliki rasa kasih–sayang, tidak akan disayang"[Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim]

Semua nash di atas dan yang lain menegaskan makna rahmat, supaya membumi dalam kehidupan dan sistem yang dilaksanakan ; saling menyayangi satu dengan yang lain, saling berlemah lembut, saling menolong, terutama kepada orang yang diberi taufik oleh Alloh, dan diberi petunjuk untuk memeluk Islam dan mengikuti Sunnah Nabi Shallallohu 'alaihi wa sallam.

Rahmat tidak akan bias diwujudkan secara benar, kecuali dengan ilmu yang bermanfaaat berlandaskan Al–Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun rahmat tanpa dilandasi ilmu, tetapi dilandasi kejahilan, hanyalah sebuah perasaan yang berkutat di dalam dada, terkadang tidak sesuai dengan tempatnya ; menjadi tidak jelas, dan ketidakjelasan ini membuahkan kesalahan besar.

Oleh karena itu Ahlus Sunnah itu berasal dari ahli ilmu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah :”Ahlus Sunnah adalah orang yang paling tahu tentang Al–Haq (Kebenaran) dan paling sayang terhadap makhluk”.

Rasa kasih sayang ini menuntut kita agar memberikan nasihat kepada orang lain, berlemah lembut kepada mereka, dan menuntut anda agar memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kembali ke jalan Alloh sebelum mereka meninggal.

Rasa kasih sayang (rahmat) ini menuntut Anda untuk memiliki rasa kepedulian (terhadap keselamatan makhluk) yang Anda ambil dari sifat Rasulullah Shalallohu 'alaihi wa sallam yang diberikan Alloh ‘Azza wa Jalla kepada beliau Shalallohu 'alaihi wa sallam yaitu.

"Artinya : ... (Rasulullah) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang–orang mu’min." [At–Taubah : 128]

Semangat ini semestinya diiringi kelembutan dan kasih–sayang, yang merupakan ciri terbesar dan paling agung din (agama) ini, bukan kekasaran dan kekakuan, tidak dibarengi sikap ekstrim atau sikap berlebihan, tetapi dengan kelembutan yang menjadi symbol agama ini.

Agar tidak ada orang yang berprasangka dan menduga bahwa rahmat (rasa kasih–sayang) ini hanya untuk kaum muslimin saja, atau berlaku hanya dikalangan kaum muslimin (saja), sehingga menyeretnya kepada kebatilan, maka saya perlu menyebutkan beberapa nash dari hadits Nabi yang menerangkan rahmat ini dan cakupannya. Rahmat ini bukan hanya bagi kaum Muslimin saja, akan tetapi juga bagi orang–orang kafir ; bukan hanya untuk manusia, tetapi juga untuk bangsan hewan sekalipun.

Nabi Muhammad Shallallohu 'alaihi wa sallam adalah pemimpin para da’i (mubaligh) dan pemimpin orang–orang yang bersabar terhadap berbagai macam siksa dan cercaan. Beliau Shalallohu 'alaihi wa sallam bersabar menghadapi permusuhan dan penyiksaan, serta mendoakan kebaikan atas pelakunya. Ketika orang–orang kafir dahulu melukai kepala beliau Shallallohu 'alaihi wa sallam, membuat beliau mengeluarkan darah, dan saat mereka mematahkan gigi beliau Shallallohu 'alaihi wa sallam, Nabi Shalallohu 'alaihi wa sallam tidak berdoa kepada Alloh ‘Azza wa Jalla agar memberikan balasan buruk kepada mereka, tetapi beliau Shallallohu 'alaihi wa sallam hanya menginginkan rahmat buat mereka, karena beliau adalah rahmat. Rasulullah Shallallohu 'alaihi wa sallam berdoa saat itu.

"Artinya : Ya Allah. Ampunilah kaumku, karena mereka itu tidak mengetahui" [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

Padahal beliau Shallallohu 'alaihi wa sallam disiksa dan disakiti oleh mereka. Bahkan Rasulullah Shalallohu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidak ada seorang pun yang disakiti di jalan Alloh sebagaimana (sebesar) gangguan yang menimpaku" [1]

Rasulullah Shallallohu 'alaihi wa sallam dengan kesabarannya mengatakan.

"Artinya : Semoga Alloh mengeluarkan kaum yang mentauhidkan Alloh dari tulang punggung (keturunan) mereka" [2]

Kesabaran beliau Shalallohu 'alaihi wa sallam berperan besar dalam penyebaran din Islam, menempati andil besar dalam membimbing umat melalui amal nyata, bukan sekedar teori sebagaimana yang dikatakan pada masa ini. Bahkan, Nabi Shallallohu 'alaihi wa sallam rahim (memiliki rasa saying) dalam situasi peperangan dan sedang berhadapan dengan para musuh Islam. Peperangan dalam Islam bukanlah perang permusuhan, akan tetapi perang penebusan ; peperangan untuk menebarkan sendi–sendi kasih sayang. Membunuh musuh bukanlah tujuan utama dan pertama, akan tetapi itu merupakan pilihan terakhir. Tawaran pertama adalah memeluk agama Islam, kedua adalah membayar jizyah (pembayaran sebagai ganti jaminan keamanan), dan ketiga adalah tidak mengganggu kaum Muslimin. Jika orang–orang kafir tidak mempedulikannya, tetap mengganggu dan menyakiti kaum muslimin, maka mereka harus diperangi, dan ini pun harus dengan perintah dari penguasa dan para ulama yang saling bahu membahu dalam menolong din Allah ini. Tetapi, kalau yang berinisiatif mengobarkan peperangan adalah individu–individu, maka perlu dimengerti, bahwa masalah memobilisasi perang bukanlah hak perindividu. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman.

"Artinya : Dan perangilah di jalan Alloh orang–orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kami melampaui batas, karena sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang–orang yang melampaui batas" [Al–Baqarah : 190]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427H/1426. Diambil dari Muhadharah Syaikh Oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi, di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad 19 Februari 2006]
_________
Foote Note
[1]. Hadits yang senada diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah yaitu : "Artinya : Dan sungguh aku pernah digangggu di jalan Allah, dan tidak ada seorangpun yang pernah mengalaminya".
[2]. Hadits yang senada diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. "Artinya : Akan tetapi, saya berharap semoga Allah mengeluarkan orang yang beribadah kepada Allah semata dan tidak melakukan kesyirikan dari tulang punggung mereka".
voorman
voorman
SERSAN SATU
SERSAN SATU

Male
Posts : 155
Kepercayaan : Islam
Location : voorwagens
Join date : 23.05.13
Reputation : 8

Kembali Ke Atas Go down

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir? Empty Re: islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir?

Post by mang odoy Wed Jun 12, 2013 2:42 pm

Ini buka tret atow RESOURCE CENTRE..???

avatar
mang odoy
KAPTEN
KAPTEN

Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86

Kembali Ke Atas Go down

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir? Empty Re: islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir?

Post by rdnQtfz669 Sun Jul 07, 2013 8:46 pm

mang odoy wrote:Ini buka tret atow RESOURCE CENTRE..???


bismillahirrahmanirrahim...

pak kapten...gak salah kali yang nyebarin artikel baik,,
piss 
rdnQtfz669
rdnQtfz669
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 27
Posts : 260
Kepercayaan : Islam
Location : Soreang, Bandung
Join date : 25.04.12
Reputation : 1

Kembali Ke Atas Go down

islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir? Empty Re: islam itu rohmatan lil alamin atau ancaman bagi kafir?

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik