Bolehkah meyakini Bangsa Israel lebih tinggi dibanding bangsa lain? Bolehkah meyakini sudra adalah manusia dengan kasta terendah

Bolehkah meyakini Bangsa Israel lebih tinggi dari bangsa lain?

Bolehkah meyakini sudra adalah kasta terendah untuk menusia?





Pertanyaan terbuka untuk siapa saja, terbuka untuk semua dalil, kitab suci, aturan, dan undang- undang apapun

mungkin boleh tapi tidak boleh dalam segala hal atau dalam segala peristiwa,
juga tidak harus secara terusmenerus
serta harus disadari bahwa hal itu bukan berarti pasti selalu bisa dipertahankan seperti itu

GA BOLEH

semua manusia selama judulnya MASIH ADA DI BUMI ... dilihat dari faktor SARA manapun .... semua sama derajat dan kedudukannya satu sama lain

kalau mau nyari2 derajat ... tunggu nanti di akhirat

yang nggak boleh yang mana Say...

njlajahweb wrote:yang nggak boleh yang mana Say...

sesuai judul TS dong ah >>> meyakini Bangsa Israel lebih tinggi dibanding bangsa lain

kan memang ada benarnya

njlajahweb wrote:kan memang ada benarnya

kapan ada benarnya ?? jaman kuda ?? ... jaman PL ??

iya jaman PL ... kalau sekarang mah udah ga ... sama semua kedudukan dan derajatnya

wong yg disebut bangsa Israel yang mana aja udah ga jelas

lha iya kan Sayang....bahwa juga harus disadari bahwa hal itu bukan berarti pasti selalu bisa dipertahankan seperti itu

njlajahweb wrote:lha iya kan Sayang....bahwa juga harus disadari bahwa hal itu bukan berarti pasti selalu bisa dipertahankan seperti itu

hihihihihi ... yo wes lah gimana kek bahasanya ... point saya terkait TS

GA BOLEH

semua manusia selama judulnya MASIH ADA DI BUMI ... dilihat dari faktor SARA manapun .... semua sama derajat dan kedudukannya satu sama lain

kalau mau nyari2 derajat ... tunggu nanti di akhirat

hehehehehehe

njlajahweb wrote:mungkin boleh tapi tidak boleh dalam segala hal atau dalam segala peristiwa,
juga tidak harus secara terusmenerus
serta harus disadari bahwa hal itu bukan berarti pasti selalu bisa dipertahankan seperti itu

maksudnya?
kok plin plan begitu

========

dee-nee wrote:GA BOLEH

semua manusia selama judulnya MASIH ADA DI BUMI  ... dilihat dari faktor SARA manapun .... semua sama derajat dan kedudukannya satu sama lain

kalau mau nyari2 derajat ... tunggu nanti di akhirat

alasannya g boleh?

Biru: Nyatanya g begitu... ada yang jadi raja, jadi presiden, ada yang ngemis, ada yg disuruh2.

isaku wrote:

njlajahweb wrote:mungkin boleh tapi tidak boleh dalam segala hal atau dalam segala peristiwa,
juga tidak harus secara terusmenerus
serta harus disadari bahwa hal itu bukan berarti pasti selalu bisa dipertahankan seperti itu

maksudnya?
kok plin plan begitu

========

dee-nee wrote:GA BOLEH

semua manusia selama judulnya MASIH ADA DI BUMI  ... dilihat dari faktor SARA manapun .... semua sama derajat dan kedudukannya satu sama lain

kalau mau nyari2 derajat ... tunggu nanti di akhirat

alasannya g boleh?

Biru: Nyatanya g begitu... ada yang jadi raja, jadi presiden, ada yang ngemis, ada yg disuruh2.

merah : ya karena yang menentukan derajat manusia hanya Allah bukan manusia ... dan nanti dikasih tau-nya pas di akhirat

btw ... yang dimaksud judul TS dengan kata "bolehkah" itu kepada manusia kan ... bukan kepada Allah ??

hijau : hmmmm ... sejak kapan ya presiden atau raja disebut punya derajat lebih tinggi dibanding pengemis ?? >>> tinggal kasih tau aja mereka yang berpikir feodal seperti itu ... beres kan

merah: dalilnya apa?

maksudnya: bolehkah seseorang meyakini...... dst?

hijau: Bukannya raja kedudukannya lebih tinggi ya? Kalau sama g disebut raja kali.

isaku wrote:merah: dalilnya apa?

maksudnya: bolehkah seseorang meyakini...... dst?

hijau: Bukannya raja kedudukannya lebih tinggi ya? Kalau sama g disebut raja kali.

hmmm ... saya tunggu postingan dari kelompok sebelah dulu deh ... dari para pemuja "bangsa Israel"

balasan saya sepertinya bisa kapan2 ya

quote
Bukannya raja kedudukannya lebih tinggi ya? Kalau sama g disebut raja kali.

tanggapan
dihadapan Tuhan tetap sama derajatnya

njlajahweb wrote:quote
Bukannya raja kedudukannya lebih tinggi ya? Kalau sama g disebut raja kali.

tanggapan
dihadapan Tuhan tetap sama derajatnya

fokus ah...

boleh tidak seseorang MEYAKINI bangsa israel lebih tinggi dari bangsa lain? coba jangan plin plan.

untuk menghindari pengkondisian macam2, saya tambahkan "saat ini"


boleh tidak saat ini seseorang MEYAKINI bangsa israel lebih tinggi dari bangsa lain?

boleh, selama keyakinan itu tidak berdampak pada hal-hal yang bisa dijerat oleh hukum

njlajahweb wrote:boleh, selama keyakinan itu tidak berdampak pada hal-hal yang bisa dijerat oleh hukum

sip, gitu dong...


Menurut anda itu rasis g?

klaau menurut saya
selama tidak dengan niat merendahkan yang lain, masih belum tergolong rasis

kalau dikaitkan almaidah mungkin jalan tengahnya begini

boleh menghimbau untuk tidak memilih nonmuslim tapi tidak boleh mengharuskan untuk tidak memilih nonmuslim

jadi seorang tokoh agama ataupun pengajar ketika menghimbau untuk tidak memilih nonmuslim maka seharusnya mereka juga harus menegaskan bahwa mereka tidak mengharuskan untuk tidak memilih nonmuslim

atau

ketika seorang tokoh agama ataupun pengajar ketika menganjurkan untuk tidak memilih nonmuslim maka seharusnya mereka juga harus menegaskan bahwa mereka tidak berani untuk mengharuskan agar tidak memilih nonmuslim, karena masih ada beda pendapat antar tokoh agama.


hal inilah yang menurut saya lebih bijak

(sesungguhnya apa yang tampak kafir dimata manusia belum tentu kafir diMata TUHAN, demikian pula sebaliknya. Karena bisa jadi, apa yang tampak kafir dimata manusia memang kafir diMata TUHAN, tapi, tidaklah selalu demikian. Demikian pula sebaliknya).

(Jika DIA ingin menjadikan seluruh dunia satu umat, maka jadilah itu. Tapi DIA tidak melakukanya karena TUHAN hendak menguji lahir dan batin manusia dengan perbedaan agama, dengan harapan, agar masing-masing mereka mau belajar rendah hati juga mau belajar menyikapi perbedaan dengan bijak serta dengan sikap batin yang benar)

njlajahweb wrote:klaau menurut saya
selama tidak dengan niat merendahkan yang lain, masih belum tergolong rasis

sebuah pandangan ketidaksetaraan, ada yang dipandang lebih, ada yang dipandang tingkat rendahan,
apakah bisa terlepas dari sebutan rasis?

apakah penilaian rasis atau tidak tergantung ada/tidak ada niat merendahkan?

saya kira bisa terlepas dari rasis jika ketidak setaraan itu terbukti bukan karena kebencian


ya saya percaya begitu, karena jika ada niat yang seperti itu maka hal itu bisa membuahkan kebencian

ok terima kasih atas jawabannya, tak simpan dulu.



Silahkan Bapak Ibu yang lain, ini hanya ... anggaplah survei. Setelah beberapa jawaban, mungkin bisa diambil beberapa contoh kasus lain yang mirip untuk dinilai.

isaku wrote:Bolehkah meyakini Bangsa Israel lebih tinggi dari bangsa lain?

Bolehkah meyakini sudra adalah kasta terendah untuk menusia?


Pertanyaan terbuka untuk siapa saja, terbuka untuk semua dalil, kitab suci, aturan, dan undang- undang apapun

bolehkah terlahir bodoh & menerapkan keyakinan/pengetahuannya yang berdasarkan kebodohannya itu? tentu saja boleh! tapi di sisi lain, bolehkah terlahir pintar & menerapkan keyakinan/pengetahuannya yang berdasarkan kepintarannya itu? tentu saja juga boleh! lha terus gimana kalau berbenturan? ya biarin, daripada dua2nya nggak masuk surga!

frontline defender wrote:

isaku wrote:Bolehkah meyakini Bangsa Israel lebih tinggi dari bangsa lain?

Bolehkah meyakini sudra adalah kasta terendah untuk menusia?


Pertanyaan terbuka untuk siapa saja, terbuka untuk semua dalil, kitab suci, aturan, dan undang- undang apapun

bolehkah terlahir bodoh & menerapkan keyakinan/pengetahuannya yang berdasarkan kebodohannya itu? tentu saja boleh! tapi di sisi lain, bolehkah terlahir pintar & menerapkan keyakinan/pengetahuannya yang berdasarkan kepintarannya itu? tentu saja juga boleh! lha terus gimana kalau berbenturan? ya biarin, daripada dua2nya nggak masuk surga!

Variasinya agak banyak, tapi saya anggap jawabaannya adalah Boleh.


Nambah 1 pertanyaan Pak?
Apakah hal tsb dapat digolongkan tindakan rasis atau bisa saja disebut tidak rasis?

kalau menurut saya,

keyakinan yang telah dianggap sebagai rasis
atau yang telah ter-stempel sebagai rasis
atau yang telah ter-cap sebagai rasis,

masih belum bisa sah dikatakan rasis, jika belum terbukti rasis dalam manifestasinya yang telah ter-aplikasi secara nyata, kecuali sebaliknya

NB
berlaku untuk semua, baik semua religi maupun non religi, termasuk Yahudi, Kristen, Islam, juga termasuk ateis (salah satu contohnya jika ateisnya adalah orang kulit hitam atau orang kulit putih)