Realita kemunafikan kristen

THE KINGDOM OF QEDAR. The Qedarites were the most organized of the Northern Arabian tribes, and at its height in the 6th century, the organization controlled a large region from the Persian Gulf to the Sinai. Ashurbanipal allied himself with the King Yauta` (676–652), though he later helped depose him in favor of Abiyate (652–644). After this, nothing is known of Qedar until the 5th century, when an Aramaic inscription names Geshem and Qainu as kings. The “Geshem the Arab” mentioned in the Book of Nehemiah is possibly this person (Neh. 2:19, 6:1).

Kerajaan Kedar :
Kaum Kedar adalah yang paling terorganisir diantara suku-suku ARAB DI UTARA, mencapai kejayaannya di abad 6 SM dengan mengontrol wilayah dari TELUK PERSIA HINGGA SINAI. Ashurbanipal mengadakan aliansi dengan raja Yauta (676 SM – 652 SM) sekalipun kemudian Ashurbanipal memecat Yauta dan menggantikan dengan Abiyate (652 SM – 644 SM). Setelah ini, tidak ada yang diketahui lagi tentang Kedar hingga abad ke 5 SM, ketika sebuah inskripsi Aramaic menyebutkan Geshem dan Qainu sebagai raja. “Geshem Orang Arab” dalam kitab Nehemia 2 : 19 kemungkinan adalah Geshem dalam inskripsi tersebut.

SEGOROWEDI wrote:lha mana mungkin hagar dan anaknya malah piknik sampai semenanjung arab melewati gurun tak bertuan beribu-ribu kilometer? sebelum paran mereka mengembara di padang bersheyba, itu hanya 150 km dari paran arah menuju mesir..

SEGOROWEDI wrote:menuju mekkah itu mo kemana dia? wong ia orang mesir..
tentu setelah diusir abraham pulang ke mesir.. indikasi lain isteri ismael juga wanita mesir.. kalau ia piknik gak jelas sampai mekkah apa untuk cari isteri anaknya ia harus ke mesir menempuh beribu2 kiloneter lewat padang gurun tak bertuan?

SEGOROWEDI wrote:iya..
tapi wanita mesir tinggal di israel diusir 'suaminya' pasti pulang ke kempungnya, bukan malah pergi tanpa tujuan melintasi padang gurun tak bertuan beribu2 kilometer.. catatan mengembara di padang gurun betsheba lalu tinggal di paran itu jelas arah otw ke mesir, bukan ke arah mekkah.. maka kemudian ismaelpun menikahi perempuan mesir..

apanya yang gimana?

SEGOROWEDI wrote:he gave bread and a skin of water to hagar
he gave the boy to hagar

MANA DIGENDONGNYA????

cherish wrote:[Alkitab] Genesis 25:18 Mereka (Benei Yisyma’el) itu SAKAN “MENDIAMI” daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.

dimanakah itu hawilah ? hawilah merujuk ke :

dimana sungai Pison dan sumber emas berada (Beresyit:2:11)
Hawilah ,adalah Nama anak kush (Beresyit:10:7) dan Anak dari Yoktan putra Eber (Beresyit:10:29)

Di dalam buku Rav Menachem Ali, “Ishmael di dalam naskah Masorrah,Tafsir Rashii dan Qhirbet Qumran”. Disana dijelaskan “bahwa hawilah adalah Nama Kuno “jazirah Hijaz”. Jadi bisa di pastikan bahwa Tanah Hijaz inilah tanah milik Yisyma’el dan bercampur baur dengan anak-anak keturunan semitik yang lain dari jalur Yoktan bin ‘eber. Dimanakah lokasi har Paran ini? jikalau di mesir ada gurun paran, apakah disana juga ada gunung paran? dimanakah letak Har Paran itu ? ini membuktikan perbedaan antara bemidbar paran dan Har Paran.

Sumber :  Christolog.com

Keturunan Ismail tinggal di TIMUR MESIR ke arah ASYUR

Kejadian 25:18 : Mereka mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir kearah Asyur

Lokasi Hawila tidak dapat ditentukan secara tepat oleh Arkeologi

Lokasi Syur.

Keluaran 15:22 : Musa menyuruh orang Israel berangkat dari laut Teberau lalu mereka pergi ke padang gurun Syur

Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel yang dikejar oleh penguasa Mesir menyeberangi laut Teberau untuk mencapai jazirah Sinai. Jadi Syur berada di jasirah Sinai.

Lokasi Asyur

Kejadian 2:14 : Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir disebelah timur Asyur …..

Jadi Asyur terletak disebelah barat sungai Tigris dan ini adalah wilayah Irak yang sekarang.

Lokasi sungai Tigris dapat dilihat di peta nomor 1 berikut :



Sumber : http://www.keyway.ca/gif/babylon.gif

Dan arah Mesir ke Irak ini adalah MELALUI JAZIRAH SINAI.

Dari uraian diatas jelas bahwa keturunan ISMAIL TINGGAL DIUJUNG TIMUR JAZIRAH SINAI dan tidak mungkin di sekitar Mekah, karena :
• Mekah tidak terletak di timur Mesir melainkan di selatan Mesir
• Mekah tidak terletak di jalur antara Mesir dan Irak, melainkan jalur Mesir dan Yaman.


Kejadian 37:25 : …… kafilah orang Ismail datang dari Gilead …… ke Mesir"

Dimana Gilead?

2 Raja 10:33 : disebelah timur sungai Yordan dengan merebut seluruh tanah Gilead …..

Jadi Gilead adalah tanah disebelah timur sungai Yordan (daerah Yordania yang sekarang)
Lihat peta nomor 2 dibawah ini.



Sumber : http://www.keyway.ca/gif/gilead.gif

Kejadian 37:25 jelas bahwa kafilah Ismail mondar-mandir membawa barang dagangan dari timur sungai Yordan menuju Mesir. Jika kita lihat peta no 1 diatas, jelas jalur ini akan melalui jazirah Sinai. Ini mengindikasikan bahwa orang Ismail tinggal di sekitar Sinai yang adalah tengah-tengah rute perjalanan dari Gilead dan Mesir. Akan sangat tidak masuk akal jika suku Ismail tinggal di Mekah harus berjalan dulu ke utara sekitar 1200 km ke Gilead (timur sungai Yordan) kemudian berbalik ke barat menuju Mesir karena itu bukan rute yang melalui tempat tinggal mereka

Apakah Gunung Sinai Ada di Arab Saudi ?
Gary Byers

Pendapat yang populer mengenai ini yang kerap beredar di kalangan "injili" adalah bahwa Gunung Sinai berada di Arab Saudi. Pendapat ini terus dipromosikan melalui buku - buku, video, dan banyak situs web. The Association for Biblical Research (ABR) telah menerima banyak pertanyaan mengenai kebenaran isu tsb.

Pada edisi musim Gugur 2000 melalui majalah 3 bulanan mereka, Bible and Spade , Gordon Franz telah menjawab pertanyaan ini. Gunug Sinai TIDAK berada di Arab Saudi.

Artikel terkait:
Gordon Franz: IS MOUNT SINAI IN SAUDI ARABIA?
http://ldolphin.org/franz-sinai.html
Di dalam interview bersama dengan Franz, beliau ditanya apa yang melatar belakangi tulisan tersebut. Beliau menjawab:
"Saya tanpa sengaja melihat salah satu buku di sebuah toko buku bekas pada awal tahun 90an yang lalu, dan membelinya. Setelah membacanya, saya heran, bagaimana mungkin seseorang dapat mempercayai ide ini, tidak ada bukti bahwa Gunung Sinai berada di Arab Saudi! Saya mengacuhkan saja hal ini sampai sejumlah orang menanyai saya setelah seminar - seminar saya di gereja dan bertanya mengenai hal ini. Lalu saya sadar bahwa demi "jemaat-jemaat biasa", saya harus menuliskan artikel ini".

Franz mengemukakan tiga asumsi salah yang dibuat orang - orang yang mengatakan bahwa Gunung Sinai berada di Jebel al-Lawz di Arab Saudi. Pertama, mereka berasumsi bahwa Tanjung Sinai adalah bagian dari Mesir pada saat kisah Keluaran terjadi. Secara Alkitabiah, ditulis "di luar Mesir". Asumsi salah yang kedua adalah bahwa Gunung Sinai ada di daerah bangsa Midian. Dua ayat Alkitab dengan jelas berkata bahwa Gunung Sinai berada di luar Tanah Midian (Keluaran 18:27 dan Bilangan 10:29-30). Keadaan - keadaan yang mendukung Jebel al-Lawz menyimpulkan bahwa tidak ada tempat di Tanjung Sinai sebagai lokasi Gunung Sinai yang asli, karena mereka merasa bahwa Rasul Paulus berkata bahwa "Gunung Sinai ada di Arab" (Galatia 4:25). Meskipun Alkitab berkata itu, Franz juga menunjukkan bukti - bukti arkeologis dari tulisan - tulisan purbakala bahwa memang pada masa Rasul Paulus Tanjung Sinai memang berada dalam wilayah Arab.

Saat ditanya mengenai bukti - bukti arkeologis bahwa di sekitar Jebel al-Lawz bangsa Israel pernah berkemah disana, Franz menyatakan bahwa "tetap tidak ada bukti bahwa bani Israel ada di Arab Saudi di sekitar abad 15 sebelum masehi". Franz pernah mengadakan riset yang hati-hati dan mendetail di beberapa perpustakaan besar di seputar kota New York dan juga berkonsultasi dengan salah satu arkeolog berkebangsaan Arab dan Inggris yang pernah mengadakan penelitian arkeologi di wilayah al-Bad - Jebel al-Lawz. Tulisan di dinding batu (petroglyph) Bovine yang ditemukan di Arab Saudi, yang dianggap oleh beberapa pihak sebagai bukti kehadiran bangsa Israel, ternyata diperkirakan berasal dari jaman Neolitikus, jauh lebih awal sebelum jaman Keluaran. Jadi ini tidak bisa dianggap sebagai "Anak Lembu Emas". Gua "Musa dan Yetro" di wilayah al-Bad sebenarnya adalah kuburan bangsa Nabat dari abad 1 sebelum masehi, jadi jauh sesudah jaman Musa. Turis manapun bisa melihat kuburan yang mirip di Petra, obyek wisata yang terkenal itu.

Altar Musa dengan 12 batu, menurut seorang arkeolog Saudi sebenarnya adalah pos penambangan bangsa Nabat untuk menumpuk potongan batu marmer. Franz, ditanya mengenai tujuan artikelnya menjawab, "Saya berharap bisa mematikan secara permanen ide bahwa Gunung Sinai ada di Arab Saudi. Gunung Sinai ada di Tanjung Sinai, persis seperti apa yang Alkitab katakan!"


The Association for Biblical Research (ABR)
Diterjemahkan untuk Club Malachi oleh Ev. SugengWiguno

YADAH wrote:

Apakah Gunung Sinai Ada di Arab Saudi ?
Gary Byers

Pendapat yang populer mengenai ini yang kerap beredar di kalangan "injili" adalah bahwa Gunung Sinai berada di Arab Saudi. Pendapat ini terus dipromosikan melalui buku - buku, video, dan banyak situs web. The Association for Biblical Research (ABR) telah menerima banyak pertanyaan mengenai kebenaran isu tsb.

Pada edisi musim Gugur 2000 melalui majalah 3 bulanan mereka, Bible and Spade , Gordon Franz telah menjawab pertanyaan ini. Gunug Sinai TIDAK berada di Arab Saudi.

Artikel terkait:
Gordon Franz: IS MOUNT SINAI IN SAUDI ARABIA?
http://ldolphin.org/franz-sinai.html
Di dalam interview bersama dengan Franz, beliau ditanya apa yang melatar belakangi tulisan tersebut. Beliau menjawab:
"Saya tanpa sengaja melihat salah satu buku di sebuah toko buku bekas pada awal tahun 90an yang lalu, dan membelinya. Setelah membacanya, saya heran, bagaimana mungkin seseorang dapat mempercayai ide ini, tidak ada bukti bahwa Gunung Sinai berada di Arab Saudi! Saya mengacuhkan saja hal ini sampai sejumlah orang menanyai saya setelah seminar - seminar saya di gereja dan bertanya mengenai hal ini. Lalu saya sadar bahwa demi "jemaat-jemaat biasa", saya harus menuliskan artikel ini".

Franz mengemukakan tiga asumsi salah yang dibuat orang - orang yang mengatakan bahwa Gunung Sinai berada di Jebel al-Lawz di Arab Saudi. Pertama, mereka berasumsi bahwa Tanjung Sinai adalah bagian dari Mesir pada saat kisah Keluaran terjadi. Secara Alkitabiah, ditulis "di luar Mesir". Asumsi salah yang kedua adalah bahwa Gunung Sinai ada di daerah bangsa Midian. Dua ayat Alkitab dengan jelas berkata bahwa Gunung Sinai berada di luar Tanah Midian (Keluaran 18:27 dan Bilangan 10:29-30). Keadaan - keadaan yang mendukung Jebel al-Lawz menyimpulkan bahwa tidak ada tempat di Tanjung Sinai sebagai lokasi Gunung Sinai yang asli, karena mereka merasa bahwa Rasul Paulus berkata bahwa "Gunung Sinai ada di Arab" (Galatia 4:25). Meskipun Alkitab berkata itu, Franz juga menunjukkan bukti - bukti arkeologis dari tulisan - tulisan purbakala bahwa memang pada masa Rasul Paulus Tanjung Sinai memang berada dalam wilayah Arab.

Saat ditanya mengenai bukti - bukti arkeologis bahwa di sekitar Jebel al-Lawz bangsa Israel pernah berkemah disana, Franz menyatakan bahwa "tetap tidak ada bukti bahwa bani Israel ada di Arab Saudi di sekitar abad 15 sebelum masehi". Franz pernah mengadakan riset yang hati-hati dan mendetail di beberapa perpustakaan besar di seputar kota New York dan juga berkonsultasi dengan salah satu arkeolog berkebangsaan Arab dan Inggris yang pernah mengadakan penelitian arkeologi di wilayah al-Bad - Jebel al-Lawz. Tulisan di dinding batu (petroglyph) Bovine yang ditemukan di Arab Saudi, yang dianggap oleh beberapa pihak sebagai bukti kehadiran bangsa Israel, ternyata diperkirakan berasal dari jaman Neolitikus, jauh lebih awal sebelum jaman Keluaran. Jadi ini tidak bisa dianggap sebagai "Anak Lembu Emas". Gua "Musa dan Yetro" di wilayah al-Bad sebenarnya adalah kuburan bangsa Nabat dari abad 1 sebelum masehi, jadi jauh sesudah jaman Musa. Turis manapun bisa melihat kuburan yang mirip di Petra, obyek wisata yang terkenal itu.

Altar Musa dengan 12 batu, menurut seorang arkeolog Saudi sebenarnya adalah pos penambangan bangsa Nabat untuk menumpuk potongan batu marmer. Franz, ditanya mengenai tujuan artikelnya menjawab, "Saya berharap bisa mematikan secara permanen ide bahwa Gunung Sinai ada di Arab Saudi. Gunung Sinai ada di Tanjung Sinai, persis seperti apa yang Alkitab katakan!"


The Association for Biblical Research (ABR)
Diterjemahkan untuk Club Malachi oleh Ev. SugengWiguno

ada kajian menariknya juga di sini :

GUNUNG SINAI
http://www.sarapanpagi.org/gunung-sinai-vt3805.html

Letak Gunung Sinai
http://www.sarapanpagi.org/letak-gunung-sinai-vt3803.html