apakah kelemahan Allah dimata manusia?

First topic message reminder :

apakah kelemahan Allah dimata manusia?

Allah memang maha kuasa.sebab kita percaya Dia yg paling power disemesta.
tp bukan berarti DIA yg maha kasih tsb bisa segalanya.

contohnya:
Allah gak bisa menolong manusia tanpa harus membuat manusia menderita.
sama dgn dokter mesti mengoperasi (membuat sakit) sebelum menyembuhkan
pasien.
cara Allah menolong manusia yaitu melalui pertobatan,dgn adanya hukuman berupa
bencana atau penyakit bagi manusia.
sampai disini anda setuju?

nah misalkan anda punya kuasa (entah dgn hipnotis atau apapun) yaitu bisa merubah karakter
anak anda yg penjahat,apakah akan anda lakukan?
jika anda sayang,tentu anda lakukan. setuju?

jika tidak dilakukan,berarti memang anda tidak punya kuasa melakukan itu.ok?

kesimpulannya: ALLAH MEMANG TIDAK PUNYA KUASA UTK MERUBAH
KEJAHATAN MANUSIA TANPA HARUS MEMBUAT SI MANUSIA MENDERITA LEBIH DULU

nah dgn adanya kelemaha Allah diatas,masihkan muslim percaya bhw
DIA menjaga keaslian Quran????
jika Quran asli..bukankah itu berarti Allah muslim itu Allah yg tidak KONSISTEN???
kenapa?
sebab IA menjaga Quran tapi tidak menjaga INJIL !!!

tidak saudaraku...Tuhan tidak pernah ikut campur soal menjaga kitab suci.
kitab suci yg ASLI,yg berada dalam hati NURANI kita saja,DIA TIDAK SANGGUP MENJAGANYA !!
apalagi menjaga kitab suci bayangan (buku)

@KangDharma
nggak lama ini, aku kan iseng browsing, kok ternyata ada kalimat Tuhan itu satu-satunya (dalam rig veda)

gimana menurut anda?

rig veda?
itu kan utk hindu!

konsep tuhan dlm buddhisme adl
"yang tak terceritakan dgn kata2"
tan kena kinaya ngapa => yang gak bisa diumpamakan dgn apapun

kalau konsep tuhan tak terceritakan berarti tidak mungkin anda bisa menggandeng kata tuhan dengan personal, pasti setidaknya anda mengetahui definisi tuhan sehingga anda tidak sembarangan mengaitkan kata tuhan dengan kata personal, lalu apakah ada tuhan impersonal?

@njlajahweb
personal adalah sifat2 manusia jd wajar jika saya mengatakan tuhan personal, kenapa ??? karena dilihat dari sifatnya spt :
marah, senang, cemburu, kecewa ==> adalah jelas2 sifat personal.

sedangkan dlm buddhisme tuhan yg tak terceritakan adl tuhan yg non-personal.

njlajahweb wrote:
menurut yang saya tangkap, siti Jenar tidak mempercayakan surga yang sebenarnya, supaya manusia beribadah dengan tidak mengutamakan surga ataupun pahala.

namun walaupun sitiJenar pernah mengatakan bahwa dia adalah tuhan, hal ini bukan berarti bahwa sitiJenar adalah TUHAN itu sendiri.

sekarang saya tanya kpd anda, bagaimana menurut anda mengenai Manunggaling Kawula Gusti spt contoh Siti Jenar yg anda sebutkan di atas???

eehmm...ma ka gust = pencerahan dlm Budha

@KangDharma, KangGayatri, aku belum selesai baca linknya KangDharma entar dulu ya...

@KangDharma

kesimpulan dari link

1. sebenarnya Sang Budha tidak menyuruh untuk memusnahkan "rasa ingin memiliki"(slm dlm bts kewajaran), namun Sang Budha menghimbau untuk memusnahkan "rasa (terlalu) ingin memiliki"

2. belajarlah memikirkan segala resiko terburuk yang bisa saja terjadi untuk mempersiapan mental karena kenyataan tidak selalu manis, sadarilah dunia bukan tempat yang selalu menjamin kebahagiaan, namun tetaplah berusaha dengan usaha terbaik dengan semampu anda inilah semangat seorang Budha.

3. jika seseorang hanya mempunyai mental untuk menerima segala apa dia harapkan terjadi, maka tidak akan pernah dia menjadi seorang Budha.

njlajahweb wrote:namun walaupun sitiJenar pernah mengatakan bahwa dia adalah tuhan, hal ini bukan berarti bahwa sitiJenar adalah TUHAN itu sendiri.

Syech Siti Jenar tidak pernah mengaku sbg Tuhan. Dia adalah seorang wali beraliran sufi. Sufisme memang sering menggunakan ungkapan yg tak lazim ditelinga awam. Isa Almasih adalah salah seorang “embah”-nya sufisme yg juga sering menggunakan ungkapan yg oleh kaum awam dianggap membingungkan.

Manunggaling kawulo Gusti,  Bersatunya aku dengan Tuhan
Identik dg bhs Yesus : “Aku dan Bapa adalah Satu”.
Secara keliru sering diartikan secara harfiah : Aku = Tuhan.

Padahal maknanya sangat sederhana, semacam ungkapan ketaatan mutlak terhadap Tuhan. Yg memang begitulah seharusnya dikerjakan oleh seluruh makhluk (bukan hanya manusia).

“Manunggaling kawulo Gusti” atau “Aku dan Bapa adalah Satu”,
Yg bersatu itu adalah keinginan, kehendak, bukan tubuh atau wujud.
Keinginanku (harus atau telah) sama dg keinginan Tuhan (jangan dibalik)
Apa yg ingin aku kerjakan = apa yg Tuhan ingin aku mengerjakannya.

Dlm bahasa gampang : bertindak persis sesuai dg apa yg diperintahkan, tidak kurang, tidak lebih, tidak menyimpang.

yah itu versi anda, tapi dalam Kristen tidaklah demikian.
Tritunggal
Tiga Kapasitas Keilahian yang berbeda, namun ESA dalam Kualitas Keilahian.

Bapa, Putra, RohKudus yang berbeda,
namun
Bapa, Putra, RohKudus, ESA dalam Kualitas Keilahian.

jadi memang Yesus Kristus secara keseluruhan(sisi kemanusiaan dan Sisi Keilahian) Yesus Kristus bukan Tuhan, tapi Manusia Ilahi,
namun Yesus adalah Tuhan dalam Kualitas Keilahian-Nya
jadi Gelar Tuhan untuk Yesus bukan untuk sisi kemanusiaan-Nya


16:23 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.

@KangDharma
tuhan untuk sitiJenar adalah tuhan dalam artian sebagai berikut:
manifestasi bagian dari sifat Tuhan yang tidak melekat pada Tuhan namun yang bisa dilakukan manusia, yang melekat pada manusia namun tetap terikat dengan HukumTUhan

jadi tuhan untuk siti Jenar adalah tuhan dalam artian sebagai : manifestasi sifat Tuhan(yang bisa dilakukan manusia)
jadi tuhan untuk sitiJenar adalah bukan Tuhan.

kalau mau tahu arti lebih dalam tentang manunggaling kawula gusti sitiJenar adalah hati yang tidak menyalahkan TUhan sekalipun Tuhan sedang mengizinkan hal terburuk terjadi padanya sekalipun saat sedang benar namun tetap setia sampai akhir dalam suka duka tanpa menjadikan pahala atau surga sebagai tujuan utama. karena ketika hati manusia manunggal dengan hati Tuhan maka hati manusia tidak pernah mengharuskan Tuhan melakukan bagian-Nya namun tetap mau setia sampai titik darah penghabisan setia tanpa bersyarat juga hatinya tetap bersyukur walau dalam penderitaan yang tak terkira hatinya tetap memuji DIA dengan nyanyian yang terindah.

azed :
Manunggaling kawulo Gusti,  Bersatunya aku dengan Tuhan
Identik dg bhs Yesus : “Aku dan Bapa adalah Satu”.
Secara keliru sering diartikan secara harfiah : Aku = Tuhan.

Padahal maknanya sangat sederhana, semacam ungkapan ketaatan mutlak terhadap Tuhan. Yg memang begitulah seharusnya dikerjakan oleh seluruh makhluk (bukan hanya manusia).

tidak bro azed.
memang arti sebenarnya manusia = Tuhan
ciptaan = sang pencipta
matahari (pencipta) dan cahayanya (ciptaan),adalah satu.
ciptaan dan pencipta adalah satu.
itu bukan sekedar ketaatan mutlak.sebab anda tidak mungkin bisa taat sepenuhnya,
dlm pikiran ,tanpa menjadi satu dgnnya!~
secara kesadaran tentunya!~

seperti air dlm cangkir ditumpah ke laut...dan bersatulah keduanya.ia tdk bisa dibedakan lagi !!

jgn melihat manusia dari sisi jasmani ,tp kesadarannya.

anak kupu2 adalah kupu2.sekalipun masih ulat
anak tuhan adalah tuhan sendiri!~sekalipun masih manusia.
itu bukan sekedar kiasan.

gayatri wrote:

azed :
Manunggaling kawulo Gusti,  Bersatunya aku dengan Tuhan
Identik dg bhs Yesus : “Aku dan Bapa adalah Satu”.
Secara keliru sering diartikan secara harfiah : Aku = Tuhan.

Padahal maknanya sangat sederhana, semacam ungkapan ketaatan mutlak terhadap Tuhan. Yg memang begitulah seharusnya dikerjakan oleh seluruh makhluk (bukan hanya manusia).

tidak bro azed.
memang arti sebenarnya manusia = Tuhan
ciptaan = sang pencipta
matahari (pencipta) dan cahayanya (ciptaan),adalah satu.
ciptaan dan pencipta adalah satu.
itu bukan sekedar ketaatan mutlak.sebab anda tidak mungkin bisa taat sepenuhnya,
dlm pikiran ,tanpa menjadi satu dgnnya!~
secara kesadaran tentunya!~

seperti air dlm cangkir ditumpah ke laut...dan bersatulah keduanya.ia tdk bisa dibedakan lagi !!

jgn melihat manusia dari sisi jasmani ,tp kesadarannya.

anak kupu2 adalah kupu2.sekalipun masih ulat
anak tuhan adalah tuhan sendiri!~sekalipun masih manusia.
itu bukan sekedar kiasan.

saya setuju dengan Azed ... karena point-nya ... tidak akan mungkin manusia (mahluk apapun) BISA DISATUKAN dengan Tuhan

underline : air dalam cangkir tetaplah air dalam cangkir dengan kapasitas (volume air-nya sendiri) ... tidak bisa ujug2 air dalam cangkir anda sebut lautan

lagipula ... kalau mau dianalogikan dengan air cangkir dan lautan (misalnya yang merah) .... lautan pun .. kesadaran seperti apapun itu ... semua itu tetap BUKAN Tuhan itu sendiri ... semua itu masih berada dibawah Tuhan

point saya ... apapun yang manusia bayangkan tentang Tuhan ... manusia TIDAK AKAN PERNAH SAMPAI untuk benar2 tahu seperti apa itu Tuhan ... artinya ... bahkan mau diumpamakan dengan lautan (yang bisa disatukan dengan air cangkir sekalipun) ... tetap saja Tuhan masih berada lebih tinggi dibanding pengetahuan/bayangan manusia itu sendiri

apakah manusia mau meditasi, melakukan pensucian diri seumur hidupnya, SEPERTI APAPUN ITU ... tetap saja TIDAK AKAN PERNAH SAMPAI untuk menjadi sama (menyatu) dengan Tuhan >>>> kenapa ?? balik ke biru

logika yang biru adalah : kalau manusia saja tidak pernah tau sampai setinggi apa derajat (kedudukan) Tuhan itu sendiri .... bagaimana mungkin manusia bisa mengatakan "saya sudah mencapai derajat tersebut"

@denee,
kalau manusia tdk ada yg mencapai kesadaran Tuhan,maka Tuhan tdk akan pernah dpt dikenal.
aah,sulit menjelaskan pada mereka yg masih jauh kesadarannya.
air dicangkir itu dituang kelaut ,apakah masih dpt dipisahkan dg air laut??? TIDAK

manusia yg sudah menyatu..gak bisa dibedakan dgn Tuhannya.seperti itu!!
lihat berdasar kesadaran manusia.bukan jasmani manusia.BUKAN CANGKIRNYA (JASMANI),MELAINKAN ISINYA .

gayatri wrote:@denee,
kalau manusia tdk ada yg mencapai kesadaran Tuhan,maka Tuhan tdk akan pernah dpt dikenal.
aah,sulit menjelaskan pada mereka yg masih jauh kesadarannya.
air dicangkir itu dituang kelaut ,apakah masih dpt dipisahkan dg air laut??? TIDAK

manusia yg sudah menyatu..gak bisa dibedakan dgn Tuhannya.seperti itu!!
lihat berdasar kesadaran manusia.bukan jasmani manusia.BUKAN CANGKIRNYA (JASMANI),MELAINKAN ISINYA .

merah : memang siapa yang minta manusia untuk mengenal Tuhan 100% ?? ... wong manusia dasarnya juga cuma sanggup mengetahui eksistensi Tuhan kok ... bahwa Tuhan itu ADA >>> disebut mengenal pun hanya berdasarkan pengetahuan ... bukan pengalaman

sisanya : point saya adalah >>> mau sekuat apapun manusia mencoba untuk menggapai2 Tuhan ... tidak akan pernah mampu

so ... kalaupun anda sebut secangkir air bisa bersatu dengan air laut .... artinya ... air laut itu sendiri BELUM DISEBUT Tuhan

analogi-nya .... air laut itu masih dalam taraf manusia suci, manusia dengan level spritual tinggi ... taraf spiritual manusia yang tertinggi ... dst >>> masih dalam taraf tingkatan spiritual manusia .... artinya tetap belum disebut "menyatu" dengan Tuhan

jadi ... bukan masalah kesadaran atau isinya ... atau apapun itu ... tapi yang biru

kenapa ?? ... karena ini

apapun yang manusia bayangkan tentang Tuhan ... manusia TIDAK AKAN PERNAH SAMPAI untuk benar2 tahu seperti apa itu Tuhan

logika-nya adalah : kalau manusia saja tidak pernah tau sampai setinggi apa derajat (kedudukan) Tuhan itu sendiri .... bagaimana mungkin manusia bisa mengatakan "saya sudah mencapai derajat tersebut"

jadi ... balik tentang Manunggaling Kawulo Gusti,  Bersatunya aku dengan Tuhan, Aku dan Bapa adalah Satu >>> semua ini masih dalam kapasitas spiritual manusia ... .masih dalam taraf tingkatan spiritual manusia >>> bukan benar2 "menyatu" dengan Tuhan

apalagi kalau sampai disebut "sudah menjadi" Tuhan

----------------------------------------------

Jadi ... kalau masuk dalam konsep trinitas misalnya

(mohon maaf sebesar2nya buat yang Kristen dan Katolik ... tidak ada maksud apa2 dalam hal ini ... saya cuma sekedar menjelaskan dari sudut pandang Islam)

misalnya trinitas seperti ini



dalam Islam ... fokus hanya pada GOD nya saja ... tidak mengenal Bapa, Putra, Roh Kudus >>> karena smua itu masih termasuk sebagai manifestasi Tuhan ... sementara Tuhan sendiri mustahil dimanifestasikan dalam bentuk/wujud apapun

tapi ... saya akui ... tidak memanifestasikan Tuhan itu sulit luar biasa ... karena keterbatasan kapasitas manusia

jadi ... walaupun manifestasi Tuhan sangat ditolak dalam ajaran Islam >>> fokus ajaran Islam (menurut saya) ... sebetulnya bukan pada non-muslim-nya .... tapi justru pada muslim-nya sendiri

sampai sejauh mana seorang muslim sanggup UNTUK TIDAK memanifestasikan Tuhan (dalam bentuk apapun) >>> semua tergantung isi kepala masing2 muslim .... balik ke merah

dan sebetulnya yang underline ini yang tau hanya Allah (Tuhan)

gitu2 lah

gayatri wrote:

azed :
Manunggaling kawulo Gusti,  Bersatunya aku dengan Tuhan
Identik dg bhs Yesus : “Aku dan Bapa adalah Satu”.
Secara keliru sering diartikan secara harfiah : Aku = Tuhan.

Padahal maknanya sangat sederhana, semacam ungkapan ketaatan mutlak terhadap Tuhan. Yg memang begitulah seharusnya dikerjakan oleh seluruh makhluk (bukan hanya manusia).

tidak bro azed.
memang arti sebenarnya manusia = Tuhan
ciptaan = sang pencipta
matahari (pencipta) dan cahayanya (ciptaan),adalah satu.
ciptaan dan pencipta adalah satu.
itu bukan sekedar ketaatan mutlak.sebab anda tidak mungkin bisa taat sepenuhnya,
dlm pikiran ,tanpa menjadi satu dgnnya!~
secara kesadaran tentunya!~

Saya gak ngerti maksud anda.

Saya harus paham dulu, apa yg anda maksud dg Tuhan, manusia, pencipta, ciptaan.
Saya tdk bisa bicara apapun, krn secara awam pernyataan spt itu tdk lazim.

Kalau Isa Almasih, saya yakin dia mempunyai ketaatan mutlak kpd Tuhannya.
Kalau Syech Siti Jenar, saya tidak tahu.
Kalau saya belum mampu pada level itu

gayatri wrote:anak kupu2 adalah kupu2.sekalipun masih ulat
anak tuhan adalah tuhan sendiri!~sekalipun masih manusia.
itu bukan sekedar kiasan.

Ya, saya tahu itu memang bukan kiasan.
Justru itu saya menjadi tdk mengerti, siapa yg dimaksud dg anak tuhan ?.

ehmmm....hehehehe

gayatri wrote:ehmmm....hehehehe

Napa ketawe bro ?
Kan anda bilang semua yg ada didunia ini cuma mimpi
Lha kan repeot kalau saya nanggepin pendapat yg cuma ada dlm mimpi

kalau kita terlahir kembali (terlahir kembali)-versi Budha, maka semua seperti mimpi, mungkin ini jawabanya mungkin loh nya. terlahir kembali versi Budha adalah ketika (ego mendominasi) atau ketika (ego yang berlebihan) bangkit.

jadi mungkin gini selama ego yang mendominasi maka semuanya seperti mimpi/khayal/ilusi karena semua apa yang kita miliki sebenarnya bukan milik kita sendiri. jadi walaupun segala yang kita miliki adalah milik kita secara formalitas namun pada hakekatnya kita bukan pemilik utama, tetapi SANG SUPREME-lah Pemilik Utama dari semua milik kita bahkan seluruh makhluk punya DIA. Jadi apabila SANG SUPREME mengambil apa yang kita miliki seperti orang yang kita sayangi misalnya, maka seharusnya hati kita tidak menyalahkan DIA (SANG SUPREME) walau kita sedang mengalami kekecewaan dalam pikiran kita.

Karena ketika DIA sedang mengambil apa yang kita miliki maka sebenarnya DIA tidak sedang merampasnya dari kita, namun DIA hanya mengambil apa yang menjadi milik-NYA, sebelum dan sesudah kita memilikinya karena semua yang kita miliki adalah titipan-NYA.

dan apabila ego mendominasi maka orang yang kita sayangi menjadi orang yang terlalu kita sayangi, akhirnya ketika SANG SUPREME mengambil orang itu, maka kita akan menjadi terlalu kecewa pada SANG SUPREME yang bisa berujung pada kekecewaan yang terus menerus. hal inilah yang sangat berbahaya, yang paling dikuatirkan Sang Budha. maka dengan demikian orang dengan ego yang mendominasi akan nyaris mustahil menjadi Budha sejati.

namun pada dasarnya Sang Budha masih memaklumi ego (yang dalam batas kewajaran) karena itu manusiawi juga karena tidak mungkin manusia bisa memusnahkan samasekali ego, selama tubuh masih menjadi kemah. tapi untuk memusnahkan ego yang berlebihan bisa.

namun jika ego dalam batas kewajaran ego bisa menjadi tambahan semangat hidup yang tidak menyalahi aturan. karena jika kita terlalu semangat mengejar yang ingin kita miliki tapi nggak kesampaian hasilnya juga rasa terlalu kecewa.

ego yang dalam batas kewajaran memang bisa menimbulkan kecewa ketika kita tidak mendapat apa yang kita inginkan, namun memang tidak ada manusia yang kebal terhadap rasa kekecewaan.
tapi rasa kecewa yang biasa, bisa cepat pulih kecuali rasa yang terlalu kecewa.

tapi orang yang imanya sudah tingkat tinggi, maka orang itu bisa berkata dalam hatinya, "ah dikecewakan DIA itu biasa, sudah jadi makanan sehari-hari'. mengapa dia bisa berkata seperti itu?

karena orang ini setiap kali mempunyai apapun atau siapapun yang bisa disayangkan kalau kehilangan, dia sudah mempersiapkan mental untuk kehilangan juga ketika dia mengingat orang-orang yang dia sayangi, bahkan terhadap nyawanya sendiri apabila sewaktu-waktu ajal menjemput secara tak terduga.

ketika dia mempunyai harapan dia sudah mempersiapkan mental akan kemungkinan tidak tercapainya harapan yang dia inginkan namun hatinya tetap ingin membara selalu dalam kerinduan pada-NYA dan tetap melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan baik terhadap sesama ataupun terhadap DIA, tanpa hatinya mengharuskan DIA untuk melakukan bagian-NYA juga tanpa hatinya menuntut balasan dari orang lain atas kebaikan yang bisa dilakukan orang ini.
ketika orang ini sedang kecewa, dia bisa merasakan benci-benci tapi rindu jua. seperti sebuah lagu.

njlajahweb wrote:kalau kita terlahir kembali (terlahir kembali)-versi Budha, maka semua seperti mimpi, mungkin ini jawabanya mungkin loh nya.

Mungkin juga ya
Kenangan kehidupan masa lalu yg muncul gak sengaja
Tak pikir-pikir, emang bisa juga dunia ini cumak mimpi bagi inkarnator (bener gak nih ya istilahnya)

njlajahweb wrote:yah itu versi anda, tapi dalam Kristen tidaklah demikian.
Tritunggal
Tiga Kapasitas Keilahian yang berbeda, namun ESA dalam Kualitas Keilahian.

Iya, memang itu versi saya yg saya ringkas dari berbagai referensi, termasuk injil non kanonik
Tapi kalau soal Syech Siti Jenar, ya gitulah penjelasan dari para muridnya : kesatuan kehendak

Tapi semua nabi, sejak Musa s/d Yesus plus Muhammad, punya prinsip yg sama dlm dakwahnya
Yg intinya : tidaklah yg aku sampaikan kecuali apa yg aku diperintah untuk menyampaikannya
Tidak lebih, tidak kurang, tidak menyimpang.
Ungkapan Yesus itu kan disampaikan berkaitan dg misi pengajaran beliau.

Begitu mas bro ...

quote
Mungkin juga ya
Kenangan kehidupan masa lalu yg muncul gak sengaja
Tak pikir-pikir, emang bisa juga dunia ini cumak mimpi bagi inkarnator (bener gak nih ya istilahnya)

tanggapan
kalau hati anda bisa bersyukur saat teringat kenangan pahit, maka anda sedang tidak bermimpi, mengapa? karena itu adalah hati seorang hamba, hati seorang hamba tidak berlagak menjadi TUHAN.

quote
Iya, memang itu versi saya yg saya ringkas dari berbagai referensi, termasuk injil non kanonik
Tapi kalau soal Syech Siti Jenar, ya gitulah penjelasan dari para muridnya : kesatuan kehendak

Tapi semua nabi, sejak Musa s/d Yesus plus Muhammad, punya prinsip yg sama dlm dakwahnya
quote
Yg intinya : tidaklah yg aku sampaikan kecuali apa yg aku diperintah untuk menyampaikannya
Tidak lebih, tidak kurang, tidak menyimpang.
Ungkapan Yesus itu kan disampaikan berkaitan dg misi pengajaran beliau.

Begitu mas bro ...
tanggapan
bisa ada benarnya sih tapi dalam versi saya juga ada benarnya jadi memang bisa dua-duanya benar karena bisa punya multi arti bahkan dua arti sekaligus.

25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,

Azed wrote:
Mungkin juga yaKenangan kehidupan masa lalu yg muncul gak sengajaTak pikir-pikir, emang bisa juga dunia ini cumak mimpi bagi inkarnator (bener gak nih ya istilahnya)

istilah umunnya sih kl gak salah dejavu

trimakasih bro abu hanan atas linknya..RUANG KHUSUSNYA.

azed :
Manunggaling kawulo Gusti, Bersatunya aku dengan Tuhan
Identik dg bhs Yesus : “Aku dan Bapa adalah Satu”.
Secara keliru sering diartikan secara harfiah : Aku = Tuhan.

Padahal maknanya sangat sederhana, semacam ungkapan ketaatan mutlak terhadap Tuhan. Yg memang begitulah seharusnya dikerjakan oleh seluruh makhluk (bukan hanya manusia).

tidak bro azed.
memang arti sebenarnya manusia = Tuhan
ciptaan = sang pencipta
matahari (pencipta) dan cahayanya (ciptaan),adalah satu.
ciptaan dan pencipta adalah satu.
itu bukan sekedar ketaatan mutlak.sebab anda tidak mungkin bisa taat sepenuhnya,
dlm pikiran ,tanpa menjadi satu dgnnya!~
secara kesadaran tentunya!~

Azed : Saya gak ngerti maksud anda.

Saya harus paham dulu, apa yg anda maksud dg Tuhan, manusia, pencipta, ciptaan.
Saya tdk bisa bicara apapun, krn secara awam pernyataan spt itu tdk lazim.

saya suka kepolosan/kejujuran anda.hehehe
Saat kesadaranmu meluas,kau akan tahu bahwa semua keanekaragaman yg selama ini kau lihat ,apa itu soal manusia,ciptaan,pencipta,tuhan bukan lain adalah PROYEKSI pikiranmu saja.
prosesnya mirip saat kau bangun tidur..semua keanekaragaman yg baru saja kau alami,hanya MIMPI.

Kalau Isa Almasih, saya yakin dia mempunyai ketaatan mutlak kpd Tuhannya.
Kalau Syech Siti Jenar, saya tidak tahu.
Kalau saya belum mampu pada level itu

kamu kristen?
siti jenar juga sedang menuju kesempurnaan.