DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
Halaman 4 dari 4 • Share
Halaman 4 dari 4 • 1, 2, 3, 4
DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
First topic message reminder :
DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
by AIR » Sat Mar 13, 2010 8:03 pm
Saya akan menuliskan dalam 5 bagian. Mengapa judulnya Dilema Muslim Indonesia: Pancasila VS Islam ?
Karena
keduanya bertentangan. Dan kita perlu belajar bagaimana kedua ideologi
ini saling berbenturan. Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila.
Ke-5 Sila itu adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dasar
negara ini disepakati bersama untuk menjaga tegaknya NKRI. Indonesia
harus dijaga karena sarat perbedaan dan kemajemukan bangsa ras di
dalamnya. Jika satu isu perbedaan dicuatkan kepermukaan dan diresponi
kekanak-kanakan, mungkin anda akan melihat perpecahan.
Di dalam
Indonesia terdapat berbagai agama dan kepercayaan. Saya percaya dan
menemukan mereka (agama dan kepercayaan) sungguh-sungguh memiliki nilai
toleransi antar sesama walau kita berbeda, KECUALI: Islam.
Mengapa?
Marilah kita menonton satu film laga berjudul "Pancasila VS Islam"
BAGIAN PERTAMA
"Ketuhanan YME"
Dari
sila pertama, Indonesia ialah negara kesatuan yang beriman atas
sesuatu; pemahaman akan Tuhan. Biarpun ada perbedaan kepercayaan, tetapi
sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia saling menghargai satu
sama lain.
Pada pelaksanaannya, Pancasila melahirkan UUD 45 Pasal 29:
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.
Pertanyaannya:
Apakah
NKRI benar-benar menjamin kebebasan tiap penduduk untuk memeluk
kepercayaan masing-masing? Ya, negara melakukan itu tetapi Islam tidak!
Inilah ayat Alquran yang mendefinisikan apa itu KAFIR:
(saya ambil tidak dipenggal-penggal)
Terjemahan Indonesia:
[5:44] Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang
Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang
alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang
sedikit. ]Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
PERHATIKAN:
Kalimat
terakhir dari alquran 5:44 ini jelas sekali mengatakan bahwa
orang-orang yang disebut kafir adalah orang-orang yang tidak menjalankan
perintah Allah. Dalam tulisan di sana ialah: tidak memutuskan menurut
apa yang diturunkan Allah. Artinya sama saja bahwa orang-orang yang
tidak menjalankan perintahnya allah swt = KAFIR!
Siapa orang-orang yang tidak menjalankan perintah allah swt? Yang pasti orang-orang non muslim, karena mereka menjalankan ibadah menurut kepercayaannya BUKAN MENURUT Allah SWT.
Kelihatan sangat nyata definisi KAFIR oleh alquran.
Lalu
dengan demikian apakah sebenarnya muslim menghormati kebebasan beragama
lain? Muslim yang tidak tahu apa-apa (Muslim abangan) pasti secara
spontan mengatakan: Kami menghargai kepercayaan anda!
Tetapi jika anda menengok ajaran mereka, anda akan mendapatkan:
مTerjemahan Indonesia:
[2:39]Dan
perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
TERNYATA allah swt memusuhi orang-orang non-islam. Karena itu allah swt memerintahkan dalam alquran:
Terjemahan Indonesia:
[66:9]Hai Nabi, ]perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.
Nabi
Muhammad SAW diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir yang
mereka sebut tidak melakukan hukum allah swt (non Islam). Jadi,
orang-orang muslim yang mengetahui keberadaan ayat ini terus menutupi
hati nuraninya. Jadilah mereka semacam orang munafik.
Seharusnya diperintahkan di alquran bahwa muslim harus memerangi kaum non islam. Itu bukti TIDAK ADANYA TOLERANSI BERAGAMA dalam Islam.
Jika anda seorang muslim YANG TAAT (KAFFAH), seharusnya anda
mempraktikkan ayat ini! Jika anda tidak mempraktikkan ayat ini, anda
adalah 1/2 muslim. Muslim ndablek dan munafik!
Saya tidak mencap
anda munafik hai muslim. Tetapi perbuatan anda yang tidak menjalankan
perintah agama andalah yang membuat anda jadi orang munafik. Saya hanya
mengatakan SECARA TEPAT posisi dimana anda berdiri sekarang.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila-1 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KEDUA
"Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab"
Sila
kedua menuntun bangsa Indonesia menjadi bangsa beradab, hidup dalam
peradaban manusia modern yang mengenal kasih sayang. Hidup bermasyarakat
dan sosialisasi yang harmonis sehingga kerukunan antar penduduk
terjalin erat. Dengan demikian kuatlah Indonesia!
Beberapa sumber referensi umum mengatakan hal yang sama dalam implementasi sila ke-2 ini. Saya ambil dari sebuah sumber, yaitu:
http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01 ... -uud-1945/
Makna sila ini adalah:
* Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
* Saling mencintai sesama manusia.
*Mengembangkan sikap tenggang rasa.
* idak semena-mena terhadap orang lain.
* Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
* Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
* Berani membela kebenaran dan keadilan.
*
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia
Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Pertanyaannya:
Apakah Islam mampu mempraktikkan Pancasila sila ke-2 ini?
Apakah Islam dididik menjadi manusia yang beradab dan berahlak mulia?
Tentu saja tidak.
Di
bagian pertama saya sudah menjabarkan bagaimana ajaran Islam mengadakan
pembedaan 2 golongan yaitu golongan yang mempraktikkan hukum allah swt
disebut muslim dan golongan kedua yang tidak mempraktikkan hukum allah
swt yang mereka sebut sebagai kafir.
Perintah-perintah Alqruan Islam kepada muslim hanyalah mengadakan permusuhan dengan kafir:
At Taubah 39.
Jika
kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu
dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan
kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu
QS 8:39
Dan perangilah mereka,
supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.
Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa yang mereka kerjakan.
QS 5:51
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS 5:33
Sesungguhnya pembalasan
terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka didunia, dan diakhirat mereka beroleh siksaan
yang besar,
QS 8:12
(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan
kepada para malaikat,: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah
(pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa
ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
QS 9:123
Hai
orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu
itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah,
bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.
QS 9:29
Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah
Dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
QS 66:9
Hai
Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu
adalah seburuk-buruk tempat kembali.
QS 2:193
Dan perangilah
mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu
hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang
zalim.
QS 8:39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah
dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti
(dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.
Ayat-ayat di atas memang sangat-sangat jelas bahwa
aplikasi Alquran adalah permusuhan antar muslim dan non muslim.
Bagaimana mungkin muslim yang seharusnya mempraktikkan ayat-ayat perang
ini menjadi orang yang beradab. Setuju, kalau islam menciptakan peradaban. Ya, peradaban BARBAR! Dimana golongan satu memangsa golongan lainnya.
Justru
Islam bertentangan dengan peradaban modern yang seharusnya manusia
saling menghargai satu sama lain tetapi oleh Islam semua itu dirusak.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-2 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KETIGA
"Persatuan Indonesia"
Sila
ke-3 dari Pancasila adalah semangat perekat antar bangsa. Apa-apa yang
mengesampingkan SARA, menjunjung tinggi persaudaraan karena anda dan
saya adalah bagian dari Indonesia, menghargai kemajemukan bangsa, dan
spirit Bhineka Tunggal Ika.
Semangat persatuan Indonesia ditegaskan pula oleh Pasal 1 UUD 1945 sebagai perwujudan Pancasila:
(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat.
Bagaimana dengan Islam?
Justru
karena Islam sudah memisahkan Islam dan Non Islam dari awalnya sebagian
dari komando Alquran, Persatuan Indonesia tidak bisa dilaksanakan.
Islam bertentangan dengan Pancasila sila ke-3 ini. Tengoklah isi Alquran
QS 60:1
Terjemahan Indonesia :
[60:1]. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu
menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka
(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya
mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka
mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu
memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka,
karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan
dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang
lurus.
Dan ajaran Alquran di atas ditegaskan kembali pelaksanaan lapangannya di Hadist Sahih Muslim:
"Jangan
kalian memulai mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani. Apabila
kalian bertemu dengan mereka di jalan, maka desaklah mereka sampai ke
tempat yang sempit" (HR. Muslim)
Sangat kelihatan bahwa
muslim dicekoki cara hidup yang tidak punya itikad baik kepada suatu
kaum. Contoh di sini adalah Yahudi dan Nashrani. Seharusnya sebuah ajaran baik mengajarkan SECARA PRO-AKTIF dan BERINISIATIF menyapa orang lain.
Ajaran Islam bukan untuk mempererat persaudaraan antar warga negara
Indonesia tetapi untuk menyudutkan orang lain sehingga persatuan itu
tidak bisa dicapai.
Bagaimana seorang muslim dapat mengamalkan
Islam dan Pancasila dengan bersamaan? Tidak akan bisa. Selama ia
mengamalkan Islam secara menyeluruh, ia tidak akan bisa mengamalkan
persatuan Indonesia. Islam menjadi inspirator pemecah Indonesia.
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-3 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KEEMPAT
"Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan"
Sila ke-4 Pancasila dimaksudkan sebagai landasan persamaan hak bangsa Indonesia dan semangat demokrasi.
Pasal yang mengatur pelaksanaan Pancasila sila ke-4 ini terlihat pada:
Pasal 27
(1)
Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Pasal 28
Kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Indonesia harus menjunjung sila ke-4 ini dimana demokrasi ditegakkan! Namun, Islamlah sumber penghalang penegakan Pancasila.
Terjemahan Indonesia:
[60:4] Sesungguhnya telah ada
suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : "Sesungguhnya
kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:
Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat
menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya
Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada
Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
Bagaimana
mungkin Islam mampu menjunjung demokrasi jika untuk bersatu dengan
orang-orang diluar Islam saja tidak bisa dilakukannya. Islam adalah
agama gila! Ide menjayakan agama ini adalah ide bagi orang yang sakit
jiwa.
Islam tidak mungkin menerapkan demokrasi karena perintah berperang oleh Allah SWT pada Islam SAMPAI non Islam membayar Jizyah:
Terjemahan Indonesia:
[9:29] Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah
dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-4 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KELIMA
"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Keadilan harus ditegakkan di Indonesia agar semua warga negara Indonesia mendapat perlakuan tidak sewenang-wenang.
Bagaimana
Islam mau memberlakukan keadilan terhadap semua rakyat Indonesia kalau
keadilan gender tidak ditegakkan dalam Islam. Ternyata ditemukan
diskriminasi dan tindak ketidakadilan dalam gender. Islam diskriminasi
wanita
1. Pria boleh poligami, wanita tidak boleh poliandri
Dasar poligami Islam:
[4:3] Dan
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Pria muslim boleh
mengawini beberapa istri sampai batas maksimal 4 orang. Boleh juga
setubuhi budak-budak. Tetapi dalam alquran yang sama tidak diatur bahwa
jika wanita mampu berlaku adil, ia boleh mengawini beberapa pria batas
maksimal 4 orang.
2. Wanita boleh diceraikan paksa (SKAK MAT) dengan talak 3 sedangkan wanita tidak boleh mencerai paksa suaminya.
Inilah dasar talak (menceraikan) terhadap istri oleh suami:
Terjemahan Indonesia:
[2:230]
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami
yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak
ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin
kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau)
mengetahui.
Tidak ditemukan hukum talak terhadap suami oleh istri dalam Islam.
3. Wanita boleh dipukul pria, tidak ditemukan ajaran bahwa wanita boleh memukul suaminya.
Dasar-dasar pria boleh memukul wanita:
fa'izhuuhunna wauhjuruuhunna fii almadaaji'i
waidhribuuhunna fa-in atha'nakum falaa tabghuu 'alayhinna sabiilan inna
allaaha kaana 'aliyyan kabiiraan
Terjemahan Indonesia:
[4:34].
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan PUKULLAH mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Sedangkan
untuk suami yang mabuk-mabukan, judi, dan tidak mau mendengar nasihat
istri; tidak ada hukum Islam yang memperbolehkan Istri memukul suaminya.
Sebagai tambahan:
Di
akhirat, pria muslim yang taat akan dihadiahi 72 bidadari sedangkan
untuk wanita tidak dijanjikan demikian. Muslim seringkali mengelak jika
dibuka matanya atas umbar seks di surganya muslim. Mereka mengatakan
bahwa itu hanya karangan kafir, hadist tidak sahih, dan tidak ada ayat
di alquran.
Tetapi hari ini saya tunjukkan ayat alquran dimana menjadi pedoman atas Hadist Sahih yang berlaku:
Terjemahan Indonesia:
[55:56]
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula
oleh jin.
DAN LAGI.............
[52:20]
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan
mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.
Kalau anda membacanya dari 52:17-20
17. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenimatan, (QS. 52:17)
18.
mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb
mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. (QS. 52:18)
19. Dikatakan kepada mereka): Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan, (QS. 52:19)
20.
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami nikahkan
mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. 52:20)
Apakah anda mengerti?
Inilah
janji Allah SWT bagi orang-orang yang masuk surga karena bertaqwa (17)
dimana mereka akan diberi kenikmatan-kenikmatan termasuk dikawinkan
dengan bidadari (18-20).
Carilah ayat Alquran apakah akan diberikan kenikmatan-kenikmatan setara oleh Allah SWT kepada wanita bertaqwa? TIDAK!
Jelaslah Islam mengajarkan diskriminasi terhadap wanita, termasuk DISKRIMINASI TERHADAP WANITA ISLAM.
Bagaimana
muslim mau mengamalkan KEADILAN SOSIAL PANCASILA kalau diri mereka saja
tidak adil memperlakukan sesamanya (Diskriminasi Gender)?
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-5 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
PENUTUP
Dari
penjabaran di atas, ada perbedaan kontras antara dasar negara yang kita
cintai dengan agama Islam. Seorang pemeluk agama Islam yang seharusnya
mengamalkan ajaran agamanya harus mengalami pertentangan hati. Inilah
dilema muslim.
Mungkin seorang muslim akan mengatakan:
Saya
akan menjadi seorang Indonesia yang Nasionalis dan mengamalkan ayat-ayat
alquran yang lain saja (menutup mata terhadap ayat-ayat yang
bertentangan dengan Pancasila).
Ini tanda-tanda anda bukan Islam
murni. Anda memeluk Islam tetapi milih-milih ayat untuk diamalkan dalam
hidup. Bisa dikatakan anda ini setengah Islam setengah kafir. Jiwa anda
dibelenggu Islam tetapi anda tidak mau mengakui keberadaan dan
pelaksanaan ayat-ayat yang bertentangan dengan Pancasila.
Sudah seharusnya seorang pemeluk agama mengamalkan ajaran agamanya 100% bukan milih-milih.
Pertanyaan saya sudah saya tanyakan 5 kali.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila dari sila pertama sampai sila kelima.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
Ada SOLUSI yang bisa menjadi pilihan, yaitu:
1. Hancurkan Pancasila dan dirikan negara Islam agar anda bisa mengamalkan Islam secara penuh.
2. Pergi saja ke Arab! "Syuh..Syuh...! Jauh-jauh sana ke Arab"
Anda tidak boleh berada di negara Pancasila dan Negara demokrasi.
Sebagai tambahan bahwa Indonesia bukan negara Islam.
"Hindu
dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad
keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke Sumatera, Jawa dan
Sulawesi, membawa agama mereka.
Hindu mulai berkembang di pulau Jawa
pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Pedagang
juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan
sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah mempengaruhi kerajaan-kerajaan
kaya, seperti Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan Sailendra.
Sebuah candi
Buddha terbesar di dunia, Borobudur, telah dibangun oleh Kerajaan
Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula dengan candi Hindu,
Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit,
terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi zaman keemasan dalam
sejarah Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 M.
Berasal dari Gujarat, India, Islam menyebar sampai pantai barat Sumatera
dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat
beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak, Pajang, Mataram dan
Banten. Pada akhir abad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk,
mencerminkan dominasi Islam di Indonesia."
Sejarah
Indonesia menunjukkan bahwa Islam adalah agama pendatang. Sebelum Islam
masuk ke Indonesia, Hindu dan Buddha telah ada! Jadi jangan
ngelunjak!!! Indonesia bukan negara Islam.
3. Kalau
muslim tidak mau ngungsi ke Arab dan tetap tinggal di Indonesia, lebih
baik anda MURTAD saja! Tinggalkan agama setan itu dan jadilah Nasionalis
Indonesia yang saling menghargai, tidak memusuhi agama-agama lain.
Karena Islam hanya sebuah VIRUS di Indonesia.
AIR
DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
by AIR » Sat Mar 13, 2010 8:03 pm
Saya akan menuliskan dalam 5 bagian. Mengapa judulnya Dilema Muslim Indonesia: Pancasila VS Islam ?
Karena
keduanya bertentangan. Dan kita perlu belajar bagaimana kedua ideologi
ini saling berbenturan. Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila.
Ke-5 Sila itu adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dasar
negara ini disepakati bersama untuk menjaga tegaknya NKRI. Indonesia
harus dijaga karena sarat perbedaan dan kemajemukan bangsa ras di
dalamnya. Jika satu isu perbedaan dicuatkan kepermukaan dan diresponi
kekanak-kanakan, mungkin anda akan melihat perpecahan.
Di dalam
Indonesia terdapat berbagai agama dan kepercayaan. Saya percaya dan
menemukan mereka (agama dan kepercayaan) sungguh-sungguh memiliki nilai
toleransi antar sesama walau kita berbeda, KECUALI: Islam.
Mengapa?
Marilah kita menonton satu film laga berjudul "Pancasila VS Islam"
BAGIAN PERTAMA
"Ketuhanan YME"
Dari
sila pertama, Indonesia ialah negara kesatuan yang beriman atas
sesuatu; pemahaman akan Tuhan. Biarpun ada perbedaan kepercayaan, tetapi
sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia saling menghargai satu
sama lain.
Pada pelaksanaannya, Pancasila melahirkan UUD 45 Pasal 29:
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.
Pertanyaannya:
Apakah
NKRI benar-benar menjamin kebebasan tiap penduduk untuk memeluk
kepercayaan masing-masing? Ya, negara melakukan itu tetapi Islam tidak!
Inilah ayat Alquran yang mendefinisikan apa itu KAFIR:
(saya ambil tidak dipenggal-penggal)
Terjemahan Indonesia:
[5:44] Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang
Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang
alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang
sedikit. ]Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
PERHATIKAN:
Kalimat
terakhir dari alquran 5:44 ini jelas sekali mengatakan bahwa
orang-orang yang disebut kafir adalah orang-orang yang tidak menjalankan
perintah Allah. Dalam tulisan di sana ialah: tidak memutuskan menurut
apa yang diturunkan Allah. Artinya sama saja bahwa orang-orang yang
tidak menjalankan perintahnya allah swt = KAFIR!
Siapa orang-orang yang tidak menjalankan perintah allah swt? Yang pasti orang-orang non muslim, karena mereka menjalankan ibadah menurut kepercayaannya BUKAN MENURUT Allah SWT.
Kelihatan sangat nyata definisi KAFIR oleh alquran.
Lalu
dengan demikian apakah sebenarnya muslim menghormati kebebasan beragama
lain? Muslim yang tidak tahu apa-apa (Muslim abangan) pasti secara
spontan mengatakan: Kami menghargai kepercayaan anda!
Tetapi jika anda menengok ajaran mereka, anda akan mendapatkan:
مTerjemahan Indonesia:
[2:39]Dan
perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
TERNYATA allah swt memusuhi orang-orang non-islam. Karena itu allah swt memerintahkan dalam alquran:
Terjemahan Indonesia:
[66:9]Hai Nabi, ]perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.
Nabi
Muhammad SAW diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir yang
mereka sebut tidak melakukan hukum allah swt (non Islam). Jadi,
orang-orang muslim yang mengetahui keberadaan ayat ini terus menutupi
hati nuraninya. Jadilah mereka semacam orang munafik.
Seharusnya diperintahkan di alquran bahwa muslim harus memerangi kaum non islam. Itu bukti TIDAK ADANYA TOLERANSI BERAGAMA dalam Islam.
Jika anda seorang muslim YANG TAAT (KAFFAH), seharusnya anda
mempraktikkan ayat ini! Jika anda tidak mempraktikkan ayat ini, anda
adalah 1/2 muslim. Muslim ndablek dan munafik!
Saya tidak mencap
anda munafik hai muslim. Tetapi perbuatan anda yang tidak menjalankan
perintah agama andalah yang membuat anda jadi orang munafik. Saya hanya
mengatakan SECARA TEPAT posisi dimana anda berdiri sekarang.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila-1 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KEDUA
"Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab"
Sila
kedua menuntun bangsa Indonesia menjadi bangsa beradab, hidup dalam
peradaban manusia modern yang mengenal kasih sayang. Hidup bermasyarakat
dan sosialisasi yang harmonis sehingga kerukunan antar penduduk
terjalin erat. Dengan demikian kuatlah Indonesia!
Beberapa sumber referensi umum mengatakan hal yang sama dalam implementasi sila ke-2 ini. Saya ambil dari sebuah sumber, yaitu:
http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01 ... -uud-1945/
Makna sila ini adalah:
* Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
* Saling mencintai sesama manusia.
*Mengembangkan sikap tenggang rasa.
* idak semena-mena terhadap orang lain.
* Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
* Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
* Berani membela kebenaran dan keadilan.
*
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia
Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Pertanyaannya:
Apakah Islam mampu mempraktikkan Pancasila sila ke-2 ini?
Apakah Islam dididik menjadi manusia yang beradab dan berahlak mulia?
Tentu saja tidak.
Di
bagian pertama saya sudah menjabarkan bagaimana ajaran Islam mengadakan
pembedaan 2 golongan yaitu golongan yang mempraktikkan hukum allah swt
disebut muslim dan golongan kedua yang tidak mempraktikkan hukum allah
swt yang mereka sebut sebagai kafir.
Perintah-perintah Alqruan Islam kepada muslim hanyalah mengadakan permusuhan dengan kafir:
At Taubah 39.
Jika
kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu
dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan
kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu
QS 8:39
Dan perangilah mereka,
supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.
Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa yang mereka kerjakan.
QS 5:51
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS 5:33
Sesungguhnya pembalasan
terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka didunia, dan diakhirat mereka beroleh siksaan
yang besar,
QS 8:12
(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan
kepada para malaikat,: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah
(pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa
ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
QS 9:123
Hai
orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu
itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah,
bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.
QS 9:29
Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah
Dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
QS 66:9
Hai
Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu
adalah seburuk-buruk tempat kembali.
QS 2:193
Dan perangilah
mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu
hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang
zalim.
QS 8:39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah
dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti
(dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.
Ayat-ayat di atas memang sangat-sangat jelas bahwa
aplikasi Alquran adalah permusuhan antar muslim dan non muslim.
Bagaimana mungkin muslim yang seharusnya mempraktikkan ayat-ayat perang
ini menjadi orang yang beradab. Setuju, kalau islam menciptakan peradaban. Ya, peradaban BARBAR! Dimana golongan satu memangsa golongan lainnya.
Justru
Islam bertentangan dengan peradaban modern yang seharusnya manusia
saling menghargai satu sama lain tetapi oleh Islam semua itu dirusak.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-2 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KETIGA
"Persatuan Indonesia"
Sila
ke-3 dari Pancasila adalah semangat perekat antar bangsa. Apa-apa yang
mengesampingkan SARA, menjunjung tinggi persaudaraan karena anda dan
saya adalah bagian dari Indonesia, menghargai kemajemukan bangsa, dan
spirit Bhineka Tunggal Ika.
Semangat persatuan Indonesia ditegaskan pula oleh Pasal 1 UUD 1945 sebagai perwujudan Pancasila:
(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat.
Bagaimana dengan Islam?
Justru
karena Islam sudah memisahkan Islam dan Non Islam dari awalnya sebagian
dari komando Alquran, Persatuan Indonesia tidak bisa dilaksanakan.
Islam bertentangan dengan Pancasila sila ke-3 ini. Tengoklah isi Alquran
QS 60:1
Terjemahan Indonesia :
[60:1]. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu
menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka
(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya
mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka
mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu
memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka,
karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan
dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang
lurus.
Dan ajaran Alquran di atas ditegaskan kembali pelaksanaan lapangannya di Hadist Sahih Muslim:
"Jangan
kalian memulai mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani. Apabila
kalian bertemu dengan mereka di jalan, maka desaklah mereka sampai ke
tempat yang sempit" (HR. Muslim)
Sangat kelihatan bahwa
muslim dicekoki cara hidup yang tidak punya itikad baik kepada suatu
kaum. Contoh di sini adalah Yahudi dan Nashrani. Seharusnya sebuah ajaran baik mengajarkan SECARA PRO-AKTIF dan BERINISIATIF menyapa orang lain.
Ajaran Islam bukan untuk mempererat persaudaraan antar warga negara
Indonesia tetapi untuk menyudutkan orang lain sehingga persatuan itu
tidak bisa dicapai.
Bagaimana seorang muslim dapat mengamalkan
Islam dan Pancasila dengan bersamaan? Tidak akan bisa. Selama ia
mengamalkan Islam secara menyeluruh, ia tidak akan bisa mengamalkan
persatuan Indonesia. Islam menjadi inspirator pemecah Indonesia.
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-3 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KEEMPAT
"Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan"
Sila ke-4 Pancasila dimaksudkan sebagai landasan persamaan hak bangsa Indonesia dan semangat demokrasi.
Pasal yang mengatur pelaksanaan Pancasila sila ke-4 ini terlihat pada:
Pasal 27
(1)
Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Pasal 28
Kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Indonesia harus menjunjung sila ke-4 ini dimana demokrasi ditegakkan! Namun, Islamlah sumber penghalang penegakan Pancasila.
Terjemahan Indonesia:
[60:4] Sesungguhnya telah ada
suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : "Sesungguhnya
kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:
Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat
menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya
Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada
Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
Bagaimana
mungkin Islam mampu menjunjung demokrasi jika untuk bersatu dengan
orang-orang diluar Islam saja tidak bisa dilakukannya. Islam adalah
agama gila! Ide menjayakan agama ini adalah ide bagi orang yang sakit
jiwa.
Islam tidak mungkin menerapkan demokrasi karena perintah berperang oleh Allah SWT pada Islam SAMPAI non Islam membayar Jizyah:
Terjemahan Indonesia:
[9:29] Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah
dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-4 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
BAGIAN KELIMA
"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Keadilan harus ditegakkan di Indonesia agar semua warga negara Indonesia mendapat perlakuan tidak sewenang-wenang.
Bagaimana
Islam mau memberlakukan keadilan terhadap semua rakyat Indonesia kalau
keadilan gender tidak ditegakkan dalam Islam. Ternyata ditemukan
diskriminasi dan tindak ketidakadilan dalam gender. Islam diskriminasi
wanita
1. Pria boleh poligami, wanita tidak boleh poliandri
Dasar poligami Islam:
[4:3] Dan
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Pria muslim boleh
mengawini beberapa istri sampai batas maksimal 4 orang. Boleh juga
setubuhi budak-budak. Tetapi dalam alquran yang sama tidak diatur bahwa
jika wanita mampu berlaku adil, ia boleh mengawini beberapa pria batas
maksimal 4 orang.
2. Wanita boleh diceraikan paksa (SKAK MAT) dengan talak 3 sedangkan wanita tidak boleh mencerai paksa suaminya.
Inilah dasar talak (menceraikan) terhadap istri oleh suami:
Terjemahan Indonesia:
[2:230]
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami
yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak
ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin
kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau)
mengetahui.
Tidak ditemukan hukum talak terhadap suami oleh istri dalam Islam.
3. Wanita boleh dipukul pria, tidak ditemukan ajaran bahwa wanita boleh memukul suaminya.
Dasar-dasar pria boleh memukul wanita:
fa'izhuuhunna wauhjuruuhunna fii almadaaji'i
waidhribuuhunna fa-in atha'nakum falaa tabghuu 'alayhinna sabiilan inna
allaaha kaana 'aliyyan kabiiraan
Terjemahan Indonesia:
[4:34].
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan PUKULLAH mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Sedangkan
untuk suami yang mabuk-mabukan, judi, dan tidak mau mendengar nasihat
istri; tidak ada hukum Islam yang memperbolehkan Istri memukul suaminya.
Sebagai tambahan:
Di
akhirat, pria muslim yang taat akan dihadiahi 72 bidadari sedangkan
untuk wanita tidak dijanjikan demikian. Muslim seringkali mengelak jika
dibuka matanya atas umbar seks di surganya muslim. Mereka mengatakan
bahwa itu hanya karangan kafir, hadist tidak sahih, dan tidak ada ayat
di alquran.
Tetapi hari ini saya tunjukkan ayat alquran dimana menjadi pedoman atas Hadist Sahih yang berlaku:
Terjemahan Indonesia:
[55:56]
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula
oleh jin.
DAN LAGI.............
[52:20]
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan
mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.
Kalau anda membacanya dari 52:17-20
17. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenimatan, (QS. 52:17)
18.
mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb
mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. (QS. 52:18)
19. Dikatakan kepada mereka): Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan, (QS. 52:19)
20.
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami nikahkan
mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. 52:20)
Apakah anda mengerti?
Inilah
janji Allah SWT bagi orang-orang yang masuk surga karena bertaqwa (17)
dimana mereka akan diberi kenikmatan-kenikmatan termasuk dikawinkan
dengan bidadari (18-20).
Carilah ayat Alquran apakah akan diberikan kenikmatan-kenikmatan setara oleh Allah SWT kepada wanita bertaqwa? TIDAK!
Jelaslah Islam mengajarkan diskriminasi terhadap wanita, termasuk DISKRIMINASI TERHADAP WANITA ISLAM.
Bagaimana
muslim mau mengamalkan KEADILAN SOSIAL PANCASILA kalau diri mereka saja
tidak adil memperlakukan sesamanya (Diskriminasi Gender)?
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila ke-5 ini.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
PENUTUP
Dari
penjabaran di atas, ada perbedaan kontras antara dasar negara yang kita
cintai dengan agama Islam. Seorang pemeluk agama Islam yang seharusnya
mengamalkan ajaran agamanya harus mengalami pertentangan hati. Inilah
dilema muslim.
Mungkin seorang muslim akan mengatakan:
Saya
akan menjadi seorang Indonesia yang Nasionalis dan mengamalkan ayat-ayat
alquran yang lain saja (menutup mata terhadap ayat-ayat yang
bertentangan dengan Pancasila).
Ini tanda-tanda anda bukan Islam
murni. Anda memeluk Islam tetapi milih-milih ayat untuk diamalkan dalam
hidup. Bisa dikatakan anda ini setengah Islam setengah kafir. Jiwa anda
dibelenggu Islam tetapi anda tidak mau mengakui keberadaan dan
pelaksanaan ayat-ayat yang bertentangan dengan Pancasila.
Sudah seharusnya seorang pemeluk agama mengamalkan ajaran agamanya 100% bukan milih-milih.
Pertanyaan saya sudah saya tanyakan 5 kali.
Jadi bagaimana?
Anda
seorang yang harus menjalankan hukum Allah SWT atau harus nasionalis
cinta Indonesia? Jika anda mengamalkan Islam, anda harus bertempur
dengan Pancasila sila dari sila pertama sampai sila kelima.
Inilah dilema seorang muslim:
* Taat = Tidak Nasionalis
* Tidak mengamalkan ajaran Islam (Berusaha Nasionalis) = Munafik
Ada SOLUSI yang bisa menjadi pilihan, yaitu:
1. Hancurkan Pancasila dan dirikan negara Islam agar anda bisa mengamalkan Islam secara penuh.
2. Pergi saja ke Arab! "Syuh..Syuh...! Jauh-jauh sana ke Arab"
Anda tidak boleh berada di negara Pancasila dan Negara demokrasi.
Sebagai tambahan bahwa Indonesia bukan negara Islam.
"Hindu
dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad
keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke Sumatera, Jawa dan
Sulawesi, membawa agama mereka.
Hindu mulai berkembang di pulau Jawa
pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Pedagang
juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan
sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah mempengaruhi kerajaan-kerajaan
kaya, seperti Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan Sailendra.
Sebuah candi
Buddha terbesar di dunia, Borobudur, telah dibangun oleh Kerajaan
Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula dengan candi Hindu,
Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit,
terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi zaman keemasan dalam
sejarah Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 M.
Berasal dari Gujarat, India, Islam menyebar sampai pantai barat Sumatera
dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat
beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak, Pajang, Mataram dan
Banten. Pada akhir abad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk,
mencerminkan dominasi Islam di Indonesia."
Sejarah
Indonesia menunjukkan bahwa Islam adalah agama pendatang. Sebelum Islam
masuk ke Indonesia, Hindu dan Buddha telah ada! Jadi jangan
ngelunjak!!! Indonesia bukan negara Islam.
3. Kalau
muslim tidak mau ngungsi ke Arab dan tetap tinggal di Indonesia, lebih
baik anda MURTAD saja! Tinggalkan agama setan itu dan jadilah Nasionalis
Indonesia yang saling menghargai, tidak memusuhi agama-agama lain.
Karena Islam hanya sebuah VIRUS di Indonesia.
AIR
sai_baba- SERSAN DUA
-
Posts : 70
Join date : 09.12.11
Reputation : 0
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
http://awie-doank.blogspot.com/2008/03/gereja-menjamur-di-negara-negara-teluk.htmlbimasakti wrote:teror dari musim pada tempat ibadah kafir datang karena dorongan dari ajaran islam..1.Ketuhanan YME
Non Muslim adalah Kafir tetapih kafirin tetap diperbolehkan menjalankan ibadah tanpah gangguan.
Jikah adah gangguan/teror darih muslim makah kesalahan adah padah pribadih muslim.
islam benci kafir dsb..kafir masuk neraka..islam satu2nya agama yg diridhoi aulloh..dorongan membenci yahudi dan nasrani..dll
gak ada gereja bisa bebas dinegara islam..
Di Oman, tiga gereja yang berlokasi di Muscat, Sohar dan Salalah, malah dibangun atas donasi Sultan Oman, Sultan Qaboos. Menurut Sultan Qaboos, toleransi antar umat beragama sudah menjadi tradisi yang sejak lama hidup di Oman. Alasan toleransi antar umat bergama, menjadi alasan utama pemerintah negara-negara Teluk mengizinkan pembangunan gereja. Satu hal yang patut dibanggakan dari negara-negara Muslim, yang begitu toleran dengan penganut agama lain sementara umat Islam yang tinggal di negara-negara Barat masih mendapatkan perlakuan yang diskriminatif dan jauh dari sikap toleransi.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
@atas..
diindo saja yg bukan negara islam ratusan gereja diBOM...oleh islam
berdirinya gereja dinegara muslim BUKAN tanda bhw islam itu toleransi pada kristen..tp itu hanya tanda masih byk muslim yg mengabaikan
ajaran islam yg fanatik..tidak mentaati ajaran islam yg anti yahudi dan kristen.
diindo saja yg bukan negara islam ratusan gereja diBOM...oleh islam
berdirinya gereja dinegara muslim BUKAN tanda bhw islam itu toleransi pada kristen..tp itu hanya tanda masih byk muslim yg mengabaikan
ajaran islam yg fanatik..tidak mentaati ajaran islam yg anti yahudi dan kristen.
bimasakti- SERSAN MAYOR
-
Posts : 320
Kepercayaan : Lain-lain
Location : jakarta
Join date : 07.06.12
Reputation : 2
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
yg konsisten baba...dari negara islam eh lari ke endonesah...bimasakti wrote:@atas..
diindo saja yg bukan negara islam ratusan gereja diBOM...oleh islam
berdirinya gereja dinegara muslim BUKAN tanda bhw islam itu toleransi pada kristen..tp itu hanya tanda masih byk muslim yg mengabaikan
ajaran islam yg fanatik..tidak mentaati ajaran islam yg anti yahudi dan kristen.
bimasakti wrote:gak ada gereja bisa bebas dinegara islam..
hahaha..islam yg fanatik tuh kayak apa seh bos??
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
bimasakti dan saibaba itu sama ya ternyata ??
ya deh panggil baba aja sekarang :)
ya deh panggil baba aja sekarang :)
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
Yang namanya poligami udah salah, karena gak adil buat si istri.
Coba kamu yang dipoligami. Aturan sebaik apapun sebenarnya istri itu tetep sakit hati.
Coba kamu yang dipoligami. Aturan sebaik apapun sebenarnya istri itu tetep sakit hati.
emulio- KOPRAL
-
Posts : 35
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Jakarta
Join date : 26.09.12
Reputation : 0
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
poligami ada di UU Perkawinan, dan yang namanya UU, sudah pasti batal kalau bertentangan dengan Pancasila!emulio wrote:Yang namanya poligami udah salah, karena gak adil buat si istri.
Coba kamu yang dipoligami. Aturan sebaik apapun sebenarnya istri itu tetep sakit hati.
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
Saya tidak tahu ada UU yang mensahkan poligami.
Apa poliandri juga sah kalau begitu? Bila tidak, berarti masih tidak adil buat si wanita.
Apa poliandri juga sah kalau begitu? Bila tidak, berarti masih tidak adil buat si wanita.
emulio- KOPRAL
-
Posts : 35
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Jakarta
Join date : 26.09.12
Reputation : 0
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
emulio wrote:Saya tidak tahu ada UU yang mensahkan poligami.
Apa poliandri juga sah kalau begitu? Bila tidak, berarti masih tidak adil buat si wanita.
ssszzzhhm- REGISTERED MEMBER
-
Posts : 3
Location : surabaya
Join date : 27.09.12
Reputation : 0
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
frontline defender wrote:poligami ada di UU Perkawinan, dan yang namanya UU, sudah pasti batal kalau bertentangan dengan Pancasila!emulio wrote:Yang namanya poligami udah salah, karena gak adil buat si istri.
Coba kamu yang dipoligami. Aturan sebaik apapun sebenarnya istri itu tetep sakit hati.
ssszzzhhm- REGISTERED MEMBER
-
Posts : 3
Location : surabaya
Join date : 27.09.12
Reputation : 0
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
http://roudhoh.malware-site.www/Keselarasan%20PANCASILA%20dengan%20hukum%20Islam
Keselarasan PANCASILA dengan hukum Islam
Dewasa ini banyak kalangan yang membincangkan kembali relevansi Pancasila dengan kondisi bangsa saat ini. Pancasila kini mulai terpinggirkan dari kancah pergaulan kebangsaan dan imbasnya, mungkin saja akan tergantikan dengan ideologi lain. Hal itu tidak akan terjadi bila semua pihak dan segenap elemen bangsa, konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen sebagai dasar negara dan sebagai sumber hukum positif yang berlaku.
Pasca tumbangnya Orde Baru tahun 1998 dan dilanjutkan dengan era reformasi yang ditandai dengan kebebasan disegala bidang, kebebasan tersebut juga turut dinikmati beberapa kelompok Islam yang konservatif atau radikal. Kelompok-kelompok tersebut sekarang bebas untuk secara lantang atau secara sembunyi-sembunyi memperjuangkan kembali kepentingan politis dan ideologinya. Ironisnya perjuangan besar itu bermuara pada obsesi mengganti Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. Banyak varian bentuk, ide, gagasan dan cita-cita yang dikembangkan dari obsesi kelompok tersebut. Varian tersebut antara lain pendirian Khilafah Islamiyah, pendirian negara Islam, pelaksanaan syariat Islam dan sebagainya.
Tumbangnya Orde Baru juga dibarengi dengan problem berupa meluasnya krisis multi-dimensi. Krisis tersebut terjadi di bidang sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Kondisi tersebut semakin melegitimasi obsesi mengganti Pancasila, karena dianggap telah gagal membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Selanjutnya kelompok tersebut menganggap bahwa Islam dalam segala varian bentuknya merupakan solusi atas segala problem yang ada. Oleh karena itu slogan perjuangan mereka jelas, misalnya al-Islamu huwa al-halu (Islam adalah solusi) ataupun al-Islamu huwa al-dinu wa al-dawlah (Islam adalah agama dan sekaligus negara).
Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila, jadi bukan negara Islam dan bukan pula negara sekuler. Kalimat ini bagi beberapa pihak mungkin masih dirasa ambigu, apalagi bagi pihak-pihak yang tidak familiar dengan problem ideologi suatu bangsa. Bertumpu pada kenyataannya, fakta historis telah membuktikan bahwa itulah cara terbaik (the right way) bagi masyarakat Indonesia untuk mendiskripsikan ideologi negara. Pancasila merupakan ringkasan dari kompromi dan persetujuan yang sebelumnya amat sulit dicapai di antara para founding fathers pendiri negara ini.
Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan dan memberikan teladan kepada umat Islam tentang bagaimana hidup berdampingan dengan berbagai perbedaan ras, suku bangsa, dan agama. Sebagaimana hal ini telah termaktub dalam Piagam Madinah (Nasution, 1985: 92). Mengenai urusan ke duniawian, umat Islam diberikan kebebasan untuk mengaturnya, namun tetap harus dilandasi olehta’abbud. Tanpa tujuan ta’abbud ini, niscaya kehidupan yang dijalani menjadi kosong tanpa tujuan yang berarti.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, materinya sudah ada sebelum bangsa Indonesia ada, hanya saja rumusannya secara formal baru terrealisasi sekitar tahun 1945. Apabila ada yang menyatakan bahwa hari lahirnya Pancasila adalah tanggal 1 Juni 1945, itu hanya sekedar pemberian nama saja, bukan materi Pancasila. Pancasila sebagai dasar filsafat negara dapat didefinisikan sebagai suatu ideologi negara yang berketuhanan berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan. Tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia merumuskan Pancasila bukan mengada-ada, tetapi memang demikian keadaannya. Direnungkan dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, yang selanjutnya memang dikehendaki oleh bangsa Indonesia dalam bernegara sebagai dasar filsafat negara. Dengan demikian kedudukan Pancasila selain sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila juga sebagai jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia (Kaelan, 1998: 62).
Pancasila pada dasarnya mampu untuk mengakomodir semua lini kehidupan Indonesia. Pancasila harus dijadikan alat kesejahteraan, bukan alat kepentingan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Akan lebih baik jika perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan ataupun diperuncing, namun dipersatukan dan disintesiskan dalam suatu sintesa yang positif dalam bingkai negara Kersatuan Republik Indonesia (Notonagoro, 1975: 106).
Menurut Notonogoro (dalam Bakry, 2008: 39) sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang susunannya adalah hirarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Sila pada Pancasila saling menjiwai dan dijiwai. Sila yang di atasnya menjiwai sila yang di bawahnya, tetapi sila yang di atasnya tidak dijiwai oleh sila yang di bawahnya. Sila yang di bawahnya dijiwai oleh sila yang di atasnya, tetapi sila yang di bawahnya tidak menjiwai sila yang di atasnya. Sebagai contoh nilai-nilai Ketuhanan menjiwai nilai-nilai Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan dan Keadilan, sebaliknya nilai Ketuhanan tidak dijiwai oleh nilai-nilai Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan dan Keadilan, begitulah seterusnya.
Pancasila juga merupakan ideologi terbuka (Bakry, 2008: 69-70). Ciri-ciri ideologi terbuka antara lain adalah realis, idealis dan fleksibel. Bersifat realis karena Pancasila sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia yang mencerminkan keanekaragaman ras, suku serta kepercayaan. Besifat idealis karena Pancasila merupakan konsep hasil pemikiran yang mengandung harapan-harapan, optimisme, serta mampu menggugah motivasi pendukungnya untuk melaksanakan apa yang dicita-citakan. Bersifat fleksibel karena Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus-menerus berkembang dan sekaligus mampu memberi arah melalui tafsir-tafsir baru yang konsisten dan relevan. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi, dasar negara serta kepribadian bangsa telah menopang dan mengakomodir berbagai suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia.
Negara Indonesia memiliki dasar dan ideologi Pancasila. Negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila bukanlah negara sekuler atau negara yang memisahkan antara agama dengan negara. Di sudut lain negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila juga bukan negara agama (paham Theokrasi) atau negara yang berdasarkan atas agama tertentu (Suhadi, 1998: 114). Negara Pancasila pada hakekatnya adalah negara kebangsaan yang Berketuhanan YME. Dengan demikian makna negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral dalam kehidupan bangsa dan negara yang memilki sifat kebersamaan, kekeluargaan dan religiusitas.
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sebenarnya memiliki keselarasan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas penduduk bangsa Indonesia. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila dan UUD 1945, dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan.
Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam adalah sebagaimana uraian berikut.
1. Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama.
2. Pancasila bisa menjadi wahana implementasi Syariat Islam.
3. Pancasila dirumuskan oleh tokoh bangsa yang mayoritas beragama Islam.
Selain hal-hal di atas, keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam juga tercermin dari kelima silanya yang selaras dengan ajaran Islam. Keselarasan masing-masing sila dengan ajaran Islam, akan dijelaskan melalui uraian di bawah ini.
1. Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa bangsa Indonesia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih satu kepercayaan, dari beberapa kepercayaan yang diakui oleh negara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min Allah, yang merupakan sendi tauhid dan pengejawantahan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 163.
وإلهكم إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم(163
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(QS. 2:163)
Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata, namun dalam pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia, yang disembah.
2. Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bermakna bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak-hak yang melekat pada pribadi manusia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min al-nas, yakni hubungan antara sesama manusia berdasarkan sikap saling menghormati. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menghormati dan menghargai sesama. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa’idah ayat 8-9.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8) وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ (9)
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 5:8)
secara luas dan menyeluruh, Allah memerintahkan kepada orang orang yang beriman, supaya berlaku adil, karena keadilan dibutuhkan dalam segala hal, untuk mencapai dan memperoleh ketenteraman, kemakmuran dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu berlaku adil adalah jalan yang terdekat untuk mencapai tujuan bertakwa kepada Allah.
3. Sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia bermakna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu dan bangsa yang menegara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah ukhuwah Islamiah(persatuan sesama umat Islam) dan ukhuwah Insaniah (persatuan sesama umat manusia). Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga persatuan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 103.
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ ’{ال عـمران 103
Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk”
(Q.S. Ali Imron ayat 103)
Abu Ja’far Ath-Thobari meriwayatkan hadits ‘Athiyyah bin Abi Sa’id, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda:
“كَتَبَ اللهُ هُوَ حَبْلُ اللهُ المَمْدُودُ مِنَ السَّـمَاءِ اِلَى الآَرْضِ”
(“Kitab Allah itu adalah tali Allah yang di ulurkan dari langit ke bumi “) Tafsir Ibnu Katsir I/388-389.
Menurut Ibnu Mas’ud, yang dimaksud “tali Allah” adalah Al-Jama’ah, Al-Qurthubi menyatakan, sesungguhnya Allah memerintahkan supaya bersatu padu dan melarang berpecah belah, karena perpecahan itu adalah kerusakan dan persatuan (Al-Jama’ah) itu adalah keselamatan. (Tafsir Qurthubi IV/159)
4. Sila keempat berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan bermakna bahwa dalam mengambil keputusan bersama harus dilakukan secara musyawarah yang didasari oleh hikmad kebijaksanaan.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah mudzakarah (perbedaan pendapat) dan syura (musyawarah). Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan dan selalu menekankan musyawarah untuk menyelesaikannya dalam suasana yang demokratis. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 159.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (159)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(QS. 3:159)
5. Sila kelima berbunyi Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bermakna bahwa Negara Indonesia sebagai suatu organisasi tertinggi memiliki kewajiban untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 90.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS. 16:90)
Berdasarkan penjelasan di atas, sebenarnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara memiliki keselarasan dengan ajaran Islam. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila dan UUD 1945, dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan.
Dengan demikian sudah semestinya tercipta kebersamaan antara golongan nasionalis dan golongan Islam di bumi pertiwi ini. Semoga suatu saat nanti terwujud kebersamaan antara golongan nasionalis (kebangsaan) dengan golongan Islam, sehingga terwujud suatu masa ketika PANCASILA BERTASBIH.
MERDEKA........!!!!!!!!!
==================================
PANCA SILA
Panca = 5
SILA => S+I+L+A= S(19)+ I(9)+ L(12)+ A(1) = 19+9+12+1 = 41
QS 5:41 = Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu ; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat . Al-Ma'idah (5) No. Ayat : : 41
Pancasila adalah hasil dari pola pikir pejuang2 (islam)/Cendikiawan Muslim kita, yang mana ada di robah/ayat yg tidak jadi di masukkan yaitu " menjalankan syariat islam bagi pemeluknya", sehingga ayat tersebut masuk kedalam Piagam Jakarta.
pd ayat diatas ada kata maka terimalah.
Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah.
1. Rukun Islam I Mengucap dua kalimah Syahadat < Selaras > Ketuhanan Yang maha Esa
2. Menegakan Sholat < Hasil yang ingin di capai adalah Amar Ma'ruf nahi Mungkar> Kemanusiaan yg adil dan beradab
3. Menunaikan Zakat < Menciptakan persatuan antara yang wajib Zakat (mampu) kepada penerima > selaras dgn sila III
4. Puasa dibulan Ramadhan
5. Sila ke lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia < menciptakan kemampuan dalam segi sosial Bagii Rakyatnya > kalau Rakyat kita sudah mampu semua InsyaALLAH Semua bisa Haji dan Hajjah mabrur.
=========================≠======≠=
Kiayi Muda Kecele.....
Pembicaraan mngenai asas pancasila mrupkan pembicaraan paling panas dlm Munas di situbondo, sebelum acara pembukaan, kalangan anti asas pancasila berkibar-kibar dgn menybarkan selabaran. Baru stlah KH.Ahmad Siddiq membaça makalah soal hubungan agama dan pancasila, dan setelah perdebatan sengit dikomisi bahtsul masail, semua delegasi menerima dgn lega.
Tp sebelum itu perdbatan terjadi dan pada garis besarnya peserta itu terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama menolak dan umumnya dari kalangan kiai-kiai muda. Yg ke2 umumnya dari kelompok yg lebih sepuh menyetujui makalah yg dibaça oleh KH.Ahmad siddiq
Ada seorang kiai yg cukup tua dari luar jawa berbicara dgn semangat yg tinggi dan suara yg keras dan kebanyakan menggunakan bhs arab. Begitu berkobar-kobar sehingga seorang kiai muda yang duduk disampingnya membantu membawakan micropon agar bicaranya kiai tua ini didengarkan oleh semua hadirin.
Kiai sepuh ini berbica ke sana ke mari mengenai aqidah, diikuti semangat yg sama oleh rekannya yg lebih muda tadi. Rupanya kiai muda ini merasa mendapat teman dari kalangan yg lebih sepuh. Begitu panjang uraian kiai sepuh ini sampai akhirnya tiba pada kesimpulan. Ternyata kesimpulannya sama, menyetujui makalah kiai Achmad yang menerima pancasila sebagai satu-satunya asas itu. Tentu saja mendengar itu kiai muda yg dari tadi memegangkan mikropon langsung lemas, he he
Dikutip- tawashow di pesantren.
Keselarasan PANCASILA dengan hukum Islam
Dewasa ini banyak kalangan yang membincangkan kembali relevansi Pancasila dengan kondisi bangsa saat ini. Pancasila kini mulai terpinggirkan dari kancah pergaulan kebangsaan dan imbasnya, mungkin saja akan tergantikan dengan ideologi lain. Hal itu tidak akan terjadi bila semua pihak dan segenap elemen bangsa, konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen sebagai dasar negara dan sebagai sumber hukum positif yang berlaku.
Pasca tumbangnya Orde Baru tahun 1998 dan dilanjutkan dengan era reformasi yang ditandai dengan kebebasan disegala bidang, kebebasan tersebut juga turut dinikmati beberapa kelompok Islam yang konservatif atau radikal. Kelompok-kelompok tersebut sekarang bebas untuk secara lantang atau secara sembunyi-sembunyi memperjuangkan kembali kepentingan politis dan ideologinya. Ironisnya perjuangan besar itu bermuara pada obsesi mengganti Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. Banyak varian bentuk, ide, gagasan dan cita-cita yang dikembangkan dari obsesi kelompok tersebut. Varian tersebut antara lain pendirian Khilafah Islamiyah, pendirian negara Islam, pelaksanaan syariat Islam dan sebagainya.
Tumbangnya Orde Baru juga dibarengi dengan problem berupa meluasnya krisis multi-dimensi. Krisis tersebut terjadi di bidang sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Kondisi tersebut semakin melegitimasi obsesi mengganti Pancasila, karena dianggap telah gagal membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Selanjutnya kelompok tersebut menganggap bahwa Islam dalam segala varian bentuknya merupakan solusi atas segala problem yang ada. Oleh karena itu slogan perjuangan mereka jelas, misalnya al-Islamu huwa al-halu (Islam adalah solusi) ataupun al-Islamu huwa al-dinu wa al-dawlah (Islam adalah agama dan sekaligus negara).
Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila, jadi bukan negara Islam dan bukan pula negara sekuler. Kalimat ini bagi beberapa pihak mungkin masih dirasa ambigu, apalagi bagi pihak-pihak yang tidak familiar dengan problem ideologi suatu bangsa. Bertumpu pada kenyataannya, fakta historis telah membuktikan bahwa itulah cara terbaik (the right way) bagi masyarakat Indonesia untuk mendiskripsikan ideologi negara. Pancasila merupakan ringkasan dari kompromi dan persetujuan yang sebelumnya amat sulit dicapai di antara para founding fathers pendiri negara ini.
Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan dan memberikan teladan kepada umat Islam tentang bagaimana hidup berdampingan dengan berbagai perbedaan ras, suku bangsa, dan agama. Sebagaimana hal ini telah termaktub dalam Piagam Madinah (Nasution, 1985: 92). Mengenai urusan ke duniawian, umat Islam diberikan kebebasan untuk mengaturnya, namun tetap harus dilandasi olehta’abbud. Tanpa tujuan ta’abbud ini, niscaya kehidupan yang dijalani menjadi kosong tanpa tujuan yang berarti.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, materinya sudah ada sebelum bangsa Indonesia ada, hanya saja rumusannya secara formal baru terrealisasi sekitar tahun 1945. Apabila ada yang menyatakan bahwa hari lahirnya Pancasila adalah tanggal 1 Juni 1945, itu hanya sekedar pemberian nama saja, bukan materi Pancasila. Pancasila sebagai dasar filsafat negara dapat didefinisikan sebagai suatu ideologi negara yang berketuhanan berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan. Tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia merumuskan Pancasila bukan mengada-ada, tetapi memang demikian keadaannya. Direnungkan dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, yang selanjutnya memang dikehendaki oleh bangsa Indonesia dalam bernegara sebagai dasar filsafat negara. Dengan demikian kedudukan Pancasila selain sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila juga sebagai jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia (Kaelan, 1998: 62).
Pancasila pada dasarnya mampu untuk mengakomodir semua lini kehidupan Indonesia. Pancasila harus dijadikan alat kesejahteraan, bukan alat kepentingan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Akan lebih baik jika perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan ataupun diperuncing, namun dipersatukan dan disintesiskan dalam suatu sintesa yang positif dalam bingkai negara Kersatuan Republik Indonesia (Notonagoro, 1975: 106).
Menurut Notonogoro (dalam Bakry, 2008: 39) sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang susunannya adalah hirarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Sila pada Pancasila saling menjiwai dan dijiwai. Sila yang di atasnya menjiwai sila yang di bawahnya, tetapi sila yang di atasnya tidak dijiwai oleh sila yang di bawahnya. Sila yang di bawahnya dijiwai oleh sila yang di atasnya, tetapi sila yang di bawahnya tidak menjiwai sila yang di atasnya. Sebagai contoh nilai-nilai Ketuhanan menjiwai nilai-nilai Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan dan Keadilan, sebaliknya nilai Ketuhanan tidak dijiwai oleh nilai-nilai Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan dan Keadilan, begitulah seterusnya.
Pancasila juga merupakan ideologi terbuka (Bakry, 2008: 69-70). Ciri-ciri ideologi terbuka antara lain adalah realis, idealis dan fleksibel. Bersifat realis karena Pancasila sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia yang mencerminkan keanekaragaman ras, suku serta kepercayaan. Besifat idealis karena Pancasila merupakan konsep hasil pemikiran yang mengandung harapan-harapan, optimisme, serta mampu menggugah motivasi pendukungnya untuk melaksanakan apa yang dicita-citakan. Bersifat fleksibel karena Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus-menerus berkembang dan sekaligus mampu memberi arah melalui tafsir-tafsir baru yang konsisten dan relevan. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi, dasar negara serta kepribadian bangsa telah menopang dan mengakomodir berbagai suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia.
Negara Indonesia memiliki dasar dan ideologi Pancasila. Negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila bukanlah negara sekuler atau negara yang memisahkan antara agama dengan negara. Di sudut lain negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila juga bukan negara agama (paham Theokrasi) atau negara yang berdasarkan atas agama tertentu (Suhadi, 1998: 114). Negara Pancasila pada hakekatnya adalah negara kebangsaan yang Berketuhanan YME. Dengan demikian makna negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral dalam kehidupan bangsa dan negara yang memilki sifat kebersamaan, kekeluargaan dan religiusitas.
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sebenarnya memiliki keselarasan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas penduduk bangsa Indonesia. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila dan UUD 1945, dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan.
Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam adalah sebagaimana uraian berikut.
1. Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama.
2. Pancasila bisa menjadi wahana implementasi Syariat Islam.
3. Pancasila dirumuskan oleh tokoh bangsa yang mayoritas beragama Islam.
Selain hal-hal di atas, keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam juga tercermin dari kelima silanya yang selaras dengan ajaran Islam. Keselarasan masing-masing sila dengan ajaran Islam, akan dijelaskan melalui uraian di bawah ini.
1. Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa bangsa Indonesia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih satu kepercayaan, dari beberapa kepercayaan yang diakui oleh negara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min Allah, yang merupakan sendi tauhid dan pengejawantahan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 163.
وإلهكم إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم(163
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(QS. 2:163)
Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata, namun dalam pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia, yang disembah.
2. Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bermakna bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak-hak yang melekat pada pribadi manusia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min al-nas, yakni hubungan antara sesama manusia berdasarkan sikap saling menghormati. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menghormati dan menghargai sesama. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa’idah ayat 8-9.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8) وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ (9)
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 5:8)
secara luas dan menyeluruh, Allah memerintahkan kepada orang orang yang beriman, supaya berlaku adil, karena keadilan dibutuhkan dalam segala hal, untuk mencapai dan memperoleh ketenteraman, kemakmuran dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu berlaku adil adalah jalan yang terdekat untuk mencapai tujuan bertakwa kepada Allah.
3. Sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia bermakna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu dan bangsa yang menegara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah ukhuwah Islamiah(persatuan sesama umat Islam) dan ukhuwah Insaniah (persatuan sesama umat manusia). Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga persatuan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 103.
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ ’{ال عـمران 103
Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk”
(Q.S. Ali Imron ayat 103)
Abu Ja’far Ath-Thobari meriwayatkan hadits ‘Athiyyah bin Abi Sa’id, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda:
“كَتَبَ اللهُ هُوَ حَبْلُ اللهُ المَمْدُودُ مِنَ السَّـمَاءِ اِلَى الآَرْضِ”
(“Kitab Allah itu adalah tali Allah yang di ulurkan dari langit ke bumi “) Tafsir Ibnu Katsir I/388-389.
Menurut Ibnu Mas’ud, yang dimaksud “tali Allah” adalah Al-Jama’ah, Al-Qurthubi menyatakan, sesungguhnya Allah memerintahkan supaya bersatu padu dan melarang berpecah belah, karena perpecahan itu adalah kerusakan dan persatuan (Al-Jama’ah) itu adalah keselamatan. (Tafsir Qurthubi IV/159)
4. Sila keempat berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan bermakna bahwa dalam mengambil keputusan bersama harus dilakukan secara musyawarah yang didasari oleh hikmad kebijaksanaan.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah mudzakarah (perbedaan pendapat) dan syura (musyawarah). Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan dan selalu menekankan musyawarah untuk menyelesaikannya dalam suasana yang demokratis. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 159.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (159)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(QS. 3:159)
5. Sila kelima berbunyi Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bermakna bahwa Negara Indonesia sebagai suatu organisasi tertinggi memiliki kewajiban untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 90.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS. 16:90)
Berdasarkan penjelasan di atas, sebenarnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara memiliki keselarasan dengan ajaran Islam. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila dan UUD 1945, dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan.
Dengan demikian sudah semestinya tercipta kebersamaan antara golongan nasionalis dan golongan Islam di bumi pertiwi ini. Semoga suatu saat nanti terwujud kebersamaan antara golongan nasionalis (kebangsaan) dengan golongan Islam, sehingga terwujud suatu masa ketika PANCASILA BERTASBIH.
MERDEKA........!!!!!!!!!
==================================
PANCA SILA
Panca = 5
SILA => S+I+L+A= S(19)+ I(9)+ L(12)+ A(1) = 19+9+12+1 = 41
QS 5:41 = Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu ; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat . Al-Ma'idah (5) No. Ayat : : 41
Pancasila adalah hasil dari pola pikir pejuang2 (islam)/Cendikiawan Muslim kita, yang mana ada di robah/ayat yg tidak jadi di masukkan yaitu " menjalankan syariat islam bagi pemeluknya", sehingga ayat tersebut masuk kedalam Piagam Jakarta.
pd ayat diatas ada kata maka terimalah.
Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah.
1. Rukun Islam I Mengucap dua kalimah Syahadat < Selaras > Ketuhanan Yang maha Esa
2. Menegakan Sholat < Hasil yang ingin di capai adalah Amar Ma'ruf nahi Mungkar> Kemanusiaan yg adil dan beradab
3. Menunaikan Zakat < Menciptakan persatuan antara yang wajib Zakat (mampu) kepada penerima > selaras dgn sila III
4. Puasa dibulan Ramadhan
5. Sila ke lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia < menciptakan kemampuan dalam segi sosial Bagii Rakyatnya > kalau Rakyat kita sudah mampu semua InsyaALLAH Semua bisa Haji dan Hajjah mabrur.
=========================≠======≠=
Kiayi Muda Kecele.....
Pembicaraan mngenai asas pancasila mrupkan pembicaraan paling panas dlm Munas di situbondo, sebelum acara pembukaan, kalangan anti asas pancasila berkibar-kibar dgn menybarkan selabaran. Baru stlah KH.Ahmad Siddiq membaça makalah soal hubungan agama dan pancasila, dan setelah perdebatan sengit dikomisi bahtsul masail, semua delegasi menerima dgn lega.
Tp sebelum itu perdbatan terjadi dan pada garis besarnya peserta itu terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama menolak dan umumnya dari kalangan kiai-kiai muda. Yg ke2 umumnya dari kelompok yg lebih sepuh menyetujui makalah yg dibaça oleh KH.Ahmad siddiq
Ada seorang kiai yg cukup tua dari luar jawa berbicara dgn semangat yg tinggi dan suara yg keras dan kebanyakan menggunakan bhs arab. Begitu berkobar-kobar sehingga seorang kiai muda yang duduk disampingnya membantu membawakan micropon agar bicaranya kiai tua ini didengarkan oleh semua hadirin.
Kiai sepuh ini berbica ke sana ke mari mengenai aqidah, diikuti semangat yg sama oleh rekannya yg lebih muda tadi. Rupanya kiai muda ini merasa mendapat teman dari kalangan yg lebih sepuh. Begitu panjang uraian kiai sepuh ini sampai akhirnya tiba pada kesimpulan. Ternyata kesimpulannya sama, menyetujui makalah kiai Achmad yang menerima pancasila sebagai satu-satunya asas itu. Tentu saja mendengar itu kiai muda yg dari tadi memegangkan mikropon langsung lemas, he he
Dikutip- tawashow di pesantren.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: DILEMA muslim Indonesia: Pancasila vs Islam
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5136cbfaaeef9/prosedur-poligami-yang-sahssszzzhhm wrote:emulio wrote:Saya tidak tahu ada UU yang mensahkan poligami.
Apa poliandri juga sah kalau begitu? Bila tidak, berarti masih tidak adil buat si wanita.
poliandri tidak diijinkan karena istri bukanlah pemimpin rumah tangga dikarenakan wanita tidak selalu dalam keadaan bisa memimpin karena menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui, jadi tidak diijinkannya itu karena keadaan yang memaksa, & yg begitu itu tidak bisa disebut tidak adil.
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Halaman 4 dari 4 • 1, 2, 3, 4
Similar topics
» Indonesia dalam Dilema diantara Musibah Muslim
» Para Biksu Budha Buat RUU Pelarangan Pernikahan Budha dan Muslim
» apakah anda muslim yg mendukung atau menolak tabloid SUARA ISLAM?
» Obat dan Vaksin mengandung ENZIM BABI
» Zakir: Shame on you (muslim) Indonesia
» Para Biksu Budha Buat RUU Pelarangan Pernikahan Budha dan Muslim
» apakah anda muslim yg mendukung atau menolak tabloid SUARA ISLAM?
» Obat dan Vaksin mengandung ENZIM BABI
» Zakir: Shame on you (muslim) Indonesia
Halaman 4 dari 4
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik