APAKAH ADAM AS ITU MANUSIA PERTAMA ATAU NABI/KHALIFAH PERTAMA?

SEGOROWEDI wrote:
dia kebingungan pemakan koldinya adam ke berapa
diblang adam 1, lho padahal moyang manusia kan adam 31?

adam 1-30 manusia purba yang belum layak??

SEGOROWEDI wrote:

1

SEGOROWEDI wrote:
lho..
gak cs-an dengan muhammad to?
Rasulullah saw bersabda: "Allah telah menjadikan 100.000 Adam" (Futuhatul Makkiyah)

SEGOROWEDI wrote:
kata sumber seukuwahmu..
si DUNG

SEGOROWEDI wrote:
Yesus Tuhan dan Yesus bukan Tuhan, kok seukuwah gimana to Din?
- 100.000 adam gak percaya
- kalau piknik ke kasmir??

dee-nee wrote:@atas

dan dari semua uraian anda diatas ... proses dalam ayat tersebut terjadi dimana ?? proses dalam rahim atau proses dalam evolusi makro ??

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:@atas

dan dari semua uraian anda diatas ... proses dalam ayat tersebut terjadi dimana ?? proses dalam rahim atau proses dalam evolusi makro ??

Dan sesungguhnya telah Kami jadikan manusia dari sari tanah liat;[/i] (Al Mu'minun 23:12/13)

Kata-kata, “Kami jadikan manusia dari inti sari tanah liat“ menyebutkan proses kejadian manusia mulai dari tingkat paling awal sekali, ketika ia masih dalam keadaan tidak bernyawa dalam bentuk debu, dan berupa bagian-bagian tanah yang bukan organik, melalui suatu proses perkembangan yang halus, berubah menjadi kecambah-hayat, dengan perantaraan makanan yang dimakan oleh manusia, kemudian setahap demi setahap menjadi manusia sempurna seperti sekarang. Inilah yang disebut dengan proses makro evolusi.

Kemudian Kami menjadikan air mani di dalam tempat penyimpanan yang kokoh. (Al Mu'minun 23:13/14). Kemudian Kami jadikan air mani menjadi segumpal darah; maka Kami jadikan segumpal darah itu menjadi segumpal daging, maka Kami jadikan dari segumpal daging itu tulang-tulang, kemudian Kami bungkus tulang-tulang itu dengan daging; kemudian Kami tumbuhkan dia menjadi makhluk lain. Maka Maha Beberkat Allah, sebaik-baik Pencipta. (Al Mu'minun 23:14/15)

Dalam dua ayat di atas, Allah menjelaskan tentang proses dalam rahim atau mikro evolusi yang tidak terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia dalam proses makro evolusi

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:@atas

dan dari semua uraian anda diatas ... proses dalam ayat tersebut terjadi dimana ?? proses dalam rahim atau proses dalam evolusi makro ??

Dan sesungguhnya telah Kami jadikan manusia dari sari tanah liat;[/i] (Al Mu'minun 23:12/13)

Kata-kata, “Kami jadikan manusia dari inti sari tanah liat“ menyebutkan proses kejadian manusia mulai dari tingkat paling awal sekali, ketika ia masih dalam keadaan tidak bernyawa dalam bentuk debu, dan berupa bagian-bagian tanah yang bukan organik, melalui suatu proses perkembangan yang halus, berubah menjadi kecambah-hayat, dengan perantaraan makanan yang dimakan oleh manusia, kemudian setahap demi setahap menjadi manusia sempurna seperti sekarang. Inilah yang disebut dengan proses makro evolusi.

Kemudian Kami menjadikan air mani di dalam tempat penyimpanan yang kokoh. (Al Mu'minun 23:13/14). Kemudian Kami jadikan air mani menjadi segumpal darah; maka Kami jadikan segumpal darah itu menjadi segumpal daging, maka Kami jadikan dari segumpal daging itu tulang-tulang, kemudian Kami bungkus tulang-tulang itu dengan daging; kemudian Kami tumbuhkan dia menjadi makhluk lain. Maka Maha Beberkat Allah, sebaik-baik Pencipta. (Al Mu'minun 23:14/15)

Dalam dua ayat di atas, Allah menjelaskan tentang proses dalam rahim atau mikro evolusi yang tidak terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia dalam proses makro evolusi

saya fokus yang merah saja ...

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Al Mu'minun 23:12)

underline : khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

saya fokus yang merah saja ...

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Al Mu'minun 23:12)

underline : khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

Ya, ketika ia menjadi sesuatu - makhluk (manusia purba) - yang belum layak disebut pun, Allah sudah mengisyaratkan bahwa sesuatu itu akan menjadi insan, sebagaimana firman-Nya:

Apakah tidak datang kepada manusia suatu waktu dari masa, ketika ia belum menjadi sesuatu yang layak disebut? (Ad-Dhar/Al-Insan 76:1/2)

Kedunghalang wrote:Kata-kata, “Kami jadikan manusia (insan) dari inti sari tanah liat“ menyebutkan proses kejadian manusia (insan) mulai dari tingkat paling awal sekali, ketika ia masih dalam keadaan tidak bernyawa dalam bentuk debu, dan berupa bagian-bagian tanah yang bukan organik, melalui suatu proses perkembangan yang halus, berubah menjadi kecambah-hayat, dengan perantaraan makanan yang dimakan oleh manusia (insan), kemudian setahap demi setahap menjadi manusia (insan) sempurna seperti sekarang. Inilah yang disebut dengan proses makro evolusi.

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

saya fokus yang merah saja ...

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Al Mu'minun 23:12)

underline : khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

Ya, ketika ia menjadi sesuatu - makhluk (manusia purba) - yang belum layak disebut pun, Allah sudah mengisyaratkan bahwa sesuatu itu akan menjadi insan, sebagaimana firman-Nya:

Apakah tidak datang kepada manusia suatu waktu dari masa, ketika ia belum menjadi sesuatu yang layak disebut? (Ad-Dhar/Al-Insan 76:1/2)

blum clear satu ayat kok udah lari ke ayat lain ... beresin dulu dong ah yang Al Mu'minun 12

khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

nyambung dengan kalimat anda yang ini .... saya ganti ya kata manusia dengan insan ... dan mari kita lihat bagaimana tafsir anda

Kedunghalang wrote:Kata-kata, “Kami jadikan manusia (insan) dari inti sari tanah liat“ menyebutkan proses kejadian manusia (insan) mulai dari tingkat paling awal sekali, ketika ia masih dalam keadaan tidak bernyawa dalam bentuk debu, dan berupa bagian-bagian tanah yang bukan organik, melalui suatu proses perkembangan yang halus, berubah menjadi kecambah-hayat, dengan perantaraan makanan yang dimakan oleh manusia (insan), kemudian setahap demi setahap menjadi manusia (insan) sempurna seperti sekarang. Inilah yang disebut dengan proses makro evolusi.

artinya .... anda menyebut manusia purba = insan
setuju ??

Ya, saya sangat setuju dengan firman Allah tersebut bahwa manusia purba itu juga insan. Begitupula dengan ayat berikutnya:


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah campuran supaya Kami dapat mengujinya ; maka Kami telah membuat dia mendengar, melihat. (Ad-Dhar/Al Insan 76:2/3)

Manusia (termasuk manusia purba) diciptakan dari setetes air mani, yang zatnya sendiri merupakan campuran dari beberapa zat dari inti sari tanah liat; hal ini berarti bahwa ia telah diberi berbagai kekuatan, kemampuan, dan sifat-sifat fitri yang dimaksudkan guna meraih kemajuan dalam akhlak dan ruhaninya. Proses ini hanya menunjuk kepada peraturan umum mengenai penciptaan manusia dan bukan tidak mungkin itu terjadi dengan jalan lain.

Nuthfah amsyaj (akar kata amsyaj adalah masyaja yang berarti berkumpul, bercampur dan bersatu) ini berarti sperma manusia (insan) terdiri dari berbagai macam potensi karena merupakan campuran dari beberapa zat yang mengandung aneka ragam kekuatan yang membuat manusia mampu menentukan segala sesuatu atas kehendak dan tekadnya sendiri. Kekuatan yang hebat dan istimewa ini tidak dimiliki oleh binatang, sehingga binatang tidak dapat memperoleh perkembangan dalam kehidupannya. Binatang, seperti macan, monyet, burung, ikan dan jenis binatang lain dan keturunannya karena bukan dari nuthfah amsyaj sampai sekarang masih mengikuti jejak nenek-moyang mereka. Monyet yang sekarang ini mempunyai kemampuan yang sama seperti monyet ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Sedangkan manusia, berkat nuthfah amsyaj dapat melebihi kemampuan nenek-moyangnya. Manusia senantiasa melahirkan kreasi-kreasi yang menakjubkan dengan ilmu yang dicapainya dari hari ke hari sehingga bertambah maju dan terus berkembang. Dengan demikian, maka manusia sebelum dan sesudah Adam senantiasa memperoleh kemajuan, dan terus berkembang dalam kualitas akhlak dan ruhaninya berkat nuthfah amsyaj tersebut.

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

saya fokus yang merah saja ...

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Al Mu'minun 23:12)

underline : khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

Ya, ketika ia menjadi sesuatu - makhluk (manusia purba) - yang belum layak disebut pun, Allah sudah mengisyaratkan bahwa sesuatu itu akan menjadi insan, sebagaimana firman-Nya:

Apakah tidak datang kepada manusia suatu waktu dari masa, ketika ia belum menjadi sesuatu yang layak disebut? (Ad-Dhar/Al-Insan 76:1/2)

blum clear satu ayat kok udah lari ke ayat lain ... beresin dulu dong ah yang Al Mu'minun 12

khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

nyambung dengan kalimat anda yang ini .... saya ganti ya kata manusia dengan insan ... dan mari kita lihat bagaimana tafsir anda

Kedunghalang wrote:Kata-kata, “Kami jadikan manusia (insan) dari inti sari tanah liat“ menyebutkan proses kejadian manusia (insan) mulai dari tingkat paling awal sekali, ketika ia masih dalam keadaan tidak bernyawa dalam bentuk debu, dan berupa bagian-bagian tanah yang bukan organik, melalui suatu proses perkembangan yang halus, berubah menjadi kecambah-hayat, dengan perantaraan makanan yang dimakan oleh manusia (insan), kemudian setahap demi setahap menjadi manusia (insan) sempurna seperti sekarang. Inilah yang disebut dengan proses makro evolusi.

artinya .... anda menyebut manusia purba = insan
setuju ??

Ya, saya sangat setuju dengan firman Allah tersebut bahwa manusia purba itu juga insan. Begitupula dengan ayat berikutnya:


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah campuran supaya Kami dapat mengujinya ; maka Kami telah membuat dia mendengar, melihat. (Ad-Dhar/Al Insan 76:2/3)

Manusia (termasuk manusia purba) diciptakan dari setetes air mani, yang zatnya sendiri merupakan campuran dari beberapa zat dari inti sari tanah liat; hal ini berarti bahwa ia telah diberi berbagai kekuatan, kemampuan, dan sifat-sifat fitri yang dimaksudkan guna meraih kemajuan dalam akhlak dan ruhaninya. Proses ini hanya menunjuk kepada peraturan umum mengenai penciptaan manusia dan bukan tidak mungkin itu terjadi dengan jalan lain.

Nuthfah amsyaj (akar kata amsyaj adalah masyaja yang berarti berkumpul, bercampur dan bersatu) ini berarti sperma manusia (insan) terdiri dari berbagai macam potensi karena merupakan campuran dari beberapa zat yang mengandung aneka ragam kekuatan yang membuat manusia mampu menentukan segala sesuatu atas kehendak dan tekadnya sendiri. Kekuatan yang hebat dan istimewa ini tidak dimiliki oleh binatang, sehingga binatang tidak dapat memperoleh perkembangan dalam kehidupannya. Binatang, seperti macan, monyet, burung, ikan dan jenis binatang lain dan keturunannya karena bukan dari nuthfah amsyaj sampai sekarang masih mengikuti jejak nenek-moyang mereka.  Monyet yang sekarang ini mempunyai kemampuan yang sama seperti monyet ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Sedangkan manusia, berkat nuthfah amsyaj dapat melebihi kemampuan nenek-moyangnya. Manusia senantiasa melahirkan kreasi-kreasi yang menakjubkan dengan ilmu yang dicapainya dari hari ke hari sehingga bertambah maju dan terus berkembang. Dengan demikian, maka manusia sebelum dan sesudah Adam senantiasa memperoleh kemajuan, dan terus berkembang dalam kualitas akhlak dan ruhaninya berkat nuthfah amsyaj tersebut.

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

saya fokus yang merah saja ...

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Al Mu'minun 23:12)

underline : khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

Ya, ketika ia menjadi sesuatu - makhluk (manusia purba) - yang belum layak disebut pun, Allah sudah mengisyaratkan bahwa sesuatu itu akan menjadi insan, sebagaimana firman-Nya:

Apakah tidak datang kepada manusia suatu waktu dari masa, ketika ia belum menjadi sesuatu yang layak disebut? (Ad-Dhar/Al-Insan 76:1/2)

blum clear satu ayat kok udah lari ke ayat lain ... beresin dulu dong ah yang Al Mu'minun 12

khalaqnā l-insāna >> Kami telah menciptakan insan >>> apakah insan disini termasuk manusia purba hingga bisa disambung ke teori makro evolusi ??

nyambung dengan kalimat anda yang ini .... saya ganti ya kata manusia dengan insan ... dan mari kita lihat bagaimana tafsir anda

Kedunghalang wrote:Kata-kata, “Kami jadikan manusia (insan) dari inti sari tanah liat“ menyebutkan proses kejadian manusia (insan) mulai dari tingkat paling awal sekali, ketika ia masih dalam keadaan tidak bernyawa dalam bentuk debu, dan berupa bagian-bagian tanah yang bukan organik, melalui suatu proses perkembangan yang halus, berubah menjadi kecambah-hayat, dengan perantaraan makanan yang dimakan oleh manusia (insan), kemudian setahap demi setahap menjadi manusia (insan) sempurna seperti sekarang. Inilah yang disebut dengan proses makro evolusi.

artinya .... anda menyebut manusia purba = insan
setuju ??

Ya, saya sangat setuju dengan firman Allah tersebut bahwa manusia purba itu juga insan. Begitupula dengan ayat berikutnya:


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah campuran supaya Kami dapat mengujinya ; maka Kami telah membuat dia mendengar, melihat. (Ad-Dhar/Al Insan 76:2/3)

Manusia (termasuk manusia purba) diciptakan dari setetes air mani, yang zatnya sendiri merupakan campuran dari beberapa zat dari inti sari tanah liat; hal ini berarti bahwa ia telah diberi berbagai kekuatan, kemampuan, dan sifat-sifat fitri yang dimaksudkan guna meraih kemajuan dalam akhlak dan ruhaninya. Proses ini hanya menunjuk kepada peraturan umum mengenai penciptaan manusia dan bukan tidak mungkin itu terjadi dengan jalan lain.

Nuthfah amsyaj (akar kata amsyaj adalah masyaja yang berarti berkumpul, bercampur dan bersatu) ini berarti sperma manusia (insan) terdiri dari berbagai macam potensi karena merupakan campuran dari beberapa zat yang mengandung aneka ragam kekuatan yang membuat manusia mampu menentukan segala sesuatu atas kehendak dan tekadnya sendiri. Kekuatan yang hebat dan istimewa ini tidak dimiliki oleh binatang, sehingga binatang tidak dapat memperoleh perkembangan dalam kehidupannya. Binatang, seperti macan, monyet, burung, ikan dan jenis binatang lain dan keturunannya karena bukan dari nuthfah amsyaj sampai sekarang masih mengikuti jejak nenek-moyang mereka.  Monyet yang sekarang ini mempunyai kemampuan yang sama seperti monyet ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Sedangkan manusia, berkat nuthfah amsyaj dapat melebihi kemampuan nenek-moyangnya. Manusia senantiasa melahirkan kreasi-kreasi yang menakjubkan dengan ilmu yang dicapainya dari hari ke hari sehingga bertambah maju dan terus berkembang. Dengan demikian, maka manusia sebelum dan sesudah Adam senantiasa memperoleh kemajuan, dan terus berkembang dalam kualitas akhlak dan ruhaninya berkat nuthfah amsyaj tersebut.

bold ungu saja dulu ... kita clear kan dulu pemahaman anda tentang Insan .... jangan masuk ke urusan penciptaan manusia (insan)
apa yang anda tau tentang Insan ?? bagaimana anda memahami arti kata Insan dilihat dari bahasa Arab nya ...

maksud saya ... bagaimana mungkin kita membahas tentang penciptaan suatu "hal" kalau kita tidak mengerti apa yang dimaksud "hal" tersebut

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

Ya, saya sangat setuju dengan firman Allah tersebut bahwa manusia purba itu juga insan. Begitupula dengan ayat berikutnya:


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah campuran supaya Kami dapat mengujinya ; maka Kami telah membuat dia mendengar, melihat. (Ad-Dhar/Al Insan 76:2/3)

Manusia (termasuk manusia purba) diciptakan dari setetes air mani, yang zatnya sendiri merupakan campuran dari beberapa zat dari inti sari tanah liat; hal ini berarti bahwa ia telah diberi berbagai kekuatan, kemampuan, dan sifat-sifat fitri yang dimaksudkan guna meraih kemajuan dalam akhlak dan ruhaninya. Proses ini hanya menunjuk kepada peraturan umum mengenai penciptaan manusia dan bukan tidak mungkin itu terjadi dengan jalan lain.

Nuthfah amsyaj (akar kata amsyaj adalah masyaja yang berarti berkumpul, bercampur dan bersatu) ini berarti sperma manusia (insan) terdiri dari berbagai macam potensi karena merupakan campuran dari beberapa zat yang mengandung aneka ragam kekuatan yang membuat manusia mampu menentukan segala sesuatu atas kehendak dan tekadnya sendiri. Kekuatan yang hebat dan istimewa ini tidak dimiliki oleh binatang, sehingga binatang tidak dapat memperoleh perkembangan dalam kehidupannya. Binatang, seperti macan, monyet, burung, ikan dan jenis binatang lain dan keturunannya karena bukan dari nuthfah amsyaj sampai sekarang masih mengikuti jejak nenek-moyang mereka.  Monyet yang sekarang ini mempunyai kemampuan yang sama seperti monyet ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Sedangkan manusia, berkat nuthfah amsyaj dapat melebihi kemampuan nenek-moyangnya. Manusia senantiasa melahirkan kreasi-kreasi yang menakjubkan dengan ilmu yang dicapainya dari hari ke hari sehingga bertambah maju dan terus berkembang. Dengan demikian, maka manusia sebelum dan sesudah Adam senantiasa memperoleh kemajuan, dan terus berkembang dalam kualitas akhlak dan ruhaninya berkat nuthfah amsyaj tersebut.[/justify]

bold ungu saja dulu ... kita clear kan dulu pemahaman anda tentang Insan .... jangan masuk ke urusan penciptaan manusia (insan)
apa yang anda tau tentang Insan ?? bagaimana anda memahami arti kata Insan dilihat dari bahasa Arab nya ...

maksud saya ... bagaimana mungkin kita membahas tentang penciptaan suatu "hal" kalau kita tidak mengerti apa yang dimaksud "hal" tersebut

Kalau ditanya mengenai kata "insan" dalam Bahasa Arab, saya hanya bisa menjawab bahwa dalam Bahasa Indonesia artinya "manusia". Namun, kata "manusia" di dalam Bahasa Arab Al Qur'an, saya menemukan kata "an-nas" dan "basharun".  Allah memanggil Nabi Muhammad saw dengan kalimat "Yaa sin" yang berarti "wahai manusia sempurna" atau "wahai insan kamil". Tetapi, Nabi Muhammad saw juga menyebut dirinya - atas perintah Allah - "basharun" yang berarti "manusia biasa".  Tetapi, jika anda memiliki pemahaman lain dari kata "insan" dilihat dari Bahasa Arabnya, silahkan anda elaborate di forum ini.

Tetapi, yang jelas, berdasarkan Al Qur'an, "al insan" atau "manusia" itu dilahirkan dengan fitrah suci dan tidak bernoda, dengan kecondongan alami untuk berbuat baik, tetapi ia telah diberi pula cukup banyak kebebasan berkemauan dan berbuat untuk membentuk dirinya menurut pilihannya sendiri. Ia telah dianugerahi kemampuan-kemampuan alami besar dan kecakapan-kecakapan kreatif guna mencapai kemajuan akhlak yang tidak terhingga dan menaiki puncak keruhanian demikian tingginya, sehingga ia menjadi cermin yang memantulkan sifat-sifat Tuhan. Tetapi, jika ia menyalahgunakan kemampuan-kemampuan dan sifat-sifatnya yang dianugerahkan Tuhan, ia jatuh ke martabat yang rendah, bahkan lebih rendah daripada martabat binatang buas dan binatang jalang, dan menjadi penjelmaan syaitan. Singkatnya, ia telah dianugerahi kemampuan-kemampuan besar guna berbuat baik atau pun jahat.

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

dee-nee wrote:

Kedunghalang wrote:

Ya, saya sangat setuju dengan firman Allah tersebut bahwa manusia purba itu juga insan. Begitupula dengan ayat berikutnya:


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah campuran supaya Kami dapat mengujinya ; maka Kami telah membuat dia mendengar, melihat. (Ad-Dhar/Al Insan 76:2/3)

Manusia (termasuk manusia purba) diciptakan dari setetes air mani, yang zatnya sendiri merupakan campuran dari beberapa zat dari inti sari tanah liat; hal ini berarti bahwa ia telah diberi berbagai kekuatan, kemampuan, dan sifat-sifat fitri yang dimaksudkan guna meraih kemajuan dalam akhlak dan ruhaninya. Proses ini hanya menunjuk kepada peraturan umum mengenai penciptaan manusia dan bukan tidak mungkin itu terjadi dengan jalan lain.

Nuthfah amsyaj (akar kata amsyaj adalah masyaja yang berarti berkumpul, bercampur dan bersatu) ini berarti sperma manusia (insan) terdiri dari berbagai macam potensi karena merupakan campuran dari beberapa zat yang mengandung aneka ragam kekuatan yang membuat manusia mampu menentukan segala sesuatu atas kehendak dan tekadnya sendiri. Kekuatan yang hebat dan istimewa ini tidak dimiliki oleh binatang, sehingga binatang tidak dapat memperoleh perkembangan dalam kehidupannya. Binatang, seperti macan, monyet, burung, ikan dan jenis binatang lain dan keturunannya karena bukan dari nuthfah amsyaj sampai sekarang masih mengikuti jejak nenek-moyang mereka.  Monyet yang sekarang ini mempunyai kemampuan yang sama seperti monyet ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Sedangkan manusia, berkat nuthfah amsyaj dapat melebihi kemampuan nenek-moyangnya. Manusia senantiasa melahirkan kreasi-kreasi yang menakjubkan dengan ilmu yang dicapainya dari hari ke hari sehingga bertambah maju dan terus berkembang. Dengan demikian, maka manusia sebelum dan sesudah Adam senantiasa memperoleh kemajuan, dan terus berkembang dalam kualitas akhlak dan ruhaninya berkat nuthfah amsyaj tersebut.[/justify]

bold ungu saja dulu ... kita clear kan dulu pemahaman anda tentang Insan .... jangan masuk ke urusan penciptaan manusia (insan)
apa yang anda tau tentang Insan ?? bagaimana anda memahami arti kata Insan dilihat dari bahasa Arab nya ...

maksud saya ... bagaimana mungkin kita membahas tentang penciptaan suatu "hal" kalau kita tidak mengerti apa yang dimaksud "hal" tersebut

Kalau ditanya mengenai kata "insan" dalam Bahasa Arab, saya hanya bisa menjawab bahwa dalam Bahasa Indonesia artinya "manusia". Namun, kata "manusia" di dalam Bahasa Arab Al Qur'an, saya menemukan kata "an-nas" dan "basharun".  Allah memanggil Nabi Muhammad saw dengan kalimat "Yaa sin" yang berarti "wahai manusia sempurna" atau "wahai insan kamil". Tetapi, Nabi Muhammad saw juga menyebut dirinya - atas perintah Allah - "basharun" yang berarti "manusia biasa".  Tetapi, jika anda memiliki pemahaman lain dari kata "insan" dilihat dari Bahasa Arabnya, silahkan anda elaborate di forum ini.

Tetapi, yang jelas, berdasarkan Al Qur'an, "al insan" atau "manusia" itu dilahirkan dengan fitrah suci dan tidak bernoda, dengan kecondongan alami untuk berbuat baik, tetapi ia telah diberi pula cukup banyak kebebasan berkemauan dan berbuat untuk membentuk dirinya menurut pilihannya sendiri. Ia telah dianugerahi kemampuan-kemampuan alami besar dan kecakapan-kecakapan kreatif guna mencapai kemajuan akhlak yang tidak terhingga dan menaiki puncak keruhanian demikian tingginya, sehingga ia menjadi cermin yang memantulkan sifat-sifat Tuhan. Tetapi, jika ia menyalahgunakan kemampuan-kemampuan dan sifat-sifatnya yang dianugerahkan Tuhan, ia jatuh ke martabat yang rendah, bahkan lebih rendah daripada martabat binatang buas dan binatang jalang, dan menjadi penjelmaan syaitan. Singkatnya, ia telah dianugerahi kemampuan-kemampuan besar guna berbuat baik atau pun jahat.

saya ikuti anda saja ya bung Kedung

1. Lalu apa bedanya antara insan, basharan, dan annas ?? ... kenapa Quran menggunakan 3 kata itu untuk merujuk pada satu hal yang sama (manusia)

2. Menurut anda ... ketika insan pertama kali diciptakan (insan purba diciptakan) ... dia sudah sempurna blum ??  

3. Bisa anda buktikan bahwa insan purba punya kemampuan yang merah dan biru ??

bahwa insan purba melahirkan kreasi-kreasi yang menakjubkan dengan ilmu yang dicapainya dari hari ke hari sehingga bertambah maju dan terus berkembang. Dengan demikian, maka manusia sebelum dan sesudah Adam senantiasa memperoleh kemajuan, dan terus berkembang dalam kualitas akhlak dan ruhaninya (merah)

bahwa insan purba telah dianugerahi kemampuan-kemampuan alami besar dan kecakapan-kecakapan kreatif guna mencapai kemajuan akhlak yang tidak terhingga dan menaiki puncak keruhanian demikian tingginya (biru)

padahal menurut Quran ... Adam adalah ciptaan pertama yang diajarkan sekian banyak pengetahuan (merah dan biru) .... apakah mungkin ciptaan sebelum Adam sudah mendapat sekian banyak kemampuan

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:
Yesus Tuhan dan Yesus bukan Tuhan, kok seukuwah gimana to Din?
- 100.000 adam gak percaya
- kalau piknik ke kasmir??

Kalau yang dua itu perlu dipertimbangkan, tetapi Yesus dianggap Tuhan itu LUPAKAN SAJA.

SEGOROWEDI wrote:

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:
Yesus Tuhan dan Yesus bukan Tuhan, kok seukuwah gimana to Din?
- 100.000 adam gak percaya
- kalau piknik ke kasmir??

Kalau yang dua itu perlu dipertimbangkan, tetapi Yesus dianggap Tuhan itu LUPAKAN SAJA.

AKULAH DIA
kata Yesus

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:
Yesus Tuhan dan Yesus bukan Tuhan, kok seukuwah gimana to Din?
- 100.000 adam gak percaya
- kalau piknik ke kasmir??

Kalau yang dua itu perlu dipertimbangkan, tetapi Yesus dianggap Tuhan itu LUPAKAN SAJA.

AKULAH DIA
kata Yesus

Kata Yesus: "Tidaklah aku diutus Dia kepada yang lain, karena Dia mengutusku hanya kepada Bani Israil saja." (Matius 15;24).

OOT jangan dilanjutkan, karena Alkitab masih menganggap Adam sebagai manusia pertama, jadi Alkitab yang sekarang tidak sesuai dengan Ilmu Pengetahuan.

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:
Yesus Tuhan dan Yesus bukan Tuhan, kok seukuwah gimana to Din?
- 100.000 adam gak percaya
- kalau piknik ke kasmir??

Kalau yang dua itu perlu dipertimbangkan, tetapi Yesus dianggap Tuhan itu LUPAKAN SAJA.

AKULAH DIA
kata Yesus

Kata Yesus: "Tidaklah aku diutus Dia kepada yang lain, karena Dia mengutusku hanya kepada Bani Israil saja." (Matius 15;24).

OOT jangan dilanjutkan, karena Alkitab masih menganggap Adam sebagai manusia pertama, jadi Alkitab yang sekarang tidak sesuai dengan Ilmu Pengetahuan.

SEGOROWEDI wrote:

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:
Yesus Tuhan dan Yesus bukan Tuhan, kok seukuwah gimana to Din?
- 100.000 adam gak percaya
- kalau piknik ke kasmir??

Kalau yang dua itu perlu dipertimbangkan, tetapi Yesus dianggap Tuhan itu LUPAKAN SAJA.

AKULAH DIA
kata Yesus

Kata Yesus: "Tidaklah aku diutus Dia kepada yang lain, karena Dia mengutusku hanya kepada Bani Israil saja." (Matius 15;24).

OOT jangan dilanjutkan, karena Alkitab masih menganggap Adam sebagai manusia pertama, jadi Alkitab yang sekarang tidak sesuai dengan Ilmu Pengetahuan.

- matius 15 justeru pengujian soal Yesus gak hanya buat yahudi..
- alkitab mana itu?