Amagandhā & Buddha Kassapa
Halaman 1 dari 1 • Share
Amagandhā & Buddha Kassapa
Amagandhā Sutta dari Kitab Pali mengisahkan seorang petapa Tissa di jaman Buddha Kassapa yang pantang makanan tertentu dan sangat kecewa mengetahui Buddha Kassapa ternyata makan makanan "kotor" (Amagandhā) tersebut. Buddha Kassapa mengatakan:
‘Menghancurkan mahluk hidup, membunuh, mengikat, mencuri, berbohong, penipuan, bicara tak berguna, berzinah dengan istri orang lain, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang tidak mengendalikan diri dalam kenikmatan indriah, tamak akan hal-hal yang indah; berkumpul dengan yang tidak baik, berpandangan salah, tidak adil, tidak rasional, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka yang tidak sopan, kasar, menghasut, pengkhianat, kejam, sombong, memaksakan kehendak, kikir, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Kemarahan, bermabuk-mabukan, keras kepala, tidak menghargai pendapat orang, dusta, iri hati, omong besar, angkuh, tinggi hati, bergaul dengan yang tidak bermoral, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang jahat, yang tidak membayar hutangnya, pemfitnah, pengingkar janji, pemalsu, mereka yang melakukan perbuatan rendah, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia ini yang tidak menjaga perilaku terhadap mahluk lain, yang tidak mengaku setelah mengambil milik orang lain, jahat, kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Para mahluk yang haus akan permusuhan, menyakiti, selalu melakukan kejahatan, yang karenanya, setelah meninggal, akan pergi pada kegelapan dan jatuh ke alam neraka, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Bukan daging atau ikan, atau berpuasa, atau ketelanjangan, atau rambut tercukur, atau rambut kusut, atau kotoran, atau kulit kasar, atau pemujaan pada api, atau penyiksaan diri, atau mantra-mantra, atau sumpah (keagamaan), atau persembahan (pengorbanan), atau perayaan musim yang dapat menyucikan seseorang yang belum mengalahkan keragu-raguan;
Seorang yang bijaksana berjalan dengan indera yang terjaga, indera yang terkendali, teguh dalam Dhamma, berbahagia dalam hal yang benar dan wajar; mengalahkan semua ikatan dan meninggalkan semua dukkha, tidak melekat dengan apa yang dilihat dan didengar’
jika Buddha menghalalkan daging, kenapa umatnya vegetarian ? melanggar perintah Buddha donk
‘Menghancurkan mahluk hidup, membunuh, mengikat, mencuri, berbohong, penipuan, bicara tak berguna, berzinah dengan istri orang lain, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang tidak mengendalikan diri dalam kenikmatan indriah, tamak akan hal-hal yang indah; berkumpul dengan yang tidak baik, berpandangan salah, tidak adil, tidak rasional, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka yang tidak sopan, kasar, menghasut, pengkhianat, kejam, sombong, memaksakan kehendak, kikir, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Kemarahan, bermabuk-mabukan, keras kepala, tidak menghargai pendapat orang, dusta, iri hati, omong besar, angkuh, tinggi hati, bergaul dengan yang tidak bermoral, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang jahat, yang tidak membayar hutangnya, pemfitnah, pengingkar janji, pemalsu, mereka yang melakukan perbuatan rendah, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia ini yang tidak menjaga perilaku terhadap mahluk lain, yang tidak mengaku setelah mengambil milik orang lain, jahat, kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Para mahluk yang haus akan permusuhan, menyakiti, selalu melakukan kejahatan, yang karenanya, setelah meninggal, akan pergi pada kegelapan dan jatuh ke alam neraka, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Bukan daging atau ikan, atau berpuasa, atau ketelanjangan, atau rambut tercukur, atau rambut kusut, atau kotoran, atau kulit kasar, atau pemujaan pada api, atau penyiksaan diri, atau mantra-mantra, atau sumpah (keagamaan), atau persembahan (pengorbanan), atau perayaan musim yang dapat menyucikan seseorang yang belum mengalahkan keragu-raguan;
Seorang yang bijaksana berjalan dengan indera yang terjaga, indera yang terkendali, teguh dalam Dhamma, berbahagia dalam hal yang benar dan wajar; mengalahkan semua ikatan dan meninggalkan semua dukkha, tidak melekat dengan apa yang dilihat dan didengar’
jika Buddha menghalalkan daging, kenapa umatnya vegetarian ? melanggar perintah Buddha donk
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Penyaran wrote:Amagandhā Sutta dari Kitab Pali mengisahkan seorang petapa Tissa di jaman Buddha Kassapa yang pantang makanan tertentu dan sangat kecewa mengetahui Buddha Kassapa ternyata makan makanan "kotor" (Amagandhā) tersebut. Buddha Kassapa mengatakan:
‘Menghancurkan mahluk hidup, membunuh, mengikat, mencuri, berbohong, penipuan, bicara tak berguna, berzinah dengan istri orang lain, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang tidak mengendalikan diri dalam kenikmatan indriah, tamak akan hal-hal yang indah; berkumpul dengan yang tidak baik, berpandangan salah, tidak adil, tidak rasional, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka yang tidak sopan, kasar, menghasut, pengkhianat, kejam, sombong, memaksakan kehendak, kikir, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Kemarahan, bermabuk-mabukan, keras kepala, tidak menghargai pendapat orang, dusta, iri hati, omong besar, angkuh, tinggi hati, bergaul dengan yang tidak bermoral, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang jahat, yang tidak membayar hutangnya, pemfitnah, pengingkar janji, pemalsu, mereka yang melakukan perbuatan rendah, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia ini yang tidak menjaga perilaku terhadap mahluk lain, yang tidak mengaku setelah mengambil milik orang lain, jahat, kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Para mahluk yang haus akan permusuhan, menyakiti, selalu melakukan kejahatan, yang karenanya, setelah meninggal, akan pergi pada kegelapan dan jatuh ke alam neraka, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Bukan daging atau ikan, atau berpuasa, atau ketelanjangan, atau rambut tercukur, atau rambut kusut, atau kotoran, atau kulit kasar, atau pemujaan pada api, atau penyiksaan diri, atau mantra-mantra, atau sumpah (keagamaan), atau persembahan (pengorbanan), atau perayaan musim yang dapat menyucikan seseorang yang belum mengalahkan keragu-raguan;
Seorang yang bijaksana berjalan dengan indera yang terjaga, indera yang terkendali, teguh dalam Dhamma, berbahagia dalam hal yang benar dan wajar; mengalahkan semua ikatan dan meninggalkan semua dukkha, tidak melekat dengan apa yang dilihat dan didengar’
jika Buddha menghalalkan daging, kenapa umatnya vegetarian ? melanggar perintah Buddha donk
Perintah Buddha gimana Emang ? Apa aja PERINTAH Buddha ?
Penghuni Guah Ira- REGISTERED MEMBER
-
Posts : 1
Location : Indonesia
Join date : 18.10.12
Reputation : 0
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
TSnya ga tau perintah BUDHA itu seperti apa bro.
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan...Bukan hasil jagal, spt zaman skrg ini...Jadilah disarankan umat Buddhis jadi vegetarian, dan hrs diakui ini terinspirasi dari Hindu klo ga salah...
Namun ada bbrp alasan mengapa umat Buddhis patut vegetarian...
Semua makhluk merasa kengerian saat menghadapi kematian, jd jgn semudah itu mengambil nyawa makhluk lain
Menjadi vegetarian juga melatih rasa bercukupan saat makan, jd lobha (ketamakan) bisa ditekan...
Namun ada bbrp alasan mengapa umat Buddhis patut vegetarian...
Semua makhluk merasa kengerian saat menghadapi kematian, jd jgn semudah itu mengambil nyawa makhluk lain
Menjadi vegetarian juga melatih rasa bercukupan saat makan, jd lobha (ketamakan) bisa ditekan...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
sebentar sis..maaf,apakah hewan yang uda mati itu berarti terlepas apapun penyebab kematian?Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan..
misal ; kesetrum,tertabrak mobil..kalow di hutan mungkin kelinci tenggelam atow mati karena apa kan kita juga gak tau..terus kejelasan secara gamblang gimana?
hewan yang disembelih (jagal) tentu berbeda dengan hewan yang mati tanfa diketahui kapan dan penyebab kematian..
mohon penjelasan..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Emiliana wrote:Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan...Bukan hasil jagal, spt zaman skrg ini...Jadilah disarankan umat Buddhis jadi vegetarian, dan hrs diakui ini terinspirasi dari Hindu klo ga salah...
punten , Boleh saia benerin sis karena makan daging yang normal ya makan daging hewan yang sudah mati? bisa2 org bingung mikirnya emngnya yg laen klo makan daging, hewannya masih hidup? Gimana kalo kita benerin jadi
"Buddha tidak makan daging hewan yang beberapa saat sebelumnya masih hidup tpi setelah itu mati tpi sudah lama mati "
gimana? meski jdi lbih panjang byar ga pusing kan pembacanya
Emiliana wrote:
Namun ada bbrp alasan mengapa umat Buddhis patut vegetarian...
Semua makhluk merasa kengerian saat menghadapi kematian, jd jgn semudah itu mengambil nyawa makhluk lain
Menjadi vegetarian juga melatih rasa bercukupan saat makan, jd lobha (ketamakan) bisa ditekan...
tumbuhan juga makhluk hidup :3
brotherOON- SERSAN SATU
-
Posts : 105
Kepercayaan : Islam
Location : Lost World
Join date : 07.07.12
Reputation : 6
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Emiliana wrote:
Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan...Bukan hasil jagal, spt zaman skrg ini...Jadilah disarankan umat Buddhis jadi vegetarian, dan hrs diakui ini terinspirasi dari Hindu klo ga salah...
brotherOON wrote:
punten , Boleh saia benerin sis karena makan daging yang normal ya makan daging hewan yang sudah mati? bisa2 org bingung mikirnya emngnya yg laen klo makan daging, hewannya masih hidup? Gimana kalo kita benerin jadi
"Buddha tidak makan daging hewan yang beberapa saat sebelumnya masih hidup tpi setelah itu mati tpi sudah lama mati "
gimana? meski jdi lbih panjang byar ga pusing kan pembacanya
haha iya juga sih, tp sy rasa kebanyakan org paham maksud saya...sbb di mana2 yg namanya daging/produk hewani itu kan didapat dr pejagalan/penyembelihan/penangkapan idup2/bhs kasarnya pembunuhan...
setahu saya, di ajaran Buddha itu tumbuhan itu berbeda kategori dgn makhluk hdp seperti manusia dan hewan...dan klasifikasinya tentu berbeda dgn makhluk hidup spt di Biologi. Sila search sendiri... ^^tumbuhan juga makhluk hidup :3
Dan bila kita mengolah bagian2 tumbuh2an spt daun, buah, itu tdk mematikan si tumbuhan..malahan di Biologi dibilang buah itu kelebihan karbo yg diproduksi tumbuhan dari fotosintesis..klo kt petik buahnya malah kita 'meringankan' beban si tumbuhan, sekaligus membantu perkembangbiakan tumbuhan dgn biji yg ada di dalam buah tsb...
Terakhir diubah oleh Emiliana tanggal Thu May 30, 2013 5:57 pm, total 1 kali diubah
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Emiliana wrote: Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan..
abu hanan wrote:
sebentar sis..maaf,apakah hewan yang uda mati itu berarti terlepas apapun penyebab kematian?
misal ; kesetrum,tertabrak mobil..kalow di hutan mungkin kelinci tenggelam atow mati karena apa kan kita juga gak tau..terus kejelasan secara gamblang gimana?
hewan yang disembelih (jagal) tentu berbeda dengan hewan yang mati tanfa diketahui kapan dan penyebab kematian..
mohon penjelasan..
Yg jelas hewan yg tdk mati karena perbuatan/kehendak kt, dan konteks di sini adalah betul, kelinci yg meninggal secara natural di hutan...Pola makan vegetarian sy kira adalah hasil asimilasi dgn Hindu, namun spt sy katakan sebelumnya ada bbrp alasan mengapa vegetarian ini patut diterima Buddhis.
Kata Sang Buddha begini soal makan daging, "Jivaka, saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging tidak diijinkankan untuk dimakan: apabila dilihat, didengar atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) ... Saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging diijinkan untuk dimakan: ketika tidak dilihat, didengar, atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) ....”
dan utk lbh lengkapnya silakan mampir di sini:
http://dhammacitta.org/dcpedia/Pandangan_Sang_Buddha_Tentang_Makan_Daging_(Dhammavuddho)
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Emiliana wrote:Emiliana wrote:
Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan...Bukan hasil jagal, spt zaman skrg ini...Jadilah disarankan umat Buddhis jadi vegetarian, dan hrs diakui ini terinspirasi dari Hindu klo ga salah...
brotherOON wrote:
punten , Boleh saia benerin sis karena makan daging yang normal ya makan daging hewan yang sudah mati? bisa2 org bingung mikirnya emngnya yg laen klo makan daging, hewannya masih hidup? Gimana kalo kita benerin jadi
"Buddha tidak makan daging hewan yang beberapa saat sebelumnya masih hidup tpi setelah itu mati tpi sudah lama mati "
gimana? meski jdi lbih panjang byar ga pusing kan pembacanya
haha iya juga sih, tp sy rasa kebanyakan org paham maksud saya...sbb di mana2 yg namanya daging/produk hewani itu kan didapat dr pejagalan/penyembelihan/penangkapan idup2/bhs kasarnya pembunuhan...
Beberpa kenalan saya yang beragama buddha mereka makan daging sis,, Mohon pencerahan dan tanggapan atau pandangan sis tentang hal ini.. Singkat dan sederhana saja sis byar bisa sama2 mengerti hehe
brotherOON- SERSAN SATU
-
Posts : 105
Kepercayaan : Islam
Location : Lost World
Join date : 07.07.12
Reputation : 6
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Teman Anda itu kemungkinan besar termasuk Upasaka atau Upasika, yakni umat Buddha perumahtangga. Dan mungkin jg beliau masih belum ditahbiskan, alias masih agama KTP, spt sy. Tp untungnya sy sdh ada basic Buddhism..Ok, jadi peraturan Upasaka tentulah tdk seketat di Vinaya Pitaka (peraturan utk bhikku).
Tugas dan tanggung jwb seorang Upasaka (dan yang menganggap diri sbg siswa Sang Buddha) ialah berlindung kepada Buddha, Dahrma dan Ariya Sanggha, dan berjanji untuk memegang teguh 5 sila (pancasila). Yakni; 1. Bertekad menghindari pembunuhan makhluk hidup, 2. Bertekad menghindari pencurian, 3. Berteka d menghindari a-susila, 4. Bertekad menghindari berbohong, menipu, memfitnah dan omong kosong. Bertekad menghindari mabuk-mabukan (minum alkohol dan narkoba).
Saya tentu tdk mengatakan 'makan daging' itu baik, sebaliknya itu sdh melanggar sila I dr tekad kami, umat Buddhis. Namun:
-Menjadi umat Buddha yang baik dan benar sesuai Dharma tidak mudah.
-Menjadi Upasaka/sika yang yang baik dan benar sesuai Dharma tidak mudah.
-Menjadi bhikkhu yang yang baik dan benar sesuai Dharma juga tidak mudah.
Saya tdk bermaksud ngeles spt ini: "karena susah jd harap dimaklumi". Tapi tekad utk selalu mengembangkan perbuatan baik hrs dikembangkan, ada yang lambat laun ada yg cepat, yg psti siswa Buddha perlu belajar dan berjuang dalam praktik Dhamma keseharian.
PS: sy jg suka makan daging sampai saat ini T____T baru mulai mencoba menekan nafsu, sy tdk tau sampai usia berapa bs jd vegan atau mungkin tdk sama sekali...menjadi umat Buddhis awam tdk mengejar kehidupan suci spt bhikkhu, beberapa intisari kewajibannya spt berikut:
Kewajiban orang tua kepada anak :
a. Memintanya untuk tidak melakukan kejahatan.
b. Menganjurkan anaknya berbuat baik
c. Mengajarkan berbagai keterampilan
d. Memberikan pasangan yang cocok untuk dinikahi
e. Menyerahkan warisan pada waktu yang tepat.
Kewajiban anak kepada orang tua :
a. Menyokong mereka
b. Menjalankan kewajiban mereka
c. Menjaga keturunan keluarga
d. Berupaya menjaga warisan
e. Memberikan dana untuk menghormati sanak keluarga yang telah meninggal
Kewajiban guru kepada murid :
a. Melatih mereka dengan pelajaran terbaik
b. Mengajar muridnya hingga mahir
c. Mengajarkan setiap ilmu seni dan pengetahuan
d. Mengenalkan kepada teman dan rekan
e. Menjaga keselamatannya dalam berbagai hal
Kewajiban murid kepada guru :
a. Bangkit dari tempat
b. Menghadiri pelajarannya
c. Mendengarkan dengan penuh perhatian
d. Melayaninya
e. Menerima pelajaran dengan penuh rasa.
Kewajiban suami kepada istri :
a. Berlaku sopan terhadapnya
b. Tidak memandang rendah dirinya
c. Kesetiaan
d. Memberikannya hak untuk bertindak
e. Memberikan perhiasan-perhiasan kepadanya.
Kewajiban istri kepada suami :
a. Melakukan tugas-tugasnya dengan cara terbaik
b. Berlaku ramah terhadap orang-orang sekeliling
c. Setia
d. Melindungi segala harta benda
e. Tekun dan tidak malas dalam melaksanakan pekerjaannya
Kewajiban Teman kepada seseorang :
a. Melindungi ketika ia lengah
b. Menjaga hartannya ketika ia lengah
c. Menjadi tempat berlindung ketika ia merasa takut
d. Tidak meninggalkannya ketika ia berada dalam bahaya
e. Penuh perhatian terhadap anak-cucunya
Kewajiban seseorang terhadap teman :
a. Dengan kemurahan hati
b. Berbicara yang sopan
c. Memuji kebaikan-kebaikannya
d. Memperlakukan mereka sama seperti dirinya sendiri
e. Bersikap jujur
Kewajiban Majikan kepada pelayan :
a. Memberi tugas sesuai kemampuan
b. Memenuhi kebutuhan mereka dengan makanan dan upah
c. Merawat mereka ketika sakit
d. Berbagi pada kesempatan-kesempatan luar biasa
e. Membebastugaskan mereka pada waktu-waktu tertentu
Kewajiban Pelayan kepada majikan :
a. Bangun lebih pagi dari majikan
b. Tidur setelah majikan
c. Mengambil hanya apa yang diberikan
d. Melaksanakan tugas dengan memuaskan
e. Menyebarkan nama baik dan kemasyuran majikan
Kewajiban Bhikkhu pada upasaka/upasika :
a. Mencegahnya dapat perbuatan jahat
b. Menganjurkan berbuat baik
c. Mencintai dengan hati bersih
d Mengajarkan dan menjernihkan hal-hal yang belum diketahuinya.
e. Menunjukkan jalam ke alam surga
Kewajiban Upasaka/upasika pada Bhikkhu :
a. Dengan perbuatan kasih sayang
b. Dengan ucapan kasih sayang
c. Dengan pikiran kasih sayang
d. Selalu menyambut mereka
e. Memenuhi kebutuhan material.
Dan disarikan lg menjadi "Hindarilah semua tindakan buruk, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran semua Buddha."
(Sumber2: http://sudhammacaro.blogspot.com/2010/08/syarat-jadi-upasakasika-dan-tugas-serta.html
http://truthbuddha.blogspot.com/2006/02/kewajiban-seseorang-perumah-tangga.html)
Tugas dan tanggung jwb seorang Upasaka (dan yang menganggap diri sbg siswa Sang Buddha) ialah berlindung kepada Buddha, Dahrma dan Ariya Sanggha, dan berjanji untuk memegang teguh 5 sila (pancasila). Yakni; 1. Bertekad menghindari pembunuhan makhluk hidup, 2. Bertekad menghindari pencurian, 3. Berteka d menghindari a-susila, 4. Bertekad menghindari berbohong, menipu, memfitnah dan omong kosong. Bertekad menghindari mabuk-mabukan (minum alkohol dan narkoba).
Saya tentu tdk mengatakan 'makan daging' itu baik, sebaliknya itu sdh melanggar sila I dr tekad kami, umat Buddhis. Namun:
-Menjadi umat Buddha yang baik dan benar sesuai Dharma tidak mudah.
-Menjadi Upasaka/sika yang yang baik dan benar sesuai Dharma tidak mudah.
-Menjadi bhikkhu yang yang baik dan benar sesuai Dharma juga tidak mudah.
Saya tdk bermaksud ngeles spt ini: "karena susah jd harap dimaklumi". Tapi tekad utk selalu mengembangkan perbuatan baik hrs dikembangkan, ada yang lambat laun ada yg cepat, yg psti siswa Buddha perlu belajar dan berjuang dalam praktik Dhamma keseharian.
PS: sy jg suka makan daging sampai saat ini T____T baru mulai mencoba menekan nafsu, sy tdk tau sampai usia berapa bs jd vegan atau mungkin tdk sama sekali...menjadi umat Buddhis awam tdk mengejar kehidupan suci spt bhikkhu, beberapa intisari kewajibannya spt berikut:
Kewajiban orang tua kepada anak :
a. Memintanya untuk tidak melakukan kejahatan.
b. Menganjurkan anaknya berbuat baik
c. Mengajarkan berbagai keterampilan
d. Memberikan pasangan yang cocok untuk dinikahi
e. Menyerahkan warisan pada waktu yang tepat.
Kewajiban anak kepada orang tua :
a. Menyokong mereka
b. Menjalankan kewajiban mereka
c. Menjaga keturunan keluarga
d. Berupaya menjaga warisan
e. Memberikan dana untuk menghormati sanak keluarga yang telah meninggal
Kewajiban guru kepada murid :
a. Melatih mereka dengan pelajaran terbaik
b. Mengajar muridnya hingga mahir
c. Mengajarkan setiap ilmu seni dan pengetahuan
d. Mengenalkan kepada teman dan rekan
e. Menjaga keselamatannya dalam berbagai hal
Kewajiban murid kepada guru :
a. Bangkit dari tempat
b. Menghadiri pelajarannya
c. Mendengarkan dengan penuh perhatian
d. Melayaninya
e. Menerima pelajaran dengan penuh rasa.
Kewajiban suami kepada istri :
a. Berlaku sopan terhadapnya
b. Tidak memandang rendah dirinya
c. Kesetiaan
d. Memberikannya hak untuk bertindak
e. Memberikan perhiasan-perhiasan kepadanya.
Kewajiban istri kepada suami :
a. Melakukan tugas-tugasnya dengan cara terbaik
b. Berlaku ramah terhadap orang-orang sekeliling
c. Setia
d. Melindungi segala harta benda
e. Tekun dan tidak malas dalam melaksanakan pekerjaannya
Kewajiban Teman kepada seseorang :
a. Melindungi ketika ia lengah
b. Menjaga hartannya ketika ia lengah
c. Menjadi tempat berlindung ketika ia merasa takut
d. Tidak meninggalkannya ketika ia berada dalam bahaya
e. Penuh perhatian terhadap anak-cucunya
Kewajiban seseorang terhadap teman :
a. Dengan kemurahan hati
b. Berbicara yang sopan
c. Memuji kebaikan-kebaikannya
d. Memperlakukan mereka sama seperti dirinya sendiri
e. Bersikap jujur
Kewajiban Majikan kepada pelayan :
a. Memberi tugas sesuai kemampuan
b. Memenuhi kebutuhan mereka dengan makanan dan upah
c. Merawat mereka ketika sakit
d. Berbagi pada kesempatan-kesempatan luar biasa
e. Membebastugaskan mereka pada waktu-waktu tertentu
Kewajiban Pelayan kepada majikan :
a. Bangun lebih pagi dari majikan
b. Tidur setelah majikan
c. Mengambil hanya apa yang diberikan
d. Melaksanakan tugas dengan memuaskan
e. Menyebarkan nama baik dan kemasyuran majikan
Kewajiban Bhikkhu pada upasaka/upasika :
a. Mencegahnya dapat perbuatan jahat
b. Menganjurkan berbuat baik
c. Mencintai dengan hati bersih
d Mengajarkan dan menjernihkan hal-hal yang belum diketahuinya.
e. Menunjukkan jalam ke alam surga
Kewajiban Upasaka/upasika pada Bhikkhu :
a. Dengan perbuatan kasih sayang
b. Dengan ucapan kasih sayang
c. Dengan pikiran kasih sayang
d. Selalu menyambut mereka
e. Memenuhi kebutuhan material.
Dan disarikan lg menjadi "Hindarilah semua tindakan buruk, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran semua Buddha."
(Sumber2: http://sudhammacaro.blogspot.com/2010/08/syarat-jadi-upasakasika-dan-tugas-serta.html
http://truthbuddha.blogspot.com/2006/02/kewajiban-seseorang-perumah-tangga.html)
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
ada daging yang dibeli dari sembelihan,dan ini tidak termasuk dalam dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) ???Emiliana wrote:Emiliana wrote: Buddha makan daging, tapi daging hewan yg sudah mati, spt kelinci yg sdh mati di hutan..
abu hanan wrote:
sebentar sis..maaf,apakah hewan yang uda mati itu berarti terlepas apapun penyebab kematian?
misal ; kesetrum,tertabrak mobil..kalow di hutan mungkin kelinci tenggelam atow mati karena apa kan kita juga gak tau..terus kejelasan secara gamblang gimana?
hewan yang disembelih (jagal) tentu berbeda dengan hewan yang mati tanfa diketahui kapan dan penyebab kematian..
mohon penjelasan..
Yg jelas hewan yg tdk mati karena perbuatan/kehendak kt, dan konteks di sini adalah betul, kelinci yg meninggal secara natural di hutan...Pola makan vegetarian sy kira adalah hasil asimilasi dgn Hindu, namun spt sy katakan sebelumnya ada bbrp alasan mengapa vegetarian ini patut diterima Buddhis.
Kata Sang Buddha begini soal makan daging, "Jivaka, saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging tidak diijinkankan untuk dimakan: apabila dilihat, didengar atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) ... Saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging diijinkan untuk dimakan: ketika tidak dilihat, didengar, atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) ....”
dan utk lbh lengkapnya silakan mampir di sini:
http://dhammacitta.org/dcpedia/Pandangan_Sang_Buddha_Tentang_Makan_Daging_(Dhammavuddho)
karena penyembelih - menjual - lalu dibeli adalah rangkaian yang tidak terpisahkan dari "kepentingan"..
contoh;
sayah ingin makan daging ayam karena bila sembelih langsung maka sayah akan terkena karma maka sayah membeli dari penjual daging ayam yang membeli dari peternak ayam..
lha kan samah ajah "ada kepentingan INGIN yang terkait dengan ego"
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
iya makanya hampir semua daging hari ini dipastikan "dicurigai" telah disembelih khusus untuk kita, konsumen, pasar..., jd sy jg mendukung pola hidup vegetarian.
Ada ga daging yang ga dilihat, ga didenger, dan ga dicurigai tlh disembelih khusus utk kita? Ada, hewan yg udah mati sendirinya, ntah karena mati karena usia di hutan, sisa mangsa hewan lain di hutan, dll.
Dan sy pernah baca di satu buku, jenis daging spt inilah yg dimakan Siddartha ketika menjadi bhikkhu kelana.
Untuk perumahtangga, vegetarian lbh mudah diterapkan seandainya mereka bertekad kuat, beda halnya ama bhikkhu, yg hidup dr pindapatta atau makanan pemberian umat. Klo dicemplungin daging ke mangkok si bhiksu, ya bhiksu ga boleh nolak...yg kena karma buruknya si pemberi, bkn si bhiksu. Nah, makanya di sini perlu pengertian mendasar bagi si umat sendiri agar memberi makan "yang halal" pada si bhikkhu.
Begitulah kawan...
Ada ga daging yang ga dilihat, ga didenger, dan ga dicurigai tlh disembelih khusus utk kita? Ada, hewan yg udah mati sendirinya, ntah karena mati karena usia di hutan, sisa mangsa hewan lain di hutan, dll.
Dan sy pernah baca di satu buku, jenis daging spt inilah yg dimakan Siddartha ketika menjadi bhikkhu kelana.
Untuk perumahtangga, vegetarian lbh mudah diterapkan seandainya mereka bertekad kuat, beda halnya ama bhikkhu, yg hidup dr pindapatta atau makanan pemberian umat. Klo dicemplungin daging ke mangkok si bhiksu, ya bhiksu ga boleh nolak...yg kena karma buruknya si pemberi, bkn si bhiksu. Nah, makanya di sini perlu pengertian mendasar bagi si umat sendiri agar memberi makan "yang halal" pada si bhikkhu.
Begitulah kawan...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
sayah pikir uda cukup terobati rasa penasaran terkait daging wal gak daging menurut buddha melalu trit ini..
@TS
trims telah membuka wacana baru
@sis emil
trims atas penjelasannyah dan kita lanjutin obrolan di sebelah2..karena di sini sayah uda cukup..
salam dan menyenangkan bila kopi sayah adalah dari buatan anda..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Emiliana wrote:
setahu saya, di ajaran Buddha itu tumbuhan itu berbeda kategori dgn makhluk hdp seperti manusia dan hewan...dan klasifikasinya tentu berbeda dgn makhluk hidup spt di Biologi. Sila search sendiri... ^^
Dan bila kita mengolah bagian2 tumbuh2an spt daun, buah, itu tdk mematikan si tumbuhan..malahan di Biologi dibilang buah itu kelebihan karbo yg diproduksi tumbuhan dari fotosintesis..klo kt petik buahnya malah kita 'meringankan' beban si tumbuhan, sekaligus membantu perkembangbiakan tumbuhan dgn biji yg ada di dalam buah tsb...
iya dari search2 juga sepertinya tumbuhan adalah benda hidup dan bukan makhluk hidup karena tidak memiliki perasaan (?) meski penelitian mengatakan bahwa tumbuhan juga bereaksi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Tapi ada juga argumen2 (maaf saya ga tau istilahnya apa untuk ini) lain yang menyebut bahwa tumbuhan juga makhluk hidup seperti
Dalam Sutta-Nipata, Buddha menyebutkan klasifikasi berbagi makhluk hidup, yang ternyata juga memasukkan kategori tumbuh-tumbuhan! Sedangkan dalam Gilana Sutta juga disebutkan : "That was because garden devas, forest devas, tree devas, and devas inhabiting herbs, grasses, & forest giants have assembled and said to me:...".
Ven. Thich Nhat Hanh menyebutkan bahwa sila pertama tidak membunuh juga berlaku pada tumbuhan juga. Dalam Vajracchendika Prajnaparamita Sutra, menurut Ven.Thich Nhat Hanh, disebutkan bahwa sebenarnya tidak mungkin kita dapat memastikan mana yang mempunyai kesadaran dan mana yang tidak berkesadaran(dan ini tampaknya terbukti dengan adanya kasus tumbuhan). Bahkan dalam tradisi Mahayana, terutama sekte Tian Tai(Tendai)dikatakan bahwa benda mati dan tumbuhan bahkan dapat menjadi Buddha. Tentunya hal ini berkaitan dengan apa yg dinamakan dlm Mahayana Sifat Asli Buddha atau Buddha Nature.
dll dan sebagainya. Nah sis yang saya pengen tau apakah perbedaan mengenai tumbuhan itu makhluk hidup atau bukan adalah persoalan kritis?
mengenai mengolah daun/buah yg tidak mematikan tumbuhan, sis pernah liat gimana orang memanen padi atau tebu? Atau gimana orang memanen ubi/kentang/wortel dsb? itu mematikan tumbuhannya kok sis hehe
Teman Anda itu kemungkinan besar termasuk Upasaka atau Upasika, yakni umat Buddha perumahtangga. Dan mungkin jg beliau masih belum ditahbiskan, alias masih agama KTP, spt sy. Tp untungnya sy sdh ada basic Buddhism..Ok, jadi peraturan Upasaka tentulah tdk seketat di Vinaya Pitaka (peraturan utk bhikku).
Tugas dan tanggung jwb seorang Upasaka (dan yang menganggap diri sbg siswa Sang Buddha) ialah berlindung kepada Buddha, Dahrma dan Ariya Sanggha, dan berjanji untuk memegang teguh 5 sila (pancasila). Yakni; 1. Bertekad menghindari pembunuhan makhluk hidup, 2. Bertekad menghindari pencurian, 3. Berteka d menghindari a-susila, 4. Bertekad menghindari berbohong, menipu, memfitnah dan omong kosong. Bertekad menghindari mabuk-mabukan (minum alkohol dan narkoba).
Saya tentu tdk mengatakan 'makan daging' itu baik, sebaliknya itu sdh melanggar sila I dr tekad kami, umat Buddhis. Namun:
-Menjadi umat Buddha yang baik dan benar sesuai Dharma tidak mudah.
-Menjadi Upasaka/sika yang yang baik dan benar sesuai Dharma tidak mudah.
-Menjadi bhikkhu yang yang baik dan benar sesuai Dharma juga tidak mudah.
Saya tdk bermaksud ngeles spt ini: "karena susah jd harap dimaklumi". Tapi tekad utk selalu mengembangkan perbuatan baik hrs dikembangkan, ada yang lambat laun ada yg cepat, yg psti siswa Buddha perlu belajar dan berjuang dalam praktik Dhamma keseharian.
PS: sy jg suka makan daging sampai saat ini T____T baru mulai mencoba menekan nafsu, sy tdk tau sampai usia berapa bs jd vegan atau mungkin tdk sama sekali...menjadi umat Buddhis awam tdk mengejar kehidupan suci spt bhikkhu, beberapa intisari kewajibannya spt berikut:
saya potong dolo di sini
wah sis temen2 saya klo lgi sincia makan breng kluarga besarnya ya psti lengkap itu sis smua wkwkwk (sering uplot foto2 soalna),, berarti pada dasarnya itu hanya ktp aja gtu ya sis bisa dibilang mereka ga dapet dasar ajaran mereka sendiri gtu?
Nah menarik nih sis masih makan daging ternyata dan bahkan berkata bahwa mungkin akan makan daging terus sampai akhir hayat. Kalau boleh tahu memang konsekuesinya ga berat ya sis kalo melanggar?
brotherOON- SERSAN SATU
-
Posts : 105
Kepercayaan : Islam
Location : Lost World
Join date : 07.07.12
Reputation : 6
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Saya lebih ke pendirian bahwa penggolongan tumbuh2an beda dengan manusia dan hewan. Kalau tidak memakan tumbuh2an, bagaimana lagi manusia dpt bertahan hidup secara yg bs memproduksi makanan itu cuman tumbuh2an..Persoalan ini bs kritis- bs tidak kritis, dan dpt Anda bandingkan dengan sharing di vihara bertahun2 yg lalu ini:
- Bhiksuni, apakah minum air itu dosa? Karena dengan mendidihkan air sebenarnya kt sdh membunuh mikroorganisme...Atau apakah minum obat anti-cacingan itu dosa?
Jawaban sang bhiksuni: Kamu lbh sayang cacing dalam perutmu, atau kamu sendiri?
maaf, klo jwban sy segitu aja..krn pake konsep "realistis" aja...
Sy cuman blg kemungkinan besar klo mrk agama KTP dan/atau belum paham basic Buddhisme. Tradisi sincia adlh tradisi tionghoa, dan ini memang berbenturan sdkt dgn ajaran Buddha yg ga boleh foya2 (karena tionghoa itu akan makan besar pd Sa Cap Meh, H-1 Imlek) sehingga menimbulkan satu hari penuh kengerian pd hewan yg akan disembelih...
Yang masih memilih makan daging, tentu saja ini dosa...dalam aliran Mahayana malah ini dikatakan karma terburuk, yg didapat dari perbuatan membunuh. Yah tapi mo gimana lagi, emang susah mw jadi vegan murni...fokus Upasaka cuman ke kehidupan sosial yg rukun, sejahtera, dan lagi ada karma-karma baik yg bisa dikumpulkan utk membantu kita terlahir lagi sebagai manusia dan dapat berjumpa dengan ajaran Buddha lagi, ini adlh sebetulnya harapan realistis Upasaka/Upasika.
Hanya saja sy yakin bagi org yg benar tekun menjalankan Jalan Mulia Berfaktor Delapan, perlahan2 jiwa welas asihnya akan muncul, dengan sendirinya enggan makan daging..Jadi, apakah sy tekun masuk di Jalan Mulia Berfaktor Delapan? Dikatakan tekun, tdk. Dikatakan tdk melaksanakan semua, jg tdk...karena sy msh suka emosian, suka ngomongin org, berkata2 kosong, pengen kaya...Yah gitulah bro...semuanya masih proses...
- Bhiksuni, apakah minum air itu dosa? Karena dengan mendidihkan air sebenarnya kt sdh membunuh mikroorganisme...Atau apakah minum obat anti-cacingan itu dosa?
Jawaban sang bhiksuni: Kamu lbh sayang cacing dalam perutmu, atau kamu sendiri?
maaf, klo jwban sy segitu aja..krn pake konsep "realistis" aja...
wah sis temen2 saya klo lgi sincia makan breng kluarga besarnya ya psti lengkap itu sis smua wkwkwk (sering uplot foto2 soalna),, berarti pada dasarnya itu hanya ktp aja gtu ya sis bisa dibilang mereka ga dapet dasar ajaran mereka sendiri gtu?
Nah menarik nih sis masih makan daging ternyata dan bahkan berkata bahwa mungkin akan makan daging terus sampai akhir hayat. Kalau boleh tahu memang konsekuesinya ga berat ya sis kalo melanggar?
Sy cuman blg kemungkinan besar klo mrk agama KTP dan/atau belum paham basic Buddhisme. Tradisi sincia adlh tradisi tionghoa, dan ini memang berbenturan sdkt dgn ajaran Buddha yg ga boleh foya2 (karena tionghoa itu akan makan besar pd Sa Cap Meh, H-1 Imlek) sehingga menimbulkan satu hari penuh kengerian pd hewan yg akan disembelih...
Yang masih memilih makan daging, tentu saja ini dosa...dalam aliran Mahayana malah ini dikatakan karma terburuk, yg didapat dari perbuatan membunuh. Yah tapi mo gimana lagi, emang susah mw jadi vegan murni...fokus Upasaka cuman ke kehidupan sosial yg rukun, sejahtera, dan lagi ada karma-karma baik yg bisa dikumpulkan utk membantu kita terlahir lagi sebagai manusia dan dapat berjumpa dengan ajaran Buddha lagi, ini adlh sebetulnya harapan realistis Upasaka/Upasika.
Hanya saja sy yakin bagi org yg benar tekun menjalankan Jalan Mulia Berfaktor Delapan, perlahan2 jiwa welas asihnya akan muncul, dengan sendirinya enggan makan daging..Jadi, apakah sy tekun masuk di Jalan Mulia Berfaktor Delapan? Dikatakan tekun, tdk. Dikatakan tdk melaksanakan semua, jg tdk...karena sy msh suka emosian, suka ngomongin org, berkata2 kosong, pengen kaya...Yah gitulah bro...semuanya masih proses...
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Emiliana ini bener2 aneh, ketika dikritik sok2an ngomong keras kepala seakan dirinya udah baik, udah sempurna
tapi kalo mau ditawarin tinggi2 dgn sok2an merendah diri seakan dirinya belum sempurna
sungguh munafik sekali
tapi kalo mau ditawarin tinggi2 dgn sok2an merendah diri seakan dirinya belum sempurna
sungguh munafik sekali
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Kapan ya aku meninggi2kan diriku sendiri? Seakan udah baik dan sempurna?
Setahuku, di thread fitnahanmu, aku mengaku diriku sbg manusia yg ada celah, sama spt engkau, jd engkau tak berhak menghakimiku. Dan ini diamini oleh Admin yg segera meng-Tong-Sampahkan thread kamu. Kalau kata2 bijakku ini begitu menggugahmu, sampai kesannya aku org yang sempurna, maka sy cuma bs ucapkan Thank You
Setahuku, di thread fitnahanmu, aku mengaku diriku sbg manusia yg ada celah, sama spt engkau, jd engkau tak berhak menghakimiku. Dan ini diamini oleh Admin yg segera meng-Tong-Sampahkan thread kamu. Kalau kata2 bijakku ini begitu menggugahmu, sampai kesannya aku org yang sempurna, maka sy cuma bs ucapkan Thank You
Emiliana- SERSAN MAYOR
-
Posts : 258
Kepercayaan : Budha
Location : apa penting
Join date : 04.05.13
Reputation : 5
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
Istilah "thread fitnahan" dan "meng-Tong-Sampahkan thread" yg kau pakai sudah cukup menggambarkan sifat tinggi hatimu. seakan dirimu gak pernah sedikitpun berbuat salah sehingga dengan sok2an menuduh org lain.Emiliana wrote:Kapan ya aku meninggi2kan diriku sendiri? Seakan udah baik dan sempurna?
Setahuku, di thread fitnahanmu, aku mengaku diriku sbg manusia yg ada celah, sama spt engkau, jd engkau tak berhak menghakimiku. Dan ini diamini oleh Admin yg segera meng-Tong-Sampahkan thread kamu. Kalau kata2 bijakku ini begitu menggugahmu, sampai kesannya aku org yang sempurna, maka sy cuma bs ucapkan Thank You
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Amagandhā & Buddha Kassapa
trit closed
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Similar topics
» Kebengkalaian Sang Buddha
» Ajaran Buddha Tidaklah Menolong
» Inti Ajaran Buddha
» Buddha VS Konghucu Rebutan Kelenteng
» Dilemma Umat Buddha
» Ajaran Buddha Tidaklah Menolong
» Inti Ajaran Buddha
» Buddha VS Konghucu Rebutan Kelenteng
» Dilemma Umat Buddha
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik